r e a k s i u j i p r o t e i n

7
R E A K S I U J I P R O T E I N I. Tujuan Percobaan Memahami proses uji adanya protein (identifikasi protein) secara kualitatif. II. Teori Dasar Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Disamping berat molekul yang berbeda   beda, protein mempunyai sifat yang berbeda- beda pula. Ada protein yang mudah larut dalam air, tetepi ada yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu protein yang tidak mudah larut dalam air dan sukar bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam bagian putih telur mudah larut dalam air dan mudah bereaksi. Ada empat tingkat stuktur dasar protein, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kwartener. Dan protein digolongkan dalam golongan besar, yaitu : 1. Protein sederhana : protein fiber dan protein globular 2. Protein gabungan : mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein dan nucleoprotein Sifat  sifat protein : 1. Ionisasi : protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan negatif 2. Denaturasi : perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu 3. Viskositas : suatu larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relatif lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya. 4. Kristalisasi : sering dilakukan dengan jalan penambahangaram aminosulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya 5. Sistem koloid : protein mempunyai molekul besar dan karenanya larutan protein bersifat koloid Uji kualitatif protein dapan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : 1. Uji biuret : pembentukan senyawa kompleks koordinat yang berwarna yang dibentuk oleh dengan gugus  CO dan  NH pada ikatan peptide dalam larutan suasana basa 2. Pengendapan dengan logam : pembentukan senyawa tak larut antara protein dan logam berat 3. Pengendapan dengan logam : pembentukan senyawa tak larut antara protein dan ammonium sulfat 4. Pengendapan dengan alkohol : pembentukan senyawa tak larut antara protein dan alkohol 5. Uji koagulasi : perubahan bentuk yang irevelsibel dari protein akibat dari pengaruh pemanasan 6. Denaturasi protein : perubahan pada suatu protein akibat dari kondisi lingkungan yang sangat ekstrim III. Alat dan bahan Alat : 1. Tabung reaksi 2. Pipet tetes 3. Gelas ukur 4. Batang pengaduk 5. Kertas saring 6. Stopwatch 7. Thermometer

Transcript of r e a k s i u j i p r o t e i n

7/31/2019 r e a k s i u j i p r o t e i n

http://slidepdf.com/reader/full/r-e-a-k-s-i-u-j-i-p-r-o-t-e-i-n 1/7

R E A K S I U J I P R O T E I N

I.  Tujuan Percobaan 

Memahami proses uji adanya protein (identifikasi protein) secara kualitatif.

II.  Teori Dasar 

Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi,

dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Disamping berat molekul yang berbeda  – beda, protein

mempunyai sifat yang berbeda- beda pula. Ada protein yang mudah larut dalam air, tetepi adayang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu protein yang tidak mudah larut dalam

air dan sukar bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam bagian putih telur mudah larut

dalam air dan mudah bereaksi.

Ada empat tingkat stuktur dasar protein, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dankwartener. Dan protein digolongkan dalam golongan besar, yaitu :

1.  Protein sederhana : protein fiber dan protein globular

2.  Protein gabungan : mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein dan nucleoprotein

Sifat – sifat protein :1.  Ionisasi : protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan

negatif 

2.  Denaturasi : perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu3.  Viskositas : suatu larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan yang relatif 

lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya.

4.  Kristalisasi : sering dilakukan dengan jalan penambahangaram aminosulfat atau NaCl padalarutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya

5.  Sistem koloid : protein mempunyai molekul besar dan karenanya larutan protein bersifat koloid

Uji kualitatif protein dapan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

1.  Uji biuret : pembentukan senyawa kompleks koordinat yang berwarna yang dibentuk oleh

dengan gugus – CO dan – NH pada ikatan peptide dalam larutan suasana basa

2.  Pengendapan dengan logam : pembentukan senyawa tak larut antara protein dan logam berat

3.  Pengendapan dengan logam : pembentukan senyawa tak larut antara protein dan ammonium

sulfat4.  Pengendapan dengan alkohol : pembentukan senyawa tak larut antara protein dan alkohol

5.  Uji koagulasi : perubahan bentuk yang irevelsibel dari protein akibat dari pengaruh pemanasan

6.  Denaturasi protein : perubahan pada suatu protein akibat dari kondisi lingkungan yang sangatekstrim

III.  Alat dan bahan 

Alat :

1.  Tabung reaksi

2.  Pipet tetes

3.  Gelas ukur4.  Batang pengaduk 

5.  Kertas saring

6.  Stopwatch7.  Thermometer

7/31/2019 r e a k s i u j i p r o t e i n

http://slidepdf.com/reader/full/r-e-a-k-s-i-u-j-i-p-r-o-t-e-i-n 2/7

Bahan :

