RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN...

221
-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SULA, Menimbang : a. bahwa tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menunjang peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah; b. bahwa pemberian subsidi listrik untuk kebutuhan tenaga listrik pada masyarakat pengguna listirk, merupakan upaya Pemerintah Daerah meningkatkan standarhidup masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dan percepatan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sula; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Subsidi listrik. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan Di Propinsi Maluku Utara ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor

Transcript of RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN...

Page 1: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-1-

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR 01 TAHUN 2011

TENTANG

SUBSIDI LISTRIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SULA,

Menimbang : a. bahwa tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting

untuk menunjang peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah;

b. bahwa pemberian subsidi listrik untuk kebutuhan tenaga listrik pada

masyarakat pengguna listirk, merupakan upaya Pemerintah Daerah

meningkatkan standarhidup masyarakat dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan hidup masyarakat dan percepatan pembangunan di

Kabupaten Kepulauan Sula;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan

huruf b perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Subsidi listrik.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945;

2. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan

Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan Di Propinsi

Maluku Utara ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor

21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4264);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437).

Page 2: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-2-

-1-

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SULADan

BUPATI KEPULAUAN SULA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TENTANG SUBSIDILISTRIK.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula;

2. Kepala Daerah adalah Bupati Kepulauan Sula;

3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom lainnya

sebagai Badan Eksekutif Daerah;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Kepulauan Sula;

5. Dinas adalah Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Sula;

6. Tenaga Listrik adalah suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan dan

didistribusikan untuk segala macam keperluan, tetapi tidak meliputi listrik yang dipakai untuk

komunikasi, elektronika atau isyarat;

7. Penyediaan Tenaga Listrik adalah pengadaan tenaga listrik mulai dari titik pembangkitan

sampai dengan titik pemakaian;

8. Pemanfaatan Tenaga Listrik adalah penggunaan tenaga listrik mulai dari titik pemakaian;

9. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari pemegang izin

usaha penyedia tenaga listrik untuk digunakan sebagai pemanfaatan akhir dan tidak untuk

diperdagangkan;

10. Distribusi Tenaga Listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari sistem transmisi atau dari

sistem pembangkitan kepada konsumen;

11. Penggunaan Utama adalah penggunaan tenaga listrik yang dibangkitkan secara terus-

menerus untuk melayani kebutuhan sendiri akan tenaga listrik yang diperlukan;

12. Penggunaan Darurat adalah penggunaan tenaga listrik yang dibangkitkan hanya pada waktu

terjadi gangguan suplai tenaga listrik;

13. Penggunaan Sementara adalah penggunaan tenaga listrik yang dibangkitkan untuk kegiatan

yang bersifat sementara;

Page 3: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-3-

-2-

14. Subsidi Listrik adalah Bantuan Pemerintah Daerah kepada masyarakat konsumen listrik di

Kabupaten Kepulauan Sula dalam bentuk pembayaran rekening listrik masyarakat dengan

daya terpasang dan batas pemakaian tertentu.

BAB IIAZAZ PEMBERIAN SUBSISI

Pasal 2(1) Azaz manfaat adalah bahwa hasil pembangunan ketenagalistrikan harus dapat

dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakayat.

(2) Azaz efisiensi berkeadilan adalah bahwa pembangunan ketenagalistrikan harus dapat

dilaksanakan dengan seminimal mungkin, tetapi dengan hasil yang dapat dinikmati secara

merata oleh seluruh rakyat.

(3) Azaz berkelanjutan adalah bahwa usaha penyediaan tenaga listrik harus dekelola dengan

baik agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

BAB IIIMAKSUDDAN TUJUAN

Pasal 3(1) Pemberian Subsidi Listrik pada pelanggan dengan batas pemakaian tertentu/bulan bagi

masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sula dimaksudkan untuk meringankan beban

masyarakat dalam memperoleh kebutuhan dasar kelistrikan;

(2) Pemberian subsidi listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan agar harga jual

listrik dapat terjangkau oleh pelanggan guna mendorong peningkatan kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat.

BAB IVWEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB

Pasal 4(1) Pemerintah Daerah memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan

pemberian subsidi dibidang kelistrikan.

(2) Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )

dilakukan oleh Bupati.

(3) Tata cara pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab pengelolaan pemberian subsidi listrik

sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 5

Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, meliputi :

a. perencanaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian pemberian subsidi listrik;

b. menetapkan pelanggan tersubsidi;

c. mengatur tehnis pemberian subsidi listrik pada pelanggan;

Page 4: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-4-

-3-

d. melakukan inventarisasi pelanggan listrik tersubsidi;

e. melakukan verifikasi data pelanggan listrik tersubsidi;

f. melakukan pencatatan, pendataan, perhitungan dan pembayaran rekening pelanggan listrik

tersubsidi.

BAB VTATA CARA PEMBAYARAN REKENING LISTRIK TERSUBSIDI

DAN PEMBERIAN SUBSIDIParagraf Pertama

Tata Cara Pembayaran Rekening Listrik TersubsidiPasal 6

(1) Pembayaran rekening listrik tersubsidi dilakukan pada Bank Rakyat Indonesia, Kantor PT.

Pos dan Giro, dan tempat-tempat lain yang ditunjuk untuk memperoleh bukti pembayaran;

(2) Bukti pembayaran atas rekening listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

tercantum secara jelas :

a. Daya terpasang pelanggan listrik tersubsidi;

b. Rincian beban pemakaian/bulan;

c. Rincian Kwh terpakai dan harga/Kwh.

(3) Bukti pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya disampaikan kepada

Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Sula untuk memperoleh

pembayaran subsidi.

Paragraf KeduaPemberian Subsidi

Pasal 7(1) Berdasarkan bukti pembayaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (3) Dinas

Pertambangan dan Energi melakukan pembayaran subsidi listrik kepada konsumen listrik

tersubsidi;

(2) Pembayaran Subsidi listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada

masyarakat konsumen listrik dengan daya terpasang 450 VA sampai dengan 900 VA, yang

besarnya disesuaikan dengan beban pemakaian setiap bulan dan atau setinggi-tingginya

Rp. 50.000,-.

(3) Sisa lebih pembayaran atas beban pemakaian setiap bulan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) menjadi beban yang dibayarkan oleh konsumen.

BAB VIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 8(1) Pembinaan dan pengawasan secara berkala pada konsumen dengan daya terpasang 450

VAsampai dengan 900 VA dilaksanakan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten

Page 5: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-5-

-4-

Kepulauan Sula bersama semua Ranting PT. PLN (Persero) dalam wilayah Kabupaten

Kepulauan Sula.

(2) Pembinaan dan pengawasan meliputi :

a. penggunaan tenaga listrik;

b. pembayaran rekening listrik;

c. perubahan dan/atau penambahan daya.

BAB VIIHAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT

Pasal 9Masyarakat pengguna tenaga listrik tersubsidi mempunyai kewajiban :

a. memberikan data secara benar dan lengkap kepada Dinas Pertambangan dan Energi

Kabupaten Kepulauan Sula sebagai pelaksana tehnis pemberian subsidi, yang meliputi :

1. identitas dan alamat jelas konsumen listrik;

2. daya terpasang.

b. menyampaikan laporan baik lisan maupun tertulis kepada Dinas Pertambangan dan Energi

Kabupaten Kepulauan Sula apabila terjadi perubahan daya terpasang;

c. melakukan pembayaran sisa lebih atas beban pemakaian yang melebihi batas maksimum

tersubsidi sebagaimana Pasal 7 ayat (2);

d. mematuhi semua ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Daerah ini.

BAB VIIIKETENTUAN PIDANA

Pasal 10(1) Konsumen listrik tersubsidi yang karena kelalainnya tidak menyampaikan dan/atau mengisi

dengan tidak benar atau tidak lengkap data yang diperlukan untuk persyaratan perolehan

subsidi sehingga merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan

paling lama 2(dua) bulan atau pidana denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

(2) Tindak Pidana sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB IXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 11(1)Pembayaran subsidi listrik untuk konsumen listrik dengan daya terpasang sampai dengan 450

VA mulai dilaksanakan pada bulan januari 2011.

(2)Pembayaran subsidi listrik untuk konsumen listrik dengan daya terpasang 900 VA mulai

dilaksanakan pada bulan januari 2012.

Page 6: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-6-

-5-

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal 12Ketentuan mengenai tata cara pelaksanan pembayaran subsidi listrik ditetapkan lebih lanjut

dengan Keputusan Bupati.

Pasal 13Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Ditetapkan di Sanana

Pada tanggal 30Mei2011

Diundangkan di Sanana

Pada Tanggal 30 Mei 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA

H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE

(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2011 NOMOR 01)

BUPATI KEPULAUAN SULA

AHMAD HIDAYAT MUS

Page 7: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-7-

-6-

PENJELASAN

ATASPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA

NOMOR 01 TAHUN 2011TENTANG

SUBSIDI LISTRIK DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA

I. PENJELASAN UMUM

Pembangunan sektor ketenagalistrikan bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa guna mewujudkan tujuan pembangunan nasional yaitu

menciptakan masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemerintah Daerah menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik yang pelaksanaannya

dilakukan oleh badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah.

Sesuai dengan prinsip otonomi daerah, pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan

kewenangannya menetapkan izin usaha penyediaan tenaga listrik. Pemerintah daerah

mempunyai kewenangan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan usaha

pemenuhan kebutuhan listrik, termasuk pelaksanaan pengawasan dibidang subsidi

kelistrikan.

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga listrik bagi masyarakat dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi, pemerintah daerah memberikan subsidi listrikan dengan daya 450 VA

yang diselenggarakan secara efisien melalui Program Pemerintah Daerah yang

berkesinambungan.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Cukup Jelas

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Page 8: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-8-

-7-

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Ayat (1)

“ Yang dimaksud dengan kelalaian tidak menyampaikan atau mengisi dengan

tidak benar atau tidak lengkap yaitu dengan sengaja memberikan keterangan

atau data yang tidak sesuai”

Ayat (2)

Cukup Jelas

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

(TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR 01)

Page 9: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-9-

-8-

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR 02 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2005 – 2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SULA,

Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

Tahun 2005-2025 sebagai pedoman penyusunan Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025,bahwa Kabupaten

Kepulauan Sula memerlukan Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang

sebagai pedoman dalam menentukan arah dan prioritas pembangunan

secara menyeluruh yang akan dilakukan secara bertahap untuk

mewujudkan masyarakat adil, makmur sebagaimana diamanatkan oleh

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;

b. bahwa Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah ditetapkan dengan Peraturan

Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,

dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kepulauan Sula

Tahun 2005-2025 dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 ; tentang Pembentukan Kabupaten

Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan

Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan di Propinsi

Maluku Utara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4264);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4286);

Page 10: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-10-

-9-

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara

(Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentanmg Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 53, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 104,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 (Lembaran Negara tahun 2007

Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

9. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup;

10. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional;

Page 11: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-11-

-10-

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SULADan

BUPATI KEPULAUAN SULA

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2005-2025.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Daerah Kepulauan Sula;

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan Perangkat Daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah;

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD Kabupaten

Kepulauan Sula;

4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang selanjutnya

disebut RPJP Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan Nasional untuk

periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025;

5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Maluku Utara Tahun 2005-2025

yang selanjutnya disebut RPJPD Provinsi Maluku Utara adalah dokumen perencanaan

pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005

sampai dengan tahun 2025;

6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2005-

2025 yang selanjutnya disebut RPJPD Kabupaten Kepulauan Sula adalah dokumen

perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak

tahun 2005 sampai dengan tahun 2025;

7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang selanjutnya disebut RPJM

Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan Nasional untuk periode 5 (lima)

tahunan;

8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disebut RPJM Daerah

adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk perioda 5 (lima) tahunan yang

merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah dengan berpedoman

pada RPJP Daerah serta memperhatikan RPJM Nasional;

Page 12: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-12-

-11-

9. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk

perioda 1 (satu) tahun;

10. Visi adalah perumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

perencanaan;

11. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi;

12. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi

dan misi;

13. Arah Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk

mencapai tujuan;

BAB II PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA

Pasal 2

(1). Program Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula periode 2005 – 2025

dilaksanakan sesuai dengan RPJPD Kabupaten Kepulauan Sula.

(2). Rincian dari program pembangunan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat

pada Lampiran Peraturan Daerah ini.

Pasal 3RPJP Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2005-2025 mengacu Kepada RPJPD Propinsi

Maluku Utara dan RPJP Nasional yang dijabarkan dalam bentuk visi, misi dan arah

pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Pasal 4 Berpedoman kepada RPJPD Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2005-2025 pada setiap tahap 5

Tahun, Pemerintah Daerah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Kepulauan Sula yang memuat Visi, Misi dan Program Kepala Daerah.

Pasal 5RPJPD Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2005-2025 sebagaimana dimaksud pada Pasal 3

berisi :

Bab I. Pendahuluan

Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Bab III. Analisa isu strategis

Bab IV. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan

Bab V. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

Page 13: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-13-

-12-

Bab VI. Skenario, Tahapan dan Prioritas Pembangunan

Bab VII. Kaidah Pelaksanaan

Bab VIII. Penutup

Pasal 6 RPJP Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2005-2025 sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3, tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini,dan merupakan satu kesatuan dan

bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 7 (1) Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan untuk menghindarkan

kekosongan rencana pembangunan daerah, Bupati yang sedang memerintah pada tahun

terakhir pemerintahannya diwajibkan menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) untuk tahun pertama periode Pemerintahan Bupati berikutnya.

(2) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman untuk menyusun Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah tahun pertama periode Pemerintahan Bupati berikutnya.

BAB III PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 8 (1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJP Daerah.

(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan mengacu pada

Peraturan Perundang-undanganyang berlaku.

BAB IV KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 9 (1) Ketentuan mengenai RPJM Daerah yang telah ada masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.

(2) RPJMD yang telah ada wajib disesuaikan dengan RPJPD Paling lambat 6 bulan setelah

ditetapkan Peraturan Daerah ini.

Page 14: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-14-

-13-

BAB V KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Ditetapkan di Sanana

Pada tanggal 30 Mei 2011

Diundangkan di Sanana

Pada Tanggal 30 Mei 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA

H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE

(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2011 NOMOR 02)

BUPATI KEPULAUAN SULA

AHMAD HIDAYAT MUS

Page 15: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-15-

-14-

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR 03 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SULATAHUN 2011 - 2031

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SULA,

Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Kepulauan

Suladengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil

guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu

disusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sula;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar

sektor, daerah, dan masyarakat maka rencana tata ruang wilayah

merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan

pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha;

c. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang maka strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan

ruang wilayah nasional perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Kepulauan Sula;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

b, dan c, perlu menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Kepulauan Sula Tahun 2011-2031 dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4152);

3. Undang-Undang nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);

Page 16: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-16-

-15-

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan

Sula,  Kabupaten Halmahera Timur, Dan Kota Tidore Kepulauan Di

Provinsi Maluku Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4264);

5. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 115, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4327);

6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725;

9. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan

Batu Bara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4833);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber

Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Cekungan Air Tanah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5103);

Page 17: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-17-

-16-

14. Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2010 tentang bentuk dan tata cara

peran masyarakat dalam penataan ruang (lembaran negara tahun 2010

Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5160)

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SULADan

BUPATI KEPULAUAN SULA

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2011-2031

BAB IKETENTUAN UMUM

Bagian Pertama

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Sula;

2. Kepala Daerah adalah Bupati Kepulauan Sula;

3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kepulauan Sula;

5. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang laut dan ruang udara termasuk

ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain

hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan kehidupannya;

6. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang;

7. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana

dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang

secara hirarkis memiliki hubungan fungsional;

8. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi

peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya;

9. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang

dan pengendalian pemanfaatan ruang;

10. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,

pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang;

Page 18: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-18-

-17-

11. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia

yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

12. Pemerintah Daerah adalah Gubernur atau Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintah Daerah;

13. Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang;

14. Pembinaan Penataan Ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang

yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat;

15. Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui

pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang;

16. Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat

diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

17. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola

ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

18. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai

dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta

pembiayaannya;

19. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang sesuai

dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

20. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang;

21. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sulayang selanjutnya disingkat RTRW

Kabupaten Kepulauan Sulaadalah hasil perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten

Kepulauan Sula;

22. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait

yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan / atau aspek

fungsional;

23. Sistem Wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan

pelayanan pada tingkat wilayah;

24. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya;

25. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan;

26. Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan

sumberdaya buatan;

27. Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk

pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan

ekonomi;

Page 19: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-19-

-18-

28. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian

dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan

distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi;

29. Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan

karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap

ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan;

30. Kawasan Peruntukan Pertambangan adalah Wilayah yang memiliki sumber daya bahan

tambang yang berwujud padat, cair atau gas berdasarkan peta/data geologi dan merupakan

tempat dilakukannya seluruh tahapan kegiatan pertambangan yang meliputi penyelidikan

umum, eksplorasi, operasi produksi dan pasca tambang, baik di wilayah darat maupun

perairan;

31. Kawasan pertahanan negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional yang

digunakan untuk pertahanan

32. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan

ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

33. Orang adalah orang perseorangan dan / atau korporasi;

34. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

bangunan pelengkap dan perlengkapan-nya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang

berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah

dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel;

35. Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan

mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh

pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis;

36. Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya;

37. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaansumber daya air dalam satu atau lebih

daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama

dengan 2.000 km2;

38. Cekungan air tanah (CAT) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis,

tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan

pelepasan air tanah berlangsung;

39. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan

40. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang

penataan ruang.

Page 20: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-20-

-19-

BAB IITUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Bagian Kesatu Kebijakan Penataan Ruang

Pasal 2Tujuan penataan ruang kabupaten Kepulauan Sula yaitu mewujudkan pemerataan

pembangunan yang aman dan nyaman berbasis perikanan, perkebunan, kelautan dan

pertambangan dengan memperhatikan daya dukung lingkungan serta mewujudkan pertahanan

dan keamanan nasional secara berkelanjutan.

Bagian Kedua Kebijakan Penataan Ruang

Pasal 3Kebijakan penataan ruang Kabupaten Kepulauan Sula terdiri atas :

a. pengembangan pusat-pusat perkotaan baru di Pulau Taliabu, Pulau Sulabesi dan Pulau

Mangoli serta peningkatan aksesibilitas;

b. pengembangan prasarana wilayah ditujukan untuk peningkatan kualitas dan jangkauan

pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang

terpadu dan merata di seluruh wilayah;

c. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup;

d. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan

lingkungan hidup;

e. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya;

f. pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan

daya tampung lingkungan; dan

g. mendukung fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Bagian KetigaStrategi Penataan Ruang

Pasal 4(1) Strategi pengembangan pusat-pusat perkotaan baru di Pulau Taliabu, Pulau Sulabesi dan

Pulau Mangoli serta peningkatan aksesibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a

terdiri atas :

a. membangun prasarana dan sarana ekonomi perdesaan;

b. mengembangkan prasarana dan sarana perhubungan Desa-Kota;

c. mengembangkan prasarana dan sarana perhubungan Desa – Kawasan Strategis;

(2) Strategi pengembangan prasarana wilayah ditujukan untuk peningkatan kualitas dan

jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber

daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

huruf b tersiri atas :

Page 21: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-21-

-20-

a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan

transportasi darat, laut, dan udara;

b. meningkatkan penyediaan tenaga listrik;

c. meningkatkan kualitas jaringan prasarana sumber daya air;

(3) Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 huruf c terdiri atas :

a. menetapkan kawasan lindung di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk

ruang di dalam bumi;

b. mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah pulau dengan luas paling

sedikit 30% dari luas pulau tersebut sesuai dengan kondisi ekosistemnya; dan

c. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat

pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara

keseimbangan ekosistem wilayah.

(4) Strategi pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan

lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d terdiri atas :

a. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup;

b. melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak

negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung

perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;

c. melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau

komponen lain yang dibuang ke dalamnya;

d. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung

menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup

tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;

e. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin

kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;

f. mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara

bijaksana dan sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan

ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta

keanekaragamannya; dan

g. mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di

kawasan rawan bencana.

(5) Strategi perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e terdirir atas :

a. menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis untuk pemanfaatan sumber

daya alam di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara untuk mewujudkan keseimbangan

pemanfaatan ruang wilayah;

b. mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan beserta prasarana

secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian

kawasan dan wilayah sekitarnya;

Page 22: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-22-

-21-

c. mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan untuk

mewujudkan ketahanan pangan;

d. mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau untuk meningkatkan

daya saing dan mewujudkan skala ekonomi; dan

e. mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang bernilai ekonomi

tinggi.

(6) Strategi pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung

dan daya tampung lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf f terdiri atas :

a. membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana

untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;

b. mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen)

dari luas kawasan perkotaan

(7) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara sebagaimana

dimaksud dalam pasal 3 huruf i terdiri atas :

a. mendukung penetapan Kawasan Strategis Nasional dengan fungsi khusus pertahanan

dan keamanan mengembangkan kawasan lindung dan / atau kawasan budidaya tidak

terbangun di sekitar aset-aset pertahanan dan keamanan/TNI;

b. mengembangan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar aset-aset

pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan/TNI;

c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun disekitar

kawasan strategis nasional yang mempunyai fungsi khusus pertahanan dengan kawasan

budidaya terbangun; dan

d. turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan/TNI.

BAB IIIRENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH

Bagian KesatuUmumPasal 5

(1) Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Sula meliputi :

a. pusat-pusat kegiatan;

b. sistem jaringan prasarana utama; dan

c. sistem jaringan prasarana lainnya.

(2) Rencana struktur ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000

sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

Page 23: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-23-

-22-

Bagian KeduaPusat-pusat Kegiatan

Pasal 6(1) Pusat kegiatan sebagaimana dikasud dalam Pasal 5 huruf a terdiri atas :

a. PKW;

b. PKL;

c. PPK; dan

d. PPL.

(2) PKW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu Sanana;

(3) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yaitu Bobong, Falabisahaya dan Dofa;

(4) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yaitu Waitina, Samuya, Kabau Pantai,

Lede; dan

(5) PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d yaitu Gela, Buya, Fuata, Mangoli, Nggele,

Pancadu, Waiboga, Baleha, Waisakai dan Losseng.

Bagian KetigaSistem Jaringan Prasarana Utama

Pasal 7Sistem jaringan prasarana utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b terdiri atas:

a. sistem jaringan transportasi darat;

b. sistem jaringan transporrtasi laut; dan

c. sistem jaringan transportasi udara.

Paragraf 1Sistem Jaringan Transportasi Darat

Pasal 8(1) Sistem Transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a terdiri atas :

a. jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, meliputi jaringan jalan, jaringan prasarana lalu

lintas dan jaringan layanan lalu lintas; dan

b. jaringan sungai, danau dan penyeberangan.

(2) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas :

a. jalan arteri primer terdiri atas:

1. Ruas jalan Sanana – Manaf;

2. Ruas jalan Sanana – Pohea – Malbufa;

3. Ruas jalan Bobong Tikong

4. Ruas jalan Dofa – Falabisahaya – Pelita.

b. jalan kolektor primer K1 terdiri atas :

1. ruas jalan Manaf - Fatkauyon - Wainib – Malbufa;

2. ruas jalan Manaf - Wainib;

3. ruas jalan Falabisahaya – Wailoba – Waisakai ;

Page 24: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-24-

-23-

4. ruas jalan Waisakai - Waitina - Capalulu ;

5. ruas jalan Capalulu - Kaporo - Auponhia – Dofa;

6. ruas jalan Tubang - Samuya - Losseng – Kawalo- Bobong; dan

7. ruas jalan Bobong - Nggele- Lede – Tikong- Gela – Tubang.

