Rabu 6 8 9 10 (f!) 12 13 14 15 16 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29...

2
," MEDIAIND NESIA UNPAD 4 NON UNPAO o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 4 5 6 7 8 9 10 (f!) 12 13 14 15 16 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 o Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep .Okt ONov ODes PP 66 Tahun 2010, Komitmen Pemerinta Perangi Kemiskinan melalui Pendidikan Oleh Sukemi Staf Khusus Mendiknas Bidang Komunikasi Media K OMITMEN pemerintah dalammenekandanmeme- rangi jumlah masya.rakat miskin terus digulirkan melalui berbagai sektor. Karena me- mang dalam kondisi saat ini, upaya untuk mengurangi angka kemiskinan tidakhanyadantidakbolehdijalankan melaluisatusektor,mengingatdampak krisis multidimensional yang terjadi sejaktahun 1997-1998belumlah pulih benar. lnibisadilihat dari persentase [urn- lah penduduk miskin yang relatif masih tinggi bila dibandingkan de- ngan sebelumkrisis1997-1998terjadi. Tereatat,persentase penduduk miskin kita pada 1996hanya di angka 11,3% (lihatGrafik1). Meski diakui, dari tahun ke tahun persentase jumlah penduduk miskin terus menurun. Diyakini, jika hanya dilakukan melalui satu sektor saja, upaya untuk mengembalikan persentase jumlah penduduk miskin sepertisebelumkrisisakanmemakan waktucukuplama.Padahaldiketahui, pemerintah sampai akhir 2014telah menargetkan untuk menurunkan persentase jumlah penduduk miskin. Atasdasaritulah,tepatkiranyajika pemerintah melalui Peraturan Peme- rintah (PP) omor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atasPeraturan Pe- merintah No 17Tahun 2010tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikanyangtelahditandatangani Presiden SusiloBambangYudhoyono pada 28September2010memuat pula peran pendidikan dalam upaya me- ngurangi kemiskinan. Peran mengurangi angka kemis- kinan itu tertuang dalam Pasal 53A ayat 1yang menyatakan, satuan pen- didikan menengah dan satuan pendi- dikan tinggi yang diselenggarakan pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan masing- masingwajibmengalokasikan tempat bagi ealon peserta didik berkewar- ganegaraan Indonesia, yangmemiliki porensi akademik memadai dan kurang mampu seeara ekonomi, pa- ling sedikit 20%dari jumlah keselu- ruhan peserta didik baru. Paling mulia Harus diakui, pilihan memarangi kemiskinan melalui jalur pendidikan adalah sebuah kebijakan eerdas dan palingmulia.Kenapa?Karenamengi- kutsertakan keluarga yang kurang mampu untuk mengenyam pendi- dikan lebih tinggi (masuk perguruan tinggi, sebagai mahasiswa), hasilnya akan bermuara pada peningkatan kemampuan kapasitas pengetahuan sekaliguskesempatan untuk memper- oleh lapangan kerja yang lebih baik atau bahkan menciptakannya. Disebagian keluarga kurang mam- pu di masyarakat kita, selama ini berkembang pemikiran, tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, karena toh a- khirnya meneari pekerjaan sulit. Cu- kup sekolah untuk bisa baea-tulis-hi- tung, kemudian membantu orang tua. DenganPP66Tahun2010ini,peme- rintahharusbisamengikisdanmeme- rangipemikiran-pemikiran sepertiitu, sekaligus harus dapat membuktikan bahwa sejatinyadengan sekolahlebih tinggi,masyarakatakanmendapatkan ekerjaandenganpeluanglebihbesar, Kliping Humas Unpad 2010 dan selain itu dapat mengangkat e- rajat dan martabat keluarga. [adi, sekali lagi perlu ditegaskan, melaluijalurpendidikan, sesungguh- nya program pemberantasan kernis- kinan yang paling mulia, karena pu- nya dua hasil. Yakni, bukan hanya memutusmatarantaikemiskinan,tapi juga mengangkat derajat atau status sosialmasyarakat miskin itu sendi i. Ada banyak pakar yang rnemiliki kesamaan pandangan tentang pen- tingnya peran pendidikan dalam me- merangi kemiskinan. Sebut saja, i- salnya, JeffreyD Saehs dalam .buku- nya, The End of Poverty (2005),atau Mohammad Yunus, peraih Nob I Perdamaian tahun 2006 dengan Grameen Foundation-nya, serta Jo- sephStiglitz,pemenang NobelEkono- mitahun 2001. Jeffrey D Saehs telah melakuk penelitian dengan hasil sangat baik, memotong mata rantai kerniskinan di perdesaan (Kenya) dan di perkota (Mumbai, India) dengan tiga hal: i) menyediakan kesehatan dasar, (ii) memberikan pendidikan, dan (iii)

Transcript of Rabu 6 8 9 10 (f!) 12 13 14 15 16 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29...

