Q .. · 2014. 6. 18. · dapat digi.makan untuk berbelanja, penarikan uang ... Bank Islan1 Malaysia...

103
l?ERBANDINGAN PENDAPATAN KARTU KREDIT DENGAN KARTU KREDIT SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syaiiah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Saijana Ekonomi Islam (S.E.I) Oleh: i gL '\n. fnduk klasifikasi RADEN NENENG ZAKIAH NIM: 104046101657 : ···;;;.:_r· ............. I ................. _ : ......... \?. .. :;;' ••. 9.:\ .. :-; ... 00..CD : .. Q .. \.LQ .. ":'." .. !2.\..-, ... KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONO!\H SYARIAH) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA 1430 H/ 2009 M

Transcript of Q .. · 2014. 6. 18. · dapat digi.makan untuk berbelanja, penarikan uang ... Bank Islan1 Malaysia...

  • l?ERBANDINGAN PENDAPATAN KARTU KREDIT DENGAN

    KARTU KREDIT SYARIAH

    (Studi Kasus Pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta)

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Syaiiah dan Hukum

    untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Saijana Ekonomi Islam (S.E.I)

    Oleh:

    i gL

    '\n. fnduk

    klasifikasi

    RADEN NENENG ZAKIAH

    NIM: 104046101657

    : ···;;;.:_r· ............. I ................. _ : ......... \?. .. :;;' ••. 9.:\ .. :-; ... 00..CD : .. Q .. \.LQ .. ":'." .. !2.\..-, ... ~.S.~

    KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

    PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONO!\H SYARIAH)

    FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

    UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH

    JAKARTA

    1430 H/ 2009 M

  • LEMBARPERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan babwa:

    1. Skripsi ini merupakan basil karya asli saya yang diajukan untuk memenubi salab

    satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeti (UIN) Syatif

    Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telab saya cantumkan sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syaiif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika di kemudian bari terbukti bahwa karya ini bukan hasil kaiya asli saya atau

    merupakan basil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

    yang berlaku di Universitas !slain Nege1i (UIN) SyarifHidayatullah Jakaiia.

    Jakarta,

  • PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skripsi yang berjudul Perbandingan Pendapatan Kartu Kredit Dengan Kartu

    Krdit Syariah (Studi Kasus pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta), telah

    diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum VIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta pada tangga.J I l Nopember 2009. Skripsi ini telah diterima

    sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) pada

    Program Studi .Muamalat.

    Ketua

    Sekretaris

    . Pembimbing I

    Jakarta, 16 Nopember 2009

    as Syariah dan Hukum

    (

    Panitia Ujian Munaqasyah

    : Dr. Eu is Amalia, M.Ag

    NIP. 197107011998032002

    ? __.-f.:::: ........................ ..

    : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH

    NIP. 197407252001121001

    : Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd

    NIP. 195607121981031003

    ( ... ~ ............. ) "'

    Pembimbing II : Edi Setiadi, SE, MM

    Penguji I

    Penguji II

    : Dr. Jsnawati Rais, M.A.

    NIP. 1957 1027 1985 0320 01

    : Mu'min Roup. S.Ag., MA

    NIP.150281979

  • PERBANDINGAN PENDAPATAN KARTU KREDIT DEN GAN

    KARTU KREDIT SYARIAH

    (Studi Kasus Pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta)

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum

    Unh1k memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

    Saijana Ekonomi Islatn (S.E.I)

    Oleh:

    RADEN NENENG ZAICTAH

    NIM. 1040 4610 1657

    Di Bawah Bimbingan

    v~

    DRS. H. ZAINUL RIF~hsuF, M.PD NIP. 1956 7121981031003

    KONSENTRASIPERBANKANSYARIAH

    PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

    FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1430H/2009

  • ABSTRAKSI

    A. Raden Neneng Zakiah (104046101657) B. Perbandingan Pendapatan Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah C. v+ 73 D. Kata Kunci : Pendapatan, Kartu Kredit, Kartu !Credit Syariah, Bunga dan Ijarah. E. Perbedaan Pendapatan pada Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah dan

    Sh·ategi Bank Syariah dalam Menghadapi Persaingan antar Kartu Kredit. F. Tujuan : Mendeslaipsikan penyebab terjadinya perbedaan antara kartu laedit

    dengan krutu kredit syariah dan strategi yang digunakan oleh bank syariah dalrun menghadapi persaingan antar kartu ]credit. Metode Pcnelitian : Desktiptif Analitis. Hasil Penelitian : Pada dasarnya kartu kredit syariah memiliki fungsi yang sama dengan kartu laedit konvensional yaitu dapat digi.makan untuk berbelanja, penarikan uang, pembayaran tagihan bulanan, dru1 lain sebagainya. Tetapi ada perbedaan yang mendasar yaitu tidak adanya bunga dalrun transaksi kartu kredit syariah melainkan fee (ujroh). Sedangkan denda yang dikenakan bank terhadap nasabah wan prestasi tidak diakui sebagai pendapatan, melainkru1 disalurkru1 sebagai dana sosial. Adapun strategi yang diterapkan bank danrunon cabang syariah dalrun memasarkan dirhrun card yaitu dengan penawaran seperti bebas bunga clan biaya iuran bulanru1 (monthly membership fee) yang lebih murah dibanding interest rate dinilai dapat membuat pertumbuhan pengguna dirhrun card melesat mencapai 212% dibanding pertumbuhan kmiu kredit yang hanya mencapai 19,8% pada tahun 2008. Kcsimpulan : Kartu !credit syariah berbeda dengan kartu kredit dari segi biaya yang menjadi pendapatan bagi bank se1ia strategi yang diterapkan cukup ampuh melihat peningkatan pengguna kartu !credit syariah yang cukup tinggi dibanding pengguna kartu kredit.

    G. Bulrn: 17, Dokumcn: 2, Internet: 16, Kamus I.

  • KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmaanirrahim

    Alhamdulillahi rabbi! 'alamiin. Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta

    alam, atas segala rahmat dan nikmat-Nya serta pertolongan-Nya yang tiada terhingga

    kepada semua makhluk-Nya, khususnya kepada penulis sehingga dapat

    menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah

    keharibaan baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya

    kepada jalan kebenaran hinggga yaumil qiyamah.

    Perkenankan penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah

    memberikan bantuan, motivasi se1ia masukan terhadap penulis dalam menyelesaikan

    penulisan skripsi ini, diantaranya :

    I. Abah dan mama tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun

    materiil serta doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    2. Keluargaku, teteh dan kaka, abang dan keponakanku, juga abduh yang telah

    banyak memberi bantuan.

    3. Bapak Drs. H. Zainul Arifin dan Bapak Edy Setiadi, SE, MM., selaku dosen

    pembimbing I dan II, yang telah meluangkan waktu dan tenaganya

    membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

    4. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MM., selaku dekan

    Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

  • 5. Ibu Euis Amalia, M.Ag., selaku ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi

    Islam) dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag., selaku sekretaris Program

    Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

    6. Pimpinan serta staff Perpustakaan Utama UIN serta Perpustakaan Fakultas

    Syariah dan Huk:um UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

    penulis dalam melengkapi literatur guna mendukung penulisan skiipsi ini.

    7. Bapak dan ibu dosen serta segenap Civitas Akademika Fakultas Syariah dan

    Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakaiia.

    8. Bapak Henry Asser Nasution, SE selaku Manajer Bank Danamon yang telah

    meluangkan waktunya disela-sela kesibukkannya demi membantu penulis

    dalam menyelesaikan skripsi ini.

    9. Bibah, Nina, Yana, Ani, Nunung, Roni dan semua rekan-rekan Jurusan

    Muamalat Prograin Studi Perbankan Syariah. Anak-anak paradise house;

    Rifqy, Zizah , dll. Anak KAMMI dan LDK yang tidak dapat penulis sebutkan

    satu persatu.

    I 0. Dai1 semua pihak yang tidak mungkin penulis ucapkan satu persatu, terima

    kasih atas bantuan dan dukungannya.

    Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberik:an kontribusi terhadap

    pengembangan khazanah keilmuan yang ada, khususnya dalam bidang Ekonomi

    Islam.

    Jakarta, September 2009

    Penu!is

  • DAFTARISI

    Hal am an

    ABSTRAKSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... v

    KATA l'ENGANTAR ···························································· Vl

    DAFTARISI ....................................................................... viii

    DAFT AR TABEL ......... ............ ................................. ........... x1

    DAFT AR GAMBAR ................................................................................. xn

    BABI PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I

    B. Batas an Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

    C. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... 6

    D. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 6

    E. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 7

    F. Metode Penelitian . .. . . . . .. . . . . . . . .. . .. . .. ... . .. ... ... .... .. . . .... 7

    G. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu . .. . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . .. 11

    H. Pedoman Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 13

    I. Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

  • BAB II LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Konseptual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15

    A.I. Kmtu Kredit ................................................ 15

    A.2. Kartu Kredit Syariah .. .. . . .. .. . . .. .. .. . . .. .. . . . .. . . .. .. .... 17

    A.3. Pendapatm1 Bm1k .. . . .. .. .. . . .. .. . . .. .. .. . .. .. .. .. .. . . .. .. . 24

    B. Operational Konsep . .. .. . . .. .. . . . . . .. .. .. .. .. . . .. .. .. . .. .. .. .. .. 28

    C. Hipotesis .......................................................... 31

    BAB III PEMBAHASAN

    A. Perkembangan Perba!Jkan da!l Sistim Syarial\ di Indonesia 32

    A. I. Analisis Deskiiptif V ariabel .. . . .. .. . . . . . .. .. . . .. .. . . . . .. 40

    A.2. Letak Persmnaa!l dan Perbedaan a!ltara Kartu Kredit

    dengan Kartu Kredit Syariah .. . . .... .. . .. .. . . . . .. . . . . .. . 43

    A.3. Gmnbaran Umum Sistem Syariah pada Studi Kasus

    di Bank Danmnon Syariah . . .. .. .. . . . .. .. . . . .. .. . . . .. . . .. 52

    B. Pendapata!l dari Kartu Kredit da!l Kartu Kredit Syariah . . . 55

    B. l. Meka!lisme Perhitungm1 Pendapata!l dari Kartu Kredit 55

    B.2. Meka!lisme Perhitunga!l Pendapata!l dari Kartu Kredit

    Syariah ...................................................... 56

    B .3 Analisis Perbm1dinga!l Tingkat Ketaha!lan Market

    Kmiu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah . . . . . . . . . . . . 58

    B.4 Strategi Kartu Kredit dalam Menghadapi Persaingan 60

  • BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. .. . .. . . . . .. . . . . . . .. 71

    B. Saran............................................................... 72

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 73

    LAJ\IPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 77

  • - . DAFT AR TABEL

    01. Tabel 2.1 Analisa Vaiiabel . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. ... . .. . .. . . . . . . . . ... 30

    02. Tabel 3.2 Jmingan Kantor Perbankan Symiah ............... .......... 35

    03. Tabel 3.3 Perbedaan dan Persmnam1 Kartn Kredit .......................... 51

    04. Tabel 3.4 Fasilitas Airport Lounge ... . .. .. .. .. ... ... .. .. .. . .. . . .... ..... 70

  • DAFTAR GAMBAR

    1. Gambar 2.1 Operational Concept.......................................... 29

    2. Gambar 3.2 Grafik Asel, DPK, PYD Bank Umum Syariah

    dan Unit Usaha Syariah ................................................... 38

    3. Gambar 3.3 Penyaluran Dana Bank Umum Syariah dan Unit

    Usaha Syariah .................................................................. 39

    4. Gambar 3.4 Kartu Kredit dan Kartu Kredit Syariah ............................ 42

    5. Gambar 3.5 Skema Transaksi Kartu Kredit ...... ...... ................... 46

  • BABI

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan suatu

    perwujudan dari permintaan masyarakat yang semakin membutuhkan suatu sistim

    perbankan alternatifyang selain menyediakan jasa perbankan atau keuangan yang

    sehat, juga memenuhi p1insip-prinsip syariah.

