Radiasi Surya

27
RADIASI SURYA PERCOBAAN RADIASI SURYA TERHADAP BAHAN YANG BERBEDA-BEDA DAN BERISI AIR Disusun: Disusun oleh : Fatimah Shohina Putri 061340411645 5 EGB Dosen Pembimbing : Ir. Aida Syarif, M.T.

description

surya

Transcript of Radiasi Surya

Page 1: Radiasi Surya

RADIASI SURYA

PERCOBAAN RADIASI SURYA TERHADAP BAHAN YANG BERBEDA-BEDA DAN BERISI AIR

Disusun:

Disusun oleh :

Fatimah Shohina Putri

061340411645

5 EGB

Dosen Pembimbing :

Ir. Aida Syarif, M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2015/2016

Page 2: Radiasi Surya

PERCOBAAN RADIASI SURYA TERHADAP BAHAN YANG BERBEDA-BEDA DAN BERISI AIR

I. TUJUAN

Dapat mengetahui efek radiasi surya pada bahan-bahan material yang digunakan.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat yang di gunakan :

Termometer

Panci stainless

Cangkir plastic

Cangkir kaca / gelas.

Bahan yang digunakan :

Air

III. DASAR TEORI

Radiasi adalah suatu istilah yang berlaku untuk banyak proses yang melibatkan

pindahan tenaga oleh gejala gelombang elektromagnetik. Gaya radiatif pemindahan kalor

dalam dua pengakuan penting dari yang memimpin dan konvektif gaya (1) tidak ada

medium diperlukan dan (2) pindahan tenaga adalah sebanding kepada kuasa ke lima atau

keempat dari temperatur menyangkut badan melibatkan(Pitts and Sissom, 2001).

Pada waktu radiasi surya memasuki sistem atmosfer menuju permukaan bumi

(darat dan laut), radiasi tersebut akan dipengaruhi oleh gas-gas aerosol, serta awan yang

ada diatmosfer. Sebagian radiasi akan dipantulkan kembali keangkasa luar, sebagian akan

diserap dan sisanya diteruskan kepermukaan bumi berupa radiasi langsung (dircet)

maupun radiasi baur (diffuse). Jumlah kedua bentuk radiasi ini dikenal dengan “Radiasi

Global”. Alat pengukur radiasi surya yang terpasang pada station. Station klimatologi

(Solarimeter atau Radiometer) untuk mengukur radiasi global. (Monteith, j. L. 1975)

Page 3: Radiasi Surya

Penerimaan radiasi surya dipermukaan Bumi sangat berfariasi menurut tempat

dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta

keadaan atmosfir terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat menentukan

jumlah radiasi yang diterima. Menurut waktu perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari

pagi sampai sore hari) maupun secara musiman (dari hari ke hari), karena sebaran energi

radiasi menurut panjang gelombang sekitar λm, maka secara umum dapat dikatakan

bahwa panjang gelombang semakin pendek bila suhu permukaan yang memancarkan

radiasi tersebut lebih tinggi. (Handoko, 1993)

Radiasi matahari merupakan proses penyinaran matahari sampai kepermukaan

bumi dengan intensitas yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan sekitarnya. Radiasi

matahari yang diterima dipermukaan bumi lebih rendah dari konstanta mataharinya.

Radiasi matahari yang terjadi diatmosfer mengalami berbagai penyimpangan, sehingga

kekuatannya menuju bumi lebih kecil. Bagian dari radiasi matahari yang dihisap

(absorbsi) akan berubah sama sekali sifatnya. Perubahan dari sudut jatuhnya sinar dapat

menyebabkan perubahan dari panjangnya jalan yang dilalui oleh sinar tersebut (Nasir, A,

1990).

Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi sangat bervariasi menurut tempat

dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta

keadaan atmosfer terutama awan ( Handoko, 1994 ).

Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Josef Stefan dan Ludwig Boltzmann,

diperoleh besarnya energi per satuan luas per satuan waktu yang dipancarkan oleh benda

yang bersuhu T, yakni

W =e σ T 4

Dimana:

W = energi yang dipancarkan per satuan luas per satuan waktu (watt/m2),

σ = konstanta Stefan–Boltzmann = 5,672 × 10–8 watt/m2 K4,

T = temperatur mutlak benda (K), dan

Page 4: Radiasi Surya

e = koefisien emisivitas (0 < e ≤ 1).

