QUANTUM LEARNING PADA SUB POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS ... · lurus, (3) apakah terdapat interaksi...
Transcript of QUANTUM LEARNING PADA SUB POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS ... · lurus, (3) apakah terdapat interaksi...
74
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PENDEKATAN
QUANTUM LEARNING PADA SUB POKOK BAHASAN PERSAMAAN
GARIS LURUS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL
SMP NEGERI 2 KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
ATIK SARTINI
K 1304019
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
75
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PENDEKATAN
QUANTUM LEARNING PADA SUB POKOK BAHASAN PERSAMAAN
GARIS LURUS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL
SMP NEGERI 2 KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh :
ATIK SARTINI
K 1304019
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
76
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hari :
Tanggal :
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si Henny Ekana C, S.Si, M.Pd NIP. 19670607 199302 1 001 NIP. 19730602 199802 2 001
77
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program
Pendidikan Matematika Jurusan P MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan
dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi : Tanda Tangan
Ketua : Sutopo, S.Pd, M.Pd (…………………………...)
Sekretaris : Drs. Ponco Sujatmiko, M.Si (……………………………)
Penguji I : Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si (…………………………....)
Penguji II : Henny Ekana C, S.Si, M.Pd (……………………………)
Disahkan Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
78
ABSTRAK Atik Sartini. EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA SUB POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah metode
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dengan
pendekatan quantum learning pada sub pokok bahasan persamaan garis lurus
menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada metode konvensional
(metode ekspositori), (2) apakah terdapat pengaruh gaya belajar matematika siswa
terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan persamaan garis
lurus, (3) apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya
belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada sub
pokok bahasan persamaan garis lurus.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester gasal SMP Negeri 2
Karanganyar tahun ajaran 2009/2010 sejumlah 280 siswa. Sampel diambil dengan
teknik cluster random sampling sejumlah 80 siswa. Sampel penelitian ini adalah
kelas VIII-B sejumlah 40 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-C
sejumlah 40 siswa sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan metode dokumentasi, metode angket dan metode tes.
Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel
tak sama. Dalam penelitian ini digunakan uji persyaratan eksperimen yaitu uji
keseimbangan menggunakan uji-t dan uji normalitas dengan metode Lilliefors.
Sedangkan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dengan metode Lilliefors
dan uji homogenitas dengan metode Bartlett.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) tidak ada
perbedaan prestasi belajar matematika antara metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan pendekatan quantum learning dan metode konvensional pada sub
79
pokok bahasan persamaan garis lurus. Hal ini ditunjukkan dari analisis variansi
dua jalan dengan sel tak sama yaitu tabela F 3,979 7067,0 F =<= , pada taraf
signifikansi 5%, (2) tidak terdapat pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar
matematika siswa (Fb = 0.0921 < 3.129 = Ftabel pada taraf signifikansi 5%), (3)
tidak terdapat interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan gaya
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok persamaan
garis lurus. Hal ini ditunjukkan dari analisis variansi dua jalan dengan sel tak
sama yaitu Fab = 0,0985 < 3,129 = Ftabel, pada taraf signifikansi 5%.
80
ABSTRACT
Atik sartini. EXPERIMENTAL STUDY OF COOPERATIVE LEARNING OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION TYPE (STAD) AND QUANTUM LEARNING APPROACH AGAINST STRAIGHT LINE EQUITY BASED ON MATHEMATIC STUDENT LEARNING STYLE AT EIGHT GRADE OF SECOND SEMESTER OF SMP NEGERI 2 KARANGANYAR 2009/2010. Thesis, Surakarta: education faculty of sebelas university, desember 2009
The research is aimed to figure out: (1) whether the student team
achievement division type (STAD) of cooperative learning method and quantum
learning approach against straight line equity is appropriate than expository
method (2) whether mathematic student’ learning style affects student mathematic
achievement at straight line equity (3) whether there is any interaction between
learning method and mathematic student’ learning style against student
mathematic achievement at straight line equity
The research is Maya experimental. The population of the research is the
students of eighth grade of second semester of SMP Negeri 2 karanganyar
2009/2010. It consists of 280 students. The sample of the research is carried out
by cluster random sampling, that is, 80 students. The samples contain 40 students
of VIII-B as experiment class and 40 students of VIII-C as control class. The data
collection methods is used are documentation method, form method, and testing
method. the technique of analyzing data is two way variant analysis with two
different cells. The test of experimental requirement is equivalence test by using
T-Testing and normality test by using Liliefors. The test of experimental
requirement is normality test by using liliefors method and homogeneity by using
Bartlett method.
The result of the research concluded that: (1) there is no differences of
mathematic student achievement between one was using STAD cooperative
method with quantum learning and conventional method at straight line equity.
These showed that two way variant analyses with two different cells, that is, Fa
=0.7067<3.979=Ftabel, at 5 % significance level (2) there is no effect between
learning style against student mathematic achievement (Fb = 0.0921<3.129=Ftabel
at 5 % significance level) (3)there is no significant interaction between learning
81
method and student learning style against student mathematic achievement at
straight line equity. These can be concluded based on two way variant analysis
with two different cells, that is, Fab=0.0985 < 3.129 = Ftabel at 5 % significance
level.
82
MOTTO
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(Q.S. Al Baqarah: 286)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan ada kemudahan”
(Q.S. Al Insyiroh: 6)
83
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini Penulis persembahkan untuk :
· Bapak dan Ibuku, yang selalu
mendoakanku dan memberikan kasih
sayang yang tanpa batas
· De’ Anis dan De’ Anto, yang selalu
menjadi penghibur dan
penyemangatku
· Mas Mifta, yang senantiasa
membantu dan memberikan support
tanpa kenal lelah
· Mahasiswa P. Matematika ’04, atas
kebersamaan kita
· Almamater
84
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala pujian hanya milik Allah SWT, Dzat
penggengggam setiap jiwa, pengatur setiap langkah, yang berkehendak atas
segala, yang dengan kelapangan jalan yang diberikan sehingga skripsi yang
berjudul “Eksperimentasi Pembelajaran kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division (STAD) dengan Pendekatan Quantum Learning pada Sub
Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Ditinjau dari Gaya Belajar Matematika
Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran
2009/2010” dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bimbingan, saran, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak antara lain :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan FKIP UNS yang telah
memberikan ijin menyusun skripsi ini.
2. Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, ketua Jurusan P MIPA FKIP UNS yang
telah memberikan ijin menyusun skripsi ini.
3. Triyanto, S. Si, M. Si, Ketua Program P Matematika FKIP UNS yang telah
memberikan ijin menyusun skripsi ini.
4. Drs. Gatut Iswahyudi, M.Si, Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, ilmu, dukungan, dan saran yang sangat membantu dalam
penulisan skripsi ini.
5. Henny Ekana C, S.Si, M.Pd, Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, ilmu, dukungan, dan saran yang sangat membantu dalam
penulisan skripsi ini.
6. Dra. Sri Wuryanti, M.Pd Kepala SMP Negeri 2 Karanganyar yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
7. Sri Murni Pudyastuti, S.Pd, M.Pd, Kepala SMP Negeri 3 Karanganyar
yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan uji coba instrumen
penelitian.
85
8. Sri Wahyu Wardani, S.Pd, Guru bidang studi matematika SMP Negeri 2
Karanganyar yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, dan
bimbingan selama melakukan penelitian.
9. Sumarno, S.Pd, Guru bidang studi matematika SMP Negeri 3 Karanganyar
yang telah memberikan kesempatan, dan kepercayaan melakukan uji coba
sekaligus sebagai validator instrument penelitian.
10. Drs. Imam Sujadi, M.Si, Dosen FKIP Matematika UNS yang telah
berkenan membantu sebagai validator instrument penelitian.
11. Bapak, Ibu, dan keluarga tercinta yang senantiasa memberikan doa restu,
kasih sayang, dan dukungan.
12. Teman-teman P. Matematika ’04 atas kebersamaannya
13. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
Penulis telah berusaha untuk menyelesaikan skripsi dengan sebaik-
baiknya, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan dapat memberikan
kontribusi serta masukan bagi dunia pendidikan guna mencapai tujuan
pendidikan.
Surakarta, Desember 2009
Penulis
86
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
ABSTRAK....................................................................................................... v
ABSTRACT..................................................................................................... vii
MOTTO .......................................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... x
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 7
D. Rumusan Masalah .................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 10
A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 10
1. Prestasi Belajar Matematika ........................................... 10
a. Prestasi ..................................................................... 10
b. Belajar ...................................................................... 10
c. Prestasi Belajar ........................................................ 12
d. Pengertian Matematika ............................................ 13
e. Prestasi Belajar Matematika .................................... 14
2. Metode Pembelajaran dan Pendekatan Pembelajaran..... 14
87
3. Metode Konvensional ..................................................... 16
4. Metode Pembelajaran Kooperatif ................................... 17
5. Metode Kooperatif Tipe STAD ...................................... 18
6. Pendekatan Quantum Learning....................................... 21
a. Lingkungan Belajar yang Optimal........................... 23
b. Iringan Musik Kunci menuju Quantum Learning.... 23
c. Ikuti Tanda-tanda Positif ......................................... 24
d. Konsilidasi (waktu untuk berhenti) ......................... 24
7. Metode STAD dengan Pendekatan Quantum Learning.. 25
a. Prosedur Pembelajaran Pendekatan Quantum Learning
dengan Metode STAD ............................................. 25
8. Gaya Belajar.................................................................... 28
9. Tinjauan Materi tentang Subpokok Bahasan Persamaan
Garis Lurus...................................................................... 30
B. Kerangka Pemikiran............................................................... 31
C. Hipotesis................................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITAN .................................................... 35
A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian .................................. 35
1. Tempat dan Subyek Penelitian........................................ 35
2. Waktu Penelitian............................................................. 35
B. Metode Penelitian .................................................................. 36
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.............. 36
1. Populasi ………….......................................................... 36
2. Sampel ……………........................................................ 36
3. Teknik Pengambilan Sampel .......................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 37
1. Variabel Penelitian ......................................................... 37
a. Variabel Bebas ........................................................... 37
b. Variabel Terikat.......................................................... 38
2. Rancangan Penelitian...................................................... 39
3. Metode Pengumpulan Data dan Penyusunan Instrumen.. 39
88
a. Metode Angket............................................................ 39
b. Metode Tes.................................................................. 42
c. Metode Dokumentasi .................................................. 45
E. Teknik Analisis Data.............................................................. 45
1. Uji Keseimbangan........................................................... 45
2. Uji Normalitas ................................................................ 47
3. Uji Homogenitas ............................................................. 48
4. UJi Hipotesis................................................................... 49
5. Uji Komparasi Ganda ..................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 57
A. Deskripsi Data........................................................................ 57
1. Data Hasil Uji Coba Instrumen....................................... 57
2. Data Skor Prestasi Belajar Matematika .......................... 59
3. Data Skor Gaya Belajar Matematika Siswa.................... 59
B. Pengujian Persyaratan Analisis.............................................. 60
1. Pengujian Persyaratan Eksperimen................................. 60
2. Persyaratan Analisis........................................................ 61
C. Pengujian Hipotesis................................................................ 62
Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama .............. 62
D. Pembahasan Hasil Analisis Data............................................ 63
1. Hipotesis Pertama ........................................................... 63
2. Hipotesis Kedua .............................................................. 65
3. Hipotesis Ketiga.............................................................. 65
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN............................... 67
A. Kesimpulan ........................................................................... 67
B. Implikasi ................................................................................ 69
1. Implikasi Teoritis ............................................................ 69
2. Implikasi Praktis ............................................................. 70
C. Saran ...................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72
LAMPIRAN..................................................................................................... 74
89
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 39
Tabel 3.2 Notasi dan Tata Letak Data........................................................... 50
Tabel 3.3 Rangkuman Anava........................................................................ 53
Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Persamaan Garis Lurus Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 59
Tabel 4.2 Data Gaya Belajar Matematika Siswa .......................................... 60
Tabel 4.3 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas.................... 60
Tabel 4.4 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas.................... 61
Tabel 4.5 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Homogenitas ...................... 62
Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama .. 62
Tabel 4.7 Rataan skor prestasi belajar matematika siswa ............................. 64
90
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kisi-kisi Tes Prestasi Matematika .............................................75
Lampiran 2 Soal Uji Coba Tes Prestasi Belajar............................................76
Lampiran 3 Pembahasan (Try Out)...............................................................81
Lampiran 4 Kunci Jawaban ..........................................................................89
Lampiran 5 Lembar Jawab Tes (Try Out) ....................................................90
Lampiran 6 Kisi-kisi Angket Gaya Belajar Matematika ..............................91
Lampiran 7 Angket Gaya Belajar Matematika .............................................94
Lampiran 8 Lembar Jawab Angket ...............................................................100
Lampiran 9 Uji Validitas Isi Tes Presrasi Belajar Matematika Siswa .........101
Lampiran 10 Konsistensi Internal Tes Prestasi Belajar ..................................107
Lampiran 11 Reliabilitas Tes Prestasi Belajar ................................................109
Lampiran 12 Uji Validitas Isi Angket Gaya Belajar Matematika Siswa ........111
Lampiran 13 Konsistensi Internal Angket Gaya Belajar Matematika……….115
Lampiran 14 Reliabilitas Angket Gaya Belajar Matematika ..........................121
Lampiran 15 Rencana Pengajaran...................................................................125
Lampiran 16 Soal Tes Prestasi Belajar ...........................................................192
Lampiran 17 Pembahasan Soal Tes Prestasi...................................................197
Lampiran 18 Kunci Jawaban...........................................................................205
Lampiran 19 Lembar Jawab Tes....................................................................206
Lampiran 20 Angket Gaya Belajar Matematika .............................................207
Lampiran 21 Lembar Jawab Angket ...............................................................212
Lampiran 22 Lembar Kerja Siswa ..................................................................213
Lampiran 23 Soal Kuis ...................................................................................227
Lampiran 24 Penghargaan Kelompok.............................................................231
Lampiran 25 Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ............................................................................239
Lampiran 26 Uji Keseimbangan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.........243
Lampiran 27 Data Induk Penelitian ................................................................245
91
Lampiran 28 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Matematika Kelas
Kontrol ......................................................................................251
Lampiran 29 Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Matematika Kelas
Eksperimen................................................................................253
Lampiran 30 Uji Normalitas Kelompok Gaya Belajar Visual ........................256
Lampiran 31 Uji Normalitas Kelompok Gaya Belajar Auditorial ..................259
Lampiran 32 Uji Normalitas Kelompok Gaya Belajar Kinestetik ..................261
Lampiran 33 Uji Homogenitas Metode Pembelajaran....................................263
Lampiran 34 Uji Homogenitas Gaya Belajar Siswa .......................................266
Lampiran 35 Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama...................269
Lampiran 36 Tabel Statistik............................................................................274
Lampiran 36 Perijinan....................................................................................281
92
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi
sikap dan tindakan manusia dalam kehidupannya. Oleh karena itu seringkali
masalah kualitas pendidikan menjadi fokus masalah yang paling penting dalam
pembangunan pendidikan nasional. Pembangunan pendidikan menjadi tolok ukur
kemajuan SDM suatu negara. Pemeringkatan internasional menunjukkan bahwa
kualitas SDM Indonesia berdaya saing rendah secara global. Hasil penelitian
UNDP pada tahun 2007 tentang HDI (Human Development Index), Indonesia
menduduki peringkat ke 107 dari 177 negara yang diteliti, dan dibanding dengan
negara-negara ASEAN yang dilibatkan dalam penelitian Indonesia pada peringkat
yang paling rendah (HD Report 2007/2008). Salah satu unsur utama dalam
penentuan komposit Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index)
ialah tingkat pengetahuan bangsa atau pendidikan bangsa tersebut. Peringkat
Indonesia yang rendah dalam kualitas SDM adalah gambaran mutu pendidikan
yang tidak menggembirakan. Rendahnya kualitas SDM akan menjadi batu
sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era persaingan
mutu atau kualitas.
Terkait dengan rendahnya mutu SDM, problem utama merosotnya mutu
pendidikan terletak pada rendahnya kualitas guru secara umum dan tidak
meratanya persebaran guru-guru profesional. Rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia ini terjadi di setiap jenjang pendidikan dan satuan pendidikan
khususnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Menurut laporan Balitbang
Depdiknas, misalnya, hanya sekitar 30 persen dari keseluruhan guru tingkat SD di
Indonesia yang mempunyai kualifikasi untuk mengajar. Hal yang sama juga
terjadi di satuan pendidikan menengah, terutama di lingkungan madrasah. Data
Departemen Agama (2006) menyebutkan bahwa sekitar 60 persen guru madrasah
tidak mempunyai kualifikasi mengajar.
1
93
Salah satu hal penting yang dapat berpengaruh terhadap mutu
pendidikan sekolah adalah kualitas kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan
pada masing-masing sekolah. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar yang
baik adalah kegiatan belajar mengajar yang berorientasikan pada keaktifan dan
kemandirian siswa karena pada dasarnya siswa mempunyai potensi untuk
berkembang, berpikir aktif, kreatif, dan dinamis serta memiliki motivasi untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri. Tetapi pada kenyataannya masih banyak siswa
yang cenderung pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini disebabkan oleh
proses pembelajaran yang masih konvensional yakni seorang guru mendominasi
kegiatan belajar mengajar sementara siswa hanya mendengarkan dan mencatat
serta menerima apa yang diberikan oleh gurunya tanpa mau berkembang secara
aktif. Akibatnya, siswa akan sulit mengembangkan potensi dan kreativitasnya
karena kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru sebagai sumber informasi.
Sampai sekarang ini sebagian siswa masih beranggapan matematika itu
susah. Hal itu merupakan pernyataan klasik, mayoritas siswa membenarkan
kalimat tersebut. Sebagian dari mereka yang berpendapat seperti di atas tidak
menyukai matematika dikarenakan mereka menganggap ilmu matematika adalah
ilmu yang rumit dan membingungkan. Sehingga menyebabkan mereka menjadi
malas belajar matematika. Kondisi tersebut diperkuat oleh data hasil prestasi
matematika siswa secara nasional yang nampak dari hasil evaluasi tahap akhir
pada tahun 2007/2008 yang masih rendah. Hal ini seharusnya menjadikan periksa
bagi guru, apakah metode pembelajaran yang diterapkan sudah sesuai dengan
materi atau belum. Karena pada kenyataannya masih banyak guru matematika
yang menggunakan metode konvensional dalam penyampaian materi pelajaran.
Untuk itu dalam mengajarkan matematika seorang guru harus mampu menerapkan
metode pembelajaran yang tepat untuk setiap materi yang akan diajarkan karena
metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Guru seharusnya dapat menguasai
bermacam-macam metode pembelajaran sehingga dapat memilih metode yang
tepat untuk suatu materi yang akan disampaikannya.
94
Persamaan garis lurus merupakan salah satu pokok bahasan pelajaran
matematika di SMP kelas VIII semester Gasal. Pada subpokok bahasan
persamaan garis lurus membahas tentang menentukan persamaan garis dari
sebuah titik dengan kemiringan tertentu, kebanyakan siswa pada subpokok
bahasan ini merasa kesulitan untuk menentukan kemiringan (gradien) dari sebuah
garis, terlebih ketika sudah dikombinasikan dengan gradien garis yang sejajar
maupun yang tegaklurus. Mereka juga mereka merasa kesulitan dalam
menentukan persamaan garisnya. Kesulitan tersebut dikarenakan pada subpokok
bahasan persamaan garis lurus siswa dituntut untuk berfikir kritis dan kreatif
untuk menganalisa permasalahan yang ada. Seperti halnya dengan siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Karanganyar. Berdasarkan pengamatan dari peneliti diketahui
bahwa siswa di sekolah tersebut merasa kesulitan dalam mempelajari materi
persamaan garis lurus. Sebagian besar dari mereka hanya menghafal rumus untuk
mencari dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan garis lurus
tanpa mengerti konsepnya sehingga mereka akan menemui kesulitan bila terdapat
pengembangan soal yang membutuhkan penalaran dan logika.
Selain faktor di atas, faktor penyebab kesulitan siswa dalam belajar
matematika pada subpokok bahasan persamaan garis lurus adalah metode
mengajar guru yang kurang sesuai dengan kondisi siswa atau tidak cocok pada
pokok bahasan yang disampaikan. Selain itu juga suasana kelas yang kurang
kondusif. Banyak metode mengajar yang dapat digunakan dalam pengajaran
matematika. Tetapi tidak setiap metode cocok untuk diterapkan dalam setiap
materi/pokok bahasan, sehingga pemilihan metode mengajar yang tepat sangatlah
penting guna mencapai tujuan mengajar dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Oleh karena itu sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperlukan
pemikiran dan persiapan yang matang dalam pemilihan metode mengajar yang
tepat untuk suatu pokok bahasan yang akan disajikan. Hal tersebut dimaksudkan
agar pengajaran matematika menjadi efektif dan efisien. Namun, pada umumnya
metode yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode
konvensional, yaitu metode ekspositori, sebuah metode dengan berpusat pada
guru.. Dominasi guru tersebut mengakibatkan siswa kurang dapat berfikir kritis
95
dan kreatif, sehingga penggunaan metode konvensional khususnya pada subpokok
bahasan persamaan garis lurus memungkinkan capaian prestasi belajar siswa
kurang optimal, hal ini disebabkan karena pada subpokok bahasan persamaan
garis lurus menuntut siswa untuk berfikir kritis dan kreatif.
Subpokok bahasan persamaan garis lurus menjadi kelihatan sukar untuk
diterima siswa karena terkesan sulit dan terasa membosankan. Salah satu metode
yang dapat diterapkan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada subpokok
bahasan persamaan garis lurus adalah metode kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) dengan pendekatan quantum learning. Dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD), pembelajaran diawali dengan presentasi kelas oleh
guru, setelah itu siswa belajar kelompok, kuis individual, skor perbaikan individu
dan penghargaan kelompok. Pada metode ini siswa diharapkan dapat menemukan
dan membentuk konsep, mengungkapkan dan menyampaikan gagasan, serta
melakukan kegiatan pemecahan masalah didalam kelompoknya sehingga
pencapaian prestasi belajar akan lebih baik.
Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sangat dibutuhkan situasi
yang kondusif yang akhirnya siswa bisa mencapai prestasi belajar yang baik.
Tetapi pada kenyataannya hambatan untuk mewujudkan situasi yang kondusif ini
selalu ada, semisal ketika siswa belajar kelompok ada siswa yang ramai sendiri
atau ada juga yang malas-malasan. Untuk bisa menumbuhkan situasi yang
kondusif sehingga diharapkan prestasi belajar siswa lebih baik pada subpokok
bahasan persamaan garis lurus maka pembelajaran dengan metode kooperatif tipe
Student Team Achievement Division (STAD) dilengkapi dengan pendekatan
quantum learning.
Pendekatan quantum learning merupakan suatu metode belajar yang
memadukan antara berbagai sugesti positif dan inteksinya dengan lingkungan
yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar
yang menyenangkan serta munculnya emosi sebagai keterlibatan otak dapat
menciptakan sebuah interaksi yang baik dalam proses belajar. Sehingga dapat
menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang sehingga yang akhirnya
96
dapat mempengaruhi proses belajar. Pada umumnya orang hanya menggunakan
otak kirinya untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi dalam bentuk verbal
ataupun tertulis, hal ini biasanya terjadi pada bidang pendidikan, bisnis, dan sains.
Otak kiri dalam hal ini menerima materi pelajaran, kemudian materi pelajaran
akan diubah dan diolah dalam bentuk ingatan. Terkadang siswa tidak dapat
mempertahankaan ingatan tersebut dalan jangka waktu yang lama. Hal itu
disebabkan karena tidak adanya keseimbangan antara kedua belahan otak yang
akhirnya dapat menimbulkan terganggunya kesehatan fisik dan mental
seseorang.Untuk menyeimbangkan kecenderungan salah satu belahan otak maka
diperlukan adanya masukan musik dan estetika dalam proses belajar. Masukan
musik dan estetika dapat memberikan umpan balik positif sehingga dapat
menimbulkan emosi positif yang membuat kerja otak lebih efektif ( Bobbi de
Porter dan Hernacki.1999:38).
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan belajar matematika adalah
gaya belajar matematika. Gaya belajar matematika merupakan cara yang khas dan
konsisten dilakukan oleh siswa dalam menyerap informasi. Gaya belajar
matematika dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu visual, auditorial, dan
kinestetik. Gaya belajar visual menggunakan indera penglihatannya untuk
membantunya belajar. Gaya belajar auditorial memanfaatkan kemampuan
pendengaran untuk mempermudah proses belajar, sehingga akan lebih mudah
menerima materi yang disajikan dengan diskusi atau tanya-jawab. Gaya belajar
kinestetik menggunakan fisiknya sebagai alat belajar yang optimal. Siswa
kinestetik dibantu dengan membawa alat peraga yang nyata misal balok, patung.
Pada umumnya siswa memiliki ketiga gaya belajar tersebut, namun hanya ada
satu yang biasanya paling dominan dimilikinya. Kebanyakan siswa dan guru
belum mengenal persis gaya belajar yang dimilikinya sehingga mereka belum
dapat membuat perlakuan untuk mengoptimalkannya. Pemanfaatan sumber
belajar matematika, cara memperhatikan pembelajaran matematika di kelas, dan
cara untuk berkonsentrasi penuh saat belajar dapat digunakan untuk mengenal
gaya belajar matematika. Hal-hal tersebut di atas dipergunakan seorang guru
97
maupun siswa itu sendiri untuk mengetahui gaya belajar matematika masing-
masing.
Bertolak dari uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Team Achievement Division (STAD) Dengan Pendekatan Quantum Learning
Pada Subpokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Ditinjau Dari Gaya Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP Negeri 2 Karanganyar Tahun
Pelajaran 2009/2010.”
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Prestasi belajar matematika siswa masih rendah mungkin disebabkan oleh
pemakaian metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi
pelajaran.
2. Penggunaan metode kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD) dengan pendekatan Quantum Learning pada pembelajaran
matematika di sekolah dimungkinkan akan meningkatkan pemahaman siswa
pada subpokok bahasan persamaan garis lurus. Hal ini dikarenakan dengan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dituntut aktif dan kreatif.
Sehingga siswa lebih memahami konsep, yang berakibat prestasi belajar
matematika siswa lebih baik.
3. Banyak guru dan siswa yang belum mengetahui gaya belajar yang
dimilikinya, sehingga mereka belum bisa membuat perlakuan untuk lebih
mengoptimalkannya.
4. Perbedaan gaya belajar matematika dapat menyebabkan perbedaan prestasi
belajar matematika siswa. Hal ini karena dalam belajar persamaan garis lurus
siswa dituntut berfikir logis, kritis, dan kreatif. Siswa yang bertipe auditorial
termasuk siswa yang aktif daripada siswa dengan tipe yang lain, sehingga
dimungkinkan mereka akan lebih mudah memahami materi pada subpokok
98
bahasan persamaan garis lurus dibandingkan siswa bertipe visual dan
kinestetik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pemilihan masalah di atas, agar permasalahan yang dikaji
dapat terarah dan mendalam maka masalah-masalah tersebut penulis batasi
sebagai berikut:
1. Prestasi belajar matematika pada penelitian ini dibatasi pada sub pokok
bahasan persamaan garis lurus kelas VIII semester Gasal SMP Negeri 2
Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010.
2. Metode pembelajaran matematika dalam penelitian ini adalah metode
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dengan
pendekatan Quantum Learning untuk kelas eksperimen dan metode
konvensional, yakni metode ekspositori untuk kelas kontrol. Pendekatan
quantum learning pada penelitian ini adalah berupa penataan tempat duduk,
pemasangan rumus-rumus persamaan garis lurus pada dinding kelas,
peletakan tanaman di kelas, serta iringan musik instrumental yang
diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
3. Gaya belajar siswa pada penelitian ini dibatasi pada gaya belajar
matematika baik di lingkungan sekolah maupun diluar sekolah dari siswa
kelas VIII semester Gasal SMP Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran
2009/2010.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang
dikemukakan di atas, penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan metode kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD) dengan pendekatan Quantum Learning pada sub pokok
99
bahasan persamaan garis lurus menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik
daripada metode konvensional (metode ekspositori)?
2. Apakah terdapat pengaruh gaya belajar matematika siswa terhadap prestasi
belajar matematika pada sub pokok bahasan persamaan garis lurus?
3. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya belajar
matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada sub
pokok bahasan persamaan garis lurus?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) dengan pendekatan Quantum Learning pada
sub pokok bahasan persamaan garis lurus menghasilkan prestasi belajar
yang lebih baik daripada metode konvensional (metode ekspositori).
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh gaya belajar matematika siswa
terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan persamaan
garis lurus.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran
dengan gaya belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika
siswa pada sub pokok bahasan persamaan garis lurus
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan:
1. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, calon guru, peneliti
pada bidang studi matematika bahwa penggunaan metode kooperatif tipe
Student Team Achievement Division (STAD) dengan pendekatan Quantum
Learning dapat digunakan sebagai alternatif dalam metode pembelajaran
matematika di sekolah agar suasana belajar mengajar dapat lebih
menyenangkan.
100
2. Memberikan informasi bahwa mengajar dengan suasana belajar yang lebih
menyenangkan dapat membuat siswa belajar lebih nyaman dan
meningkatkan prestasi belajar mereka.
3. Memberikan informasi kepada siswa , guru, dan calon guru matematika akan
arti penting mengenal gaya belajar matematika siswa.
4. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi penelitian sejenis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Prestasi Belajar Matematika
a. Prestasi
Pengertian prestasi yang dikemukakan oleh para ahli sangatlah bervariasi.
Hal tersebut antara lain dikarenakan latar belakang dan sudut pandang yang
berbeda-beda dari para ahli itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001:787), “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,
dikerjakan, dan sebagainya”. Hal ini hampir sama dengan pernyataan W.S Winkel
(1996: 391) yang menyatakan bahwa, “Prestasi adalah bukti usaha yang telah
dicapai”. Sementara itu, Zainal Arifin (1990: 3) juga menyatakan bahwa, “Prestasi
adalah hasil dari kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam
menyelesaikan suatu hal”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi
adalah bukti atau hasil usaha yang telah dicapai olah seseorang setelah
melaksanakan usaha sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
b. Belajar
Pusat Kurikulum Balitbang (2003: 7) menyatakan bahwa belajar berarti
proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan atau
pengalaman. Sedangkan Nana Sudjana (1996: 5) menyatakan bahwa belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Pendapat serupa juga dinyatakan oleh Oemar Hamalik (2003: 154) bahwa belajar
101
adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman.
Menurutnya, belajar merupakan bagian hidup manusia dan berlangsung seumur
hidup. Kapan saja dan di mana saja, baik di sekolah, di rumah, bahkan di jalanan
dalam waktu yang tidak ditentukan sebelumnya.
Menurut Slameto (1995: 5), “Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”. Jadi belajar lebih menekankan pada perubahan tingkah
laku seseorang dalam belajar sebagai hasil pengalaman dan latihan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses membangun makna melalui latihan dan pengalaman, sehingga dapat
menimbulkan perubahan tingkah laku yang baru pada diri individu dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Pentingnya pengalaman belajar diperkuat dengan pendapat bahwa, “…
seseorang belajar hanya 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar,
30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa
yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan” (Pusat
Kurikulum Balitbang, 2003: 7).
3
9
8
7
6
5
4
10
2
1
10
102
Gambar 2. 1. Kerucut Pengalaman Belajar Seseorang
Keterangan:
1. Belajar dengan pengalaman langsung
2. Belajar dengan memakai benda dalam bentuk kecil
3. Belajar dengan bersandiwara
4. Belajar dengan demonstrasi
5. Belajar dengan berdarmawisata
6. Belajar dengan pameran
7. Belajar dengan gambar bergerak
8. Belajar dengan gambar diam
9. Belajar dengan lambang visual
10. Belajar dengan lambang verbal
(Pusat Kurikulum Balitbang, 2003: 7)
c. Prestasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:787), “Prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
oleh guru”.
Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) mengatakan bahwa “Prestasi belajar
adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar”. Dengan mengetahui
prestasi belajar anak, dapat diketahui kedudukan anak dalam kelas, apakah anak
tersebut kelompok anak pandai, sedang, atau kurang. Prestasi anak ini dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang mencerminkan hasil yang
dicapai oleh anak dalam periode tertentu.
Sedangkan Zainal Arifin (1990:3) menyatakan bahwa “Prestasi belajar
merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah manusia karena
sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut
bidang dan kemampuannya masing-masing”. Zainal Arifin juga mengemukakan
bahwa prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:
103
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
2. Prestasi belajar sebagaa lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. 5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)
anak didik.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil usaha yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar yang dinyatakan
dalam bentuk angka, huruf maupun simbol dalam periode tertentu. Di dalam
penelitian ini prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka.
d. Pengertian Matematika
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 723) matematika mempunyai
pengertian bahwa, “Ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan”.
Ditinjau dari struktur dan urutan unsur-unsur pembentuknya, Purwoto
(2003: 12) mengemukakan bahwa, “Matematika adalah pengetahuan tentang pola
keteraturan pengetahuan struktur yang terorganisasikan mulai dari unsur-unsur
yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma dan postulat dan
akhirnya ke dalil”.
Hakekat matematika oleh Russeffendi, E.T (1984: 260) dalam Alfiah
Rahmawati (2002: 11) dikemukakan bahwa, “Matematika timbul karena fikiran-
fikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran.
Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas ialah aritmatika, aljabar,
geometri, dan analisis (analysis)”. Karena matematika timbul dari proses
pemikiran manusia, tentu setiap orang dapat mempelajarinya, sehingga akan
terasa sangat dangkal jika pemahaman matematika hanya didapat melalui hafalan
saja.
Selanjutnya masih dalam Alfiah Rahmawati (2002: 11), Russeffendi, E.T
mengemukakan secara lebih jelas bahwa,
104
“Matematika adalah : ratunya ilmu (Mathematics is Queen of the Science) maksudnya antara lain ialah matematika itu tidak bergantung kepada bidang studi lain; bahasa matematika agar dapat dipahami orang dengan tepat digunakan simbol dan istilah yang cermat dan disepakati bersama; matematika adalah ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan kepada obsevasi (induktif) tetapi generalisasi yang didasarkan pada pembuktian secara deduktif; ilmu tentang pola keteraturan; ilmu tentang struktur yang terorganisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil; matematika adalah pelayan ilmu”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu
tentang bilangan-bilangan yang timbul dari pemikiran manusia yang berhubungan
dengan idea, proses, dan penalaran. Matematika berupa ilmu tentang struktur yang
terorganisasi dimulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur-unsur
yang didefinisikan, kemudian ke aksioma atau postulat dan akhirnya sampai ke
dalil.
e. Prestasi Belajar Matematika
Dari pengertian prestasi belajar dan matematika yang telah diuraikan di
atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah
dicapai oleh seseorang dalam mempelajari cabang ilmu pengetahuan eksak
tentang bilangan, kalkulasi, penalaran logik, fakta-fakta kuantitatif, masalah ruang
dan bentuk, aturan-aturan yang ketat serta struktur yang terorganisasikan yang
mengakibatkan adanya perubahan pada diri seseorang berupa penguasaan dan
kecakapan baru yang ditunjukkan dengan hasil berupa nilai.
2. Metode Pembelajaran dan Pendekatan Pembelajaran
Metode pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar dan merupakan salah satu penunjang utama berhasil atau
tidaknya seorang guru dalam mengajar. Di samping keterampilan mengajar,
seorang guru harus memiliki dan menguasai metode-metode pembelajaran, serta
dapat menggunakannya dengan tepat sesuai dengan pokok bahasan yang
diajarkan.
Roestiyah N.K. (1991: 1) mendefinisikan metode mengajar atau teknik
penyajian pelajaran yaitu, “Suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
105
digunakan untuk guru/instruktur. Pengertian lain adalah teknik penyajian yang
dikuasai guru untuk mengajar/menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam
kelas agar pelajaran tersebut dapat diungkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa
dengan baik”.
Metode mengajar sesuai yang dikemukakan oleh Slameto (1995: 65) adalah
suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam mengajar. Menurut Oemar
Hamalik (2003: 98), metode belajar berarti cara mencapai tujuan pembelajaran,
yaitu tujuan-tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh murid dalam kegiatan
belajar mengajar.
Menurut Purwoto (2003: 70), “Metode mengajar adalah cara-cara yang
tepat dan serasi dengan sebaik-baiknya, agar pembelajaran mencapai tujuannya
atau sasarannya”. Sementara itu, Muhibbin Syah (1995: 202) mengatakan bahwa,
“Metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan
kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada
siswa”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah
cara yang teratur dan terpikir oleh guru yang digunakan dalam menyampaikan
materi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pendekatan dalam pembelajaran adalah suatu jalan, cara atau kebijaksanaan
yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran dilihat
dari sudut bagaimana proses pembelajaran atau materi pembelajaran itu, umum
atau khusus dikelola (Russeffendi, 1998: 240).
Menurut Purwoto (2003: 70), “Pendekatan dapat merupakan suatu konsep
atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran”.
Soedjadi (2000: 102) membedakan pendekatan menjadi dua yaitu :
1. Pendekatan materi (material approach), yaitu proses menjelaskan topik
matematika tertentu menggunakan materi matematika lain.
2. Pendekatan pembelajaran (teaching approach), yaitu proses penyampaian
atau penyajian topik matematika tertentu agar mempermudah siswa
memahaminya.
106
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan dalam membahas
materi pembelajaran agar mempermudah siswa memahaminya.
Pada prinsipnya tidak satu pun metode mengajar yang dapat dipandang
sempurna dan cocok untuk semua pokok bahasan yang ada pada setiap bidang
studi, karena setiap metode memiliki keunggulan-keunggulan dan kelemahan-
kelemahan yang khas.
3. Metode Konvensional
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 467) dinyatakan bahwa
“Konvensional adalah tradisional”, selanjutnya tradisional sendiri diartikan
sebagai “Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada
norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun temurun”. Oleh karena itu
metode konvensional dapat juga disebut metode tradisional. Dari pengertian di
atas disimpulkan bahwa metode konvensional adalah suatu pembelajaran dimana
proses belajar mengajar dilakukan dengan cara yang lama, yaitu dalam
penyampaian pelajaran guru masih mengandalkan sistem ceramah. Tetapi di
dalam pembelajaran matematika metode konvensional, metode yang paling sering
dipakai adalah metode ekspositori karena selain memberikan materi, guru juga
memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan siswa.
Dalam metode konvensional yang dalam penelitian ini adalah metode
ekspositori, guru memegang peranan utama untuk menentukan isi dan urutan
langkah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga tidak bisa
begitu saja dikatakan jelek. Metode yang bisa juga dikatakan metode ceramah ini
dalam pembelajaran matematika mempunyai banyak kekuatan dan kelemahan.
Adapun kekuatan dan kelemahannya menurut Purwoto (2003: 67) adalah
sebagai berikut:
Kekuatannya:
· Dapat menampung kelas yang besar, tiap murid mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan dan karenanya biaya yang diperlukan relatif murah.
· Bahan pelajaran/keterangan dapat diberikan secara lebih urut oleh guru, konsep-konsep yang disajikan secara hierarki akan memberikan fasilitas belajar bagi siswa.
107
· Isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.
· Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu tidak menghambat dilaksanakannya pelajaran.
Kelemahannya:
· Pelajaran berjalan membosankan siswa dan siswa menjadi pasif dan tidak berkembang.
· Kepadatan konsep-konsep yang diberikan hanya akan membuat siswa tidak mampu menguasai materi pelajaran.
· Pengetahuan yang didapat dari metode ini mudah terlupakan. · Ceramah menyebabkan belajar siswa menjadi ‘Belajar menghafal’ yang tidak
menyebabkan timbulnya pengertian.
4. Metode Pembelajaran Kooperatif
Metode kooperatif merupakan sebuah pengembangan teknis belajar
bersama. Belajar bersama berarti belajar dengan saling membantu dan bekerja
bersama sebagai sebuah tim ( kelompok ).
The teaching method employed by a teacher has been shown to reflect on students’ understanding of the subject (Akinlaye, 1998). On this, Ajelabi (1998) was of the opinion that the teaching method adopted by the teacher in order to promote learning is of topmost importance. Hence, he concluded that there is the need to introduce, adopt, and adapt the latest instructional techniques that are capable of sustaining the interest of the learners. Cooperative learning techniques have been shown to enhance students’ learning and social relations relative to traditional whole class methods of teaching (Okebukola, 1984; Ojo, 1989; Alebiosu, 1998; Fuyunyu, 1998; Esan, 1999; Adeyemi 2002; Omosehin, 2004; and Akinbode, 2006).
(http://findarticles.com/p/articles/mi_qa3823. Diunduh September 2009) Slavin (1995:22) mendefinisikan metode pembelajaran kooperatif sebagai
“Metode belajar dimana siswa bekerja dalam suatu kelompok kecil yang memiliki
tingkat kemampuan yang berbeda dan saling berinteraksi antar anggota
kelompok”. Di dalam metode kooperatif, siswa belajar dalam kelompok –
kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa yang heterogen. Dalam
menyelesaikan tugas secara kelompok , setiap anggota membantu satu sama
lainnya dalam satu kelompok.
