Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

22
DRAFT RANCANGAN KURIKULUM KONSENTRASI KEWIRAUSAHAAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JAMBI Drs. Agus Syarif, MBS email: [email protected]

Transcript of Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

Page 1: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

DRAFT RANCANGAN KURIKULUM

KONSENTRASI KEWIRAUSAHAANJURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JAMBI

Drs. Agus Syarif, MBSemail: [email protected]

JAMBI, 2011

Page 2: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN

BAB III RANCANGAN KURIKULUM

BAB IV DESKRIPSI MATA KULIAH DAN MATERI KULIAH

BAB V METODE PEMBELAJARAN

BAB VI KUALIFIKASI TENAGA EDUKATIF DAN SUMBERDAYA

BAB VII PELATIHAN DAN MAGANG UNTUK PENGEMBANGANKUALITAS TENAGA EDUKATIF/STAF PENGAJAR

BAB VIII HASIL STUDI LAPANG/MAGANG

BAB IX LOKAKARYA RANCANGAN KURIKULUM

BAB X KESIMPULAN

LAMPIRAN

1

Page 3: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

I. PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi yang rendah dan tidak seimbang

dengan tingginya tingkat pertumbuhan angkatan kerja baru

mengakibatkan rendahnya tingkat penyerapan tenaga kerja. Hal ini

mengakibatkan tingginya angka pengangguran. Karena itu,

kurikulum pendidikan kewirausahaan sudah waktunya dirumuskan

oleh perguruan tinggi, pemerintah, masyarakat dan kalangan

pelaku usaha.

Selain tingginya angka pengangguran yang terus meningkat,

masalah ketenagakerjaan di Indonesia juga ditandai antara lain

dengan masih rendahnya kualitas tenaga kerja. Oleh karenanya,

SDM yang berkualitas dituntut untuk membangun daya saing yang

kuat.

Berdasarkan hasil penelitian seorang ilmuwan Amerika Serikat

(AS), David McClelland, suatu negara dapat dikatakan makmur,

minimal harus memiliki jumlah entrepreneur atau wirausahawan

sebanyak dua persen dari jumlah populasi penduduknya. Hasil

pemantauan menunjukkan, AS pada tahun 2007 memiliki 11,5

persen wira usaha, kemudian Singapura 7,2 persen. Sementara

Indonesia pada tahun 2007 diperkirakan hanya mencapai 400.000

orang atau hanya 0.18 persen dari yang seharusnya 4,4 juta

wirausaha.

Kenyataan rendahnya wirausaha di Indonesia bisa jadi karena

faktor budaya dan sistem pendidikan. Padahal anugerah alam raya

Indonesia (12% keragaman hayati dunia) bisa dimanfaatkan oleh

bangsa indonesia untuk kesejahteraan bangsa melalui

entrepreneurship. Pertama, Budaya wirausaha yang belum

mengakar dalam setiap masyarakat Indonesia terutama para kaum

muda. Wirausaha masih dianggap sebagai profesi yang kurang

terhormat. Budaya atau pemikiran masyarakat pada kenyataannya

2

Page 4: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

lebih memandang profesi sebagai pegawai pemerintahan atau

pegawai swasta sebagai profesi yang lebih pantas dan terhormat.

Kedua, Konsep pendidikan yang menghasilkan pekerja dan bukan

pencipta lapangan kerja masih merupakan arus utama dalam

pendidikan nasional Indonesia. Menjadi karyawan adalah alasan

utama mengapa seseorang melanjutkan kuliah.

Perguruan Tinggi merupakan penyumbang lahirnya

pengangguran terdidik, Setiap tahun, Indonesia menghasilkan 750

ribu sarjana berarti peluang menciptakan pengangguran intelektual,

oleh karenanya dibutuhkan strategi pembelajaran yang tepat agar

dapat mengatasi masalah pengangguran yakni dengan

memberdayakan masyarakat untuk menciptakan lapangan

pekerjaan sendiri dengan kecakapan berwirausaha.

Perguruan Tinggi memerlukan sebuah terobosan dalam

memberikan kurikulum kewirausahaan agar dapat mengatasi

beragam permasalahan seperti rendahnya kualitas sumber daya

manusia (SDM) dan daya saing Indonesia. Terobosan dalam

pendidikan kewirausahaan harus dilakukan karena Perguruan Tinggi

merupakan lembaga potensial untuk menyiapkan dan

mengembangkan SDM yang berwawasan kewirausahaan. Perguruan

Tinggi bukan saja mencerdaskan anak didik tapi juga

mensejahterakan lulusannya.