(3) Jaringan prasarana lalu lintas sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf a,terdiri atas ;

1. Terminalpenumpang tipe BSanana;

2. Terminalpenumpang tipe CWaiboga (Terminal Transit);

3. Terminalpenumpang tipe CFalabisahaya;

4. Terminalpenumpang tipe CDofa;

5. Terminal penumpang tipe CBobong;

6. Terminal penumpang tipe CLede; dan

7. Terminal barang di Malbufa; dan

8. Terminal barang Tikong untuk kawasan pertambangan

(4) Jaringan layanan lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas :

a. Trayek angkutan barang terdiri atas :

1. Malbufa – Waiboga PP;

2. Malbufa- Sanana PP;

3. Sanana- WaibogaPP;

4. Dofa – Mangoli PP; dan

5. Tikong –Bobong PP.

b. Trayek angkutan penumpang terdiri atas :

1. Malbufa- Sanana –Waiboga PP

2. Tikong – Bobong PP;

3. Tikong – Samuya PP; dan

4. Dofa – Mangoli PP.

(5) Jaringan penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas :

a. Lintas penyeberangan terdiri atas :

1. Rencana pembangunan dermaga lintas penyeberangan Sanana (Fatkauyon) - Teluk

Bara (Pulau Buru Provinsi Maluku); dan

2. Bobong (Karamat) – Banggai (Luwu).

b. Pelabuhan penyeberangan terdiri atas :

1. Waikalopa di Kecamatana Sanana Utara;

2. Tanjung Botu di Kecamatan Mangoli Tengah;

3. Keramat di Kecamatan Taliabu Barat;

4. Rencana pembangunan pelabuhan Samuya di Kecamatan Taliabu Timur; dan

5. Rencana pembangunan pelabuhan Dofa di Kecamatan Mangoli Barat.

Page 25: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-25-

-24-

Paragraf 2Sistem Jaringan Transportasi Laut

Pasal 9(1) Sistem jaringan transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b terdiri atas:

a. tatanan kepelabuhan; dan

b. alur pelayaran.

(2) Tatanan kepelabuhan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas :

a. Pelabuhan utama yang terdiri atas :

1. Pelabuhan Sanana di Kecamatan Sanana;

2. Pelabuhan Malbufa di Kecamatan Sanana Utara; dan

3. Rencana pengembangan pelabuhan Talo di Kecamatan Taliabu Barat;

b. Pelabuhan pengumpul terdiri atas :

1. Pelabuhan Bobong di Kecamatan Taliabu Barat;

2. Pelabuhan Falabisahaya di Kecamatan Mangoli Utara; dan

3. Pelabuhan Dofa di Kecamatan Mangoli Barat.

c. Pelabuhan pengumpan terdiri atas :

1. Pelabuhan Fuata di Kecamatan Sulabesi Selatan;

2. Pelabuhan Kabau Pantaidi Kecamatan Sula Besi Barat;

3. Pelabuhan Bajo di SananaUtara;

4. Pelabuhan Pas Ipa di Kecamatan Mangoli Barat;

5. Pelabuhan Buruakol di Kecamatan Mangole Tengah;

6. Pelabuhan Samuya di Kecamatan Taliabu Timur;

7. Pelabuhan Jorjoga di Kecamatan Taliabu Utara;

8. Pelabuhan Lede di Kecamatan Lede;

9. Pelabuhan Losseng di Kecamatan Taliabu Timur Selatan; dan

10. Rencana pembangunan pelabuhan Waitulia di Kecamatan Mangoli Tengah.

d. Pelabuhan khusus pertambangan terdiri atas :

1. Pelabuhan Falabisahaya di Kecamatan Mangoli Utara; dan

2. Rencana pembangunan pelabuhan Tikong Kecamatan Taliabu Utara; dan

e. Pelabuhan pendaratan ikan di Bobong, Falabisahaya, Malbufa, Kabau Pantai, Lede,

Losseng, Buya, Waisakai, Pohea, Wainin, Waiboga dan Baleha.

(3) Alur pelayaran laut sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa alur pelayaran

dengan jalur pelayaran yaitu ALKI III-A.

Paragraf 3Rencana Pengembangan Prasarana Transportasi Udara

Pasal 10(1) Sistem jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1) huruf c

terdiri atas :

a. tatanan kebandarudaraan; dan

Page 26: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-26-

-25-

b. ruang udara untuk penerbangan.

(2) Tatanan bandarudaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas :

a. bandara pengumpan terdiri atas :

1. Bandar udara pengumpan Emalamo di Kecamatan Sanana;

2. Rencana pembangunan bandara Bobong di Kecamatan Taliabu Barat;

3. Rencana pembangunan bandara Falabisahaya diKecamatanMangoli Utara; dan

4. Rencana pembangunan bandara Wainin di Kecamatan Sanana Utara.

b. bandara khusus terdiri atas :

1. Bandara Falabisahaya Kecamatan Mangoli Utara; dan

2. Rencana pembangunan bandara Sahu di Kecamatan Taliabu Utara.

(3) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur lebih

lanjut dalam rencana induk bandar udara.

Paragraf 4Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Pasal 11Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c, terdiri

atas :

a. Sistem jaringan energi;

b. Sistem jaringan telekomunikasi;

c. Sistem jaringan sumber daya air; dan

d. Sistem prasarana pengelolaan lingkungan.

Paragraf 5Sistem Jaringan Energi

Pasal 12(1) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayathuruf a, meliputi :

a. Pembangkit tenaga listrik; dan

b. Jaringan transmisi listrik.

(2) Pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. Pembangkit Listrik Tenaga Dieseil (PLTD), terdapat di Sanana di Pulau Sulabesi, Dofa

dan Mongoli di Pulau Mangoli, Bobong di PulauTaliabu;

b. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panas terdapat di Barat Daya Modupuhi, Auponhia dan

Buruakol (P. Mangoli), Way Modi, Losseng, Karamat, Air Madi dan di barat daya Bobong

(P. Taliabu); serta arus laut di Selat Capalulu (selat antara P. Taliabu dan P.Mangoli); dan

c. Pembangkit listrik tenaga arus laut di Selat Capalulu (selat antara P. Taliabu dan

P.Mangoli).

(3) Jaringan Transmisi Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, tersebar di Pulau

Sulabesi, Pulau Taliabu dan Pulau mangoli.

Page 27: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-27-

-26-

Paragraf 6Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pasal 13(1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b, terdiri atas :

a. sistem jaringan kabel. dan

b. sistem jaringan nirkabel;

(2) Sistem jaringan kabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berada di Sanana yang

merupakan ibukota kabupaten; dan

(3) Sistem jaringan nirkabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,berupa pembangunan

base transceiver station (BTS) yang tersebar di tiga pulau yaitu di P. Sulabesi, P. Mangoli,

dan di P. Taliabu.

Paragraf 8Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Sumberdaya Air

Pasal 14(1) Sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c, terdiri atas :

a. wilayah sungai (WS);

b. cekungan air tanah (CAT);

c. daerah irigasi (DI);

d. prasarana air baku untuk air minum;

e. jaringan air bersih ke kelompok pengguna; dan

f. sistem pengendalian banjir.

(2) Wilayah Sungai (WS) sebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf a, adalah wilayah sungai

kepulauan Sula-Obi yang merupakan wilayah sungai lintas kabupaten dengan Daerah Aliran

Sungai (DAS) yang berada dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Sula;

(3) Cekungan air tanah (CAT) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi cekungan

air tanah bagian barat Pulau Taliabu dan bagian timur Pulau Mangoli;

(4) DI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdapat di Modapohi di Kecamatan Mangoli

Utara, Bobong Kecamatan Taliabu Barat, dan Trans Kawalo di Kecamatan Taliabu Barat;

(5) Prasarana air baku untuk air minum sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf d berupa

sumur air dangkal (non perpipaan) yang dikembangkan disetiap desa-desa dan mata air di

pegunungan yang potensial untuk dikembangkan dengan perpipaan melalui sistem gravitasi

ke kawasan perdesaan dan perkotaan;

(6) Jaringan air bersih ke kelompok pengguna sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf e

berupa sumur artesis dengan instalasi perpipaan PDAM dikembangkan di perkotaan dan

kawasan pertambangan; dan

(7) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f terdiri atas :

a. perlindungan daerah tangkapan air yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten;

Page 28: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-28-

-27-

b. normalisasi sungai pada wilayah sungai yang tersebar di wilayah Kabupaten Kepulauan

Sula;

c. perbaikan drainase pada pusat pusat pemerintahan wilayah kecamatan dan kabupaten; dan

d. pembangunan tanggul pada sungai–sungai yang merupakan daerah rawan banjir yang

terdapat di wilayah Kecamatan Sulabesi Timur, Kecamatan Mangoli Tengah, Kecamatan

Taliabu Timur, Kecamatan Taliabu Timur Selatan, Kecamatan Taliabu Selatan,

Kecamatan Taliabu Utara dan Kecamatan Taliabu Barat.

Paragraf 9Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan

Pasal 15(1) Sistem prasarana pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf d,

terdiri atas :

a. sistem jaringan persampahan;

b. sistem jaringan drainase; dan

c. jalur evakuasi bencana.

(2) Sistem jaringan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa TPA di

Waikalopa Kecamatan Sanana Utara dengan pengolahan sampah menggunakan metode

sanitary landfill;

(3) Sistem jaringan drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas :

1. Drainase mayor,meliputi sungai-sungai besar yang bermuara ke laut; dan

2. Sistemdrainase buatan, berupa saluran drainase di kawasan perkotaan dan kawasan

rawan genangan.

(4) Jalur evakuasi bencana sebagaimana pada ayat (1) huruf c berupa memanfaatkan jaringan

jalan menuju dataran yang lebih tinggi dan aman.

BAB IVRENCANA POLA RUANG WILAYAH

Bagian KesatuUmum

Pasal 16(1) Rencana pola ruang wilayah meliputi rencana kawasan lindung dan kawasan budidaya;

(2) Rencana pola ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000

(satu banding lima puluh ribu) sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian KeduaKawasan Lindung

Pasal 17Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi :

Page 29: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-29-

-28-

a. kawasan hutan lindung

b. kawasan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;

c. kawasan perlindungan setempat;

d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;

e. kawasan rawan bencana alam;

f. kawasan lindung geologi; dan

g. kawasan lindung lainnya.

Paragraf 1Kawasan Hutan Lindung

Pasal 18Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, terdiri atas :

a. kawasan hutan lindung pulau Sulabesi dengan luasankurang lebih 13.490 Ha;

b. kawasan hutan lindung pulau Mangoli dengan luasankurang lebih 17.675Ha; dan

c. kawasan hutan lindung pulau Taliabu dengan luasan kurang lebih 15.260 Ha;

Paragraf 2Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Pasal 19(1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 17 huruf b, berupa kawasan resapan air; dan

(2) Kawasan resapan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat di daerah waimiha

Taliabu dengan luasan kurang lebih 9.295 Ha, Hutan Lindung Gunung Buya Mangoli dengan

luas 7.749 Ha, Hutan Lindung Waibau di Sulabesi dengan luas 13.490 Ha.

Paragraf 3Kawasan Perlindungan Setempat

Pasal 20(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf c, terdiri

atas:

a. kawasan sempadan pantai;

b. kawasan sempadan sungai

c. kawasan sekitar mata air; dan

d. kawasan kearifan lokal lainnya.

(2) Kawasan sempadan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat di pesisir

P. Taliabu, Mangoli dan Sulabesi dengan ketentuan :

a. daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100 meter dari titik pasang air laut

tertinggi ke arah darat; atau

b. daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal

dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.

Page 30: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-30-

-29-

(3) Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat pada

sungai-sungai yang berada di P. Taliabu, Mangoli dan Sulabesi dimana ditetapkan sebagai

berikut :

a. sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan

anak sungai yang berada diluar pemukiman; dan

b. untuk sungai di kawasan pemukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup

untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 - 15 meter.

(4) Kawasan sekitar mata air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdapat di Taliabu

Utara, Mangoli Selatan, Mangoli Tengah, Mangoli Utara Timur dan Sanana Utara; dan

(5) Kawasan kearifan lokal lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d di Kabupaten

Kepulauan Sula yaitu Telaga Kabau di Kecamatan Sulabesi Barat dan Telaga Kawalo di

Kecamatan Taliabu Barat.

Paragraf 4Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

Pasal 21(1) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 17 huruf d, terdiri atas :

a. kawasan cagar alam;

b. kawasan cagar alam laut;

c. kawasan pantai berhutan bakau; dan

d. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

(2) Kawasan cagar alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. Kawasan cagar alam Pulau Lifmatola terdapat di Kecamatan Mangoli Utara Timur dengan

luas 1.690,53 Ha;

b. Kawasan cagar alam Pulau Seho terdapat di Kecamatan Taliabu Barat dengan luas 1.250

Ha; dan

c. Kawasan cagar alam Pulau Taliabu terdapat di Kecamatan Taliabu Utara dengan luas

9.743 Ha

(3) Kawasan cagar alam laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terletak di seluruh

pulau-pulau kecil yang ada di Kabupaten Kepulauan Sula dengan luas 16.495 Ha;

(4) Kawasan pantai berhutan bakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, tersebar di

seluruh kawasan pesisir kabupaten Kepulauan Sula dengan luas 6.818,37 Ha; dan

(5) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,

meliputi Benteng Alting atau Dever Watching di Kecamatan Sanana.

Page 31: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-31-

-30-

Paragraf 5Kawasan Rawan Bencana Alam

Pasal 22(1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf e, terdiri atas :

a. kawasan rawan tanah longsor;

b. kawasan rawan gelombang pasang; dan

c. kawasan rawan banjir.

(2) Kawasan rawan tanah longsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdapat di

Gunung Buya kecamatan Mangoli Selatan dan Gunung Loko di Kecamatan Mangoli Utara

Timur;

(3) Kawasan rawan gelombang pasang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdapat

di seluruh wilayah kabupaten; dan

(4) Kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdapat di Kecamatan

Taliabu Utara, Kecamatan Taliabu Timur, Kecamatan Taliabu Barat, Kecamatan Taliabu

Selatan, Kecamatan Mangoli Tengah dan Kecamatan Sulabesi Selatan.

Paragraf 6Kawasan Lindung Geologi

Pasal 23(1) Kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf f berupa Kawasan

rawan bencana alam geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air

tanah;

(2) Kawasan rawan bencana alam geologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri

atas :

a. kawasan rawan gempa bumi, terdapat di seluruh wilayah kabupaten;

b. kawasan yang terletak di zona patahan aktif, terdapat di di seluruh wilayah kabupaten;

c. kawasan rawan tsunami, terdapat di pesisir selatan Pulau Taliabu dan di seluruh pesisir

Pulau Sulabesi dan Pulau Mangoli; dan

d. kawasan rawan abrasi; terdapat di pesisir timur Pulau Sulabesi, Pesisir Selatan Pulau

Mangoli dan di seluruh pesisir Pulau Taliabu.

(3) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c, terdiri atas :

a. kawasan imbuhan air tanah terdapat di Waibau Kecamatan Sanana dan Dofa Kecamatan

Mangoli Barat; dan

b. kawasan sempadan mata air terdapat di Mangoli Utara, Mangoli Selatan, Mangoli

Tengah, Mangoli Utara Timur dan Sanana Utara.

Page 32: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-32-

-31-

Paragraf 7Kawasan Lindung Lainnya

Pasal 24(1) Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf g, terdiri atas:

a. kawasan perlindungan plasma nutfah;

b. terumbu karang; dan

c. kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.

(2) Kawasan perlindungan plasma nutfah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat

pada daerah teluk yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten;

(3) Kawasan terumbu karang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tersebar di seluruh

pesisir kabupaten; dan

(4) Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf g seperti:

1. Teripang mata tujuh (Abalon) di kecamatan Taliabu Barat;

2. Ikan Napoleon di seluruh pesisir perairan Kabupatan Kepulauan Sula; dan

3. Ikan Tukarek di Fukweu kecamatan Sanana Utara.

Bagian KetigaPola Ruang Kawasan Budidaya

Pasal 25Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1), terdiri atas :

a. kawasan peruntukan hutan produksi;

b. kawasan peruntukan hutan rakyat;

c. kawasan peruntukan pertanian;

d. kawasan peruntukan perikanan;

e. kawasan peruntukan pertambangan;

f. kawasan peruntukan industri;

g. kawasan peruntukan permukiman; dan

h. kawasan peruntukan lainnya.

Pasal 26

(1) Kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a, terdiri

atas :

a. kawasan hutan produksi terbatas;

b. kawasan hutan produksi tetap; dan

c. kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi.

(2) Kawasan hutan produksi terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat di

Pulau Taliabu dengan luas 12.500 Ha, Pulau Seho di Kecamatan Taliabu Barat dengan luas

2.764 Ha, di Pulau Mangoli dengan luas 20.750 Ha dan Pulau Sulabesi dengan luas 19.000

Ha;

Page 33: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-33-

-32-

(3) Kawasan hutan produksi tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat di

Pulau Taliabu dengan luas 14.500 Ha, Pulau Mangoli dengan luas 9.750 Ha; dan

(4) Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

c terdapat di Pulau Taliabu dengan luas 197.536 Ha, di Pulau Mangoli dengan luas 6.418 Ha

dan Pulau Sulabesi dengan luas 22.108 Ha, Pulau Lifmatola dengan luas 1.015 Ha.

Paragraf 2Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat

Pasal 27Kawasan peruntukan hutan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf b terdapat di

Pulau Taliabu, Mangoli dan Sulabesi dengan luas 2.000 Ha.

Paragraf 3Kawasan Peruntukan Pertanian

Pasal 28(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf c, terdiri atas :

a. kawasan pertanian tanaman pangan;

b. kawasan pertanian hortikultura;

c. kawasan perkebunan; dan

d. kawasan peternakan.

(2) Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, tersebar

di seluruh wilayah kabupaten.

(3) Kawasan pertanian hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, tersebar di

seluruh wilayah kabupaten.

(4) Kawasan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas :

a. kawasan rencana perkebunan kelapa sawit terdapat di Kecamatan Taliabu Utara dengan

luas 20.000 Ha;

b. kawasan perkebunan kelapa tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan luas 61.658

Ha;

c. kawasan perkebunan kakao tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan luas 13.181

Ha;

d. kawasan perkebunan cengkeh tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan luas

4.754,3 Ha;

e. kawasan perkebunan pala tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan luas 1.464 Ha;

f. kawasan perkebunan jambu mete tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan luas

5.182 Ha;

g. kawasan perkebunan kayu manis tersebar di hampir seluruh wilayah kabupaten dengan

luas 24,85 Ha; dan

h. kawasan perkebunan kopi tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan luas 999 Ha.

Page 34: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-34-

-33-

(5) Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan sebagai

kawasan pertanian pangan berkelanjutan dengan komoditas padi dan sagu yang tersebar di

setiap kecamatan.

(6) Kawasan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, tersebar di seluruh

wilayah kabupaten.

Paragraf 4Kawasan Peruntukan Perikanan

Pasal 29(1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf d, terdiri atas :

a. kawasan peruntukan perikanan tangkap;

b. kawasan peruntukan budidaya perikanan;

c. kawasan pengolahan ikan;

d. Kawasan peruntukan konservasi laut dalam; dan

e. kawasan peruntukan zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

(2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hubuf a,

tersebar di seluruh wilayah perairan Kabupaten Kepulauan Sula;

(3) Kawasan peruntukan budidaya perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hubuf b,

tersebar di sebelah utara dan selatan pulau Sulabesi, sebelah barat dan utara pulau Taliabu,

sebelah utara dan timur pulau Mangoli;

(4) Kawasan peruntukan pengolahan ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hubuf c,

terdapat di Waiboga, Fokalik, Bajo di pulau Sulabesi, di Falabisahaya dan Pastabulu di pulau

Mangoli serta di Parigi pulau Taliabu;

(5) Kawasan peruntukan konservasi laut dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hubuf d,

terdapat di Pulau Lifmatola Kecamatan Mangoli Utara Timur dan Pulau Seho Kecamatan

Taliabu Barat; dan

(6) Kawasan peruntukan zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) hubuf e, merupakan wilayah potensi perikanan yang pemanfaatannya belum

terkelola secara baik.

Paragraf 5Kawasan Peruntukan Pertambangan

Pasal 30(1) Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf e terdiri

atas :

a. kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara;

b. kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi; dan

c. kawasan peruntukan pertambangan panas bumi.

(2) Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batu bara sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a, terdapat di Kecamatan Taliabu Utara, Kecamatan Lede, Taliabu Barat Laut,

Taliabu Barat, Taliabu Selatan, Sulabesi Selatan, Sulabesi Timur dan tersebar di seluruh

kecamatan Pulau Mangoli;

Page 35: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-35-

-34-

(3) Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b, terdapat di Kecamatan Mangoli Utara; dan

(4) Rencana pengembangan kawasan peruntukan pertambangan panas bumi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas :

a. Rencana pengembangan kawasan peruntukan panas bumi di pulau Taliabu terdapat di

Losseng Kecamatan Taliabu Timur, Karamat dan Air Madi di Kecamatan Taliabu Barat;

b. Rencana pengembangan kawasan peruntukan panas bumi di pulau Mangoli terdapat di

Modapuhi Kecamatan Mangoli Utara, Auponhia Kecamatan Mangoli Selatan dan Buruakol

Kecamatan Mangoli Tengah.

Paragraf 6Kawasan Peruntukan Industri

Pasal 31(1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf f, berupa industri

kecil yang terdapat

(2) Kawasan industri kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat di Kecamatan

Sanana,Mangoli Utara dan Taliabu Barat berupa industri pengolahan hasil hutan.

Paragraf 7Kawasan Peruntukan Permukiman

Pasal 32Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf g terdiri atas :

a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan terdapat di ibukota kecamatan; dan

b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan terdapat tersebar di setiap kecamatan.

Paragraf 8Kawasan Peruntukan Lainnya

Pasal 33(1) Kawasan peruntukan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf h terdiri yaitu

kawasan peruntukan pertahanan keamanan; dan

(2) Rencana kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) terdiri atas

a. Komando Daerah Rayon Militer (Kodim) terdapat di Umaloya kecamatan Sanana;

b. Kantor Kepolisian Resort (Polres) terdapat di Kota Sanana;

c. Komando Rayon Militer (Koramil) terdapat di beberapa kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Sula; dan

d. Kepolisian Sektor (Polsek) terdapat di tiap kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sula

Page 36: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-36-

-35-

Pasal 34(1) Pemanfaatan kawasan untuk peruntukan lain selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal

26– 32 dapat dilaksanakan apabila tidak mengganggu fungsi kawasan yang bersangkutan

dan tidak melanggar Ketentuan Umum Peraturan Zonasi sebagaimana diatur dalam

Peraturan Daerah ini; dan

(2) Pemanfaatan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan setelah

adanya kajian komprehensif dan setelah mendapat rekomendasi dari badan atau pejabat

yang tugasnya mengkoordinasikan penataan ruang di Kabupaten Kepulauan Sula.

BAB VPENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

Pasal 35(1) Kawasan strategis di Kabupaten Kepulauan Sula berupa kawasan strategis dari sudut

kepentingan ekonomi;

(2) Kawasan strategis dari sudut ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. kawasan strategis Sanana;

b. kawasan strategis Malbufa;

c. kawasan strategis Bobong;

d. kawasan strategis Falabisahaya;

e. kawasan strategis Lede, Nggele, Tikong, dan Sahu; dan

f. kawasan strategis Desa Losseng, Desa Wasakai, Desa Baleha, Desa Buya dan Desa

Waiboga;

(3) Rencana pengelolaan kawasan strategis Sanana, sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a terdiri atas :

a. pengembangan sarana perdagangan tingkat provinsi dan kabupaten;

b. pengembangan sarana jasa tingkat kabupaten;

c. peningkatan Pelabuhan Sanana sebagai pelabuhan penumpang, melalui penyediaan

prasarana dan sarana penunjangnya, seperti jalan dan penyediaan kapal penyeberangan

antarpulau;

d. peningkatan pelayanan transportasi antarmoda dan sarana penyeberangan;

e. peningkatan pelayanan fasilitas regional, seperti pelabuhan laut, rumah sakit dan

sebagainya;

f. peningkatan prasarana perkotaan yang menunjang Kawasan Perkotaan Sanana,

terutama peningkatan aksesibilitas antar wilayah, peningkatan kemampuan energi listrik

dan telekomunikasi serta peningkatan pelayanan air bersih dan persampahan; dan

g. pengembangan permukiman baru untuk mengantisipasi permasalahan lahan dan

pertumbuhan penduduk di Kawasan Perkotaan Sanana.

