Quis Mata Kuliah Perpajakan

download Quis Mata Kuliah Perpajakan

of 19

Transcript of Quis Mata Kuliah Perpajakan

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    1/19

    QUIS MATA KULIAH PERPAJAKAN

    SIFAT : TAKE HOME

    BATAS WAKTU PENGUMPULAN : JUMAT / 10 JANUARI 2014

    Untuk mengerjakan tugas ini, ikuti langkah-langkah berikut ini :

    SOAL A

    1. Sertakan fotocopy KTP anda

    2. Review UU No. 28 Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah

    3. Review Perda dan perbup tentang pajak dan retribusi daerah sesuai dengan kab/kota

    sebagaimana yang tertera dalam KTP anda

    4. Analisis jenis pajak, retribusi serta tarifnya yang diatur dalam UU 28 Tahun 2009

    dengan perda atau perbup nya (sajikan dalam bentuk tabel perbedaannya)

    5. Berikan kesimpulan: apakah menurut anda a). Perda dan atau perbup kab/kota anda

    telah sesuai dengan aturan perpajakan yang lebih tinggi, b). Perda dan atau perbup

    kab/kota anda telah mengakomodir semua potensi pajak dan retribusi daerah di daerah

    anda serta berikan pula alasannya c). Perda dan atau perbup kab/kota anda dalam

    penetapan besarnya tarif bersifat pro kerakyatan.

    SOAL B

    6. Sajikan data PAD tahun 2009 sd 2012 sesuai dengan kab/kota sebagaimana yang

    tertera dalam KTP anda

    7. Hitung rasio kemandirian kab/kota anda tahun 2009 sd 2012

    8. Berikan kesimpulan: apakah terjadi perubahan rasio kemandirian di daerah anda pasca

    pendaerahan BPHTB yang efektif dilaksanakan mulai tahun 2011

    Catatan: pengumpulan tugas melampaui dari waktu yang telah ditetapkan (dengan

    alasan apapun), akan menggugurkan nilai tugas mata kuliah perpajakan semester ini!!!

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    2/19

    Soal A

    Analisis Perbedaan Pajak Daerah

    ANALISIS PERBEDAAN

    No Jenis Pajak UU No. 28 Tahun 2009 Perda Kota Surabaya

    1 Pajak Hotel Objek Pajak :Pelayanan yang disediakan oleh

    Hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjangsebagai kelengkapan Hotel yang sifatnya memberikan

    kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas

    olahraga

    dan hiburan.

    Tidak Termasuk Objek Pajak :

    (Keterangan : Sama)

    Subjek Pajak :

    (Keterangan : Sama)

    Wajib Pajak :(Keterangan : Sama)

    Tarif Pajak : Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi

    sebesar 10%(sepuluh persen).

    Objek Pajak :Pelayanan yang disediakan oleh

    Hotel dengan pembayaran termasuk jasa penunjangsebagai kelengkapan hotel yang sifatnya

    memberikan kemudahan dan kenyamanan,

    termasuk fasilitas olah raga dan hiburan. Termasuk

    dalam objek pajak hotel adalah hotel, motel,

    losmen, gubug pariwisata, wisma pariwisata,

    pesanggrahan, rumah kos dengan jumlah kamarlebih dari 10 (sepuluh) dengan nilai sewa kamar

    paling sedikit Rp. 750.000,00 (tujuh ratus lima

    puluh ribu rupiah) per bulan per kamar, dan rumah

    penginapan.Tidak Termasuk Objek Pajak :

    (Keterangan : sama dengan UU No 28 Tahun 2009)

    Subjek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No 28

    Tahun 2009)

    Wajib Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No 28Tahun 2009)

    Tarif Pajak : Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar

    10% (sepuluh persen), dan rumah kos ditetapkan

    sebesar 5% (lima persen).2. Pajak Restoran Objek Pajak :(Keterangan : Sama)

    Tidak Termasuk Objek Pajak :

    Pelayanan yang disediakan

    Objek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No28 Tahun 2009)Tidak Termasuk Objek Pajak :

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    3/19

    oleh Restoran yang nilai penjualannya tidak melebihi

    batas

    tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

    Subjek Pajak Restoran :(Keterangan : Sama)Wajib Pajak :(Keterangan : Sama) Tarif Pajak :Tarif

    Pajak Restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10%

    (sepuluh persen).

    Pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai

    penjualannya tidak melebihi Rp.15.000.000,00

    (lima belas juta rupiah) setiap bulan.

    Subjek Pajak Restoran : (Keterangan : sama

    dengan UU No 28 Tahun 2009)Wajib Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No

    28 Tahun 2009)Tarif Pajak :Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar

    10% (sepuluh persen).

    3. Pajak Hiburan Objek Pajak : (Keterangan : Sama) Subjek Pajak :

    (Keterangan : Sama)

    Wajib Pajak :(Keterangan : Sama)

    Tarif Pajak :Tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi

    sebesar 35% (tiga puluh lima persen).

    a) Khusus untuk Hiburan berupa pagelaran busana,

    kontes kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam,

    permainan ketangkasan, panti pijat, dan mandi

    uap/spa, tarif Pajak Hiburan dapat ditetapkan paling

    tinggi sebesar 75% (tujuh puluh lima persen).

    b) Khusus Hiburan kesenian rakyat/tradisional

    dikenakan tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling

    tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).

    c) Tarif Pajak Hiburan ditetapkan dengan Peraturan

    Daerah.

    Objek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No 28

    Tahun 2009)

    Subjek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No 28

    Tahun 2009)

    Wajib Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No 28

    Tahun 2009).

    Tarif Pajak :

    a) tontonan film ditetapkan sebesar 10% (sepuluh)persen;

    b)pagelaran kesenian, musik, tari dan/atau busanaditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen);

    c)pagelaran kesenian, musik dan/atau tari yangbersifat tradisional yang perlu dilindungi dan

    dilestarikan karena mengandung nilai-nilai

    tradisi yang luhur dan kesenian yang bersifat

    kreatif yang bersumber dari kesenian tradisional

    ditetapkan sebesar 5% (lima persen);d) kontes kecantikan dan sejenisnya ditetapkan

    sebesar 35% (tiga puluh lima persen);

    e) kontes binaraga dan sejenisnya ditetapkansebesar 10% (sepuluh persen);

    f) pameran seni budaya, seni ukir, barang seni,tumbuhan, satwa dan hasil produksi barang

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    4/19

    dan/atau jasa lainnya ditetapkan sebesar 10%

    (sepuluh persen);

    g)pameran busana, komputer, elektronik, otomotif,dan property ditetapkan sebesar 20% (dua puluh

    persen);

    h) diskotik, karaoke dewasa, kelab malam dansejenisnya ditetapkan sebesar 50% (lima puluh

    persen);

    i) sirkus, akrobat, sulap dan sejenisnya ditetapkan

    sebesar 10% (sepuluh persen);j) permainan billyard, golf dan bowling ditetapkansebesar 35% (tiga puluh lima persen);

    k)pacuan kuda dan kendaraan bermotor ditetapkansebesar 20% (dua puluh persen);

    l) panti pijat, refleksi dan mandi uap/spa,ditetapkan sebesar 50% (lima puluh persen);

    m)pusat kebugaran (fitness center) ditetapkansebesar 10% (sepuluh persen);

    n)pertandingan olahraga ditetapkan sebesar 15%(lima belas persen);

    o) karaoke keluarga ditetapkan sebesar 35 % (tigapuluh lima persen);

    p)permainan ketangkasan ditetapkan sebesar 10%(sepuluh persen).

    4. Pajak Reklame Objek Pajak :(Keterangan : Sama)

    Tidak Termasuk Objek Pajak :

    1. nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat usaha atau profesi

    diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang

    mengatur nama pengenal usaha atau profesi tersebut;

    2. penyelenggaraan Reklame lainnya yang ditetapkan

    Objek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No 28

    Tahun 2009)

    Tidak Termasuk Objek Pajak :

    1. nama pengenal usaha atau profesi yang dipasangmelekat pada bangunan tempat usaha atau

    profesi diselenggarakan sesuai dengan ketentuan

    yang mengatur nama pengenal usaha atau

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    5/19

    dengan Peraturan Daerah.

    Subjek Pajak :(Keterangan : Sama)

    Wajib Pajak :(Keterangan : Sama)

    Dasar Pengenaan Pajak untuk

    Cara perhitungan Nilai Sewa Reklame ditetapkan

    dengan PeraturanDaerah.

    Tarif Pajak :

    (1) Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar

    25% (dua puluh lima persen).

    (2) Tarif Pajak Reklame ditetapkan dengan Peraturan

    Daerah.

    profesi tersebut, dengan ketentuan luas tidak

    melebihi 2 m (dua meter persegi) dan

    diselenggarakan di atas tanah/bangunan yang

    bersangkutan;

    2. reklame yang memuat lembaga yang bergerak dibidang pendidikan, kesehatan dan sosial dengan

    ketentuan luas bidang reklame tidak melebihi 4

    m (empat meter persegi) dan diselenggarakan diatas tanah/bangunan yang bersangkutan;

    3. reklame yang diselenggarakan pada saatPemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah.Subjek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No

    28 Tahun 2009)

    Wajib Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No

    28 Tahun 2009)Dasar Pengenaan Pajak untuk

    Nilai Sewa Reklame dihitung dengan cara

    menjumlahkan Nilai jual Objek Pajak Reklame dan

    Nilai Strategis Penyelenggaraan Reklame. Untuk

    materi reklame rokok, besarnya Nilai Sewa

    Reklame ditambah 25% (dua puluh lima persen).

    Setiap penambahan ketinggian reklame sampai

    dengan 15 m (lima belas meter) pertama, besarnya

    Nilai Sewa Reklame ditambah 20% (dua puluh

    persen). Apabila suatu objek pajak reklame dapatdigolongkan lebih dari satu jenis reklame, maka

    nilai pajaknya ditetapkan menurut jenis reklame

    yang nilai sewanya paling tinggi. Apabila suatu

    objek pajak reklame dapat digolongkan lebih dari

    satu kelas jalan, maka nilai pajaknya ditetapkan

    menurut kelas jalan yang nilai sewanya paling

    tinggi.

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    6/19

    Tarif Pajak : Tarif pajak Reklame ditetapkan

    sebesar 25% (dua puluh lima persen).

    5. Pajak Penerangan

    Jalan

    Objek Pajak :(Keterangan : Sama)

    Tidak Termasuk Objek Pajak untuk penggunaan tenaga

    listrik yang dihasilkan sendiri dengan kapasitas tertentu

    yang tidak memerlukan izin dari instansi teknis terkait;

    Subjek Pajak :(Keterangan : Sama)

    Wajib Pajak :(Keterangan : Sama)

    Tarif Pajak :

    1) Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan palingtinggisebesar 10% (sepuluh persen).

    2) Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain olehindustri,pertambangan minyak bumi dan gas alam,tarif PajakPenerangan Jalan ditetapkan paling tinggi

    sebesar 3% (tigapersen).

    Objek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No 28

    Tahun 2009)

    Tidak Termasuk Objek Pajak untuk penggunaan tenaga

    listrik yang dihasilkan sendiri yang tidak memerlukan

    izin dari instansi teknis, dengan kapasitas terpasang

    dibawah 35 KVA.

    Subjek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No

    28 Tahun 2009)

    Wajib Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No

    28 Tahun 2009)Tarif Pajak :

    Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari sumberlain :

    1. golongan industri, pertambangan minyak bumidan gas alam sebesar 3 % (tiga persen);

    2. selain golongan industri, pertambangan minyakbumi dan gas alam :

    a) golongan rumah tangga sebesar 8 %(delapan persen);

    b) golongan selain rumah tangga sebesar 5 %

    (lima persen).Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri

    sebesar 1,5% (satu koma lima persen).

