RANCANG BANGUN FLUSHING OIL TOOLspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309263991_2018.pdf ·...
Transcript of RANCANG BANGUN FLUSHING OIL TOOLspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309263991_2018.pdf ·...
i
RANCANG BANGUN FLUSHING OIL TOOL
TUGAS AKHIR
MUHAMMAD FATUR DIPO GRIBALDI
NIM : 150309263991
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
BALIKPAPAN
2018
i
RANCANG BANGUN FLUSHING OIL TOOL
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
MUHAMMAD FATUR DIPO GRIBALDI
NIM : 150309263991
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
BALIKPAPAN
2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANG BANGUN FLUSHING OIL TOOL
Disusun Oleh :
MUHAMMAD FATUR DIPO GRIBALDI
NIM : 150309263991
Pembimbing Pembimbing
H. Syahruddin, S.Pd., M.T Subur Mulyanto, S.Pd., M.T.
NIP. 197411272006041017 NIDN. 0006028206
Ketua penguji, Anggota penguji, Anggota penguji,
Ida Bagus Dharmawan, S.T., M.Si Margono Elisabeth Milaningrum., S.Pd., M.Pd
NIP. 197412312007011181 NRP. 80110034 NIP. 198906102014042001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Zulkifli, S.T., M.T.
NIP. 198508282014041003
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Muhammad Fatur Dipo Gribaldi
Tempat/Tanggal lahir : Balikpapan / 01 April 1997
NIM : 150309263991
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “RANCANG BANGUN
FLUSHING OIL TOOL” adalah bukan merupakan hasil karya tulis orang
lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang saya
sebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapatkan sanksi dari akademis
Politeknik Negeri Balikpapan.
Balikpapan, 30 juli 2018
Mahasiswa
Muhammad Fatur Dipo Gribaldi
NIM : 150309263991
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada
Ayahanda (Alm) dan ibunda tercinta
Purwoko Hadi Raharjo (Alm) dan Yossy Suherny,
Adek perempuan saya
Yasmine Ainun Djariah,
Serta keluarga-keluarga terbesar Hj. Inun Djariah
Penyemangat Terbaik
Nur Windah,
Dosen pembimbing Tugas Akhir saya
H.Syahruddin, S.Pd., M.T
Subur Mulyanto. S,Pd., M.T.
v
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH KEPENTINGAN
AKADEMIS
sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, Saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : Muhammad Fatur Dipo Gribaldi
NIM : 150309263991
Program Studi : Alat Berat
Judul : Rancang Bangun Flushing Oil Tool
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk
memberikan hak kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan,
mengalih media atau memformat-kan mengelola dalam bentuk pangkalan data
(Data Base), asalkan dalam tanda kutip merawat dan menjaga Tugas Akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai hak penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat oleh : Muhammad Fatur Dipo Gribaldi
Pada Tanggal : 30 juli 2018
Yang menyatakan
Muhammad Fatur Dipo Gribaldi
NIM : 150309263991
vi
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the decrease in contamination in
the form of iron (Fe) on PC 200-7 hydraulic lubricants in the Balikpapan State
Polytechnic workshop in ppm units using the Flushing Oil Tool process. The
Flushing Oil Tool process is used to circulate hydraulic lubricating oil from the
system to filtering (filtering) so that this process is expected to reduce
contamination that occurs in the lubricant. Data retrieval was carried out at the
East Kalimantan Balikpapan State Polytechnic by comparing the results of
contamination that occurred in the testing of hydraulic oil samples after filtration
was carried out by Flushing Oil Tool. The results obtained, where before flushing
on PC 200-7 hydraulic oil contamination in the form of Iron (Fe) there are 28 mg
/ kg (PPM) - ASTM D-5185, and after doing Flushing in hydraulic oil the level of
contamination decreases at 13 mg / kg (PPM) - ASTM D-5185 where the decrease
rate means that there is an estimated 15 mg / kg (PPM) - ASTM D-5185
Keywords: hydraulic lubricant, Flushing Oil Tool, PC 200-7, Iron
vii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penurunan kontaminasi
berupa iron (Fe) pada pelumas hidrolik PC 200-7 yang ada di workshop
Politeknik Negeri Balikpapan dalam satuan ppm dengan menggunakan proses
Flushing Oil Tool. Proses Flushing Oil Tool digunakan untuk mensirkulasikan
minyak pelumas hidrolik dari dalam sistem menuju filterasi (penyaringan)
sehingga diharapkan proses ini mampu mengurangi kontaminasi yang terjadi
pada pelumas. Pengambilan data dilakukan di Politeknik Negeri Balikpapan
Kalimantan timur dengan membandingkan hasil kontaminasi yang terjadi pada
pengujian sampel pelumas hidrolik setelah dilakukan proses filtrasi dengan
Flushing Oil Tool. Hasil yang diperoleh, dimana ketika sebelum dilakukannya
Flushing pada oli hidrolik PC 200-7 kontaminasi berupa Iron (Fe) terdapat 28
mg/kg (PPM) – ASTM D-5185, dan sesudah dilakukannya Flushing pada oli
hidrolik tingkat penurunan kontaminasinya yaitu 13 mg/kg (PPM) – ASTM D-
5185 yang dimana angka penurunan tersebut berarti ada diangka 15 mg/kg
(PPM) – ASTM D-5185
Kata kunci : Pelumas hidrolik, Flushing Oil Tool, PC 200 – 7, Iron
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini. tugas akhir merupakan sebuah rencana syarat kelulusan pada program
D3 (Diploma) Politeknik Negeri Balikpapan.
Dengan selesainya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih, kepada :
1. Ramli, S.E., M.M., selaku Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Zulkifli, S.T.,M.T., selaku Kaprodi Jurusan Teknik Mesin atas masukan
serta sarannya dalam penyempurnaan Flushing Oil Tool.
3. Subur Mulyanto S.Pd., M.T., selaku Dosen Pembimbing atas
bimbingan dan saran-sarannya.
4. H.Syahruddin, S.Pd., M.T selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan
dan saran -sarannya.
5. Seluruh Mahasiswa Politeknik Negeri Balikpapan terutama Jurusan
Teknik Mesin atas seluruh bantuannya.
6. Kedua Orang Tua dan Saudara-Saudara ku Hj, Inun Djariah Tercinta atas
doa dan motivasinya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya. Mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
Balikpapan, 30 juli 2018
Muhammad Fatur Dipo Gribaldi
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
BAB PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 3
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Pembatasan Masalah ....................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
1.5 Manfaat Penulisan Karya Ilmiah ..................................................................... 2
1.6 Sistematika Penulisan...................................................................................... 3
BAB LANDASAN TEORI .................................................................................. 5
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 5
2.2 Teori Dasar .................................................................................................... 5
2.2.1 Minyak Hidrolik ............................................................................................ 5
2.2.2 Viskositas (Kekentalan) ................................................................................. 6
2.2.3 Karakteristik Cairan hidrolik ....................................................................... 13
2.2.4 Macam-macam Cairan Hidrolik .................................................................. 15
2.2.5 Pompa Hidrolik (Hydraulic Pump) ............................................................. 19
2.2.6 Pemilihan pompa hidrolik ............................................................................ 24
2.2.7 Instalasi pompa hidrolik .............................................................................. 25
2.2.8 Pengetesan Efisiensi Pompa hidrolik ........................................................... 28
2.2.9 Unit pengatur (Control Element) ................................................................. 30
2.2.10 Unit Penggerak (Actuator) .......................................................................... 33
x
2.2.11 Flushing Pattern (A) ................................................................................ 38
2.2.12 Flushing Pattern (B) ................................................................................ 41
2.2.13 Flushing Pattern (B) ................................................................................ 43
2.2.14 Flushing Pattern (C) ................................................................................ 44
BAB METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 46
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 46
3.2 Tempat dan Waktu penelitian ....................................................................... 46
3.3 Alat dan Bahan yang Digunakan .................................................................. 46
3.3.1 Alat yang Digunakan .................................................................................... 46
3.3.2 Bahan yang Digunakan ................................................................................. 46
3.4 Prosedur Penelitian ....................................................................................... 47
3.4 Diagram Alir Penelitian ................................................................................ 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 51
4.1 Hasil Perancangan Flushing Oil Tool ........................................................... 51
4.2. Gambar Perancangan elektrikal Flushing Oil Tool ...................................... 52
4.3. Proses Pembuatan Flushing Oil Tool ........................................................... 52
4.3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan .................................................................. 54
4.3.2 Langkah-Langkah pembuatan Flushing Oil Tool ......................................... 59
4.3.4. Waktu Pengerjaan dan Pembuatan Flushing Oil Tool .................................. 62
4.3.5. Biaya pembuataan Flushing Oil Tool ........................................................... 62
4.3.6 Menentukan kapan dilakukan Flushing Oil hydraulic ................................. 63
4.3.7 Perbandingan Flushing United Tractors Tbk dengan Flushing Oil Tool ..... 64
4.3.8 langkah-langkah cara Flushing Oil Tool ...................................................... 79
4.3.9 Analysis hasil Oil Hydraulic ......................................................................... 81
4.3.7. perawatan dan penyimpanan Flushing Oil Tool ........................................... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 83
5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 83
5.2. Saran ............................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 84
LAMPIRAN ........................................................................................................... 85
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ball Viscometer atau Falling sphere viscometer. ............................... 10
Gambar 2.2 cara pengukuran Capillary viscometer ............................................... 11
Gambar 2.3 Ubbelohde’s viscosity temperature diagram ...................................... 12
Gambar 2.4 diagram Viscosity Pressure Characteristic ........................................ 13
Gambar 2.5 skema pompa hidrolik (Hydraulic Pump) .......................................... 19
Gambar 2.6 External Gear Pump ........................................................................... 20
Gambar 2.7 cara kerja pompa roda gigi dengan tipe CRESCENT ......................... 21
Gambar 2.8 pompa roda gigi Type GEROTOR ...................................................... 22
Gambar 2.9 Balanced Vane (pompa kipas keseimbangan) .................................... 22
Gambar 2.10 Balanced Vane (pompa kipas keseimbangan) .................................. 23
Gambar 2.11 Pompa torak radial (Radial Piston Pump)........................................ 23
Gambar 2.12 Bent Axis Piston Pump (Pompa torak dengan poros tekuk) ............. 24
Gambar 2.13 Gerakan langkah torak ..................................................................... 24
Gambar 2.13 kontruksi tangki hidrolik (Reservoir) ............................................... 26
Gambar 2.14 proses penyaringan pada filter.......................................................... 27
Gambar 2.15 alur kinerja penyaringan pada filter ................................................. 28
Gambar 2.16 diagram Pressure pompa hidrolik .................................................... 29
Gambar 2.17 Sliding Valve .................................................................................... 31
Gambar 2.18 katup popet kones ............................................................................. 32
Gambar 2.19 katup 3/2 penggerakn tombol, pembalik pegas normal menutup..... 32
Gambar 2.20 katup 4/2 penggerak tombol ............................................................. 32
Gambar 2.22 katup 4/3 Manually........................................................................... 33
Gambar 2.23 katup 4/3 pembalik pegas dan normal menutup ............................... 33
Gambar 2.24 Singel Acting Cylinder ..................................................................... 34
Gambar 2.25 flange perpipaan arus pendek ........................................................... 37
Gambar 2.26 sirkuit perpipaan yang ada pada excavator ...................................... 38
Gambar 2.27 komponen Hydraulic Tank ............................................................... 38
Gambar 2.28 struktur filterisasi.............................................................................. 39
Gambar 2.29 pembersihaan pada silinder .............................................................. 39
Gambar 2.30 membersihkan Oil Hydraulic pada silinder ..................................... 40
xii
Gambar 2.31 komponen yang harus dibersihkan pada Flushing Oil Hydraulic .... 40
Gambar 2.32 bagian yang mengalami keausan dan Scratches .............................. 40
Gambar 2.33 Flushing yang dilakukan pada Hydraulic Tank ............................... 41
Gambar 3.2. Dimensi Flushing Oil Tool ............................................................... 48
Gambar 3.3. Gambar Flushing Oil Tool ............................................................... 49
Gambar 3.4. Flowchart Metodologi Penelitian Flushing Oil Tool. ...................... 50
Gambar 4.1 Rangkaian perancangan Elektrikal pada Flushing Oil Tool ............ 52
Gambar 4.2. Battery 12 Volt ................................................................................. 54
Gambar 4.3. Switch On/Off ................................................................................... 55
Gambar 4.4. Oil Pump Electric In/Out ................................................................. 55
Gambar 4.5 Catridge Oil Filter ........................................................................... 56
Gambar 4.6. Element Oil Filter ............................................................................ 57
Gambar 4.7 Kaca mika Diameter 3 mm............................................................... 57
Gambar 4.8 Kabel penghubung/pemutus arus sistem Flushing Oil Tool ............ 58
Gambar 4.9 Magnet penyerap Iron (Fe) .............................................................. 58
Gambar 4.10 Pressure Gauge WIPRO 1000 Psi ................................................... 59
Gambar 4.9 Rangka wadah penampungan oli hidrolik (In-Out).......................... 59
Gambar 4.10 Stand dudukan semua komponen Flushing Oil Tool ....................... 59
Gambar 4.11 pemasangan Element Oil Filter kedalam Catridge ......................... 60
Gambar 4.12 mengkoneksikan sumber Energy .................................................... 60
Gambar 4.13. Menghubungkan Hose aliran oli ..................................................... 61
Gambar 4.14 pemasangan Pressure Gauge .......................................................... 61
Gambar 4.15 pemasangan magnet pada Hose....................................................... 62
Gambar 4.16 datasheet pergantian komponen Hydraulic ..................................... 63
Gambar 4.30 sampel Oil Hydraulic sebelum Flushing ......................................... 80
Gambar 4.31 sampel Oil Hydraulic sesudah Flushing ......................................... 80
Gambar 4.32 hasil analisa pengujian Oil Hydraulic ............................................. 81
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Viskositas Grade ........................................................................... 7
Tabel 2.2 Grading SAE dan konversinya ................................................................. 8
Tabel 2.3 batas viskositas ideal Viscosity Margins ................................................. 9
Tabel 2.4 kesetaraan antara ke-empat sistem satuan viskositas. ............................. 9
Tabel 2.5 sifat-sifat khusus dan kesesuaian penggunaannya ................................ 16
Tabel 2.6 jenis-jenis cairan hidrolik tahan api ...................................................... 17
Tabel 2.7 Perbandingan antara macam-macam cairan hidrolik ............................ 17
Tabel 2.8 karakteristik pompa hidrolik ................................................................. 25
Tabel 2.9 kontruksi Double Acting Cylinder ........................................................ 35
Tabel 2.10 Contaminant Level Oil Hydraulic........................................................ 36
Tabel 2.11 peralataan yang dibutuhkan saat pembersihaan ................................... 36
Tabel 2.12 spesifikasi sirkuit perpipaan ................................................................. 37
Tabel 4.1. Job Safety Environment Analysis dalam proses pembuatan Flushing
Oil Tool. ................................................................................................................. 53
Tabel 4.2 rincian spesifikasi Oil Pump In/Out ....................................................... 56
Table 4.3 Rincian biaya pembuatan Flushing Oil Tool ......................................... 62
Table 4.6 Job Safety Environment Analysis ketika pengujian Flushing Oil Tool .. 79
3
1
BAB Ι
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adanya partikel-partikel padat dalam minyak hidrolik menyebabkan
kehilangan efisiensi, pengurangan umur komponen dan akhirnya berkurang
keandalan sebuah mesin. Polusi menyebabkan 70% dari kerusakan mesin.
