Rakernis papua 10 sept 2012 bappenas
-
Upload
alfa-dawir -
Category
Documents
-
view
611 -
download
4
Transcript of Rakernis papua 10 sept 2012 bappenas
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PENINGKATAN KUALITAS PEMBANGUNAN PENINGKATAN KUALITAS PEMBANGUNAN DAERAH MELALUI PERENCANAAN SISTEMATIK DAERAH MELALUI PERENCANAAN SISTEMATIK
BERBASIS TATA RUANG PROVINSI PAPUABERBASIS TATA RUANG PROVINSI PAPUA
Kasubdit Kawasan Khusus dan PerbatasanKasubdit Kawasan Khusus dan PerbatasanDirektorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Kedeputian Bidang Pengembangan Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Kedeputian Bidang Pengembangan
Regional dan Otda, BAPPENASRegional dan Otda, BAPPENAS
DalamDalamRakernis Bappeda Se-Provinsi Papua di Serui Kab Kep Yapen, Provinsi PapuaRakernis Bappeda Se-Provinsi Papua di Serui Kab Kep Yapen, Provinsi Papua
10-11 September 201210-11 September 2012
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
OUTLINEOUTLINE
1. PENDAHULUAN
2. KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA SAAT INI
3. SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
4. RANCANGAN RTRW PROVINSI PAPUA
5. TUJUH SWP SEBAGAI MAINSTREAM BERSAMA
6. SINKRONISASI DENGAN MP3EI DAN P4B
7. PERENCANAAN TAHUNAN
8. PENUTUP
2
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
PEMBANGUNAN BERKUALITASPEMBANGUNAN BERKUALITAS
o Berorientasi pada kesejahteraan masyarakat (pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat),
o Fokus dalam mengelola potensi/mengatasi masalah,
o Berkesinambungan, berkelanjutan bukan kepentingan sesaat (orientasi proyek),
o Keterpaduan lintas sektor, link and match bukan jalan sendiri-sendiri (parsial/sepotong-sepotong).
3
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
Kin
erj
a P
em
ban
gu
nan Pertumbuhan
Tinggi Berkelanjutan
Menurun
Pertumbuhan Rendah
Waktu
Mandeg (Stagnan)
4
BAGAIMANA MASA DEPAN KABUPATEN/KOTA, PROVINSI DAN NEGARA?
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
5
PERSENTASEPERSENTASE PENDUDUK MISKIN PENDUDUK MISKIN MENURUT PROVINSI, MARET 2011MENURUT PROVINSI, MARET 2011
3,7 4,25,3 5,8 6,3 6,6 6,8 7,4
8,5 8,5 8,6 8,7 9,0 9,210,310,711,3
13,914,214,214,615,815,816,1
16,917,518,819,619,7
21,223,0
31,9 32,0
0
5
10
15
20
25
30
35Ja
kart
aBa
liKa
lsel
Babe
lBa
nten
Kalte
ngKa
ltim
Kepp
riRi
auSu
lut
Kalb
arJa
mbi
Sum
bar
Mal
utSu
lsel
Jaba
rSu
mut
Sulb
arJa
timSu
mse
lSu
ltra
Jate
ngSu
lteng
Yogy
aLa
mpu
ngBe
ngku
luG
oron
talo
Aceh
NTB NTT
Mal
uku
P.Ba
rat
Papu
a
Disparitas Tingkat Kemiskinan Antar Provinsi Sangat Tinggi•Jakarta = 3,75%, •Papua = 32,00%, •Indonesia = 12,49%
Sumber : BPS
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
6
PENURUNAN TINGKAT KEMISKINAN PER PROVINSI PENURUNAN TINGKAT KEMISKINAN PER PROVINSI TAHUN 2006-2011TAHUN 2006-2011 (poin persentase) (poin persentase)
Sebanyak 16 provinsi dalam kurun 5 tahun terakhir mengalami penurunan kemiskinan di atas penurunan nasional, yaitu : NAD, Sumatera Selatan, Bengkulu, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT,
Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat, dan Papua
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
7
POLA HUBUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN POLA HUBUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KENAIKAN IPM DI PAPUAKENAIKAN IPM DI PAPUA
• Pertama, Kabupaten Asmat, Mappi dan Memberamo Raya daerah dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan peningkatan IPM di atas rata-rata provinsi. Kondisi ini menyiratkan bahwa pertumbuhan ekonomi sejalan dengan peningkatan IPM (pro-growth, pro-human development). Dengan kinerja yang baik ini, tantangan yang dihadapi oleh pemerintah daerah adalah menjaga momentum pertumbuhan dengan tetap meningkatkan produktivitas dan nilai tambah, dan sekaligus mempertahankan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan.
• Kedua, Kota Jayapura, Kabupaten Jaya Wijaya, Marauke, Jayapura, Yapen Waropen, Keerom, Dogiyai, yang terletak di kwadran II termasuk kategori daerah dengan pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata, tapi peningkatan IPM di atas rata-rata (low growth, pro-human development). Hal ini mengindikasikan bahwa berbagai kebijakan dan program pembangunan untuk meningkatkan pelayanan publik dapat meningkatkan IPM. Tantangan yang harus diatasi adalah mendorong percepatan pembangunan ekonomi melalui peningkatan produktivitas dan nilai tambah sektor dan kegiatan ekonomi yang menggunakan sumber daya lokal seperti pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan.
