rabie 25

20
Sindroma Gagal Nafas pada Bayi Rabie’ah 102010320

description

ppt blok 25 gagal napas

Transcript of rabie 25

  • Sindroma Gagal Nafas pada BayiRabieah102010320

  • AnamnesisIdentitas pasienRiwayat kehamilan sekarangRiwayat obstetric dahuluRiwayat penyakit dahulu

  • Pemeriksaan Fisik IbuPemeriksaan fisik umumKesan umum, tinggi panggul, berat badanTTVPemeriksaan panggulGenital luar kelenjar bartoliniiMenggunakan speculum melihat cairan/darah & pembukaaan Bimanual mengetahui pembukaan. Rasaa nyeri. Benjolan.

  • Leopold pada ibu hamilLeopold I tinggi fundus uteriLeopold II punggung bayi (kanan/kiri)Leopold III menentukan organ tubuh bayi bagian bawah, sudah masuk pintu atas panggul atau belum?Leopold IV- menentukan sudah seberapa masuk kepala bayi ke pintu atas panggul.Auskultasi jantung bayi, bising tali pusat.

  • APGAR score pada neonatus

  • Interpretasi nilai apgar

  • Pemeriksaan PenunjangTes kematangan paru menilai kematangan paruTes biokimia menghitung rasio lesitin : sfingomielin dari cairan amnion menilai produksi surfaktanTes biofisika/ shake test megocok cairan amnion & ethanol hambatan pembentukan gelembung bila didapatkan ring yang utuh dengan pengenceran > 2x maturitas paru janinAnalisis gas darah menunjukkan asidosis metabolikakibat perfusi jaringan yang jelek dan metabolisme aerobRadiografi toraks gambaran ground glass bilateral

  • Diagnosis KerjaRespiratory distress syndrome (RDS) / hyaline membran diseasePerkembangan immature pada sistem pernapasanTidak kuatnya jumlah surfaktan dalam paruMerupakan kondisi fatalMembutuhkan ventilasi mekanis dan masuk ke unit perawatan intensif.

  • EtiologiGangguan sintesis dan sekresi surfaktan atelektasis, ketidak seimbangan ventilasi-perfusi & hipoventilasi hipoksemia & hiperkarbiMembrane hialin di alveoli terbentuk dalam waktu setengah jam setelah kelahiran.Pada bayi premature, epitel mulai menyembuh saat 36-72 jam setelah kelahiran, dan sintesis surfaktan dimulai. Fase penyembuhan ditandai dengan regenerasi sel alveolar, termasuk sel tipe II, menghasilkan peningkatan aktivitas surfaktan

  • PatofisiologiAlveoli masih kecil sulit berkembang ( karena dinding thorax masih lemah) produksi surfaktan kurang sempurna kolaps alveolus paru-paru kaku perubahan fisiologi paru daya compliance paru turun 25% pernafasan jadi berat shunting intrapulmonal meningkat hipoksemua berat, hipoventilasi asidosis respiratorik

  • EpidemiologiPada satu laporan, angka kejadian RDS sekitar 42% pada infant 501-1500g71% dilaporkan pada berat badan 501-750 gram54% yang berat badan 751-1000g36% yang berat badannya 1001-1250g22% pada 1251-1500g. RDS lebih jarang ditemukan di Negara berkembang

  • Gejala KlinisPernafasan cepat (takipneu)Pernafasan cuping hidungSianosis sejalan dengan hipoksemiaPeningkatan jumlah pernapasanPada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahanHipotensi sistemik ( pucat perifer, edema, pengisian kapiler tertunda lebih dari 3 sampai 4 detik )Penurunan keluaran urinePenurunan suara nafas dengan ronkhiTakhikardi pada saat terjadinya asidosis dan hipoksemia

  • PenatalaksanaanNon-farmakologi:Jaga kecukupan oksigen dengan ventilasi mekanik dengan ventilator Jaga bayi tetap hangat, jika perlu gunakan topi bayi

  • FarmakologisTerapi surfaktan surfaktan sintetik diberikan melalui sisi pada tube endotracheal dalam 2 x suntikan bolus, contoh: Exosurf, Infasurf, AlveofactNarkotik/benzodiazepinmengurangi nyeri dan ketidaknyamanan pada bayi contoh: Lorazepam,FentanylSodium bicarbonatuntuk metabolic asidosisDiuretikuntuk mengurangi edema

  • Salah satu pengobatan terbaru dan telah diterima penggunaan dalam pengobatan RDS adalah pemberian surfaktan eksogen (derifat dari sumber alami misalnya manusia, didapat dari caiaran amnion atau paru sapi, tetapi bisa juga berbentuk surfaktan buatan).

  • PencegahanObat-obat tocolysis (-agonist : terbutalin, salbutamol) relaksasi uterus Contoh : Salbutamol (ex: Ventolin Obstetric injection) 5mg/5 ml (utk asma: 5 mg/ml)Untuk relaksasi uterus : 5 mg salbutamol dilarutkan dalam infus 500 ml dekstrose/NaCl diberikan i.v (infus) dgn kecepatan 10 50 g/menit dgn monitoring cardial effect. Jika detak jantung ibu > 140/menit, kecepatan diturunkan atau obat dihentikanCek kematangan paru (lewat cairan amniotic, pengukuran rasio lesitin/spingomielin : > 2 dinyatakanmature lung function.

  • KomplikasiRupture alveoli biladicurigai terjadi kebocoran udaraBronchopulmonary Dysplasia (BPD) penyakit paru kronik yang disebabkan pemakaian O2 pd bayi dgn masa gestasi 36 minggu

  • KesimpulanRespiratory Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membrane Disease (HMD), merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang. Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli, edema, dan kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktan.