Radikular

download Radikular

of 12

Transcript of Radikular

  • 8/6/2019 Radikular

    1/12

  • 8/6/2019 Radikular

    2/12

    E. Patogenesis

    1. Inisiasi kista

    Inisiasi kista mengakibatkan proliferasi batas epithelia dan pembentukan suatu kavitas kecil.

    Inisiasi pembentukan kista umumnya berasal dari epithelium odontogenic. Bagaimanapun

    rangsangan yang mengawali proses ini tidak diketahui. Faktor-faktor yang terlibat dalam

    pembentukan suatu kista adalah proliferasi epithelia, akumulasi cairan dalam kavitas kista

    dan resorpsi tulang.

    2. Pembesaran kista

    Proses ini umumnya sama pada setiap jenis kista yang memiliki batas epithelium. Tahap

    pembesaran kista meliputi peningkatan volume kandungan kista, peningkatan area

    permukaan kantung kista, pergeseran jaringan lunak disekitar kista dan resorpsi tulang.

    a. Peningkatan volume kandungan kista

    Infeksi pada pulpa non-vital merangsang sisa sel malasez pada membran periodontal

    periapikal untuk berproliferasi dan membentuk suatu jalur menutup melengkung pada tepi

    granuloma periapikal, yang pada akhirnya membentuk suatu lapisan yang menutupi foramen

    apikal dan diisi oleh jaringan granulasi dan sel infiltrasi melebur.

    Sel-sel berproliferasi dalam lapisan dari permukaan vaskular jaringan penghubung sehingga

    membentuk suatu kapsul kista. Setiap sel menyebar dari membran dasar dengan percabangan

    lapisan basal sehingga kista dapat membesar di dalam lingkungan tulang yang padat dengan

    mengeluarkan faktor-faktor untuk meresorpsi tulang dari kapsul yang menstimulasi

    pembentukan osteoclast.

    b. Proliferasi epitel

    Pembentukan dinding dalam membentuk proliferasi epitel adalah salah satu dari proses

    penting peningkatan permukaan area kapsul dengan akumulasi kandungan seluler. Pola

    mulrisentrik pertumbuhan kista membawa proliferasi sel-sel epitel sebagai keratosis

    mengakibatkan ekspansi kista. Aktifitas kolagenase meningkatkan kolagenalisis.

    Pertumbuhan tidak mengurangi batas epitel akibat meningkatnya mitosis. Adanya infeksi

    merangsang sel-sel seperti sisa sel malasez untuk berploriferasi dan membentuk jalur

    penutup. Jumlah lapisan epitel ditentukan oleh periode viabilitas tiap sel dan tingkat maturasi

    serta deskuamasinya.

    c. Resorpsi tulang

    Seperti percabangan sel-sel epitel, kista mampu untuk membesar di dalam kavitas tulang

  • 8/6/2019 Radikular

    3/12

    yang padat dengan mengeluarkan fakor resorpsi tulang dari kapsul yang merangsang fungsi

    osteoklas (PGE2). Perbedaan ukuran kista dihasilkan dari kuantitas pengeluaran

    prostaglandin dan faktor-faktor lain yang meresorpsi tulang.

    F. Gambaran patologi

    Sediaan makroskopis bisa berupa massa kistik sferis atau ovoid yang utuh, tetapi sering

    tidak tertur dan kolaps.

    Dindingnya bervariasi dari yang tipis hingga tebalnya sekisar 5 mm.

    Permukaan dalam bisa licin atau berombak.

    Nodulus kolesterol bisa menonjol ke dalam rongga.

    Biasanya isi cairan berwarna coklat karena pemecahan darah dan bila terdapatkristal

    kolesterol maka mereka bisa memberikan waena emas berkilauanataupun jerami.

    Hampir semua kista radikular semuanya dilapisi olehepitel berlapis gepeng.

    G. Pengobatan

    Dengan marsupialisasi dan enukleasi. Jika tidak terangkat sempurna, Bisa kambuh. Bisa

    menyebabkan resopsi tulang yang berkelanjutan ke maksilla dan mandibula.

    1. Terapi endodontik (saluran canal)

    2. Periapical sugery (bedah)

    3. Biopsi

    4. Ekstrasi gigi

    H. Gambaran klinis

    Kista ini merupakan kista yang banyak dijumpai pada rahang. berkembang bersamaan dengan

    granuloma periapikal yang merupakan respon dari kematian pulpa dan akibat dari nekrosis

    jaringan. tidak bergejala (asimtomatik) dan kadang ditemukan secara tidak sengaja selama

  • 8/6/2019 Radikular

    4/12

    dental radiografi yang dilakukan secara berkala.

    1. Dapat terjadi pada seluruh rahang yang mempunyai gigi

    2. Fluktuasi ada jika kista telah mengerosi tulang secara sempurna.

    3. Adanya rasa nyeri dan infeksi .

    4. wajahnya asimetris, pada palpasi berbatas

    I. Differential diagnosa

    - periapikal granuloma

    - central giant cell granuloma

    - odontogenik dan non odontogenik tumor

    - metastatik tumor

  • 8/6/2019 Radikular

    5/12

    PROSES TERJADINYA GAMBARAN RADIOGRAFI : KISTA, GRANULOMA,

    DAN ABSES

    Salah satu dari faktor penting sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat menembus bahan. Tetapi

    hanya yang benar-benar sinar-x saja yang mampu menembus objek yang dikenainya dansebagian yang lain akan diserap. Sinar-x yang menembus itulah yang mampu membentuk

    gambaran atau bayangan. Besarnya penyerapan sinar-x oleh suatu bahan tergantung tiga

    faktor:

    1. Panjang gelombang sinar-X.2. Susunan objek yang terdapat pada alur berkas sinar-X.3. Ketebalan dan kerapatan objek.

    Setelah sinar-x yang keluar dari tabung mengenai dan menembus obyek yang akan difoto.

    Bagian yang mudah ditembusi sinar x (seperti otot, lemak, dan jaringan lunak) meneruskan

    banyak sinar x sehingga film menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x

    (seperti tulang) dapat menahan seluruh atau sebagian besar sinar x akibatnya tidak ada atau

    sedikit sinar x yang keluar sehingga pada film berwarna putih. Bagian yang sulit ditembus

    sinar x mengalami ateonasi yaitu berkurangnya energi yang menembus sinar x, yang

    tergantung pada nomor atom, jenis obyek, dan ketebalan. Adapun bagian tubuh yang mudah

    ditembus sinar x disebut Radio-lucenyang menyebabkan warna hitam pada film. Sedangkan

    bagian yang sulit ditembus sinar x disebutRadio-opaque sehingga film berwarna putih.

    Telah diketahui bahwa panjang gelombang yang besar yang dihasilkan oleh kV rendah akan

    mengakibatkan sinar-x nya mudah diserap. Semakin pendek panjang gelombang sinar-x

    (yang dihasilkan oleh kV yang lebih tinggi) akan membuat sinar-x mudah untuk menembus

    bahan (lihat pembahasan tentang pengaruh kilovolt).

    Bagaimana susunan objek ketika terjadi penyerapan sinar-x? Hal ini tergantung dari nomor

    atom unsur tersebut. Sebagai contoh satu lempeng aluminium yang mempunyai nomor atom

    lebih rendah dibanding tembaga, mempunyai jumlah daya serap lebih rendah terhadap sinar-x

    dibanding satu lempeng tembaga pada berat dan daerah yang sama. Timah hitam (nomor

    atomnya lebih besar) adalah penyerap terbaik sinar-x. Karena alasan inilah ia digunakan pada

    wadah tabung yang juga bertujuan untuk proteksi, contoh yang lainnya adalah dinding

    ruangan sinar-x dan pada sarung tangan khusus serta apron yang digunakan selama proses

    fluoroskopi.

