rancangan__mesin__listrik

download rancangan__mesin__listrik

of 59

description

Tentang sebuah rancangan mesin listrik

Transcript of rancangan__mesin__listrik

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    RANCANGAN MESIN LISTRIK

    Rotor Motor Induksi satu Phase

    Jenis rotor yang banyak digunakan untuk motor induksi yaitu rotor

    sangkar. Pada prinsipnya rotor sangkar tersusun dari batang-batang

    konduktor yang kedua ujungnya disatukan oleh cincin yang dibuat

    dari bahan konduktor pula sehingga bentuknya seperti sangkar.

    a. Prinsip rotor sangkar b. Plat dari rotor

    Pada gambar diatas sumbu tidak digambarkan, demikian juga

    badan rotor digambarkan terpisah. Badan rotor terdiri dari plat yang

    berlapis lapis. Dari luar motor sangkar terlihat hanya seperti silinder

    yang pejal. Untuk pendingin dari motor pada bagian tepi dari rotor

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    dilengkapi dengan daun- daun kipas sehingga bila rotor terputar aliran

    udara akan membantu mendinginkan motor. Susunan

    dari batang- batang konduktor ada yang sejajar dengan sumbu (poros),

    kadang- kadang ada yang tidak sejajar dengan sumbu, ada miring

    (skew).

    Motor phase belah (Split Phase Motor)

    Motor phase belah mempunyai kumparan utama dan kumparan

    bantu yang letaknya bergeser 90o listrik dan disambung paralel

    a. b.

    c.

    Keterangan

    Kumparan

    bantu

    Kumparan

    utama

    Celah

    Udara

    i

    iu

    Kumparan

    Utama

    Kumparan

    Bantu

    O Ib

    I Iu

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    a. Letak kumparan utama dan kumparan bantu pada stator

    b. Bagian hubungan kumparan utama dan kumparan bantu

    c. Diagram vektor

    Keterangan gambar :

    Iu = Arus pada kumparan utama (Amp)

    Ib = Arus pada kumparan sekunder (Amp)

    I = Arus pada motor (Amp)

    V = Tegangan pada motor (Volt )

    Seperti yang terlihat pada gambar diatas, bahwa letak kumparan utama

    dan kumparan bantu bergeser 900 listrik.

    Selain itu, diusahakan agar arus pada kedua kumparan bergeser

    sebesar mungkin (teoritis 900L) dengan demikian seolah- olah sepserti

    dua phase. Dua arus dalam kumparan inilah yang akan menimbulkan

    medan magnet berputar dan menyebabkan motort berputar sendiri (self

    starting).

    Pada motor phase belah, kumparan utama mempunyai tahanan murni

    rendah dan reaktansi tinggi. Sebaliknya kumparan bantu mempunyai

    tahanan tahanan murni tinggidan reaktansinya rendah. Tahanan murni

    kumparan bantu dapat dipertinggi dengan menambah R yang

    disambung seri dengannya atau menggunakan kumparan dengan

    kawat yang diameternya sangat kecil. Untuk memutuskan arus pada

    kumparan bantu dilengkapi dengan saklar pemutus S yang

    dihubungkan seri terhadap kumparan bantu. Alat ini akan secara

    otomatis memutuskan kumparan bantu setelah motor mencapai 75%

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    dari kecepatan penuh. Pada motor phase belah yang dilengkapi saklar

    pemutus kumparan bantu, biasanya yang dipakai saklar centrifugal.

    A. Motor kapasitor

    1. Motor Starting Kapasitor

    Pada motor kapasitor pergeseran phase antara Iu dan Ib

    didapatkan dengan memasang sebuah kapasitor yang dipasang seri

    terhadap kumparan bantunya.

    CS

    Ib

    Iu

    Ib

    V

    I

    Iu

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Gbr.2. Bagan rangkaian motor kapasitor dan diagram vektor Iu dan Ib.

    Keterangan gambar : Iu = Arus pada kumparan utama (Amp)

    Ib = Arus pada kumparan sekunder (Amp)

    I = Arus pada motor (Amp)

    V = tegangan pada motor (Volt )

    Kondensator yang dipakai umumnya kondensator elektrolit.

    Pemasangannya diletakkan pada motor sebagai bagian yang dapat

    dipisahkan. Kondensator start direncanakan khusus untuk waktu

    singkat dan tiap jam hanya 20 kali pemakaian (star capasitor motor).

    Pada start capasitor motor, bila putaran motor mencapai 75% dari

    kecepatan penuh, saklar otomatis S terbuka dan memutuskan arus

    kumparan bantu dan kondensator dari sumbernya, sehingga hanya

    kumparan utama yang dialiri arus.

    Pada gambar.2 terlihat, bahwa Iu terbelakang/ ketinggalan

    terhadap sumbu V, sedangkan Ib mendahului terhadap tegangan

    sumber V. Pergeseran phase antara Iu dan Ib sekitar 800. Pada motor

    phase belah pergeseran phase antara V dan I 300. Motor kapasitor

    banyak digunakan pada motor kipas angin, kompresor pada kulkas,

    motor pompa air, dan sebagainya.

    A. B.

    CS

    Ib

    Iu Sumber

    Cen. Sw

    Start

    CS

    Ib

    Iu Sumber

    Cen. Sw

    Start

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Gbr. A Capasitor Start Motor Dengan Reverse

    Gbr. B. Capasitor Start Motor Dengan Forward

    2. Motor Starting dan Running Kapasitor (Permanent Capasitor Motor)

    Pada dasarnya motor ini sama dengan capasitor start motor,

    hanya di sini kumparan bantu dan kapasitor selalu dihubungkan

    dengan jala- jala (tanpa saklar otomatis).

    Keuntungan motor ini adalah:

    1. Mempertinggi kemampuan motor dari beban lebih

    2. Mempertinggi cos (faktor daya)

    3. Mempertinggi rendamen ( )

    4. Putaran motor halus.

    Motor induksi starting dan running kapasitor terdiri dari dua jenis

    berdasarkan jumlah kapasitor yang digunakan :

    1. Kapasitor yang digunakan pada rangkaian motor hanya Satu

    2. Kapasitor yang digunakan pada rangkaian motor dua, dimana waktu

    start kapasitor yang digunakan yang kapasitasnya tinggi sedangkan

    pada waktu jalan yang digunakan adalah yang kapasitasnya rendah.

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Kemudian dalam merencanakan suatu motor induksi, ada beberapa

    yang harus diperhatikan dalam perencanaan suatu motor induksi yaitu

    faktor teknis dan faktor ekonomis, oleh sebab itu di dalam perencanaan

    konstruksi motor ini diupayakan mempunyai biaya produksi, biaya

    operasional dan biaya pemeliharaan seminimal mungkin tanpa

    mengabaikan aspek teknisnya.

    Dalam pandangan teknis, aspek penampilan konstruksi harus

    mendapatkan perhatian secara menyeluruh, terutama menyangkut

    kejenuhan magnet, fluks bocor dan rugi-rugi, karena hal tersebut sangat

    mempengaruhi karakteristik serta efektivitas dan efisiensi dari motor yang

    akan direncanakan. Kita harus senantiasa mengacu pada standarisasi yang

    telah dikeluarkan oleh International Elektro Technical Commision (IEC)

    terhadap pembebanan spesifik, yaitu ;

    1. Pembebanan magent spesifik (Bav) dari motor induksi adalah 0,4

    0,5 Wb/m2.

    2. Kerapatan fluks pada gigi stator adalah 1,3 1,7 Wb/m2.

    3. Kerapatan arus pada penghantar (s) adalah 3 8 A/mm2.

    4. Pembebanan listrik spesifik (ac) adalah 100 450 A.llt/cm.

    5. Konstanta belitan terdistribusi (Kw) adalah 0,95.

    Perencanaan motor induksi 1 phasa 2 kutub terdiri dari ;

    1. Perencanaan ukuran utama.

    2. Perencanaan stator.

    3. Perencanaan belitan stator.

    4. Perencanaan rotor.

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    BAB II

    DESAIN STATOR

    Desain stator pada suatu motor induksi dibuat dengan cara yang

    sama dengan desain jangkar pada motor atau generator sejenis. Tegangan

    yang dihasilkan pada putaran stator adalah

    tNkpCw E = Volt per fase (170)

    60 108

    Dimana :

    t : fluks total hipotikal

    n : putaran

    N : urutan penghantar dalam setiap fasa

    Kp : faktor kisar

    Cw : konstanta kumparan

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Sebuah pembagian/distribusi fluks gelombang sinus pada umumnya

    dipakai untuk motor induksi, karena putaran stator yang telah didistribusikan

    menghasilkan suatu fluks celah udara yang sangat sinusoidal Kedua faktor

    tersebut masing-masing adalah 1.11 dan 0.637 pada gelombang sinus yang

    dihasilkan adalah 0.956 untuk 3 fase putaran dan 0.91 untuk 2 fase

    perputaran. Putaran tetap adalah

    Cw = fbfdkd = 1.11 0.637 X 0.956 = 0.677 untuk 3 fase,

    Cw = fbfdkd = 1.11 0.637 X 0.91 = 0.643 untuk 2 fase.

    Dimana :

    Fb : faktor bentuk

    Fd : faktor distribusi fluks pada celah udara

    Kd : faktor distribusi kumparan

    Tegangan yang dihasilkan dalam sebuah koil/gulungan sebanding

    dengan sinus setengah sudut dimana koil tersebut membentang. Sinus

    setengan sudut bentang koil tersebut disebut sebagai faktor chord.

    kp = sin (P 900). Pada tegangan tertentu maka fluks total adalah

    E 60 108

    t = nNkpCw Pada persamaan ini, E adalah tegangan yang dihasilkan per fase

    dan sama dengan tegangan terminal per fase waktu (1 per unit Im X per

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    unit X1). Hasil Im per unit dan X1 pada umunya antara limit 0.02 dan 0.04

    dan bisa mencapai 0.03 untuk desain pada umumnya. Maka E = Er X 0.97.