• Ketiga, Kabupaten Mimika, Supioro, Tolikara,Yahukimo, Sami, Puncak Jaya,Pegunungan Bintang, Nabire, dan Paniai terletak di kwadaran III dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan peningkatan IPM di bawah rata-rata provinsi (low growth, less pro-human development). Kondisi ini menegaskan perlunya pemerintah daerah membenahi pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan. Selain itu, pemerintah daerah juga harus bekerja keras mendorong seluruh SKPD untuk memacu pembangunan ekonomi dengan meningkatkan produktivitas dan nilai tambah sektor dan kegiatan utama daerah.
• Keempat, Kabupaten Puncak, Lanny Jaya, Yalimo, Nduga, Memberano Tengah, dan Waropen terletak di kwadran IV dengan rata-rata pertumbuhan tinggi di atas rata-rata, tapi peningkatan IPM di bawah rata-rata (high-growth, less-pro human development). Tantangan bagi pemerintah daerah adalah menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan peningkatan mutu pelayanan publik terutama di bidang pendidikan dan kesehatan.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2010 (%)
40.0030.0020.0010.000.00
Rat
a-ra
ta p
enin
gkat
an IP
M ta
hun
2005
-201
0
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Kota Jayapura
Dogiyai
Puncak
Yalimo
Mamberamo Tengah
Lanny Jaya Nduga
Membramo RayaSupiori
Waropen
Keerom
Sarmi
Tolikara
Pegunungan Bintang
Yahukimo
Asmat
MappiMimika
Puncak Jaya
Paniai
Yapen Waropen
Nabire
Jayapura
Jayawijaya
Merauke
KUADRAN IKUADRAN II
KUADRAN III KUADRAN IV
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
No.No. IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI MASALAHMASALAH(Data dan (Data dan
Informasi) Informasi)
PERUMUSAN KEBIJAKANPERUMUSAN KEBIJAKAN(Perencanaan dan (Perencanaan dan
Penganggaran) Penganggaran)
IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI KEBIJAKANKEBIJAKAN
KINERJA KINERJA KEBIJAKANKEBIJAKAN(Dampak)(Dampak)
11 SALAHSALAH SALAH SALAH SALAHSALAH GAGALGAGAL
22 BENAR BENAR SALAHSALAH SALAHSALAH GAGALGAGAL
33 BENARBENAR BENARBENAR SALAHSALAH GAGALGAGAL
44 BENARBENAR BENARBENAR BENARBENAR BERHASILBERHASIL
BERBAGAI KEMUNGKINAN DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH
8
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
RPJPVISI-MISI DAERAH
2025
2010 2015 2020
5 TAHUN
RPJM
VISI-MISI KDH
• ARAH KEBIJAKAN• STRATEGI DAN PRIORITAS• MATRIKS PROGRAM 5 TAHUN
RENSTRA SKPD
RKT TAHUN 1
RKT TAHUN 2
RKT TAHUN 3
RKT TAHUN 4
RKT TAHUN 5
RENJA SKPD
RKPD
KUA +PAGU ANGGARAN
RKA SKPD
MUSRENBERJENJANG
PERDA APBD
D I P A
2005
RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI PAPUA( RTRW )
2005 2025
10
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN SEKTORAL
Nasional
Provinsi
Kabupaten/Kota
Kecamatan
RENCANA PEMBANGUNANJANGKA PANJANG (RPJPD)
RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKPD)
RENCANA TATA RUANG NASIONAL
RENCANA TATA RUANG PROVINSI
RENCANA TATA RUANG KABUPATEN/KOTA
RENCANA TATA RUAG KECAMATAN
JARINGAN INFRASTRUKTUR ANTARPULAU DAN ANTAR- PROVINSI
JARINGAN INFRASTRUKTURANTARKABUPATENANTARKOTA
JARINGAN INFRASTRUKTUR ANTARDESA
RENCANA PEMBANGUNANJANGKA MENENGAH (RPJMD)
RENCANA PEMBANGUNANJANGKA PANJANG (RPJPD)
RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKPD)
RENCANA PEMBANGUNANJANGKA MENENGAH (RPJMD)
RENCANA PEMBANGUNANJANGKA PANJANG (RPJP)
RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP)
RENCANA PEMBANGUNANJANGKA MENENGAH (RPJMN)
JARINGAN INFRASTRUKTURANTARKECAMATAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN, RENCANA TATA RUANG, DAN PERENCANAAN SEKTORAL
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
11
ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARANALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARANALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARANALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Diacu Diperhatikan
Diserasikan Melalui Musrenbang
RKP RPJM Nasional
RPJP Nasional
Renstra KL
Renja - KL
RAPBN
RKA-KL
APBN
Rincian APBN
Pedoman
Dijabarkan Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Pemerintah
Pusat
RPJM Daerah
RPJP Daerah
RKP Daerah
Renstra SKPD
Renja - SKPD
RAPBD
RKA - SKPD
APBD
Rincian APBD
Pedoman
Pedoman
Pedoman Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Diacu
UU SPPN
Pemerintah
Daerah
UU KN
Bahan Bahan
Bahan Bahan
Proses Penyusunan RKP (Januari - April)<Medio Februari>
Me
ntr
i PP
NM
en
teri
Ke
ua
ng
an
Pe
nye
len
gg
ara
Ne
ga
raD
ae
rah
Ka
bin
et
/P
resi
de
n
KeuanganNegara
Moneter - BIStatistik - BPSData Sektoral
RPJMNasional Dijabarkan
RancanganAwal RKP
SEB Men PPNdan Men KeuPagu Indikatif
RancanganRenja-KL
Rancangan IRKP
MusrenbangPusat
MusrenbangProvinsi
MusrenbangNasional
RancanganAkhir RKP