    6. Pajak Mineral

    Bukan Logam

    dan Batuan

    Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

    ditetapkan paling tinggi sebesar 25% (dua puluh

    Tidak Ada

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    7/19

    lima persen).

    7. Pajak Parkir Objek Pajak :(Keterangan : Sama)

    Tidak Termasuk Objek Pajak: (Keterangan : Sama)

    Subjek Pajak :(Keterangan : Sama)

    Wajib Pajak :(Keterangan : Sama)

    Dasar Pengenaan Pajak :

    Dasar pengenaan Pajak Parkir adalah jumlah

    pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada

    penyelenggara tempat Parkir. Dasar pengenaan Pajak

    Parkir dapat ditetapkan dengan Peraturan Daerah.Jumlah yang seharusnya dibayar termasuk potongan

    harga Parkir dan Parkir cuma-cuma yang diberikan

    kepada penerima jasa Parkir.

    Tarif Pajak :

    (1) Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar30%(tiga puluh persen).

    (2) Tarif Pajak Parkir ditetapkan dengan PeraturanDaerah.

    Objek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No 28

    Tahun 2009)

    Tidak Termasuk Objek Pajak: (Keterangan : sama

    dengan UU No 28 Tahun 2009)

    Subjek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No

    28 Tahun 2009)

    Wajib Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No

    28 Tahun 2009)

    Dasar Pengenaan Pajak :Dasar Pengenaan Pajak Parkir adalah jumlah

    pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada

    penyelenggara tempat Parkir. Pembayaran Parkir

    adalah jenis pembayaran untuk parkir tetap,

    progresif, vallet dan parkir khusus termasuk

    penyediaan penitipan kendaraan bermotor. Dalam

    hal penyelenggara tempat parkir tidak memungutsewa parkir kepada penerima jasa parkir, maka

    dasar pengenaan pajak parkir dihitung denganmemperhatikan luas area parkir, jumlah rata-rata

    kendaraan yang diparkir setiap hari, jumlah hari

    operasional tempat penyelenggaraan parkir dalam 1

    (satu) bulan dan jenis tarif sewa parkir tetap.

    Besarnya tarif sewa parkir tetap diatur sebagai

    berikut :a)Kendaraan truck dengan gandengan, trailer atau

    kendaraan lain yang sejenis, sebesar Rp.

    7.500,00 (tujuh ribu lima ratus rupiah);

    b)Kendaraan truck, bus dan alat besar / berat ataukendaraan lain yang sejenis, sebesar Rp.

    5.000,00 (lima ribu rupiah);

    c)Kendaraan Truck mini dan kendaraan lain yang

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    8/19

    sejenis, sebesar Rp. 4.000,00 (empat ribu

    rupiah);

    d)Kendaraan mobil sedan, pick up atau kendaraanlain yang sejenis, sebesar Rp. 3.000,00 (tiga ribu

    rupiah);

    e)Kendaraan sepeda motor, sebesar Rp. 1.000,00(seribu rupiah);

    f) Kendaraan sepeda, sebesar Rp. 500,00 (limaratus rupiah).

    Tarif Pajak :

    a.penyelenggara tempat parkir yang memungutsewa parkir kepada penerima jasa parkir dengan

    menggunakan tarif sewa parkir tetap dan parkir

    khusus dikenakan pajak parkir sebesar 20% (dua

    puluh persen) dari pembayaran;

    b.penyelenggara tempat parkir yang memungutsewa parkir kepada penerima jasa parkir dengan

    menggunakan tarif sewa Parkir progresif

    dikenakan pajak parkir sebesar 25% (dua puluh

    lima persen) dari pembayaran;

    c.penyelenggara tempat parkir yang memungutsewa parkir kepada penerima jasa parkir dengan

    menggunakan tarif sewa Parkir Vallet atau

    parkir yang memberikan pelayanan sejenis

    dikenakan pajak parkir sebesar 30% (tiga puluhpersen) dari pembayaran;

    d.penyelenggara tempat parkir yang tidakmemungut sewa parkir dikenakan pajak parkir

    sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah

    pembayaran yang seharusnya dibayar kepada

    penyelenggara tempat Parkir.

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    9/19

    8. Pajak Air Tanah Objek Pajak :(Keterangan : Sama)

    Tidak Termasuk Objek Pajak: (Keterangan : Sama)

    Subjek Pajak :(Keterangan : Sama)

    Wajib Pajak :(Keterangan : Sama)

    Dasar Pengenaan Pajak : (Keterangan : Sama)

    Tarif Pajak :

    Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan paling tinggi sebesar

    20% (dua puluh persen).

    Objek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No 28

    Tahun 2009)

    Tidak Termasuk Objek Pajak: (Keterangan : sama

    dengan UU No 28 Tahun 2009)

    Subjek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No

    28 Tahun 2009)

    Wajib Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No

    28 Tahun 2009)Dasar Pengenaan Pajak :

    (Keterangan : sama dengan UU No 28 Tahun 2009)

    Tarif Pajak :

    Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan sebesar 20% (dua

    puluh persen).

    9. Pajak Sarang

    Burung Walet

    Objek Pajak :(Keterangan : Sama)

    Tidak Termasuk Objek Pajak:

    a. pengambilan Sarang Burung Walet yangtelahdikenakan Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP);

    b. kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan SarangBurung Walet lainnya yang ditetapkan dengan

    Peraturan Daerah.

    Subjek Pajak :(Keterangan : Sama)

    Wajib Pajak :(Keterangan : Sama)

    Dasar Pengenaan Pajak : (Keterangan : Sama)

    Tarif Pajak :

    Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan paling tinggi

    sebesar 10% (sepuluh persen).

    Objek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No 28

    Tahun 2009)

    Tidak Termasuk Objek Pajak: (Keterangan : Tidak Ada

    Penjelasan Dalam Perda Kota Surabaya)

    Subjek Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No

    28 Tahun 2009)

    Wajib Pajak :(Keterangan : sama dengan UU No

    28 Tahun 2009)Dasar Pengenaan Pajak :

    (Keterangan : sama dengan UU No 28 Tahun 2009)Tarif Pajak :

    Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan sebesar 10

    % (sepuluh persen).

    10. Pajak Bumi dan

    BangunanPerdesaan dan

    a. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak TidakKena Pajak ditetapkan paling rendah sebesarRp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk

    a.Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak KenaPajak ditetapkan sebesar Rp.15.000.000,00(lima belas juta rupiah) untuk setiap Wajib

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    10/19

    Perkantoran setiap Wajib Pajak.

    b. Tarif Pajak :

    Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaandan Perkotaan ditetapkan paling tinggi

    sebesar 0,3% (nol koma tiga persen).

    Pajak.

    b.Tarif Pajak :

    Tarif Pajak Bumi dan Bangunan ditetapkansebagai berikut :

    - untuk NJOP sampai denganRp.1.000.000.000,00 (satu milyar

    rupiah) ditetapkan sebesar 0,1 % (nol

    koma satu persen) per tahun

    - untuk NJOP diatas

    Rp.1.000.000.000,00 (satu milyarrupiah) ditetapkan sebesar 0,2 % (nol

    koma dua persen) per tahun

    Dalam hal pemanfaatan bumi dan/ataubangunan dapat menimbulkan gangguan

    terhadap lingkungan, maka dikenakan

    tambahan tarif sebesar 50 % (lima puluh

    persen) dari tarif Pajak Bumi dan

    Bangunan sehingga menjadi sebagai berikut

    :

    - untuk NJOP sampai denganRp.1.000.000.000,00 (satu milyar

    rupiah) ditetapkan sebesar 0,15 % (nol

    koma lima belas persen) per tahun

    untuk NJOP diatasRp.1.000.000.000,00 (satu milyar

    rupiah)

