RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA...

21
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TABUN ... TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wi1ayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah, perlu dikembangkan kawasan ekonomi khusus; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanarnan Modal, keterituan mengenai Kawasan Ekonomi Khusus diatur dengan Undang-Undang; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Undang-Undang tentang Kawasan Ekonomi Khusus; Mengingat: 1. Pasa15 ayat (1), Pasal 20, da.l.1. Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahuri 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nornor 4724); Derigan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalarn Undang-Undang ini yang dimaksud dengan : 1. Kawasan Ekonomi Khusus yang selanjutnya disebut KEK adalah kawasan dengan batas-batas tertentu dalam wilayah hukum Negara 0rJL:. Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan ARSIP DAN DOKUMENTASI

Transcript of RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA...

Page 1: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

RANCANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ... TABUN ...

TENTANG

KAWASAN EKONOMI KHUSUS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk mempercepat pengembangan ekonomi diwi1ayah tertentu yang bersifat strategis bagipengembangan ekonomi nasional dan untuk menjagakeseimbangan kemajuan suatu daerah, perludikembangkan kawasan ekonomi khusus;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 31 ayat (3)Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentangPenanarnan Modal, keterituan mengenai KawasanEkonomi Khusus diatur dengan Undang-Undang;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentukUndang-Undang tentang Kawasan Ekonomi Khusus;

Mengingat: 1. Pasa15 ayat (1), Pasal 20, da.l.1. Pasal 33 Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentangPenanaman Modal (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahuri 2007 Nomor 67, Tambahan LembaranNegara Nornor 4724);

Derigan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIAdan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG KAWASAN EKONOMIKHUSUS.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalarn Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :

1. Kawasan Ekonomi Khusus yang selanjutnya disebut KEK adalahkawasan dengan batas-batas tertentu dalam wilayah hukum Negara 0rJL:.Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan u~~

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 2: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

menyelenggarakan fungsi-fungsi perekonomian yang bersifatkhu sus dan memperoleh fasilitas tertentu.

2. Zona adalah area di dalam KEK dengan batas-batas tertentu yangpemanfaatannya sesuai dengan peruritukkannya.

3. Dewan Nasiorial adalah dewan yang bertanggung jawab dalamperumusan kebijakan percepatan pengembangan, kebijakanpengoperasian, dan pengendalian penyelenggaraan KEK di tingkatnasional.

4. Dewan Kawasan adalah dewan yang bertanggung jawabmengoordinasikan pengembangan dan pengawasanpenyelenggaraan KEK di tingkat Provinsi.

5. Badan Pengusahaan adalah badan yang bertanggung jawabmenyelenggarakan pengusahaan KEK.

6. Badan Usaha adalah perusahaan berbadan hukum berupa BadanUsaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, atau perusahaanswasta.

BAB IIBENTUK DAN KRITERIA

Bagian KesatuBentuk

Pasa12

KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memilikikeunggulan geo-ekoriomi dan geo-strategi, untuk menampung kegiatanindustri, ekspor dan. impor, serta kegiatan ekonomi yang memiliki nilaiekonomi tinggi dan daya saing internasional.

Pasal3

(1) KEK dapat terdiri atas satu atau beberapa zona:a. pengolahan ekspor;b. logistik;c. industri;d. pengembangan. teknologi; dan/ ataue. ekonomi lainnya.

(2) Di dalam KEK dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahanbagi pekerja.

(3) Di dalam setiap KEK disediakan lokasi untuk Usaha Mikro Kecildan Menengah (UMKM) guna mendukung kegiatan perusahaan­perusahaan yang berada di dalam KEK.

Bagian KeduaKriteria

Pasa14

Lokasi yang dapat diusulkan untuk menjadi KEK harus memenuhikriteria:

bersangkutan vi?

~~yang

sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, dan tidak berpotensimengganggu kawasan lindung;pernerintah provinsi/kabupatenjkotamendukung pengelolaan KEK;

a.

b.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 3: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

c. terletak pada POSlSl yang dekat dengan jalur perdaganganinternasional atau berdekatan dengan jalur pelayaran internasiorialdi Indonesia atau pada wilayah potensi sumber daya unggulan;

d. tersedia dukungan infrastruktur dan kemungkinanpengembangannya; dan

e. mernpunyai batas yang jelas.

BAB IIIPEMBENTUKAN KEK

Bagian KesatuPengusulan

PasaI5

(1) Pembentukan KEK dapat diusulkan oleh Badan Usaha, pemerintahkabupatenjkota, atau pemerintah provinsi kepada Dewan Nasional.

(2) Dalam hal usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukanoleh Badan Usaha, usulan disampaikan kepada Dewan Nasionalmelalui pemerintah provinsi setelah memperoleh persetujuan daripemerintah kabupatenjkota.