Page 37: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-37-

-36-

(2) Rencana pengelolaan kawasan strategis Malbufa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b terdiri atas :

a. pengembangan prasarana transportasi darat untuk meningkatkan aksesibilitas

intrakawasan, sehingga memudahkan penyaluran hasil-hasil produksi sumber daya alam

(pertanian lahan kering, perkebunan dan perikanan) di Pulau Sulabesi;

b. pengembangan prasarana kelistrikan dan telekomunikasi, jaringan air bersih,

persampahan dan drainase untuk mendukung kegiatan pelabuhan; dan

c. pengembangan sarana perdagangan dan jasa keuangan untuk mendukung kegiatan

bongkar muat barang yang ada dengan skala pelayanan provinsi dan kabupaten;

(3) Rencana pengelolaan kawasan strategis Bobong sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf c terdiri atas :

a. peningkatan prasarana jalan, kelistrikan dan telekomunikasi, jaringan air bersih,

persampahan dan drainase untuk mendukung kegiatan yang berpotensi untuk

dikembangkan;

b. pengembangan kawasan pertambangan yang bersinergis dengan rencana tata ruang dan

lingkungan di sekitarnya, sehingga dapat mencegah konflik tata ruang dan kerusakan

lingkungan;

c. pengembangan ekonomi lokal dan sosial masyarakat di sekitarnya yang terkait dengan

kegiatan penambangan, sehingga dapat menghindarkan adanya konflik sosial dan

kegiatan ekonomi yang bersifat enclave; dan

d. pengembangan rencana tata ruang kawasan yang lebih detail pada kawasan inti dan

penunjang.

(4) Rencana pengelolaan kawasan strategis Falabisahaya, sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf d terdiri atas :

a. menarik investor untuk melakukan investasi di Falabisahaya sesuai dengan potensi yang

dimilikinya;

b. pengembangan kerjasama antara Pemerintah Daerah dan swasta (private public

partnership) untuk mengatasi lahan tidur;

c. peningkatan prasarana jaringan jalan, kelistrikan dan telekomunikasi, jaringan air bersih,

persampahan dan drainase untuk mendukung kegiatan yang berpotensi untuk

dikembangkan;

d. pengembangan kawasan pertambangan yang bersinergis dengan rencana tata ruang dan

lingkungan di sekitarnya, sehingga dapat mencegah konflik tata ruang dan kerusakan

lingkungan;

e. pengembangan ekonomi lokal dan sosial masyarakat di sekitarnya yang terkait dengan

kegiatan penambangan, sehingga dapat menghidarkan adanya konflik sosial dan

kegiatan ekonomi yang bersifat enclave; dan

Page 38: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-38-

-37-

f. pengembangan rencana tata ruang kawasan yang lebih detail pada kawasan inti dan

penunjang.

(5) Rencana pengelolaan kawasan strategis Lede, Nggele, Tikong, dan Sahu, sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf e terdiri atas :

a. peningkatan prasarana jalan, kelistrikan dan telekomunikasi, jaringan air bersih,

persampahan dan drainase untuk mendukung kegiatan yang berpotensi untuk

dikembangkan;

b. pengembangan kawasan pertambangan yang bersinergis dengan rencana tata ruang dan

lingkungan di sekitarnya, sehingga dapat mencegah konflik tata ruang dan kerusakan

lingkungan;

c. pengembangan ekonomi lokal dan sosial masyarakat di sekitarnya yang terkait dengan

kegiatan penambangan, sehingga dapat menghidarkan adanya konflik sosial dan

kegiatan ekonomi yang bersifat enclave; dan

d. pengembangan rencana tata ruang kawasan yang lebih detail pada kawasan inti dan

penunjang.

(6) Rencana pengelolaan kawasan strategis Desa Losseng, Desa Wasakai, Desa Baleha, Desa

Buya dan Desa Waiboga, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f terdiri atas :

a. pengembangan sumber daya manusia;

b. pengembangan transportasi darat untuk meningkatkan aksesibilitas intrawilayah;

c. pengembangan transportasi laut, sehingga dapat meningkatkan hubungan kawasan ini

dengan kawasan sekitarnya, yang akan memudahkan penyaluran hasil-hasil produksi

perkebunan di kawasan ini; dan

d. meningkatkan produktifitas perkebunan.

BAB VIARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH

Pasal 36(1) Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten berpedoman pada rencana struktur ruang dan pola

ruang;

(2) Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan

program pemanfaatan ruang beserta perkiraan pendanaannya; dan

(3) Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 37(1) Program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) disusun

berdasarkan indikasi program utama lima tahunan yang ditetapkan dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini;

Page 39: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-39-

-38-

(2) Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi swasta dan kerja sama

pendanaan; dan

(3) Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

BAB VIIKETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian Kesatu Umum

Pasal 38(1) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten digunakan sebagai acuan

dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten; dan

(2) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas :

a. ketentuan umum peraturan zonasi;

b. ketentuan perizinan;

c. ketentuan insentif dan disinsentif; dan

d. arahan sanksi.

Bagian KeduaKetentuan Umum Peraturan Zonasi

Pasal 39(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal

38 ayat (2) huruf a digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyusun

peraturan zonasi.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi terdiri atas :

a. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung;

b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya; dan

c. ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar sistem prasarana nasional

dan wilayah, terdiri atas :

1. kawasan sekitar prasarana transportasi;

2. kawasan sekitar prasarana energi;

3. kawasan sekitar prasarana telekomunikasi; dan

4. kawasan sekitar prasarana sumber daya air;

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi dijabarkan lebih lanjut di dalam Lampiran V yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian KetigaKetentuan Perizinan

Pasal 40(1) Ketentuan perizinan merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin

pemanfaatan ruang berdasarkan rencana struktur dan pola ruang yang ditetapkan dalam

Page 40: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-40-

-39-

Peraturan Daerah ini.

(2) Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan

kewenangannya.

(3) Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan menurut prosedur sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 41(1) Jenis perizinan terkait pemanfaatan ruang yang ada di Kabupaten Kepulauan Sula

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) huruf b, terdiri atas :

1. izin prinsip;

2. izin lokasi;

3. izin penggunaan pemanfaatan tanah; dan

4. izin mendirikan bangunan;

(2) Mekanisme perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf 1 – 4 diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Bupati.

Bagian KeempatKetentuan Insentif dan Disinsentif

Pasal 42(1) Ketentuan insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) huruf c

merupakan acuan bagi pemerintah daerah dalam pemberian insentif dan pengenaan

disinsentif;

(2) Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur ruang,

rencana pola ruang, dan ketentuan umum peraturan zonasi yang diatur dalam Peraturan

Daerah ini; dan

(3) Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu dicegah, dibatasi, atau

dikurangi keberadaannya berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 43(1) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalam pemanfaatan ruang wilayah kabupaten

dilakukan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat;

(2) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan oleh instansi berwenang sesuai

dengan kewenangannya.

Pasal 44(1) Insentif yang diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 43 ayat (1) yaitu dalam bentuk :

1. keringanan pajak;

2. pemberian kompensasi;

3. imbalan;

4. sewa ruang;

5. urun saham;

Page 41: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-41-

-40-

6. penyediaan infrastruktur;

7. kemudahan prosedur perizinan; dan/atau

8. penghargaan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian insentif diatur dengan Peraturan

Bupati.

Pasal 45(1) Disinsentif dari Pemerintah kepada masyarakat dikenakan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 43 ayat (1) antara lain dalam bentuk :

a. pengenaan pajak yang tinggi;

b. pembatasan penyediaan infrastruktur;

c. pengenaan kompensasi; dan/atau

d. penalti.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan disinsentif diatur dengan Peraturan

Bupati.

Bagian Kelima Arahan Sanksi

Pasal 46(1) Arahan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) huruf d merupakan acuan

bagi pemerintah daerah dalam pengenaan sanksi administratif kepada pelanggar

pemanfaatan ruang;

(2) Arahan sanksi dilakukan terhadap :

a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang;

b. pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi;

c. pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan rtrw

kabupaten;

d. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan

berdasarkan rtrw kabupaten;

e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang

diterbitkan berdasarkan rtrw kabupaten;

f. pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan

perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum; dan/atau

g. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.

Pasal 47Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (2) huruf a - f dikenakan

sanksi administratif berupa :

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara kegiatan;

c. penghentian sementara pelayanan umum;

Page 42: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-42-

-41-

d. penutupan lokasi;

e. pencabutan izin;

f. pembatalan izin;

g. pembongkaran bangunan;

h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau

i. denda administratif.

Pasal 48

Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap rencana tata ruang yang telah ditetapkan

dapat dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIIIKELEMBAGAAN

Pasal 49(1) Dalam rangka koordinasi penataan ruang dan kerjasama antar wilayah, dibentuk Badan

Koordinasi Penataan Ruang Daerah.

(2) Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur oleh Bupati.

BAB IXHAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

DALAM PENATAAN RUANGBagian Kesatu

Hak MasyarakatPasal 50

Dalam kegiatan mewujudkan pemanfaatan ruang wilayah, masyarakat berhak :

a. mengetahui rencana tata ruang;

b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;

c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan

pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;

d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai

dengan rencana tata ruang di wilayahnya;

e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai

dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan

f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila

kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.

Bagian KeduaKewajiban Masyarakat

Pasal 51Kewajiban masyarakat dalam penataan ruang wilayah meliputi:

a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

Page 43: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-43-

-42-

b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;

c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan

d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundangundangan

dinyatakan sebagai milik umum.

Pasal 52(1) Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud pada

Pasal 51 dilaksanakan dengan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan

aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan;

(2) Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dilakukan masyarakat secara turun temurun

dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukung lingkungan, estetika

lingkungan, lokasi, dan struktur pemanfaatan ruang serta dapat menjamin pemanfaatan

ruang yang serasi, selaras, dan seimbang.

Bagian KetigaPeran Masyarakat

Pasal 53Peran masyarakat dalam penataan ruang di Daerah dilakukan antara lain melalui:

a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;

b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan

c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

Pasal 54Bentuk peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 pada tahap perencanaan tata

ruang dapat berupa :

a. Memberikan masukan mengenai :

1. persiapan penyusunan rencana tata ruang;

2. penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;

3. pengidentifikasian potensi dan masalah wilayah atau kawasan;

4. perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau

5. penetapan rencana tata ruang.

b. Melakukan kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau sesama unsur

masyarakat.

Pasal 55

Bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang dapat berupa:

a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;

b. kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat

dalam pemanfaatan ruang;

c. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang

yang telah ditetapkan;

Page 44: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-44-

-43-

d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat, ruang laut,

ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan lokal serta sesuai

dengan ketentuan peraturan perundangundangan;

e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan

meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan

f. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 56

Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang dapat berupa:

a. memberikan masukan mengenai arahan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif

serta pengenaan sanksi;

b. turut serta memantau dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang, rencana tata

ruang yang telah ditetapkan, dan pemenuhan standar pelayanan minimal di bidang penataan

ruang;

c. melaporkan kepada instansi/pejabat yang berwenang dalam hal menemukan kegiatan

pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan dan adanya

indikasi kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan, tidak memenuhi standar pelayanan

minimal dan/atau masalah yang terjadi di masyarakat dalam penyelenggaraan penataan

ruang;

d. mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat publik yang dipandang tidak sesuai

dengan rencana tata ruang; dan

e. mengajukan gugatan pembatalan izin dan/atau penghentian pembangunan yang tidak sesuai

dengan rencana tata ruang kepada instansi/pejabat yang berwenang.

Pasal 57

(1) Peran masyarakat di bidang penataan ruang dapat disampaikan secara langsung dan/atau

tertulis;

(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat disampaikan kepada Bupati;

(3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga dapat disampaikan melalui unit

kerja terkait yang ditunjuk oleh Bupati.

Pasal 58

Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat, pemerintah daerah membangun sistem

informasi dan dokumentasi penataan ruang yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Pasal 59

Pelaksanaan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

Page 45: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-45-

-44-

BAB XKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 60Rencana tata ruang wilayah Kabupaten menjadi pedoman untuk:

a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;

b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;

c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;

d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar sektor;

e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan

f. penataan ruang kawasan strategis Kabupaten.

Pasal 61

(1) Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sula adalah 20 (dua puluh) tahun

dan dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

(2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar

dan/atau perubahan batas teritorial wilayah yang ditetapkan dengan peraturan perundang-

undangan, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sula dapat ditinjau kembali lebih dari 1

(satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

(3) Peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga dilakukan apabila terjadi

perubahan kebijakan nasional dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang

kabupaten dan/atau dinamika internal wilayah.

(4) Dalam hal terdapat penetapan kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan terhadap bagian

wilayah kabupaten yang kawasan hutannya belum disepakati pada saat Perda ini ditetapkan,

rencana dan album peta sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disesuaikan dengan

peruntukan kawasan hutan berdasarkan hasil kesepakatan Menteri Kehutanan.

(5) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis

pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB XIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 62(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua peraturan pelaksanaan yang

berkaitan dengan penatan ruang Daerah yang telah ada dinyatakan berlaku sepanjang tidak

bertentangan dengan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Daerah ini.

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka :

a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah sesuai dengan ketentuan

Peraturan Daerah ini tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya;

Page 46: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-46-

-45-

b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan

Peraturan Daerah ini berlaku ketentuan :

1. untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut disesuaikan dengan

fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini;

2. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, dilakukan penyesuaian dengan

masa transisi berdasarkan ketentuan perundang-undangan; dan

3. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak memungkinkan untuk

dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini,

izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul

sebagai akibat pembatalan izin tersebut dapat diberikan penggantian yang layak;

c. pemanfaatan ruang di Daerah yang diselenggarakan tanpa izin dan bertentangan dengan

ketentuan Peraturan Daerah ini, akan ditertibkan dan disesuaikan dengan Peraturan

Daerah ini.

d. pemanfaatan ruang yang sesuai dengan ketetentuan Peraturan Daerah ini, agar

dipercepat untuk mendapatkan izin yang diperlukan.

BAB XIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 63Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.

Ditetapkan di SananaPada Tanggal 30 Mei 2011

Diundangkan di Sananapada tanggal 30 Mei 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA

H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE

BUPATI KEPULAUAN SULA

AHMAD HIDAYAT MUS

Page 47: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-47-

-46-

(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2011 NOMOR 03)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR 04 TAHUN 2011

TENTANG

PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA

TAHUN ANGGARAN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SULA,

Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan perkembangan yang tidak sesuai dengan

kebijakan umum APBD, keadaan yang menyebabkan pergeseran antara

unit organisasi, antara kegiatan dan antara jenis belanja, keadaan yang

menyebabkan sisa lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan

untuk pembiayaan dalam tahun anggaran berjalan, maka perlu dilakukan

perubahan APBD tahun anggaran 2011;

b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, perubahan APBD

tahun anggaran 2011 perlu ditetapkan dengan peraturan daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan

Lembaran Negara Nomor (3312) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Nomor Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1994 Nomor 62 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3569);

2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685)

sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 34 Tahun 2000

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246., Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas

Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3688);

Page 48: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-48-

-47-

4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Bea Hak Atas Tanah dan

Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1997 Nomor 44,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3688);

5. Undang-undang Nomor 01 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan

Sula, Kabupaten Halmahera Timur Di Propinsi maluku Utara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 21, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4264);

6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

7. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

8. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4359);

9. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

10. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah

diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005

tentang Perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4548);

12. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4438);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Page 49: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-49-

-48-

Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4090);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 188, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4239);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 90. Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4416); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan

Keuangan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4540);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indoensia

Tahun 2005 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

4502);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akutansi

Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49,

Tambahan Nembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan

Nembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 139, Tambahan Nembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 138, Tambahan Nembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Nembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

Page 50: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-50-

-49-

24. Peraturan Pemerintah 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4584);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 46140);

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006);

27. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 02 Tahun 2009

tentang Anggaran Pendapatan dan Benlanja Daerah Tahun Anggaran 2010).

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SULADan

BUPATI KEPULAUAN SULA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

Pasal 1

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011 semula berjumlah

Rp.527.792.843.750,-bertambah sejumlah Rp. 36.004.511.468,- sehingga menjadi

Rp.578.001.864218,- dan Belanja Daerah Rp. 619.497.157.668,- dengan rincian sebagai berikut:

1. Pendapatan

a. Semula Rp. 527.792.834.750,-

b. Bertambah/(berkurang) Rp. 50.209.020.468,-

Jumlah Pendapatan Setelah Perubahan Rp. 578.001.864.218,-

2. Belanja

a. Semula Rp. 601.077.083.750,-

b. Bertambah/(berkurang) Rp. 18.420.073.918,-

Jumlah Pendapatan Setelah Perubahan Rp. 619.497.157.668,-

Page 51: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-51-

-50-

Surplus/(Defisit) setelah Perubahan (Rp. 41.959.293.450)

3. Pembiayaan

a. Penerimaan

1). Semula Rp. 73.784.240.000,-

2). (Berkurang) Rp. 32.288.964.550,-

Jumlah Penerimaan Setelah Perubahan Rp. 41.495.293.450,-

b. Pengeluaran

1). Semula Rp. 500.000.000,-

2). (Berkurang) (Rp. 500.000.000)

Jumlah Penerimaan Setelah Perubahan Rp. -

Jumlah Pembiayaan Netto Sebelum Perubahan Rp. 73.284.240.000,-

Jumlah Pembiayaan Netto Setelah Perubahan Rp. 41.495.293.450,-

Pasal 2(1). Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari :

a. Pendapatan Asli Daerah

1). Semula Rp. 30.000.000.000

2). (Berkurang) (Rp. 15.000.000.000)

Jumlah Pendapatan Asli Daerah Setelah Perubahan Rp. 15.000.000.000

b. Dana Perimbangan

1). Semula Rp. 422.968.815.550

2). (Berkurang) Rp. 68.622.242.668

Jumlah Dana Perimbangan Setelah Perubahan Rp. 491.591.058.218

c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah

1). Semula Rp. 74.824.028.200

2). Bertambah/(berkurang) Rp. 3.413.222.200

Jumlah Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Setelah Perubahan Rp. 71.410.806.000

(2). Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal (1) huruf a terdiri dari jenis

pendapatan :

a. Pajak Daerah

1). Semula Rp. 1.705.000.000

2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 705.000.000)

Jumlah Pajak Daerah Setelah Perubahan Rp. 1.000.000.000

b. Retribusi Daerah

Page 52: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-52-

-51-

1). Semula Rp. 3.510.000.000

2). Bertambah/(berkurang) Rp. 1.410.000.000

Jumlah Retribusi Setelah Perubahan Rp. 2.100.000.000

c. Hasil Pengelolaan Daerah Yang Dipisahkan

1). Semula Rp. 200.000.000

2). Bertambah/(berkurang) Rp. -

Jumlah Hasil Pengelolaan Daerah Yang

Dipisahkan Setelah Perubahan Rp. 200.000.000

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Setelah Perubahan

1). Semula Rp. 24.585.000.000

2). Bertambah/(berkurang) (Rp.12.885.000.000)

Jumlah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

Setelah Perubahan Rp. 11.700.000.000

(3). Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis

pendapatan :

a. Dana Bagi Hasil

1). Semula Rp. 71.555.605.550

2). Bertambah/(berkurang) Rp. 68.662.242.668

Jumlah Dana Bagi Hasil Setelah Perubahan Rp. 140.177.848.218

b. Dana Alokasi Umum

1). Semula Rp. 296.452.810.000

2). Bertambah/(berkurang) Rp. -

Jumlah Dana Alokasi Umum Setelah Perubahan Rp. 296.452.810.000

c. Dana Alokasi Khusus

1). Semula Rp. 54.960.400.000

2). Bertambah/(berkurang) Rp. -

Jumlah Dana Alokasi Khusus Setelah perubahan Rp. 54.960.400.000

(4). Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri

dari jenis pendapatan :

a. Hibah

1). Semula Rp. 1.663.660.000

2). Bertambah/(berkurang) Rp. -

Jumlah Dana Hibah Setelah Perubahan Rp. 1.663.660.000

b. Dana Darurat

1). Semula Rp. -

2). Bertambah/(berkurang) Rp. -

Jumlah Dana Darurat Setelah Perubahan Rp. -

c. Dana Bagi Hasil Pajak Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

Page 53: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-53-

-52-

1). Semula Rp. 2.200.000.000

2). Bertambah/(berkurang) Rp. -

Jumlah Dana Bagi Hasil Pajak Propinsi Rp.

