RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020- 2024bappeda.bangka.go.id/sites/default/files/dokumen/bank... ·...
Transcript of RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020- 2024bappeda.bangka.go.id/sites/default/files/dokumen/bank... ·...
Kepala Sub Direktorat Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah
Wilayah IV
Disampaikan pada :
Musrenbang RPJMD Kabupaten Bangka 2019 - 2023
Bangka, 06 November 2018
RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020-2024
REPUBLIK INDONESIA
OUTLINE
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJMN 2020-2024 1.
RPJPN 2005-2025 2.
2.1 Modal Dasar
2.2 Arahan RPJPN 2005-2025 untuk RPJMN 2020-2024
2.3. Isu Strategis Kewilayahan
RPJMN 2020-2024 (RANCANGAN TEKNOKRATIK) 4.
4.1 Tema dan Kerangka (Framework) Rancangan Teknokratik Pembangunan Indonesia
4.2 Target Indikatif RPJMN 2020-2024
4.3 Arah Kebijakan RPJMN 2020-2024
4.3.1 Pembangunan Manusia
4.3.2 Pembangunan Ekonomi
4.3.3 Pembangunan Infrastruktur
4.3.4 Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
4.3.5 Pembangunan Kewilayahan
2
KOMITMEN GLOBAL 3.
3.1 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) 3.2 Konvensi Global Perubahan Iklim
REPUBLIK INDONESIA
I. DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJMN 2020-2024
3
REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 42 TAHUN 2008
TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Pasal 37 Ayat (1)
Visi dan misi Pasangan Calon harus mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
2025 dan harus dapat dijabarkan dalam program kerja
pemerintah apabila Pasangan Calon tersebut terpilih. Hal ini agar
tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Nasional dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang
merupakan rencana kerja tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPJMN 2020-2024
4
REPUBLIK INDONESIA
RPJPN SEBAGAI ACUAN PENYUSUNAN RPJMN
5
UUD 1945 (VISI MISI ABADI)
VISI Negara Indonesia Yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur
MISI • Melindungi Segenap Bangsa Indonesia
• Memajukan Kesejahteraan Umum
• Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
• Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia yang Berdasarkan Kemerdekaan,
Perdamaian Abadi dan Keadilan Sosial
RPJPN (Visi Misi Interim, 2005-2025)
RPJMN (2004-2009)
RPJMN (2010-2014)
RPJMN (2015-2019)
RPJMN (2020-2024)
dst ...
REPUBLIK INDONESIA
UU No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Pasal 4 ayat (2) menjelaskan bahwa RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan
Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan
dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif
Pasal 14, Ayat (1) menjelaskan Menteri PPN/Kepala Bappenas menyiapkan rancangan awal RPJM
Nasional sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden ke dalam strategi pembangunan Nasional,
kebijakan umum, program prioritas Presiden, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal
UU No 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2020-2025
Pasal 4, ayat (2) yang menyatakan bahwa RPJP Nasional menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM
Nasional yang memuat visi, misi, dan program Presiden
6
REPUBLIK INDONESIA
II. RPJPN 2005-2025
7
2.1 Modal Dasar
2.2 Arahan RPJPN 2005-2025 untuk RPJMN 2020-2024
2.3 Isu Strategis Kewilayahan
REPUBLIK INDONESIA
2.1 MODAL DASAR
Indonesia Negara Kepulauan yang
Strategis
Kekayaan Alam dan Keanekaragaman
Hayati
Potensi Penduduk dengan Budaya yang Beragam
8
Perkembangan Politik dan Demokrasi yang Matang dan Kondusif
REPUBLIK INDONESIA
Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang Nasional diupayakan secara
bertahap melalui RPJMN lima tahunan sebagai berikut:
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju,
adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya
struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang
dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian
berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia
berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat
Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan
menekankan upaya peningkatan kualitas SDM termasuk
pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya
saing perekonomian
Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang
ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil
dan demokratis dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat
2.2 ARAHAN RPJPN 2005-2025 UNTUK RPJMN 2020-2024 (TAHAP IV)
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU,
ADIL DAN MAKMUR
I
II
III
IV
TIGA KATA KUNCI:
a. Struktur Perekonomian
yang Kokoh
b. Keunggulan Kompetitif
Wilayah
c. SDM Berkualitas
9
RPJMN 2020 - 2024
RPJMN 2015 - 2019
RPJMN 2010 - 2014
RPJMN 2005 - 2009
REPUBLIK INDONESIA
EMPAT FOKUS TAHAPAN RPJMN 2020-2024 SESUAI RPJPN 2005-2025
Tujuan RPJMN ke-4 dapat tercapai dengan acuan pada empat fokus pembangunan sebagai berikut:
Terjaganya daya dukung
dan daya tampung
lingkungan, dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan
Struktur Perekonomian
makin maju dan kokoh
ditandai dengan daya
saing perekonomian
yang kompetitif
Kesejahteraan
masyarakat yang
terus meningkat
Kelembagaan
politik dan
hukum
Struktur Perekonomian
yang Kokoh;
Keunggulan Kompetitif
Wilayah;
SDM Berkualitas.
Mewujudkan Masyarakat
Indonesia yang :
Mandiri,
Maju,
Adil dan makmur
melalui :
Tujuan RPJM 2020-2024 ke-4
10
FOKUS 1
FOKUS 2
FOKUS 3
FOKUS 4
REPUBLIK INDONESIA
FOKUS 1 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
Kelembagaan Politik dan Hukum yang terpercaya dan kokoh ditandai dengan terwujudnya hal-hal sebagai berikut:
• Sinergi TNI & POLRI
• Industri pertahanan handal
konstelasi global
Tata pemerintahan profesional dan netral
Sistem hukum berlandaskan UUD 1945
• Terwujudnya masyarakat sipil, masyarakat
politik, masyarakat ekonomi yang mandiri • Terwujudnya kemandirian nasional dalam
Konsolidasi Demokrasi
• Supremasi Hukum
• Penegak HAM
Rasa aman dan damai pada seluruh rakyat
Keutuhan & kedaulatan NKRI
• Pertahanan & keamanan (TNI Profesional)
• Intelijen dan kontra intelijen
FOKUS KELEMBAGAAN POLITIK & HUKUM
11
REPUBLIK INDONESIA
FOKUS 2 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat, dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang berkarakter cerdas, tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral Pancasila.