(3) Dalam hal usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukanoleh pemerintah kabupaten Zkota, usulan dilakukan melaluipemerintah provinsi sebelum diajukan kepada Dewan Nasional.

(4) Dalam hal u sulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukanoleh pemerintah provinsi, usulan diajukan kepada Dewan Nasional.

Pasa16

(1) Usulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) harusmemenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal4.

(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapipersyaratan paling sedikit meliputi:

a. peta lokasi pengembangan serta luas areal yang diusulkan yangterpisah dari areal permukiman penduduk;

b. jenis KEK yang diusulkan;c. rencana tata ruang KEK yang diusulkan dilengkapi dengan

peraturan zonasi;d. rencana dan sumber pembiayaannya;e. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;f. hasil studi kelayakan ekonomi dan finansiaL

Bagian KeduaProses Penetapan

Pasal 7

(1) Dewan Nasional dapat menolak atau menyetujui usulanpembentukan KEK setelah melakukan pengkajian atas usulansebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1).

(2) Dalam hal Dewan Nasional menolak usulan pembentukan KEK,periolalcan disampaikan kepada pengusul diaertai deng"JS"ff

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 4: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

(3) Dalam hal Dewan Nasional menyetujui usulan pernbentukan KEK,Dewan Nasional mengajukan kepada Presiden untuk ditetapkandengan Peraturan Pernerintah.

Pasa18

Dalam hal tertentu , Pemerintah dapat menetapkan suatu wilayahsebagai KEK tanpa melalui proses pengusulan sebagaimana dimaksuddalam Pasa] 5.

Pasa19

Ketentu an lebih lanjut mengenai tata cara perietapan KEK diatur denganPeraturan Pemerintah.

Bagian Ketiga

Pembangunan dan Pengoperasian

Pasal 10

(1) Berdasarkan penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat(3), pernerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kotamerietaplcan Badan Usaha untuk mernbangun KEK sesuai denganketentuan peraturan peruridang-undangan.

(2) Dalam hal usulan berasal dari Badan Usaha, pemerintahkabupaten Zkcta menunjuk langsung Badan Usaha pengusul untukmembangun KEK.

Pasal 11

(1) KEK h arus siap beroperasi dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahunsejak ditetapkan.

(2) Dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sebagaimana dimaksud padaayat (1), Dewan Nasional melakukan evaluasi setiap tahun.

(3) Hasil evaluasi sebagaimana dirnaksud pada ayat (2), disarnpaikankepada pengusul urituk ditindaklanjuti.

(4) Dalam hal setelah 3 (tiga) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat(I) KEK belurn siap beroperasi Dewan Nasional dapat :a. melakukan perubahan atas usulan sebelurnnya;b. pernberian perpanjangan waktu untuk paling lama 2 (dua)

tahuri; darr/ atauc. mengambil Iangkah-Iangkah penyelesaian masalah

pembangunan KEK.

Pasal 12

(I). Dana pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di dalam KEKdapat berasal dari :

(2).

a. pemerintah (APBN darr/ atau APBD);b. swasta; atauc. kerjasama pemerintah-swasta

Dewan Nasional dapat menetapkan kebijakan tersendiri dalamkerjasama antara pemerintah dan swasta dalam pembangunan danpemeliharaan infraatruktur di dalam KEK.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 5: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

(3). Pengelolaan aset hasil kerjasama Pemerintah-swasta dapatdilakukan sesuai dengan analisa kelayakan ekonomi dan finansial.

BABIVKELEMBAGAAN

Bagian KesatuDewan Nasional

Pasal 13

nasional pengembangan danDewan Nasional KEK dengan

kebijakandibentuk

Untuk menetapkanpembangunan KEK,Peraturan. Presiden.

(2) Dewan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungj awab kepada Presiden

(1)

Pasal 14

Dewan Nasional bertugas:

a. menetapkan kebijakan umum serta langkah-langkah strategisuntuk mempercepat pembentukan dan pengembangan KEK;

b. merietapkan standar infrastruktur dan pelayanan minimal dalamKEK;

c. melakukan pengkajian alas usulan suatu wilayah untuk dijadikanKEK;

d. memberikan rekomendasi pembentukan KEK;e. mengkaji dan merekomendasikan langkah pengembangan di

wilayah yang potensinya belum berkembang;f. menyelesaikan permasalahan strategis pelaksanaan pengelolaan

dan pengernbangan KEK;g. mengevaluasi keberlangsungan KEK dan merekomendasikan

langkah tindak lanjut hasil evaluasi kepada Presiden, termasukmengusulkan pencabutan status KEK; dan

h. me1akukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pengelolaanKEK.