Page 1: Rabu 6 8 9 10 (f!) 12 13 14 15 16 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/10/media... · 2010-10-12 · krisismultidimensional yangterjadi sejaktahun1997-1998belumlahpulih

,"

MEDIAIND NESIA UNPAD4

NON UNPAO

o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

4 5 6 7 8 9 10 (f!) 12 13 14 15 1620 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

oMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep .Okt ONov ODes

PP 66 Tahun 2010,Komitmen Pemerinta

Perangi Kemiskinanmelalui Pendidikan

Oleh SukemiStaf Khusus MendiknasBidang Komunikasi Media

KOMITMEN pemerintahdalam menekan dan meme-rangi jumlah masya.rakatmiskin terus d igul irk an

melalui berbagai sektor. Karena me-mang dalam kondisi saat ini, upayauntuk mengurangi angka kemiskinantidak hanya dan tidak boleh dijalankanmelalui satu sektor,mengingat dampakkrisis multidimensional yang terjadisejak tahun 1997-1998belumlah pulihbenar.lni bisa dilihat dari persentase [urn-lah penduduk miskin yang relatifmasih tinggi bila dibandingkan de-ngan sebelum krisis 1997-1998terjadi.Tereatat,persentase penduduk miskinkita pada 1996hanya di angka 11,3%(lihat Grafik 1).Meski diakui, dari tahun ke tahunpersentase jumlah penduduk miskinterus menurun. Diyakini, jika hanyadilakukan melalui satu sektor saja,upaya untuk mengembalikanpersentase jumlah penduduk miskinseperti sebelum krisis akan memakanwaktu cukup lama. Padahal diketahui,pemerintah sampai akhir 2014 telahmenargetkan untuk menurunkanpersentase jumlah penduduk miskin.Atas dasar itulah, tepat kiranya jikapemerintah melalui Peraturan Peme-rintah (PP) omor 66 Tahun 2010tentang Perubahan atas Peraturan Pe-merintah No 17 Tahun 2010 tentangPengelolaan dan PenyelenggaraanPendidikan yang telah ditandatanganiPresiden Susilo Bambang Yudhoyonopada 28September 2010memuat pulaperan pendidikan dalam upaya me-ngurangi kemiskinan.

Peran mengurangi angka kemis-kinan itu tertuang dalam Pasal 53Aayat 1 yang menyatakan, satuan pen-didikan menengah dan satuan pendi-dikan tinggi yang diselenggarakanpemerintah atau pemerintah daerahsesuai dengan kewenangan masing-masing wajibmengalokasikan tempatbagi ealon peserta didik berkewar-ganegaraan Indonesia, yang memilikiporensi akademik memadai dankurang mampu seeara ekonomi, pa-ling sedikit 20% dari jumlah keselu-

ruhan peserta didik baru.

Paling muliaHarus diakui, pilihan memarangikemiskinan melalui jalur pendidikanadalah sebuah kebijakan eerdas danpaling mulia. Kenapa? Karena mengi-kutsertakan keluarga yang kurangmampu untuk mengenyam pendi-dikan lebih tinggi (masuk perguruantinggi, sebagai mahasiswa), hasilnyaakan bermuara pada peningkatankemampuan kapasitas pengetahuansekaligus kesempatan untuk memper-oleh lapangan kerja yang lebih baikatau bahkan menciptakannya.Di sebagian keluarga kurang mam-pu di masyarakat kita, selama iniberkembang pemikiran, tidak perlusekolah tinggi-tinggi, karena toh a-khirnya meneari pekerjaan sulit. Cu-kup sekolah untuk bisa baea-tulis-hi-tung, kemudian membantu orangtua.Dengan PP66Tahun 2010ini, peme-rintah harus bisa mengikis dan meme-rangi pemikiran-pemikiran seperti itu,sekaligus harus dapat membuktikanbahwa sejatinya dengan sekolah lebihtinggi,masyarakat akan mendapatkanekerjaan dengan peluang lebih besar,

Kliping Humas Unpad 2010

dan selain itu dapat mengangkat e-rajat dan martabat keluarga.[adi, sekali lagi perlu ditegaskan,melalui jalur pendidikan, sesungguh-nya program pemberantasan kernis-kinan yang paling mulia, karena pu-nya dua hasil. Yakni, bukan hanyamemutus mata rantai kemiskinan, tapijuga mengangkat derajat atau statussosial masyarakat miskin itu sendi i.Ada banyak pakar yang rnemilikikesamaan pandangan ten tang pen-tingnya peran pendidikan dalam me-merangi kemiskinan. Sebut saja, i-salnya, Jeffrey D Saehs dalam .buku-nya, The End of Poverty (2005), atauMohammad Yunus, peraih Nob IPerdamaian tahun 2006 denganGrameen Foundation-nya, serta Jo-seph Stiglitz,pemenang Nobel Ekono-mi tahun 2001.Jeffrey D Saehs telah melakukpenelitian dengan hasil sangat baik,memotong mata rantai kerniskinan diperdesaan (Kenya) dan di perkota(Mumbai, India) dengan tiga hal: i)menyediakan kesehatan dasar, (ii)memberikan pendidikan, dan (iii)