Instalasi mesin beroperasi baik jika minyak hidolik tetap bersih. Namun, jika
partikel-partikel Iron (Fe) mulai ada, sifat-sifat minyak hidrolik akan berubah
dengan cepat. Akhirnya, diperlukan biaya yang tinggi untuk memperbaiki
kerusakan. Minyak hidrolik yang secara permanen bersih adalah penghematan.
Biaya-biaya yang dapat di hemat adalah biaya pembelian minyak, biaya
pembuangannya. Sehingga mesin dapat beroperasi lebih lama karena
berkurangnya keausan dan korosi. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa 70%
dari kegagalan komponen mesin pada system hidrolik dan rangkaian pelumasan
disebabkan polusi 20% disebabkan korosi dan 50% disebabkan oleh keausan yang
bersifat mekanik. Kerusakan pada minyak hidrolik dapat diakibatkan oleh
beberapa kemungkinan, diantaranya adalah kontaminasi, yaitu kerusakan oli dari
pengaruh luar oli. Bahan atau material kontaminasi bisa berupa zat padat, zat cair
ataupun gas. Misalnya tercampur air dari sistem pendingin yang bocor, masuknya
uap air dan debu dari udara luar melalui Breather (lubang pernapasan), saluran
pengisian, atau ketika sistem dibuka ketika melakukan perawatan. Bila
kontaminsasi tidak diperhatikan, maka akan menyebabkan kegagalan dari sitem
hidrolik. Deteriorasi, yaitu kerusakan karena pengaruh dari dalam oli itu sendiri.
Selama oli bersirkulasi didalam sistem, endapan dan asam-asam akan terbentuk
sebagai akibat dari panas, oksidasi dan tekanan (Compression). Endapan itu akan
membentuk semacam perekat yang akan menutupi lubang-lubang kecil saluran oli
hidrolik dan berakibat sirkulasi oli hidrolik pada sistem terganggu. Selain itu,
dapat terjadi ketika pemakain oli hidrolik yang terlalu lama tidak diganti yang
berakibat berkurangnya viskositas oli (Setiawan, 2015).
Dan juga dari datasheet yang terlampir menyatakan bahwa banyaknya
komponen mengalami keausan dan oli hidrolik yang digunakan langsung
2
dilakukan pergantian dengan yang baru, Berdasarkan uraian ini, penulis ingin
merancang dan membuat sebuah Flushing Oil Tool dengan tujuan untuk
meminimalisir kontaminasi pada sistem pelumasan hidrolik dan juga menjaga
kualitas kinerja unit tetap dalam kondisi prima. Berdasarkan kegunaannya tersebut
Flushing Oil Tool mampu menjaga Life Time dari sebuah komponen-komponen
karena mengurangi adanya kontaminasi pada sistem., Tool tersebut berjudul
“Rancang Bangun Flushing Oil Tool”.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diambil
perumusan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut :
1. Bagaimana cara melakukan perancangan dan pembuatan Flushing Oil Tool?
2. Bagaimana JSEA (Job Safety Environmental Analysis) pembuatan Flushing
Oil Tool?
3. Bagaimana cara melakukan analisa hasil dari Flushing Oil Tool?
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil penelitian dan sesuai dengan apa yang diharapkan,
maka disusun batasan masalah guna memperjelas arah dan menghendaki model
sistem yang hendak dicapai, yaitu sebagai berikut :
1. Flushing Oil Tool ini hanya mampu meminimalisir kontaminasi berupa Iron
(Fe) yang diakibatkan dari kontaminasi keausan komponen.
2. Hanya membahas pembuatan dan perancangan Flushing Oil Tool saja.
3. Hasil pengujian dari Flushing Oil Tool dapat dilihat pada datasheet yang
terdapat pada lampiran
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam pembuatan Tugas Akhir
ini :
1. Dapat mengetahui perancangan dan pembuatan Flushing Oil Tool?
2. Dapat membuat Job Safety Environmental Analysis (JSEA) pembuatan dan
pengujian Flushing Oil Tool?
3. Dapat mengetahui hasil analisa dari Flushing Oil Tool?
1.5 Manfaat Penulisan Karya Ilmiah
Manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
3
1. Bagi Politeknik Negeri Balikpapan
Sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang juga ingin membuat suatu
inovasi Flushing Oil Tool, dan juga dapat memberikan sebagai bahan
pelajaran mahasiswa/i khususnya jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Balikpapan.
2. Bagi Penulis
Sebagai tambahan informasi untuk mendapatkan pengetahuan serta
wawasan mengenai Flushing Oil Tool.
1.6 Sistematika Penulisan
Secara umum, bentuk penulisan tugas akhir ini disusun dalam sistematika
penulisan sebagai berikut :
A. BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diterangkan tentang latar belakang permasalahan yang akan
dibahas, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat
penulisan, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
B. BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan tentang landasan teori yang mendukung penulisan
Tugas Akhir ini.
C. BAB III : PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini akan dikumpulkan beberapa data yang bersangkutan dengan
pembahasan Tugas Akhir. Dari observasi, daftar pustaka.
D. BAB v : ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Dalam bab ini berisi tentang permasalahan dan pemecahannya, yaitu
pembuatan Flushing Oil Tool.
E. BAB v : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis Tugas Akhir ini
dilakukan untuk tujuan yang hendak dicapai
F. DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian daftar pustaka berisi tentang sumber referensi yang mendukung
bagi penulisan Tugas Akhir ini.
G. LAMPIRAN
4
Pada bagian ini berisi lampiran-lampiran yang dibutuhkan dan mendukung
baik berupa data maupun gambar
5
BAB ΙΙ
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Kidneyloop terdiri dari dua kata yaitu Kidney (Ginjal) dan Loop (putaran).
Merupakan sebuah alat yang berfungsi mereduksi partikel pada pelumas dengan
cara mensirkulasikan dan memfilterasi pelumas secara berurutan melalui
Differential atau Final Drive RH dan LH, pompa diafragma, Magnetic Screen,
filter 4 Micron dan 7 Micron kemudian kembali ke Differential atau Final Drive
RH dan LH. Serupa dengan ginjal manusia Kidney Loop digunakan juga untuk
menyaring oli baru masuk ke dalam Storage. KidneyLoop dibuat dengan tujuan
untuk meminimalisir kontaminasi pada sistem pelumasan, juga menjaga kualitas
kinerja unit dalam kondisi prima. Berdasarkan kegunaannya tersebut KidneyLoop
mampu menjaga Life Time dari sebuah komponen-komponen mesin karena
mengurangi adanya kontaminasi pada sistem. KidneyLoop merupakan alat
sederhana yang hanya memiliki beberapa komponen utama. Kegunaan
komponen-komponen ini tentunya demi menunjang kerja sirkulasi oli dalam
meminimalisir kontaminasi yang terjadi di dalam sistem. berikut merupakan
komponen-komponen sederhana pada KidneyLoop yaitu pompa diafragma, Filter,
Magnetic Screen, Hose, dan Connector. (Petrosea. 2000).
2.2 Teori Dasar
2.2.1 Minyak Hidrolik
Yang dimaksud dengan properti cairan hidrolik adalah hal-hal yang
dimiliki oleh cairan hidrolik itu sehingga karena properti tersebut cairan hidrolik
dapat melaksanakan tugas atau fungsinya.
Fungsi atau tugas cairan hidrolik adalah :
Penerus tekanan atau penerus daya.
Pelumas untuk bagian-bagian yang bergerak
Pendingin
Sebagai bantalan dari terjadinya hentakan tekanan pada akhir langkah.
6
Pencegah korosi
Penghanyut bram/chip yaitu partikel-partikel kecil yang mengelupas dari
komponen.
Sebagai pengirim isyarat (Signal)
2.2.2 Viskositas (Kekentalan)
Yang dimaksud dengan properti cairan hidrolik adalah hal-hal yang dimiliki
oleh cairan hidrolik itu sehingga karena properti tersebut cairan hidrolik dapat
melaksanakan tugas atau fungsinya.
Fungsi atau tugas cairan hidrolik adalah :
Penerus tekanan atau penerus daya.
Pelumas untuk bagian-bagian yang bergerak
Pendingin
Sebagai bantalan dari terjadinya hentakan tekanan pada akhir langkah.
Pencegah korosi
Penghanyut bram/chip yaitu partikel-partikel kecil yang mengelupas dari
komponen.
Sebagai pengirim isyarat (Signal)
Yang dimaksud dengan viskositas ialah berapa besarnya tahanan di dalam
cairan itu untuk mengalir. Apabila cairan itu mudah mengalir dia dikatakan bahwa
viskositasnya rendah.dan kondisinya encer. Jadi semakin kental kondisi cairan
dikatakan viskositasnya semakin tinggi.
Satuan viskositas
Untuk mengukur besar viskositas diperlukan satuan ukuran. Dalam sistem
standar internasioanal satuan viskositas ditetapkan sebagai viskositas kinematik
(kinematic Viscosity) dengan satuan ukuran mm2/s. atau cm
2/s.
1 cm2/s = 100 mm
2/s.
cm2/s juga diberi nama Stokes (St) berasal dari nama Sir Gabriel Stokes (1819-
1903).
7
mm2/s disebut Centi-Stoke (cSt). Jadi 1 St = 100 cSt
Disamping satuan tersebut di atas terdapat satuan yang lain yang juga digunakan
dalam sistem hidrolik yaitu :
Redwood 1 : satuan viskositas diukur dalam sekon dengan simbol ( R1 ).
Saybolt Universal; satuan viskositas juga diukur dalam sekon dan dengan
simbol (SU).
Engler : satuan viskositas diukur dengan derajat engler ( 0E )
Untuk cairan hidrolik dengan viskositas tinggi dapat digunakan faktor berikut :
R1 = 4,10 VK
SU = 4,635 VK
E = 0,132 VK.
Dalam standar ISO viskositas cairan hidrolik diklasifikasikan menjadi
beberapa Viscosity Grade dan nomor Gradenya diambil kira-kira pertengahan
antara viskositas min. ke viskositas max. Tabel berikut ini menunjukkan daftar
viskositas grade tersebut:
Tabel 2.1 Daftar Viskositas Grade
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Jadi yang digunakan untuk pemberian nomor VG adalah angka pembulatan dari
pertengahan diantara viskositas min. dan viskositas max. Misal : ISO VG 22 ,
angka 22 diambil dari rata-rata antara 19,80 dan 24.20.
VK = Viskositas Kenematik
8
Karena oli untuk pelumas Gear Box juga sering digunakan untuk instalasi
hidrolik maka grade menurut SAE juga dibahas di sini. Berikut ini adalah
Grading berdasarkan SAE.dan konversinya dengan ISO-VG. Dijelaskan juga di
sini aplikasi penggunaan oli hidrolik sesuai dengan nomor Gradenya.
Tabel 2.2 Grading SAE dan konversinya
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Viscosity Margins.
Maksud dari Viscosity Margins adalah batas-batas atas dan bawah yang
perlu diketahui. Karena untuk viskositas yang terlalu rendah akan mengakibatkan
daya pelumas kecil, daya perapat kecil sehingga mudah bocor. Sedangkan apabila
viscositas terlalu tinggi juga akan meningkatkan gesekan dalam cairan sehingga
memerlukan tekanan yang lebih tinggi. Berikut ini diberikan gambaran tentang
batas viskositas yang ideal :
9
Tabel 2.3 batas viskositas ideal Viscosity Margins
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Tabel 2.4 kesetaraan antara ke-empat sistem satuan viskositas.
sumber : : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
10
Viscometer
Viscometer adalah alat untuk mengukur besar viskositas suatu cairan. Ada
beberapa macam viscometer antara lain :
● Ball Viscometer atau Falling Sphere Viscometer.