Dan Pemerintah Daerah Lainnya Setelah Perubahan Rp. 2.200.000.000

d. Dana Penyesuaian Infrastuktur dan Prasarana

Daerah

1). Semula Rp. 34.500.000.000

2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 34.500.000.000)

Jumlah Penyesuaian desentralisasi Fiskal dan

Percepatan Pembangunan Daerah

Setelah Perubahan Rp. -

Pasal 3(1). Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal (1) terdiri dari :

a. Belanja Tidak Langsung

1). Semula Rp. 161.982.987.500

2). Bertambah/(berkurang) Rp. 4.959.099.774

Jumlah Belanja Tidak Langsung Setelah Perubahan Rp. 161.942.087.274

a. Belanja Langsung

1). Semula Rp. 439.094.096.250

2). Bertambah/(berkurang) Rp. 13.460.974.144

Jumlah Belanja Langsung Setelah Perubahan Rp. 452.555.070.394

(2). Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a terdiri dari jenis

belanja :

b. Belanja Pegawai

1). Semula Rp. 148.836.520.500

2). Bertambah/(berkurang) Rp. 8.469.099.774

Jumlah Belanja Pegawai Setelah Perubahan Rp. 157.305.620.274

b. Belanja Bunga

1). Semula Rp. -

2). Bertambah/(berkurang) Rp. 2.100.000.000

Jumlah Belanja Bunga Setelah Perubahan Rp. 2.100.000.000

c. Belanja Subsidi

1). Semula Rp. -

2). Bertambah/(berkurang) Rp. -

Jumlah Belanja Subsidi Setelah Perubahan Rp. -

d. Belanja Hibah

1). Semula Rp. 1.000.000.000

2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 190.000.000)

Jumlah Belanja Hibah Setelah Perubahan Rp. 810.000.000

Page 54: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-54-

-53-

e. Belanja Bantuan Sosial

1). Semula Rp. 1.746.467.000

2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 45.000.000)

Jumlah Belanja Bantuan Sosial Setelah Perubahan Rp. 1.791.467.000

f. Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Prop/

Kab/Kota/Desa

1). Semula Rp. 9.900.000.000

2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 5.315.000.000)

Jumlah Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Prop/

Kab/Kota/Desa Setelah Perubahan Rp. 5.585.000.000

g. Belanja Tidak Terduga

1). Semula Rp. 500.000.000

2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 150.000.000)

Jumlah Belanja Tidak Terduga Setelah Perubahan Rp. 350.000.000

(3). Belanja Langsung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja :

a. Belanja Pegawai

1). Semula Rp. 250.210.716.900

2). Bertambah/(berkurang) Rp. 2.973.175.000

Jumlah Belanja Pegawai Setelah Perubahan Rp. 28.183.891.900

b. Belanja Barang dan Jasa

1). Semula Rp. 110.928.103.320

2). Bertambah/(berkurang) Rp. 4.293.487.847

Jumlah Belanja Barang dan Jasa Setelah Perubahan Rp. 106.634.615.473

c. Belanja Modal

1). Semula Rp. 302.955.276.030

2). Bertambah/(berkurang) Rp. 14.781.286.991

Jumlah Belanja Subsidi Setelah Perubahan Rp. 317.736.563.012

Pasal 4(1). Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :

a. Penerimaan

1). Semula Rp. 73.784.240.000

2). Bertambah/(berkurang) Rp. 32.288.946.550

Jumlah Penerimaan Setelah Perubahan Rp. 41.495.293.450

b. Pengeluaran

1). Semula Rp. 500.000.000

2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 500.000.000)

Jumlah Pengeluaran Setelah Perubahan Rp. -

(2). Pembiayaan Penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a terdiri dari :

Page 55: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-55-

-54-

a. SiLPA Tahun Anggaran Sebelumnya

1). Semula Rp. 500.000.000

2). Bertambah/(berkurang) Rp. 995.293.450

Jumlah SiLPA Tahun Anggaran Setelah Perubahan Rp. 1.495.293.450

b. Pencairan Dana Cadangan

1). Semula Rp. -

2). Bertambah/(berkurang) Rp. -

Jumlah Pencairan Dana Cadangan Setelah

Perubahan Rp. -

c. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

1). Semula Rp. -

2). Bertambah/(berkurang) Rp. -

Jumlah Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

Setelah Perubahan Rp. -

d. Penerimaan Pinjaman Daerah

1). Semula Rp. 73.284.240.000

2). Bertambah/(berkurang) Rp. 33.284.240.000

Jumlah Penerimaan Pinjaman Daerah Setelah

Perubahan Rp. 40.000.000.000

e. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

1). Semula Rp. -

2). Bertambah/(berkurang) Rp. -

Jumlah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

Setelah Perubahan Rp. -

f. Penerimaan Pinjaman Daerah

1). Semula Rp. -

2). Bertambah/(berkurang) Rp. -

Jumlah Penerimaan Pinjaman Daerah Setelah

Perubahan Rp. -

2). Pembiayaan Penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a terdiri dari :

a. Pembentukan Dana Cadangan

1). Semula Rp. -

2). Bertambah/(berkurang) Rp. -

Jumlah Pembentukan Dana Cadangan Setelah

Perubahan Rp. -

b. Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah

1). Semula Rp. 500.000.000

2). Bertambah/(berkurang) (Rp. 500.000.000)

Jumlah Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah

Page 56: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-56-

-55-

Daerah Setelah Perubahan Rp. -

Pasal 5Uraian lebih lanjut Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana

dimaksud pada pasal 1. Tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini yang terdiri dari :

1. Lampiran I Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);

2. Lampiran II Ringkasan APBD menurut Urusan Pemerintah Daerah dan

Organisasi Satuan Perangkat Daerah (SKPD);

3. Lampiran III Rincian APBD menurut Urusan Pemerintah Daerah, Organisasi

SKPD, Pendapatan, Belanja dan Pembiaayaan;

4. Lampiran IV Rekapitulasi Perubahan Belanja Menurut Urusan Pemerintah

Daerah, Organisasi SKPD, Program dan Kegiatan;

5. Lampiran V Rekapitulasi Perubahan Belanja Daerah untuk Keselarasan dan

Keterpaduan Urusan Pemerintahan Daerah dan Fungsi dalam

kerangka Pengelolaan Keuangan Daerah;

6. Lampiran VI Daftar Jumlah Pegawai Per Golongan dan Per Jabatan.

Pasal 6Bupati menetapkan Peraturan tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

sebagai Landasan operasional.

Pasal 7Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah, ini dengan

Penetapannya dalam Lembaran Daerah.

Ditetapkan di Sanana

Pada tanggal 14 Oktober 2011

Diundangkan di Sanana

Pada Tanggal 14 Oktober 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA

BUPATI KEPULAUAN SULA

AHMAD HIDAYAT MUS

Page 57: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-57-

-56-

H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE

(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2011 NOMOR 04)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA

NOMOR 05 TAHUN 2011

TENTANG

MINUMAN KERAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SULA,

Menimbang : a. bahwa konsumsi minuman keras pada dasarnya dapat membahayakan

kesehatan jasmani dan rohani serta dapat memicu terjadinya gangguan

keamanan dan ketertiban masyarakat, maupun mengancam masa depan

generasi bangsa;

b. bahwa ketentuan mengani larangan pengedaran dan pemakaian minuman

keras dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Sula sebagaimana diatur dalam

Peraturan Daerah Kabuoaten Kepulauan Sula Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Larangan Peredaran dan Pemakaian Minuman Keras dalam wilayah

Kabupaten Kepulauan Sula, sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi dan

perkembangan saat ini sehingga Peraturan Daerah tersebut perlu diganti;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Minuman Keras.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan

Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore, Kepulauan di Propinsi

Maluku Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor

21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4264);

Page 58: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-58-

-57-

3. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437).

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SULADan

BUPATI KEPULAUAN SULA

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG MINUMAN KERAS.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini, dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Sula;

b. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara

Pemeritahan Daerah;

c. Kepala Daerah adalah Bupati Kepulauan Sula;

d. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah

Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

seluas luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia;

e. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Kepulauan Sula;

f. Kepolisian adalah Kepolisian Resor Kepulauan Sula

g. Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut TNI adalah TNI Komando Distrik Militer

1509 Labuha;

h. Kejaksaan adalah Kejaksaan Negeri Sanana;

i. Pengadilan adalah Pengadilan Negeri Labuha tempat sidang di Sanana;

j. Minuman Keras adalah semua jenis minuman yang beralkohol maupun yang tidak

beralkoholyang jika dikonsumsi dapat memabukkan;

k. Mengedarkan adalah menyalurkan, memasukan dan/atau mendistribusikan minuman keras

untuk dikonsumsi dan/atau diperdagangkan;

Page 59: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-59-

-58-

l. Mengomplos adalah mencampur, meramu dan menyedu bahan-bahan tertentu sehingga

menjadi minuman keras;

m. Menimbun adalah menyimpan minuman keras dalam jumlah tertentu;

n. Pengecer adalah orang pribadi, perusahaan dan/atau usaha tertentu yang menjual secara

eceran minuman keras;

o. Pemeriksaan adalah rangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengelola data

dan/atau keterangan lainnya dalam rangka penyidikan penuntutan, pengendalian dan

pengawasan terhadap segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan minuman keras;

p. Penyedikan adalah penyedikan sebagaimana dimaksud dalam kitab Undang – Undang

Hukum Acara Pidana;

q. Penyidik adalah Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana;

r. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah Pegawai Negeri Sipil

tertentu yang diberi wewenang dan keawjiban untuk melakukan penyidikan terhadap

pelanggaran Peraturan Daerah;

s. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Satuan Kerja

Perangkat Daerah dalam lingkungan kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula

yang berwewenang mengeluarkan izin daln melakukan pengawasan terhadap penggunaan

minuman keras.

BAB IIPENGGOLONGAN MINUMAN KERAS

Pasal 2

(1) Minuman keras dikelompokan dalam golongan sebagai berikut :

a. Golongan A yaitu minuman keras dengan kadar alkohol (C2H50H) 1 % (satu persen)

samapi dengan 5 % (lima persen);

b. Golongan B yaitu minuman keras dengan kadar alkohol (C2H50H) lebih dari 5 % (lima

persen) sampai dengan 20 % (dua puluh persen);

c. Golongan C yaitu minuman keras dengan kadar alkohol (C2H50H) lebih dari 20 % (dua

puluh persen) sampai dengan 55 % (lima puluh lima persen);

d. Golongan D adalah minuman keras yang tidak termasuk dalam golongan A,B dan C yaitu

minuman keras tradisional, hasil oplosan dan minuman keras lainnya.

(2) Minuman keras golongan A,B,C dan D, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), peredaran

penjualan dan pemakaiannya dibawah pengawasan petugas yang berwewenang.

(3) Petugas berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah anggota Polisi Republik

Indonesia, dan Tim yang dibentuk dengan Keputusan Bupati.

BAB IIILARANGAN

Pasal 3

Page 60: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-60-

-59-

(1) Setiap orang tanpa izin yang sah dilarang untuk memproduksi, mamasukan, menyimpan

memperdagangkan, membawa, menerima titipan, meminum, membeli, dan menyajikan

minuman keras dalam bentuk maupun jenis apapun dalam wilayah kabupaten kepulauan

Sula.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk setiap orang yang turut membentu

menandai dalam hal peredaran dan pemakaian munuman keras dalam bentuk maupun jenis

apapun dalam Willayah Kabupaten Kepulauan Sula.

Pasal 4(1) Larangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, dikecualikan bagi sistem penjualan

langsung diminum di tempat dan tempat berdasarkan izin Bupati, dalam hal :

a. Untuk kepentingan industri jamu, obat-obatan dan sejenisnya yang mengandung rempah-

rempah untuk tujuan kesehatan atau pengobatan, dan tidak memabukkan;

(2) Tempat usaha untuk Bar, Klub Malam, dan Kafe, dilarang berdekatan dengan tempat ibadah,

sekolah, tempat pendidikan, kantor, rumah sakit, dan pemukiman masyarakat.

(3) Dikecualikan dari tempat dan kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Khusus

dipergunakan bagi :

a. Anggota Korps Diplomatik Negara Asing,

b. Tenaga Ahli bangsa asing yang bekerja pada lembaga Internasional,

c. Wisatawan Negara Asing yang sedang dalam kunjungan wisata.

(3) Kriteria Indistri jamu, industri obat-obatan dan sejenisnya, Hotel, Bar, Klub Malam, Kafe dan

Agen Distributor yang diizinkan menjual dan menyajikan minuman keras sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB IVPENGENDALIAN

Pasal 5(1) Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) wajib memenuhi persyaratan sebagai

berikut :

a. Minuman keras yang memiliki kandungan alkohol paling tinggi 5 % (lima persen);

b. Bagi usaha industri wajib memiliki Surat Izin Usaha Industri atau Surat Tanda Pendaftaran

Industri Kecil dan/atau Tanda Daftar Industri;

c. Bagi usaha perdagangan wajib memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan dan Surat Izin

Usaha Perdagangan Minuman Keras;

(2) Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c, yaitu Izin Usaha yang

dikeluarkan oleh Bupati;

(3) Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dipindahtangankan kepada

pihak lain tanpa mendapatkan izin tertulis dari Bupati;

Page 61: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-61-

-60-

(4) Dalam hal memberikan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), Bupati dapat

melimpahkan kepada SKPD yang mempunyai tugas untuk itu.

Pasal 6(1) Bupati sebelum memberikan izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, harus

mengumumkan lokasi / tempat usaha yang dimohon selama 7 (tujuh hari) untuk mendapat

tanggapan masyarakat;

(2) Dalam hal ada keberatan dari masyarakat atas tempat yang dimohonkan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), izin usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 tidak diberikan.

Pasal 7(1) Tata cara untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, diatur sebagai

berikut :

a. Pemohon mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati atau Pimpinan SKPD

sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1), yang dilampiri dengan foto kopi kartu

tanda penduduk pemohon yang bersangkutan;

b. Jika permohonan izin dikuasakan kepada orang lain, maka harus disertakan surat kuasa

dan kartu tanda penduduk dari orang yang diberi kuasa untuk mengurus izin;

c. Mendapat persetujuan Masyarakat disekitar tempat pendirian usaha.

(2) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b, SKPD

yang mempunyai tugas untuk itu, meneliti dan mengkaji kelengkapan persyaratan yang

diajukan;

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaiman dimaksud pada ayat (2), Pimpinan SKPD

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat mengundang pemohon untuk diminta

keterangan dan mengadakan cek lapangan terhadap permohonan izin;

(4) Berdasarkan hasil permintaan keterangan dan cek lapangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (30), Pimpinan SKPD memberikan pertimbangan kepada Bupati untuk dapat menolak

atau memberikan izin yang dimohonkan.

BAB VPENGAWASAN DAN PENERTIBAN

Pasal 8Batas waktu penjualan minuman keras dan untuk diminum ditempat penjualan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf b, ditetapkan mulai pukul 21.00 (dua puluh satu nol-nol)

sampai dengan pukul 02.00 (nol dua nol-nol).

Pasal 9Pengusaha industri jamu dan obat-obatan, Pemilik Hotel, Bar, Klub Malam dan Kafe yang

menjual dan menyajikan minuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), wajib :

Page 62: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-62-

-61-

a. Menjaga ketertiban dan keamanan dakam ruangan penjualan tempat menjual minuman

keras;

b. Meminta bantuan kepada petugas keamanan untuk menertibkan dan mengamankan

kegaduhan yang terjadi di tempat penjualan minuman keras bila kegaduhan tidak dapat

dicegah sendiri;

c. Menempatkan atau menempelkan foto copy izin yang dimilki dan batas waktu penjualannya

ditempat penjualan sehingga mudah dilihat umum.

Pasal 10(1) Semua minuman keras yang diproduksi untuk kepentingan sebagaimana diatur dalam pasal

4 ayat (1) huruf a, harus dimasukan dalam botol atau kemasan dengan mencantumkan tata

cara penggunaan, jenis minuman, kadar alkohol, volume minuman, indikasi, kontradiksi dan

manfaatnya untuk kesehatan;

(2) Jika memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka minuman keras

tersebut disita dan dimusnahkan.

Pasal 11(1) Bupati melakukan pengawasan dan penertiban usaha industri, usaha perdagangan, dan/atau

penjualan minuman keras untuk kepentingan dan atas tempat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 ayat (2);

(2) Dalam hal melakukan pengawasan dan penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Bupati dibantu oleh Tim yang dibentuk oleh Bupati dan beranggotakan Instansi terkait;

(3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari :

a. Unsur Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula.

b. Unsur Kepolisian Resor Kepulauan Sula.

c. Unsur TNI Kodim 1509 Labuha.

d. Unsur Kejaksaan Negeri Labuha.

e. Unsur Pengadilan Negeri Labuha tepat Sidang di Sanana.

(4) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3), bertugas memeberikan pertimbangan kepada

Bupati untuk mengubah dan/atau mencabut izin yang telah dikeluarkan dan/atau mengurangi

jumlah minuman keras yang dizinkan untuk diperdagangkan karena untuk kepentingan

umum.

Pasal 12(1) Bupati berwenang mencabut izin usaha dan izin tempat penjualan minuman keras serta

memberhentikan sementara penjualan minuman keras;

Page 63: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-63-

-62-

(2) Pencabutan izin usaha dan izin tempat penjualan minuman keras sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), karena :

a. Bertentangan dengan kepentingan umum,

b. Dianggap perlu untuk kepentingan umum,

c. Pemanfaatannya telah bertentangan dengan ketentuan dan syarat yang diatur dalam

Peraturan Daerah ini,

d. Bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan.

(3) Pemberhentian sementara penjualan minuman keras sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dengan pertimbangan untuk kegiatan tertentu, hari-hari tertentu, hari-hari besar keagamaan,

dan pada bulan suci ramadhan karena akan mengganggu ketentraman dan ketertiban

masyarakat.

(4) Pelaksanaan wewenang sebagaiamana dimaksud pada ayat (1), dapat dilimpahkan kepada

Tim sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (3).

BAB VIPARTISIPASI MASYARAKAT

Pasal 14(1) Setiap orang di Daerah berkewajiban berperan aktif untuk menyampaikan laporan dan/atau

keterangan kepada Bupati, Petugas atau Pejabat yang berwenang dan Tim, jika mengetahui

secara langsung sedang berlangsungnya peredaran dan pemakaian munuman keras tanpa

izin dalam Wilayah Kabupaten Kepulauan Sula;

(2) Setiap orang di Daerah mempunyai kesempatan memberikan saran dan pertimbangan

terhadap kasus pelanggaran peredaran, penjualan dan pemakaian minuman keras;

(3) Petugas, pejabat atau Tim yang berwenang, wajib memberikan perlindungan kepada pelapor.

BAB VIIKETENTUAN PIDANA

Pasal 15(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 3, Pasal 4 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)

diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp.

50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah);

(2) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), Pasal 8 dan

Pasal 9 diancam pidana kurungan paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak Rp.

30.000.000 (tiga puluh) Juta Rupiah);

(3). Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat (2), adalah pelanggaran.

Pasal 16Barang bukti atas pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1), ayat (2), dan

ayat (3), disita untuk dimusnakan oleh instansi atau petugas yang berwenang.

Page 64: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-64-

-63-

BAB VIIIPENYIDIKAN

Pasal 17(1) Penyidikan atas pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, dilakukan oleh

penyidik dan/atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Pemerintah Daerah

yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tidak pidana

sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Acara Pidana;

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah karena tugasnya berwenang :

a. Menerima laporan dan atau pengaduan tentang adanya tindak pidana dan/atau

pelanggaran;

b. Melakukan tindakan pertama pada saat ditempat kejadian;

c. Mencari mengumpulkan dan meneliti barang bukti dan keterangan yang berkaitan dengan

tindak pidana dan/atau pelanggaran;

d. Menyuruh berhenti seorang dan memeriksa tanda pengenal;.

e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;

f. Melakukan penggeledahan, penyitaan barang bukti dan penangkapan;

g. Meminta bantuan tenaga ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan

perkara;

h. Memanggil seseorang untuk diminta keterangan dan diperiksa sebagai saksi atau

tersangka;

i. Mengadakan penghentian penyidikan;

j. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana, menurut

hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

BAB IXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 18(1) Pada saat berlakuknya Peraturan Daerah ini, Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula

Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Larangan Peredaran dan Pemakaian Minuman Keras dalam

Wilayah Kabupaten Kepulauan Sula (Lembaran Daerah Nomor 3 Tahun 2006) dinyatakan

dicabut dan tidak berlaku lagi;

(2) Izin Usaha dan Izin Tempat Usaha yang telah ada, dan bertentangan dengan Peraturan

Daerah ini dilakukan penertiban paling lama 6 (enam) bulan setelah ditetapkan Peraturan

Daerah ini.

Pasal 19

Page 65: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-65-

-64-

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis

pelaksanaannya diatur dengan Keputusan Bupati Kepulauan Sula.

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal 20Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Ditetapkan di SananaPada Tanggal 20 Nopember 2011

Diundangkan di SananaPada tanggal 20 Nopember 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA

H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE

BUPATI KEPULAUAN SULA

AHMAD HIDAYAT MUS

Page 66: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-66-

-65-

(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2011 NOMOR05)

PENJELASANATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR 05 TAHUN 2011

TENTANGMINUMAN KERAS

I. UMUM

Kemajuan pembangunan daerah, tidak hanya bergantung pada upaya Pemerintah Daerah

berdasarkan kebijakan perencanaan dan program pembangunan, akan tetapi peran

masyarakat di daerah juga sebagai penentu keberhasilan pembangunan daerah. Untuk itu,

pro aktif, partisipasi masyarakat secara positif sangat diperlukan. Atas pertimbangan

dimaksud, maka tujuan utama pembangungunan daerah Kabupaten Kepulauan Sula

berdasarkan visi dan misi Pemerintah Daerah adalah untuk mewujudkan Masyarakat

Kabupaten Kepulauan sula yang religius, aman, dan sejahtera secara berkelanjutan dengan

motto Dad Hia Ted Sua.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu diulakukan upaya berkelanjutan disegala bidang

guna mengatasi permasalahan sosial yang muncul dalam kehidupan masyarakat, termasuk

penertiban kegiatan dan usaha-usaha yang dapat mempengaruhi buruknya moral dan tata

kehidupan masyarakat. Sala satu permasalahan utama yang dihadapi Pemerintah Daerah

saat ini adalah peredaran dan penyalah penggunaan minuman keras yang dari waktu-kewaktu

semakin tidak terkendali.

Peredaran, penjualan dan pemakaian minuman keras dalam Wilayah Kabupaten

Kepulauan Sula akhir-akhir ini, telah ,merambat sampai pada kaum remaja bahkan sampai

ketingkat anak usia sekolah yang masih dibawah umur, Sebagai akibatnya dapat mendorong

terjadinya berbagai tindakan kriminal yang menimbulkan gangguan ketentraman dan

ketertiban masyarakat, pada tingkat anak usia sekolah, penyalah gunaan minuman keras

dapat mengganggu perkembangan dan merusak moral generasi muda yang merupakan

Page 67: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-67-

-66-

tumpuan harapan Daerah dan Bangsa, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut,

diperlukan adaya pengendalian dan pengawasan terhadap peredaran, penjualan dan

pemakaian minuman keras dalam Wilayah Kabupaten Kepualaun Sula.

Upaya pengendalian terhadap peredaran, penjualan dan pemakaian minuman keras dalam

Wilayah Kabupaten Kepulauan Sula yang dilakukan sesuai Peraturan Daerah Kabupaten

Kepulauan Sula Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Larangan dan Pemakaian Minuman Keras

dalam Wilayah Kabupaten Kepulauan Sula, ternyata kurang efektif sehingga penyalahgunaan

minuman keras dan akibatnya, yang semestinya ditekan, justru semakin meningkat, sehingga

untuk mengatasi semakin buruknya kondisi kehidupan masyarakat, maka Peraturan Daerah

Tentang Larangan Peredaran dan Pemakaian Minuman Keras dalam Wilayah Kabupaten

Kepulauan Sula, yang telah ada perlu dikaji kembali dan diganti dengan menetapkan

ketentuan-ketentuan yang lebih tegas.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas

Pasal 2

Cukup Jelas

Pasal 3

Cukup Jelas

Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

Cukup Jelas

Pasal 6

Cukup Jelas

Pasal 7

Cukup Jelas

Pasal 8

Cukup Jelas

Pasal 9

Cukup Jelas

Pasal 10

Cukup Jelas

Pasal 11

Cukup Jelas

Pasal 12

Cukup Jelas

Pasal 13

Cukup Jelas

Pasal 14

Page 68: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-68-

-67-

Cukup Jelas

Pasal 15

Cukup Jelas

Pasal 16

Cukup Jelas

Pasal 17

Cukup Jelas

Pasal 18

Cukup Jelas

Pasal 19

Cukup Jelas

Pasal 20

Cukup Jelas

( TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 05 )

Page 69: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-69-

-68-

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR 06 TAHUN 2011

TENTANGANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SULATAHUN ANGGARAN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SULA,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Prioritas Plafon Anggaran yang telah disepakati bersama antara

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula dengan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah tanggal 28 Nopember 2011, maka perlu menyusun Anggaran

Pendapatan dan Benja Daerah Tahun Anggaran 2012;

b. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kepulauan

Sula Tahun Anggaran 2012 perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan

Lembaran Negara Nomor (3312) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Nomor Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1994 Nomor 62 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3569);

Page 70: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-70-

-69-

2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685)

sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 34 Tahun 2000

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246., Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas

Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3688);

4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Bea Hak Atas Tanah dan

Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1997 Nomor 44,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3688);

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan

Nasional yang Bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

6. Undang-undang Nomor 01 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan

Sula, Kabupaten Halmahera Timur Di Propinsi maluku Utara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 21, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4264);

7. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

8. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

9. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4359);

10. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

11. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah

Page 71: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-71-

-70-

diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005

tentang Perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4548);

13. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4438);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4090);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 188, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4239);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 90. Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4416); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan

Keuangan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4540);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indoensia

Tahun 2005 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

4502);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akutansi

Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49,

Tambahan Nembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan

Nembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

Page 72: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-72-

-71-

21. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 139, Tambahan Nembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 138, Tambahan Nembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Nembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

25. Peraturan Pemerintah 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4584);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 46140);

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006);

28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran

2012);

29. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kepulauan Sula

Nomor 162.3/02/DPRD-KS/2004 tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Page 73: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-73-

-72-

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SULADan

BUPATI KEPULAUAN SULA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

Pasal 1

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 sebagai berikut :

1. Pendapatan Daerah Rp. 582.662.368.063,-

2. Belanja Daerah Rp. 627.072.579.763,-

Surplus/(Defisit) Rp. (44.410.211.700),-

3. Pembiayaan Daerah

a. Penerimaan Rp. 68.264.354.500,-

b. Pengeluaran Rp. 23.857.142.800,-

Pembiayaan Netto Rp.44.410.211.700,-

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Rp. -

Pasal 2(1). Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :

a. Pendapatan Asli Daerah Rp. 44.000.000.000,-

b. Dana Perimbangan Sejumlah Rp. 478.809.920.063,-

c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Sejumlah Rp. 63.852.448.000,-

(2). Pendapatan Asli Daerah sebaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis

pendapatan :

a. Pajak Daerah sejumalh Rp. 1.875.000.000,-

b. Retribusi Daerah sejumlah Rp. 28.830.000.000,-

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan

Sejumlah Rp. 400.000.000,-

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Sejumlah Rp. 8.895.000.000,-

(3). Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis

pendapatan :

a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak sejumlah Rp. 78.929.070.063,-

Page 74: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-74-

-73-

b. Dana Alokasi Umum Sejumlah Rp.361.491.540.000,-

c. Dana Alokasi Khusus sejumlah Rp.38.389.310.000,-

(4). Lain-lain Pendapatan Daerah Yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

terdiri dari jenis pendapatan :

a. Hibah sejumlah Rp779.052.000.000,-

b. Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah

Daerah Lainnya sejumlah Rp. 2.200.000.000,-

c. Dana Penyesuaian sejumlah Rp. 60.879.396.000,-

Pasal 3(1). Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari :

a. Belanja Tidak Langsung sejumlah Rp. 212.957.847.492,-

b. Belanja Langsung sejumlah Rp. 418.422.509.984,-

(2). Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis

belanja :

a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 164.742.857.203,-

b. Belanja Bunga Rp. 3.383.095.242,-

c. Belanja Hibah sejumlah Rp. 1.000.000.000,-

d. Belanja Bantuan Sosial sejumalah Rp. 5.533.795,000,-

e. Belanja Bantuan Keuangan kepada Prop/kab/kota/desa Rp. 9.585.000.000,-

d. Belanja Tidak Terduga sejumlah Rp. 500.000.000.-

(3). Belanja Langasung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja:

a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 30.701.236.000,-

b. Belanja Barang dan Jasa sejumlah Rp.122.648.629.527,-

c. Belanja Modal Rp. 308.975,857.033,-

Pasal 4(1). Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari jenis pembiayaan :

a. Penerimaan sejumlah Rp. 68.267.354.500,-

b. Pengeluaran sejumlah Rp. 1.000.000.000,-

(2). Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdir dari jenis pembiayaan :

a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran

sejumlah sebelumnya (SiLPA) Rp. 68.267.354.500,-

(3). Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis pembiayaan :

a. Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah

sejumlah Rp. 1.000.000.000,-

b. Pembayaran Pokok Utang Rp. 22.857.142.800,-

Pasal 5

Page 75: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-75-

-74-

Uraian lebih lanjut Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana

dimaksud pada pasal 1. Tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini yang terdiri dari :

1. Lampiran I Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);

2. Lampiran II Ringkasan APBD menurut Urusan Pemerintah Daerah dan

Organisasi;

3. Lampiran III Rincian APBD menurut Urusan Pemerintah Daerah, Organisasi

SKPD, Pendapatan, Belanja dan Pembiaayaan;

4. Lampiran IV Rekapitulasi Belanja Menurut Urusan Pemerintah Daerah,

Organisasi SKPD, Program dan Kegiatan;

5. Lampiran V Rekapitulasi Belanja Daerah untuk Keselarasan dan Keterpaduan

Urusan Pemerintahan Daerah dan Fungsi dalam kerangka

Pengelolaan Keuangan Daerah;

6. Lampiran VI Daftar Jumlah Pegawai Per Golongan dan Per Jabatan.

Pasal 6Bupati menetapkan Peraturan tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

sebagai Landasan operasional pelaksanaan APBD.

