PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

103
PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD (STUDI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SENGETI KELAS 1B PERKARA NOMOR 170/PDT.G/2018/PA.SGT) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Hukum Keluarga Islam Oleh: RITA KUMALA SARI SHK. 162127 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 1442H/2020 M

Transcript of PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

Page 1: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD

(STUDI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SENGETI KELAS 1B

PERKARA NOMOR 170/PDT.G/2018/PA.SGT)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Hukum Keluarga Islam

Oleh:

RITA KUMALA SARI

SHK. 162127

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 1442H/2020 M

Page 2: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rita Kumala Sari

NIM : SHK.162127

Jurusan : Hukum Keluarga Islam

Fakultas : Syariah

Ala mat : Desa Baru, Kec. Maro Sebo, Kab. Muaro Jambi

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul: “Putusnya

Perkawinan Akibat Salah Satu Pihak Murtad (Studi Putusan Pengadilan

Agama Sengeti Kelas 1b Perkara Nomor 170/Pdt.G/2018/PA.Sgt).” adalah

hasil karya pribadi yang tidak mengandung plagiarisme dan tidak berisi materi

yang dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali kutipan yang telah disebutkan

sumbernya sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan secara ilmiah.

Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggung

jawabkanya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.

Jambi, 23 April 2020

Yang Menyatakan,

Rita Kumala Sari NIM. SHK.162127

Page 3: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

iii

Pembimbing I : Dr, H. Umar Yusuf. M.HI

Pembimbing II : Rasito, SH., M.Hum

Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi

Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren

Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021

Jambi, 17 Maret 2020

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di-

JAMBI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Assalamualaikum wr wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi

saudari Rita Kumala Sari, SHK. 162127 yang berjudul:

“Putusnya Perkawinan Akibat Salah Satu Pihak Murtad (Studi Putusan

Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1b Perkara Nomor

170/Pdt.G/2018/PA.Sgt)."

Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi

syarat-syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S1) dalam jurusan Hukum

Keluarga Islam Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi

kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.

Wassalamualaikum wr wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr, H. Umar Yusuf. M.HI Rasito, SH., M.Hum

NIP. 195912311982031003 NIP. 196503211998031003

Page 4: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

iv

Page 5: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

v

MOTTO

Artinya: “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum

mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih

baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan

janganlah kamu menikahi orang-orang musyrik (dengan wanita-

wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak

mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik

hatimu. Mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga

dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-

Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia suapya mereka

mengambil pelajaran”(QS. Al-Baqarah : 221)

Page 6: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakann pedoman

tranliterasi berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543

b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya sebagai

berikut:

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Keterangan

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

Ba´ B Be ة

Ta´ T Te ت

Sa´ Ṡ Es (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

Ha´ Ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح

Kha´ KH Ka dan Ha خ

Dal D De د

Źal Ż Zat (dengan titik di atas) ذ

Ra´ R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin SY Es dan Ye ش

Sád Ṣ Es (dengan titik di bawah) ص

Dad Ḍ De (dengan titik di bawah) ض

Ta´ Ṭ Te (dengan titik di bawah) ط

Za´ Ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ

Ain ´ Koma terbalik di atas ع

Gain G Ge غ

Fa F Ef ف

Qāf Q Qi ق

Kāf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em و

Nun N En

Wawu W We و

Ha´ H Ha

Hamzah ' Apostrof ء

Ya´ Y Ye ى

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah di tulis Rangkap

Ditulis Muta„adiddah يتعد دة

Ditulis „Iddah عدة

Page 7: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

vii

C. Ta„ Marbutah di Akhir Kata

1. Bila dimatikan tulis h

Ditulis Hikmah حكة

Ditulis „illah عهة

Ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang

sudah terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti sholat, zakat,dan

sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya.

2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,

maka ditulis dengan h.

‟Ditulis Karamatul al-auliya كر ية الأ و نيب ء

Bila ta’ marbutha hidup atau harakat, fathah, kasrah dan dommah ditulis t Ditulis Zakatul fitri ز كبة انفطر

D. Vokal Pendek

Ditulis A

Ditulis I

Ditulis U

E. Vokal Panjang

Fathah alif

جب ههية

Ditulis

Ditulis

Ā

Jāhiliyyah

Fathah ya‟ mati

يسعي

Ditulis

Ditulis

Ā

yas‟ā

Kasrah ya‟ mati

كريى

Ditulis

Ditulis

Ĭ

Karĭm

Dammah wawu mati

فروض

Ditulis

Ditulis

Ũ

Furũd

F. Vokal Rangkap

Fathah alif

بيكى

Ditulis

Ditulis

Ai

Bainakum

Fathah wawu mati

قول

Ditulis

Ditulis

Au

Qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan

Apostrof

Ditulis A‟antum ااتى

Ditulis U‟iddat اعد ت

Ditulis La‟in syakartum نئ شكرتى

H. Kata Sandang Alif Lam

1. Bila diikuti Huruf Qamariyyah

Ditulis Al-Qur‟an انقر ا

Ditulis Al-Qiyas انقيب س

Page 8: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

viii

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkankan huruf/ (el)

nya

‟Ditulis As-Sama انسبء

Ditulis Asy-Syams انشس

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut bunyi pengucapannya dan menulis penulisannya