Anita Lie (2004:31) mengemukakan bahwa
108
Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap belajar kooperatif. Kelompok kecil ini akan benar – benar mencerminkan belajar kooperatif apabila telah menunjukkan 5 unsur dasar model pembelajaran kooperatif, meliputi : 1. Saling ketergantungan positif. Tanggung jawab perseorangan. Tatap muka . Komunikasi antar anggota. Evaluasi proses kelompok.
Lebih lanjut Anita Lie (2004) mengungkapkan beberapa manfaat dari
metode kooperatif, di antaranya :
1. Siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama dengan siswa lain.
2. Siswa belajar untuk menghargai perbedaan pendapat.
3. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
4. Mengurangi kecemasan.
5. Meningkatkan motivasi dan dapat memacu siswa untuk meningkatkan
usahanya.
6. Meningkatkan prestasi belajar.
Metode kooperatif ini diharapkan bisa menjadi jalan keluar bagi dunia
pendidikan, terkait dengan rendahnya daya serap siswa terhadap materi pelajaran.
5. Metode Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
Pembelajaran ini diawali dengan adanya presentasi kelas dari guru bidang
studi. Presentasi kelas ditekankan pada materi pokok yang akan diajarkan.
Kemudian siswa belajar dalam kelompok-kelompok untuk mengerjakan Lembar
Kerja Siswa. Dalam hal ini diperlukan adanya kerja sama antar anggota kelompok
agar tiap anggota kelompok dapat menguasai materi yang sedang dipelajari.
Selanjutnya siswa dikenai kuis individual. Dalam mengerjakan kuis siswa tidak
diperbolehkan saling membantu karena untuk mengetahui seberapa besar tingkat
penguasaan materi siswa. Untuk skor tim/kelompok didasarkan pada skor
perkembangan masing-masing anggota dalm kelompoknya. Bagi kelompok yang
memperoleh skor tertinggi akan mendapatkan penghargaan. Dengan adanya
penghargaan kelompok ini diharapkan setiap siswa akan termotivasi dalam belajar
sehingga skor yang akan mereka sumbangkan dalam kelompok besar.
109
Menurut Mohammad Nur (2005: 23), dalam penggunaan metode
pembelajaran STAD , guru perlu mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Bahan Ajar
Bahan ajar yang dibuat oleh guru berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).
Lembar Kerja Siswa ini dilengkapi dengan kunci jawabannya. Selain itu,
guru juga harus mempersiapkan kuis untuk tiap unit atau kompetensi dasar
yang telah direncanakan untuk pembelajaran.
b. Penetapan Siswa dalam Tim/Kelompok
Sebuah tim dalam STAD merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari
empat atau lima siswa heterogen. Keheterogenan ini dapat ditinjau dari
kinerja akademik suku, dan jenis kelamin siswa.
c. Penentuan Skor Dasar Awal
Skor dasar awal dapat diambil dari skor rata-rata pada kuis sebelumnya.
Apabila sebelumnya belum pernah diadakan kuis, skor dasar awal dapat
diambil dari final siswa dari tahun yang lalu.
Menurut Mohammad Nur (2005: 28), dalam pelaksanaan STAD terdiri
dari suatu siklus kegiatan pembelajaran yang tetap sebagai berikut:
a. Mengajar
Tiap pelajaran pada STAD selalu dimulai dengan presntasi kelas.Presentasi
kelas meliputi pendahuluan, inti yang dapat berisi komponen presentasi bahan
dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran.
(1) Pendahuluan
Dalam pendahuluan guru menekankan apa yang akan dipelajari peserta
didik (siswa) dan mengapa pelajaran itu penting. Hal ini dilaksanakan
untuk memotivasi siswa dalam mempelajari konsep yang diajarkan.
(2) Presentasi
Presentasi harus sesuai dengan tujuan yang akan diujikan. Fokus pada
makna bukan pada hafalan. Secara aktif demonstrasikan konsep-konsep
atau keterampilan-keterampilan dan banyak contoh.
(3) Latihan terbimbing
110
Seluruh siswa diminta mengerjakan soal atau contoh-contoh soal atau
membahas jawaban atas pertanyaan guru. Siswa dapat berdiskusi dengan
anggota kelompok.
b. Belajar Kelompok
Selama kegiatan kelompok, masing-masing siswa bertugas mempelajari
materi yang telah disampaikan guru dan membantu teman sekelompoknya
untuk menguasai pelajaran tersebut. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa
untuk dikejakan siswa. Setiap siswa harus mengerjakan secara mandiri dan
selanjutnya saling mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya.
Apabila teman sekelompoknya ada yang kurang memahami, maka anggota
kelompok yang lain harus membantunya. Guru harus menekankan lembar
Kerja Siswa untuk dipelajari bukan untuk diisi dan diserahkan kepada guru.
Apabila siswa mempunyai suatu permasalahan, sebaiknya ditanyakan kepada
seluruh anggota kelompoknya sebelum ditanyakan kepada guru.
c. Kuis
Pada saat mengerjakan kuis, siswa tidak diperbolehkan bekerja sama. Siswa
harus mnunjukkan bahwa mereka telah belajar secara individual. Siswa juga
tidak boleh menukar lembar jawaban dengan anggota kelompok lain.
d. Penghargaan Kelompok
Setelah diadakan kuis, guru mengumumkan skor perkembangan individual
dan skor kelompok serta memberikan penghargaan kepada kelompok yang
memperoleh skor tinggi.
Menurut Mohammad Nur (2005: 33), penskoran pada STAD meliputi skor
dasar, skor perbaikan, dan skor kelompok. Skor dasar telah dijelaskan diawal.
Skor perbaikan adalah skor perbandingan antara skor dasar dengan skor kuis. Skor
ini diperoleh berdasarkan seberapa besar skor kuis siswa melampui skor dasar.
Skor kelompok adalah jumlah dari skor perbaikan semua kelompok dibagi jumlah
anggota kelompok. Berdasarkan nilai perkembangan yang diperoleh kelompok
terdapat tiga tingkat penghargaan yang diberikan untuk tiap kelompok, yaitu:
(1) Superteam (tim istimewa): diberikan bagi kelompok yang memperoleh rata-
rata lebih besar atau sama dengan 25
111
(2) Greatteam (tim hebat): diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-
rata antara 20 sampai 25
(3) Goodteam (tim baik): diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-
rata antara 15 sampai 20
Cara menentukan skor perbaikan/perkembangan sebagai berikut:
Tabel 2.2
Skor Perkembangan
Nilai Kuis Skor Perbaikan § Nilai dari 10 poin dibawah skor dasar § 10 poin sampai 1 poin dibawah skor dasar § Sama dengan nilai skor dasar sampai dengan 10 poin
diatas skor dasar § Lebih dari 10 poin diatas skor dasar § Betul semua (nilai sempurna)
5 10 20 30 40
Laporan hasil akhir dalam STAD didasarkan pada skor kuis siswa sebelumnya,
bukan didasarkan pada skor perbaikan atau skor kelompok.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa metode pembelajaran STAD
mempunyai kelebihan antara lain: 1) Siswa dan guru mendapakan kemudahan
untuk memahami materi pelajaran, 2) Siswa secara kooperatif dapat
menyelesaikan pokok-pokok materi yang dipelajari, 3) Siswa dapat meningkatkan
hasil belajarnya dengan adanya kerja sama antar semua unsur dalam kelas, 4)
Siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam berdiskusi dan menyelesaikan
tugas. Selain kelebihan, dalam metode pembelajaran STAD juga terdapat
kelemahan antara lain: 1) Apabila ada siswa yang tidak cocok dengan anggota
kelompoknya, maka siswa tersebut kurang bisa bekerja sama dalam memahami
materi, 2) Ada siswa yang kurang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam
kelompok belajar, 3) Apabila ada anggota kelompok yang malas, maka usaha
kelompok dalam memahami materi maupun untuk memperoleh penghargaan tidak
berjalan sebagaimana mestinya.
6. Pendekatan Quantum Learning
112
Quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang
mengkombinasikan penumbuhan rasa percaya diri, ketrampilan belajar, dan
kemampuan berkomunikasi dalam suatu lingkungan yang menyenangkan.
(DePorter, Bobby& Hernacki, Mike, 1999: 15). Menurut pengakuan DePorter et
al, metode-metode quantum learning menemukan bentuknya di SuperCamp, yang
dikembangkan sejak awal tahun 1980-an.
Di SuperCamp ini mereka awalnya bekerja menciptakan program belajar
selama sepuluh hari. DePorter menceritakan,
“Pada musim panas 1982, kelompok pertama yang terdiri dari enam puluh delapan remaja tiba di perkemahan. Sebagian besar mereka merasa enggan, curiga dan tidak mau bekerja sama. Putra saya sendiri termasuk salah seorang yang ragu. “Bu, program ini harus baik, ya!” katanya sebelum perkemahan dimulai. Saya tak dapat membayangkan konsekuensi apa yang ada dalam pikirannya jika program ini gagal” (1999: 6).
Ternyata setelah beberapa saat berjalan, DePorter et al dan rekan-rekannya
mulai melihat terobosan-terobosan mengagumkan yang mengatakan bahwa
meraka menuju ke arah yang tepat. Akhirnya program ini lebih berhasil dari apa
yang diharapkan dan menjadi peristiwa penting bagi para remaja yang
mengikutinya. Ribuan remaja dan praremaja lulus dari SuperCamp dan banyak
dari mereka melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi dan berhasil dalam karier
mereka di bidang apapun yang dapat dibayangkan.
Menurut DePorter et al, quantum learning berakar dari upaya Georgi
Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan
“suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan
pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan
sugesti positif ataupun negatif.
Menurut Lozanov, beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan
sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar
di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster
untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan
guru-guru terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif (DePorter, Bobby &
Hernacki, Mike, 1999: 14).
113
Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan suggestologi adalah
“pemercepatan belajar” (accelerated learning). Pemercepatan belajar
didefinisikan sebagai “memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang
mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan”. Cara ini
menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan:
hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan
emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman
belajar yang efektif.
a. Lingkungan Belajar Yang Optimal
Belajar pada lingkungan yang ditata dengan baik, akan lebih mudah untuk
mengembangkan dan mempertahankan sikap juara. Dan sikap juara akan
menghasilkan pelajar yang lebih berhasil. Cara menata perabotan, musik yang
dipasang, penataan cahaya, dan bantuan visual di dinding dan papan iklan
merupakan kunci yang menciptakan lingkungan belajar yang optimal.
Menurut DePorter et al, satu alasan yang menyebabkan program-program
yang mereka lakukan begitu sukses dalam membantu seseorang menjadi pelajar
yang lebih baik adalah kerena mereka berjuang untuk menciptakan lingkungan
belajar optimal, baik secara fisik maupun mental.
“Sebelum suatu program dimulai, staf masuk ke dalam masing-masing kelas dan mengubahnya menjadi suatu tempat di mana siswa-siswa akan merasa nyaman, terdorong, dan mendapat dukungan. Kami memasukkan tanaman dan musik, dan jika diperlukan, kami menyesuaikan temperature dan memperbaiki pencahayaan. Kursi-kursi diberi bantalan (jok) supaya lebih nyaman, jendela-jendela dilap dan dinding-dinding dihiasi dengan poster-poster indah dan tulisan-tulisan yang bermakna positif” (DePorter et al,1999: 66)
b. Iringan Musik: Kunci Menuju Quantum Learning
Musik adalah sangat penting untuk lingkungan quantum learning karena
musik sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis. Selama
melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung
cenderung meningkat. Gelombang-gelombang otak meningkat, dan otot-otot
menjadi tegang. Selama relaksasi dan meditasi, denyut jantung dan tekanan darah
menurun, dan otot-otot mengendur. Biasanya, akan sulit berkonsentrasi ketika kita
benar-benar relaks, dan sulit untuk relaks ketika kita berkonsentrasi penuh.
114
Georgi Lozanov, yang teknik-teknik pemercepatan belajarnya menjadi
fondasi bagi SuperCamp, mencari cara untuk mengkombinasikan pekerjaan
mental yang menekan dengan fisiologi relaks agar melahirkan pelajar-pelajar yang
istimewa. Setelah suatu percobaan intensif dengan para siswa, Ia mendapatkan
bahwa musik adalah kuncinya. Relaksasi yang diiringi dengan musik membuat
pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi (DePorter et al,1999: 72).
Musik yang menurut penemuan Lozanov paling membantu adalah musik
barok, seperti Bach, Handel, Pachelbel, dan Vivaldi. Para komposer ini
menggunakan ketukan yang sangat khas dan pola-pola yang secara otomatis
menyinkronkan tubuh dan pikiran kita. Misalnya kebanyakan musik barok ini
mempunyai tempo enam puluh ketukan per menit, yang sama dengan detak
jantung rata-rata dalam keadaan normal.
DePorter et al (1999: 74) juga menyebutkan, ada teori yang mengatakan
bahwa dalam situasi otak kiri sedang bekerja, seperti mempelajari materi baru,
musik akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga
masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses. Otak kanan cenderung
terganggu selama rapat, kuliah, dan semacamnya, yang merupakan penyebab
mengapa seseorang kadang-kadang melamun dan memperhatikan pemandangan
ketika Anda berniat untuk berkonsentrasi. Memasang musik adalah cara efektif
untuk menyibukkan otak kanan ketika sedang berkonsentrasi pada aktivitas-
aktivitas otak kiri.
c. Ikuti Tanda-Tanda Positif
DePorter et al (1999: 76) mengatakan bahwa, “Bila saya mengatakan
tanda-tanda positif, saya sedang berbicara mengenai rangsangan visual yang
mengingatkan Anda mampu untuk menjadi orang yang istimewa”. Ia
menyarankan beberapa hal yang dapat dimanfaatkan dalam tempat kerja, yaitu
pemacu semangat, seperti slogan atau kata-kata mutiara, sertifikat dan
penghargaan-penghargaan yang telah diterima, bentuk-bentuk dukungan berupa
foto-foto saat kita berada di puncak prestasi, serta catatan, hadiah, atau kartu
penghargaan dari teman-teman dan kolega.
115
Hal-hal di atas akan dapat memacu kerja dan memberi semangat kepada
kita bahwa kita dapat melakukan hal-hal yang membanggakan dalam hidup.
d. Konsilidasi (Waktu untuk Berhenti)
DePorter et al (1999: 84) menceritakan bahwa, “Di SuperCamp, jeda yang
berulang-ulang merupakan persyaratan untuk setiap jenis sesi belajar. Jeda sangat
penting hingga kami kadang-kadang membiarkan para siswa menentukan kapan
waktu jedanya, jika seorang anak mengangkat tangannya dan minta jeda, itulah
tanda yang setiap orang akan memanfaatkannya”.
Ia memberikan beberapa alasan mengapa jeda sangat penting, yaitu:
pertama, dalam setiap belajar, hal yang paling diingat dengan baik adalah
informasi yang dipelajari pertama dan terakhir. Jika kita sering melakukan jeda,
akan banyak informasi yang diingat, karena banyaknya jeda pendek ini berarti
akan memperbanyak “pertama dan terakhir”. Kedua, ketika pikiran menjadi letih,
perubahan keadaan mental yang terjadi selama jeda akan menyegarkan kembali
sel-sel otak untuk langkah berikutnya.
7. Metode STAD dengan Pendekatan Quantum Learning
Metode ini merupakan inovasi metode pembelajaran yaitu antara metode
STAD dan pendekatan quantum learning. Berdasarkan tinjauan pustaka yang
diungkapkan sebelumnya tentang metode STAD dan pendekatan quantum
learning, dapat didefinisikan bahwa metode STAD dengan pendekatan quantum
learning adalah metode pembelajaran yang diatur sedemikian rupa sehingga siswa
dapat melakukan diskusi tentang materi yang diajarkan dalam suasana belajar
yang menyenangkan.
Dalam metode pembelajaran ini metode quantum learning digunakan dalam
hal penyetingan ruang belajar agar suasana ruang belajar menjadi lebih nyaman,
sedangkan dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan metode STAD.
a. Prosedur Pembelajaran Pendekatan Quantum Learning dengan Metode
STAD
Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan quantum learning
dengan metode STAD meliputi beberapa tahap, antara lain sebagai berikut
116
1) Persiapan pembelajaran dengan Pendekatan Quantum Learning dengan
Metode STAD
a. Mempersiapkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
dilengkapi dengan kunci jawabannya. Selain itu, guru juga harus
mempersiapkan kuis untuk tiap unit atau kompetensi dasar yang telah
direncanakan untuk pembelajaran. Kemudian membentuk kelompok
yang terdiri dari empat atau lima siswa heterogen. Keheterogenan ini
dapat ditinjau dari kinerja akademik suku, dan jenis kelamin siswa.
Selanjutnya menentukan skor dasar awal yang diambil dari skor rata-
rata pada kuis sebelumnya. Apabila sebelumnya belum pernah
diadakan kuis, skor dasar awal dapat diambil dari final siswa dari
tahun yang lalu.
b. Mempersiapkan ruang atau tempat pembelajaran. Ruang yang
digunakan dalam setiap pertemuan ada yang berbeda dengan setting
atau tata ruang yang juga berbeda supaya siswa tidak jenuh dengan
kondisi ruangan yang selalu monoton.
c. Mempersiapkan perangkat audio yang akan digunakan untuk
mengiringi selama proses pembelajaran berlangsung, karena iringan
musik merupakan kunci utama keberhasilan metode quantum learning.
d. Membuat soal tes atau ulangan yang berupa pilihan ganda yang
mencakup semua materi pada sub pokok bahasan yang telah dipelajari,
yakni persaman garis lurus. Tes ini digunakan sebagai
evaluasi/penilaian akhir yang akan menentukan prestasi belajar
matematika siswa pada sub pokok bahasan persamaan garis lurus.
2) Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Quantum Learning dengan
Metode STAD
a) Pendahuluan
Pendahuluan dalam proses pembelajaran pendekatan quantum learning
dengan metode STAD diisi dengan pengenalan, pengakraban antara
siswa dengan guru dalam suasana santai dan rileks, pemberian
117
motivasi dan semangat belajar pada siswa serta pada pertemuan
berikutnya menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dalam proses pembelajaran pendekatan quantum learning
dengan metode STAD yaitu presentasi kelas dari guru yang ditekankan
pada materi pokok yang akan diajarkan. Kemudian siswa belajar dalam
kelompok-kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa. Dalam
hal ini diperlukan adanya kerjasama anggota kelompok agar tiap
anggota kelompok dapat menguasai materi yang sedang dipelajari.
Selama proses pembelajaran berlangsung, suasana kelas diiringi
dengan alunan musik instrumen yang berfungsi untuk membuat
suasana terkesan lebih nyaman, santai dan menyenangkan yang dapat
mendorong siswa untuk berkonsentrasi dan mengurangi ketegangan
sehingga otak dapat bekerja secara optimal.
c) Pengembangan dan Penerapan
Dalam tahap pengembangan dan penerapan siswa dikenai kuis
individual. Dalam mengerjakan kuis siswa tidak diperbolehkan saling
membantu karena untuk mengetahui seberapa besar tingkat
penguasaan materi siswa tiap pertemuan, dilanjutkan dengan
pembahasan dengan melibatkan siswa secara aktif untuk mengerjakan
di depan kelas. Selama siswa mengerjakan latihan soal guru
menyelingi dengan pemberian motivasi dan semangat belajar pada
siswa dan suasana kelas selalu diiringi dengan musik instrumen.
Setelah diadakan kuis, guru mengumumkan skor perkembangan
individual dan skor kelompok serta memberikan penghargaan kepada
kelompok yang memperoleh skor tinggi
d) Penutup
Guru menyimpulkan materi dengan menekankan pada hal-hal yang
penting. Guru memberikan motivasi dan semangat untuk rajin belajar
pada siswa dilanjutkan dengan gambaran pertemuan berikutnya dalam
118
suasana yang lebih menarik dan menyenangkan, guru mengakhiri
pertemuan dengan salam penutup.
3) Evaluasi Akhir
Evaluasi akhir dilakukan setelah semua materi atau sub pokok bahasan
persamaan garis lurus telah selesai diajarkan. Tes yang digunakan berupa
tes obyektif dengan empat alternatif jawaban. Tes ini digunakan untuk
mendapatkan nilai akhir atau prestasi belajar siswa pada sub pokok
bahasan persamaan garis lurus.
8. Gaya Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:297), “Gaya adalah sikap
atau cara yang khusus”. Dari definisi ini, maka gaya belajar adalah sikap atau cara
yang khusus dalam belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Winkel (1996:147 ),
“Gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa”. Sedangkan Nasution
(2000:94) menyatakan bahwa “Gaya belajar adalah cara yang konsisten dilakukan
oleh seorang siswa dalam menangkap stimulus dan informasi, cara mengingat,
berpikir dan memecahkan soal”. Gaya belajar ini berkaitan dengan pribadi
seseorang yang tentu dipengaruhi oleh pendidikan dan riwayat perkembangannya.
Deporter, Bobbi dan Hernacki, Mike (2000:110) mengatakan bahwa “Gaya
belajar merupakan kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian
mengatur serta mengolah informasi”.
A benchmark definition of "learning styles" is "characteristic cognitive, effective, and psychosocial behaviors that serve as relatively stable indicators of how learners perceive, interact with, and respond to the learning environment. (10) Learning styles are considered by many to be one factor of success in higher education.
(http://find.galegroup.com/gps/retrieve.do. Diunduh September 2009) Dari pengertian – pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar
adalah cara belajar yang khas yang merupakan kombinasi dari bagaimana siswa
menyerap dan mengatur serta mengolah informasi.
Sriyono (1992:4) menggolongkan gaya belajar berdasarkan cara menerima
informasi ke dalam 4 tipe, yaitu tipe mendengarkan, tipe penglihatan, tipe
merasakan, dan tipe motorik. Sedangkan Deporter, Bobbi dan Hernacki, Mike
(2000:112–113) menggolongkan gaya belajar berdasarkan cara menerima
119
informasi dengan mudah ke dalam 3 tipe, yaitu gaya belajar tipe visual, gaya
belajar tipe auditorial, dan gaya belajar tipe kinestetik. Sejalan dengan Bobbi dan
Mike, Dryden, Gordon dan Vos, Jeannette (2001:347) juga menggolongkan gaya
belajar berdasarkan cara mudah menyerap informasi ke dalam 3 tipe, yaitu gaya
belajar tipe visual, gaya belajar tipe auditorial, dan gaya belajar tipe kinestetik.
Sehingga, sesuai dengan pembagian tipe gaya belajar, orang dapat diklasifikasikan
menjadi 3 macam, yaitu orang bertipe visual, auditorial, dan kinestetik.
Deporter, Bobbi dan Hernacki, Mike (2000:116–118) mengemukakan
bahwa orang yang bertipe visual memiliki ciri – ciri :
1. Perilaku rapi dan teratur. 2. Teliti terhadap detail. 3. Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar. 4. Mengingat dengan asosiasi visual. 5. Lebih suka membaca daripada dibacakan. 6. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis.
Sejalan dengan tipe visual, siswa yang memiliki gaya belajar tipe
penglihatan dapat menerima informasi dengan baik bila ia melihat langsung
(Sriyono,1992:4).
Orang yang bertipe auditorial mempunyai ciri – ciri :
1. Mudah terganggu oleh keributan. 2. Menggerakan bibir ketika membaca. 3. Senang membaca dengan suara keras dan mendengarkan. 4. Belajar dengan mendengarkan dan lebih mudah mengingat apa yang
didengar daripada yang dilihat. 5. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar. 6. Dapat mengulang kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara. (Deporter, Bobbi dan Hernacki, Mike 2000:118)
Sriyono (1992:4) menyatakan bahwa, “Siswa yang bertipe mendengarkan
dapat menerima informasi dengan baik setiap informasi dengan mendengarkan”.
Orang yang betipe kinestetik memiliki ciri – ciri :
1. Banyak gerak. 2. Belajar melalui praktek. 3. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat. 4. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca. 5. Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama. 6. Menyukai buku – buku yang berorientasi pada alur /isi.
120
7. Ingin melakukan segala sesuatu. (Deporter, Bobbi dan Hernacki, Mike 2000:118-120)
Sriyono (1992:4) menyatakan bahwa, “Siswa yang bertipe motorik akan
menerima informasi dengan baik bila ia melakukan sendiri secara langsung”.
Dryden, Gordon dan Vos, Jeannette (2001:355) menyatakan bahwa orang
yang bertipe visual lebih mudah menyerap informasi jika menggunakan indra
penglihatan, yaitu dengan melihat tulisan, gambar, maupun diagram. Orang yang
bertipe auditorial memiliki ciri – ciri tidak suka membaca dan lebih suka
bertanya untuk mendapatkan informasi, sedangkan orang yang bertipe
kinestetik selalu ingin bergerak.
9. Tinjauan Materi Tentang Sub Pokok Bahasan Persamaan Garis
Lurus
Sub Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah mengenai :
a. Bentuk Umum Persamaan Garis Lurus
Secara umum persamaan garis lurus dapat ditulis sebagai, y = mx + c,
dengan m = gradien dan c = konstanta
b. Gradien
Secara umum gradien garis (m) = xkomponenpanjangykomponenpanjang
· Gradien garis yang melalui (0, 0) dan (ҳ1, y1)
m = 1
1
xy
· Gradien garis yang melalui (ҳ1, y1) dan (ҳ2, y2)
m = 12
12
xxyy
--
· Gradien garis yang sejajar sumbu-x
m = 0
· Gradien garis yang sejajar sumbu-y
m = tidak dapat didefinisikan
121
c. Gradien Dua Garis
· Jika dua garis sejajar, maka : m1 = m2
· Jika dua garis saling trgak lurus, maka : m1 x m2 = -1
e. Persamaan Garis dan Koordinat Titik Potong Dua Garis
1) Persamaan garis dengan gradien m dan melalui (x1, y1)
y – y1 = m (x – x1)
2) Persamaan garis yang melalui dua titik A (x1, y1) dan B (x2, y2)
· Menentukan gradien (m) dari dua titik tersebut
· Menentukan persamaan garis dengan gradien m tersebut dan
melalui salah satu titik diatas
Atau
12
1
yyyy
--
= 12
1
xxxx
--
3) Persamaan garis yang melalui (x1, y1) dan sejajar garis y = mx + c
· Menentukan gradien garis (m2) yang sejajar dengan garis y = mx + c
· Menentukan persamaan garis dengan gradien m2 dan melalui (x1, y1)
4) Persamaan garis yang melalui (x1, y1) dan tegak lurus garis y = mx + c
- Menentukan gradien garis (m2) yang tegak lurus garis y = mx + c
- Menentukan persamaan garis dengan gradien m2 dan melalui (x1, y1)
f. Koordinat Titik Potong Dua Garis
· Dengan menggambar grafik dari kedua garis yang berpotongan
· Dengan substitusi
(Cholik Adinawan, M dan Sugijono. 2005, Matematika SMP Kelas VIII)
B. Kerangka Berfikir
Penggunaan metode pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan
guru dalam mengajar. Seorang guru yang baik seyogyanya dapat menguasai
bermacam-macam metode pembelajaran dan mampu memilih dan menerapkan
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan. Terdapat dua macam metode pembelajaran yang dibahas dalam
122
penelitian ini, yaitu : metode pembelajaran konvensional yang dalam penelitian ini
dipilih metode ekspositori dan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
pendekatan quantum learning. Pengajaran dengan metode konvensional
(ekspositori) adalah pengajaran yang didominasi oleh guru sebagai sumber
informasi, sedangkan siswa tidak dituntut aktif, hanya memperhatikan, membuat
catatan, dan mengerjakan latihan seperlunya. Sedangkan pengajaran dengan
metode kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning siswa
diarahkan untuk bekerjasama, saling membantu memecahkan masalah, berdiskusi,
menilai kemampuan pengetahuan sendiri dan mengisi kekurangan anggota
kelompoknya dalam suasana belajar yang menyenangkan selama proses
pembelajaran sehingga otak siswa mampu untuk bekerja lebih efektif dalam
memahami konsep-konsep matematika yang diajarkan oleh guru sekaligus mampu
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi persamaan
garis lurus., sehingga dapat dipastikan bahwa setiap anggota kelompok telah
menguasai materi yang diajarkan.
Sub pokok bahasan persamaan garis lurus merupakan materi yang
membutuhkan pemahaman dan untuk mempelajari materi ini tentunya tidak dapat
dilakukan hanya dengan mendengar atau menghafal rumus-rumus yang diberikan,
melainkan dibutuhkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep untuk dapat
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan persamaan garis lurus.
Sehingga dengan menerapkan metode kooperatif tipe STAD dengan pendekatan
quantum learning pada sub pokok bahasan ini siswa akan lebih mudah memahami
materi sub pokok bahasan persamaan garis lurus. Diharapkan prestasi belajar
matematika siswa yang diberi pelajaran dengan metode kooperatif tipe STAD
dengan pendekatan quantum learning lebih baik jika dibandingkan dengan siswa
yang diberi pelajaran dengan menggunakan metode konvensional.
Disamping penggunaan metode pembelajaran yang tepat, faktor lain yang
dapat mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar mengajar adalah gaya belajar
matematika siswa. Gaya belajar matematika dikelompokkan menjadi tiga tipe
yaitu gaya belajar tipe visual, gaya belajar tipe auditorial, dan gaya belajar tipe
kinestetik. Berdasarkan ciri – ciri yang dimiliki ketiga tipe gaya belajar tersebut,
123
siswa yang bertipe auditorial termasuk siswa yang aktif. Oleh karena itu, siswa
bertipe auditorial akan lebih mudah memahami materi persamaan garis lurus
daripada siswa bertipe visual dan kinestetik. Maka daripada itu siswa dengan gaya
belajar tipe auditorial akan mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih
baik bila dibandingkan dengan siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan
kinestetik.
Bila dibandingkan dengan metode konvensional, metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning dapat diharapkan
akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Hal tersebut disebabkan
karena metode kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning lebih
menuntut keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Hal ini akan
terpenuhi oleh siswa yang mempunyai tipe gaya belajar auditorial yaitu siswa
yang memiliki keaktifan dalam proses diskusi saat pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan quantum learning
berlangsung, jika dibandingkan dengan siswa yang mempunyai tipe gaya belajar
visual dan kinestetik. Namun tidak menutup kemungkinan ada siswa yang betipe
belajar auditorial masih tetap rendah prestasi belajarnya walaupun menggunakan
metode kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning. Sehingga
prestasi belajar siswa dengan tipe gaya belajar visual dan kinestetik tidak akan
meningkat walaupun menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan
pendekatan quantum learning. Hal ini tergantung dari karakter siswa itu sendiri.
Jadi dapat disimpulkan, terdapat interaksi antara gaya belajar matematika siswa
dengan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Dari pemikiran di atas digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian
sebagai berikut:
Metode Pembelajaran
Kedisiplinan Belajar
Prestasi Belajar
Paradigma Penelitian
124
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran suatu permasalahan
yang diajukan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Metode STAD dengan pendekatan quantum learning pada pembelajaran
matematika menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik
daripada metode konvensional.
2. Terdapat pengaruh gaya belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar
matematika siswa pada sub pokok bahasan persamaan garis lurus.
3. Ada interaksi antara metode pembelajaran dan gaya belajar matematika siswa
terhadap prestasi belajar matematika.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian
1. Tempat dan Subyek Penelitian
Tempat Penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Karanganyar, dengan subyek
penelitian adalah siswa kelas VIII semester Gasal tahun pelajaran 2009/2010.
Untuk uji coba tes dan angket dilaksanakan di SMP Negeri 3 Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai pada bulan April 2009 sampai bulan Desember
2009, dengan perincian sebagai berikut:
No Kegiatan Apr Mei Jun Juli Agt Spt Okt Nov Des
1 Pengajuan Judul
Gambar 2.3
125
2 Penyusunan Proposal
3 Penyusunan Rencana Pengajaran
4 Penyusunan Instrumen
5 Uji Coba Instrumen
6 Olah Data Hasil Uji Coba Instrumen
7 Studi Pustaka
8 Pengumpulan Data
9 Olah Data Hasil Penelitian
10 Penyusunan Laporan Penelitian
11 Pelaporan Hasil Penelitian
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen semu (quasi-experimental research). Hal ini dikarenakan peneliti
tidak memungkinkan untuk mengendalikan dan memanipulasi semua variabel
yang relevan. Seperti yang dikemukakan Budiyono (2003: 82-83) bahwa, “Tujuan
penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang
merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen
yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan
atau memanipulasikan semua variabel yang relevan”.
Pada penelitian ini yang dilakukan adalah membandingkan prestasi
belajar matematika dari kelompok eksperimen yang menggunakan metode STAD
dengan pendekatan quantum learning dengan kelompok kontrol yang
menggunakan metode konvensioanal (ekspositori) pada sub pokok bahasan
35
126
persamaan garis lurus. Variabel bebas lain yang mungkin ikut mempengaruhi
variabel terikat yaitu gaya belajar matematika siswa.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Suharsimi Arikunto (2002: 115) menyatakan bahwa “Populasi adalah
keseluruhan subyek yang akan diteliti”. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa SMP Negeri 2 Karanganyar kelas VIII semester Gasal tahun
pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari 7 kelas, yaitu kelas VIIIA sampai dengan
kelas VIIIG dengan proporsi banyak siswa dalam setiap kelas yang seimbang.
2. Sampel
Suharsimi Arikunto (2002: 115) mengemukakan bahwa, “Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel dari penelitian ini adalah dua
dari tujuh kelas VIII yang ada di SMP Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran
2009/2010. Sampel yang diambil dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan
generalisasi terhadap seluruh populasi yang ada. Sampel yang diperoleh dibagi
menjadi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling.
Menurut Budiyono (2003: 37) cluster random sampling adalah sampling random
yang dikenakan terhadap unit-unit atau sub-sub populasi. Populasi dari cluster
random sampling ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester Gasal SMP Negeri
2 Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010. Unit-unit atau sub-sub populasi
penelitian ini adalah kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC, VIIID, VIIIE, VIIIF, dan VIIIG.
Untuk menentukan sampel penelitian dari unit-unit ini dilakukan dengan cara
mengundi 2 unit yang akan dijadikan sebagai sampel dari 7 unit yang ada. Undian
tersebut dilaksanakan dalam satu tahap dengan dua kali pengambilan. Kelas yang
keluar pertama sebagai kelompok eksperimen dan kelas yang keluar berikutnya
127
sebagai kelompok kontrol. Setelah dilakukan pengambilan secara random
sampling, terpilih kelas VIIIB untuk kelas eksperimen dan kelas VIIIC untuk
kelas kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat,
yaitu:
a. Variabel Bebas
1) Metode Pembelajaran
a) Definisi Operasional: metode pembelajaran adalah suatu cara yang
digunakan untuk menyampaikan materi persamaan garis lurus kepada
siswa. Adapun kelas eksperimen menggunakan metode kooperatif tipe
STAD dengan pendekatan quantum learning dan kelas kontrol
menggunakan metode konvensional (ekspositori).
b) Skala Pengukuran : nominal dengan dua kategori yaitu metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum
learning dan metode konvensional.
c) Indikator : metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar
mengajar pada materi persamaan garis lurus.
d) Simbol : ai, i = 1, 2
2) Gaya belajar matematika
a) Definisi Operasional
Gaya belajar matematika adalah cara khas yang bersifat konsisten yang
dimiliki oleh setiap siswa dalam menerima atau menangkap informasi
matematika.
b) Skala pengukuran: nominal yang dibagi menjadi tiga tipe gaya belajar
yaitu tipe visual, auditorial, dan kinestetik. Penggolongan gaya belajar
matematika siswa didasarkan pada kecenderungan skor siswa pada tipe
yang sesuai. Siswa mempunyai skor tertinggi pada tipe tertentu
128
menunjukkan bahwa siswa tergolong tipe tersebut. Apabila terdapat
dua tipe yang memiliki skor tertinggi maka siswa tidak tergolong tipe
manapun.
c) Indikator : Skor angket gaya belajar matematika
d) Simbol : bj, j = 1, 2, 3
b. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika siswa
pada materi persamaan garis lurus.
a) Definisi Operasional : prestasi belajar matematika adalah hasil belajar
matematika siswa pada materi persamaan garis lurus setelah diberi
perlakuan
b) Skala pengukuran : interval
c) Indikator : nilai tes prestasi belajar matematika pada materi persamaan
garis lurus
d) Simbol : aibj, i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3
2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2 x 3 dengan maksud
untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat. Tabel
rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Tabel Rancangan Penelitian
Gaya Belajar Matematika Siswa (b j ) Metode Pembelajaran (a i )
Visual (b1 ) Auditorial (b 2 ) Kinestetik (b 3 )
Metode STAD dengan pendekatan quantum learning (a1 )
Ab11 ab12 ab13
Metode Konvensional (a 2 ) Ab 21 ab 22 ab 23
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
129
a. Metode Angket
Menurut Budiyono (2003: 47), “Metode angket adalah cara
pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan tertulis kepada subyek
penelitian, responden atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara
tertulis”. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket berbentuk
pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban. Metode angket ini digunakan untuk
mengetahui gaya belajar siswa.
Adapun prosedur pemberian skor dengan metode angket ini yaitu:
Untuk instrumen positif
Jawaban a, skor 4, menunjukkan gaya belajar matematika sangat sesuai pada
tipe tertentu.
Jawaban b, skor 3, menunjukkan gaya belajar matematika sesuai pada tipe
tertentu.
Jawaban c, skor 2, menunjukkan gaya belajar matematika kurang sesuai pada
tipe tertentu.
Jawaban d, skor 1, menunjukkan gaya belajar matematika tidak sesuai pada
tipe tertentu.
Untuk instrumen negatif.
Jawaban a, skor 1, menunjukkan gaya belajar matematika tidak sesuai pada
tipe tertentu.
Jawaban b, skor 2, menunjukkan gaya belajar matematika kurang sesuai
pada tipe tertentu.
Jawaban c, skor 3, menunjukkan gaya belajar matematika sesuai pada tipe
tertentu.
Jawaban d, skor 4, menunjukkan gaya belajar matematika sangat sesuai pada
tipe tertentu.
Angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya
belajar matematika siswa. Langkah-langkah dalam penyusunan angket gaya
belajar matematika adalah:
a. Menentukan batasan instrumen angket
Di sini peneliti membatasi instrumen angket pada gaya belajar matematika
siswa baik di rumah maupun di sekolah.
130
b. Menyusun kisi-kisi angket yang di dalamnya memuat indikator mengenai
gaya belajar matematika siswa.
c. Menyusun instrumen angket berdasarkan kisi-kisi
d. Menentukan cara pemberian skor pada setiap butir angket
e. Menelaah item soal ( butir angket ). Penelaahan ini dilakukan oleh validator
untuk mengetahui kevalidan dari item soal angket menurut isinya. Suatu
instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah
merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan
diukur.
Kevalidan dari validitas isi kemudian ditelaah dalam kriteria.
Penelaahan tes untuk uji validitas instrumen angket adalah sebagai berikut :
1. Kesesuaian butir angket dengan kisi - kisi.
2. Kesesuaian butir angket dengan ejaan yang disempurnakan dalam Bahasa
Indonesia.
3. Butir angket mudah dipahami.
4. Butir angket tidak menimbulkan interpestasi atau makna ganda.
Dalam penelitian ini, butir angket dikatakan valid jika memenuhi
keempat kriteria di atas.
f. Melakukan uji coba dan kemudian menganalisis butir angket. Setelah
diujicobakan, butir yang tidak baik tidak digunakan dalam penelitian ini.
Untuk mengetahui baik atau tidaknya angket tersebut, dilalukan uji konsistensi
internal dan uji reliabilitas.
Untuk mengetahui baik atau tidaknya angket tersebut, dilalukan uji konsistensi
internal dan uji reliabilitas.
1. Uji Konsistensi Internal
Budiyono (2003: 65) menyatakan bahwa “Konsistensi internal masing-
masing butir dilihat dari korelasi antara skor butir - butir tersebut dengan
skor totalnya”. Dalam penelitian ini untuk menguji konsistensi internal
item angket gaya belajar matematika siswa menggunakan rumus korelasi
product moment dari Karl Pearson sebagai berikut :
131
rxy = ( )( )
( )( ) ( )( )å åå åå åå
--
-2222 YYnXXn
YXXYn
Dengan:
rxy = indeks konsistensi internal untuk butir ke i
n = banyaknya subjek yang dikenai tes ( instrumen )
X = skor untuk butir ke-i ( dari subjek uji coba )
Y = total skor (dari subjek uji coba )
Keputusan Uji:
Jika rxy < 0.3, butir tidak konsisten
rxy ³ 0.3 , butir konsisten
(Budiyono, 2003: 65)
Dalam penelitian ini, untuk butir yang indeks konsistensi
internalnya kurang dari 0.3, maka butir tersebut tidak dipakai.
2. Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen
yang digunakan reliabel atau tidak. Budiyono (2003 : 65) menyatakan
bahwa :
“Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan alat tersebut adalah sama atau hampir sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan”
Untuk menetukan reliabilitas item angket gaya belajar matematika
siswa digunakan rumus Alpha, yaitu:
r11 = ÷÷ø
öççè
æ-÷
øö
çèæ
-å
2t
2i
s
s1
1n
n
Dengan :
r11 = indeks reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir instrumen
132
si2 = variansi belahan ke i, i= 1, 2, …, k (k < n) atau variansi butir ke
i, i = 1, 2,…, n
st2 = variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba
Keputusan uji:
Angket gaya belajar tersebut reliabel apabila besarnya indeks reliabilitas
yang diperoleh telah melebihi nilai 0,7.
