ralat
-
Upload
uzumaki-hatta -
Category
Documents
-
view
20 -
download
6
Transcript of ralat
![Page 1: ralat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082818/55cf9b4b550346d033a57ae7/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cost Utility Analysis
Cost Utility Analysis didefinisikan sebagai suatu jenis analisis biaya efektif
yang membandingkan prosedur yang berbeda dan hasil relatif terhadap kualitas hidup
seseorang. Sejak awal tahun 1990-an awal pengukuran Cost Utility Analysis, telah
ada banyak kontroversi atas metode yang digunakan untuk menentukan langkah-
langkah dan kegunaan pengukuran ini (Vanhook Patricia M, 2007)
Analisa kegunaan biaya adalah tipe analisis untuk menghitung biaya per
kegunaan yaitu dengan mengukur ratio untuk membandingkan di antara beberapa
program. Seperti analisa efektifitas biaya, analisa kegunaan biaya
membandingkan biaya terhadap program kesehatan yang diterima dihubungkan
dengan peningkatan kesehatan yang diakibatkan perawatan kesehatan. Dalam
analisa kegunaan, peningkatan kesehatan diukur dalam bentuk penyesuaian kualitas
hidup (Quality Adjusted Life Years, QALYs) dan hasilnya ditunjukan dengan biaya
per penyesuaian kualitas hidup. Data kualitas dan kuantitas hidup dapat dikonversi
ke dalam nilai QALYs, sebagai contoh jika pasien benar-benar sehat, nilai QALYs
dinyatakan dengan angka 1 (satu). Keuntungan dari analisis ini dapat ditujukan
untuk menggambarkan pengaruhnya terhadap kualitas hidup. Kekurangan analisa
ini bergantung pada penentuan angka (QALYs) pada status tingkat kesehatan
pasien (Tjiptoherijanto, 1994; Walley, 2004).
Analisis Cost-Utility yang disebut juga analisis biaya kegunaan adalah tipe
analisis yang mengukur manfaat dalam utility-beban lama hidup, menghitung biaya
per utility, mengukur rasio untuk membandingkan diantara beberapa program. Analisa
biaya kegunaan ( Cost-Utility Analysis/CUA ) merupakan salah satu metode analisa
dari farmakoekonomi yang mempunyai korelasi dengan metode lainnya dalam
menentukan kebijakan yang dapat menentukan keputusan biaya, baik dalam skala
kecil seperti terapi pasien maupun sekala besar seperti penentuan daftar obat yang
akan disubsidi pemerintah.
Cost Utility Analysis yang digunakan untuk menentukan biaya dalam hal
Kegunaan (Utilitas), terutama kuantitas dan kualitas hidup. Jenis analisis adalah
kontroversial karena sulit untuk memberikan nilai pada status kesehatan atau
![Page 2: ralat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082818/55cf9b4b550346d033a57ae7/html5/thumbnails/2.jpg)
peningkatan status kesehatan seperti yang dirasakan oleh individu yang berbeda
atau masyarakat (WHO, 2003)
Cost-Utility Analisis menilai kesehatan dalam hal panjang dan kualitas hidup
dengan menggunakan kualitas hidup disesuaikan tahun.Ada dua pendekatan utama
dalam mengukur kesehatan berhubungan dengan kualitas hidup:
1. Ketidakmampuan mencapai usia hidup (DALYs).
DALYs menetapkan setiap Negara kesehatan pada skala dari 0 (kesehatan yang
sempurna) sampai 1(kematian) dan menghitung tahun hidup sehat yang hilang.
2. Kualitas disesuaikan tahun hidup (QALYs).QALYs mendekati masalah dari
perspektif berlawanan menetapkan nilai dari1 sampai kesehatan yang sempurna
dan nol sampai mati dan menghitung tahun hidup sehat diperoleh dengan intervensi
Kegunaan dan Manfaat Cost Utility Analysis dalam menanalisis biaya
dalam kegiatan kesehatan :
1. CUA digunakan untuk menghitung :
a. Biaya pengobatan
b. Efektifitas pengobatan
c. Dampak pengobatan terhadap kualitas hidup
d. Biaya per utility
2. Mengukur manfaat dalam utility beban lama hidup.
3. Mengukur ratio untuk membandingkan diantara beberapa program.
4. Untuk memperoleh informasi tentang analisa biaya sebagai acuan untuk
menentukan kebijakan / keputusan dalam pelayanan kesehatan.
5. Pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan tercapainya hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat terwujud kesehatan masyarakat yang optimal.
6. Dipakai dalam farmakoekonomi dalam studi yang menganalisa, mengukur dan
membandingkan antara biaya dan hasil / konsekuensi dari suatu pengobatan.
7. Dalam skala kecil dapat menentukan terapi terhadap pasien dalam suatu
pengobatan yang dipilih sehingga dengan biaya yang minimal berdampak manfaat
yang maksimal.
8. Dalam sekala besar pemerintah dapat menentukan kebijakan dalam hal pemberian
subsidi terhadap obat atau program kesehatan.
