Rafli Riandi Kusnadi Teknik Pemboran Geothermal Dan Teknik Sampling
-
Upload
rafli-riandi-kusnadi -
Category
Documents
-
view
48 -
download
0
description
Transcript of Rafli Riandi Kusnadi Teknik Pemboran Geothermal Dan Teknik Sampling
Teknik Pemboran Pada Panas Bumi dan Teknik Samplingnya
Rafli Riandi Kusnadi
21100112140020
Email : [email protected]
Teknologi pemboran sumur-sumur panas bumi banyak mengadopsi teknologi
pemboran sumur-sumur minyak dan gas (Falcone dan Teoduriu, 2008). Alat-alat yang
digunakan mulai dari Rig Equipment, Drilling Tools, hingga Casing & accessories
sebenarnya dibawa dari industri oil & gas dengan sedikit penyesuaian. Demikian dengan
SDM di lapangan (crew lapangan), mayoritas berasal dari dunia migas.
Tahapan kegiatan operasional panas bumi diantaranya survei pendahuluan, eksplorasi,
pemboran eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi, dan pemanfaatan.
1. Survey pendahuluan
Dilakukan oleh pemerintah pusat dan / atau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya, namun demikian dapat juga menugasi pihak lain untuk melakukannya.
Survey ini dilakukan untuk mengetahui prospek potensi panas bumi. Secara garis besar
pekerjaan yang dilakukan di tahap ini meliputi : studi literatur, survey lapangan, analisis
data, menentukan daerah prospek, spekulasi besar potensi listrik, dan menentukan jenis
survey yang akan dilakukan selanjutnya. Tahap ini memerlukan waktu beberapa bulan
sampai 1 tahun.
2. Eksplorasi
Meliputi survei lanjutan, yang terdiri dari survey geologi, geokimia dan geofisika.
3. Pemboran Eksplorasi
Merupakan tahap dimana data geologi, geokimia dan geofisika sudah diperoleh serta
menujukkan daerah tersebut mempunyai potensi sumber daya panas bumi yang ekonomis
dan layak dikembangkan. Tujuan dari pemboran eksplorasi adalah membuktikan adanya
sumber daya panas bumi di daerah yang diselidiki dan menguji model sistem panas bumi
yang dibuat berdasarkan data-data hasil eksplorasi. Jumlah sumur eksplorasi bergantung
pada luasnya daerah yang diduga mengandung energi panas bumi. Biasanya dalam satu
prospek dibor 3-5 sumur eksplorasi. Kedalaman sumur tergantung dari kedalaman
reservoir yang diperkirakan dari data hasil eksplorasi, batasan anggaran yang ada. Pada
umumnya sumur eksplorasi di bor dengan kedalaman 1000-3000 meter. Menurut Cataldi
(1982) tingkat keberhasilan pemboran panas bumi umumnya 50-70%. Ini berarti dari
empat sumur eksplorasi yang dibor ada 2-3 sumur yang menghasilkan. Setelah pemboran
selesai maka dilakukan pengujian sumur, diantaranya : Uji hilang air, permeabilitas total,
panas, produksi dan uji transient. Berdasar hasil pemboran dan pengujian sumur harus
diambil keputusan apakah perlu dibor beberapa sumur ekplorasi lain, ataukah sumur
eksplorasi yang ada sudah mencukupi untuk memberikan informasi mengenai potensi
sumber daya. Apabila beberapa sumur mempunyai potensi cukup besar maka perlu
dipelajari apakah lapangan tersebut menarik atau tidak.
4. Studi Kelayakan
Studi kelayakan perlu dilakukan apabila ada beberapa sumur eksplorasi menghasilkan
fluida panas bumi. Tujuan studi ini adalah untuk menilai apakah sumber panas bumi yang
terdapat di daerah tersebut secara teknis ekonomis dan menarik untuk dikembangkan
serta diproduksi. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi :
Mengevaluasi data geologi, geokimia, geofisika dan data sumur.
Memperbaiki model sistem panas bumi.
Menghitung besarnya sumber daya cadangan serta potensi listrik yang dapat dihasilkan.
Menganalisis sifat fluida bumi dan kandungan non condensanble gas serta
memperkirakan sifat korosifitas air dan kemungkinan pembentukan scale.
Mempelajari apakah ada permintaan energi listrik, untuk apa dan berapa banyak.
Mengusulkan alternatif pengembangan dan kapasitas instalasi pembangkit listrik.
Melakukan analisa keekonomian dari alternatif yang diusulkan
5. Eksploitasi
Rencana pengembangan lapangan dan pembangkit listrik mencakup usulan secara
rinci mengenai fasilitas kepala sumur, fasilitas produksi dan injeksi di permukaan,
sistem pipa alir di permukaan, fasilitas pusat pembangkit listrik. Pada tahap ini
gambar teknik perlu dibuat secara rinci, mencakup ukuran pipa alir uap, pipa alir dua
fasa, penempatan katup (valve), perangkat pembuang kondensat, dan lain-lain.
Eksploitasi merupakan pemboran sumur produksi, injeksi, dan Pembangunan Pusat
Listrik Tenaga Panas Bumi. Untuk menjamin tersedia uap sebanyak yang dibutuhkan
oleh pembangkit listrik, diperlukan sejumlah sumur produksi. Selain itu diperlukan
untuk menginjeksikan kembali air limbah.
