Makalah Radiasi

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang fisika radiasi untuk membantu dalam proses pengukuran sebuah dosis, pengukuran untuk diagnosis dan sebagainya. Begitu banyak bentuk aplikasi dari bidang ini termasuk dalam bidang kesehatan yaitu kedokteran dan juga dalam bidang kedokteran nuklir. Hal tersebut tentunya terus berkembang dengan disesuaikannya teknologi yang berkembang dengan pesat. Tentunya hal tersebut sangatlah berkaitan. Radiasi merupakan sebuah proses dimana energi yang bergerak melalui media atau melalui ruang dan akhirnya diserap oleh benda lain. Sebagian orang awam sering menghubungkan kata radiasi ionisasi, tapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik, radiasi akustik dan proses lainnya. Dalam bidang kedokteran hal ini sangatlah memberikan kemudahan dalam proses pemeriksaan penyakit seorang pasien. Berbagai macam alat yang menggunakan radiasi dalam kedokteran diantaranya yaitu X-ray, CT Scan, dan lain sebagianya. Dengan uraian diatas, selanjutnya dalam makalah ini akan dicari apa saja aplikasi radiasi dalam medis, 1

description

Makalah Tentang Radiasi dari Materi Fisika Lanjut Jurusan Elektromedik

Transcript of Makalah Radiasi

Page 1: Makalah Radiasi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang fisika radiasi untuk

membantu dalam proses pengukuran sebuah dosis, pengukuran untuk diagnosis

dan sebagainya. Begitu banyak bentuk aplikasi dari bidang ini termasuk dalam

bidang kesehatan yaitu kedokteran dan juga dalam bidang kedokteran nuklir. Hal

tersebut tentunya terus berkembang dengan disesuaikannya teknologi yang

berkembang dengan pesat. Tentunya hal tersebut sangatlah berkaitan.

Radiasi merupakan sebuah proses dimana energi yang bergerak melalui

media atau melalui ruang dan akhirnya diserap oleh benda lain. Sebagian orang

awam sering menghubungkan kata radiasi ionisasi, tapi juga dapat merujuk

kepada radiasi elektromagnetik, radiasi akustik dan proses lainnya.

Dalam bidang kedokteran hal ini sangatlah memberikan kemudahan dalam

proses pemeriksaan penyakit seorang pasien. Berbagai macam alat yang

menggunakan radiasi dalam kedokteran diantaranya yaitu X-ray, CT Scan, dan

lain sebagianya.

Dengan uraian diatas, selanjutnya dalam makalah ini akan dicari apa saja

aplikasi radiasi dalam medis, bagaimana sistem kerjanya, berbagai manfaat untuk

masyarakat luas.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui berbagai aplikasi radiasi dalam bidang medis

2. Untuk mengetahui sistem kerja X-ray

3. Untuk mengetahui berbagai manfaat atau keuntungan penggunaan X-ray

4. Untuk mengetahui kerugian dari penggunaan X-ray

1

Page 2: Makalah Radiasi

BAB IITINJUAN PUSTAKA

2.1 Radiasi

Radiasi adalah gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang

karena energi yang demikiannya mampu mengionisasi media yang dilaluinya.

Radiasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana energi dilepaskan oleh

atom-atom. Radiasi ini biasanya diklasifikasikan menjadi dua kelompok yakni

Radiasi korpuskuler (corpuscular radiation), adalah suatu pancaran atau aliran dari

atom-atom dan atau partikel-partikel sub-atom, yang mempunyai kemampuan

untuk memindahkan energi geraknya atau energi kinetiknya (kinetic energy) ke

bahan-bahan yang mereka tumbuk/bentuk. Radiasi Elektromagnetis adalah suatu

pancaran gelombang (gangguan medan elektris dan magnetis) yang bisa

menyebabkan perubahan struktur dalam atom dari bahan-bahan yang dilaluinya

(medium).

Radiasi adalah energi yang dihantarkan, dipancarkan dan diserap dalam

bentuk partikel atau gelombang.

Berdasarkan sumbernya radiasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi :

1. Radiasi alam

Radiasi alam berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari kulit bumi,

peluruhan radom dan thorium di udara, serta radionuklida yang ada

dalam bahan makanan. Berikut sumber radiasi dari alam :

Radiasi benda-benda langitKarena medan magnet bumi mempengaruhi radiasi ini, maka orang di kutub menerima lebih banyak daripada yang ada di katulistiwa. Selain itu orang yang berada di lokasi yang lebih tinggi akan menerima radiasi yang lebih besar karena semakin tipis lapisan udara yang dapat bertindak sebagai penahan radiasi. Jadi, orang yang berada di puncak gunung akan menerima radiasi yang lebih banyak daripada yang di permukaan laut. Begitupula orang yang bepergian dengan pesawat terbang juga menerima lebih banyak radiasi.

Radiasi dari kerak bumiBahan radioaktif utama yang ada dalam kerak bumi adalah Kalium-40, Rubidium-87, unsur turunan dari Uranium-238 dan turunan

2

Page 3: Makalah Radiasi

Thorium-232. Besarnya radiasi dari kerak bumi ini berbeda-beda karena konsentrasi unsur-unsur di tiap lokasi berbeda, tetapi biasanya tidak terlalu berbeda jauh. Penelitian di Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa kira-kira 95 persen populasi manusia tinggal di daerah dengan tingkat radiasi rerata dari bumi antara 0,3–0,6 milisievert (mSv ) per tahun. Sekitar 3 persen populasi dunia menerima dosis 1 mSv per tahun atau lebih.