SidangKabinet
SidangKabinet
RKP
Ditetapkandgn
Perpres
PenyesuaianRenja-KL
Renja-KL
RancanganRKPD
PenyesuaianRancangan
RKPD
Renstra-KL
RPJMDaerah
12
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
REFORMASI KREFORMASI KERANGKA PENDANAANERANGKA PENDANAAN(Public Expenditure Management)(Public Expenditure Management)
13
Aggregate Fiscal Discipline(Ketersediaan Anggaran)
Aggregate Fiscal Discipline(Ketersediaan Anggaran)
-Rasio pajak-Rasio defisit-Rasio utang
-Rasio pajak-Rasio defisit-Rasio utang
Allocative Efficiency(Alokasi pada Prioritas)
Allocative Efficiency(Alokasi pada Prioritas)
Alokasi pada Prioritas-Program outcomes-Kegiatan output
Alokasi pada Prioritas-Program outcomes-Kegiatan output
Operational Efficiency(Efisiensi Belanja)
Operational Efficiency(Efisiensi Belanja)
- External Control- Internal Control- Management Accountability
- External Control- Internal Control- Management Accountability
2010 2011 2012 MTFF: Medium Term Fiscal FrameworkMTFF: Medium Term Fiscal Framework
KPJM: Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (MTEF: Medium Term Expenditure Framework)
KPJM: Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (MTEF: Medium Term Expenditure Framework)
PENGADAAN BARANG DAN JASA- Budaya Kinerja (Anggaran Berbasis Kinerja)- Efisiensi melalui harga pasar (Robust Market) - Lelang (bidding) - Perjalanan Dinas (at cost)
PENGADAAN BARANG DAN JASA- Budaya Kinerja (Anggaran Berbasis Kinerja)- Efisiensi melalui harga pasar (Robust Market) - Lelang (bidding) - Perjalanan Dinas (at cost)
Anggaran Berbasis Kinerja (PBB: Performance Based Budgeting)
Anggaran Berbasis Kinerja (PBB: Performance Based Budgeting)
Anggaran Terpadu (Unified Budget)
Anggaran Terpadu (Unified Budget)
Prakiraan Maju (Forward Estimates)
Prakiraan Maju (Forward Estimates)
*) RPJMN (5 TAHUN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, DENGAN 3 TAHUN ROLLING PLAN MELALUI RKP DAN APBN)*) RPJMN (5 TAHUN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, DENGAN 3 TAHUN ROLLING PLAN MELALUI RKP DAN APBN)
Catatan: Anggaran Berbasis Kinerja juga meliputi pembagian kewenangan pemerintah-masy./antar instansi pem./pusat-daerah
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
HASIL TELAAHAN SINKRONISASI KEGIATAN HASIL TELAAHAN SINKRONISASI KEGIATAN PRIORITAS BAPPENASPRIORITAS BAPPENAS
14
RPJMN
RKP
RENJA K/L
RKA-K/L
PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
In Line
Masih terdapat ketidaksinkron
an
Relatively In Line
Pencapaian Target Program Tidak Optimal
SINKRONISASIKEGIATAN PRIORITAS
SINKRONISASIKEGIATAN PRIORITAS
• Mempererat Keterkaitan antara RKP dengan Renja K/L beserta Rencana Aksi & RKA-K/L dengan penggunaan kegiatan prioritas yang sama untuk berbagai dokumen.
• Membuat konsistensi antara Isu Strategis, Input, Target/Lokus, Program/Kegiatan K/L, Sasaran, dan Instansi Pelaksana dalam Tabel Sinkronisasi RKP-Renja K/L-Rencana Aksi.
• Standarisasi kegiatan prioritas:1. Fokus pada pemecahan masalah;2. Sasaran terukur untuk anggaran berbasis kinerja;3. Mempunyai perkiraan maju (forward estimate) dari output (keluaran), jaminan bahwa kegiatan akan terus dilaksanakan di tahun mendatang dan untuk dapat memperkirakan konsekuensi anggaran.Rencana
Aksi bersifat
lintas sektor
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
Dampak (Impact)
MANAJEMEN KINERJA PELAKSANAAN RPJMN DAN RPJMD
Manfaat (Benefit)
Hasil (Outcome)
Keluaran (Output)
Implementasi (Process)
Masukan (Input)
Anggaran (cost)
Net Social Benefit
Efektivitas
Efisiensi(Produktivitas)
Cost of Input(Ekonomi)
Kesejahteraan Rakyat
Cost-Efficiency
Cost-Effectiveness
Program dan Kegiatan
RKPRPJMN
2004-2009
RKPDRenstra
SKPDRPJMD
Renstra KL
Renja KL
Renja SKPD
RAPBN dan RAPBD
15
Sinkronisasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah sangat penting utk memberikan layanan yang optimal kpd masyarakat
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
16
MENGUPAYAKAN MENGUPAYAKAN SINKRONISASISINKRONISASI PERENCANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI PAPUA BARATPEMBANGUNAN DI PAPUA BARAT
Prioritas Nasional RPJMN
Koridor Ekonomi Papua-Kep Maluku
(MP3EI)
RPJMD
P4B 2011-2014 RKPD
Kebijakan Nasional
Pengendalian dan Evaluasi
Semangat Otsus
RTRW Papua
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
RTRW Papua, memiliki tujuan pembangunan : peningkatan kesejahteraan masyarakat yang diwujudkan dengan mengejar pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya, dan sekaligus juga mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Perlu pencermatan : pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya
Industrialisasi pembangunan berkelanjutan mempertahankan
lingkungan hutan.