6. Pemanfaatan
Produksi uap, Produksi Listrik dan Perawatan. Pada saat ini PLTP telah beroperasi
sehingga kegiatan utama adalah menjaga kelangsungan produksi uap dari sumur-sumur
produksi dan produksi listrik dari PLTP. Masa Ekplorasi dan Pemanfaatan berlangsung
selama 30 tahun sejak berakhirnya masa eksplorasi.
Jenis sumur di geothermal berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu:
Sumur produksi
Sumur produksi dapat berupa produksi uap (steam) maupun air panas (brine)
Sumur injeksi
Sumur injeksi berfungsi untuk menginjeksikan kembali brine setelah energy
(panas) nya di ekstraksi (brine injector) ataupun untuk menginjeksikan air sisa dari
proses di power plant yang disebut dengan condensate (condensate injector) ke dalam
field gothermal.
Sumur delineasi (pemantauan)
Sumur delineasi digunakan untuk melakukan pemantauan terhadap suatu area
(field) geothermal. Pada sumur ini tidak dilakukan produksi ataupun injeksi
Ada dua tantangan utama dalam pengeboran sumur geothermal sekaligus yang
membedakannya dari pengeboran di sumur migas, yaitu dalam hal temperature dan loss
circulation.
Loss circulation terjadi karena target dalam suatu sumur geothermal merupakan
rekahan-rekahan (fracture) yang terkoneksi ke suatu heat source. Ketika fracture
tersebut terlintasi dalam proses pengeboran, kemungkinan besar lumpur pengeboran
(mud) akan masuk ke dalam fracture-fracture tersebut alih-alih kembali ke
permukaan (loss circulation). Kondisi loss circulation ini secara teknis memberikan
beberapa dampak negatif pada proses pengeboran dan perlu ditanggulangi.
Dari sisi temperature, target dari sumur panas bumi merupakan fracture yang
memiliki temperatur tinggi, karena temperature inilah yang merupakan energi yang
ingin diekstraksi. Semakin tinggi temperatur yang diperoleh maka akan semakin
ekonomis suatu sumur geothermal.
Akan tetapi, ditinjau dari proses pengeborannya akan semakin menantang karena teknologi
pengeboran yang dibawa dari industri migas sebenarnya didesain untuk temperatur yang
relatif lebih rendah, dan hal ini seringkali menjadi hambatan.
Sumber :
H. Christopher H. Armstead (1981), “Geothermal Energy”, E & F.N. Spon Ltd London.
Joseph Kestin. (1983), Source Book On The Production Of Electricity From Geothermal
Energy, Washington, D.C.20585.
www.manajemenenergi.org/2013/06/ pengeboran -sumur- geothermal .html (diunduh pada
tanggal 20-04-2015 pukul 00.06)
Teknik sampling gas panas bumi di sumber mata air panas. Telah dilakukan sampling
gas panas bumi di sumber mata air panas menggunakan alat corong stainless steel yang telah
dimodifikasi berdasarkan metode Giggenbach. Modifikasi corong dilakukan agar dapat
melakukan sampling pada lokasi mata air panas yang mempunyai diameter yang cukup lebar,
sehingga gelembung gas yang keluar dari dasar mata air dapat ditampung pada botol sampel.
Selanjutnya gas dianalisis dengan menggunakan dua metode, untuk gas dapat larut
(condensable gas) seperti CO2 dan H2S dianalisis dengan metode titrasi, sedangkan gas tidak
larut (non condensable gas) seperti He, H2, N2, O2, Ar dan CH4 dianalisis dengan metode
kromatografi gas. Hasil menunjukkan bahwa teknik sampling menggunakan corong stainless
steel menghasilkan gas yang dapat diukur dengan baik. (Neneng Laksminingpuri, 2014).
Dari hasil pengamatan pengambilan sampel gas di mata air panas yang berbentuk
kolam besar, harus dijaga agar corong stainless steel tidak tenggelam atau terbalik karena
dorongan gelembung gas dari kolam. Untuk menguji bahwa gas telah terdorong menuju
ujung pipa kaca, maka ujung pipa kaca dicelupkan kedalam wadah yang berisi air, jika keluar
gelembung gas maka ujung pipa kaca tersebut siap untuk disambungkan ke selang botol gas.
Klep botol sampel dibuka secara perlahan biarkan gas mengalir ke dalam botol sampel.
Keberadaan gas dalam botol sampel ditandai dengan adanya reaksi yang mengakibatkan
botol sampel menjadi panas, sehingga perlu dilakukan pendinginan botol sampel dengan cara
merendamnya dalam wadah berisi air dingin sehingga botol sampel mudah untuk dipegang.
Botol sampel gas sesekali perlu digoyangkan agar sampel gas tercampur homogen dengan
larutan NaOH dan diperlukan kehati-hatian agar tidak terjadi kontaminasi dengan udara.
Berakhirnya sampling gas ditandai dengan kejenuhan dari larutan NaOH (tidak terjadi
gelembung gas lagi dalam larutan NaOH). Pengambilan sampel gas berlangsung sekitar 45
menit hingga 1 jam untuk satu sampel.
Sumber : Laksminingpuri Neneng, 2014. Teknik Sampling Gas Panas Bumi di Mata Air
Panas. BETA GAMMA TAHUN 2014 Vol. 5 No. 1 Februari 2014.