Ragam Paradigma dalam Penelitian Sosiologiachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Sofyan...

4
Sofyan Sjaf Online | Ragam Paradigma dalam Penelitian Sosiologi Copyright Sofyan Sjaf [email protected] http://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/ragam-paradigma-dalam-penelitian-sosiologi/ Ragam Paradigma dalam Penelitian Sosiologi Sofyan Sjaf Pertanyaan penting untuk dikemukakan sebelum mengetahui lebih jauh ragam paragidma dalam penelitian sosiologi adalah apakah definisi paradigma dan peranannya? dan sejauhmana paradigma penting bagi seorang ilmuwan sosial? Menjawab dua pertanyaan di atas, bukanlah hal yang gampang disebabkan beberapa hal, pertama, paradigma didefinisikan secara beragam dari para ilmuwan sosial sehingga perlu diketahui secara jelas epistimologi dan ontologi dari pendefinisian paradigma tersebut, kedua, penyusunan definisi paradigma syarat dengan muatan nilai (aksiologi) sehingga mempunyai pengaruh secara pribadi maupun komunal bagi mereka yang menggunakannya, dan ketiga, paradigma menentukan posisi seorang ilmuwan sosial dalam berpijak menanggapi kondisi sosial dimana ia berada. Meski demikian, dalam tulisan ini, akan dikemukakan dua pendapat tentang paradigma. Ritzer (2004) mendefinisikan paradigma sebagai gambaran fundamental mengenai masalah pokok dalam ilmu tertentu. Paradigma membantu menemukan apa yang mesti dikaji, pertanyaan apa yang mestinya diajukan, bagaimana cara mengajukannya, dan apa aturan yang harus diikuti dalam menafsirkan jawaban yang diperoleh. Selanjutnya Ritzer (2004) menekankan bahwa paradigma menggolongkan, menetapkan, dan menghubungkan eksemplar, teori, metode, dan instrumen yang ada di dalamnya. Senada dengan definisi di atas, Guba dan Lincoln (1994), mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat keyakinan yang mendasar (atau metafisik) tentang persoalan page 1 / 4

Transcript of Ragam Paradigma dalam Penelitian Sosiologiachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Sofyan...

Page 1: Ragam Paradigma dalam Penelitian Sosiologiachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Sofyan Sjaf... · Sofyan Sjaf Online | Ragam Paradigma dalam Penelitian Sosiologi ... dan

Sofyan Sjaf Online | Ragam Paradigma dalam Penelitian SosiologiCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/ragam-paradigma-dalam-penelitian-sosiologi/

Ragam Paradigma dalam Penelitian Sosiologi

Sofyan Sjaf

Pertanyaan penting untuk dikemukakan sebelum mengetahui lebih jauh ragamparagidma dalam penelitian sosiologi adalah apakah definisi paradigma danperanannya? dan sejauhmana paradigma penting bagi seorang ilmuwan sosial?

Menjawab dua pertanyaan di atas, bukanlah hal yang gampang disebabkanbeberapa hal, pertama, paradigma didefinisikan secara beragam dari para ilmuwansosial sehingga perlu diketahui secara jelas epistimologi dan ontologi daripendefinisian paradigma tersebut, kedua, penyusunan definisi paradigma syaratdengan muatan nilai (aksiologi) sehingga mempunyai pengaruh secara pribadimaupun komunal bagi mereka yang menggunakannya, dan ketiga, paradigmamenentukan posisi seorang ilmuwan sosial dalam berpijak menanggapi kondisisosial dimana ia berada.

Meski demikian, dalam tulisan ini, akan dikemukakan dua pendapat tentangparadigma. Ritzer (2004) mendefinisikan paradigma sebagai gambaranfundamental mengenai masalah pokok dalam ilmu tertentu.  Paradigma membantumenemukan apa yang mesti dikaji, pertanyaan apa yang mestinya diajukan,bagaimana cara mengajukannya, dan apa aturan yang harus diikuti dalammenafsirkan jawaban yang diperoleh.  Selanjutnya Ritzer (2004) menekankanbahwa paradigma menggolongkan, menetapkan, dan menghubungkan eksemplar,teori, metode, dan instrumen yang ada di dalamnya.

