RANCANGAN · Web viewTENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BATU BARA...
Transcript of RANCANGAN · Web viewTENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BATU BARA...
BUPATI BATU BARA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA
NOMOR 4 TAHUN 2009
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BATU BARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BATU BARA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan pada Pasal 128 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, susunan Organisasi Perangkat Daerah dilakukan dengan
berpedoman pada peraturan pemerintah;
b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
maka perlu dibentuk organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten Batu Bara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b, perlu ditetapkan dalam peraturan daerah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974
Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
1
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Kabupaten Batu Bara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4681);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman
Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4428);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 1 Tahun 2009
tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Batu Bara.
2
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BATU BARA
dan
BUPATI BATU BARA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BATU BARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Batu Bara.
2. Pemerintah daerah adalah bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
3. Kepala Daerah adalah Bupati Batu Bara.
4. Perangkat daerah kabupaten adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD,
dinas daerah dan lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan.
5. Peraturan daerah adalah peraturan daerah Kabupaten Batu Bara.
6. Peraturan Bupati adalah naskah dinas yang berbentuk peraturan perundang-undangan
yang dibuat dan dikeluarkan untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan.
7. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat daerah Kabupaten Batu Bara, yang selanjutnya
disingkat Setdakab.
8. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Batu Bara, yang selanjutnya
disingkat Sekdakab.
9. Lembaga Teknis Daerah adalah lembaga teknis daerah Kabupaten Batu Bara yang
berbentuk Badan maupun Kantor sebagai unsur pendukung tugas tertentu yang karena
sifatnya tidak tercakup dalam Sekretariat Daerah dan Dinas Daerah.
3
10.Unit Pelaksana Teknis Badan adalah unsur pelaksana tugas teknis pada badan daerah
untuk melaksanakan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang
mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.
11.Kelompok Jabatan Fungsional adalah terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang
melaksanakan tugas berdasarkan keahlian dan spesialisasi yang dibutuhkan sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Lembaga Teknis Daerah terdiri dari :
a. Inspektorat;
b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
c. Badan Kepegawaian Daerah;
d. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
e. Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana;
f. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan;
g. Kantor Lingkungan Hidup;
h. Kantor Perpustakaan dan Arsip;
i. Satuan Polisi Pamong Praja;
j. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
k. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu.
BAB III
KEDUDUKAN DAN TUGAS
Bagian Pertama
Inspektorat
Pasal 3
(1) Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
dipimpin oleh Inspektur yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara
teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.
(2) Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan
pemerintahan di daerah kabupaten, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan
pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.
(3) Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menyelenggarakan fungsi :
4
a. perencanaan program pengawasan;
b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan
c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan.
Bagian Kedua
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 4
(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh Kepala Badan
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
(2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan
daerah dan penanaman modal.
(3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis perencanaan;
b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah;
dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Bagian Ketiga
Badan Kepegawaian Daerah
Pasal 5
(1) Badan Kepegawaian Daerah adalah merupakan unsur pendukung tugas Kepala
Daerah yang dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertangung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang kepegawaian daerah.
(3) Badan Kepegawaian dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis dibidang Kepegawaian Daerah;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
Kepegawaian Daerah;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Kepegawaian Daerah; dan
5
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Bagian Keempat
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Pasal 6
(1) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa adalah merupakan unsur
pendukung tugas Kepala Daerah yang dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang
pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa.
(3) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Bagian Kelima
Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana
Pasal 7
(1) Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana adalah merupakan
unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang dipimpin oleh Kepala Badan
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
(2) Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.
(3) Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang Pemberdayaan Perempuan, Anak dan
Keluarga Berencana;
6
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pemberdayaan Perempuan, Anak dan
Keluarga Berencana; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Bagian Keenam
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Pasal 8
(1) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan adalah merupakan unsur
pendukung tugas Kepala Daerah yang dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang penyuluhan
dan ketahanan pangan.
(3) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang Penyuluhan dan Ketahanan Pangan;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Penyuluhan dan Ketahanan Pangan;
dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Bagian Ketujuh
Kantor Lingkungan Hidup
Pasal 9
(1) Kantor Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang
dipimpin oleh Kepala Kantor berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang lingkungan hidup dan kebersihan.
(3) Kantor Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup dan kebersihan;
7
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
lingkungan hidup dan kebersihan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup dan kebersihan;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Bagian Kedelapan
Kantor Perpustakaan dan Arsip
Pasal 10
(1) Kantor Perpustakaan dan Arsip merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah
yang dipimpin oleh Kepala Kantor berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Kantor Perpustakaan dan Arsip mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perpustakaan dan arsip.
(3) Kantor Perpustakaan dan Arsip dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang Perpustakaan dan Arsip;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
Perpustakaan dan Arsip;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Perpustakaan dan Arsip; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Bagian Kesembilan
Satuan Polisi Pamong Praja
Pasal 11
(1) Satuan Polisi Pamong Praja merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang
dipimpin oleh Kepala Kantor berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan
ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, pengawalan dan penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati/Keputusan Bupati.