04
SDM yang berkarakter, berakhlak mulia, toleran terhadap keberagaman, bergotong royong, dan
patriotik
03
02
Mantapnya SDM yang
berkualitas dan berdaya
saing, yang ditandai dengan
meningkat dan
meratanya akses, kualitas, dan
relevansi pendidikan, serta
meningkatnya kemampuan
Iptek
01
Kesejahteraan masyarakat
yang terus meningkat
ditunjukkan oleh makin
tinggi dan meratanya
tingkat pendapatan
masyarakat dengan
jangkauan lembaga
jaminan sosial yang lebih
menyeluruh
Fokus dalam Optimalisasi Kualitas SDM
12
Meningkatnya kesehatan
dan status gizi masyarakat,
meningkatnya tumbuh
kembang optimal,
kesejahteraan dan
perlindungan anak,
terwujudnya kesetaraan
gender, serta penduduk tumbuh seimbang
REPUBLIK INDONESIA
FOKUS 3 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
Terbentuknya struktur perekonomian yang semakin kokoh akan berdampak pada daya saing perekonomian yang kuat dan meningkatkan keterpaduan antara industri dan sektor jasa sehingga menimbulkan pembangunan yang berkelanjutan.
berdampak pada tingginya
tahun 2025
elektrifikasi
dengan skema pembiayaan
kota tanpa permukiman kumuh
08
Kebutuhan hunian terpenuhi
yang efisien sehingga terwujud
07
Tercapainya
perdesaan
dan
elektrifikasi
rumah tangga
06
Terselenggaranya jaringan
transportasi, pos dan
telematika yang andal bagi
seluruh masyarakat yang
menjangkau seluruh wilayah
NKRI
05
Tingkat pengangguran terbuka
dan jumlah penduduk miskin
yang makin rendah
04
Pertumbuhan ekonomi yang
semakin berkualitas dan
berkesinambungan yang
pendapatan per kapita pada
03
Berkembangnya usaha dan
investasi dari perusahaan-
perusahaan Indonesia
02
Kemampuan Iptek yang makin
maju sehingga mendorong
perekonomian yang efisien
dan produktivitas yang tinggi
01
Lembaga dan pranata ekonomi
telah tersusun, tertata, serta
berfungsi dengan baik
Manfaat Terwujudnya RPJMN IV terhadap Kondisi Ekonomi
13
REPUBLIK INDONESIA
FOKUS 4 RPJMN 2020-2024 TAHAP IV RPJPN
14
Terjaganya daya dukung dan daya tampung lingkungan sebagai upaya dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di dalam rencana pembangunan nasional.
01
Terpeliharanya
keanekaragaman hayati
dan kekhasan SDA
FOKUS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
02
Meningkatnya nilai
tambah dan daya saing
dari SDA
03
Terkendalinya
pencemaran dan
kerusakan lingkungan
hidup
REPUBLIK INDONESIA
Sumber: BPS (diolah)
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 21,7
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 4,3
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 10,4
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 5.969,1
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 5,2
Wilayah Sumatera
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 8,2
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 4,3
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 6,2
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 988,5
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 5,0
Wilayah Kalimantan
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 6,1
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 7,0
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 10,9
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 2.107,6
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 4,9
Wilayah Sulawesi
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 0,5
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 6,7
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 13,4
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 398,7
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 7,6
Wilayah Maluku
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 1,9
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 4,5
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 26,7
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 1.123,3
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 4,2
Wilayah Papua
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 1,6
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 2,1
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 18,3
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 1.882,9
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 3,3
Wilayah Nusa Tenggara
Share PDRB Terhadap 34 Provinsi, 2017 (Persen) 60,0
Pertumbuhan Ekonomi, 2017 (Persen) 5,6
Tingkat Kemiskinan, September 2017 (Persen) 9,2
Penduduk Miskin (Ribu jiwa), September 2017 14.112,9
Tingkat Pengangguran, Agustus 2017 (Persen) 5,8
Wilayah Jawa + Bali
Wilayah Sumatera Wilayah Kalimantan Wilayah Sulawesi
Wilayah Maluku
Wilayah Papua Wilayah Nusa Tenggara Wilayah Jawa + Bali
15
2.3 ISU STRATEGIS KEWILAYAHAN RPJMN 2020 - 2024
REPUBLIK INDONESIA
Catatan: *) BPS, 2017
PENURUNAN KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PENGELOLAAN URBANISASI
PENGUATAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH PEMANFAATAN RUANG
PEMENUHAN PELAYANAN DASAR DAN PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH
• Kemiskinan di KTI/Kawasan Timur Indonesia
(18,01%)*, KBI/ /Kawasan Barat Indonesia (10,33%)*,
perdesaan (13.47%)* dan perkotaan (7,20%)* yang
tinggi
• Ketimpangan Pendapatan Perdesaan (0,324) -Perkotaan
(0,4)
• Konsentrasi kegiatan ekonomi di KBI terutama Pulau
Jawa
• Tingkat keberhasilan Pusat Pertumbuhan Baru yang
rendah (1 dari 12 KEK, 4 dari 14 KI, 2 dari 4 KPBPB, dan
10 Destinasi Wisata)
• Konektivitas dari dan menuju Pusat-Pusat Pertumbuhan
yang lemah
• Kawasan Strategis Kabupaten yang belum berkembang
• Akses dan kualitas pelayanan dasar yang terbatas (perumahan layak baru 37,8%*, air minum 72%*, sanitasi layak 67,5%*, dsb)
• Ketergantungan APBD terhadap Dana Transfer yang tinggi (rata-rata >70% APBD Kab/Kota dan >50% APBD Provinsi dari Pusat) serta
sumber Pendanaan Non APBN yang kurang optimal
• Peraturan Perundangan yang belum harmonis serta Kerjasama dan Inovasi Daerah yang belum berkembang
• Proses perizinan yang lama dan berbiaya tinggi
• Penduduk perkotaan yang akan mencapai 60% dan
bonus demografi 2030
• Kontribusi urbanisasi terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional yang rendah (1% urbanisasi menghasilkan
hanya 4% PDB, di India 13% PDB)
• Konflik ruang) yang semakin meningkat (15.525 kasus
periode 2015-2018
• Desa-desa dalam kawasan hutan dan perkebunan besar
tidak dapat melaksanakan kewenangannya tertama untuk
pembangunan infrastruktur (20.000 desa)
• Kejadian Bencana akibat pemanfaatan ruang yang belum
sesuai semakin meningkat (sekitar 2.000 kasus kejadian
Banjir, Longsor, Kebakaran Hutan,dsb)
ISU STRATEGIS KEWILAYAHAN
16
REPUBLIK INDONESIA
III. KOMITMEN GLOBAL
17
