RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA...
-
Upload
dinhkhuong -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA...
LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON
TAHUN : 2013 NOMOR : 10
PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON
NOMOR 10 TAHUN 2013
TENTANG
RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA CILEGON,
Menimbang : bahwa untuk mengoptimalkan pendapatan daerah atas
pemakaian kekayaan milik daerah dalam menyelenggarakan
otonomi daerah serta melaksanakan Pasal 127 huruf a dan
Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan
Daerah;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan
Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3828);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
4. Undang ...
- 2 -
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4855);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
9. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 13 Tahun 2002
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kota Cilegon (Lembaran
Daerah Kota Cilegon Tahun 2009 Nomor 1);
10. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Kota Cilegon
(Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2008 Nomor 4);
11. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kota Cilegon
(Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2008 Nomor 7);
Dengan …
- 3 -
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA CILEGON
dan
WALIKOTA CILEGON
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN
KEKAYAAN DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Cilegon.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Walikota adalah Walikota Cilegon.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cilegon.
5. Kas Daerah adalah Kas Daerah Pemerintah Kota Cilegon pada
Bank Jabar Banten Cabang Cilegon atau bank lainnya yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
6. Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan
oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial
karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.
7. Badan Usaha adalah orang perseorangan atau badan hukum
yang didirikan dengan hukum Indonesia, mempunyai tempat
kedudukan dan beroperasi di Indonesia.
8. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau Badan.
9. Wajib …
- 4 -
9. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan
untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut
atau pemotong retribusi tertentu.
10. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang
merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk
memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah
Daerah.
11. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat
SSRD, adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi
yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah
dilakukan dengan cara lain ke kas umum daerah melalui
tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Walikota.
12. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat
SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan
besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang.
13. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang
selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan
retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran
retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada
retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang..
14. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat
STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi
dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.
15. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan
mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan
suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban retribusi dan/atau untuk tujuan lain
dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan retribusi daerah;
16. Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah, yang selanjutnya disebut
penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang
Retribusi Daerah serta menemukan tersangkanya.
BAB ...
- 5 -
BAB II
KETENTUAN RETRIBUSI
Bagian Kesatu
Nama, Objek dan Subjek Retribusi
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, dipungut
retribusi sebagai pembayaran atas pemakaian kekayaan daerah.
Pasal 3
(1) Objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sebagaimana
dimaksud pada Pasal 2 adalah pemakaian Kekayaan Daerah.
(2) Dikecualikan dari pemakaian kekayaan daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah penggunaan tanah yang tidak
mengubah fungsi dari tanah tersebut.
Pasal 4
(1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan/memakai kekayaan daerah yang dimiliki
pemerintah daerah.
(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
menurut ketentuan perundang-undangan Retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi,
termasuk pemungut atau pemotong Retribusi.
Bagian Kedua
Golongan Retribusi
Pasal 5
Retribusi Pemakaian Kekayaan daerah digolongkan sebagai
Retribusi Jasa Usaha.
Bagian Ketiga
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 6
Tingkat pengunaan jasa pada retribusi pemakaian kekayaan
daerah diukur berdasarkan jenis, lokasi, luas dan jangka waktu
pemakaian kekayaan daerah.
Bagian ...
- 6 -
Bagian Keempat
Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi
Pasal 7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi
pemakaian kekayaan daerah di dasarkan pada tujuan untuk
memperoleh keuntungan.
(2) Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didasarkan pada jasa atas pemakaian lahan/ gedung/ sound
system/ kendaraan/ alat berat yang berorientasi pada harga
pasar.
Bagian Kelima
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 8
(1) Struktur dan besarnya retribusi pemakaian kekayaan daerah
adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
(2) Tarif retribusi sebagimana dimaksud pada ayat (1) ditinjau
kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali dengan
memperhatikan indeks harga dan perkembangan
perekonomian.
(3) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
Bagian Keenam
Masa Retribusi
Pasal 9
Masa retribusi pemakaian kekayaan daerah adalah 1 (satu) tahun.
Bagian Ketujuh
Wilayah Pemungutan
Pasal 10
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dipungut di wilayah
daerah atau ditempat pelayanan diberikan.
Bagian …
- 7 -
Bagian Kedelapan
Tata Cara Pemungutan Retribusi
Pasal 11
(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen
lain yang dipersamakan.
(3) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon, dan kartu
langganan.
(4) Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disetor secara bruto ke Kas Daerah.
