Random Sampling

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genetika adalah ilmu yang mempelajari cara indvidu menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunanya, baik sifat-sifat nampak (fenotipa) ataupun sifat-sifat yang tidak nampak (genotipa). Sifat menurun itu dipindahkan pada keturunanya melalui unit-unit keturunan yang terkenal dengan nama gen. Gen diwariskan dari parental kepada keturunanya melalui gamet-gamet. Karena individu dengan genotype Rr adalah merupakan alelnya,dengan demikian R dibut alel r atau sebaliknya. Jadi anggota dari satu pasang gen yang terdapat pada suatu tempat disebut alel. Individu yang susunan genetisnya berlainan disebut heterozigot (Rr), sedang yang susunan genetisnya sama disebut homozigot (RR atau rr). Perkawinan atau persilangan genotip yang berbeda- beda menyebabkan timbulnya teori kemungkinan. Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe persilangan genotip yang

description

n

Transcript of Random Sampling

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Genetika adalah ilmu yang mempelajari cara indvidu menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunanya, baik sifat-sifat nampak (fenotipa) ataupun sifat-sifat yang tidak nampak (genotipa). Sifat menurun itu dipindahkan pada keturunanya melalui unit-unit keturunan yang terkenal dengan nama gen.Gen diwariskan dari parental kepada keturunanya melalui gamet-gamet. Karena individu dengan genotype Rr adalah merupakan alelnya,dengan demikian R dibut alel r atau sebaliknya. Jadi anggota dari satu pasang gen yang terdapat pada suatu tempat disebut alel. Individu yang susunan genetisnya berlainan disebut heterozigot (Rr), sedang yang susunan genetisnya sama disebut homozigot (RR atau rr).

Perkawinan atau persilangan genotip yang berbeda-beda menyebabkan timbulnya teori kemungkinan. Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe persilangan genotip yang berbeda-beda. Untuk menentukan seberapa besar kemungkinan tersebut maka digunakan suatu metode yaitu metode chi kuadrat. Metode chi kuadrat adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan-persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis.

Seringkali percobaan perkawinan yang kita lakukan menghasilkan keturunan yang tidak sesuai dan benar dengan hukum Mendel. Kejadian ini biasanya menyebabkan kita bersikap ragu-ragu, apakah penyimpangan yang terjadi itu karena kebetulan saja ataukah karena memang ada faktor lain. Maka dari itu kita akan melakukan praktikum untuk mengetahui pembenaran hukum Mendell yang sesuai atai tidak sesuai dengan gen yang diwariskan dari tetuanya.

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan ini untuk menentukan kemungkinan dan menghitung kemungkinan yang terjadi pada persilangan.1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk dapat membuat batasan kemungkinan dan menghitung kemungkinan terjadinya suatu peristiwa, untuk dapat menjelaskan metode chi kuadrat dan penggunaanya, menjelaskan dasar-dasar untuk menerima atau menolak hipotesis, dan untuk mengetahui sampai seberapakah tiruan persilangan antara individu yang heterozigot pada salah sat gennya mendekati kebenaran hukum mendel.

Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dan sebagai bahan pembanding antara teori dengan praktikum di lapangan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan diteliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus data suatu populasi (Ibrahim, 2011).

Agar penelitian yang dilakukan terhadapsampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan teknik pengambilan sampel. Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu sampel acak atau random sampling dan sampel tidak acak atau non random. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimakud dengan non random sampling adalah setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel (Rozani, 2003).

Dua jenis teknik pengambilan sampel diatas mepunyai tujuan yang berbeda. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun, jika peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel diambil secara tidak acak (Ibrahim, 2011).

2.2 Chi-Kuadrat

Chi-kuadrat adalah uji nyata apakah data yang diperoleh benar menyimpang dari nisbah yang diharapkan tidak secara kebetulan. Perbandingan yang diharapkan berdasarkan pemisahan alel secara bebas, pembuatan gamet secara rambang dan terjadi segregasi sempurna (Suryo, 1990).

Adapun rumus dari Chi-Kuadrat yakni:

Dimana x2= nilai Chi-Kuadrato= banyaknya yang didapat

e= banyaknya yang diharapkan

o-e= penyimpangan

Dalam genetika Chi-Kuadrat sering kali kita gunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh dari suatu percobaan itu sesuai dengan ratio yang kita hrapkan atau tidak. Di dalam suatu percobaan jarang sekali kita memperoleh data yang sesuai dengan yang kita harapkan (secara teoritis). Hampir selalu terjadi penyimpangan yang kecil relative dapat diterima pada penyimpangan besar. Selain itu apabila penyimpangan tersebut semakin sering terjadi dapat dikatakan semakin normal dan cenderung lebih dapat diterima dari penyimpangan yang terjadi. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar penyimpangan itu dapat kita terima dan seberapa sering terjadinya atau besar peluang terjadinya, jawabanya dapat dicari dengan uji Chi-kuadrat.

Menurut Suryo (1990), ada lima langkah yang perlu dikerjakan dalam hal menggunakan analisis Chi-kuadrat yaitu; 1). Hitung chi-kuadrat dari masing-masing percobaan tanpa menggunakan koreksi Yates terhadap derajat karena hanya chi-kuadrat yang tidak dikoreksi yang bersifat aditif. 2). Jumlahkan nilai chi-kuadrat dan derajat bebas dari masing-masing percobaan, disebut chi-kuadrat total, 3). Data pengamatan dari masing-masing percobaan dijumlahkan kemudian dihitung chi-kuadrat dari gabungan data tersebut, 4). Kurangi chi-kuadrat total dengan chi-kuadrat gabungan untuk mendapatkan chi-kuadrat homogenitas. Juga derajat bebas total dikurangi derajat bebas gabungan untuk memperoleh derajat bebas homogenitas, 5). Tentukan jenjang nyata chi-kuadrat homogenitas dengan menggunakan daftar chi-kuadrat untuk menentukan apakah percobaan tersebut homogen.