3.1 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable
Development Goals (SDGs)
3.2 Konvensi Global Perubahan Iklim
REPUBLIK INDONESIA
4.1 TPB/SDGs: TRANSFORMASI MDGs MENJADI SDGs
MDGs SDGs
18
REPUBLIK INDONESIA
Manusia
Ekonomi
Kewilayahan
Infra
stru
ktu
r
Polhukam
Pembangunan
Goal 1 • Tingkat Kemiskinan • Perlindungan sosial • Pelayanan Dasar
Goal 2 • Prevalence of undernourishment (POU) • Prevalensi Stunting pada Balita
Goal 3 • Angka Kematian Ibu • Prevalensi dan Insidensi Penyakit
Menular dan Tidak Menular
Goal 4 • Rata-rata Lama Sekolah • Angka Partisipasi Pendidikan • Kualitas Pendidikan
Goal 5 • ASFR (Age specific Fertility Rate) • Kesetaraan Gender • Prevalensi kekerasan terhadap anak
perempuan dan perempuan
Goal 10 • Koefisian Gini • Daerah tertinggal
yang terentaskan
Goal 6 • Air minum layak • Sanitasi Layak • Pengelolaan Sumber
Daya Air
Goal 7 Rasio elektrifikasi
Goal 16
• Indeks Perilaku anti Korupsi
• Indeks Lembaga Demokrasi
• Indeks Kebebasan Sipil
• Indeks Hak-Hak Sipil
Goal 2 • Tingkat Kerawanan Pangan • Pertanian Berkelanjutan
Goal 7 • Bauran energi barukan
Goal 8 • Laju Pertumbuhan PDB per Kapita • Pekerja non formal sektor pertanian
Goal 9 • Nilai tambah manufaktur terhadap PDB • Penduduk terlayani Mobile Broadband
Goal 12 • Pengarusutamaan SCP di dalam Dokumen
Perencanaan • Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Goal 14 • Kawasan konservasi perairan • Tangkapan ikan berada dalam biologis yang aman
Goal 15 • Tutupan hutan dan lahan • Rehabilitasi lahan terdegradasi
Goal 17 • Pertumbuhan ekspor Produk Non Migas
Goals 9 Pembangunan prasarana transportasi
Goal 11 Perumahan layak huni Sistem transportasi yang aman
Goal 11 • Penduduk kota yang
tinggal di daerah kumuh • Ruang terbuka perkotaan
3.1 TPB/SDGs: KAITAN ANTARA SDGs DENGAN FOKUS PEMBANGUNAN
19
REPUBLIK INDONESIA
Energi Industri
Pertanian Kehutanan
Permukiman Perikanan
Air
Emisi
Tutupan Lahan
+ IKL
H
Daya Tampung
Daya Dukung
Dampak/
Tekanan
Ketersediaan
Carrying Capacity Inter-related Human Activities
Target
Sektor Ekonomi Kemiskinan
Intensitas
Emisi
Emisi
GRK
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
Trade Off
Trade Off
3.2 KONVENSI GLOBAL PERUBAHAN IKLIM: PEMBANGUNAN RENDAH KARBON INDONESIA SEBAGAI PLATFORM BARU PEMBANGUNAN NASIONAL
Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon (PPRK) adalah kebijakan perencanaan pembangunan terintegrasi dan strategi investasi
rendah karbon untuk RPJMN 2020-2024 dan Roadmap SDG 2030 yang mendorong Indonesia menurunkan intensitas emisi dan emisi
GRK. Daya dukung dan daya tampung SDA dan LH menjadi faktor penentu dalam perumusan kebijakan dan target PRK.
Kelautan
Kehati
20
REPUBLIK INDONESIA
3.2 KONVENSI GLOBAL PERUBAHAN IKLIM: PROSES KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) RPJMN 2020-2024
DAN PEMBANGUNAN RENDAH KARBON
RPJMN Hijau &
Rendah Karbon
2020-2024
Pertimbangan dalam KLHS:
Pembangunan
harus terus
berkelanjutan
Daya dukung dan
daya tampung SDA
dan LH (Carrying
Capacity) menjadi
pertimbangan dalam
kebijakan
Menghapus
silo dalam
perencanaan
Pemangku
kepentingan
punya hak suara
yang sama dalam
perencanaan
1 2 3 4
21
REPUBLIK INDONESIA
3.2 KONVENSI GLOBAL PERUBAHAN IKLIM: PROSES KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) KE DALAM PERENCANAAN DAERAH
22
IRISAN INDIKATOR TPB, RPJMD, DAN RPJMD-KLHS
Perpres No 59 Tahun 2017
Permendagri No 86 Tahun 2017
Permendari No. 7
Tahun 2018
Tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) Dalam Penyusunan RPJMD
Pasal 1 Ayat 4:
Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat KLHS RPJMD adalah
analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif yang menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke dalam
dokumen RPJMD
Pasal 4:
Pemerintah Daerah membentuk tim pembuat KLHS RPJMD yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah
REPUBLIK INDONESIA
IV. RPJMN 2020-2025
(RANCANGAN TEKNOKRATIK)
23
REPUBLIK INDONESIA
24
4.1 Tema dan Kerangka (Framework) Rancangan
Teknokratik RPJMN 2020-2024
REPUBLIK INDONESIA
TEMA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020-2024
25
Berpenghasilan Menengah-Tinggi
• Transformasi struktural berjalan.
• Produktivitas tenaga kerja meningkat.
• Iklim investasi kondusif.
• GNI per kapita USD 3.896 – USD 12.055.
Sejahtera
• Kualitas hidup meningkat.
• Perilaku disiplin dan beradab.
• SDM berkualitas dan berdaya saing.
• Indeks kebahagiaan meningkat.
Adil
• Ketimpangan menurun.
• Redistribusi berjalan baik.
Berkesinambungan
• Memperhatikan daya dukung dan daya
tampung (Low Carbon Development).
• Selaras dengan agenda pembangunan
global dan nasional.
“Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi yang Sejahtera,
Adil dan Berkesinambungan”
REPUBLIK INDONESIA
26
KERANGKA PEMBANGUNAN RANCANGAN TEKNOKRATIS RPJMN 2020-2024
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang
dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetititf di berbagai wilayah
yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing
Berdaulat, Maju, Adil Dan Makmur VISI 2045
Development Constraints : Kondisi Investasi Kondisi SDA
2020-2024
Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi yang Sejahtera, Adil, dan Berkesinambungan TEMA
PENGARUSUTAMAAN
Kaidah Pembangunan : Membangun Kemandirian Menjaga Keberlanjutan Menjamin Keadilan
Kerentanan
Bencana
Tata Kelola
(Governance)
Kesetaraan
Gender Perubahan
Iklim
Modal Sosial
dan Budaya
26
Pariwisata, Ekonomi Kreatif
dan Digital
PEMBANGUNAN
MANUSIA
PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN
PEMBANGUNAN
EKONOMI
Pelayanan Dasar dan
Perlindungan Sosial
Pangan Sentra-Sentra
Pertumbuhan
SDM Berkualitas dan
Berdaya Saing
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
Transportasi
Telekomunikasi
Hukum dan Regulasi
Pertahanan dan Keamanan
Politik
1
2
1
Energi 2
3
Industri Manufaktur 4
Komoditas Unggulan
Daerah
Pertumbuhan
Perkotaan
1
2
3
1
2
1
2
3
Kelautan dan Kemaritiman 5
Sumber Daya Air 3
Perumahan dan
Pemukiman 4
PEMBANGUNAN POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN & KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
27
4.2 Target Indikatif RPJMN 2020-2024
REPUBLIK INDONESIA
(15.00)
(10.00)
(5.00)
-
5.00
10.00
198
8
198
9
199
0
199
1
199
2
199
3
199
4
199
5
199
6
199
7
199
8
199
9
200
0
200
1
200
2
200
3
200
4
200
5
200
6
200
7
200
8
200
9
201
0
201
1
201
2
20
13
201
4
20
15
201
6
20
17
Growth Accounting HP Filter AS1 AS2 Aktual
GAMBARAN PERTUMBUHAN POTENSIAL INDONESIA
Sumber: Estimasi Bappenas
28
Pertumbuhan Potensial (Persen)
Pertumbuhan potensial
Indonesia terus menurun
terutama dibandingkan
masa sebelum krisis Asia.