Draft RTRW Provinsi Draft RTRW Provinsi PapuaPapua
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
18
KAWASAN STRATEGIS RTR PAPUA
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
19
POLA RUANG RTR PROV PAPUA
20
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) I: KOTA JAYAPURA, KAB JAYAPURA, KAB KEEROM:•Pusat Jasa-jasa Pemerintahan•Pusat Pelayanan Jasa Perdagangan, perbankan•Pengembangan perkebunan•Kawasan Pariwisata Danau Sentani•Pusat Pendidikan dan Penelitian
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) I: KOTA JAYAPURA, KAB JAYAPURA, KAB KEEROM:•Pusat Jasa-jasa Pemerintahan•Pusat Pelayanan Jasa Perdagangan, perbankan•Pengembangan perkebunan•Kawasan Pariwisata Danau Sentani•Pusat Pendidikan dan Penelitian
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) II KAB MERAUKE, KAB BOVEN DIGUL, KAB MAPPI:•Pertanian Lahan Basah•Pertanian Lahan Kering•Industri Pengolahan Hasil Pertanian•Ternak Ruminansia•Perikanan Laut•Industri Pengolahan Hasil Laut
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) II KAB MERAUKE, KAB BOVEN DIGUL, KAB MAPPI:•Pertanian Lahan Basah•Pertanian Lahan Kering•Industri Pengolahan Hasil Pertanian•Ternak Ruminansia•Perikanan Laut•Industri Pengolahan Hasil Laut
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) III: KAB BIAK NUMFOR, KAB SUPIORI, KAB KEP YAPEN,, KAB WAROPEN:•Pelabuhan Laut dan Udara•Industri Kayu Lapis•Export Processing Zone•Industri Perikanan Laut•Industri Pariwisata
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) III: KAB BIAK NUMFOR, KAB SUPIORI, KAB KEP YAPEN,, KAB WAROPEN:•Pelabuhan Laut dan Udara•Industri Kayu Lapis•Export Processing Zone•Industri Perikanan Laut•Industri Pariwisata
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) IV: KAB NABIRE, KAB INTAN JAYA, KANB PANIAI, KAB DOGIYAI, KAB DEIYAI•Pusat Jasa-jasa Pemerintahan•Pusat Pelayanan Jasa Perdagangan, perbankan•Pengembangan perkebunan•Kawasan Pariwisata Danau Sentani•Pusat Pendidikan dan Penelitian
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) IV: KAB NABIRE, KAB INTAN JAYA, KANB PANIAI, KAB DOGIYAI, KAB DEIYAI•Pusat Jasa-jasa Pemerintahan•Pusat Pelayanan Jasa Perdagangan, perbankan•Pengembangan perkebunan•Kawasan Pariwisata Danau Sentani•Pusat Pendidikan dan Penelitian
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) VI: KAB MIMIKA, KAB PUNCAK, KAB ASMAT•Model Konservasi Lingkungan•Pertambangan dan Penggalian•Pertanian Lahan Kering•Industri Pariwisata Berbasis Budaya
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) VI: KAB MIMIKA, KAB PUNCAK, KAB ASMAT•Model Konservasi Lingkungan•Pertambangan dan Penggalian•Pertanian Lahan Kering•Industri Pariwisata Berbasis Budaya
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) V: KAB KAYAWIJAYA, KAB YALIMO, KAB NDUGA, LANI JAYA, MAMBERMO TENGAH, TOLIKARA, PUNCAK JAYA, YAHUKIMO•Potensi Sosial dan Budaya Lokal•Model Konservasi Lingkungan•Pertambangan dan Penggalian•Pertanian Lahan Kering•Industri Pariwisata Berbasis Budaya
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) V: KAB KAYAWIJAYA, KAB YALIMO, KAB NDUGA, LANI JAYA, MAMBERMO TENGAH, TOLIKARA, PUNCAK JAYA, YAHUKIMO•Potensi Sosial dan Budaya Lokal•Model Konservasi Lingkungan•Pertambangan dan Penggalian•Pertanian Lahan Kering•Industri Pariwisata Berbasis Budaya
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) VII: KAB SARMI, MAMBERAMO RAYA, •Pembangkit Tenaga Listrik (hydropower).•Pertanian Lahan Basah•Pertanian Lahan Kering•Perkebunan•Industri Biofuel•Industri Pengolahan Kayu•Industri Pertanian•Industri Pariwisata
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP) VII: KAB SARMI, MAMBERAMO RAYA, •Pembangkit Tenaga Listrik (hydropower).•Pertanian Lahan Basah•Pertanian Lahan Kering•Perkebunan•Industri Biofuel•Industri Pengolahan Kayu•Industri Pertanian•Industri Pariwisata
SWP I
SWP II
SWP III
SWP IV SWP V
SWP VI
SWP VII
PO
TE
NS
I-P
OT
EN
SI Y
AN
G B
ER
AD
A P
AD
A 7
SA
TU
AN
W
ILA
YA
H P
EN
GE
MB
AN
GA
N (
SW
P)
DI P
RO
VIN
SI P
AP
UA
21
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
22
Dengan karakter daerah yang cukup luas namun memiliki potensi SDA yang melimpah dan bervariasi pada tiap kabupaten, pengembangan Papua membutuhkan pendekatan perwilayahan yang bersifat lintas daerah (networking antar daerah).1.Mencegah terjadinya aglomerasi/ pemusatan kegiatan di suatu wilayah2.Wilayah Papua memiliki kerentanan sumber daya alam3.Rencana Pengembangan wilayah dan investasi untuk mendorong proses pertumbuhan yang lebih merata di Provinsi Papua dan Papua Barat4.Menghindari beban pemanfaatan sumber daya alam terkonsentrasi di suatu wilayah5.Penyebaran pertumbuhan juga sekaligus mengatasi kantong-kantong kemiskinan dan kesenjangan antar wilayah6.Dengan penyebaran pertumbuhan akan mendorong pengembangan kapasitas dan kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat7.Membangun dan memberdayakan sumber daya manusia setempat
Pentingnya Pendekatan Penyebaran Pusat-Pusat Pertumbuhan
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
Pentingnya 7 SWP dalam RTRW PapuaPentingnya 7 SWP dalam RTRW Papua
o Menterpadukan struktur dan pola ruang,o Menjadi acuan spasial operasional dalam perencanaan
pembangunan,o Segera dikonsultasikan kepada seluruh pelaksana
pembangunan,o Disepakati bersama melibatkan seluruh
penyelenggaran pembangunan,o Disiapkan indikator capaian pelaksanaan.o Menjadi semangat kerjasama antar kabupaten/kota
23
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
24
PPENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMIENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI(Perpres No. 32/2011 ttg MP3EI 2011-2025)(Perpres No. 32/2011 ttg MP3EI 2011-2025)
Menjadi arah bersama mengefektifkan pengelolaan potensi sumber daya
Pertumbuhan tinggi
Pertumbuhan tinggi
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
25
PPENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMIENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
Memperkuat Hulu Koridor Ekonomi/MP3EI di Memperkuat Hulu Koridor Ekonomi/MP3EI di PapuaPapua
MP3EI jika TIDAK didisain secara komprehensif dapat berakibat terjadi perpindahan masyarakat dari desa-desa ke kota pusat-pusat pertumbuhan
Dipastikan agar perencanaan yang komprehensif sehingga daerah hinterlandnya tertangani dalam hubungan hulu-hilir.
Hulu sebagai sentra produsen untuk menopang hilir sebagai sentra industri pengolahan
Untuk pencapaiannya memerlukan perencanaan yang sistematik, bertahap, dan berkelanjutan
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
PERCEPATAN PEMBANGUNAN PAPUA DAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PAPUA DAN PAPUA BARATPAPUA BARAT
27
Program/Kegiatan
Kementerian/
Lembaga
Program/Kegiatan Pemerintah Provinsi
Papua dan Provinsi Papua Barat
Program/Kegiatan Pemerintah
Kabupaten/KotaDi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Unit Percepatan
Pembangunan Provinsi Papua dan
Papua Barat
Kebijakan Pokok P4B (Deals Plus)1) Ketahanan Pangan2) Penanggulangan Kemiskinan3) Pengembangan Ekonomi Rakyat4) Peningkatan Pelayanan Pendidikan5) Peningkatan Pelayanan Kesehatan6) Pengembangan Infrastruktur Dasar7) Pemihakan Terhadap Putra/Putri
Papua
Kebijakan Pokok P4B (Deals Plus)1) Ketahanan Pangan2) Penanggulangan Kemiskinan3) Pengembangan Ekonomi Rakyat4) Peningkatan Pelayanan Pendidikan5) Peningkatan Pelayanan Kesehatan6) Pengembangan Infrastruktur Dasar7) Pemihakan Terhadap Putra/Putri
Papua
Kebijakan Pendukung P4B8) Penguatan dan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan
9) Keamanan dan Ketertiban10) Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan
Kebijakan Pendukung P4B8) Penguatan dan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan
9) Keamanan dan Ketertiban10) Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan
Bappeda
Provinsi Papua/P
apua Barat
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
ESENSI PERCEPATANESENSI PERCEPATANPercepatan Pembangunan mengandung tindakan:
1.Sinergi Perencanaan dan Pelaksanaan program/kegiatan reguler antar K/L, antar SKPD, antara K/L dengan SKPD, dan antara SKPD Provinsi dan SKPD Kabupaten, melalui:
– Musrenbang Kab/Kota, Provinsi, Pra-musrenbangnas, dan Musrenbangnas
– Rakorsus Kab/Kota, Provinsi, Nasional– Rapat Teknis UP4B-K/L (Triwulanan)
2.Program/Kegiatan cepat terwujud dan berdampak langsung bagi kesejahteraan (Quick Wins)
3.Penyediaan pendanaan percepatan (not business as usual)
28
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
LANGKAH KONGKRIT PERCEPATANLANGKAH KONGKRIT PERCEPATAN
o Diperlukannya mindset “business not as usual” untuk implementasi Percepatan Pembangunan di Papua dan Papua Barat:– Terobosan akses dari/ke pegunungan tengah untuk 11 ruas
jalan di Papua, yang terintegrasi antara nasional, provinsi, kabupaten/kota.