  • 8/6/2019 Radikular

    6/12

    Hubungan antara penyerapan sinar-x dengan ketebalan adalah sederhana yaitu unsur yang

    mempunyai lempengan yang tebal dapat menyerap radiasi lebih banyak dibanding lempengan

    yang tipis pada satu unsur yang sama. Kerapatan/kepadatan suatu unsur yang sama akan juga

    mempunyai kesamaan efek, contoh 2,5 cm air akan menyerap sinar-x lebih banyak dibanding

    2,5 cm es karena berat timbangan es akan berkurang 2,5 cm per kubik disbanding air.

    Mengingat pemeriksaan kesehatan yang menggunakan sinar-x, satu hal yang harus dipahami

    bahwa tubuh manusia mempunyai susunan yang kompleks yang tidak hanya mempunyai

    perbedaan pada tingkat kepadatan saja tetapi juga mempunyai perbedaan unsur pembentuk.

    Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat penyerapan sinar-x. Yaitu, tulang lebih

    banyak menyerap sinar-x dibanding otot/daging; dan otot/daging lebih banyak menyerap

    dibanding udara (paru-paru). Lebih jauh lagi pada struktur organ yang sakit akan terjadi

    perbedaan penyerapan sinar-x dibanding dengan penyerapan oleh daging dan tulang yangnormal. Umur pasien juga mempengaruhi penyerapan, contoh pada umur yang lebih tua

    tulang-tulang sudah kekurangan kalsium dan akan mengurangi penyerapan sinar-x dibanding

    tulang-tulang di usia yang lebih muda.

    Hubungan diantara intensitas sinar-x pada daerah yang berbeda gambarannya didefinisikan

    sebagai kontrassubjek. Kontras subjek tergantung pada sifat subjek, kualitas radiasi yang

    digunakan, intensitas dan penyebaran radiasi hambur, tetapi tidak tergantung terhadap waktu,

    mA, jarak dan jenis film yang digunakan.

    ABSES

    Abses adalah daerah jaringan yang terbentuk dimana didalamnya terdapat nanah yang

    terbentuk sebagai usaha untuk melawan aktivitas bakteri berbahaya yang menyebabkan

    infeksi. Sistim imun mengirimkan sel darah putih untuk melawan bakteri. Sehingga nanah

    atau pus mengandung sel darah putih yang masih aktif atau sudah mati serta enzim. Abses

    terbentuk jikalau tidak ada jalan keluar nanah/pus. Sehingga nanah atau pus tadi terperangkap

    dalam jaringan dan terus membesar.

    Abses periapikal adalah kumpulan pus yang terlokalisir dibatasi oleh jaringan tulang yang

    disebabkan oleh infeksi dari pulpa dan atau periodontal. Abses periapikal umumnya berasal

    dari nekrosis jaringan pulpa. Jaringan yang terinfeksi menyebabkan sebagian sel mati dan

    hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah

  • 8/6/2019 Radikular

    7/12

    putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga

    tersebut dan setelah memfagosit bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati

    inilah yang membentuk nanah yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini

    maka jaringan sekitarnya akan terdorong dan menjadi dinding pembatas abses. Hal ini

    merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.

    Jika suatu abses pecah di dalam maka infeksi bisa menyebar tergantung kepada lokasi abses.

    Penyebab Abses Periapikal adalah Tubuh menyerang infeksi dengan sejumlah besar sel darah

    putih; nanah adalah sekumpulan sel darah putih dan jaringan yang mati. Biasanya nanah dari

    infeksi gigi pada awalnya dialirkan ke gusi, sehingga gusi yang berada di dekat akar gigi

    tersebut membengkak.

    Nanah bisa dialirkan ke kulit, mulut, tenggorokan atau tengkorak, tergantung kepada lokasi

    gigi yang terkena.