1.  NaOh 2,5 N2.  Larutan protein

3.  Cu 0,01 M

4.  Hg 0,2 M

5.  Timbal asetat 0,2 M6.  Larutan jenuh (

7.  Reagen millon

8.  Reagen uji biuret

9.  Buffer asetat 5 M10.  Asam klorida 0,1M

11.  NaOH 0,1 M12.  Etil alkohol 95%

13.  Larutan albumin

14.  Buffer asetat pH 4,7 (1M)

IV.  Prosedur percobaan dan Data pengamatan 

No.  Cara kerja  Pengamatan 

1.  Uji biuret 

3ml larutan protein

Tabung reaksi

NaOH 2,5 N aduk 

1 tetes larutan Cu

↓ 

Aduk 

↓ 

Jika tidak timbul warna

Tambah 1-2 tetes Cu

Warnanya tetap

Albumin : bening ungu bening

Gelatin : kuning bening tetap

2.  Pengendapan dengan logam 

3ml larutan protein

↓ 

Tabung reaksi

↓ 

Tabung I : Hg + albumin ( positif 

terlebih dahulu)

Tabung II: Hg + gelatin (tidak ada

endapan)

7/31/2019 r e a k s i u j i p r o t e i n

http://slidepdf.com/reader/full/r-e-a-k-s-i-u-j-i-p-r-o-t-e-i-n 3/7

Tambah 5 tetes Hg 0,2 M

↓ 

Ulangi dengan Pb asetat 0,2 M

Lakukan bersamaan

Lebih cepat albumin positifnya daripada

gelatin

3.  Pengendapan dengan garam 

Ammonium sulfat

↓+ sedikit sedikit Larutan protein

↓ 

Aduk sampai

Sedikit garam yang tertinngal

↓ 

Saring larutan jenuh

↓ 

Uji kelarutan endapan dalam air↓ 

Uji juga dengan reagen milon danfiltrate dengan uji biuret

Albumin : setelah ditambahkan

ammonium sulfat warnanya menjadiputih, ada endapan

Gelatin : setelah ditambahkan

ammonium sulfat warnanya menjadi

putih dibagian bawah ada endapan,2 fasaSaringan albumin : ada sedikit endapan

saat disaring dan warna filtrate menjadi

bening

Saringan gelatin : ada endapan saatdisaring dan warna larutan menjadi

bening setelah disaring

Endapan albumin + air : larutEndapan albumin + reagen milon :

warna merah positif 

Filtrate albumin + uji biuret : warnaungu

Endapan gelatin + air : tidak larut

4.  Pengendapan dengan alkohol 

tabung 15 ml larutan

protein

1 ml buffer asetat

pH 4,76 ml etil alkohol

Tabung 2 

Larutan albumin 5 ml

HCl 0,1 M 1 ml

Tabung 1 : endapan putih tebal diatas

dan larutan bening dibawah

Tabung 2 : endapan putih sedikit

Tabung 3 : tidak ada endapan

7/31/2019 r e a k s i u j i p r o t e i n

http://slidepdf.com/reader/full/r-e-a-k-s-i-u-j-i-p-r-o-t-e-i-n 4/7

  etil alcohol 95% 6 ml

tabung 3 

larutan albumin 5 ml

NaOH 0,1 M 1 mlEtil alkohol 95% 6

ml

5.  Uji koagulasi 

5 ml larutan protein

↓ Tabung reaksi

↓ 

2 tetes asam asetat 1 M

↓ 

Letakan di air mendidih 5 menit

↓ 

Ambil endapan dengan batangpengaduk 

↓ 

Uji kelarutan endapan di air↓ 

Uji dengan reagen milon

Albumin : menggumpal

Gelatin : tidak ada endapan, tetap

Tidak larut

Endapan berubah menjadi warna merah

6.  Denaturasi protein 

Tabung 1 : larutan albumin 9 ml

HCl 0,1 M

Tabung 2 : larutan albumin 9 ml

NaOH 0,1 1 ml

Tabung 3 : larutan albumin

Buffer asetat pH 4,7 (5 M)

1ml

Tabung 1-2-3

↓dimasukkan 

Air mendidih 15 menit

↓ Dinginkan pada suhu kamar

↓ 

Tabung mana ada endapan ?

Bening kuning

Bening kuning

Bening kuning

Tabung 1 : menggumpal,putih, ada yang

beningTabung 2 : tetap, kuning muda beningTabung 3 : ada endapan, agak kuning

Tabung 1 dan 3

Tabung 2 menjadi seperti tabung 1

7/31/2019 r e a k s i u j i p r o t e i n

http://slidepdf.com/reader/full/r-e-a-k-s-i-u-j-i-p-r-o-t-e-i-n 5/7

↓ 

Tabung 1 dan 2

↓tambah 

10 ml buffer asetat pH 4,7

V.  Pembahasan1.  Uji biuret

Pada perrcobaan ini ada kompleks warna ungu, ini adalah pembentukan senyawa kompleks

warna ungu yaitu dari – CO dan – NH yang berikatan dengan . Uji ini paling spesifik untuk 

uji protein dengan menghasilkan warna karena lebih cepat, hasil dapat dilihat langsung dan lebih

sensitif.

