Rancang Bangun Alat Pemberi Pakan Udang Berbasis Mikrokontroler (Software)
-
Upload
gustikoanino -
Category
Documents
-
view
182 -
download
13
description
Transcript of Rancang Bangun Alat Pemberi Pakan Udang Berbasis Mikrokontroler (Software)
Jurnal Elektro PENS
www.jurnalpa.eepis-its.edu
Teknik Elektro Industri
Vol.1, No.1, 2012
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Rancang Bangun Miniatur Alat Pemberi Pakan Udang
(Software)
Gusti Nanda Koanino, Epyk Sunarno, Irianto
Program Studi D3 Teknik Elektro Industri
Departemen Teknik Elektro
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Kampus PENS, Jalan Raya ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Tel: (031) 594 7280; Fax: (031) 594 6114
Email:[email protected],email@[email protected], [email protected]
Abstrak
Pada pemberian pakan pada ternak udang biasanya di lakukan menggunakan sistem waktu, dimana
dalam sehari udang diberi makan sebanyak tiga kali. Tetapi pemberian pakan dilakukan secara manual, jika
peternak lupa memberi makan maka udang-udang akan mati atau hasilnya ketika panen akan buruk yang
mengakibatkan para petani menjadi rugi. Dengan alasan inilah kami membuat sebuah alat yang dapat membantu
para petani tambak dalam pemberian pakan. Alat pemberi pakan ini berjalan berdasarkan sistem waktu yang
sama seperti di gunakan oleh para petani tambak. Berawal dari pengontrolan timer dengan menggunakan RTC
(Real Time Clock), lalu waktu dalam RTC ditentukan sesuai dengan waktu pakan dari udang. Dimisalkan timer
diatur tiap 20 menit, maka pada saat waktu sudah mencapai 20 menit alat ini akan langsung bergerak menuju
kolam pertama dengan mengikuti garis seperti line tracer. Alat ini akan berhenti tepat di tepi kolam, setelah
berhenti maka motor scew sehingga makanan dari wadah penampungan akan menuju ke tempat pelontaran.
Makanan akan dideteksi oleh load cell dengan berat 3gram. Setelah pakan sudah terdeteksi sebesar 3 gram, maka
pakan akan langsung ditembakkan sehingga makanan akan tepat jatuh ditengah kolam. Dengan adanya Rancang
bangun miniatur alat pemberi pakan ini diharapkan pemberian pakan dapat lebih tepat takaran yaitu sebesar
3gram serta dapat jatuh tepat ditengah kolam.
Kata kunci: Load Cell, RTC, Mikrokontroller ATMega 16, Photodiode
1. Pendahuluan
Pemberian pakan tepat waktu merupakan hal terpenting yang perlu diperhatikan untuk peternakan udang.
Pemberian pakan udang ada dua cara [1], pertama adalah 2x dalam sehari untuk udang yang masih dalam masa
pembenihan yaitu berumur 1-20 hari. Kedua adalah 3x dalam sehari untuk udang dewasa yang berumur diatas 20 hari.
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.1, No.1, (2012)
Dalam peternakan udang pemberian pakan disesuaikan dengan jumlah bibit dan luas tambak. Biasanya petani
tambak yang baru membuka peternakan kurang memahami dampak dari pemberian pakan yang terlalu banyak ke
udang dan kurang tepat dalam penebaran makanan.
Melihat kondisi tersebut maka dibuat sebuah alat yang dapat mempermudah petani tambak dalam pemberian pakan
udang secara intensif. Alat ini seperti line tracer yang membawa wadah yang berisikan pakan udang yang dibawa ke
pinggir kolam atau tambak, kemudian alat ini akan menyemburkan atau menembakkan pakan udang ke tengah-tengah
kolam. Pemberian pakan udang ini diatur dengan menggunakan pewaktu. Pewaktu diatur sesuai dengan waktu
pemberian pakan dari udang, oleh karena itu pada jam-jam yang telah ditentukan alat ini akan bekerja secara otomatis,
sehingga alat ini akan membantu meringankan pekerjaan para petani tambak udang.
2. Metode
2.1 Sensor Load Cell
Load cell [2] adalah komponen utama pada sistem timbangan digital. Tingkat keakurasian timbangan bergantung
dari jenis load cell yang dipakai. Sensor load cell apabila diberi beban pada inti besi maka nilai resistansi di strain
gaugenya akan berubah yang dikeluarkan melalui empat buah kabel. Dua kabel sebagai eksitasi dan dua kabel lainnya
sebagai sinyal keluaran ke kontrolnya. Gambar 2.2 dibawah adalah bentuk fisik dari sensor load cell.