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14,Dewan Nasional dapat:

a. meminta penjelasan Dewan Kawasan dan Badan Pengusahaanmengenai segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaankegiatannya;

b. mernin.ta masukan dan zatau bantuan instansi Pemerintah,pernerintah daerah maupun pihak lain yang dianggap perlu;dan zatau

c. me'lakukan kerja sarna dengan para ahli sesuai kebutuhan.

(1)

(2)

Pasal 16

Dewan Nasional diketuai oleh Menteri yang menangani urusanpemerintahan bidang perekoriomian dan beranggotakan paramenteri/kepala lembaga pemerintah non departemen.

Untuk mernperlancar pelaksanaan tugas Dewan Nasional

sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dibentnk sekre~~~ D~N· iI;}

Nasion al ~ UV

' q

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 6: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai keanggotaan, tata kerja, dank esekre t ariatan Dewan Nasional diatur dengan Peraturan Presiden.

Bagian KeduaDewan Kawasan

Pasal 17

(1) Dewan Kawasan dibentuk pada setiap provinsi yang sebagianwilayahnya ditetapkan sebagai KEK

(2) Dewan Kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkanoleh Dewan Nasional kepada Presiden untuk ditetapkan denganKeputusan Presiden.

(3) Dewan Kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab kepada Dewan Nasiorial.

Pasal 18

Dewan Kawasan bertugas:

a. rnerurnuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka pengelolaand8ll. pengembangan KEK di wilayah kerjanya sesuai kebijakanumum yang telah ditetapkan oleh Dewan Nasional;

b. mengkoordinasikan kegiatan Badan Pengusahaan;c. melakukan pengawasan dan evaluasi kegiatan Badan Pengusahaan;d. menetapkan langkah-Iangkah strategis untuk penyelesaian

perrnasalahan dalam pelaksanaan kegiatan di wilayah kerjanya;e. menyampaikan laporan pengelolaan KEK kepada Dewan Nasional

secara berkala setiap akhir tahun; danf. menyampaikan laporan insidentil dalam hal terdapat perrnasalahan

strategis di wilayah kerjanya.

Pasal 19

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 18Dewan Kawasan dapat:

a. merninta penjelasan Badan Pengusahaan mengenai segala hal yangberkaitan dengan pelaksanaan kegiatannya;

b. meminta masukan dan j'atau bantuan instansi Pemerintah maupunpihak lain yang dianggap perlu; danl atau

c. melakukan kerja sarna dengan para ahli sesuai kebutuhan.

Pasal20

(1) Keanggotaan Dewan Kawasan berasal dari unsur Pemerintah danpemerintah daerah.

(2) Untuk memperlancar pelaksanaan tugas Dewan Kawasansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk SekretariatDewan Kawasan

(3) Untuk membantu pelaksanaan tugas Dewan Kawasan sebagaimanadirnalcsud pada ayat (1) dapat dibentuk Tim Konsultasi.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja Dewall. Kawasan diaturderigan Peraturan Dewan Nasiorial.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 7: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

(1)

(2)

(3)

Bagian KetigaBadan Pengusahaan

Pasal21

Dalam setiap KEK, clibentuk Baclan Pengusahaan untukmeiaksanakan pengelolaan KEK.

Badan Pengusahaan bertanggung jawab kepada Dewan Kawasan­

Kepengurusan dan tata kerja badan pengusahaan sebagaimanadimaksud pacla ayat (1) ditetapkan oleh Dewan Nasional atas usulDewan Kawasan.

Pasal22

(1) Dalam melaksanakan perigelolaan KEK, Badan Pengusahaan diberiwewenang mernberikan izin usaha dan izin lainnya yang diperlukanbagi para pengusaha yang mendirikan, menjalankan danmengemb81l.gkan usaha eli KEK melalui pelimpahan wewenangsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Izin sebagaimana dimaksud paela ayat (1) diberikan melalui sistempelayanan terpadu satu pintu

Pasal23

(1) Dewan KaWaS81l. dapat membekukan dan mengambil alih sernentarakeperiguru san Badan Pengusahaan, apabila berdasarkan hasilevaluasi kegiatan, Dewan Kawasan menilai pengurus BadanPengusahaan :

a. tidak dapat memenuhi tugas dan kewajiban atau kirierja yangtelah ditetapkan: atau

b. melakukankegiatan yang bertentangan dengan ketentuanperaturan perundang-undangan,

(2) Perribekuan dan pengambilalihan sebagaimana dimaksud pada ayat(1), dilakukan setelah mendapat pertimbangan dari DewanNasional.