2.  Pengendapan dengan logam

Pada percobaan ini campuran HgCl + albumin positif terlebih dahulu ini dikarenakan albuminpH isolistriknya lebih besar daripada gelatin yaitu albumin 4,55-4,90 dan gelatin 4,80-4,85.

Karena beberapa protein sangat peka terhadap perubahan lingkungannya.konformasi protein bisa

berubah salah satunya dengan logam. Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskanpada suhu 50° C atau lebih. koagulasi ini hanya terjadi apabila larutan protein berada pada titik 

isolistriknya. Protein yang terdenaturasi pada titik isolistrik masih dapat larut pada pH diluar titik 

isolistriknya tersebut.

3.  Pengendapan dengan garam

Percobaan ini terkait dengan proses salting in dan salting out. Salting in adalah peristiwa adanya

zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih kecil dibanding

Zat utamanya yang mempunyai kelarutan lebih kecil dibandingkan zat utamanya sehinggamenyebabkan kenaikan kelarutan zat utama. Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut

tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibandingkan zat utamanya sehingga

menyebabkan penurunan kelarutan zat utama, ini seperti yang terjadi pada larutan protein yanglaarutkan garam terus menerus. Kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan protein

ditambahkan garam- garam anorganik. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam

untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul proteinuntuk mengikat air. Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia

7/31/2019 r e a k s i u j i p r o t e i n

http://slidepdf.com/reader/full/r-e-a-k-s-i-u-j-i-p-r-o-t-e-i-n 6/7

untuk molekul protein akan berkurang. Pada uji ini juga dilakukan uji dengan pereaksi milon.

Pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapatberubah menjadi merah saat pemanasan. Pada dasarnya reaksiini positif untuk fenol- fenol,

karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Protein yang

mengandung tirosin akan memberikan hasil positif.

4.  Pengendapan dengan alkohol

Percobaan ini berkaitan dengan proses denaturasi protein. Protein akan terdenaturasi

salah satunya jika direaksikan dengan alkohol serta pH yang asam. Hal ini disebabkan karenamenjadi suatu yang tidak menentu merupakan suatu proses yang disebut denaturasi. Protein

dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organic akan mengubah (mengurangi)

konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkoholakan berkompetisi dengan protein terhadap air.

5.  Uji koagulasi

Protein dengan penambahan asam atau pemanasan akan terjadi koagulasi. Pada pH iso-elektrik 

(pH larutan tertentu biasanya berkisar 4  –  4,5 dimana protein mempunyai muatan positif dannegatif sama, sehingga saling menetralkan) kelarutan protein sangat menurun atau mengendap.

Pada temperatur diatas 60°C kelarutan protein akan berkurang (koagulasi) karena padatemperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein meningkat sehingga terjadi getaran yang

cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder, tersier dan kuartener yang

menyebabkan koagulasi.

6.  Denaturasi protein

Denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen, Ikatan garam atau bila

susunan ruang atau rantai polipetida suatu molekul protein berubah. Dengan perkataan laindenaturasi adalah terjadi kerusakan struktur sekunder, tertier dan kuartener, tetapi struktur primer

(ikatan peptida) masih utuh. Dalam percobaan ini tabung 2 menjadi seperti tabung 1 karena

ditambahkan asam (buffer dan HCl) bentuk stuktur protein berubah dari cair ke padat

(mengendap). Protein akan terdenaturasi (menjadi mengendap) jika dalam suasana asam salhsatunya.

VI.  Kesimpulan 

1.  Uji biuret biasa digunakan untuk menguji protein karena lebih spesifik 

2.  Logam dapat mengendapkan protein, sehinnga digunakan dalam pengobatan keracunan merkuri

3. 

Protein dapat larut dalam basa sehinnga protein tidak terdenaturasi4.  Asam dapat menyebabkan protein terdenaturasi (menggumpal)

5.  Denaturasi protein bias disebabkan oleh cuaca ekstrim, suhu tinggi dan pH asam, pelarut organic

VII.  Daftar pustaka 

1.  Syamsuni H.A. Apt. Drs. ; ilmu resep ; penerbit buku kedokteran : EGC ; Jakarta

2.  Poedjiadi Anna Prof. Dr. ; Dasar – dasar biokimia ; UIP ; Jakarta3.  http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3617/1/farmasi-mtsim2.pdf  

7/31/2019 r e a k s i u j i p r o t e i n

http://slidepdf.com/reader/full/r-e-a-k-s-i-u-j-i-p-r-o-t-e-i-n 7/7

dapat diakses pada hari senin tanggal 8 november 2010 pukul 22.05