RANCANGAN

13
Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pekerjaan rekam medis dan informasi kesehatan di Puskesmas diperlukan suatu pedoman yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pekerjaan rekam medis dan informasi kesehatan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan SK Kepala Puskesmas tentang pedoman Menejemen Informasi dan Rekam Medis; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; 6. Peraturan Menteri Kesehatan 1796/MenKes/Per/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 603); 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun tentang Rahasia Kedokteran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 915); 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis;

description

saya suka

Transcript of RANCANGAN

Page 1: RANCANGAN

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pekerjaan rekam medis dan informasi kesehatan di Puskesmas diperlukan suatu pedoman yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pekerjaan rekam medis dan informasi kesehatan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan SK Kepala Puskesmas tentang pedoman Menejemen Informasi dan Rekam Medis;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;

6. Peraturan Menteri Kesehatan 1796/MenKes/Per/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 603);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun tentang Rahasia Kedokteran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 915);

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PEDOMAN MENEJEMEN INFORMASI REKAM MEDIS PUSKESMAS KOTA.

Page 2: RANCANGAN

Pasal 1

Dalam Surat Keputusan ini yang dimaksud dengan:1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah

unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

2. Menejemen Informasi Rekam Medis ( M I R M ) adalah k e g i a t a n menjaga, memelihara dan melayani rekam medis baik secara manual maupun elektronik sampai menyajikan informasi kesehatan.

3. Rekam Medis adalah berkas dan catatan yang berisi dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan.

4. Perekam Medis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan rekam medis dan informasi kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 2

Pedoman Menejemen informasi dan rekam medis di Puskesmas bertujuan untuk:a. Terciptanya komunikasi antar pemberi layanan kesehatan;b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga perekam medis; danc. Tercapainya tertib administrasi puskesmas.

Pasal 3

(1) Pedoman MIRM di Puskesmas meliputi :a. Sistem Pendaftaran Pasien; b. Sistem Pengolahan dan Penyimpanan;c. Sistem Pelaporan;

(2) Sistem Pendaftaran Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:a. Pendaftaran pasien Rawat jalan;b. Pendaftaran Pasien Rawat Darurat;c. Pendaftaran Pasien Rawat Inap;

(3) Sistem Pengolahan dan Penyimpanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:a. pembuatan Indek Dokter, Penyakit, Tindakan;b. pemberian kode penyakit (icd10) dan tindakan(icd 9cm);c. Penyimpanan, peminjaman dan penyusutan;

(4) Sistem Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi:a. pembuatan laporan kunjungan;b. menyiapkan permintaan data penyakit;

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai MIRM dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

Page 3: RANCANGAN

LAMPIRANSURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTANOMOR TAHUN 2014TENTANGPEDOMAN MENEJEMEN INFORMASI REKAM MEDIS PUSKESMAS KOTA

PEDOMAN MENEJEMEN INFORMASI REKAM MEDIS

PUSKESMAS KOTA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Ruang Lingkup

Page 4: RANCANGAN

- 9 -

BAB II

- 13 -

BAB III

BAB IV

SUMBER DAYA

A. Sumber Daya Manusia

Contoh-contoh SPO sebagaimana terlampir.

2. Pendidikan dan PelatihanPendidikan dan pelatihan adalah salah suatu proses atau upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian atau

bidang yang berkaitandengan kefarmasian secara berkesinambungan untuk mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara optimal. Puskesmas dapat menjadi tempat pelaksanaan program pendidikan, pelatihan serta penelitian dan pengembangan bagi calon tenaga .

Tujuan Umum:a. .

Tujuan Khusus:a. .

Page 5: RANCANGAN

- 21 -

3. Pengembangan Tenaga

B. Sarana dan Prasarana:

1. Ruang

2. Ruang

Page 6: RANCANGAN

- 22 -

3. Ruang

4. Ruang

5. Ruang

6. Ruang

Istilah ‘ruang’ di sini tidak harus diartikan sebagai wujud ‘ruangan’ secarafisik, namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila

memungkinkan, setiap fungsi tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat digabungkan lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang jelas antar fungsi.

Page 7: RANCANGAN

- 23 -

BAB VPENGENDALIAN MUTU PELAYANAN

Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan:a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan

prasarana, ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional.b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon

dan tingkat pendidikan masyarakat.

Pengendalian mutu Pelayanan terintegrasi dengan program pengendalian mutu pelayanan kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan meliputi:

a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar.

b. Pelaksanaan, yaitu:1) monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja

(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja); dan2) memberikan umpan balik terhadap hasil capaian. c.

Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:1) melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar; dan

2) meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.

Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung untukmemastikan bahwa aktivitas berlangsung sesuai dengan yang

direncanakan. Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga yang melakukanproses. Aktivitas monitoring perlu direncanakan untuk

mengoptimalkan hasil pemantauan.Contoh: .

Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan , dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperoleh melalui

metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik pengambilan data.

Page 8: RANCANGAN

- 24 -

Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:a. Retrospektif:

pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan. Contoh: survei kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.

b. Prospektif:pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.Contoh: Waktu pelayanan kefarmasian disesuaikan dengan waktu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:a. Langsung (data primer):

data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data.Contoh: survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan .

b. Tidak Langsung (data sekunder):data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung.Contoh: .

Berdasarkan teknik pengumpulan data, evaluasi dapat dibagi menjadi:a. Survei

Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Contoh: survei kepuasan pelanggan.

b. ObservasiObservasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan menggunakan cek list atau perekaman. Contoh: pengamatan pasien.

Pelaksanaan evaluasi terdiri atas:a. Audit

Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanandengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan dengan menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan kefarmasian secara sistematis.

Terdapat 2 macam audit, yaitu:1) Audit Klinis

Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan, meliputi prosedur yang digunakan untuk pelayanan, penggunaan sumber daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien. Audit klinis dikaitkan dengan pengobatan berbasis bukti.

Page 9: RANCANGAN

- 25 -

2) Audit ProfesionalAudit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan olehseluruh tenaga terkait dengan pencapaian sasaran yang disepakati,

penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh. Contoh: audit pelaksanaan sistem manajemen mutu.

b. Review (pengkajian)Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan pelayanan tanpa dibandingkan dengan standar. Contoh: kajian penggunaan antibiotik.

Page 10: RANCANGAN

- 26 -

BAB VI PENUTUP

di Puskesmas ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan Pelayanan di Puskesmas. Untuk keberhasilan pelaksanaan Standar Pelayanan di Puskesmas ini diperlukan komitmen dan kerja sama semua pemangku kepentingan terkait. Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan di Puskesmas semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra Puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat.

,

ttd

Page 11: RANCANGAN

11