Faktor e, disebut emisivitas merupakan bilangan antara 0 dan 1 yang merupakan

karakteristik materi. Permukaan yang sangat hitam, seperti arang, mempunyai emisivitas

yang mendekati 1, sementara permukaan yang mengkilat mempunyai e yang mendekati

nol dan dengan demikian memancarkan radiasi yang lebih kecil. Nilai e bergantung

sampai batas tertentu terhadap temperatur benda.

Sifat-sifat material benda yang digunakan dalam percobaan :

1. KACA

Kaca merupakan produk anorganik yang dihasilkan melalui proses pencairan

bahan yang didinginkan dengan cepat sehingga tidak terbentuk kristal. Kaca

terbentuk melalui proses pendinginan dari keadaan cair tanpa mengalami sebarang

sifat yang tidak selanjar pada suatu keadaan dengan viskositasnya semakin

bertambah. Kaca merupakan suatu bahan yang selalu menunjukkan puncak pendek

jika dikenai sinar X (amorphous). Kaca memiliki viskositas 1012 sampai

1014poise.kaca bersifat transparan dan meleleh pada suhu tertentu.

Kaca memiliki beberapa keunikan, yaitu tidak mempunyai sifat kimia yang aktif,

sukar bereaksi dengan bahan lain, tidak karat atau lentur sehingga sesuai untuk

tempat bahan kimia seperti asam ataupun alkali. Selain itu, kaca dapat didaur ulangan

sehingga tidak menjadi pencemar alam. Bersifat transparan, dapat menerima

penyinaran dari berbagai panjanggelombang. Kaca mudah dibentuk melalui melting

atau tiup kaca, bersifat kedap udara dan kelembaban, dapat diwarnai, dilabeli dan

sebagainya. Selain itu secara makroskopis kaca berwujud padat, sedangkan secara

mikroskopis ia memiliki ciri sama seperti dengan fase cair. Namun, sifatnya berbeda

dengan zat cair dan dalam beberapa hal berbeda pula dengan zat

padat.Pembentukannya agak rumit sehingga memerlukan kontrol suhu yang baik.

Page 5: Radiasi Surya

Selain itu juga memerlukan kontrol perubahan termodinamik yang teliti akibatnya

hanya bahan tertentu saja yang dapat membentuk kaca.

Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan

kita sehari-hari, kaca termasuk amorf (non kritalin) material padat yang bening dan

transparan (tembus pandang), biasanya rapuh. Jenis yang paling banyak digunakan

selama berabad abad adalah jendela dan gelas minum. Kaca dibuat dari campuran

75% silikon dioksida (SiO2) plus Na2O, CaO, dan beberapa zat tambahan. Suhu

lelehnya adalah 2.000 derajat Celsius.

Sifat-sifat kaca adalah sebagai berikut :

Berwujud padat;

Kuat;

Tembus pandang;

Tahan panas;

Mudah dibentuk dan dipanaskan;

Tidak menyerap air;

Isolator panas dan listrik.

Berdasarkan sifatnya kegunaan kaca adalah sebagai berikut :

Membuat kaca jendela karena sifatnya yang tembus pandang;

Peralatan rumah tangga (piring dan gelas) karena sifatya yang tahan panas dan

tidak menyerap air;

Unsur Unsur Pembentuk Kaca

Kaca merupakan bentuk lain dari gelas (Glass). Oksida – oksida yang digunakan

untuk menyusun komposisi kaca dapat digolongkan menjadi :

1. Glass Former

Page 6: Radiasi Surya

Merupakan kelompok oksida pembentuk utama kaca.

2. Intermediate

Oksida yang menyebabkan kaca mempunyai sifat-sifat yang lebih spesifik,

contohnya untuk menahan radiasi, menyerap UV, dan sebagainya.

3. Modifier

Oksida yang tidak menyebabkan kaca memiliki elastisitas, ketahanan suhu,

tingkat kekerasan, dll.

Tabel 1 Kelompok bahan baku kaca

Glass former Glass Intermediate Glass modifier

B2O3 Al2O3 MgO

SiO2 Sb2O3 Li2O

GeO2 ZrO2 BaO

P2O5 TiO2 CaO

V2O5 PbO SrO

As2O3 BeO Na2O

ZnO K2

Kombinasi dari ketiganya akan mempengaruhi karakteristik kaca saat dilakukan proses

pembentukan.

Sifat-sifat Kaca

Sifat kaca yang penting untuk dipahami adalah sifat pada saat kaca berbentuk fasa cair

dan fasa padatnya. Sifat fasa cair dari kaca digunakan dalam proses

Page 7: Radiasi Surya

pengambangan (floating)dan pembentukan kaca, sedangkan untuk sifat fasa padat dari

kaca digunakan di dalam pemakaiannya (kegunaannya).