2. Radiasi buatan

Radiasi buatan adalah radiasi yang timbul karena atau berhunbungan

dengan aktivitas manusia, seperti penyinaran dengan sinar-X di

bidang medis (radiodiagnostik dan radioterapi), radiasi diperoleh di

pembangkit tenaga nuklir, radiasi yang diperoleh di bidang industri

dll. Berikut sumber radiasi dari buatan :

Radiasi dari tindakan medikDalam bidang kedokteran radiasi digunakan sebagai alat pemeriksaan (diagnosis) maupun penyembuhan (terapi). Pemindai sinar-X atau Roentgen merupakan alat diagnosis yang paling banyak dikenal dan dosis radiasi yang diterima dari roentgen ini merupakan dosis tunggal (sekaligus) terbesar yang diterima dari radiasi buatan manusia. Tindakan medik ini menyumbang 96% paparan rata-rata radiasi buatan pada manusia sehingga jumlah dan jenis sinar-X yang diterima harus dibatasi. Mesin pemindai sinar-X, mammografi dan CT (Computerized Axial Tomography) Scanner meningkatkan dosis radiasi buatan pada manusia. Untuk kepentingan tindakan medik yang menggunakan cobalt-60, dinding kamar tempat penggunaan zat radioaktif jenis ini harus memiliki ketebalan khusus. Dalam sekali penyinaran sinar-X ke dada, seseorang dapat menerima dosis radiasi total sejumlah 35-90 hari jumlah radiasi yang diterima dari alam. Penyinaran sinar-X untuk pemeriksaan gigi memberikan dosis total kira-kira 3 hari jumlah radiasi yang diterima dari alam. Penyinaran radiasi untuk penyembuhan kanker nilai dosisnya kira-kira ribuan kali dari yang diterima dari alam. Meskipun dosis radiasi yang diterima dari kedokteran ini cukup tinggi, orang masih mau menerimanya karena nilai manfaatnya jauh lebih besar daripada resikonya.

3

Page 4: Makalah Radiasi

Radiasi dari reaktor nuklirBanyak orang beranggapan bahwa tinggal di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir akan menyebabkan terkena radiasi yang tinggi. Meskipun di dalam reaktor terdapat banyak sekali unsur radioaktif, tetapi sistem keselamatan reaktor membuat jumlah lepasan radiasi ke lingkungan sangat kecil. Dalam kondisi normal, seseorang yang tinggal di radius 1-6 km dari reaktor menerima radiasi tambahan tak lebih daripada 0,005 milisievert per tahun. Nilai ini jauh lebih kecil daripada yang diterima dari alam (kira-kira 2 milisievert per tahun) atau 1/400 nilai radiasi dari alam.

Bentuk radiasi dapat dibedakan menjadi :

2.1.1 Radiasi Ionisasi

Beberapa jenis radiasi memiliki energi yang cukup untuk mengionisasi

partikel. Secara umum, hal ini melibatkan sebuah elektron yang 'terlempar' dari

cangkang atom elektron, yang akan memberikan muatan (positif). Hal ini sering

mengganggu dalam sistem biologi, dan dapat menyebabkan mutasi dan kanker.

Jenis radiasi umumnya terjadi di limbah radioaktif peluruhan radioaktif dan

sampah. Tiga jenis utama radiasi ditemukan oleh Ernest Rutherford, Alfa, Beta,

dan sinar gamma. Radiasi tersebut ditemukan melalui percobaan sederhana,

Rutherford menggunakan sumber radioaktif dan menemukan bahwa sinar

menghasilkan memukul tiga daerah yang berbeda. Salah satu dari mereka menjadi

positif, salah satu dari mereka bersikap netral, dan salah satu dari mereka yang

negatif. Dengan data ini, Rutherford menyimpulkan radiasi yang terdiri dari tiga

sinar. Beliau memberi nama yang diambil dari tiga huruf pertama dari abjad

Yunani yaitu alfa, beta, dan gamma.

Radiasi pengion dapat dibagi menjadi dua bagian menurut jenisnya :

1. Radiasi Eksterna

Adalah sumber radiasi yang terletak diluar tubuh pasien atau pasien

mendapat pajanan radiasi dari luar tubuhnya yang dapat mengenai

seluruh tubuh (penyinaran total) ataupun mengenai sebagian tubuh

saja (penyinaran parsial). Radiasi eksterna ada yang dimanfaatkan

4

Page 5: Makalah Radiasi

untuk keperluan diagnosa biasanya digunakan sumber radiasi sinar-X

yang dibangkitkan pada tegangan 40 kV-150 kV, sedangkan untuk

keperluan terapi selain digunakan sinar gamma dari radioisotope

Cobalt dan Cessium.

2. Radiasi Interna

Adalah sumber radiasi yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien.

Sumber radiasi yang diperlukan adalah radioisotope non toksik yang

mempunyai waktu paruh pendek dan aktivitas rendah, misalnya Tc 99

atau I-131. Radiasi interna kebanyakan untuk keperluan diagnosa.

2.1.2 Radiasi Non-Ionisasi

Radiasi non-ionisasi, sebaliknya, mengacu pada jenis radiasi yang tidak

membawa energi yang cukup per foton untuk mengionisasi atom atau molekul. Ini

terutama mengacu pada bentuk energi yang lebih rendah dari radiasi

elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, gelombang mikro, radiasi terahertz,

cahaya inframerah, dan cahaya yang tampak). Dampak dari bentuk radiasi pada

jaringan hidup hanya baru-baru ini telah dipelajari. Alih-alih membentuk ion

berenergi ketika melewati materi, radiasi elektromagnetik memiliki energi yang

cukup hanya untuk mengubah rotasi, getaran atau elektronik konfigurasi valensi

molekul dan atom. Namun demikian, efek biologis yang berbeda diamati untuk

berbagai jenis radiasi non-ionisasi

Radiasi Neutron

Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari neutron bebas.

Neutron ini bisa mengeluarkan selama baik spontan atau induksi fisi nuklir, proses

fusi nuklir, atau dari reaksi nuklir lainnya. Ia tidak mengionisasi atom dengan cara

yang sama bahwa partikel bermuatan seperti proton dan elektron tidak (menarik

elektron), karena neutron tidak memiliki muatan. Namun, neutron mudah bereaksi

dengan inti atom dari berbagai elemen, membuat isotop yang tidak stabil dan

karena itu mendorong radioaktivitas dalam materi yang sebelumnya non-

radioaktif. Proses ini dikenal sebagai aktivasi neutron.

Radiasi elektromagnetik

5

Page 6: Makalah Radiasi

Radiasi elektromagnetik mengambil bentuk gelombang yang menyebar dalam

udara kosong atau dalam materi. Radiasi EM memiliki komponen medan

listrik dan magnetik yang berosilasi pada fase saling tegak lurus dan ke arah

propagasi energi.

Radiasi elektromagnetik diklasifikasikan ke dalam jenis menurut frekuensi

gelombang, jenis ini termasuk (dalam rangka peningkatan frekuensi): gelombang

radio, gelombang mikro, radiasi terahertz, radiasi inframerah, cahaya yang

terlihat, radiasi ultraviolet, sinar-X dan sinar gamma. Dari jumlah tersebut,

gelombang radio memiliki panjang gelombang terpanjang dan sinar gamma

memiliki gelombang terpendek. Sebuah jendela kecil frekuensi, yang disebut

spektrum yang dapat dilihat atau cahaya, yang dilihat dengan mata berbagai

organisme, dengan variasi batas spektrum sempit ini. EM radiasi membawa energi

dan momentum, yang dapat disampaikan ketika berinteraksi dengan materi.

