RA.najah Syamiyah

4
Interval Pap Smear yang Efektif Sebagai Upaya Skrining Kanker Serviks Najah Syamiyah Program Studi Kesehatan Masyarakat, FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pendahuluan Kanker Serviks adalah kanker pada Serviks atau Leher Rahim yaitu area bawah pada rahim yang menghubungi rahim dengan vagina. Kanker Serviks disebabkan oleh HPV (Human Papilloma Virus) 1 . Kanker serviks merupakan merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia. Bahkan menurut Badan Kesehatan Dunia, WHO, kanker jenis ini menempati urutan ke-2 sebagai kanker yang sering menjangkiti kaum wanita. Diprediksikan akan terjadi peningkatan kematian mencapai 25% hingga 10 tahun ke depan. Pada tahun 2005 terdapat lebih dari 500.000 kasus baru kanker serviks dengan lebih dari 90% terdapat di negara berkembang. Jika diabaikan, kanker serviks yang invasif hampir selalu berkibat fatal 2 . Sejarah dan Manfaat Pap Smear Papanicolaou Smear atau yang lebih dikenal dengan Pap Smear adalah metode screening ginekologi, dicetuskan oleh Georgios Papanikolaou merupakan pemeriksaan sitologi (pengecatan) dari cairan liang senggama dan cairan apa saja untuk dapat menetapkan secara dini kemungkinan adanya suatu keganasan (tumor atau kanker). Sekalipun bukan dasar kepastian penyakit, namun pemeriksaan ini telah diakui mampu mengarahkan deteksi kanker serviks untuk pemeriksaan lebih lanjut 3 . Pap smear dapat dilakukan pada saat pemeriksaan dalam rutin. Pap smear merupakan metode skrining yang sudah dikenal luas. Petugas kesehatan akan menggunakan spekulum untuk melihat serviks. Selanjutnya dengan menggunakan Abstract: Pap smear is the specific tests aimed at early detection of cervical cancer. Indeed, since the pap smear is an intensive introduction to the woman, the death rate from cervical cancer, which was formerly known as the first killer for women in developed countries to be dropped. The annual Pap smear, a cornerstone of women’s health for at least 60 years, is now officially a thing of the past. In recent years, some doctors and medical groups, including the American College of Obstetricians and Gynecologists , began urging less frequent screening for cervical cancer. This literature review studies that recommend effective pap smear screening interval. Several studies have concluded that an effective pap smear should not be done every year or as often as possible. Keywords: Pap Smear, Cervical Cancer, Interval, Screening.

description

r

Transcript of RA.najah Syamiyah

Page 1: RA.najah Syamiyah

Interval Pap Smear yang Efektif Sebagai Upaya Skrining Kanker Serviks

Najah Syamiyah

Program Studi Kesehatan Masyarakat, FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pendahuluan

Kanker Serviks adalah kanker pada

Serviks atau Leher Rahim yaitu area

bawah pada rahim yang menghubungi

rahim dengan vagina. Kanker Serviks

disebabkan oleh HPV (Human Papilloma

Virus)1. Kanker serviks merupakan

merupakan salah satu kanker yang paling

sering menyerang wanita di seluruh dunia.

Bahkan menurut Badan Kesehatan Dunia,

WHO, kanker jenis ini menempati urutan

ke-2 sebagai kanker yang sering

menjangkiti kaum wanita. Diprediksikan

akan terjadi peningkatan kematian

mencapai 25% hingga 10 tahun ke depan.

Pada tahun 2005 terdapat lebih dari

500.000 kasus baru kanker serviks dengan

lebih dari 90% terdapat di negara

berkembang. Jika diabaikan, kanker

serviks yang invasif hampir selalu berkibat

fatal 2.

Sejarah dan Manfaat Pap Smear

Papanicolaou Smear atau yang

lebih dikenal dengan Pap Smear adalah

metode screening ginekologi, dicetuskan

oleh Georgios Papanikolaou merupakan

pemeriksaan sitologi (pengecatan) dari

cairan liang senggama dan cairan apa saja

untuk dapat menetapkan secara dini

kemungkinan adanya suatu keganasan

(tumor atau kanker). Sekalipun bukan

dasar kepastian penyakit, namun

pemeriksaan ini telah diakui mampu

mengarahkan deteksi kanker serviks

untuk pemeriksaan lebih lanjut3.

Pap smear dapat dilakukan pada

saat pemeriksaan dalam rutin. Pap smear

merupakan metode skrining yang sudah

dikenal luas. Petugas kesehatan akan

menggunakan spekulum untuk melihat

serviks. Selanjutnya dengan menggunakan

Abstract: Pap smear is the specific tests aimed at early detection of cervical cancer.

Indeed, since the pap smear is an intensive introduction to the woman, the death

rate from cervical cancer, which was formerly known as the first killer for women in

developed countries to be dropped. The annual Pap smear, a cornerstone of

women’s health for at least 60 years, is now officially a thing of the past. In recent

years, some doctors and medical groups, including the American College of

Obstetricians and Gynecologists , began urging less frequent screening for cervical

cancer. This literature review studies that recommend effective pap smear screening

interval. Several studies have concluded that an effective pap smear should not be

done every year or as often as possible.