Ditulis Zawi al-furud ذو انفروض

Ditulis Ahl as-sunnah اهم انسة

Page 9: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

ix

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Putusnya Perkawinan Akibat Salah Satu Pihak Murtad

(Studi Putusan Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1b Perkara Nomor

170/Pdt.G/2018/PA.Sgt).” Penelitian ini mengkaji tentang pertimbangan hakim

dalam memutuskan perceraian. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui

pertimbangan hakim dan dasar hukum yang telah hakim putuskan. Metodologi

Penelitian skripsi ini penelitian hokum normative yang bersifat kualitatif yang

mengacu pada norma hokum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan

dan putusan pengadilan serta norma-norma yang hidup dan berkembang dalam

masyarakat menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data

melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian pertama yaitu dengan dasar

pertama terjadinya perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus. Kedua

melihat adanyaperpindahan keyakinan (agama). Dan ketiga melihat dari segi

kemaslahatan dan kemudahratan karena dalam perkara tersebut alasan penggugat

menggugat karena terjadinya perselisihan terus menerus, berdasarkan alasan

tersebut maka Majelis Hakim memutuskan perceraian dengan menjtuhkan talak

bain sughro, karena apabila tidak di kabulakn gugatan tersebut Majelis Hakim

khawatir akan terjadi kemudharatan yang lebih besar lagi. Kedua langkah-langkah

hakim memutuskan dengan cara pertama menasehati penggugat tidak berhasil

selanjutnya kedua upaya perdamaian melalui mediasi tidak berhasil dikarenakan

tergugat tidak dapat hadir dan yang ketiga pemeriksaan saksi-saksi dan bukti

tertulis.

Kata Kunci : Pertimbangan Hakim, Perceraian, Murtad

Page 10: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

x

KATA PENGANTAR

الحود الله الذ أز ل الهدي ف قلى ب العلن. والصلا ج والسلا م عل

اشزف الا ثا ء والوز سلي سد ا هحود وعل ال و صحث والتا تعي

لهن تا حسا ى ال ىم الد ي. أشهد اى لا ال الا الله وأشهد اى سد ا

هحودا عثد ورسى ل.Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula diringan shalawat

serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini diberi judul “Putusnya Perkawinan Akibat Salah Satu Pihak

Murtad (Studi Putusan Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1b Perkara Nomor

170/Pdt.G/2018/PA.Sgt).” merupakan suatu penelitian terhadap putusan Hakim

Pengadilan Agama Sengeti. Putusan Hakim dalam perkara Perceraian dengan

alasan murtad, pertimbangan hakim dalam memutusnya.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit

hambatan dan rintangan yang penulis dapatkan baik dalam mengumpulkan data

maupun dalam penyusunannya, dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih

kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama

sekali kepada Yang Terhormat:

Page 11: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

xi

1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph. D sebagai Rektor Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak sayuti Una, S.Ag.,MH sebagai Dekan Fakultas Syariah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Agus Salim, M.A.,M.I.R.,Ph.D sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik, Bapak Ruslan Abdul Ghani, SH.,M.Hum, sebagai Wakil Dekan

Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan, Bapak Dr. Ishaq,

S.H.,M.Hum, sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

4. Ibu Mustiah. RH, S.Ag.,M.Sy Sebagai Ketua Prodi Hukum Keluarga Islam,

dan Bapak Irsyadunnas Noveri, S.H., M.H, Sekretaris Prodi Hukum Keluarga

Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr, H. Umar Yusuf. M.HI sebagai Pembimbing I.

6. Bapak Rasito., SH.M.Hum sebagai Pembimbing II

7. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

8. Bapak dan Ibuk Karyawan/Karyawati Perpustakan Fakultas Syariah dan

Perpustakan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Di samping itu, penulis sadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT

Page 12: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

xii

kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.

Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.

Jambi, 23 April 2020

Penulis

Rita Kumala Sari

SHK. 162127

Page 13: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

xiii

PERSEMBAHAN

Sembah dan sujudku serta puji syukur kepada Allah SWT yang telah

memberikan daya dan upaya kepadaku tanpa berhenti sedikitpun dengan

rahmatnya yang baik berupa kesehatan, kesempatan, dan karunianya, dan Atas

semua yang telah engkau berikan itu maka akhirnya tugas akhir ini dapat

diselesaikan. Dan tak luput saya panjatkan Sholawat serta salam kepada

manusia yang agung, tauladan, pemimpin dan pemberi safaat seluruh umat yaitu

baginda Nabi Muhammad SAW.