    Penghitungan sirkuit motor induksi magnetis seringkali lebih tepat

    dilakukan dengan menggunakan fluks per kutub dengan total fluks, dan

    frekuensi dari rpm sejenis. Fluks per kutub adalah

    fd = p 2 X 60 X f

    Dengan mengganti persamaan diatas untuk t dan untuk rpm sebanding,

    Er X 0.97 X 108 =

    2.22Nfkpkd Dimana :

    Er : Tegangan rotor diantara slip ring

    Keluaran konstan. Jika E adalah tegangan terminal per fase,

    keluaran/output dari sebuah motor induksi adalah

    EIm eff. PF hp. = tenaga kuda 746

    tnNkpCw E = volt, kira-kira.

    60 108 Dimana :

    E : tegangan induksi

    Im : arus kemagnetan per fasa

    Eff : efesiensi

    PF : faktor kerja

    p

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Fluks total t = DlgBg dan amper konduktor total pada stator ImNkp =

    DQ. Dibagi dengan hasil persamaan diatas,

    DlgBg DQnCw eff. PF hp. =

    44.75 1011

    D2lgnBgQCw eff. PF hp. =

    44.54 1011

    D2lgn 44.75 1011 (171) =

    hp. BgQCw eff. PF

    Dimana :

    D : diameter dalam rotor

    lg : panjang celah udara

    Bg : kerapatan fluks dalam kutub utama pada celah udara

    Q : ampere penghantar setiap inchi dalam celah stator

    Kepadatan celah udara. Dalam suatu motor induksi, arus magnetis

    dari arus yang dibutuhkan untuk mempertahankan fluks dalam sirkuit

    magnetis ditarik dari garis/kawat arus pengganti ke bagian dimana motor

    terhubung. Arus magnetis tersebut meninggalkan arus sebanyak 900 dan

    harus kecil apabila ingin mendapatkan karakteristik pengoperasian yang

    beralasan. Untuk celah udara terpendek yang dapat dipraktekkan,

    reluktansi celah udara lebih besar dibanding reluktansi sisa sirrkuit

    magnetis. Hal ini dibutuhkan untuk menghindari kepadatan arus magnetis

    yang berlebihan. Kepadatan pada gigi stator secara langsung proporsional

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    dengan yang ada pada celah udara. Kepadatan gigi yang besar

    menghasilkan high core losses dan meningkatkan arus magnetis.

    Kepadatan fluks pada celah udara motor induksi pada umumnya antara

    25.000 dan 45.000 line per inci kuadrat. Nilai yang besar dibutuhkan untuk

    kapasitas besar, motor berkecepatan tinggi. Untuk motor-motor biasa,

    sangat memuaskan apabila kepadatan celah udaranya dari 30.000 sampai

    40.000 line per inci kuadrat.

    Konduktor ampere. Nilai konduktor-ampere per inci pada keliling

    celah stator tergantung ukuran atau besar motor, tegangan putaran stator,

    jenis ventilasi, dan rekatansi leakage yang memungkinkan. Nilai rata-rata Q

    untuk tipe terbuka, 400 C,

    Efisiensi dan faktor kekuatan. Karakteristik pengoperasian yang

    diperlihatkan pada tabel XXIV adalah untuk polifase normal, 60 putaran,

    kecepatan konstan, 400, motor-motor squirrel-cage pada tegangan diatas

    600 volt, dan apa yang diperlihatkan pada tabel XXV adalah polifase

    normal, 60 putaran, kecepatan konstan, 400, motor-motor slip-ring pada

    tegangan diatas 600 volt.

    Untuk motor-motor 2200 volt, efisiensi bermuatan penuh kira-kira 1

    persen lebih rendah dan faktor kekuatan bermuatan penuh kira-kira 2

    persen lebih rendah dibanding nilai yang ada pada tabel XXIV dan XXV.

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Sangat jelas kelihatannya bahwa pasangan konstan dapat diperoleh

    dari rating yang beragam dan kecepatan yang dapat dipergunakan untuk

    menghitung diameter stator dan panjangnya. Panjang lg adalah panjang inti

    stator dikurangi saluran ventilasi. Biasanya lebih mudah untuk menghitung

    panjang total stator daripada panjang section celah udara. Diameter yang

    dipergunakan pada keluaran/output persamaan 171 adalah diameter dalam

    atau celah bor stator. Diameter luar stator juga biasanya ingin diketahui,

    dimana diameter tersebut adalah diameter dalam sebuah rangka, dari

    persamaan yang dihasilkan untuk memilih rangka standar dari sebuah

    motor. Maka dari itu persamaannya ditulis sebagai berikut

    Do2ln

    = C. (172) hp.

    Dimana : Do : diameter luar dari stator

    Keluaran konstan yang cukup sesuai dengan desain terkini dan

    untuk 60 putaran, kecepatan konstan, motor-motor squirrel-cage pada

    tegangan diatas 600 volt. Untuk motor-motor 2200 volt dan motor-motor

    induksi wound-rotor output konstan harus ditambah sekitar 5 persen.

    Dimensi motor juga dapat ditentukan dengan menentukan terlebih dahulu

    hasil D02l daripada keluaran konstan C terhadap h.p/r.p.m. Diameter dan

    panjang. Dengan mengetahui hasil D02l, diameter dan anjang harus sangat

    disesuaikan sehingga dapat diperoleh karakteristik pengoperasian yang

    memuaskan dengan biaya murah. Diameter atau diameter dalam

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    ditemukan dengan bantuan tabel, yang memberikan perbandingan, r,

    diameter luar terhadap diameter dalam stator dalam jumlah kutub yang

    berbeda-beda.

    Karakteristik pengoperasian motor-motor induksi berbeda-beda

    tergantung perbandingan panjang inti stator terhadap pitch kutub pada

    lingkaran celah. Untuk faktor kekuatan l/r harus sama dengan antara 1.0

    sampai 1.25, dan untuk efisiensi yang terbaik, yaitu sekitar 1.5. Untuk biaya

    terendah l.r harus sama dengan antara 1.5 sampai 2.0. Faktor kekuatan

    motor-motor induksi berbeda-neda tergantung pitch kutub: yaitu, sebuah

    motor dengan kutub pitch besar dan jumlah kutub yang sedikit akan

    mempunyai faktor kekuatan yang lebih besar dibanding sebuah motor

    dengan pitch kutub kecil. Untuk motor dengan pitch kutub yang besar,

    diameter dan panjang ditentukan untuk menghasilkan biaya rendah, dan

    untuk motor-motor dengan pitch kutub kecil, diameter dan panjuang

    disesuaikan untuk menghasilkan faktor kekuatan yang baik dengan biaya

    yang sesuai. Nilai l/r sebesar 1.0 tidak selalu dapat digunakan pada motor-

    motor kecil, dibawah kira-kira 15 tenaga kuda, karena diameter kecil yang

    dihasilkan akan juga menghasilkan jumlah slot stator yang terlalu kecil.

    Biasanya, perbandingan panjang inti stator terhadap pitch kutub adalah

    l = 0.60 terhadap 2.0 r pitch kutub

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    D r = ,

    p

    D l = ( 0.60 sampai 2.0)

    p Keluaran konstan. untuk diameter luar dari jangkar Do. Nilai r1,

    perbandingan diameter luar stator terhadap diameter dalam, terdapat dalam

    tabel. Panjang inti sehubungan dengan diameter luar

    Do l = ( 0.60 sampai 2.0) inci

    p Dibagi dengan persamaan output,

    pC hp.r Do = 3 inci (173)

    (0.60 sampai 2.0) n

    C. hp l = inci Do

    2n

    Diameter luar stator juga dapat diperoleh. Ketika hasil D02l telah

    diketahui, dengan menggunakan persamaan ;

    hp

    D04 = 2.5 106 inci

    N Batas kecepatan yang maksimal mungkin menjadi faktor yang

    menentukan pada pemilihan dimensi atau ukuran. Konstruksi standar dapat

    juga secara umum dipergunakan untuk kecepatan diatas 12.000 ft per

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    menit. Kecepatan 15.000 ft per menit memungkinkan pada konstruksi

    khusus rotor dan meningkatkan biaya.

    Putaran. Putaran dipergunakan untuk stator atau bagan pada motor

    induksi sama dengan putaran jangkar mesin-mesin sejenis. Metode

    penampakan putaran ini telah dijelaskan pada bab IX. Putaran koil

    konsentrik pada biasanya dipergunakan pada stator motor-motor satu fase.

    Kadang-kadang putaran koil konsentrik dipergunakan pada motor polifase,

    akan tetapi sekarang ini motor polifase tersebut talah digantikan dengan

    putaran lapis dua oleh sebagian besar pabrik karena biaya yang murah

    sehingga hemat biaya.

    Motor-motor induksi untuk tujuan biasa diproduksi dalam 2 fase dan

    3 fase serta pada tegangan yang bermacam-macam. Unutk tetap menjaga

    penggunaan biaya sehemat mungkin, jumlah slot stator harus ditentukan

    pada setiap rangka dimana memungkinkan jumlah maksimal pasangan

    kutub, fase, dan tegangan. Untuk jumlah integral slot per kutub per fase,

    slot per kutub akan menjadi integer/bilangan bulat, dan jumlah total slot

    mencukupi untuk kedua fase (2fase dan 3 fase) jika jumlah slot per kutub

    merupakan kelipatan dari 2 dan atau 3. motor-motor induksi standar

    biasanya dibuat dengan putaran stator 220 atau 440 volt. Hal ini dapat

    dilakukan dengan menggunakan putaran 1 sirkuit dengan 440 volt dan

    putaran 2sirkuit untuk 220 volt, atau, jika putaran 2 sirkuit dibutuhkan untuk

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    440 volt, maka sebuah putaran 4 sirkuit haarus dipergunakan pada

    tegangan 220 volt.