Page 2: Rabu 6 8 9 10 (f!) 12 13 14 15 16 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/10/media... · 2010-10-12 · krisismultidimensional yangterjadi sejaktahun1997-1998belumlahpulih

Persentase Masyarakat Miskin1996-2010201 0 fiIi,;~~.~C1:i2:~~~~'13,3

2008 15,42007 16,62006 17,820,05

2004

2003

2002 ~=:::~::;:;;:::==:::t=::::::::==:--2001 =::::::::=:~:::::::=~===2000 •••••:;.....:_I.."-....a:o._-.;~~+~~__1999

1998 ~~~~E~!~~!E~~~~~~~==1997 ~::::=::::==:::;:::1996

16,7

17,418,218,4

19,1

Kondisi terendahpersentase kemiskinansebelum krisis1997-1998

Perkembangan Disparitas PK PT antara Siswayang Berasal dari Keluarga Kaya dan Miskin2003-2008

40 r: -'It.35 31,1 -,,; 32,43025 -

2015 v

105 098 4,190

2003 2004 2005 2006 2007 2008••• K1 (Termiskin) .••• K2 ••••• K3 K4 *K5 (Terkaya)

Sumber: DIoIah dar1 Susenas 2003-2008

membangun infrastruktur daIam haIpenyediaan air, listrik, serta komu-nikasi.

Perkecil disparitasSebagai sebuah hasil kebijakan pu-

blik di bidang pendidikan, tentu pp 66Tahun 2010tidak hanya semata disiap-kan untuk mengurangi angka kemis-kinan, tapi lebih dari itu, bagaimanakebijakan ini secara langsung dapatberimplikasi untuk meningkatkanangka partisipasi kasar (APK) pendi-dikan, sekaligus memperkecil dis-paritas warga kurang mampu yangdapat melanjutkan ke jenjang pendi-

dikan tinggi.Selama ini APK pendidikan tinggi

masih sangat jauh seperti yang di-harapkan. Berada di angka 21,49%untuk usia 19-23 tahun atau 17,93%untuk usia 19-24tahun. Demikian pulafakta persentase masyarakat miskinyang menikmati pendidikan tinggibaru mencapai 4,19% dari keluargakurang mampu yangmasuk kejenjangpendidikan tinggi.Kedepan, dengan telah terbitnya pp

ini, persentase itu diharapkan dapatdilipatgandakan, sehingga diharapkanakanmengurangi ketimpangan antara20% terkaya dan 20%termiskin yang

saat ini 10 kali lipat, sebagaimanadigambarkan pada Grafik2.D' paritasmasyarakat kurang mampu yang pada2008masih di angka 4,19%,sedangkanmasyarakat mampu di angka 32,4%.Melalui pp inilah harapannya, begitusiswa yang berasaI dari keluarga tidakmampu masuk ke jenjang perguruantinggi, diharapkan tidak putus pen-didikannya karena memang telah di-jamin dalam bentuk bantua biayapendidikan sebagaimana dia anat-kan daIam PasaI 53A.

Tingkatkan modal sosialSelain meningkatkan APK dan

memperkecil disparitas kaya-miskinyang menikmati pendidikan tinggi, pp66 ini juga sesungguhnya untuk me-ningkatkan modal sosial bagimasyarakat kita. Bagaimana jadinyajika modal sosial di masyarakat kitamakin lama makin kecil, akibat dis-paritas yang makin melebar.Harus di akui, realitas saat ini

menunjukkan, mereka yang kinimengenyam pendidikan tinggi adaIahyang berasaI dari kelompok menengah-atas. [ika kemudian tidak ada kebi-jakan yang memberikan peluai g bagimasyarakat kurang mampu menikma-ti pendidikan tinggi, dapat dipastikanakan muncul ketidakadil an dimasyarakat. PadahaI, sesungguhnyamereka juga mampu secara akade-mik.Pada titik inilah makna strategis dari

pp 66yang diharapkan bidang pendi-dikan dapat berkontribusi secaranyata dalam mengurangi j mlahmasyarakat miskin.. Pertanyaannya, menjadi bebankahperguruan tinggi yang mengalokasi-kan 20%mahasiswanya dari keluargatidak mampu secara ekonomi? [awab-annya, mestinya tidak. Kare a 10%dari 20%yang diamanatkan d am pp66 itu sesungguhnya telah 'diambilalih' oleh pemerintah pusat (baca:Kemendiknas) melalui program Bea-siswa BidikMisi, program yang padatahun ini telah menjaring sebanyak 20ribu lulusan SMA/SMK/MA untukbisa kuliah sampai lulus tanp biayadi perguruan tinggi negeri.Belum lagi jika diasumsikan, eban

10%untukmasyarakatkurangmampuitu bagian yang tidak terpisahkan dari,zaka t' institusi.