Pasal 7Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah, ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah.

Ditetapkan di Sanana

Pada tanggal 09 Desember 2011

BUPATI KEPULAUAN SULA

AHMAD HIDAYAT MUS

Page 76: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-76-

-75-

Diundangkan di Sanana

Pada Tanggal 09 Desember 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA

H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE

(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2011 NOMOR 06)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR 07TAHUN 2011

TENTANG

PAJAK RESTORAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SULA,

Menimbang : a. bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna pelaksanaan Peraturan

Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 15 Tahun 2005 tentang Pajak

Café dan Rumah Makan, maka sesuai dengan Undang – undang Nomor

28 Tahun 2009 Pasal 37 telah diubah menjadi Pajak Restoran;

Page 77: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-77-

-76-

b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 15 Tahun

2005 sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman, maka perlu

diubah berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan

huruf b, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Kepulauan Sula.

Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 1 Tahun 2003, tentang Pembentukan Kabupaten

Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan

Sula, Kabupaten Halmahera Timur Dan Kota Tidore Kepulauan Di Propinsi

Maluku Utara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor

21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4264);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang;

3. Undang – undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah. ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 130. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5049);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan

Pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran

Nagara Tahun 2000 Nomor 54. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952).

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SULADan

BUPATI KEPULAUAN SULA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TENTANGPAJAK RESTORAN

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Page 78: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-78-

-77-

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Sula.

2. Kepala Daerah adalah Bupati Kepulauan Sula.

3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain

sebagai badan Eksekutif Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

4. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang Pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah

Otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri dalam Sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia;

5. Otonomi Daerah adalah Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan;

6. Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas – batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia;

7. Perangkat Daerah adalah Organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung

jawab kepada Kepala Daerah serta membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang terdiri dari Sekretaris Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis

Daerah sesuai dengan kebutuhan Daerah;

8. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah

Kabupaten Kepulauan Sula;

9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Kabupaten

Kepulauan Sula;

10. Pajak Restoran yang disebut Pajak adalah Pungutan Daerah atas pelayanan yang berlaku di

restoran;

11. Restoran adalah tempat makan dan atau minuman yang diselesaikan dengan dipungut

bayaran;

BAB IINAMA, OBJEK DAN SUBJEK PAJAK

Pasal 2Dengan nama Pajak Restoran dipungut pajak atas pelayanan yang disediakan oleh Restoran.

Pasal 3(1) Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh Restoran.

(2) Pelayanan yang disediakan Restoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik

dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain.

(3) Tidak termasuk obyek Pajak Restoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

pelayanan yang disediakan oleh Restoran yang nilai penjualannya tidak melebihi

Rp.1.000.000.00( satu rupiah) per Bulan atau per tahun.

Page 79: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-79-

-78-

(4) Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau Badan yang membeli makanan dan atau

minuman dari Restoran.

(5) Wajib Pajak Restoran adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Restoran.

Pasal 4Objek Pajak yang dilaksanakan pemungutan pajak adalah :

a. Rumah Makan;

b. Kafetaria;

c. Kantin;

d. Warung;

e. Bar; dan

f. Sejenisnya termasuk jasa boga/katering.

BAB IIIDASAR PENGENAAN, TARIF PAJAK DAN CARA PERHITUNGAN PAJAK

Pasal 5Dasar pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang diterima atau yang

seharusnya diterima Restoran.

Pasal 6Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10% (Sepuluh perseratus)

Pasal 7Besaran pokok Pajak Restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif

sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud

pada pasal 5

BAB IVWILAYAH PUNGUTAN

Pasal 8Pajak yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Restoran berlokasi.

BAB VMASA PAJAK DAN SAAT PAJAK TERUTANG

Pasal 9Pajak dikenakan untuk Masa Pajak 1 (satu) Bulan Kalender.

Pasal 10Saat Pajak Terutang adalah pada saat pembayaran atas pelayanan di Restoran.

Page 80: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-80-

-79-

BAB VISURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH

Pasal 11(1) Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPTPD.

(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap

serta ditadatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya.

(3) SPTPD yang dimaksud pada ayat (1), harus disampaikan kepada Kepala Dinas Pendapatan

Daerah, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya Masa Pajak.

(4) Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SPTPD ditetapkan dengan Peraturan

Bupati.

BAB VIIPENETAPAN

Pasal 12Wajib Pajak wajib Menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak terutangnya sendiri

dengan menggunakan SPTPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1).

Pasal 13(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Bupati dapat

menerbitkan :

a. SKPDKB dalam hal :

1) Jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak

atau kurang dibayar;

2) Jika SKPDKB tidak disampaikan kepada Bupati dalam jangka waktu tertentu dan

setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana

ditentukan dalam surat teguran;

3) Jika kewajiban mengisi SKPDKB tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung

secara jabatan.

b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang

menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.

c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau

pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a angka 1) dan angka 2) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 %

(dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka

waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

Page 81: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-81-

-80-

(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus

persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan jika wajib pajak melaporkan

sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.

(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

angka 3) dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima

persen) dari pokok pajak ditambah sanksi admnistratif berupa bunga sebesar 2% (dua

persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu

paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

BAB VIIITATACARA PEMBAYARAN

Pasal 14(1) Pembayaran Pajak yang terutang harus dilakukan sekaligus.

(2) Pajak dilunasi paling lambat 30 (tigapuluh) hari kerja setelah saat terutangnya pajak yang

merupakan taggal jatuh tempo bagi Wajib Pajak untuk melunasi pajaknya.

(3) SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,

dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah

merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1

(satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

(4) Bupati atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat

diberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran

pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran, pembayaran dengan

angsuran, dan penundaan pembayaran pajak diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 15(1) Pembayaran Pajak yang terutang dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditetapkan

oleh Bupati.

(2) Pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan

SSPD.

(3) Bentuk, jenis, ukuran dan tata cara pengisian SSPD. Ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB IXTATACARA PENAGIHAN

Pasal 16(1) Bupati dapat menerbitkan STPD jika :

a. Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;

b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis

dan/atau salah hitung;

Page 82: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-82-

-81-

c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua

persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak.

Pasal 17(1) Pajak yang terutang berdasarkan SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan

Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan putusan Banding yang tidak atau kurang

dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.

(2) Penagihan pajak dengan surat paksa dilakukan berdasarkan peraturan perundang -

undangan.

BAB XPEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN,

DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASIPasal 18

(1) Atas permohonan wajib Pajak atau karena jabatannya, Bupati dapat membetulkan SKPDKB,

SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang dalam penerbitanya terdapat kesalahan

tulis dan/atau kesalahan hitung dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam

peraturan perundang – undangan perpajakan daerah.

(2) Bupati dapat :

a. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan

kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundang – undangan perpajakan

daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kehilafan Wajib Pajak atau bukan

karena kesalahannya;

b. Mengurangkan atau membatalkan SKPDKB, SKPDKBT, STPD, SKPDN atau SKPDLB

yang tidak benar;

c. Mengurangkan atau membatalkan STPD;

d. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau

diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan; dan

e. Mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan

membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu objek pajak.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengurangan atau penghapusan sanksi

administratif dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIKEBERATAN DAN BANDING

Bagian Kesatu

Page 83: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-83-

-82-

KeberatanPasal 19

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang di tunjuk

atas suatu :

a. SKPDKB;

b. SKPDKBT;

c. SKPDLB;

d. SKPDN;dan

e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan

perundang – undangan perpajakan daerah.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia dengan disertai alasan-alasan

yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3(tiga) bulan sejak tanggal surat,

tanggal pemotongan atau pemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali jika

Wajib Pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan

di luar kekuasaannya.

(4) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling sedik sejumlah yang

disetuji oleh Wajib Pajak.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),

ayat (3), dan ayat (4) tidak dianggap sebagai Surat Keberatan sehingga tidak

dipertimbangkan.

(6) Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk

atau tanda pengiriman surat keberatan melalui surat pos tercatat sebagai tanda bukti

penerimaan surat keberatan.

Pasal 20(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejak tanggal Surat Keberatan

diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,

menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak

memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

Bagian KeduaBandingPasal 21

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada pengadilan Pajak

terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Bupati.

Page 84: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-84-

-83-

(2) Permohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dalam

bahasa indonesia, dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak

keputusan diterima, dilampiri salinan dari surat keputusan keberatan tersebut.

(3) Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar pajak sampai dengan

1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.

Pasal 22(1) Jika pengajuan kebaratan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya,

kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2%

(dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai

dengan diterbitkan SKPDLB.

(3) dalam hal kebaratan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai

sanksi administratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak

berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum

mengajukan keberatan.

(4) Dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan banding, sanksi administratif berupa denda

sebesar 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan.

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai

sanksi administratif berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak

berdasarkan Putusan Bading dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar

sebelum mengajukan keberatan.

BAB XIIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 23(1) Atas kelebihan pembayaran Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan

pengembalian kepada Bupati,

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejak diterimanya permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus

memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak

memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Pajak dianggap

dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang Pajak lainnya, kelebihan pembayaran Pajak

sebagaimana dimaksud ayat (1) langsung diperhitungkan untuk dilunasi terlebih dahulu

utang pajak tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB.

Page 85: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-85-

-84-

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan,

Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan

pembayaran kelebihan pembayaran Pajak.

(7) Tata cara pembayaran kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIIIKEDALUWARSA

Pasal 24(1) Hak untuk melakukan penagihan Pajak menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 5

(lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan

tindak pidana perpajakan daerah.

(2) Kedaluwarsa penagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :

a. diterbitkan Surat Teguran dan/atau Surat paksa; atau

b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak, baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan atau Surat Paksa sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian Surat Paksa

tersebut.

(4) Pengakuan utang Pajak secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

adalah Wajib Pajak dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Pajak dan

belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat

diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan

permohonan keberatan oleh Wajib Pajak.

Pasal 25(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah

kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Tata cara penghapusan piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan

Bupati.

BAB XIVKETENTUAN KHUSUS

Pasal 26(1) Setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain segala sesuatu yang diketahui

atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka jabatan atau pekerjaannya

untuk menjalankan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan daerah.

Page 86: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-86-

-85-

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga terhadap tenaga ahli yang

ditunjuk oleh Bupati untuk membantu dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang –

undangan perpajakan daerah.

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah :

a. Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang

pengadilan;

b. Pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan oleh Bupati untuk memberikan keterangan

kepada pejabat lembaga negara atau instansi Pemerintahan yang berwenang

melakukan pemeriksaan dalam bidang keuangan daerah.

(4) Untuk kepentingan Daerah, Bupati berwenang memberi izin tertulis kepada pejabat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

agar memberikan keterangan, memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak

kepada phak yang ditunjuk.

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas

permintaan hakim sesuai dengan Hukum acara Pidana dan Hukum acara Perdata, Bupati

dapat memberikan izin tertulis kepada Pejabat sebagaimana pada ayat (1), dan tenaga ahli

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk memberikan dan memperlihatkan bukti tertilus

dan keterangan Wajib Pajak yang ada padanya.

(6) Perminaan hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus menyebutkan nama tersangka

atau nama tergugat, keterangan yang diminta, serta kaitan antara perkara pidana atau

perdata yang bersangkutan dengan leterangan yang diminta.

BAB XVPENYIDIKAN

Pasal 27(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang

khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan

Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang–undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud apada ayat (1) adalah pegawai negeri sipil tertentu di

lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang – undangan.

(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah.

a. menerima, mencari mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan

dengan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah agar keterangan atau laporan

tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan

tentang kebenaran perbuatan yang dilakukansehubungan dengan tindak pidana

perpajakan daerah;

Page 87: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-87-

-86-

c meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan

tindak pidana di bidang perpajakan daerah;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang

perpajakan daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan,

dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana

di bidang perpajakan daerah;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat

pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda

dan/atau dokumen yang dibawah;

h. memotret sesorang yang berkaitan dengan tindak pidana perpajakan Daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau

saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan atau

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang

perpajakan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan

menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui Penyidik pejabat, Polisi

Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang – undang

Hukum Acara Pidana.

BAB XVIKETENTUAN PIDANA

Pasal 28(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tindak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan

tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

merigukan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)

tahun atau pidana denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau

kurang dibayar.

(2) Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak

benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)

tahun atau pidana denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau

kurang dibayar.

Pasal 29

Page 88: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-88-

-87-

Tindak pidana di bidang perpajakan Daerah tidak dituntut setelah melampaui jangka waktu 5

(lima) tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak atau berakhirnya Bagian

Tahun Pajak atau berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan.

Pasal 30(1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang karena kealpaannya tidak

memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) dan

ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda

paling banyak Rp. 4.000.0000,- (empat juta rupiah).

(2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang dengan sengaja tidak memenuhi

kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat

sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana

kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,-

(sepuluh juta rupiah)

(3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya

dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiannya dilanggar.

(4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan sifatnya

adalah menyangkut kepentingan pribadi sesorang atau Badan selaku Wajib Pajak, karena itu

dijadikan tindak pidana pengaduan.

Pasal 31Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dan Pasal 30 ayat (1) dan atau ayat (2)

merupakan penerimaan Negara.

Pasal 32

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Ditetapkan di Sanana

Pada tanggal 09Desember2011

BUPATI KEPULAUAN SULA

AHMAD HIDAYAT MUS

Page 89: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-89-

-88-

Diundangkan di Sanana

Pada Tanggal 09 Desember 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA

H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE

(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2011 NOMOR 07)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR 08TAHUN 2011

TENTANG

PAJAK HIBURAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SULA,

Menimbang : a. bahwa untuk mencapai dayaguna dan hasil guna pelaksanaan Peraturan

Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor

Page 90: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-90-

-89-

14Tahun2006tentangPajakHiburan, maka sesuai dengan Undang –

undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal42yangdimanatelah

diubahtariffpenetapanPajakhiburansesuaidenganjenishiburan yang

ditampilkan;

b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 14 Tahun

2006 sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman, maka

perludiubah berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009

tentangPajak Daerah danRetribusi Daerah;

c. bahwaberdasarkanpertimbangansebagaimanadimaksud pada huruf a

danhuruf b, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Kepulauan Sula.

Mengingat : 1. Undang–undang Nomor 1 Tahun 2003, tentang Pembentukan Kabupaten

Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, KabupatenKepulauan

Sula, Kabupaten Halmahera Timur Dan Kota TidoreKepulauan Di Propinsi

Maluku Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor

21. Tambahan Lembaran Negara Nomor 4264);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang;

3. Undang – undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

130. TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan

Pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran

Nagara Tahun 2000 Nomor 54. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952).

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SULADan

BUPATI KEPULAUAN SULA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA TENTANGPAJAK RESTORAN

Page 91: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-91-

-90-

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1DalamPeraturanBupatiini yang dimaksuddengan :

1. Daerah adalahKabupatenKepulauan Sula.

2. Kepala Daerah adalah Bupati Kepulauan Sula.

3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain

sebagai badan Eksekutif DaerahKabupatenKepulauan Sula.

4. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang Pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah

Otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri dalam Sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia;

5. Otonomi Daerah adalah Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan;

6. Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas – batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia;

7. Perangkat Daerah adalah Organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung

jawab kepada Kepala Daerah serta membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang terdiri dari Sekretaris Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis

Daerah sesuai dengan kebutuhan Daerah;

8. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatandan Pengelolaan Aset Daerah

Kabupaten Kepulauan Sula;

9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatandan PengelolaanAset Daerah Kabupaten

Kepulauan Sula;

10. PajakHiburan yang disebutPajakadalahPajakataspenyelenggaraanhiburan;

11. Hiburanadalahsemuajenistontonan, pertunjukan, permainan, dan/ataukeramaian yang

dinikmatidengandipungutbayaran;

BAB IINAMA OBJEK, SUBJEK DAN WAJIB PAJAK

Pasal 2Dengan nama Pajak Hiburan dipungut pajak atas penyelenggaraan Hiburan

Pasal 3(1) Objek PajakHiburanadalah jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran.

(2) ObjekPajakHiburanadalahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) melputi :

a. Tontonan film;

b. Pagelarankesenian, musik, tari, dan/ataubusana;

c. Pameran;

Page 92: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-92-

-91-

d. Diskotik, karaoke, klab malam, dan sejenisnya;

e. Sirkus, acrobat dan sulap;

f. Permainan bilyard;

g. Panti pijat, refleksi, mandi uap dan pusat kebugaran;

h. Pertandingan olahraga.

(3) Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menikmati hiburan.

(4) Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan.

BAB IIIDASAR PENGENAAN, TARIF DAN CARA PENGHITUNGAN PAJAK

Pasal 4(1)DasarpengenaanPajakadalahjumlahuang yang diterimaatau yang

seharusnyaditerimaolehpenyelenggarahiburan.

(2)Jumlahuang yang seharusnyaditerimasebagaimanadimaksudpadaayat (1)

termasukpotonganhargadantiketcuma – cuma yang diberikankepadapenerimajasa Hiburan.

Pasal 5BesarnyatarifpajakuntuksetiapjenisHiburanadalah :

(1) Untukjenispertunjukandankeramaianumum yang menggunakansarana film di

bioskopditetapkansebesar 35% (Tigapuluh lima perseratus)

(2) Untukpertunjukanpergelaran musik dantariditetapkansebesar 25% (Duapuluh lima

perseratus)

(3) Untuk karaoke ditetapkan sebesar 25% (duapuluh lima perseratus)

(4) Untukklabmalamditetapkan sebesar 35% (Tiga puluh lima perseratus)

(5) UntukpermainanBilyardiitetapkan 25% (Duapuluh lima perseratus)

(6) Untukpermainanketangkasandansejenisnyaditetapkan sebesar 30% (Tigapuluh perseratus)

(7) Untukpertandinganolahragaditetapkansebesar 25% (Dua puluh lima perseratus)

Pasal 6Besarnya pokok Pajak Hiburan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif

sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud

pada pasal 4.

BAB IVWILAYAH PUNGUTAN

Pasal 7Pajak yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Hiburan dilaksanakan.

BAB VMASA PAJAK DAN SAAT PAJAK TERUTANG

Page 93: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-93-

-92-

Pasal 8Pajak dikenakan untuk Masa Pajak 1 (satu) Bulan Kalender.

Pasal 9Saat Pajak Terutang adalah pada saat pembayaran atas pelayanan Hiburan.

BAB VISURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH

Pasal 10(1) Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPTPD.

(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap

serta ditadatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya.

(3) SPTPD yang dimaksud pada ayat (1), harus disampaikan kepada Kepala Dinas Pendapatan

Daerah, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya Masa Pajak.

Pasal 11Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SPTPD ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VIIPENETAPAN

Pasal 12Wajib Pajak wajib Menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak terutangnya sendiri

dengan menggunakan SPTPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1).

Pasal 13(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Bupati dapat

menerbitkan :

a. SKPDKB dalam hal :

1) Jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak

atau kurang dibayar;

2) Jika SKPDKB tidak disampaikan kepada Bupati dalam jangka waktu tertentu dan

setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana

ditentukan dalam surat teguran;

3) Jika kewajiban mengisi SKPDKB tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara

jabatan.

b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang

menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.

c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau

pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

Page 94: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-94-

-93-

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a angka 1) dan angka 2) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 %

(dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka

waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus

persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan jika wajib pajak melaporkan

sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.

(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

angka 3) dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima

persen) dari pokok pajak ditambah sanksi admnistratif berupa bunga sebesar 2% (dua

persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu

paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

BAB VIIITATACARA PEMBAYARAN

Pasal 14(1) Pembayaran Pajak yang terutang harus dilakukan sekaligus.

(2) Pajak dilunasi paling lambat 30 (tigapuluh) hari kerja setelah saat terutangnya pajak yang

merupakan taggal jatuh tempo bagi Wajib Pajak untuk melunasi pajaknya.

(3) SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,

dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah

merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1

(satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

(4) Bupati atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat

diberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran

pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran, pembayaran dengan

angsuran, dan penundaan pembayaran pajak diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 15(1) Pembayaran Pajak yang terutang dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditetapkan

oleh Bupati.

(2) Pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan

SSPD.

(3) Bentuk, jenis, ukuran dan tata cara pengisian SSPD. Ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB IXTATACARA PENAGIHAN

Page 95: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-95-

-94-

Pasal 16(1) Bupati dapat menerbitkan STPD jika :

a. Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;

b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis

dan/atau salah hitung;

c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua

persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak.

