Rabu 3 4 5 (iD 10 11 12 13 14 15 18 19 20 21 22 24 25 26...

2
SUARAKARYA • Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 18 19 20 21 22 (iD 24 25 26 27 28 29 30 31 OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul <J Ags OSep OOkt .Nov ODes Membangun Kekuata Pertahanan R M asalah-masalah besar tetap saja melingkupi negeri ini. Bahkan, kini satu per satu muncul persoalan baru yang bisa menjadi batu sandungan serius bagi kelang- sungan hid up berbangsa. Misalnya, dalam penegakan hukum dan pemberantasan KI(N, kita mencatat sejumlah kemajuan namun di sisi lain, penegakan hukum masih tim- pang sehingga mengusik rasa keadilan masyarakai. Palu hukum dan pedang ke- adilan hanya tajam bagi ka- langan masyarakat bawah na- mun tumpul bagi pejabat (ka- langan atas). Sejumlah kasus besar mengendap tanpa penyele- saian jelas, dan untuk sebagian hanya mampu menangkap pela- ku pinggiran dan belum meng- ungkap aktor utamanya. Per- soalan tersebut muncul, bukan semata-mata masalah teknis manajemen penegakan hukum melainkan menyangkut keme- rosotan integritas yang mem buat penegakan hukum dapat d i- kendalikan para makelar kasus. Sementara itu dalam bidang ekonomi, fokus yang kuat dalam proses penguatan ekonomi melalui penciptaaan stabilitas makro ekonomi temyata masih jauh dari memadai untuk mam- pu mendorong kinerja ekonomi. Daya dorong stabilitas makro ekonomi untuk menggerakkan sektor riil jauh dari mem uaskan. Sekarang ini, kerangka kebi- jakan yang diperlukan adalah bagaimana kebijakan makro ekonomi dan moneter yang ada dapat mendukung sepenuhnya bagi kegiatan ekonomi riil dan perbankan. Sektor riil memerlukan pe- nguatan secara berkelanjutan, baik melalui kebijakan fiskal maupun moneter. Dari sisi daya saing, sektor riil masih meng- hadapi sejumlah problem terkait liberalisasi. Permasalahan daya saing muncul karena tim ekono- mi KIB IJ tidak kunjung mampu memecahkan permasalahan mendasar, baik pada tataran makro ekonomi dan mikro industri, serta kondisi infra- struktur Indonesia yang buruk. Ini menyebabkan proses pengin- tegrasian ekonomi dalam negeri belum tercapai secara efisien. Uari SISI POIJtIK, k ita men- • catat ruang partisipasi publik yang cenderung transaksiona!. Maraknya politik uang dalam dernokrasi politik pemilu dan pilkada, telah merusak tatanan demokrasi yang sehat dan menumbuhkan perilaku koruptif dalam masyarakat. Para elite politik gagal menciptakan kornit- men membangun demokrasi yang berkualitas yang mengacu pada nilai-nilai luhur pemba- ngunan karakter dan budaya bangsa. Akar masalah munculnya fenomena tersebut akibat dari rendahnya integritas para elite politik dan pemerintahan yang telah mengingkari konstitusi, yakni diabaikannya falsafah bangsa Indonesia menyangkut nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembangunan, peme- rintahan dan kehidupan politik. Padahal bangsa yang maju dan mampu mensejahterakan rak- yatnya adalah bangsa yang melakukan praktik demokrasi berdasarkan nilai-nilai jati diri bangsanya. Menghadapi tantangan era globalisasi, pemerintahan SBY sekarang ini harus mampu mengangkat kedaulatan sebagai bangsa melalui kemampuan daya saing, baik dalam bidang ekonomi, industri, jasa, perta- hanan, dan sektor lainnya serta kekuatan ideologi. Globalisasi menuntut Indonesia memiliki kemampuan tinggi untuk ber- saing. Dalam konteks ini, daya Kliping Humas Unpad 2010 Oleh Fahruddin Salim tahan negara kita akan sangat ditentukan kemampuan ekono- mi domestik dan juga kemam- puan pertahanan negara. Dalam bidang pertahanan ini, kita telah mencatat kema- juan signifikan dalam paya membangun kekuatan perra- hanan, meskipun masih jau h dibandingkan dengan kekuatan per ta ha na n negara lain. Membangun kekuatan perta- hanan sangat penting selain kekuatan ekonomi domestik. Kareria, kekuatan pertahanan menjadi benteng terak hir mem- pertahankan kedaulatan kita dalam menghadapi gejolak era globalisasi. Kemampuan pertahananj militer ditentukan oleh kemam- puan nasional dalam meng- hasilkan Alutsista secara berke- lanjutan dalam jumlah, macam dan kualitas yang diperlukan. Kemampuan militer yang memadai akan menentukan kemampuan pertahanan nasio- na!. Kebijakan Kementerian Pertahanan banyak mengalami kemajuan, terutama keberhasil- an dalam merespon keinginan publik untuk memperkuat keku- atan pertahanan melalui upaya memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang semakin kuat, canggih, modem, efektif, dan efisien. Dukungan anggaran negara untuk mem- perkuat pertahanan negara juga terus meningkat. Indonesia sebagai negara besar yang memiliki wilayah demikian luas dan sumber kekayaan alam melimpah, sudah sewajamya memiliki kemampuan pertahanan yang kuat. Membangun kemampuan pertahanan yang kuat diper- lukan sebagai upaya pertahanan diri, baik terhadap gangguan dari luar negeri maupun dari