    Putaran slot kecil/fraksional juga dapat dipergunakan pada motor

    induksi. Pada putaran ini, bilangan pecahan dari bagiannya tidak

    merupakan kelipatan jumlah fase dimana putaran tersebut bekerja.

    Contohnya: sebuah putaran dengan 2 slot per kutub per fase cukup baik

    untuk putaran 3 fase akan tetapi tidak baik buat putaran 2 fase. Begitu pula

    dengan 2 1/3 slot per kutub per fase cukup baik untuk 2 fase tetapi tidak

    cukup baik untuk putaran 3 fase. Bagaimanapun, penggunaan 3 3/7 slot

    per kutub per fase, adalah yang cukup memuaskan untuk kedua fase (2

    fase dan 3 fase) tersebut. Jumlah sirkuit paralel sangat terbatasdengan

    putaran slot fraksional karena putaran ini tidak mengulangi setiap kutub

    sebagai putaran seperti yang terjadi pada slot integral per kutub dan fase.

    Oleh karena itu, motor-motor induksi standar biasanya didesain dengan

    jumlah slot stator sama dengan salah satu kelipatan jumlah kutub, yang

    mengatur julah fase.

    Putaran chorded juga dipergunakan pada motor induksi. Kelebihan

    daripada chording dijelaskan pada bab IX yang juga diaplikasikan pada

    motor induksi. Penjelasan lengkap mengenai kelebihan putaran pitch

    fraksional untuk motor induksi telah dijelaskan oleh D. F. Alexander.

    Jumlah dan ukuran slot. Jumlah konduktor per kutub harus merupakan

    sebuah integer/bilangan bulat tetap untuk putaran double-layer, karena

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    salah satu bagian konduktor per slot adalah kepunyaan sisi koil pada

    puncak slot dan sebagian yang lainnya adalah untuk sisi koil pada bagian

    bawah slot. Jumlah pasangan konduktor per fase dapat ditentukan dengan

    rumus 170.

    Er 0.97 60 108 N =

    nkpCw Kepadatan fluks dalam celah udara biasanya diambil sama dengan

    35.000 lines per inci kuadrat pada perhitungan awal. Maka fluks totalnya

    adalah

    t = DlgBg

    Fluks per kutub untuk motor infuksi polifase bisa didapatkan dari

    hubungan berikut:

    = C1 105

    60

    hp f Batasan untuk C1 dapat dilihat pada tabel dibawah

    Kutub 2 4 6 8 10 12 14 16

    C1 Maksimum

    Minimum

    3.7

    2.5

    2.45

    1.95

    2.10

    1.70

    1.00

    1.55

    1.80

    1.45

    1.70

    1.40

    1.65

    1.33

    1.60

    1.30

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Pasangan konduktor efektif per fase

    Er 0.97 108

    Nkpkd =

    2.22 f Konduktor stator total = Nam

    Oleh karena itu jumlah slot stator harus diseleksi untuk memenuhi

    kebutuhan jumlah kutub dan fase dengan sebuah jumlah tetap konduktor

    per slot pada nilai tertentu dimana kepadatan celah udara yang cukup dapat

    diperoleh melalui faktor chord antara 0.707dan 1.0.

    Umumnya tidak terlalu diperlukan adanya chord pada putaran motor

    induksi yang lebih dari 2/3 pitch. Untuk motor dua kutub, mungkin akan

    diperlukan unsur chord yang serendah 0.707.

    Untuk motor dengan slot terbuka, pembukaan mempunyai pengaruh

    yang cukup besar terhadap reluktansi celah udara. Slot stator dan rotor

    harus disesuaikan dimana variasi minimum pada reluktansi celah udara

    akan terjadi jika slot rotor bergerak ke slot stator. Pengaruh dari adanya

    variasi pada reaktansi celah udara adalah menghasilkan getaran pada fluks

    celah udara, yang menyebabkancore losses tambahan dan noise.

    Pengaruh pada slot stator tersebut biasanya dapat dijaga sehingga tetap

    kecil dengan menggunakan slot sempit dalam jumlah besar. Semakin bear

    jumlah slot pada diameter terentu, semakin kecil tooth pitchnya. Tooth pitch

    minimum

    D

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    t1s = Ss

    Dimana :

    - tls : kisar gigi stator pada permukaan celah udara

    - Ss : urutan alur stator

    Lebar slot stator biasanya setengah atau agak kecil dibanding

    setengah pitch gigi pada keliling celah. Apabila pitch gigi kecil, lebar gigi

    juga kecil, dan kesukaran pada konstukrsi kadang-kadang meningkat;

    dimana mempersulit pendorongan gigi stator pada saluran ventilasi dan

    pada ujung inti stator tanpa menghalangi ventilasi. Biaya produksi juga

    lebih besar untuk motor-motor dengan jumlah slot banyak, karena akan

    lebih banyak koil untuk diputar, disekat, dan ditempatkan dalam slot. Pada

    umumnya, jumlah slot stator harus diseleksi untuk menghasilkan jumlah

    integral slot per kutub per fase dan sebuah pitch gigi pada lingkaran celah

    udara pada slot tipe terbuka dengan batas antara 0.60 sampa 1.0. Untuk

    slot yang tertutup sebagian, pitch gigi bisa kurang dari 0.60 inci. Untuk slot

    seperti itu, gigi biasanya mempunyai sisi-sisi pararel dan kedalaman slot

    lebih kecil dibanding kedalaman slot pada jenis slot terbuka.

    Arus per fase pada putaran stator,

    hp. 746 I = (175)

    Ems eff PF Dimana :

    - ms : urutan fasa dalam kumparan stator

    Luas bagian konduktor stator,

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    I ss = (176)

    As

    Dimana :

    - As : kepekaan arus tembaga dalam stator

    Copper losses pada putaran apapun berbeda-beda sesuai dengan

    A2. kenaikan suhu tergantung pada losses pada jenis konstruksi yang ada.

    Kepadatan arus stator harus diseleksi sangat ketat sehingga dapat

    diperoleh efisiens yang cukup tanpa menaikkan suhu secara berlebihan.

    Untuk putaran stator pada motor-motor induksi standar yang memiliki

    konstruksi bagan jenis terbuka kepadatan arus dari 2000 sampai 3000

    amper per inci kuadrat adalah cukup. Nilai terendah dipergunakan pada

    motor lambat, dan nilai yang lebih tinggi adalah untuk rating tertinggi pada

    kecepatan tinggi.

    Konduktor per slot harus diatur dalam slot untuk mengisi kelonggaran

    jarak, dengan sekat yang baik antara pembelokan dan antara inti dari koil.

    Stator jenis terbuka biasanya dipergunakan untuk motor induksi yang lebih

    besar daripada kira-kira 25 tenga kuda, dan konduktor tersebut biasanya

    adalah kawat segiempat dcc atau pita tembaga dcc. Untuk motor polifase,

    putaran didesain untuk melakukan satu kali atau lebih putaran per koil, dan

    bila memungkinkan, putaran diatur dengan sangat baik sehingga hanya ada

    satu kali putaran per lapisan/layer,. Bagian konduktor yang besar terdiri

    dari dua atau lebih kawat yang berhubungan secara pararel, untuk

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    mencegah eddy-current loses yang berlebihan Untuk putaran yang

    membutuhkan banyak perputaran per koilnya, tidak mungkin selalu hanya

    memakai satu putaran per layer. Seperti dalam kasus dimana koil

    seharusnya diputar. Untuk motor kecil, kurang dari 25 tenaga kuda , slot

    stator yang sebagian tertutup adalah berfungsi sebagai aturan yang

    dibutuhkan karena efek pembalikan dari slot terbuka. Pembukaan slot

    biasanya kemudian menjadi 1/3 inci, dan bentuk Untuk jenis slot ini, koilnya

    adalah kawat dcc random-wound atau kawat serabut Formvar atau Formex.

    Jika diameter kawat yang dibutuhkan lebih besar dari 1/3 inci, dapat

    digunakan kawat yang lebih kecil sebayak dua atau lebih yang dirangkaikan

    paralel.

    Ukuran slot stator tergantung pada jumlah konsuktor per slot, ukuran

    konduktor, dan ketebalan sekat yang dibutuhkan. Sekat pada konduktor

    apakah berupa kapas tebal, Formvar, atau fiber glass tebal untuk

    penyekatan kelas B. Sekat antara inti dan koil adalah kain halus yang

    dilapisi pernis, pita kapas, sekat pernis, dan kertas untuk penyekatan kelas

    A, dan mika, kain fiberglass, dan pita untuk penyekatan kelas B. Metode

    untuk menentukan jarak sekat pada slot terbuka sama pada mesin-mesin

    sejenis. Tabel XXVI memuat daftar jarak sekat yang dibutuhkan pada lebar

    dan kedalaman slot pada putaran stator motor induksi pada tegangan yang

    bermacam-macam.