Pengembangan kewirausahaan akan berdampak pada

meningkatnya kegiatan ekonomi yang akan memperluas

kesempatan dan lapangan kerja baru sehingga masalah

pengangguran dapat teratasi secara bertahap.

Sejalan dengan visi jurusan Manajemen yaitu “menjadi salah

satu program terkemuka dibidang pengajaran manajemen dan

kewirausahaan serta mampu mengimplementasikannya sesuai

dengan perkembangan bisnis dan manajemen ditingkat nasional

dan internasional menjelang tahun 2020”. Maka pengembangan

3

Page 5: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

pengajaran kewirausahaan di Jurusan Manajemen menjadi sesuatu

yang mutlak dilakukan.

4

Page 6: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

II. TUJUAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN

Kurikulum yang akan dirancang adalah untuk Konsentrasi

Kewirausahaan, sebagai bagian dari jenjang pendidikan strata-1 (S-1)

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.

Pendidikan Kewirausahaan bertujuan untuk pengembangan pola

pikir (mindset = to be) dan berupaya mengintregasikan fungsi-fungsi

manajemen dalam konteks praktikal di dunia nyata (learn to live

together). Oleh karenanya, Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan ini

dirancang dengan harapan dapat menyiapkan lulusan S-1 yang

memiliki:

1. Pendidikan kewirausahaan bermanfaat untuk

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang merupakan pintu

gerbang dalam membentuk dan menumbuhkan pribadi

yang ulet, tangguh, dan berkualitas (employibility)

2. Pendidikan kewirausahaan bermanfaat untuk menambah

wawasan dan menempa kemandirian sehingga individu

dapat mandiri dengan kemampuannya sendiri untuk

memperoleh kesejahteraan, baik bagi diri pribadi maupun

masyarakat. (entrepreneur)

3. Pendidikan kewirausahaan akan mampu berfungsi sebagai

industrial park yang menghadirkan lulusan sebagai

wirausaha baru.

5

Page 7: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

III. RANCANGAN KURIKULUM

Kurikulum Kewirausahaan dirancang untuk Konsentrasi

Kewirausahaan dengan dasar ranah pembelajaran dan analisis

instruksional sebagai berikut:

A. Ranah Pembelajaran□ Kognitif

o Berorientasi meningkatkan kemampuan berpikir intelektual berdasarkan teori Bloom yang direvisi oleh Anderson, dkk. Tingkatan dari mengingat (remember) hingga mencipta/kreatif (create)

□ Psikomotoriko Berorientasi meningkatkan ketrampilan motorik

berhubungan dengan kemampuan mengelola usaha, baik dari administrasi keuangan, operasional, maupun mengelola sumberdaya manusia.

□ Afektifo Berorientasi melalui kondisi dunia usaha nyata melalui

pengalaman, perasaan, emosi, sistim nilai (etika) dan sikap.

B. Analisis Instruksional

Ada empat pilar pendidikan yang diperkenalkan oleh UNESCO

yaitu belajar untuk mengetahui (learn to know), belajar untuk

mengerjakan (learn to do), belajar untuk menjadi orang yang

berguna (learn to be), dan belajar untuk bekerja sama dan hidup

bermasyarakat (learn to live together).

Untuk membentuk seseorang yang memiliki jiwa

kewirausahaan, maka disain kurikulum harus mempunyai dan

melaksanakan keempat pilar tersebut. Pilar dimaksud merangkum

tahapan perkembangan teori kewirausahaan (Drucker, 1985) dalam

bukunya Innovation and Entrepreneurship: teori yang

6

Page 8: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

mengutamakan peluang usaha (Ekonomi), teori yang

mengutamakan tanggapan orang terhadap peluang (Sosiologi dan

Psikologi), dan teori yang mengutamakan hubungan antara perilaku

wirausaha dengan hasilnya (Perilaku).

Berikut adalah periode waktu perkembangan pemikiran tentang

kewirausahaan yang digagas oleh berbagai pakar.