Cahaya

Cahaya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang terlihat

oleh mata manusia (sekitar 400-700 nm), atau sampai 380-750 nm. Lebih luas

lagi, fisikawan menganggap cahaya sebagai radiasi elektromagnetik dari semua

panjang gelombang, baik yang terlihat maupun tidak.

Radiasi termal

Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda memancarkan energi

panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. radiasi infra merah dari radiator

rumah tangga biasa atau pemanas listrik adalah contoh radiasi termal, seperti

panas dan cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar bercahaya.

Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari pergerakan partikel bermuatan

dalam atom diubah menjadi radiasi elektromagnetik. Gelombang frekuensi yang

dipancarkan dariradiasi termal adalah distribusi probabilitas tergantung hanya

pada suhu, dan untuk benda hitam asli yang diberikan oleh hukum radiasi

Planck. hukum Wien memberikan frekuensi paling mungkin dari radiasi yang

dipancarkan, dan hukum Stefan-Boltzmannmemberikan intensitas panas.

6

Page 7: Makalah Radiasi

2.2 Kedokteran Nuklir

Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan

sumber radiasi terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida buatan, untuk

mempelajari perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia, sehingga dapat

digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran. Pada

kedokteran Nuklir, radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien (studi

invivo) maupun hanya direaksikan saja dengan bahan biologis antara lain darah,

cairan lambung, urine da sebagainya, yang diambil dari tubuh pasien yang lebih

dikenal sebagai studi in-vitro (dalam gelas percobaan).

Pada studi in-vivo, setelah radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh

pasien melalui mulut atau suntikan atau dihirup lewat hidung dan sebagainya

maka informasi yang dapat diperoleh dari pasien dapat berupa:

1. Citra atau gambar dari organ atau bagian tubuh pasien yang dapat

diperoleh dengan bantuan peralatan yang disebut kamera gamma ataupun

kamera positron (teknik imaging)

2. Kurva-kurva kinetika radioisotop dalam organ atau bagian tubuh tertentu

dan angka-angka yang menggambarkan akumulasi radioisotop dalam

organ atau bagian tubuh tertentu disamping citra atau gambar yang

diperoleh dengan kamera gamma atau kamera positron.

3. Radioaktivitas yang terdapat dalam contoh bahan biologis (darah, urine

dsb) yang diambil dari tubuh pasien, dicacah dengan instrumen yang

dirangkaikan pada detektor radiasi (teknik non-imaging).

Data yang diperoleh baik dengan teknik imaging maupun non-imaging

memberikan informasi mengenai fungsi organ yang diperiksa. Pencitraan

(imaging) pada kedokteran nuklir dalam beberapa hal berbeda dengan pencitraan

dalam radiologi.

Pada studi in-vitro, dari tubuh pasien diambil sejumlah tertentu bahan

biologis misalnya 1 ml darah. Cuplikan bahan biologis tersebut kemudian

direaksikan dengan suatu zat yang telah ditandai dengan radioisotop.

Pemeriksaannya dilakukan dengan bantuan detektor radiasi gamma yang

dirangkai dengan suatu sistem instrumentasi. Studi semacam ini biasanya

7

Page 8: Makalah Radiasi

dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon-hormon tertentu dalam darah

pasien seperti insulin, tiroksin dll.

Pemeriksaan kedokteran nuklir banyak membantu dalam menunjang

diagnosis berbagai penyakit seperti penyakit jantung koroner, penyakit kelenjar

gondok, gangguan fungsi ginjal, menentukan tahapan penyakit kanker dengan

mendeteksi penyebarannya pada tulang, mendeteksi pendarahan pada saluran

pencernaan makanan dan menentukan lokasinya, serta masih banyak lagi yang

dapat diperoleh dari diagnosis dengan penerapan teknologi nuklir yang pada saat

ini berkembang pesat.

Disamping membantu penetapan diagnosis, kedokteran nuklir juga

berperanan dalam terapi-terapi penyakit tertentu, misalnya kanker kelenjar

gondok, hiperfungsi kelenjar gondok yang membandel terhadap pemberian obat-

obatan non radiasi, keganasan sel darah merah, inflamasi (peradangan)sendi yang

sulit dikendalikan dengan menggunakan terapi obat-obatan biasa. Bila untuk

keperluan diagnosis, radioisotop diberikan dalam dosis yang sangat kecil, maka

dalam terapi radioisotop sengaja diberikan dalam dosis yang besar terutama dalam

pengobatan terhadap jaringan kanker dengan tujuan untuk melenyapkan sel-sel

yang menyusun jaringan kanker itu.

8

Page 9: Makalah Radiasi

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Pemanfaatan Sumber Radiasi dalam Medis

Pemanfaatan sumber radiasi pengion di bidang kesehatan dari waktu ke

waktu mengalami peningkatan, baik dari segi jumlah maupun jenis

penggunaannya. Hal tersebut menunjukkan adanya pengakuan yang baik dan

indikasi kebutuhan terhadap manfaat dari sumber radiasi pengion bagi kesehatan

seseorang. Selain sisi manfaat dari penggunaan sumber radiasi pengion juga

memberikan potensi risiko radiasi bagi pekerja atau personil, pasien dan anggota

masyarakat. Semakin besar pemanfaatan maka semakin besar pula potensi risiko

yang akan diterimanya. Apalagi ditunjang dengan meningkatnya ketergantungan

seseorang akan teknologi kedokteran dan vonis dokter dalam hal menentukan

kondisi kesehatan.

Secara garis besar, pemanfaatan sumber radiasi pengion di bidang kesehatan

dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: radiologi diagnostik, radiologi

intervensional, radioterapi, dan kedokteran nuklir. Paparan radiasi pada individu

(pasien) yang menjalani pemeriksaan dengan sumber radiasi pengion selain

memiliki manfaat dari radiasi yang diterimanya juga berpotensi terhadap risiko

radiasi yang memicu munculnya efek deterministik maupun efek stokastik dan

dapat menaikkan komplikasi penyakit yang diderita oleh pasien. Selain paparan

radiasi pada pasien, pelaksana kegiatan seperti staf atau personil yang terlibat,

pendamping pasien, keluarga dekat (pada tindakan kedokteran nuklir), petugas

magang, dan sukarelawan dalam penelitian biomedik juga memiliki potensi

terpapar radiasi karena hamburan dari pasien.