    Tabel XXVI

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Tegangan s 2b

    Kedalaman slot Lebar slot

    Diameter celah, inci Diameter celah, inci

    15 ke bawah

    15 s/d 40

    40 ke atas

    15 ke bawah

    15 s/d 40

    40 keatas

    0300 300600 600-1500

    1500-3000

    0.08 0.10 0.12 0.14

    1.00 1.50 1.75 2.00

    0.24 0.25

    0.25 0.29 0.31 0.36

    0.31 0.34 0.37 0.45

    0.060 0.075

    0.065 0.085 0.095 0.120

    0.080 0.095 0.110 0.150

    Untuk slot jenis terbuka sekat dibungkuskan ke koil dengan tebal

    0.010 inci slot kertas untuk melindungi koil ketika ditempatkan ke dalam

    slot. Koil-koil tersebut dilapisi dengan hati-hati, dan lebar slot ditemukan

    dengan mengalikan dimensi konduktor yang telah disekat pada lebar slot

    dengan jumlah lebar konduktor dan ditambahkan dengan jarak sekat yang

    ada pada tabel XXVI. Begitu pula halnya dengan kedalaman slot

    merupakan dimensi konduktor yuang disekat pada kedalaman dikalikan

    dengan jumlah konduktor dalam ditambah jarak sekat dari tabel XXVI.

    Lebar slot stator biasanya kira-kira 50 persen dari pitch gigi minimum stator

    dan jarang mencapai 60 persen pitch gigi minimum. Untuk besarnya

    raktansi leakage dan karakteristik pengoperasian yang tidak baik, slot stator

    harus tidak lebih dari 6 kali lebar slot.

    Untuk slot yang sebagian tertutup, sekat diletakkan di dalam slot dan

    bukan di sekeliling koil, karena pembukaan slot yang sempit menyebabkan

    pentingnya peletakan konduktor ke dalam slot satu persatu. Slot-slot yang

    sebagian tertutup dipergunakan pada motor-motor unduksi dengan

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    diameter celah 15 inci atau kurang, dan untuk tegangan 600 volt ke bawah.

    Pembukaan slot, ws1, adalah 0.10 inci untuk diameter celah sebesar 8.0

    inci atau kurang dan 0.125 inci untuk diameter 8.0 sampai 15.0 inci. Fluks

    total, jumlah total konduktor, dan jumlah slot ditentukan seperti dijelaskan

    diatas, dan lebar gigi. Untuk slot tertutup sebagian, gigi biasanya

    mempunyai sisi pararel,

    t wts = Bts (l ndwd)k1Ss

    Dimana :

    - wts : lebar gigi stator pada permukaan celah udara

    Dimensi d3 dan d4, biasanya 0.03 inci pada diameter celah yang

    kecil sampai 0.06 inci pada diameter celah yang lebih besar. Perbandingan

    luas tembaga yang disekat pada slot terhadap jarak jaring slot yang tersedia

    untuk putaran disebut unsur jarak atau unsur isian/fill factor. Luas sekat

    tembaga pad setiap slot merupakan diameter sekat konduktor kuadrat yang

    menghitung jumlah konduktor per slot.

    Pada kawat sekat Formvar tebal, faktor jarak tidak boleh lebih besar

    dari 0.85, dan untuk besar produksi tidak lebih dari 0.70 sampai 0.75. luas

    jaring slot pada slot bawah yang melingkar

    Ws2 + ws3 iw iw 2 SA = - iw d id + + R - inci kuadrat. 2 2 2 2

    Dimana ;

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    - S : urutan alur

    - Iw : watt komponen dalam arus tanpa beban per fasa

    - Id : arus kemagnetan

    dan untuk slot bawah yang berbentuk lempeng luas slot jaring

    Ws2 + ws3 SA = - iw ( d id ) inci kuadrat. 2

    Disini, iw dan id adalah sekat dan kelonggaran jarak untuk lebar dan

    kedalaman slot yang masing masing diambil dari tabel XXVI. Dari luas

    tembaga per slot dan faktor spasi, luas slot yang diminta dapat ditentukan

    dan lebar slot ws2 dapat dihitung langsung setelah lebar gigi ditentukan.

    Ukuran slot untuk mendapatkan luas slot dapat ditentukan sebagai berikut

    180 ws2 ws2 = , X = , K = - iw So 2 sin 2

    Untuk slot bawah berbentuk lempengan, dikeluarkan dan d ds.

    Gigi stator dan kepadatan yoke. Untuk total fluks yang telah didapatkan,

    dimensi slot menentukan kepadatan gigi. Pada kepadatan gigi tinggi,

    losses pada gigi juga tinggi, dan dibutuhkan ampere-turn dalam jumlah

    besar untuk mengirim fluks melalui gigi. Nilai minimum kepadatan gigi

    stator untuk bagian minimum

    t Bts1 = (177) wts1 (l ndwd)k1Ss

    lebar gigi untuk bagian minimum

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    wts1 = t1s wss (178) Nilai maksimum kepadatan gigi stator untuk bagian minimum sebaiknya

    tidak melebihi

    Bts1 = 100

    Bts1 = 110

    Kedalaman lapisan stator di bawah slot tergantung kepadatan fluks

    pada yoke. Pengikisan besi pada yoke dan ampere-turn yang dibutuhkan

    untuk mengirim fluks melalui yoke menentukan kepadatannya. Kepadatan

    fluks sebaiknya tidak melebihi

    Bys = 95000

    Bys = 110

    Dimana

    Bys : kerapatan fluks dalam dukungan stator

    Umumnya Bys sama dengan antara 500000 sampai 80000.untuk 60

    lingkaran dan 60000 sampai 100000 untuk 25 lingkaran.

    Fluks per kutub

    tfd = p kedalaman besi dibawah slot untuk kedua sisi diameter

    dys = (179) Bys(l ndwd) k1 Diameter luar lapisan stator

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Do = D + 2dss + 4 dys (180)

    BAB I I I

    DESAIN ROTOR

    Panjang celah udara. Ampere-turns yang dibutuhkan untuk

    mengirim fluks melalui celah udara secara otomatis sebanding dengan

    kepadatan dan panjang celah. Bahkan celah udara dengan tingkat

    kepadatan rendah dan celah udara yang pendek, ampere-turn celah lebih

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    besar/luas dibanding ampere-turns untuk sisa sirkuit magnet. Oleh karena

    itu, kepadatan dan panjang celah air menentukan arus magnetis. Untuk

    memperoleh karakteristik yang baik, arus magnetis sebaiknya sekecil

    mungkin dan panjang celah air sebaiknya sama kecilnya dengan kapasitas

    konstruksi mekanik. Perkiraan panjang minimum celah air dapat ditentukan

    dengan rumus empiris sebagai berikut,

    10.17

    = 0.125 - (181) D + 90 Dimana : : panjang dari celah udara dari tengah kutub

    Diameter rotor

    Dr = D -2 .

    Putaran rotor. Putaran Squirrel-cage terdiri dari konduktor batangan

    yang short-ciccuit pada setiap ujungnya pada ujung cincin/end-ring.

    Batang-batang tersebut ada yang berbentuk bundar ataupun segiempat dan

    terbuat dari tembaga, kuningan, atau aluminium. End-ring pada umumnya

    terbuat dari bahan yang sama dan mungkin berbentuk sama. Untuk

    menghubungkan end-ring dengan batangan tersebut telah dilaksanakan

    metode yang beragam. Karena perubahan suhu yang tidak tetap,

    hubungan antara batangan dan end-ring yang paling memungkinkan dan

    paling baik, sangatlah penting untuk menghindari kontak langsung yang

    berlawanan pada hubungan tersebut. Untuk motor-motor besar, end-ring

    pada umumnya brazed nad welded dengan batangan. Pada motor wound-

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    rotor, 3 fase, putaran dua lapis/double-layer digunakan pada rotor, yang

    merupakan putaran gelombang yang terbatas. Putaran tersebut dapat

    menghubungkan bintang atau delta dan dapat pula menarik pitch atau

    chorded. Putaran-putaran tersebut dapat ditampilkan untuk menentukan

    rangkaian koil yang tepat dengan menggunakan metode yang dijelaskan

    pada Bab XI untuk putaran-putaran dinamo pada mesin-mesin sejenis.

    Jumlah dan ukuran slot rotor. Pembuatan rotor pada motor-motor squirrel-

    cage harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati untuk menghindari adanya

    getaran dan noise/suara gaduh, memutar atau menahan roda penggerak,

    dan cusp sejenis pada kurva torka yang cepat/speed torque curve.

    Menutup atau membuka torka adalah kondisi torka yang berbeda pada saat

    awal pada posisi rotor yang berbeda. Perputaran/cycle torka yang tinggi

    maupun rendah dipindahkan melalui sebuah pitch slot rotor. Cusp-cusp

    selaras merupakan ujung/point-point pada kurva torka cepat dimana motor

    terkunci dari kecepatan rendah dan bekerja sebagai motor sejenis pada

    nilai torka yang sangat luas. Point minimum pada kurva torka bisa menjadi

    sangat rendah dimana rotor tidak dapat mencapai kecepatan penuh

    meskipun sedang tidak bermuatan. Karakteristik yang tidak diharapkan ini

    sebagian besar disebabkan oleh keseimbangan pada gelombang fluks

    celah udara. Ketika slot-slot stator dan rotor menghasilkan

    keseimbangan/harmonics pada gelombang fluks celah udara maka yang

    harus diperhatikan adalah jumlah slot rotor yang pantas digunakan dalam

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    sehubungan dengan slot stator untuk menghindari karakteristik yang tidak

    diinginkan tersebut. Jumlah slot rotor tidak boleh sama dengan jumlah slot

    stator, akan tetapi harus berbeda, apakah lebih banyak ataupun lebih

    sedikit. Hasil yang memuaskan akan didapatkan ketika jumlah slot rotor

    antara 15 sampai 30 persen lebih banyak atau lebih sedikit dibanding

    jumlah slot-slot stator. Dalam hal ini sangat tidak mungkin mendapatkan

    analisa lengkap tentang kombinasi slot pada motor-motor induksi squirrel-

    cage yang tidak diinginkan. Hanya ada beberapa kombinasi slot yang

    dipastikan mungkin menimbulkan masalah. Mahasiswa yang ingin meneliti

    lebih dalam tentang kombinasi slot harus mempelajari referensi berikut ini.