– Terobosan 4 ruas jalan di Papua Barat, yang menghubungkan Manokwari dan Sorong dengan Kabupaten sekitarnya;
– Pembangunan Logistic Center dan percepatan akses perhubungan darat dan udara, termasuk angkutan sungai
29
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
LANGKAH KONGKRIT PERCEPATANLANGKAH KONGKRIT PERCEPATAN
– Simplikasi akses terhadap layanan kesehatan;– Pembangunan institusi pendidikan yang terkait dengan potensi daerah, misal
SMK Kelautan, pertanian, kehutanan.
o Alokasi anggaran ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan percepatan. UP4B mendorong dan mengusahakan peningkatan anggaran K/L yang signifikan.
o UP4B-Bappeda Provinsi memperkuat koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi.
30
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
QUICK WINS 2012-2013QUICK WINS 2012-2013
o Percepatan diarahkan untuk memenuhi sasaran quick-wins :– Pendirian pabrik Semen di Timika dan Manokwari;– Pembangunan pembangkit listrik dengan sumber daya
alternatif di daerah-daerah terisolir, yakni PLTMH dan PLTS;– Akselerasi pemenuhan sasaran jumlah ternak di pegungunan
tengah, Papua dan Kebar, provinsi Papua Barat;– Pemenuhan Sasaran Peningkatan Kemampuan Baca-Tulis-
Hitung Siswa dan Sarpras Pendidikan yang layak di Daerah Pedalaman/terisolir;
31
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
QUICK WINS 2012-2013QUICK WINS 2012-2013
– Pemenuhan Sasaran Peningkatan Pelayanan Kunjungan Petugas Kesehatan dan Sarpras Perawatan di Daerah Pedalaman/Terisolir;
– Penerimaan Putra/I Asli Papua dalam pendidikan-pendidikan khusus;
– Penerimaan Putra/i Asli Papua dalam Militer, Kepolisian, dan PNS
– Intrgrasi Sosial terhadap penanganan masalah politih dan keamanan
32
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
KORIDOR PAPUA-KEP MALUKUKORIDOR PAPUA-KEP MALUKU
33
No Proyek Pelaksana RKP 2013 Provinsi
1 Penanganan Jalan Kokas-Fakfak-Bomberai (140 km) (911 M, TA 2011, 2012)
Kementerian PU
37,50 Papua Barat
2 Penanganan Jalan Merauke-Muting-Waropko (204 km) (628 M, TA 2011-2014) 2011-2015 (2198 M) (204 km)
Kementerian PU
230,73 Papua
3 Penangnan Jalan Timika-Nabire (427,7 km) Kementerian PU
22,14 Papua
4 Penanganan Jalan Manokwari-Bintuni (257 km)
Kementerian PU
47,11 Papua Barat
5 Penanganan Jalan Habema-Yaguru (110 km) (106 M, TA 2011, TA 2012
Kementerian PU
294,00 Papua
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
KORIDOR PAPUA-KEP MALUKUKORIDOR PAPUA-KEP MALUKU
34
No Proyek Pelaksana RKP 2013 Provinsi
6 Penanganan Jalan Deco-bere Bere (55,7 km) Kementerian PU 12,50 Papua
7 Penanganan Jalan Manokwari-Kebar-sorong (606,2 km) (2011-2014: 1307 M; 2011-2025 4575 M)
Kementerian PU 310,47 Papua Barat
8 Penanganan Jalan Merauke-Okaba (Buraka)-Wanam-Wogikel (152 km) Jalan Provinsi (Mendukung MIFEE)
Kementerian PU 50,00 Papua
9 Penanganan Jalan Kumbe-Okaba-Nakias (152 km) Jalan Propinsi dan Kabupaten (760 M, TA 2011, TA 2012)
Kementerian PU - Papua
10 Pembangunan Irigasi/ Jaringan Irigasi Teknis Usaha Tani (JITUT), Jaringan Irigasi Desa (JIDES), Embung
Kementerian Pertanian
64,95 Papua
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
KORIDOR PAPUA-KEP MALUKUKORIDOR PAPUA-KEP MALUKU
35
No Proyek Pelaksana RKP 2013 Provinsi
11 Pelabuhan Waren Kementerian Perhubungan - Papua
12 Perpanjangan Bandara Mopah Merauke
Kementerian Perhubungan 35,80 Papua
13 Jayapura Port (43.000 M, TA 2012) BUMN-Pemerintah 45,00 Papua
14 Satker Sementara Pembangunan Faspel Laut Raja Ampat dan Arar-Sorong
Kementerian Perhubungan 38,00 Papua Barat
15 Pelabuhan Bade (237 M, TA 2011, TA 2012
Kementerian Perhubungan 60,00 Papua
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
KORIDOR PAPUA-KEP MALUKUKORIDOR PAPUA-KEP MALUKU
36
No Proyek Pelaksana RKP 2013 Provinsi
16 Pembangunan Dermaga terminal penumpang dan Peti Kemas Pelabuhan Depapre (200 M, TA 2011, TA 2012)
Kementerian Perhubungan 42,00 Papua
17 Pelabuhan Merauke BUMN-Pemerintah 84,00 Papua Barat
18 Pelabuhan Serui (567 M, TA 2011, TA 2012
Kementerian Perhubungan 54,00 Papua
19 Pelabuhan Teminabuan Kementerian Perhubungan 7,75 Papua Barat
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
37
DUKUNGAN REGULASI KHUSUS UNTUK MEWUJUDKAN DUKUNGAN REGULASI KHUSUS UNTUK MEWUJUDKAN PERCEPATANPERCEPATAN
Perdasi dan Perdasus sebagai acuan operasional pelaksanaan UU 21/2001 ttg Otsus segera dapat diselesaikan, untuk menghindari terjadinya overlap dengan UU 32/2004 ttg Pemerintahan Daerah.
