Radiasi Benda Hitam
-
Upload
dessy-irawati -
Category
Documents
-
view
63 -
download
2
Transcript of Radiasi Benda Hitam
Radiasi Benda Hitam (Kegagalan Fisika Klasik)
Teori fisika kuantum bermula ketika ilmu fisika klasik tak lagi mampu menjelaskan sebuah
fenomena radiasi benda hitam dan hal itu dirilis oleh seorang ahli fisika yang bernama Max
Planck. Jadi, pada mulanya pada tahun 1879 Josef Stefan mengusulkan bahwa besar
intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda memenuhi persamaan:
Dimana : e = tetapan emistivitas, 0 ≤ e ≤ 1
σ = tetapan Stefan-Boltzman = 5.67 x 10-8 w/(m2K4)
T = suhu mutlak (K)
Namun ketika yang dipertanyakan adalah radiasi dari sebuah benda hitam maka para
ilmuwan menemukan suatu hal yang tak lazim. Hal itu dikarenakan ketika suatu benda hitam
dipanaskan pada tiap-tiap suhu tertentu maka ia akan meradiasikan gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Gelombang elektromagnetik
ini memiliki panjang gelombang yang nilainya berbanding terbalik dengan suhu yang
digunakan yangkemudian oleh Wien dibentuklah suatu persamaan:
Dimana : b = tetapan Wien = 2.898 x 10-3 mK
Para fisikawan mencoba menjelaskan fenomena radiasi benda hitam ini secara teoritis.
Rayleigh-Jean mencoba menyusun suatu model sederhan untuk menjelaskan fakta ini.
Mereka menganggap bahwa molekul/muatan pada bola berongga (sebelumnya benda hitam
diilustrasikan sebagai sebuah rongga dimana tak ada cahaya yang dapat masuk di dalamnya
sebab tak memang amat sulit menemukan benda yang bersifat hitam sempurna)di dinding
benda berongga dihubungkan oleh pegas.
Gambar Model Rayleigh-Jean
Dengan model ini Rayleigh-Jean dapat menentukan intensitas radiasinya dengan menganggap
bahwa ketika suhu benda dinaikkan maka muatan akan mendapat energi kinetik untuk
bergetar. Getaran itu akan menimbulkan percepatan sehingga menghasilkan radiasi. Model
ini masih menggunakan paradigma fisika klasik yang menyatakan bahwa energi bersifat
kontinu. Sehingga intensitas benda hitam tersebut adalah:
Dimana : c = kecepatan cahaya = 2.99792 x 108 m/s
K = konstanta Boltzman = 1.38 x 10-23 j/K
Namun ternyata teori ini hanya mampu untuk menerangkan intensitas radiasi dengan panjang
gelombang yang relatif besar dan tidak cocok untuk panjang gelombang kecil. Dan jika saja
teori ini benar maka seharusnya sinar UV yang memiliki panjang gelombang kecil akan
memiliki intensitas yang sangat besar dan bila hal ini benar-benar terjadi maka alam semesta
ini seharusnya mengalami bencana sinar UV sebab alam semesta ini dibanjiri oleh UV tapi
nyatanya hal ini tidak terjadi.
Karena kegagalan ini maka Wien kembali mengusulkan seuatu teori lagi, sehinga intensitas
yang dihasilkan oleh radiasi benda hitam adalah:
Dimana : A dan C merupakan konstanta.
Namun tetap saja teori Wien ini belum berlaku untuk seluruh panjang gelombang. Hal ini
karena Wien masih menerapkan prinsip kekontinuan sehingga hanya dapat digunakan untuk
gelombang dengan panjang gelombang yang relatif pendek saja.
Kegagalan-kegagalan ini membuat Max Planck mengajukan asumsi-asumsi baru yang
awalnya asumsi tersebut dianggap sebuah asumsi yang “gila” oleh para ilmuwan lainnya
karena melawan hukum fisika pada zaman itu. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. Energi yang dimiliki oleh molekul yang berosilasi bersifat diskrit (tidak kontinu). Dan besar
energi tersebut adalah:
E=nhν
Dimana : n = bilangan bulat = 1,2,3,…
h = konstanta Planck = 6.626 x 10-34 Js
v = frekuensi getaran molekul
2. Setiap molekul memancarkan atau menyerap energi dalam paket energi diskrit yang
dinamakan Kuanta (yang kemudian disebut dengan foton).
Energi tiap foton adalah:
Dimana : c = kecepatan cahaya
Dari kedua asumsi yang fenomenal ini maka Planck dapat menyusun sebuah perumusan yang
menyatakan intensitas yang dipancarkan oleh benda hitam yang meradiasi adalah:
: I (v, T) = jumlah enrgi per unit area per satuan waktu per unitsolid angle (intensitas)
pada range frekuensiv+dv di benda hitam dengan suhu T
h = konstanta Planck = 6.626 x 10-34 Js
k = konstanta Boltzman = 1.38 x 10-23 j/K
c = kecepatan cahaya = 2.99792 x 108 m/s
ν = frekuensi getaran molekul
T = temperatur
(Terima kasih untuk Pak Roniyus, M.Si. atas bahan tulisan untuk
artikel ini)
Posted by yuant tiandho at 1:38 AM
Konstanta Boltzmann
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Nilai k Satuan
1.380 6504(24)×10−23 J·K-1
8.617 343(15)×10−5 eV·K-1
1.3807×10−16 erg·K-1
Konstanta Boltzmann (k atau kB) adalah konstanta fisika yang menghubungkan energi pada
tingkatan partikel dengan temperatur teramati pada tingkatanmakroskopik. Konstanta ini
merupakan konstanta gas yang dibagi dengan konstanta Avogadro:
Konstanta ini memiliki satuan yang sama dengan entropi, dinamakan sesuai dengan
nama fisikawan Austria, Ludwig Boltzmann. Dia mempunyai kontribusi penting dalam
bidang teori mekanika statistik, dimana konstanta ini mempunyai peranan penting.
Artikel bertopik fisika ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.
Kategori:
Konstanta fisika
Termodinamika
1.2.1 Konduksi
Konduksi adalah pada transfer melalui padatan atau cairan alat tulis. Bila Anda menyentuh
benda panas, panas Anda merasa ditransfer melalui kulit Anda dengan konduksi. Dua
mekanisme menjelaskan bagaimana panas dipindahkan oleh konduksi: getaran kisi dan
tabrakan partikel.. Konduksi melalui zat padat terjadi karena kombinasi dari dua mekanisme;
panas dilakukan melalui cairan alat tulis terutama oleh tumbukan molekul.
Dalam zat padat, atom terikat satu sama lain dengan serangkaian obligasi, analog dengan
mata air seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1. Ketika ada perbedaan suhu di padat, sisi
panas pengalaman yang solid gerakan atom lebih kuat. Getaran ditularkan melalui mata air ke
bagian yang lebih dingin dari padat. Akhirnya, mereka mencapai keseimbangan, di mana
semua atom-atom bergetar dengan energi yang sama.
Zat padat, terutama logam, memiliki elektron bebas, yang tidak terikat untuk setiap atom
tertentu dan bisa bebas bergerak solid. Elektron di sisi panas bergerak padat lebih cepat
daripada di bagian yang lebih dingin. Skenario ini ditunjukkan pada Gambar 1.2. Sebagai
elektron menjalani serangkaian tumbukan, elektron cepat mengeluarkan beberapa energi
kepada elektron lebih lambat. Akhirnya, melalui serangkaian tabrakan acak, ekuilibrium
tercapai, dimana elektron bergerak dengan kecepatan rata-rata sama. Konduksi melalui
tabrakan elektron lebih efektif daripada melalui getaran kisi, inilah mengapa logam umumnya
konduktor panas yang lebih baik dari bahan keramik, yang tidak memiliki banyak elektron
bebas.
Gambar 1.1 Konduksi oleh getaran kisi
Gambar 1.2 Konduksi oleh tabrakan partikel
1.2.2 Konveksi
Konveksi menggunakan gerak cairan untuk mentransfer panas.Dalam perpindahan panas
konveksi khas, permukaan yang panas memanaskan fluida sekitarnya, yang kemudian dibawa
pergi oleh pergerakan fluida seperti angin. Cairan hangat digantikan oleh cairan dingin, yang
dapat menarik lebih banyak panas dari permukaan. Karena cairan dipanaskan terus-menerus
diganti dengan cairan pendingin, perpindahan panas ditingkatkan.
konveksi Alam (atau konveksi bebas) mengacu pada kasus di mana gerakan fluida yang
dibuat oleh cairan hangat itu sendiri. Kepadatan penurunan rumit karena dipanaskan, dengan
demikian, cairan panas lebih ringan daripada cairan dingin. cairan hangat yang mengelilingi
sebuah objek naik panas, dan digantikan oleh cairan pendingin.. Hasilnya adalah sirkulasi
udara di atas permukaan hangat, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.4.
Gambar 1.4 konveksi alam
konveksi paksa menggunakan alat eksternal untuk menghasilkan pergerakan fluida. konveksi
paksa inilah yang membuat sebuah berangin, hari musim dingin terasa jauh lebih dingin
daripada hari tenang dengan suhu yang sama. Panas yang hilang dari tubuh Anda bertambah
karena penambahan konstan udara dingin oleh angin. angin alam dan fans adalah dua sumber
yang paling umum konveksi paksa.
1.2.3 Radiasi
Radiative heat transfer does not require a medium to pass through; thus, it is the only form of
heat transfer present in vacuum. perpindahan panas radiasi tidak memerlukan medium untuk
melewati, oleh karena itu merupakan satu-satunya bentuk perpindahan panas hadir dalam
ruang hampa. It uses electromagnetic radiation (photons), which travels at the speed of light
and is emitted by any matter with temperature above 0 degrees Kelvin (-273 °C).
Menggunakan radiasi elektromagnetik (foton), yang bergerak pada kecepatan cahaya dan
dipancarkan oleh materi apapun dengan suhu diatas 0 derajat Kelvin (-273 ° C). Kita semua
mengalami radiasi perpindahan panas sehari-hari, radiasi matahari, diserap oleh kulit kita,
adalah mengapa kita merasa lebih hangat di bawah sinar matahari daripada di tempat teduh.
Spektrum elektromagnetik mengklasifikasikan radiasi sesuai dengan panjang gelombang
radiasi. jenis radiasi (dari pendek ke panjang gelombang panjang) : sinar gamma, x-ray,
ultraviolet (UV), cahaya tampak, inframerah (IR), microwave, dan gelombang radio.
Radiation with shorter wavelengths are more energetic and contains more heat. Radiasi
dengan panjang gelombang pendek lebih energik dan mengandung lebih banyak panas. X-
rays, memiliki panjang gelombang ~ 10 -9 m, sangat energik dan dapat berbahaya bagi
manusia, sedangkan cahaya tampak dengan panjang gelombang ~ 10 -7 m mengandung
sedikit energi dan karena itu memiliki sedikit efek pada kehidupan. Kedua karakteristik yang
akan menjadi penting kemudian adalah bahwa radiasi dengan panjang gelombang lebih
panjang umumnya dapat menembus benda padat tebal. Cahaya tampak, seperti yang kita
semua tahu, diblokir oleh dinding.Namun, gelombang radio, memiliki panjang gelombang
pada urutan meter, dapat dengan mudah menembus dinding beton.
Setiap tubuh dengan suhu di atas 0 Kelvin memancarkan radiasi. Jenis radiasi ditentukan
terutama oleh suhu tubuh. Paling “panas” objek, dari sudut pandang memasak, memancarkan
radiasi infra merah. Hotter objek, seperti matahari di ~ 5800 K, memancarkan radiasi lebih
energik termasuk terlihat dan UV. Bagian terlihat jelas dari terang silau matahari, radiasi UV
menyebabkan kulit cokelat dan luka bakar.
Ada empat cara pemindahan panas yakni:
a. Konduksi
Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung antara permukaan-
permukaan benda. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh atau menghubungkan
permukaan-permukaan yang mengandung panas. Setiap benda mempunyai konduktivitas
termal (kemampuan mengalirkan panas) tertentu yang akan mempengaruhi panas yang
dihantarkan dari sisi yang panas ke sisi yang lebih dingin. Semakin tinggi nilai konduktivitas
termal suatu benda, semakin cepat ia mengalirkan panas yang diterima dari satu sisi ke sisi
yang lain.
b. Konveksi
Pemindahan panas berdasarkan gerakan fluida disebut konveksi. Dalam hal ini fluidanya
adalah udara di dalam ruangan.
c. Evaporasi (penguapan)
Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi, sumber panas hanya dapat
kehilangan panas. Misalnya panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia, kelembaban
dipermukaan kulit menguap ketika udara melintasi tubuh.
d. Radiasi.
Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang elektromagnetik. Misalnya
tubuh manusia akan mendapat panas pancaran dari setiap permukaan dari suhu yang lebih
tinggi dan ia akan kehilangan panas atau memancarkan panas kepada setiap obyek atau
permukaan yang lebih sejuk dari tubuh manusia itu. Pancaran panas yang diperoleh atau
hilang, tidak dipengaruhi oleh gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara antara permukaan-
permukaan atau obyek-obyek yang memancar, sehingga radiasi dapat terjadi di ruang hampa.