Beberapa sifat fisik dan kimia yang penting dari kaca antara lain :

Sifat mekanik

Tension strength atau daya tarik adalah sifat mekanik utama dari kaca.Tensile

strengthmerupakan tegangan maksimum yang dialami oleh kaca sebelum

terpisahnya kaca akibat adanya tarikan (fracture). Sumber fracture ini dapat

muncul jika kaca mempunyai cacat di permukaan, sehingga tegangan akan

terkonsentrasi pada cacat tersebut. Kekuatan dari kaca akan bertambah jika cacat

di permukaan dapat dihilangkan.

Densitas dan Viskositas

Densitas adalah perbandingan antara massa suatu bahan dibagi dengan

volumenya. Nilai densitas dari kaca adalah sekitar 2,49 g/cm3. Densitas dari kaca

akan menurun seiring dengan kenaikan temperatur. Sedangkan, viskositas

merupakansifat kekentalan dari suatu cairan yang diukur pada rentang temperatur

tertentu. Viskositas dari kaca sekitar 4,5 x 107poise. Harga viskositas dari kaca

merupakan fungsi dari suhu dengan kurva eksponensial.

Sifat termal

Konduktivitas panas dan panas ekspansi merupakan sifat thermal yang penting

dari kaca. Kedua sifat ini digunakan untuk menghitung besarnya perpindahan

panas yang diterima oleh cairan kaca tersebut. Nilai dari tahanan kaca sekitar

1020 – 1 Ω cm13.

Optical properties

Refractive properties

Page 8: Radiasi Surya

Kaca mempunyai sifat memantulkan cahaya yang jatuh pada permukaan kaca

tersebut.Sebagian sinar dari kaca yang jatuh itu akan diserap dan sisanya akan

diteruskan. Apabilacahaya dari udara melewati medium padat seperti kaca, maka

kecepatan cahaya saat melewati kaca menurun. Perbandingan antara kecepatan

cahaya di udara dengan kecepatan cahaya yang lewat gelas ini disebut dengan

indeks bias. Nilai indeks bias untuk kaca adalah ± 1,52.

Absorptive properties

Intensitas cahaya yang masuk ke dalam akan berkurang karena adanya

penyerapan sepanjang tebal kaca tersebut. Jika kaca semakin tebal, maka energi

cahaya yang diserap akan semakin banyak sedangkan intensitas cahaya yang

masuk melalui kaca akan semakin rendah.

Stabilitas kimia

Stabilitas kimia adalah ketahanan suatu bahan terhadap pengaruh zat kimia.

Stabilitas kimia banyak dipengaruhi oleh bahan – bahan pembentuk kaca.

Bahan Baku Kaca.

Ada 4 jenis bahan baku utama yang dapat digunakan untuk menghasilkan kaca, antara

lain :

Pasir silika

Pasir silika merupakan sumber dari SiO2. Pasir silika yang digunakan sebagai bahan baku

kaca adalah pasir silika yang tidak banyak mengandung pengotor, baik dari bahan

organik maupun bahan anorganik. Pasir silika berguna untuk membentuk cairan gelas

yang sangat kental yang memiliki ketahanan terhadap perubahan temperatur yang

mendadak.

Page 9: Radiasi Surya

Dolomite (CaO.MgO.H2O )

Dolomite digunakan sebagai sumber CaO dan MgO. Dolomite ini biasanya berupa

mineral tambang berwarna putih. Penggunaan dolomite sangat penting karena dapat

mempermudah peleburan (menurunkan temperatur peleburan) serta mempercepat proses

pendinginan kaca.

Soda Ash (Na2CO3)

Soda Ash ini digunakan sebagai sumber Na2O dan K2O. Fungsi dari Na2O adalah

menurunkan titik lebur. Secara umum, penggunaan Soda Ash adalah mempercepat

pembakaran, menurunkan titik lebur, mempermudah pembersihan gelembung dan

mengoksidasi besi.

Cullet

Cullet merupakan sisa – sisa dari pecahan kaca yang dapat digunakan sebagai salah satu

bahan baku utama dari produksi kaca. Tujuan dari penggunaan cullet ini adalah

mengurangi 3 bahan baku utama di atas sehingga biaya produksi dapat semakin kecil.