    Gejala Abses Periapikal yaitu gigi terasa sakit, bila mengunyah juga timbul nyeri.

    Kemungkinan ada demam disertai pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Jika

    absesnya sangat berat, maka di daerah rahang terjadi pembengkakan.

    Orang yang memiliki daya resistensi tubuh yang rendah, memiliki resiko tinggi untuk

    menderita abses. Pada awalnya, penderita abses mengalami sakit gigi yang bertambah parah.

    Sehingga saraf di dalam mulut juga dapat terinfeksi. Jika absesnya tersembunyi di dalam

    gusi, maka gusi bisa berwarna kemerahan. Untuk menterapinya, dokter gigi membuat jalan di

    permukaan gusi agar pus bisa berjalan keluar. Dan ketika pus sudah mendapatkan jalan

    keluar, kebanyakan rasa sakit yang diderita oleh pasien berkurang drastis. Jika abses tidak di

    irigasi/drainasi dengan baik, hanya sekedar pecah. Maka infeksi tadi akan menyebar ke

    bagian lain di mulut bahkan bisa menyebar ke leher dan kepala.

    Gejala awal adalah pasien akan merasakan sakit yang berdenyut-denyut di daerah yang

    terdapat abses. Lalu gigi akan menjadi lebih sensitif terhadap rangsang panas dan dingin sertatekanan dan pengunyahan. Selanjutnya pasien akan menderita demam, kelenjar limfe di

    bagian rahang bawah akan terasa lebih menggumpal/sedikit mengeras dan terasa sakit jika

    diraba. Pasien juga merasa sakit pada daerah sinus. Jika pus mendapat jalan keluar, atau

    dengan kata lain bisulnya pecah, akan menimbulkan bau busuk dan rasa sedikit asin dalam

    mulut anda.

  • 8/6/2019 Radikular

    8/12

    Biasanya para dokter gigi dapat mendiagnosa adanya abses dalam rongga mulut dengan

    memeriksanya secara langsung. Dokter gigi juga dapat melakukan diagnosa pulpa, untuk

    mengetahui apakah gigi anda masih vital atau tidak. Dan untuk lebih memastikan, dokter gigi

    juga mengambil gambaran radiografi. Gambaran radiografi dari abses ini tampak gambaran

    radiolusen berbatas difus di periapikal.

    Patofisologi : Umumnya disebabkan oleh infeksi kuman dari proses karies. Dengan

    perkembangan karies, atau beberapa antigen dapat menyebabkan respons keradangan

    jaringan pulpa. Oleh karena pulpa tertutup oleh struktur padat dentin maka tidak terdapat

    ruangan untuk perluasan eksudat radang dan melalui saluran akar akan menyebar ke jaringan

    periapikal membentuk abses periapikal akut dan bila prosesnya kronik akan menjadi kelainan

    berupa abses kronik, granuloma dan kista radikular.

    Kuman saluran akar merupakan penyebab utama abses periapikal, dan umumnya berupa

    Gram positif, Gram negatif baik aerob dan anaerob yang akan invasi ke jaringan periapikal

    dan akhirnya dapat menyebabkan kerusakan.

    Pasien dengan abses periapikal mungkin dapat dengan atau tanpa tanda-tanda peradangan,

    yang difus atau terlokalisasi. Pada pemeriksaan perkusi dan palpasi dapat ditemukan tanda-

    tanda sensitifitas dengan derajat yang bervariasi. Pulpa tidak bereaksi terhadap stimulasi

    thermal karena berhubungan dengan pulpa yang telah nekrosis. Gambaran radiografi dapat

    bervariasi dari penipisan ligamen periodontal hingga lesi radiolusensi dengan batas

    yang tidak jelas.

    GRANULOMA

    Granuloma periapikal merupakan lesi yang berbentuk bulat dengan perkembangan yang

    lambat yang berada dekat dengan apex dari akar gigi, biasanya merupakan komplikasi dari

    pulpitis. Terdiri dari massa jaringan inflamasi kronik yang berprolifersi diantara kapsul

    fibrous yang merupakan ekstensi dari ligamen periodontal.