    Noise dan getaran seringkali mengurangi tingkat kepuasan apabila

    jumlah slot-slot rotor yang digunakan Ss Sr tidak sama dengan 1, 2,

    (p1), atau (p2). Untuk menghindari batas akhir/dead point atau

    cogging, Ss Sr harus tidak sama dengan 3p atau kelipatan dari 3p pada

    motor-motor 3fase dan 2p atau kelipatannya untuk mesin-mesin 2 fase.

    Untuk menghindari cusp pada kurva speed-torque, Ss Sr tidak boleh sama

    dengan p untuk motor 3fase dan 2fase atau sama dengan -2p atau -5p

    untuk motor-motor 3fase. Dead point, noise, dan cusp pada kurva speed-

    torque dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali dengan

    skewing slot-slot stator maupun rotor dengan throw koil stator yang baik.

    Untuk motor-motor kecil slot rotor biasanya tidak miring, karena ukuran slot

    stator dan rotor yang paling diinginkan tidak selamanya berdiameter kecil.

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Jika slot-slot diagonal digunakan, kemiringan kira-kira satu pitch slot rotor

    atau stator, tergantung yang mana yang lebih besar.

    Putaran rotor pada motor-motor wound-rotor memiliki 3 fase putaran,

    dan jumlah slot rotor harus dapat membuat putaran menjadi seimbang.

    Pada umumnya, putaran pada sebuah jumlah integral slot per kutub per

    fase digunakan pada rotor. Mungkin juga dipakai putaran slot

    fraksional/kecil, akan tetapi biasanya hasil yang memuaskan hanya dapat

    didapatkan apabila jumlah slot merupakan kelipatan dari jumlah waktu fase

    dan jumlah pasangan kutub. Motor-motor wound-rotor mulai bekerja pada

    tegangan normal yang diberikan pada putaran stator dan resistansi yang

    cukup pada sirkuit rotor untuk menghasilkan torka dan arus bermuatan

    penuh. Maka faktor utama yang menjadi penentu normalnya gerak motor

    adalah pada saat start. Untuk menghindari noise magnetis dan banyaknya

    getaran fluks pada celah air, bagaimanapun, perbandingan slot stator dan

    slot rotor seharusnya, jika mungkin, tidak melewati batas yang telah

    ditentukan diatas.

    Jika ampere-turns total rotor dianggap 10 persen lebih kecil

    dibanding empere-turn total stator, perbandingan lempeng tembaga

    total/copper section rotor terhadap copper section total stator adalah

    Scr As = 0.90 (182) Scs Ar

    Dimana :

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    - Scr : total bagian tembaga dari rotor

    - Scs : total bagian tembaga dari stator

    - As : kepekaan arus dalam penghantar tembaga

    - Ar : kepekaan arus dalam tembaga pada rotor

    Pada putaran squirrel-cage, kepadatan arus bisa lebih tinggi

    dibanding arus yang ada pada putaran stator karena jarak rata-rata putaran

    lebih pendek dan ventilasinya lebih baik. Untuk arus sebesar 2500 ampere

    per inci kuadrat pada putaran stator dan 5000 ampere per inci kuadrat pada

    bar putaran squirrel-cage, perbandingan copper section total rotor terhadap

    copper section total stator

    Scr 2500 = 0.90 = 0.45 Scs 5000

    Copper section total harus ditentukan, karena berhubungan dengan

    panjang bar dan bagian end-ring, sehingga resistansi rotor yang tepat dapat

    didapatkan untuk kemudian menentukan kebutuhan torka pada saat start.

    Biasanya antara 50 sampai 80 persen dari copper section total stator.

    Untuk putaran wound-rotor, jarak rata-rata lingkar putaran kira-kira

    sama dengan panjang rata-rata lingkaran koil-koil stator. Maka dari itu,

    untuk menghindari excessive rotor copper losses/kehilangan tembaga rotor

    yang berlebihan, kepadatan arus rotor tidak bisa dibuat terlalu tinggi

    dibanding kepadatan arus stator. Sehingga copper section rotor total pada

    umumnya berkisar antara 80sampai 95persen copper section total stator.

    . terlihat bahwa arus di setiap bar terbagi di end-ring, sebagian

    kembali melaui sebuah bar pada suatu pitch kutub menuju ke kanan dan

    sebagian yang lainnya melalui sebuah bar pada pitch kutub menuju ke kiri.

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Apabila nilai maksimum arus pada setiap bar adalah Im dan jika arus

    tersebut maksimum pada setiap bar pada waktu yang sama, maka nilai

    maksimum arus pada end-ring adalah

    Im Nb

    = 2 P

    Arus tidak maksimum di setiap bar per kutub pada saat yang sama, akan

    tetapi arus tersebut bervariasi tergantung hukum sinus; sehingga nilai

    maksimum arus pada end-ring adalah

    Im Nb 2

    =

    2 p dan nilai efektif arus pada end-ring adalah

    Im Nb 2 2

    =

    2 p 2

    Nilai efektif arus pada setiap bar, Ib = Im/2, dan arus end-ring 0.32ImNb

    = (183) p Area section setiap end-ring

    0.32ImNb ser = (184) pAer dan total bar section IbNb Ser = (185) Ar

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Dimana :

    - Ser : pembagian area dari cincin akhir

    Dengan menggabungkan dan menyederhanakan kedua persamaan diatas,

    area section setiap end-ring pada copper section total rotor adalah

    0.32Ser Ar Ser = (185) p Aer

    dimana :

    - Aer : kepekaan arus pada cincin akhir

    Ventilasi pada end-ring biasanya lebih baik dibandingkan dengan

    ventilasi pada bar, dan kepadatan arus dapat dibuat menjadi sama dengan

    atau agak lebih besar daripada kepadatan arus pada bar.

    Slot-slot rotor seringkali merupakan tipe tertutup sebagian Bar dan

    slot biasanya diutamakan yang berbentuk segiempat, karena reaktansi bar

    pada bagian lebih rendah yang lebih besar selama waktu start, mendorong

    arus menuju puncak bar, sehingga agak meningkatkan hambatan pada

    putaran rotor. Slot rotor yang dalam, meningkatkan reaktansi bocor dan

    menuju ke lebar gigi kecil dan kapasitas besar pada akar gigi. Jika bar

    yang dalam dipergunakan untuk putaran rotor squirrel-cage, maka slot rotor

    biasanya berkisar antara 4 sampai 6 kali jarak lebarnya. Motor-motor

    dengan putaran bara yang dalam disebut motor kelas B pada tes kode dari

    A.I.E.E. Untuk mesin-mesin induksi dan didefinisikan sebagai torka normal,

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    motor squirrel-cage yang start dengan arus lemah. Motor-motor squirrel-

    cage untuk torka high starting dan start dengan arus lemah disebut motor

    kelas C pada tes kode dari A.I.E.E. dan biasanya mempunyai dua putaran

    squirrel-cage pada rotor. Putaran dobel squirrel-cage dapat dioperasikan

    dalam beberapa cara. Pada dasarnya terdiri dari putaran dengan hambatan

    besar yang ditempatkan di dekat permukaan celah udara rotor dan suatu

    putaran dengan hambatan kecil ditempatkan tepat di bawah permukaan.

    Efektifitas putaran yang lebih rendah pada saat start akan tergantung pada

    seberapa dalam putaran tersebut ditempatkan di bawah permukaan rotor.

    Selam masa start, putaran di dekat permukaan, bekerja aktif. Setelah rotor

    mencapai kecepatan penuh, reaktansi putaran rendah menjadi kecil dan

    akan membawa arus rotor dalam porsi besar.

    Area section setiap bar

    Ser Sb = (187) Nb

    Tidak diadakan penyekatan/pemisahan antara bar dan inti rotor.

    Jarak 0.005 sampai 0.015 inci tergantung pada apakah slot miring atau

    tidak, harus dipergunakan atau tidak dipergunakan antara bar dan inti.

    Jumlah konduktor rotor pada suatu motor wound-rotor tergantung

    tegangan antara slip ring ketika rotor tidak bergerak, ring terbuka, dan

    tegangan normal diberikan pada putaran stator. Untuk motor biasa,

    tegangan rotor diantara slip ring biasanya tidak lebih dari 400 volt. Untuk

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    motor besar, dibutuhkan tegangan rotor yang lebih besar untuk menghindari

    section konduktor yang besar. Tegangan rotor

    Nrkprkdr Er = k2E (188) Nkpkd

    Untuk putaran rotor yang berhubungan dengan bintang, k2 = 1.73,

    dan untuk putaran rotor yang berhubungan dengan delta, k2 = 1.00

    Konduktor bar segiempat dipergunakan pada putaran rotor. Ketika

    slot tipe segiempat yang pada dipergunakan, koil hanya terbentuk setengah

    sebelum ditempatkan ke dalam slot, Bab XVI. Untuk tipe slot seperti pada

    gambar 191, koil diberi sekat dan dibentuk sebelum ditempatkan ke dalam

    slot.

    Tebal sekat yang dibutuhkan tergantung tegangan rotor. Sebuah

    lapisan slot yang terdiri dari 0.010 inci horn fiber ditempatkan ke dalam slot,

    dan sekat selanjutnya ditempatkan diatas koil. Ketebalan sekat pada koil

    biasanya 0.025 inci untuk tegangan diatas 600 dan 0.035 inci untuk

    tegangan diatas 2500. Sekat koil terdiri dari kain katun halus yang telah

    dipernis, kapas, dan sekat pernis.