Namun pada tahun 2017
ada kecenderungan
membaik, diperkirakan
pada kisaran 5,2 persen,
sebagai dampak
reformasi struktural di
antaranya perbaikan
infrastruktur dan iklim
investasi
REPUBLIK INDONESIA
SIMULASI KERANGKA EKONOMI MAKRO
SKENARIO PERTUMBUHAN POTENSIAL INDONESIA 2020-2024
29
Berdasarkan perhitungan potential growth,
diperkirakan :
• pertumbuhan ekonomi 2020-2024 4,9
persen (baseline) – reformasi struktural
berhenti.
• Diperlukan reformasi struktural untuk
memperbaiki produktivitas melalui TPAK,
peningkatan investasi dan produktivitas.
Pertumbuhan ekonomi 2020-2024 diperkirakan
kisaran 5,4-6,0% per tahun.
Dari perhitungan potential growth, arah pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020-2024 dapat ditunjukkan melalui tiga skenario, yaitu Low, Moderat, dan High Scenario. Pencapaian
pertumbuhan ekonomi tersebut tergantung dari efektivitas perbaikan kebijakan lintas sektor (kebijakan reformasi struktural).
Indikator Kondisi
Saat Ini*
Pertumbuhan 2020-2024
Baseline:
4,9 5,4 5,7 6,0
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 66,7 66,7 68 69 70
Pertumbuhan Investasi 6,2 6,0 7,5 8,0 8,3
Pertumbuhan TFP (Total Factor
Productivity) 1,0 Tetap Naik 10% Naik 25% Naik 50%
* TPAK berdasarkan data agustus 2017, pertumbuhan investasi tahun 2017, tingkat pengangguran Februari 2018, rata-rata lama sekolah tahun 2016, pertumbuhan TFP berdasarkan estimasi Bappenas
Asumsi Makro Indonesia
Low Scenario Moderat Scenario High Scenario
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
5,4 5,7 6,0
Pertumbuhan PDB (%, yoy) 5,3 5,4 5,4 5,5 5,5 5,4 5,5 5,7 5,9 6,1 5,5 5,7 5,9 6,2 6,5
Inflasi (%, yoy): End of Period 3,5 3,5 3,0 3,0 3,0 3,5 3,5 3,0 3,0 3,0 3,5 3,5 3,0 3,0 3,0
REPUBLIK INDONESIA
HASIL SIMULASI PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI (SISI PRODUKSI DAN SISI PENGELUARAN)
30
Pertanian:
3,57 – 3,94
Pertambangan:
0,57 – 0,88
Industri:
5,40 – 7,05
Listrik:
4,01 – 4,48
Perdagangan:
5,51 – 6,03
Konstruksi:
5,42 – 5,96
Infokom:
10,84 – 11,62
Jasa Keuangan:
7,15 – 7,84
Transportasi:
8,68 – 9,11
C: 5,21 – 5,37*
G: 3,28– 4,11
I: 7,45 – 8,25
X: 6,75 – 7,60
M: 7,56 – 8,00
PERTUMBUHAN
EKONOMI
5,4 – 6,0
Perhitungan Bappenas
* Termasuk konsumsi LNPRT
RATA-RATA 2020-2024
(SKENARIO RENDAH DAN TINGGI) Gambaran
Pertumbuhan Ekonomi
Sisi Produksi:
• Sektor jasa-jasa produktif:
Perdagangan, konstruksi,
transportasi, infokom, dan
jasa keuangan akan turut
berkembang.
• Sektor pertanian tetap
meningkat, pasokan bagi
industri pengolahan.
• Sektor listrik tumbuh
mendukung
pengembangan sektor
industri.
• Pertumbuhan ekonomi
didorong oleh
transformasi struktural
yang diindikasikan
dengan peningkatan
industri pengolahan.
30
• Pengeluaran pemerintah lebih efektif dan
efisien.
• Ekspor akan tumbuh seiring dengan
berkembangnya industri pengolahan.
• Konsumsi Rumah Tangga tumbuh seiring
meningkatnya pendapatan masyarakat.
Gambaran Pertumbuhan Ekonomi
Sisi Pengeluaran:
• Pertumbuhan investasi meningkat
mendukung pengembangan industry
pengolahan
REPUBLIK INDONESIA
PROYEKSI TARGET INDIKATIF PEMBANGUNAN 2020-2024
*) Kuartal II 2018 Kondisi Saat Ini (2018) 5,27%* 9,82% 5,13% 0,389
Sasaran dalam RKP 2019 5,2-5,6% 8,5-9,5% 4,8-5,2% 0,38-0,39
Sasaran Dalam RPJMN
2020-2024** 5,7% 5,0-5,7% 4,0-4,6% 0,371-0,373
PERTUMBUHAN
EKONOMI KEMISKINAN PENGANGGURAN KETIMPANGAN
**) Skenario moderat
31
REPUBLIK INDONESIA
PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Pertumbuhan PDB (YoY, %) 5,3 5,4 5,4 5,5 5,5 5,4 5,5 5,7 5,9 6,1 5,5 5,7 5,9 6,2 6,5
Inflasi (YoY, %): End of Period 3,5 3,5 3,0 3,0 3,0 3,5 3,5 3,0 3,0 3,0 3,5 3,5 3,0 3,0 3,0
Rerata Pertumbuhan Ekonomi
NASIONALLow Scenario Moderate Scenario High Scenario
5,4 5,7 6,0
Sumber: Bappenas
Pertumbuhan Ekonomi
Regional Berdasarkan Asumsi
Skenario Moderat
(5,7 Persen)
Kebijakan pengembangan
wilayah diarahkan untuk
memacu pertumbuhan
ekonomi di luar Jawa
Sumatera
2020 4,7
2024 6,1 Maluku
2020 5,5
2024 6,0
Papua
2020 6,0
2024 7,6
Nusa Tenggara
2020 4,3
2024 5,1
Jawa-Bali
2020 5,8
2024 6,3
Sulawesi
2020 6,8
2024 7,0
Kalimantan
2020 4,6
2024 5,2
32
REPUBLIK INDONESIA
4.3 Arah Kebijakan Rancangan Teknokratik
RPJMN 2020-2024
33
REPUBLIK INDONESIA
4.3.1 Pembangunan Manusia
34
1. Pelayanan Dasar dan Perlindungan Sosial
2. SDM Berkualitas dan Berdaya Saing
REPUBLIK INDONESIA
Memperbaiki skema pendanaan, pelaksanaan,
dan kelembagaan SJSN.