(Budiyono, 2003: 70)
Dalam penelitian ini, angket dipakai jika indeks reliabilitasnya melebihi
0,7.
b. Metode Tes
Menurut Budiyono (2003 : 54) , “Metode tes adalah cara pengumpulan
data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan
kepada subjek penelitian”.
Data tentang prestasi belajar siswa diperoleh dari instrumen tes prestasi
belajar yang disusun dalam bentuk soal pilihan ganda yang dibuat peneliti.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar
siswa, diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas isi, reliabilitas,
dan konsistensi internalnya. Pemberian skor untuk item tes, jawaban yang benar
memperoleh skor 1 sedangkan jawaban yang salah memperoleh skor 0.
1. Validitas isi
Supaya tes mempunyai validitas isi harus diperhatikan hal-hal berikut:
i. Bahan ujian (tes) harus merupakan sampel yang representatif untuk
mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari
materi yang diajarkan maupun dari segi proses belajar.
ii. Titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik berat
bahan yang telah diajarkan.
iii. Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk
menjawab soal-soal uji dengan benar.
Kevalidan dari validitas isi ditelaah dalam kriteria. Penelaahan tes untuk
uji validitas instrumen soal tes adalah sebagai berikut :
133
a. Kesesuaian soal dengan kisi -kisi .
b. Bahasa mudah dipahami.
c. Kesesuaian soal dengan ejaan yang disempurnakan dalam Bahasa Indonesia.
d. Kategori soal tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.
e. Soal tidak menimbulkan interpestasi atau makna ganda.
Dalam penelitian ini, butir soal dikatakan valid jika memenuhi kelima
kriteria di atas.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan reliabel atau tidak. Untuk menentukan reliabilitas item soal tes
digunakan rumus KR-20, yaitu :
r11 = ÷÷ø
öççè
æ -÷øö
çèæ
-å
2t
ii2
t
s
qps
1n
n
Dengan: r11 = indeks reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir instrumen
pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke i
qi = 1 – pi
st2 = variansi total
Keputusan uji:
Hasil skor tes tersebut reliabel apabila besarnya indeks reliabilitas yang diperoleh
telah melebihi nilai 0,7.
(Budiyono, 2003: 69)
Dalam penelitian ini, instrumen tes prestasi dipakai jika indeks
reliabilitasnya melebihi 0,7.
3. Uji Konsistensi Internal
Uji konsistensi internal ini digunakan untuk mengetahui tingkat daya
pembeda. Menurut Budiyono (2003 : 65), jika instrumennya berupa tes hasil
belajar, maka butir yang indeks konsistensinya tinggi dapat membedakan antara
siswa yang pandai dan kurang pandai”. Dalam penelitian ini, untuk menguji
134
konsistensi internal butir tes hasil belajar menggunakan rumus korelasi product
moment dari Karl Pearson sebagai berikut :
rxy = ( )( )
( )( ) ( )( )å åå åå åå
--
-2222 YYnXXn
YXXYn
Dengan: rxy = indeks konsistensi internal untuk butir ke i
n = banyaknya subjek yang dikenai tes ( instrumen )
X = skor untuk butir ke-i ( dari subjek uji coba )
Y = total skor (dari subjek uji coba )
Keputusan Uji:
Jika rxy < 0.3 , butir tidak konsisten
rxy ³ 0.3 , butir konsisten
(Budiyono, 2003: 65)
Dalam penelitian ini, untuk butir soal yang indeks konsistensi internalnya
kurang dari 0.3 , butir soal tersebut tidak dipakai.
c. Metode Dokumentasi
Budiyono (2003: 54) mengatakan bahwa “Metode dokumentasi adalah
cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen – dokumen yang telah
ada. Dokumen – dokumen tersebut biasanya merupakan dokumen – dokumen
resmi yang telah terjamin keakuratannya”.
Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui kesamaan
kemampuan awal siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Dalam
penelitian ini menggunakan nilai ulangan subpokok bahasan sebelumnya yaitu
aljabar dari SMP yang digunakan untuk penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik dengan uji
analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Kedua faktor yang dicari
pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan
persamaan garis lurus adalah faktor A ( metode pembelajaran ) dan faktor B (gaya
belajar matematika siswa).
135
Selain analisis variansi, digunakan juga analisis data yang lain, yaitu uji t
digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, metode Lilliefors dan metode Bartlett yang digunakan untuk
menguji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Keseimbangan
Sebelum eksperimen berlangsung, kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol diuji keseimbangan rata-ratanya. Data untuk keseimbangan diambil dari
nilai ulangan subpokok bahasan sebelumnya yaitu aljabar. Hal ini dimaksudkan
agar hasil dari eksperimentasi benar-benar akibat dari perlakuan yang dibuat,
bukan karena pengaruh yang lain. Untuk menguji persamaan rata-rata digunakan
uji t.
Prosedur uji keseimbangan rata-rata dengan menggunakan uji t adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan Hipotesis
10 µ:H = 2µ ( Kedua kelompok berasal dari populasi yang berkemampuan
seimbang).
211 µµ:H ¹ ( Kedua kelompok tidak berasal dari populasi yang
berkemampuan seimbang).
b. Tingkat signifikansi: a =0.05
c. Statistik Uji
t = )2nt(n~
n1
n1
)X(X21
21
21 -++
-
ps
sp2=
2nn
s)1n(s)1n(
21
222
211
-+-+-
Dengan:
t = t hitung
1X = nilai ulangan subpokok bahasan sebelumnya (aljabar)
kelompok eksperimen
136
2X = nilai ulangan subpokok bahasan sebelumnya (aljabar)
kelompok kontrol
n1 = cacah anggota kelompok eksperimen
n2 = cacah anggota kelompok kontrol
21s = varians kelompok eksperimen
22s = varians kelompok kontrol
2ps = varians gabungan
d. Daerah Kritik
DK= 2/tt|t{ a< atau }2/tt a>
e. Keputusan uji
Ho ditolak bila tÎDK
f. Kesimpulan
a. Kedua sampel berasal dari populasi yang seimbang jika Ho
diterima.
b. Kedua sampel berasal dari populasi yang tidak seimbang jika Ho
ditolak
(Budiyono, 2003: 149)
2. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak
maka dilakukan uji normalitas. Semua data penelitian diuji, baik data variabel
bebas maupun variabel terikat. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang
digunakan adalah metode Lilliefors.
Prosedur uji normalitas dengan menggunakan metode Lilliefors, adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan Hipotesis
H0 = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
b. Tingkat signifikansi: a = 0.05
c. Statisitik uji
137
L = maks )()( ii zSzF -
Keterangan:
L = Koefisien Liliefors dari pengamatan
F(zi) = P(Z £ zi)
Z ~ N (0,1)
S(zi) = proporsi cacah Z £ zi terhadap seluruh cacah zi
zi = bilangan baku untuk xi ,
zi = s
XX i )( -
s = standar deviasi
S(Zi)= proporsi cacah Z≤Zi terhadap seluruh cacah Zi
Xi = skor responden
d. Daerah Kritik
DK = { }nLLL ,a> dengan n adalah ukuran sampel
L > L n,a yang diperoleh dari tabel Lilliefors pada tingkat signifikan a dan
derajad kebebasan n (ukuran sampel).
e. Keputusan uji
H0 ditolak jika LÎDK
f. Kesimpulan
a). Sampel berasal dari populasi normal jika Ho diterima.
b). Sampel tidak berasal dari populasi normal jika HO ditolak
(Budiyono, 2003:170)
3. Uji Homogenitas
Dalam penelitian ini, uji homogenitasnya menggunakan uji metode
Bartlett. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
a. Hipotesis
H0 : kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
H1 : kedua kelompok tidak berasal dari populasi yang homogen
b. Tingkat signifikansi: a = 0.05
c. Statistik uji
138
2c = c303.2
(f log RKG- )log2å jj sf
Dengan:
k = banyaknya populasi
N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)
nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke – j.
fj = nj - 1=Derajat kebebasan untuk sj2
; j = 1,2 ...k
f = N – k = å=
k
jjf
1
= derajat Kebebasan untuk RKG
c = 1 + )11
()1(3
1ffk j
-- å
RKG = rataan kuadrat galat = åå
j
j
f
SS;
SSj =( )2
2å å-j
jj n
XX = ( ) 21 jj sn --
N = banyaknya seluruh amatan.
RKG = rataan kuadrat galat
d. Daerah Kritik
DK = { }1,222 -> kaccc
e. Keputusan Uji
H0 ditolak jika DKÎ2c
f. Kesimpulan
a) Kedua kelompok berasal dari populasi homogen jika H0 diterima.
b) Kedua kelompok tidak berasal dari populasi homogen jika H0
ditolak
(Budiyono,2003:176)
4. Uji Hipotesis
Teknik yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak
sama. Prosedurnya adalah sebagai berikut:
139
a. Model untuk data populasi pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak
sama ialah :
Xijk = ijkijji eabbam ++++ )(
Dengan:
Xijk = observasi pada subjek yang dikenai faktor A (Metode
pembelajaran) ke-i dan faktor B (Gaya belajar matematika siswa)
ke-j pada pengamatan ke-k
i = 1, 2 dengan i = 1 berarti dengan disertai metode STAD dengan
pendekatan quantum learning dan i = 2 berarti dengan metode
konvensional.
j = 1, 2, 3 dengan j = 1 berarti gaya belajar matematika tipe visual, j = 2
berarti gaya belajar matematika tipe auditorial, dan j = 3 berarti
gaya belajar matematika tipe kinestetik.
m = rerata besar (grand mean)
ia = efek faktor A kategori ke-i terhadap ijkX
jb = efek faktor B kategori ke-j terhadap ijkX
(αβ)ij = interaksi faktor A ke-i dan faktor B ke-j terhadap ijkX
ijke = galat yang berdistribusi normal
i = 1, 2; 1 = pembelajaran dengan metode STAD dengan pendekatan quantum
learning
2 = pembelajaran metode konvensional
j = 1, 2,3; 1= gaya belajar matematika tipe visual
2 = gaya belajar matematika tipe auditorial
3 = gaya belajar matematika tipe kinestetik
k = 1,2,3,... nij ; nij = banyaknya data amatan pada sel ij
(Budiyono, 2003: 225)
b. Notasi dan Tata Letak Data
Tabel 3.2. Notasi dan Tata Letak Data
140
Gaya Belajar (B) Metode Pembelajaran (A)
B1 b2 b3
a1
(ab)11 (ab)12 (ab)13
a2
(ab)21 (ab)22 (ab)23
c. Prosedur
1) Hipotesis
H0A : α i = 0 untuk setiap i = 1, 2 (tidak ada perbedaan efek antar baris
terhadap variabel terikat)
H1A : paling sedikit ada satu α i yang tidak nol (ada perbedaan efek antar
baris terhadap variabel terikat)
H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3 (tidak ada perbedaan efek antar
kolom terhadap variabel terikat)
H1B : paling sedikit ada βj yang tidak nol. (ada perbedaan efek antar
kolom terhadap variabel terikat)
H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3 (tidak ada interaksi
baris dan kolom terhadap variabel terikat)
H1AB : paling sedikit ada (αβ)ij yang tidak nol (ada interaksi baris dan
kolom terhadap variabel terikat)
2) Tingkat signifikansi α = 0.05
3) Komputasi
Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, didefinisikan notasi-
notasi sebagai berikut :
nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)
= banyaknya data amatan pada sel ij
= frekuensi sel ij
n h = rataan harmonik frekuensi seluruh sel =
åji ijn
pq
,
1
141
N = åji
ijn,
= banyaknya seluruh data amatan
SSij = åå ÷
ø
öçè
æ
-k ij
kijk
ijk n
X
X
2
2
= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij
ijAB = rataan pada sel ij
Ai = åj
ijAB = jumlah rataan pada baris ke-i
Bj = åi
ijAB = jumlah rataan pada kolom ke-j
G = åji
ijAB,
= jumlah rataan semua sel
a) Komponen Jumlah Kuadrat
Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan bedaran-besaran (1),
(2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut:
(1) = pqG 2
; (2) = åji
ijSS,
; (3) = åi
i
q
A 2
;
(4) = åj
j
p
B 2
; (5) = åji
ijAB,
2
b) Jumlah Kuadrat
JKA = hn {(3) - (1)}
JKB = hn {(4) - (1)}
JKAB = hn {(1) + (5) - (3) - (4)}
JKG = (2)
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
Dengan:
JKA = Jumlah Kuadrat Baris
JKB = Jumlah Kuadrat Kolom
JKAB = Jumlah Kuadrat Interaksi
JKG = Jumlah Kuadrat Galat
142
JKT = Jumlah Kuadrat Total
c) Derajat Kebebasan
dkA = p – 1
dkB = q – 1
dkAB = (p – 1) (q – 1)
dkG = pq (n –1) = N – pq
dkT = N – 1
d) Rerata Kuadrat
dkAJKA
RKA = dkAB
JKABRKAB =
dkB
JKBRKB =
dkG
JKGRKG =
e) Statistik Uji
Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ialah
Untuk H0A adalah RKG
RKAFa = yang merupakan nilai dari variabel
random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p – 1 dan N –
pq;
a. Untuk H0B adalah RKG
RKBFb = yang merupakan nilai dari variabel
random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q – 1 dan
N–pq;
b. Untuk H0AB adalah RKG
RKABFab = yang merupakan nilai dari
variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan
(p – 1) (q – 1) dan N – pq;
4) Daerah Kritik
a) Daerah kritik untuk Fa adalah DK = { F / F > Fa; p - 1; N - pq}
b) Daerah kritik untuk Fb adalah DK = { F / F > Fb; q - 1; N - pq}
c) Daerah kritik untuk Fab adalah DK = { F / F > Fab; (p - 1) (q - 1); N - pq}
5) Keputusan Uji
143
H0 ditolak bila harga statistik uji melebihi daerah kritik. Harga kritik
tersebut diperoleh dari Tabel Distribusi F pada tingkat signifikansi α.
6) Rangkuman analisis
Tabel 3.3. Rangkuman Anava
Sumber JK Dk RK Fobs Fα Baris (A) Kolom (B) Interaksi (AB) Galat
JKA JKB
JKAB JKG
p - 1 q - 1
(p - 1)(q - 1) N -pq
RKA RKB
RKAB RKG
Fa Fb Fab
-
F* F* F* -
Total JKT N - 1 - - -
Keterangan : F* adalah nilai F yang diperoleh dari tabel.
(Budiyono, 2003: 211)
5. Uji Komparasi Ganda
Untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan
kolom dan setiap pasangan sel dilakukan uji komparansi ganda menggunakan
metode Scheffe.
Uji komparansi ganda dilakukan apabila H0 ditolak. Tetapi dalam
penelitian ini, tidak perlu dilakukan uji komparasi ganda antar baris, karena hanya
terdiri dari dua kategori. Untuk mengetahui perbedaan rerata cukup dengan
melihat rataan marginalnya.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji Scheffe adalah sebagai
berikut:
a. Identifikasi semua pasangan komparansi yang ada.
b. Menentukan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi ganda.
c. Menentukan tingkat signifikansi.
d. Mencari nilai statistik uji F dengan menggunakan formula sebagai berikut:
1) Komparasi Rataan Antar kolom
Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar kolom adalah :
Fi-.j = )
n.
1
n.
1RKG(
).x.x(
ji
2ji
+
-
144
Dengan:
Fi.-j. = nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j
.iX = rataan pada kolom ke-i
.jX = rataan pada kolom ke-j
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis
variansi
ni. = ukuran sampel kolom ke-i
nj. = ukuran sampel kolom ke-j
Daerah kritik uji adalah:
DK = { F / F > (q – 1) Fα ; q – 1, N – pq}
2) Komparasi Rataan Antar Sel Pada Kolom yang Sama
Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama
adalah:
Fij – kj = )
11(
)( 2
kjij
kjij
nnRKG
xx
+
-
Dengan:
Fij – kj = nilai Fobs pada pembandingan rataan sel ij dan rataan pada sel kj
ijX = rataan pada sel ij
kjX = rataan pada sel kj
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis
variansi
nij = ukuran sel ij
nkj = ukuran sel kj
Daerah kritik untuk uji itu adalah :
DK = { F / F > (pq – 1) Fα ; pq – 1, N –pq }
3) Komparasi Rataan Antar Sel Pada Baris yang sama
Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama adalah:
145
Fij – ik = )
11(
)( 2
ikij
ikij
nnRKG
xx
+
-
Dengan:
Fij – ik = nilai Fobs pada pembandingan rataan sel ij dan rataan pada sel ik
ijX = rataan pada sel ij
ikX = rataan pada sel ik
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis
variansi
nij = ukuran sel ij
nik = ukuran sel ik
Daerah kritik uji adalah:
DK = { F / F > (pq – 1) Fα ; pq – 1, N –pq }
(Budiyono, 2003: 214)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini meliputi data skor uji coba dan skor pada
sampel penelitian yang masing-masing terdiri dari
1) Data skor tes prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan
persamaan garis lurus.
2) Data nilai angket gaya belajar matematika siswa pada pokok bahasan tersebut.
Setelah kedua data tersebut diperoleh selanjutnya data tersebut diuji.
Berikut ini uraian tentang data yang diperoleh.
1. Data Hasil Uji Coba Instrumen
146
Instrumen yang diujicobakan dalam penelitian ini berupa angket gaya
belajar matematika siswa dan tes prestasi belajar matematika siswa pada pokok
bahasan persamaan garis lurus.
a. Hasil Uji Coba Angket Gaya Belajar Matematika Siswa.
1) Validitas isi angket uji coba
Uji Validitas isi dilakukan oleh dua orang validator yaitu guru
SMP N 3 Karanganyar Bapak Sumarno, S.Pd. dan seorang dosen
pendidikan matematika UNS Bapak Drs. Imam Sujadi, M. Si. Berdasarkan
uji validitas isi yang dilakukan validator dari 45 butir angket gaya belajar
matematika semuanya dinyatakan valid secara validitas isi karena
memenuhi kriteria yang diberikan setelah dilakukan beberapa revisi. (Hasil
validasi dapat dilihat pada Lampiran 12)
2) Konsistensi internal angket uji coba
Angket gaya belajar siswa yang diujicobakan sebanyak 45 item.
Setelah dilakukan uji konsistensi internal butir soal dengan rumus korelasi
product moment pada taraf signifikansi 5% diperoleh 37 item yang
konsisten, yaitu yang memenuhi rxy ≤ 0.3. Agar banyaknya item tiap
kategori gaya belajar sama maka 4 item yang konsisten tidak dipakai,
yaitu item no 21, 24, 25 (item auditorial) dan item no 40 (item kinestetik).
Dikarenakan 33 soal tersebut memenuhi indicator yang ditentukan, maka
peneliti dalam penelitian ini menggunakan 33 item soal yang dipakai,
yaitu 11 item visual, 11 item auditorial, dan 11 item kinestetik.
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13).
3) Reliabilitas angket
Dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha,
diperoleh hasil perhitungan r 11 = 1,002. Karena r 11 > 0,7 maka instrumen
angket gaya belajar matematika tersebut dikatakan baik dan dapat
digunakan dalam kaitannya dengan indeks reliabilitas. (Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14).
b. Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar
1) Validitas isi soal uji coba tes prestasi belajar.
57
147
Tes prestasi belajar matematika pada pokok bahasan persamaan
garis lurus terdiri dari 20 butir soal. Melalui dua orang validator yaitu guru
SMP N 3 Karanganyar Bapak Sumarno, S.Pd dan seorang dosen
pendidikan matematika UNS Bapak Drs. Imam Sujadi, M. Si diperoleh 20
soal dinyatakan valid secara validitas isi karena memenuhi kriteria yang
diberikan setelah dilakukan beberapa revisi. (Hasil validasi dapat dilihat
pada Lampiran 9)
2) Konsistensi internal soal uji coba
Tes prestasi belajar yang diujicobakan terdiri dari 20 butir soal
tes obyektif. Dari hasil uji konsistensi internal menggunakan rumus
korelasi produk moment diperoleh semua soal (20 butir soal tes) yang
konsisten dengan rhit dari 20 soal tersebut lebih dari 0,3. (Perhitungan
selengkapnya dapat dillihat pada lampiran 10).
3) Reliabilitas soal uji coba
Dengan menggunakan rumus KR-20, diperoleh 283,211 =r .
Karena r 11 > 0,7 maka instrumen tes prestasi belajar matematika tersebut
dikatakan baik dan dapat digunakan dalam kaitannya dengan indeks
reliabilitas. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11).
2. Data Skor Prestasi Belajar Matematika
Dari data prestasi belajar matematika siswa kemudian ditentukan
ukuran tendensi sentralnya yang meliputi rataaan ( X ), median (Me), Modus (Mo)
dan ukuran dispersi meliputi jangkauan (J) serta simpangan baku yang dapat
dirangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Persamaan Garis Lurus Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Ukuran Tendensi Sentral Ukuran Dispersi
Kelompok X Mo Me
Skor
Min
Skor
Maks J S
Eksperimen 54,05 45 50 25 90 65 17,74
148
Kontrol 48,55 35 50 25 80 55 15,19
Keterangan : X : rataan J : jangkauan
Mo : modus s : standar deviasi
Me : median
3. Data Skor Gaya Belajar Matematika Siswa
Gaya belajar matematika siswa diukur menggunakan angket gaya belajar
matematika. Data hasil penelitian dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu gaya
belajar matematika tipe visual, gaya belajar matematika tipe auditorial, dan gaya
belajar matematika tipe kinestetik. Penentuan kategori didasarkan pada perolehan
skor siswa pada tipe gaya belajar matematika yang sesuai, yaitu:
1.) Siswa mempunyai skor tertinggi pada tipe tertentu menunjukkan bahwa siswa
tergolong tipe tersebut.
2.) Apabila terdapat dua tipe yang hasil skor tertinggi sama, maka siswa tidak
tergolong tipe yang mana pun.
3.) Jika ketiga tipe memiliki skor yang sama, maka siswa tidak tergolong tipe
yang mana pun
Berdasarkan data yang terkumpul, pada kelompok eksperimen terdapat 30
siswa tipe visual, 8 siswa tipe auditorial, 2 siswa tipe kinestetik. Sedangkan pada
kelompok kontrol terdapat 30 siswa tipe visual, 6 siswa tipe auditorial, 4 siswa
tipe kinestetik. Data gaya belajar matematika siswa tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Gaya Belajar Matematika Siswa
Kategori Gaya Belajar Matematika Siswa
Visual Auditorial Kinestetik
Kelas Eksperimen 30 8 2
Kelas Kontrol 30 6 4
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 26).
B. Pengujian Persyaratan Analisis
149
1. Pengujian Persyaratan Eksperimen
Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel mempunyai
kemampuan awal sama atau tidak. Sebelum diuji keseimbangan, masing-masing
sampel terlebih dahulu diuji apakah berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji
normalitas kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disajikan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas
Sampel Lhit Ltab Keputusan Uji
1. Kelompok Eksperimen 0,1074 0,1401 H0 tidak ditolak
2. Kelompok Kontrol 0,1397 0,1401 H0 tidak ditolak
Dari tabel tampak bahwa harga Lhit untuk masing-masing sampel tidak
melebihi harga Ltab, sehingga H0 tidak ditolak yang berarti masing-masing sampel
tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24).
Hasil uji keseimbangan dengan menggunakan uji-t diperoleh tobs
= -1,897. Karena tobs = -1,897 DKÏ = {t | t < – 1,960 atau t > 1,960}, maka H0
tidak ditolak. Hal ini berarti kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal
dari dua populasi yang memiliki kemampuan awal sama. Akibatnya dapat ditarik
kesimpulan bahwa kemampuan awal kedua kelompok tersebut dalam keadaan
seimbang. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25).
2. Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Untuk melakukan uji normalitas masing-masing sampel digunakan
pendekatan Lilliefors. Dengan menggunakan pendekatan Lilliefors diperoleh
harga statistik uji untuk taraf signifikan 0,05 pada masing-masing sampel
sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Uji Normalitas
Sumber Lmaks Ltab Keputusan Uji
150
1. Kelompok Eksperimen 0,1381 0,1401 H0 tidak ditolak
2. Kelompok Kontrol 0,1194 0,1401 H0 tidak ditolak
3. Gaya Belajar Visual 0,1087 0,1144 H0 tidak ditolak
4. Gaya Belajar Auditorial 0,2240 0,2270 H0 tidak ditolak
5. Gaya Belajar Kinestetik 0,1446 0,3190 H0 tidak ditolak
Dari tabel tampak bahwa harga L = Maksimal {| F (zi) - S (zi) |} pada
kelompok eksperimen, kelompok kontrol, gaya belajar visual, gaya belajar
auditorial, gaya belajar kinestetik tidak melebihi harga Ltab, sehingga H0 tidak
ditolak. Hal ini berarti masing-masing sampel tersebut berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 27, 28, 29, 30, dan 31).
b. Uji Homogenitas
Untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang
homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas. Dalam penelitian ini
digunakan metode Bartlett untuk uji homogenitas yang hasilnya disajikan pada
tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Harga Statistik Uji dan Harga Kritik Homogenitas
Sumber 2obsc 2
tabelc Keputusan Uji
Metode Pembelajaran 1,081 3,841 H0 tidak ditolak
Gaya Belajar Siswa 0,531 3,841 H0 tidak ditolak
Nilai statistik uji dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
adalah 2obsc = 1,081 sedangkan 2
tabelc untuk tingkat signifikansi 0,05 adalah
21;05,0c = 3,841. Karena 2
obsc = 1,081 < 21;05,0c = 3,841 maka H0 tidak ditolak.
Hal ini berarti kedua kelompok tersebut homogen.
Nilai statistik uji dari kelompok siswa dengan gaya belajar visual,
auditorial, dan kinestetik adalah 2obsc = 0,531 sedangkan 2
tabelc untuk tingkat
151
signifikansi 0,05 adalah 22;05,0c = 3,841. Karena 2
obsc = 0,531 < 22;05,0c = 3,841
maka H0 tidak ditolak. Hal ini berarti kedua kelompok tersebut homogen.
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32 dan 33).
C. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama disajikan pada
tabel berikut :
Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
JK dK RK Fobs Ftabel Keputusan
A 197.4076 1 197.4076 0.7067 3.979 H0A tidak ditolak
B 51.4380 2 25.7190 0.0921 3.129 H0B tidak ditolak
AB 55.0595 2 27.5298 0.0985 3.129 H0AB tidak ditolak
Galat 20672.2917 74 279.3553 - - - Total 20976.1967 79 - - - -
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 4.9 dapat diperoleh
informasi sebagai berikut :
1. Pada efek utama baris (A), H0A tidak ditolak.
Hal ini berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan
quantum learning dan metode konvensional pada sub pokok bahasan
persamaan garis lurus.
2. Pada efek utama kolom (B), H0B tidak ditolak.
Hal ini berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang
mempunyai gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar
kinestetik pada sub pokok bahasan persamaan garis lurus. Dengan kata lain
tidak terdapat pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
3. Pada efek utama interaksi (AB), H0AB tidak ditolak.
152
Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara metode mengajar dan gaya
belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa pada sub pokok
bahasan persamaan garis lurus.
(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 34).
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Hipotesis Pertama
Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama
diperoleh tabela F 3.98 7067,0 F =<= , sehingga H0A tidak ditolak. Hal ini berarti
tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning dan metode
konvensional pada sub pokok bahasan persamaan garis lurus.
Hasil perhitungan rerata skor prestasi belajar matematika siswa disajikan
pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Rataan skor prestasi belajar matematika siswa Gaya Belajar
Metode Pembelajaran Visual Auditorial Kinestetik
Rataan Marginal
STAD dengan quantum learning 52.3333 54.3750 55.0000 53.9028 Konvensional 49.8333 45.8333 51.2500 48.9722 Rataan Marginal 51.0833 50.1042 53.1250
Dari rataan marginalnya memang menunjukkan bahwa rata-rata marginal kelas
dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada rata-rata
marginal kelas dengan metode konvensional tetapi perbedaan rataan skor prestasi
belajar tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
153
kooperatif tipe STAD tidak lebih baik daripada metode pembelajaran
konvensional pada sub pokok bahasan persamaan garis lurus.
Hipotesis pertama yang tidak didukung oleh data tersebut mungkin
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya yaitu:
1) Siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan adanya penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning
dalam pembelajaran karena masih terbiasa dengan pembelajaran
menggunakan metode konvensional,
2) Kurangnya alokasi waktu untuk pembelajaran dengan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning karena perlu
mengkondisikan siswa ke dalam kelompok-kelompok dan dalam
membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok masih perlu bimbingan lebih,
3) Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas-tugas dan kuis
yang diberikan guru,
4) Saat diskusi kelompok berlangsung seringkali terdapat siswa yang hanya
mencontoh jawaban temannya yang pandai tanpa mau memahami konsepnya.
Selain faktor-faktor di atas mungkin masih ada faktor lain di luar kegiatan
belajar-mengajar yang tidak terkontrol oleh peneliti.
2. Hipotesis Kedua
Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama
diperoleh 74:2:05,0129,30921,0 FFobs =<= , sehingga obsF bukan merupakan
anggota dari daerah kritik. Akibatnya H0B tidak ditolak yang berarti tidak ada
pengaruh kategori gaya belajar matematika siswa pada pokok bahasan persamaan
garis lurus, dengan kata lain semua kategori gaya belajar matematika siswa
memberikan pengaruh yang sama terhadap prestasi belajar matematika pada
pokok bahasan persamaan garis lurus.
Hipotesis kedua yang tidak didukung oleh data tersebut mungkin
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
154
a validator yang ada terdiri dari dua orang. Dimungkinkan bahwa jumlah
validator juga mempengaruhi validitas isi karena jumlah validator yang
terlibat dalam validasi isi ikut menentukan unsur subjektifitas validasi butir
instrument dalam hal bisa mengurangi maupun menambah kesubjektifan.
Dimungkinkan jika validator yang ada lebih dari dua dapat memberikan hasil
validasi yang lebih baik.
b faktor dari dalam diri siswa sendiri, yaitu faktor pengisiannya. Dimungkinkan
pada waktu pengisian angket siswa kurang memperhatikan apa yang
ditanyakan sehingga jawaban siswa yang dituliskan kemungkinan juga
berbeda dengan kondisi yang sebenarnya terjadi pada diri masing-masing
individu siswa. Hal ini mengakibatkan nilai angket pada siswa tersebut kurang
menggambarkan kategori gaya belajarnya.
c faktor lain yang ikut mempengaruhinya adalah faktor diluar variabel
penelitian misalnya faktor tingkat intelegensi, masalah ekonomi, masalah
pribadi pada diri siswa yang mempengaruhi dalam kemampuan untuk
menyerap materi yang disajikan.
3. Hipotesis Ketiga
Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama
diperoleh Fab = 0,0985 < 3,129 = F0,05;2;74, sehingga obsF bukan merupakan
anggota dari daerah kritik. Akibatnya H0AB tidak ditolak yang berarti tidak
terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan persamaan garis lurus.
Siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan metode kooperatif
tipe STAD dengan pendekatan quantum learning maupun siswa yang diberi
pengajaran dengan metode konvensional mempunyai prestasi yang tidak berbeda
untuk tiap kategori gaya belajar matematika siswa dimana siswa yang mempunyai
gaya belajar kinestetik mempunyai prestasi yang lebih baik daripada siswa yang
mempunyai gaya belajar visual dan auditorial. Sebaliknya, siswa yang mempunyai
gaya belajar kinestetik mempunyai prestasi yang lebih baik daripada siswa yang
mempunyai gaya belajar visual dan auditorial baik pada pengajaran dengan
155
metode kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning maupun
metode konvensional. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
ada interaksi antara metode pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematika siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus. Ini berarti
siswa dengan gaya belajar kinestetik akan lebih baik prestasi belajarnya untuk
setiap metode pembelajaran.
Tidak adanya interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya belajar
mungkin dikarenakan siswa dengan tipe gaya belajar kinestetik yang diprediksi
akan kurang aktif dalam diskusi, ternyata siswa tersebut aktif. Di samping itu
siswa kurang serius dalam mengisi angket gaya belajar siswa. Faktor lain yang
menyebabkan tidak adanya interaksi adalah adanya variabel bebas lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini, yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap
prestasi belajar matematika siswa yang tidak terkontrol oleh peneliti.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta
mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Secara umum, tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika antara
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum
learning dan metode konvensional pada sub pokok bahasan persamaan
garis lurus. Dari rataan marginalnya memang menunjukkan bahwa rata-rata
marginal kelas dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
pendekatan quantum learning lebih tinggi daripada rata-rata marginal kelas
dengan metode konvensional tetapi perbedaan rataan skor prestasi belajar
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
156
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning tidak lebih baik
daripada metode pembelajaran konvensional pada sub pokok bahasan
persamaan garis lurus.
Hipotesis pertama yang tidak didukung oleh data tersebut mungkin
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya yaitu:
1) Siswa belum bisa menyesuaikan diri dengan adanya penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum
learning dalam pembelajaran yang sebelumnya masih terbiasa dengan
pembelajaran menggunakan metode konvensional.
2) Kurangnya alokasi waktu untuk pembelajaran dengan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum
learning karena perlu mengkondisikan siswa ke dalam kelompok-
kelompok dan dalam membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok
masih perlu bimbingan lebih.
3) Peneliti kurang mampu membimbing semua kelompok saat kegiatan
diskusi berlangsung.
4) Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas-tugas dan
kuis yang diberikan guru.
5) Saat diskusi kelompok berlangsung seringkali terdapat siswa yang
hanya mencontoh jawaban temannya yang pandai tanpa mau
memahami konsepnya.
Selain faktor-faktor di atas mungkin masih ada faktor lain di luar kegiatan
belajar-mengajar yang tidak terkontrol oleh peneliti.
b. Tidak ada pengaruh kategori gaya belajar matematika siswa pada pokok
bahasan persamaan garis lurus, dengan kata lain semua kategori gaya
belajar matematika siswa memberikan pengaruh yang sama terhadap
prestasi belajar matematika pada pokok bahasan persamaan garis lurus.
Hipotesis kedua yang tidak didukung oleh data tersebut mungkin
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1) Validator yang ada terdiri dari dua orang. Dimungkinkan bahwa
jumlah validator juga mempengaruhi validitas isi karena jumlah
67
157
validator yang terlibat dalam validasi isi ikut menentukan unsur
subjektifitas validasi butir instrument dalam hal bisa mengurangi
maupun menambah kesubjektifan. Dimungkinkan jika validator yang
ada lebih dari dua dapat memberikan hasil validasi yang lebih baik.
2) Faktor dari dalam diri siswa sendiri, yaitu faktor pengisiannya.
Dimungkinkan pada waktu pengisian angket siswa kurang
memperhatikan apa yang ditanyakan sehingga jawaban siswa yang
dituliskan kemungkinan juga berbeda dengan kondisi yang sebenarnya
terjadi pada diri masing-masing individu siswa. Hal ini mengakibatkan
nilai angket pada siswa tersebut kurang menggambarkan kategori gaya
belajarnya.
3) Faktor lain yang ikut mempengaruhinya adalah faktor diluar variabel
penelitian misalnya faktor tingkat intelegensi, masalah ekonomi,
masalah pribadi pada diri siswa yang mempengaruhi dalam
kemampuan untuk menyerap materi yang disajikan.
c. Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning dan gaya
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan
persamaan garis lurus. Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning
maupun siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran
konvensional mempunyai prestasi yang tidak berbeda untuk tiap kategori
gaya belajar siswa, baik gaya belajar visual, auditorial, maupun kinestetik.
B. Implikasi
Berdasar atas kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini, maka
penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun
secara praktis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika.
1. Implikasi Teoritis
158
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
pendekatam quantum learning menghasilkan prestasi belajar yang tidak lebih
baik dengan pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor baik dari dalam diri
siswa maupun dari luar diri siswa di luar kegiatan belajar-mengajar. Meskipun
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan pendekatan quantum learning menghasilkan prestasi belajar
yang tidak lebih baik dengan pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode pembelajaran konvensional namun ada beberapa kelebihan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning.
Adapun kelebihan tersebut antara lain: guru dapat mengetahui perkembangan nilai
siswa baik secara individu maupun kelompok dan dalam metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning terdapat penghargaan
kelompok dimana hal tersebut dapat membantu membangkitkan motivasi siswa
dalam belajar dan bersaing secara sehat. Selain itu dalam metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning siswa dapat belajar
untuk bekerjasama untuk kepentingan bersama. Di samping itu dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan quantum learning siswa
diharapkan bisa belajar dalam kondisi yang menyenangkan.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kategori
gaya belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan persamaan garis lurus,
dengan kata lain semua kategori gaya belajar matematika siswa memberikan
pengaruh yang sama terhadap prestasi belajar matematika pada sub pokok
bahasan persamaan garis lurus. Namun demikian dengan guru memperhatikan
gaya belajar siswa diharapkan guru dapat memberikan perlakuan yang tepat
untuk siswa yang mempunyai gaya belajar visual, auditorial, maupun kinestetik
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
2. Implikasi Praktis
159
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru maupun
calon guru dalam upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan prestasi
belajar siswa. Dengan memperhatikan faktor- faktor yang mempengaruhi proses
belajar mengajar, guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, efektif dan
efisien serta memperhatikan gaya belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan persamaan garis lurus.
Misalkan untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
pendekatan quantum learning pada materi sub pokok persamaan garis lurus.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas maka ada beberapa saran
yang ditujukan pada guru, calon guru dan peneliti lain sebagai berikut:
a. Kepada kepala sekolah hendaknya menghimbau kepada guru agar guru mau
menerapkan dan menggunakan metode-metode pembelajaran yang dapat
membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar. Selain itu seorang kepala
sekolah juga harus menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung
kelancaran proses belajar mengajar.
b. Kepada guru dan calon guru bidang studi matematika khususnya untuk
Sekolah Menengah Pertama (SMP) hendaknya menggunakan metode yang
tepat dalam menyampaikan materi pelajaran matematika.
c. Kepada peneliti lain, mungkin dapat melakukan penelitian dengan peninjauan
lain misalnya kemampuan awal, minat belajar, kreativitas belajar, aktivitas
belajar, kedisiplinan belajar, tingkat intelegensi dan lain-lain agar lebih dapat
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Selain itu
peneliti lain dapat meneliti pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan pendekatan quantum learning pada sub pokok bahasan lain
selain sub pokok bahasan persamaan garis lurus.
d. Kepada siswa hendaknya meningkatkan intensitas dan keaktifan belajar
matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah, sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar matematikanya.
160
DAFTAR PUSTAKA
Adesoji, Francis A, Tunde L. Ibraheem. 2009. Effects Of Student Teams-Achievement Division Strategy and Mathematics Knowledge On Learning Outcomes. Online. http://findarticles.com/p/articles/. Diunduh September 2009.
Anita Lie. 2004. Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia. Budiyono. 2000. Statistika Dasar Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. _________. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press. Cholik Adinawan, M dan Sugijono. 2005. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta:
Erlangga. Cruiskshank, R. Donald, Bainer, L. Deborah & Mercalf, K. Kim. 1999. The Act of
Teaching, second edition. New York: Mc. Graw-Hill College. De Porter, Bobby & Hernacki, Mike. 1999. Quantum Learning: Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa.
De Porter, Bobby & Nourie, Singer, Sarah. 2001. Quantum Teaching:
Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan Ary Nilandari. Bandung: Kaifa.
Dryden, Gordon dan Vos, Jeannette. Revolusi Cara Belajar. Terjemahan Word ++
Translation Service. Bandung : Kaifa. Endah Budi Rahaju, dkk. 2008. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Gino, H. J., Suwarni, Suripto, Maryanto, Sutijan. 1997. Belajar dan
Pembelajaran I. Surakarta: UNS Press. Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. 1996. CBSA, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Nuniek Avianti Agus. 2008. Matematika 2 Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta :
Yudhistira.
72
161
Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, cetakan kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Purwoto. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press. _______.2003. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press. Pusat Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum. 2003. Pelayanan
Profesional Kurikulum 2004, Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Roestiyah N.K. 1991. Srategi Belajar Mengajar, Cetakan ke-4. Jakarta: Bina
Aksara. Romaelelli, Frank, Eleanora Bird and Melody Ryan. 2009. Learning styles: a
review of theory, application, and best practices. Online. http://find.galegroup.com/gps/retrieve.do. Diunduh September 2009
Slameto. 1995. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Slavin. 1995. Cooperative Learning : Theory, Research and Practice. Boston :
Allyn and Bacon Publisher. Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan di Indonesia. Jakarta: DIRJENDIKTI
DEPDIKNAS. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi
3. Cetakan 1. Jakarta: Balai Pustaka. Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.
162
Lampiran 1
KISI-KISI SOAL TES PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
(Try Out)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII / GASAL Sub Pokok Bahasan : Persamaan Garis Lurus Waktu : 75 Menit
74
163
Standar Kompetensi : Memahami dan melakukan operasi aljabar, fungsi, persamaan garis, dan sistem persamaan, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menemukan sifat-sifat persamaan garis lurus Menentukan persamaan dan koordinat titik potong dua
garis lurus
Aspek yang diungkap No
. Indikator
C1 C2 C3 Jumlah Soal
1. Siswa mengenal persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk dan variabel
5,9 2
2.
Siswa menyusun tabel pasangan dan menggambar grafik pada koordinat Cartesius
1 3,12 3
3. Siswa dapat menentukan gradien persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk
4,6,7,8 11,15 6
4.