Pengaturan pemanfaatan tanah ulayat oleh Pemerintah Daerah yang memberikan keuntungan bersama antara masyarakat adat dan investor, serta kepentingan umum. Mengatur penerima uang ganti untung jika tanah utk
kepentingan umum, Mengatur kepemilikan saham masyarakat adat jika
tanah untuk kegiatan investasi swasta, Pemetaan tanah ulayat
BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RKPD KAB/KOTARKPD KAB/KOTA
Rancangan Awal RKPD
Musrenbang RKPD
kab/kota
Rancangan Akhir RKPD
Perumusan prioritas
dan sasaran
pembangunan
beserta pagu
Forum Konsult
asi Publik
Perumusan
Kerangka Ekonomi
& Kebijakan
Keuda
Pengolahan data
dan informas
i
Analisis Ekonomi & keuda
Perumusan Permasalah
an Pembangunan Daerah
Telaahan kebijakan nasional
SE Penyusuna
n Renja-SKPD
Penyusunan
Rancangan Renja SKPD
kab/kota
Rancangan
RKPD
VERIFIKASI
Persiapan Penyusuna
n RKPD
Pokok-pokok pikiran DPRD
Kab/Kota
BAMusrenban
g kecamatan
Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah
Evaluasi Kinerja RKPD Tahun
Lalu
RPJMDDok RKPD kab/kota
tahun berjalan
Perumusan program prioritas daerah beserta
pagu indikatif
Penyelarasan Rencana program prioritas daerah beserta
pagu indikatif
PENYUSUNAN KUA &
PPAS
Penetapan PERBUP/PERW
ALttg RKPD
38
BAGAN ALIR PENYUSUNAN RENJA SKPD BAGAN ALIR PENYUSUNAN RENJA SKPD KABUPATEN/KOTAKABUPATEN/KOTA
Rancangan Renja-SKPD
kab/kota
Pembahasan Renja
SKPD pada Forum SKPD Kabupaten/
Kota
Pengesahan Renja-SKPD
oleh KDH
Perumusan program dan
kegiatan, indikator
kinerja, dana indikatif
Pengolahan data
dan informasi
Isu-isu penting
penyelenggaraan
tugas dan fungsi SKPD
Analisis Gambara
n Pelayanan SKPD
Penyempurnaan
Rancangan Renja SKPD
kab/kota
Persiapan Penyusuna
n Renja SKPD
hasil evaluasi capaian Renstra SKPD
kab/kota
hasil evaluasi pelaksanaan Renja-SKPD
kab/kota tahun lalu
Perumusan
Sasaran
Perumusan
Tujuan
Telaahan Rancangan Awal RKPD
kab/kota
Usulan program &
kegiatan dari masyarakat
Sinkronisasi Kebijakan
Nasional dan Provinsi
Musrenbang Kecamatan
Musrenbang Desa
Penyesuaian Rancangan Renja SKPD
kab/kota
Penyesuaian Rancangan Renja SKPD
kab/kotaPenyusuna
n Rancangan RKPD
Musrenbang RKPD
Perumusan R. akhir
RKPD
Per KDH RKPD
kab/kota
Penetapan Renja-SKPD oleh Kepala
SKPD
RENJA-SKPD
Kab/Kota
39
Renstra Kementerian/
Lembaga
UKP-PDUKP-PD
RKP RKPD
Renja Kementerian/
Lembaga
Renja Kementerian/
Lembaga
Buku IIBuku I Buku III
RPJMN BUKU IIPrioritas Bidang
RPJMN BUKU IIIPrioritas Wilayah
RPJMN BUKU I11 Prioritas
Nasional
Keterkaitan Dokumen Perencanaan Pembangunan nasional dan Daerah dalam Penyusunan RKP 2013
Keterkaitan Dokumen Perencanaan Pembangunan nasional dan Daerah dalam Penyusunan RKP 2013
40
RPJMN
Renstra K/L
Renja K/L& UKP-PD
RKP & RKPD
Keterangan: UKP-PD: Usulan Kegiatan dan Pendanaan Pemerintah Daerah
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
KETERKAITAN RAKOR KHUSUS KETERKAITAN RAKOR KHUSUS P4B P4B DDENGAN MUSRENBANG REGULERENGAN MUSRENBANG REGULER
Rakorsus P4B tingkat
Kabupaten/Kota
Rancangan RKT P4B Kab/Kota
Tahun 2013
Rakorsus P4B tingkat Provinsi
Musrenbang Reguler Tingkat Kabupaten/Kota
Rancangan RKPD Kab/Kota