9. Analisa biaya dilakukan untuk menentukan biaya yang dikeluarkan dalam kurun
waktu satu tahun anggaran.
![Page 3: ralat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082818/55cf9b4b550346d033a57ae7/html5/thumbnails/3.jpg)
10. Membandingkan perlakuan yang menghasilkan tingkat yang berbeda manfaat
kesehatan, dan memungkinkan efek treatment terhadap kualitas hidup dan
kelangsungan hidup untuk dipertimbangkan bersama-sama.
B. Program Pangan dan Gizi
Status gizi masyarakat menunjukkan tren peningkatan, yang dapat dilihat dari penurunan prevalensi gizi atau berat badan rendah di antara balita. Kasus balita gizi buruk, yang diukur dengan prevalensi gizi dan berat gizi, digunakan sebagai indikator kelaparan. Hal ini karena indikator berkaitan erat dengan kerawanan pangan di masyarakat. Indikator lain kelaparan adalah tingkat konsumsi rata-rata energi di kalangan penduduk di bawah 70 persen dari tunjangan diet yang direkomendasikan. Kondisi ini serius akan mempengaruhi pada pencapaian MDGs lainnya seperti angka kematian anak, dan akses terhadap pendidikan.
mengatasi masalah gizi, beberapa faktor terkait antara lain, tingginya angka kemiskinan, kesehatan lingkungan yang buruk, koordinasi rendah antar sektor dan program lintas, keterlibatan rendah masyarakat, aksesibilitas makanan miskin di tingkat rumah tangga terutama bagi keluarga miskin, tingginya prevalensi infeksi penyakit, kekurangan perawatan ibu, dan akses masyarakat miskin keluarga untuk pelayanan kesehatan primer. Konstitusi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025 Rencana menyatakan bahwa "pembangunan dan
perbaikan gizi harus dilaksanakan melalui kerjasama lintas sektoral yang meliputi
produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi makanan dengan memadai,
keseimbangan dan nutrisi yang aman konten ". Oleh karena itu, ketahanan pangan
merupakan salah satu prioritas Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014
dan Rencana ditegaskan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5
tahun 2010
A. Secara umum Tujuan Program Pangan dan gizi :
1. Menyedia Pangan (Jenis, Jumlah dan Mutu)
2. Memperbaiki Status Gizi
B. Kronologi Program Pangan dan Gizi
1. Sebelum Pembangunan Jangka Panjang I
a. 1954 : Program Perbaikan makanan rakyat di Jateng (dibantu FAO &
WHO)
b. 1959 : UNICEF membatu peralatan dan sarana transportasi
c. 1961 : Applied Nutrition Program (ANP) - cikal bakal Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga
![Page 4: ralat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082818/55cf9b4b550346d033a57ae7/html5/thumbnails/4.jpg)
C. PJP (Pembangunan Jangka Panjang) I
Program Pangan dan gizi yang talah dilakukan oleh pemerintah dalam upayah
perbaikan dan peningkatan kesehatan masyarat secara optimal :
a. UPGK : lintas sektor (Kesehatan, Pertanian, BKKBN, Depdagri, Agama) :
- Penimbangan balita
- Penyuluhan gizi
- PMT
- Paket pertolongan gizi
- Tanaman pekarangan
Sasaran : bumil, buteki, balita
b. Posyandu :
- UPGK
- Pelayanan kesehatan
- Pelayanan KB
c. UPMMR :
- KIE
- Diklat
- Litbang
- Dukungan perundangan
![Page 5: ralat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082818/55cf9b4b550346d033a57ae7/html5/thumbnails/5.jpg)
D. PJP (Pembangunan Jangka Panjang ) II
E. Program Pokok Perbaikan Gizi Indonesia yang dilaksanakan dalam pencapaian
MDGs
1. Penyuluhan Gizi Masyarakat
2. Usaha perbaikan Gizi Keluarga
3. Usaha perbaikan gizi institusi
4. Upaya Fortifikasi bahan pangan
5. Upaya penerapan SKPG
F. RPJM 2010-2014 ( Rencanan Pembangunan Jangka Menengah) untuk Kesehatan
dan Pangan
3. Kesehatan
Status Awal (tahun2008) Target tahun 2014
a) Meningkatnya umur harapan hidup(tahun) 70,7 72,0
b) Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiranhidup
228 118
c) Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 34 24
d) Menurunnya prevalensi kekurangan gizi(gizi kurang dan gizi buruk)pada anak balita (persen)
18,4 < 15,0
![Page 6: ralat](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082818/55cf9b4b550346d033a57ae7/html5/thumbnails/6.jpg)
4. Pangan
a) Produksi Padi Tumbuh 3,22 persen per tahun
b) Produksi Jagung Tumbuh 10,02 persen per tahun
c) Produksi Kedelai Tumbuh 20,05 persen per tahun
d) Produksi Gula Tumbuh 12,55 persen per tahun
e) Produksi Daging Sapi Tumbuh 7,30 persen per tahun