Komposisi kimia dari cullet sama dengan komposisi kimia kaca yang diproduksi. Selain

itu, penggunaancullet ini dapat memperkecil melting point atau titik lebur dari pembuatan

kaca, sehingga dapat menghemat penggunaan bahan bakar.

2. STAINLESS

Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi

yang mengandung setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi

(pengkaratan logam). Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan pelindung

anti korosi) yang merupakan hasil oksidasi oksigen terhadap Krom yang terjadi

secara spontan. Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film

oksida Kromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi

Page 10: Radiasi Surya

(Ferum). Tentunya harus dibedakan mekanisme protective layer ini dibandingkan

baja yang dilindungi dengan coating (misal Seng dan Cadmium) ataupun cat.

KANDUNGAN ATOM/UNSUR DAN IKATANNYA

Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr.

Sedikit baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe. Daya

tahan Stainless Steel terhadap oksidasi yang tinggi di udara dalam suhu lingkungan

biasanya dicapai karena adanya tambahan minimal 13% (dari berat) Krom. Krom

membentuk sebuah lapisan tidak aktif , Kromium(III) Oksida (Cr2O3) ketika bertemu

Oksigen. Lapisan ini terlalu tipis untuk dilihat, sehingga logamnya akan tetap

berkilau. Logam ini menjadi tahan air dan udara, melindungi logam yang ada di

bawah lapisan tersebut. Fenomena ini disebut Passivation dan dapat dilihat pada

logam yang lain, seperti pada Alumunium dan Titanium. Pada dasarnya untuk

membuat besi yang tahan terhadap karat, Krom merupakan salah satu bahan paduan

yang paling penting. Untuk mendapatkan besi yang lebih baik lagi, diantaranya

dilakukan penambahan beberapa zat- zat berikut; Penambahan Molibdenum (Mo)

bertujuan untuk memperbaiki ketahanan korosi pitting di lingkungan Klorida dan

korosi celah unsur karbon rendah dan penambahan unsur penstabil Karbida (Titanium

atau Niobium) bertujuan menekan korosi batas butir pada material yang mengalami

proses sensitasi.Penambahan Kromium (Cr) bertujuan meningkatkan ketahanan

korosi dengan membentuk lapisan oksida (Cr2O3) dan ketahanan terhadap oksidasi

temperatur tinggi. Penambahan Nikel (Ni) bertujuan untuk meningkatkan ketahanan

korosi dalam media pengkorosi netral atau lemah. Nikel juga meningkatkan keuletan

dan mampu meningkatkan ketahanan korosi tegangan. Unsur Aluminium (Al)

meningkatkan pembentukan lapisan oksida pada temperatur tinggi.

Page 11: Radiasi Surya

SIFAT FISIK STAINLESS

Stainless steel juga dikenal dengan nama lain seperti CRES atau baja tahan

korosi, baja Inox. Komponen stainless steel adalah Besi, Krom, Karbon, Nikel,

Molibdenum dan sejumlah kecil logam lainnya. Komponen ini hadir dalam proporsi

yang bervariasi dalam varietas yang berbeda.

Dalam stainless steel, kandungan Krom tidak boleh kurang dari 11%. Beberapa

sifat fisik penting dari stainless steel tercantum di bawah ini:

Stainless steel adalah zat keras dan kuat.

Stainless steel bukan konduktor yang baik (panas dan listrik).

Stainless steel memiliki kekuatan ulet tinggi. Ini berarti dapat dengan mudah

dibentuk atau bengkok atau digambar dalam bentuk kabel.

Sebagian varietas dari stainless steel memiliki permeabilitas magnetis. Mereka

sangat tertarik terhadap magnet.

Tahan terhadap korosi.

Tidak bisa teroksidasi dengan mudah.

Stainless steel dapat mempertahankan ujung tombak untuk suatu jangka waktu

yang panjang.

Bahkan pada suhu yang sangat tinggi, stainless steel mampu mempertahankan

kekuatan dan tahanan terhadap oksidasi dan korosi.

Pada temperatur cryogenic, stainless bisa tetap sulit berubah.

SIFAT KIMIA STAINLESS

Stainless steel adalah paduan logam yang lebih disukai untuk membuat peralatan

dapur, karena tidak mempengaruhi rasa makanan. Permukaan peralatan stainless steel

yang mudah dibersihkan. Minimal pemeliharaan dan daur ulang total peralatan

Page 12: Radiasi Surya

stainless steel juga berkontribusi terhadap popularitas mereka. Stainless steel adalah

nama universal untuk paduan logam, yang terdiri dari Kromium dan Besi. Sering

disebut juga dengan baja tahan karat karena sangat tahan terhadap noda (berkarat).