3.2.1 Pemanfaatan Radiasi dalam Bidang Radioterapi

Radiasi yang digunakan dalam pemeriksaan kesehatan (radiodiagnosis) dan

pengobatan (radioterapi) pertama kali ditemukan oleh Prof. WC. Roentgen pada

bulan Nopember 1895. Radiasi ini berasal dari sinar X, yang karena sifat-sifatnya

mampu menembus jaringan tubuh manusia untuk mendeteksi kelainan dan

menimbulkan efek biologi menghentikan pertumbuhan sel hingga mematikan sel.

Oleh karena itu dapat dimanfaatkan untuk mematikan sel-sel kanker, dan sudah

9

Page 10: Makalah Radiasi

barang tentu dalam dosis yang sesuai dengan keperluan. Dengan perkembangan

ilmu dan teknologi bidang fisika radiasi memungkinkan pengukuran jumlah

(dosis) radiasi yang diserap tubuh dan arah radiasi dengan tepat sasaran, bidang

biologi radiasi (radiobiologi) yang memungkinkan tatacara pemberian dan jumlah

dosis yang efektif, bidang onkologi (ilmu tentang kanker) yang memungkinkan

penentuan jenis dan stadium kanker serta pemilihan jenis pengobatan yang sesuai

(operasi, radioterapi, khemoterapi/obat-obatan, atau kombinasinya). Penentuan

radioterapi didasarkan pada hispatologi dan asal tumor, stadium/tingkat

penyebarannya, kondisi kesehatan pasien, ketersediaan sarana dan prasarana.

Di bidang kedokteran, radioisotop banyak digunakan sebagai alat diagnosis

dan alat terapi berbagai macam penyakit.

Diagnosa      

Radioisotop merupakan bagian yang sangat penting pada proses diagnosis

suatu penyakit. Dengan bantuan peralatan pembentuk citra (imaging devices),

dapat dilakukan penelitian proses biologis yang terjadi dalam tubuh manusia.

Dalam penggunaannya untuk diagnosis, suatu dosis kecil radioisotop yang

dicampurkan dalam larutan yang larut dalam cairan tubuh dimasukkan ke dalam

tubuh, kemudian aktivitasnya dalam tubuh dapat dipelajari menggunakan gambar

2 dimensi atau 3 dimensi yang disebut tomografi. Salah satu radioisotop yang

sering digunakan adalah technisium-99m, yang dapat digunakan untuk

mempelajari metabolisme jantung, hati, paru-paru, ginjal, sirkulasi darah dan

struktur tulang. Tujuan lain dari penggunaan di bidang diagnosis adalah untuk

analisis biokimia yang disebut radio-immunoassay. Teknik ini dapat digunakan

untuk mengukur konsentrasi hormon, enzim, obat-obatan dan substansi lain dalam

darah.

Terapi

Penggunaan radioisotop di bidang pengobatan yang paling banyak adalah

untuk pengobatan kanker, karena sel kanker sangat sensitif terhadap radiasi.

Sumber radiasi yang digunakan dapat berupa sumber eksternal, berupa sumber

gamma seperti Co-60, atau sumber internal, yaitu berupa sumber gamma

10

Page 11: Makalah Radiasi

atau beta yang kecil seperti Iodine-131 yang biasa digunakan untuk penyembuhan

kanker kelenjar tiroid.

Sterilisasi Peralatan Kedokteran

Dewasa ini banyak peralatan kedokteran yang disterilkan menggunakan

radiasi gamma dari Co-60. Metode sterilisasi ini lebih ekonomis dan lebih efektif

dibandingkan sterilisasi menggunakan uap panas, karena proses yang digunakan

merupakan proses dingin, sehingga dapat digunakan untuk benda-benda yang

sensitif terhadap panas seperti bubuk, obat salep, dan larutan kimia.

Keuntungan lain dari sterilisasi dengan menggunakan radiasi adalah proses

sterilisasi dapat dilakukan setelah benda tersebut dikemas dan masa penyimpanan

benda tersebut tidak terbatas sepanjang kemasannya tidak rusak.

3.2 Penggunaan Sinar-X

1. Menggunakan generator sinar-X

2. Menggunakan sumber terttutup (sealed source)

3. Lebih bersifat untuk mengetahui kelainan secara anatomis.

Sinar-X dihasilkan dari tabung sinar-X yang hampa udara, dimana

didalamnya terdapat dua elemen yaitu anoda dan katoda. Sinar-X merupakan

gelombang elektromagnetik yang mempunyai energi tinggi, sehingga dapat

menembus zat padat yang dilaluinya. Sinar-X di bangkitkan dengan jalan

menembaki target logam dengan elektron cepat dalam suatu tabung vacum.

Elektron di hasilkan dari pemanasan filamen yang juga berfungsi sebagai katoda.

ada saat arus listrik dari sumber dihidupkan, filamen akan mengalami pemanasan

sehingga kelihatan menyala. Dalam kondisi tersebut filamen akan mengeluarkan

elektron. Selanjutnya antara katoda dan anoda diberi beda potensial yang tinggi

dengan orde kilo Volt, sehingga mempunyai kecepatan dan energi kinetik yang

tinggi bergerak dengan capat menuju ke anoda. Terjadilah tumbukan tak kenyal

sempurna antara elektron dan anoda. Pada peristiwa tumbukan tersebut terjadilah

pancaran sinar-X dari permukaan anoda. Pemeriksaan dengan Pesawat Sinar-X

Pesawat sinar-X (pesawat Rontgen) dapat digunakan sebagai alat diagnose.

Sebagai alat untuk pemeriksa pasien pesawat sinar-X perlu dapat diatur dalam

11

Page 12: Makalah Radiasi

menghasilkan sinar-X. Untuk itu ada tiga parameter yang harus diatur yaitu

tegangan tinggi (kV), Arus (mA) dan waktu expose (S). Pada saat melakukan

pencitraan pada pasien tiga parameter tersebut harus diatur, karena dalam

pencitraan tiap-tiap orang berbeda. Pencitraan anak-anak beda dengan orang

dewasa. Pencitraan orang kurus beda dengan orang gemuk. Pengaturan pencitraan

ini bertujuan supaya hasil gambar yang dihasilkan pada film baik dan memenuhi

kriteria kedokteran. Untuk meningkatkan kualitas gambar dalam radiodiagnostik

digunakan media kontras dengan cara memasukkan subtansi yang bisa menyerap

sinar-X lebih banyak kedalam tubuh yang sedang di diagnosis. Bahan yang biasa

digunakan media kontras adalah Barium (Ba) dan Iodium (I). Faktor-faktor yang

mempengaruhi gambar pada pencitraan antara lain :

1. Pengaruh Arus (mA)

Peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-X, sehingga semua

intensitas sinar-X atau derajat terang (brightness) akan bertambah sesuai

dengan peningkatan intensitas radiasi sinar-X. Oleh sebab itu derajat

terang dapat di atur dengan mengubah mA.