Gambar 2.1 Load Cell 0-500g
Sebuah load cell terdiri dari konduktor, strain gauge, dan wheatstone bridge. Berikut ini beberapa penjelasan
mengenai definisi load cell. Tegangan keluaran dari sensor Load Cell sangat kecil, sehingga untuk mengetahui
perubahan tegangan keluaran secara linier dibutuhkan rangkaian penguat instrumen. Dalam hal ini digunakan IC
amplifier instrumen INA 125 yang memang dibuat khusus untuk menguatkan tegangan keluaran yang sangat kecil
hungga kurang dari satuan milivolt, salah satunya sensor Load Cell, hingga ukuran tegangan dalam satuan milivolt.
Gambar rangkaian dapat dilihat pada Gambar 2.8. Agar tegangan dapat terukur secara linier digunakan penguatan
sebesar 1000 kali.
2.2 Sensor Cahaya
Sensor photodiode [4] adalah suatu jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah jika cahaya yang jatuh pada
dioda berubah-ubah intensitasnya. Semakin kuat cahaya yang jatuh pada dioda maka makin kecil nilai tahanannya,
sehingga arus yang mengalir semakin besar. Selain itu photodioda juga membutuhkan cahaya yang masuk sehingga
dipasang led super bright. Led ini berfungsi untuk memberikan cahaya yang akan diterima oleh phototdiode.
Komponen ini akan mengubah energi cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra red menjadi sinyal listrik ( dalam hal
ini arus listrik ).
Gambar 2.2 Photodioda
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.1, No.1, (2012)
-
Grafik 1. Karakteristik Photo dioda
2.2 RTC
Real-time clock disingkat RTC adalah jam di komputer yang umumnya berupa sirkuit terpadu yang
berfungsi sebagai pemelihara waktu. RTC umumnya memiliki catu daya terpisah dari catu daya komputer
(umumnya berupa baterai litium) sehingga dapat tetap berfungsi ketika catu daya komputer terputus.
Kebanyakan RTC menggunakan oskilator kristal.
RTC tipe DS1307 merupakan jenis pewaktu yang menggunakan komunikasi serial untuk operasi tulis
baca, dengan spesifikasi berikut ini :
Real-time clock (RTC) meyimpan data-data detik, menit, jam, tanggal, bulan, hari dalam seminggu, dan
tahun valid hingga 2100.
56-byte, battery-backed, RAM nonvolatile (NV) RAM untuk penyimpanan.
Antarmuka serial Two-wire (I2C).
Sinyal luaran gelombang-kotak terprogram (Programmable squarewave).
Deteksi otomatis kegagalan-daya (power-fail) dan rangkaian switch.
Konsumsi daya kurang dari 500 nA menggunakan mode baterai cadangan dengan operasional osilator.
Tersedia fitur industri dengan ketahanan suhu: -40°C hingga +85°C.
Tersedia dalam kemasan 8-pin DIP atau SOI.
Gambar 2.5 IC DS1307
2.1 Mikrokontroler AT MEGA 16
Pembahasan mikrokontroller dalam proyek akhir ini dititik beratkan pada rangkaian min-sys (minimum system)
mikrokontroller AVR ATMega 16 sebagai kontroller utama (main controller). Pemrograman AVR tergolong mudah
karena dapat dilakukan dengan menggunakan teknik ISP (In Sysytem Programming). Dengan teknik ISP kode HEX
dapat langsung di download pada mikrokontroller didalam minimum system. Selain dengan mode ISP pemrograman
AVR juga dapat dilakukan secara parallel menggunakan perangkat programmer/downloader. Mikrokontroller AVR
memiliki arsitektur RISC 8-bit. Semua instruksi dikemas dalam mode 16-bit (16-bit word) dan sebagian instruksi
dieksekusi dalam satu siklus clock, secara umum AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu keluarga ATTiny,
ATMega, AT90Sxxx dan AT86RFxx, perbedaan masing – masing kelas adalah memori, kecepatan dalam pemroses
data, dan fungsi. Semua mikrokontroller AVR memiliki jenis memori program Flash (dapat diprogram ulang).