Pasal 12
(1) Pembayaran retribusi diberikan tanda bukti pembayaran.
(2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk isi, kualitas, ukuran
buku dan tanda bukti pembayaran retribusi diatur dengan
Peraturan Walikota.
Bagian Kesembilan
Sanksi Administratif
Pasal 13
Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada
waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif
berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari
Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Bagian Kesepuluh
Tempat Pembayaran
Pasal 14
(1) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau tempat
lain yang ditunjuk oleh Walikota.
(2) Dalam hal pembayaran dilakukan ditempat lain yang ditunjuk,
maka hasil penerimaan retribusi harus disetor ke Kas Daerah
paling lama 1 x 24 jam atau dalam waktu yang telah
ditentukan oleh Walikota.
Bagian …
- 8 -
Bagian Kesebelas
Penagihan
Pasal 15
(1) Penerbitan surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis
sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi
dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo
pembayaran.
(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat
teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib retribusi
harus melunasi retribusi yang terutang.
(3) Apabila sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) Wajib Retribusi belum melunasi retribusi yang terutang,
maka diterbitkan STRD.
(4) Surat Teguran dan STRD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan pada ayat (3), dikeluarkan oleh Pejabat yang
membidangi perijinan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk-bentuk dokumen yang
dipergunakan untuk melaksanakan penagihan retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan
Walikota.
Bagian Keduabelas
Pemberian Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi
Pasal 16
(1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan dan
pembebasan retribusi.
(2) Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi
sebagaimana dimaksud di dalam ayat (1), diberikan dengan
memperhatikan kemampuan wajib retribusi antara lain untuk
mengangsur karena bencana alam dan kerusuhan.
(3) Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), diberikan dengan melihat fungsi objek retribusi.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengurangan,
keringan dan pembebasan retribusi diatur dengan Peraturan
Walikota.
Bagian …
- 9 -
Bagian Ketigabelas
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Retribusi
Pasal 17
(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat
mengajukan permohonan pengembalian kepada Walikota.
(2) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan,
sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
telah dilampaui dan Walikota tidak memberikan suatu
keputusan, permohonan pengembalian pembayaran retribusi
dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam
jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila wajib retribusi mempunyai utang retribusi lainnya,
kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih
dahulu utang retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu
paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran retribusi
dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Walikota memberikan
imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan atas
keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran retribusi.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengembalian
kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.
Bagian Keempatbelas
Kadaluwarsa Penagihan
Pasal 18
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kadaluwarsa
setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung
sejak saat terutangnya retribusi kecuali apabila wajib
retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi;
(2) kadaluwarsa ...
- 10 -
(2) Kadaluwarsa retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tertangguh apabila :
a. Diterbitkan surat teguran; atau
b. Ada pengakuan hutang retribusi dari wajib retribusi, baik
langsung maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan surat teguran sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak
tanggal diterimanya surat teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah wajib retribusi
dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang
retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui
dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan
pembayaran dan permohonan keberatan oleh wajib retribusi.
Bagian Kelimabelas
Penghapusan Piutang Retribusi yang Kedaluwarsa
Pasal 19
(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak
untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat
dihapuskan.
(2) Walikota menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang
Retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghapusan
piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan
Peraturan Walikota.
BAB III
KEBERATAN
Pasal 20
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada
Walikota atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan …
- 11 -
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama
3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika
Wajib Retribusi dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu
tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.
(4) Keadaan diluar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak
atau kekuasaan Wajib Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar
retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi.
Pasal 21
(1) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi
keputusan atas keberatan yang diajukan dengan
menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Keputusan atas keberatan dapat berupa menerima
seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah
besarnya retribusi yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
telah lewat dan Walikota tidak memberi suatu keputusan,
keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
Pasal 22
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau
seluruhnya, kelebihan pembayaran retribusi dikembalikan
dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen)
sebulan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan
diterbitkannya SKRDLB.
BAB IV
PEMERIKSAAN
Pasal 23
(1) Walikota berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dalam rangka
melaksanakan peraturan perundang-undangan retribusi.
(2) Wajib …
- 12 -
(2) Wajib retribusi yang diperiksa wajib :
a. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau
catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen
lain yang berhubungan dengan objek retribusi terutang;
b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau
ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan
guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau
c. Memberikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan
retribusi diatur dengan Peraturan Walikota.