    Perkembangan bank syariah di Indonesia sendili tidak terlepas dari

    pengaruh perkembangan perbankan syariah di negara-negara lain. Seperti di

    Pakistan (akhir tahun 1950-an) dan India (Jemaat -e- Islami Hind, 1968) yang

    menerapkan sistim pinjaman bebas bunga.1 Kemudian Faisal Islamic Bank (1978)

    sebagai bank syariah pertama yang didirikan di Mesir, Faisal Islamic Bank of

    !Gbris (1983) di Siprus, Kuwait Finance House (1977) di Kuwait, Citi Islamic

    Bank of Bahrain, Faysal Islamic Bank of Bahrain, dan al-Barakah Bank di

    Bal1rain, Bank Islan1 Malaysia Berhad (1983) di Malaysia, juga Iran dan Turki

    yang juga memiliki Bank Syariah. 2

    Selain berkembang di beberapa Negara di dunia, juga terdapat bank

    syaiia11 bertaraf internasional, yaitu Islamic Development Bank (IDB) yang

    1 Muhammad Ghafur W, Potret Perbankan Syariah Terkini (Kajian Kritis Perkembangan Perbankan Syariah), (Yogyakarta: Biruni Press, 2007), h. 2

    2 Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Pral.1ek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 22-25

  • 2

    didirikan pada tahun 1395 H/l 975 M. Sampai dengan tahun 1992, IDB telah

    beranggotakan 52 negara yang berpenduduk mayoritas muslim dengan modal

    sebanyak 2 miliar Islamic Dinar dan sudah mampu menjangkau negara-negara

    anggota IDB dan Asia Tengah, dengan kantor regionalnya di Almaty Kazakhstan

    pada tahun 1997.3

    Perkembangan bank syariah di Indonesia sendiri, juga tidak terlepas dari

    peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia

    (ICM!) pada lokakarya "Bunga Bank & Perbankan" di Bogor. Yang akhirnya

    berhasil terwujud dengan didirikannya Bank Muammalat Indonesia (BM!, 1

    November 1991).4

    Di Indonesia, legalisasi kegiatan perbankan syariah melalui UU no. 7

    tahun 1992 tentang perbankan, sebagaimana telah diubah dalam UU no.10 talmn

    ! 998 serta UU no.23 talmn 1999 .5 Setelah dikeluarkannya ketentuan per Undang-

    Undangan tersebut, sistim perbankan syariah telah menunjukkan perkembangan

    yang cukup pesat, dengan diiringi meningkatnya kompleksitas pennasalahru1 dan

    tantangan.

    Seperti umumnya lembaga usaha, bank syruial1 pun mempunyai tujuan

    yang sruna, yaitu meningkatkan pendapatan. Dengan meningkatnya pendapatan,

    akan meningkat pula laba yang diperoleh perusahaan yang akan digunakan untuk

    3 Ghafur, Potrel Perbankan Syariah Ter/..ini, h.3 4 Ibid. h.4 5 Sofyan S. Harahap, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah, ed. Revisi, (Jakarta: LPFE-USAKTI,

    2003), h. 1

  • 3

    keberlangsungan perusahaan tersebut. Untuk meningkatkan pendapatan, biasanya

    perusahaan melakukan inovasi produk untuk menggaet pasar. Dalam hal ini bank

    syariah melihat adanya kebutuhan masyarakat akan instrumen yang praktis, aman,

    nyaman dan efisien sehingga berfungsi untuk memudahkan berbagai transaksi di

    masyarakat seperti fungsi yang dimiliki kartu kredit, serta melihat potensi

    masyarakat di Indonesia yang mayoritas penduduk beragama Islam dan

    bangkitnya kesadaran untuk mempraktikkan Islam secara kaffah (utuh). Maka

    Bank syariah di Indonesia berinisiatif untuk mengeluarkan produk yang serupa

    tetapi tak sama dengan kartu kredit.

    Sebelum menjelaskan lebih jauh mengenai kartu kredit dan kartu kredit

    syaiiah, baiknya perlu dijelaskan bahwa kartu kredit yang dimaksud merupakan

    kartu kredit yang diterbitkan oleh bank konvensional, sedangkan kartu kredit

    syariah merupakan kaiiu yang diterbitkan oleh bank syariah. Penulis

    menggunakai1 istilah ka1iu kredit dan bukan kartu kredit syariah, karena dari

    literatur ya11g penulis temui selama penelitian ini tidak ada yang menggunakan

    istilah kaiiu kredit konvensional.

    Menurut Taswan, SE, M.Si, kmiu kredit merupakai1 kmiu yang dapat

    digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual-beli barang dan jasa.6 Karena

    merupakan alat pembayaran yang sangat praktis, kartu kredit banyak diminati

    oleh masyarakat kalangan menengah ke atas.

    6 Tas\van, SE., I\11.Si, Akuntansi Perbankan, Transaksi dalanz f/aluta Rupiah, ed. Revisi, (Semarang: UPP AMP YKPN, 2003), h. 235.

  • 4

    Fitur yang ditawarkan kartu kredit syariah sama dengan fitur yang ada di

    kartu kredit, bedanya kaiiu kredit syariah tidak membebankan bunga sepeserpun

    kepada nasabah. Intinya bank syariah dapat memberikan penawaran produk

    berkelas seperti yang dimiliki perbankan konvensional, tetapi dengan tetap

    menjaga prinsip symiah.

    Perkembangan kartu kredit syariah di Indonesia pun tidak terlepas dari

    pengaruh perkembangan katiu kredit syariah di negm«1-negara lain yang

    mempunyai sistim perbankan syaiiah sepe1ii Bahrain, Malaysia, Saudi Arabia,

    Kuwait, dan laiu sebagainya.7

    PT. Danmnon dalmn rangka untuk mewujudkan kemudahan transaksi

    umat Islam, khususnya bagi mereka para pengguna (nasabah) perbankan syariah

    di Indonesia, bekerjasama dengan Mastercard telah meluncurkm1 Dirham Card,

    kartu syatiah yang pertama di Indonesia dengan penawaran unik, fungsionalis,

    dan berbagai keuntungan lainnya sebagaimana kartu kredit biasa. 8

    Salah satu alasan yang menjadi pe1iimbangan diterbitkannya syariah card

    (kmiu kredit syatiah) yaitu fatwa dari Dewan Symiah Nasional Majelis Ulama

    Indonesia (DSN-MUI) no.54/DSN-MUl/X/2006 dan surat edaran Bank Indonesia

    no.9/l 83/DPbs/2007, bahwa diperlukan adanya instrumen pengganti dari kartu

    7 M. Luthfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, (Jakarta : Senayan Abadi Publishing, 2003), h. 203-205

    8 Antara, "Bank Danamon Luncurkan Dirham Card", artikel diakses pada 12 Januari 2009 dari http://www.antara.eo.id/arc/2007 /7 /19/bank-danamon-luncurkan-dirham-card/ _

  • 5

    kredit yang tidak berprinsipkan bunga sebagai produk altematif yang aman dan

    menentramkan. 9

    Meskipun demikian, masih terjadi perdebatan dikalangan masyarakat

    mengenai pendapatan yang akan diterima bank syariah dari kartu kredit syariah.

    Sementara bank konvensional sudah jelas akan mendapatkan keuntungan berupa

    bunga dari transaksi kartu kredit tersebut.

    Atas dasar latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti

    mengenai "Perbandingan Pendapatan Kartu Kredit dengan Kartu Kredit

    Syariah. (Studi Kasus pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta)"

    B. Batasan Masalah

    Pendapatan bank syariah bisa diperoleh dari produk pembiayaan; berupa

    al-mudharabah, al-musyarakah, al-murabahah, al-bai' bitsaman ajil dan ijarah,

    dalam bentuk bagi hasil, mark up; mark up disini dimaksudkan selisih dari harga

    beli dengan harga pokok penjualan atau dapat disebut juga sebagai keuntungan

    dari transaksi murabahah di bank syariah, dan sewa, serta dari pembeiian

    pinjaman; berupa biaya administrasi dan fee untuk penggunaan fasilitas. Karena

    luasnya pembahasan mengenai pendapatan bank syariah ini, maka penulis

    membatasinya dengan hanya meneliti pada pendapatan bank konvensional yang

    diperoleh dari kmiu kredit dibandingkan dengm1. pendapatan bank syariah yang

    9 Safruddin, "Dirham card KKS pertama di Indonesia", artikel diakses pada 12 Januari 2009 http://safruddin.wordpress.com/2007/08/04/dirham-card-kartu-kredit-syariah-pertama-di-indonesia/

  • 6

    diperoleh dari kartu !credit syariah (studi kasus di Bank Danamon Cabang Syariah

    Jakarta).

    C. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana mekanisme perhitungan pendapatan yang diperoleh bank dari

    kartu !credit konvensional dan lcartu !credit syariah?

    2. Bagaimana strategi kartu !credit syariah dalam menghadapi persaingan?

    D. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui perbedaan fundamental antara kartu !credit konvensional

    dengan kartu !credit syariah.

    2. Untuk mengetahui penerimaan apa saja yang diakui sebagai pendapatan bagi

    bank dari produk kartu !credit dan kartu !credit syariah.

    3. Mengetahui mekanisme perhitungan pendapatan yang diterima oleh bank dari

    kartu !credit dan kartu !credit syariah.

    4. Untuk mengetahui strategi kartu !credit syariah dalam menghadapai

    persaingan antara kartu !credit yang tela11 lebih dulu hadir.

  • E. Manfaat Penelitian

    1. Dunia Akademik

    7

    Diharapkan basil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan

    bagi para akademisi, baik dosen, mahasiswa maupun pelajar yang berkaitan

    langsung maupun yang tertarik dengan dunia perbankan syaiiah.

    2. Dunia Praktisi

    Diakui memang pembahasan mengenai kartu kredit syariah tergolong

    baru, terutama mekanisme cara dan strategi yang diterapkan oleh Bank

    Danainon Syaiiah dalam menghadapi persaingan antar kartu kredit dengan

    kartu kredit syariah.

    Diharapkan bisa meajadi acuan bagi stake holder mengenai strategi

    Danamon Syariah dalam menghadapi persaingan tersebut.

    3. Masyarakat luas

    Persepsi yang beredar di masyarakat amat beragain mengenai kartu

    kredit syariah, halalkah atau sama saja dengan kartu kredit biasa. Diharapkan

    hasil dari penelitian ini memberikan pencerahan infonnasi mengenai produk

    kartu kredit syariah.

    F. Metode Penelitian

    I. Desain Penelitian

    Dalam ilmu penelitian dikenal dengan tigajenis penelitiai1, diantarai1ya

    adalal1 penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, dan penelitian eksplanatif.

  • 8

    Selain ketiga Jems metode penelitian tersebut, Mohtar Mas'oed

    menambahkan apa yang disebut dengan metode penelitian prediktif, yaitu

    penelitian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan apa yang akan terjadi

    dimasa yang akan datang. 10

    Pemilihan metode penelitian sangat penting bagi seorang peneliti ha]

    ini untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat mencenninkan realitas yang

    ada, kesalahan dalam pemilihan metode penelitian menyebabkan basil

    penelitian menjadi tidak akurat. Penelitian mernpakan cara ilrniah untuk

    mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 11

    Penulisan skripsi ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif,

    yakni penelitian untuk menggarnbarkan secara tepat dan apa adanya rnengenai

    sifat-sifat atau gejala suatu keadaan atau untuk menentukan suatu frekuensi

    dan penyebaran suatu frekuensi dari adanya hubungan tertentu antara suatu

    gejala dengan gejala lainnya. Metode deskriptif, adalah rnetode yang meneliti

    suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu komoditi, suatu sistern

    pemikiran, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari

    penelitian ini, untuk membuat deskriptif, garnbaran atau lukisan secara

    sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat serta hubungan

    antar fenomena yang diselidiki.