Tahun 2013
Musrenbang Reguler Tingkat
Provinsi
Rancangan RKT P4B Provinsi
Tahun 2013
Rakorsus P4B tingkat Nasional
Rancangan RKT P4B-Nasional
Tahun 2013
Prioritas Nasional Ke-10
Rancangan RKPD Provnsi Tahun 2013
Rancangan RKP 2013
Earmarking P4B
Masukan Ke UKP2D
Musrenbang Reguler Tingkat
Nasional
Isu Strategis
Renja KL Tahun 2013
Usulan Kegiatan dan Pendanaan Pembangunan Daerah (UKP2D)
Rapat Tim Pengarah Dipimpin Wakil Presiden
Rancangan Akhir RKT P4B Tahun
2013
Sidang Kabinet Terbatas Bidang P4B Dipimpin
Presiden
RKT P4B Tahun 2013
(Direktif Presiden)
Sidang Kabinet Membahas RKP
tahun 2013
RKP tahun 2013 (Peraturan Presiden)
Menjadi Bagian
Sebagai Masukan
Sebagai Masukan
Sebagai Masukan
Persandingan
Keterangan Gambar :
Dokumen
Kegiatan
Proses
Rakorsus P4B Musrenbang Reguler
SKEMA MATRIKS PERSANDINGAN SINERGI PUSAT-DAERAHSKEMA MATRIKS PERSANDINGAN SINERGI PUSAT-DAERAH
42
Arah Kebijakan
Strategi Pengembangan
Fokus Prioritas
Prioritas (Nasional/Pulau)
Program K/L Usulan Pendanaan Pemerintah Daerah
Kegiatan
Indikator Kinerja
Target Kinerja
Lokasi Alokasi D/TP/ DAK
Kode K/L / Program/Kegiatan
UKP-PD Renja K/L Catatan Kesepakatan
Indikator Target Alokasi Indikator Target Alokasi Peran K/ L Peran Daerah
Swasta Keterangan
Arah Kebijakan
Strategi Pengemban
gan
Prioritas Nasional
Fokus Prioritas
K/L Program Kegiatan Indikator Kinerja
Target Kinerja
Lokasi Alokasi Dana
Format UKP-PD MusrenbangprovFormat UKP-PD Musrenbangprov
Format Pembahasan Musrenbangnas RKPFormat Pembahasan Musrenbangnas RKP
Renja K/LRenja K/L
Provinsi:Prioritas:
4343
PROSES PENYUSUNAN APBD
Akhir MeiMedio
JuniMinggu II
JuliMinggu I Oktober 1 Desember 31 Des
Men
dag
ri /
Gu
ber
nu
rS
KP
DK
epal
a D
aera
hD
PR
D
RKPD
RenjaRenstra
RPJMD
Ranc KUA
Membahas KUA
Pembahasan PPAS
Ranc PPAS
Nota Kesepakatan
KepDa - DPRD
Pedoman Penyusunan RKA-SKPD
RKA-SKPD
Pembahasan RKA oleh Tim
Anggaran Pemda
Raperda APBD
Pembahasan Raperda
APBD
Persetujuan Bersama
Rancangan PerKaDa Ttg Penjabaran
APBD
Evaluasi
Verifikasi DPA oleh Tim
Anggaran Pemda
Ranc DPA-SKPD
DPA SKPD
PerKaDa Penjabaran
APBD
Perda APBD
Lanjutan Musrenbang-RKPD-Penyusunan APBD
43 43
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
PENUTUPPENUTUP
1. Menata sinkronisasi antar SKPD di Provinsi dan koordinasi antara provinsi dan kabupaten /kota.
2. RTRW Provinsi sebagai acuan spasial agar secara konsisten menjadi acuan dalam penyusunan RPJP Prov Papua, RPJM Prov Papua, dan menjadi acuan implementasi tahunan dalam RPJP Daerah.
2. Tujuh SWP (Satuan Wilayah Pengembangan) segera disepakatibersama untuk selanjutnya menjadi mainstream dan fokus antar SKPD dan antara provinsi dan Kabupaten/kota dalam pembangunan Papua yang lebih berkualitas.
3. Perencanaan di tingkat nasional dan daerah diarahkan untuk lebih fokus dan konkret apa yang menjadi kebutuhan sesuai karakteristik Papua, sehingga dapat memberikan dampak signifikan bagi masyarakat.
4. Dalam Ranperda RTRW Provinsi Papua perlu disiapkan mekanisme pengendalian dan pemantauan pelaksanaan RTRW.
44
KEMENTERIAN PPN/KEMENTERIAN PPN/BAPPENASBAPPENAS
TERIMA KASIHTERIMA KASIH
45