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN MANUSIA: PELAYANAN DASAR DAN PERLINDUNGAN SOSIAL
35
Memperluas pelayanan KB MKJP (Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang ) dan kesehatan reproduksi sesuai
karakteristik wilayah
TFR
tinggi 2,4
(SDKI, 2017)
1. Memperkuat intervensi spesifik dan sensitif
penurunan stunting terintegrasi pada lokus prioritas
2. Memperkuat pelayanan kesehatan dasar dan upaya
promotif dan preventif
1/3 Balita
Stunting
TBC No.2
di Dunia
1/3 Penduduk
menderita
tekanan darah
tinggi
1. Mempercepat wajib belajar 12 tahun dengan
memberikan keberpihakan terhadap anak dari
keluarga kurang mampu dan penanganan anak tidak
sekolah
2. Memperkuat penerapan kurikulum berbasis
pembelajaran keterampilan abad-21 (higher-order
thinking skills)
3,8 Juta Anak
Usia 7-18
Tahun Tidak
Sekolah
42,3% siswa
dibawah
standar
minimum
kompetensi
membaca,
matematika,
sains
Memperkuat sistem layanan air minum dan
sanitasi berkelanjutan untuk menuntaskan
akses universal dan pencapaian akses aman
28 juta penduduk
BABS
No.2 di G20
73 juta
penduduk
tanpa akses air
minum layak
Pendanaan,
cakupan
kepesertaan,
dan
kelembagaan
SJSN belum
optimal
Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak
dari segala bentuk diskriminasi dan tindak
kekerasan
1 dari 3
perempuan
mengalami
kekerasan
1 dari 2 anak
laki-laki & 1
dari 3 anak
perempuan
mengalami
kekerasan
Isu Strategis Arah Kebijakan Isu Strategis Arah Kebijakan
REPUBLIK INDONESIA
1. Memperluas akses dan skema pembiayaan bagi
wirausaha
2. Mengembangkan kewirausahaan berbasis
teknologi dan sosial
3. Meningkatkan kemudahan berusaha (perijinan,
investasi, insentif, dll) melalui OSS (Online Single
Submission)
1. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan
pelatihan vokasi selaras kebutuhan pasar kerja
dan perkembangan teknologi dengan penguatan
kemitraan swasta/ industri (kurikulum, tenaga
pendidik, dan sarana prasarana)
2. Memperluas pemerataan akses pendidikan tinggi
yang berkualitas melalui peningkatan mutu
pembelajaran dan sumber daya pendidikan tinggi
3. Meningkatkan akses dan keterampilan kaum
muda dalam berwirausaha;
APK pendidikan tinggi
rendah 29,9 %
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN MANUSIA: SDM BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING
98,7% wirausaha
di Indonesia
berskala mikro
(tenaga kerja
kurang dari 5
orang)
Isu Strategis Arah Kebijakan
41,2% angkatan kerja
lulusan pendidikan
menengah dan tinggi
1. Menyediakan fasilitas dan regulasi kerja
yang ramah perempuan
2. Meningkatkan partisipasi angkatan kerja
perempuan di sektor formal
TPAK
perempuan
51%
Meningkatkan budaya dan prestasi
olahraga berbasis cabang olahraga
olimpiade
Prestasi Olahraga
masih perlu
ditingkatkan
(hanya 1 medali
emas pada
Olimpiade 2016)
Memperkokoh ketahanan budaya melalui
pengembangan seni, nilai tradisi, pendidikan
karakter, bahasa, dan perfilman
Belum
kokohnya
ketahanan
budaya bangsa
Memperkuat peran Iptek dan Inovasi
sebagai pengungkit produktivitas melalui
pengembangan bidang riset strategis,
penyediaan infrastruktur dan SDM iptek,
serta pembinaan technopreneur
Tingkat
pengangguran
kaum muda
12,6%
Pemanfaatan
teknologi untuk
produktivitas
belum optimal
Isu Strategis Arah Kebijakan
36
REPUBLIK INDONESIA
4.3.2 Pembangunan Ekonomi
37
1. Pangan dan Pertanian
2. Energi, Mineral, dan Pertambangan
3. Kelautan dan Kemaritiman
4. Pariwisata
5. Ekonomi Kreatif dan Digital
6. Industri Manufaktur
REPUBLIK INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI: PANGAN DAN PERTANIAN
38
KONDISI SAAT INI ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
03
02
01 Produksi komoditas pertanian
meningkat: Padi 4,7%; Jagung
15,2%; Daging 15%
Peningkatan kualitas konsumsi dan
gizi masyarakat. Skor PPH 88,0 dan
Angka Rawan Pangan 7,91
Share PDB sektor Pertanian
12,68%, menampung 29%
penduduk usia kerja
Harga beras 1 tahun terakhir
berfluktuatif dengan
meningkat rata-rata 0,58%
per bulan.
Kondisi serta Pemanfaatan Waduk Serbaguna
dan Irigasi Belum Optimal
Kesejahteraan petani
produsen yang masih
rendah. NTP tahun 2017
rata-rata 101,3.
Dukungan sarana prasarana
yang belum memadai dan
belum terpadu.
Banyaknya infrastruktur
pertanian yang rusak.
01 02
03 04
05
Memantapkan penyediaan pangan utama dalam negeri
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas input, sarana
prasana dan IPTEK pertanian dan perikanan
Mengembangkan nilai tambah dan keterpaduan aktifitas
hulu-hilir pangan, pertanian dan perikanan
Meningkatkan keterjangkauan dan kualitas konsumsi pangan
dan gizi masyarakat
Meningkatkan kualitas SDM pertanian, perikanan, meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, & pembudidaya ikan
Penguatan logistik distribusi dari sentra produksi ke industri
pengolahan/konsumen.
Optimalisasi fungsi waduk terbangun untuk keperluan irigasi,
air baku dan energi
Pemantapan infrastruktur pada sentra produksi tanaman
pangan; dan meningkatkan dukungan infrastruktur untuk
sentra produksi perkebunan, hortikultura, peternakan,
termasuk optimalisasi pemanfaatan waduk yang terbangun.
Penerapan modernisasi secara bertahap dalam rangka
efisiensi air irigasi
REPUBLIK INDONESIA
ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
39
ARAHAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI: ENERGI, MINERAL DAN PERTAMBANGAN
01
03
02
04
2.190 2.311 2.442 2.589 2.744
2020 2021 2022 2023 2024
Kebutuhan Energi (Juta BOE)
Tingginya ketergantungan
terhadap BBM menyebabkan
impor BBM yang sangat besar
yaitu mencapai 41% dari
konsumsi BBM.
Pemanfaatan EBT belum optimal
(bauran EBT 8,4%).
Pemanfaatan batubara dalam negeri
yang stagnan di bawah 30 persen dari total produksi.