    Area setiap konduktor

    Ser sr = (189) Nrma Gigi rotor dan besar yoke. Jumlah maksimum gigi rotor

    t Btr2 =

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    wtr2 (l ndwd)k1Sr

    Lebar minimum gigi

    (Dr 2dsr) wtr2 = - wsr Sr

    Untuk motor induksi dengan kecepatan konstan, frekuensi fluks yang

    kembali ke rotor sangat kecil, slip persen mengukur frekuensi stator. Core

    losses pada besi rotor akan menjadi kecil meskipun jumlahnya/kepadatan

    besar. Kepadatan meaksimum pada gigi rotor pada umumnya hanya dapat

    agak lebih tinggi dibanding kepadatan maksimum gigi stator, karena

    ampere-turn yang diperlukan untuk mengirim fluks melalui gigi.

    Kepadatan yoke rotor pada umumya sama dengan atau hanya

    sedikit lebih besar dibanding kepadatan yoke stator dan dapat dihitung

    seperti yang telah dijelaskan pada penjelasan yoke stator

    BAB IV

    KARAKTERISTIK MOTOR

    Arus magnetis. Fluks yang disusun oleh ampere-turns stator

    melewati celah udara menuju rotor dan melewati gigi rotor menuju yoke

    rotor. Disanalah fluks pada setiap kutub terbagi, sebagian kembali melalui

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    gigi-gigi rotor, celah/lobang udara, gigi-gigi stator dan yoke maing-masing

    pada kutub yang berdekatan.

    Ampere-turns celah udara. Ampere-turns per pole ang dibutuhkan pada

    stator untuk mengirim/membawa fluks melalui celah udara.

    ATg = Bgkskr 0.313. (191)

    Dimana :

    - Atg : pembalikan ampere dalam celah udara setiap kutub

    - Bg : kepekaan fluks dalam kutub utama dalam celah udara

    Pembukaan slot baik pada stator maupun rotor meningkatkan

    reluktansi celah udara. Pengaruh yang dihasilkan dapat dihitung dengan

    menganggap bahwa bagian/seksi celah udara dikurangi sebesar jumlah

    tertentu, dengan cara meningkatkan kepadatan/kapasitas, atau dengan

    menganggap bahwa pembukaan slot sama dengan pertambahan panjang

    celah udara. F.W Carter memperoleh sebuah persamaan dimana koefisien

    celah udara dapat dihitung. Persamaan yang serupa juga dikemukakan

    oleh Dr. Arnold. R.W. Wiesman mendapatkan koefisien celah udara

    dengan menggambar grafik distribusi fluks di sekeliling sebuah gigi. Hasil

    yang didapatkannya membuktikan dengan sangat baik apa yang

    dirumuskan oleh Dr. Arnold dan F.W. Carter. Koefisien celah udara pada

    pembukaan slot stator, dengan rotor halus tanpa slot,

    t1s ks = (192)

    wts1 + (y )

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Demikian pula dengan koefisien celah air untuk pembukaan slot rotor,

    dengan stator halus tanpa slot,

    t1r kr = (193)

    wtr1 + (y ) Koefisien celah udara dari cara Carter untuk slot terbuka

    t1(5 + ws1) k = (192a)

    t1 + (5 + ws1) - ws12

    dan Untuk beberapa slot tertutup

    t1(4.4 + 0.75ws1) k = (193a)

    t1 (4.4 + 0.75ws1) - ws12

    Untuk menghitung ks1 pembukaan slot stator dan pergerakan gigi

    pada celah digunakan pada persamaan 192a atau 193a, dan untuk

    menghitung kr pada rotor, yang dipakai adalah.

    ATg = Bgkskr x 0.313 (194)

    Stator ampere-turns dan yoke rotor. Metode penghitungan

    kepadatan fluks pada yoke untuk stator dan rotor telah dijelaskan diatas.

    Jumlah tersebut adalah nilai maksimal kepadatan fluks pada yoke. Pada

    motor-motor induksi fluks tidak memasuki stator dan yoke rotor pada batas

    tertentu; sehingga kepadaran yoke tidak dapat menjadi konstan terhadap

    panjang path fluks. Jika kurva distribusi fluks celah udara dianggap sebagai

    sebuah gelombang sinus, maka kepadatan fluks pada yoke akan beragam

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    sesuai dengan nilai maksimum pada jarak interpolar/antar kutub. Ampere-

    turns per kutub pada stator dan yoke rotor dapat dihitung dengan metode

    berikut ini. Untuk sebuah nilai maksimum tertentu pada kepadatan yoke

    yang beragam, ampere-turns per inci ditentukan pada jarak berbeda-beda

    dan sepanjang gelombang. Nilai rata-rata ampere-turns per inchinya

    ditentukan bagi kurva tersebut dengan integrasi grafis. Dengan mengulangi

    perhitungan yang sama untuk jumlah nilai maksimum Bys, sebuah kurva

    dapat digambarkan pada Bys terhadap atau berlawanan dengan rata-rata

    ampere-turns per incinya. Seperti kurva yang digambarkan pada

    lempengan baja elektrik dan dipergunakan untuk menghitung ampere-turns

    per kutub pada stator dan yoke rotor. Panjang garis/path fluks paa toke-

    yoke mungkin didapatkan dari sebagian pitch/pergerakan kutub pada

    diameter yoke sedang. Pada stator

    (D + 2dss + dys) lys = (195) 2p dan pada rotor

    (D + 2dsr + dyr) lyr = (196) 2p Ampere-turn per kutub pada yoke stator

    Atys = atyslys Dan pada yoke rotor Atys = atyrlyr

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Stator ampere-turns dan gigi-gigi rotor. Untuk sator tapered/lonjong

    dan gigi-gigi rotor, kepadatannya bervariasi sesuai dengan panjang gigi

    tersebut. Beberapa metode yang berbeda juga telah diketengahkan untuk

    menghitung berapa ampere-turns yang dibutuhkan untuk mengirimkan fluks

    melalui gigi yang tapered/runcing. Hasil yang memuaskan biasanya

    didapatkan dengan menghitung ampere-turns untuk kepadatan pada 1/3

    bagian panjang gigi dari bagian minimum. Dari kurva yang diperoleh dari

    kurva, empere-turns per inci didapatkan dan dikalikan dengan 1.57, dan

    Atts = attslts. Dimana :

    - Atts : ampere balik dalam stator yoke per kutub

    - lts : panjang bagian fluks pada gigi stator

    - atts : ampere balik setiap inci untuk kepekaan pada gigi stator

    Dan untuk gigi-gigi rotor

    Attr = attrltr Dimana :

    - Attr : ampere balik dalam rotor yoke per kutub

    - lts : panjang bagian fluks pada gigi rotor

    - atts : ampere balik setiap inci untuk kepekaan pada gigi rotor

    Panjang path fluks pada gigi-gigi tersebut sama dengan kedalaman slot.

    Keseluruhan ampere-turns per kutub yang dibutuhkan untuk mengirim fluks

    melalui sirkuit magnetis adalah

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    ATP = ATtg + ATts +ATtr + ATys + ATyr. Harga efektif dari arus magnetis per fase adalah

    2.22pATP Im = (197) msNkdkp Im persentase arus magnetis = 100. I

    Arus tidak bermuatan. Arus tak bermuatan pada sebuah motor

    induksi terdiri dari dua komponen: Satu, arus magnetis, dimana 900 tidak

    sefase dengan tegangan: dua, komponen watt dari arus tak bermuatan,

    yang sefase dengan tegangan. Komponen se-fase dari arus tak bermuatan

    tersebut merupakan arus yang dibutuhkan oleh losses tak bermuatan. Hal

    ini terdiri dari core losses, friction, dan windage losses, dan armature copper

    losses dikarenakan arus yang tak bemuatan.

    Core losses. Losses pada core motor-motor induksi terdiri dari

    hysteresi dan eddy-current losses pada gigi-gigi dan yoke-yoke oleh karena

    adanya fluks frekuensi fundamental ditambah losses tambahan. Losses

    tambahan terdiri dari losses permukaan pada gigi-gigi dikarenakan

    beberapa variasi pada pada kepadatan celah udara, getaran gigi berkurang

    dikarenakan variasi-variasi pada kepadatan gigi, berkurang karena filing

    slot, berkurang karena distribusi fluks yang lain dari biasanya, dan

    berkurang pada ujung lempengan dan ujung bracket. Pada core stator,

    frekuensi pembalikan fluks sama dengan frekuensi garis/line; pada rotor,

    frekuensi pembalikan fluks sama dengan frekuensi garis yang diukur

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    dengan slip per sen. Untuk wound-rotor, motor bekerja pada kecepatan

    yang dikurangi, losses core rotor harus dimasukkan ketika menghitung

    karakteristik yang sedang bekerja. Loss pada gugu stator yang

    dikarenakan oleh fluks frekuensi fundamental sama dengan loss per pon

    pada kepadatan gigi stator yang menghitung/times berat besi pada gigi.

    Loss per pon untuk kepadatan fluks yang beragam dan untuk beberapa

    tingkat lempengan baja diketahui dari kurva pada Appendix. Kurva-kurva

    tersebut didapatkan dari pengujian pada sampel-sampel oleh American

    Society for Testing Material. Loss pada yoke stator karena fluks frekuensi

    fundamental, dihitung dengan cara yang sama dengan cara yang dilakukan

    pada gigi-gigi.

    Losses tambahan yang sukar dihitung. Losses permukaan pada

    gigi-gigi dan losses getaran gigi dapat dihitung dengan metode yang

    dikemukakan oleh T. Spooner dan I.F. Kinard.