Keywords: Pap Smear, Cervical Cancer, Interval, Screening.

Page 2: RA.najah Syamiyah

alat khusus (sikat yang halus), dilakukan

pengambilan sel-sel di sekitar serviks.

Kemudian sel-sel tersebut dipulas pada

kaca objek dan dikirimkan ke

laboratorium untuk diperiksa. Pap smear

biasanya tidak nyeri, tetapi kurang

nyaman bagi sebagian perempuan4,5.

Pap smear diakui menjadi salah

satu tes yang tersedia untuk pencegahan

kebanyakan kasus kanker serviks. Perlu

diketahui bahwa tidak semua tes skrining

100 persen akurat. Dari berbagai

penelitian, diperoleh bahwa senstifitas

pap smear untuk mendetksi kanker

serviks bervariasi yaitu antara 44-98 %.

Selain memiliki sensitifitas yang amat

beragam, pap smear juga memiliki angka

palsu yang cukup tinggi yaitu berkisar

antara 5-50 %, bisa karena akibat

pengambilan sediaan yang tidak adekuat,

kegagalan ksrining dan kesalahan

iterpretasi6. Namun dengan pap smear,

sel-sel kanker yang masih kecil atau ringan

yang terlihat akan mudah dibersihkan dan

segera diobati. Dan apabila sel-sel yang

dicurigai kanker tidak segera dideteksi,

maka akan berkembangmenjadi kanker

serviks7. Oleh karena itu, pap smear

menjadi penting bagi orang-orang yang

diduga beresiko mengalami kanker

serviks.

Syarat Melakukan Pap Smear

Tidak semua perempuan bisa langsung

atau begitu saja melakukan pap smear.

Hanya kelompok wanita yang bersiko

terkena kanker serviks yang dianjurkan

melakukan pap smear. Syarat dilakukan

pap smear antara lain 3,8:

1. Tidak boleh sedang haid atau ada

perdarahan. Jika ingin melakukan

pap smear sebaiknya tiga hari

sesudah haid selesai.

2. Tidak boleh berhubungan seksual

walaupun menggunakan kondom

sekalipun, minimal tiga hari

terhitung 3×24 jam.

3. Tidak boleh memakai douch,

cairan pembersih vagina, sabun

sirih atau antiseptik sejenisnya

yang dimasukkan ke dalam vagina

(bila sekadar untuk membersihkan

daerah bagian luar vagina atau

untuk cebok diperbolehkan).

4. Tidak sedang hamil. Jika hendak

pap smear sebaiknya dilakukan

dua atau tiga bulan setelah

melahirkan. Pada masa ini,

umumnya darah nifas atau cairan

pada masa nifas sudah tidak ada.

Ibu juga lebih siap untuk

melakukan pemeriksaan dalam.

Frekuensi Rutin Pap Smear

Sejak tahun 2003, terutama di

negara maju, para wanita dewasa yang

telah berusia 21 tahun ke atas dan aktif

secara seksual disarankan menjalani tes

pap smear setahun sekali. Tetapi menurut

informasi terbaru yang dirilis oleh media

terkemuka dunia seperti Reuters dan The

New York Times, rekomendasi tersebut

diubah Selasa, 18 Oktober 2011 oleh

Panel Pencegahan Amerika Serikat yang

didukung pula oleh Lembaga Kanker

Amerika. Mereka menyatakan pap-smear

setahun sekali tersebut berlebihan;

berdampak negatif lebih banyak daripada

positifnya. Dampak negatif dari

overtesting bisa berakibat pada

Page 3: RA.najah Syamiyah

pendarahan, rasa sakit, infeksi, resiko

melahirkan prematur, dan dampak

psikologis menghadapi diagnosa

kemungkinan mengindap kanker, selain

tentunya biaya tes yang harus

dikeluarkan9. Namun masih banyak

perbedaan rekomendasi frekuensi pap

smear dari bebagai sumber. Kebanyakan

dari mereka menyarankan wanita yang

dianggap beresiko tinggi terkena kanker

serviks untuk melakukan pap smear setiap

tahunnya.

Pada tahun 1987, American Cancer

Society, dan beberapa organisasi nasional

lainnya, merekomendasikan bahwa

wanita yang paling aman bisa melakukan

pap smear rutinan untuk kanker serviks

setiap 3 tahun, bukan setiap tahun. Dua

puluh lima tahun kemudian, studi

menunjukkan bahwa sebagian besar

penyedia layanan kesehatan masih

merekomendasikan pemeriksaan

tahunan dan bahwa sebagian besar

wanita mengharapkan pemerikasaan rutin

tahunan10,11.

Beberapa penelitian menguji

keefektifan interval pemeriksaan pap

smear. Sebuah penelitian di Finlandia

mengevaluasi apakah lima tahun adalah

interval skrining yang sesuai untuk kanker

serviks bagi peningkatan kesehatan

masyarakat. Hasilnya membuktikan

bahwa interval lima tahun untuk skrining

kanker serviks denganpap smear adalah

efektif dalam mengurangi resiko invasive

kenkerleher rahim12.

Penelitian dengan disain kohort di

Columbia yang bertujuan untuk

menentukan faktor-faktor yang

mempengaruhi risiko kanker serviks

setelah tiga kali berturut-turut negatif pap

smear menunjukkan efektivitas marjinal

pap smear menurun dengan

meningkatnya frekuensi penggunaan.

Penelitian ini mendukung efek

pencegahan pemeriksaan pap smear dan

ketergantungannya pada frekuensi

penggunaan. Wanita dengan riwayat

displasia, sebelum tiga berturut-turut

negatif lebih beresiko mengembangkan

kanker serviks invasif skuamosa

dibandingkan dengan wanita yang tidak

memiliki riwayat tersebut13.

Skrining Pap smear yang terlalu

sering dikhawatirkan dapat menghasilkan

sejumlah besar tes positif palsu yang

kadang-kadang mengarah pada biopsi

menyakitkan dan menempatkan

perempuan pada risiko komplikasi

kehamilan di masa depan, seperti

persalinan prematur dan rendah berat

lahir bayi10.

Kesimpulan

Penelitian tentang interval

frekuensi pemeriksaan atau skrining

dengan pap smear yang efektif perlu di

lakukan kembali. Penelitian tentang tidak

baiknya jika pap smear dilakukan setiap

tahun sendiri masih belum terbukti. Jika

penelitian pada atahun 80-an hingga awal

tahun 2000 masih memiliki pandangan

yang sama tentang interval pap smear

yang baik adalah bukan setiap tahun,

bagaimana dengan yang sekarang?

Meskipun masih banyak penggunaan lain

untuk skrining kanker serviks seperti IVA

misalnya, namun presepsi tentang aturan-

aturan pap smear perlu disosialisasikan

terutama kepada masyarakat dan petugas

Page 4: RA.najah Syamiyah

kesehatan yang terbiasa melakukan

pemeriksaan pap smear.

Daftar Pustaka

1. Knoch,Elise. 2009. Kanker Serviks

Dan Penyakit HPV. dari

http://www.parokihtbspm.org/pdf/

buletin-berbuah/kanker-serviks-dan-

penyakit-hpv.pdf diakses pada 4 Juni

2012.

2. Kementerian Kesehatan. 2007.

Vaksin HPV untuk Perangi Kanker

Serviks. dari www.depkes.go.id

diakses pada 4 Juni 2012.

3. Tiara. Pap smear, kewajiban atau

kebutuhan?. dari

http://www.balisruti.or.id/pap-

smear-kewajiban-atau-

kebutuhan.html diakses pada 4 Juni

2012.

4. Kanker Serviks dari

www.kankerserviks.com diakses

pada 4 Juni 2012

5. Fitrilidya 2011 Jangan Takut Pap

Smear dari http://www.jambi-

independent.co.id/jio/index.php?op

tion=com_content&view=article&id

=14800:jangan-takut-pap-

smear&catid=11:kesehatan&Itemid=

13 diakses pada 4 Juni 2012.

6. Suwiyoga, Ketut. Beberapa Masalah

Pap Smear Sebagai Alat Diagnosis

Dini Karakter Serviks di Indonesia

dari

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/p

ap.pdf diakses pada 4 Juni 2012.

7. National Cervical Screening Program.

Understanding your Pap Smear dari

www.cervicalscreen.health.gov.au

diakses pada 4 Juni 2012.

8. Anonim. 2010. Pap Smear untuk

Deteksi Dini Kanker Serviks. dari

http://drdjebrut.wordpress.com/20

10/06/25/pap-smear-untuk-deteksi-

dini-kanker-serviks/ diakses pada 4

Juni 2012.

9. Lim, Royani. 2012. Pap Smear: Tiga

Tahun Sekali, bukan Setahun Sekali.

dari

http://www.sesawi.net/2011/10/20

/pap-smear-tiga-tahun-sekali-bukan-

setahun-sekali/ diakses pada 4 Juni

2012.

10. Parker, Tara. 2012. New Guidelines

Advise Less Frequent Pap Smears.

dari

http://well.blogs.nytimes.com/2012

/03/14/new-guidelines-advise-less-

frequent-pap-smears/ diakses pada

4 Juni 2012.

11. Saslow, Debbie. 2012. Is a Pap Test

Necessary Every Year? dari

http://www.cancer.org/Cancer/New

s/ExpertVoices/post/2012/03/14/Is-

a-Pap-test-necessary-every-

year.aspx diakses pada 4 Juni 2012.

12. Viikki, Merja. , Pukkala, Eero. ,

Hakama, Matti. Risk of cervical

cancer after a negative Pap smear. J.

Med Screen 1999;6:103–107.

13. Coldman,A. ,Phillips,N. , Kan,L. ,

Matisic,J. , Benedet,L. , Towers, L.

Risk Of Invasive Cervical Cancer

After Three Consecutive Negative

Pap Smears. J. Med Screen 2003:

10:196–200