(3) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan program dan pelaksanaan ketenteraman dan ketertiban umum,
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati/Keputusan Bupati;
8
b. pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum di Daerah;
c. pelaksanaan kebijakan penegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala
Daerah;
d. pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum serta penegakkan Peraturan Daerah dengan aparat Kepolisian
Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lainnya;
e. pengawasan dan penyuluhan terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati
Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.
Bagian Kesepuluh
Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Pasal 12
(1) Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat merupakan unsur
pendukung tugas Kepala Daerah yang dipimpin oleh Kepala Kantor berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang kesatuan
bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.
(3) Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Bagian Kesebelas
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
Pasal 13
(1) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah
yang dipimpin oleh Kepala Kantor berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
9
(2) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan
menyelenggarakan pelayanan administrasi dibidang perijinan secara terpadu dengan
prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian.
(3) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyusunan program Kantor;
b. penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan;
c. pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan;
d. pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan;
e. pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinan.
BAB IV
SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Pertama
Inspektorat
Pasal 14
(1) Organisasi Inspektorat terdiri dari:
a. Inspektorat;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Perencanaan;
2. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan;
3. Sub Bagian Administrasi dan Umum.
c. Inspektorat Pembantu Wilayah I, terdiri dari:
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.
d. Inspektorat Pembantu Wilayah II, terdiri dari:
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.
e. Inspektorat Pembantu Wilayah III, terdiri dari:
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.
f. Inspektorat Pembantu Wilayah IV, terdiri dari:
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan;
2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
10
3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan.
g. Unit Pelaksana Teknis;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Inspektorat sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Bagian Kedua
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 15
(1) Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri dari:
a. Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan;
2. Sub Bagian Penyusunan Program, Pengolahan Data, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Fisik dan Prasarana, terdiri dari:
1. Sub Bidang Infrastruktur, Pemukiman Prasarana Wilayah dan Perhubungan;
2. Sub Bidang Tata Ruang, Tata Guna Tanah, Sumber Daya Alam dan Sumber
Daya Lainnya.
d. Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya, terdiri dari:
1. Sub Bidang Ekonomi;
2. Sub Bidang Sosial Budaya;
e. Bidang Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari:
1. Sub Bidang Penelitian;
2. Sub Bidang Pengembangan;
f. Bidang Penanaman Modal, terdiri dari:
1. Sub Bidang Investasi;
2. Sub Bidang Promosi.
g. Unit Pelaksana Teknis;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Bagian Ketiga
Badan Kepegawaian Daerah
Pasal 16
(1) Organisasi Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari:
a. Badan;
11
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Program.
c. Bidang Pengadaan dan Pengembangan Pegawai, terdiri dari:
1. Sub Bidang Pengadaan Pegawai;
2. Sub Bidang Pengembangan Karir dan Mutasi.
d. Bidang Kepangkatan dan Pensiun, terdiri dari:
1. Sub Bidang Kepangkatan;
2. Sub Bidang Pensiun.
e. Bidang Disiplin dan Pembinaan, terdiri dari:
1. Sub Bidang Pembinaan Disiplin;
2. Sub Bidang Pemberhentian Pegawai.
f. Bidang Pendidikan dan Latihan;
1. Sub Bidang Diklat Prajabatan dan Struktural;
2. Sub Bidang Diklat Teknis Fungsional dan Ujian Dinas.
g. Unit Pelaksana Teknis;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Bagian Keempat
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Pasal 17
(1) Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa terdiri dari:
a. Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Program.
c. Bidang Sosial Budaya Masyarakat, terdiri dari:
1. Sub Bidang Bantuan Pembangunan;
2. Sub Bidang Perkreditan dan Produksi.
d. Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat, terdiri dari:
1. Sub Bidang Bantuan Pembangunan;
2. Sub Bidang Perkreditan dan Produksi.
e. Bidang Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna dan Pemanfaaatan Sumber Daya
Desa/Kelurahan, terdiri dari:
12
1. Sub Bidang Pengkajian Kerjasama Pemasyarakatan dan Bantuan Teknologi
Tepat Guna;
2. Sub Bidang Peningkatan Sumber Daya Alam, Pantai Pesisir, Daratan, Penelitian
dan Konservasi Desa/Kelurahan.
f. Bidang Pemerintahan Desa, terdiri dari:
1. Sub Bidang Perangkat Desa;
2. Sub Bidang Pengembangan dan Administrasi Desa.
g. Unit Pelaksana Teknis;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.
Bagian Kelima
Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana
Pasal 18
(1) Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana terdiri
dari:
a. Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Program.
c. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, terdiri dari:
1. Sub Bidang Pangarusutamaan Gender;
2. Sub Bidang Kualitas Hidup, Perlindungan Perempuan dan Anak.
d. Bidang Pelayanan, terdiri dari:
1. Sub Bidang Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Produksi;
2. Sub Bidang Kesehatan Reproduksi Remaja.
e. Bidang Pemberdayaan Keluarga, terdiri dari:
1. Sub Bidang Penguatan Kelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas;
2. Sub Bidang Ketahanan Pemberdayaan Keluarga.
f. Bidang Advokasi Keluarga Berencana, terdiri dari:
1. Sub Bidang Komunikasi, Informasi dan Edukasi;
2. Sub Bidang Informasi Data Mikro Kependudukan Keluarga.
g. Unit Pelaksana Teknis;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
13
(2) Bagan Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.