    - ditetapkan sebesar 0,3 % (nol koma tigapersen) per tahun

    Dalam hal pemanfaatan bumi dan/ataubangunan ramah lingkungan dan/atau

    merupakan bangunan atau lingkungan

    cagar budaya, maka dapat diberikan

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    11/19

    pengurangan sebesar 50 % (lima puluh

    persen) dari tarif Pajak Bumi dan Bangunan,

    sehingga menjadi sebagai berikut :

    - untuk NJOP sampai denganRp.1.000.000.000,00 (satu milyar

    rupiah) ditetapkan sebesar 0,05 %

    (nol koma nol lima persen) per tahun

    untuk NJOP diatasRp.1.000.000.000,00 (satu milyar

    rupiah)- ditetapkan sebesar 0,1 % (nol koma satupersen) per tahun

    11. Bea Perolehan

    Hak atas Tanah

    dan Bangunan

    a. Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak

    Kena Pajak ditetapkan paling rendah sebesar

    Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah)

    untuk setiap Wajib Pajak.

    b. Dalam hal perolehan hak karena waris atau

    hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang

    masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam

    garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau

    satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah

    wasiat, termasuk suami/istri, Nilai Perolehan

    Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan

    paling rendah sebesar Rp300.000.000,00 (tiga

    ratus juta rupiah).

    c. Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

    Bangunan ditetapkan paling tinggi sebesar 5%

    (lima persen).

    a. Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak TidakKena Pajak ditetapkan sebesar Rp.

    75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah)untuk setiap Wajib Pajak.

    b. Dalam hal perolehan hak karena waris atauhibah wasiat yang diterima orang pribadi

    yang masih dalam hubungan keluarga

    sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat

    ke atas atau satu derajat ke bawah dengan

    pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri,

    Nilai Perolehan Objek Pajak

    Tidak Kena Pajak sebesar Rp.400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).

    c. Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanahdan Bangunan ditetapkan sebesar 5% (lima

    persen).

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    12/19

    Kesimpulan :

    1. Perda Kota Surabaya telah sesuai dengan aturan perpajakan yang lebih tinggi yaitu

    UU No 28 tahun 2009. Pajak daerah dan Retribusi daerah sesuai dengan isi dalam UU

    No 28 tahun 2009 dan telah disesuaikan sesuai dengan potensi yang ada dalam Kota

    Surabaya.

    2. Perda Kota Surabaya telah mengakomodir potensi yang ada dalam Kota Surabaya

    misalnya,Kota Surabaya memiliki potensi pajak hiburan, karena Surabaya merupakan

    kota besar sehingga banyak sekali hiburan yang ada di Kota Surabaya.

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    13/19

    Soal B

    Data Pendapatan Kota Surabaya Tahun 2009 2012 (dalam jutaan rupiah)