    Gambaran radiografi yaitu Tampak gambaran radiolucent dengan batas tepi yang kadang

    terlihat jelas pada periapikal. Umumnya berbentuk bulat. Gigi yang bersangkutan akan

    menunjukkan hilangnya gambaran lamina dura. Biasanya tidak disertai adanya resorbsi akar,

    namun ada juga yang menunjukkan gambaran resorbsi akar.

  • 8/6/2019 Radikular

    9/12

    Granuloma periapikal dapat disebabkan oleh berbagai iritan pada pulpa yang berlanjut hingga

    ke jaringan sekitar apeks maupun yang mengenai jaringan periapikal. Iritan dapat disebabkan

    oleh organisme seperti: bakteri dan virus; dan non-organisme seperti: iritan mekanis, thermal,

    dan kimia.

    Penelitian yang dilakukan terhadap spesimen periapikal granuloma, sebagian besar

    merupakan bakteri anaerob fakultatif dan organisme yang tersering adalahVeillonellaspecies

    (15%), Streptococcus milleri (11%), Streptococcussanguis (11%), Actinomycesnaeslundii

    (11%), Propionibacterium acnes (11%), dan Bacteroidesspecies (10%).3

    Sedangkan faktor

    non-organisme adalah karena iritan mekanis setelahrootcanaltherapy, trauma langsung,

    trauma oklusi, dan kelalaian prosedur endodontik; dan bahan kimia seperti larutan irigasi.

    Secara klinis dental granuloma tidak dapat dibedakan dengan lesi keradangan periapikal

    lainnya. Untuk membedakan dengan lesi periapikal lainnya diperlukan pemeriksaan

    radiografi. Ukurannya bervariasi, mulai dari diameter kecil yang hanya beberapa millimeter

    hingga 2 centimeter.

    Dental granuloma terdiri dari jaringan granulasi yang dikelilingi oleh dinding berupa jaringan

    ikat fibrous. Pada dental granuloma yang sudah cukup lama, cenderung memberikan

    gambaran adanya sel plasma, limfosit, neutrofil, histiosit, dan eusinofil, serta sel epithelial

    rests of Malassez. Pada gigi dengan karies perforasi pada pemeriksaan mikrobiologi akan

    didapatkan mikroaerofilik bacterium actynomices.

    Disebabkan oleh kelainan patologis dari reaksi keradangan pulpa yang berlanjut hingga ke

    jaringan sekitar apeks. Pulpitis itu sendiri dapat disebabkan oleh infeksi karies sekunder,

    trauma, atau kegagalan perawatan saluran akar. Nekrosis pulpa akan menstimulasi reaksi

    radang pada jaringan periodontal gigi yang bersangkutan.

    Patofisiologi dari Granuloma periapikal juga dapat disebabkan oleh berbagai iritan pada

    pulpa yang berlanjut hingga ke jaringan sekitar apeks maupun yang mengenai jaringanperiapikal. Iritan dapat disebabkan oleh organisme seperti: bakteri dan virus; dan non-

    organisme seperti: iritan mekanis, thermal, dan kimia timbul akibat nekrosis pulpa,

    penyebaran pertama dari inflamasi pulpa ke jaringan periradikuler. Granuloma periapikal

    merupakan kelanjutan dari abses periapikal akut. Iritannya meliputi mediator inflamasi dari

    pulpa yang terinflamasi irreversible atau toksin bakteri dari pulpa yang nekrotik.

  • 8/6/2019 Radikular

    10/12

    Patogenesis yang mendasari granuloma periapikal adalah respon system imun untuk

    mempertahankan jaringan periapikal terhadap berbagai iritan yang timbul melalui pulpa,

    yang telah menjalar menuju jaringan periapikal. Terdapat berbagai macam iritan yang dapat

    menyebabkan peradangan pada pulpa, yang tersering adalah karena bakteri, proses karies

    yang berlanjut akan membuat jalan masuk bagi bakteri pada pulpa, pulpa mengadakan

    pertahanan dengan respon inflamasi.