Simpulan dari perkembangan tersebut dapat diringkas bahwa

kewirausahaan merupakan suatu proses menciptakan nilai tambah

dengan maksud meningkatkan kekayaan bagi individu tersebut dan

bagi masyarakat dalam kondisi yang mengandung ketidakpastian

– Menciptakan nilai tambah

– Meningkatkan kesejahteraan (pribadi dan masyarakat)

– Kondisi ketidakpastian (risiko)

Ketiga unsur tersebut di atas merupakan muatan yang harus ada

dalam pembelajaran kewirausahaan.

7

Page 9: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

Oleh karenanya, Analisis instruksional kurikulum Konsentrasi

Kewirausahaan disusun dengan mendasarkan pada teori dimaksud,

sebagaimana dapat digambarkan pada diagram berikut:

WirausahaHandal

Sosial danPerilaku

Ekonomi/Manajemen

Psikologi

8

Page 10: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

BAB IV DESKRIPSI MATA KULIAH DAN MATERI KULIAH

4.1. MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

Kompetensi Konsentrasi Kewirausahan adalah Mahasiswa

lulusan Konsentrasi Kewirausahaan akan mampu menjelaskan teori

kewirausahaan dan karakteristik wirausaha, mengevaluir potensi

diri dan terdorong untuk mengembangkannya, menyusun rencana

usaha terpadu dan mempraktekkan aspek-aspek manajemen dalam

dunia usaha nyata.

Mata kuliah konsentrasi pada kurikulum Fakulta Ekonomi

Universitas Jambi merupakan Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)

yang berisikan Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional. Pada

Konsentrasi Kewirausahaan nama mata kuliah, semester dan SKS

terdiri dari:

Nama Mata Kuliah SKS Semest

er

Kurikulum Inti 9 SKS

1. Kewirausahaan Lanjutan

2. Praktek Kewirausahaan I

3. Praktek Kewirausahaan II

4. Presentasi Kinerja Usaha (Seminar

Kewirausahaan)

3

3

3

3

IV

V

VI

VII

Kurikulum Institusional 3 SKS

1. Komunikasi Bisnis (Presentation Skill)

2. Bisnis Syariah

3. Etika Bisnis

3

3

3

VII

VII

VII

4.2. MATERI MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

9

Page 11: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

Materi mata kuliah kewirausahaan diberikan dalam bentuk

terintegrasi dan diberikan secara berkelanjutan. Muatan materi

dapat digambarkan pada diagram berikut:

entry behaviour lineMahasiswa memiliki kompetensi Manajemen Pemasaran, Manajemen Operasional, Manajemen Sumberdaya Manusia dan Manajemen Keuangan

10

Menjelaskan Kewirausahaan, Wirausaha dan

Peranannya dalam pembangunan

Menjelaskan Kewirausahaan, Wirausaha dan

Peranannya dalam pembangunan

Menjelaskan Karakteristik Wirausaha

Menjelaskan Karakteristik Wirausaha

Mengevaluir Potensi Diri

Mengevaluir Potensi Diri

Menerapkan JiwaKreativitas dan Inovasi

Menerapkan JiwaKreativitas dan Inovasi

Menyusun kerangka rencana usaha terpadu

Menyusun kerangka rencana usaha terpadu

Menyusun Aspek Pemasaran

Menyusun Aspek Pemasaran

Menyusun Aspek Operasional

Menyusun Aspek Operasional

Menyusun Aspek SDM

Menyusun Aspek SDM

Menyusun Aspek Keuangan

Menyusun Aspek Keuangan

Mempraktekkan Aspek

Pemasaran

Mempraktekkan Aspek

Pemasaran

Mempraktekkan Aspek OperasionalMempraktekkan

Aspek OperasionalMempraktekkan

Aspek SDMMempraktekkan

Aspek SDMMempraktekkan Aspek KeuanganMempraktekkan Aspek Keuangan

Mempresentasikan Kinerja Usaha

Mempresentasikan Kinerja Usaha

TIUTIU

Page 12: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

Materi per semester dibedakan dalam bentuk objek bisnis

bertingkat, bermula dari aktivitas menjual barang, memasarkan

jasa, dan memproduksi barang/jasa.

BAB V METODE PEMBELAJARAN

Acuan dasar dari pembelajaran Kewirausahaan adalah

Wirausaha (Entrepreneur) tidak hanya diajarkan, tapi ditularkan dan

kurikulum Kewirausahaan tidak untuk digenerikkan, tapi ruh atau

semangat wirausaha yang ditularkan.