Penyediaan energi dan
ketenagalistrikan masih kurang
memadai baik kualitas maupun
kuantitas
01 02
04 05
07
03
06
Peningkatan
Produksi, Cadangan
Migas dan Batubara
Akselerasi
Pemanfaatan Energi
Baru dan Terbarukan
Peningkatan Efisiensi
dan Konservasi
Energi
Akselerasi
Peningkatan Nilai
Tambah Migas,
Batubara dan Mineral
Dalam Negeri
Meningkatkan
kapasitas kilang dan
pembangkit listrik
Peningkatan dan
pengembangan listrik
Optimalisasi
Distribusi dan
Pemanfaatan Minyak
dan Gas dalam Negeri
Pertambangan
Berkelanjutan
Arah
Kebijakan 7
REPUBLIK INDONESIA
40
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI: KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
KONDISI SAAT INI ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
01 6,04% sumbangan PDB
Maritim yang termasuk dalam
kategori rendah
01 02
03 04
05
01 Kawasan konservasi perairan
hanya seluas 19,1 juta ha
Belum terintegrasinya
antara RTRW
(daratan) dan RTRLN
dan RZWP3K
Sampah Plastik di Laut
No. 2 setelah China (1,29
juta ton/tahun)
Terbatasnya SDM
kelautan (knowledge
dan skill) dan
diseminasi teknologi
Masih tingginya biaya
logistik
Produktivitas
kemaritiman belum
optimal
Pengembangan ekonomi maritim dan kelautan
Pengelolaan Ekosistem Laut
1. Penyelarasan tata ruang darat dan laut
2. Pengembangan cluster industri perikanan
3. Pemantapan sarpras perikanan termasuk
pengembangan sistem rantai dingin
4. Penguatan aksesibilitas dan daya saing
destinasi unggulan pariwisata bahari di 24
lokasi
5. Optimalisasi pemanfaatan produk
kelautan: bioteknologi (marine bioproduct)
6. Pengembangan konektivitas laut
1. Pengembangan Sustainable Fisheries
2. Pengembangan kawasan konservasi
perairan
3. Penanggulangan pencemaran dan
sampah laut
REPUBLIK INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
PARIWISATA
41
KONDISI SAAT INI ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
Jumlah wisatawan
mancanegara meningkat
dari 9,4 juta orang (2014)
menjadi 14,0 juta orang
(2017)
Jumlah wisatawan
nusantara meningkat dari
252,2 juta orang (2014)
menjadi 277,0 juta orang
(2017)
Nilai devisa pariwisata
meningkat dari USD 11,2
miliar (2014) menjadi USD
15,2 miliar (2017)
Pangsa kunjungan wisatawan
mancanegara ke Indonesia masih rendah
terhadap:
Dunia = 1,1%
Asia Pasifik = 4,3%
ASEAN = 11,7%
Peningkatan jumlah dan kualitas SDM
pariwisata sesuai dengan kebutuhan
industri pariwisata
Kesiapan dan daya dukung destinasi masih
perlu ditingkatkan mengingat beberapa
indikator daya saing pariwisata Indonesia
masih berada di peringkat 30% terbawah
Kinerja pariwisata
Indonesia berada di
peringkat 42 dari 136
negara (WEF, 2017)
Peningkatan kinerja ekspor pariwisata
terutama terkait pengeluaran wisatawan
mancanegara
Strategi Peningkatan Daya Saing
1. Inovasi produk pariwisata (atraksi, kuliner, akomodasi,
dan transportasi) untuk meningkatkan rerata
pengeluaran harian wisatawan, terutama wisatawan
mancanegara;
2. Percepatan pembangunan infrastruktur konektivitas
dan pariwisata terutama di destinasi unggulan;
3. Peningkatan pengelolaan destinasi dan layanan
pariwisata yang didukung penerapan standar
pariwisata berkelanjutan;
4. Peningkatan investasi pariwisata dan penguatan rantai
pasok industri pariwisata yang didukung optimalisasi
sumber daya lokal;
5. Peningkatan jumlah tenaga kerja pariwisata yang
terampil dan kompenten dengan didukung perbaikan
pendidikan dan pelatihan pariwisata serta sertifikasi
kompetensi; dan
6. Penguatan citra pariwisata dan perluasan/diversifikasi
pemasaran.
Fokus Pengembangan
Meeting, Incentives, Conference, Exhibition (MICE), wisata
minat khusus (adventure, cruise, heritage, halal), dan cross
border tourism
REPUBLIK INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
EKONOMI KREATIF DAN DIGITAL
KONDISI SAAT INI ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
Strategi Peningkatan Daya Saing
Fokus Pengembangan
1. Pengembangan bakat dan peningkatan kompetensi
SDM kreatif khususnya pada generasi muda, yang
didukung penguatan seni dan budaya , serta kreativitas
konten sebagai substansi dasar pengembangan produk
kreatif;
2. Pengembangan infrastruktur dan ruang kreatif yang
didukung kemudahan berusaha dan penyediaan insentif
bagi inovasi dan diklat vokasi;
3. Peningkatan akses pembiayaan dan investasi yang
sesuai, mudah diakses dan kompetitif;
4. Peningkatan dukungan riset dan akses informasi
melalui kerjasama triple helix (pemerintah, akademisi, dan
swasta) yang didukung peningkatan penerapan HKI;
5. Peningkatan kualitas tata kelola usaha kreatif;
6. Perluasan akses pasar, jaringan dan kemitraan di dalam
dan luar negeri;
7. Pengarusutamaan teknologi informasi dalam
peningkatan efisiensi di berbagai sektor layanan publik;
Penguatan industri film, animasi, games, dan musik,
yang didukung peningkatan daya saing kuliner,
fashion dan kriya
Ketersediaan SDM berkualitas;
Ketersediaan infrastruktur untuk
mendukung pengembangan
kreativitas;
Akses pendanaan, termasuk bagi
wirausaha baru;
Perlindungan hak atas kekayaan
intelektual (HKI);
Peningkatan kapasitas usaha
kreatif dan digital sebagai penyedia
lapangan kerja
Akses dan pangsa pasar
internasional; dan
Regulasi yang kondusif untuk
pertumbuhan, dan kepastian usaha.