    10 !v!ohtar Mas'oed, Jbnu Hubungan Internasional: disiplin dan n1etodo/ogi, (Jakarta: LP3ES, 1990), h.79

    11 Ali Mau!udi, Statistik I: Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, (Jakarta: P3EI, 2006), h.l

  • 9

    2. Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana sumber data

    tidak berbentuk angka, 12 hitung-hitungan, pengukuran dan rangking.

    Penelitian kualitatif umumnya sulit diberi pembenaran secara

    matematik, ia lebih kepada penyampaian perasaan atau wawasan yang

    datanya diambil berdasarkan sample (contoh). Walaupun demikian, penelitian

    kualitatif mampu menyediakan informasi penting yang kemudian bisa

    dijelajahi melalui penelitian kualitatif. 13

    3. Data penelitian

    Adapun data penelitian diperoleh dari :

    1) Data primer; data yang diperoleh dari lembaga terkait, bernpa wawancara

    dan dokumenter.

    2) Data sekunder; buku atau data yang sudah dipublikasikan dalam bentuk

    buku, media cetak maupun elektronik.

    4. Teknik pengumpulan data

    Teknik pengumpulan data mernpakan unsur penting dalam penelitian

    kualitatif. Maka dari itu, penulis menggunakan data yang tersedia yaitu data

    sekunder, data ini mernpakan data yang bukan diusahakan sendiri

    pengumpulannya oleh peneliti. Pengumpulan data antara lain melalui

    penggunaan teknik studi pustaka (librmy research) yakni melalui buku-buku

    12 Ibid, h. 6 13 Husein Umar, Afetode Penelitian untuk sk:ripsi dan tesis bisnis, (Jakarta : PT. Raja Grafindo,

    t.t), h.15

  • 10

    bacaan, jurnal ilmiah, majalah, surat kabar, internet, se1ia dokumen dan arsip-

    arsip yang menunjang dan telah diteliti lebih dahulu, penulis memperoleh data

    sekunder dan informasi yang diperlukan.

    Teknik pengumpulan data yang lain adalah wawancara, yaitu

    merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi untuk memperoleh

    informasi yang dilakukan dengan bertanya langsung kepada narasumber. 14

    5. Objek Penelitian

    Objek penelitian sangat erat kaitannya dengan masalah yang diteliti

    dalam sebuah penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini yang menjadi objek

    adalah kartu kredit clan kartu kredit syariah yang terdapat di Bank Danamon.

    Unit analisa yang digunakan dalam pe1masalahan yang diangkat oleh penulis

    adalah "Bank".

    6. Teknik Pengolahan Data

    Sebagai tahap akhir metode penelitian ini adalah metode pengolahan

    data atau analisa data. Metode ini berisikan bagaimana cara yang akan

    digunakan dalam penulisan untuk mengolah data yang telah terkumpul

    sehingga dapat menjawab masalah pokok penelitian tersebut secara tepat dan

    akurat. 15 Pengolahan data merupakan proses mengatur urusan data,

    mengorganisasikan dalam suatu pola kategori dalam satuan uraian dasar.

    14 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Met ode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3ES, 1981 ), h.122

    15 Sofyan Effendi, Prinsip-prinsip Analisa Data, (Jakarta : PT. Grafindo, 1981 ), h.267

  • 11

    Dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, data mentah

    yang diperoleh dari lembaga terkait, buku-buku maupun data diolah kemudian

    disusun ulang agar dapat menjadi bagian yang menyatu dalam teks ..

    G. Tinjauan (Review) Kajian Studi Terdalrnlu

    1. "Analitis Persepsi Bankers (Danamon Syariah dan DKI Syariah) dan

    Masyarakat terhadap Penerbitan Kartu I

  • 12

    3. "Syariah Card dan Aplikasinya pada Produk Dirham Card di Bank Danamon

    Syariah" oleh Edy Susanto (104046101575) Konsentrasi Perbankan Syariah,

    Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum,

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakmia 1429 HI 2008 M. Edy

    membahas dalam skripsinya mengenai adanya kesesuaian Syariah Card

    dalam penerapannya pada produk Dirham Card yang telah dikeluarkan oleh

    bank Danamon Syariah.

    Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa terdapat aspek yang sama

    dari penelitian ini dengan beberapa penelitian sebelumnya yang membahas

    mengenai objek yang sama yaitu kaiiu kredit syariah. Akm1 tetapi terdapat

    perbedaan sudut pandang dalam pe11elitian ini dengan penelitian sebelumnya,

    ba11wa penelitian ini menitikberatkan pada perolehan pendapatan yang diperoleh

    bank syariah dmi produk kartu kredit syariah dibendingkan dengan perolehan

    pendapatm1 bagi bank konvensional dari produk kmiu !credit. Berbeda dengan

    penelitian sebelumnya yang membahas mengenai persepsi karyawan bank dan

    masyarakat umum terhadap penerbitan kartu kredit syariah, analisis SWOT, dan

    kesesuaian antara syariah card pada fatwa MUI terhadap aplikasinya di bank

    syariah.

  • 13

    H. Pedoman Penulisan

    Adapun teknik penulisan mernjuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi,

    Fakultas Syariah dan Hukum U!N Syarif Hidayatullah Jakaiia : UIN PRESS,

    2007.

    I. Sistematika Penulisan

    BAB I Pendalmluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah,

    Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode

    Penelitian, Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu, Pedoman Penulisan dan

    Sistematika Penulisan.

    BAB II Tinjauan Konseptual, terdiri dari teori-teori mengenai Kaiiu Kredit,

    Kartu Kredit Syariah dan Pendapatan Bank, serta Operational Konsep

    dan Hipotesis.

    BAB HI Pembahasan, terdiri dari Perkembangan Perbankan di Indonesia;

    Analisis Desk1iptif Variabel, Letak Persamaan dan Perbedaan antara

    Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah serta Gambaran Umum

    Sistem Syariah pada Studi Kasus di Bank Danainon Syariah, Pendapatan

    dari Kartu Kredit dan Kmiu Kredit Syariah; Mekanisme Perhitungan

    Pendapatan dari Kartu Kredit dan Kartu Kredit Syariah, Analisis

    Perbandingan Tingkat Ketahanan Market Kartu Kredit dengan Kartu

  • 14

    Kredit Syariah; dan Strategi Kartu Kredit dalam Menghadapi

    Persaingan.

    BAB IV Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan konseptual

    A.1. Kartu Kredit

    Menurut Taswan, SE., M.Si., kartu kredit merupakan kartu yang dapat

    digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang dan jasa, kemudian

    pelunasan atas penggunaannya dapat dilakukan sekaligus atau secara angsuran

    sejumlah minimum te1ientu. 1

    Kmiu kredit merupakm1 salah satu kmiu plastik yang beredar di Indonesia

    dan mulai beredar sejak terbitnya Surat Keputusan Menteri Keuangan

    no.1251/KMJ(.013/1988 tm1ggal 20 Oktober 1988.2 Ada beberapa kartu plastik

    lainnya yang berbeda fungsi penggunaannya, yaitu:

    a. Charge card adalah km·tu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran

    sesuatu transaksi barang dan jasa, kemudian pemegang kartu diwajibkan

    membayar kembali secara penuh seluruh tagihannya pada ald1ir bulan atau

    bulan berikutnya dengan atau tanpa beban tmnbaban.

    b. Kmiu debet (debit card), yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai perintah

    bayar atau pendebetan terhadap rekening pemegangnya. Transaksi dengan

    menggunakan kmiu debet adalah transaksi tunai yang pembayarannya tidak

    1 Tas\van, Akuntansi Perbankan, h. 235 2 Ibid, h. 235

    1 c

  • 16

    dengan uang tunai, tetapi melalui pembebanan rekening pemegang kmiu debet

    clan pengkreditan terhadap merchant.

    c. Cash card, adalah kmiu tunai, atau sering disebut juga kartu A TM, yaitu kaiiu

    yang dapat digunakan untuk penarikan tunai baik di counter-counter bank

    maupun pada anjungan A TM.

    d. Check guarantee card, yaitu kmiu yang dapat digunakan sebagai jaminan

    dalam penm·ikan eek oleh pemegang kartu tersebut. 3

    e. Smart card, yaitu kartu yang berfungsi sebagai rekening terpadu, kartu 1111

    dapat dihubungkan dengan rekening pribadi clan dapat menyimpm1 clan

    memperbaharui data dala111 microchip, sehingga pemegang kartu dapat

    mengetahui keadaan semua rekeningnya.

    £ Private label card, yaitu kartu yang bukan diterbitkan oleh bank, melainkan

    oleh suatu badan usaha seperti supe1market, hotel dan perusahaan lainnya.

    Pemakaian kartu ini hanya terbatas pada perusahaan yang mengeluarkannya.4

    Terdapatjugajenis kmiu plastik berdasarkan wilayah berlakunya:

    a. Kmiu plastik Iokal, yaitu kartu plastik yang berlaku pada wilayah tertentu,

    misalnya untuk seluruh Indonesia, contoh kartu ATM Bank Mua111malat

    Indonesia.

    3 Ibid, h. 235-236. •1 Johannes Ibrahi1n, Kartu Kredit, Dile111atis antara Kontrak dan Kejahatan, (t.t. : Refika

    Aditama, 2004), h. 15.

  • 17

    b. Kartu plastik intemasional, yaitu kmiu plastik yang berlaku dan dapat

    digunakan di seluruh dunia, contoh Visa, Mastercard, American Express,

    Dinners Club.5

    A.2. Kartu Kredit Syariah

    Kartu kredit syariah merupakan kmiu yang diterbitkan oleh bank

    syariah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya kartu

    kredit yang bebas bunga. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis

    Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 54/DSN-MUI/X/2006 bahwa kartu laedit

    syariah (syariah card) mempunyai akad-akad yang terkandung di dalmnnya6:

    a. Ijarah

    ljarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,

    melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

    kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.7

    Dari definisi diatas, maka dapat kita ketahui Rukun dari akad

    ijarah, yaitu:

    I) Mus ta 'jir I Penyewa atau pemberi upah

    2) Muajjir I Pemilik barang atau penerima upah

    3) Ma 'jur I barang atau obyek sewaan, atau sesuatu yang dikerjakan

    5 l'aswan,Akuntansi Perbankan, h. 236 6 MUI, "Fatwa DSN-MUI tentang Syariah Card", artikel diakses pada 12 Januari 2009 dari

    http://www.mui.or.id/mui_in/product_2/fatwa.php?id=64&pg=3 7 Syafi'i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, h. 117

  • 18

    dalam upah mengupah

    4) Ajran atau Ujrah I Harga sewa atau manfaat sewa

    5) !jab Qabul

    Adapun dalil yang mendasari akad ijarah sesuai dengan Finnan

    Allah SWT dalam Q.S. al-Baqarah: 233 ;

    "Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak

    dosa bagimu apabila kamu memberika11 pembaj1ara11 111en11r11t ya11g

    patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha

    Meliliat apa yang karnu ke1jakan."

    Dalam ayat tersebut diperbolehkan memberi upah orang lain untuk

    melakukan suatu peke1jaan dengan syarat agar memberikan upah atau

    pembayaran tersebut dengan cara yang baik, dan ayat tersebut menjadi

    dasar diperbolehkannya penggunaan akad ijarah dalam kehidupan

    bennasyarakat.