Saya memberikan ucapan terima kasih yang tidak pernah habis kepada dua

manusia yang sangat saya cintai dan mereka saya anggap sebagai malaikat yang

allah berikan kepada saya yang sangat berarti luar biasa untuk saya yaitu Ibunda

dan Ayahanda yang telah banyak berkorban untuk saya baik tenaga dan pikiran.

Untuk kakak perempuan ku yang hebat, terimakasih. Nasehat dan do‟amu yang

penuh cinta telah mengantarkanku pada detik ini. Walau sebesar apapun seseuatu

yang dapat saya berikan kepadanya tidak akan pernah membalas pengorbanan

dan kebaikannya. Kini study ku telah selesai berkat doa dan restumu malaikatku,

besar harapan anakmu ini ingin menjadi kebanggaanmu tapi itu semua tidak

akan terwujud tanpa doa dan restu darimu, dan pada kesempatan ini anakmu

ingin memintak maaf apabila selama ini telah menyusahkannmu walau kalian

tidak pernah mengeluh dan tidak pernah mengatakan tidak terhadap apa yang

anakmu ini perlukan. Dan kini hanya baru ucapan terima kasih yang bisa anakmu

ucapkan dan adinda berdoa semoga allah memasukkan kalian kedalam surganya,

aamiin. seutas doa untuk semua guruku yang telah ikhlas membagikan ilmunya,

tulus dan selalu menuntun muridnya demi mencapai cita-cita yang diinginkan.

Semoga Allah SWT membalas amal baik guru semua.

Untuk keluargaku tercinta Buyut, Mbah, Pakde, Bude, Paman, Bibik, Ayuk,

Kakang, Adik terima kasih kalian semua telah membantu adinda baik berupa doa

dan tenaga semoga ilmu yang adinda dapatkan bisa bermanfaaat dan

membanggakan kalian semua. Serangkai harapan untuk adik-adikku tersayang,

semoga kalian bisa lebih sukses dan insaallah adinda tidak akan pernah

melupakan kalian semua yang sangat adinda sayangi.

Dan tak lupa kubingkiskan buat sahabat terbaikku yang selalu memberikan

motivasi dan ilmu yang sangat bermanfaat untukku dan orang lain meskipun

banyak hal yang terkadang aku lakukan untuk membuatnnya kesal. Dan

terimakasih kembali untuk keluargaku Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga

Islam Angkatan 2016, sahabat-sahabatku di Posko 08 Desa teluk Rendah

Gelombang III Tahun 2019 telah menjadi bagian dari hidupku juga bagian dari

sejarah pendidikanku, dan buat pendamping hidupku (kelak). Semoga kita semua

menjadi orang yang sukses dan dapat membanggakan orang tua serta bertemu

kembali suatu saat nanti

Page 14: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................

LEMBARAN PERNYATAAN .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................................. vi

ABSTRAK .......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

PERSEMBAHAN ............................................................................................. xiii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xviii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

C. Batasan Masalah ............................................................................... 7

D. Tujuan penelitian .............................................................................. 7

E. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 8

F. Kerangka Teori ................................................................................ 9

Page 15: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

xv

G. Kerangka Konseptual ....................................................................... 9

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 13

B. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 14

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 15

D. Unit Analisis ..................................................................................... 16

E. Sistematika Penulisan ..................................................................... 17

F. Jadwal Penelitian ............................................................................ 17

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Pengadilan Agama Sengeti ............................................... 20

B. Visi Misi Pengadilan Agama Sengeti ............................................. 21

C. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Sengeti ......................... 26

D. Program Kerja Hakim Pengadilan Agama Sengeti ..................... 27

E. Aspek Perkara Di Pengadilan Agama Sengeti ............................. 29

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pertimbangan Majelis Hakim Dalam Memutuskan Perceraian ....

.................................................................................................. …….40

B. Akibat Hukum Dari Putusnya Perkawinan Dengan Alasan

Murtad……………………………………………………………. . 62

Page 16: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

xvi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 76

B. Saran ................................................................................................. 79

C. Kata Penutup .................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81

DATA INFORMAN .......................................................................................... 84

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 85

DAFTAR PERTANYAAN ............................................................................... 86

CURRICULUM VITAE ................................................................................... 87

Page 17: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

xvii

DAFTAR SINGKATAN

1. As : Alaih as-salam

2. Hlm : Halaman

3. H : Hijriah

4. KHI : Kompilasi Hukum Islam

5. M : Masehi

6. UU : Undang-undang

7. UIN : Universitas Islam Negeri

8. Q.S : Al-Qur’an Surah

9. HR. : Hadits Riwayat

10. SAW : Shollallahu Aalaihi Wasalam

11. SWT : Subhanahu Wata’ala

Page 18: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel I Jadwal Penelitian ............................................................................................ 18