Share Ekspor
13,77% USD 20 Miliar
Ek
raf
Share PDB
7,44% Rp 922,59
Triliun
Ek
raf
Share Tenaga Kerja
14,28% 16,91 juta
Ek
raf
Sumber:
Bekraf dan BPS, 2018; McKinsey, 2017
Transaksi:
USD 8 miliar
pada tahun
2017
E-COMMERCE
42
REPUBLIK INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI:
INDUSTRI MANUFAKTUR
Kondisi Saat Ini Arah Kebijakan
Strategi Industrialisasi
Peningkatan
Keterampilan+Kompetensi SDM
dan Tata Kelola Usaha
Inovasi melalui Kerja Sama
Triple Helix
Investasi yang Berorientasi
GPN, Teknologi dan Ekspor
Peningkatan Produktivitas dan
Kualitas Produksi Sektor Primer
Ketersediaan Infrastruktur,
Energi dan Logistik
43
Isu Strategis
Fokus Pengembangan Subsektor
1. Perkuatan industri hulu dan antara terutama di subsektor kimia dan
logam
2. Peningkatan ekspor subsektor unggulan:
• Sub-sektor berbasis teknologi: otomotif , mesin dan peralatan
elektronik
• Sub-sektor padat karya: tekstil dan produk tekstil, dan alas kaki
• Sub-sektor berbasis SDA: makanan minuman, pengolahan ikan,
CPO dan turunannya
Kontribusi PDB industri
di Indonesia cenderung
menurun menjadi di
bawah 20 persen
Produktivitas tenaga kerja
industri cenderung
stagnan selama lebih dari
3 dekade
Nilai ekspor industri
mencapai 44,95 persen
dari total ekspor
Ketergantungan impor yang
tinggi: 71 persen impor
(bahan baku dan barang
modal) sektor industri
Gejala premature de-industrialisasi
dimana kontribusi PDB industri di
Indonesia yang turun lebih cepat
dibandingkan dengan negara-negara
yang setara
Peningkatan jumlah dan kualitas
SDM industri sesuai dengan
kebutuhan industri
Kontribusi ekspor industri
Indonesia lebih rendah
dibandingkan dengan negara-
negara setara, terutama untuk
produk yang berteknologi tinggi
Rendahnya basis industri hulu dan
pendukung
Peningkatan Manfaat FTA dan
Promosi Ekspor
Peningkatan Manuservice dan
Industri Daur Ulang
Pemanfaatan Pengungkit
Keunggulan Kompetitif: Industry
4.0, Ekonomi Kreatif dan Digital
Optimasi Permintaan: Pasar
Domestik, Industri Halal, Healthy
and Leisure Lifestyle
REPUBLIK INDONESIA
4.3.3 Pembangunan Infrastruktur
44
REPUBLIK INDONESIA
ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
45
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (1/2)
ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
Penyediaan Pelayanan
Dasar Infrastruktur yang
Belum Memadai
Infrastruktur Konektivitas
Laut dan Antarmoda yang
Belum Memadai
Peningkatan akses perumahan dan permukiman yang layak
Optimalisasi tampungan terbangun untuk akselerasi
penyediaan air baku dan air minum
Peningkatan akses sanitasi aman
Penanganan terpadu keselamatan transportasi
Pengelolaan banjir terpadu di lokasi pusat pertumbuhan
ekonomi
Integrasi pelabuhan dan kawasan industri (termasuk
logistic center)
Konektivitas laut melalui integrasi pengelolaan
pelabuhan, efisiensi jaringan pelayaran, dan
pengembangan platform e-logistik;
Konektivitas transportasi multimoda pada hinterland
pelabuhan;
Pengembangan konektivitas transportasi udara
REPUBLIK INDONESIA
ISU STRATEGIS ARAH KEBIJAKAN
Infrastruktur Perkotaan
Belum Memadai
Dukungan Teknologi,
Informasi, dan Komunikasi
(TIK) Belum Optimal
46
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (2/2)
Peningkatan peran transportasi masal
Pengelolaan air baku, air tanah, air minum, dan sanitasi
terpadu
Penataan kota berkelanjutan
Pemanfaatan TIK dalam pengembangan infrastruktur
perkotaan
Pemerataan dan peningkatan akses dan infrastruktur TIK
Pemanfaatan TIK untuk layanan publik (bantuan sosial,
kesehatan [telemedicine], pendidikan [e-learning], pertanian
dan perikanan)
Pemanfaatan TIK untuk sektor industri dan perdagangan
Penerapan syarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN)
perangkat TIK untuk mendukung industri manufaktur lokal
REPUBLIK INDONESIA
4.3.4 Pembangunan Politik, Hukum, serta Pertahanan dan Keamanan
47
REPUBLIK INDONESIA
ISU STRATEGIS
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN POLHUKHANKAM (1/2)
Pergeseran Pusat Gravitasi Politik Internasional dari
Amerika Eropa ke Asia-Pasifik
Pergeseran Arena Pertarungan Negara Besar Ke
Seascape
Ketidakpastian Kebijakan Luar Negeri Amerika
Serikat (Trump Adm.)
1. Unilateralisme menguat;
2. Proteksionisme dalam perdagangan internasional
Melemahnya Tata Kelola Global:
1. Maraknya konflik kekerasan di berbagai wilayah;
2. Masih adanya potensi negara gagal;
3. Potensi terjadinya pembersihan etnis dan genosida
Menguatnya Deglobalisasi dan Populisme:
1. BREXIT;
2. Menguatnya Kelompok anti-imigran di Amerika
Serikat dan Eropa
Mengoptimalkan Peran Indonesia di Dewan HAM PBB dan di Dewan Keamanan PBB
ARAH KEBIJAKAN
Penguatan Implementasi Doktrin Poros Maritim
Dunia yang lebih berorientasi keluar, seperti aktif
dalam kerjasama negara-negara pesisir Samudera
Hindia (IORA)
Kontestasi Kekuatan Besar 1. Pivot Asia vs OBOR (BRI)
2. Krisis Nuklir di Korea
3. Sengketa Laut China Selatan
4. Melemahnya Sentralitas ASEAN
5. Terorisme: Timur Tengah ke Asia Tenggara
Penguatan Kepemimpinan pada forum internasional dan regional
48
REPUBLIK INDONESIA
ISU STRATEGIS
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN POLHUKHANKAM (2/2)
Instabilitas Kawasan Timur Tengah:
1. Konflik Ideologi;
2. Konflik Sumber Daya Alam;
3. Konflik Kedaulatan Wilayah.
Ancaman Keamanan dari Aktor Non-Negara:
1. Kejahatan Transnasional (Narkoba dan Terorisme)
2. Keamanan Siber;
3. Radikalisme.
Isu Strategis Domestik: 1. Kekayaan Pulau Natuna dan Blok Masela;
2. Gangguan Keamanan di Papua;
3. Intoleransi Menguat;
4. Dinamika Kinerja Demokrasi;
5. Tuntutan peran serta masyarakat dalam
proses kebijakan publik;
6. Masih adanya Perilaku Koruptif;
7. Pengembalian keseimbangan sosial
masyarakat setelah terjadinya tindak pidana
ARAH KEBIJAKAN
• Penguatan kapasitas mengantisipasi ancaman perang terbuka, narkoba, terorisme, dan bencana alam
• Memperkuat aktualisasi ideologi negara
• Penguatan kapasitas keamanan dalam negeri, termasuk pengamanan perbatasan antar negara
• Penguatan peran serta stakeholders dalam kebijakan, perluasan kemitraan pembangunan (Prinsip No One Left Behind), dan peningkatan profesionalitas dan netralitas ASN
• Penguatan lembaga-lembaga demokrasi, mengurangi biaya politik, dan penguatan desentralisasi
• Penguatan penegakan hukum dengan mengoptimalkan restorative justice
• Penguatan kapasitas pencegahan korupsi melalui penguatan pelaksanaan Stranas Pencegahan Korupsi
49
REPUBLIK INDONESIA
4.3.5 Pembangunan Kewilayahan
50
REPUBLIK INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN
1. Pengembangan perdesaan, wilayah terdepan,
terluar dan tertinggal.
2. Peningkatan sarana dan prasarana sosial-ekonomi
di KTI dan daerah tertinggal lainnya.