Siswa dapat Menentukan persamaan garis melalui dua titik, melalui sebuah titik dengan gradien tertentu
10,19 13,14 16,17,
18 7
5. Siswa dapat Menentukan koordinat titik potong dua garis
2 20 2
Jumlah 10 13 7 20
Keterangan :
C1 = Pengetahuan C2 = Pemahaman C3 = Penerapan Lampiran 2
SOAL UJI COBA TES PRESTASI BELAJAR
Mata Pelajaran : Matematika Materi Ajar : Persamaan Garis Lurus Kelas/ Semester : VIII / Gasal Waktu : 60 menit
Petunjuk mengerjakan soal
164
1. Tuliskan terlebih dahulu nama, kelas, dan no. Absen anda pada lembar jawab yang disediakan.
2. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum anda menjawab. 3. Jumlah soal sebanyak 20 soal pilihan ganda, harus dijawab. 4. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah. 5. Tidak boleh menggunakan kalkulator atau alat hitung lainnya. 6. Perhatikan semua petunjuk sebelum anda mengerjakan soal. 7. Selamat mengerjakan. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a,b,c,d pada lembar jawab! 1. Perhatikan gambar bidang Cartesius berikut ini.
Dari gambar tersebut, titik yang memiliki ordinat yang sama adalah titik ....
a. E dan D c. A dan C
b. B dan D d. A dan E
2. Titik potong garis x + 2y = 6 dengan 3x – y = 4 adalah ….
a. (0,2) c. (4,1)
b. (2,2) d. (0,4)
3. Berikut ini adalah titik koordinat yang dilalui oleh garis y = x + 3, kecuali.... a. A (3, 6) c. B (–3, 0)
b. C (4, 7) d. D (0, –3)
y
5
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 X
-1
-2
-3
-4
-5
B (1,4)
A (2,1) C (4,1)
E (-2,2)
D (1, -2)
165
4. Gradien dari persamaan garis y = - x + 6 adalah ....
a. - 6 c.
b. d. 6 5. Konstanta dari persamaan garis y = 2x – 3 adalah....
a. - 3 c. 2
b. - 2 d. 3
6. Gradien garis yang melalui titik (3, 1) dan titik (0,0) adalah…
a. - 3 c.
b. - d. 3
7. Garis l adalah garis yang sejajar dengan garis m. Jika Gradien m adalah -
maka gradien garis l adalah ...
a. - c.
b. - d.
8. Garis a dan garis b adalah dua garis yang saling tegak lurus. Jika gradien garis
a adalah –3 maka gradien b adalah ...
a. – 3 c.
b. - d. 3
9. Persamaan garis y = -3 x akan melalui titik….
a. (0,3) c. (3,-1)
b. (-1,3) d. (3,0)
10. Persamaan garis yang melalui (0, 3) dan (4, 0) adalah …
a. y = - x + 3 c. y = x + 3
b. y = - x + 3 d. y = x + 3
11. Gradien garis dengan persamaan 2x - 5y – 10 = 0 adalah …
a. - c.
b. - d.
12. Jika titik A(-4, a) terletak pada garis yang persamaannya 3x + 2y – 4 = 0,
maka nilai a adalah ….
a. 6 c. 10
166
b. 8 d. 12
13. Persamaan garis yang melalui (2, 8) dan sejajar garis 2y = 4x – 2 adalah ….
a. y = x + 4 c. y + 2x = 4
b. y = - x - 1 d. y – 2x = 4
14. Persamaan garis yang melalui (8, -6) dan tegak lurus garis 3y – 4x = 8 adalah
a. y = - x c. 4y + 3x + 8 = 0
b. y = - x d. 4y + 3x + 32 = 0
15. Gradien garis n pada gambar di bawah ini adalah …
a. - c.
b. - d.
16. Jika A (2, 5) dan B (-3, 10), maka persamaan garis yang melalui (-4, -8) dan
sejajar AB adalah ….
a. y + x – 12 = 0 c. y = x + 12
b. y + x = - 12 d. y = - x + 12
17. Diketahui segitiga ABC dengan A (2,6), B (-5, 8) dan C (2,-9). Persamaan
garis yang melalui C dan tegak lurus AB adalah …
a. 2y = 7x – 32 c. y = - 7x - 16
b. 2y = - 7x – 32 d. y = 7x -2
18. Perhatikan gambar di bawah ini
n y
5
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
(3, 0)
(0, 4)
167
Persamaan garis m dan garis l adalah ….
a. 8x + 8y = 8 dan -2x + y = 8 c. x – y = - 8 dan y – 2x – 8 = 0
b. x + y = 8 dan y – 2x = 8 d. x + y = 8 dan y – 2x + 8 = 0
19. Sebuah garis memiliki gradien 3 dan melalui titik (–2, 1). Persamaan garis
tersebut adalah ....
a. 3x + y + 7 = 0 c. 3x – y – 7 = 0
b. 3x – y + 7 = 0 d. 3x + y – 7 = 0
20. Di antara persamaan-persamaan garis berikut, manakah garis-garis yang saling
berpotongan…
a. y = 3x + 4 dan y = 3x - 4 c. x + 3y – 5 = 0 dan x + 3y + 5 = 0
b. y = 5x + 7 dan y = 3x + 7 d. 2x + y – 3 = 0 dan 4x + 2y – 6 = 0
y l
m 10
9
8
7
6
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 x
(8, 0)
(0, 8)
(-4, 0)
169
Titik A (2, 1), absis = 2 dan ordinat = 1
Titik B (1, 4), absis = 1 dan ordinat = 4
Titik C (4, 1), absis = 4 dan ordinat = 1
Titik D (1, -2), absis = 1 dan ordinat = -2
Titik E (-2, 2), absis = -2 dan ordinat = 2
Jadi titik yang memiliki ordinat yang sama adalah titik A dan C
2. b
Menentukan titik potong garis x + 2y = 6 dengan 3x – y = 4
Dari x + 2y = 6 diperoleh 2y = -x + 6 Û y = 21
- x + 3
Dari 3x – y = 4 diperoleh -y = -3x + 4 Û y = 3x – 4
Sehingga
21
- x + 3 = 3x – 4
Kedua ruas dikalikan 2
Û -x + 6 = 6x – 8
Û -x – 6x = -8 – 6
Û -7x = -14
Û x = 7
14--
Û x = 2
Dengan menyubstitusikan nilai x = 2 ke salah satu persamaan,
misalnya persamaan y = 3x – 4, diperoleh
y = 3x – 4
= 3(2) – 4
= 6 – 4
= 2
Jadi, titik potong garis x + 2y = 6 dengan 3x – y = 4 adalah (2,2)
3. d
Titik koordinat yang dilalui oleh garis y = x + 3 adalah
x 0 -3 3 4
170
y 3 0 6 7
(x, y) (0, 3) (-3, 0) (3, 6) (4, 7)
Jadi, yang bukan titik koordinat yang dilalui oleh garis y = x + 3 adalah
(0, -3)
4. b
Gradien dari persamaan garis y = - x + 6 adalah
5. a
Konstanta dari persamaan y = 2x – 3 adalah – 3
6. c
Gradien garis yang melalui titik (3, 1) dan (0, 0) adalah
m = 12
12
xx
yy
--
= 3010
--
= - 1 - 3
= 7. b
Garis l sejajar dengan garis m, jika gradien garis m adalah - maka
ml = mm = -
8. c
Garis a tegak lurus dengan garis b, jika gradien garis a = -3, maka ma x mb
= -1
ma x mb = -1
-3 x mb = -1
mb =
9. b
Persamaan garis y = -3x akan melalui titik (-1,3)
10. b
Persamaan garis yang melalui (0, 3) dan (4, 0) adalah
171
m = 12
12
xx
yy
--
= 0430
--
= -3
4
Persamaan garis dengan gradient -3 dan melalui titik (0, 3) adalah 4
y – y1= m (x - x1)
y – 3 = -3 ( x – 0) 4 y = -3 x + 3 4
11. c
Gradien dari garis dengan persamaan 2x - 5y – 10 = 0
Bentuk ke dalam y = m x + c
→ 2 x – 5 y – 10 = 0
- 5 y = - 2 x + 10
y = 5
102-
+- x
y = 2 x – 2 5
Jadi gradient dari persamaan 2x – 5y – 10 = 0 adalah 2 5
12. b
Jika titik A (-4, a) terletak pada garis 3x + 2y – 4 = 0, maka nilai a adalah
Substitusikan nilai x = -4 dan y = a ke dalam persamaan 3x + 2y – 4 = 0
→ 3 (-4) + 2y – 4 = 0 - 12 + 2a - 4 = 0 2a = 12 + 4 a = 16 2 a = 8
13. d
Gradien dari garis dengan persamaan 2y = 4x – 2
Bentuk ke dalam y = m x + c
→ 2y = 4x – 2
172
y = 2
24 -x
y = 2 x – 1
Jadi gradien dari persamaan 2y = 4x - 2 adalah 2
Karena sejajar maka gradiennya juga sama yaitu 2
Persamaan garis dengan gradien 2 dan melalui titik (2, 8) adalah
y – y1= m (x - x1)
y – 8 = 2 ( x – 2)
y = 2 x - 4 + 8
y = 2 x + 4
y – 2 x = 4
14. a
Gradien dari garis dengan persamaan 3y - 4x = 8
Bentuk ke dalam y = m x + c
→ 3y - 4x = 8
3y = 4x + 8
y = 3
84 +x
y = 4 x – 8 3 3
Jadi gradien dari persamaan 3y – 4x = 8 adalah 4 3 Karena tegak lurus maka gradiennya yaitu 4 x m = -1 3
m = - 3 4 Persamaan garis dengan gradien - dan melalui titik (8, -6) adalah
y – y1 = m (x - x1)
y – (-6) = - ( x – 8)
y = - x + 6 - 6
y = - x
15. a
173
Gradien garis n yang melalui titik (3, 0) dan (0, 4) adalah
Untuk titik ( 3, 0), maka x1 = 3, y1 = 0
Untuk titik (0, 4), maka x2 = 0, y2 = 4
m = 12
12
xx
yy
--
= 3004
--
m = - 4 3
16. b
Gradien garis yang melalui titik A (2, 5) dan B (-3, 10)
Untuk titik A ( 2, 5), maka x1 = 2, y1 = 5
Untuk titik B (-3, 10), maka x2 = -3, y2 = 10
m = 12
12
xx
yy
--
= 23510
---
= - 5 5
m = -1
Karena sejajar maka gradiennya juga sama yaitu -1
Persamaan garis dengan gradien -1 dan melalui titik (-4, -8) adalah
y – y1 = m (x - x1)
y – (-8)= -1 ( x – (-4))
y = - x - 4 - 8
y = - x - 12
y + x = -12
17. a
Gradien garis yang melalui titik A (2, 6) dan B (-5, 8)
Untuk titik A ( 2, 6), maka x1 = 2, y1 = 6
Untuk titik B (-5, 8), maka x2 = -5, y2 = 8
174
m = 12
12
xx
yy
--
= 25
68--
-
m = - 2 7
Karena tegak lurus maka gradiennya yaitu -2 x m = -1 7 m = 7 2 Persamaan garis dengan gradien 7 dan melalui titik (2, -9) adalah 2
y – y1 = m (x - x1)
y – (-9)= 7 ( x - 2) 2 2(y + 9)= 7x - 14
2y + 18 = 7x – 14
2y = 7x – 14 – 18
2y = 7x – 32
18. b
Persamaan garis m
Garis m melalui titik (8, 0) dan (0, 8)
Untuk titik ( 8, 0), maka x1 = 8, y1 = 0
Untuk titik (0, 8), maka x2 = 0, y2 = 8
m = 12
12
xx
yy
--
= 8008
--
m = - 8 8
m = -1 Persamaan garis dengan gradien -1 dan melalui titik (0, 8) adalah
y – y1 = m (x - x1)
y – 8 = -1 ( x - 0)
y – 8 = - x
175
y = -x + 8
x + y = 8
Persamaan garis l
Garis l melalui titik (-4, 0) dan (0, 8)
Untuk titik ( -4, 0), maka x1 = -4, y1 = 0
Untuk titik (0, 8), maka x2 = 0, y2 = 8
m = 12
12
xx
yy
--
= )4(0
08--
-
m = 8 4
m = 2
Persamaan garis dengan gradien 2 dan melalui titik (0, 8) adalah
y – y1 = m (x - x1)
y – 8 = 2 ( x - 0)
y – 8 = 2x
y = 2x + 8
y – 2x = 8
19. b
Persamaan garis dengan gradien 3 dan melalui titik (-2, 1) adalah
y – y1 = m (x - x1)
y – 1 = 3 ( x – (-2))
y – 1 = 3 (x + 2)
y = 3 x + 6 + 1
y = 3 x + 7
3 x – y + 7 = 0
20. b
Garis-garis yang tidak sejajar akan berpotongan.
176
Pasangan garis y = 5x + 7 dan y = 3x + 7 dengan gradien m1 = 5 dan m2 =
3 merupakan pasangan garis yang tidak sejajar, maka kedua garis tersebut
akan berpotongan.
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN
11. c
12. b
13. d
14. a
15. a
16. b
1. c
2. b
3. d
4. b
5. a
6. c
177
Lampiran 5
LEMBAR JAWAB TES
(TRY OUT)
Nama : …………………………………
No Absen : …………………………………
Kelas : …………………………………
178
1. a b c d
2. a b c d
3. a b c d
4. a b c d
5. a b c d
6. a b c d
7. a b c d
8. a b c d
9. a b c d
10. a b c d
11. a b c d
12. a b c d
13. a b c d
14. a b c d
15. a b c d
16. a b c d
17. a b c d
18. a b c d
19. a b c d
20. a b c d
Lampiran 6
KISI – KISI ANGKET GAYA BELAJAR
179
Instrumen Variabel Penelitian Dimensi Indikator Deskriptor
+ - Gaya Belajar Matematika
Visual Rapi dan teratur Teliti Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar. Lebih mengingat dengan asosiasi visual. Lebih suka membaca daripada dibacakan
Membuat catatan matematika dengan rapi dan teratur. Belajar matematika dalam lingkungan yang rapi. Benar dalam menuliskan angka dan simbol matematika lainnya. Meneliti kembali hasil pekerjaannya. Mencatat materi yang ada di papan tulis saja. Lebih mengingat materi matematika yang disampaikan secara tertulis. Lebih mudah menerima materi matematika dalam bentuk tabel. Lebih mudah menerima materi matematika dalam buku matematika yang penyajiannya secara garis besar dan penuh warna. Menuliskan instruksi verbal. Mengingat materi matematika dengan melihat alat peraganya Rajin membaca buku dan catatan matematika Membaca materi matematika sebelum dijelaskan oleh guru
.
1, 5
2
4, 6
15
12
3
14
7
8
10
11
13
9
Auditorial Mudah Belajar dalam suasana 17, 21 20,
180
terganggu oleh keributan Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat Berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
Membaca buku dengan suara keras.
sepi. Dapat membaca suatu simbol matematika yang telah dijelaskan. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama tidak disertai mencatat. Berdiskusi tentang pelajaran matematika Menjelaskan sesuatu panjang lebar. Mengucapkan dengan keras ketika sedang membaca buku matematika. Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku matematika ketika membaca
22
26
16, 28 18 27 29, 19, 24
25, 30
23
Kinestetik Belajar dengan cara praktek. Selalu berorientasi pada fisik. Tidak dapat diam dalam waktu yang lama. Ingin
Belajar matematika dengan mengerjakan soal-soal matematika Mendatangi teman jika merasa ada kesulitan. Mendatangi guru jika merasa ada kesulitan. Menggerakkan anggota tubuh saat belajar Menghafal dengan cara berjalan Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca. Melakukan lebih dari satu
40, 41 32 35, 31 45 34
38 39, 42,
44
181
melakukan segala sesuatu. Menyukai buku matematika yang berorientasi pada plot.
kegiatan dalam satu waktu. Menyukai buku matematika yang penyajiannya secara rinci.
43 36, 37
33
Lampiran 7
ANGKET GAYA BELAJAR MATEMATIKA
182
Petunjuk Pengisian
1. Isilah pada lembar jawab yang tersedia.
2. Tulislah nama, nomor absen dan kelas pada lembar jawab yang tersedia.
3. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.
4. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang Anda lakukan
dalam belajar matematika dengan memberi tanda silang (X).
5. Jangan ragu – ragu dalam memilihnya dan jangan terpengaruh dengan pilihan
teman Anda, karena semua jawaban benar dan tidak akan mempengaruhi nilai
pelajaran Anda.
6. Kerjakan semua nomor, jangan sampai ada yang terlewatkan.
7. Bila sudah selesai, serahkan lembar jawab dan naskah angket pada pengawas.
Keterangan Selalu : Selalu dilakukan.
Sering : Lebih banyak dilakukan daripada tidak.
Kadang – kadang : Lebih banyak tidak dilakukan dibanding dilakukan.
Tidak pernah : Sama sekali tidak pernah dilakukan.
1. Saya menandai catatan dengan bolpoin / spidol warna – warni pada saat
mencatat rumus – rumus yang penting.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Saya belajar matematika dalam lingkungan yang rapi.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Saya memilih buku matematika yang menyajikan materi penuh warna dan
disertai gambar.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Ketika mengerjakan soal – soal matematika, saya berusaha untuk
menuliskan hasil perhitungan dengan benar.
a. Selalu c. Kadang - kadang
183
b. Sering d. Tidak pernah
5. Saya mencatat ulang materi pelajaran matematika
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Saya menuliskan simbol matematika dengan benar.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
7. Pada saat pelajaran matematika, saya mudah mengingat materi yang
disampaikan dalam bentuk grafik.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Saya mempelajari materi matematika dengan membaca sendiri buku
matematika.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Saya dapat memahami perintah lisan dari guru matematika dengan jelas.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Saya mempelajari matematika dengan membaca buku paket atau buku
cetak matematika sebelum diajarkan oleh guru di sekolah.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
11. Saya langsung mengumpulkan pekerjaan saya tanpa saya teliti terlebih
dahulu.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
12. Saya mudah memahami materi matematika yang tertulis di papan tulis
dari pada mendengarkan penjelasan guru.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
184
13. Saya merasa kesulitan menerima materi matematika dalam bentuk grafik,
tabel dan diagram.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Saya mengalami kesulitan untuk mengingat instruksi / perintah lisan.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
15. Ketika pelajaran matematika berlangsung di kelas, saya hanya mencatat
materi yang tertulis di papan tulis saja.
a. Selalu c. Kadang – kadang
b. Sering d. Tidak pernah
16. Saya mudah menerima materi matematika yang disampaikan dengan cara
diskusi.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
17. Saya belajar matematika dalam suasana sepi (hening).
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
18. Saya memberikan penjelasan panjang lebar kepada teman yang bertanya
mengenai materi matematika yang belum dia pahami.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
19. Saya menggerakkan bibir saat membaca buku matematika.
a. Selalu c. Kadang – kadang
b. Sering d. Tidak pernah
20. Saya belajar matematika sambil mendengarkan musik.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
21. Saya belajar matematika pada saat orang lain sedang tidur
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
185
22. Saya dapat mengulang kembali cara membaca suatu simbol matematika
yang telah dijelaskan guru.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
23. Saya membaca buku matematika hanya dalam hati, tidak dengan suara
keras.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
24. Saya mengerjakan soal matematika dengan mengucapkan apa yang saya
tulis.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
25. Saya belajar matematika di depan TV yang dihidupkan.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
26. Saya mendengarkan penjelasan guru tanpa mencatat.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
27. Saya membaca buku matematika dengan keras seolah – olah sedang
menerangkan matematika.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
28. Saya berdiskusi dengan teman mengenai materi pelajaran matematika
yang belum saya pahami.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
29. Saya mengucapkan tulisan di buku ketika membaca buku matematika.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
30. Saya belajar matematika di tempat ramai.
a. Selalu c. Jarang
186
b. Sering d. Tidak pernah
31. Saya akan mendatangi guru matematika untuk bertanya jika tidak dapat
mengerjakan soal matematika yang rumit.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
32. Saya mendatangi teman pada saat mengalami kesulitan belajar
matematika.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
33. Saya memilih buku matematika yang menyajikan hal – hal yang penting
saja.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
34. Saya menghafal materi pelajaran dengan berjalan.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
35. Jika saya belum memahami materi matematika yang disampaikan oleh
guru, saya akan mendatangi guru untuk bertanya mengenai materi tersebut.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
36. Untuk mempermudah dalam belajar matematika, saya memilih buku
matematika yang memuat pembahasan contoh-contoh soal matematika
secara detail.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
37. Saya menggunakan buku matematika yang memuat pembahasan soal –
soal secara rinci.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
38. Saya belajar menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca.
a. Selalu c. Kadang - kadang
187
b. Sering d. Tidak pernah
39. Saya membaca buku matematika sambil makan makanan kecil.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
40. Saya menggunakan buku matematika yang memuat lebih banyak soal –
soal daripada materi matematika.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
41. Saya senang berlatih soal – soal matematika meskipun tidak ditugaskan
oleh guru di sekolah.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
42. Saya menghafal materi matematika dengan membaca catatan sambil
berjalan.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
43. Saya mengangguk – anggukan kepala bila sudah memahami materi
matematika yang saya baca atau yang sedang dijelaskan guru.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
44. Saya belajar matematika hanya membaca tanpa berlatih soal – soal
matematika.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
45. Saya tidak bisa diam dalam waktu yang lama pada saat belajar
matematika.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Lampiran 8
LEMBAR JAWAB ANGKET
188
1. a b c d 26. a b c
2. a b c d 27. a b c
3. a b c d 28. a b c
4. a b c d 29. a b c
5. a b c d 30. a b c
6. a b c d 31. a b c
7. a b c d 32. a b c
8. a b c d 33. a b c
9. a b c d 34. a b c
10. a b c d 35. a b c
11. a b c d 36. a b c
12. a b c d 37. a b c
13. a b c d 38. a b c
14. a b c d 39. a b c
15. a b c d 40. a b c
16. a b c d 41. a b c
17. a b c d 42. a b c
18. a b c d 43. a b c
19. a b c d 44. a b c
20. a b c d 45. a b c
21. a b c d
22. a b c d
23. a b c d
24. a b c d
25. a b c d
Nama : …………………………………
No Absen : …………………………………
Kelas : …………………………………
189
Lampiran 9
UJI VALIDITAS ISI TES PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Petunjuk pengisian :
Beri tanda cek ( √ ) untuk kolom yang memenuhi kriteria, tanda silang ( X ) untuk kolom yang tidak memenuhi kriteria, dan tanda (
R ) untuk kolom yang harus direvisi
Validator : Guru
Nama : Sumarno, S. Pd
Nomor Butir Soal Aspek Kriteria Penelaahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Soal sesuai dengan kisi-kisi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Materi
2. Hanya ada satu kunci jawaban
yang paling tepat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pokok soal dirumuskan dengan
singkat dan jelas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kontruksi
4. Soal tidak terlalu sulit dan tidak
terlalu mudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
190
5. Soal tidak menimbulkan
interpestasi atau makna ganda √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Butir soal tidak tergantung pada
jawaban soal sebelumnya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Soal menggunakan bahasa yang
sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Soal menggunakan bahasa yang
komunikatif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bahasa
9. Soal tidak menggunakan bahasa
yang berlaku setempat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
191
No
Kriteria
13 14 15 16 17 18 19 20
1 √ √ √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan :
No 13 – 20 adalah nomor butir soal
No 1 – 9 adalah nomor kriteria penelaahan
Surakarta, Agustus 2009 Validator,
Sumarno, S. Pd NIP. 19670306 198903 1 011
192
UJI VALIDITAS ISI TES PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Petunjuk pengisian :
Beri tanda cek ( √ ) untuk kolom yang memenuhi kriteria, tanda silang ( X ) untuk kolom yang tidak memenuhi kriteria, dan tanda (
R ) untuk kolom yang harus direvisi
Validator : Dosen
Nama : Drs. Imam Sujadi, M. Si
Nomor Butir Soal Aspek Kriteria Penelaahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Soal sesuai dengan kisi-kisi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Materi
2. Hanya ada satu kunci jawaban
yang paling tepat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pokok soal dirumuskan dengan
singkat dan jelas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kontruksi
4. Soal tidak terlalu sulit dan tidak
terlalu mudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
193
5. Soal tidak menimbulkan
interpestasi atau makna ganda √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Butir soal tidak tergantung pada
jawaban soal sebelumnya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Soal menggunakan bahasa yang
sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8. Soal menggunakan bahasa yang
komunikatif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bahasa
9. Soal tidak menggunakan bahasa
yang berlaku setempat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
194
No
Kriteria
13 14 15 16 17 18 19 20
1 √ √ √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan :
No 13 – 20 adalah nomor butir soal
No 1 – 9 adalah nomor kriteria penelaahan
Surakarta, Agustus 2009 Validator,
Drs. Imam Sujadi, M. Si NIP. 19670915 200604 1 001
195 Lampiran 10
Konsistensi Internal Tes Prestasi Belajar
No.Resp item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12 item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18 item_19 item_20 Υ
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16
2 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 8
3 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 12
4 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 10
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 17
6 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 12
7 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 11
8 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14
9 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 7
10 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 6
11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 18
13 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 13
14 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 13
15 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 15
16 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15
17 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 13
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
19 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 16
21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 17
22 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 10
23 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
24 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 12
25 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 10
196
26 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 16
27 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 14
28 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 6
29 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 8
30 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 16
31 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 14
32 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 9
33 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 11
34 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17
35 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 9
36 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
37 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 9
38 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 14
39 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 12
n 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 509
∑Х 25 29 34 26 22 20 26 15 31 27 29 27 22 25 29 12 27 24 30 22
∑Х² 25 29 34 26 22 20 26 18 32 27 29 27 22 25 29 12 27 24 30 25
∑ХΥ 360 406 460 377 312 308 384 230 425 384 409 379 335 356 403 181 373 349 410 322
n∑ХΥ 14040 15834 17940 14703 12168 12012 14976 8970 16575 14976 15951 14781 13065 13884 15717 7059 14547 13611 15990 12558
∑Х∑Y 12725 14761 17306 13234 11198 10180 13234 7635 15779 13743 14761 13743 11198 12725 14761 6108 13743 12216 15270 11198
n∑Х² 975 1131 1326 1014 858 780 1014 702 1248 1053 1131 1053 858 975 1131 468 1053 936 1170 975
(∑Х)² 625 841 1156 676 484 400 676 225 961 729 841 729 484 625 841 144 729 576 900 484
n∑Y² 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357 279357
(∑Υ)² 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081 259081
r 0.4936 0.4425 0.3415 0.5611 0.3522 0.66 0.6654 0.42927 0.33 0.4811 0.4907 0.405 0.678 0.4351 0.3942 0.371 0.3137 0.5163 0.3077 0.431
Ket dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai Dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
197 Lampiran 11 Reliabilitas Tes Prestasi Belajar
No.Resp item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12 item_13 item_14 item_15 item_16 item_17 item_18 item_19 item_20 Υ
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16
2 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 8
3 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 12
4 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 10
5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 17
6 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 12
7 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 11
8 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14
9 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 7
10 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 6
11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 18
13 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 13
14 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 13
15 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 15
16 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15
17 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 13
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
19 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 16
21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 17
22 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 10
23 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
24 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 12
25 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 10
198
26 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 16
27 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 14
28 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 6
29 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 8
30 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 16
31 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 14
32 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 9
33 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 11
34 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17
35 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 9
36 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
37 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 9
38 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 14
39 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 12
∑Х 25 29 34 26 22 20 26 15 31 27 29 27 22 25 29 12 27 24 30 22
pi 0.641 0.7436 0.8718 0.66667 0.5641 0.51282 0.66667 0.38462 0.79487 0.69231 0.74359 0.69231 0.564103 0.64103 0.74359 0.30769 0.69231 0.61538 0.76923 0.564103
qi 0.359 0.2564 0.1282 0.33333 0.4359 0.48718 0.33333 0.61538 0.20513 0.30769 0.25641 0.30769 0.435897 0.35897 0.25641 0.69231 0.30769 0.38462 0.23077 0.435897
piqi 0.2301 0.1907 0.1118 0.22222 0.24589 0.24984 0.22222 0.23669 0.16305 0.21302 0.19066 0.21302 0.245891 0.23011 0.190664 0.21302 0.21302 0.23669 0.17751 0.245891
∑piqi 4.2419 Var total 13.682
r 2.2839
Ket reliabel
199
Lampiran 12
UJI VALIDITAS ISI ANGKET GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Petunjuk pengisian :
Beri tanda cek ( √ ) untuk kolom yang memenuhi kriteria, tanda silang ( X ) untuk kolom yang tidak memenuhi kriteria, dan tanda ( R ) untuk
kolom yang harus direvisi
Validator : Guru
Nama : Sumarno, S. Pd
Nomor Butir Soal No Kriteria Validitas Isi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. Kesesuaian butir angket dengan kisi-kisi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Kesesuaian butir angket dengan ejaan yang
disempurnakan dalam Bahasa Indonesia √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Butir angket tidak menimbulkan interpestasi atau
makna ganda √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Butir angket mudah dipahami √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
200 No Kriteria 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan :
No 16 – 45 adalah nomor butir soal
No 1 – 4 adalah nomor kriteria validitas isi angket gaya belajar
Surakarta, Agustus 2009
Validator,
Sumarno, S. Pd NIP. 19670306 198903 1 011
No Kriteria 40 41 42 43 44 45
1 √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √
201
UJI VALIDITAS ISI ANGKET GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Petunjuk pengisian :
Beri tanda cek ( √ ) untuk kolom yang memenuhi kriteria, tanda silang ( X ) untuk kolom yang tidak memenuhi kriteria, dan tanda ( R ) untuk
kolom yang harus direvisi
Validator : Dosen
Nama : Drs. Imam Sujadi, M. Si
Nomor Butir Soal No Kriteria Validitas Isi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. Kesesuaian butir angket dengan kisi-kisi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Kesesuaian butir angket dengan ejaan yang
disempurnakan dalam Bahasa Indonesia √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Butir angket tidak menimbulkan interpestasi atau
makna ganda √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Butir angket mudah dipahami √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
202 No Kriteria 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan :
No 16 – 45 adalah nomor butir soal
No 1 – 4 adalah nomor kriteria validitas isi angket gaya belajar
Surakarta, Agustus 2009
Validator,
Drs. Imam Sujadi, M. Si NIP. 19670915 200604 1 001
No Kriteria 40 41 42 43 44 45
1 √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √
203
Lampiran 13 Konsistensi Internal Angket Gaya Belajar Matematika
No. item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 item_12 item_13 item_14 item_15
1 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 4 1 4 2 4
2 1 3 2 3 2 4 3 2 1 1 4 2 3 2 2
3 1 2 1 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3
4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 1 4 2 3 2 2
5 3 4 3 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3
6 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 4
7 2 2 2 4 2 3 2 2 3 3 3 3 1 2 2
8 2 2 2 4 3 3 2 4 3 2 2 2 3 3 1
9 1 4 2 2 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 3
10 1 2 2 3 4 4 2 3 3 2 2 2 4 1 2
11 3 2 4 3 4 3 2 4 4 2 4 4 2 2 3
12 4 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
13 1 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4
14 2 1 2 3 4 3 2 2 3 3 3 4 2 2 2
15 2 3 2 3 2 4 2 2 3 2 2 2 3 2 3
16 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 4 3 2 2
17 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 4 1 4 2 2
18 3 2 2 3 2 1 3 3 3 2 3 2 3 2 4
19 2 3 2 3 4 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2
20 4 4 2 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2
21 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3
22 3 3 3 2 4 3 4 2 2 2 3 4 4 3 3
23 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4
204
24 3 3 2 4 2 3 2 2 1 3 3 2 3 2 3
25 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3
26 3 3 2 4 4 4 3 2 2 2 4 2 3 2 4
27 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3
28 1 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2
29 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 3 4 4
30 1 2 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 4 2 4
31 3 3 2 3 4 4 3 3 2 2 3 1 3 2 2
32 2 2 1 3 2 3 2 4 3 2 2 3 1 3 1
33 1 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 4 2 2 3
34 2 3 3 4 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2
35 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 1 2 4
36 3 2 2 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 2
37 3 4 2 4 3 3 3 2 2 2 4 2 4 2 2
38 3 2 2 3 4 4 2 3 2 2 3 2 2 2 3
39 2 2 3 4 2 2 3 1 1 2 3 2 1 4 2
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
∑Х 93 104 91 128 115 125 98 15 31 86 121 103 108 86 107
∑Х² 259 300 227 438 369 419 258 288 259 202 389 299 328 202 323
∑ХΥ 10441 11569 10160 14207 12800 13813 10865 11311 10731 9542 13436 11308 12017 9432 11899
n∑ХΥ 407199 451191 396240 554073 499200 538707 423735 441129 418509 372138 524004 441012 468663 367848 464061
∑Х∑Y 399621 446888 391027 550016 494155 537125 421106 64455 133207 369542 519937 442591 464076 369542 459779
n∑Х² 10101 11700 8853 17082 14391 16341 10062 11232 10101 7878 15171 11661 12792 7878 12597
(∑Х)² 8649 10816 8281 16384 13225 15625 9604 225 961 7396 14641 10609 11664 7396 11449
n∑Y² 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603
(∑Υ)² 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209
r 0.501276 0.364797 0.549409 0.3870644 0.372407 0.149024 0.309645 9.04976 7.522075 0.298049 0.445289 -0.12271 0.344255 -0.19449 0.318553
Ket dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dibuang dipakai dibuang dipakai
205
No. item_16 item_17 item_18 item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24 item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30
1 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 1 4 3 3
2 2 1 1 2 4 1 1 3 2 3 2 1 2 2 4
3 2 1 1 1 4 1 2 1 1 4 1 1 1 1 4
4 3 2 3 1 4 2 4 1 2 2 2 1 3 2 4
5 3 2 3 2 4 2 4 3 2 3 1 1 2 3 4
6 1 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 3 2 4
7 1 4 2 2 4 2 3 3 2 3 2 1 3 2 4
8 3 3 2 2 1 1 2 1 3 3 3 1 4 2 4
9 2 2 1 4 4 1 3 2 2 4 2 1 2 3 3
10 3 4 3 1 3 1 3 1 3 4 1 1 4 3 4
11 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 1 3 2 4 4
12 3 2 3 2 4 2 4 2 2 4 1 1 2 2 3
13 3 4 3 2 2 2 3 1 2 4 1 1 3 3 3
14 3 2 2 1 4 1 2 2 2 4 1 1 2 2 4
15 2 2 1 1 3 2 3 2 2 4 1 1 2 2 3
16 2 3 1 2 3 2 2 2 2 3 1 1 2 2 4
17 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 1 4 3 3
18 4 4 2 4 4 2 3 2 3 3 2 1 2 2 3
19 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 1 2 2 4
20 3 4 3 3 4 2 3 1 3 4 1 1 3 2 4
21 2 3 2 2 4 2 3 2 3 3 1 2 3 2 3
22 1 4 2 1 4 3 3 1 4 3 2 1 2 1 3
23 3 4 1 2 1 1 3 3 4 4 2 1 4 2 4
24 3 3 2 2 3 3 3 1 2 3 1 1 2 2 4
25 2 2 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3
26 3 3 3 4 3 2 4 3 2 3 2 2 4 3 3
27 3 3 3 4 4 2 3 1 3 4 1 1 4 3 4
28 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 3 2 4
29 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 1 3 2 3
30 2 4 2 3 3 2 4 1 4 4 1 1 2 2 4
31 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 2 1 3 2 3
32 1 2 1 1 4 1 2 3 2 2 3 1 2 2 4
33 4 4 3 2 2 1 3 1 2 4 2 1 4 3 3
34 3 2 3 2 4 1 4 2 2 3 2 1 2 2 3
35 1 1 2 2 3 1 2 3 2 2 2 1 2 2 3
36 3 3 2 3 4 2 3 3 1 3 1 1 2 2 3
37 2 1 2 4 4 2 2 3 3 3 1 2 4 2 3
38 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 1 3 2 3
39 2 1 2 3 3 1 2 2 1 2 2 2 1 2 3
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
∑Х 94 104 83 89 22 72 23 81 24 128 25 46 26 87 27
∑Х² 252 316 195 239 448 152 330 193 250 438 132 62 313 207 484
∑ХΥ 10498 11674 9300 10003 14047 8089 12272 8942 10544 14203 7218 5126 11745 9703 14970
n∑ХΥ 409422 455286 362700 390117 547833 315471 478608 348738 411216 553917 281502 199914 458055 378417 583830
∑Х∑Y 403918 446888 356651 382433 94534 309384 98831 348057 103128 550016 107425 197662 111722 373839 116019
n∑Х² 9828 12324 7605 9321 17472 5928 12870 7527 9750 17082 5148 2418 12207 8073 18876
(∑Х)² 8836 10816 6889 7921 484 5184 529 6561 576 16384 625 2116 676 7569 729
n∑Y² 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603
(∑Υ)² 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209
r 0.440482 0.545106 0.569814 0.517642 8.766365 0.5625 8.617066 0.055229 8.107768 0.372181 6.524301 0.326641 8.1295462 0.514004 8.753343
Ket dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
206
No. item_31 item_32 item_33 item_34 item_35 item_36 item_37 item_38 item_39 item_40 item_41 item_42 item_43 item_44 item_45 Y
1 2 2 3 1 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 119
2 1 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 4 2 95
3 2 1 4 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 2 87
4 2 3 1 3 2 1 2 1 1 2 2 3 4 2 2 110
5 2 2 2 1 2 3 3 1 2 2 2 1 2 4 2 117
6 2 3 3 1 1 3 3 2 1 1 1 1 2 2 3 100
7 2 3 1 2 2 3 4 3 1 3 2 2 3 3 4 112
8 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 98
9 1 3 2 1 1 3 2 1 2 1 2 1 3 3 2 100
10 2 3 1 2 2 2 4 4 3 4 2 2 4 3 3 117
11 2 2 2 2 2 4 4 2 2 1 2 3 4 3 3 133
12 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 4 2 115
13 2 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 112
14 2 2 1 1 2 3 3 1 1 1 2 1 3 3 2 99
15 2 3 3 1 1 3 2 1 1 2 2 1 3 3 2 98
16 1 2 3 1 1 2 2 3 2 2 2 1 4 2 4 100
17 2 2 3 1 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 2 116
18 1 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 111
19 1 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 1 4 2 4 104
20 2 2 1 1 3 4 4 2 1 2 2 1 3 4 1 118
21 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 113
22 2 3 2 1 2 3 3 2 1 3 3 1 3 3 3 115
23 2 3 2 2 1 4 4 1 1 2 1 3 3 4 2 120
24 1 2 3 3 1 3 3 4 3 3 2 2 3 4 2 112
207
25 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 4 107
26 2 3 1 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 126
27 2 3 1 1 3 4 4 2 1 3 3 1 2 4 1 126
28 2 3 1 2 2 3 4 2 2 3 2 2 3 3 4 118
29 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 4 3 4 118
30 4 2 3 1 4 3 3 1 2 2 3 2 4 3 3 122
31 2 2 2 1 2 3 4 2 2 2 2 1 4 4 3 114
32 2 3 3 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 91
33 1 3 2 1 1 3 3 3 1 1 2 1 3 4 2 112
34 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 4 4 2 109
35 1 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 96
36 2 2 2 1 2 3 3 1 1 2 2 2 2 4 2 109
37 3 4 2 1 3 3 3 4 2 2 2 1 2 4 2 118
38 2 2 2 1 2 4 4 2 2 2 2 1 2 4 3 111
39 2 2 3 2 2 2 2 4 3 1 2 2 2 3 4 99
N 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 4297
∑Х 73 28 87 29 73 30 111 31 69 32 82 33 111 34 103
∑Х² 149 242 219 94 159 320 339 203 141 178 186 119 339 397 303
∑ХΥ 8126 10412 9432 6197 8211 12073 12438 9024 7661 8731 9142 7038 12330 13450 11347
n∑ХΥ 316914 406068 367848 241683 320229 470847 485082 351936 298779 340509 356538 274482 480870 524550 442533
∑Х∑Y 313681 120316 373839 124613 313681 128910 476967 133207 296493 137504 352354 141801 476967 146098 442591
n∑Х² 5811 9438 8541 3666 6201 12480 13221 7917 5499 6942 7254 4641 13221 15483 11817
(∑Х)² 5329 784 7569 841 5329 900 12321 961 4761 1024 6724 1089 12321 1156 10609
n∑Y² 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603 18621603
(∑Υ)² 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209 18464209
r 0.371183 7.742599 -0.48436 5.551909 0.558929 8.009358 0.681825 6.610472 0.2121065 6.651585 0.458099 5.61149 0.327932 7.969647 -0.00421
Ket dipakai dipakai dibuang Dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dibuang
208
Lampiran 14
Reliabilitas Angket Gaya Belajar Matematika
No. item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_7 item_8 item_9 item_11 item_13 item_15 item_16 item_17 item_18 item_19 item_20 item_22
1 3 3 2 3 4 2 3 2 4 4 4 2 2 3 2 3 3
2 1 3 2 3 2 3 2 1 4 3 2 2 1 1 2 4 1
3 1 2 1 3 3 2 2 3 3 2 3 2 1 1 1 4 2
4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 1 4 4
5 3 4 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 4 4
6 1 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 1 2 2 1 4 3
7 2 2 2 4 2 2 2 3 3 1 2 1 4 2 2 4 3
8 2 2 2 4 3 2 4 3 2 3 1 3 3 2 2 1 2
9 1 4 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 4 4 3
10 1 2 2 3 4 2 3 3 2 4 2 3 4 3 1 3 3
11 3 2 4 3 4 2 4 4 4 2 3 4 4 2 4 3 3
12 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4
13 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3
14 2 1 2 3 4 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 4 2
15 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 1 1 3 3
16 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 2 3 1 2 3 2
17 3 3 2 3 4 2 3 2 4 4 2 2 2 3 2 3 3
18 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3
19 2 3 2 3 4 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2
20 4 4 2 4 3 3 4 2 3 2 2 3 4 3 3 4 3
21 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3
209
22 3 3 3 2 4 4 2 2 3 4 3 1 4 2 1 4 3
23 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 4 1 2 1 3
24 3 3 2 4 2 2 2 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3
25 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 4 3
26 3 3 2 4 4 3 2 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4
27 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3
28 1 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2
29 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 4 2 2 2 3 2 2
30 1 2 3 4 4 3 2 3 3 4 4 2 4 2 3 3 4
31 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3
32 2 2 1 3 2 2 4 3 2 1 1 1 2 1 1 4 2
33 1 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 2 2 3
34 2 3 3 4 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 4 4
35 2 2 3 2 2 2 3 2 3 1 4 1 1 2 2 3 2
36 3 2 2 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3
37 3 4 2 4 3 3 2 2 4 4 2 2 1 2 4 4 2
38 3 2 2 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3
39 2 2 3 4 2 3 1 1 3 1 2 2 1 2 3 3 2
∑Х 93 104 91 128 115 98 15 31 121 108 107 94 104 83 89 22 23
∑Х² 259 300 227 438 369 258 288 259 389 328 323 252 316 195 239 448 330
Si² 0.979757 0.596491 0.38596 0.470985 0.78677 0.309042 7.42713 6.167341 0.357625 0.761134 0.77463 0.66937 1.01754 0.48313 0.94467 11.4629 8.32726
210
No. item_26 item_27 item_28 item_29 item_30 item_31 item_32 item_34 item_35 item_36 item_37 item_38 item_41 item_42 item_43 item_44 Y 1 3 1 4 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 2 2 3 119 2 2 1 2 2 4 1 3 1 1 1 2 2 2 1 2 4 95 3 1 1 1 1 4 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 3 87 4 2 1 3 2 4 2 3 3 2 1 2 1 2 3 4 2 110 5 1 1 2 3 4 2 2 1 2 3 3 1 2 1 2 4 117 6 3 1 3 2 4 2 3 1 1 3 3 2 1 1 2 2 100 7 2 1 3 2 4 2 3 2 2 3 4 3 2 2 3 3 112 8 3 1 4 2 4 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 98 9 2 1 2 3 3 1 3 1 1 3 2 1 2 1 3 3 100
10 1 1 4 3 4 2 3 2 2 2 4 4 2 2 4 3 117 11 1 3 2 4 4 2 2 2 2 4 4 2 2 3 4 3 133 12 1 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 4 115 13 1 1 3 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 3 112 14 1 1 2 2 4 2 2 1 2 3 3 1 2 1 3 3 99 15 1 1 2 2 3 2 3 1 1 3 2 1 2 1 3 3 98 16 1 1 2 2 4 1 2 1 1 2 2 3 2 1 4 2 100 17 3 1 4 3 3 2 2 1 3 3 3 3 2 1 3 3 116 18 2 1 2 2 3 1 2 2 1 3 3 3 2 2 3 2 111 19 1 1 2 2 4 1 2 1 1 2 2 2 2 1 4 2 104 20 1 1 3 2 4 2 2 1 3 4 4 2 2 1 3 4 118 21 1 2 3 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 113 22 2 1 2 1 3 2 3 1 2 3 3 2 3 1 3 3 115 23 2 1 4 2 4 2 3 2 1 4 4 1 1 3 3 4 120 24 1 1 2 2 4 1 2 3 1 3 3 4 2 2 3 4 112 25 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 107 26 2 2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 126 27 1 1 4 3 4 2 3 1 3 4 4 2 3 1 2 4 126 28 3 1 3 2 4 2 3 2 2 3 4 2 2 2 3 3 118 29 1 1 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 118 30 1 1 2 2 4 4 2 1 4 3 3 1 3 2 4 3 122 31 2 1 3 2 3 2 2 1 2 3 4 2 2 1 4 4 114 32 3 1 2 2 4 2 3 1 1 2 2 1 1 2 2 2 91 33 2 1 4 3 3 1 3 1 1 3 3 3 2 1 3 4 112 34 2 1 2 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 1 4 4 109 35 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 96 36 1 1 2 2 3 2 2 1 2 3 3 1 2 2 2 4 109 37 1 2 4 2 3 3 4 1 3 3 3 4 2 1 2 4 118
211
38 2 1 3 2 3 2 2 1 2 4 4 2 2 1 2 4 111 39 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 99 ∑Х 25 46 26 87 27 73 28 29 73 30 111 31 82 33 111 34 ∑Х² 132 62 313 207 484 149 242 94 159 320 339 203 186 119 339 397 Si² 3.05196 0.203779 7.7807 0.3401 12.2449 0.32524 5.8394 1.90621 0.58839 7.8138 0.60729 4.693657 0.357625 2.39676 0.60729 9.66734 St² 4297 ∑Si² 100.3462
r 1.002349 Ket reliabel
212
Lampiran 15
RENCANA PENGAJARAN ( RP )
Satuan Pembelajaran : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII / Gasal Standar Kompetensi : Memahami dan melakukan operasi aljabar,
fungsi, persamaan garis, dan sistem
persamaan, serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menemukan sifat-sifat persamaan garis lurus
Alokasi Waktu : 2 Jam pelajaran
Tujuan Pembelajaran : Siswa memiliki kemampuan untuk mengenal persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk dan variabel dan menyusun tabel pasangan serta menggambar grafik pada koordinat Cartesius.