Pasal 17(1) Pajak yang terutang berdasarkan SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan

Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan putusan Banding yang tidak atau kurang

dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.

(2) Penagihan pajak dengan surat paksa dilakukan berdasarkan peraturan perundang -

undangan.

BAB XPEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN,

DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASIPasal 18

(1) Atas permohonan wajib Pajak atau karena jabatannya, Bupati dapat membetulkan SKPDKB,

SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang dalam penerbitanya terdapat kesalahan

tulis dan/atau kesalahan hitung dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam

peraturan perundang – undangan perpajakan daerah.

(2) Bupati dapat :

a. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan

kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundang – undangan perpajakan

daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kehilafan Wajib Pajak atau bukan

karena kesalahannya;

b. Mengurangkan atau membatalkan SKPDKB, SKPDKBT, STPD, SKPDN atau SKPDLB

yang tidak benar;

c. Mengurangkan atau membatalkan STPD;

d. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau

diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan; dan

e. Mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan

membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu objek pajak.

Page 96: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-96-

-95-

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengurangan atau penghapusan sanksi

administratif dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIKEBERATAN DAN BANDING

Bagian KesatuKeberatanPasal 19

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang di tunjuk

atas suatu :

a. SKPDKB;

b. SKPDKBT;

c. SKPDLB;

d. SKPDN;dan

e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan

perundang – undangan perpajakan daerah.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia dengan disertai alasan-alasan

yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat,

tanggal pemotongan atau pemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali jika

Wajib Pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan

di luar kekuasaannya.

(4) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling sedik sejumlah yang

disetuji oleh Wajib Pajak.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),

ayat (3), dan ayat (4) tidak dianggap sebagai Surat Keberatan sehingga tidak

dipertimbangkan.

(6) Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk

atau tanda pengiriman surat keberatan melalui surat pos tercatat sebagai tanda bukti

penerimaan surat keberatan.

Pasal 20(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejak tanggal Surat Keberatan

diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,

menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak

memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

Page 97: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-97-

-96-

Bagian KeduaBandingPasal 21

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada pengadilan Pajak

terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Bupati.

(2) Permohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dalam

bahasa indonesia, dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak

keputusan diterima, dilampiri salinan dari surat keputusan keberatan tersebut.

(3) Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar pajak sampai dengan

1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.

Pasal 22(1) Jika pengajuan kebaratan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya,

kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2%

(dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai

dengan diterbitkan SKPDLB.

(3) dalam hal kebaratan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai

sanksi administratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak

berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum

mengajukan keberatan.

(4) Dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan banding, sanksi administratif berupa denda

sebesar 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan.

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai

sanksi administratif berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak

berdasarkan Putusan Bading dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar

sebelum mengajukan keberatan.

BAB XIIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 23(1) Atas kelebihan pembayaran Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan

pengembalian kepada Bupati,

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejak diterimanya permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus

memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak

memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Pajak dianggap

dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

Page 98: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-98-

-97-

(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang Pajak lainnya, kelebihan pembayaran Pajak

sebagaimana dimaksud ayat (1) langsung diperhitungkan untuk dilunasi terlebih dahulu

utang pajak tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB.

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan,

Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan

pembayaran kelebihan pembayaran Pajak.

(7) Tata cara pembayaran kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIIIKEDALUWARSA

Pasal 24(1) Hak untuk melakukan penagihan Pajak menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 5

(lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan

tindak pidana perpajakan daerah.

(2) Kedaluwarsa penagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :

a. diterbitkan Surat Teguran dan/atau Surat paksa; atau

b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak, baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan atau Surat Paksa sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian Surat Paksa

tersebut.

(4) Pengakuan utang Pajak secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

adalah Wajib Pajak dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Pajak dan

belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat

diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan

permohonan keberatan oleh Wajib Pajak.

Pasal 25(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah

kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Tata cara penghapusan piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan

Bupati.

BAB XIVKETENTUAN KHUSUS

Pasal 26

Page 99: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-99-

-98-

(1) Setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain segala sesuatu yang diketahui

atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka jabatan atau pekerjaannya

untuk menjalankan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan daerah.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga terhadap tenaga ahli yang

ditunjuk oleh Bupati untuk membantu dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang –

undangan perpajakan daerah.

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah :

a. Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang

pengadilan;

b. Pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan oleh Bupati untuk memberikan keterangan

kepada pejabat lembaga negara atau instansi Pemerintahan yang berwenang

melakukan pemeriksaan dalam bidang keuangan daerah.

(4) Untuk kepentingan Daerah, Bupati berwenang memberi izin tertulis kepada pejabat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

agar memberikan keterangan, memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak

kepada phak yang ditunjuk.

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas

permintaan hakim sesuai dengan Hukum acara Pidana dan Hukum acara Perdata, Bupati

dapat memberikan izin tertulis kepada Pejabat sebagaimana pada ayat (1), dan tenaga ahli

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk memberikan dan memperlihatkan bukti tertilus

dan keterangan Wajib Pajak yang ada padanya.

(6) Perminaan hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus menyebutkan nama tersangka

atau nama tergugat, keterangan yang diminta, serta kaitan antara perkara pidana atau

perdata yang bersangkutan dengan leterangan yang diminta.

BAB XVPENYIDIKAN

Pasal 27(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang

khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan

Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang–undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud apada ayat (1) adalah pegawai negeri sipil tertentu di

lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang – undangan.

(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah.

Page 100: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-100-

-99-

a. menerima, mencari mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan

dengan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah agar keterangan atau laporan

tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan

tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana

perpajakan daerah;

c meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan

tindak pidana di bidang perpajakan daerah;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang

perpajakan daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan,

dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana

di bidang perpajakan daerah;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat

pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda

dan/atau dokumen yang dibawah;

h. memotret sesorang yang berkaitan dengan tindak pidana perpajakan Daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau

saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan atau

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang

perpajakan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan

menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui Penyidik pejabat, Polisi

Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang – undang

Hukum Acara Pidana.

BAB XVIKETENTUAN PIDANA

Pasal 28(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tindak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan

tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

merigukan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)

tahun atau pidana denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau

kurang dibayar.

(2) Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak

benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

Page 101: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-101-

-100-

merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)

tahun atau pidana denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau

kurang dibayar.

Pasal 29Tindak pidana di bidang perpajakan Daerah tidak dituntut setelah melampaui jangka waktu 5

(lima) tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak atau berakhirnya Bagian

Tahun Pajak atau berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan.

Pasal 30(1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang karena kealpaannya tidak

memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) dan

ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda

paling banyak Rp. 4.000.0000,- (empat juta rupiah).

(2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati/Walkota yang dengan sengaja tidak

memenuhi kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban

pejabat sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan

pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.

10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)

(3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya

dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiannya dilanggar.

(4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan sifatnya

adalah menyangkut kepentingan pribadi sesorang atau Badan selaku Wajib Pajak, karena itu

dijadikan tindak pidana pengaduan.

Pasal 31Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dan Pasal 30 ayat (1) dan atau ayat (2)

merupakan penerimaan Negara.

Pasal 32

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Ditetapkan di Sanana

Pada tanggal 09Desember2011

BUPATI KEPULAUAN SULA

Page 102: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-102-

-101-

Diundangkan di Sanana

Pada Tanggal 09 Desember 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA

H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE

(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2011 NOMOR 08)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR 09TAHUN 2011

TENTANG

PAJAK PENERANGAN JALAN

BUPATI KEPULAUAN SULA

Page 103: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-103-

-102-

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SULA,

Menimbang : a. bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna pelaksanaan Peraturan

Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pajak

penerangan jalan, maka sesuai dengan Undang – undang Nomor 28

Tahun 2009 Pasal 42 yang dimana telah diubah tarif penetapan Pajak

penerangan jalan sesuai dengan klasifikasi pengguna;

b. bahwa berdasarkan Undang – undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten

Kepulauan Sula Nomor 6 Tahun 2005 sudah tidak sesuai lagi sehingga

perlu dilakukan perubahan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan

huruf b, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Kepulauan Sula.

Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 1 Tahun 2003, tentang Pembentukan Kabupaten

Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan

Sula, Kabupaten Halmahera Timur Dan Kota Tidore Kepulauan Di Propinsi

Maluku Utara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor

21. Tambahan Lembaran Negara Nomor 4264 );

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang;

3. Undang – undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

130. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan

Pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

(Lembaran Nagara Tahun 2000 Nomor 54. Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3952);

Page 104: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-104-

-103-

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SULADan

BUPATI KEPULAUAN SULA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KEPULAUAN SULA TENTANGPAJAK PENERANGAN JALAN

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Sula.

2. Kepala Daerah adalah Bupati Kepulauan Sula.

3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain

sebagai badan Eksekutif Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

4. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang Pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah

Otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam Sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia;

5. Otonomi Daerah adalah Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintahannya sendiri dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan;

6. Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas – batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia;

7. Perangkat Daerah adalah Organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung

jawab kepada Kepala Daerah serta membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang terdiri dari Sekretaris Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis

Daerah sesuai dengan kebutuhan Daerah;

8. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah

Kabupaten Kepulauan Sula;

9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Kabupaten

Kepulauan Sula;

10. Pajak Penerangan Jalan yang disebut Pajak adalah Pajak atas penggunaan tenaga listrik,

baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain;

Page 105: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-105-

-104-

BAB IINAMAOBYEK DAN SUBJEK PAJAK

Pasal 2Dengan nama Pajak Penerangan Jalan dipungut pajak atas penggunaan tenaga listrik.

Pasal 3(1) Objek Pajak adalah penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun yang di

peroleh dari sumber lain.

(2) Listrik yang dihasilkan sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi seluruh

pembangkit listrik.

(3) Dikecualikan dari objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah.

a. penggunaan tenaga listrik oleh instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah;

b. penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh kedutaan, konsulat,

dan perwakilan asing dengan asas timbal balik;

c. penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri dengan kapasitas tertentu yang tidak

memerlukan izin dari instansi terknis terkait.

Pasal 4(1) Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat menggunakan tenaga listrik.

(2) Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan tenaga listrik.

(3) Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh sumber lain, Wajib Pajak adalah penyediaan tenaga

listrik.

BAB IIIDASAR PENGENAAN, TARIF PAJAK DAN CARA PENGHITUNGAN PAJAK

Pasal 5(1) Dasar pengenaan Pajak Penerangan Jalan adalah Nilai Jual Tenaga Listrik.

(2) Nilai Jual Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan:

a. dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain dengan pembayaran, Nilai Jual Tenaga

Listrik adalah jumlah tagihan biaya beban/tatap ditambah dengan biaya pemakaian

kWh/variabel yang ditagihkan dalam rekening listrik;

b. dalam hal tenaga listrik dihasilkan sendiri, Nilai Jual Tenaga Listrik dihitungkan

berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian

listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah Daerah yang bersangkutan.

Pasal 6Tarif Pajak ditetapkan sebagai berikut :

(1) Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain :

a. untuk umum sebesar 10%(Sepuluh Persen);

b. untuk industri, pertambangan

minyak bumi dan gas alam sebesar 3%(Tiga Persen);

(2) Penggunaan tenaga listrik yang

Page 106: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-106-

-105-

dihasilkan sendiri sebesar 1,5%(Satu Koma Lima Persen);

Pasal 7Besarnya pokok Pajak Restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif

sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud

pada pasal 5.

BAB IVWILAYAH PUNGUTAN

Pasal 8Pajak yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat penggunaan tenaga listrik.

BAB VMASA PAJAK DAN SAAT PAJAK TERUTANG

Pasal 9Pajak dikenakan untuk Masa Pajak 1 (satu) Bulan Kalender.

Pasal 10Saat Pajak Terutang adalah pada saat penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri

dan/atau saat pembayaran atas penggunaan tenaga listrik dari sumber lain.

BAB VISURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH

Pasal 11(1) Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPTPD.

(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap

serta ditadatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya.

(3) SPTPD yang dimaksud pada ayat (1), harus disampaikan kepada Kepala Dinas Pendapatan

Daerah, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya Masa Pajak.

Pasal 12Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SPTPD ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VIIPENETAPAN

Pasal 13Wajib Pajak wajib Menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak terutangnya sendiri

dengan menggunakan SPTPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1).

Pasal 14

Page 107: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-107-

-106-

(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Bupati dapat

menerbitkan :

a. SKPDKB dalam hal :

1) Jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak

atau kurang dibayar;

2) Jika SKPDKB tidak disampaikan kepada Bupati dalam jangka waktu tertentu dan

setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana

ditentukan dalam surat teguran;

3) Jika kewajiban mengisi SKPDKB tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara

jabatan.

b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang

menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.

c.SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau

pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a angka 1) dan angka 2) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 %

(dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka

waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus

persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan jika wajib pajak melaporkan

sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.

(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

angka 3) dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima

persen) dari pokok pajak ditambah sanksi admnistratif berupa bunga sebesar 2% (dua

persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu

paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

BAB VIIITATACARA PEMBAYARAN

Pasal 15(1) Pembayaran Pajak yang terutang harus dilakukan sekaligus.

(2) Pajak dilunasi paling lambat 30 (tigapuluh) hari kerja setelah saat terutangnya pajak yang

merupakan taggal jatuh tempo bagi Wajib Pajak untuk melunasi pajaknya.

Page 108: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-108-

-107-

(3) SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,

dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah

merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1

(satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

(4) Bupati atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat

diberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran

pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran, pembayaran dengan

angsuran, dan penundaan pembayaran pajak diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 16(1) Pembayaran Pajak yang terutang dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditetapkan

oleh Bupati.

(2) Pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan

SSPD.

(3) Bentuk, jenis, ukuran dan tata cara pengisian SSPD. Ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB IXTATACARA PENAGIHAN

Pasal 17(1) Bupati dapat menerbitkan STPD jika :

a. Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;

b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis

dan/atau salah hitung;

c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua

persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak.

Pasal 18(1) Pajak yang terutang berdasarkan SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan

Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan putusan Banding yang tidak atau kurang

dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.

(2) Penagihan pajak dengan surat paksa dilakukan berdasarkan peraturan perundang -

undangan.

BAB XPEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN,

DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASIPasal 19

Page 109: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-109-

-108-

(1) Atas permohonan wajib Pajak atau karena jabatannya, Bupati dapat membetulkan SKPDKB,

SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang dalam penerbitanya terdapat kesalahan

tulis dan/atau kesalahan hitung dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam

peraturan perundang – undangan perpajakan daerah.

(2) Bupati dapat :

a. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan

kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundang – undangan perpajakan

daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kehilafan Wajib Pajak atau bukan

karena kesalahannya;

b. Mengurangkan atau membatalkan SKPDKB, SKPDKBT, STPD, SKPDN atau SKPDLB

yang tidak benar;

c. Mengurangkan atau membatalkan STPD;

d. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau

diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan; dan

e. Mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan

membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu objek pajak.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengurangan atau penghapusan sanksi

administratif dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIKEBERATAN DAN BANDING

Bagian KesatuKeberatanPasal 20

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang di tunjuk

atas suatu :

a. SKPDKB;

b. SKPDKBT;

c. SKPDLB;

d. SKPDN;dan

e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan

perundang – undangan perpajakan daerah.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia dengan disertai alasan-alasan

yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat,

tanggal pemotongan atau pemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali jika

Wajib Pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan

di luar kekuasaannya.

Page 110: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-110-

-109-

(4) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling sedik sejumlah yang

disetuji oleh Wajib Pajak.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),

ayat (3), dan ayat (4) tidak dianggap sebagai Surat Keberatan sehingga tidak

dipertimbangkan.

(6) Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk

atau tanda pengiriman surat keberatan melalui surat pos tercatat sebagai tanda bukti

penerimaan surat keberatan.

Pasal 21(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejak tanggal Surat Keberatan

diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,

menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak

memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

Bagian KeduaBandingPasal 22

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada pengadilan Pajak

terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Bupati.

(2) Permohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dalam

bahasa indonesia, dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak

keputusan diterima, dilampiri salinan dari surat keputusan keberatan tersebut.

(3) Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar pajak sampai dengan

1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.

Pasal 23(1) Jika pengajuan kebaratan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya,

kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2%

(dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai

dengan diterbitkan SKPDLB.

(3) dalam hal kebaratan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai

sanksi administratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak

berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum

mengajukan keberatan.

(4) Dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan banding, sanksi administratif berupa denda

sebesar 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan.

Page 111: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-111-

-110-

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai

sanksi administratif berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak

berdasarkan Putusan Bading dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar

sebelum mengajukan keberatan.

BAB XIIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 24(1) Atas kelebihan pembayaran Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan

pengembalian kepada Bupati,

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejak diterimanya permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus

memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak

memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Pajak dianggap

dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang Pajak lainnya, kelebihan pembayaran Pajak

sebagaimana dimaksud ayat (1) langsung diperhitungkan untuk dilunasi terlebih dahulu

utang pajak tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB.

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan,

Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan

pembayaran kelebihan pembayaran Pajak.

(7) Tata cara pembayaran kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIIIKEDALUWARSA

Pasal 25(1) Hak untuk melakukan penagihan Pajak menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 5

(lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan

tindak pidana perpajakan daerah.

(2) Kedaluwarsa penagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :

a. diterbitkan Surat Teguran dan/atau Surat paksa; atau

b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak, baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan atau Surat Paksa sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian Surat Paksa

tersebut.

Page 112: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-112-

-111-

(4) Pengakuan utang Pajak secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

adalah Wajib Pajak dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Pajak dan

belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat

diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan

permohonan keberatan oleh Wajib Pajak.

Pasal 26(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah

kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Tata cara penghapusan piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan

Bupati.

BAB XIVKETENTUAN KHUSUS

Pasal 27(1) Setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain segala sesuatu yang diketahui

atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka jabatan atau pekerjaannya

untuk menjalankan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan daerah.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga terhadap tenaga ahli yang

ditunjuk oleh Bupati untuk membantu dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang –

undangan perpajakan daerah.

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah :

a. Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang

pengadilan;

b. Pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan oleh Bupati untuk memberikan keterangan

kepada pejabat lembaga negara atau instansi Pemerintahan yang berwenang

melakukan pemeriksaan dalam bidang keuangan daerah.

(4) Untuk kepentingan Daerah, Bupati berwenang memberi izin tertulis kepada pejabat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

agar memberikan keterangan, memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak

kepada phak yang ditunjuk.

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas

permintaan hakim sesuai dengan Hukum acara Pidana dan Hukum acara Perdata, Bupati

dapat memberikan izin tertulis kepada Pejabat sebagaimana pada ayat (1), dan tenaga ahli

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk memberikan dan memperlihatkan bukti tertilus

dan keterangan Wajib Pajak yang ada padanya.

Page 113: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-113-

-112-

(6) Perminaan hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus menyebutkan nama tersangka

atau nama tergugat, keterangan yang diminta, serta kaitan antara perkara pidana atau

perdata yang bersangkutan dengan leterangan yang diminta.

BAB XVPENYIDIKAN

Pasal 28(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang

khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan

Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang–undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud apada ayat (1) adalah pegawai negeri sipil tertentu di

lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang – undangan.

(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah.

a. menerima, mencari mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan

dengan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah agar keterangan atau laporan

tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan

tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana

perpajakan daerah;

c meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan

tindak pidana di bidang perpajakan daerah;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang

perpajakan daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan,

dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana

di bidang perpajakan daerah;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat

pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda

dan/atau dokumen yang dibawah;

h. memotret sesorang yang berkaitan dengan tindak pidana perpajakan Daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau

saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan atau

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang

perpajakan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan

menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui Penyidik pejabat, Polisi

Page 114: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-114-

-113-

Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang – undang

Hukum Acara Pidana.

BAB XVIKETENTUAN PIDANA

Pasal 29(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tindak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan

tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

merigukan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)

tahun atau pidana denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau

kurang dibayar.

(2) Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak

benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)

tahun atau pidana denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau

kurang dibayar.

Pasal 30Tindak pidana di bidang perpajakan Daerah tidak dituntut setelah melampaui jangka waktu 5

(lima) tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak atau berakhirnya Bagian

Tahun Pajak atau berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan.

Pasal 31(1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang karena kealpaannya tidak

memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) dan

ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda

paling banyak Rp. 4.000.0000,- (empat juta rupiah).

(2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang dengan sengaja tidak memenuhi

kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat

sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana

kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 10.000.000.,-

(sepuluh juta rupiah)

(3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya

dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiannya dilanggar.

(4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan sifatnya

adalah menyangkut kepentingan pribadi sesorang atau Badan selaku Wajib Pajak, karena itu

dijadikan tindak pidana pengaduan.

Pasal 32Denda sebagaimana dimaksud dalam pasal 29, dan pasal 31 ayat (1) dan atau ayat (2)

merupakan penerimaan Negara.

Page 115: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-115-

-114-

Pasal 33

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Ditetapkan di Sanana

Pada tanggal 09Desember2011

Diundangkan di Sanana

Pada Tanggal 09 Desember 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA

H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE

(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2011 NOMOR 09)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR10TAHUN 2011

BUPATI KEPULAUAN SULA

AHMAD HIDAYAT MUS

Page 116: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-116-

-115-

TENTANG

PAJAK HOTEL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SULA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undangundang Nomor 28 Tahun 2009, maka Pajak

Hotel merupakan kewenangan Kabupaten untuk dipungut sebagai potensi

pendapatan asli guna mendukung tugas-tugas penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat;

b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 5 Tahun 2007

sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman, maka perlu untuk

dilakukan perubahan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan

huruf b, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Kepulauan Sula;

Mengingat : 1. Undang–undang Nomor 1 Tahun 2003, tentang Pembentukan Kabupaten

Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, KabupatenKepulauan

Sula, Kabupaten Halmahera Timur Dan Kota TidoreKepulauan Di Propinsi

Maluku Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 21,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4264);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang;

5. Undang – undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

130. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan

Pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran

Nagara Tahun 2000 Nomor 54. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952).

Page 117: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-117-

-116-

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SULADan

BUPATI KEPULAUAN SULA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TENTANGPAJAK HOTEL

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Sula.

2. Kepala Daerah adalah Bupati Kepulauan Sula.

3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain

sebagai badan Eksekutif Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

4. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang Pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah

Otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri dalam Sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia;

5. Otonomi Daerah adalah Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan;

6. Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas – batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia;

7. Perangkat Daerah adalah Organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung

jawab kepada Kepala Daerah serta membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang terdiri dari Sekretaris Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis

Daerah sesuai dengan kebutuhan Daerah;

8. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah

Kabupaten Kepulauan Sula;

9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Kabupaten

Kepulauan Sula;

10. Pajak Hotel yang disebut Pajak adalah Pajak atas pelayanan yang disediakan oleh Hotel;

Page 118: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-118-

-117-

11. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya

dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma

pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan

jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

BAB IINAMA, OBJEK, SUBJEK DAN WAJIB PAJAK

Pasal 2Dengan nama Pajak Hotel dipungut pajak atas pelayanan yang disedikan oleh Hotel dengan

pembayaran.

Pasal 3(1) Objek Pajak adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran termasuk

jasa penunjang sebagai kelengkapan Hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan

kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.

(2) Termasuk dalam pengertian Hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

b. Motel

c. Losmen

d. Gubuk Pariwisata

e. Wisma pariwisata

f. Pesanggarahan

g. Rumah penginapan dan

h. Kos-kosan yang lebih dari 10 kamar

(3) Jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah fasilitas telepon, faksimile,

teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, seterika, transportasi, dan fasilitas lainnya yang

disediakan atau dikelola Hotel.