    No. Jenis PendapatanTahun

    2009 2010 2011 2012

    1 Pendapatan Asli Daerah 809.796 908.648 1.886.514 2.279.614

    2 Dana Perimbangan 1.448.260 1.445.514 963.420 1.433.068

    3 Hibah 0 0 600.000 0

    4 Bagi Hasil Pajak dari Propinsi 387.873 441.429 509.508 594.448

    5Dana Penyesuaian & Otonomi

    Khusus16.218 203.857 386.951 309.819

    6Bantuan Keuangan dari

    Propinsi10.300 22.073 10.364 16.777

    7 Bagi Hasil Lainnya Propinsi 2.935 2.521 1.552 559

    8Lain-lain Pendapatan Daerah

    yang Sah0 20.082 125 17

    Jumlah Pendapatan 2.675.380 3.044.125 3.759.034 4.634.302

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    14/19

    Rasio Kemandirian

    1. Tahun 2009

    Rasio Kemandirian =

    = 0,4341

    2. Tahun 2010

    Rasio Kemandirian =

    = 0,4255

    3. Tahun 2011

    Rasio Kemandirian =

    = 1,0074

    4. Tahun 2012

    Rasio Kemandirian =

    Pendapatan Asli Daerah

    Bantuan Pemerintah Pusat atau Propinsi dan Pinjaman

    Pendapatan Asli Daerah

    Bantuan Pemerintah Pusat atau Propinsi dan Pinjaman

    Pendapatan Asli Daerah

    Bantuan Pemerintah Pusat atau Propinsi dan Pinjaman

    Pendapatan Asli Daerah

    Bantuan Pemerintah Pusat atau Propinsi dan Pinjaman

    908.648

    =

    2.135.477

    1.886.514=

    1.872.520

    809.796=

    1.865.584

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    15/19

    2.279.614

    =

    2.354.688

    = 0,9681

    Kesimpulan :

    Berdasarkan data di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa PAD dari tahun 2009

    sampai dengan tahun 2012 selalu mengalami peningkatan. Peningkatan yang

    signifikan terjadi pada tahun 2011 dari 908.648 ke 1.886.514 (dalam jutaan

    rupiah) dikarenakan adanya penambahan pemungutan pajak daerah baru yaitu

    PBB-P2(Pajak Bumi Bangunan Pedesaan Perkotaan) dan BPHTB (Bea Perolehan

    Hak Atas Tanah dan Bangunan) yang sebelumnya keduanya merupakan dana bagi

    hasil antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Begitu juga dengan rasio

    Kemandirian , tahun 2009 rasio kemandiriannya sebesar 0,4341. Pada tahun 2010

    raio kemandiriannya menurun menjadi 0,4255. Peningkatan yang signifikan

    terjadi pada tahun 2011 yaitu menjadi sebesar 1,0074, tetapi kembal mengalami

    penurunan pada tahun 2012 menjadi 0,9681.

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    16/19

    Analisis Perbedaan Retribusi Daerah

    Jenis Retribusi PERDA Kota Surabaya UU No. 28 Tahun 2009

    RETRIBUSI JASA UMUM

    Retribusi pelayanan

    kesehatan

    Terdapat jenis layanan kesehatan yang

    lebih rinci yang tercantum pada pasal 6

    PERDA No. 5 Tahun 2010

    Objek Retribusi Pelayanan

    Kesehatan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 110

    ayat (1) huruf a adalah

    pelayanan kesehatan di

    puskesmas, puskesmas

    keliling,

    puskesmas pembantu, balai

    pengobatan, rumah sakit

    umum daerah, dan tempat

    pelayanan kesehatan lainnya

    yang sejenis yang dimiliki

    dan/atau dikelola oleh

    Pemerintah Daerah, kecuali

    pelayanan pendaftaran.

    Retribusi pelayanan

    persampahan/kebersihan

    Terdapat rincian objek retribusi

    pelayanan persampahan pada seperti :

    pelayanan

    persampahan/kebersihan di

    Panti/Yayasan;

    pelayanan

    persampahan/kebersihan di

    Sarana Pendidikan;

    selebihnya ditetapkan oleh

    peraturan daerah kota surabaya

    pada pasal 3 ayat 2 UU No. 10

    Tahun 2013 secara lebih rinci dan

    jelas.

    Hanya menjelaskan secara

    garis besar mengenai

    pelayanan persampahan

    yang diselenggarakan oleh

    pemerintah yang tercantum

    pada pasal 112 ayat 1

    Retribusi penggantian biaya - Terdapat salah satu objek

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    17/19

    cetak kartu tanda penduduk

    dan akta catatan sipil

    retribusi yaitu :

    kartu identitas

    kerja

    kartu penduduk

    sementara

    yang diatur pada pasal 113

    Retribusi Pelayanan

    Pemakaman dan Pengabuan

    Mayat

    Dijelakan mengenai yang tidak

    termasuk objek retribusi seperti :

    pelayanan pengabuan mayat

    secara massal sebagai akibat

    terjadinya bencana

    selebihnya diatur pada pasal 3 ayat 2

    UU No. 7 tahun 12

    Tidak dijelakan mengenai

    yang tidak termasuk objek

    retibusi pelayanan

    pemakaman dan

    pengabuan mayat

    Retribusi Pengujian

    Kendaraan Bermotor

    Dijelaskan pada pasal 9 UU No. 1

    Tahun 2011 yang ditetapkan sesuai

    dengan jumlah berta yang

    diperbolehkan sesuai dengan

    ketetapan.