(3) Dalam hal Dewan Kawasan mengambil alih sementarakepengurusan Badan Pengusahaan, Dewan Kawasan dapatmenunjuk pelaksana harian untuk melaksanakan tugas dan fungsiBadan Pengusahaan.

(4) Dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari sejakpembekuan dan pengambilalihan sebagaimana dimaksud pada ayat(1), pengurus badan pengusahaan dapat mengajukan keber'atansecara tertulis disertai alasannya kepada Dewan Kawasan.

(5) Dalam hal Dewan Kawasan menilai keberatan pengurus BadanPengusahaan tidak dapat diterima atau jangka waktu lebih dari 90(sembilan puluh) h ari tidak merigajukan keberatan, DewanKawasan membubarkan pengurus Badan Pengueahaan sekaligusmenetapkan pengurus Badan Pengusahaan yang b81-U.

Pasal24

(1) Badan Pengusahaan mengu sahakan sumber-sumber pendapatansendiri untuk membiayai rumah tangganya.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 8: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

(2) Badan Pengusahaan dapat juga mernperoleh sumber-surnberpendapatan yang berasal dan:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan/ atauc. sumber-sumber lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(3) Pengelolaan keuangan Badan Pengusahaan. mengikuti PolaPengelolaan Keuangan Badan Layanan. Umum (PPK-BLU) yang telahdisesuaikan dengan mempertimbangkan kepentingan efisiensi danefektivitas pengelolaan KEK.

(4) Setiap tahun laporan keuangan Badan Pengusahaan diaudit olehakuntan publik.

BABVLALU LINTAS BAI~NG, KARANTINA, DAN DEVISA

Pasal25

(1) Ketentuan larangan atau pembatasan impor dan ekspor yang diaturberdasarkan Undang-Undang atau perjanjian internasional tetapberlaku di KEK.

(2) Barang-barang yang terkena keterituan pembatasan. irnpor danekspor dapat diberikan pengecualian dan/ atau kerrrudahan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-uridangan.

(3) Lalu lintas barang yang masuk dan keluar dari dan ke KEK berlakuketentuan peraturan perundangan di bidang kepabeanan dancukai.

Pasal26

Ketentuan mengenai karantina manusia, hewan, ikan dan tumbuh­tumbuhan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan tetapberlaku di KEK.

Pasal27

Instansi Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai keweriangannyaharus bekerjasama dengan Badan Pengusahaan untuk rnemperlancarpenyelenggaraan Ialu lintas barang dan karantina di KEK.

Pasal28

(I) Mata uang rupiah merupakan alat pembayaran yang sah di seluruhKEK.

(2) Pernasukan dan pengeluaran mata uang rupiah antara KEK denganluar negeri tunduk pada ketentuan peraturan perundang­undangan.

(3)

(4)

Mata uang asing hanya dapat diperjualbelikan di KEK melalui bankatau pedagang valuta asing yang telah mendapat izin sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Semua transaksi perdagangan internasional dalam valuta asing diKEK yang dilakukan melalui bank, hanya dapat dilakukan olehbank yang telah mendapat izin sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 9: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

BAB VIFASILITAS DAN KEMUDAHAN

Bagian KesatuPerpajakan, Kepabeanan, dan Cukai

Pasa129

(1) Setiap Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha di KEK diberikanfasilitas Paj ak Penghasilan (PPh).

(2) Selain fasilitas PPh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdiberikan tambahan fasilitas PPh sesuai dengan karakteristik zona.

(3) Fasilitas sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diberikan.sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-uridangan di bidangperpajakan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas PPhsebagaiman.a dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur denganPeraturan Pemerintah.

Pasal 30

Fasilitas perpajakan juga dapat diberikan kepada penanam modal dalamwaktu terteritu berupa pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidangperpajakan ,

Pasal 31

(1) Impor barang ke KEK dapat diberikan fasilitas berupa :

a. penangguhan bea masuk;b. pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupalcan

bahan baku atau bahan penolong produksi;c. tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas BarangMewah (PPnBM), untuk Bar811g Kena Pajak; dan

d. tidak dipungu t PPh lmpor.

(2) Penyerahan Barang Kena Pajak dari tempat lain di dalarn DaerahPabean ke KEK dapat diberikan fasilitas tidak dipungut PPN danPPnBM berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan.

(3) Penyerahan Barang Kena Pajak dari KEK ke tempat lain di dalamDaerah Pabean sepanjang tidak ditujukan kepada pihak yangmendapatkan fasilitas PPN dikenakan PPN atau PPN dan PPnBMsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan.

(4) Ketentuan lebih Tanjut mengenai pemberian fasilitas sebagaimanadimaksud ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan PeraturanPemerintah.