Besar viskositas kenematik adalah kecepatan bola jatuh setinggi h dibagi
dengan berat jenis cairan yang sedang diukur. lihat gambar 2.1
Gambar 2.1 Ball Viscometer atau Falling Sphere Viscometer.
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Capillary Viscometer
11
Cara pengukurannya adalah sebagai berikut, lihat gambar 2.2 Cairan
hidrolik yang akan diukur dituangkan melalui lubang A hingga ke 11 kontainer E
yang suhunya diatur. Melalui kapiler C zat cair dihisap hingga naik pada labu D
sampai garis L1, kemudian semua lubang ditutup. Untuk mengukurnya , buka
bersama-sama lubang A,B dan C dan hitung waktu yang digunakan oleh cairan
untuk turun sampai ke L2 . Waktu tersebut menunjukkan viskositas cairan. Makin
kental cairan hidrolik akan makin lama untuk turun dan berarti viskositas makin
besar.
Gambar 2.2 cara pengukuran Capillary viscometer
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Indeks Viskositas (Viscosity Index)
Yang dimaksud dengan indeks viskositas atau Viscosity Index ( VI ) ialah
angka yang menunjukkan rentang perubahan viskositas dari suatu cairan hidrolik
berhubungan dengan perubahan suhu. Dengan demikian Viscosity Index ini
digunakan sebagai dasar dalam menentukan karakteristik kekentalan cairan
hidrolik berhubungan dengan perubahan temperatur. Mengenai viskositas indeks
ini ditetapkan dalam DIN ISO 2909.
Cairan hidrolik dikatakan memiliki Viscositas Index tinggi apabila
terjadinya perubahan viskositas kecil (stabil) dalam rentang perubahan suhu yang
12
relatif besar. Atau dapat dikatakan bahwa cairan hidrolik ini dapat digunakan
dalam rentang perubahan suhu yang cukup besar.
Cairan hidrolik terutama oli hidrolik diharapkan memiliki Viscosity Index
(VI) = 100. Bahkan kebanyakan oli hidrolik diberi tambahan bahan (Additives)
yang disebut “ VI Improvers “ untuk meningkatkan VI menjadi lebih tinggi dari
100. Oli hidrolik dengan indeks viskositas tinggi juga disebut multigrade oils.
Untuk mengetahui perubahan viskositas ini perhatikan Ubbelohde’s viscosity –
temperature diagram berikut ini gambar 2.3
Gambar 2.3 Ubbelohde’s viscosity temperature diagram
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Viscosity Pressure Characteristics
Hal ini juga penting diketahui karena dengan meningkatnya tekanan,
meningkat pula viscosity index. Gambar 2.4 berikut ini
13
Gambar 2.4 diagram Viscosity Pressure Characteristic
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
2.2.3 Karakteristik Cairan hidrolik
Cairan hidrolik harus memiliki karakteristik tertentu agar dapat memenuhi
persyaratan dalam menjalankan fungsinya. Karakteristik atau sifat-sifat yang
diperlukan antara lain adalah :
● Kekentalan (Viskositas) yang cukup
Cairan hidrolik harus memiliki kekentalan yang cukup agar dapat
memenuhi fungsinya sebagai pelumas. Apabila viskositas terlalu rendah maka
film oli yang terbentuk akan sangat tipis sehingga tidak mampu untuk menahan
gesekan.
● Indeks Viskositas yang baik
Dengan Viscosity Index yang baik maka kekentalan cairan hidrolik akan
stabil digunakan pada sistem dengan perubahan suhu kerja yang cukup fluktuatif.
● Tahan api ( tidak mudah terbakar )
14
Sistem hidrolik sering juga beroperasi di tempat-tempat yang cenderung
timbul api atau berdekatan dengan api. Oleh karena itu perlu cairan yang tahan
api.
● Tidak berbusa (Foaming)
Bila cairan hidrolik banyak berbusa akan berakibat banyak gelembung-
gelembung udara yang terperangkap dalam cairan hidrolik sehingga akan terjadi
Compressable dan akan mengurangi daya transfer. Disamping itu, dengan adanya
busa tadi kemungkinan terjilat api akan lebih besar.
● Tahan dingin
Yang dimaksud dengan tahan dingin adalah bahwa cairan hidrolik tidak
mudah membeku bila beroperasi pada suhu dingin. Titik beku atau titik cair yang
kehendaki oleh cairan hidrolik berkisar antara 100 – 15
0 C di bawah suhu
permulaan mesin dioperasikan (Start-up). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya
Block (penyumbatan) oleh cairan hidrolik yang membeku.
● Tahan korosi dan tahan aus
Cairan hidrolik harus mampu mencegah terjadinya korosi karena dengan
tidak terjadi korosi maka konstruksi akan tidak mudah aus dengan kata lain mesin
akan awet.
● Demulsibility (Water Separable)
Yang dimaksud dengan De-Mulsibility adalah kemampuan cairan hidrolik
untuk memisahkan air dari cairan hidrolik. Mengapa air harus dipisahkan dari
cairan hidrolik, karena air akan mengakibatkan terjadinya korosi bila berhubungan
dengan logam.
● Minimal Compressibility
Secara teorotis cairan adalah Uncompressible (tidak dapat dikempa).
Tetapi kenyataannya cairan hidrolik dapat dikempa sampai dengan 0,5 % volume
untuk setiap penekanan 80 bar. Oleh karena itu dipersyaratkan bahwa cairan
15
hidrolik agar relatif tidak dapat dikempa atau kalaupun dapat dikempa
kemungkinannya sangat kecil.
2.2.4 Macam-macam Cairan Hidrolik
Pada dasarnya setiap cairan dapat digunakan sebagai media transfer daya.
Tetapi dalam sistem hidrolik memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu seperti
telah dibahas sebelumnya berhubung dengan konstruksi dan cara kerja sistem.
Secara garis besar cairan hidrolik dikelompokkan menjadi dua yaitu :
A. Oli hidrolik (Hydraulic oils)
Oli hidrolik yang berbasis pada minyak mineral biasanya digunakan secara
luas pada mesin-mesin perkakas atau juga mesin-mesin industri. Menurut standar
DIN 51524 dan 512525 dan sesuai dengan karakteristik serta komposisinya oli
hidrolik dibagi menjadi tiga (3) kelas :
Hydraulic oil HL
Hydraulic oil HLP
Hydraulic oil HV
Pemberian kode dengan huruf seperti di atas artinya adalah sebagai
berikut, Misalnya oli hidrolik dengan kode : HLP 68 artinya :
H = Oli hidrolik
L = kode untuk bahan tambahan oli (Additive) guna meningkatkan pencegahan
korosi dan / atau peningkatan umur oli
P = kode untuk Additive yang meningkatkan kemampuan menerima beban.
68 = tingkatan viskositas oli, lihat tabel
16
Tabel 2.5 sifat-sifat khusus dan kesesuaian penggunaannya
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
B. Cairan Hidrolik tahan Api (Low Flammabilty)
Yang dimaksud dengan cairan hidrolik tahan api ialah cairan hidrolik yang
tidak mudah atau tidak dapat terbakar. Cairan hidrolik semacam ini digunakan
oleh sistem hidrolik pada tempat-tempat atau mesin-mesin yang resiko
kebakarannya cukup tinggi seperti :
Die Casting Machines
Forging Presses
Hard Coal Mining
Control Units untuk Power Station Turbines
Steel Works dan Rolling Mills.
Pada dasarnya cairan hidrolik tahan api ini dibuat dari campuran oli dengan
air atau dari oli sintetis.
Kode Sifat khusus Penggunaan
HL Meningkatkan
kemampuan mencegah
korosi dan kestabilan oli
hidrolik.
Digunakan pada sistem hidrolik
yang bekerja pada suhu tinggi
dan untuk tempat yang
mungkin tercelup air
HLP Meningkatan ketahanan
terhadap aus.
Seperti pada pemakaian HL,
juga digunakan untuk sistem
yang gesekannya tinggi
HV Meningkatkan indeks
viskositas ( VI )
Seperti pemakaian HLP, juga
digunakan secara luas untuk
sistem yang fluktuasi
perubahan temperaturnya
cukup tinggi.
17
Tabel 2.6 jenis-jenis cairan hidrolik tahan api
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Tabel 2.7 Perbandingan antara macam-macam cairan hidrolik
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
2.2.3 Pemeliharaan Cairan Hidrolik.
Cairan hidrolik termasuk barang mahal. Perlakuan yang kurang atau
bahkan tidak baik terhadap cairan hidrolik akan semakin menambah mahalnya
harga sistem hidrolik. Sedangkan apabila kita mentaati aturan-aturan tentang
perlakuan/pemeliharaan cairan hidrolik maka kerusakan cairan maupun kerusakan
Kode No: pada lembar
stadar VDMA
Komposisi Persentase ( % )
kandungan air
HFA 24 320 Oil-Water
Emulsions
80 - 98
HFB 24 317 Water-Oil
Emulsions
40
HFC 24 317 Hydrous Solutions,
e.g : Water Glycol
35 - 55
HFD 24 317 Anhydrous Liquid,
e.g : Phosphate
ether
0 - 0,1
18
komponen sistem akan terhindar dan cairan hidrolik maupun sistem akan lebih
awet. Panduan pemeliharaan cairan hidrolik sebagai berikut :
Simpanlah cairan hidrolik (drum) pada tempat yang kering , dingin dan
terlindung (dari hujan, panas dan angin).
Pastikan menggunakan cairan hidrolik yang benar-benar bersih untuk
menambah atau mengganti cairan hidrolik ke dalam sistem. Gunakan juga
peralatan yang bersih untuk memasukkannya.
Pompakanlah cairan hidrolik dari drum ke tangki hidrolik melalui saringan
(Pre-Filter).
Pantau (monitor) dan periksalah secara berkala dan berkesinambungan
kondisi cairan hidrolik.
Aturlah sedemikian rupa bahwa hanya titik pengisi tangki yang rapat yang
digunakan untuk pengisian cairan hidrolik.
Buatlah interval penggantian cairan hidrolik sedemikian rupa sehingga
oksidasi dan kerusakan cairan dapat terhindar. ( Periksa dengan pemasok
cairan hidrolik )
Cegah jangan sampai terjadi kontaminasi, gunakan filter udara dan filter oli
yang baik.
Cegah terjadinya panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang
pendingin (Cooling) atau bila terjad, periksalah penyebab terjadinya
gangguan, atau pasang Un-Loading Pump atau Excessive Resistance.
Perbaikilah dengan segera bila terjadi kebocoran dan tugaskan seorang
Maitenance Man yang terlatih.
Bila akan mengganti cairan hidrolik (apa lagi bila cairan hidrolik yang
berbeda), pasti-kan bahwa komponen dan seal-sealnya cocok dengan cairan
yang baru. Demikian pula seluruh sistem harus dibilas (Flushed) secara baik
dan benar-benar bersih.
Jadi pemantauan atau monitoring cairan hidrolik perlu memperhatikan
panduan tersebut di atas disamping harus memperhatikan lingkungan kerja
maupun lingkungan penyimpanan cairan hidrolik.
19
2.2.5 Pompa Hidrolik (Hydraulic Pump)
Secara garis besar pompa hidrolik ada dua macam yaitu :
Fixed displacement Pumps
Variable displacement Pumps.
Sedangkan macam-macamnya dapat kita lihat pada skema berikut ini
Gambar 2.5 skema pompa hidrolik (Hydraulic Pump)
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
A. Pompa Roda gigi (External Gear Pump)
Pompa roda gigi luar terdiri atas bagian utama yaitu :
Rumah pompa
Sepasang roda gigi luar yang bertautan secara presisi di dalam rumah pompa
tersebut
Penggerak mula (Prime Mover) yang porosnya dikopel dengan poros Driver
Gear.
Dari perputaran sepasang roda gigi terjadilah daya hisap (tanda kotak)
kemudian cairan (oli) ditangkap di antara celah gigi dan rumah pompa dan
diteruskan ke saluran tekan (Outlet).
20
Dapat kita lihat bahwa tekanan yang cukup besar terjadi pada sisi saluran
tekan yang juga akan berakibat menekan pada poros roda gigi dan bearingnya. Hal
ini akan menjadikan gesekan mekanik pada bearing pun semakin besar.Juga akan
terjadi tekanan lebih Seal (perapat) pada poros. Untuk mengatasi hal ini maka
dibuatlah Drain Duct (saluran pencerat) untuk mengurangi tekanan lebih.
Gambar 2.6 External Gear Pump
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
B. Pompa roda gigi Type CRESCENT
Pompa ini cocok untuk tekanan tinggi dan untuk cairan hidrolik yang
bervariasi. Ukurannya lebih kecil dari external gear pump pada penghasilan
pompa yang sama dan tingkat kebisingannya lebih kecil. Seperti External Gear
Pump, pompa ini juga termasuk Pressure Unbalanced.
21
Gambar 2.7 cara kerja pompa roda gigi dengan tipe CRESCENT
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Keterangan
1. Saluran oli masuk (Inlet)
2. Oli masuk oleh sedotan roda gigi yang berputar.
3. Penyedotan terjadi kerena adanya rongga antara gigi iner dan outer ring gear
4. Terjadinya penyedotan di ruang No: 4 ini.
5. Di titik No 5 ini oli didesak/ditekan oleh pasangan gigi.
6. Saluran tekan (Outlet)
C. Pompa roda gigi Type GEROTOR
Pompa ini terdiri atas inner rotor yang dipasak dengan poros penggerak dan
rotor ring. Rotor ring atau Outer rotor yang merupakan roda gigi dalam diputar
oleh Inner rotor yang mempunyai jumlah gigi satu lebih kecil dari jumlah gigi
Outer ring Gear. Ini bertujuan untuk membentuk rongga pemompaan. Inner rotor
dan Outer rotor berputar searah.