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.1, No.1, (2012)
Gambar 2.4 Konfigurasi pin ATMega 16
3. Perancangan Sistem
3.1 Perencanaan Perangkat Lunak
Gambar 3.1 Blok diagram sistem
Sesuai dengan gambar 3.1, sebagai input untuk mikrokontroler adalah data dari load cell serta data inputan dari
sensor photo dioda. Kedua inputan ini akan masuk dihubungkan ke port input pada ADC internal dari ATMega16
yang terdapat pada PORTA. Inputan dari kedua sensor ini nantinya akan diproses kedalam mikrokontroller
ATMega16 menghasilkan outputan berupa tampilan LCD dan driver untuk mengontrol arah putar pada motor
penggerak alat tersebut . Selain itu outputan dari mikro juga digunakan untuk mengatur buka tutup pada valve yang
digunakan untuk pelontar pakan dan mengatur pada motor screw untuk mengontrol banyaknya pakan yang akan
masuk. Dalam pengoperasianya alat ini bekerja berdasarkan pewaktuan dari RTC DS1307. IC ini nantinya akan
mendeteksi setiap perubahan waktu. Pewaktuan disesuaikan dengan jam pakan dari pemberian pakan udang tersebut.
Setelah alarm aktif maka alat akan bekerja alat akan bergerak menuju kolam 1 pada kolam 1 maka motor screw akan
aktif sampai beratnya sesuai dengan yang dikehendaki. Setelah pakan turun maka solenoid akan aktif, setelah aktif
maka valve pelontar akan aktif. Proses ini akan berjalan sama untuk kolam ke dua dan seterusnya. Setelah selesai
maka alat akan kembali ke tempat awal dan siap beroperasi kembali untuk jam jam pakan berikutnya.
3.2 Pengujian Sensor photodiode
Sensor photodiode adalah suatu jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah jika cahaya yang jatuh pada
dioda berubah-ubah intensitasnya. Apabila mengenai garis hitam maka tegangan outputan sebesar 5V namun apabila
tidak melewati garis hitam maka teganganya sangat kecil yaitu sekitar 300mV hal ini dikarenakan penggunaan nilai
resistansi yang diberikan sehingga timbul perbedaan tegangan yang cukup jauh
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.1, No.1, (2012)
Gambar 3.2 Rangkaian aplikasi sensor Photodiode
Sensor photodiode ini memiliki batas maksimum tegangan input sebesar 5V. Sehingga pada aplikasinya
sebelum tegangan input menuju photodiode harus diberi resistor agar timbul arus yang tidak terlalu besar. Semakin
besar nilai resistanya maka arus yang dihasilkan akan semakin kecil begitu pula sebaliknya. Untuk analisa
perhitungannya adalah sebagai berikut :
3.3 Pengujian Sensor Load cell
Keluaran dari sensor load cell terdiri dari empat kabel yang berwarna merah, hitam, biru, dan putih. Kabel
merah merupakan input tegangan sensor dan kabel hitam merupakan input ground pada sensor. Tegangan input dari
sensor ini maksimal sebesar 10 volt. Kabel warna biru / hijau merupakan output positif dari sensor dan kabel putih
adalah output ground dari sensor. Output sensor load cell berupa tegangan. Nilai tegangan output dari sensor ini
sekitar 1 mV.
Menentukan penguatan yang akan di gunakan :
0 --- 500 g menggunakan adc 8 bit
0 --- 5V
=
= 0.01953125 V/bit
= 0.01953125 x 255
= 4.98 V
Pada proses perhitungan load cell dengan kapasitas 0-500g kami melakukan pengukuran dengan cara memberikan
beban maximum yaitu 500g maka didapatkan tegangan 6.9mV. sehingga dapat disimpulkan bahwa load cell memiliki
Vout tanpa penguatan maximum sebesar 6.9mV.
= 721.7391304
Av adalah nilai penguatan / gain yang diperlukan untuk mendapatkan tegangan penguatan dengan Vref sebesar 5V.
Selanjutnya kami menggunakan rumus dari INA125 untuk mendapatkan nilai resistor yang dikehendaki.
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.1, No.1, (2012)
𝛀
4. Hasil pengujian sistem
4.1 Pengujian Sensor Photo diode
Pengujian sensor photodiode ini berfungsi untuk mengatahui apakah sensor dapat membaca daris hitam dan
putih secara benar.
Tabel 4.1 sensor photodiode (V)
Kondisi
lampu
lampu1 lampu2 lampu3 lampu4
Putih 0.21 V 0.2 V 0.24 V 0.24 V
Hitam 4.33 V 4.34 V 4.48 V 4.28 V
4.2 Pengujian Sensor Load Cell
Pada sensor load cell dengan kapasitas 0-500g digunakan untuk mendeteksi pakan udang yang akan
dilontarkan ke kolam. Sensor load cell ini nantinya akan masuk kedalam PORTA.0.namun karena tegangan keluaran
dari load cell sangat kecil yaitu sekitar 0,5mV maka ATMega16 tidak bisa mendeteksi. Oleh karena itu tegangan perlu
dikuatkan menggunakan IC INA125. Dibawah ini adalah tabel Vsebelum penguatan dan sesudah penguatan
menggunakan INA125.