    Tooth pulsation loss

    = CBg2.3 (f/p)1.55 D20.5 (ws1/)

    1.22 Ss (l ndwd)k1 10-8 watt.

    Disini C = 1.85 untuk 26gauge/ukuran lempengan baja elektrik, 1.36

    untuk dinamo 26 gauge, dan Bg adalah kepadatan celah udara pada kilo-

    lines inci meter per segi. Losses tambahan juga bisa termasuk sebuah loss

    tanpa muatan pada winding squirrel-cage. Losses core keseluruhan untuk

    motor induksi biasanya 1.5 sampai 2.5 kali jumlah gigi stator dan yoke yang

    hilang/loses yang disebabkan oleh fluks frekuensi fundamental. Faktor

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    perkalian harus didapatkan dari pengujian motor-motor yang serupa.

    Apabila datanya tidak mencukupi maka 1.75 sampai 2.2 juga dapat

    digunakan.

    Friction and Windage Losses. Bearing friction losses dapat dihitung

    jika dimensi bearing diketahui. Windage losses tergantung pada tipe atau

    jenis konstuksi/bangunan dan sangat sukar untuk dihitung. Gabungan

    antara friction and windage losses dapat ditentukan dari hasil pengujian

    mesin-mesin dengan desain dan konstruksi serupa. Losses ini biasanya

    sama dengan antara 3.5 persen keluaran/output koliwatt untuk motor 5-hp,

    1800 r.p.m. sampai dengan motor 200 sampai 300-hp., 450 r.p.m.

    Copper loss stator tak bermuatan. Panjang setengah putaran-

    sedang koil stator dihitung dengan seperti cara pada koil dinamo untuk

    mesin sejenis, yang telah dijelaskan sebelumnya. Perluasan koil dan jarak

    antara koil-koil pada ujung sambungan biasanya lebih kecil dibanding yang

    dipakai untuk kumparan dinamo pada mesin-mesin sejenis. Tabel XXVI

    menunjukkan nilai-nilai untuk stator motor induksi dan kumparan/perputaran

    rotor.

    Panjang salah putaran-sedang koil stator adalah:

    (D + dss) Ls = P + 2b +dss + l inci (198)

    p cos

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    wss + s

    sin = t1s

    Perluasan horisontal koil stator pada setiap ujung core dihitung

    dengan menggunakan cara yang dijelaskan di halaman 210. panjang salah

    satu putaran-sedang dari sebuah koil rotor untuk motor jenis wound-rotor .

    (D + dsr) Lr = P + 2b +dsr + l inci (199)

    p cos wsr + s

    sin = t1r Hambatan per fase pada kumparan stator

    LsNr R = ohm (200) ass X 10

    6

    Hambatan arus searah pada kumparan stator: efektif, yang juga

    disebut arus bolak balik, hambatan, Rse, yang pada umumnya antara 1.15

    sampai 1.30 kali hambatan arus searah. Nilai yang lebih rendah akan

    berlaku untuk rating terendah dengan daerah bagian konduktor kecil pada

    kumparan stator, dan nilai tertinggi terhadap rating yang lebih besar.

    Hambatan pada kumparan rotor pada motor wound-rotor

    sehubungan dengan kumparan stator

    kd2kp

    2N2 LrNrr Rr = ohm per fase

    (201)

    kdr2kpr

    2Nr2 asr 10

    6

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Atau kd

    2kp2 Lr Scs

    Rr = Rs ohm per fase (201a) kdr

    2kpr2 Ls Scr

    Pada suhu 250C..r = 0.692 dan pada suhu 750C.. r = 0.826. losses

    tembaga stator yang disebabkan oleh arus tak bermuatan adalah kurang

    lebih,

    Wieo = Im2mRs watt (202)

    Dimana :

    - Rs : tahanan per fasa dari kumparan stator

    Komponen sefase arus tak bermuatan

    Wc + Wfw + Wsc0 Iw = ampere (203) mE

    dimana :

    - Wc : rugi inti per pound

    - Wfw : gesekan bearing dan rugi angin

    Dan arus tak bermuatan

    I0 = Im2 + Iw

    2 (204)

    Faktor kekuatan pada motor tak bermuatan

    Iw PFo = (205)

    Io

    Arus pendek. Arus yang akan dipindahkan oleh motor induksi dari

    kawat ketika rotor terblok, tergantung pada tegangan yang terpakai dan

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    impedansi total pada motor pada saat berhenti. Impedansi total

    membandingkan hambatan stator dan rotor, dan reaktansi kebocoran stator

    dan rotor.

    Hambatan rotor. Metode menghitung hambatan kumparan rotor

    untuk motor-motor wound-otor telah dijelaskan diatas. Memperlihatkan

    distribusi/pembagian arus pada kumparan squirrel-cage. Hambatan total

    pada bar/batangan squirel-cage adalah

    IbNbr = ohm

    106Sb

    dan hambatan total pada dua end-ring

    2Derr = ohm

    106Ser

    Hambatan total pada kumparan squirrel-cage sama dengan copper

    loss total dibagi dengan kuadrat arus, yaitu

    IarNbr Nb2 2xDer Ibr 0,64Dre2

    = + = Nb2 + ohm

    106sb x2p2 106ser 10

    6serNb 106serp

    2

    Hambatan rotor harus ditentukan terlebih dahulu dengan jelas pada

    kumparan stator sebelum hambatan rotor trebut dapat ditambahkan dengan

    hambatan stator untuk menentukan berapa hambatan total dari motor.

    Motor induksi tetap saja merupakan sebuah transformer polyphase

    sederhana; sehingga hambatan ekuivalen rotor sama dengan hambatan

    total rotor mengukur hasil kuadrat dari perbandingan antara turn/lingkaran

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    stator dengan lingkaran/turn rotor. Jumlah fase dalam kumparan squirrel-

    cage sama dengan jumlah batangan/bar per kutub = Nb/p, dan jumlah

    lingkaran dalam satu rangkaian per fase sama dengan jumlah pasangan

    kutub = p/2. Hambatan total dari sebuah kumparan squirrel-cage bila

    dihitung pada kumparan stator, adalah

    (N/2) kpkdm 2 r lb 0,64Der

    = Nb2

    + (p/2) (Nb/p) 10

    6 sbNb p2ser

    (N2kp

    2 kd

    2 m

    2r lb 0,64Der = + 106 sbNb p

    2ser

    Jika jari-jari lingkaran end-ring lebar, seperti yang ada pada motor

    kecil pada umumnya, hambatan end-ring harus dipastikan benar untuk

    dibawa ke perhitungan efek distribusi arus yang berbeda-beda pada ring.

    P.H.Trickey, pada makalahnya Induction Motor Resistance Ring Width,

    telah mengembangkan suatu kesatuan yang konstan dimana hambatan

    end-ring harus dikalikan untuk mengikutsertakan pengaruh dari distribusi

    arus yang berbeda-beda. Hambatan rotor ekuivalen per fase

    (N2kp2 kd

    2 m

    2r lb 0,64Der Rr =

    + Kring ohm (206)

    106 sbNb p2ser

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Kring diambil dari kurva, dan m, jumlah fase, yaitu 2 untuk mesin-

    mesin 1 fase. Pada rumus ini, r x 10-6 adalah hambatan tembaga dalam inci

    persegi. r = 0.826 untuk 75oC dan 0.692 untuk 25oC. Apabila sebuah

    bahan lain selain tembaga dipakai pada kumparan squirrel-cage maka

    harus dipakai nilai r yang sesuai dengan bahan tersebut. Kuningan yang

    standar mempunyai hambatan sekitar 4 kali lebih besar dibanding tembaga,

    dan aluminium mempunyai hambatan sekitar 2 kali hambatan tembaga.

    Untuk menghitung reaktansi kebocoran/leakage pada semua jenis

    kumparan, yang harus dilakukan pertama kali adalah menghitung fluks

    leakage per unit arus yang mengalir pada kumparan, yang mana sama

    dengan tenaga magnetis yang bekerja pada leakage path yang mengatur

    permeance of the path.

    Fluks per unit arus mengatur pertukaran dengan yang menghasilkan

    induktansi dan reaktansi 2fL. Reaktansi leakage pada kumparan mesin

    yang berputar dihitung dengan menganggap bahwa aliran fluks leakage

    pada path tertentu yang mana daerah dan panjangnya dapat diukur. Pada

    motor-motor induksi, membagi fluks leakage total dengan leakage slot

    stator dan rotor, end-connection leakage, zigzag leakage atau leakage

    berbeda, belt leakage, dan skew leakage/miring, adalah hal yang biasa.

    Penghitungan reaktansi dilakukan berdasarkan asumsi bahwa path-path

    leakage tersebut tidak penuh/jenuh. Arus besar yang ditimbulkan oleh

    motor selama periode awal menghasilkan kejenuhan/saturation pada ujung-

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    ujung gigi yang mempunyai pengaruh terhadap pengurangan reaktansi

    leakage total. Sehingga untuk menghitung penampilan awal, reaktansi

    leakage total harus digunakan. Metode penghitungan permeance slot

    dijelaskan oleh banyak penulis. Untuk sebuah kumparan pitch, induktansi

    per fas untuk fluks leakage slot adalah

    Ls = 0.4ns2 m/s lg 2,54 (Fsst + Fssb) 10

    -8 henry.

    Dimana :

    - Ls : panjang satu siklus dari kumparan stator

    - Fss : faktor kebocoran pada alur rotor

    Pada sebagian kecil kumparan pitch, arus pada kedua sisi koil pada

    beberapa slot tidak sefase dan induktansinya lebih kecil daripada yang ada

    pada kumparan pitch biasanya. Efek tersebut dimasukkan ke perhitungan

    dengan mengalikan persamaan untuk induktansi dengan sebuah faktor

    reduksi/pengurangan Membagi Nm/Ss dengan ns, konduktor seri per slot,

    dan mengalikannya dengan 2f, maka reaktansi leaktage slot adalah

    )(.10

    .2..