Pasal 32

(1) Barang asal impor yang dikeluarkan dari KEK dengan tUjU811diimpor untuk dipakai, sepanjang pengeluaran tersebut tidakditujukan kepada pihak y811g memperoleh fasilitas pembebasan~tau penangguhan bea masuk, cukai, atau pajak dalafWka

rmpo) ef~1

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 10: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

a. dipungut bea masuk;b. dilunasi cukainya untuk Barang Kena Cukai; danc. dikenakan PPN atau PPN dan PPnBM, dan PPh Impor

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perpaj akan.

(2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukanketentuan impor berdasarkan ketentuan peraturan perundang­undangan di bidang kepabeanan.

Pasal 33

Barang yang dikeluarkan dar i KEK dengan tujuan untuk diekspordiberlakukan ketentuan ekspor berdasarkan ketentuan peraturanperunelang-undangan eli biclang kepabeanan.

Bagian KeduaPajak Daerah dan Retribusi Daerah

Pasal 34

(1) Setiap Wajib Pajak yang melakukan usaha di KEK diberikan insentifberupa pembebasan atau keringanan pajak elaerah dan retribusidaerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Selain inseritif Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1), perneriritah daerah dapat memberikankemuelahan lainnya.

Bagian KetigaPertanahan, Perijinan, Keimigrasian, dan Investasi

Pasal35

Kemudahan atau fasilitas pertanahan diberikan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasa136

(1) Pada KEK diberikan kemudahan dan keringanan eli bidang perijinanusaha, kegiatan usaha, perbankan, perrnodalan, perindustrian,perdagangan, kepelabuhanan, keimigrasian bagi orang asing pelakubisnis, dan diberikan fasilitas keamanan.

(2) Kemudahan dan keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan,

Pasal37

Dalam KEK tidak diberlakukan ketentuan yang mengatur bidang u sahayang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal kecualiyang dicadangkan untuk UMKM.

Bagian KelimaFasilitas dan Kemudahan Lain

Pasal38

(1) Selain pemberian fasilitas dan kernudahan sebagaimana diaturdalam Pasal 29 sarnpai derigan Pasal 37 J zona-zona yang berada didalarn KEK dapat diberikan fasilitas dan kerriudahan~{Y

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 11: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai fasilitas dan kemudahan lainsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh instansi yangberwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­undangan.

Bagian KeeempatKetenagakerj aan

Pasal 39

Kewajib an untuk rnerniliki Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA)tidak diberlakukan bagi pengusaha yang mempekerjakan Tenaga KerjaAsing (TKA) sebagai direksi atau kornisaris.

Pasal40

(1) Pada KEK dibentuk Lembaga Kerjasama Tripartit khusus olehgubernur yang mempunyai tugas:

a. melakukankomunikasi d ari konsultasi mengenai berbagaimasalah ketenagakerjaan;

b. melakukan deteksi dini terhadap kemurigkinan timbulnyapermasalahan ketenagakerjaan; dan

c. memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-Iarigkahpenyelesaian permasalahan,

(2) Keanggotaan lernbaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiridari unsur Pemerintah, pernerintah daerah, serikat pekerjaj serikatburuh , dan asosiasi perigusaha.

(3) Di dalarn mclakukan tugas dan fungsinya, lembaga sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berkocrdinasi dengan lembaga-lembagalain.

Pasal41

(1) Pada KEK dibentuk Dewan Pengupahan oIeh guberriur yang tugasdan fungsinya sebagai beriku t:

a. rnemberikan masukan dan saran untuk penetapan pengupahan;dan

b. membahas permasalahan pengupahan.

(2) Keanggotaan dewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiridari unsur pemerintah, pemerintah daerah, serikat pekerjajserikatburuh, asosiasi pengusaha, pakar, dan perguruan tinggi.

(3) Di dalam melakukan tugas dan fungsinya, Dewan sebagaimanayang dimaksud pada ayat (1) berkoordinasi dengan lembaga­lembaga lain.

Pasal42

(1) Penetapan dan pemberlakuan upah minimum ditetapkanjdiaturoleh gubernur.

(2) Penerapan upah minimum mempertimbangkan keseimbanganantara lain:

a. upah minimum sebagai jaring pengaman; danb. kemampuan UMKM.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 12: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

(1)

(2)

Pasa143

Untuk perusahaan yal1g mempunyai lebih dari 1 (satu) serikatpekerja ' serikat buruh dibentuk 1 (satu) forum serikatpekerja/serikat buruh pada tiap perusahaan.

Pembentukan forum serikat pekerja/ serikat buruh sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur lebih 1anjut dengan PeraturanDaerah.

Pasal 44

(1) Pada perusahaan yang te1ah terbentuk serikat pekerja/ serikatburuh dibuat Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara serikatpekerj a/ serikat buruh dengan pengusaha.