    Terdapat tiga karakteristik utama pulpa yang mempengaruhi proses inflamasi. Pertama, pulpa

    tidak dapat mengkompensasi reaksi inflamasi secara adekuat karena dibatasi oleh dinding

    pulpa yang keras. Inflamasi akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan meningkatnya

    volume jaringan karena transudasi cairan. Kedua, meskipun pulpa memiliki banyak

    vaskularisasi, namun hanya disuplai oleh satu pembuluh darah yang masuk melalui saluran

    sempit yang disebut foramen apikal, dan tidak ada suplai cadangan lain. Edema dari jaringanpulpa akan menyebabkan konstriksi pembuluh darah yang melalui foramen apikal, sehingga

    jaringan pulpa tidak adekuat dalam mekanisme pertahanan, terlebih lagi edema jaringan

    pulpa akan menyebabkan aliran darah terputus, menyebabkan pulpa menjadi nekrosis.

    Ruangan pulpa dan jaringan pulpa yang nekrotik akan memudahkan kolonisasi bakteri.

    Ketiga, karena gigi berada pada rahang, maka bakteri akan menyebar melalui foramen apikal

    menuju jaringan periapikal.

    Gejala klinis dari granuloma periapikal dan kista periapikal sangat sulit dibedakan, biasanya

    pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri, dan tes perkusi negatif. Oleh karena berhubungan

    dengan pulpa yang telah nekrosis, stimulasi thermal akan menunjukkan nilai yang negatif.

    Gambaran radiografi akan menunjukkan adanya radiolusen dengan batas yang jelas.

    Meskipun pemeriksaan dengan radiografi merupakan kunci diagnostik, satu satunya cara

    untuk dapat membedakan keduanya secara akurat adalah dengan menggunakan pemeriksaan

    mikroskopik; gambaran histopatologis granuloma periapikal telah dijelaskan sebelumnya,

    sedangkan gambaran histopatologis kista periapikal ditandai dengan adanya suatu rongga

    yang berlapiskan epitel jenis non-keratinizingstratifiedsquamous dengan ketebalan yangbervariasi, dinding epitelium tersebut dapat sangat proliferatif dan memperlihatkan susunan

    plexiform. Secara khas dapat dilihat adanya proses radang dengan ditemukannya banyak sel

    radang, yaitu sel plasma dan sel limfosit pada dinding kista tersebut.Rouselbody atau round

    eusinophilicglobule banyak ditemukan didalam atau diluar sel plasma sehingga terjadi

    peningkatan sintesis imunoglobulin.

  • 8/6/2019 Radikular

    11/12

    Granuloma periapikal merupakan reaksi inflamasi kronis yang berada di sekitar apex gigi

    yang merupakan kelanjutan dari keradangan pada pulpa yang disebabkan oleh berbagai

    macam iritan, seperti bakteri, trauma mekanis, dan bahan kimia. Patogenesis yang

    mendasarinya adalah reaksi dari sistem imun tubuh terhadap adanya iritan. Granuloma

    periapikal biasanya tidak bergejala dan ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan

    radiografi sebagai gambaran radiolusen, diagnosis bandingnya termasuk kista periapikal dan

    abses periapikal, yang hanya dapat dibedakan melalui pemeriksaan mikroskopis. terapi dapat

    dilakukan dengan penanganan endodontik non pembedahan maupun pembedahan. Prognosis

    dari granuloma periapikal adalah baik.

    Dental granuloma umumnya tidak menimbulkan gejala-gejala yang pasti. Gigi yang

    bersangkutan akan memberikan respon negative pada perkusi, tes termal, dan tes elektrik

    pulpa. Pada dental granuloma yang terus berlanjut dan dibiarkan tanpa perawatan dapatberubah menjadi kista periapikal.