Oleh karenanya, supaya mahasiswa dapat menerima materi

pembelajaran yang diberikan dengan baik, maka perlu diperhatikan

perkuliahan dan metode pembelajaran yang digunakan.

5.1. PERKULIAHAAN

Rencana pengajaran untuk setiap mata kuliah selama satu

semester adalah sebanyak 3 SKS. Nilai satu kredit semester

perkuliahaan ditentukan atas beban kegiatan per minggu adalah

sebagai berikut:

a. 50 menit acara tatap muka dengan tenaga pendidik (educator)

dalam bentuk kuliah, diskusi, pembahasan kasus, dsb.

b. 60 menit acara kegiatan akademik terstruktur, yaitu kegiatan

studi yang tidak terjadwal, tetapi direncanakan oleh tenaga

pendidik

c. 60 menit acara kegiatan akademik mandiri yaitu kegiatan yang

harus dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri untuk

mendalami, mempersiapkan, dan mempraktekkan.

5.2. METODE PEMBELAJARAN

Rencana pembelajaran yang akan dilakukan adalah

menggunakan metode pembelajaran sebagai berikut:

a. Kuliah dan diskusi.

11

Page 13: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

b. Analisis kasus

c. Simulasi

d. Praktek bisnis.

BAB VI KUALIFIKASI TENAGA EDUKATIF DAN SUMBERDAYA

Proses pendidikan yang diharapkan mampu membentuk

kepribadian wirausaha adalah proses pendidikan yang dapat membuat

peserta didik menghayati dan melaksanakan keempat pilar yang

diperkenalkan oleh UNESCO yaitu: belajar untuk mengetahui (learn to

know), belajar untuk mengerjakan (learn to do), belajar untuk menjadi

orang yang berguna (learn to be), dan belajar untuk bekerja sama dan

hidup bermasyarakat (learn to live together). Faktor yang sangat

berperan dalam menumbuhkan empat pilar dalam diri peserta didik,

selain kurikulum adalah tenaga edukatif.

Sehubungan dengan itu, diperlukan kualifikasi tenaga edukatif

dan sumberdaya yang mampu menghasilkan output yang berkualitas

(employibility). Seorang yang berjiwa wirausaha tidak harus bergerak

di bidang bisnis. Semangat dan kemampuan berwirausaha tersebut

tetap akan bermanfaat di mana pun seseorang berkarya baik di bidang

politik, sosial, dan pemerintahan. Semangat kewirausahaan yang

menekankan kepada inovasi, kreativitas, kemampuan melihat peluang,

keberanian menghadapi risiko dan etos kerja keras dapat berguna

dalam mengembangkan organisasi apa pun di dalam masyarakat.

6.1. TENAGA EDUKATIF

Kualifikasi tenaga edukatif dapat ditinjau dari sisi kuantitatif dan

kualitatif:

□ Dari sisi kuantitatif, jumlah tenaga edukatif harus sesuai

dengan jumlah mahasiswa yang memilih Konsentrasi

Kewirausahaan. Dengan demikian kegiatan belajar mengajar

12

Page 14: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

akan berjalan lancar, sehingga tujuan yang telah ditetapkan

dapat dicapai dengan baik.

□ Dari sisi kualitatif, tenaga edukatif diharapkan minimal telah

mencapai jenjang pendidikan pasca sarjana (S-2) dengan

latar belakang pengalaman dalam menjalankan bisnis.

Kewirausahaan tidak hanya sekedar pemahaman teori atau

konsep, tetapi juga wawasan dan pengalaman praktis.

6.2. SARANA YANG DIBUTUHKAN

Ketersediaan saranan sebagai sumberdaya proses

pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil akhir. Oleh

karenanya dibutuhkan sarana minimal guna mendukung

kelancaran kegiatan belajar mengajar. Ada pun sarana yang

dibutuhkan antara lain:

a. Ruang Kuliah

Ruang kuliah yang kondusif diperlukan dalam kegiatan belajar

mengajar, seperti ruang kuliah yang bersih, penerangan yang

baik, disain bentuk pertemuan kelas yang fleksibel

b. Peralatan

Untuk menunjang suasana belajar maka diperlukan fasilitas

pendukung seperti whiteboard, LCD Projecter, Komputer, Sound

system, alat tulis menulis, Aplikasi program simulasi.

c. Tempat Magang/Praktek Bisnis

Magang dan praktek bisnis dapat dilakukan di dalam dan atau

di luar kampus, seperti tersedianya business center, jejaring

(networking).

d. Perpustakaan

Perpustakaan dalam konteks ini adalah tersedianya bahan

bacaan, baik berupa buku (textbook), reading materials, jurnal,

e-books, dll yang dapat menambah wawasan kewirausahaan

mahasiswa.