(2) Dalam perjanjian kerja bersama dapat disepakati:

a. jenis-jenis pekerjaan yang dapat diserahkan pada perusahaanlain; dan

b. bentuk hubungan kerja yang didasarkan perjanjian kerja untukwaktu tertentu dan untuk waktu tidak tertentu ,

(3) Da1am hal perusahaan baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun yangmenghasi1kan produk baru , hubungan kerja dapat dilakukandengan perjanjian kerja waktu tertentu.

BAB VIIKETENTUAN PENUTUP

Pasa145

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan PeraturanPernerintah Pengganti Undang-Undang Nornor 1 Tahun 2000 tentangKawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang­Undang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan AtasUndang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 Tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 TentangKawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang­Undang Menjadi Undang-Undang, dicabut dan dinyatakan tidakberlaku;

2. Undang-Undarig Nomor 37 Tahun 2000 tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2000 tentangKawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang MenjadiUndang-Undang, dicabut dan dinyatakan tidak berIaku,

3. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang telahditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun2007 dan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang PenetapanPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun2000 ten tang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasSabang, tetap dinyatakan sebagai suatu kawasan yang berada dalamwilayah hukum Negara Kesatuan Repub1ik Indonesia yang terpisah

dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan beam~'c17 If' eJiIf

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 13: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan cukaiuntuk selanjutnya disebut sebagai Kawasan Perdaganagn Bebas danPelabuhan Bebas, sampai batas waktu berakhirnya status KawasanPerdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas bersangkutan;

4. Dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebassebagaimana dirrraksu d pada angka 3 (tiga) , berlaku ketentuan­ketentuan Kawasan Ekonomi Khusus sebagaimana diatur dalamUndang-Undang ini, dan keterituan-ketentuan sebagai berikut:

a. Dewan Kawasan dan Badan Pengusahaan yang telah dibentuktetap melaksanakan tugas dan WeWenalignya sampai denganberakhir masa tugasnya dari setelah itu dibentuk Dewan Kawasandan Badan Pengusahaan sesuai dengan ketentuan Pasal17, Pasal18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24Undarig-Undang ini.

b. Pemasukan dan penge1uaran barang ke dali dari KawasanPerdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas mela1ui pelabuhan danbandar udara yang ditunjuk dan berada di bawah pcngawasanpabean diberikan pembebasan bea masuk, pembebasan pajakpertambahan nilai, pembebasan pajak penjualan atas barangmewah, dan pernbebasan cukai.

c. Perriasukan dan pengeluaran barang ke dan dari KawasanPerdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas ke Daerah Pabeandiberlakukan tata laksana kepabeanan di bidang impor danekspor dan ketentuan di bidang cukai.

d. Pemasukan barang konsumsi dari luar Daerah Pabean untukkebutuhan penduduk di Kawasan Perdagangan Bebas danPelabuhan Bebas diberikan pembebasan bea masuk, pajakpertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah, dancukai.

5. Semua peraturan pelaksariaan yang telah dikeluarkan dalam rangkapenye1enggaraan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebastetap berlaku, sepanjang tidak diubah atau dicabut melalui peraturanperundangan.

Pasal46

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diuridangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganUndang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggalPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 14: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

Diundangkan di .IakartaPada tariggal

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

ANDI MATI'ALATIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ... NOMOR ...

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 15: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ... TAHUN .. ,

TENTANG

KAWASAN EKONOMI KHUSUS

1. UMUM

Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 perlu dilaksanakan pembangunan ekonomi nasional berkelanjutanderigan berlandaskan demokrasi ekonomi untuk mencapai tujU 811

bernegara. Dalam rangka mempercepat pencapaian pernbangunanekonomi nasional sebagaimana dimaksud di atas perlu adanyapeningkatan penanaman modal melalui penyiapan kawasan yangmemiliki keunggulan geo-ekonomi dan geo-strategis. Kawasan tersebutdipersiapkan untuk memaksirnalkan kegiatan industri, ekspor irnporserta kegiatan ekonomi lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi.Pengembangan kawasan ekonomi Id1USUS yang selanjutnya disebut KEKdiharapkan dapat mempercepat perkembangan daerah, dan sebagaimodel terobosan perigembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi,industri, pariwisata dan perdagangan sehingga dapat menciptakanlapangan pekerjaan. Untuk mempercepat pengembangan daerah gunamendukung otonomi daerah, maka beberapa wilayah perlu ditetapkansebagai KEK.