22
Gambar 2.8 pompa roda gigi Type GEROTOR
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
D. Balanced Vane (Pompa Kipas Balanced)
Pompa ini menggunakan rumah pompa yang bagian dalamnya berbentuk
elips dan terdapat dua buah lubang pemasukan (Inlet) serta dua buah lubang
pengeluaran Outlet yang posisinya saling berlawanan arah. Dibuat demikian agar
tekanan radial dari cairan hidrolik saling meniadakan sehingga terjadilah
keseimbangan (Balanced), Vane (kipas) yang bentuknya seperti gambar 2.10
dipasang pada poros beralur (Slots) dan karena adanya gaya sentrifugal selama
rotor berputar maka Vane selalu merapat pada rumah pompa sehingga terjadilah
proses pemompaan.
Gambar 2.9 Balanced Vane (pompa kipas keseimbangan)
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
23
Gambar 2.10 Balanced Vane (pompa kipas keseimbangan)
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
E. Pompa Torak Radial (Radial Piston Pump)
Pompa piston ini gerakan pemompaannya radial yaitu tegak lurus poros.
Piston digerakkan oleh sebuah poros engkol (Eccentric Crankshaft) sehingga
besar langkah piston adalah sebesar jari-jari poros engkol. Penghisapan terjadi
pada waktu piston terbuka sehingga oli hidrolik dari crankshaft masuk ke dalam
silinder. Pada langkah pemompaan cairan ditekan dari setiap silinder melalui
Check Valve ke saluran tekan. Pompa ini dapat mencapai tekanan hingga 63
MPa.
Gambar 2.11 Pompa torak radial (Radial Piston Pump)
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
24
F. Bent Axis Piston Pump (Pompa torak dengan poros tekuk)
Pada pompa ini blok silinder berputar pada suatu sudut untuk dapat
memutar poros. Batang torak dipasang pada Flens poros penggerak dengan
menggunakan ball joint. Besar langkah piston tergantung pada besar sudut tekuk.
Untuk Fixed Displacement Piston Pump besar sudut (Offset Engle) berkisar 250 .
Gambar 2.12 Bent Axis Piston Pump (Pompa torak dengan poros tekuk)
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Gambar 2.13 Gerakan langkah torak
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
2.2.6 Pemilihan pompa hidrolik
Tabel berikut ini menunjukkan perbandingan karakteristik bermacam-
macam pompa hidrolik, sebagai petunjuk untuk memilih pompa agar sesuai
dengan kebutuhan.
25
Tabel 2.8 karakteristik pompa hidrolik
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
2.2.7 Instalasi pompa hidrolik
A. Kopling
Kopling adalah komponen penyambung yang menghubungkan penggerak
mula (motor listrik) dengan pompa hidrolik. Kopling ini mentransfer momen
puntir dari motor ke pompa hidrolik. Juga kopling ini merupakan bantalan di
antara motor dan pompa.yang akan mencegah terjadinya hentakan/getaran selama
motor mentransfer daya ke pompa dan selama pompa mengalami hentakan
tekanan yang juga akan sampai ke motor. Kopling juga menyeimbangkan dan
mentolerir adanya Error Alignment (ketidak sentrisan yaitu antara sumbu poros
motor dengan sumbu poros pompa tidak segaris). Contoh-contoh bahan kopling
untuk memenuhi persyaratan tersebut di atas maka pada umumnya kopling dibuat
dari bahan :
26
Karet (Rubber Couplings)
Roda gigi payung (Spiral Bevel Gear Couplings)
Clutch dengan perapat plastik (Square Tooth Clutch With Plastic Inserts)
B. Tangki hidrolik (Reservoir)
Tangki hidrolik (Reservoir) merupakan bagian dari instalasi unit tenaga
yang konsruksinya ada bermacam-macam, ada yang berbentuk silindris dan ada
pula yang berbentuk kotak.
Gambar 2.13 kontruksi tangki hidrolik (Reservoir)
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Fungsi/tugas tangki hidrolik
Sebagai tempat atau tandon cairan hidrolik.
Tempat pemisahan air, udara dan partikel-partikel padat yang hanyut dalam
cairan hidrolik.
Menghilangkan panas dengan menyebarkan panas ke seluruh badan tangki.
Tempat memasang komponen unit tenaga seperti pompa, penggerak mula,
katup-katup, akumulator dan lain-lain.
Ukuran tangki hidrolik berkisar antara 3 s/d 5 kali penghasilan pompa
dalam liter/menit dan ruang udara di atas permukaan cairan maksimum berkisar
antara 10% s/d 15 %.
27
C. Baffle Plate
Ini berfungsi sebagai pemisah antara cairan hidrolik yang baru datang dari
sirkulasi dan cairan hidrolik yang akan dihisap oleh pompa. Juga berfungsi untuk
memutar cairan yang baru datang sehingga memiliki kesempatan lebih lama untuk
menyebarkan panas, untuk mengendapkan kotoran dan juga untuk memisahkan
udara serta air sebelum dihisap kembali ke pompa.
D. Filter (Saringan)
Filter berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran atau kontaminan yang
berasal dari komponen sistem hidrolik seperti bagian-bagian kecil yang
mengelupas, kontaminasi akibat oksidasi dan sebagainya. Sesuai dengan tempat
pemasangannya, ada macam-macam Filter yaitu :
Suction Filter, dipasang pada saluran hisap dan kemungkinannya di dalam
tangki.
Pressure Line Filter, dipasang pada saluran tekan dan berfungsi untuk
mengamankan komponen-komponen yang dianggap penting.
Return Line Filter, dipasang pada saluran balik untuk menyaring agar
kotoran jangan masuk ke dalam tangki.
Kebanyakan sistem hidrolik selalu memasang Suction Filter.
Gambar 2.14 proses penyaringan pada Filter
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
a. b
28
Gambar 2.15 alur kinerja penyaringan pada Filter
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
2.2.8 Pengetesan Efisiensi Pompa hidrolik
Yang dimaksud dengan efisiensi ialah perbandingan antara Output dan
Input dan dinyatakan dalam persen ( % ) Terjadinya perbedaan antara Output dan
Input dikarenakan adanya kerugian-kerugian diantaranya terjadinya kebocoran di
dalam pompa sehingga akan mengurangi volume Output. Secara keseluruhan,
kebocoran dapat terjadi pada pompa hidrolik, katup-katup, aktuator dan pada
setiap konektor. Sehingga dalam hal ini perbandingan antara volume cairan
hidrolik yang secara efisien menghasilkan daya di banding dengan penghasilan
pompa teoritis disebut efisiensi volumetrik. (v ) Penghasilan pompa (misal :
pompa roda gigi) secara teoritis dapat dihitung dengan rumus :
29
Penghasilan pompa tergantung pada besar tekanan kerja sistem hidrolik.
Semakin besar tekanan, penghasilan pompa ( Q ) akan semakin berkurang.
Informasi berikut dapat kita temukan pada diagram karakteristik pompa :
Apabila p = 0 , penghasilan pompa Q penuh ( Q teoritis)
Apabila p 0 , penghasilan pompa berkurang karena adanya kebocoran dan
secara logika. semakin tinggi tekanan akan semakin besar pula kebocoran. Garis
lengkung pada diagram menunjukkan efisiensi volumetrik pompa ( v )
Gambar 2.16 diagram Pressure pompa hidrolik
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Contoh :
● Untuk pompa yang baru , kebocoran 6 % pada p = 230 bar.
Q( p=0) = 10 l/min.
Q(p=230) = 9,4 l/min.
QL = 0,6 l/min.
Jadi efisiensi volumetrik ( v ) = 94 %
● Untuk pompa yang lama, kebocoran mencapai 13 % pada p = 230 bar
Q(p=0) = 10 l/min.
Q = n . V
Q = penghasilan pompa teoritis ( l/min.)
n = putaran pompa ( r.p.m )
V = volume caiaran yang dipindahkan tiap
putaran ( cm3
)
30
Q(p=230) = 8,7 l/min.
QL = 1,3 l/min.
Jadi efisiensi volumetrik ( v ) = 87 %
2.2.9 Unit pengatur (Control Element)
Cara-cara pengaturan/pengendalian di dalam sistem hidrolik susunan
urutannya dapat kita jelaskan sebagai berikut :
Isyarat (Signal) masukan atau Input Element mendapat energi langsung dari
pembangkit aliran Fluida (pompa hidrolik) yang kemudian diteruskan ke
pemroses sinyal.
Isyarat pemroses atau Processing Element yang memproses sinyal masukan
secara Logic untuk diteruskan ke Final Control Element.
Sinyal pengendali akhir (Final Control Element), akan mengarahkan out put
yaitu arah gerakan aktuator (Working Element) dan ini merupakan hasil
akhir dari sistem hidrolik .
Komponen-komponen kontrol tersebut di atas biasa disebut katup-katup (Valves).
Menurut desain kontruksinya katup-katup tersebut dikelompokkan sebagai berikut
:
A. Katup Poppet (Poppet Valves) yaitu apabila untuk menutup katup tersebut
dengan cara menekan anak katup (bola atau kones atau piringan) pada
dudukan . Menurut jenis anak katupnya , katup Poppet digolongkan menjadi
Katup bola (Ball Seat Valves)
Katup kones (Cone Popet Valves)
Katup Piringan (Disc Seat Valves)
B. Katup Geser (Slide Valves)
Longitudinal Slide
Plate Slide (Rotary Slide Valve)
Menurut fungsinya katup-katup dikelompokkan sebagai berikut :
Katup pengarah (Directional Control Valves)
31
Katup satu arah (Non Return Valves)
Katup pengatur tekanan (Pressure Control Valves)
Katup pengontrol aliran (Flow Control Valves)
Katup buka-tutup (Shut-Off Valves)
C. Katup Pengarah (Directional Control Valves)
Katup ini berfungsi untuk mengatur atau mengendalikan arah cairan hidrolik
yang akan bekerja menggerakkan aktuator. Dengan kata lain, katup ini berfungsi
untuk mengendalikan arah gerakan actuator. Katup pengarah diberi nama
berdasarkan :
Jumlah lubang / saluran kerja (Port)
Jumlah posisi kerja
Jenis penggerak katup
Nama tambahan lain sesuai dengan karakteristik katup.
Berikut ini contoh-contoh katup pengarah dan namanya, Gambar 2.17
menunjukkan katup 2 / 2, Sliding Valve, penggerak tombol, pembalik pegas,
posisi normal menutup, termasuk jenis katup geser (Sliding Valve)
Gambar 2.17 Sliding Valve
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Gambar 2.18 menunjukkan katup 2 / 2 , penggerak manual, dengan pengunci ,
pembalik pegas dan katup ini termasuk jenis popet kones.
32
Gambar 2.18 katup popet kones
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Gambar 2.19 katup 3/2 penggerakn tombol, pembalik pegas normal menutup
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Gambar 2.20 adalah katup 4/2.penggerak tombol , pembalik pegas ( 4/2 DCV
Push-Button Actuated, Spring Centered), termasuk jenis katup geser (Sliding
Valves).
Gambar 2.20 katup 4/2 penggerak tombol
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Gambar 2.21 adalah katup 4/2. penggerak tombol, pembalik pegas (4/2.DCV.Push
Button Actuated, Spring Centered) termasuk jenis katup geser dengan tiga piston
pengatur.
33
Gambar 2.21 katup geser dengan tiga piston pengatur
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Gambar 2.22 adalah katup 4/3 Manually, menggunakan pengunci (Detent),
pembalik pegas, dengan by-pas ke pompa (Re-Circulating)
Gambar 2.22 katup 4/3 Manually
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Gambar 2.23 adalah katup 4/3, penggerak manual, dengan pengunci,
pembalik pegas dan normal menutup
Gambar 2.23 katup 4/3 pembalik pegas dan normal menutup
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
2.2.10 Unit Penggerak (Actuator)
Unit ini berfungsi untuk menghasilkan gerak atau usaha yang merupakan
hasil akhir atau out put dari sistem hidrolik, Macam-macam aktuator :
Linear motion actuator (Penggerak lurus)
34
Single acting cylinder (Silinder kerja tunggal)
Double acting cylinder (Silinder kerja ganda)
Rotary motion actuator (Penggerak putar)
Hydraulic Motor ( Motor Hidrolik )
Limited Rotary Actuator
Pemilihan jenis aktuator tentu saja disesuaikan dengan fungsi, beban dan
tujuan penggunaan sistem hidrolik tersebut
A. Single Acting Cylinder
Silinder ini mendapat suplai udara hanya dari satu sisi saja. Untuk
mengembalikan ke posisi semula biasanya digunakan pegas atau kembali karena
beratnya sendiri atau beban. Silinder kerja tunggal hanya dapat memberikan
tenaga pada satu sisi saja. Salah satu contoh Single Acting Cylinder telah kita lihat
dan kita bahas pada modul “ Dasar-dasar sistem Tenaga Fluida “ Ada beberapa
jenis silinder kerja tunggal ini dan dapat kita lihat pada gambar berikut.
Gambar 2.24 Singel Acting Cylinder
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
B. Double Acting Cylinder (Silinder Kerja Ganda)
Silinder ini mendapat suplai aliran liquid dari dua sisi. Konstruksinya
hampir sama dengan silinder kerja tunggal. Keuntungannya adalah bahwa silinder
ini dapat memberikan tenaga pada kedua belah sisinya. Silinder kerja ganda ada
yang memiliki batang torak (Piston Rod) pada satu sisi dan ada pula yang pada
kedua sisi. Konstruksi mana yang akan dipilih tentu saja harus disesuaikan dengan
kebutuhan.