13

Page 15: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

BAB VII PELATIHAN DAN MAGANG UNTUK PENGEMBANGAN

KUALITAS TENAGA EDUKATIF

Kompetensi Konsentrasi Kewirausahan adalah Mahasiswa lulusan

Konsentrasi Kewirausahaan akan mampu menjelaskan teori

kewirausahaan dan karakteristik wirausaha, mengevaluir potensi diri

dan terdorong untuk mengembangkannya, menyusun rencana usaha

terpadu dan mempraktekkan aspek-aspek manajemen dalam dunia

usaha nyata.

Berdasarkan kompetensi tersebut proses pembelajaran tidak

hanya sekedar pemahaman teori tetapi juga pemahaman praktis

kewirausahaan. Oleh karenanya suatu pelatihan dan magang untuk

pengembangan kualitas tenaga edukatif dapat dirancang untuk

memenuhi kebutuhan tenaga edukatif

Hal yang perlu digarisbawahi tentang tenaga edukatif adalah

kewirausahaan meliputi multidisiplin ilmu, sehingga tenaga edukatif

tidak kaku dan sempit hanya pada Konsentrasi Kewirausahaan. Tenaga

edukatif bukan hanya berasal dari Fakultas Ekonomi Universitas Jambi,

tapi bisa berasal dari psikolog, praktisi bisnis, ahli

peternakan/pertanian, motivator, dll. Penggunaan tenaga edukatif

berasal dari luar akan disesuaikan dengan muatan materi

pembelajaran.

Khusus bagi tenga edukatif Fakultas Ekonomi Universitas Jambi,

akan diberikan bekal tambahan dengan mengikuti pelatihan untuk

pengajar (Training of Trainer = TOT) dan Magang pada satu institusi

yang kredibel.

14

Page 16: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

BAB VIII HASIL STUDI LAPANG/MAGANG

8.1. PELAKSANAAN STUDI LAPANG

Pelaksanaan studi lapang rancangan pendirian Konsentrasi

Kewirausahaan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Jambi dilakukan pada berbagai Perguruan Tinggi.

Perguruan Tinggi yang telah dikunjungi adalah Universitas Ciputra

Surabaya, Universitas Brawijaya Malang, School of Business

Management Institut Tehnologi Bandung (SBM-ITB).

Studi dilakukan dengan mempelajari kurikulum, proses

pembelajaran, fasilitas, dll yang diterapkan pada masing-masing

perguruan tinggi yang dikunjungi.

Magang tenaga edukatif, telah mengirim dua orang yakni

Dra. Harniza Harun selama seminggu di Universitas Brawijaya dan

Drs. Agus Syarif, MBS di Program MBA Institut Tehnologi Bandung

(MBA-ITB) selama sebulan.

8.2. HASIL STUDI TERHADAP RANCANGAN KURIKULUM

Hasil studi terhadap ketiga perguruan tinggi tersebut

memiliki kekhususan pendidikan kewirausahaan walaupun

masing-masing perguruan tinggi memprioritaskan kompetensi

lulusan memiliki entrepreneurship dan managerial skills.

15

Page 17: Rancangan Kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan Sebelum Lokakarya

BAB IX KESIMPULAN

Rancangan kurikulum Konsentrasi Kewirausahaan pada Jurusan

Manajemen FE UNJA ini masih berupa draft, dan akan disempurnakan

melalui lokakarya yang akan diselenggarakan guna memperoleh

bangun konstruksi yang lebih sempurna.

Dengan dibukanya Konsentrasi Kewirausahaan diharapkan

lulusan Sarjana Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi tidak saja cerdas

tapi juga sejahtera, dengan memiliki jiwa kewirausahaan dan

perubahan perilaku dari job seeker menjadi job creator.

16