  • 19

    Kemudian dalil yang kedua yang menjadi dasar dari akad ijarah

    yaitu Haclits Nabi SAW :

    .,..J.::...i ,·11 ''··', "'"i I '" "!'1 .J=i '''ill; ,.L' J-1::, lil I . . ..,;;JI ,.,\ ·~=- ,·..,! ···=-~,... ~ ~ ,..,.... -~- _,. •W I- ,. "' ~1::1~ -- _,,,-~ ',,..,r- ~

    Dari Jbnu Umar bahwa Rasulullah bersabda, "Berikanlah upah

    pekerja sebelum keringatnya kering." (R.R. Ibnu Majah)8

    Hadits ini menjelaskan mengenai waktu pembayaran upah para

    pekerja agar segera dibayar sesuai dengan porsinya, karena apabila

    pembayaran tersebut clitunda dikhawatirkan akan menzalimi pekerja

    tersebut.

    Umumnya implementasi akad ijarah cli dunia perbankan

    merupakan suatu akad atau perjanjian bank dengan nasabah untuk

    menyewa suatu barang atau objek milik bank, dimana bank mendapatkan

    imbalan atau fee alas barang/objek yang disewakannya tersebut, clan

    diakhir periocle nasabah akan diberi kesempatan untuk membeli

    barang/objek tersebut atau biasa disebut ijarah muntahiya bit tamlik

    (IMBT).

    8 lbnu Hajar Asqalani, Bu/ughul Maram, (Beirut: Dar lhya, 773 HJ, h. 188.

  • 20

    b. Al-Qardh

    Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat

    ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa

    mengharapkan imbalan.9 Dalam perjanjian Al-Qardh, pemberi pinjaman

    (kreditor) memberikan pinjarnan kepada pihak lain dengan ketentuan

    penerirna pinjaman akan rnengembalikan pinjaman tersebut pada waktu

    yang telah diperjanjikan dengan jumlah yang sama ketika pinjaman itu

    d.b 'k IO 1 en an.

    Dari definisi diatas dapat diketahui rukun dari akad qardh, 11 yaitu :

    I. Pihak yang merninjarnkan (muqtaridh)

    2. Pihak yang rnemberikan pinjaman (muqridh)

    3. Dana (qiradh)

    4. Ijab qabul (sighat)

    Transaksi Al-Qardh diperbolehkan oleh para ulama12 berdasarkan

    fimrnn Allah dalam Q.S. Al-Hadiid: 11 :

    9 Syafi'J Antonio, Bank Syariah dari Teori Ice Praktek, h. 131 to Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Jslan1 dan Kedudukannya dalan1 Tata flukun1 Perbankan

    Indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1999), h.75 11 Slarnet Wiyono, Cara Mudah Memahan1i Akuntansi Perbankan Syariah, Berdasarkan PSAK

    dan PAPS!, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), h. 29-30 12 Syafi'i Antonio, Bank Syarialz Dari Teori ke Praktek, h. 132

  • 21

    "Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang

    baik, Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan

    dia akan memperoleh pahala yang banyak. "

    Dan Hadits Nabi :

    Jbnu Mas 'ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW berkata, "Bukan

    seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali

    kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah." (H.R. Ibnu Majah). 13

    Dari dalil diatas bahwa di an jurkan untuk meminjamkan apapun,

    baik bempa hmta maupun benda kepada orang lain sebagai bentuk

    pendekatan diri kepada Allah dan akan mendapatkan balasan disisi-Nya.

    Akad qardh sendiri merupakan akad ta 'awun atau tolong

    menolong dan saling membantu, dan bukan merupakan akad komersial.

    Akad qardh juga tel ah diperbolehkan oleh para ulmna dalam ijma' -nya,

    karena melihat tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa bantuan dan

    pe1tolongan saudaranya, dan tidak seorangpun yang memiliki segala

    13 Imam Hafidz Abi Abdillah Muhammad, Sunah Jbnu Majah, (Beirut: Dar Al Fiqr, 1995), h. 35

  • 22

    barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu pinjam meminjam sudah

    menjadi satu bagian dari kehidupan manusia di dunia ini. (Syafi'I Antonio

    : 2003).

    c. Kafalah

    Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)

    kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang

    ditanggung. Dalam pengertian lain kafalah juga berarti mengalihkan

    tanggungjawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung

    jawab orang lain sebagai penjamin. 14

    Finnan Allah dalam Q.S. Yusuf: 72 :

    "Penyeru-penyeru itu berseru, 'Kami kehilangan piala rqja dan

    barangsiapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh makanan

    (seberat) beban unta dan a/cu menjamin terhadapnya."

    14 Syafi'i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, h. 123-125

    '

  • 23

    Hadits Nabi Muhammad SAW dari Abu 'Ashim dari Yazid lbn

    Ubaid dari Salmah lbn Akwa' :

    Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW (mayat seorang lalci-

    Zaki untuk dishalatkan)... Rasulullah SAW bertanya "Apakah dia

    mempunyai warisan?" Para sahabat menjawab, "Tidak". Rasulullah

    bertanya lagi, "Apakah dia mempunyai hutang?" Sahabat menjawab "Ya,

    sejumlah tiga dinar. " Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk

    menshalatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Abu Qatadah lalu berkata,

    "Saya menjamin utangnya, ya Rasulullah. " Maka Rasulullah pun

    menshalatkan mayat tersebut. (H.R. Bukhari). 15

    Dalam operasional di bank, bahwa pihak bank memberikan

    jaminan kepada nasabah sehubungan dengan kontrak ke1ja atau perjanjian

    yang telah disepakati antara nasabah dengan pihak ketiga. Pada

    hakikatnya pemberian kafalah akan memberikan kepastian dan keamanan

    bagi pihak ketiga untuk melaksanakan isi kontrak atau perjanjian yang

    15 Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al Bukhari Al Ja'fi, Shahih Bukhari Juz II, (Beinll: Daar !bnu Katsir, 1987), h. 799

  • 24

    telah clisepakati, tanpa khawatir apabila te1jacli sesuatu clengan nasabah,

    sehingga nasabah ciclera janji untuk memenuhi prestasinya. (Institut

    Bankir Indonesia : 2003).

    A.3.Penclapatan Bank

    Sebelumnya perlu cliketahui bahwa clalam istilah akuntansi terclapat

    perbeclaan pengertian antara penclapatan clan penghasilan. Menurut PSAK 23

    tentang Penclapatan, penghasilan cliclefinisikan clalam Kerangka Dasar

    Penyusnnan clan Penyajian Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat

    ekonomi selama suatu periocle tertentu clalam bentuk pemasukan atau

    penambahan akti.va atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan

    ekuitas, yang ticlak berasal clari kontribusi penanam modal. Penghasilan

    (income) meliputi penclapatan (revenue) maupnn keuntungan (gain).

    Sementara penclapatan aclalah penghasilan yang timbul clari aktivitas

    perusahaan yang biasa clan clikenal clengan sebutan yang berbecla seperti

    penjualan, penghasilan (fee), bunga, cliviclen, royalti clan sewa.16 Seclangkan

    keuntungan clalam PSAK mengenai Kerangka Dasar Penyusunan clan

    Penyajian Laporan Keuangan, mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi clan

    pacla hakikatnya keuntungan ticlak berbecla clengan penclapatan .17

    Pengakuan penclapatan (revenue recognition) merupakan asums1

    akuntansi bahwa penclapatan merupakan suatu proses yang be1jalan secara

    16 Ikatan Aknntan Indonesia (!AI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 23.1

    17 Ibid, h.18

  • 25

    ten1s menerns tanpa terputus, sehingga untuk tujuan pelaporan akuntansi

    diperlukan pembatasan yangjelas tentang kapan suatu pendapatan diakui. 18

    a. Pendapatan bank konvensional

    Kegiatan utama bank adalah memupuk dana yang pada umumnya

    adalah berbunga (interest bearing) dan menanamkannya dalam aktiva

    produktif (earning assets). 19

    Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti

    pendapatan bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi, dan

    pendapatan lainnya sebagai akibat dari transaksi bank baik yang

    merupakan kegiatan utama ataupun bukan. 20

    1) Pendapatan Bunga

    Meliputi semua pendapatan bank yang berupa basil bunga

    dalam Rupial1 dan valuta asing (valas) dalam aktivitas operasionalnya,

    pendapatan bernpa komisi dan provisi yang diterima dalam rangka

    pembe1ian kredit.

    18 Aliminsyah dan Padji, Kamus Jstilah Keuangan dan Perbankan, Jnggris-Indonesia, Indonesia-Jnggris. (Bandung: Yrama Widya, 2003), h. 460-461

    19 !Al, PSAK, h.31.5 20 N. Lapoli\va, Akuntansi Perbankan, Akuntansi Transaksi Bank dalan1 Valuta Rupiah, Jilid I,

    (Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 2000), h. 264

  • 26

    Pendapatan operasional bank yang berupa hasil bunga

    diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut:

    a) Dari Bank Indonesia

    b) Dari bank-bank lain

    • Giro

    • Interbank call money

    • Simpanan berjangka

    • Surat berharga

    • Kredit yang diberikm1

    • Tabungan

    • Lainnya

    Dari pihak ketiga bukan bank

    • Surat berharga

    • Kredit yang diberikm1

    • Lainnya

    2) Pendapatan Operasional Lainnya

    Pendapatan operasional lainnya baik dari penduduk maupun

    bukan penduduk yang terdiri dari:

    a) Pendapatan provisi, komisi dan fee yaitu komisi/provisi dari

    transaksi derivative danfee dari kredit kelolaan.

  • 27

    b) Pendapatan transaksi valuta asmg yaitu keuntungan transaksi

    valas/derivative bernpa: Spot, Forward, Swap. clan Option.

    c) Pendapatan kenaikan nilai surat berharga. Kenaikan maupun

    penurnnan nilai surat berharga clilaporkan secara neto.

    3) Penclapatan Non Operasional

    Pendapatan yang diterima bank dari aktivitas non operasional,

    terdiri alas:

    a) Sewa

    b) Keuntungan

    c) Selisih kurs

    d) Hasil offeetting kredit rekening antar kantor dan bunga antar kantor

    e) Lainnya.

    b. Pendapatan Bank S)l'ariah

    Pendapatan bank syruiah diperoleh melalui clana bank yang

    dihimpun dalrun tiga po la penyaluran21 , yaitu :

    I) Prinsip Jual Beli yang meliputi murabahah, salam clan salam para/el,'

    istishna dan istishna para/el. Dalam prinsip ini akan cliperoleh

    pendapatan yang clisebut margin atau keuntnngan.

    21 Harahap, Akuntansi Perbankan Syariah, h. 9-10

  • 28

    ,,,,,,_""',~~---~·-''-~·---

    PERPUSTAKAAN IJTAMA l. UIN SYAHID .JAKARTA I

    2) Prinsip Bagi Hasil yang meliputi pembiayaan mudharabah dan

    pembiayaan musyarakah. Dalam prinsip ini akan diperoleh pendapatan

    yang disebut bagi hasil usaha.

    3) Prinsip Ujroh yang meliputi ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik.

    DaJam prinsip ini akan diperoleh upaJ1 (zljroh).

    Pendapatan dari penyaluran dana diatas merupakan pendapatan

    operas1 utama yang dibagi-hasilkan (profit distribution). Selain

    pendapatan operasi utanrn, bank syariall juga mempero!eh pendapatan lain

    yang menjadi hak sepenuhnya bank syariah yang tidak dibagi-hasilkan

    antara pemilik dan pengelola dana (bank). Pendapatan tersebut berasal

    dari fee based income, misalnya pendapatan alas fee kliring, .fee transfer,

    .fee inkaso, fee pembayaran payroll dan fee lainnya dari jasa yang

    diberikan bank. Dan pendapatan dari mudharabah muqayadah dimana

    bank bertindak sebagai agen.