A. Materi Pelajaran
1. Persamaan Garis Lurus dalam Berbagai Bentuk dan Variabel
Bentuk umum dari persamaan garis lurus adalah
y = mx + c, dengan m = gradien dan c = konstanta
Dalam kehidupan sehari-hari dan pada bidang ilmu lain ditentukan
banyak persamaan garis lurus yang dinyatakan dalam berbagai bentuk
dan variabel, misalnya pada bidang fisika, kita mengenal persamaan
kecepatan, yaitu vt = vo + at, persamaan tegangan V = IR dan rumus dari
massa, yaitu hasil dari massa jenis (ρ) dikalikan dengan volume (V) atau
dapat ditulis m = ρV
213
2. Koordinat Cartesius
Untuk menggambar grafik persamaan garis lurus pada koordinat
Cartesius, perlu mengingat pengertian sistem koordinat Cartesius dan
cara menentukan posisi/letak suatu titik pada koordinat Cartesius.
Contoh Soal :
Nyatakanlah titik berikut pada sistem koordinat Cartesius!
a. A (4, 3) c. C (2, -3)
b. B (-2, 3) d. D (-3, -2)
Penyelesaian :
3. Cara Menyusun Tabel Pasangan Berurutan dan Menggambar
Grafik Persamaan Garis Lurus y = mx dan y = mx + c
Untuk menggambar grafik dari suatu persamaan garis, terlebih dahulu
buat tabel pasangan terurutnya.
Berikut langkah-langkah untuk menggambar grafik persamaan garis
pada koordinat Cartesius.
1. Buatlah tabel pasangan untuk memudahkan menggambar grafik
2. Tentukanlah minimal dua nilai x dan y pada tabel
Y
5
B 4 A
3
2
1
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
D -1
-2 C
-3
-4
-5
214
3. Substitusikan nilai-nilai x atau y tersebut pada persamaan garis yang
akan digambar grafiknya sehingga didapat pasangan terurut (x,y)
yang merupakan titik pada persamaan garis tersebut.
4. Gambarlah titik-titik yang didapat pada tabel pasangan dan garis
yang menghubungkan titik-titik tersebut merupakan grafik
persamaan garis yang akan digambar.
Sebuah garis lurus dapat diperoleh dengan cara menghubungkan 2 titik sembarang dan panjang garis yang menghubungkan dua titik tersebut merupakan jarak antara dua titik tersebut.
a. Garis y = mx
Untuk menggambar garis y = mx pada bidang Cartesius perlu
diperhatikan nilai x dan y pada garis y = mx. Garis y = mx melalui
pusat koordinat (0,0).
Contoh Soal
Buatlah gambar garis dari persamaan y = 2x
Penyelesaian :
Untuk membuat garis y = 2x dengan menggunakan tabel, misalnya x
adalah { -1, 0, 1, }. Tabel Persamaan y = 2x
x -1 0 1
y = 2x 2(-1) 2(0) 2(1)
(x, y) (-1, -2) (0, 0) (1, 2)
b. Garis y = mx + c
Untuk menggambar garis y = mx + c, sama seperti menggambar garis
y = mx pada bidang Cartesius yang perlu diperhatikan nilai x dan y
pada garis y = mx + c. Garis y = mx + c melalui pusat koordinat (0,c).
Contoh Soal
Buatlah gambar grafik dari persamaan y = x + 1
215
Penyelesaian
Cara I
Untuk membuat garis y = x + 1, sebaiknya digunakan tabel pasangan
dan pilihlah nilai x pada tabel yang tidak menghasilkan nilai y
berbentuk pecahan. Misalnya nilai x adalah { -1, 0, 1}. Tabel Persamaan y = x + 1
x -1 0 1
y = x + 1 (-1) + 1 0 + 1 1 + 1
(x, y) (-1, 0) (0, 1) (1, 2)
Cara II
Untuk membuat y = x + 1 dapat juga dilakukan dengan membuat tabel
sederhana.
Untuk x = 0, maka y = 0 + 1, hasilnya y = 1
Untuk y = 0, maka 0 = x + 1, hasilnya x = -1 Tabel Persamaan y = x + 3
x y (x, y)
0 3 (0, 3)
-3 0 (-3, 0)
Y
y = x + 3
3
2
1
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 x
-1
-2
-3
216
B. Metode Pembelajaran
Kelas Eksperimen (Metode STAD dengan Pendekatan Quantum Learning)
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
1.
Ruang kelas telah ditata sedemikian sehingga meja dan kursi dalam keadaan rapi, kelas sudah terpasangi gambar dan rumus-rumus tentang persamaan garis lurus. Ruang kelas dilengkapi dengan tape recorder. Sebelum siswa masuk kelas suasana kelas telah diiringi musik. Ketika proses pembelajaran akan dimulai iringan musik dihentikan terlebih dahulu. Pendahuluan a. Membuka pertemuan
dengan salam dilanjutkan perkenalan dan memberikan motivasi pada siswa sebelum proses pembelajaran dimulai.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengingatkan tentang materi sebelumnya (tentang koordinat kartesius), kemudian menanyakan apakah ada kesulitan pada materi sebelumnya.
a. Memperhatikan dan
menjawab salam dari guru.
b. Memperhatikan,
bertanya apabila ada materi tentang koordinat kartesius yang belum paham sambil mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan Inti a. Siswa dimotivasi dengan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan persamaan garis lurus, dan memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari (tangga berjalan/escalator merupakan penerapan dari persamaan garis) kemudian siswa diminta mencari contoh garis lurus.
1) Memperhatikan dan
menjawab pertanyaan
40 menit
217
b. Memberikan penjelasan secara singkat kepada siswa tentang Ø Persamaan garis lurus
dalam berbagai bentuk dan variabel.
Ø Menyusun tabel pasangan dan menggambar grafik pada koordinat Cartesius.
c. Memberikan contoh yang diselesaikan bersama-sama dengan siswa.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
e. Mengelompokkan siswa yang terdiri dari empat atau lima siswa heterogen
f. Memberikan lembar kerja siswa dan memerintahkan kepada siswa untuk mendiskusikan dan bekerjasama, saling membantu memecahkan soal-soal yang ada pada lembar kerja siswa , guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk mengamati jalannya diskusi, dan bersiap membantu siswa jika suatu ketika ada kelompok yang mengalami kesulitan.
b. Memperhatikan dan mengajukan pertanyaan jika ada yang kurang jelas.
c. Memperhatikan dan
mencoba mencari jawabannya sendiri
d. Bertanya apabila ada yang belum paham
e. Berkelompok sesuai
dengan perintah guru f. Siswa berdiskusi
bersama-sama memecahkan soal-soal,mengerjakannya secara mandiri dan selanjutnya saling mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Apabila teman sekelompoknya ada yang kurang memahami, maka anggota kelompok yang lain harus membantunya, apabila siswa mempunyai suatu permasalahan, sebaiknya ditanyakan kepada seluruh anggota kelompoknya sebelum ditanyakan kepada guru.
218
g. Setelah diskusi selesai guru mengumpulkan hasil diskusi tiap kelompok, kemudian melaporkan beberapa pertanyaan yang terdapat pada lembar kerja siswa dan menunjuk secara acak beberapa siswa untuk
mengerjakan soal didepan kelas.
Selama proses pembelajaran berlangsung, suasana kelas diiringi dengan alunan musik instrumen yang berfungsi untuk membuat suasana terkesan lebih nyaman, santai dan menyenangkan yang dapat mendorong siswa untuk berkonsentrasi dan mengurangi ketegangan sehingga otak dapat bekerja secara optimal
g. Siswa mengumpulkan hasil diskusinya dan bagi siswa yang ditunjuk mengerjakan soal di depan kelas
3. Pengembangan dan Penerapan a. Memberikan kesempatan
waktu jeda pada siswa untuk mengurangi ketegangan dengan mempersilakan siswa untuk berdiri beberapa saat.
b. Memberikan kuis individual c. Melakukan pembahasan
kuis dengan melibatkan siswa secara aktif untuk mengerjakan di depan kelas.
d. Mengumumkan skor perkembangan individual dan skor kelompok serta memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tinggi.
a. Memperhatikan dan
melakukan apa yang diminta oleh guru.
b. Mengerjakan kuis
dan tidak bekerja sama, serta saling menukar jawaban dengan teman yang lain.
c. Mengerjakan di depan kelas
30 menit
219
Selama siswa mengerjakan latihan soal guru menyelingi dengan pemberian motivasi dan semangat belajar pada siswa dan suasana kelas selalu diiringi dengan musik instrumen.
4. Penutup a. Guru memberikan tugas
rumah b. Guru menyimpulkan materi
dengan menekankan pada hal-hal yang penting.
c. Guru memberikan motivasi dan semangat untuk rajin belajar pada siswa dilanjutkan dengan gambaran pertemuan berikutnya dalam suasana yang lebih menarik dan menyenangkan,
d. Guru mengakhiri pertemuan dengan salam penutup
a. Siswa
memperhatikan penjelasan guru.
b. Siswa Memperhatikan
c. Siswa
Memperhatikan d. Siswa menjawab
salam dari guru.
10 menit
C. Alat / Sarana Pembelajaran
1. Buku pelajaran matematika kelas VIII semester gasal
2. Spidol
3. Penghapus
4. Penggaris
5. Lembar kerja siswa, kuis dan PR
6. Papan tulis
7. Tape recorder
D. Sumber Pembelajaran
1. Endah Budi Rahaju, dkk. 2008. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
220
2. Nuniek Avianti Agus. 2008. Matematika 2 Untuk SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta : Yudhistira.
3. LKS
E. Evaluasi
a) Lembar Kerja Siswa
1. Perhatikan gambar bidang koordinat kartesius di bawah ini, kemudian tentukan titik koordinat dari masing-masing titik tersebut !
a. A (…,…) b. B (…,…) c. C (…,…) b. D (…,…) e. E (…,…) f. F (…,…)
2. Dalam satu bidang koordinat kartesius, gambarkan titik-titik berikut ini ! a. P (5,-2) b. Q (-3,-1) c. R (4,3) d. S (3,5) e. T (0,4)
3. Gambarkan garis lurus yang memiliki persamaan garis berikut ! a. x – y = 2 b. x = - 4y c. x + 3 = y
y
5
4 B D
E 3
2
F 1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1 A
C -2
-3
-4
-5
221
d. x = 3
Jawab :
1. Menentukan titik koordinat : a. A (x, y) → A (2, -1) a. B (x, y) → B (0, 3) b. C (x, y) → C (-1, -2) c. D (x, y) → D (3, 3) d. E (x, y) → E (-3, 2) e. F (x, y) → F (-2, 0)
2. Gambar koordinat kartesius dari titik a. P (5, -2) d. S (3, 5) b. Q (-3, -1) e. T (0, 4) c. R (4, 3)
3. Gambar persamaan garis a. x – y = 2
Langkah pertama adalah dengan menentukan nilai x dan y yang memenuhi persamaan x – y = 2 Tabel
X 0 2 Y -2 0
( x, y ) ( 0, -2 ) ( 2, 0 ) Kemudian dari dua titk koordinat tersebut dapat digambarkan garis lurus sebagai berikut :
y
5 T S
4 R
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
Q -1 P
-2
222
b. x = - 4 y Langkah pertama adalah dengan menentukan nilai x dan y yang memenuhi persamaan x = - 4 y Tabel persamaan
x 0 -4 y 0 1
( x, y ) ( 0, 0 ) ( -4, 1 )
Kemudian dari dua titk koordinat tersebut dapat digambarkan garis lurus sebagai berikut :
c. x + 3 = y Langkah pertama adalah dengan menentukan nilai x dan y yang memenuhi persamaan x + 3 = y Tabel persamaan
x 0 -3 y 3 0
( x, y ) (0, 3) (-3, 0)
y
3 x – y = 2
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
y
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1 x = - 4 y
-2
223
Kemudian dari dua titk koordinat tersebut dapat digambarkan garis lurus sebagai berikut :
d. x = 3
Langkah pertama adalah dengan menentukan nilai x dan y yang memenuhi persamaan x = 3 Tabel
x 3 3 y 0 2
( x, y) (3, 0) (3, 2)
Kemudian dari dua titk koordinat tersebut dapat digambarkan garis lurus sebagai berikut :
y x + 3 = y
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
y x = 3
5
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
224
b) Soal latihan di rumah(PR)
1. Tentukan absis dan ordinat dari titik-titik koordinat di bawah ini! a. A (2, 3) b. B (-2, -3) c. C (-1, -7) d. D (0, 8) e. E (-5, 0)
2. Buatlah garis lurus pada bidang koordinat kartesius yang melalui titik-titik berikut a. A (0, 0) dan B (1, 3) b. C (2, 1) dan D (0, 3) c. E (-3, 2) dan F (0, -1) d. G (-2, -2) dan H (4, -2) e. I (-4, -3) dan J (0, 2)
Jawab :
1. Absis dan Ordinat dari titik : a. A (2, 3)
Absis ( x ) = 2, Ordinat ( y ) = 3 b. B (-2, -3)
Absis ( x ) = -2, Ordinat ( y ) = -3 c. C (-1, -7)
Absis ( x ) = -1, Ordinat ( y ) = -7 d. D (0, 8)
Absis ( x ) = 0, Ordinat ( y ) = 8 e. E (-5, 0)
Absis ( x ) = -5, Ordinat ( y ) = 0 2. Garis lurus dari titik-titik :
a. A (0, 0) dan B (1, 3)
y
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
225
b. C (2, 1) dan D (0, 3)
c. E (-3, 2) dan F (0, -1)
d. G (-2, -2) dan H (4, -2)
y
5
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
y
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
y
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
226
e. I (-4, -3) dan J (0, 2)
c) Soal Kuis
Gambarlah garis dengan persamaan : a. x + y = 4 b. x = 2y jawab : a. Langkah pertama adalah menentukan nilai x atau y yang memenuhi
persamaan x + y = 4 Misal : x = 0 maka 0 + y = 4 → y = 4 sehingga diperoleh titik koordinat (0, 4) y = 0 maka x + 0 = 4 → x = 4 sehingga diperoleh titik koordinat ( 4, 0) Kemudian dari dua titik koordinat tersebut dapat digambarkan garis lurus seperti berikut.
y
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
x + y = 4 y
5
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
227
b. Seperti sebelumnya, tentukan terlebih dahulu nilai x atau y yang memenuhi persamaan x = 2y. Misalkan : x = 0 maka 0 = 2y → y = 0, sehingga diperoleh titik koordinat
(0, 0) x = 4 maka 4 = 2y → y = 2, sehingga diperoleh titik koordinat
(4, 2) Kedua titik tersebut dapat digambar menjadi sebuah garis lurus sebagai berikut :
Mengetahui,
Guru Pamong
Sri Wahyu Wardani NIP. 19620309 198112 2 002
Surakarta, 8 Agustus 2009
Peneliti,
Atik Sartini ( K 1304019 )
y
5
4
3
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
x = 2y -2
228
RENCANA PENGAJARAN ( RP )
Satuan Pembelajaran : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII / Gasal Standar Kompetensi : Memahami dan melakukan operasi aljabar,
fungsi, persamaan garis, dan sistem
persamaan, serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menentukan gradien suatu garis lurus
Alokasi Waktu : 2 Jam pelajaran
Tujuan Pembelajaran : Siswa memiliki kemampuan untuk memiliki
kemampuan untuk menentukan gradien suatu
garis lurus
A. Materi Pelajaran
GRADIEN Gradien adalah ukuran kemiringan atau kecondongan. Dalam sebuah garis gradient adalah nilai tetap atau konstanta dari perbandingan ordinat dan absis. Gradien biasanya dilambangkan dengan m. 1. Menentukan gradien pada persamaan garis y = mx
Gradien = ordinat absis m = y x Dari rumus di atas terlihat bahwa nilai gradient dalam suatu persamaan garis sama dengan besar nilai konstanta m yang terletak di depan variable x, dengan syarat persamaan garis tersebut diubah terlebih dahulu kedalam bentuk y = mx.
2. Menentukan gradien pada persamaan garis y = mx + c Sama dengan perhitungan gradient pada persamaan garis y = mx, perhitungan gradient pada garis y = mx + c dilakukan dengan cara menentukan konstanta di depan variabel x.
3. Menentukan gradien pada persamaan garis ax + by + c = 0
229
Gradien pada persamaan garis ax + by + c = 0 dapat ditentukan dengan mengubah terlebih dahulu persamaan garis tersebut ke dalam bentuk y = mx + c. kemudian gradien dapat diperoleh dari nilai konstanta m di depan variabel x. Contoh : 2x – 3y – 10 = 0 Penyelesaian : Persamaan garis 2x – 3y – 10 = 0 diubah terlerbih dahulu menjadi bentuk y = mx + c, sehingga : 2x – 3y – 8 = 0
3y = 2x - 8
y = 3
82 -x
y = 3
2x - 38
4. Menentukan gradien pada garis yang melalui dua titik
Gradien garis PR = absis
ordinat
= 12
12
xx
yy
--
= 13
24
-
-
= 1
Jadi gradien garis yang melalui P = (1,2) dan R (3, 4) adalah 1 Dari urain tersebut diperoleh Rumus umum untuk mencari gradien pada garis yang melalui dua titik adalah
Y
5 R
4
3 P
(x2, y2)
2 (x1, y1)
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-3
230
m = 12
12
xx
yy
--
Sifat-sifat gradien 1. gradien garis yang sejajar dengan sumbu x nilai gradiennya adalah 0. 2. Gradien garis yang sejajar dengan sumbu y tidak memiliki gradien. 3. Gradien dua garis yang sejajar adalah sama. 4. Hasil kali antara dua gradien dari garis yang tegak lurus adalah -1.
B. Metode Pembelajaran
Kelas Eksperimen ( Metode STAD dengan Pendekatan Quantum Learning )
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
1.
Ruang kelas telah ditata sedemikian sehingga meja dan kursi dalam keadaan rapi, kelas sudah terpasangi gambar dan rumus-rumus tentang persamaan garis lurus. Ruang kelas dilengkapi dengan tape recorder. Sebelum siswa masuk kelas suasana kelas telah diiringi musik. Ketika proses pembelajaran akan dimulai iringan musik dihentikan terlebih dahulu. Pendahuluan a. Membuka pertemuan
dengan salam
b. Membahas PR yang dianggap sulit oleh siswa
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengingatkan tentang materi sebelumnya (tentang koordinat kartesius), kemudian menanyakan apakah ada kesulitan pada materi sebelumnya.
a. Memperhatikan dan menjawab salam dari guru.
b. Menanyakan PR yang sulit dan memperhatikan penjelasan dari guru
c. Memperhatikan dan
mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan Inti
231
a. Memberikan penjelasan secara singkat kepada siswa tentang gradient
b. Memberikan kesempatan
bertanya
c. Memberikan contoh yang diselesaikan bersama-sama dengan siswa.
d. Berkelompok berdasarkan
pengelompokan pertemuan sebelumnya.
e. Memberikan lembar kerja siswa dan memerintahkan kepada siswa untuk mendiskusikan dan bekerjasama, saling membantu memecahkan soal-soal yang ada pada lembar kerja siswa , guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk mengamati jalannya diskusi, dan bersiap membantu siswa jika suatu ketika ada kelompok yang mengalami kesulitan.
f. Setelah diskusi selesai guru
mengumpulkan hasil diskusi tiap kelompok, kemudian melaporkan beberapa pertanyaan yang terdapat pada lembar kerja siswa dan menunjuk secara acak beberapa siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas.
Selama proses pembelajaran berlangsung, suasana kelas diiringi dengan alunan musik
a. Memperhatikan, mencatat dan bertanya apabila ada yang kurang paham
b. c. Memperhatikan dan
mengajukan pertanyaan jika ada yang kurang jelas.
d. Berkelompok sesuai dengan perintah guru
e. Siswa berdiskusi bersama-sama memecahkan soal-soal,mengerjakannya secara mandiri dan selanjutnya saling mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Apabila teman sekelompoknya ada yang kurang memahami, maka anggota kelompok yang lain harus membantunya, apabila siswa mempunyai suatu permasalahan, sebaiknya ditanyakan kepada seluruh anggota kelompoknya sebelum ditanyakan kepada guru.
f. Siswa mengumpulkan hasil diskusinya dan bagi siswa yang ditunjuk mengerjakan soal didepan kelas
40 menit
232
instrumen yang berfungsi untuk membuat suasana terkesan lebih nyaman, santai dan menyenangkan yang dapat mendorong siswa untuk berkonsentrasi dan mengurangi ketegangan sehingga otak dapat bekerja secara optimal
3. Pengembangan dan Penerapan a. Memberikan kuis
individual
b. Melakukan pembahasan kuis dengan melibatkan siswa secara aktif untuk mengerjakan di depan kelas.
c. Mengumumkan skor perkembangan individual dan skor kelompok serta memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tinggi.
Selama siswa mengerjakan latihan soal guru menyelingi dengan pemberian motivasi dan semangat belajar pada siswa dan suasana kelas selalu diiringi dengan musik instrumen.
a. Mengerjakan kuis dan tidak
bekerja sama, serta saling menukar jawaban dengan teman yang lain.
b. Mengerjakan di depan kelas
30 menit
4. Penutup a. Guru memberikan tugas
rumah b. Guru menyimpulkan materi
dengan menekankan pada hal-hal yang penting.
c. Guru memberikan motivasi dan semangat untuk rajin belajar pada siswa dilanjutkan dengan gambaran pertemuan berikutnya dalam suasana yang lebih menarik dan menyenangkan,
d. Guru mengakhiri
a. Siswa memperhatikan
penjelasan guru. b. Siswa Memperhatikan
c. Siswa Memperhatikan d. Siswa menjawab salam dari
10 menit
233
pertemuan dengan salam penutup
guru.
C. Alat / Sarana Pembelajaran
a. Buku pelajaran matematika kelas VIII semester gasal b. Spidol c. Penghapus d. Penggaris e. Lembar kerja siswa, kuis dan PR f. Papan tulis g. Tape recorder
D. Sumber Pembelajaran
a. Endah Budi Rahaju, dkk. 2008. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Nuniek Avianti Agus. 2008. Matematika 2 Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Yudhistira.
c. LKS
E. Evaluasi
a. Lembar Kerja Siswa
1. Tentukan gradien (m) dan konstanta (c) dari persamaan garis berikut : a. y = 4x - 3 d. -3y + 8x – 2 = 0 b. 8y = -8 + x e. 4y - 12x + 5 = 0 c. 3x – 6y + 6 = 0
2. Perhatikan gambar bidang koordinat cartesius di bawah ini. Tentukan gradien dari : a. garis k b. garis l c. garis m
y
m 5 k
4
3
l 2
1
234
3. Diketahui sebuah garis lurus memiliki persamaan y = 2x + 5, tentukan apakah persamaan garis tersebut membentuk garis yang sejajar atau saling tegak lurus dengan a. y = 2x – 8 b. 4x – 2y + 60 = 0 c. 6y = -3x - 1 d. y = - 1 x + 9
2 Jawab :
1. a). y = 4x – 3 Bentuk ke dalam y = mx + c
→ y = 4x – 3 Diperoleh m = 4
c = -3 b). 8y = -8 + x
Bentuk ke dalam y = mx + c → 8y = -8 + x
y = 88 x+-
y = -1 + 81
x
y = 81
x - 1
diperoleh m = 81
dan c = -1
c). 3x – 6y + 6 = 0 Bentuk ke dalam y = mx + c
→ 3x – 6y + 6 = 0 - 6 y = -3 x -6
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
235
y = 663
--- x
y = 21
x + 1
diperoleh m = 21
dan c = 1 d). -3y + 8x – 2 = 0
Bentuk ke dalam y = mx + c → -3y + 8x – 2 = 0
-3 y = -8 x + 2
y = 328
-+x
y = 38 x - 3
2
Diperoleh m = 38 dan c = 3
2-
e). 4y - 12x + 5 = 0 Bentuk ke dalam y = mx + c
→ 4y - 12x + 5 = 0 4y = 12x – 5
y = 4512 -x
y = 3x - 45
Diperoleh m = 3 dan c = - 45
2.a. Gradien garis k
Garis k melalui titik (1,2) dan (-1,-2) untuk titik (1,2) maka x1 = 1, y1 = 2 untuk titik (-1,-2) maka x2 = -1, y2 = -2
m = 12
12
xxyy
--
= 1122
----
m = - 4
- 2 m = 2
b. Gradien garis l Garis l melalui titik (-3,1) dan (3,1)
untuk titik (-3,2) maka x1 = -3, y1 = 1 untuk titik (3,1) maka x2 = 3, y2 = -1
m = 12
12
xxyy
--
m = )3(3
11----
236
m = 0 6
m = 0 c. Gradien garis m
Garis m melalui titik (1,0) dan (-1,3) untuk titik (1,0) maka x1 = 1, y1 = 0 untuk titik (-1,3) maka x2 = -1, y2 = 3
m = 12
12
xxyy
--
= 11
03--
-
m = 3
-2 m = -3 2
3. Gradien garis y = 2x + 5 adalah 2 a. y = 2x – 8
gradien garis y = 2x – 8 adalah 2, karena gradien garis y = 2x – 8 dan y = 2x + 5 sama maka kedua garis tersebut sejajar.
b. 4x – 2y + 60 = 0 Bentuk ke dalam y = mx + c 4x – 2y + 60 = 0 -2y = - 4x – 60 y = - 4x – 60 -2 y = 2 x + 30 Sehingga gradien garis 4x – 2y + 60 = 0 adalah 2 Karena gradien garis 4x – 2y + 60 = 0 dan y = 2x + 5 sama, maka kedua garis tersebut sejajar
c. 6y = - 3x – 1 Bentuk ke dalam y = mx + c
6y = - 3x – 1 y = - 3x – 1 6 y = - 1 x - 1 2 6 Sehingga gradien garis 6y = - 3x -1 adalah – 1 2 Karena gradien garis 6y = - 3x -1 dikalikan gradien y = 2x + 5 sama dengan – 1 maka kedua garis tersebut saling tegak lurus
d. y = - 1 x + 9 2
Sehingga gradien garis y = - 1 x + 9 adalah - 1
237
2 2 Karena gradien garis y = - 1 x + 9 dikalikan gradien y = 2x + 5 sama 2 dengan – 1 maka kedua garis tersebut saling tegak lurus
b). Soal Latihan di rumah ( PR )
1. Tentukanlah gradien dari garis yang melalui titik-titik koordinat berikut ini: a. P (2, 6) dan Q (4, 8) d. M (9, -1) dan N (6, -8) b. K (-2, -5) dan L (-3, 1) e. A (6, 6) dan B (0, 0)
c. X (0, 8) dan Y (-2, -5) 2. Sebuah garis lurus yang memiliki gradien – 1 melalui titik P(3, 2n) dan Q
(8, 3n) a. Tentukan nilai n b. Tentukan koordinat P dan Q c. Jika garis k sejajar dengan garis tersebut, tentukan gradien garis k d. Jika garis l saling tegak lurus dengan garis tersebut, tentukan gradien
garis l Jawab : 1. a. Gradien yang melalui titik P (2, 6) dan Q (4, 8)
Untuk titik P (2, 6), maka x1 = 2, y1 = 6 Untuk titik Q (4, 8), maka x2 = 4, y2 = 8
m = 12
12
xxyy
--
m = 2468
--
m = 2
2 m = 1
b. gradien yang melalui titik K (-2,-5) dan L (-3,1) untuk titik K (-2,-5) maka x1 = -2, y1 = -5 untuk titik L (-3,1) maka x2 = -3 ,y2 = 1
m = 12
12
xxyy
--
m = )2(3
)5(1---
--
m = 6
-1 m = -6
c. gradien yang melalui titik X (0,8) dan Y (-2,-5) untuk titik X (0,8) maka x1 = 0, y1 = 8 untuk titik Y (-2,-5) maka x2 = -2, y2 = -5
238
m = 12
12
xxyy
--
m = 0285
----
m = - 13
- 2 m = 13
2 d. gradien yang melalui titik M (9,-1) dan N (6,-8)
untuk titik M (9,-1) maka x1 = 9, y1 = -1 untuk titik M (6,-8), maka x2 = 6, y2 = -8
m = 12
12
xxyy
--
m = 96
)1(8-
---
m = - 7
3 e. gradien yang melalui titik A (6,6) dan B (0,0)
untuk titik A (6,6) maka x1 = 6, y1 = 6 untuk titik B (0,0), maka x2 = 0, y2 = 0
m = 12
12
xxyy
--
m = 6060
--
m = - 6
- 6 m = 1 2. Sebuah garis memiliki gradien (m) = -1 Melalui titik P (3,-2n) dan Q (8,3n)
a. untuk titik P (3,-2n) maka x1 = 3, y1 = -2n untuk titik (8, 3n) maka x2 = 8, y2 = 3n
m = 12
12
xxyy
--
-1 = 38
)2(3--- nn
-1 = 5n
5 -1 = n
b. Koordinat titik P dan Q
Untuk titik P (3, -2n) x = 3
239
y = -2n y = -2 (-1) y = 2 Koordinat titik P (3, 2) Untuk titik Q (8, 3n)
x = 8 y = 3n
= 3 (-1) = -3 Koordinat titik Q (8, -3)
c. Karena garis k sejajar dengan garis tersebut, maka mk = m = -1 d. Karena garis l tegak lurus dengan garis tersebut, maka ml x m = -1 ml x -1 = -1 ml = 1
c. Soal Kuis
1. Tentukan kedua garis berikut sejajar atau saling tegak lurus? a. Garis p yang melalui A (4, 2) dan B (0, 0) dan garis q yang melalui C (-2, 4) dan D
(0, 0) b. Garis r yang melalui E (2, -3) dan F (8, 6) dan garis s yang melalui G
(4, 6) dan (0, 0) jawab : a. Mencari gradient garis p, yaitu : Untuk titik A (4, 2) maka x1 = 4, y 1 = 2
Untuk titik B (0, 0) maka x 2 = 0, y 2 = 0
m AB = 12
12
xx
yy
--
= 4020
-- =
42
-- =
21
menncari gradien garis q, yaitu : Untuk titik C (-2, 4) maka x 1 = -2, y 1 = 4
Untuk titik D (0, 0) maka x 2 = 0, y 2 = 0
m CD = 12
12
xx
yy
--
= )2(0
40--
-=
24- = -2
Dari kedua perhitungan tersebut diperoleh m AB x m CD = 21 x (-2) = -1
Jadi, garis p dan q saling tegak lurus. b. Mencari gradient garis r, yaitu :
240
Untuk titik E (2, -3) maka x 1 = 2, y1 = -3
Untuk titik F (8, 6) maka x 2 = 8, y 2 = 6
m EF = 12
12
xx
yy
--
= 28
)3(6-
-- =69 =
23
Mencari gradient garis s, yaitu : Untuk titik G (4, 6) maka x1 = 4, y 1 = 6
Untuk titik H (0, 0) maka x 2 = 0, y 2 = 0
m GH = 12
12
xx
yy
--
= 4060
-- =
46
-- =
23
Dari kedua perhitungan tersebut ternyata diperoleh m EF = m GH
Jadi, garis r dan s merupakan garis – garis yang sejajar
Mengetahui, Guru Mapel
Sri Wahyu Wardani NIP. 19620309 198112 2 002
Surakarta, 10 Agustus 2009 Peneliti,
Atik Sartini ( K 1304019 )
241
RENCANA PENGAJARAN
( RP )
Satuan Pembelajaran : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII / Gasal Standar Kompetensi : Memahami dan melakukan operasi aljabar,
fungsi, persamaan garis, dan sistem
persamaan, serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menentukan persamaan dan koordinat titik
potong dua garis lurus
Alokasi Waktu : 2 Jam pelajaran
Tujuan Pembelajaran : § Siswa dapat menentukan persamaan garis melalui dua titik, melalui
sebuah titik dengan gradien tertentu § Siswa dapat menentukan koordinat titik potong dua garis § Siswa dapat menggunakan konsep persamaan garis lurus untuk
memecahkan masalah
A. Materi Pelajaran
Menentukan persamaan garis lurus
242
Dengan mengingat bahwa gradien = Ordinat
Absis
m = y x
y = mx
Bentuk y = mx merupakan bentuk persamaan garis lurus sederhana karena
garis tersebut melalui titik pusat koordinat.
Bentuk umum dari persamaan garis lurus dapat dituliskan sebagai berikut :
y = mx + c
Menentukan persamaan garis dari gradien dan titik koordinat
Garis tersebut melalui titik A (x 1 ,y 1 ) dan tidak melalui titik pusat koordinat sehingga persamaan garis dapat dituliskan :
y1 = mx 1 + c ....(1) Adapun bentuk umum persamaan garis yang tidak melalui titik koordinat dituliskan :
Y
5
4 A
3
(x1, y1)
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
-4
-5
243
y = mx + c ... .(2) Jika ditentukan selisih dari persamaan (2) dan persamaan (1) maka diperoleh
y = mx + c
y1= mx 1 + c
y - y 1= mx – mx 1 + c – c
y – y 1 = mx – mx 1
y – y 1 = m (x - x 1) Selanjutnya diperoleh rumus umum untuk menentukan persaman garis jika
diketahui gradien dan titik koordinat yaitu y – y 1 = m (x – x 1) Menentukan persamaan garis yang melalui dua titik.