35
Tabel 2.9 kontruksi Double Acting Cylinder
Sumber : Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
● Prosedur cara Flushing PT United Tractors Tbk samarinda
ketika melakukan pembilasaan untuk menghilangkan kotoran di sirkuit
hidrolik gunakan prosedur berikut pilih salah satu dari pola dibawah ini untuk
menyesuaikan tingkat kontaminan dalam sirkuit hidrolik
36
Tabel 2.10 Contaminant Level Oil Hydraulic
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
1. Mempersiapkan alat untuk pembersihaan
● angka-angka dalam Tabel di bawah ini menunjukan jumlah bagian yang
diperlukan
Tabel 2.11 peralataan yang dibutuhkan saat pembersihaan
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
Selain ini, sumbatan juga diperlukan sebagai sumbatan buta untuk kasus
filter tangki hidrolik, untuk detailnya, lihat “pemasangan untuk elemen filter”
2. Urutan operasi
penjelasan berikut menjelaskan prosedur untuk hubungan arus pendek
perpipaan, pemasangan element filter, pembersihan silinder, dan pembilasaan
pada sirkuit PPC yang dibawa dalam operasi untuk setiap pola pembilasaan.
● arus pendek perpipaan
Menggunakan perpipaan hubungan arus pendek, sirkuit pendek perpipaan
ialah sebagai berikut :
37
Tabel 2.12 spesifikasi sirkuit perpipaan
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
Metode untuk sirkuit pendek perpipaan semua sirkuit hidrolik, termasuk
selang dan tabung memerah, sehingga hubungan arus pendek pasokan dapat
kembali kepada sirkuit perpipaan semula.
Gambar 2.25 flange perpipaan arus pendek
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
38
Gambar 2.26 sirkuit perpipaan yang ada pada Excavator
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
2.2.11 Flushing Pattern (A)
Gambar 2.27 komponen Hydraulic Tank
Sumber : United tractors Tbk samarinda
39
● ketika mengeluarkan element dari filter kembali, gunakan sumbatan untuk
mencegah kotoran didalam filter case masuk ke tangki, diameter lubang : 35,7
mm
● ketika bagian-bagian telah dilepaskan untuk hubungan arus pendek,
bersihkan bagian-bagian individu dan tiup dengan udara, kemudian tutup dengan
pita untuk mencegah kotoran masuk. Dan simpan ditempat yang aman sampai
dirakit kembali
Gambar 2.28 struktur filterisasi
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
1. Pembersihaan pada silinder
● membongkar semua silinder dan membersihkannya
Keluarkan kepala silinder, tarik keluar batang piston
Gambar 2.29 pembersihaan pada silinder
Sumber : United tractors Tbk samarinda
● memperbaiki silinder pada sudut, gunakan pompa untuk membersihkan oli
Hydraulic
Jika tidak ada pompa tersedia, gunakan derek, kumpulkan cairan pembilas
di bagian bawah dan kocok dengan baik lalu tiriskan cairan pembils, dan tiup
dengan air
40
Gambar 2.30 membersihkan Oil Hydraulic pada silinder
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
● menerapkan cairan pembilas ke kepala silinder dan piston, sikatlah dengan
baik dengan sikat nilon, lalu tiup dengan udara.
kotoran cenderung mengumpulkan terutama dibagian inset sehingga
membersihkan bagian-bagian ini dengan baik sangatlah penting dilakukan
Gambar 2.31 komponen yang harus dibersihkan pada saat Flushing Oil Hydraulic
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
● periksalah kerusakan dibagian dalam silinder
Ada goresan vertikal didalam silinder, ditemukan cincin piston mengalami
keausan, ada goresan vertikal diantara piston
apabila menemukan Scuffing pada piston atau silinder gantilah segera, jika
ada cincin ring yang aus atau mengalami kerusakan gantilah dengan yang baru se-
gera mungkin
Gambar 2.32 bagian yang mengalami keausan dan Scratches
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
41
● lepaskan selang sirkuit PPC dari katup kontrol, dan kembalikan langsung ke
tangki hidrolik, lakukanlah operasi pada satu katup PPC
● jalankan mesin di tingkat kecepatan tinggi, operasikan tuas kontrol di setiap
arah dan tahan selama 2 menit disetiap posisi
● ulangi prosedur dalam langkah setidaknya 5 kali
● melaksanakan prosedur secara bertahap dan untuk setiap rangkaian PPC.
Gambar 2.33 Flushing yang dilakukan pada Hydraulic Tank
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
2.2.12 Flushing Pattern (B)
1. Pembongkaraan, pembersihaan, Reassembly
● Kegagalan komponen
Jika ada beberapa komponen yang rusak, maka lepaslah dan gantikan
dengan yang baru
● Tangki hidrolik
● Saringan hisab
● Pendingin oli, jika debu berjumlah banyak menempel pada kotak maka
gantilah
42
● Silinder, “untuk lebih detail maka lihatlah proses pembersihan silinder”
● Dan komponen lainnya yang digunakan
2. Pekerjaan persiapan untuk pembilasaan
● Memasang elemen pembilasaan, bersihkan saringan kecil, lalu pasanglah se-
perti apa adanya, ganti filter pilot dengan bagian baru, untuk lebih rinci lihatlah p-
rosedur pemasangan filter elemen”
● Sirkuit pendek yaitu, sirkuit silinder, sirkuit motor ayun, dan sirkuit motor t-
ravel, untuk Detail lihatlah “Prosedur perpipaan arus pendek”
● Tambahkan oli hidrolik berdasarkan spesifikasi Level
● Mengalirkan udara berlebih didalam pompa utama
3. Pembilasaan sirkuit silinder, sirkuit Swing motor, sirkuit travel motor
● Operasikan Engine dalam keadaan tekanan rendah dengan jangka waktu 30
Menit “tuas kontrol tidak boleh dipindahkan selama waktu ini”
● Jalankan mesin dengan kecepatan midrage selama 30 menit, "tuas kontrol
tidak boleh dipindahkan selama waktu ini"
● jika temperatur oli rendah, pertambahan panjang operasi adalah langkah dan
untuk menaikkan suhu temperatur oli. suhu minyak harus 50 - 80˚C
● Jalankan mesin saat Idle tinggi dan lakukan operasi berikut
- Pola operatif
Boom Raise - Boom Lower - Arm In - Arm Out - Bucket Curl - Bucket Dump
Swing kanan - Swing kiri - Travel kiri - Travel kanan
- Waktu operasi
Pegang tuas dalam setiap posisi selama 2 menit
- Jumlah waktu operasi
Ulangi pola di atas setidaknya 5 kali
4. Memulihkan sirkuit silinder, sirkuit motor ayun
● Mengembalikan sirkuit silinder dan sirkuit motor ayun ke sirkuit standar
"Jaga sirkuit motor travel sirkuit pendek"
● Tambahkan oli hidrolik ke level yang ditentukan
● Mengalirkan udara dari silinder pompa utama dan motor Swing
5. Sendi putar pembilasan pusat
● Jalankan mesin saat Idle tinggi dan lakukan operasi berikut
43
- Pola operasi
Kiri dan kanan ke depan = 90 * ayunan kiri dan kanan mundur = 90 *
ayunan ayunkan 90 * ke kiri atau ke kanan, tetapi ayunkan ke arah yang
sama setiap kali
- Waktu operasi
Pegang tuas di setiap posisi selama 2 menit
- Jumlah waktu untuk operasi
Ulangi pola di atas 4 kali, dan putar ayunan satu putaran, “"Tujuan berayun
90 * masing-masing adalah untuk menghilangkan kotoran di dalam pusat
putar untuk seluruh keliling alur oli pada sisi rotor dan sisi poros"
6. Memulihkan sirkuit perjalanan
● Mengembalikan sirkuit perjalanan ke sirkuit standar
● Ganti elemen pembilasan dengan bagian baru "untuk detail, lihat memasang
Elemen filter"
● Mengeluarkan udara dari motor travel
7. Menyiram sirkuit PPC
● Siram sirkuit PPC "untuk detail lihat sirkuit PPC Flsuhing"
8. Memulihkan sirkuit PPC
● Kembalikan sirkuit PPC ke sirkuit standar
9. Pembilasan selama operasi yang sebenarnya
● Dengan elemen pembilasan dipasang menjalankan operasi normal selama
10 - 20 jam "jika suhu minyak rendah melakukan operasi pemanasan
10. Mengganti elemen
● Ganti filter kembali dengan elemen standar, kelasi saringan kecil dan instal
seperti apa adanya, ganti filter pilot dengan bagian baru "untuk detailnya, lihat
pemasangan filter element"
● Tambahkan oli hidrolik ke level yang ditentukan
● Mengeluarkan udara dari pompa utama
2.2.13 Flushing Pattern (B)
1. Pekerjaan persiapan untuk pembilasan
● Pasang elemen pembilasan, "untuk detail, lihat memasang elemen filter"
2. Menyiram sirkuit PPC,
44
● "untuk detail lihat pembilasan sirkuit PPC"
3. Memulihkan sirkuit PPC
● Kembalikan sirkuit PPC ke sirkuit standar
4. Pembilasan selama operasi yang sebenarnya
● Dengan elemen pembilasan dipasang menjalankan operasi normal selama
10 - 20 jam "jika suhu minyak rendah, melakukan operasi pemanasan"
5. Mengganti Elemen
● Ganti filter kembali dengan elemen standar, bersihkan saringan kecil dan
intall seperti apa adanya, ganti filter pilot dengan bagian baru "untuk detail lihat
memasang elemen filter"
2.2.14 Flushing Pattern (C)
Jika pipa silinder terhubung dan silinder dioperasikan sebelum sistem
memerah, ada yang dioperasikan sebelum sistem memerah, ada bahaya bahwa
kotoran yang masuk selama operasi perakitan akan diedarkan di dalam silinder,
oleh karena itu, jangan menyiram sistem setelah selesai perakitan, melakukan
pembilasan sebelum menghubungkan pipa ke silinder
1. Pekerjaan persiapan untuk pembilasan
● Sirkuit pendek sirkuit silinder "untuk detailnya, lihat pipa sirkulasi pendek"
● Pasang elemen pembilasan untuk detail "lihat memasang elemen filter"
2. Pembilasan
● Jalankan mesin dengan pemalasan rendah selama 30 menit, "Leveler kontrol
tidak boleh dipindahkan selama waktu ini
● Jalankan mesin saat Idle tinggi dan lakukan operasi berikut
- Sistem operasi
Boom Raise - Boom Lower - Arm In - Arm Out - Bucket Curl - Bucket Dump
- Waktu operasi
Pegang tuas di setiap posisi selama 2 menit
- Jumlah waktu operasi
Ulangi pola di atas setidaknya 5 kali
3. Memulihkan sirkuit silinder
● Mengembalikan sirkuit silinder ke sirkuit standar
● Tambahkan oli hidrolik ke level yang ditentukan
45
● Mengeluarkan udara dari pompa utama dan silinder
4. Pembilasan selama operasi yang sebenarnya
● Dengan menginstal elemen pembilasan melakukan operasi normal selama
10 - 20 jam
5. Mengganti Elemen
● Ganti filter kembali dengan elemen standar, bersihkan saringan kecil dan
instal seperti apa adanya, ganti filter pilot dengan bagian baru
● Tambahkan oli hidrolik ke level yang ditentukan
● Mengeluarkan udara dari pompa utama dan silinder
46
BAB ΙΙΙ
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah membuat Flushing Oil Tool yang berguna sebagai
bahan ajar praktikum dan untuk menambah wawasan mahasiswa Politeknik
Negeri Balikpapan khususnya jurusan Teknik Mesin.
3.2 Tempat dan Waktu penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di WorkShop Teknik Mesin Politeknik
Negeri Balikpapan, Jalan Soekarno Hatta Km 8 Balikpapan – Kalimantan Timur
begitu pula dengan waktu penelitian dimulai dari April 2018 – juni 2018
3.3 Alat dan Bahan yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan Alat dan Bahan yang berfungsi sebagai
penunjang proses terbuatnya Tool Flushing Oil agar mendapatkan hasil yang di
inginkan, Alat dan Bahan tersebut yaitu :
3.3.1 Alat yang Digunakan
1. Lem tembak Mika/Kaca.
2. obeng + dan -
3. Soldier.
4. Gergaji besi.
5. Alat ukur tegangan Avometer.
3.3.2 Bahan yang Digunakan
1. Oil Pump Electric IN/OUT.
2. Oil Filter 25 dan 10 .
3. Switch On/Off.
4. Kabel penghubung arus.
5. Battery 12Volts.
6. Mika dengan ukuran Diameter 3 mm satu lembar.
7. Catridge IN/OUT.
8. Besi siku.
47
9. Tembaga soldier.
10. Pressure Gauge
11. Magnetic Hose.
3.4 Prosedur Penelitian
1. Studi Literatur
Mencari referensi tentang oli hidrolik diinternet maupun dibuku sebagai
penunjang kesempurnaan dalam perancangan serta pembuatan Flushing Oil Tool.
2. Design Alat
Dalam proses ini penulis mulai membuat Design alat dengan menggunakan
aplikasi AutoCad.
Gambar 3.1 Flushing Oil Tool nampak depan
48
Gambar 3.2. Dimensi Flushing Oil Tool
49
Gambar 3.3. Gambar Flushing Oil Tool
3. Pemilihan Bahan
Penulis mencari bahan yang cocok untuk Flushing Oil Tool sesuai dengan
Design yang telah di buat
50
4. Pembuatan Alat
Penulis melakukan proses pembuatan Tool seperti memotong, menggerinda,
dan mengelas serta merangkai agar kinerja Flushing oil Tool bisa bekerja dengan
maksimal.