    B. Operational Konsep

    Pada dasamya lembaga keuangan seperti bank baik konvensional maupun

    syariah mempunyai tujuan yang sama, yaitu meningkatkan pendapatan. Untuk itu

    bank mengeluarkan inovasi-inovasi produk demi meningkatkan kepuasan

    nasabah. Salah satu inovasi produk yang dikeluarkan oleh bank adalah kartu

    kredit.

  • 29

    Mengingat kondisi persamgan antar bank di Indonesia mengarah pada

    ekonomi syariah, maka bank-bank konvensional berlomba-lomba meluncurkan

    produk-produk syariah sepe1ii kartu kredit syariah.

    Hal ini disebabkan karena ketahanan sistim syariah dalam menghadapi

    krisis global.

    Bank syariah tetap dapat bertahan dari goncangan kiisis karena tidak

    bermain dalam produk yang spekulatif, tetapi mempunyai produk yang bukan

    spekulatif seperti halnya kaiiu kredit syariah.

    Be1ikut tinjauan operational concept tentang variabel dependent (X) dan

    independent (Y) :

    y

    ( Pendapatan )

    Gambar2.1 Operational Concept

    Kartu kredit

    XI

    X2

    Kartu Kredit Syariah

    )

    )

  • 30

    ,-Dalam hal ini penulis akan memaparkan analisa teoritis tentang variabel

    diatas :

    KONSEP PENDAPATAN

    Tabel 2.1 Analisa Variabel

    VARIABEL DIMENSI KARTU KREDIT PROD UK

    PANGSA PASAR

    KARTU KREDIT PROD UK SYARIAH

    INDIKATOR

    • Pendapatan yang diperoleh ad al ah bunga.

    • Apabila over limit dan terlambat bayar akan mendapatkan penalty yang keselurnhannya diala1i sebagai pendapatan bank.

    --------------------------------

    • Masyarakat umum

    • Pendapatan yang diperoleh adalah fee alas jasa.

    • Apabila over limit dan terlambat bayar akan dikenakan penalty yang diakui sebagai dana pengganti kerngian dan diakui sebagai dana sosial.

    • Menggunakan akad dalam transaksi.

    • Menawarkan S!Sl!lll yang bebas bunga (non riba) pad a maymitas penduduk yang muslim.

    • Dukuugan MUI

  • 31

    dengan dikeluarkannya fatwa.

    • Aclanya batasan . mengenai penggunaan kmiu kreclit syariah

    • Masyarakat umum PANGSA • Masyarakat muslim PASAR

    C. Hipotcsis

    Hipotesis dalam penelitian ini merupakan kesimpulan sementara dari

    rumusan masalah bahwa perbeclaan mekmnisme perhitungan penclapatan yang

    cliperoleh bank clari kartu kreclit syaiiah lebih baik clibmndingkan dengan kartu

    kreclit, karena kartu kreclit syariah menggunakan system sewa yaing bebas claii

    riba. Sementara kaiiu kredit menggunakan system bunga yang melilit konsumen

    ketika terjadi krisis.

    Strategi syariah dianggap lebih mainpu mengambil hati masyarakat ymng

    pada umumnya berpenducluk mayoritas muslim sehingga peningkatan grafik

    pengguna kartu kredit syariah meningkat tajam walaupun belum sebmnding

    dengan kartu kredit.

  • BAB III

    PEMBAHASAN

    A. Perkembangan Perbanlrnn dan Sistim Syariab di Indones:la

    Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

    kemudian mengalokasikannya dalam berbagai bentuk investasi. Karena

    karakteristik tersebut bank juga disebut sebagai lembaga kepercayaan dimana

    dalam setiap usahanya banyak diatur oleh pemerintah. 1

    Dengan semakin cepatnya perubahan iklim ekonomi dunia be1imbas pada

    perekonomian Indonesia. Termasuk kehacliran bank syariah di Indonesia banyak

    dipengaruhi oleh negara-negara yang telah lebih clulu menerapkan sistim syariah

    dan bahkan mendirikan lembaga keuangan yang be1prinsip syariah seperti

    Pakistan, India, Mesir, Siprus, Kuwait, Bahrain, Malaysia, Iran dan Turki.

    Di Indonesia sendiri upaya pengembangan bank syaiiah clilaksanakan

    dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat muslim akan suatu sistim

    perbankan yang sehat dan terpercaya clalam mengakomodasi kebutuhan akan

    layananjasa yang berprinsip syariah.2 Selain itu perbankan syariah diyakini lebih

    talrnn krisis dibanding bank konvensional, climana bank syariah tidak mengenal

    bunga yang selama ini dianut oleh bank konvmsional. Pada penghujung clekade

    1990 banyak bank yang terkena likuiclasi akibat negative spread atau keuntungan

    1 Harahap, Akuntansi Perbankan Syariah, h. 275 2 Syafi'I Antonio, Bank Syariah, h.223

  • 33

    minus karena bunga yang dibayar lebih tinggi daripada bunga yang didapat. Maka

    ketika keuntungan itu habis, lama. kelamaan modal yang digunakan untuk

    menutupinya. Ketika modalpun habis, bank-bank meminta bank sentral untuk

    menutupi kebutuhan likuiditasnya dengan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank

    Indonesia). Sedangkan dana BLBI tersebut merupakan uang rakyat, yang pada

    akhirnya rakyat pula yang menanggung dampaknya. Tercatat hingga akhir 1998

    sebanyak 64 bank dilikuidasi, 14 di-take-over pemerintah, dan 9 lainnya

    diwajibkan untuk rekapitulasi, tentunya dengan dana dari pemerintah.3

    Pengertian perbankan menurut Undang-undang no.7 tahun 1992

    sebagaimana telah diubah dengan UU No. I 0 tahun 19984 adalah :

    I) Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

    dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf

    hidup rakyat banyak.

    2) Bank Umnm adalah bank yang melaksanakan kegiatan nsaha secara

    konvensional atan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

    memberikan jasa dalam lain lintas pembayaran.

    3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan

    nsaha secara konvensional atan berdasarkan prinsip syariah yang dalam

    kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lain lintas pembayaran.

    3 Ibid, h. 224 4 Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h. 275

  • 34

    Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik usaha bank

    adalah menghimpun dana dari masyarakat kemudian dari segi penyalurannya

    tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan bagi bank sendiri tetapi juga

    meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Sementara fungsi dari bank umum dapat

    memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sementara BPRS tidak dapat

    melalcukan ha! tersebut.

    Dengan terbitnya UU no. 10 tahun 1998 telah memberikan peluang yang

    lebih luas bagi bank syariah untuk menjalankan usahanya, clan membuka

    kesempatan bagi bank konvensional untuk membuka cabang yang khusus

    menjalankan kegiatan berdasarkan prinsip syariah.

    a. Pertumbuhan Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, clan Bank

    Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia

    Pada mulanya jumlal1 bank syariah yang beroperasi di Indonesia barn

    beberapa saja yang berdiri seperti Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat

    Indonesia, Bank Mega Syariah clan lain-lain. Setelal1 beberapa tahun

    kemudian perkembangan sistim syariah di Indonesia dianggap mampu

    menggaet banyak nasabah, serta banyaknya pendapat para tokoh tentang daya

    talmn bank syariah terhadap krisis global yang terjadi pada tahun 1998 clan

    2009.

  • 35

    Akhirnya bank-bank lain mulai mengoperasikan system syariah seperti

    te1iera pada table juni 2009 terdapat 5 Bank Umum Syariah, 25 Unit Usaha

    Syariah dan 133 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah5 :

    Tabel 3. 2 Jaringan Kantor Perbankan Syariah

    Dari data yang ada terlihat bahwa peningkatan yang terj adi pada

    jumlah Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah maupun Bank Pembiayaan

    Syariah cukup stabil. Artinya tidak ada lonjakan kenaikan yang drastis pada

    masing-masing bank.

    5 BI, "Statistik Perbankan Syariah Juni 2009'', artikel diakses pada 27 Juni 2009 dari http://www.bi.go.id/web/id/S tatistik/S tatistik+Perbankan/Statistik+ Perbankan+Syariah/sps _ 0609 .hun, h.l

  • 36

    b. Pcrtumbuhan Kantor Cabang

    Pe1iumbuhan kantor bank symiah di Indonesia ikut berkembang pula

    sebagai konsekuensi dari munculnya bank-bank yang menerapkan sistim

    syariah. Pada tahun 2005 tercatat 550 kantor yang berdiri di Indonesia, tahun

    2006 sebanyak 637 kantor, tahun 2007 sebanyak 782 kantor dan akhir Juni

    2009 tercatat I. 107 kantor yang berdiri tersebar di seluruh Indonesia dihitung

    berdasarkan total dari seluruh Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan

    Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.6

    c. Pertumbuhan Sumber Daya Manusia di Perbankan Syariab

    Sebagai daya dukung perkembangan bank syariah, dibutuhkm1 Sumber

    Daya manusia yang capable di bidangnya. Maka dengan semakin banyaknya

    kantor-kantor bank symiah yang berdiri, akan dibutuhkm1 sumber daya

    manusia yang terserap di dalamnya sehingga dapat meminimalisir

    meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Tercatat bahwa

    pe1iumbuhan Sumber Daya Manusia7 pada tahun 2005 yang ada di Bank

    Umum Syariah sebanyak 3.523 orang, Unit Usaha Syariah sebanyak 1.436

    orang, Bank Pembiayaan Rakyat Symiah sebanyak 1.037 orang. Tahun 2006

    di Bank Umum Syariah sebanyak 3.913 orang, Unit Usaha Syariah sebanyak

    l. 797 orang, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 1.666 orang. Tahun

    6 Ibid, h.J 7 Ibid, h.4

  • 37

    2007 di Bank Umum Syariah sebanyak 4.311 orang, Unit Usaha Syariah

    sebanyak 2.266 orang, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 2.108

    orang. Tahun 2008 di Bank Umum Syariah sebanyak 6.609 orang, Unit Usaha

    Syariah sebanyak 2.562 orang, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak

    2.581 orang. dan pada akhir juni 2009 di Bank Umum Syariah sebanyak 8.486

    orang, Unit Usaha Syariah sebanyak 2.223 orang, Bank Pembiayaan Rakyat

    Syariah sebanyak 2. 811 orang.

    d. Pertumbuhan Pembiayaan yang diberikan

    Pembiayaan merupakan salah satu kegiatan bank syariah di bidang

    penyaluran dana. Pembiayaan ataufinancing yaitu pendanaan yang diberikan

    oleh satu pihak kepada pihak lain untnk mendukung investasi yang telah

    direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Adapun pembiayaan

    yang diberikan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah disalurkan

    dalam tiga kerangka (aqad) yaitu aqad tijarah Gual beli), aqad syarikah

    (ke1jasama atau kongsi) dan aqad hasan (kebajikan) meliputi akad

    mudharabah, musyarakah, murabahah, salam, istishna, ijarah, qardh dan

    lainnya. Pada tahun 2005 total pembiayaan yang disalurkan oleh Bank

    Syariah dan Unit Usaha Syariah ( dalam miliar rupiah) sejumlah 15.232, tahun

  • 39

    f. l?enyaluran Dana Bank Umum Syariah dan Unit Usal!a Syariah

    Fungsi bank selain melakukan kegiatan usaha seperti menghimpun

    dana, bank juga dapat melalcukan penyaluran dana dengan penempatan di

    bank lain, penempatan di BI, surat berharga, tagihan lainnya dan pembiayaan

    yang diberikan. Tercatat bal1wa komposisi penyaluran dana yang dilakukan

    oleh Bank Umum Syariall dan Unit Usaha Syariall per juni 2009 seperti

    penempatan pada Bank Indonesia sebesar 6,0%, penempatan pada bank lain

    sebesar 4,4%, surat berharga sebesar 5,9%, penyertaan 0,1 %, tagihan lainnya

    0,4% dan pembiayaan yang diberikan sebesar 83,3%10• Untnk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada grafik dibawall ini :