Senada dengan definisi di atas, Guba dan Lincoln (1994), mendefinisikan paradigmasebagai seperangkat keyakinan yang mendasar (atau metafisik) tentang persoalan

page 1 / 4

Page 2: Ragam Paradigma dalam Penelitian Sosiologiachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Sofyan Sjaf... · Sofyan Sjaf Online | Ragam Paradigma dalam Penelitian Sosiologi ... dan

Sofyan Sjaf Online | Ragam Paradigma dalam Penelitian SosiologiCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/ragam-paradigma-dalam-penelitian-sosiologi/

pokok atau prinsip utama.  Ditambahkan bahwa paradigma menggariskan apa yangseharusnya dipelajari, pernyataan-pernyataan apa yang seharusnya dikemukakandan kaidah-kaidan apa yang seharusnya diikuti dalam menafsirkan jawaban yangdiperolehnya.

Berangkat dari dua pendapat di atas, maka dengan jelas pertanyaan keduaterjawab dimana paradigma bagi seorang ilmuwan sosial penting untukmenetapkan atau menentukan posisi paradigmatiknya dalam membedah ataumenganalisis kondisi sosial disekitarnya.

Untuk itu, tulisan ini dibuat untuk menunjukkan beragam paradigma yang hadirdalam lingkungan ilmu sosial, diantara mengacu pada pembedaan paradigmamenurut Denzin dan Lincoln (2000), Jurgen Habermas (1990), Ritzer (2004), GibsonBurrel dan Gareth Morgan (1994), dan posisi penulis terhadap ragam paradigmatersebut.

Ragam Paradigma dalam Sosiologi

Dalam buknya yang berjudul ” Handbook of qualitative research (second edition)”, Denzin dan Linclon (2000) membedakan lima paradigma ilmu, yaitu: (1) positivisme(positivism); (2) post-positivisme (postpositivism); (3) teori kritik (critical theory); (4)konstruktivisme (constructivism); dan (5) partisipatoris (participatory).  Pembedaankelima paradigma ini, didasarkan pada ontologi, epistimologi, dan metodologi darimasing-masing paradigma.

Hal yang berbeda dengan Habermas (1990), dimana dalam epistimologinyamengungkapkan bahwa ilmu memiliki sifat bebas nilai sehingga tidak dapatdipisahkan dari nilai dan teori tidak dapat dipisahkan dari praktek.  SelanjutnyaHabermas membedakan tiga jenis ilmu berdasarkan kepentingan atau fungsinya,yaitu: pertama, empiris analisitis, adalah membangun hubungan-hubungan kausalyang mendasar dalam kepentingan untuk mengontrol alam.  Ilmu-ilmu ini dengankepentingan teknis menghasilkan informasi yang akan menambah penguasaanteknis manusia.  Kedua, historis hermeneutis, adalah kebutuhan manusia dalammelakukan komunikasi yang penuh pengertian.  Ilmu-ilmu ini ditujukan untukkepentingan praktis dan menghasilkan interpretasi yang memungkinkan suatuorientasi bagi tindakan praktis manusia ke dalam kehidupan bersama; dan ketiga,

page 2 / 4

Page 3: Ragam Paradigma dalam Penelitian Sosiologiachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Sofyan Sjaf... · Sofyan Sjaf Online | Ragam Paradigma dalam Penelitian Sosiologi ... dan

Sofyan Sjaf Online | Ragam Paradigma dalam Penelitian SosiologiCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/ragam-paradigma-dalam-penelitian-sosiologi/

sosial kritis ditujukan untuk kepentingan emansipatoris yang menghasilkan analisisyang membebaskan kesadaran manusia dari kungkungan dominasi kekuasaan danstruktural. Selanjutnya, perbedaan pembagian paradigma juga dijelaskan olehRitzer (2004) dan Burrel dan Morgan (1979).  Menurut Ritzer, paradigma sosiologidapat dipetakan menjadi bagian, yakni fakta sosial, definisi sosial, dan perilakusosial.

Selain itu, Ritzer mencoba mengumukakan alasan paradigma yang lebihterintegratif dalam sosiologi dari yang sudah ada.  Menurutnya, kunci utama dariparadigma terintegrasi ini adalah gagasan mengenai tingkat-tingkat analisis. Tingkat analisis sosial ini menggunakan dua kntinum, yakni berdasarkan skalafenomena sosial yang terjadi berupa mikroskopik dan makroskopik, dan kontinumberdasarkan atas dimensi obyektif-subyektif dari analisis sosial.

Sedangkan Gibson Burrel dan Gareth Morgan (1979) memetakan paradigmasosiologi menggunakan dua kata kunci analisis, yakni sifat ilmu dalam dimensiobyektif dan subyektif, serta dimensi keteraturan dan perubahan radikal.  Dalampendekatan subyektif, ontologi yang dikembangkan adalah nominalis (kenyataanada dalam diri) dengan epistimologi antipositivisme dan metodologi ideografik. Untuk pendekatan obyektif menganut ontologi realisme, epistimologi positivisme,dan metodologi nomoetik.

Sementara itu, dimensi keteraturan sosial menekankan pada status quo,keteraturan sosial, konsensus, kohesi, integrasi sosial, solidaritas, dan pemenuhankepuasan.  Sedangkan dimensi perubahan radikal menekankan pada perubahanradikal itu sendiri, konflik struktural, cara dominasi, kontradiksi, emansipasi, deprivation, dan mengutamakan kejadian potensial yang diharapkan akan terjadi. Adapun kombinasi dari dua dimensi ini menghasilkan empat pemetaan paradigma,yaitu: (1) paradigma humanis radikal (radical humanist paradigm); (2) paradigmastrukturalis radikal (radical strukturalist paradigm); (3) paradima interpretatif (interpretative paradigm); dan paradigma fungsionalis (fungsionalist paradigm).

Hal yang berbeda tentang pembagian paradigma dalam sosiologi juga dijelaskanoleh Poloma (2004).  Merujuk dari perkembangan teori-teori sosiologi kontemporer,Poloma membagi 3 teori-teori sosiologi yang tidak lain mewakili pandangansosiologi dunia.  Adapun ketiga pembagian tersebut, yakni teori naturalis danpositivis, teori humanistis atau interpretatif, dan teori evaluatif.

page 3 / 4

Page 4: Ragam Paradigma dalam Penelitian Sosiologiachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Sofyan Sjaf... · Sofyan Sjaf Online | Ragam Paradigma dalam Penelitian Sosiologi ... dan

Sofyan Sjaf Online | Ragam Paradigma dalam Penelitian SosiologiCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/09/ragam-paradigma-dalam-penelitian-sosiologi/

Referensi

Burrell, G. & G. Morgan, Sociological paradigms and organizational analysis, Arena,1994.

Denzin, N.K. & Y.S. Lincoln (Eds.), Handbook of qualitative research (second edition), Thousand Oaks: Sage Publ. Inc., 2000.

Habermas, J., Ilmu dan teknologi sebagai ideology, Jakarta: LP3ES, 1990.

Ritzer, G., Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadgima Ganda (edisi kelima), Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Ritzer, G. dan Goodman, DJ., Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Kencana, 2003.

Sanderson, SK., Makro Sosiologi: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial (edisikedua), PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Poloma, MM., Sosiologi Kontemporer (edisi keenam), Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2004.

page 4 / 4