2. Pengaruh jarak

Jarak tabung sinar-X dengan obyek juga akan berpengaruh pada intensitas

sinar-X.

3. Pengaruh waktu (S)

Waktu juga akan berpengaruh pada kualitas gambar, karena jika waktunya

panjang maka radiasi yang di terima obyek semakin banyak dan

sebaliknya.

4. Pengaruh kiloVolt (kV)

Perubahan kV menyebabkan beberapa pengaruh. Perubahan kV

menghasilkan perubahan pada daya tembus sinar-X dan juga total

intensitas berkas sinar-X akan berubah.

Sejalan dengan perkembangan teknologi terutama setelah ditemukanya image

prosesing (proses bayangan pencitraan) dengan komputer, maka memungkinkan

proses pembentukan gambar pada film di ubah dengan cara merekontruksi gambar

dengan komputer. Dengan teknik ini gambar dapat diperoleh dengan segera.

12

Page 13: Makalah Radiasi

Teknik image prossing mampu membedakan antara jaringan yang satu dengan

lainnya, misal jaringan yang sangat mirip dalam otak manusia, yaitu antara

substansia grisea dengan substansia alba. Perangkat yang mampu mengolah

gambar ini disebut Computed tomography scanner (CT-Scan). Perangkat

radiologi yang melengkapi dalam kedokteran nuklir adalah :

a. Pesawat sinar-X

b. Pesawat Cobalt

c. Akselerator linier (Linac)

d. CT- Scan

3.3 Manfaat dan Kerugian

3.3.1 Pemanfaatan Radiasi

Sinar-X telah dimanfaatkan dalam bidang kesehatan sebagaI salah satu sarana

penunjang diagnostik dan terapi, diantaranya digunakan pada bagian radiologi,

radioterapi dan kedokteran nuklir.

Proses pembentukan sinar-X dihasilkan oleh suatu pesawat melalui proses

fisika. Secara sederhana dapat diterangkan bahwa sinar-X dihasilkan oleh tabung

sinar-X yaitu tabung gelas hampa udara yang dilengkapi dengan dua buah

elektroda, anoda atau target dan katoda. Sebagai akibat interaksi antara elektron

cepat yang dipancarkan dari katoda ke target dipancarkan sinar-X dari permukaan

target, hasil dari sinar-X tersebut digunakan untuk menghasilkan suatu gambaran

untuk mendiagnosa dan mengevaluasi bagian dari suatu penyakit atau kelainan.

Radiasi dan zat radioaktif digunakan untuk diagnosis, pengobatan,

dan penelitian. sinar X, misalnya, melalui otot dan jaringan lunak lainnya tapi

dihentikan oleh bahan padat. Properti sinar X ini memungkinkan dokter untuk

menemukan tulang rusak dan untuk menemukan kanker yang mungkin tumbuh

dalam tubuh. Dokter juga menemukan penyakit tertentu dengan menyuntikkan zat

radioaktif dan pemantauan radiasi yang dilepaskan sebagai bergerak melalui

substansi tubuh.

Pemanfaatan radiasi dibidang medis untuk salah satu keperluan diagnosa

terdapat dua teknik pemanfaatan yaitu teknik radiografi dan teknik fluoroskopi.

13

Page 14: Makalah Radiasi

1. Teknik Radiografi adalah teknik dimana sumber sinar-X ditembuskan

ke bagian tubuh pasien yang akan diperiksa dengan kondisi

penyinaran tertentu. Radiasi sinar-X yang akan tembus akan

mempunyai besaran yang berbeda sesuai dengan daya serap organ-

organ-organ tubuh yang akan ditembusnya. Perbedaan akan besaran

tersebut akan ditangkap oleh film x-ray dan akan membentuk

bayangan laten, gambar laten tersebut setelah melalui berbagai proses

pencucian akan menghasilkan gambaran foto dari organ yang

diperiksa. Untuk radiografer (pekerja radiasi) pada saat pemotretan

harus berada dibelakang tabir atau diruangan lain yanterproteksi dari

radiasi sinar-X.

2. Teknik fluoroskopi adalah teknik yang memanfaatkan salah satu dari

sifat sinar-X yaitu bila mengenai bahan akan berpendar (fluorosensi).

Biasanya radiografer, dokter, dan perawat tidak dapat menghindar

untuk berada diruang pemeriksa selama pemeriksaan berlangsung,

untuk itu diwajibkan menggunakan alat pelindung radiasi, seperti

body apron, thyroid apron, goggle dan glove. Kondisi penyinaran

fluoroskopi untuk pemakaian arus tabung dan waktu penyinaran

berbeda dengan teknik radiografi. Waktu pemeriksaan dengan

menggunakan fluoroskopi lebih lama dibandingkan dengan

pemeriksaan dengan menggunakan fluoroskopi lebih lama

dibandingkan dengan pemeriksaan radiografi, karena radiasi yang

dikeluarkan oleh fluoroskopi secara kontinu sesuai dengan kebutuhan

diagnosa.

3.3.2 Kekurangan dari Penggunaan Radiasi

Setelah Roentgen memperlihatkan hasil pemotretan dengan sinar-X terhadap

tangan istrinya yang memakai cincin, dimana pada gambar tersebut terlihat

dengan jelas ruas-ruas tulang jari tangannya, maka manusia mulai menyadari akan

manfaat besar yang dapat diperoleh dari penemuan radiasi pengion tadi.

Pemanfaatan radiasi pengion dalam bidang kedokteran, terutama sinar-X,

berkembang pesat beberapa saat setelah penemuan radiasi tersebut. Penguasaan

14

Page 15: Makalah Radiasi

pengetahuan mengenai radiasi pengion oleh umat manusia yang terus meningkat

dari waktu ke waktu juga memungkinkan dimanfaatkannya radiasi tersebut dalam

berbagai bidang kegiatan di luar kedokteran, di samping pemanfaatan-nya di

dalam bidang kedokteran sendiri juga terus mengalami peningkatan.

Beberapa efek merugikan yang muncul pada tubuh manusia karena terpapari

sinar-X dan gamma : segera teramati beberapa saat setelah penemuan kedua jenis

radiasi tersebut. Efek merugikan tersebut berupa kerontokan rambut dan

kerusakan kulit. Pada tahun 1897 di Amerika Serikat dilaporkan adanya 69 kasus

kerusakan kulit yang disebabkan oleh sinar-X, sedang pada tahun 1902 angka

yang dilaporkan meningkat menjadi 170 kasus. Pada tahun 1911 di Jerman juga

dilaporkan adanya 94 kasus tumor yang disebabkan oleh sinar-X. Meskipun

beberapa efek merugikan dari sinar-X dan gamma telah teramati, namun upaya

perlindungan terhadap bahaya penyinaran sinar-X dan gamma belum terfikirkan.

Marie Curie, penemu bahan radioaktif Po dan Ra meninggal pada tahun 1934

akibat terserang oleh leukemia. Penyakit tersebut besar kemungkinan akibat

paparan radiasi karena seringnya beliau berhubungan dengan bahan-bahan

radioaktif.

3.3 Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi diterapkan pada pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan

hidup tanpa memasukkan pasien sebagai obyek yang harus diproteksi. Alasannya,

karena pasien memperoleh manfaat dari radiasi yang diberikan padanya. Namun,

saat ini justru pasien memperoleh prioritas proteksi radiasi yang lebih

dibandingkan dengan pekerja dan anggota masyarakat. Jika pasien hanya

memperoleh radiasi serendah mungkin yang dapat dicapai tanpa mengabaikan

informasi diagnostik yang harus dicapai dengan sistem proteksi radiasi yang baik

maka staf dan personil yang ada didekatnya pun akan berpotensi menerima radiasi

yang rendah.

Artinya, proteksi radiasi pada pekerja tidak dapat dipisahkan dari proteksi

radiasi pada pasien. Jika sistem proteksi radiasi diterapkan maka pekerja memiliki

risiko yang lebih rendah dari pada pasien. Radiasi yang diterima oleh pekerja

15

Page 16: Makalah Radiasi

sebagian besar adalah hamburan dari pasien. Oleh karena itu jika pasien menerima

radiasi yang rendah maka pekerja radiasi juga akan menerima paparan radiasi

hambur yang rendah pula. Namun hubungan risiko radiasi antara pekerja dan

pasien tidak sesederhana itu, banyak faktor yang dapat menyebabkan dosis pada

pekerja. Salah satu faktor utama adalah peralatan proteksi yang memadai dan

penggunaannya yang tepat dalam ruang tindakan dan pengetahuan pekerja

mengenai proteksi radiasi.

Sebagaimana diketahui bahwa terdapat prinsip dasar proteksi dan

keselamatan radiasi yang harus diprogram dan dilaksanakan yaitu justifikasi

pemanfaatan, optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi, dan limitasi dosis. Pada

konteks paparan radiasi yang telah disampaikan di atas, dapat dikelompokkan

menjadi 3 (tiga) paparan yaitu paparan medik, paparan pekerja, dan paparan

publik. Paparan medik tersebut terkait paparan terhadap pasien, pendamping

pasien, dan sukarelawan. Sedangkan paparan pekerja itu terkait paparan yang

diterima oleh pekerja atau personil, dan paparan publik adalah terkait dengan

paparan pada anggota masyarakat ataupun individu yang tidak terindikasi klinis

(mediko-legal). Pada paparan medik, diperlukan penerapan prinsip justifikasi dan

optimisasi, sedangkan pada paparan pekerja dan paparan publik diperlukan

penerapan ketiga prinsip proteksi radiasi tersebut.

Pemanfaatan sumber radiasi pengion harus selalu dikontrol atau dikendalikan

oleh badan pengawas. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sebagai

badan pengawas yang memiliki tugas dan kewajiban dalam pengawasan

pemanfaatan tenaga nuklir yang di dalamnya termasuk penggunaan sumber radiasi

pengion di bidang kesehatan.

Pengawasan yang dilakukan oleh BAPETEN tidak dapat dilaksanakan jika

tidak ada koordinasi dan kerjasama yang baik diantara para pemangku

kepentingan. Misalnya dalam hal pengawasan sumber radiasi pengion di bidang

kesehatan. Penggunaan radiasi secara garis besar dilakukan oleh rumah sakit,

klinik ataupun puskesmas. Institusi pengguna radiasi juga ada yang dari pihak

swasta dan pemerintah yang pemiliknya disebut dengan pengusaha instalasi atau

16

Page 17: Makalah Radiasi

pemegang izin atau pemohon izin. Instansi milik pemerintah ataupun swasta

dalam hal pelayanan kesehatan dibina oleh Kementerian Kesehatan.

Selain itu juga ada institusi pelaksana sebagaimana amanat UU No. 10 Tahun

1997 sebagai badan pelaksana, BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional), juga

memiliki tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan penggunaan radiasi

dibidang kesehatan.

Ada institusi pendidikan seperti Politeknik Kesehatan, Universitas, dan

lembaga profesi, seperti dokter spesialis, perawat, radiographer, fisikawan medik,

dll. Kesemua institusi tersebut adalah yang berkaitan dengan penggunaan sumber

radiasi pengion di Indonesia. 

Dalam rangka memenuhi kerangka hukum pengawasan, maka sampai saat ini

pemerintah melalui BAPETEN telah memiliki perangkat peraturan yang telah

disesuaikan dengan standar internasional IAEA seperti BSS 115 dan standar lain

sebagai turunannya.

Selain itu juga secara internasional telah keluar rekomendasi dan standar baru

seperti ICRP No. 103 Tahun 2007 dan IAEA General Safety Requirement (GSR)

Part 3 Tahun 2011. Perkembangan standar dan rekomendasi internasional

merupakan wujud dari perkembangan pengawasan yang terjadi di internasional,

diantaranya rekomendasi baru mengenai nilai batas dosis ekivalen untuk lensa

mata, yaitu 20 mSv per tahun rata-rata selama 5 (lima) tahun berturut-turut dan

tidak boleh dalam setahun melebihi 50 mSv. Rekomendasi tersebut akan

memberikan implikasi yang sangat besar untuk para pekerja radiologi

intervensional, karena sebelumnya nilai batas dosis untuk lensa mata sebesar 150

mSv/tahun.