Besi murni adalah unsur utama dari stainless steel. Besi murni adalah rentan terhadap

karat dan sangat tidak stabil, seperti yang diekstraksi dari bijih besi. Karat besi adalah

karena reaksi dengan oksigen , di hadapan air. Kromium membentuk lapisan

transparan dan pasif kromium oksida, yang mencegah kerusakan mekanik dan kimia.

Konstituen kecil lainnya dari baja adalah Nikel, Nitrogen dan Molibdenum.

Kandungan kecil Nikel meningkatkan ketahanan korosi lebih lanjut, dan melindungi

stainless steel dari penggunaan kasar dan kondisi lingkungan yang keras. Pitting atau

jaringan parut dihindari dengan menambahkan Molybdenum untuk baja.

Sifat kimia dan struktur baja stainless ditingkatkan menggunakan paduan lainnya.

Titanium, Vanadium dan Tembaga adalah paduan yang membuat stainless steel lebih

cocok untuk keperluan tertentu. Tidak hanya logam, tetapi juga non-logam seperti

Nitrogen, Karbon dan Silikon yang digunakan untuk membuat stainless steel.

Sifat kimia bertanggung jawab atas ketahanan korosi dan struktur mekanik dari baja

stainless yang penting untuk memilih nilai sempurna untuk aplikasi yang diperlukan.

Baja stainless memiliki properti dasar perlawanan-korosi. Faktor-faktor yang

mempengaruhi properti ini adalah komposisi kimia dari media korosif, komposisi

kimia logam yang digunakan, variasi suhu dan kandungan oksigen dan aerasi

medium. Dengan demikian, variasi-variasi kecil dalam komposisi kimia dapat

digunakan untuk membuat berbagai stainless steel.

3. PLASTIK

Plastik merupakan bahan sintetis yang memiliki bermacam-macam warna. Plastik

dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk secara sambung-

menyambung bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer.

Page 13: Radiasi Surya

Plastik adalah hasil pengolahan minyak mentah, sifat-sifat plastik adalah sebagai

berikut :

Tidak tembus air;

Mudah dibentuk dan dicetak;

Ringan;

Tidak mudah pecah;

Mudah terbakar;

Lentur;

Tembus pandang;

Isolator panas dan listrik

Berdasarkan sifatnya kegunaan plastik adalah sebagai berikut :

Bahan dasar wadah, seperti ember, gelas, dan kantong plastik karena sifatnya

yang tidak tembus air dan ringan;

Bahan pembuatan payung dan jas hujan karena sifatnya yang tidak tembus air;

Bahan dasar pembuatan mainan anak karena sifatnya yang mudah dibentuk dan

mudah dicetak;

Bahan pegangan peralatan dapur karena sifatnya yang isolator panas.

Plastik digolongkan menjadi beberapa golongan berdasarkan sifatnya.

Berdasarkan Sifat fisikanya:

Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan

proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS,

polikarbonat (PC)

Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi.

Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh:

resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida

Page 14: Radiasi Surya

Berdasarkan kinerja dan penggunaannya:

Plastik komoditas

sifat mekanik tidak terlalu bagus

tidak tahan panas

Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN

Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol

minuman

Plastik teknik

Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C

Sifat mekanik bagus

Contohnya: PA, POM, PC, PBT

Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik

Plastik teknik khusus

Temperatur operasi di atas 150 °C

Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)

Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR

Aplikasi: komponen pesawat

Berdasarkan sumbernya

Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut

Polimer sintetis:

- Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren

- Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis

- Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya

dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga

kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya) kemudian ada pula

penggolongan plastik pada industri yang cukup penting untuk kita

ketahui karena inilah yang paling sering kita gunakan dalam hal

konsumsi makanan dan minuman.

Page 15: Radiasi Surya

Penggolongan Plastik pada industry salah satunya adalah PET. PET adalah

singkatan dari polyethylene terephthalate – merupakan resin polyester yang tahan

lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas. kepekatannya adalah sekitar

1,35 – 1,38 gram/cc, ini membuatnya kokoh, rumus molekulnya adalah (-CO-C6H5-

CO-O-CH2-CH2-O-)n.

PET sering ditemukan pada botol air, botol soda, botol jus, botol minyak goreng,

tempat pindakas, kemasan makanan, botol dressing salad, dan bahkan cangkir gerai

kopi kenamaan yang ada di mana-mana itu.