    -

    Retribusi Pemeriksaan Alat

    Pemadam Kebakaran

    Besarnya tarif retribusi dibedakan

    menurut jenis pelayanannya yaitu :

    Pemeriksaan dan Pengujian

    berupa Hydrant,springkler,dan

    alarm otomatis

    Pemeriksaan dan Pengujian

    Alat Pemadam Api Ringan

    (APAR) berupa busa dan gas

    -

    Retribusi Penggantian Biaya

    Cetak Peta

    Besarnya tarif retribusi dibedakan

    menurut jenis Peta yaitu :

    1.peta rencana guna lahan untuk 1

    persil/kavling

    2. Peta Rencana Guna Lahan untuk

    lebih dari 1

    kavling/kompleks/kawasan

    -

    Retribusi Pelayanan Pada UU No. 6 Tahun 2012 objeknya Dijelaskan secara umum

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    18/19

    Tera/Tera Ulang lebih dijelaskan secara rinci.

    Retribusi Pengendalian

    Menara Telekomunikasi

    Struktur dan besarnya tarif, ditetapkan

    sebesar 2 % (dua persen) per tahun dari

    nilai jual obyek pajak yang digunakan

    sebagai dasar penghitungan Pajak

    Bumi dan Bangunan menara

    telekomunikasi.

    -

    RETRIBUSI JASA USAHA

    Retribusi Pemakaian

    Kekayaan Daerah

    Terdapat jenis-jenis pemakaian daerah

    diantaranya :

    Pemakaian tanah

    Pemakaian rumahSebagaimana diatur pada UU No.

    13 tahun 2010 pasal 13

    Hanya menjelaskan secara

    garis besar.

    Retribusi Terminal Objek retribusi pada perda kota

    surabaya dijelaskan secara spesifik

    diatur pada UU No.12 Tahun 2010

    pasal 3

    Dijelaskan secara umum

    Retribusi Tempat Khusus

    Parkir

    Tarif retribusi dibagi atas 2 yaitu :

    Untuk satu kali parkir di

    Pelataran/lingkungan/gedung/ta

    man

    Untuk satu kali parkir di tempat

    wisata

    -

    Retribusi Tempat Rekreasi

    dan Olahraga

    Objek Pajak : Terdapat rincian pada

    objek retribusi, dimana disebutkan

    tempat rekreasi yang ada di daerah

    Kota Surabaya.

    Struktur dan besarnya tarif :

    Ditetapkan berdasarkan tempat wisata

    yang ada di kota surabaya

    Objek Pajak : Hanya

    disebutkan secara umum

    RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

    Retribusi Izin Mendirikan

    Bangunan

    Struktur dan besarnya tarif retribusi

    ditetapkan berdasarkan jenis retribusi -

  • 8/13/2019 Quis Mata Kuliah Perpajakan

    19/19

    seperti halnya Bangunan gedung,

    prasarana bangunan gedung/bangunan

    bukan gedung.

    Retribusi Izin Gangguan Tidak Termasuk Objek Retribusi :

    Terdapat pengecualian atau tidak

    termasuk objek retribusi izin ganguan

    pada pasal 3 ayat 2 seperti: kegiatan

    yang berlokasi dalam kawasan industri,

    berada dalam bangunan, dan lain-lain

    yang secara jelas terdapat pada perda

    ini.

    Struktur dan besarnya tarif:

    Terdapat pada pasal 10 ayat 1

    berdasarkan luas tempat usaha terdapat

    tarif tersendiri.

    -

    Retribusi Izin Trayek Terdapat pengenaan tarif retribusi izin

    angkutan dalam trayek dan tidak dalam

    trayek pada pasal

    -