Selain itu perubahan terminologi pekerja radiasi menjadi lebih luas dan perlu

identifikasi kembali. Menurut IAEA GSR Part 3, definisi pekerja radiasi adalah

setiap otang yang bekerja, penuh waktu, paruh waktu atau temporer, untuk

majikan yang mengakui hak dan kewajibannya dalam hal proteksi radiasi bagi

pekerja. Definisi tersebut sungguh luas ruang lingkupnya, termasuk orang yang

berwiraswasta juga termasuk sebagai pekerja radiasi. Karena orang yang

berwiraswasta dapat bertindak sebagai majikan maupun karyawan, sehingga perlu

17

Page 18: Makalah Radiasi

diberikan informasi yang cukup, instruksi dan pelatihan proteksi radiasi.

Seseorang dapat disebut sebagai pekerja radiasi jika berpotensi menerima paparan

radiasi dari tingkat yang paling rendah sampai yang paling besar.

Teknologi modalitas yang menggunakan sumber radiasi pengion sampai saat

ini menunjukkan berkembangan yang sangat pesat, seperti: perubahan dari

teknologi pencitraan manual ke digital, penggunaan pencitraan radiasi untuk

panduan terapi secara realtime, perubahan teknik radioterapi yang bergeser ke

arah volumetrik atau 3D, penggunaan radiasi untuk pemeriksaan manusia yang

terkait dengan medico-legal, perkembangan teknologi dari terpasang tetap

menjadi mobile, dll. Sebagai Badan Pengawas, BAPETEN harus peka dan mampu

menghadapi perkembangan dan pemanfaatan teknologi baru tersebut.

Dari yang diuraikan tersebut di atas dapat diperoleh beberapa poin mengenai

tantangan nasional pengawasan pemanfaatan sumber radiasi pengion di bidang

kesehatan, yaitu:

Adanya pergeseran dan perkembangan perhatian pengawasan

keselamatan radiasi selain ke pekerja radiasi, yaitu untuk pasien dan

lingkungan.

Adanya perkembangan teknologi peralatan yang menggunakan

sumber radiasi pengion untuk diagnostik maupun terapi.

Adanya rekomendasi ICRP No. 103 tahun 2007 dan GSR Part 3 IAEA

Review penerapan peraturan keselamatan radiasi yang berlaku di

Indonesia.

Pemenuhan terhadap kelengkapan peraturan keselamatan radiasi

terutama tingkat pedoman dan panduan teknis.

Dibutuhkan action plan untuk membangun pengawasan sumber radiasi

pengion yang terintegrasi dan menyeluruh sehingga terbangun sistem proteksi dan

keselamatan radiasi. Action Plantersebut berupa penjalinan dan pemeliharaan

kerjasama secara konstruktif dengan instansi yang terkait dengan pengawasan

sumber radiasi pengion, seperti KEMENKES, BATAN, KEPMENAKERTRANS,

dan institusi pendidikan untuk mewujudkan kesepahaman bersama dalam

meningkatkan kualitas pengawasan.

18

Page 19: Makalah Radiasi

Secara internasional, tantangan proteksi radiasi di bidang kesehatan dan

medik sampai Tahun 2025 adalah :

Radon

Perubahan teknologi yang mengakibatkan kenaikan atau penurunan

paparan medik.

Adanya paparan radiasi ke pasien yang tidak perlu atau kejadian over

ekspos dalam tindakan diagnostik dan terapi.

Upaya pencapaian kesepakatan pada referensi dosis untuk menuju

"praktek yang baik" pada berbagai prosedur medis

Sertifikasi profesi dan pelatihan untuk mereduksi penggunaan radiasi

di bidang medik yang tidak tepat.

Kebutuhan peralatan standar terkalibrasi & pedoman

Kebutuhan profil paparan medik.

Pendekatan pencegahan dan modalitas baru untuk diagnostik dan

upaya untuk mereduksi penggunaan radiasi pengion.

3.4 Sistem Manajemen Keselamatan Radiasi

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No.8 tahun 2011

tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi

Diagnostik dan Intervensial, keselamatan radiasi sinar-X memiliki beberapa

elemen penting yang diaplikasikan sebagai dasar terbentuknya Sistem Manajemen

Keselamatan Radiasi (SMKR) diantaranya :

1. Personil atau pekerja radiasi yang bekerja si Instalasi Radiologi

Diagnostik dan Intervensional, yang sesuai dengan pesawat sinar-X

yang digunakan dan tujuan penggunaan antara lain :

Dokter Spesialis Radiologi adalah dokter dengan spesialisasi

dibidang radiologi yang menggunakan radiasi pengion dan non

pengion untuk membuat diagnosis dan melakukan terapi

intervensi

Fisikawan Medis merupkan tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi dalam bidang fisika medik dan klinik dasar

19

Page 20: Makalah Radiasi

Petugas Proteksi Radiasi yang ditunjuk oleh Pemegang Izin dan

oleh BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan

yang berhubungan dengan proteksi radiasi.

Radiografer, tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

dengan diberikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara

penih melakukan kegiatan Radiologi Diagnostik dan

Intervensional.

2. Pelatihan Proteksi Radiasi, yang diselenggarakan oleh pihak

pemegang izin, yang paling kurang mencakup materi :

− Peraturan perundang-undangan ketenaganukliran

− Sumber radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir

− Efek biologi radiasi

− Satuan dan besaran radiasi

− Prinsip proteksi dan keselamatan radiasi

− Alat ukur radiasi

− Tindakan dalam keadaan darurat

Pelatihan proteksi radiasi bagi pekerja radiasi berguna agar :

− Mengetahui, memahami dan melaksanakan semua ketentuan

keselamatan radiasi

− Melaksanakan petunjuk pelaksanaan kerja yang telah disusun

oleh petugas proteksi radiasi dengan benar

− Melaporkan setiap gangguan kesehatan yang disarankan dan

diduga akibat penyinaran lebih atau masuknya radioaktif ke

dalam tubuh

− Memanfaatkan sebaik-baiknya peralatan keselamatan kerja

yang tersedia serta bertindak hati-hati, aman dan disiplin untuk

melindungi baik dirinya sendiri maupun pekerjaan lain.

− Melaporkan kejdian kecelakaan bagaimanapun kecilnya

kepada petugas proteksi radiasi.

3. Pemantulan kesehatan, dilakukan untuk pekerja radiasi yang dimulai

dari sebelum bekerja, selama bekerja, dan akan memutuskan

20

Page 21: Makalah Radiasi

hubungan kerja. Sedikitnya pemeriksaan kesehatan dilakukan secara

berkala sekali dalam satu tahun. Pemantulan kesehatan bagi pekerja

pelaksanaannya dapat melalui pemeriksaan kesehatan konselin dan

atau penata laksanaan kesehatan pekerja yang mendapat paparan

radiasi berlebih.