BAB IV
PEMANFAATAN RETRIBUSI DAN INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 24
(1) Pemanfaatan dari penerimaan retribusi diutamakan untuk
mendanai kegiatan yang berkaitan langsung dengan
pengendalian pemakaian kekayaan daerah.
(2) Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan
retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan
dengan kemampuan keuangan daerah.
Pasal 25
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan retribusi daerah
dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Besarnya insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sebesar 5% (lima persen).
(3) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kota Cilegon.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian dan
pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengacu kepada peraturan perundang-undangan.
BAB …
- 13 -
BAB V
PENYIDIKAN
Pasal 26
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan
Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus
sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak
pidana di bidang retribusi Daerah sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang hukum acara pidana yang
berlaku.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat
pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah
Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindakan
pidana di bidang retribusi Daerah agar keterangan atau
laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. Meneliti, mencari, mengumpulkan keterangan mengenai
orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan
yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di
bidang retribusi Daerah;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi
atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang
retribusi Daerah;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-
dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang
retribusi Daerah;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan
bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen
lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi
Daerah;
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan
tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi
Daerah;
g. Menyuruh …
- 14 -
g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan
ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang
berlangsung dan memeriksa identitas orang atau
dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada
huruf e;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana
retribusi Daerah;
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka;
j. Menghentikan penyidikan; dan/atau
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah
menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan
hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui
Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam hukum acara pidana yang
berlaku.
BAB VI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 27
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya
sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda
paling banyak 3 (tiga) kali jumlah Retribusi terutang yang
tidak atau kurang dibayar.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
merupakan jenis pelanggaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
penerimaan negara.
BAB VII…..
- 15 -
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kota Cilegon.
Ditetapkan di Cilegon
pada tanggal 1 Nopember 2013
WALIKOTA CILEGON,
ttd
Tb. IMAN ARIADI
Diundangkan di Cilegon
pada tanggal 1 Nopember 2013
SEKRETARIS DAERAH KOTA CILEGON,
ttd
ABDUL HAKIM LUBIS
LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN 2013 NOMOR 10
- 16 -
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON
NOMOR 10 TAHUN 2013
TENTANG
RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
TABEL STRUKTUR DAN BESARAN TARIF
RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
I. PEMANFAATAN GEDUNG ATAU TANAH MILIK PEMERINTAH DAERAH PADA BAGIAN PERLENGKAPAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA CILEGON
N0. JENIS BARANG DAERAH BESARNYA
RETRIBUSI (Rp) KETERANGAN
1 Bangunan
a. Kios:
- Kios Tipe A 200,- Per m2/hari
- Kios Tipe B 150,- Per m2/hari
b. Rumah Makan:
- Rumah Makan Kelas I, > 10 m2
250,- Per m2/hari
- Rumah Makan Kelas II,
5-10 m2 200,- Per m2/hari
- Rumah Makan Kelas III, < 5m2
150,- Per m2/hari
c. Souvenir Shop 100,- Per m2/hari
d. Rumah Dinas:
- Luas s/d 36 m2 2000,- Per m2/buah
- Luas s/d 50 m2 2100,- Per m2/buah