Di berbagai tempat, disediakan tempat-tempat untuk mendaur-ulang plastik jenis

ini, bahkan mereka menjemputnya di tempat untuk kemudian setelah terkumpul

mereka bawa ke tempat daur-ulang.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Menyiapkan peralatan-peralatan yang akan digunakan.

2. Memasukkan air kedalam masing-masing wadah 350 ml.

3. Meletakkan wadah tersebut pada ruangan terbuka di bawah sinar matahari tepat

pada pukul 09.00 wib ..

4. Mengukur suhu awal air pada setiap wadah.

5. Tiap 30 menit, mengukur kembali suhu air pada setiap wadah.

6. Kemudian mencatat hasil pengukuran pada tabel yang telah disiapkan.

7. Melakukan langkah ke-6 , sampai 12.00 wib.

8. Mencatat semua hasil pengukuran pada tabel.

Page 16: Radiasi Surya

V. DATA PENGAMATAN

Waktu Nama Bahan

Plastik (T˚C) Kaca (T˚C) Stainless (T˚C)

09.00 23 23 23

09.30 25 26 26.5

10.00 26 27 27.5

10.30 27 28 29

11.00 27.5 28.5 30.5

11.30 28 29 31

12.00 29.5 30 31.5

VI. ANALISA DATA

Pada percobaan yang dilakukan untuk wadah yang berbeda-beda jenis bahannya dan

diisi dengan volume air 350 ml terhadap radiasi dari matahari. Bahan dari wadah yang

digunakan adalah kaca, plastik dan stainless. Percobaan ini dilakukan pada panas pagi

hari pukul 09.00 sampai 12.00 di bawah sinar matahari. Namun, karena suhu lingkungan

sedang ditutupi oleh asap maka sinar matahari pagi tidak terlalu jelas. Percobaan ini

dilakukan dengan selang waktu 30 menit. Hal ini dilakukan agar lebih terlihat jelas

perubahan yang terjadi pada suhu air.

Pengukuran awal dilakukan pada tiap-tiap wadah dengan suhu yang sama yaitu

sebesar 23oC pada pukul 09.00 wib. Hal ini belum terjadi perpindahan panas. Pada pukul

09.30 mulai terjadi kenaikan suhu, hal ini dikarenakan adanya perpindahan kalor yang

terjadi selama proses, dimana terdapat peristiwa perpindahan kalor yang terjadi yaitu

radiasi, konduksi dan koneksi. Namun yang paling terlihat jelas adalh perpindahan panas

secara radiasi, dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.

Page 17: Radiasi Surya

Pada perpindahan panas secara radiasi banyak yang harus diperhatikan antara lain

koefisien emisivitas suatu benda dalam menyerap radiasi matahari, kemampuan suatu

bahan dalam menghantarkan panas (konduktivitas) yaitu air, dimana air ini sendiri

memiliki koefisien sendiri. Selain itu bahan dari wadah itu sendiri juga memiliki

konduktivitas yang berbeda-beda, dimana bahwa plastic adalah bahan isolator yang tidak

menghantarkan panas sedangkan kaca itu termasuk semi isolator susah menyerap panas

namun apabila sudah terserap akan terperangkap didalam kaca tersebut. Plastic dan kaca

ini memiliki konduktivitas lebih kecil dibandingkan stainless, karena stainless ini

termasuk bahan konduktor yang dapat menghantarkan panas.

Panas yang terjadi didalam wadah tersebut disebabkan oleh banyak factor,

sehingga dari data yang didapat bahwa panic stainless lah yang dapat menghantarkan

panas lebih cepat sehingga suhu didalam air lebih cepat meningkat dibandingkan air

didalam plastic maupun kaca.

VII. KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahan dari stainless yaitu

panci stainless lebih besar penyerapan panas nya, sehingga suhunya lebih cepat

meningakat dibandingkan bahan dari plastic dan kaca.

Page 18: Radiasi Surya

DAFTAR PUSTAKA

http://www.mikirbae.com/2015/02/sifat-sifat-bahan-dan-kegunaannya.html

https://shipbuildingppns.wordpress.com/2013/09/16/klasifikasi-kaca/

http://bisakimia.com/2013/01/03/mengenal-jenis-jenis-plastik/#

Page 19: Radiasi Surya

LAMPIRAN

Wadah-wadah yang digunakan dalam percobaan.

Cangkir gelas/kaca

Cangkir Plastic Panci Stainless