(4) Tidak termasuk objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah

Daerah;

b. jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya;

c. jasa tempat tinggal di pusat pendidikan dan kegiatan;

d. keagamaan;

e. jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan, dan

panti sosial lainnya yang sejenis; dan

f. jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh Hotel yang dapat

dimanfaatkan oleh umum.

(5) Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang melakukanpembayaran kepada orang

pribadi atau badan yang mengusahakan Hotel.

(6) Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Hotel.

Page 119: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-119-

-118-

BAB IIIDASAR PENGENAAN, TARIF DAN CARA PERHITUNGAN PAJAK

Pasal 4Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada

hotel.

Pasal 5Tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10% ( Sepuluh perseratus )

Pasal 6Besaran pokok pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana

dimaksud dalam pasal 5 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana yang dimaksud dalam

pasal 4.

BAB IVWILAYAH PUNGUTAN

Pasal 7Pajak yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Hotel berlokasi.

BAB VMASA PAJAK DAN SAAT PAJAK TERUTANG

Pasal 8Pajak dikenakan untuk Masa Pajak 1 (satu) Bulan Kalender.

Pasal 9Saat Pajak Terutang adalah pada saat pembayaran atas pelayanan di Hotel.

BAB VISURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH

Pasal 10(1) Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPTPD.

(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap

serta ditadatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya.

(3) SPTPD yang dimaksud pada ayat (1), harus disampaikan kepada Kepala Dinas Pendapatan

Daerah, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya Masa Pajak.

Page 120: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-120-

-119-

Pasal 11Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SPTPD ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VIIPENETAPAN

Pasal 12Wajib Pajak wajib Menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak terutangnya sendiri

dengan menggunakan SPTPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1).

Pasal 13(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Bupati dapat

menerbitkan :

a. SKPDKB dalam hal :

1) Jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak

atau kurang dibayar;

2) Jika SKPDKB tidak disampaikan kepada Bupati dalam jangka waktu tertentu dan

setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana

ditentukan dalam surat teguran;

3)Jika kewajiban mengisi SKPDKB tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara

jabatan.

b.SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang

menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.

c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau

pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a angka 1) dan angka 2) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 %

(dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka

waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus

persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan jika wajib pajak melaporkan

sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.

(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

angka 3) dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima

persen) dari pokok pajak ditambah sanksi admnistratif berupa bunga sebesar 2% (dua

persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu

paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

Page 121: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-121-

-120-

BAB VIIITATACARA PEMBAYARAN

Pasal 14(1) Pembayaran Pajak yang terutang harus dilakukan sekaligus.

(2) Pajak dilunasi paling lambat 30 (tigapuluh) hari kerja setelah saat terutangnya pajak yang

merupakan taggal jatuh tempo bagi Wajib Pajak untuk melunasi pajaknya.

(3) SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,

dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah

merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1

(satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

(4) Bupati atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat

diberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran

pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran, pembayaran dengan

angsuran, dan penundaan pembayaran pajak diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 15(1) Pembayaran Pajak yang terutang dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditetapkan

oleh Bupati.

(2) Pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan

SSPD.

(3) Bentuk, jenis, ukuran dan tata cara pengisian SSPD. Ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB IXTATACARA PENAGIHAN

Pasal 16(1) Bupati dapat menerbitkan STPD jika :

a. Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;

b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis

dan/atau salah hitung;

c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua

persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak.

Pasal 17(1) Pajak yang terutang berdasarkan SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan

Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan putusan Banding yang tidak atau kurang

dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.

(2) Penagihan pajak dengan surat paksa dilakukan berdasarkan peraturan perundang -

undangan.

Page 122: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-122-

-121-

BAB XPEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN,

DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASIPasal 18

(1) Atas permohonan wajib Pajak atau karena jabatannya, Bupati dapat membetulkan SKPDKB,

SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang dalam penerbitanya terdapat kesalahan

tulis dan/atau kesalahan hitung dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam

peraturan perundang – undangan perpajakan daerah.

(2) Bupati dapat :

a. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan

kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundang – undangan perpajakan

daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kehilafan Wajib Pajak atau bukan

karena kesalahannya;

b. Mengurangkan atau membatalkan SKPDKB, SKPDKBT, STPD, SKPDN atau SKPDLB

yang tidak benar;

c. Mengurangkan atau membatalkan STPD;

d. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau

diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan; dan

e. Mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan

membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu objek pajak.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengurangan atau penghapusan sanksi

administratif dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIKEBERATAN DAN BANDING

Bagian KesatuKeberatanPasal 19

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang di tunjuk

atas suatu :

a. SKPDKB;

b. SKPDKBT;

c. SKPDLB;

d. SKPDN;dan

e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan

perundang – undangan perpajakan daerah.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia dengan disertai alasan-alasan

yang jelas.

Page 123: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-123-

-122-

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat,

tanggal pemotongan atau pemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali jika

Wajib Pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan

di luar kekuasaannya.

(4) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling sedik sejumlah yang

disetuji oleh Wajib Pajak.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),

ayat (3), dan ayat (4) tidak dianggap sebagai Surat Keberatan sehingga tidak

dipertimbangkan.

(6) Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk

atau tanda pengiriman surat keberatan melalui surat pos tercatat sebagai tanda bukti

penerimaan surat keberatan.

Pasal 20(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejak tanggal Surat Keberatan

diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,

menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak

memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

Bagian KeduaBandingPasal 21

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada pengadilan Pajak

terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Bupati.

(2) Permohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dalam

bahasa indonesia, dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak

keputusan diterima, dilampiri salinan dari surat keputusan keberatan tersebut.

(3) Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar pajak sampai dengan

1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.

Pasal 22(1) Jika pengajuan kebaratan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya,

kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2%

(dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai

dengan diterbitkan SKPDLB.

(3) dalam hal kebaratan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai

sanksi administratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak

Page 124: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-124-

-123-

berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum

mengajukan keberatan.

(4) Dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan banding, sanksi administratif berupa denda

sebesar 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan.

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai

sanksi administratif berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak

berdasarkan Putusan Bading dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar

sebelum mengajukan keberatan.

BAB XIIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 23(1) Atas kelebihan pembayaran Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan

pengembalian kepada Bupati,

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejak diterimanya permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus

memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak

memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Pajak dianggap

dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang Pajak lainnya, kelebihan pembayaran Pajak

sebagaimana dimaksud ayat (1) langsung diperhitungkan untuk dilunasi terlebih dahulu

utang pajak tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB.

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan,

Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan

pembayaran kelebihan pembayaran Pajak.

(7) Tata cara pembayaran kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIIIKEDALUWARSA

Pasal 24(1) Hak untuk melakukan penagihan Pajak menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 5

(lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan

tindak pidana perpajakan daerah.

(2) Kedaluwarsa penagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :

a. diterbitkan Surat Teguran dan/atau Surat paksa; atau

b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak, baik langsung maupun tidak langsung.

Page 125: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-125-

-124-

(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan atau Surat Paksa sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian Surat Paksa

tersebut.

(4) Pengakuan utang Pajak secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

adalah Wajib Pajak dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Pajak dan

belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat

diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan

permohonan keberatan oleh Wajib Pajak.

Pasal 25(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah

kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Tata cara penghapusan piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan

Bupati.

BAB XIVKETENTUAN KHUSUS

Pasal 26(1) Setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain segala sesuatu yang diketahui

atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka jabatan atau pekerjaannya

untuk menjalankan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan daerah.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga terhadap tenaga ahli yang

ditunjuk oleh Bupati untuk membantu dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang –

undangan perpajakan daerah.

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah :

a. Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang

pengadilan;

b. Pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan oleh Bupati untuk memberikan keterangan

kepada pejabat lembaga negara atau instansi Pemerintahan yang berwenang

melakukan pemeriksaan dalam bidang keuangan daerah.

(4) Untuk kepentingan Daerah, Bupati berwenang memberi izin tertulis kepada pejabat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

agar memberikan keterangan, memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak

kepada phak yang ditunjuk.

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas

permintaan hakim sesuai dengan Hukum acara Pidana dan Hukum acara Perdata, Bupati

dapat memberikan izin tertulis kepada Pejabat sebagaimana pada ayat (1), dan tenaga ahli

Page 126: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-126-

-125-

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk memberikan dan memperlihatkan bukti tertilus

dan keterangan Wajib Pajak yang ada padanya.

(6) Perminaan hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus menyebutkan nama tersangka

atau nama tergugat, keterangan yang diminta, serta kaitan antara perkara pidana atau

perdata yang bersangkutan dengan leterangan yang diminta.

BAB XVPENYIDIKAN

Pasal 27(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang

khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan

Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang–undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud apada ayat (1) adalah pegawai negeri sipil tertentu di

lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang – undangan.

(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah.

a. menerima, mencari mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan

dengan tindak pidana di bidang perpajakan Daerah agar keterangan atau laporan

tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan

tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana

perpajakan daerah;

c meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan

tindak pidana di bidang perpajakan daerah;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang

perpajakan daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan,

dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana

di bidang perpajakan daerah;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat

pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda

dan/atau dokumen yang dibawah;

h. memotret sesorang yang berkaitan dengan tindak pidana perpajakan Daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau

saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan atau

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang

perpajakan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Page 127: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-127-

-126-

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan

menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui Penyidik pejabat, Polisi

Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang – undang

Hukum Acara Pidana.

BAB XVIKETENTUAN PIDANA

Pasal 28(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tindak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan

tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

merigukan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)

tahun atau pidana denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau

kurang dibayar.

(2) Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak

benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)

tahun atau pidana denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau

kurang dibayar.

Pasal 29Tindak pidana di bidang perpajakan Daerah tidak dituntut setelah melampaui jangka waktu 5

(lima) tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak atau berakhirnya Bagian

Tahun Pajak atau berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan.

Pasal 30(1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang karena kealpaannya tidak

memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (1) dan

ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda

paling banyak Rp. 4.000.0000,- (empat juta rupiah).

(2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang dengan sengaja tidak memenuhi

kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat

sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana

kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,-

(sepuluh juta rupiah)

(3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya

dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiannya dilanggar.

(4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan sifatnya

adalah menyangkut kepentingan pribadi sesorang atau Badan selaku Wajib Pajak, karena itu

dijadikan tindak pidana pengaduan.

Page 128: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-128-

-127-

Pasal 31Denda sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 dan pasal 30 ayat (1) dan atau ayat (2)

merupakan penerimaan Negara.

Pasal 32

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Ditetapkan di Sanana

Pada tanggal 09Desember2011

Diundangkan di Sanana

Pada Tanggal 09 Desember 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA

H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE

(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2011 NOMOR 10)

BUPATI KEPULAUAN SULA

AHMAD HIDAYAT MUS

Page 129: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-129-

-128-

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR11TAHUN 2011

TENTANG

PAJAK REKLAME

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SULA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undangundang Nomor 28 Tahun 2009, maka Pajak

Reklame merupakan kewenangan Kabupaten untuk dipungut sebagai

potensi pendapatan asli guna mendukung tugas-tugas penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat;

b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula Nomor 5 Tahun 2005

sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman, maka perlu untuk

dilakukan perubahan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan

huruf b, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Kepulauan Sula;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, tentang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3209);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan

Sula, Kabupaten Halmahera Timur Dan Kota Tidore Kepulauan Di Propinsi

Maluku Utara (Lembaran Negara RI tahun 2003 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4264);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4289);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbandaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan

lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4437);

Page 130: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-130-

-129-

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI

Tahun 2004 Nomor 126; Tambahan Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor

4438);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom ( Lembaran

Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952).

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SULADan

BUPATI KEPULAUAN SULA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA TENTANGPAJAK REKLAME

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam peraturan daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Sula;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula;

3. Bupati adalah Bupati Kepulauan Sula;

4. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang perpajakan daerah sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang

melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha, yang meliputi perseroan terbatas,

perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan

nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi sejenis,

lembaga bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.

6. Subyek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan Pajak.

7. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak yang terutang,

termasuk pemungut atau pemotong pajak.

8. Pajak Reklame, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah pajak yang dikenakan atas semua

penyelenggaraan reklame oleh orang pribadi atau badan.

Page 131: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-131-

-130-

9. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan corak

ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau

memujikan suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca

dan atau didengar, dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah.

10. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTPD, adalah surat yang

oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak,

obyek pajak dan atau bukan obyek pajak, dan atau harta dan kewajiban sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

11. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut SSPD, adalah surat yang oleh wajib

pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas

daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Bupati.

12. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah surat ketetapan

pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak.

13. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDKB, adalah

surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak,

jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang

masih harus dibayar.

14. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat

SKPDKBT, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang

telah ditetapkan.

15. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar Tambahan, yang selanjutnya disingkat

SKPDLBT, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran

pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak

seharusnya terutang.

16. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat SKPDN adalah surat

ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit

pajak, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

17. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat STPD, adalah surat untuk

melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

18. Penyidikan tindak pidana di bidang Perpajakan Daerah adalah Serangkaian tindakan yang

dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut penyidik untuk

mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di

bidang Perpajakan Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

19. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

20. Juru Sita Pajak adalah pegawai yang ditunjuk untuk melakukan penyidikan, dan menguasai

barang atau harta wajib pajak guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

21. Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara yang Wilayah kerjanya meliputi daerah.

Page 132: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-132-

-131-

BAB IINAMA, OBYEK, SUBYEK DAN WAJIB PAJAK

Pasal 2Dengan nama pajak reklame dipungut pajak atas semua penyelenggaraan reklame oleh orang

pribadi atau badan.

Pasal 3(1). Obyek pajak adalah semua penyelenggaraan reklame.

(2). Obyek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain :

a. Reklame papan / billboard / videotron / megatron dan media reklame elektronik lainnya;

b. Reklame melekat ( Sticker );

c. Reklame kain;

d. Reklame selebaran;

e. Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan;

f. Reklame Udara;

g. Reklame Suara;

h. Reklame film (Slide);

i. Reklame peragaan; dan

j. Reklame bando

(3). Dikecualikan dari obyek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Penyelenggaraan reklame oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; dan

b. Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta mingguan,

warta bulanan dan sejenisnya;

c. label/merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang berfungsi

untuk membedakan dari produk sejenis lainnya;

d. nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat

usaha atau profesi yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang mengatur

nama pengenal usaha atau profesi tersebut.

Pasal 4(1) Subyek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menggunakanReklame

(2) Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan Reklame

(3) Dalam hal Reklame diselenggarakan sendiri secara langsung oleh orang pribadi atau Badan,

Wajib pajak orang pribadi atau badan tersebut.

(4) Dalam hal Reklame diselenggarakan melalu pihak ketiga, Wajib Pajak adalah pihak ketiga

tersebut.

Page 133: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-133-

-132-

BAB IIIDASAR PENGENAAN, TARIF DAN CARA PERHITUNGAN PAJAK

Pasal 5(1) Dasar pengenaan pajak adalah nilai sewa reklame;

(2) Nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan :

a. nilai dasar reklame;

b. jenis bahan;

c. nilai strategis lokasi.

(3) Dalam hal Reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, nilai sewa reklame sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan nilai kontrak reklame;

(4) Dalam hal nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak diketahui dan/atau

dianggap tidak wajar, nilai sewa reklame ditetapkan dengan menggunakan faktor-faktor

sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pasal 6(1) Nilai Dasar Reklame sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf a ditetapkan

dalam harga jual berdasarkan faktor-faktor :

a. biaya pemasangan;

b. biaya pemeliharaan;

c. jangka waktu pemasangan;

d. jenis yang dipasang;

e. luas, ukuran, atau jumlah;

(2) Hasil perhitungan Nilai Dasar Reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan

lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 7(1) Nilai Strategis lokasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf b ditetapkan

dalam nilai prosentase berdasarkan faktor-faktor :

a. lokasi;

b. frekuensi lalu lintas orang dan kendaraan;

c. kelas jalan;

(2) Hasil perhitungan nilai strategi lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan

dalam nilai prosentasi tertentu dari nilai sewa reklame yang akan diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati;

(3) Jika terjadi pembentukan kecamatan-kecamatan baru, maka penetapan nilai strategis lokasi

reklame, mengacu kepada kecamatan yang lama.

Page 134: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-134-

-133-

Pasal 8Cara perhitungan Nilai Sewa Reklame (NSR) adalah nilai lokasi strategi (NLS) ditambah hasil

perkalian nilai dasar reklame (NDR) dengan indeks bahan (IB) atau dengan rumus sebagai

berikut :

NSR = (NILAI DASAR REKLAME x INDEK BAHAN) + NILAI LOKASI STRATEGIS.

Pasal 9Tarif pajak ditetapkan sebesar 25% (dua puluh lima perseratus).

Pasal 10Besarnya pokok pajak terutang dihitung dengan cara mengalihkan tarif pajak sebagaimana

dimaksud dalam pasal 9 dengan dasar pengenaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.

BAB IVWILAYAH PEMUNGUTAN, MASA PAJAK,

DAN SAAT PAJAK TERUTANGPasal 11

(1) Pajak yang terutang dipungut di Wilayah Daerah tempat Reklame tersebut diselenggarakan.

(2) Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) Bulan Kalender kecuali ditetapkan

lain oleh Bupati untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan kalender.

Pasal 12Saat Pajak Terutang adalah pada saat penyelenggaraan Reklame dan/atau pada saat

ditetepkannya surat ketetapan pajak oleh Bupati dengan menggunakan SKPD atau dokumen lain

yang dipersamakan.

BAB VPENDAFTARAN DAN PENDATAAN

Pasal 13(1). Terhadap orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame dilakukan pendaftaran

melalui pengisian formulir yang disediakan oleh Pemerintah Daerah.

(2). Formulir pendaftaran diisi oleh wajib pajak dengan jelas, lengkap dengan benar sebagai

bahan pengisian daftar induk wajib pajak.

(3). Daftar induk wajib pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipergunakan sebagai dasar

pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah ( NPWPD ).

Page 135: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-135-

-134-

BAB VIPENETAPAN

Pasal 14(1) Bupati menetapkan Pajak terutang dengan menerbitkan SKPD atau Dokumen lain yang

dipersamakan.

(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud ayat (1) berupa karcis dan nota

perhitungan.

(3) Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SKPD atau dokumen lain yang

dipersamakan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VIITATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 15(1) Pembayaran pajak dilakukan di kas daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuai

waktu yang ditentukan dalam SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan STPD.

(2) Jika pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus

disetor ke kas daerah paling lama 1 x 24 jam.

(3) Bukti pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) adalah SSPD atau

dokumen lain yang mempunyai dasar hukum yang sama.

Pasal 16(1) Bupati dapat menerbitkan STPD jika :

a. SKPD tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran;

b. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap

bulan.

Pasal 17(1) Pembayaran pajak dilakukan sekaligus atau lunas.

(2) Bupati atau Pejabat dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur

pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.

(3) Angsuran pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), harus dilakukan secara

teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua perseratus) sebulan dari

jumlah pajak yang belum atau kurang dibayar.

(4) Bupati atau Pejabat dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk menunda

pembayaran sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang

ditentukan dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua perseratus) sebulan dari jumlah pajak

yang belum atau kurang dibayar.

Page 136: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-136-

-135-

(5) Persyaratan untuk dapat mengangsur dan menunda pembayaran serta tata cara pembayaran

angsuran dan penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (4) diatur lebih lanjut

dengan keputusan Bupati.

BAB VIIIPENAGIHAN PAJAK

Pasal 18(1) Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan

pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 ( tujuh ) hari oleh Bupati atau Pejabat sejak saat

jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau surat peringatan atau

surat lain yang sejenis, wajib pajak harus melunasi pajak yang terutang.

Pasal 19(1) Jika jumlah pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

ditentukan dalam surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenisnya, jumlah

pajak yang harus dibayar ditagih dengan surat paksa.

(2) Bupati atau Pejabat menerbitkan surat paksa setelah lewat 21 ( dua puluh satu ) hari sejak

tanggal surat teguran atau surat peringatan atau surat lain sejenis.

Pasal 20Jika Pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal

pemberitahuan surat paksa, bupati atau pejabat menerbitkan surat perintah melaksanakan

penyitaan kepada juru sita pajak.

Pasal 21Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak yang belum juga melunasi utang pajaknya setelah

lewat 10 ( sepuluh ) hari sejak tanggal pelaksanaan surat perintah melaksanakan penyitaan,

Bupati atau Pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor

Pelayanan Piutang dan Lelang Negara.

Pasal 22Setelah Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara menetapkan hari, tanggal, jam dan tempat

pelaksanaan lelang, juru sita pajak memberitahukan secara tertulis kepada wajib pajak.

Page 137: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-137-

-136-

BAB IXPENGURANGAN, KERINGANAN

DAN PEMBEBASAN PAJAKPasal 23

(1) Dengan alasan tertentu Bupati atau Pejabat berdasarkan permohonan wajib pajak dapat

memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak.

(2) Persyaratan serta tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak

sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) diatur lebih lanjut dengan keputusan Bupati.

BAB XPEMBENTULAN, PEMBATALAN,

PENGURANGAN KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN

SANKSI ADMINISTRASIPasal 24

(1) Bupati atau Pejabat karena jabatan atau atas permohonan wajib pajak dapat :

a. membetulkan SKPD, atau STPD yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis

kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan daerah;

b. membatalkan ketetapan pajak yang tidak benar, atau

c. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda dan

kenaikan pajak yang terutang dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilapan

wajib pajak atau bukan karena kesalahannya.

(2) Permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau

pengurangan sanksi administrasi atas SKPD, atau STPD sebagaimana dimaksud dalam ayat

( 1 ) harus disampaikan secara tertulis oleh wajib pajak kepada Bupati atau Pejabat paling

lama 30 ( tiga puluh ) hari sejak tanggal diterima SKPD, SKPDKB, SKPDKBT atau STPD

dengan memberikan alasan yang jelas.

(3) Bupati atau Pejabat memberikan keputusan paling lama 3 ( tiga ) bulan sejak surat

permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 2 ) diterima.

(4) Jika setelah lewat waktu 3 ( tiga ) bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 3 ) Bupati atau

Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan, pembetulan, pembatalan, pengurangan,

ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dianggap dikabulkan.

BAB XIKEBERATAN DAN BANDING

Pasal 25(1) Wajib Pajak adalah mengajukan keberatan kepada Bupati atau Pejabat atas suatu :

a. SKPD;

b. SKPDLB; dan

Page 138: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-138-

-137-

c. SKPDN.

(2) Keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) harus disampaikan secara tertulis dalam

bahasa Indonesia paling lama 3 ( tiga ) bulan sejak tanggal SKPD, SKPDLB, atau SKPDN

diterima oleh wajib pajak, kecuali jika wajib pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu

tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.

(3) Bupati atau Pejabat memberikan keputusan dalam jangka waktu paling lama 12 ( Dua belas )

bulan sejak tanggal surat permohonan keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 2 )

diterima.

(4) Jika setelah lewat waktu 12 ( Dua belas ) bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 3 )

Bupati atau pejabat tidak memberikan Keputusan permohonan keberatan dianggap

dikabulkan.

(5) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) tidak menunda kewajibannya

membayar pajak.

Pasal 26(1) Wajib Pajak dapat mengajukan banding kepada badan penyelesaian sangketa pajak dalam

jangka waktu 3 ( tiga ) bulan setelah diterimanya keputusan keberatan.

(2) Pengajuan banding sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) tidak menunda kewajiban

membayar pajak.

Pasal 27Jika pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 atau banding sebagaimana

dimaksud dalam pasal 26 dikabulkan sebagian atau seluruhnya kelebihan pembayaran pajak

dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% ( dua perseratus ) sebulan untuk

paling lama 24 (dua puluh empat ) bulan.