Dengan mengingat bahwa y – y 1 = m (x-x 1) adalah rumus umum persaman
garis dari gradien dan titik koordinat dan m = 12
12
xx
yy
--
adalah rumus gradien dari dua titik koordinat. Dari kedua rumus tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
y – y 1= m (x - x 1)
y – y 1 = 12
12
xxyy
--
(x - x 1)
y – y 1 = 12
112 ))((
xx
xxyy
-
--
12
1
yy
yy
--
=12
1 )(
xx
xx
-
-
Jadi rumus untuk menentukan persamaan garis yang melalui dua titik koordinat adalah
12
1
yy
yy
--
=12
1 )(
xx
xx
-
-
Menentukan koordinat titik potong dari dua garis lurus Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menentukan koordinat titik potong dari dua garis lurus yaitu cara menggambar cara grafik dan cara subsitusi. Contoh tentukan titik potong antara garis 3x + y = 5 dan garis 2x – 3y = 7 a. Cara Grafik
Garis 3x + y = 5 Untuk x = 1 maka y = 2 sehingga diperoleh titik (1, 2) Untuk x = 0 maka y = 5 sehingga diperoleh titik (0, 5) Garis 2x – 3y = 7 Untuk x = 5 maka y = 1, sehingga diperoleh titik (5, 1)
244
Untuk x = -1, maka y = -3, sehingga diperoleh titik (-1, -3)
Dari gambar dapat dilihat bahwa koordinat ttik potong dua garis tersebut adalah titik (2, -1)
b. Cara substitusi Dengan cara substitusi, salah satu variabel dari persamaan garis yang diketahui disubstitusikan ke dalam variabel yang sama dari persamaan yang lain contoh : Tentukan koordinat titik potong antara garis x + y = 5 dan garis 2x – 3y = 7 jawab : Ambil salah satu persamaan garis misal : 3x + y = 5 Tentukan salah satu variabel dari garis tersebut, misalnya y 3x + y = 5 maka y = 5 - 3x 2x + 3y = 7 2x + -3 (5 – 3x ) = 7 2x – 15 + 9x = 7 2x + 9x = 7 + 15 11x = 22 x = 2 Substitusikan nilai x ke dalam salah satu persamaan garis 3x + y = 5 3 (2) + y = 5 6 + y = 5 y = 5 – 6 y = -1 Diperoleh x = 2 dan y = -1, jadi titik potong kedua garis itu adalah (2,-1). Aplikasi Persamaan Garis Lurus Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali bidang-bidang yang menggunakan aplikasi persamaan garis lurus. Misalnya, perhitungan harga barang dalam ekonomi
y
3
2 2x – 3y =7
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2 3 x + y = 5
245
Contoh Harga dua buah permen dan tiga buah cokelat adalah Rp. 800,00. Adapun harga sebuah permen dan lima buah cokelat adalah Rp. 1.100,00. Tentukan : a. Harga sebuah permen b. Harga sebuah cokelat Jawab : Misal : Permen = x Cokelat = y Model matematika 2 permen + 3 cokelat = Rp. 800,00 berarti 2x + 3y = 800 1 permen + 5 cokelat = Rp. 1.100,00 berarti x + 5y = 1.100 Ambil salah satu persamaan dan tentukan salah satu variabelnya x + 5y = 1.100, maka x = 1.100 – 5y substitusikan nilai x kedalam persamaan yang lain. 2x + 3y = 800 2 (1.100 – 5y + 3y) = 800 2.200 – 10y + 3y = 800 2.200 – 7y = 800 -7y = 800 – 2.200 -7y = -1.400 y = 200 Substitusikan nilai y kedalam salah satu persamaan x + 5y = 1.100 x + 5 (200) = 1.100 x + 1.000 = 1.100 x = 1.100 – 1000 x = 100 dengan demikian diperoleh : a. Harga sebuah permen = x = Rp 100,00 b. Harga sebuah cokelat = y = Rp 200,00
B. Metode Pembelajaran
Kelas Eksperimen (Metode STAD dengan Pendekatan Quantum Learning)
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
Ruang kelas telah ditata sedemikian sehingga meja dan kursi dalam keadaan rapi, kelas sudah terpasangi gambar dan rumus-rumus tentang persamaan garis lurus. Ruang kelas dilengkapi dengan tape
246
1.
recorder. Sebelum siswa masuk kelas suasana kelas telah diiringi musik. Ketika proses pembelajaran akan dimulai iringan musik dihentikan terlebih dahulu. Pendahuluan a. Membuka pertemuan
dengan salam
b. Membahas PR yang dianggap sulit oleh siswa
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengingatkan tentang materi sebelumnya (tentang gradien), kemudian menanyakan apakah ada kesulitan pada materi sebelumnya.
a. Memperhatikan dan menjawab salam dari guru.
b. Menanyakan PR yang sulit dan memperhatikan penjelasan dari guru
c. Memperhatikan dan
mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran
10 menit
2. Kegiatan Inti a. Memberikan penjelasan
secara singkat kepada siswa tentang Menentukan persamaan dan koordinat titik potong dua garis lurus
b. Memberikan kesempatan bertanya
c. Memberikan contoh yang diselesaikan bersama-sama dengan siswa.
d. Siswa berkelompok berdasarkan pembagian kelompok pertemuan sebelumnya
e. Memberikan lembar kerja siswa dan memerintahkan kepada siswa untuk mendiskusikan dan bekerjasama, saling
a. Memperhatikan, mencatat
dan bertanya apabila ada yang kurang paham
b. c. Memperhatikan dan
mengajukan pertanyaan jika ada yang kurang jelas.
d. Berkelompok sesuai dengan perintah guru
e. Siswa berdiskusi bersama-
sama memecahkan soal-soal,mengerjakannya secara mandiri dan selanjutnya
40 menit
247
membantu memecahkan soal-soal yang ada pada lembar kerja siswa , guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk mengamati jalannya diskusi, dan bersiap membantu siswa jika suatu ketika ada kelompok yang mengalami kesulitan.
f. Setelah diskusi selesai guru
mengumpulkan hasil diskusi tiap kelompok, kemudian melaporkan beberapa pertanyaan yang terdapat pada lembar kerja siswa dan menunjuk secara acak beberapa siswa untuk mengerjakan soal didepan kelas.
Selama proses pembelajaran berlangsung, suasana kelas diiringi dengan alunan musik instrumen yang berfungsi untuk membuat suasana terkesan lebih nyaman, santai dan menyenangkan yang dapat mendorong siswa untuk berkonsentrasi dan mengurangi ketegangan sehingga otak dapat bekerja secara optimal
saling mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Apabila teman sekelompoknya ada yang kurang memahami, maka anggota kelompok yang lain harus membantunya, apabila siswa mempunyai suatu permasalahan, sebaiknya ditanyakan kepada seluruh anggota kelompoknya sebelum ditanyakan kepada guru.
f. Siswa mengumpulkan hasil diskusinya dan bagi siswa yang ditunjuk mengerjakan soal didepan kelas
3. Pengembangan dan Penerapan a. Memberikan kuis
individual
b. Melakukan pembahasan kuis dengan melibatkan siswa secara aktif untuk mengerjakan di depan kelas.
c. Mengumumkan skor
a. Mengerjakan kuis dan tidak
bekerja sama, serta saling menukar jawaban dengan teman yang lain.
b. Mengerjakan di depan kelas
30 menit
248
C. Alat / Sarana Pembelajaran
1. Buku pelajaran matematika kelas VIII semester gasal
2. Spidol
3. Penghapus
4. Penggaris
5. Lembar kerja siswa, kuis dan PR
6. Papan tulis
7. Tape recorder
D. Sumber Pembelajaran
a. Endah Budi Rahaju, dkk. 2008. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
perkembangan individual dan skor kelompok serta memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tinggi.
Selama siswa mengerjakan latihan soal guru menyelingi dengan pemberian motivasi dan semangat belajar pada siswa dan suasana kelas selalu diiringi dengan musik instrumen.
4. Penutup a. Guru menyimpulkan
materi dengan menekankan pada hal-hal yang penting.
b. Guru memberikan motivasi dan semangat untuk rajin belajar pada siswa
c. Guru mengakhiri pertemuan dengan salam penutup
a. Siswa Memperhatikan b. Siswa Memperhatikan
c. Siswa menjawab salam dari
guru.
10 menit
249
b. Nuniek Avianti Agus. 2008. Matematika 2 Untuk SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta : Yudhistira.
c. LKS
E. Evaluasi
a). Lembar Kerja Siswa
1. Sebuah garis yang melalui A(-1,3) memiliki gradien yang tegak lurus dengan garis y = 1 x. Tentukan persamaan garis tersebut.!
3 2. Sebuah garis yang melalui B(-1, 4) memiliki gradien yang sejajar dengan
garis 4x + 3y – 60 = 0. Tentukan persamaan garis tersebut ! 3. Sebuah garis memiliki gradien 2. Tentukan persamaan tersebut jika
melalui titik: a. P(1, 1) b. Q(-3, 1)
4. Perhatikan gambar bidang koordinat cartesius berikut ini
a. Persamaan garis k b. Persamaan garis l c. Persamaan garis m
5. Tentukan titik potong garis x + y = 5 dengan aris 2x + y = 8 6. Harga 3 buku tulis dan 4 buku gambar adalah Rp 15.600,00. Adapun harga
2 buku tulis dan 3 buku gambar adalah Rp 11.400,00. Tentukan : a. Harga buku tulis b. Harga buku gambar Jawab :
y
l m 5 k
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
250
1. Persamaan garis yang melalui titik A (-1, 3) memiliki gradien yang tegak lurus dengan garis y = . x
Gradien garis y = . x
Bentuk kedalam y = m x + c y = . x
m1 =
karena tegak lurus maka m2 x m1 = -1 m2 x = -1
m2 = -3 Persamaan garis yang melalui ( -1, 3 ) dengan m = -3 adalah
y – y 1= m (x - x 1) y – 3 = -3 ( x – ( -1) ) y – 3 = -3 ( x + 1 ) y – 3 = -3 x – 3 y = -3 x – 3 + 3 y = -3 x 2. Gradien garis 4x + 3y – 60 = 0
Bentuk ke dalam y = m x + c → 4x + 3y – 60 = 0 3y = - 4x + 60
y = 3
604 +- x
y = - 4 x + 20 3 m1 = - 4 3 Karena sejajar maka m2 = m1 = - 4 3
Persamaan garis yang melalui titik B ( -1, 4 ) dengan m = - 4 adalah 3
y – y 1= m (x - x 1) y – 4 = - 4 ( x – (-1) ) 3 y – 4 = - 4 ( x + 1 ) 3 y – 4 = - 4 x - 4 3 3 3 (y – 4) = - 4 x – 4 3y – 16 = - 4 x – 4 3 y = - 4 x – 4 + 16 3 y = - 4 x + 12
y = 3
124 +- x
251
y = - 4 x + 4 3 Atau 3 y + 4 x – 12 = 0
3. Jika gradient ( m ) = 2 Persamaan garis yang melalui titik a. P (1, 1), maka x1 = 1, y1 = 1
y – y 1= m (x - x 1) y – 1 = 2 ( x – 1 ) y – 1 = 2 x – 2
y = 2 x – 2 + 1 y = 2 x – 1
b. Q (-3, 1), maka x1 = - 3, y1 = 1
y – y 1= m (x - x 1) y – 1 = 2 ( x – (-3) ) y – 1 = 2 (x + 3)
y = 2 x + 6 + 1 y = 2 x + 7
4. Berdasarkan gambar a. Persamaan garis k
Garis k melalui titik (1, 2) dan (-1, -2) Untuk titik (1, 2) maka x1 = 1, y1 = 2
Untuk titik ( -1, -2) maka x2 = -1, y2 = - 2
m = 12
12
xxyy
--
m = 1122
----
m = - 4
-2 m = 2 Persamaan garis dengan gradient 2 dan melalui ( 1, 2 ) adalah
y – y 1= m (x - x 1) y – 2 = 2 ( x – 1) y – 2 = 2 x - 2
y = 2 x – 2 + 2 y = 2 x
b. Persamaan garis l Garis l melalui titik ( -3, 2) dan ( -1, -2) Untuk titik ( -3, 2), maka x1 = -3, y1 = 2 Untuk titik (-1, -2), maka x2 = -1, y2 = -2
m = 12
12
xxyy
--
252
m = )3(1
22---
--
m = - 4
2 m = -2 Persamaan garis dengan gradient -2 dan melalui titik (-3, 2) adalah
y – y 1= m (x - x 1) y – 2 = -2 ( x – (-3)) y – 2 = -2 (x + 3)
y = - 2 x – 6 + 2 y = - 2 x – 4
c. Persamaan garis m Garis m melalui titik ( -1, 3) dan ( 1, 0) Untuk titik ( -1, 3), maka x1 = -1, y1 = 3 Untuk titik ( 1, 0 ), maka x2 = 1, y2 = 0
m = 12
12
xxyy
--
m = )1(1
30--
-
m = - 3
2 m = - 3 2
Persamaan garis dengan gradient -3 dan melalui titik (-1, 3) adalah 2
y – y 1= m (x - x 1) y – 3 = -3 ( x – (-1)) 2 y – 3 = -3 (x + 1) 2
2(y – 3) = - 3 x – 3 2y - 6 = - 3 x – 3
2y = - 3 x – 3 – 6 2y = - 3 x – 9
y = 2
93 -- x
y = - 3 x - 9 2 2
Atau 2 y +3 x + 9 = 0
5. Titik potong garis x + y = 5 dengan garis 2 x + y = 8 · Dengan cara menggambar grafik
Garis 2 x + y = 8
253
Untuk x = 0, maka y = 8 sehingga diperoleh titik (0, 8) Untuk y = 0, maka x = 4 sehingga diperoleh titik (4, 0) Garis x + y = 5 Untuk x = 0, maka y = 5 sehingga diperoleh titik (0, 5) Untuk y = 0, maka x = 5 sehingga diperoleh titik (5, 0) Dari gambar dapat di lihat bahwa koordinat titik potong dua garis tersebut adalah titik (3, 2)
· Dengan cara substitusi 2 x + y = 8 y = 8 – 2 x ……….(1) Substitusikan (1) ke dalam x + y = 5 x + y = 5 x + (8 – 2 x) = 5 x + 8 – 2 x = 5 x – 2 x = 5 – 8
- x = -3 x = 3
substitusikan nilai x = 3 ke dalam persamaan (1) y = 8 – 2 x y = 8 – 2 (3) y = 8 – 6 y = 2 Sehingga titik potong di titik (3, -2)
6. Misal : Buku tulis = x Buku gambar = y Model matematika 3 buku tulis + 4 buku gambar = Rp 15.600,00 berarti 3x + 4y = 15.600 2 buku tulis + 3 buku gambar = Rp. 11.400,00 berarti 2x + 3y = 11.400 Ambil salah satu persamaan dan tentukan salah satu variabelnya 3x + 4y = 15.600, maka x = 15.600 – 4y
y
x+ y = 5 5
4
3
2
1 x
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
-1 2x+ y = 8
254
3 substitusikan nilai x kedalam persamaan yang lain. 2x + 3y = 11.400 2 ((15.600 – 4y)/3) + 3y = 11.400 2(15.600 – 4y ) / 3 + 3y = 11.400 31.200 – 8y + 9y = 34.200 y = 34.200 – 31.200 y = 3.000 Substitusikan nilai y kedalam salah satu persamaan
x = 15.600 – 4y 3
x = 15.600 – 4(3.000) 3
x = 15.600 – 12.000 3 x = 3.600 3 x = 1. 200 dengan demikian diperoleh : a. Harga sebuah buku tulis = x = Rp 1.200,00 b. Harga sebuah buku gambar = y = Rp 3.000,00
b). Soal Kuis
Tentukan persamaan garis yang melalui :
a. titik K (-2, 4) dan sejajar dengan garis 3x + y – 50 = 0 b. titik L (5, 1) dan tegak lurus dengan garis x – 2y + 30 = 0 jawab :
a. Langkah pertama, tentukan gradient garis 3x + y – 50 = 0 3x + y – 50 = 0 y = -3x + 50
diperoleh m = -3 Oleh karena garis h sejajar dengan garis 3x + y – 50 =0 maka garis h memiliki , gradien yang sama, yaitu m = -3 Garis h melalui K (-2, 4) maka x 1 = - 2, y 1 = 4
Langkah kedua, menentukan persamaan garis h sebagai berikut : Þ y - y 1 = m ( x - x 1 )
y – 4 = -3 ( x – (-2)) y – 4 = -3 ( x + 2 ) y – 4 = -3 x – 6
y = -3 x - 6 + 4 y = -3 x -2
255
Jadi, persamaan garis h adalah y = -3 x -2 atau y + 3x + 2 = 0 b. Langkah pertama tentukan gradient garis x – 2y + 30 = 0 x – 2y + 30 = 0 - 2 y = - x – 30 y = - x – 30 -2 y = 1 x + 15 2
Diperoleh m = 1 2 Oleh karena h tegak lurus dengan garis x – 2y + 3 = 0 maka gradien garis h yang melalui titik L (5,1) adalah mL x m = -1 mL x ( 1 ) = -1
2 mL = - 2
Langkah kedua tentukan persamaan garis mL = mh = gradien h melalui titik melalui titik L (5, 1) dengan gradient garis h = - 2
Þ y - y 1 = m ( x - x 1 )
y – 1 = -2 ( x – 5) y – 1 = -2 x + 10 y = -2 x + 10 + 1
y = -2 x + 11 atau y + 2 x – 11 = 0 Jadi, persamaan garis h adalah y = -2 x + 11 atau y + 2 x – 11 = 0
Mengetahui, Guru Mapel
Sri Wahyu Wardani NIP. 19620309 198112 2 002
Surakarta, 13 Agustus 2009 Peneliti,
Atik Sartini ( K 1304019 )
256
RENCANA PENGAJARAN ( RP )
Satuan Pembelajaran : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII / Gasal Standar Kompetensi : Memahami dan melakukan operasi aljabar,
fungsi, persamaan garis, dan sistem
persamaan, serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menemukan sifat-sifat persamaan garis lurus
Alokasi Waktu : 2 Jam pelajaran
Tujuan Pembelajaran : Siswa memiliki kemampuan untuk mengenal persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk dan variabel dan menyusun tabel pasangan serta menggambar grafik pada koordinat Cartesius.
257
A. Materi Pelajaran
1. Persamaan Garis Lurus dalam Berbagai Bentuk dan Variabel
Bentuk umum dari persamaan garis lurus adalah
y = mx + c, dengan m = gradien dan c = konstanta
Dalam kehidupan sehari-hari dan pada bidang ilmu lain ditentukan
banyak persamaan garis lurus yang dinyatakan dalam berbagai bentuk
dan variabel, misalnya pada bidang fisika, kita mengenal persamaan
kecepatan, yaitu vt = vo + at, persamaan tegangan V = IR dan rumus dari
massa, yaitu hasil dari massa jenis (ρ) dikalikan dengan volume (V) atau
dapat ditulis m = ρV
2. Koordinat Cartesius
Untuk menggambar grafik persamaan garis lurus pada koordinat
Cartesius, perlu mengingat pengertian sistem koordinat Cartesius dan
cara menentukan posisi/letak suatu titik pada koordinat Cartesius.
Contoh Soal :
Nyatakanlah titik berikut pada sistem koordinat Cartesius!
a. A (4, 3) c. C (2, -3)
b. B (-2, 3) d. D (-3, -2)
Penyelesaian :
y
5
B 4 A
3
2
1
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
258
3. Cara Menyusun Tabel Pasangan Berurutan dan Menggambar
Grafik Persamaan Garis Lurus y = mx dan y = mx + c
Untuk menggambar grafik dari suatu persamaan garis, terlebih dahulu
buat tabel pasangan terurutnya.
Berikut langkah-langkah untuk menggambar grafik persamaan garis
pada koordinat Cartesius.
5. Buatlah tabel pasangan untuk memudahkan menggambar grafik
6. Tentukanlah minimal dua nilai x dan y pada tabel
7. Substitusikan nilai-nilai x atau y tersebut pada persamaan garis yang
akan digambar grafiknya sehingga didapat pasangan terurut (x,y)
yang merupakan titik pada persamaan garis tersebut.
8. Gambarlah titik-titik yang didapat pada tabel pasangan dan garis
yang menghubungkan titik-titik tersebut merupakan grafik
persamaan garis yang akan digambar.
Sebuah garis lurus dapat diperoleh dengan cara menghubungkan 2 titik sembarang dan panjang garis yang menghubungkan dua titik tersebut merupakan jarak antara dua titik tersebut.
D -1
-2 C
-3
-4
-5
259
c. Garis y = mx
Untuk menggambar garis y = mx pada bidang Cartesius perlu
diperhatikan nilai x dan y pada garis y = mx. Garis y = mx melalui
pusat koordinat (0,0).
Contoh Soal
Buatlah gambar garis dari persamaan y = 2x
Penyelesaian :
Untuk membuat garis y = 2x dengan menggunakan tabel, misalnya x
adalah { -1, 0, 1, }. Tabel Persamaan y = 2x
x -1 0 1
y = 2x 2(-1) 2(0) 2(1)
(x, y) (-1, -2) (0, 0) (1, 2)
d. Garis y = mx + c
Untuk menggambar garis y = mx + c, sama seperti menggambar garis
y = mx pada bidang Cartesius yang perlu diperhatikan nilai x dan y
pada garis y = mx + c. Garis y = mx + c melalui pusat koordinat (0,c).
Contoh Soal
Buatlah gambar grafik dari persamaan y = x + 1
Penyelesaian
Cara I
Untuk membuat garis y = x + 1, sebaiknya digunakan tabel pasangan
dan pilihlah nilai x pada tabel yang tidak menghasilkan nilai y
berbentuk pecahan. Misalnya nilai x adalah { -1, 0, 1}. Tabel Persamaan y = x + 1
X -1 0 1
y = x + 1 (-1) + 1 0 + 1 1 + 1
(x, y) (-1, 0) (0, 1) (1, 2)
260
Cara II
Untuk membuat y = x + 1 dapat juga dilakukan dengan membuat tabel
sederhana.
Untuk x = 0, maka y = 0 + 1, hasilnya y = 1
Untuk y = 0, maka 0 = x + 1, hasilnya x = -1 Tabel Persamaan y = x + 3
x Y (x, y)
0 3 (0, 3)
-3 0 (-3, 0)
B. Metode Pembelajaran
Kelas kontrol dengan metode konvensional (Ekspositori)
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
1. Pendahuluan a. Membuka pertemuan
dengan salam dilanjutkan pembahasan tugas rumah
b. Menyampaikan tujuan
pembelajaran dan mengingatkan tentang materi (tentang koordinat kartesius), kemudian menanyakan apakah ada kesulitan pada materi sebelumnya.
a. Memperhatikan dan
menjawab salam dari guru serta bertanya jika ada yang belum jelas
b. Memperhatikan, mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran dan bertanya jika ada kesulitan.
5 menit
y y = x + 3
3
2
1
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 x
-1
-2
-3
261
2. Kegiatan Inti a. Menjelaskan tentang
Persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk dan variable, menyusun tabel pasangan dan menggambar grafik pada koordinat Cartesius serta memberikan contoh
b. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mencatat dan bertanya apabila belum jelas.
a. Siswa memperhatikan
sambil mencatat dan bertanya apabila belum jelas.
b. Siswa mencatat dan
bertanya apabila ada penjelasan dari guru yang belum bisa dipahami.
40 menit
3. Pengembangan dan Penerapan Ø Memberikan soal-soal
tentang gradien
Memperhatikan, mencatat dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
30 menit
4. Penutup a. Guru memberikan latihan
soal untuk tugas di rumah yang diambil dari buku pegangan siswa/buku paket, menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan motivasi siswa untuk rajin belajar.
b. Mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.
a. Siswa mencatat soal yang
diberikan dan memperhatikan penjelasan guru.
b. Menjawab salam dari guru.
10 menit
C. Alat / Sarana Pembelajaran
1. Buku pelajaran matematika kelas VIII semester gasal
2. Spidol
3. Penghapus
4. Penggaris
5. Lembar soal Latihan dan PR
6. Papan tulis
D. Sumber Pembelajaran
262
1. Endah Budi Rahaju, dkk. 2008. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
2. Nuniek Avianti Agus. 2008. Matematika 2 Untuk SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta : Yudhistira.
3. LKS
E. Evaluasi
d) Soal Latihan di Kelas 1. Perhatikan gambar di bawah ini!
a. Tentukan koordinat A, B, C, D dan E. b. Tentukanlah nilai ordinat (y) dari koordinat pada gambar. c. Jika titik-titik dihubungkan dan membentuk garis lurus. Apakah
persaman garis lurus itu y = 2? 2. Dengan membuat tabel, gambarlah grafik dari persamaan berikut :
a. 2x + y = 8 b. x + 3y – 6 = 0 c. y = x + 3
d. y = - 5 x
2 3. Lukislah sketsa grafik garis yang persamaan 2x = y + 4
a. Apabila titik (7, 2a) terletak pada garis tersebut, tentukan nilai a dengan cara menghitung.
b. Periksalah nilai a yang diperoleh dengan gambar grafik garis tersebut
e) Soal latihan di rumah(PR)
1. Tentukan absis dan ordinat dari titik-titik koordinat di bawah ini!
y
5
A B 4 C D E
3
2
F 1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
263
a. A (2, 3) b. B (-2, -3) c. C (-1, -7) d. D (0, 8) e. E (-5, 0)
2. Buatlah garis lurus pada bidang koordinat kartesius yang melalui titik-titik berikut a. A (0, 0) dan B (1, 3) b. C (2, 1) dan D (0, 3) c. E (-3, 2) dan F (0, -1) d. G (-2, -2) dan H (4, -2) e. I (-4, -3) dan J (0, 2)
Jawab :
1. Absis dan Ordinat dari titik : a. A (2, 3)
Absis ( x ) = 2, Ordinat ( y ) = 3 b. B (-2, -3)
Absis ( x ) = -2, Ordinat ( y ) = -3 c. C (-1, -7)
Absis ( x ) = -1, Ordinat ( y ) = -7 d. D (0, 8)
Absis ( x ) = 0, Ordinat ( y ) = 8 e. E (-5, 0)
Absis ( x ) = -5, Ordinat ( y ) = 0
2. Garis lurus dari titik-titik : a. A (0, 0) dan B (1, 3)
y
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
264
b. C (2, 1) dan D (0, 3)
c. E (-3, 2) dan F (0, -1)
d. G (-2, -2) dan H (4, -2)
y
5
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
y
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
y
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
265
e. I (-4, -3) dan J (0, 2)
Mengetahui,
Guru Pamong
Sri Wahyu Wardani NIP. 19620309 198112 2 002
Surakarta, 8 Agustus 2009
Peneliti,
Atik Sartini ( K 1304019 )
RENCANA PENGAJARAN
( RP )
Satuan Pembelajaran : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII / Gasal Standar Kompetensi : Memahami dan melakukan operasi aljabar,
fungsi, persamaan garis, dan sistem
y
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
266
persamaan, serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menentukan gradien suatu garis lurus
Alokasi Waktu : 2 Jam pelajaran
Tujuan Pembelajaran : Siswa memiliki kemampuan untuk memiliki
kemampuan untuk menentukan gradien suatu
garis lurus
A. Materi Pelajaran
GRADIEN Gradien adalah ukuran kemiringan atau kecondongan. Dalam sebuah garis gradient adalah nilai tetap atau konstanta dari perbandingan ordinat dan absis. Gradien biasanya dilambangkan dengan m. 1. Menentukan gradien pada persamaan garis y = mx
Gradien = ordinat absis m = y x Dari rumus di atas terlihat bahwa nilai gradient dalam suatu persamaan garis sama dengan besar nilai konstanta m yang terletak di depan variable x, dengan syarat persamaan garis tersebut diubah terlebih dahulu kedalam bentuk y = mx.
2. Menentukan gradien pada persamaan garis y = mx + c Sama dengan perhitungan gradient pada persamaan garis y = mx, perhitungan gradient pada garis y = mx + c dilakukan dengan cara menentukan konstanta di depan variabel x.
3. Menentukan gradien pada persamaan garis ax + by + c = 0 Gradien pada persamaan garis ax + by + c = 0 dapat ditentukan dengan mengubah terlebih dahulu persamaan garis tersebut ke dalam bentuk y = mx + c. kemudian gradien dapat diperoleh dari nilai konstanta m di depan variabel x. Contoh : 2x – 3y – 10 = 0 Penyelesaian : Persamaan garis 2x – 3y – 10 = 0 diubah terlerbih dahulu menjadi bentuk y = mx + c, sehingga : 2x – 3y – 8 = 0
267
3y = 2x - 8
y = 3
82 -x
y = 3
2x -
38
4. Menentukan gradien pada garis yang melalui dua titik
Gradien garis PR = absis
ordinat
= 12
12
xx
yy
--
= 13
24
-
-
= 1
Jadi gradien garis yang melalui P = (1,2) dan R (3, 4) adalah 1 Dari urain tersebut diperoleh Rumus umum untuk mencari gradien pada garis yang melalui dua titik adalah
m = 12
12
xx
yy
--
Sifat-sifat gradien 1. Gradien garis yang sejajar dengan sumbu x nilai gradiennya adalah 0. 2. Gradien garis yang sejajar dengan sumbu y tidak memiliki gradien. 3. Gradien dua garis yang sejajar adalah sama. 4. Hasil kali antara dua gradien dari garis yang tegak lurus adalah -1.
B. Metode Pembelajaran
y
5 R
4
3 P
(x2, y2)
2 (x1, y1)
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-3
268
Kelas kontrol dengan metode konvensional (Ekspositori)
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
1. Pendahuluan a. Membuka
pertemuan dengan salam dilanjutkan pembahasan tugas rumah (PR)
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengingatkan tentang materi (tentang koordinat kartesius), kemudian menanyakan apakah ada kesulitan pada materi sebelumnya.
a. Memperhatikan dan menjawab
salam dari guru serta bertanya jika ada yang belum jelas
b. Memperhatikan, mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran dan bertanya jika ada kesulitan.
5 menit
2. Kegiatan Inti a. Menjelaskan tentang
gradien dan memberikan contoh
b. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mencatat dan bertanya apabila belum jelas.
a. Siswa memperhatikan sambil
mencatat dan bertanya apabila belum jelas.
b. Siswa mencatat dan bertanya apabila ada penjelasan dari guru yang belum bisa dipahami.
40 menit
3. Pengembangan dan Penerapan Ø Memberikan soal-
soal tentang gradien
Memperhatikan, mencatat dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
30 menit
4. Penutup a. Guru memberikan
latihan soal untuk tugas di rumah yang diambil dari buku pegangan siswa/buku paket, menyimpulkan materi yang telah
a. Siswa mencatat soal yang diberikan
dan memperhatikan penjelasan guru.
b. Menjawab salam dari guru.
10 menit
269
disampaikan dan memberikan motivasi siswa untuk rajin belajar.
b. Mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.
C. Alat / Sarana Pembelajaran
a. Buku pelajaran matematika kelas VIII semester gasal
b. Spidol
c. Penghapus
d. Penggaris
e. Lembar soal latihan dan PR
f. Papan tulis
D. Sumber Pembelajaran
a. Endah Budi Rahaju, dkk. 2008. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
b. Nuniek Avianti Agus. 2008. Matematika 2 Untuk SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta : Yudhistira.
c. LKS
E. Evaluasi
e. Soal Latihan di Kelas
1. Tentukan gradien (m) dari masing-masing garis berikut : a. y – 6x + 7 = 0 b. 8y = -8 + x c. 3x – 6y + 6 = 0
2. Perhatikan gambar bidang koordinat cartesius di bawah ini. Tentukan gradien dari : a. garis k b. garis l c. garis m
270
3. Diketahui sebuah garis lurus memiliki persamaan y = 2x + 5, tentukan apakah persamaan garis tersebut membentuk garis yang sejajar atau saling tegak lurus dengan a. y = 2x – 8 b. 4x – 2y + 60 = 0 c. 6y = -3x - 1 d. y = - 1 x + 9
2
b). Soal Latihan di rumah ( PR )
1. Tentukanlah gradien dari garis yang melalui titik-titik koordinat berikut ini: a. P (2, 6) dan Q (4, 8) d. M (9, -1) dan N (6, -8) b. K (-2, -5) dan L (-3, 1) e. A (6, 6) dan B (0, 0)
c. X (0, 8) dan Y (-2, -5) 2. Sebuah garis lurus yang memiliki gradien – 1 melalui titik P(3, 2n) dan Q
(8, 3n) a. Tentukan nilai n b. Tentukan koordinat P dan Q c. Jika garis k sejajar dengan garis tersebut, tentukan gradien garis k d. Jika garis l saling tegak lurus dengan garis tersebut, tentukan gradien
garis l Jawab :
1. a. Gradien yang melalui titik P (2, 6) dan Q (4, 8) Untuk titik P (2, 6), maka x1 = 2, y1 = 6 Untuk titik Q (4, 8), maka x2 = 4, y2 = 8
y
m 5 k
4
3
l 2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
271
m = 12
12
xx
yy
--
m = 2468
--
m = 2
2 m = 1
b. gradien yang melalui titik K (-2,-5) dan L (-3,1) untuk titik K (-2,-5) maka x1 = -2, y1 = -5 untuk titik L (-3,1) maka x2 = -3 ,y2 = 1
m = 12
12
xx
yy
--
m = )2(3
)5(1---
--
m = 6
-1 m = -6
c. gradien yang melalui titik X (0,8) dan Y (-2,-5) untuk titik X (0,8) maka x1 = 0, y1 = 8 untuk titik Y (-2,-5) maka x2 = -2, y2 = -5
m = 12
12
xx
yy
--
m = 0285
----
m = - 13
- 2 m = 13
2 d. gradien yang melalui titik M (9,-1) dan N (6,-8)
untuk titik M (9,-1) maka x1 = 9, y1 = -1 untuk titik M (6,-8), maka x2 = 6, y2 = -8
m = 12
12
xx
yy
--
m = 96
)1(8-
---
m = - 7
3 e. gradien yang melalui titik A (6,6) dan B (0,0)
untuk titik A (6,6) maka x1 = 6, y1 = 6 untuk titik B (0,0), maka x2 = 0, y2 = 0
m = 12
12
xx
yy
--
272
m = 6060
--
m = - 6
- 6 m = 1 2. Sebuah garis memiliki gradien (m) = -1 Melalui titik P (3,-2n) dan Q (8,3n)
a. untuk titik P (3,-2n) maka x1 = 3, y1 = -2n untuk titik (8, 3n) maka x2 = 8, y2 = 3n
m = 12
12
xx
yy
--
-1 = 38
)2(3--- nn
-1 = 5n
5 -1 = n
b. Koordinat titik P dan Q
Untuk titik P (3, -2n) x = 3 y = -2n
= -2 (-1) = 2 Koordinat titik P (3, 2) Untuk titik Q (8, 3n)
x = 8 y = 3n
= 3 (-1) = -3 Koordinat titik Q (8, -3)
c. Karena garis k sejajar dengan garis tersebut, maka mk = m = -1 d. Karena garis l tegak lurus dengan garis tersebut, maka ml x m = -1 ml x -1 = -1 ml = 1
Mengetahui, Guru Mapel
Sri Wahyu Wardani
Surakarta, 10 Agustus 2009 Peneliti,
Atik Sartini
273
NIP. 19620309 198112 2 002 ( K 1304019 )
RENCANA PENGAJARAN ( RP )
Satuan Pembelajaran : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII / Gasal Standar Kompetensi : Memahami dan melakukan operasi aljabar,
fungsi, persamaan garis, dan sistem
persamaan, serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menentukan persamaan dan koordinat titik
potong dua garis lurus
Alokasi Waktu : 2 Jam pelajaran
Tujuan Pembelajaran : § Siswa dapat menentukan persamaan garis melalui dua titik, melalui
sebuah titik dengan gradien tertentu § Siswa dapat menentukan koordinat titik potong dua garis § Siswa dapat menggunakan konsep persamaan garis lurus untuk
memecahkan masalah
A. Materi Pelajaran
Menentukan persamaan garis lurus Dengan mengingat bahwa gradien = Ordinat
Absis
m = y x
y = mx
Bentuk y = mx merupakan bentuk persamaan garis lurus sederhana karena
garis tersebut melalui titik pusat koordinat.
Bentuk umum dari persamaan garis lurus dapat dituliskan sebagai berikut :
y = mx + c
274
Menentukan persamaan garis dari gradien dan titik koordinat
Garis tersebut melalui titik A (x 1 ,y 1 ) dan tidak melalui titik pusat koordinat sehingga persamaan garis dapat dituliskan :
y1 = mx 1 + c ....(1) Adapun bentuk umum persamaan garis yang tidak melalui titik koordinat dituliskan :
y = mx + c ... .(2) Jika ditentukan selisih dari persamaan (2) dan persamaan (1) maka diperoleh
y = mx + c
y1= mx1 + c
y - y 1= mx – mx1 + c – c
y – y1 = mx – mx1
y – y1 = m (x - x1) Selanjutnya diperoleh rumus umum untuk menentukan persaman garis jika
diketahui gradien dan titik koordinat yaitu y – y1 = m (x – x1) Menentukan persamaan garis yang melalui dua titik.
y
5
4 A
3
(x1, y1)
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
-4
-5
275
Dengan mengingat bahwa y – y1 = m (x-x1) adalah rumus umum persaman
garis dari gradien dan titik koordinat dan m = 12
12
xx
yy
--
adalah rumus gradien dari dua titik koordinat. Dari kedua rumus tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
y – y1= m (x - x1)
y – y1 = 12
12
xx
yy
--
(x - x1)
y – y1 = 12
112 ))((
xx
xxyy
-
--
12
1
yy
yy
--
=12
1 )(
xx
xx
-
-
Jadi rumus untuk menentukan persamaan garis yang melalui dua titik koordinat adalah
12
1
yy
yy
--
=12
1 )(
xx
xx
-
-
Menentukan koordinat titik potong dari dua garis lurus Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menentukan koordinat titik potong dari dua garis lurus yaitu cara menggambar cara grafik dan cara subsitusi. Contoh tentukan titik potong antara garis 3x + y = 5 dan garis 2x – 3y = 7 a. Cara Grafik
Garis 3x + y = 5 Untuk x = 1 maka y = 2 sehingga diperoleh titik (1, 2) Untuk x = 0 maka y = 5 sehingga diperoleh titik (0, 5) Garis 2x – 3y = 7 Untuk x = 5 maka y = 1, sehingga diperoleh titik (5, 1) Untuk x = -1, maka y = -3, sehingga diperoleh titik (-1, -3)
y
5
4
3
2 2x – 3y =7
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
276
Dari gambar dapat dilihat bahwa koordinat ttik potong dua garis tersebut adalah titik (2, -1)
b. Cara substitusi Dengan cara substitusi, salah satu variabel dari persamaan garis yang diketahui disubstitusikan ke dalam variabel yang sama dari persamaan yang lain contoh : Tentukan koordinat titik potong antara garis x + y = 5 dan garis 2x – 3y = 7 jawab : Ambil salah satu persamaan garis misal : 3x + y = 5 Tentukan salah satu variabel dari garis tersebut, misalnya y 3x + y = 5 maka y = 5 - 3x 2x + 3y = 7 2x + -3 (5 – 3x ) = 7 2x – 15 + 9x = 7 2x + 9x = 7 + 15 11x = 22 x = 2 Substitusikan nilai x ke dalam salah satu persamaan garis 3x + y = 5 3 (2) + y = 5 6 + y = 5 y = 5 – 6 y = -1 Diperoleh x = 2 dan y = -1, jadi titik potong kedua garis itu adalah (2,-1). Aplikasi Persamaan Garis Lurus
-2 3 x + y = 5
277
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali bidang-bidang yang menggunakan aplikasi persamaan garis lurus. Misalnya, perhitungan harga barang dalam ekonomi Contoh Harga dua buah permen dan tiga buah cokelat adalah Rp. 800,00. Adapun harga sebuah permen dan lima buah cokelat adalah Rp. 1.100,00. Tentukan : c. Harga sebuah permen d. Harga sebuah cokelat Jawab : Misal : Permen = x Cokelat = y Model matematika 2 permen + 3 cokelat = Rp. 800,00 berarti 2x + 3y = 800 1 permen + 5 cokelat = Rp. 1.100,00 berarti x + 5y = 1.100 Ambil salah satu persamaan dan tentukan salah satu variabelnya x + 5y = 1.100, maka x = 1.100 – 5y substitusikan nilai x kedalam persamaan yang lain. 2x + 3y = 800 2 (1.100 – 5y + 3y) = 800 2.200 – 10y + 3y = 800 2.200 – 7y = 800 -7y = 800 – 2.200 -7y = -1.400 y = 200 Substitusikan nilai y kedalam salah satu persamaan x + 5y = 1.100 x + 5 (200) = 1.100 x + 1.000 = 1.100 x = 1.100 – 1000 x = 100 dengan demikian diperoleh : a. Harga sebuah permen = x = Rp 100,00 b. Harga sebuah cokelat = y = Rp 200,00
B. Metode Pembelajaran
Kelas kontrol dengan metode konvensional (Ekspositori)
1. Pendahuluan
a. Membuka pertemuan dengan salam dilanjutkan pembahasan tugas rumah ( PR )
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengingatkan
a. Memperhatikan dan
menjawab salam dari guru serta bertanya jika ada yang kurang paham
b. Memperhatikan,
5 menit
278
tentang materi sebelumnya (tentang gradien), kemudian menanyakan apakah ada kesulitan pada materi sebelumnya.
mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran dan bertanya jika ada kesulitan.
2. Kegiatan Inti a. Menjelaskan
tentang persamaan garis dan koordinat titik potong dua garis lurus dan memberikan contoh
b. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mencatat dan bertanya apabila belum jelas.
a. Siswa memperhatikan
sambil mencatat dan bertanya apabila belum jelas.
b. Siswa mencatat dan bertanya apabila ada penjelasan dari guru yang belum bisa dipahami.
40 menit
3. Pengembangan dan Penerapan Ø Memberikan soal-soal tentang
persamaan garis dan koordinat titik potong dua garis lurus
Memperhatikan, mencatat dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
30 menit
4. Penutup a. Guru menyimpulkan materi yang
telah disampaikan dan memberikan motivasi siswa untuk rajin belajar.
b. Mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.
a. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
b. Menjawab salam dari guru.
10 menit
C. Alat / Sarana Pembelajaran
1. Buku pelajaran matematika kelas VIII semester gasal
2. Spidol
3. Penghapus
4. Penggaris
5. Lembar soal Latihan dan PR
6. Papan tulis
D. Sumber Pembelajaran
279
1. Endah Budi Rahaju, dkk. 2008. Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
2. Nuniek Avianti Agus. 2008. Matematika 2 Untuk SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta : Yudhistira.
3. LKS
E. Evaluasi
a). Lembar Kerja Siswa
1. Sebuah garis yang melalui A(-1,3) memiliki gradien yang tegak lurus dengan garis y = 1 x. Tentukan persamaan garis tersebut.!