Transcript of Rabu 3 4 5 (iD 10 11 12 13 14 15 18 19 20 21 22 24 25 26...

SUARAKARYA• Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1518 19 20 21 22 (iD 24 25 26 27 28 29 30 31

OPeb oMar OApr OMei OJun OJul <J Ags OSep OOkt .Nov ODes

Membangun KekuataPertahanan R

M asalah-masalah besartetap saja melingkupinegeri ini. Bahkan, kini

satu per satu muncul persoalanbaru yang bisa menjadi batusandungan serius bagi kelang-sungan hid up berbangsa.Misalnya, dalam penegakanhukum dan pemberantasanKI(N, kita mencatat sejumlahkemajuan namun di sisi lain,penegakan hukum masih tim-pang sehingga mengusik rasakeadilan masyarakai.

Palu hukum dan pedang ke-adilan hanya tajam bagi ka-langan masyarakat bawah na-mun tumpul bagi pejabat (ka-langan atas). Sejumlah kasusbesar mengendap tanpa penyele-saian jelas, dan untuk sebagianhanya mampu menangkap pela-ku pinggiran dan belum meng-ungkap aktor utamanya. Per-soalan tersebut muncul, bukansemata-mata masalah teknismanajemen penegakan hukummelainkan menyangkut keme-rosotan integritas yang mem buatpenegakan hukum dapat di-kendalikan para makelar kasus.

Sementara itu dalam bidangekonomi, fokus yang kuat dalamproses penguatan ekonomimelalui penciptaaan stabilitasmakro ekonomi temyata masihjauh dari memadai untuk mam-pu mendorong kinerja ekonomi.Daya dorong stabilitas makroekonomi untuk menggerakkansektor riil jauh dari mem uaskan.Sekarang ini, kerangka kebi-jakan yang diperlukan adalahbagaimana kebijakan makroekonomi dan moneter yang adadapat mendukung sepenuhnyabagi kegiatan ekonomi riil danperbankan.

Sektor riil memerlukan pe-nguatan secara berkelanjutan,baik melalui kebijakan fiskalmaupun moneter. Dari sisi dayasaing, sektor riil masih meng-hadapi sejumlah problem terkaitliberalisasi. Permasalahan dayasaing muncul karena tim ekono-

mi KIB IJ tidak kunjung mampumemecahkan permasalahanmendasar, baik pada tataranmakro ekonomi dan mikroindustri, serta kondisi infra-struktur Indonesia yang buruk.Ini menyebabkan proses pengin-tegrasian ekonomi dalam negeribelum tercapai secara efisien.

Uari SISI POIJtIK, k ita men-• catat ruang partisipasi publik

yang cenderung transaksiona!.Maraknya politik uang dalamdernokrasi politik pemilu danpilkada, telah merusak tatanandemokrasi yang sehat danmenumbuhkan perilaku koruptifdalam masyarakat. Para elitepolitik gagal menciptakan kornit-men membangun demokrasiyang berkualitas yang mengacupada nilai-nilai luhur pemba-ngunan karakter dan budayabangsa.

Akar masalah munculnyafenomena tersebut akibat darirendahnya integritas para elitepolitik dan pemerintahan yangtelah mengingkari konstitusi,yakni diabaikannya falsafahbangsa Indonesia menyangkutnilai-nilai Pancasila dalamkegiatan pembangunan, peme-rintahan dan kehidupan politik.Padahal bangsa yang maju danmampu mensejahterakan rak-yatnya adalah bangsa yangmelakukan praktik demokrasiberdasarkan nilai-nilai jati diribangsanya.

Menghadapi tantangan eraglobalisasi, pemerintahan SBYsekarang ini harus mampumengangkat kedaulatan sebagaibangsa melalui kemampuandaya saing, baik dalam bidangekonomi, industri, jasa, perta-hanan, dan sektor lainnya sertakekuatan ideologi. Globalisasimenuntut Indonesia memilikikemampuan tinggi untuk ber-saing. Dalam konteks ini, daya

Kliping Humas Unpad 2010

Oleh Fahruddin Salim

tahan negara kita akan sangatditentukan kemampuan ekono-mi domestik dan juga kemam-puan pertahanan negara.