    7

    2

    ssBsst

    s

    sgFF

    S

    KOlfmNXss

    dimana :

    - Xss : reaktansi bocor per fasa dalam alur stator

    Dalam hal ini F sst adalah faktor slot stator pada puncak slot dan

    Fssb adalah faktor slot pada bagian bawah slot. Pada slot stator yang

    sebagian terbuka

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    )3

    ()2

    ( 2

    1

    3

    1

    4

    sr

    ir

    sr

    r

    srsr

    r

    sr

    rsrbsrt

    W

    d

    W

    d

    WW

    d

    W

    dFF

    dimana :

    - Wsr : lebar dari alur rotor

    Reaktansi bocor slot rotor

    )()(

    .).lg(.2.

    10 2.

    2

    7

    2

    srbsrt

    rdrpr

    rsr FF

    Skk

    KkdkpOmfNX

    Pada slot-slot trapezoid/segiempat yang dua sisinya sejalan baik

    pada stator maupun rotor

    Reaktansi leakage zigzag stator

    ])()[(2.1

    22

    rsmg

    zS

    p

    S

    p

    I

    EX

    Reaktansi magnetis dari sebuah motor induksi pada ohm per fase

    kira-kira sama dengan tegangan terminal per fase dibagi dengan arus

    magnetis per fase sehubungan dengan ampere-turns celah udara

    Reaktansi bocor belt sama dengan nol untuk motor-motor dengan

    kumparan rotor squirrel-cage dan hasil integral slot per kutub

    Leakage belt konstan, Kbs dan Kbr bervariasi, dan persentase pitch

    kumparan masing-masing juga bervariasi. Untuk reaktansi leakage end-

    connection pada motor-motor induksi wound-rotor, nilai rotor digunakan dan

    semua persamaan dikalikan dengan perbandingan turn efektif yang

    dikuadratkan untuk diubah menjadi rumus stator.

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    )]2

    (5,0[)(8,0

    10

    2

    7

    2

    ssdd

    sc

    dfb

    p

    kkmfNX

    dimana :

    - dss : kedalaman alur stator

    Nilai b pada tabel XXVI juga dapat dipergunakan pada kumparan

    rotor, dan fr dapat dihitung dengan cara seperti yang dijelaskan pada

    kumparan dinamo arus searah, 59.

    Reaktansi leakage end-connection pada putaran rotor squirrel-cage

    N2mj cr (kpkd)2 Dd

    Xer = 2pb + ohm 107 p2 1,7wer + 1,2der + 1,4der

    Adapun rancangan mesin induksi dengan kapasitas, antara lain :

    Tegangan (V) : 220 Volt

    Daya Input (Q) : 2 Hp (Horse Power)

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    .....11,1

    10.2

    32

    nsacBavkw

    QLD

    Jumlah Kutub (P) : 2 kutub

    Frekuensi (f) : 50 Hertz

    Efisiensi (%) : 75 %

    Phasa () : 1

    Cos : 0,8

    Konstanta belitan (kw) : 0,95

    Adapun standarisasi yang saya pilih, adalah :

    Bav : 0,5 Wb/m2 (Pembebanan Magnet)

    : 1,5 Wb/m2 (Kerapatan fluks pada gigi stator)

    ac : 400 A/lilitan/cm (Pembebanan listrik spesifik)

    s : 7 A/mm2 (Kerapatan arus pada penghantar)

    Untuk motor induksi dengan frekuensi 50 Hz pembebanan magnet

    yang diperbolehkan adalah 0,3 0,6 Wb/m2 dan pembebanan listrik spesifik

    adalah 100 450 Amp.lilitan/cm serta konstanta belitan (Kw) terdistribusi

    adalah 0,95 sehingga nilai-nilai tersebut kami pilih

    I. Perencanaan ukuran utama

    Dalam merencanakan ukuran utama, ada beberapa yang harus perlu

    diketahui yaitu :

    Ukuran inti stator

    Penentuan ukuran inti stator menggunakan rumus :

    Dimana :

    D = diameter dalam inti stator (cm)

    L = panjang inti stator (cm)

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Cos

    HPQ

    .

    746,0.

    P

    fns

    .120

    P

    DL

    .2

    .2,1

    Ns = kecepatan sinkron (rps)

    Q = Daya input (KVA)

    Bav = pembebanan magnetik spesifik (Wb/m)

    ac = pembebanan listrik spesifik (A/cm)

    Kw = konstanta beban

    Ukuran inti stator

    Untuk menentukan daya input rumus yang digunakan ialah :

    Dimana ;

    Pout = daya motor dalam satuan HP

    = efisiensi motor (%)

    Cos = faktor daya motor

    Kecepatan sinkron (ns)

    Untuk menentukan kecepatan sinkron motor, maka rumus yang

    digunakan ialah :

    Dimana ;

    f = frekuensi (Hertz)

    P = jumlah pasangan kutub

    Panjang inti stator (L)

    Penentuan panjang inti stator menggunakan rumus ;

    Dimana ;

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    P

    DY

    .2

    .

    )..(9,0 WdndLLi

    mfKw

    ETs

    ...44,4

    YLBavm ..

    D = Diameter dalam inti stator (cm)

    P = jumlah pasangan kutub

    Kisar kutub (Y)

    Penentuan kisar kutub dengan menggunakan rumus ;

    Dimana ;

    D = diameter dalam inti stator (cm)

    P = jumlah pasangan kutub

    Panjang efektif dari inti stator (Li)

    Rumus yang digunakan adalah :

    Dimana ;

    L = panjang inti stator (cm)

    nd = jumlah ventilasi

    Wd = lebar ventilasi (cm)

    II. Perencanaan ukuran utama

    Dalam perencanaan stator ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

    yaitu :

    Jumlah lilitan stator perfasa yang persisi dengan menggunkan

    rumus :

    Dan :

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    gpFasaSs ..2.

    Ss

    DYss

    .

    Dimana ;

    E = tegangan input (Volt)

    Kw = konstanta belitan

    F = frekuensi (Hertz)

    1m = fluks magnetik tanpa beban (Wb)

    L = panjang stator (cm)

    Bav = pembebanan magnetik spesifik (Wb/m2)

    Y = kisar kutub (cm)

    Jumlah alur stator (Ss)

    Untuk menentukan jumlah alur stator digunakan rumus ;

    Dimana ;

    g = jumlah alur perfasa

    P = jumlah pasangan kutub

    Besar kisar alur (Yss)

    Untuk menentukan besar kisar alur digunakan rumus ;

    Dimana ;

    D = diameter dalam stator

    Ss = jumlah alur stator

    Ukuran penghantar stator

    a. Luas penghantar stator (As)

    untuk menentukan luas penghantar stator, digunakan rumus :

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    s

    IbsAs

    AsDs

    .4

    Dimana ;

    Ibs = arus beban penuh setiap fasa (Amp)

    s = kerapatan arus (A/mm2)

    Q = daya masuk (KVA)

    Vsu = tegangan nominal yang masuk (Volt)

    b. Diameter penghantar stator (DS)

    Untuk menentukan diameter penghantar stator, digunakan

    rumus :

    Dimana ;

    As = luas penghantar stator (mm2)

    Ukuran alur stator dan gigi stator:

    a. Lebar alur (Wss)

    Untuk menentukan lebar alur, digunakan rumus :

    Wss = jumlah kawat penghantar ke samping + isolasi alur +

    faktor toleransi (mm)

    b. Kedalaman alur (dss)

    Untuk menentukan kedalaman alur, digunakan rumus :

    dss = jumlah kawat penghantar ke bawah + isolasi alur +

    besar pasak alur + faktor toleransi (mm)

    c. Ukuran gigi stator Wts)

    Untuk menentukan ukuran gigi stator, digunakan rumus :

    Wts = Yss Wss mm

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    )(2

    Weberm

    s

    Dimana ;

    Yss = besar kidas alur (mm)

    Wss = lebar alur stator (mm)

    Panjang kawat penghantar

    a. Panjang rata-rata konduktor tiap belitan (Lmc)

    Untuk menentukan Panjang rata-rata konduktor tiap belitan,

    digunakan rumus :

    Lmc = L . 1,15 . Y + Ss / 2P (cm)

    Dimana ;

    L = panjang inti stator (cm)

    Y = kisar kutub (cm)

    Ss = jumlah alur stator

    P = jumlah pasang kutub

    b. Panjang konduktor tiap phasa (Lc)

    Untuk menentukan Panjang konduktor tiap phasa,

    digunakan rumus :

    Lc = Lmc . 2 . Ts (cm)

    Dimana ;

    Lmc = panjang rata-rata konduktor tiap belitan (cm)

    Ts = jumlah lilitan stator

    Ukuran inti stator

    a. Fluks yang melewati inti stator (cs)

    Untuk menentukan Panjang rata-rata konduktor tiap belitan,

    digunakan rumus :

  • RANCANGAN MESIN LISTRIK MOTOR INDUKSI 1 PHASA 2 HP

    Bcs

    csAcs

    Li

    acsdcs

    Dimana ;

    m = fluks magnetik tanpa beban (Weber)

    b. Luas inti stator (aCS)

    Rumus yang digunakan :

    Dimana ;

    cs = fluks magnetik yang melewati inti stator (Weber)

    Bcs = kerapatan fluks pada inti stator (Wb/mm2)

    c. Ketebalan inti stator (dcs)

    Rumus yang digunakan :

    Dimana ;

    acs = luas inti stator (m2)

    Li = panjang efektif inti stator (cm)

    Diameter luas stator (D0)

    Dalam menentukan diameter luas stator, digunakan rumus :

    Do = D + 2 . dss + 2 . dcs (cm)

    Dimana ;

    D = diameter dalam intri stator (cm)

    Dss = kedalaman alur stator (cm)

    Dcs = ketebalan inti stator (cm)