3 2. Sebuah garis yang melalui B(-1, 4) memiliki gradien yang sejajar dengan
garis 4x + 3y – 60 = 0. Tentukan persamaan garis tersebut ! 3. Perhatikan gambar bidang koordinat cartesius berikut ini
a. Persamaan garis k b. Persamaan garis l c. Persamaan garis m
4. Tentukan titik potong garis x + y = 5 dengan garis 2x + y = 8!
y
l m 5 k
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
280
Mengetahui, Guru Mapel
Sri Wahyu Wardani NIP. 19620309 198112 2 002
Surakarta, 13 Agustus 2009 Peneliti,
Atik Sartini ( K 1304019 )
Lampiran 16
SOAL TES PRESTASI BELAJAR
Mata Pelajaran : Matematika Materi Ajar : Persamaan Garis Lurus Kelas/ Semester : VIII / Gasal Waktu : 60 menit
Petunjuk mengerjakan soal 1. Tuliskan terlebih dahulu nama, kelas, dan no. Absen anda pada lembar jawab
yang disediakan. 2. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum anda menjawab. 3. Jumlah soal sebanyak 20 soal pilihan ganda, harus dijawab. 4. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah. 5. Tidak boleh menggunakan kalkulator atau alat hitung lainnya. 6. Perhatikan semua petunjuk sebelum anda mengerjakan soal. 7. Selamat mengerjakan. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a,b,c,d pada lembar jawab! 1. Perhatikan gambar bidang Cartesius berikut ini.
y
B (1,4)
281
Dari gambar tersebut, titik yang memiliki ordinat yang sama adalah titik ....
a. E dan D c. A dan C
b. B dan D d. A dan E
2. Titik potong garis x + 2y = 6 dengan 3x – y = 4 adalah ….
a. (0,2) c. (4,1)
b. (2,2) d. (0,4)
3. Berikut ini adalah titik koordinat yang dilalui oleh garis y = x + 3, kecuali.... a. A (3, 6) c. B (–3, 0)
b. C (4, 7) d. D (0, –3)
4. Gradien dari persamaan garis y = - x + 6 adalah ....
a. - 6 c.
b. d. 6 5. Konstanta dari persamaan garis y = 2x – 3 adalah....
a. - 3 c. 2
b. - 2 d. 3
6. Gradien garis yang melalui titik (3, 1) dan titik (0,0) adalah…
a. - 3 c.
b. - d. 3
5
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 X
-1
-2
-3
-4
-5
A (2,1) C (4,1)
E (-2,2)
D (1, -2)
282
7. Garis l adalah garis yang sejajar dengan garis m. Jika Gradien m adalah -
maka gradien garis l adalah ...
a. - c.
b. - d.
8. Garis a dan garis b adalah dua garis yang saling tegak lurus. Jika gradien garis
a adalah –3 maka gradien b adalah ...
a. – 3 c.
b. - d. 3
9. Persamaan garis y = -3 x akan melalui titik….
a. (0,3) c. (3,-1)
b. (-1,3) d. (3,0)
10. Persamaan garis yang melalui (0, 3) dan (4, 0) adalah …
a. y = - x + 3 c. y = x + 3
b. y = - x + 3 d. y = x + 3
11. Gradien garis dengan persamaan 2x - 5y – 10 = 0 adalah …
a. - c.
b. - d.
12. Jika titik A(-4, a) terletak pada garis yang persamaannya 3x + 2y – 4 = 0,
maka nilai a adalah ….
a. 6 c. 10
b. 8 d. 12
13. Persamaan garis yang melalui (2, 8) dan sejajar garis 2y = 4x – 2 adalah ….
a. y = x + 4 c. y + 2x = 4
b. y = - x - 1 d. y – 2x = 4
14. Persamaan garis yang melalui (8, -6) dan tegak lurus garis 3y – 4x = 8 adalah
a. y = - x c. 4y + 3x + 8 = 0
b. y = - x d. 4y + 3x + 32 = 0
15. Gradien garis n pada gambar di bawah ini adalah …
283
c. - c.
d. - d.
16. Jika A (2, 5) dan B (-3, 10), maka persamaan garis yang melalui (-4, -8) dan
sejajar AB adalah ….
a. y + x – 12 = 0 c. y = x + 12
b. y + x = - 12 d. y = - x + 12
17. Diketahui segitiga ABC dengan A (2,6), B (-5, 8) dan C (2,-9). Persamaan
garis yang melalui C dan tegak lurus AB adalah …
a. 2y = 7x – 32 c. y = - 7x - 16
b. 2y = - 7x – 32 d. y = 7x -2
18. Perhatikan gambar di bawah ini
n y
5
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
y l
m 10
9
8
7
6
4
(3, 0)
(0, 4)
(0, 8)
284
Persamaan garis m dan garis l adalah ….
c. 8x + 8y = 8 dan -2x + y = 8 c. x – y = - 8 dan y – 2x – 8 = 0
d. x + y = 8 dan y – 2x = 8 d. x + y = 8 dan y – 2x + 8 = 0
19. Sebuah garis memiliki gradien 3 dan melalui titik (–2, 1). Persamaan garis
tersebut adalah ....
a. 3x + y + 7 = 0 c. 3x – y – 7 = 0
b. 3x – y + 7 = 0 d. 3x + y – 7 = 0
20. Di antara persamaan-persamaan garis berikut, manakah garis-garis yang saling
berpotongan…
a. y = 3x + 4 dan y = 3x - 4 c. x + 3y – 5 = 0 dan x + 3y + 5 = 0
b. y = 5x + 7 dan y = 3x + 7 d. 2x + y – 3 = 0 dan 4x + 2y – 6 = 0
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 x
(8, 0)
(-4, 0)
285
Lampiran 17
PEMBAHASAN
SOAL TES PRESTASI
1. c
Titik A (2, 1), absis = 2 dan ordinat = 1
Titik B (1, 4), absis = 1 dan ordinat = 4
Titik C (4, 1), absis = 4 dan ordinat = 1
Titik D (1, -2), absis = 1 dan ordinat = -2
Titik E (-2, 2), absis = -2 dan ordinat = 2
Jadi titik yang memiliki ordinat yang sama adalah titik A dan C
2. b
Menentukan titik potong garis x + 2y = 6 dengan 3x – y = 4
Dari x + 2y = 6 diperoleh 2y = -x + 6 Û y = 21
- x + 3
286
Dari 3x – y = 4 diperoleh -y = -3x + 4 Û y = 3x – 4
Sehingga
21
- x + 3 = 3x – 4
Kedua ruas dikalikan 2
Û -x + 6 = 6x – 8
Û -x – 6x = -8 – 6
Û -7x = -14
Û x = 7
14--
Û x = 2
Dengan menyubstitusikan nilai x = 2 ke salah satu persamaan,
misalnya persamaan y = 3x – 4, diperoleh
y = 3x – 4
= 3(2) – 4
= 6 – 4
= 2
Jadi, titik potong garis x + 2y = 6 dengan 3x – y = 4 adalah (2,2)
3. d
Titik koordinat yang dilalui oleh garis y = x + 3 adalah
x 0 -3 3 4
y 3 0 6 7
(x, y) (0, 3) (-3, 0) (3, 6) (4, 7)
Jadi, yang bukan titik koordinat yang dilalui oleh garis y = x + 3 adalah
(0, -3)
4. b
Gradien dari persamaan garis y = - x + 6 adalah
5. a
Konstanta dari persamaan y = 2x – 3 adalah – 3
6. c
Gradien garis yang melalui titik (3, 1) dan (0, 0) adalah
287
m = 12
12
xx
yy
--
= 3010
--
= - 1 - 3
= 7. b
Garis l sejajar dengan garis m, jika gradien garis m adalah - maka
ml = mm = -
8. c
Garis a tegak lurus dengan garis b, jika gradien garis a = -3, maka ma x mb
= -1
ma x mb = -1
-3 x mb = -1
mb =
9. b
Persamaan garis y = -3x akan melalui titik (-1,3)
10. b
Persamaan garis yang melalui (0, 3) dan (4, 0) adalah
m = 12
12
xx
yy
--
= 0430
--
= -3
4
Persamaan garis dengan gradient -3 dan melalui titik (0, 3) adalah 4
y – y1= m (x - x1)
y – 3 = -3 ( x – 0) 4 y = -3 x + 3 4
11. c
288
Gradien dari garis dengan persamaan 2x - 5y – 10 = 0
Bentuk ke dalam y = m x + c
→ 2 x – 5 y – 10 = 0
- 5 y = - 2 x + 10
y = 5
102-
+- x
y = 2 x – 2 5
Jadi gradient dari persamaan 2x – 5y – 10 = 0 adalah 2 5
12. b
Jika titik A (-4, a) terletak pada garis 3x + 2y – 4 = 0, maka nilai a adalah
Substitusikan nilai x = -4 dan y = a ke dalam persamaan 3x + 2y – 4 = 0
→ 3 (-4) + 2y – 4 = 0 - 12 + 2a - 4 = 0 2a = 12 + 4 a = 16 2 a = 8
13. d
Gradien dari garis dengan persamaan 2y = 4x – 2
Bentuk ke dalam y = m x + c
→ 2y = 4x – 2
y = 2
24 -x
y = 2 x – 1
Jadi gradien dari persamaan 2y = 4x - 2 adalah 2
Karena sejajar maka gradiennya juga sama yaitu 2
Persamaan garis dengan gradien 2 dan melalui titik (2, 8) adalah
y – y1= m (x - x1)
y – 8 = 2 ( x – 2)
y = 2 x - 4 + 8
y = 2 x + 4
289
y – 2 x = 4
14. a
Gradien dari garis dengan persamaan 3y - 4x = 8
Bentuk ke dalam y = m x + c
→ 3y - 4x = 8
3y = 4x + 8
y = 3
84 +x
y = 4 x – 8 3 3
Jadi gradien dari persamaan 3y – 4x = 8 adalah 4 3 Karena tegak lurus maka gradiennya yaitu 4 x m = -1 3
m = - 3 4 Persamaan garis dengan gradien - dan melalui titik (8, -6) adalah
y – y1 = m (x - x1)
y – (-6) = - ( x – 8)
y = - x + 6 - 6
y = - x
15. a
Gradien garis n yang melalui titik (3, 0) dan (0, 4) adalah
Untuk titik ( 3, 0), maka x1 = 3, y1 = 0
Untuk titik (0, 4), maka x2 = 0, y2 = 4
m = 12
12
xx
yy
--
= 3004
--
m = - 4 3
16. b
290
Gradien garis yang melalui titik A (2, 5) dan B (-3, 10)
Untuk titik A ( 2, 5), maka x1 = 2, y1 = 5
Untuk titik B (-3, 10), maka x2 = -3, y2 = 10
m = 12
12
xx
yy
--
= 23510
---
= - 5 5
m = -1
Karena sejajar maka gradiennya juga sama yaitu -1
Persamaan garis dengan gradien -1 dan melalui titik (-4, -8) adalah
y – y1 = m (x - x1)
y – (-8)= -1 ( x – (-4))
y = - x - 4 - 8
y = - x - 12
y + x = -12
17. a
Gradien garis yang melalui titik A (2, 6) dan B (-5, 8)
Untuk titik A ( 2, 6), maka x1 = 2, y1 = 6
Untuk titik B (-5, 8), maka x2 = -5, y2 = 8
m = 12
12
xx
yy
--
= 25
68--
-
m = - 2 7
Karena tegak lurus maka gradiennya yaitu -2 x m = -1 7 m = 7 2 Persamaan garis dengan gradien 7 dan melalui titik (2, -9) adalah 2
y – y1 = m (x - x1)
291
y – (-9)= 7 ( x - 2) 2 2(y + 9)= 7x - 14
2y + 18 = 7x – 14
2y = 7x – 14 – 18
2y = 7x – 32
18. b
Persamaan garis m
Garis m melalui titik (8, 0) dan (0, 8)
Untuk titik ( 8, 0), maka x1 = 8, y1 = 0
Untuk titik (0, 8), maka x2 = 0, y2 = 8
m = 12
12
xx
yy
--
= 8008
--
m = - 8 8
m = -1 Persamaan garis dengan gradien -1 dan melalui titik (0, 8) adalah
y – y1 = m (x - x1)
y – 8 = -1 ( x - 0)
y – 8 = - x
y = -x + 8
x + y = 8
Persamaan garis l
Garis l melalui titik (-4, 0) dan (0, 8)
Untuk titik ( -4, 0), maka x1 = -4, y1 = 0
Untuk titik (0, 8), maka x2 = 0, y2 = 8
m = 12
12
xx
yy
--
= )4(0
08--
-
292
m = 8 4
m = 2
Persamaan garis dengan gradien 2 dan melalui titik (0, 8) adalah
y – y1 = m (x - x1)
y – 8 = 2 ( x - 0)
y – 8 = 2x
y = 2x + 8
y – 2x = 8
19. b
Persamaan garis dengan gradien 3 dan melalui titik (-2, 1) adalah
y – y1 = m (x - x1)
y – 1 = 3 ( x – (-2))
y – 1 = 3 (x + 2)
y = 3 x + 6 + 1
y = 3 x + 7
3 x – y + 7 = 0
20. b
Garis-garis yang tidak sejajar akan berpotongan.
Pasangan garis y = 5x + 7 dan y = 3x + 7 dengan gradien m1 = 5 dan m2 =
3 merupakan pasangan garis yang tidak sejajar, maka kedua garis tersebut
akan berpotongan.
293
Lampiran 18
KUNCI JAWABAN
11. c
12. b
13. d
14. a
15. a
16. b
17. a
18. b
19. b
20. b
1. c
2. b
3. d
4. b
5. a
6. c
7. b
8. c
9. b
10. b
294
Lampiran 19
LEMBAR JAWAB TES
1. a b c d
2. a b c d
3. a b c d
4. a b c d
Nama : …………………………………
No Absen : …………………………………
Kelas : …………………………………
295
5. a b c d
6. a b c d
7. a b c d
8. a b c d
9. a b c d
10. a b c d
11. a b c d
12. a b c d
13. a b c d
14. a b c d
15. a b c d
16. a b c d
17. a b c d
18. a b c d
19. a b c d
20. a b c d
296
Lampiran 20
ANGKET GAYA BELAJAR MATEMATIKA
Petunjuk Pengisian
1. Isilah pada lembar jawab yang tersedia.
2. Tulislah nama, nomor absen dan kelas pada lembar jawab yang tersedia.
3. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.
4. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang Anda lakukan
dalam belajar matematika dengan memberi tanda silang (X).
5. Jangan ragu – ragu dalam memilihnya dan jangan terpengaruh dengan pilihan
teman Anda, karena semua jawaban benar dan tidak akan mempengaruhi nilai
pelajaran Anda.
6. Kerjakan semua nomor, jangan sampai ada yang terlewatkan.
7. Bila sudah selesai, serahkan lembar jawab dan naskah angket pada pengawas.
Keterangan Selalu : Selalu dilakukan.
Sering : Lebih banyak dilakukan daripada tidak.
Kadang – kadang : Lebih banyak tidak dilakukan dibanding dilakukan.
Tidak pernah : Sama sekali tidak pernah dilakukan.
1. Saya menandai catatan dengan bolpoin / spidol warna – warni pada saat
mencatat rumus – rumus yang penting.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Saya belajar matematika dalam lingkungan yang rapi.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Saya memilih buku matematika yang menyajikan materi penuh warna dan
disertai gambar.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
297
4. Ketika mengerjakan soal – soal matematika, saya berusaha untuk menuliskan
hasil perhitungan dengan benar.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Saya mencatat ulang materi pelajaran matematika
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Pada saat pelajaran matematika, saya mudah mengingat materi yang
disampaikan dalam bentuk grafik.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
7. Saya mempelajari materi matematika dengan membaca sendiri buku
matematika.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Saya dapat memahami perintah lisan dari guru matematika dengan jelas.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Saya langsung mengumpulkan pekerjaan saya tanpa saya teliti terlebih dahulu.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Saya merasa kesulitan menerima materi matematika dalam bentuk grafik,
tabel dan diagram.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
11. Ketika pelajaran matematika berlangsung di kelas, saya hanya mencatat
materi yang tertulis di papan tulis saja.
a. Selalu c. Kadang – kadang
b. Sering d. Tidak pernah
12. Saya mudah menerima materi matematika yang disampaikan dengan cara
diskusi.
298
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
13. Saya belajar matematika dalam suasana sepi (hening).
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Saya memberikan penjelasan panjang lebar kepada teman yang bertanya
mengenai materi matematika yang belum dia pahami.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
15. Saya menggerakkan bibir saat membaca buku matematika.
a. Selalu c. Kadang – kadang
b. Sering d. Tidak pernah
16. Saya belajar matematika sambil mendengarkan musik.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
17. Saya dapat mengulang kembali cara membaca suatu simbol matematika yang
telah dijelaskan guru.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
18. Saya mendengarkan penjelasan guru tanpa mencatat.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
19. Saya membaca buku matematika dengan keras seolah – olah sedang
menerangkan matematika.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
20. Saya berdiskusi dengan teman mengenai materi pelajaran matematika yang
belum saya pahami.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
21. Saya mengucapkan tulisan di buku ketika membaca buku matematika.
299
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
22. Saya belajar matematika di tempat ramai.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
23. Saya akan mendatangi guru matematika untuk bertanya jika tidak dapat
mengerjakan soal matematika yang rumit.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
24. Saya mendatangi teman pada saat mengalami kesulitan belajar matematika.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
25. Saya menghafal materi pelajaran dengan berjalan.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
26. Jika saya belum memahami materi matematika yang disampaikan oleh guru,
saya akan mendatangi guru untuk bertanya mengenai materi tersebut.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
27. Untuk mempermudah dalam belajar matematika, saya memilih buku
matematika yang memuat pembahasan contoh-contoh soal matematika secara
detail.
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
28. Saya menggunakan buku matematika yang memuat pembahasan soal – soal
secara rinci.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
29. Saya belajar menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
300
30. Saya senang berlatih soal – soal matematika meskipun tidak ditugaskan oleh
guru di sekolah.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
31. Saya menghafal materi matematika dengan membaca catatan sambil berjalan.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
32. Saya mengangguk – anggukan kepala bila sudah memahami materi
matematika yang saya baca atau yang sedang dijelaskan guru.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
33. Saya belajar matematika hanya membaca tanpa berlatih soal – soal
matematika.
a. Selalu c. Kadang - kadang
b. Sering d. Tidak pernah
301
Lampiran 21
LEMBAR JAWAB ANGKET
1. a b c d 20. a b c d
2. a b c d 21. a b c d
3. a b c d 22. a b c d
4. a b c d 23. a b c d
5. a b c d 24. a b c d
6. a b c d 25. a b c d
7. a b c d 26. a b c d
8. a b c d 27. a b c d
9. a b c d 28. a b c d
10. a b c d 29. a b c d
11. a b c d 30. a b c d
12. a b c d 31. a b c d
13. a b c d 32. a b c d
14. a b c d 33. a b c d
15. a b c d
16. a b c d
17. a b c d
18. a b c d
19. a b c d
Nama : …………………………………
No Absen : …………………………………
Kelas : …………………………………
302
Lampiran 22
Lembar Kerja Siswa I
1. Perhatikan gambar bidang koordinat kartesius di samping, kemudian tentukan titik koordinat dari masing-masing titik tersebut
c. A (…,…) b. B (…,…) c. C (…,…) d. D (…,…) e. E (…,…) f. F (…,…) Jawab : Menentukan titik koordinat :
a. A (x, y) → A (…, …)
b. B (x, y) → B (…, …)
c. C (x, y) → C (…, …)
d. D (x, y) → D (…, …)
e. E (x, y) → E (…, …)
f. F (x, y) → F (…, …)
2. Dalam satu bidang koordinat kartesius, gambarkan titik-titik berikut ini !
a. P (5,-2)
b. Q (-3,-1)
c. R (4,3)
d. S (3,5)
e. T (0,4)
y
5
4 B D
E 3
2
F 1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1 A
C -2
303
Jawab :
Gambar koordinat kartesius dari titik
d. P (5, -2) d. S (3, 5)
e. Q (-3, -1) e. T (0, 4)
f. R (4, 3)
3. Gambarkan garis lurus yang memiliki persamaan garis berikut ! a. x – y = 2 b. x = - 4y c. x + 3 = y d. x = 3 Jawab : Gambar persamaan garis a. x – y = 2
Langkah pertama adalah dengan menentukan nilai x dan y yang memenuhi persamaan x – y = 2 Tabel
X 0 2 Y … ….
( x, y ) ( …, … ) ( …, … ) Kemudian dari dua titk koordinat tersebut dapat digambarkan garis lurus sebagai berikut :
y
5
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
304
b. x = - 4 y
Langkah pertama adalah dengan menentukan nilai x dan y yang memenuhi persamaan x = - 4 y Tabel persamaan
x 0 -4 y … ….
( x, y ) ( 0, … ) ( -4, … )
Kemudian dari dua titk koordinat tersebut dapat digambarkan garis lurus sebagai berikut :
c. x + 3 = y Langkah pertama adalah dengan menentukan nilai x dan y yang memenuhi persamaan x + 3 = y Tabel persamaan
y
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
-4
-5
y
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
305
x …. ….. y … …
( x, y ) (…., …) (…., ..) Kemudian dari dua titk koordinat tersebut dapat digambarkan garis lurus sebagai berikut :
d. x = 3 Langkah pertama adalah dengan menentukan nilai x dan y yang memenuhi persamaan x =3 Tabel
x ….. …. y …. ….
( x, y) (…, ….) (…, …)
Kemudian dari dua titk koordinat tersebut dapat digambarkan garis lurus sebagai berikut :
Y
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
-3
y
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
306
Lembar Kerja Siswa II
1. Tentukan gradien (m) dan konstanta (c) dari persamaan garis berikut : a. y = 4x - 3 d. -3y + 8x – 2 = 0 b. 8y = -8 + x e. 4y - 12x + 5 = 0 c. 3x – 6y + 6 = 0 Jawab : a). y = 4x – 3
Bentuk ke dalam y = mx + c → y = ...x – ...
Diperoleh m = ... c = ....
b). 8y = -8 + x Bentuk ke dalam y = mx + c
→ 8y = -8 + x
y = 8......
y = ..... + ....x y = .... x - ....
diperoleh m = ...... dan c = ....
c). 3x – 6y + 6 = 0 Bentuk ke dalam y = mx + c
→ 3x – 6y + 6 = 0 - 6 y = -3 x -6
y = 6.......-
y = .....x + ... diperoleh m = .... dan c = ...
d). -3y + 8x – 2 = 0 Bentuk ke dalam y = mx + c
→ -3y + 8x – 2 = 0 ...y = .... x + ....
y = ..........
y = .... x - .....
Diperoleh m = .... dan c = ...... e). 4y - 12x + 5 = 0
Bentuk ke dalam y = mx + c → 4y - 12x + 5 = 0
...y = ....x - ...
y = ...........
307
y = ...x - ..... Diperoleh m = ... dan c = ......
2. Perhatikan gambar bidang koordinat cartesius di bawah ini. Tentukan gradient dari : a. garis k b. garis l c. garis m
Jawab :
a. Gradien garis k Garis k melalui titik (1,2) dan (-1,-2) untuk titik (1,2) maka x1 = ...., y1 = ..... untuk titik (-1,-2) maka x2 = ...., y2 = ......
m = 12
12
xx
yy
--
= ..................
--
m = ……
…… m = …..
d. Gradien garis l Garis l melalui titik (-3,...) dan (3,.....)
untuk titik (-3,....) maka x1 = ..., y1 = .... untuk titik (3,.....) maka x2 = ...., y2 = ....
m = 12
12
xx
yy
--
= .....................
--
y
m 5 k
4
3
l 2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
308
m = …... …...
m = ….
e. Gradien garis m Garis m melalui titik (....,....) dan (...,....)
untuk titik (....,....) maka x1 = ...., y1 = .... untuk titik (...,....) maka x2 = ....., y2 = ....
m = ..........
.........
-
-
= ...................
--
m = …..
….. m = ......
3. Diketahui sebuah garis lurus memiliki persamaan y = 2x + 5, tentukan apakah persamaan garis tersebut membentuk garis yang sejajar atau saling tegak lurus dengan a. y = 2x – 8 b. 4x – 2y + 60 = 0 c. 6y = -3x - 1 d. y = - 1 x + 9
2 Jawab :
Gradien garis y = 2x + 5 adalah ..... a. y = 2x – 8
gradien garis y = 2x – 8 adalah ....., karena gradien garis y = 2x – 8 dan y = 2x + 5 ....... maka kedua garis tersebut ..........
b. 4x – 2y + 60 = 0
Bentuk ke dalam y = mx + c 4x – 2y + 60 = 0 ......y = ....x – ..... y = ............... ............. y = ................. Sehingga gradien garis 4x – 2y + 60 = 0 adalah ...... Karena ....................................................,maka kedua garis tersebut .......
c. 6y = - 3x – 1 Bentuk ke dalam y = mx + c .....y = ....x + ..... y = .............
309
............. y = ......x + ...... Sehingga gradien garis 6y = - 3x -1 adalah ....... Karena gradien garis 6y = - 3x -1 dikalikan gradien y = 2x + 5 sama dengan ....... maka kedua garis ................................
d. y = - 1 x + 9 2
Sehingga gradien garis y = - 1 x + 9 adalah ......
2 Karena ..............................................................................,maka kedua garis tersebut ....................................
Lembar Kerja Siswa III
1. Sebuah garis yang melalui A(-1,3) memiliki gradien yang tegak lurus dengan garis y = 1 x. Tentukan persamaan garis tersebut.!
3 Jawab :
Persamaan garis yang melalui titik A (-1, 3) memiliki gradien yang tegak lurus dengan garis y = . x
Gradien garis y = . x
Bentuk kedalam y = m x + c y = ……x m1 = …… karena tegak lurus maka m2 x m1 = -1 m2 x ….= -1 m2 = ….. Persamaan garis yang melalui ( -1, 3 ) dengan m = ….. adalah
y – y1= m (x - x1) y – ... = -3 ( x – .... ) y – ... = -3 ( x + ..... ) y – .... = ... x – .... y = ....x – .... + ..... y = ........
310
2. Sebuah garis yang melalui B(-1, 4) memiliki gradien yang sejajar dengan garis 4x + 3y – 60 = 0. Tentukan persamaan garis tersebut ! Jawab :
Gradien garis 4x + 3y – 60 = 0 Bentuk ke dalam …………… → 4x + 3y – 60 = 0 …y = ….x + …..
y = ..........
...........
y = ……x + …… m1 = …… Karena sejajar maka m2 = m1 m2 = …
Persamaan garis yang melalui titik B ( ….., ….) dengan m = …..adalah
y – y1= m (x - x1) y – ..... = ...... ( x – ..... ) y – ….= ….. ( x - ….. ) y – … = …..x - …… 3 (y – ….) = ….x – ….. ………... = ………… …y = ….x - ....+ …… …….. = ……………
y = ...........
..........
y = ….. … Atau ………………………….. = 0
3. Sebuah garis memiliki gradien 2. Tentukan persamaan tersebut jika
melalui titik: a. P(1, 1) b. Q(-3, 1)
Jawab :
Jika gradien ( m ) = 2
Persamaan garis yang melalui titik
a. P (1, 1), maka x1 = …, y1 = …..
311
y – y1= m (x - x1)
y – ... = ...( x – ... )
y – .... = ... x – ....
y = .........
y = ..........
b. Q (-3, 1), maka x1 = …., y1 = …..
..........=................
y – ... = ... ( x – ..... )
y – ... = .... (x .......)
y = ...................
y = ......................
3. Perhatikan gambar bidang koordinat cartesius berikut ini
a. Persamaan garis k b. Persamaan garis l c. Persamaan garis m Jawab :
Berdasarkan gambar b. Persamaan garis k
Garis k melalui titik (…., 2) dan (…, -2) Untuk titik (…, ….) maka x1 = …, y1 = ….
Untuk titik ( …, ....) maka x2 = …., y2 = …..
m = 12
12
xx
yy
--
y
l m 5 k
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
-2
312
= .........
...........-
-
= ……..
= ……. Persamaan garis dengan gradient … dan melalui ( 1, 2 ) adalah
y – y1= m (x - x1) y – ... = ... ( x – ...) y – ... = ...x - .... y = ... x – .... + .... y = .......
b. Persamaan garis l Garis l melalui titik ( …, …) dan ( …, ….) Untuk titik ( …., ….), maka x1 = …., y1 = …. Untuk titik (….., ….), maka x2 = …., y2 = …..
m = ..............
...........
-
-
= .................
= ……....
………… m = ….. Persamaan garis dengan gradient …. dan melalui titik (-3, …) adalah
y – y1= m (x - x1) y – ... = .... ( x – ....) y – 2.. = .... (x - .....) y = ..... x – .... + ..... y = .............
c. Persamaan garis m Garis m melalui titik ( …., …) dan ( …., …..) Untuk titik ( ……, ….), maka x1 = …., y1 = … Untuk titik ( …., ….. ), maka x2 = …., y2 = ….
m = ............
...........
-
-
= .........................
--
= ……. ……. m = ……..
Persamaan garis dengan gradient …. dan melalui titik (…, ….) adalah
......... .= .................
313
y – .... = ......( x – .........) y – .... = .... (x ....)
2(y – ....) = .... x – .... ...y - ... = .... x – ...
....y = ... x – ... – ...
....y = ........
y = ...............................
y = ……………..
Atau ………………… = 0
4. Tentukan titik potong garis x + y = 5 dengan aris 2x + y = 8 Jawab : Titik potong garis x + y = 5 dengan Garis 2 x + y = 8
· Dengan cara menggambar grafik Garis 2 x + y = 8 Untuk x = 0, maka y = … sehingga diperoleh titik (0, …) Untuk y = …, maka x = 4 sehingga diperoleh titik (4, …) Garis x + y = 5 Untuk x = …, maka y = … sehingga diperoleh titik (…, …) Untuk y = …, maka x = … sehingga diperoleh titik (…, …) Kemudian gambarkan grafik dari titik-titik yang di dapat
y8
7
6
5
4
3
2
1 x
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
-1
314
Dari gambar dapat di lihat bahwa koordinat titik potong dua garis tersebut adalah titik (…, …)
· Dengan cara substitusi 2 x + y = 8 y = ….x +…… …….(1) Substitusikan (1) ke dalam x + y = 5 x + y = 5 x + (…….. )= 5 x + ………. = 5 x – ….. = 5 – … -..x = … x = ….. substitusikan nilai x = 3 ke dalam persamaan (1) y = 8 – 2 x y = 8 – 2 (….) y = 8 – … y = …. Sehingga titik potong di titik (….., ….)
5. Harga 3 buku tulis dan 4 buku gambar adalah Rp 15.600,00. Adapun harga
2 buku tulis dan 3 buku gambar adalah Rp 11.400,00. Tentukan : c. Harga buku tulis d. Harga buku gambar Jawab : Misal : Buku tulis = x Buku gambar = y Model matematika 3 buku tulis + 4 buku gambar = Rp 15.600,00 berarti ...x + ...y = 15.600 2 buku tulis + 3 buku gambar = Rp. 11.400,00 berarti ...x + ...y = 11.400 Ambil salah satu persamaan dan tentukan salah satu variabelnya ...x + ...y = 15.600, maka x = 15.600 - ....y .................... substitusikan nilai x kedalam persamaan yang lain. ...x + ...y = 11.400 2 (.........................) + 3y = 11.400 2............................ + 3y = 11.400
..........– ...y + ...y = ...................... y = ..................... y = ....................... Substitusikan nilai y kedalam salah satu persamaan
x = 15.600 - ....y ........... x = ............................
................
315
x = .............................
............. x = ................. ....... x = ................ dengan demikian diperoleh : a. Harga sebuah buku tulis = x = Rp ................,00 b. Harga sebuah buku gambar = y = Rp ..................,00
316
Lampiran 23
Soal Kuis I
Gambarlah garis dengan persamaan : a. x + y = 4 b. x = 2y jawab : a. Langkah pertama adalah menentukan nilai x atau y yang memenuhi
persamaan x + y = 4 Misal : x = 0 maka 0 + y = 4 → y = 4 sehingga diperoleh titik koordinat (0, 4) y = 0 maka x + 0 = 4 → x = 4 sehingga diperoleh titik koordinat ( 4, 0) Kemudian dari dua titik koordinat tersebut dapat digambarkan garis lurus seperti berikut.
b. Seperti sebelumnya, tentukan terlebih dahulu nilai x atau y yang memenuhi persamaan x = 2y. Misalkan : x = 0 maka 0 = 2y → y = 0, sehingga diperoleh titik koordinat
(0, 0) x = 4 maka 4 = 2y → y = 2, sehingga diperoleh titik koordinat
(4, 2) Kedua titik tersebut dapat digambar menjadi sebuah garis lurus sebagai berikut :
x + y = 4 y
5
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
317
Soal Kuis II
1. Tentukan kedua garis berikut sejajar atau saling tegak lurus? a. Garis p yang melalui A (4, 2) dan B (0, 0) dan garis q yang melalui C (-2, 4) dan D
(0, 0) b. Garis r yang melalui E (2, -3) dan F (8, 6) dan garis s yang melalui G
(4, 6) dan (0, 0) jawab : c. Mencari gradient garis p, yaitu : Untuk titik A (4, 2) maka x1 = 4, y 1 = 2
Untuk titik B (0, 0) maka x 2 = 0, y 2 = 0
m AB = 12
12
xx
yy
--
= 4020
--
=42
--
=21
menncari gradien garis q, yaitu : Untuk titik C (-2, 4) maka x 1 = -2, y 1 = 4
Untuk titik D (0, 0) maka x 2 = 0, y 2 = 0
m CD = 12
12
xx
yy
--
= )2(0
40--
-=
24-
= -2
y
5
4
3
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 x
-1
x = 2y -2
318
Dari kedua perhitungan tersebut diperoleh m AB x m CD = 21
x (-2) = -1
Jadi, garis p dan q saling tegak lurus. d. Mencari gradient garis r, yaitu : Untuk titik E (2, -3) maka x 1 = 2, y1 = -3
Untuk titik F (8, 6) maka x 2 = 8, y 2 = 6
m EF = 12
12
xx
yy
--
= 28
)3(6-
--=
69
= 23
Mencari gradient garis s, yaitu : Untuk titik G (4, 6) maka x1 = 4, y 1 = 6
Untuk titik H (0, 0) maka x 2 = 0, y 2 = 0
m GH = 12
12
xx
yy
--
= 4060
--
=46
--
= 23
Dari kedua perhitungan tersebut ternyata diperoleh m EF = m GH
Jadi, garis r dan s merupakan garis – garis yang sejajar
Soal Kuis III
Tentukan persamaan garis yang melalui :
a. titik K (-2, 4) dan sejajar dengan garis 3x + y – 50 = 0 b. titik L (5, 1) dan tegak lurus dengan garis x – 2y + 30 = 0 jawab :
a. Langkah pertama, tentukan gradient garis 3x + y – 50 = 0
3x + y – 50 = 0 y = -3x + 50
diperoleh m = -3 Oleh karena garis h sejajar dengan garis 3x + y – 50 =0 maka garis h memiliki , gradien yang sama, yaitu m = -3 Garis h melalui K (-2, 4) maka x 1 = - 2, y 1 = 4
Langkah kedua, menentukan persamaan garis h sebagai berikut :
319
Þ y - y 1 = m ( x - x 1 )
y – 4 = -3 ( x – (-2)) y – 4 = -3 ( x + 2 ) y – 4 = -3 x – 6
y = -3 x - 6 + 4 y = -3 x -2
Jadi, persamaan garis h adalah y = -3 x -2 atau y + 3x + 2 = 0 b. Langkah pertama tentukan gradient garis x – 2y + 30 = 0 x – 2y + 30 = 0 - 2 y = - x – 30 y = - x – 30 -2 y = 1 x + 15 2
Diperoleh m = 1 2 Oleh karena h tegak lurus dengan garis x – 2y + 3 = 0 maka gradien garis h yang melalui titik L (5,1) adalah mL x m = -1 mL x ( 1 ) = -1
2 mL = - 2
Langkah kedua tentukan persamaan garis mL = mh = gradien h melalui titik melalui titik L (5, 1) dengan gradient garis h = - 2
Þ y - y 1 = m ( x - x 1 )
y – 1 = -2 ( x – 5) y – 1 = -2 x + 10 y = -2 x + 10 + 1
y = -2 x + 11 atau y + 2 x – 11 = 0 Jadi, persamaan garis h adalah y = -2 x + 11 atau y + 2 x – 11 = 0
320
Lampiran 24
Penghargaan Kelompok
TIM I No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 1. 70 60 10 2. 71 70 10 3. 74 60 5 4. 75 60 5 12. 81 100 40
Total Skor Kelompok 70 Rata-rata Kelompok 14
PENGHARGAAN
TIM II No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 5 70 50 5 6 74 90 30 8 70 70 20 9 70 60 10 13 83 100 40
Total Skor Kelompok 105 Rata-rata Kelompok 21
PENGHARGAAN TIM HEBAT
TIM III No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 7 76 75 10 10 72 70 10 11 70 60 10 20 77 60 5 16 85 70 5
Total Skor Kelompok 40 Rata-rata Kelompok 8
PENGHARGAAN
321
TIM IV No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 14 80 100 40 39 70 60 10 18 81 100 40 21 70 65 5 24 70 70 20
Total Skor Kelompok 115 Rata-rata Kelompok 23
PENGHARGAAN TIM HEBAT
TIM V
No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 17 78 65 5 35 70 70 20 22 83 50 5 25 70 65 10 28 70 70 20
Total Skor Kelompok 60 Rata-rata Kelompok 12
PENGHARGAAN
TIM VI No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 23 77 60 5 26 81 60 5 30 70 70 20 33 70 60 10 31 70 65 10
Total Skor Kelompok 50 Rata-rata Kelompok 10
PENGHARGAAN
322
TIM VII No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 27 83 70 5 29 70 60 10 40 72 60 5 34 70 60 10 19 77 60 5
Total Skor Kelompok 35 Rata-rata Kelompok 7
PENGHARGAAN
TIM VIII
No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 32 84 100 40 36 70 65 10 37 70 10 38 72 10 15 72 10
Total Skor Kelompok 80 Rata-rata Kelompok 16
PENGHARGAAN TIM BAIK
TIM I No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 1. 65 100 40 2. 70,5 50 5 3. 67 100 40 4. 67,5 100 40 12. 90,5 100 40
Total Skor Kelompok 165 Rata-rata Kelompok 35
PENGHARGAAN TIM ISTIMEWA
PENGHARGAAN KUIS II
323
TIM II No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 5 70 90 30 6 82 85 20 8 70 70 20 9 65 90 30 13 91,5 100 40
Total Skor Kelompok 140 Rata-rata Kelompok 28
PENGHARGAAN TIM ISTIMEWA
TIM III
No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 7 75,5 100 40 10 71 70 10 11 65 80 30 20 68 100 40 16 77,5 100 40
Total Skor Kelompok 160 Rata-rata Kelompok 32
PENGHARGAAN TIM ISTIMEWA
TIM IV No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 14 90 100 40 39 65 50 5 18 90,5 95 20 21 67,5 95 30 24 70 90 30
Total Skor Kelompok 125 Rata-rata Kelompok 25
PENGHARGAAN TIM HEBAT
324
TIM V No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 17 71,5 60 5 35 70 50 5 22 83 100 40 25 67,5 50 5 28 70 65 10
Total Skor Kelompok 65 Rata-rata Kelompok 13
PENGHARGAAN
TIM VI
No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 23 68,5 100 40 26 70,5 100 40 30 70 50 5 33 67,5 60 10 31 65 60 10
Total Skor Kelompok 105 Rata-rata Kelompok 21
PENGHARGAAN TIM HEBAT
TIM VII No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 27 76,5 90 30 29 65 75 20 40 66 90 30 34 65 95 30 19 68,5 60 10
Total Skor Kelompok 120 Rata-rata Kelompok 24
PENGHARGAAN TIM HEBAT
325
TIM VIII No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 32 92 90 10 36 67,5 90 30 37 67,5 100 40 38 71 75 20 15 66 100 40
Total Skor Kelompok 140 Rata-rata Kelompok 28
PENGHARGAAN TIM ISTIMEWA
TIM I No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 1. 92,5 50 5 2. 70,5 60 10 3. 83,5 100 40 4. 84 100 40 12. 85 80 10
Total Skor Kelompok 105 Rata-rata Kelompok 21
PENGHARGAAN TIM HEBAT
TIM II
No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 5 80 90 20 6 83,5 100 40 8 70 60 10 9 77,5 70 10 13 95 75 5
Total Skor Kelompok 85 Rata-rata Kelompok 17
PENGHARGAAN TIM BAIK
PENGHARGAAN KUIS III
326
TIM III No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 7 88 100 40 10 70,5 80 20 11 72,5 80 20 20 84 80 10 16 89 100 40
Total Skor Kelompok 130 Rata-rata Kelompok 26
PENGHARGAAN TIM ISTIMEWA
TIM IV No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 14 95 80 5 39 58 70 30 18 93 100 40 21 80 75 10 24 80 80 20
Total Skor Kelompok 105 Rata-rata Kelompok 21
PENGHARGAAN TIM HEBAT
TIM V
No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 17 66 100 40 35 60 80 30 22 91 100 40 25 59 50 10 28 68 80 30
Total Skor Kelompok 150 Rata-rata Kelompok 30
PENGHARGAAN TIM ISTIMEWA
327
TIM VI No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 23 84 100 40 26 85 100 40 30 60 50 10 33 63 80 30 31 63 80 30
Total Skor Kelompok 150 Rata-rata Kelompok 30
PENGHARGAAN TIM ISTIMEWA
TIM VII No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 27 83 100 40 29 70 100 40 40 78 100 40 34 80 80 10 19 64 100 40
Total Skor Kelompok 170 Rata-rata Kelompok 34
PENGHARGAAN TIM ISTIMEWA
TIM VIII
No Nilai Awal Nilai Kuis Poin Perbaikan 32 91 100 40 36 78 80 20 37 84 80 10 38 73 80 20 15 83 70 5
Total Skor Kelompok 95 Rata-rata Kelompok 19
PENGHARGAAN TIM BAIK
328
Lampiran 25
Uji Normalitas Kemampuan Awal
Kelas Kontrol (Konvensional)
1. H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2. Tingkat signifikansi : a = 0,05
3. Statistik uji : L = MaksïF(zi) - S(zi)ï
4. Komputasi :
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)| 1 30 -2.9651 0.0015 0.0250 0.0235 2 35 -2.4036 0.0081 0.0500 0.0419 3 45 -1.2804 0.1002 0.0750 0.0252 4 50 -0.7188 0.2361 0.1750 0.0611 5 50 -0.7188 0.2361 0.1750 0.0611 6 50 -0.7188 0.2361 0.1750 0.0611 7 50 -0.7188 0.2361 0.1750 0.0611 8 51 -0.6065 0.2721 0.2250 0.0471 9 51 -0.6065 0.2721 0.2250 0.0471
10 52 -0.4942 0.3106 0.2750 0.0356 11 52 -0.4942 0.3106 0.2750 0.0356 12 53 -0.3819 0.3513 0.3250 0.0263 13 53 -0.3819 0.3513 0.3250 0.0263 14 54 -0.2696 0.3938 0.3750 0.0188 15 54 -0.2696 0.3938 0.3750 0.0188 16 55 -0.1572 0.4375 0.4250 0.0125 17 55 -0.1572 0.4375 0.4250 0.0125 18 56 -0.0449 0.4821 0.5000 0.0179 19 56 -0.0449 0.4821 0.5000 0.0179 20 56 -0.0449 0.4821 0.5000 0.0179 21 57 0.0674 0.5269 0.5750 0.0481 22 57 0.0674 0.5269 0.5750 0.0481 23 57 0.0674 0.5269 0.5750 0.0481 24 58 0.1797 0.5713 0.6500 0.0787 25 58 0.1797 0.5713 0.6500 0.0787 26 58 0.1797 0.5713 0.6500 0.0787 27 59 0.2920 0.6149 0.7000 0.0851 28 59 0.2920 0.6149 0.7000 0.0851
329
29 60 0.4043 0.6570 0.7500 0.0930 30 60 0.4043 0.6570 0.7500 0.0930 31 61 0.5167 0.6973 0.8000 0.1027 32 61 0.5167 0.6973 0.8000 0.1027 33 62 0.6290 0.7353 0.8750 0.1397 34 62 0.6290 0.7353 0.8750 0.1397 35 62 0.6290 0.7353 0.8750 0.1397 36 63 0.7413 0.7707 0.9000 0.1293 37 67 1.1905 0.8831 0.9250 0.0419 38 70 1.5275 0.9367 0.9500 0.0133 39 77 2.3137 0.9897 0.9750 0.0147 40 80 2.6507 0.9960 1.0000 0.0040
Rataan 56.4000 Lmax 0.1397 Sd 8.9035 Ltabel 0.1401 Keputusan NORMAL
5. Daerah kritik
L0,05;40 = 0,1401 ; DK = {LïL > 0,1401}
Lhit = 0,1397 Ï DK
6. Keputusan Uji: H0 tidak ditolak.
7. Kesimpulan: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Kelas eksperimen (STAD) dengan pendekatan quantum learning
1. H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. Tingkat signifikansi : a = 0,05
3. Statistik uji : L = MaksïF(zi) - S(zi)ï
4. Komputasi :
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)| 1 35 -1.4884 0.0683 0.0500 0.0183 2 35 -1.4884 0.0683 0.0500 0.0183 3 40 -1.0519 0.1464 0.1250 0.0214 4 40 -1.0519 0.1464 0.1250 0.0214 5 40 -1.0519 0.1464 0.1250 0.0214 6 41 -0.9646 0.1674 0.1750 0.0076
330
7 41 -0.9646 0.1674 0.1750 0.0076 8 42 -0.8773 0.1902 0.2500 0.0598 9 42 -0.8773 0.1902 0.2500 0.0598
10 42 -0.8773 0.1902 0.2500 0.0598 11 44 -0.7027 0.2411 0.3000 0.0589 12 44 -0.7027 0.2411 0.3000 0.0589 13 45 -0.6154 0.2691 0.3250 0.0559 14 46 -0.5281 0.2987 0.4000 0.1013 15 46 -0.5281 0.2987 0.4000 0.1013 16 46 -0.5281 0.2987 0.4000 0.1013 17 47 -0.4408 0.3297 0.4250 0.0953 18 48 -0.3535 0.3618 0.4500 0.0882 19 50 -0.1790 0.4290 0.5250 0.0960 20 50 -0.1790 0.4290 0.5250 0.0960 21 50 -0.1790 0.4290 0.5250 0.0960 22 51 -0.0917 0.4635 0.5500 0.0865 23 52 -0.0044 0.4983 0.6000 0.1017 24 52 -0.0044 0.4983 0.6000 0.1017 25 53 0.0829 0.5330 0.6250 0.0920 26 54 0.1702 0.5676 0.6750 0.1074 27 54 0.1702 0.5676 0.6750 0.1074 28 56 0.3448 0.6349 0.7000 0.0651 29 58 0.5194 0.6983 0.7250 0.0267 30 59 0.6067 0.7280 0.7500 0.0220 31 60 0.6940 0.7562 0.8000 0.0438 32 60 0.6940 0.7562 0.8000 0.0438 33 61 0.7813 0.7827 0.8250 0.0423 34 62 0.8686 0.8075 0.8500 0.0425 35 64 1.0432 0.8516 0.8750 0.0234 36 66 1.2178 0.8883 0.9000 0.0117 37 70 1.5669 0.9414 0.9250 0.0164 38 76 2.0907 0.9817 0.9500 0.0317 39 80 2.4399 0.9927 1.0000 0.0073 40 80 2.4399 0.9927 1.0000 0.0073
Rataan 52.0500 Lmax 0.1074 Sd 11.4555 Ltabel 0.1401 Keputusan NORMAL
331
5. Daerah kritik
L0.05;40 = 0,1401 ; DK = {LïL > 0,1401}.