5. Pengujian alat
Menguji langsung Flushing Oil Tool di Work Shop Teknik Mesin.
6. Evaluasi
Hasil dari pengujian Flushing Oil Tool.
7. Kesimpulan
Menyimpulkan hasil dari pengujian Flushing Oil Tool.
3.4 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.4. Flowchart Metodologi Penelitian Flushing Oil Tool.
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perancangan Flushing Oil Tool
Perancangan adalah suatu gambaran awal dari sebuah wujud/obyek yang
belum terealisasikan keberadaannya. Perancangan merupakan salah satu elemen
penting dalam membuat sebuah karya ilmiah. Perancangan tidak dapat dipisahkan
dari aspek perencanaan yang disiapkan secara matang dengan harapan bahwa
karya ilmiah penulis akan bekerja/berfungsi sebagaimana mestinya.
Dalam aspek perencanaan untuk pembuatan Flushing Oil Tool, ada
beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya adalah membuat rancangan
(Design) melalui gambar kasarannya dan untuk selanjutnya diaplikasikan kedalam
AutoCad serta pemilihan komponen yang tepat agar hasilnya sesuai dengan apa
yang diinginkan penulis untuk perihal perancangan Flushing Oil Tool tersebut.
Bahan utama dari Flushing Oil Tool ini adalah Battery 12Volt dan juga Oil
Pump Electric In-Out yang berguna sebagai otak dari komponen lainnya dan
mengatur sebuah sistem alirnya suatu oli hidrolik dari wadah berbahan mika (In)
menuju penyaringan Oil Filter berbahan 25 untuk saringan awal, setelah itu
oli hidrolik tersebut mengalir ke penyaringan kedua yaitu menuju Oil Filter
berbahan 10 sebagai tahap akhir dari suatu kinerja dari Flushing Oil Tool
tersebut, dan kemudian akhir dari sistem aliran tersebut ialah menuju pada wadah
mika (OUT) yang sudah disiapkan.
52
4.2. Gambar Perancangan elektrikal Flushing Oil Tool
Gambar 4.1 Rangkaian perancangan Elektrikal pada Flushing Oil Tool
1. Battery 12Volt
2. Kabel penghubung arus
3. Switch On/Off
4. Switch On
5. Switch Off
6. Oil Pump Electric 12Volt
4.3. Proses Pembuatan Flushing Oil Tool
Setelah berbagai proses sudah dilalui yang dimulai dari perancangan awal
Tool Flushing Oil, sampai pembuatan Flushing Oil Tool yang sudah
diimplementasikan oleh penulis, maka disini penulis sampailah pada proses utama
yaitu proses pembuatan Flushing Oil Tool berdasarkan sebuah Job Safety Analysis
ketika berlangsungnya perihal merakit Flushing Oil Tool ini. Berikut Job Safety
Analysis pembuatan Flushing Oil Tool yang di jelaskan oleh penulis pada Table
4.1 sebagai berikut :
53
Tabel 4.1. Job Safety Environment Analysis dalam proses pembuatan Flushing
Oil Tool.
No Uraian Pekerjaan Bahaya dan resiko
setiap pekerjaan Rekomendasi tindakan
Control
1. Persiapan Alat dan
Bahan yang akan di
gunakan
1. Tergores
2. Terpeleset
3. Tersandung
1. Gunakan APD (Alat
Pelindung Diri) sesuai
Standar.
2. Perhatikan lingkungan
tempat sekitar yang ingin
dijadikan sebuah objek
pembuatan Flushing Oil
Tool, pastikan lantai ruang
pekerjaan terbebas dari
cairan.
3. Pastikan ruang lingkup
kerja dalam keadaan yang
bersih dan rapi agar dapat
menghindari Accident dalam
sebuah pembuataan
Flushing Oil Tool tersebut.
2. Menggunakan
gergaji besi
1. Tergores 1.Gunakan APD (Alat
Pelindung Diri) seusai
dengan Standar yang sudah
ditentukan.
3. Pengeboran rangka 1. Tersetrum 1. Pastikan kabel Extension
54
4.3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat dan Bahan yang digunakan sebagai penunjang kesempurnaannya dari
Flushing Oil Tool ialah sebagai berikut :
Alat yang Digunakan
1. Lem tembak mika/kaca.
2. Bor tangan.
3. Obeng + dan -
4. Gergaji besi.
5. Alat ukur tegangan Avometer.
Bahan yang Digunakan
1. Battery 12Volt
Berfungsi sebagai suatu sumber Energy listrik yang akan dirubah menjadi
Energy mekanis atau suatu penggerak mekanis yang mengaliri arus dari Switch
On/Off menuju Oil Pump Electric In-Out yang menjalankan serta mengatur sistem
alirnya oli hidrolik menuju beberapa penyaringan yang ada dalam Flushing Oil
Tool.
Gambar 4.2. Battery 12 Volt
kaca mika 2. Terpental oleh
sebuah mata
bor.
3. Terkena gram-
gram dari sisa
pengeboran
aluminium yang
sudah selesai
dibor.
tidak ada yang terkelupas.
2. Pastikan pada saat
pemasangan mata bor
dengan benar menguncinya
sudah terlampaui untuk
digunakan.
3.Gunakan APD (Alat
Pelindung Diri) yang sudah
ditentukan oleh Standarnya.
55
2. Switch On/Off
Berguna sebagai pemutus arus ataupun ingin memulai sebuah kinerja dalam
sistem Flushing Oil Tool.
Gambar 4.3. Switch On/Off
3. Oil Pump Electric In/Out
Oil Pump Electric In/Out ini ialah komponen utama dari Flushing Oil Tool
yang berfungsi untuk mengatur hisab ataupun buang disaat ingin dioperasikan dari
awalnya wadah mika (In) menuju beberapa tahap-tahap yang sudah disediakan
dalam suatu sistem Flushing Oil Tool.
Gambar 4.4. Oil Pump Electric In/Out
56
● Spesifikasi Oil Pump Electric In/Out
Tabel 4.2 rincian spesifikasi Oil Pump In/Out
4. Catridge Oil Filter
Untuk jenis Catridge Oil Filter ini penulis memakai Catridge Water, akan
tetapi untuk komponen penyaringan yang berada didalamnya penulis memakai
saringan Oil Filter untuk yang pertama yaitu memakai 25 dan untuk jenis
yang kedua memakai saringan Oil Filter 10 .
Gambar 4.5 Catridge Oil Filter
No Nama Keterangan
1. Model BL-2512S
2. Outlet Oil Pump 25mm ● 1 inch
3. Delivery Volume 70 ℓ/min ● 1110gal/hour
4. Delivery Head 4m – 13.1ft
5 Oil Temperature 0˚C - 60˚C
6. Power DC – 12V
7. Current 5.4A
8. Rating Continous
9. Life span Of At Least 500 Hours
10. Motor Power 50W/5800rpm
57
5. Element Oil Filter
Untuk Element Oil Filter adapula sebuah kode ataupun spesifikasi dari
Element Oil Filter ini ialah, yang pertama yaitu sebuah Element Oil Filter yang
memiliki sebuah kode 30034 serta bermerk Badwin dengan 25 untuk Pressure
kerja dibawah 290 Psi (20 bar), untuk kedua jenis Element Oil Filter ialah mobile
micron Element dengan Pressure kerja dibawah 145 Psi.
Gambar 4.6. Element Oil Filter
6. Kaca mika Diameter 3 mm
Yang berfungsi sebagai bahan dinding bersandarnya Catridge Oil Filter, Oil
Pump Electric In/Out, Battery 12Volt dan juga berguna sebagai wadah
penampungan oli hidrolik dari aliran awal (In) serta aliran akhir yaitu (Out).
Gambar 4.7 Kaca mika Diameter 3 mm
58
7. Kabel penghubung/pemutus arus
Yang berfungsi sebagai penyalur Energy listrik menjadi energi mekanis
adapula sebagai penghubung arus antara Oil Pump Electric In-Out menuju Battery
12 Volt yang sudah disediakan untuk penyempurnaan kinerja dalam Flushing Oil
Tool.
Gambar 4.8 Kabel penghubung/pemutus arus sistem Flushing Oil Tool
8. Magnet beban maksimal 3Kg
Gambar 4.9 Magnet penyerap Iron (Fe)
59
9. Pressure Gauge
Gambar 4.10 Pressure Gauge WIPRO 1000 Psi
4.3.2 Langkah-Langkah pembuatan Flushing Oil Tool
● Proses pembuatan wadah penampungan In/Out.
Gambar 4.9 Rangka wadah penampungan oli hidrolik (In-Out)
● Membuat Stand untuk dudukan semua komponen Flushing Oil Tool.
Gambar 4.10 Stand dudukan semua komponen Flushing Oil Tool
60
● Proses pemasangan Element Oil Filter pada Catridge Filter.
Gambar 4.11 pemasangan Element Oil Filter kedalam Catridge
● Proses pengoneksian antara terminal (+) dan (-) yang berada di Battery 12
Volts menuju Switch On-Off kemudian aliran tersebut menuju Oil Pump Electric
In-Out.
Gambar 4.12 mengkoneksikan sumber Energy
61
● Proses menghubungkan Hose oli menuju beberapa penyaringan yang sudah
dibuat
Gambar 4.13. Menghubungkan Hose aliran oli
● proses pemasangan Pressure Gauge
Gambar 4.14 pemasangan Pressure Gauge
62
● proses pemasangan magnet pada Hose
Gambar 4.15 pemasangan magnet pada Hose
4.3.4. Waktu Pengerjaan dan Pembuatan Flushing Oil Tool
Berdasarkan pengerjaan dan pembuataan Flushing Oil Tool yang telah
dilakukan oleh penulis, maka dapat diprediksikan bahwasanya penyelesaiaan
Flushing Oil Tool berjangka waktu kisaran kurang lebih 3 hari, kinerja tersebut
terhitung ketika semua alat dan bahan yang diperlukan terkumpulkan semuannya.
4.3.5. Biaya pembuataan Flushing Oil Tool
Berikut ini penulis akan memaparkan rincian dari biaya pembuataan
Flushing Oil Tool, agar dapat menjadikan sebuah pedoman ketika suatu saat
mahasiswa lainnya ingin mengembangkan atau memodifikasi Flushing Oil Tool
ini, pernyataan tersebut akan dijelaskan didalam Tabel 4.3 dibawah ini :
Table 4.3 Rincian biaya pembuatan Flushing Oil Tool
No. Bahan Jumlah Harga
1. Oil Pump Electric In-
Out
1 buah Rp. 650.000
2. Battery 12 volt 1 buah Rp. 550.000
3. Catridge Water 2 buah Rp. 300.000
63
4. Switch On/Off 1 buah Rp. 10.000
5 Kaca mika 3mm 1 lembar Rp. 475.000
6. Hose 5 Meter Rp. 20.000
7. Besi siku 3mm 2 lembar Rp 140.000
8. Kabel penghubung arus 3 Meter Rp.50.000
9. Element Oil Filter 2 buah Rp. 200.000
10. Roda nilon 2 buah Rp. 40.000
4.3.6 Menentukan kapan dilakukan Flushing Oil hydraulic
dari datasheet pergantian komponen akibat faktor keausan dibawah ini
didapatkan bahwasanya keausan pada suatu komponen yang dialiri oleh minyak
hidrolik sangatlah banyak sekali, langkah yang baik apabila terjadi keausan pada
suatu komponen janganlah langsung membuang minyak oli hidrolik, karena
minyak oli hidrolik tersebut masihlah bisa di Flushing menggunakan Flushing Oil
Tool. Untuk lebih lengkapnya lagi datasheet pergantian komponen yang
diakibatkan oleh suatu keausan ditempatkan pada lampiran Tugas Akhir ini.
Gambar 4.16 datasheet pergantian komponen Hydraulic
Sumber : SIS (Sapta Indra Sejati) Tanjung Redeb Sambarata
64
Datasheet ini menyimpulkan bahwasanya untuk waktu kapan harus
dilakukannya Flushing terhadap minyak oli hidrolik ketika mengalami
kontaminasi suatu keausan.
4.3.7 Perbandingan Flushing United Tractors Tbk dengan Flushing Oil Tool
● Prosedur cara Flushing PT United Tractors Tbk samarinda
ketika melakukan pembilasaan untuk menghilangkan kotoran di sirkuit
hidrolik gunakan prosedur berikut pilih salah satu dari pola dibawah ini untuk
menyesuaikan tingkat kontaminan dalam sirkuit hidrolik
Tabel 4.3 Contaminant Level Oil Hydraulic
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
3. Mempersiapkan alat untuk pembersihaan
● angka-angka dalam Tabel di bawah ini menunjukan jumlah bagian yang
diperlukan
Tabel 4.4 peralataan yang dibutuhkan saat pembersihaan
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
65
Selain ini, sumbatan juga diperlukan sebagai sumbatan buta untuk kasus F
ilter tangki hidrolik, untuk detailnya, lihat “pemasangan untuk elemen filter”
4. Urutan operasi
penjelasan berikut menjelaskan prosedur untuk hubungan arus pendek perp -
ipaan, pemasangan element filter, pembersihan silinder, dan pembilasaan pada
sirkuit PPC yang dibawa dalam operasi untuk setiap pola pembilasaan.