Tabel 4.2 Tegangan Load Cell sebelum penguatan
Berat ADC V sebelum penguatan
(mV)
0 40 1
5 42 1.1
10 45 1.2
Tabel 4.3 Tegangan Load Cell setelah penguatan
Berat ADC Vo Vo teori %error
0gram 40 0.78 0,72 8,33
5gram 42 0.82 0,79 3,80
10gram 45 0.90 0,86 4,65
5. Kesimpulan
Setelah dilakukan proses perencanaan, pembuatan dan pengujian alat serta dengan membandingkan
dengan teori-teori penunjang, dan dari data yang didapat maka dapat disimpulkan:
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.1, No.1, (2012)
1. Sensor photodiode yang berfungsi untuk mendeteksi lintasan garis hitam memiliki tegangan output sebesar
4,3V ketika mengenai garis hitam dan pada saat mengenai permukaan putih tegangan outputannya sebesar
0,2V.
2. Sensor load cell dengan kapasitas 0-500g memiliki sensitivitas yang cukup baik karena pada saat pengetesan
beban linear dari beban 0g sampai 100g memiliki tegangan outputan yang linear meskipun sudah dikuatkan
sebesar 721 kali dari sinyal aslinya.
3. Saat proses integrasi dari seluruh rangkaian proses berjalannya alat dapat bekerja dengan baik dengan sistem
sequensial dimana proses kerja dilakukan secara berurutan namun terdapat sedikit miss pada proses
pengisian pakan udang.
4. Driver motor dengan menggunakan relay dapat beroperasi dengan baik dan memiliki respon yang cepat
terutama pada saat pendeteksian lintasan garis dalam perubahan arah motor
5. Pada bagian pelontar untuk proses penembakan arah penembakan belum bisa jatuh seluruhnya kekolam dan
ada beberapa yang masih jatuh didekat robot.
6. Dengan adanya sistem pemberian pakan secara otomatis berdasarkan pewaktuan dapat membantu pemberian
pakan yang tepat waktu, tepat takaran, dan tepat sasaran.
6. Ucapan Terima Kasih
Dengan penuh keikhlasan dan kerendahan hati, penulis menghaturkan syukur Alhamdulillah yang sebesar –
besarnya kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan kekuatan, bimbingan, ampunan yang seluas – luasnya dan
pertolongan dengan seagung – agungnya pertolongan, serta Sholawat dan Salam sepenuhnya kami haturkan kepada
junjungan kami Baginda Rosul Nabi Besar Muhammad SAW sebagai panutan dan sebagai suri tauladan kami. Tidak
lupa juga kami ucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis untuk
menyelesaikan Proyek Akhir ini, diantaranya adalah:
1. Allah SWT, karena perlindungan, pertolongan dan ridho-Nya saya mampu menyelesaikan Proyek Akhir ini serta
hambanya yang termulia Nabi Besar Muhammad SAW.
2. Untuk Ayah dan Ibunda tercinta yang selalu memberi dukungan dan mendoakan.
3. Bapak Dr. Ir. Dadet Pramadihanto, M.Eng selaku direktur PENS-ITS.
4. Bapak Novie Ayub Windarko, ST, MT. PH.I selaku ketua program studi Teknik Elektro Industri PENS-ITS.
5. Bapak Epyk Sunarno, SST. MT dan Bapak Drs. Irianto, MT selaku dosen pembimbing proyek akhir saya.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing dan membekali ilmu kepada penulis selama penulis
menempuh pendidikan di kampus tercinta ini, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS ( PENS-ITS ).
7. Teman-teman D3 2009 yang telah memberikan dukungan langsung dan tidak langsung atas terselesainya proyek
akhir ini.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesainya proyek akhir ini yang tidak dapat penulis
sebutkan.
Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan, rahmat dan nikmat-Nya bagi kita semua. Amin.
Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.1, No.1, (2012)
Referensi
[1]. Haliman, Rubiyanto Widodo. 2007. “Udang Vanamei”. Surabaya : Penebar swadaya.
[2]. Load Cell Teori, Manual Load Cell. loadcellteori. wordpress.com. 14/02/2012.
[3]. Sensor.mcafif.wordpress.com. 25/06/2012
[4]. Prinsip kerja photodioda. ikhwanpcr.blogspot.com. 25/06/2012.