Bagian Keenam
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Pasal 19
(1) Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan terdiri dari:
a. Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Program.
c. Bidang Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari:
1. Sub Bidang Data dan Informasi;
2. Sub Bidang Analisa dan Pengembangan.
d. Bidang Penyuluhan, terdiri dari:
1. Sub Bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi ;
2. Sub Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
e. Bidang Ketahanan Pangan, terdiri dari:
1. Sub Bidang Kewaspadaan Ketersediaan Pangan dan Gizi;
2. Sub Bidang Distribusi Penganekaragaman Konsumsi Pangan.
f. Bidang Sarana dan Prasarana, terdiri dari:
1. Sub Bidang Pengembangan dan Kelembagaan;
2. Sub Bidang Sumber Daya.
g. Unit Pelaksana Teknis;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran VI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
Bagian Ketujuh
Kantor Lingkungan Hidup
Pasal 20
(1) Organisasi Kantor Lingkungan Hidup terdiri dari:
a. Kantor;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
14
c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian;
d. Seksi Analisa Pencegahan Dampak Lingkungan;
e. Seksi Pemulihan Lingkungan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Kantor Lingkungan Hidup sebagaimana tercantum dalam Lampiran
VII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Bagian Kedelapan
Kantor Perpustakaan dan Arsip
Pasal 21
(1) Organisasi Kantor Perpustakaan dan Arsip terdiri dari:
a. Kantor;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Layanan dan Minat Baca;
d. Seksi Pengolahan dan Pembinaan Perpustakaan;
e. Seksi Arsip dan Dokumentasi;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Kantor Perpustakaan dan Arsip sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VIII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Bagian Kesembilan
Satuan Polisi Pamong Praja
Pasal 22
(1) Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari:
a. Satuan;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Pembinaan dan Pengembangan;
d. Seksi Ketenteraman dan Ketertiban;
e. Seksi Operasional dan Pengawalan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IX dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
15
Bagian Kesepuluh
Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Pasal 23
(1) Organisasi Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat terdiri dari:
a. Kantor;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Hubungan Antar Lembaga;
d. Seksi Kebangsaan dan Politik;
e. Seksi Perlindungan Masyarakat;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Organisasi Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
sebagaimana tercantum dalam Lampiran X dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.
Bagian Kesebelas
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
Pasal 24
(1) Organisasi Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu terdiri dari:
a. Kantor;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Pelayanan Perijinan;
d. Seksi Penagihan;
e. Seksi Pendataan;
f. Seksi Penetapan;
g. Tim Teknis.
(2) Bagan Organisasi Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
BAB V
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
DALAM JABATAN
Pasal 25
(1) Inspektur dan Kepala Badan diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai
Negeri Sipil yang telah memenuhi persyaratan, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, setelah terlebih dahulu melalui pembahasan pada Baperjakat
dan rekomendasi dari Gubernur.
16
(2) Sekretaris, Kepala Kantor, Kepala Bidang, Inspektur Pembantu, Kepala Sub Bagian
dan Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah
Kabupaten dari Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi persyaratan dan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan terlebih dahulu
melalui pembahasan pada Baperjakat.
(3) Jenjang kepangkatan, jabatan dan kepegawaian dalam pengisian pada Struktur
Organisasi dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VI
TATA KERJA
Pasal 26
(1) Dalam melaksanakan tugasnya Inspektur, Kepala Badan, Sekretaris, Inspektur
Pembantu, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi, akuntabilitas dan sinkronisasi baik intern
maupun antara satuan kerja/unit organisasi lainnya sesuai tugas dan mekanisme yang
ditetapkan.
(2) Setiap pimpinan satuan kerja/unit organisasi wajib melaksanakan pengawasan dan
pembinaan terhadap bawahannya masing-masing.
(3) Dalam hal pimpinan satuan kerja/unit organisasi berhalangan tetap dalam
melaksanakan tugas karena sesuatu hal, secara berjenjang dapat mendelegasikan
tugasnya kepada pejabat struktural lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 27
(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Batu Bara Nomor 8
Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Batu Bara dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.
(2) Pada saat diberlakukannya Peraturan Daerah ini, pejabat yang sudah ada tetap
melaksanakan tugasnya sampai dengan ditetapkannya pejabat baru.
(3) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya
akan diatur kemudian berdasarkan dengan Peraturan dan atau Keputusan Bupati.
17
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Pasal 29
Pengaturan tentang Unit Pelaksana Teknis mengenai nomenklatur, jumlah dan jenis,
susunan organisasi, tugas dan fungsi ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
Pasal 30
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Batu Bara.
Ditetapkan di Lima Puluh
pada tanggal 11 Februari 2009
BUPATI BATU BARA
ttd.
OK ARYA ZULKARNAIN
Diundangkan di Lima Puluh
pada tanggal 12 Februari 2009
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN BATU BARA
ttd.
SOFYAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2009 NOMOR 4
18