    Lesi inflamasi apical umumnya disebabkan oleh adanya produk toksik yang dihasilkan oleh

    bakteri yang ada di saluran akar, sehingga keberhasilan perawatan tergantung pada eliminasi

    bakteri pada gigi yang bersangkutan.

    Pada gigi yang masih dapat dipertahankan dapat dilakukan perwatan saluran akar. Sedangkan

    pada gigi yang tidak dapat dilakukan restorasi maka harus dilakukan ekstraksi. Pada gigi

    yang dirawat saluran akar perlu dilakukan evaluasi pada tahun pertama dan kedua untuk

    memastikan apakah lesi bertambah besar atau telah sembuh.

    Kebanyakan dari periapikal granuloma ditemukan secara tidak sengaja selama pemeriksaan

    rutin. Karena granuloma periapikal merupakan kelanjutan dari nekrosis pulpa maka pada

    pemeriksaan fisik akan didapatkan tes thermal yang negatif dan tes EPT yang negatif. Pada

    gambaran radiografi lesi yang berukuran kecil tidak dapat dipisahkan secara klinis dan

    radiografi. Periapikal granuloma terlihat sebagai gambaran radiolusen yang menempel pada

    apex dari akar gigi. Sebuah gambaran radiolusensi berbatas jelas atau difus dengan berbagai

    ukuran yang dapat diamati dengan hilangnya lamina dura, dengan atau tanpa keterlibatan

    kondensasi tulang.

    Kegagalan proses penyembuhan bisanya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :

  • 8/6/2019 Radikular

    12/12

    - Berubah menjadi bentukan kista

    - Kegagalan perawatan saluran akar

    - Fraktur akar vertical

    - Adanya penyakit periodontal

    Gejala klinis dari granuloma periapikal dan kista periapikal sangat sulit dibedakan, biasanya

    pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri, dan tes perkusi negatif. Oleh karena berhubungan

    dengan pulpa yang telah nekrosis, stimulasi thermal akan menunjukkan nilai yang negatif.

    Gambaran radiografi akan menunjukkan adanya radiolusen dengan batas yang jelas.

    KISTA

    Kista adalah rongga patologis yang berisi cairan bahan setengah cair atau gas biasanya

    berdinding jaringan ikat dan berisi cairan kental atau semi likuid, dapat berada dalam jaringan

    lunak ataupun keras seperti tulang. Rongga kista di dalam rongga mulut selalu dibatasi oleh

    lapisan epitel dan dibagian luarnya dilapisi oleh jaringan ikat dan pembuluh darah.

    Kista radikuler disebut juga kista periapikal. Kista ini merupakan jenis kista yang paling

    sering ditemukan. Kista radikuler terbentuk oleh karena iritasi kronis gigi yang sudah tidak

    vital. Kista ini tumbuh dari epitel rest of Malassez yang mengalami proliferasi oleh karena

    respon terhadap proses radang yang terpicu oleh karena infeksi bakteri pada pulpa yang

    nekrosis

    Kista periapikal adalah kista yang terbentuk pada ujung apeks (akar) gigi yang jaringan

    pulpanya sudah nonvital/mati. Kista ini merupakan lanjutan dari pulpitis (peradangan pulpa).

    Dapat terjadi di ujung gigi manapun, dan dapat terjadi pada semua umur. Ukurannya berkisar

    antara 0.5-2 cm, tapi bisa juga lebih. Bila kista mencapai ukuran diameter yang besar, ia

    dapat menyebabkan wajah menjadi tidak simetri karena adanya benjolan dan bahkan dapatmenyebabkan parestesi karena tertekannya syaraf oleh kista tersebut. Dalam pemeriksaan

    rontgen kista radikuler akan terlihat gambaran radiolusen berbatas jelas.