Ketentuan KEK, berda.sar'kan Pasal 31 Ayat (3) Undang-UndangNomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal diatur denganUndang-Undang. Ketentuan tersebut mencakup pengaturan bentuk dankriteria KEK, pembentukan KEK, pendanaan infrastruktur,kelembagaan, lalu lintas barang, karantina dan devisa, serta fasilitasdan kemudahan.

KEK merupakan kawasan dengan batas-batas tertentu dalamwilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkanuntuk menyelenggarakan fungsi-fungsi perekonomian yang bersifatkhusus dan rnemperoleh fasilitas tertentu. Sesuai dengan pengertiantersebut, dalam Undang-Undang ini didefinisikan beberapa istilah yangterkait yaitu Zona Pengolahan Ekspor, Zona Logistik, Zona Industri,Zona Pengembangan Teknologi, Kawasan Budidaya dan KawasanLindung, Dewan Nasional, Dewan Kawasan, dan Badan Pengusahaan,KEK dapat terdiri atas satu atau beberapa zona, antara lain ZonaPengelolaan Ekspor yang kegiatannya difokuskan pada kegiatan yang100% (seratus persen) untuk ekspor, Zona Logistik yang kegiatannyadapat untuk tujU8.11. ekspor dan dapat untuk dalam negeri, Zona Industriyang kegiatannya difokuskan untuk tujuan pasar dalam negeri, sertaZona Pengembangan Teknologi, dan zona ekonomi lainnya, seperti zonapariwisata, zona jasa keuangan, zona olah raga, atau ZonaPengembangan Energi yaitu suatu kawasan tempat pemusatan kegiatan

~~~;:imbangan energi alternatif, energi barn, d(!kn010gi be~~ ItfrrJ>

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 16: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

Fungsi dari KEK ada1ah untuk me1akukan dan mengembangkanusaha-usaha di bidang perdagangan, jasa, induatri, pertambangan danenergi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi,perbankan, asuransi, pariwisata dan bidang-bidang lainnya. Agarpembentukan KEK juga bermanfaat bagi industri dalam negeri,khususnya usaha mikro, keci1 dan menengah (UMKMj, dalam KEK jugadisediakan lokasi khusus bagi UMKM agar dapat mendorong terjadinyabackward danfonuard linkage antara perusahaan besar dengan UMKM.

Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkansebagai KEK yaitu sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah , dantidak berpotensi mengganggu kawasan 1indung, adanya dukungan daripemerintah provinsijkabupatenjkota dalam pengelolaan KEK, terletakpada posisi yang strategis atau mempunyai potensi sumber dayau ngguian berupa ke1autan dan perikanan, kelapa sawit, karet,pertarnbangan, dan pariwisata, telah tersedia infrastruktur yangmemadai, dan mempunyai batas yang je1as baik alarn, maupun buatan.Badan Usaha, pernerintah kabupaten j kotaZprovinsi maupunPemerintah Pusat dapat mengusu1kan pembentukan KEK denganmelengkapi beberapa persyaratan, yaitu peta lokasi, jenis KEK yangmericakup multi produk, single-prcduk, atau jasa yang diusulkan,rencana tata ruang dengan peraturan zonasinya, rencana serta sumberpembiayaan, Analisa Mengenai Darnpak Lingkungan (AMDAL), dan hasi1studi kelayakan ekonomi dan finansial.

Guna pembinaan dan pengembangan KEK, dalam Undang-Undangini ditetapkan struktur kelembagaan pembinaannya, dalam bentukDewan Nasional ditingkat pusat, Dewan Kawasan dan BadanPengusahaan pada tingkat daerah.

Fasilitas yang diberikan pada KEK diharapkan dapat menjadi ni1aitambah dibaridingkan kawasan lain yang tidak berada pada KEKsehingga lebih diminati oleh penanam modal. Fasilitas tersebut terdirida:ri fasilitas fiskal, berupa perpajakan, kepabeanan dan cukai, pajakdaerah dan restribusi daerah, dan fasilitas non fiskal, berupapertanahan, perijinan, keimigrasian, investasi, dan ketenagakerjaanserta, fasilitas dan kernudahan lain yang dapat diberikan pada zona­zona di dalam KEK, nantinya akan diatur oleh instansi berwenangsesuai ketentuan perundang-undangan. Dalam hal pengawasan,penyederhanaan arus keluar rnasuk barang dari/ke KEK ditetapkansesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan, Ketentuanlarangan tetap diberlakukan di KEK seperti halnya daerah lain diIndonesia, narnun untuk ketentuan pernbatasan diberikan kemudahandalam sistem dan prosedurnya yang ditetapkan oleh Pemerintah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas.

Pasal2Yang dimaksud dengan "geo-ekonorni" adalah kombinasi faktorekonorni dan geografi dalam perdagangan internasional.

Yang dirnaksud dengan "geo-strategi" adalah kombinasi faktorgeopolitik (pengaruh faktor geografi, ekonomi d811 demografi dalarnpolitik luar negeri suatu negara) dan strategi yaCFgberikanperan tertentn pacta suatu kawasan geografis. .> ~