- Luas s/d 70 m2 2500,- Per m2/buah
- Luas s/d 120 m2 3000,- Per m2/buah
- Luas s/d 250 m2 3500,- Per m2/buah
- Luas > 250 m2 4000,- Per m2/buah
e. Gedung Pertemuan
1) Gedung Wanita:
- Siang hari 1.500.000,- Sekali pakai
- Malam hari 2.000.000,- Sekali pakai
- Olah raga 20.000,- Per 3 jam/line
2) Gedung pertemuan
lainnya:
- Siang hari 300.000,- Sekali pakai
- Malam hari 500.000,- Sekali pakai
3) Gedung Ex-Matahari:
- Gedung Lantai 2 750.000,- Per hari
- Gedung Lantai 1 700.000,- Per hari
- Gedung Lantai Dasar 600.000,- Per hari
- Halaman 500.000,- Per hari
4) Gedung DPRD:
a. Aula
- Siang Hari 500.000,- Per jam
- Malam hari 750.000,- Per jam
b. halaman 1.000.000,- Sekali pakai
- 17 -
N0. JENIS BARANG DAERAH BESARNYA
RETRIBUSI (Rp) KETERANGAN
5) Gedung Setda:
a. Ruang Rapat
Setda II
- Siang Hari 1.500.000,- Sekali pakai
- Malam hari 2.000.000,- Sekali pakai
b. Halaman
Kantor
1.500.000,- Sekali pakai
c. Genset dan
Lampu
2.500.000,- Per hari belum termasuk BBM/Operator
f. Tempat/bangunan
untuk pemasangan
peralatan jasa
komunikasi :
1) Fungsi dalam gedung
2) Fungsi luar gedung
10.000.000,-
30.000.000,-
Per tahun
Per tahun
g. Billboard
1) Konstruksi Tersendiri 625.000,- ≤ 5 m2
2) Konstruksi Menempel 525.000,- ≤ 5 m2
h. Bus
1) Bus Besar 1.000.000,- Perhari
2) Bus Kecil 500.000,- Perhari
2. Tanah
a. Strategis I:
- Bisnis/Komersial 3.000,-/m2/bulan Jalan Provinsi dan Jalan Protokol - Perumahan 200,-/m2/bulan
- Pertanian 50,- /m2/bulan
- Warung/Bangunan
Non-Permanen
100,- /m2/bulan
- Kepentingan Lainnya 200,- /m2/bulan
b. Strategis II:
- Bisnis/Komersial 1.500,- /m2/bulan Diluar Jalan Provinsi dan Jalan Protokol - Perumahan 150,- /m2/bulan
- Pertanian 30,- /m2/bulan
- Warung/Bangunan
Non-Permanen
75,- /m2/bulan
- Kepentingan Lainnya 150,- /m2/bulan
c. Strategis III:
- Bisnis/Komersial 750,- /m2/bulan Tanah-tanah yang tidak mempunyai akses jalan - Perumahan 100,- /m2/bulan
- Pertanian 25,- /m2 /bulan
- Warung/Bangunan
Non-Permanen
50,- /m2/bulan
- Kepentingan Lainnya 100,- /m2 /bulan
- 18 -
II. SEWA ALAT BERAT PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA CILEGON
N0. JENIS BARANG DAERAH BESARNYA
RETRIBUSI (Rp) KETERANGAN
1. Alat-Alat Berat:
a. Mesin Gilas Bergetar
(Vibrator Roller) 1 Ton
300.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
b. Mesin Gilas Bergetar
(Vibrator Roller) 3 Ton
300.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
c. Mesin Gilas Bergetar
(Vibrator Roller) 6 Ton
300.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
d. Mesin gilas (Three Wheel
Road Roller) 6 – 8 Ton
300.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
e. Mesin gilas (Three Wheel
Road Roller) 8 – 10 Ton
300.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
f. Wheel Loader 52 HP/2.200
RPM
110.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
g. Wheel Loader 125
HP/2.200 RPM
110.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
h. Hidraulic Exavator
(dilengkapi dengan Dozer Blade) 81 HP
110.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
i. Backhoe Loader 7 Ton 110.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
j. Mesin Gilas Roda/Roll Tiga
(Three Wheel Road Roller)
6- 8 Ton
200.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
k. Mesin Gilas Roda/Roll Tiga
(Three Wheel Road Roller)
10 - 12 Ton
200.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
l. Mesin Gilas Bergetar
(Vibrator Roller) 1 Ton
250.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
m. Mesin Gilas Bergetar
(Vibrator Roller) 2.8 Ton
250.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
n. Stamper 80 Kg 150.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
o. Concrete Mixer 150.000,- Per hari belum termasuk
BBM/Operator
III. SEWA MOBIL JENAZAH/ AMBULAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
CILEGON
N0. JENIS BARANG DAERAH BESARNYA RETRIBUSI
(Rp) KETERANGAN
1 Mobil Ambulans :
1) Cilegon (dalam Kota)
2) Cilegon – Serang/Anyer
3) Cilegon – Rangkasbitung
4) Cilegon – Labuan
5) Cilegon – Pandeglang
6) Cilegon – Tangerang
7) Cilegon – Jakarta
8) Cilegon – Bogor
9) Cilegon – Bekasi
10) Cilegon – Karawang
11) Cilegon – Cikampek
12) Cilegon – Bd. Lampung
13) Cilegon - Bandung
80.000,-
125.000,-
306.000,-
330.000,-
222.000,-
504.000,-
654.000,-
1.200.000,-
816.000,-
1.062.000,-
1.332.000,-
630.000,-
1.926.000,-
Tarif Ambulance pada point (a)
sudah termasuk perawat
pendamping dan pengemudi.
- Biaya sudah termasuk Tol dan
BBM serta dibayar dimuka.