Dalam bidang pertahananini, kita telah mencatat kema-juan signifikan dalam payamembangun kekuatan perra-hanan, meskipun masih jau hdibandingkan dengan kekuatanper ta ha na n negara lain.Membangun kekuatan perta-hanan sangat penting selainkekuatan ekonomi domestik.Kareria, kekuatan pertahananmenjadi benteng terak hir mem-pertahankan kedaulatan kitadalam menghadapi gejolak eraglobalisasi.

Kemampuan pertahananjmiliter ditentukan oleh kemam-puan nasional dalam meng-hasilkan Alutsista secara berke-lanjutan dalam jumlah, macamdan kualitas yang diperlukan.Kemampuan militer yangmemadai akan menentukankemampuan pertahanan nasio-na!. Kebijakan KementerianPertahanan banyak mengalamikemajuan, terutama keberhasil-an dalam merespon keinginanpublik untuk memperkuat keku-atan pertahanan melalui upayamemperkuat alat utama sistempersenjataan (alutsista) yangsemakin kuat, canggih, modem,efektif, dan efisien. Dukungananggaran negara untuk mem-perkuat pertahanan negara jugaterus meningkat.

Indonesia sebagai negarabesar yang memiliki wilayahdemikian luas dan sumberkekayaan alam melimpah,sudah sewajamya memilikikemampuan pertahanan yangkuat. Membangun kemampuanpertahanan yang kuat diper-lukan sebagai upaya pertahanandiri, baik terhadap gangguandari luar negeri maupun dari

dalam negeri. Indonesia akanmengalami ancaman jika tidakmampu memperkuat perta-hanannya sehingga akanmerugikan rakyat dan bangsa.Program KementerianPertahanan berupa kehadiranmiliter untuk menjaga daerahperbatasan dan daerah pulauterluar adalah bagian dari upayamenjaga kedaulatan dari ancam-an negara lain.

Globalisasi menuntut sebuahnegara memiliki industri yangberperan sebagai sumber pen-ting dari inovasi teknologi dalammemperkuat ekonomi industridomestik. Industri pertahanantidak didikotomikan denganindustri sipil tetapi disinergikanuntuk kepentingan hajat hid upmasyarakat dari aspekpelayanan pertahanan sebagaikepentingan dasar manusiamaupun kepentingan militerdalam pertahanan nasional.

Di negara maju industri sipilberkembang ditopang olehkemajuan industri militer. Hasil-hasil riset industri militerditransfer ke industri sipil dandiproduksi untuk kepentinganmasyarak at sehingga memilikikontribusi dalam pem bangunanekonomi. Salah satu perananmiliter dalam kehidupanmasyarakat dikena! dengan par-tisipasi militer. Ha! ini didasarikonsep bahwa poduk militertidak semata-mata untuk 'ke-arnanan pertahanan (defendneeds) tetapi juga kontribusipada pembangunan ekonomi(spin off effect). Industri perta-hanan Indonesia juga pe rlumelakukan diversifikasi usaha,dimana mereka pun rnengem-bangkan bisnisnya yangdiarahkan berirnbang denganproduk komersial. .

Untuk mendukung pengem-bangan industri pertahanan,

Kementerian Pertaharian telahmempersiapkan master plandalam upaya memperkuat a lu t-sista melalui merevitalisasiindustri strategis, khususnyaterkait dengan ind ustri perta-hanan.

Selain itu , untuk mendorongindustri nasional menjadi lebihprofesional, inovatif, efektif danefisien serta terintegrasi dalammemenuhi kebutuhan saranapenabanan seca ra ma.ndiri.Kementerian Pertaharian telahrnenyus.un sebuah master planindustri perr aharian melaluipembentukan Korn ite KebijakanIndustri Pertahanan (I<KIP). ]<KIPini diharapkan sebagai orga-nisasi yang men.bantu presidenyang terdiri dari kementeriannegaraj lem baga yang terkaitdengan pembinaan teknologidan ind ustri pertahanan, danmerupakan forum koordinasiantar kementerian negarajlem-baga terkait.

Tidak diragukan, jika indus-tri pertahanan dalam negeri bisabangkit dan mencapai kernan-dirian, akan banyak manfaatyang didapat. Secara ekonorni,Indonesia akan mampu menu m-buhkan industri di dalam negeri,tetapi juga mernperkuat dayasaing negara dalam percaturaninternasional.. Selain itu, merni-liki industri pertahanan sendiriakan berdampak pada perne-nuhan sistem pertahanan yanglebih efisien dan efektif. Indo-nesia juga tidak akan lagi ter-gantung dengan pasokan sukucadang alutsista dari negara laindan tidak perlu menghabiskanbanyak devisa untuk mengimporAlutsista dan suku cadangnya.Selain itu, Indonesia akan men-dapatkan pengakuan atas keku-atan pertahanan dalam kontekshubungan internasional. ***

Penulis adalah anggota Tim Ahlidi DPR RI, dokior manajemen

bisnis .Unpad Bandung.