    Gambar 3.3 Penyaluran Dana Bank Umum Syariah dan Unit Usal!a Syariah

    ~--- --.--_ ---c-J

    '11 ' '"'""'"""'" {PhJUniffltOtBi) ! 6:0% i ?Nms)aVJitd_I Ban~ lain l (mtu•iia11k_asttl3} I 4.4%_

    IO Ibid, h. 46

    I

    ---------------------~-·-•·•-•e-•__j

  • 40

    A.1. Analisis DeskriptifVariabel

    I. Pendapatan

    Seperti yang telah dipaparkan pada bah sebelumnya bahwa pendapatau

    mernpakan penghasilau yang timbul dari aktivitas pernsahaan, biasanya dikenal

    dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan (fee), bunga, di vi den,

    royalti dan sewa. 11

    Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti

    pendapatan bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi, dan pendapatan

    lainnya sebagai akibat dari transaksi bank baik yang mernpakan kegiatan utama

    ataupun bukan.12

    Sedangkan pendapatan bank syariah diperoleh dari tiga prinsip penyaluran

    dana meliputi prinsip jual beli diperoleh margin atau kenntungan, prinsip bagi

    hasil diperoleh bagi hasil usaha dan prinsip ujroh diperoleh up ah ( ujroh) yang

    mernpakan pendapatan operasi utama. Selain itu, bank syariah juga memperoleh

    pendapatan lain yang berasal darifee based income dari transaksi kliring, transfer,

    inkaso, pembayaran payroll dan lainnya dari jasa yang diberikan bank. Dan

    pendapatan dari mudharabah muqayadah dimana bank bertindak sebagai agen.

    Dalam upaya peningkatan pendapatan (income) bank melakukan berbagai

    terobosan untuk mengakomodir kebutuhan nasabahnya, salah satunya dengan

    kartu kredi t.

    11 !Al, PSAK, h. 23.1 12 N. Lapoliwa, Akuntansi Perbankan, Akuntansi fransaksi Bank dalam Valuta Rupiah, Jilid I,

    (Jakarta: Jnstitut Bankir Indonesia, 2000), h. 264a

  • 41

    2. Kartu kredit

    Kartu !credit merupakan instrument yang berfungsi sebagai alat

    pembayaran barang atau jasa. Terdapat beberapa faktor yimg ditawarkan kartu

    !credit yaitu kenyamanan, keamanan, kemudaban dalam bertransaksi sehingga

    para pengguna kartu tidak perlu repot membawa uang tunai.

    Perkembangan kartu !credit di Indonesia mulai berkembang sejak terbitnya

    Surat Keputusan Menteri Keuangan no.1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Oktober

    1988 dimana usaha kartu !credit digolongkan sebagai kelompok jasa usaha. 13

    3. Kartu Kredit Syariah

    Sebagian besar dari masyarakat muslim di Indonesia membutuhkan

    instrument yang berfungsi sama dengan kartu !credit yang dapat memudahkan

    mereka dalam bertransaksi tetapi tidak bertentangan dengan syariab. Untuk itu

    diterbitkanlab kartu !credit syariah yang berfungsi sama dengan kartu !credit,

    namun tetap sesuai hukum Islam.

    Salah satu bank yang pe1iama kali menerbitkan kartu kredit syariab adalab

    bank danamon syariah yang diberi nama Dirham card.

    Menurut Dirut Bank Danamon, Sebastian Paredes, Peluncuran Dirham

    Card be1iujuan untuk melengkapi rangkaian produk kartu yang ditawarkan kepada

    para nasabah Bank Danamon. 14

    13 Ibid, h. 235 14 Safruddin, "Dirha111 card'' safruddin. \Vordpress.co1n

  • 42

    Dirham Card ini diluncurkan berdasarkan fatwa No 54/DSN-

    MUI/IX/2006 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan

    surat BI no 9/183/DPbS/2007 tentang persetujuan Danamon Syariah Card.

    Gambar3.4 kariu kredit dan kartu kredit syariah danamon

  • 43

    A. 2. Letak Persamaan dan perbedaan Produk kartn kredit dengan kartu kredit

    syariah clalam meluncurkan layanan

    Seperti telah banyak disinggung sebelumnya bahwa ka1iu kredit dapat

    digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang maupun jasa

    yang pada pelunasannya dapat dilakukan sekaligus maupun angsuran

    sejumlah minimum tertentu.

    Kartu kredit syariah merupakan kartu yang berfungsi sama seperti

    kmiu kredit pada umumnya, tetapi hubungan hukum antara pihak-pihak yang

    terlibat dalam transkasi ini dilakukan berdasm·kan piinsip yang sesuai dengan

    ketentuan syariah.

    1. Persamaan kartu kreclit clengan kartu kreclit syariah

    a. Memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai alat pembayaran aneka tagihan

    rutin seperti tagihan listrik, telepon, clan TV berlangganan, untuk

    penarikan tunai, keperluan transaksi cicilan, pembelian barang di

    merchant yang telah ditunjuk oleh bank, transfer dari kartu kredit kepada

    kartu kredit lainnya atau sebaliknya, dapat digunakan diselurnh dunia,

    diproteksi dengan asuransi, pembaym·an tagihan dapat dilakukan secara

    tunai di bank yang bersangkutan maupun bm1k lain yang telah ditunjuk,

    pendebetm1 langsung dari tabungan atau giro di bank yang bersangkutan

    atau di bank lain, clan melalui ATM.

  • 44

    b. Biaya-biaya

    • Annual feeliuran tahunan

    luran yang harus dibayar setiap tahun oleh pemegang kmtu kredit atau

    charge card. Iuran tersebut akan ditagih setiap tahun melalui lembar

    penagihan.

    • Late charge (biaya keterlmnbatan)

    Denda yang dikenakan bila kmtu kredit atau charge card terlambat

    membayar tagihan dari tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan atau

    membayar tagihan dibawah minimum payment yang tel ah ditentukan.

    Di bank danmnon card holder dikenakan bunga sebesar 6% dmi

    minimum pembayaran, atau minimal Rp 50.000 untuk Classic dan Rp

    75.000 untuk Gold.

    Mengenai biaya keterlambatan untuk kartu kredit syariah ini

    terdapat pengaturan dali Majelis Ulama Indonesia. perihal Ketentuan

    Ta'widh dan Denda15, yaitu:

    I) Ta'widh

    Penerbit Kmtu dapat mengenakan ta 'widh, yaitu ganti rugi

    terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Penerbit Kartu akibat

    keterlambatan pemegang kartu dalmn membayar kewajibannya

    yang telah jatuh tempo.

    15 Ibid, \VW\V.mui.or.id

  • 45

    2) Denda keterlambatan (late charge)

    Penerbit kartu dapat mengenakan denda keterlambatan

    pembayaran yang akan diakui seluruhnya sebagai dana sosial.

    • Biaya-biaya lainnya, seperti biaya bukti warkat penjualan, tagihan

    kartu kredit yang ditolak, biaya penggantian kaiiu akibat dari kartu

    hilang, kartu rusak dan lain sebagainya sejumlah minimum te1ientu.

    c. Pihak yang terlibat

    Pihak-pihak yang terkait dengan penerbitan dan penggunaan kaiiu

    I "k 16 . p as!I , ymtu :

    1) Penerbit kartu kreditlissuer (mushdir al-bithaqah ), merupakan pihak

    atau lembaga yang mengeluarkan dan mengelola suatu kartu. Penerbit

    dapat berupa bank, lembaga keuangan lain, dan perusahaan non-

    lembaga keuangan.

    2) Aqcuirer adalah Jembaga yang mengelola penggunaan kartu plastic

    terutama dalam ha! penagihan dan pembayaran antara pihak issuer

    dengan pihak merchant. Bisa saja pihak issuer sekaligus menjadi

    acquirer.

    3) Pemegang kartu (card holder atau hamil al-bithaqah) terdiri atas

    perseorangan yang telah memenuhi prosedur dan persyaratan yang

    16 Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan,, h. 644-645

  • 46

    ditetapkan oleh penerbit untuk diterima sebagai anggota dan berhak

    menggunakan kmiu sesuai dengan kegunaannya.

    4) Merchant (tajir atau qabil al-bithaqah), yaitu pihak yang menerima

    pembayaran dengan ka1iu alas transaksi jual beli barang atau jasa.

    d. Mekm1isme tagihaJl

    Prosedur transaksi dalam mekanisme sebagai alat pembayaran

    dalmn transaksi kartu kredit melibatkan tiga pihak, yaitu bank penerbit

    (issuer Bank), pemegaJlg kaiiu (card holder) dan pedagang barang/jasa

    (merchant). 17 Berikut skema trm1saksi dengaJl kartu kredit antara

    pemegang kmiu, merchant, issuer (Aquirer).

    Gambar3.5 Skema Transaksi Kartu l(redit

    Pcn1sahaan Kartu (Issuer/Acquirer)

    \ 3

    \ Pemcgang

    Kartu ..,_ ____ 2 ______ ( Merchant

    17 Jbid, h. 641-643

  • 47

    I) Penerbit kartu (Issuer Bank), disebut juga kreditur menerbitkan kartu

    kredit untuk seorang pemegang kartu (card holder). Setelah card

    holder memenuhi persyaratan dan menyetujui perjanjian yang telah

    ditetapkan oleh Issuer Bank, maka card holder dikenakan joining fee

    dan selanjutnya setiap tahun akan dibebankan annual fee.

    2) Card holder melakukan transaksi pembelian barang/jasa pada

    merchant (service establishment) yang menerima merk kartu yang

    dimiliki. Pihak merchant umumnya mengenakan charge yang

    dibebankan kepada pemegang kartu yang ditambahkan Ice jumlah nilai

    transaksi.

    3) Merchant akan menyerahkan tagihan yang telah ditanda-tangani oleh

    pemegang kmtu kepada bank penerbit untulc menagih pembayaran atas

    transaksi penjualan tersebut. Selanjutnya bank penerbit akm1

    membayar sejumlah nilai transaksi setelah dikurangi dengan discount

    rate (komisi) yang telah diperjalljikan terlebih dahulu untuk

    keuntungall bank penerbit.

    Setelah tenggm1g waktu tertentu atau tallggal jatuh tempo seperti

    yallg dituangkall dalam perjanjiall, bank penerbit akm menagih kepada

    pemegang kartu sejumlah nilai transaksi. Selmrjutnya, card holder

    membayar sejumlah minimum tertentu (minimum payment) dari total

    tagihan bese1ia bunga.

  • 48

    Aclapun dasamya tidak

    jauh berbecla clengan yang terjadi pada kartu kredit. Perbeclaannya terletak

    pacla aclanya akad di dalam transaksi kartu kreclit syariah dan pembayaran

    monthly fee clan fee penmikan tunai sebagai pengganti bunga

    pembelanjaan clan penarikan.

    2. Perbedaan kartu kredit dengan kartu kredit syariah

    a. Kartu Kredit

    1. Perhitungan biaya bunga

    Menurut Ridwan Sundjaja, dalam buku "Kartu Kredit,

    Dilematis antara Kontrak clan Kejahatan", yang ditulis oleh Dr.

    Johannes Ibrahim, SH., MH., pemegang kartu kredit dapat dikatakan

    sebagai peminjam uang, maka akan dikenakm1 bunga (finance charge)

    yang timbul karena peminjaman uang dengan tingkat bunga sesuai

    periode waktu, untuk satu talmn disebut tingkat bunga per tahun, untuk

    satu bulan clisebut tingkat bunga per bulan dan untuk satu hari

    clinamakan tingkat bunga per hmi. Bunga dikenakan ketika card

    holder tidak membayar penuh tagihannya atau melakukm1 pembayaran

    minimum (minimum payment) sebelum tanggal jatuh tempo, terlambat

    membayar tagihan, melakukan transaksi penarikan uang tunai (cash

    advance). Contohnya bunga pembelanjaan clan penarikan yang berlaku

    di bank clanamon sebesar 3,5%.