Dalam analisis chi-kuadrat semakin tinggi nilai yang diperoleh dari percobaan, maka percobaan tersebut penyimpangannya nyata atau semakin besar. Sebaliknya semakin kecil nilai yang diperoleh (mendekati nol) maka penyimpangan tidak nyata atau semakin kecil (Suryo, 1990).

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum perbandingan genetika tiruan dengan random sampling dilaksanakan dilaboratorum di Budidaya 1, Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar pada hari Sabtu 30 maret 2013 pada pukul 14.30 WITA sampai selesai.3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah amplop coklat, kalkulator dan alat tulis menulis. Adapun bahan yang digunakan yaitu 400 biji jagung (200 jagung kuning dan 200 jagung putih).

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini antara lain :1. Menyediakan alat dan bahan.2. mengisi amplop dengan 400 biji jagung (200 kuning dan 200 putih).3. mengocok amplop sehingga biji yang ada didalamnya tercampur merata untuk mendapatkan hasil yang homogen.4. buat 40 zigot, 80 zigot dan 120 zigot. Cara membuatnya adalah dari amplop dipungut dua biji jagung secara acak (buta).5. masukkan kembali kedalam tempatnya. sebelum mengambil biji jagung selanjutnya harus dikocok ulang.BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan percobaan yang dilakuakan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

4.1.1 Monohibrida. Fenotife

Tabel 7. Hasil Perhitungan Ratio Fenotife F2 Monohibrid, Ulangan 40 kali

Kelas(o)(e)(o-e)d2/o

Kuning323032-30 = 24/30 = 0,133

Putih8108-10 = -24/10 = 0,43

Jumlah404000,543

Sumber : Data primer yang telah diolah.Tabel 8. Hasil Perhitungan Ratio Fenotife F2 Monohibrid, Ulangan 80 kali

Kelas(o)(e)(o-e)d2/o

Kuning656065-60 = 525/60 = 0,4167

Putih152015-20 = -525/20 = 1,25

Jumlah808001,6667

Sumber : Data primer yang telah diolah.Tabel 9. Hasil Perhitungan Ratio Fenotife F2 Monohibrid, Ulangan 120 kali

Kelas(o)(e)(o-e)d2/o

Kuning989098-90 = 864/90 = 0,711

Putih223022-30 = -864/30 = 2,133

Jumlah12012002,844

Sumber : Data primer yang telah diolah.b. Genotipe

Tabel 10. Hasil Perhitungan Ratio Genotipe Monohibrid, Ulangan 40 kaliKelas(o)(e)(o-e)d2/o

KK121012-10 = 24/10 = 0,4

Kk202020-20 = 0-

Kk8108-10 = -24/10 = 0,4

Jumlah404000,8

Sumber : Data primer yang telah diolah.Tabel 11. Hasil Perhitungan Ratio Genotipe Monohibrid, Ulangan 80 kaliKelas(o)(e)(o-e)d2/o

KK242024 - 20 = 416/20 = 0,8

Kk414041- 40 = 11/40 = 0,025

Kk152015 20 = -525/20 = 1,25

Jumlah808002,075

Sumber : Data primer yang telah diolah.Tabel 12. Hasil Perhitungan Ratio Genotipe Monohibrid, Ulangan 120 kaliKelas(o)(e)(o-e)d2/o

KK443044 30 = 14196/30 = 6,533

Kk546054 60 = -636/60 = 0,6

Kk223022 30 = -864/30 = 1,882

Jumlah12012009,266

Sumber : Data Primer yang telah diolah.4.1.2 Dihibrid

Tabel 13. Hasil Perhitungan Ratio Fenotipe F2 Dihibrid Ulangan 40 Kali

KelasBanyak Yang

di dapat (o)Banyak yang

diharapkan (e)Penyimpangan

( o-e)d2/e

Merah Bulat2522,52,50,2778

Pink Bulat67,51,50,3

Merah Lonjong67,5-1,50,3

Pink Lonjong32,50,50,1

Jumlah4040-0,9778

Sunber : Data primer yang telah diolah.Tabel 14. Hasil Perhitungan Ratio Fenotipe F2 Dihibrid, Ulangan 80 Kali

KelasBanyakYang

di dapat (o)Banyak yang

diharapkan (e)Penyimpangan

( o-e)d2/e

Merah Bulat494549 45 = 40,3556

Pink Bulat181518 15 = 30,6

Merah Lonjong101510 15 = -51,667

Pink Lonjong353 5 = -20,8

Jumlah808003,4226

Sumber : Data primer yang telah diolah.Tabel 15. Hasil Perhitungan Ratio Fenotipe F2 Dihibrid, Ulangan 120 Kali

KelasBanyakYang

di dapat (o)Banyak yang

diharapkan (e)Penyimpangan

( o-e)d2/e

Merah Bulat6667,566 67,5 = -1,50,033

Pink Bulat3022,530 22,5 = 7,50,5

Merah Lonjong1622,516 22,5 = -6,51,877

Pink Lonjong87,58 7,5 = 0,50,033

Jumlah12012004,443

Sumber : Data primer yang telah diolah.4.2 Pembahasan

Pada monohibrid, pengambilan sampel 40 kali eks-kuadrat 0,8