● arus pendek perpipaan
Menggunakan perpipaan hubungan arus pendek, sirkuit pendek perpipaan
ialah sebagai berikut :
Tabel 4.5 spesifikasi sirkuit perpipaan
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
Metode untuk sirkuit pendek perpipaan semua sirkuit hidrolik, termasuk se-
lang dan tabung memerah, sehingga hubungan arus pendek pasokan dapat kembal
- i kepada sirkuit perpipaan semula.
Gambar 4.17 flange perpipaan arus pendek
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
66
Gambar 4.18 sirkuit perpipaan yang ada pada excavator
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
Flushing Pattern (A)
Gambar 4.19 komponen Hydraulic Tank
Sumber : United tractors Tbk samarinda
67
● ketika mengeluarkan element dari filter kembali, gunakan sumbatan untuk -
mencegah kotoran didalam filter case masuk ke tangki, diameter lubang : 35,7mm
● ketika bagian-bagian telah dilepaskan untuk hubungan arus pendek, bersika-
n bagian-bagian individu dan tiup dengan udara, kemudian tutup dengan pita
untuk mencegah kotoran masuk. Dan simpan ditempat yang aman sampai dirakit
kembali
Gambar 4.20 struktur filterisasi
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
2. Pembersihaan pada silinder
● membongkar semua silinder dan membersihkannya
Keluarkan kepala silinder, tarik keluar batang piston
Gambar 4.21 pembersihaan pada silinder
Sumber : United tractors Tbk samarinda
● memperbaiki silinder pada sudut, gunakan pompa untuk membersihkan oli
Hydraulic
Jika tidak ada pompa tersedia, gunakan derek, kumpulkan cairan pembilas d
- i bagian bawah dan kocok dengan baik lalu tiriskan cairan pembils, dan tiup den
- gan air
68
Gambar 4.22 membersihkan Oil Hydraulic pada silinder
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
● menerapkan cairan pembilas ke kepala silinder dan piston, sikatlah dengan -
baik dengan sikat nilon, lalu tiup dengan udara.
kotoran cenderung mengumpulkan terutama dibagian inset sehingga
membersihkan bagian-bagian ini dengan baik sangatlah penting dilakukan
Gambar 4.23 komponen yang harus dibersihkan pada saat Flushing Oil Hydraulic
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
● periksalah kerusakan dibagian dalam silinder
Ada goresan vertikal didalam silinder, ditemukan cincin piston mengalami k
- eausan, ada goresan vertikal diantara piston
apabila menemukan Scuffing pada piston atau silinder gantilah segera, jika a
-da cincin ring yang aus atau mengalami kerusakan gantilah dengan yang baru se-
gera mungkin
Gambar 4.24 bagian yang mengalami keausan dan Scratches
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
69
● lepaskan selang sirkuit PPC dari katup kontrol, dan kembalikan langsung ke
tangki hidrolik, lakukanlah operasi pada satu katup PPC
● jalankan mesin di tingkat kecepatan tinggi, operasikan tuas kontrol di setiap
arah dan tahan selama 2 menit disetiap posisi
● ulangi prosedur dalam langkah setidaknya 5 kali
● melaksanakan prosedur secara bertahap dan untuk setiap rangkaian PPC.
Gambar 4.25 Flushing yang dilakukan pada Hydraulic Tank
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
Flushing Pattern (B)
2. Pembongkaraan, pembersihaan, Reassembly
● Kegagalan komponen
Jika ada beberapa komponen yang rusak, maka lepaslah dan gantikan den-
gan yang baru
● Tangki hidrolik
● Saringan hisab
● Pendingin oli, jika debu berjumlah banyak menempel pada kotak maka gan-
tilah
70
● silinder, “untuk lebih detail maka lihatlah proses pembersihan silinder”
● dan komponen lainnya yang digunakan
2. pekerjaan persiapan untuk pembilasaan
● memasang elemen pembilasaan, bersihkan saringan kecil, lalu pasanglah se-
perti apa adanya, ganti filter pilot dengan bagian baru, untuk lebih rinci lihatlah
“proosedur pemasangan filter elemen”
● sirkuit pendek yaitu, sirkuit silinder, sirkuit motor ayun, dan sirkuit motor T
- ravel, untuk detail lihatlah “prosedur perpipaan arus pendek”
● tambahkan oli hidrolik berdasarkan spesifikasi level
● mengalirkan udara berlebih didalam pompa utama
3. pembilasaan sirkuit silinder, sirkuit swing motor, sirkuit travel motor
● operasikan Engine dalam keadaan tekanan rendah dengan jangka waktu 30 -
Menit “tuas kontrol tidak boleh dipindahkan selama waktu ini”
● jalankan mesin dengan kecepatan midrage selama 30 menit, "tuas kontrol ti-
dak boleh dipindahkan selama waktu ini"
● jika temperatur oli rendah, pertambahan panjang operasi adalah langkah dan
untuk menaikkan suhu temperatur oli. suhu minyak harus 50 - 80˚C
● jalankan mesin saat idle tinggi dan lakukan operasi berikut
- Pola operatif
boom raise - boom lower - arm IN - Arm Out - bucket curl - bucket dump –
swing kanan - swing kiri - travel kiri - travel kanan
- waktu operasi
pegang tuas dalam setiap posisi selama 2 menit
- Jumlah waktu operasi
ulangi pola di atas setidaknya 5 kali
4. Memulihkan sirkuit silinder, sirkuit motor ayun
● mengembalikan sirkuit silinder dan sirkuit motor ayun ke sirkuit standar
"jaga sirkuit motor travel sirkuit pendek"
● Tambahkan oli hidrolik ke level yang ditentukan
● mengalirkan udara dari silinder pompa utama dan motor swing
5. sendi putar pembilasan pusat
● jalankan mesin saat idle tinggi dan lakukan operasi berikut
71
- pola operasi
kiri dan kanan ke depan = 90 * ayunan kiri dan kanan mundur = 90 *
ayunan ayunkan 90 * ke kiri atau ke kanan, tetapi ayunkan ke arah yang
sama setiap kali
- waktu operasi
pegang tuas di setiap posisi selama 2 menit
- jumlah waktu untuk operasi
ulangi pola di atas 4 kali, dan putar ayunan satu putaran, “"Tujuan berayun
90 * masing-masing adalah untuk menghilangkan kotoran di dalam pusat
putar untuk seluruh keliling alur oli pada sisi rotor dan sisi poros"
6. Memulihkan sirkuit perjalanan
● mengembalikan sirkuit perjalanan ke sirkuit standar
● ganti elemen pembilasan dengan bagian baru "untuk detail, lihat memasang
elemen filter"
● mengeluarkan udara dari motor travel
7. menyiram sirkuit PPC
● siram sirkuit PPC "untuk detail lihat sirkuit PPC Flsuhing"
8. memulihkan sirkuit PPC
● kembalikan sirkuit PPC ke sirkuit standar
9. pembilasan selama operasi yang sebenarnya
● dengan elemen pembilasan dipasang menjalankan operasi normal selama 10
- 20 jam "jika suhu minyak rendah melakukan operasi pemanasan
10. mengganti elemen
● ganti filter kembali dengan elemen standar, kelasi saringan kecil dan instal
seperti apa adanya, ganti filter pilot dengan bagian baru "untuk detailnya, lihat
pemasangan filter element"
● Tambahkan oli hidrolik ke level yang ditentukan
● mengeluarkan udara dari pompa utama
Flushing Pattern (B)
2. pekerjaan persiapan untuk pembilasan
● pasang elemen pembilasan, "untuk detail, lihat memasang elemen filter"
2. menyiram sirkuit PPC,
72
● "untuk detail lihat pembilasan sirkuit PPC"
3. memulihkan sirkuit PPC
● kembalikan sirkuit PPC ke sirkuit standar
4. pembilasan selama operasi yang sebenarnya
● dengan elemen pembilasan dipasang menjalankan operasi normal selama 10
- 20 jam "jika suhu minyak rendah, melakukan operasi pemanasan"
5. mengganti elemen
● ganti filter kembali dengan elemen standar, bersihkan saringan kecil dan
intall seperti apa adanya, ganti filter pilot dengan bagian baru "untuk detail lihat
memasang elemen filter"
Flushing Pattern (C)
jika pipa silinder terhubung dan silinder dioperasikan sebelum sistem
memerah, ada yang dioperasikan sebelum sistem memerah, ada bahaya bahwa
kotoran yang masuk selama operasi perakitan akan diedarkan di dalam silinder,
oleh karena itu, jangan menyiram sistem setelah selesai perakitan, melakukan
pembilasan sebelum menghubungkan pipa ke silinder
1. pekerjaan persiapan untuk pembilasan
● sirkuit pendek sirkuit silinder "untuk detailnya, lihat pipa sirkulasi pendek"
● pasang elemen pembilasan untuk detail "lihat memasang elemen filter"
2. pembilasan
● jalankan mesin dengan pemalasan rendah selama 30 menit, "leveler kontrol t
idak boleh dipindahkan selama waktu ini
● jalankan mesin saat idle tinggi dan lakukan operasi berikut
- sistem operasi
boom raise - boom lower - arm IN - arm out - bucket curl - bucket dump
- waktu operasi
pegang tuas di setiap posisi selama 2 menit
- Jumlah waktu operasi
ulangi pola di atas setidaknya 5 kali
3. Memulihkan sirkuit silinder
● mengembalikan sirkuit silinder ke sirkuit standar
● Tambahkan oli hidrolik ke level yang ditentukan
73
● mengeluarkan udara dari pompa utama dan silinder
4. pembilasan selama operasi yang sebenarnya
● dengan menginstal elemen pembilasan melakukan operasi normal selama 10
- 20 jam
5. mengganti elemen
● ganti filter kembali dengan elemen standar, bersihkan saringan kecil dan in -
stal seperti apa adanya, ganti filter pilot dengan bagian baru
● Tambahkan oli hidrolik ke level yang ditentukan
● mengeluarkan udara dari pompa utama dan silinder
PARTS & SERVICE NEWS
ini mengungguli edisi sebelumnya No. 21 - 506a
tertanggal Agustus 1998
SUBJEK : Membersihkan dan Membilas Sistem Hidraulik dalam Kasus
Kerusakan dengan partikel keausan
TUJUAN : Keausan menciptakan gram-gram pada komponen seperti
pompa hidrolik dan motor
APLIKASI : Semua Jenis
KODE : K100ZB
DESKRIPSI :
Dalam kasus kerusakan menciptakan chip pada komponen seperti pompa,
motor dan silinder pengganti bagian yang rusak dan pembersihan filter kembali
sendiri tidak cukup untuk bekerja lagi dengan mesin Karena kerusakan semacam
ini dari komponen jarang diperhatikan di mulai, kegagalan ini dapat mencemari
sirkuit hidrolik lengkap ke mana komponen itu terkait, atau bahkan
keseluruhannya sistem hidrolik. Untuk alasan ini, kami menyarankan untuk
membersihkan sistem hidrolik secara menyeluruh setelah penggantian komponen
yang rusak, untuk menghindari kerusakan konsekuensial yang mahal. Jika selama
pemeriksaan dan pembersihan, kerusakan pada komponen lain adalah ditemukan,
bagian-bagian ini juga harus diperbaiki atau diganti. Jika, dalam kasus
komisioning atau perbaikan tingkat oli hidrolik menurun di pipa hisap dan pompa
berjalan kosong, sangat penting untuk mengeluarkan darah sesuai sistem ke
Layanan Buletin 21-491.
74
Pembersihan sistem dibagi sebagai berikut:
A. Halaman Umum 2 - 4
B. Systems dengan filter tekanan tinggi halaman 4 - 5
C. Sistem tanpa filter tekanan tinggi halaman 5
“General”
Kerusakan menciptakan chip pada komponen seperti pompa hidrolik dan motor
• Saluran tekanan pendek dari komponen yang rusak dan sekitar wilayah
pembersihaan. 30 menit dengan menggerakkan gerakan yang sesuai (lihat
halaman 3). Dengan hidrolik Silinder digabungkan secara paralel, garis
tekanan dari kedua silinder harus Short Circuited.
Arah aliran harus terbalik appr. setiap 5 menit selama prosedur pembilasan.
Flushing Bridge konektor [inci] diameter pipa [mm]
864 070 40 ¾‟‟ 25x3
864 068 40 1‟‟ 30x4
864 066 40 1” 38x5
826 154 40 1¼ „‟ 38x5
826 155 40 1½ „‟ 50x6
826 156 40 2‟' 65x8
• Dengan silinder yang disandingkan secara paralel (misalnya silinder boom
dasar, tongkat, dll.) kedua silinder harus dilepas, dibuka, dibersihkan, dan
diperiksa untuk kemungkinan kerusakan.
• Turun, bongkar, periksa, dan sesuaikan kembali dengan benar tekanan
Outlet katup pelepas (s) dari rangkaian yang bersangkutan.
• Tarik spool keluar dari blok kontrol, periksa goresan dan kelancaran dalam
kontrol blok.
• Rumah blok kontrol Flush.
• Hapus, bongkar, bersihkan, dan periksa semua katup lain di sirkuit, mis.
katup throttle, Throttle Check, katup solenoid, dll.
• Jika ada kerusakan pada motor hidrolik dari Travel Gear, tarik keluar pivot
dari sendi putar. Bersihkan dan periksa semua bagian.
75
• Hapus, bongkar, bersihkan, dan periksa kembali katup tekanan di depan
filter kembali.
• Dalam kasus kerusakan motor hidrolik dari gigi slew dan perlengkapan
perjalanan, lebih dingin motor dll., saluran oli bocor harus dibersihkan.
Lepaskan sambungan (s) dari tangki dan /atau filter oli bocor.
• Tiriskan minyak hidrolik ke barel bersih.