- Diluar dari kota yang sudah
ditentukan di atas dihitung per KM dari jarak kota yang
dimaksud, yaitu:
1) Ambulance Rp. 6.000,- per KM
2) Mobil Jenazah Rp. 7.000,- per KM
- 19 -
N0. JENIS BARANG DAERAH BESARNYA
RETRIBUSI (Rp) KETERANGAN
2. Mobil Jenazah :
1) Cilegon (dalam Kota)
2) Cilegon – Serang/Anyer
3) Cilegon – Rangkasbitung
4) Cilegon – Labuan
5) Cilegon – Pandeglang
6) Cilegon – Tangerang
7) Cilegon – Jakarta
8) Cilegon – Bogor
9) Cilegon – Bekasi
10) Cilegon – Karawang
11) Cilegon – Cikampek
12) Cilegon – Bd. Lampung
13) Cilegon - Bandung
80.000,-
125.000,-
357.000,-
385.000,-
259.000,-
588.000,-
763.000,-
1.400.000,-
952.000,-
1.239.000,-
1.554.000,-
735.000,-
2.247.000,-
- Untuk penyeberangan belum termasuk biaya kapal laut.
- Pemakaian Ambulan dan Mobil Jenazah untuk
Kepanitiaan (Wilayah Cilegon dan sekitarnya) :
1) 0 – 3 jam = Rp.300.000,-
2) 4 – 6 jam = Rp. 400.000,-
3) > 6 jam dikenakan
tarif/jam = Rp. 100.000,-
WALIKOTA CILEGON,
ttd
Tb. IMAN ARIYADI
- 20 -
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON
NOMOR 10 TAHUN 2013
TENTANG
RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
1 UMUM
Pemerintah Daerah diberikan kewenangan melakukan pelayanan dengan
pemanfaatan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal dan
belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta sebagaimana diatur
dalam Pasal 126 dan Pasal 127 huruf a Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, pelayanan dengan
pemanfaatan kekayaan daerah dapat dikategorikan sebagai suatu pelayanan
yang menjadi objek retribusi jasa usaha. Pelayanan yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah berkaitan dengan pemanfaatan kekayaan daerah
membutuhkan peran serta masyarakat melalui pembayaran retribusi atas
pemanfaatan pemakaian kekayaan daerah.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka pelaksanaan pemungutan
retribusi pemakaian kekayaan daerah di wilayah kota Cilegon serta sebagai
pelaksanaan ketentuan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
2 PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal …
- 21 -
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Cukup Jelas
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Cukup Jelas
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Cukup Jelas
Pasal 18
ayat (1)
Saat kedaluwarsa penagihan retribusi ini dimaksudkan untuk
memberikan kepastian hukum kapan utang retribusi tersebut
tidak dapat ditagih lagi
ayat (2)
Yang dimaksud dengan pengakuan utang retribusi secara
langsung adalah wajib retribusi dengan kesadarannya
menyatakan masih mempunyai utang retribusi dan belum
melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
ayat (3)
Cukup Jelas
ayat …
- 22 -
ayat (4)
Cukup Jelas
ayat (5)
Yang dimaksud dengan pengakuan utang secara tidak
langsung adalah wajib retribusi secara nyata-nyata langsung
menyatakan bahwa ia mengakui mempunyai utang retribusi
kepada Pemerintah Daerah, misalnya wajib retribusi
mengajukan permohonan angsuran/penundaan pembayaran
atau wajib retribusi mengajukan permohonan keberatan.
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasal 20
ayat (1)
Cukup Jelas
ayat (2)
Cukup Jelas
ayat (3)
Yang dimaksud di luar kekuasaannya adalah suatu keadaan
yang terjadi di luar kehendak/kekuasaan wajib retribusi,
misalnya karena wajib retribusi terkena musibah bencana
alam.
ayat (4)
Cukup Jelas
ayat (5)
Cukup Jelas
Pasal 21
ayat (1)
Ketentuan ini memberikan suatu kepastian hukum yang
diajukan harus diberi keputusan oleh Walikota dalam jangka
waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak surat keberatan
diterima.
ayat (2)
Cukup Jelas
ayat (3)
Cukup Jelas
ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal …
- 23 -
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
ayat (1)
Yang dimaksud dengan instansi yang melaksanakan pemungutan
adalah Dinas/Badan/Lembaga yang tugas pokok dan fungsinya
melaksanakan pemungutan retribusi pemakaian kekayaan daerah.
Pasal 26
Cukup Jelas
Pasal 27
Cukup Jelas
Pasal 28
Cukup Jelas
Pasal 29
Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 80