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 17: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan "surnber daya unggulan" antara lainkelautan dan perikanan, kelapa sawit, karet, pertambangan,dan pariwisata,

Huruf eYang dimaksud dengan "mernpunyai batas yang jelas"adalah batas alam (sungai atau laut] maupun buatan (pagaratau ternbok].

Pasa15Cukup jelas.

Pasa16Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Lokasi pengembangan yang diusulkan dapatmerupakan areal baru atau perluasan KEK yangsudah ada.

Huruf bJenis KEK yang diusulkan dapat mencakup multiproduk, single produk, atau jasa,

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCulmp jelas.

Huruf eCukup j e1as.

HuruffYang climaksud dengan "studi kelayakan ekonomi danfinansial" adalah saaaran investasi, sasaran ekspor,sasaran penyerapan tenaga kerja, analisa dampakterhadap perekonomian nasional, dan analisapengembalian investasi dalarn pengembangankawasan.

Pasal 7Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Peraturanmengatur

Pemerintah tentang Penetapan KEK antara lain

mengenai penetapan batas-batas 0wa~

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 18: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

zona-zona yang ada di dalam KEK, serta luas arealminimum yang diusulkan.

Pasa18Yang dimaksu d dengan "dalam hal tertentu" adalah hal-hal yangterkait dengan kepentingan n asiorial yang bersifat strategis.

Pasa19Cukup jelas.

Pasal 10Cukup jelas.

Pasal 11Ayat (1)

Yang dirnaksud dengan "harus siap beroperasi" adalah telahdipenuhinya seluruh kelengkapan infrastruktur, sumberdaya manusia serta perangkat pengendalian adrninistrasi.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Huruf a

Yang dimaksud dengan "perubahan" antara lainmencakup luas areal yang diusulkan, jenis zona, dansumber pembiayaan.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan "langkah-langkahpenyelesaian" antara lain berupa penggantian BadanUsaha dan pengusulan pembatalan lokasi,

Pasal 12Cukup j e1as.

Pasal 13Cukup je1as.

Pasal 14Huruf a

Cukup jelas.

HurufbCukup je1as.

Huruf cCukup je1as.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 19: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fYang dimaksud dengan "permasalahan strategis" antara lainpermasalahan-permasalal1an yang tidak dapat diselesaikanoleh Dewan Kawasan atau menyangkut kebijakan nasionaldan/ atau daerah yang mempengaruhi pelaksanaanpengelolaan dan pengembangan KEK.

Huruf gCukup jelas.

HurufhCukup jelas.

Pasal 15Cukup jelas.

P6.sal 16Cukup jelas.

Pasal17Cukup jelas.

Pasal 18Cukup jelas.

Pasal 19Cukup jelas.

Pasa120Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Keanggotaan Tim Konsultasi dapat berasal dari unsurprofesional, alcademisi, dunia usaha, serta serikat pekerja.

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasa121Cukup jelas.

Pasa122Cukup jelas.

Pasa123Cukup jelas.

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 20: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

Pasal24Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Yang dimaksud dengan "akuntan publik" adalah akuntanpublik yang telah mendapat sertifikasi sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal25Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan "dad dan ke KEK" termasuk jugapemasukan dan pengeluaran barang antar KEK.

Pasa126Cukup jelas.

Pasal 27Cukup jelas.

Pasa128Cukup jelas.

Pasal29Cukup jelas.

Pasa130Pengurangan pajak bumi dan bangunan antara lain dapatdiberikan dalam hal terjadi kenaikan nilai jual yang diakibatkanperubahari lingkungan dan dampak positif pembangunan.

Pasa131Ayat (1)

Cukup j elas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Yang dimaksud dengankawasan dan perusahaan.

Ayat (4)Cukup jelas.

"pihak" antara lain meliputi

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 21: RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-010801-7748.pdfkhusus dan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK

Kami yang bersepakat,

Menteri Koordinator Bidang .?it Menteri Hukum dan HakPerekoriomian -( Asasi Manusia

Menteri Sekretaris Negara

(Sri Mulyani Indrawati}

Menteri Keuangan

(Sri Mulyani Indrawati)

Wakil SekretarisKabinet

[Lambock V. Nahattantds)

(Andi Mattalatta)

Menteri Perdagangan

(Mari Elka Pangestu)

(Hatta Rajasa)

Menteri Perindustrian

(Fahmi Idris)

(Muhammad Lutfi)ARSIP D

AN DOKUMENTASI