• Sebelum pemasangan Flushing jembatan, panci oli yang cocok harus
ditempatkan, untuk menghindari kontaminasi lingkungan.
Gambar 4.26 langkah awal melakukan Flushing
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
• Hapus garis tekanan dari silinder.
• Lindungi silinder dari kontaminasi.
• Pasang jembatan flushing ke kedua ujung garis. Ganti silinder dengan
Flushing Bridge
Gambar 4.27 langkah kedua untuk melakukan Flushing
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
• Mulai mesin / motor.
• Melakukan gerakan dengan tuas tangan, ke
mulai prosedur pembilasan.
• Pembilasan harus dilakukan untuk pada minimal 30 mnt. Perubahan dari
arah penyiraman harus diubah setiap 5 mnt. (Lihat di bawah).
76
Gambar 4.28 arah sirkulasi Flushing
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
• Reverse Flushing Direction
• Setelah prosedur pembilasan, mesin /motor harus dihentikan dan
garis tekanan terhubung ke silinder, jika pembongkaran tidak diperlukan.
arah penyiraman
Gambar 4.29 struktur sirkulasi Flushing
Sumber : United Tractors Tbk samarinda
Turunkan semua filter kembali dan filter bocor, periksa layar filter. Apabila
rusak : ganti layar filter jika tidak rusak : layar filter bersih. Periksa terutama
untuk chip dalam memotong katup dan katup pengatur aliran. Periksa fungsi katup
by-pass.
• Bersihkan dengan hati-hati ruang saringan dan area hisap dalam tangki.
• Pasang katrid filter baru atau yang bersih.
• Tutup tangki minyak.
• Isi tangki dengan oli hidrolik.
• Isi minyak baru atau yang dikeringkan dan paling halus (hanya 20 mikron)
melalui filter garis kembali.
• Setelah menugaskan mesin, tekanan dari ruang filter harus
diperiksa dengan pengukur tekanan pada titik pengukuran. Tekanan yang
diizinkan adalah 2 bar, jika tekanan melebihi nilai ini, sistem kontrol di
77
operator taksi akan memberi sinyal. Lebih dari 2,3 bar, katup by-pass
terbuka secara otomatis hindari meledaknya elemen filter.
• Selanjutnya, filter kembali harus diperiksa setelah 1 jam dan kemudian
setiap 2 atau 3 jam untuk kontaminasi (keripik). Jika perlu, bersihkan atau
ganti. Inspeksi ini harus diulang sampai tidak ada kontaminasi (keripik)
yang dapat ditemukan. Jika kontaminasi yang meningkat (keripik)
terdeteksi, hentikan mesin
segera, tentukan penyebabnya dan perbaiki.
B. Sistem dengan filter tekanan tinggi Kerusakan menciptakan chip pada
komponen seperti pompa hidrolik Filter tekanan tinggi dipasang di hampir semua
mesin baru antara pompa dan blok kontrol, lindungi semua komponen hidraulik
dari rangkaian yang bersangkutan terhadap keripik. Namun demikian, jika cacat
pompa terdeteksi atau dibatasi, filter tekanan tinggi ditunjukkan, lanjutkan sebagai
berikut.
• Buka filter tekanan tinggi dari sirkuit pompa yang bersangkutan.
• Keluarkan katrid filter
• Ketika turun dari katrid filter, pastikan tidak ada chip dari ruang filter yang
terkontaminasi menembus ke dalam sirkuit melalui stop kontak filter.
• Rumah bersih.
• Periksa katrid filter apakah ada kerusakan (lubang, pecah).
• Jika kartrid filter rusak, sistem hidraulik harus dibersihkan sesuai contoh
"A".
• Jika katrid filter rusak, bersihkan katrid dan rakit ulang (amati arah aliran).
• Kuras Suction Reservoir dan bersihkan jika terpasang, periksa saringan
hisap.
• Dalam hal ini kami menyarankan untuk melakukan pekerjaan yang sama
pada semua filter tekanan tinggi.
• Sistem tanpa filter tekanan tinggi Kerusakan menciptakan chip pada
komponen seperti pompa hidrolik
• Lepaskan semua silinder hidrolik, dibongkar, bersihkan, dan periksa.
• Periksa goresan pada tabung silinder, pada batang piston dan piston.
Hapus semua motor hidrolik, kirim ke toko resmi atau ke KMG untuk diperiksa.
78
• Pekerjaan semacam ini hanya dapat dilakukan di ujung Anda, jika personel
yang terlatih khusus dan alat yang diperlukan tersedia.
• Lepaskan sambungan putar, bongkar, bersihkan, dan periksa.
• Hapus, bongkar, bersihkan, dan periksa unit oli pilot, katup pelepas tekanan,
pilot unit, tiga katup kontrol sirkuit, dll.
• Buka filter oli pilot, bersihkan atau ganti kartrid filter.
• Membongkar nitrogen akumulator, menyiram unit hidrolik dan memeriksa
tekanan nitrogen.
Lakukan semua pekerjaan lain seperti yang dijelaskan dalam contoh "A".
● Prosedur cara Flushing Oil Tool
1. langkah untuk mengawali Flushing pada Hydraulic Tank ialah dengan
mengedrain oli hidrolik pada valve yang terdapat dibagian bawah pada
Hydraulic Tank sebanyak kapasitas wadah In Flushing Oil Tool yaitu 20
liter.
2. setelah itu oli hidrolik yang terdapat pada wadah In, disirkulasikan pada
Flushing Oil Tool dengan sistem filterisasi dan Magnetic selama 30 menit,
dengan tujuan untuk meminimalisir tingkat kontaminasi berupa Iron (Fe).
3. setelah menunggu 30 menit untuk Flushing pada Oil Hydraulic maka
langkah selanjutnya iyalah, mengambil sampel oli hidrolik (SAE 10)
sebelum dilakukannya Flushing dan sesudah dilakukannya Flushing.
4. Lakukanlah perihal dipoint pertama apabila ingin melakukan Flushing pada
keseluruhan Oil Hydraulic yang terdapat pada Hydraulic Tank.
5. Kemudian apabila sampel Oil Hydraulic (SAE 10) sudah didapatkan
sebelum dilakukannya Flushing dan sesudah dilakukannya Flushing penulis
melakukan Analysis datasheet laboratorium untuk kandungan kontaminasi
yang terdapat pada kedua sampel Oil Hydraulic.
Dapat disimpulkan dari kedua Procedure Flushing diatas sangatlah banyak
perbedaan, diantaranya yaitu titik fokus melakukan Flushing yang dimana
Procedure Flushing PT United Tractors Tbk menempatkan sebuah titik Flushing
pada semua komponen yang dialiri oleh Oil Hydraulic, sedangkan untuk Flushing
79
Oil Tool hanya sebatas melakukan Flushing disatu titik yaitu Hydraulic Tank
karena minimnya batas kemampuan yang ada pada Oil Pump.
4.3.8 langkah-langkah cara Flushing Oil Tool
Table 4.6 Job Safety Environment Analysis ketika pengujian Flushing Oil Tool
No
.
Uraian Pekerjaan Bahaya/resiko
setiap pekejaan
Rekomendasi tindakan
Control
1. Persiapan Flushing oil Tool 1. Terpeleset
2. Tersandung
1 Pastikan lantai
ruang kerja
terhindar dari
cairan
2. pastikan keadaan
ruang kerja yang
rapi dan tidak
banyak benda
berserakan
3. Gunakan APD
(Alat Pelindung
Diri) sesuai dengan
Standar
2. Proses menghubungkan
sumber Energy (Battery 12
Volt)
Ke sistem kabel
penghubung Oil Pump
Electric In/Out
1. Tersetrum
2. Terkena
percikan bunga
api ketika
konslet
1. Pastikan tidak ada
kabel yang
terkelupas
2. Gunakan APD
(Alat Pelindung
Diri) sesuai dengan
Standar
Pada proses ini langkah-langkah cara Flushing yang dilakukan ada beberapa
tahapan ialah sebagai berikut :
80
1. langkah untuk mengawali Flushing pada Tank Hydraulic ialah dengan
mengedrain oli hidrolik pada valve yang terdapat dibawah Tank Hydraulic
sebanyak kapasitas wadah In Flushing Oil Tool yaitu 20 liter.
2. setelah itu oli hidrolik yang terdapat pada wadah In, disirkulasikan pada
Flushing Oil Tool dengan sistem filterisasi dan Magnetic selama 30 menit,
dengan tujuan untuk meminimalisir tingkat kontaminasi akibat dari keausan
komponen.
3. setelah menunggu 30 menit untuk Flushing pada Oil Hydraulic maka
langkah selanjutnya iyalah, mengambil sampel oli hidrolik (SAE 10)
sebelum dilakukannya Flushing dan sesudah dilakukannya Flushing.
Gambar 4.30 sampel Oil Hydraulic sebelum Flushing
Gambar 4.31 sampel Oil Hydraulic sesudah Flushing
4. Lakukanlah perihal dipoint pertama apabila ingin melakukan Flushing pada
keseluruhan Oil Hydraulic yang terdapat pada Hydraulic Tank.
81
5. Kemudian apabila sampel Oil Hydraulic (SAE 10) sudah didapatkan hasil,
sebelum dilakukannya Flushing dan sesudah dilakukannya Flushing penulis
melakukan Analysis datasheet laboratorium untuk kandungan kontaminasi
yang terdapat pada kedua sampel Oil Hydraulic.
4.3.9 Analysis hasil Oil Hydraulic
Dari hasil pengujian yang dilakukan oleh penulis berupa Flushing pada Oil
Hydraulic PC 200-7 yang ada di WorkShop dengan tahap sirkulasi dan dengan
jangka waktu 30 menit, bahwasanya terjadi perubahan penurunan pada kandungan
kontaminasi berupa Iron (Fe), dimana ketika sebelum dilakukannya Flushing pada
Oil Hydraulic PC 200-7 kontaminasi berupa Iron (Fe) terdapat 28 mg/kg (PPM) –
ASTM D-5185, dan sesudah dilakukannya Flushing pada Oil Hydraulic tingkat
penurunan kontaminasinya yaitu 13 mg/kg (PPM) – ASTM D-5185 yang dimana
angka penurunan tersebut berada diangka 15 mg/kg (PPM) – ASTM D-5185,
untuk data penurunannya tersebut dapat dilihat dari datasheet pengujian yang
dilakukan pada laboratorium trakindo, untuk kelengkapan pada datasheet dapat
dilihat pada lampiran yang tersedia.
Gambar 4.32 hasil analisa pengujian Oil Hydraulic
82
4.3.7. perawatan dan penyimpanan Flushing Oil Tool
Cara perawataan dan penyimpanan Flushing Oil Tool yang benar, agar alat
dapat bertahan lama, berikut adalah cara penyimpanan dan perawatan Flushing
Oil Tool :
1. Simpanlah Flushing Oil Tool ditempat yang kering dan jauhkanlah dari
kontak sinar matahari langsung.
2. Bersihkanlah komponen Flushing Oil Tool setelah dilakukan pemakaian.
3. Lakukanlah pembersihan terhadap Housing Filter.
4. Lakukanlah pergantian pada Element Oil Filter setiap 8 bulan pemakaian
Flushing Oil Tool, apabila Flushing Oil Tool sering digunakan maka waktu
pergantiannya dipercepat menjadi 6 bulan sekali melakukan pergantian oleh
Element Oil Filter.
5. Tutuplah wadah In/Out setelah menggunakan Flushing Oil Tool.
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh selama melakukan penelitian, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Telah dapat membuat Flushing Oil Tool.
2. Dapat mengetahui potensi bahaya pada saat melakukan pembuataan dan
pengujian Flushing Oil Tool serta dapat meminimalisir potensi bahaya
tersebut.
3. Dapat menganalisa tingkat penuruan kontaminasi berupa Iron (Fe) yang
terdapat pada Oil Hydraulic PC 200-7, dimana ketika sebelum dilakukannya
Flushing pada Oil Hydraulic PC 200-7 kontaminasi berupa Iron (Fe)
terdapat 28 mg/kg (PPM) – ASTM D-5185, dan sesudah dilakukannya
Flushing pada Oil Hydraulic tingkat penurunan kontaminasinya yaitu 13
mg/kg (PPM) – ASTM D-5185 yang dimana angka penurunan tersebut
berada diangka 15 mg/kg (PPM) – ASTM D-5185
5.2. Saran
Adapun saran yang disampaikan oleh penulis ialah sebagai berikut :
1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih jauh lagi, agar
mengetahui atau memperdalam cara mengurangi kontaminasi pada oli
hidrolik selain partikel Iron (Fe) yang diakibatkan keausan komponen.
2. Walaupun alat ini cukup aman dalam pengunaannya namun tetap bekerja
sesuai dengan Job Safety Environment Analysis (JSEA).
84
DAFTAR PUSTAKA
Petrosea. (2000). Work Instruction of kidney loop.
PT. Hexindo Consult, 2000, “Prospek Industri dan Pemasaran Pelumas di
Indonesia”, Jakarta.
Wartawan, AL, 1983, “ Minyak Pelumas Pengetahuan Dasar & Cara Penggunaan,
Penerbit Gramedia, Jakarta.
Trakindo. (2003). Contamination control of Training Center. Caterpillar basic
training, Cileungsi.
Festo Didactic KG,1990 Hydraulics (Basic Level TP 501)
Trakindo, (2003). Schedule Oil Sampling. Jakarta.
Trakindo. (2003). Magnetic Plug Rating. Maintenance Division
Dory S, Hansen T. (2002), Contamination Control Program. Diakses 10 Januari
2016. Available from: http://machinerylubrication.com/Read/497/ mobile
equipment contamination.
85
LAMPIRAN
86
87
88
89
90