Lhit = 0,1074 Ï DK.
6. Keputusan Uji: H0 tidak ditolak.
7. Kesimpulan: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
332
Lampiran 26
UJI KESEIMBANGAN
KELOMPOK KONTROL DAN EKSPERIMEN
1. Hipotesis
0 1 2:H m m= (kedua populasi seimbang)
1 1 2:H m m¹ (kedua populasi tidak seimbang)
2. Tingkat signifikansi : 0,05a =
3. Statistik Uji
)2(~11
)(21
21
21 -++
-= nnt
nns
XXt
p
2 2
2 1 1 2 2
1 2
( 1) ( 1)2p
n s n ss
n n- + -
=+ -
NO Eksperimen (VIII-B) Kontrol (VIII-C)
1 35 30 2 35 35 3 40 45 4 40 50 5 40 50 6 41 50 7 41 50 8 42 51 9 42 51 10 42 52 11 44 52 12 44 53 13 45 53 14 46 54 15 46 54 16 46 55 17 47 55 18 48 56 19 50 56 20 50 56
333
21 50 57 22 51 57 23 52 57 24 52 58 25 53 58 26 54 58 27 54 59 28 56 59 29 58 60 30 59 60 31 60 61 32 60 61 33 61 62 34 62 62 35 64 62 36 66 63 37 70 67 38 76 70 39 80 77
40 80 80
Rataan 52.050 56.400 Variansi 131.228 79.272 N 40 40 Var Gab 105.250 Dev Gab 10.259 T -1.896 t tabel 1.960
Keputusan Seimbang
4. Daerah kritik
}960,1960,1|{ >-<= tatauttDK
Dari perhitungan diperoleh t = -1,896. Sehingga DKt Ï
5. Keputusan Uji
H0 tidak ditolak
6. Kesimpulan
Kedua populasi seimbang.
334
Lampiran 27
DATA INDUK PENELITIAN
Kelas Kontrol (VIII-C) Kelas Eksperimen (VIII-B)
No Skor Gaya Belajar Tipe Gaya Prestasi Skor Gaya Belajar
Tipe Gaya Prestasi
Visual Auditorial Kinestetik Belajar Visual Auditorial Kinestetik Belajar
1 40 41 39 Auditorial 35 46 38 40 Visual 25
2 39 38 38 Visual 30 41 37 34 Visual 45
3 43 38 33 Visual 60 49 43 40 Visual 65
4 33 32 26 Visual 70 37 38 29 Auditorial 80
5 47 40 46 Visual 40 35 33 30 Visual 55
6 44 35 32 Visual 35 43 36 35 Visual 65
7 34 28 30 Visual 60 48 35 35 Visual 65
8 34 27 32 Visual 30 40 33 34 Visual 30
9 33 30 28 Visual 35 40 32 35 Visual 45
10 40 33 35 Visual 40 40 43 33 Auditorial 65
11 43 32 37 Visual 25 39 38 27 Visual 45
12 37 38 39 Kinestetik 25 40 37 32 Visual 65
13 34 32 24 Visual 75 37 39 40 Kinestetik 75
14 43 40 41 Visual 55 41 32 34 Visual 75
15 33 34 28 Auditorial 40 43 32 36 Visual 45
16 31 32 23 Auditorial 45 46 45 36 Visual 90
17 38 33 31 Visual 30 31 32 29 Auditorial 50
18 46 36 35 Visual 55 34 30 23 Visual 70
19 39 26 29 Visual 35 36 37 36 Auditorial 50
20 35 29 26 Visual 45 41 35 31 Visual 45
21 44 34 30 Visual 55 45 36 29 Visual 30
22 39 29 35 Visual 60 34 32 29 Visual 85
23 44 41 37 Visual 25 41 44 37 Auditorial 70
24 38 35 39 Kinestetik 60 39 32 34 Visual 40
25 38 39 36 Auditorial 65 33 29 27 Visual 40
26 41 33 34 Visual 35 47 37 43 Visual 70
27 47 37 41 Visual 55 45 35 31 Visual 75
28 42 38 39 Visual 75 48 36 33 Visual 40
29 44 38 38 Visual 45 45 36 30 Visual 70
30 42 34 32 Visual 50 36 34 38 Kinestetik 35
31 44 39 35 Visual 50 43 40 27 Visual 50
32 43 40 32 Visual 80 42 37 31 Visual 65
33 42 34 34 Visual 60 38 36 32 Visual 35
34 35 33 37 Kinestetik 65 39 30 36 Visual 25
335
35 38 43 37 Auditorial 35 42 43 38 Auditorial 30
36 44 39 34 Visual 50 39 40 32 Auditorial 45
37 40 39 38 Visual 65 39 40 33 Auditorial 45
38 40 38 41 Kinestetik 50 40 32 29 Visual 35
39 40 35 28 Visual 30 45 38 30 Visual 50
40 36 39 34 Auditorial 50 41 37 33 Visual 50
X bar 39.675 35.275 34.075 48.125 40.7 36.225 33.025 53.375
Σx2 63669 50467 47467 101525 66996 53117 44321 125675
Median 40 35 34.5 50 40.5 36 33 50
Modus 44 38 39 35 41 32 29 45
Minimal 31 26 23 25 31 29 23 25
Maksimal 47 43 46 80 49 45 43 90
S2 18.07115 17.7942 26.225 227.8045 18.8821 16.0763 17.8199 300.4968
S 4.251018 4.21832 5.12104 15.09319 4.34535 4.00952 4.22136 17.33484
Jangkauan 16 17 23 55 18 16 20 65
Perhitungan Mencari Rataan ( )X , Modus (Mo), Median (Me), Jangkauan
(J), dan Standar Deviasi (s)
1. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa
a. Menghitung Rataan ( )X
eksX = eks
eks
n
Xå = 40
2135 = 53,375
kX =
k
k
n
Xå = 40
1985 = 48,125
Menentukan Modus (Mo)
Moeks = 45
Mok = 35
b. Menentukan Median (Me)
Meeks = 2
12
40
2
40+
+ XX
= 2
X X 2120 + =
25050 +
= 50
Meek = 2
12
40
2
40+
+ XX
= 2
X X 2120 + =
25050 +
= 50
336
c. Menentukan Jangkauan (J)
Jeks = (Xeks)max – (Xeks)min = 90 – 25 = 65
Jk = (Xk)max – (Xk)min = 80 – 25 = 55
d. Menghitung Standar Deviasi (s)
seks = ( ) ( )
( )1
22
-
- ååekseks
eksekseks
nn
XXn .
= )140(40
)2135()125675(40 2
--
= 17,335
sk = ( ) ( )
( )1
22
-
- ååkk
kkk
nn
XXn
= )140(40
)1985()101525(40 2
--
= 15,093
2. Data Skor Gaya Belajar Matematika Siswa
1) Gaya Belajar Visual
a. Menghitung Rataan ( )X
eksX = eks
eks
n
Xå = 40
1628 = 40,7
kX =
k
k
n
Xå = 40
1587 = 39,675
Menentukan Modus (Mo)
Moeks = 41
Mok = 44
b. Menentukan Median (Me)
Meeks = 2
12
40
2
40+
+ XX
= 2
X X 2120 + = 40,5
Meek = 2
12
40
2
40+
+ XX
= 2
X X 2120 + = 40
337
Menentukan Jangkauan (J)
Jeks = (Xeks)max – (Xeks)min = 49 – 31 = 18
Jk = (Xk)max – (Xk)min = 47 – 31 = 16
c. Menghitung Standar Deviasi (s)
seks = ( ) ( )
( )1
22
-
- ååekseks
eksekseks
nn
XXn .
= )140(40
)1628()66996(40 2
--
= 4,345
sk = ( ) ( )
( )1
22
-
- ååkk
kkk
nn
XXn .
= )140(40
)1587()63669(40 2
--
= 4,25
2) Gaya Belajar Auditorial
a. Menghitung Rataan ( )X
eksX = eks
eks
n
Xå = 40
1449 = 36,225
kX =
k
k
n
Xå = 40
1411 = 35,275
Menentukan Modus (Mo)
Moeks = 32
Mok = 38
b. Menentukan Median (Me)
Meeks = 2
12
40
2
40+
+ XX
= 2
X X 2120 + = 36
Meek = 2
12
40
2
40+
+ XX
= 2
X X 2120 + = 35
338
Menentukan Jangkauan (J)
Jeks = (Xeks)max – (Xeks)min = 45 – 29 = 16
Jk = (Xk)max – (Xk)min = 43 – 26 = 17
c. Menghitung Standar Deviasi (s)
seks = ( ) ( )
( )1
22
-
- ååekseks
eksekseks
nn
XXn .
= )140(40
)1449()53117(40 2
--
= 4,009
sk = ( ) ( )
( )1
22
-
- ååkk
kkk
nn
XXn .
= )140(40
)1411()50467(40 2
--
= 4,218
3) Gaya Belajar Kinestetik
a. Menghitung Rataan ( )X
eksX = eks
eks
n
Xå = 40
1321 = 33,025
kX =
k
k
n
Xå = 40
1363 = 34,075
Menentukan Modus (Mo)
Moeks = 29
Mok = 39
b. Menentukan Median (Me)
Meeks = 2
12
40
2
40+
+ XX
= 2
X X 2120 + = 33
Meek = 2
12
40
2
40+
+ XX
= 2
X X 2120 + = 34,5
339
Menentukan Jangkauan (J)
Jeks = (Xeks)max – (Xeks)min = 43 – 23 = 20
Jk = (Xk)max – (Xk)min = 46 – 23 = 23
c. Menghitung Standar Deviasi (s)
seks = ( ) ( )
( )1
22
-
- ååekseks
eksekseks
nn
XXn .
= )140(40
)1321()44321(40 2
--
= 4,221
sk = ( ) ( )
( )1
22
-
- ååkk
kkk
nn
XXn .
= )140(40
)1363()47467(40 2
--
= 5,121
340
Lampiran 28
Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Matematika Kelas Kontrol
1. H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2. Tingkat signifikansi : a = 0,05
3. Statistik uji : L = MaksïF(zi) - S(zi)ï
4. Komputasi :
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)| 1 25 -1.5956 0.0553 0.0500 0.0053 2 25 -1.5956 0.0553 0.0500 0.0053 3 30 -1.2543 0.1049 0.1500 0.0451 4 30 -1.2543 0.1049 0.1500 0.0451 5 30 -1.2543 0.1049 0.1500 0.0451 6 30 -1.2543 0.1049 0.1500 0.0451 7 35 -0.9130 0.1806 0.3000 0.1194 8 35 -0.9130 0.1806 0.3000 0.1194 9 35 -0.9130 0.1806 0.3000 0.1194
10 35 -0.9130 0.1806 0.3000 0.1194 11 35 -0.9130 0.1806 0.3000 0.1194 12 35 -0.9130 0.1806 0.3000 0.1194 13 40 -0.5717 0.2838 0.4000 0.1162 14 40 -0.5717 0.2838 0.4000 0.1162 15 40 -0.5717 0.2838 0.4000 0.1162 16 40 -0.5717 0.2838 0.4000 0.1162 17 45 -0.2304 0.4089 0.4750 0.0661 18 45 -0.2304 0.4089 0.4750 0.0661 19 45 -0.2304 0.4089 0.4750 0.0661 20 50 0.1109 0.5442 0.6250 0.0808 21 50 0.1109 0.5442 0.6250 0.0808 22 50 0.1109 0.5442 0.6250 0.0808 23 50 0.1109 0.5442 0.6250 0.0808 24 50 0.1109 0.5442 0.6250 0.0808 25 50 0.1109 0.5442 0.6250 0.0808 26 55 0.4522 0.6745 0.7000 0.0255 27 55 0.4522 0.6745 0.7000 0.0255 28 55 0.4522 0.6745 0.7000 0.0255 29 60 0.7936 0.7863 0.8250 0.0387 30 60 0.7936 0.7863 0.8250 0.0387
341
31 60 0.7936 0.7863 0.8250 0.0387 32 60 0.7936 0.7863 0.8250 0.0387 33 60 0.7936 0.7863 0.8250 0.0387 34 65 1.1349 0.8718 0.9000 0.0282 35 65 1.1349 0.8718 0.9000 0.0282 36 65 1.1349 0.8718 0.9000 0.0282 37 70 1.4762 0.9301 0.9250 0.0051 38 75 1.8175 0.9654 0.9750 0.0096 39 75 1.8175 0.9654 0.9750 0.0096 40 80 2.1588 0.9846 1.0000 0.0154
Rataan 48.3750 Lmax 0.1194 Sd 14.6492 Ltabel 0.1401 Keputusan NORMAL 5. Daerah kritik
L0,05;40 = 0,1401 ; DK = {LïL > 0,1401}.
Lhit = 0,1194 Ï DK.
6. Keputusan Uji: H0 tidak ditolak.
7. Kesimpulan: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
342
Lampiran 29
Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar Matematika Kelas Eksperimen
1. H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2. Tingkat signifikansi : a = 0,05
3. Statistik uji : L = MaksïF(zi) - S(zi)ï
4. Komputasi :
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)| 1 25 -1.6447 0.0500 0.0500 0.0000 2 25 -1.6447 0.0500 0.0500 0.0000 3 30 -1.3562 0.0875 0.1250 0.0375 4 30 -1.3562 0.0875 0.1250 0.0375 5 30 -1.3562 0.0875 0.1250 0.0375 6 35 -1.0676 0.1428 0.2000 0.0572 7 35 -1.0676 0.1428 0.2000 0.0572 8 35 -1.0676 0.1428 0.2000 0.0572 9 40 -0.7791 0.2180 0.2750 0.0570 10 40 -0.7791 0.2180 0.2750 0.0570 11 40 -0.7791 0.2180 0.2750 0.0570 12 45 -0.4905 0.3119 0.4500 0.1381 13 45 -0.4905 0.3119 0.4500 0.1381 14 45 -0.4905 0.3119 0.4500 0.1381 15 45 -0.4905 0.3119 0.4500 0.1381 16 45 -0.4905 0.3119 0.4500 0.1381 17 45 -0.4905 0.3119 0.4500 0.1381 18 45 -0.4905 0.3119 0.4500 0.1381 19 50 -0.2020 0.4200 0.5500 0.1300 20 50 -0.2020 0.4200 0.5500 0.1300 21 50 -0.2020 0.4200 0.5500 0.1300 22 50 -0.2020 0.4200 0.5500 0.1300 23 55 0.0866 0.5345 0.6000 0.0655 24 55 0.0866 0.5345 0.6000 0.0655 25 65 0.6637 0.7465 0.7500 0.0035 26 65 0.6637 0.7465 0.7500 0.0035 27 65 0.6637 0.7465 0.7500 0.0035 28 65 0.6637 0.7465 0.7500 0.0035
343
29 65 0.6637 0.7465 0.7500 0.0035 30 65 0.6637 0.7465 0.7500 0.0035 31 70 0.9522 0.8295 0.8500 0.0205 32 70 0.9522 0.8295 0.8500 0.0205 33 70 0.9522 0.8295 0.8500 0.0205 34 70 0.9522 0.8295 0.8500 0.0205 35 75 1.2408 0.8927 0.9250 0.0323 36 75 1.2408 0.8927 0.9250 0.0323 37 75 1.2408 0.8927 0.9250 0.0323 38 80 1.5293 0.9369 0.9500 0.0131 39 85 1.8179 0.9655 0.9750 0.0095 40 90 2.1064 0.9824 1.0000 0.0176
Rataan 53.5000 Lmax 0.1381 Sd 17.3279 Ltabel 0.1401 Keputusan NORMAL 5. Daerah kritik
L0,05;40 = 0,1401 ; DK = {LïL > 0,1401}.
Lhit = 0,1381 Ï DK.
6. Keputusan Uji: H0 tidak ditolak.
7. Kesimpulan: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
ii
ii
UJI NORMALITAS
KELOMPOK GAYA BELAJAR VISUAL
1. Hipotesis
H0 : sample berasal dari populasi normal
H1 : sample tidak berasal dari populasi normal
2. Taraf Signifikansi (a ) = 0.05
3. Statistik Uji
L = max | F(Zi) – S(Zi) |
dengan:
F(Zi) = P(Z £ Zi); Z ~ N(0,1)
Zi = skor standar, Zi = s
XX i )( -
s = standar deviasi
S(Zi) = proporsi cacah Z £ Zi terhadap seluruh cacah Zi
Xi = skor responden
4. Komputasi
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)| 1 25 -1.5769 0.0574 0.0500 0.0074 2 25 -1.5769 0.0574 0.0500 0.0074 3 25 -1.5769 0.0574 0.0500 0.0074 4 30 -1.2736 0.1014 0.1500 0.0486 5 30 -1.2736 0.1014 0.1500 0.0486 6 30 -1.2736 0.1014 0.1500 0.0486 7 30 -1.2736 0.1014 0.1500 0.0486 8 30 -1.2736 0.1014 0.1500 0.0486 9 30 -1.2736 0.1014 0.1500 0.0486
10 35 -0.9704 0.1659 0.2500 0.0841 11 35 -0.9704 0.1659 0.2500 0.0841 12 35 -0.9704 0.1659 0.2500 0.0841 13 35 -0.9704 0.1659 0.2500 0.0841 14 35 -0.9704 0.1659 0.2500 0.0841 15 35 -0.9704 0.1659 0.2500 0.0841
Lampiran 30
iii
iii
16 40 -0.6671 0.2523 0.3500 0.0977 17 40 -0.6671 0.2523 0.3500 0.0977 18 40 -0.6671 0.2523 0.3500 0.0977 19 40 -0.6671 0.2523 0.3500 0.0977 20 40 -0.6671 0.2523 0.3500 0.0977 21 40 -0.6671 0.2523 0.3500 0.0977 22 45 -0.3639 0.3580 0.4667 0.1087 23 45 -0.3639 0.3580 0.4667 0.1087 24 45 -0.3639 0.3580 0.4667 0.1087 25 45 -0.3639 0.3580 0.4667 0.1087 26 45 -0.3639 0.3580 0.4667 0.1087 27 45 -0.3639 0.3580 0.4667 0.1087 28 45 -0.3639 0.3580 0.4667 0.1087 29 50 -0.0606 0.4758 0.5667 0.0908 30 50 -0.0606 0.4758 0.5667 0.0908 31 50 -0.0606 0.4758 0.5667 0.0908 32 50 -0.0606 0.4758 0.5667 0.0908 33 50 -0.0606 0.4758 0.5667 0.0908 34 50 -0.0606 0.4758 0.5667 0.0908 35 55 0.2426 0.5958 0.6500 0.0542 36 55 0.2426 0.5958 0.6500 0.0542 37 55 0.2426 0.5958 0.6500 0.0542 38 55 0.2426 0.5958 0.6500 0.0542 39 55 0.2426 0.5958 0.6500 0.0542 40 60 0.5458 0.7074 0.7167 0.0093 41 60 0.5458 0.7074 0.7167 0.0093 42 60 0.5458 0.7074 0.7167 0.0093 43 60 0.5458 0.7074 0.7167 0.0093 44 65 0.8491 0.8021 0.8167 0.0146 45 65 0.8491 0.8021 0.8167 0.0146 46 65 0.8491 0.8021 0.8167 0.0146 47 65 0.8491 0.8021 0.8167 0.0146 48 65 0.8491 0.8021 0.8167 0.0146 49 65 0.8491 0.8021 0.8167 0.0146 50 70 1.1523 0.8754 0.8833 0.0079 51 70 1.1523 0.8754 0.8833 0.0079 52 70 1.1523 0.8754 0.8833 0.0079 53 70 1.1523 0.8754 0.8833 0.0079 54 75 1.4556 0.9272 0.9500 0.0228 55 75 1.4556 0.9272 0.9500 0.0228 56 75 1.4556 0.9272 0.9500 0.0228
iv
iv
57 75 1.4556 0.9272 0.9500 0.0228 58 80 1.7588 0.9607 0.9667 0.0060 59 85 2.0621 0.9804 0.9833 0.0029 60 90 2.3653 0.9910 1.0000 0.0090
Rataan 51.0000 Lmax 0.1087 Sd 16.4883 Ltabel 0.114382108 Keputusan NORMAL
5. Daerah Kritik (DK)
L0.05;60 = 0.1144; DK = { L | L > 0.1144}
L = 0.1087Ï DK
6. Keputusan Uji : H0 tidak ditolak.
7. Kesimpulan : Sampel berasal dari populasi normal.
v
v
Lampiran 31 UJI NORMALITAS
KELOMPOK GAYA BELAJAR AUDITORIAL
1. Hipotesis
H0 : sample berasal dari populasi normal
H1 : sample tidak berasal dari populasi normal
2. Taraf Signifikansi (a ) = 0.05
3. Statistik Uji
L = max | F(Zi) – S(Zi) |
dengan:
F(Zi) = P(Z £ Zi); Z ~ N(0,1)
Zi = skor standar, Zi = s
XX i )( -
s = standar deviasi
S(Zi) = proporsi cacah Z £ Zi terhadap seluruh cacah Zi
Xi = skor responden
4. Komputasi
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)| 1 30 -1.3938 0.0817 0.0714 0.0103 2 35 -1.0515 0.1465 0.2143 0.0678 3 35 -1.0515 0.1465 0.2143 0.0678 4 40 -0.7091 0.2391 0.2857 0.0466 5 45 -0.3668 0.3569 0.5000 0.1431 6 45 -0.3668 0.3569 0.5000 0.1431 7 45 -0.3668 0.3569 0.5000 0.1431 8 50 -0.0245 0.4902 0.7143 0.2240 9 50 -0.0245 0.4902 0.7143 0.2240 10 50 -0.0245 0.4902 0.7143 0.2240 11 65 1.0025 0.8420 0.8571 0.0152 12 65 1.0025 0.8420 0.8571 0.0152 13 70 1.3449 0.9107 0.9286 0.0179 14 80 2.0296 0.9788 1.0000 0.0212
Rataan 50.3571 Lmax 0.2240 Sd 14.6056 Ltabel 0.2270 Keputusan NORMAL
vi
vi
5. Daerah Kritik (DK)
L0.05;14 = 0.2270; DK = { L | L > 0.2270}
L = 0.2240Ï DK
6. Keputusan Uji : H0 tidak ditolak.
7. Kesimpulan : Sampel berasal dari populasi normal.
vii
vii
Lampiran 32
UJI NORMALITAS
KELOMPOK GAYA BELAJAR KINESTETIK
1. Hipotesis
H0 : sample berasal dari populasi normal
H1 : sample tidak berasal dari populasi normal
2. Taraf Signifikansi (a ) = 0.05
3. Statistik Uji
L = max | F(Zi) – S(Zi) |
dengan:
F(Zi) = P(Z £ Zi); Z ~ N(0,1)
Zi = skor standar, Zi = s
XX i )( -
s = standar deviasi
S(Zi) = proporsi cacah Z £ Zi terhadap seluruh cacah Zi
Xi = skor responden
4. Komputasi
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)| 1 25 -1.4120 0.0790 0.1667 0.0877 2 35 -0.8825 0.1888 0.3333 0.1446 3 50 -0.0883 0.4648 0.5000 0.0352 4 60 0.4413 0.6705 0.6667 0.0038 5 65 0.7060 0.7599 0.8333 0.0734 6 75 1.2355 0.8917 1.0000 0.1083
Rataan 51.6667 Lmax 0.1446 Sd 18.8856 Ltabel 0.3190 Keputusan NORMAL
viii
viii
5. Daerah Kritik (DK)
L0.05;6 = 0.3190; DK = { L | L > 0.3190}
L = 0.1446Ï DK
6. Keputusan Uji : H0 tidak ditolak.
7. Kesimpulan : Sampel berasal dari populasi normal.
ix
ix
Lampiran 33
UJI HOMOGENITAS
METODE PEMBELAJARAN
1. Hipotesis
H0 : 21σ = 2
2σ = … = 2kσ
H1 : tidak semua variansi sama
2. Taraf Signifikansi (a ) = 0.05
3. Statistik Uji
úû
ùêë
é-= å
=
k
jjj SfRKGf
c 1
22 loglog.303,2
c
dengan c=úúû
ù
êêë
é-
-+ å ffk j
11)1(3
11
4. Komputasi
Eksperiment Kontrol No
X X2 X X2
1 25 625.00 25 625.00 2 25 625.00 25 625.00 3 30 900.00 30 900.00 4 30 900.00 30 900.00 5 30 900.00 30 900.00 6 35 1225.00 30 900.00 7 35 1225.00 35 1225.00 8 35 1225.00 35 1225.00 9 40 1600.00 35 1225.00 10 40 1600.00 35 1225.00 11 40 1600.00 35 1225.00 12 45 2025.00 35 1225.00 13 45 2025.00 40 1600.00 14 45 2025.00 40 1600.00 15 45 2025.00 40 1600.00 16 45 2025.00 40 1600.00 17 45 2025.00 45 2025.00 18 45 2025.00 45 2025.00
x
x
19 50 2500.00 45 2025.00 20 50 2500.00 50 2500.00 21 50 2500.00 50 2500.00 22 50 2500.00 50 2500.00 23 55 3025.00 50 2500.00 24 55 3025.00 50 2500.00 25 65 4225.00 50 2500.00 26 65 4225.00 55 3025.00 27 65 4225.00 55 3025.00 28 65 4225.00 55 3025.00 29 65 4225.00 60 3600.00 30 65 4225.00 60 3600.00 31 70 4900.00 60 3600.00 32 70 4900.00 60 3600.00 33 70 4900.00 60 3600.00 34 70 4900.00 65 4225.00 35 75 5625.00 65 4225.00 36 75 5625.00 65 4225.00 37 75 5625.00 70 4900.00 38 80 6400.00 75 5625.00 39 85 7225.00 75 5625.00 40 90 8100.00 80 6400.00
å X 2140 1935 å X2 126200.00 101975.00
ni 40 40 N 80 K 2 F 78
SSj 11710.000 8369.375 å SSj 20079.375
fi 39 39 Sj
2 300.256 214.599 log Sj
2 2.477 2.332 fi log Sj
2 96.622 90.934 RKG 257.428
C 1.013 f log RKG 188.031 å fi log Sj
2 187.556 c2 1.081
c20,05;1 3.841
Keputusan Homogen
xi
xi
5. Daerah Kritik (DK)
21;05.0c = 3.841; DK = { 2c | 2c > 3.841}
2c = 1.081Ï DK
6. Keputusan Uji : H0 tidak ditolak.
7. Kesimpulan : variansi populasi homogen.
xii
xii
Lampiran 34
UJI HOMOGENITAS
GAYA BELAJAR SISWA
1. Hipotesis
H0 : 21σ = 2
2σ = … = 2kσ
H1 : tidak semua variansi sama
2. Taraf Signifikansi (a ) = 0.05
3. Statistik Uji
úû
ùêë
é-= å
=
k
jjj SfRKGf
c 1
22 loglog.303,2
c
dengan c=úúû
ù
êêë
é-
-+ å ffk j
11)1(3
11
4. Komputasi
Visual Auditorial Kinestetik No
X X2 X X2 X X²
1 25 625.00 30 900.00 25 625.00 2 25 625.00 35 1225.00 35 1225.00 3 25 625.00 35 1225.00 50 2500.00 4 30 900.00 40 1600.00 60 3600.00 5 30 900.00 45 2025.00 65 4225.00 6 30 900.00 45 2025.00 75 5625.00 7 30 900.00 45 2025.00 8 30 900.00 50 2500.00 9 30 900.00 50 2500.00 10 35 1225.00 50 2500.00 11 35 1225.00 65 4225.00 12 35 1225.00 65 4225.00 13 35 1225.00 70 4900.00 14 35 1225.00 80 6400.00 15 35 1225.00 16 40 1600.00 17 40 1600.00 18 40 1600.00 19 40 1600.00
xiii
xiii
20 40 1600.00 21 40 1600.00 22 45 2025.00 23 45 2025.00 24 45 2025.00 25 45 2025.00 26 45 2025.00 27 45 2025.00 28 45 2025.00 29 50 2500.00 30 50 2500.00 31 50 2500.00 32 50 2500.00 33 50 2500.00 34 50 2500.00 35 55 3025.00 36 55 3025.00 37 55 3025.00 38 55 3025.00 39 55 3025.00 40 60 3600.00 41 60 3600.00 42 60 3600.00 43 60 3600.00 44 65 4225.00 45 65 4225.00 46 65 4225.00 47 65 4225.00 48 65 4225.00 49 70 4900.00 50 70 4900.00 51 70 4900.00 52 70 4900.00 53 70 4900.00 54 75 5625.00 55 75 5625.00 56 75 5625.00 57 75 5625.00 58 80 6400.00 59 85 7225.00
xiv
xiv
60 90 8100.00 å X 3065 705 310 å X2 172775.00 38275.00 17800.00
ni 60 14 6 N 80 K 3 F 77
SSj 16204.583 2773.214 1783.333333 å SSj 20761.131
fi 59 13 5 Si
2 274.654 213.324 356.6666667 log Si
2 2.439 2.329 2.552262523 fi log Si
2 143.888 30.278 12.76131261 RKG 269.625
C 1.047 f log RKG 187.169
å fi log S1
2 186.927 c2 0.531
c20,05;1 3.841
Keputusan Homogen
5. Daerah Kritik (DK)
21;05.0c = 3.841; DK = { 2c | 2c > 3.841}
2c = 0.531 Ï DK
6. Keputusan Uji : H0 tidak ditolak.
7. Kesimpulan : variansi populasi homogen.
xv
xv
Lampiran 35
Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
1. Hipotesis
1) H0A : αi = 0 untuk setiap i (tidak ada perbedaan efek antara baris
terhadap variabel terikat)
H1A : ada αi ¹ 0 (ada perbedaan efek antar baris terhadap
variabel terikat)
2) H0B : βj = 0 untuk setiap j (tidak ada perbedaan efek antara kolom
terhadap variabel terikat)
H1B : ada βj ¹ 0 (ada perbedaan efek antar kolom terhadap
variabel terikat)
3) H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap pasang (i, j) (tidak terdapat interaksi
baris dan kolom terhadap variabel terikat)
H1AB : ada (αβ)ij ¹ 0 (terdapat interaksi baris dan kolom terhadap
variabel terikat).
2. Taraf Signifikansi a = 0,05
3. Komputasi
N = 30 + 8 + 2 + 30 + 6 + 4= 80
n h =
41
61
301
21
81
301
)3)(2(
+++++ = 5,4135
a. Menghitung komponen JK
pqG 2
)1( = = )3)(2(
308,6252
= 15874,898
å=ji
ijSS,
)2( = 8636,67 + 1821,88 + 800 + 7474,17 + 870,83 + 1068,75 =
20672,292
å=i
i
q
A2
)3( =3
146,9172
+37083,161 2
= 15911,364
xvi
xvi
å=j
j
p
B 2
)4( =21667,102 2
+22083,100 2
+225,106 2
= 15884,4002
å=ji
ijAB,
2)5( = 52,3332 + 54,3752 + 552 + 49,8332 + 45,8332 + 51,252
= 15931,0365
b. Jumlah kuadrat (JK)
JKA = { })1()3( -hn
= 5,4135 (15911,364 – 15874,8984) = 197,4076 JKB = { })1()4( -hn = 5,4135 (15884,4002 – 15874,8984) = 51,4380
JKAB = { })4()3()5()1( --+hn .
= 5,4135 (15874,8984 + 15931,0365 – 15911,3640 – 15884,4).
= 55,0595 JKG = (2) = 20672,292
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
= 197,4076 + 51,4380 + 55,0595 + 20672,292 = 20976,1967 c. Derajat kebebasan(dk)
dkA = 2 - 1 = 1 dkT = 80 - 1 = 79
dkB = 3 - 1 = 2 dkG = 80 – (2)(3) = 80 – 6 = 74
dkAB = (2-1)(3-1) = 2
d. Rataan kuadrat (RK)
RKA = dkAJKA
= 1
197,4076 = 197,4076
RKAB = dkABJKAB
= 2
51,438 = 25,719
RKB = dkBJKB
= 2
55,0595 = 27,5298
RKG = dkGJKG
= 74
20672,2917 = 279,3553
xvii
xvii
Eksperimen Kontrol
Gaya Gaya Gaya Gaya Gaya Gaya
Belajar Belajar Belajar Belajar Belajar Belajar
No
Visual Auditorial Kinestetik Visual Auditorial Kinestetik
1 25 30 35 25 35 25
2 25 45 75 30 35 50
3 30 45 30 40 65
4 30 50 30 45 65
5 35 50 30 50
6 35 65 35 70
7 40 70 35
8 40 80 35
9 40 35
10 45 40
11 45 40
12 45 40
13 45 45
14 45 45
15 50 50
16 50 50
17 55 50
18 55 50
19 55 55
20 55 60
21 65 60
22 65 60
23 65 60
24 65 65
25 70 70
26 70 70
27 75 70
28 75 75
29 85 75
30 90 80
N 30 8 2 30 6 4
å X 1570 435 110 1495 275 205
å X2 90800 25475 6850 81975 13475 11575 52.33333333 54.375 55 49.83333333 45.833333 51.25
C 82163.33333 23653.125 6050 74500.83333 12604.167 10506.25
SS 8636.666667 1821.875 800 7474.166667 870.83333 1068.75
X
xviii
xviii
Jumlah Rataan :
Besaran-besaran :
A1 (konvensional) 146.9167 nH 5.4135
A2 (STAD dgn Quantum
Learning) 161.7083 (1) 15874.8984 G^2/pq
B1 (Visual) 102.1667 (2) 20672.2917 S SS B2
(Auditorial) 100.2083 (3) 15911.3640 S A²/q q=3 B3
(Kinestetik) 106.2500 (4) 15884.4002 S B²/p p=2
G 308.6250 (5) 15931.0365 S
4. Statistik Uji
Fa =RKGRKA
=279,3553197,4076
= 0,7067
Fb =RKGRKB
=279,355325,7190
= 0,0921
Fab =RKGRKAB
=279,355327,5298
= 0,0985
5. Daerah Kritik
(1) Daerah kritik untuk Fa adalah DK { Fa│Fa > F 0,05:1; 74 = 3,979}
(2) Daerah kritik untuk Fb adalah DK { Fb │ Fb > F0,05:2; 74 = 3,129}
(3) Daerah kritik untuk Fab adalah DK { Fab │ Fab > F0,05:2; 74 = 3,129}
6. Keputusan Uji
H0A tidak ditolak, karena Fa = 0,7067 < 3,979 = F 0,05:1;74
H0B tidak ditolak, karena Fb = 0,0921 < 3,129= F 0,05:2 ;74
H0AB tidak ditolak, karena Fab = 0,0985< 3,129 = F 0,05:2; 74
7. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Sumber JK dk RK Fobs Ftabel Kep. Uji
A 197.4076 1 197.4076 0.7067 3.979 Ho Tidak ditolak
B 51.4380 2 25.7190 0.0921 3.129 Ho Tidak ditolak
AB 55.0595 2 27.5298 0.0985 3.129 Ho tidak ditolak
Galat 20672.2917 74 279.3553 - - -
Total 20976.1967 79 - - - -
X
xix
xix
8. Kesimpulan
a. Pada efek utama baris (A), H0A tidak ditolak.
Hal ini berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
pendekatan quantum learning dan metode konvensional pada sub pokok
bahasan persamaan garis lurus.
b. Pada efek utama kolom (B), H0B ditolak.
Hal ini berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang
mempunyai gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar
kinestetik pada sub pokok bahasan persamaan garis lurus.
c. Pada efek utama interaksi (AB), H0AB tidak ditolak.
Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara metode mengajar dan gaya
belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar siswa pada sub pokok
bahasan persamaan garis lurus.