  • 49

    b. kartu kredit syariah

    1. Berbeda dengan kmiu kredit, kmiu kredit syariah tidak dikenakan

    bunga melainkan dikenakan monthly membership fee (iuran

    keanggotaan), yaitu Penerbit Kartu berhak menenma mran

    keanggotaan (rusum al- 'udhwiyah) termasuk perpan3angan masa

    keanggotaan dari pemegang Kartu sebagai imbalan ( ujrah) atas izin

    penggunaan fasilitas kmiu, yang besamya ditentukan oleh bank18 . Di

    Bank Danmnon cabang Syariah monthly membership fee akan

    dikurangi diskon seperti cash reward dm1 cash rebate.

    2. Adanya batasan yang telah ditetapkan oleh MUI mengenai

    penggunam1 kartu kredit syariah bagi pihak yang terlibat yaitu card

    holder, issuer bank dan merchant.

    Ketentuan tentang Batasan (Dhawabith wa Hudud) Syariah Card19 :

    • Tidak menimbulkan riba.

    • Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariah.

    • Tidak mendorong pengelum·an yang b;;:rlebihan (israj), dengan

    cara antara lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan.

    • Pemegang kartu utama harus memiliki kemmnpuan finansial untuk

    melunasi pada waktunya.

    • Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah.

    18 MUI, "Fat\va Syariah Card", \VW\V.111ui.or.id 19 Ibid, www.mui.or.id

  • 50

    3. Fee penarikan uang tunai

    Penerbit kartu boleh menerima fee penarikan uang tunai

    (rusum sahb al-nuqud) sebagai fee atas pelayanan dan penggunaan

    fasilitas yang besarnya tidak dikaitkan denganjumlah penm'ikan.

    4. Goodwill investment, dimana issuer bank mendebet dana da!'i card

    holder sebesar 10% dari limit kartu yang akan diinvestasikan dalmn

    bentuk tabnngan syariah mudharabah, dimana nasabah akan

    mendapatkan nisbal1 dad investasi ini. Nasabah juga dapat

    menyalurkan zakat atas nisbal1 yang didapat. untuk disalurkan kepada

    lembaga zakat terpercaya. Adapun fungsi dan tujuan adanya goodwill

    investment ini adalah meminimalisir keinginan konsumtif dm'i nasabal1

    dirhmn card.

    Tabnngan sym'iah berbeda dengan tabungan pada bank

    konvensional karena bank sya!'iah tidak mengenal sistem bunga.

    Sebaliknya, bank sym'iah menerapkan sistem bagi hasil berupa

    prosentasi bagi hasil atas dana yang dikelola bank. Untuk kondisi saat

    ini, para penabung di bank Islmn tidak menanggnng I'isiko. Nmnnn,

    bagi hasil yang diperoleh penabnng tidak bisa dikatego!'ikan sebagai

    riba atau bnnga, dan nilai yang dite!'ima bisa naik-turun tergantung

    dari kinerja bmik.

  • 51

    Tabel 3.3

    Perbedaan dan Persamaan Kartu Kredit dan Kartu l(redit Syariah

    Indikator Kartu Kar tu Keterangan Kr edit Kr edit

    Syariah Funi::si: I Alat Pembayaran Aneka

    " " Tagihan Rutin 2 Penruikan Tunai " " 3 Keperluru1 Transaksi " " Cicilan 4 Pembelian Barru1g " " p 5 Transfer " " E 6 Dapat DigunakaJl

    " " R Diseluruh Dunia s 7 Diproteksi Dengan A " " M AsuraJlsi A Bia 'a-biaya : A I Iuran Tahunrui " " N 2 Bia ya KeterlrunbataJl Denda bagi KK

    diakui sebagai

    " " pendapataJl, bagi KKS diakui sebagai dana sosial.

    3 Biaya-Biaya Lainnva " " Pihak van!! Terlibat " " Mekanisme Ta!!ihan " " p Bia a-Biava: E I Bunga PenmikaJl dan R " pembelaniaaJl B E 2 Monthly Membership " D Fee A Peraturau: A 1 PeraturaJl Pemerintah " " N 2 Fatwa " Batasan Pen!'!'UUaan " Fee Penarikan Uani:: Tunai " Goodwill J11vest111ent

    " Khusus pengguna KKS sebesar I 0%

  • 52

    A. 3. Gambaran umum Sistem Syariah Pada Studi Kasus: di Bank Danamon

    Syariah

    I. Sejarab Singkat Bank Danamon Syariah

    PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, (Bank Danamon) didirikan pada

    tahun 1956 dengan nama PT. Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976

    namanya menjadi menjadi bank Danamon hingga kini. Bank Danamon

    menjadi Bank Devisa Swasta pertama di Indonesia pada tahun 1976 dan

    Perseroan Terbuka pada tahun 1989.

    Pada tahun 1997, sebagai akibat krisis finansial di Asia, Bank

    Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan diambil alih pemerintah

    Indonesia pada tahun 1999 dengan melakukan rekapitalisasi Bank Danamon

    bersamaan dengan sembilan Bank BTO lainnya.

    Dalam kurun waktu 3 tahun berikutnya, Bank Danamon melakukan

    restrukturisasi di beberapa bidang yang akhimya berbuah hasil dalam

    membentuk pondasi dan infrastruktur bagi Bank Danamon dalam tujuannya

    untuk meraih pertumbuhan yang maksimal.

    PT Bank Danamon Indonesia Tbk ("Bank"), berkedudukan di Jakarta,

    didirikan pada tanggal 16 Juli 1956.

    Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan

    Bank adalah menj alankan kegiatan usaha di bi dang perbankan sesuai dengan

    undang-undang dan peraturan yang berlaku. Bank Danamon mulai melakukan

    kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak tahun 2002.

  • 53

    Mengantisipasi peluang pertumbuhan pesat perbankan syariah di

    tahun-tahun mendatang unit usaha Bank Danamon Syariah terns membangun

    infrastrnktur untnk mendukung peningkatan permintaan pasar. Sampai akhir

    tahun 2007 Bank Danamon telah memiliki 7 kantor cabang syariah yaitu di

    Jakarta, Bukit Tinggi, Banda Aceh, Surabaya, Martapura, Solo dan Makassar

    serta 3 Unit Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) di Jakarta dan 7

    Cabang Office Channeling di Jakarta serta 5 Cabaµg Office Channeling di

    wilayah Jawa Timur.20 Hingga akhir tahun 2006 dana pihak ketiga Bank

    Danamon Syariah telah mencapai Rp 337 miliar, sementara total pembiayaan

    dalam berbagai bentnk skema syariah telah mencapai Rp 220 miliar, total

    asset September 2007 sebesar Rp 670 miliar, sementara akhir 2006 sebesar

    345 miliar meningkat 94,2%21

    2. Visi dan Misi Bank Danamon Syariab

    Untuk menjalankan operasionalnya, Bank Danmnon Syariah telah

    menyusun perencanaan bisnis, dimana didalamnya telah memaparkan visi dan

    misi pemsahaan. Visi dan misi pemsahaan mempakan pemyataan tujuan

    jangka panjang perusahaan termasnk strategi yang akan digunakan untuk

    berkompetisi. Adapun Visi dari Bank Danamon Syariah adalah :

    "Tumbuh Bersama Mengemban Amanah"

    20 Antara, "Bank Danamon", \V\V\V.antara.co.id 21 Ibid, www.antara.co.id

  • 54

    Sedangkan misi dari Bank Danamon Syariah adalah :

    I. Fokus dan Agresif menyediakan produk dan jasa perbankan berlandaskan

    sistem teknologi infonnasi canggih secara efisien dan efektif.

    2. Menjalankan usaha produktif dengan komitmen dan layanan prima dalam

    kerangka komitmen yang adil dan amanah sesuai prinsip Islam.

    Dalam menjalankan misinya, Bank Danamon Syariah terus berusaha

    mengeluarkan prodnk sesuai kebutuhan masyarakat yang menginginkan

    transaksi secara syarial1. Salah satu produknya, Bank Danamon Syariah

    mengeluarkan produk Dirham Card yang didukung dengan berbagai macam

    fitur dan fasilitas IT yang sangat memadai. 22

    3. Tujuan Pendirian dan Prinsip Operasional

    Salal1 satu perkembangan terpenting di Bank Danamon adalal1

    pembentukan unit usaha Syariall yang dipimpin langstmg oleh seorang

    Direktur. Pembentukan tmit usaha Syariah di Bank Danamon bertttjuan untuk

    memanfaatkan peluang pertumbuhan yang tersedia dalam penyediaan jasa

    perbankan sesuai hukum syariah Islam. Sebagai negara dengan populasi

    Muslim terbesar di dunia, serta masih sedikitnya pemain di sektor yang sangat

    khusus ini, pasar perbankan Syariah di Indonesia .masih terbuka lebar dan

    menawarkan potensi pertumbuhan yang amat besar.

    22 Ibid, www.antara.co.id

  • 55

    Dalam menjalankan'K:egiatannya, Bank Danamon Syariah menerapkan

    sistim bagi hasil, jual beli dan titipan sehingga. tidak terpengaruh oleh

    fluktuasi suku bunga serta dikelola oleh sumber daya insani yang berkinerja

    tinggi dengan berlandaskan pada sifat siddiq Gujur), tabligh (menyampaikan),

    fathonah (cerdik), amanah (dapat dipercaya) dan itqan (profesional).

    Diharapkan dengan hadimya Bank Danamon Syariah, maka dapat

    memenuhi kebutnhan masyarakat akan produk dan jasa perbankan yang

    berbasis pada prinsip-prinsip bisnis secara islami, halal, tidak menganut

    sistem riba (membungakan uang), ghoror (ketidakjelasan/manipulatif)

    maupun maisyir (spekulasi/perjudian).

    Dengan demikian, masyarakat dapat menikmati layanan perbankan

    yang sesuai dengan syariah Islam dimana ha! itu secara spiritual akan

    menciptakan ketenangan batin karena dananya akan diinvestasikan kembali

    kepada bisnis atau hal-hal yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat

    ban yak.

    B. Pendapatan Kartu Kredit Dan Kartu Kredit Syariah

    B.1. Mekanisme Perhitungan Pendapatan dari Kartu Kredit

    Kartu kredit adalab jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat

    pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa di mana pelunasan atau

    pembayarannya kembali dapat dilakukan sekaligus atau dengan cara mencicil

    sejumlah minimum tertentu.

  • 56

    Adapun keuntungan yang diperoleh bank dari transaksi kartu kredit adalah

    bunga, baik itu bunga yang dikenakan ketika penarikan uang tunai maupun ketika

    dipergunalcan untuk berbelanja.