BAB XIIPENGEMBALIAN KELEBIHAN

PEMBAYARAN PAJAKPasal 28

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak

kepada Bupati atau Pejabat secara tertulis dengan menyebutkan sekurang-kurangnya :

a. nama dan alamat wajib pajak;

b. masa pajak;

c. besarnya kelebihan pembayaran pajak; dan

d. alasan yang jelas.

(2) Bupati atau Peajbat memberikan keputusan dalam jangka waktu paling lama 12 ( dua belas )

bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak

sebagaimana di maksud dalam ayat ( 1 ).

Page 139: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-139-

-138-

(3) Jika setelah lewat jangka waktu sebagaimana di maksud dalam ayat ( 2 ) Bupati atau

Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran

pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam waktu paling lama 1 (satu)

bulan.

(4) Jika wajib pajak mempunyai utang pajak lainnya, kelebihan pembayaran pajak sebagaimana

di maksud dalam ayat (2) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang

pajak dimaksud.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan dalam waktu paling lama 2 ( dua )

bulan sejak terbitkannya SKPDLB dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan

Pajak (SPMKP)

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat 2 ( dua ) bulan

sejak diterbitkannya SKPDLB, Bupati atau Pejabat memberikan imbalan bunga sebesar 2%

(dua perseratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pajak.

Pasal 29Jika kelebihan pembayaran pajak diperhitungkan dengan utang pajak lainnya sebagimana

dimaksud dalam pasal 30 ayat ( 4 ), pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan

bukti pemindahbukuan jika berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB XIIIKADALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 30(1) Hak untuk melakukan penagihan pajak kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 5

(lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak, kecuali apabila wajib pajak melakukan

tindak pidana dibidang perpajakan daerah.

(2) Kadaluwarsa penagihan pajak sebagimana dimaksud dalam ayat (1) tertangguh apabila :

a. diterbitkan surat teguran dan surat paksa ; atau

b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak, baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a, kedaluarsa penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian surat paksa tersebut.

(4) Pengakuan utang pajak secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

adalah wajib pajak dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Pajak dan

belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat

diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan

permohonan keberatan oleh Wajib Pajak.

Pasal 31(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah

kedaluwarsa dapat dihapuskan.

Page 140: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-140-

-139-

(2) Bupati Menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Tata cara penghapusan piutang Pajak yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan

Bupati.

BAB XIVKETENTUAN PIDANA

Pasal 32Tindak pidana dibidang perpajakan daerah tidak dapat dituntut setelah melampaui jangka waktu

5 ( lima ) tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak atau berakhirnya

bagian tahun pajak atau berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.

BAB XVPENYIDIKAN

Pasal 32(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang

khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan

daerah.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ( satu ) adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan

dengan tindak pidana dibidang perpajakan daerah agar keterangan atau laporan tersebut

menjadi lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau tentang

kebenaran perbuatan dilakukan sehubungan dengan tindak pidana perpajakan daerah

tersebut;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau bahan sehubungan dengan

tindak pidana dibidang perpajakan daerah tersebut;

d. memeriksa buku – buku, catatan – catatan dan dokumen – dokumen lain berkenaan

dengan tindak pidana dibidang perpajakan daerah tersebut;

e. melakukan pengeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuaan, pencatatan dan

dokumen – domumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana

dibidang perpajakan daerah tersebut;

g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat,

pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau

dokumen yang dibawah sebagaimana dimaksud dalam huruf e.

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang perpajakan daerah

tersebut;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai saksi atau

tersangka;

Page 141: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-141-

-140-

j. menghentikan penyidikan ; dan atau

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang

perpajakan tersebut, berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan yang

berlaku.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ), memberitahukan dimulainya penyidikan dan

menyampikan hasil penyidikan kepada penuntut umum melalui Penyidik Kepolisian Republik

Indonesia, sesuai dengan Ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara

Pidana yang berlaku.

BAB XVIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 34Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, jenis, isi, ukuran dan tata cara pelaksanaannya diatur

dengan Peraturan Bupati.

Pasal 35Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Ditetapkan di Sanana

Pada tanggal 09Desember2011

Diundangkan di Sanana

Pada Tanggal 09 Desember 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA

H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE

(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2011 NOMOR 11)

BUPATI KEPULAUAN SULA

AHMAD HIDAYAT MUS

Page 142: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-142-

-141-

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULANOMOR12 TAHUN 2011

TENTANG

PAJAK BAHAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SULA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan pasal 2 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Mineral

Bukan Logam dan Batuan merupakan salah satu jenis pajak

Kabupaten/Kota;

c. bahwa berdasarkan Pasal 95 ayat (1) Undang-undang Nomor 28 tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah ditetapkan

dengan Peraturan Daerah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a

dan b, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula

tentang pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, tentang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3209);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan

Sula, Kabupaten Halmahera Timur Dan Kota Tidore Kepulauan Di Propinsi

Maluku Utara (Lembaran Negara RI tahun 2003 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4264);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Perundang-

Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Page 143: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-143-

-142-

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4737);

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian

dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah

yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri

oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179).

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN SULADan

BUPATI KEPULAUAN SULA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TENTANG PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Sula.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah Kabupaten Kepulauan

SulaSebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah.

Page 144: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-144-

-143-

3. Bupati adalah Bupati Kepulauan Sula.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

5. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat DPPAD Adalah

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Kabupaten Kepuluan Sula.

6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Kepuluan Sula.

7. Pejabat adalah pegawai Negeri sipil yang diberi tugas tertentu dibidang perpajakan daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

8. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang

melakukan usaha, maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,

perseroan Komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau daerah dengan

nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi dana pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi sejenis,

lembaga bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.

9. Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

10. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, yang selanjutnya di sebut pajak adalah Pajak atas

kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam

dan/atau permukaan Bumi untuk dimanfaatkan.

11. Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana

dimaksud di dalam peraturan perundang-undangan di bidang mineral dan batubara.

12. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak.

13. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak,

dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban kepajakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

14. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (Satu) sampai dengan 3 (Tiga) bulan

Kalender, yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan

melaporkan pajak yang terutang.

15. Tahun pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender, kecuali bila wajib

pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.

16. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak,

dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan daerah.

17. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perhimpunan data objek dan subjek

pajak, penentuan besarannya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada

wajib pajak serta pengawasan penyetorannya.

Page 145: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-145-

-144-

18. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTPD, adalah surat yang

oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak,

obyek pajak dan/atau bukan obyek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan

ketentuan peraturan Perundang-undangan perpajakan daerah.

19. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut SSPD, adalah bukti pembayaran atau

penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan

dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang di tunjuk oleh Kepala

Daerah.

20. Surat Keterangan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDKB, adalah

surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak,

jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administratif, dan jumlah

pajak yang masih harus dibayar.

21. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya disingkat

SKPDKBT, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak

yang telah di tetapkan.

22. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat SKPDN, adalah surat

ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit

pajak, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

23. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDLB, adalah

surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah

kredit pajak lebih besar dari pada pajak terutang atau seharusnya tidak terutang.

24. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat STPD, adalah surat untuk

melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

25. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis,

kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan

perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak

Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar,

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah

Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat

Keputusan Pembetulan, atau Surat Keputusan Keberatan.

26. Surat Keputusan Keberatan adalah Surat Keputusan atas keberatan terhadap surat

pemberitahuan pajak terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak

Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat

Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, atau terhadap

pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib pajak.

27. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap surat

Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

28. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk

mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,

penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang dan jasa,

Page 146: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-146-

-145-

yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi

untuk periode Tahun Pajak tersebut

29. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,

dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar

pemeriksaan untuk menguji kepatuan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan/atau

untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan daerah.

30. Penyidikan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah adalah Serangkaian tindakan yang

dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu

membuat terang tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah yang terjadi serta menemukan

tersangkanya.

BAB IINAMA, OBYEK, SUBYEK, DAN WAJIB PAJAK

Pasal 2Dengan nama pajak mineral bukan logam dan batuan dipungut pajak atas kegiatan pengambilan

mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau permukaan bumi

untuk di mangfaatkan.

Pasal 3(1) Objek pajak adalah kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan yang meliputi:

a. asbes;

b. batu tulis;

c. batu setengah permata;

d. batu kapur;

e. batu apung;

f. batu permata;

g. bentonit;

h. dolomit;

i. feldspar;

j. garam batu (halite);

k. grafit;

l. granit atau andesit;

m. gips;

n. kalsit;

o. kaolin;

p. leusit;

q. magnesit;

r. mika;

s. marmer;

Page 147: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-147-

-146-

t. nitrat;

u. opsidien;

v. oker;

w. pasir dan krikil;

x. pasir kuarsa;

y. perlit;

z. phospat;

aa. talk;

bb. tanah serap (fullers earth);

cc. tanah diatome;

dd. tanah liat;

ee. tawas (alum);

ff. tras;

gg. yarosif;

hh. zeolit;

ii. basal;

jj. trakkit;

kk. Mineral bukan logan dan batuan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(2) Dikecualikan dari objek pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :

a. Kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan yang nyata-nyata tidak

dimanfaatkan secara komersial, seperti kegiatan pengambilantanah untuk keperluan

rumah tangga, pemancangan tiang listrik/telepon, penanaman kabel listrik/telepon,

penanaman pipa air/gas;

b. Kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan yang merupakan ikutan dari

kegiatan pertambangan lainnya, yang tidak dimanfaatkan secara komersial.

Pasal 4(1) Subyek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat mengambil Mineral Bukan

Logam dan Batuan.

(2) Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang mengambil Mineral Bukan Logam dan

Batuan.

BAB IIIDASAR PENGENAAN, TARIF DAN CARA PERHITUNGAN PAJAK

Pasal 5(1) Dasar pengenaan pajak adalah nilai jual hasil pengambilan Mineral Bukan Logam dan

Batuan.

Page 148: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-148-

-147-

(2) Nilai jual sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dihitung dengan mengalikan

volume/tonase hasil pengambilan dengan nilai pasar atau harga standar masing-masing

jenis Mineral Bukan Logam dan Batuan

(3) Penetapan harga dasar/standar harga masing-masing, jenis bahan mineral bukan logam

dan batuan ditetapkan oleh Bupati.

(4) Nilai pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah harga rata-rata yang berlaku

dilokasi setempat diwilayah daerah.

(5) Dalam hal nilai pasar dari hasil produksiMineral Bukan Logam dan Batuansebagaimana

dimaksud pada ayat (3) sulit diperoleh, digunakan harga standar yang ditetapkan oleh

instansi yang berwenang dalam bidang pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan.

Pasal 6Tarif pajak ditetapkan sebesar 25% (dua puluh lima persen).

Pasal 7Besarnya pokok pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 dengan dasar pengenaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1).

BAB IVWILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 8Pajak yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pengambilan Mineral Bukan Logam dan

Batuan

BAB VMASA PAJAK DAN SAAT PAJAK TERUTANG

Pasal 9(1) Pajak dikenakan Untuk Masa Pajak 1 (satu) bulan kalender kecuali ditetapkan lain oleh

Bupati

(2) Saat Pajak Terutang adalah pada saat pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan.

BAB VI SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH

Pasal 10(1) Setiap wajib pajak wajib mengisi SPTPD.

(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap

serta ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya.

(3) SPTPD yang dimaksud pada ayat (1), harus disampaikan kepada Kepala DPPKAD, paling

lambat 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya Masa Pajak.

Page 149: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-149-

-148-

(4) Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SPTPD ditetapkan dengan peraturan

Bupati.

BAB VIIPENETAPAN

Pasal 11Wajib Pajak wajib menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak terutangnya sendiri

dengan menggunakan SPTPD sebagaimana dimaksud dalampasal 10 ayat (1).

Pasal 12(1) Dalam jangka waktu 5 (Lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Bupati dapat

menerbitkan;

a. SKPDKB dalam hal:

1. Jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang

tidak atau kurang bayar;

2. Jika SPTPD tidak disampaikan kepada bupati dalam jangka waktu tertentu dan

setelah di tegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana

ditentukan dalam surat teguran;

3. Jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara

jabatan.

b. SKPDKBT jika di temukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang

menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.

c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak

atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

(2) Jumlah Kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a angka 1 dan angka 2 dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar

2 % (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat di bayar untuk

jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya

pajak.

(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebbesar 100% (Seratus

Persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan jika wajib pajak

melaporkan sendiri sebelum di lakukan tindakan pemeriksaan.

(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a

angka 3 dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua peluh lima

persen) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua

persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu

paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

Page 150: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-150-

-149-

BAB VIIISURAT TAGIHAN PAJAK

Pasal 13(1) Bupati dapat menertibkan STPD jika:

a. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran;

b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah

tulis dan/atau salah hitung.

c. Wajib pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimaksud pada ayatt

(1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2%

(dua persen) setiap bulan untuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya

pajak.

BAB IXTATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 14(1) Pembayaran pajak yang terutang harus dilakukan sekaligus atau lunas.

(2) Pajak dilunasi paling lambat 30 (tigapuluh) hari kerja setelah saat terutangnya pajak yang

merupakan tanggal jatuh tempo bagi Wajib Pajak untuk melunasi pajaknya.

(3) SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat keputusan pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,

dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah

merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1

(satu) bulan sejak tanggal ditetapkan.

(4) Bupati atas permohonan Wajib pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat

memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur atau menunda

pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua perasen) sebulan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran, pembayaran dengan

angsuran, dan penundaan pembayaran pajak diatur dengan peraturan Bupati.

Pasal 15(1) Pembayaran pajak yang terutang dilakukan di kas daerah atau tempat lain yang ditetapkan

oleh Bupati.

(2) Pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan

SSPD

(3) Bentuk, Jenis, ukuran, dan tatacara pengisian SSPD, di tetapkan dengan Peraturan Bupati.

Page 151: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-151-

-150-

BAB XTATA CARA PENAGIHAN

Pasal 16(1) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenisnya sebagai awal tindakan

pelaksanaan penagihan pajak yang tidak atau kurang di bayar oleh wajib Pajak,

dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau surat peringatan atau

surat lain yang sejenis, Wajib pajak wajib melunasi pajak yang terutang.

(3) Surat Teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenisnya sebagaimana

dimaksudpada ayat (1), dikeluarkan oleh Bupati atau Pejabat yang di tunjuk.

Pasal 17(1) Pajak yang terutang berdasarkan SPTPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat keputusan

Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang

dibayar oleh wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan surat paksa.

(2) Penagihan Pajak dengan surat Paksa dilaksanakan derdasarkan peraturan perundang-

undangan.

BAB XIPEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN, KETETAPAN, DAN PENGHAPUSAN

ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASIPasal 18

(1) Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Bupati dapat membetulkan

SKPDKB, SKPDKBT,atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang dalam penerbitannya

terdapat kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung dan/atau kekeliruan penetapan

ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

(2) Bupati dapat :

a. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan

kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan

daerah, dalam hal sangsi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau

bukan karna kesalahannya;

b. Mengurangkan atau membatalkan SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau

SKPDLB yang tidak benar;

c. Mengurangkan atau membatalkan STPD;

d. Membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan Pajak yang dilaksanakan atau

diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan;

e. Mengurangkan Ketetapan Pajak Terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan

membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu Objek Pajak;

Page 152: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-152-

-151-

(3) Ketentuan Lebih Lanjut Mengenai Tata Cara Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi

Administratif dan Pengurangan atau Pembatalan ketetapan Pajak sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati;

BAB XIIKEBERATAN DAN BANDING

Bagian KesatuKeberatanPasal 19

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk

atas suatu :

a. SKPDKP;

b. SKPDKBT;

c. SKPDLB;

d. SKPDN; dan

e. Pemotongan atau pemingutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan Peraturan

Perundang – undangan Perpajakan Daerah,

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai alasan –

alasan yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 ( tiga ) bulan sejak tanggal

surat, tanggal pemotongan atau pemungnutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

kecuali jika Wajib Pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi

karna keadaan di luar kekuasaannya.

(4) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling sedikit 50% (lima

puluh persen).

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat

(2), ayat (3), dan ayat (4) tidak dianggap sebagai surat keberatan sehingga tidak

dipertimbangkan.

(6) Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk

atau tanda pengiriman surat keberatan melalui surat pos tercatat sebagai tanda bukti

penerimaan surat keberatan.

Pasal 20(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas ) bulan, sejak tanggal surat

keberatan diterima, harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya, atau sebagian,

menolak, atau menambah basarnya Pajak yang terhutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak

memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan dianggap dikabulkan.

Page 153: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-153-

-152-

Bagian KeduaBandingPasal 21

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada Pengadilan Pajak

terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Bupati.

(2) Parmohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dalam

bahasa indonesia, dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak

keputusan diterima, dilampiri salinan dari surat keputusan keberatan tersebut.

(3) Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiaban membayar Pajak sampai

dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan putusan banding.

Pasal 22(1) Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya,

kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2%

(dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan

diterbitkannya SKPDLB.

(3) Dalam hal keberatan wajib pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib pajak dikenai

sanksi administratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak

berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum

mengajukan keberatan.

(4) Dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan banding, sanksi administratif berupa

denda sebesar 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak

dikenakan.

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib Pajak dikenai

sanksi administratif berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak

bedasarkan putusan banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar

sebelum mengajukan keberatan.

BAB XIIIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 23(1) Atas kelebihan pembayaran pajak, wajib Pajak dapat mengajukan permohonan

pengembalian kepada bupati.

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejak diterimanya

permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati

tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran pajak

Page 154: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-154-

-153-

dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1

(satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang Pajak lainnya kelebihan pembayaran pajak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih

dahulu utang pajak tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB.

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Pajak dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan,

Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan

pembayaran kelebihan pembayaran pajak.

(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur dengan peraturan Bupati.

BAB XIVKEDALUARSA

Pasal 24(1) Hak untuk melakukan penagihan pajak menjadi Kedaluarsa setelah melampaui waktu 5

(lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan

tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah.

(2) Kedaluarsa Penagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :

a. Diterbitkan surat teguran dan/atau surat paksa; atau

b. Ada pengakuan utang Pajak dari Wajib Pajak, baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal ditertibkan surat teguran dan surat paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a, Kedaluwarsa Penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian surat paksa tersebut.

(4) Pengakuan utang Pajak secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hufuf b

adalah wajib pajak dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang pajak dan

belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang secara tidak langsung sebagaimana di maksud pada ayat (2) huruf b

dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan

permohonan keberatan oleh wajib pajak.

Pasal 25(1) Piutang pajak tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan sudah Kedaluwarsa

dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang pajak yang sudah Kedaluwarsa

sebagaimana di maksud pada ayat (1).

(3) Tata cara penghapusan piutang Pajak yang sudah Kedaluwarsa di atur dengan Peraturan

Bupati.

Page 155: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-155-

-154-

BAB XVINSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 26(1) Instansi/SKPD yang melaksanakan pemungutan pajak dapat diberi insentif atas dasar

pencapaian kinerja tertentu.

(2) insentif diberikan kepada instansi pelaksana, pemungut pajak sebesar 5% (lima Persen),

dari rencana penerimaan pajak dalam tahun anggaran berkenaan.

(3) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui anggaran

Pendapatan dan belanja daerah.

(4) Tata cara pemberian dan pemenfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

lebih lanjut dengan peraturan dan/atau keputusan Bupati.

BAB XVIKETENTUAN KHUSUS

Pasal 27(1) Setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain segala sesuatu yang diketahui

atau diberitahukan kepadanya oleh wajib pajak dalam rangka jabatan atau pekerjaannya

untuk menjalankan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga terhadap tenaga ahli yang

ditunjuk oleh Bupati untuk membantu dalam pelaksanaan ketentuan perundang-undangan

perpajakan Daerah.

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah :

a. Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau saksi ahli dan siding

pengadilan;

b. Pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan oleh Bupati untuk memberikan

keterangan kepada pejabat lembaga Negara atau instansi Pemerintah yang

berwenang melakukan pemeriksaan dan bidang keuangan’daerah;

(4) Untuk kepentingan daerah, Bupati berwenang member izin tertulis kepada pejabat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat

(2), agar memberikan keterangan, memperlihatkan bukti tertulis dari atau tentang wajib

pajak kepada pihak yang ditunjuk.

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas

permintaan hakim sesuai dengan hokum acara pidana dan hukum acara perdat, Bupati

dapat member izin tertulis kepada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan

tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2)m untuk’ memberikan dan

memperlihatkan bukti tertulis dan keterangan wajib pajak yang ada padanya.

(6) Permintaan hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus menyebutkan nama

tersangka atau nama tergugat, keterangan yang diminta, serta kaitan antara perkara

pidana atau perdata yang bersangkutan dengan keterangan yang diminta.

Page 156: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-156-

-155-

BAB XVIIKETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 28(1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang

khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan

Daerah, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang Hukum acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu

di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan

dengan tindak pidana dibidang Perpajak Daerah agar keterangan atau laporan

tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan

tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana

perpajakan Daerah;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan

dengan tindak pidana di bidang Perpajakan Daerah;

d. Memeriksa buku, catatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang

Perpajakan Daerah;

e. Melakukan penggeladahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan

dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak

pidana di bidang Perpajakan Daerah;

g. Menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat

pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda,

dan/atau dokumen yang dibawa;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Perpajakan Daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangan dan diperiksa sebagai tersangka atau

saksi;

j. Menghentikan penyidikan/ dan/atau

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di

bidang Perpajakan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan

penyampaian hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat polisi

Negara republic indonosia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang

Hukum acara pidana

Page 157: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-157-

-156-

BAB XVIIIKETENTUAN PIDANA

Pasal 29(1) Wajib pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan

tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

merugikan keuangan Daerah dapat pidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)

tahun atau pidana denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau

kurang dibayar.

(2) Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak

benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)

tahun atau pidana denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak

atau kurang dibayar.

Pasal 30Tindak pidana di bidang perpajakan daerah tidak dituntut setelah melampaui jangka waktu 5

(lima) tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak atau berakhirnya bagian

tahun pajak yang bersangkutan.

Pasal 31(1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang karena kealpaannya tidak

memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1)

dan ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana

denda paling banyak Rp. 4000.000 (empat juta rupiah).

(2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang dengan sengaja tidak memenuhi

kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat

sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana

kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 10.000.000

(sepuluh juta rupiah)

(3) Penuntutan terhadap tindap pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

hanya dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiaannya dilanggar.

(4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan sifatnya

adalah menyangkut kepentingan pribadi seseorang atau badan selaku wajib pajak, karena

itu dijadikan tindak pidana pengaduan.

Pasal 32Denda sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 ayat (1) dan ayat (2), serta pasal 31 ayat (1) dan

ayat (2) merupakan penerimaan negara.

Page 158: RANCANGAN - Biro Hukum SULA... · Web viewPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG SUBSIDI LISTRI K DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

-158-

-157-

BAB IXXKETENTUAN PENUTUP

Pasal 33Dengan berlakunya peraturan daerah ini :

(1) Semua peraturan dan Keputusan Bupati yang berkaitan dengan pelaksanaan pemungutan

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (Pajak Pengambilan dan pengolahan bahan galian

golongan C) sepanjang belum diganti dan tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini

dinyatakan tetap berlaku

(2) Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah ini, diatur

dengan Peraturan Bupati dan/atau keputusan Bupati

Pasal 34Pada saat berlakunya peraturan daerah ini, maka peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula

Nomor 7 Tahun 2005 tentang Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol. C, dicabut dan dinyatakan

tidak berlaku.

Pasal 35Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundang kan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini

dengan penempatannya dalam lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Sula.

Ditetapkan di Sanana

Pada tanggal 09Desember2011

Diundangkan di Sanana

Pada Tanggal 09 Desember 2011

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN KEPULAUAN SULA

H. MUHAMMAD JOISANGADJI, SE

(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2011 NOMOR 12)

BUPATI KEPULAUAN SULA

AHMAD HIDAYAT MUS