ARAH KEBIJAKAN
3. Peningkatan konektivitas antar-wilayah
4. Optimalisasi dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan
wilayah (KEK, KI, KPBPB, KSPN)
5. Peningkatan tata kelola dan kapasitas Pemda dan Pemdes
(kelembagaan, keuangan dan SDM Aparatur)
6. Percepatan pemenuhan SPM terutama di daerah tertinggal
7. Peningkatan inovasi pemerintahan daerah
11. Peningkatan peran kota kecil-menengah dan pengendalian
kota besar metropolitan
12. Penegakan penataan ruang yang berbasis kebencanaan dan
peningkatan kepastian hukum hak atas tanah
Pembangunan Antar Wilayah
Masih Timpang
Pusat Pertumbuhan Wilayah
Masih Belum Optimal
Pelayanan Dasar Belum Optimal
Pemanfaatan Ruang dan
Urbanisasi Kurang Terkendali
ISU STRATEGIS
51
Daya Saing Daerah Relatif
Masih Rendah 8. Peningkatan kemudahan perizinan
9. Pengembangan kerja sama antar-daerah, kolaborasi multipihak
serta meningkatkan kualitas SDM
10. Penataan pola hubungan Pusat dan Daerah
REPUBLIK INDONESIA
Tema pembangunan wilayah Sumatera yaitu
Pusat produksi dan pengolahan hasil bumi dan
lumbung energi nasional
Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan yang utama
diarahkan untuk:
Operasionalisasi dan peningkatan investasi pada
KEK Arun Lhokseumawe, Galang Batang, Tanjung
Api-Api, Tanjung Kelayang.
Operasionaliasi KI Kuala Tanjung dan Tanggamus.
Peningkatan investasi di KEK Sei Mangkei,
Peningkatan peran dan investasi KPBPB Sabang,
Batam, Bintan, dan Karimun terhadap wilayah
Pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba
Pengembangan kawasan metropolitan Mebidangro;
rencana pengembangan kawasan metropolitan
Patungrayaagung
Sektor utama pendukung pembangunan Wilayah
Sumatera 2020-2024 yaitu
Pertanian, kehutanan, perikanan
Sub sub sektor tanaman perkebunan
Industri Manufaktur
Sub sektor industri makanan dan minuman
Sub sektor industri karet, barang dari karet,
dan plastik
Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor
Sub sektor perdagangan besar dan eceran
bukan mobil dan sepeda motor
KEK Tanjung Kelayang Kab. Belitung, P. Bangka Belitung
KEK & KI SEI MANGKEI Kab. Simalungun, Sumut
KEK Tanjung Api- Api Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan
KI Kuala Tanjung
KI Tanggamus
KPBPB Sabang
Pariwisata Danau Toba Kab. Samosir, Sumut
KEK Arun Lhokseumawe Kab. Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe
Kota Banda Aceh
Kawasan Metropolitan Mebidangro
Kota Pekanbaru
Kota Jambi
Kawasan Metropolitan Patungrayaagung
Kota Bengkulu
Kota Lampung
KEK Galang Batang Kab. Bintan, Kepri
Kota Baru
Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan
Kawasan Strategis Existing
Rencana Pengembangan Kawasan Strategis
Kawasan Metropolitan
Ibu Kota Prov/Pusat Ekonomi
Jalur Penghubung Koridor Ekonomi/MP3EI
KPBPB Batam, Bintan, Karimun
Kota Batam
Kota Baru Padang
Kota Baru Palembang
Daerah Tertinggal
2020 2021 2022 2023 2024
4,7 4,9 5,3 5,7 6,1
Wilayah Sumatera
Mo
de
rate
5,3
52
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH SUMATERA 2020-2024 (1/3)
REPUBLIK INDONESIA
1 2
3
7
5
6
4
13
16
18
8 9
10
11
12
14
15
Jalan
Lintas
Timur
17
Jalan
Lintas
Barat
Pelabuhan
Belawan
Bandara
Kualanamu
Pelabuha
n Sabang
Pelabuh
an Teluk
Bayur
Pelabuhan
Kuala
Tanjung Pelabuhan
Dumai Pelabuha
n
Sekupan
g
Bandara
Hang
Nadim
Bandara
HAS
Hanandjoed
din
Pelabuhan
Tanjung Api-
api
Pelabuha
n
Bakauhen
i
Bandara
Fatmawati
Soekarno
KWSN STRATEGIS SEKTOR UNGGULAN
1. Kawasan Banda Aceh dan Sekitarnya
(PKN, KSN, PKSN)
Tanaman pangan, Perikanan, Panas Bumi,
Industri, Pariwisata
2. Kawasan Lhokseumawe dan
Sekitarnya (PKSN, KEK)
Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi, Panas
Bumi, Industri
3. Kawasan Perkotaan Metropolitan
Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo
(Mebidangro; PKN, KSN)
Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi, Panas
Bumi, Industri, Pariwisata
4. Kawasan Pematang Siantar dan
Sekitarnya (KSPN, KEK, PKW,)
Tanaman pangan, Perkebunan, Minyak dan Gas
Bumi, Industri, Pariwisata
5. Kawasan Padang Pariaman dan
Sekitarnya (PKN, KSN)
Tanaman pangan, Perikanan, Industri, Pariwisata
6. Kawasan Andalan Pekanbaru dan
Sekitarnya (PKN)
Tanaman pangan, Perkebunan, Pertambangan,
Minyak dan Gas Bumi, Industri
7. Kawasan Duri-Dumai dan Sekitarnya
(PKN, PKSN)
Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
Minyak dan Gas Bumi, Industri
8. Kawasan Andalan Laut Selat Malaka
dan Sekitarnya (PKSN, PKW)
Perikanan, Pertambangan, Minyak dan Gas
Bumi
9. Kawasan Zona Batam-Tanjung
Pinang dan Sekitarnya (PKN, KSN,
PKSN, KEK, PKW)
Perikanan, Industri, Pariwisata
53
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH SUMATERA 2020-2024 (2/3)
REPUBLIK INDONESIA
1 2
3
7
5
6
4
13
16
18
8 9
10
11
12
14
15
Jalan
Lintas
Timur
17
Jalan
Lintas
Barat
Pelabuhan
Belawan
Bandara
Kualanamu
Pelabuha
n Sabang
Pelabuha
n Teluk
Bayur
Pelabuhan
Kuala
Tanjung Pelabuhan
Dumai Pelabuha
n
Sekupan
g
Bandara
Hang
Nadim
Bandara
HAS
Hanandjoed
din
Pelabuhan
Tanjung Api-
api
Pelabuha
n
Bakauhen
i
Bandara
Fatmawati
Soekarno
KWSN STRATEGIS SEKTOR UNGGULAN
10. Kawasan Andalan Laut Batam dan
Sekitarnya Perikanan, Pertambangan, Pariwisata
11. Kawasan Andalan Laut Natuna dan
Sekitarnya (PKSN, PKW)
Perikanan, Pertambangan, Minyak dan Gas
Bumi, Pariwisata
12. Kawasan Muara Bulian Timur
Jambi dan Sekitarnya (PKN)
Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi, Industri,
Pariwisata
13. Kawasan Bengkulu dan Sekitarnya
(PKN)
Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
Panas Bumi, Industri, Pariwisata
14. Kawasan Palembang dan
Sekitarnya (PKN, KSN)
Tanaman pangan, Kehutanan, Perikanan,
Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi, Industri,
Pariwisata
15. Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung
Api-api Industri karet, kelapa sawit, dan petrokimia
16. Kawasan Bangka (PKN) Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
Industri, Pariwisata
17. Kawasan Belitung (KSPN, KEK) Pertanian, Perkebunan, Industri, Pariwisata
18. Kawasan Bandar Lampung-Metro
(PKN)
Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan,
Pertambangan, Panas Bumi, Industri, Pariwisata
54
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH SUMATERA 2020-2024 (3/3)
TERIMA KASIH
55