4. Peralatan proteksi radiasi, terdiri dari 6 macam peralatan, yaitu ;

Apron/celemek : yang setara dengan 0,2 mm (nol koma dua

milimeter) Pb, atau 0,25 mm Pb untuk Penggunaan pesawat

sinar-X Radiologi Diagnostik, dan 0,35 mm Pb, atau 0,5 mm

Pb untuk pesawat sinar-X Radiologi Intervensional. Dengan

menggunakannya maka sebagian besar dari tubuh dapat

terlindungi dari bahaya radiasi.

Gambar 3.1 Apron

Tabir radiasi/shielding portable : Tabir yang harus dilapisi

dengan bahan yang setara dengan 1 mm Pb. Ukuran tabir

adalah sebagai berikut : tinggi 2 m, dan lebar 1 m, yang

dilengkapi dengan kaca intip Pb yang setara dengan 1 mm Pb,

digunakan pada saaat pekerja melakukan mobile X-ray

diruangan intensive care.

Gambar 3.2 Tabir radiasi

21

Page 22: Makalah Radiasi

Kacamata Pb ini terbuat dari timbal dengan daya serat setara

dengan 1 mm Pb, yang digunakan untuk melindungi lensa

mata.

Gambar 3.3 Kaca mata

Sarung tangan Pb yang digunakan untuk fluoroskopi harus

memberikan kesetaraan atenuasi paling kurang 0,25 mm Pb

pada 150 kVp (seratus lima puluh kilovoltage peak). Proteksi

ini harus dapat melindungi secara keseluruhan, mencakup jari

dan pergelangan tangan.

Gambar 3.4 Sarung Tangan

Pelindung tiroid : yang terbuat dari karet timbal, terbuat dari

bahan yang setara dengan 1mm Pb, digunakan untuk

melindungi daerah tyroid yang tidak tertutup body

apron/celemek. Dan menurut penelitian memperlihatkan

bahwa bila pekerja melakukan fluoroskopi maka daerah tyroid

merupakan daerah kedua tertinggi setelah gonad yang sensitif

menerima dosis radiasi.

Gambar 3.5 Pelindung Tiroid

Gonad apron : setara dengan 0,2 mm Pb atau 0,25 mm Pb

untuk penggunaan pesawat sinar-X Radiologi Diagnostik, dan

22

Page 23: Makalah Radiasi

0,35 mm Pb, atau 0,5 mm Pb untuk pesawat sinar-X Radiologi

Intervensional. Proteksi ini harus dengan ukuran dan bentuk

yang sesuai untuk mencegah gonad secara keseluruhan dari

paparan berkas utama. Menurut penelitian daerah ini

merupakan daerah yang paling sensitif terkena paparan radiasi.

Gambar 3.6 Gonad Apron

5. Pemantulan, dosis radiasi yang selanjutnya disebut dosis adalah

jumlah radiasi yang terdapat dalam medan radiasi atau jumlah energi

radiasi yang diserap atau diterima oleh materi yang dilaluinya. Untuk

pekerja radiasi adalah dosis efektif sebesar 20 mSv/th rata-rata selama

5 tahun atau dosis efektif sebesar 50 mSv/th dalam satu tahun tertentu.

pemantauan dosis radiasi bagi pekerja dapat menggunakan TLD

(Termo Luminescence Dosimeter) atau yang lebih sering digunakan

yaitu film badge. Pemantulan dosis radiasi dilakukan setiap bulan

sekali dengan mengirim ke Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan,

hasil laporan dari dosis tersebut nantinya jadi bahan evaluasi dan

didokumentasikan kurang lebih 30 tahun lamanya terhitung sejak

pekerja telah memutuskan hubungan kerja. Untuk pemantulan dosis

paparan radiasi menggunakan survey meter, alat ini dalam

penggunaan pesawat sinar-X radiologi diagnostik tidak

dipersyaratkan.

23

Page 24: Makalah Radiasi

Gambar 3.7 Film Badge

6. Rekaman/Dokumentasi, merupakan dokumen yang menyatakan hasil

yang dicapai atau memberi bukti pelaksanaan kegiatan dalam

pemanfaatan tenaga nuklir. Penyimpanan dokumen dilakukan dalam

jangka waktu minimal tiga puluh tahun, terhitung sejak tanggal

pemberhentian pekerja yang bersangkutan.

24

Page 25: Makalah Radiasi

BAB IVPENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Aplikasi radiasi dalam bidang medis yaitu X-ray, CT Scan, USG, MRI,

SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) dll.

2. Sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-X yaitu tabung gelas hampa udara

yang dilengkapi dengan dua buah elektroda, anoda atau target dan katoda.

Sebagai akibat interaksi antara elektron cepat yang dipancarkan dari

katoda ke target dipancarkan sinar-X dari permukaan target, hasil dari

sinar-X tersebut digunakan untuk menghasilkan suatu gambaran untuk

mendiagnosa dan mengevaluasi bagian dari suatu penyakit atau kelainan.

3. Beberapa manfaat dari aplikasi ini yaitu :

Radiasi memungkinkan pengukuran jumlah (dosis) radiasi yang

diserap tubuh dan arah radiasi dengan tepat sasaran sehingga

membantu dalam mendiagnosis suatu penyakit dan pemberian

suatu obat dengan dosis yang sesuai.

Radiasi memungkinkan untuk penyembuhan penyakit kanker

kelenjar tiroid.

Radiasi dalam peralatan kedokteran digunakan untuk mensterilkan

suatu alat menggunakan radiasi gamma.

4. Beberapa kerugian dari aplikasi ini yaitu :

Dapat mengalami kerontonkan rambut

Kerusakan kulit

Kemungkinan terbesar lainnya yaitu terkena kanker

DAFTAR PUSTAKA

25

Page 26: Makalah Radiasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi ; Radiasi

Blog It’s All About Physics ; Penerapan Radiasi dalam bidang

Kesehatan, Pertanian dan Peternakan

www.batan.go.id

www.infonuklir.com

Jurnal Ferry Suyatno; YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ;

APLIKASI RADIASI DAN RADIOISOTOP DALAM BIDANG

KEDOKTERAN

Blog Bidang Pelayanan Medik ; Radiologi

Blog Pelita Penerang Hati ; Tantangan Pengawasan Penggunaan Sumber

Radiasi Pengion di Bidang Kesehatan

26