    Bunga dikenakan alas pokok pinjaman, dimana jun1lah cicilan dihitung

    dari pokok pinjaman ditambah bunga dan akan ditagih pada bulan berikutnya

    ketika jatuh tempo. Ilustrasi :

    (01 Januari) Pinjaman 1 (03 Februari) Payment

    : 2.000.000 : 200.000 ---~

    1.800.000

    Selisih 34 hari

    Maka penghitungan bunganya adalah

    2.000.000 x 3,5% = 7000 = 2.333 x 34 = 79.333 30

    (01 maret) Pinjaman 2 Sisa pinjaman

    (03 Februari) Payment Tunggakan bunga

    : 5.000.000 J : 1.800.000 + -----

    700.000 79.333 -

    6.800.000

    620.667-6.179.333

    Selisih 34 hari

    B.2. Mekanisme Perhitungan Pendapatan dari Kartu Kredit Syariah

    Sesuai dengan fatwa MUI mengenai Syariah Card., pendapatan yang

    diperoleh bank adalah menurut Akad yang terkandung di dalamnya, yaitu :

  • 57

    I. Kaja/ah

    Dalam hal ini Penerbit Kartu adalah penjamin (kajil) bagi

    Pemegang Kartu terhadap Merchant atas semua ke:wajiban bayar (dayn)

    yang timbul dari transaksi antara Pemegang Kartu dengan Merchant,

    dan/atau penarikan tunai dari selain bank atau ATM bank Penerbit

    Kartu. Atas pemberian Kafalah, penerbit kartu dapat menerima fee

    ( ujrah kafalah ). 23

    Dalam hal merchant fee tidak ditentukan s1ecara jelas oleh bank

    dan diterangkan secara eksplisit pada saat akad aplikasi.

    Adapun fee penarikan uang tunai tidak dihitung berdasarkan

    bunga, tetapi nominal fee telah ditetapkan terlebih dahulu oleh bank.

    Misalnya Rp 45.000 (per transaksi per hari) dengan maksimum

    penarikan sejurnlah Rp 500.000,- per hari.

    2. Qardh; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah pemberi pinjaman (muqridh)

    kepada Pemegang Kartu ( muqtaridh) melalui penarikan tunai dari bank

    atau ATM bank Penerbit Kartu.

    Dalam transaksi Qardh, card holder hanya berkewajiban

    mengembalikan sejumlah uang yang dipinjamnya kepada issuer bank.

    Karena transaksi dalam akad qardh mengandung prinsip ta 'awun

    (tolong menolong) dimana diharamkan bagi muqridh untuk menetapkan

    23 Kapanlagi.com, "Bank Danamon Syariah Luncurkan Layanan Terbaru Dirham Card", artikel diakses pada 12 Januari 2009 dari http://www.kapanlagi.com/b/0000!83696.html

  • 58

    fee di awal alcad, adapun ketika muqtaridh memberikan fee secara

    sukarela kepada muaridh maka hukumnya boleh.

    3. Ijarah; dalam ha] ini Penerbit Kartu adalah penyedia jasa sistem

    pembayaran dan pelayanan terhadap Pemegang Kartu. Alas Ijarah ini,

    Pemegang Kartu dikenakan membership fee.

    Di Danamon Syariah membership fee yang dikenakan kepada

    card holder sudah ditetapkan perhitungannya, misalnya limit kartu Rp

    I 0.000.000,- maka membership fee sebesar Rp. 325.000,-

    Adapun mengenai ketentuan akad, penerapan biaya, denda dan

    ta'widh, dan lain-lain telah melalui persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah

    Bank Danamon Syariah.24

    B.3. Aualisis perbaudiugau tiugkat ketahauau dau ma.rket kartu kredit

    deugau kartu kredit syariah

    Untuk mencapai tujuan analisis, maka penulis menggunakan akad

    yang terdapat pada kartu kredit syariah sebagai indikator perkembangan

    kartu kredit sejak tahun 2007 sampai juni 2009 (dalam rniliar rupiah), yaitu

    qardh sebesar 540 dari total pembiayaan sebesar 27.944 tahun 2007, tahun

    2008 sebesar 959 dari total pembiayaan 29.629, juni 2009 sebesar 1.202 dari

    24 Wa\vancara pribadi dengan Hasanudin, sebagai Dei,van Pengaivas Syariah Bank Danamon Syariah. Jaka11a, 15 September 2009.

  • 59

    total pembiayaan 42.195, untuk akad ijarah sebesar 516 tahun 2007, tahun

    2008 sebesar 765, danjuni 2009 sebesar 1.059.

    Sementara total Asset yang dimiliki oleh bank syariah per

    september 2007 ( dalam miliar rupiah) sebesar 31.800.000, per juni 2008

    sebesar 42.000.000 dan 54.000.000 per juni 2009.

    Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan dengan

    akad qardh dan akad ijarah dalam perbankan syariah terus mengalami

    kenaikan yang cukup signifikan sebesar 112% pada juni 2008 dan 30,4%

    pada tahun 2009 untuk akad ijarah serta 51 % pada juni 2008 dan 48% pada

    juni 200925, demikian pula dengan total asset dari perbankan nasional terns

    meningkat sebesar 32% padajuni 2008 dan 4,05% padajuni 2009.

    Secara eksplisit kehadiran kartu kredit syariah turut menjadi salah

    satu faktor penunjang perkembangan syariah di Indonesia.

    Hingga September 2008, sudah ada 20.000 pengguna kartu kredit

    syariah di UUS Danamon Syariah. Itu artinya, produk kartu kredit syariah

    tumbuh 212% dari jumlah pengguna dibanding tahun lalu sejumlah 6.000

    konsumen per Desember 200726• Sementara perkembangan kartu kredit

    pada akhir 2008 sebanyak 11 juta kartu dengan angka pertumbuhan

    25 BI, Statistik Perbanka11 Syariah, h. 15 26 Kontan, "Pengguna Dirham Card Besutan Danamon Syariah Turnbull 212%", artikel ini

    diakses pada tanggal 12 Januari 2009 dari http://www.kontan.co.id/index.php/keuangan/news/1844/Pengguna-Dirliam-Card-Besutan-Danamon-Syariah-Tumbuh-212

  • 60

    mencapai 200 ribu setiap bulannya, aiiinya peningkatan jumlah kartu kredit

    dalam setahun terakhir sebesar 19 ,6% 27 .

    Sementara pertumbuhan aset Bank Danamon Syariah dari tahun ke

    tahun terns mengalaini kenaikan, tahun 2006 sebesar 486 miliar, tahun 2007

    sebesar 766 miliar dan Juni 2008 sebesar 1.045 Triliun.28

    Intinya perkembangan kartu kredit syariah mengalaini

    pertumbuhan yang cukup fantastis sebesar 212% per tahun dibandingkan

    pertumbuhan kartu kredit yang mencapai pertumbuhan sebesar 19,6% per

    tahnn. Dan perkembangan aset Bank Danainon Syai·iah pada tahun 2007

    sampai Jnni 2008 mengalami kenaikan sebesai· 36,4%.

    B. 4. Strategi Kartu Kredit Syariah dalam Meughadapi Persaingan

    Untuk mengetahui sejauh mana kartu kredit syariah dapat bertahan

    ataupun survive (bangkit) dalam menghadapi persaingan, maka penulis

    mengambil indikator penilaian yang terdapat dalam 4 pilar Dirhain Card. 4 pilar

    ini diperoleh melalui data-data yang ada di bank danainon. Adapun 4 pilar itu

    diantaranya :

    27 Koran Tempo, "Jadi Hebat Karena Bersahabat Dengan Kartu", aiiikel ini diakses pada tanggal 27 Agustus 2009 dari http://www.ui.ac.id/downloadlkliping/Jadi-hcbat-karena-bersahabat-dengan-kartu.pdf

    28 Indah Kusun1aningrum, "Danamon Syariah, Kesucian Transaksi Bebas Riha", Spirit, September 2008, h.6.

  • 1. Lebib Murah dari Interest Rate

    • Sistem sewa monthly fee

    61

    Monthly fee atau bisa disebut juga monthly membership fee

    merupakan bi a ya yang telab ditetapkan bank sebagai penyedia j asa

    layanan transaksi kaiiu kredit.

    Akad Ijarah dalam transaksi kaiiu lm:dit, Penerbit Kartu

    (muajjir) adalah penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan

    (ma 'jur) terhadap Pemegang Kartu (musta 'jir). Atas Ijarah ini,

    Pemegang Kartu dikenakan membership fee (biaya keanggotaan)

    sebagai Ujrah.

    Ijarah sendi1i merupakan akad perpindahan hak guna atas

    bai·ang atau jasa melalui pembayaran sewa atau upab. Tetapi tidak

    diikuti dengan perpindahan kepemilikan barang. Misalnya pinjam

    meminjam buku anatar teman kuliah, maka si peminjam wajib untuk

    mengembalikai1 pinjaman tersebut. Lain halnya dengan akad ijarab

    muntahiya bit tainlik, dimana di akhir masa sewa, barang yang

    menjadi objek ijarab menjadi milik si penyewa. :Seperti akad dalam

    kredit pemilikan rumab di bank syariah menggunakan akad ijarab

    mw1tahiya bit tainlik, dimana nasabah melalui akad ijarab ini,

    menyewa sebuah rumah yang pada ald1ir masa sewa akan menjadi

    milik si penyewa.

  • 62

    • Monthly fee di discount (cash rebate)

    Discount merupakan potongan harga sebesar prosentase yang

    diambil dari harga sebenarnya. Sepetii umumnya terjadi di pasar

    swalayan yang memasang discount sebesar 50% untuk harga barang-

    barang tertentu, maka ketika suatu barang seharga Rp 125.000, 50%

    dari Rp 125.000 adalah Rp 62.500. maka konsun1en hanya membayar

    setengah harga dari harga yang ditawarkan akibat adanya discount

    tersebut.

    Dalam dirham card, discount disebut cash rebate dan cash

    reward. Cash rebate akan diberikan kepada nasabah atas setiap

    transaksi yang dilakukan, sedangkan cash reward akan diberikan atas

    setiap pembayaran tagihan yang besamya proporsional dari jumlah

    pembayaran atas tagihan dan memperhitungkanjumlah tertunggak dari

    pemegang kartu.

    Misalnya limit kartu sebesar Rp 10.000.000 akan dikenakan

    monthly membership fee sebesar Rp 325.000. daii monthly

    membership fee akan dikurangi cash rebate, cash rebate sendiri di

    peroleh dari hasil pengurangan antara monthly membership fee

    dikurangi utilisasi fasilitas yang besarnya sudah ditetapkan oleh bank.

    Misalnya terpakai sebesar Rp 2.000.000, payment sebesar Rp 200.000,

    malca pokok tagihan untuk bulan berikutnya sebesar Rpl.800.000,

  • 63

    maka cash rebate yang akan diperoleh nasabah adalah 325.000 -

    58.500 = 266.500.

    Cash reward di peroleh dari hasil pembagian antara jumlah

    setiap transaksi yang dilakuka.n dibagi 3000, misal.nya terpakai Rp

    2.000.000, maka cash reward diperoleh sebesar Rp 2.000.000 : 3000 =

    667.

    Monthly membership fee yang ditagih Jkepada card holder

    menggunakan rumus sebagai berikut :

    monthly membership fee - cash reward - cash rebate I

    Maka diperoleh : 325.000 - 667 - 266.500 = Rp 57.833

    Sedangkan dalam perhitungan bu.nga, misalnya terpakai

    sebesar Rp 2.000.000, payment setelah 34 hari dihitung sejak dana

    terpakai sebesar Rp 200.000, bu.nga bela.nja dan pe.narikan sebesar

    3,5%. Maka bu.nga dikenakan sejumlah :

    2.000.000 x 3,5% = 7000 = 2.333 x 34 = Rp 79.333 30

    • Monthly fee tidak digulung

    Tidak seperti bunga yang di hitung dari penjumlahan tagihan

    sebelumnya ditambah tagihan selcarang (tofal pemakaian). Misalnya

  • 64

    jumlah tagihan sebelumnya sebesar Rp 1.879.333 ditambah tagihan

    bulan ini sebesar Rp 5.000.000, bimga dihitung dari 1.879.333 +

    5.000.000 = 6.879.333.

    Sementara monthly fee di hihmg sebesar limit yang ada.

    Misalnya limit 10.000.000, monthly fee 325.000, adapun pemakaian

    sebesar 2.000.000 atau 5.000.000, mont