Tabel II Nama-Nama Kepala Pengadilan Agama ........................................................ 21

Tabel III Daftar Sarana Dan Prasarana ........................................................................ 29

Tabel IV Perkara Menurut Pekerjaan ......................................................................... 30

Tabel V Perkara Menurut Tingkat Usia ...................................................................... 31

Tabel VI Perkara Yang Diputus .................................................................................. 33

Tabel VII Daftar Informan .......................................................................................... 84

Page 19: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

xix

DAFTAR GRAFIK

Grafik I Perkara yang Diterima Menurut Jenis Perkara .................................................... 30

Grafik II Perkara Menurut Tingkat Kecamatan ................................................................ 31

Grafik III Perkara Menurut Tingat Pendidikan ................................................................ 32

Grafik IV Tingkat Keberhasilan Perkara .......................................................................... 35

Page 20: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam berisi aturan-aturan tentang setiap segi kehidupan manusia,

termasuk didalamnya segi pergaulan antar jenis yang secara ilmiah

memerlukan terpenuhinya kebutuhan lahir dan batin.1 Dalam surah al-

Dzaariyat ayat 49 menyatakan:

Artinya: “ Dan segala sesuatu yang kami ciptakan berpasang-pasangan

supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah”.2

Allah SWT yang Maha Kuasa telah menciptakan secara berpasang-

pasangan segala hal yang ada di dunia ini. Ada siang ada malam, ada senang

ada susah, ada sehat ada sakit, ada laki-laki ada perempuan, demikian

seterusnya. Keberpasangan itu lahir kerja sama, hidup bersinambung serta

harmonis. Dengan demikian, tingkat kebutuhan lahir dan batin manusia

tidak menghalangi pergaulan antara pria dan wanita disebabkan sudah

adanya suata ikatan perkawinan.

Memang manusia itu, di samping sebagai manusia pribadi, dia adalah

sebagai mahluk sosial, artinya manusia itu tidak bisa hidup sendirian dia

1 Ummu Ibrahim Ilham Muhammad Ibrahim, Kiat Menjadi Istri Shalihah dan Ibu

Idaman, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2002), hlm.10 2 Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta, Departemen Agama Republik Indonesia, 1990)

Page 21: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

2

membutuhkan orang lain atau manusia lain. Pertama kali dia membutuhkan

seorang ibu, dari siapa dia dilahirkan, besar sedikit dia memerlukan teman,

pacar dan akhirya istri dan suami. Disamping itu membutuhkan orang lain

yang membantunya dalam hidup dan mencari kehidupan dalam masyarakat

luas.3

Dalam bahasa Indonesia, perkawinan berasal dari kata “kawin” yang

menurut bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis melakukan

Hubungan kelamin atau bersetubuh. Perkawinan di sebebut juga

“pernikahan”, berasal dari kata nikah yang menurut bahasa artinya

mengumpulkan, memasukkan dan digunakan untuk bersetubuh. Kata

“nikah” sendiri sering dipergunakan untuk arti persetubuhan, juga untuk arti

akad nikah.4

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

selanjutnya ditulis dengan Undang-Undang Perkawinan. Perkwinan ialah

ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami

istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga ) yang bahagia dan

kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.5 Dengan adanya perkawinan

terjagalah fitra manusia yang membutuhkan adanya kelengkapan dan

ketengan hidup dalam lingkungan hidup berkeluarga dan bermasyarakat.

3 Ummu Ibrahim Ilham Muhammad Ibrahim, Kiat Menjadi Istri Shalihah dan Ibu

Idaman, ….,hlm.15 4 Abdul Rahman Ghozali. Fiqh Munakahat, (Prenadamedia Group, Jakarta, 2013), hlm.8.

5 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan

Page 22: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

3

Menurut Pasal 2 Undang-Undang Perkawinan menyebutkan bahwa :

“perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing

agama dan kepercayaannya itu”. Dan di samping itu tiap-tiap perkawinan

harus dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terkait

hal tersebut pelaksanaan perkawinan berdasarkan agama dan kepercayaan

merupakan syarat mutlak mengenai sah atau tidaknya suatu perkawinan.

Dan berdasarkan bunyi pasal tersebut di atas telah jelas bahwa ikatan lahir

batin yang dilakukan antara seorang pria dengan seorang perempuan,

bertujuan untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah mawadah dan

warahmah.6 Berdasarkan ketentuan hukum masing-masing agama dan

kepercayaan yang bersangkutan.

Sesuai dengan penjelasan pasal 2 Undang-Undang Perkawinan, dapat

mengartikan adanya prinsip kebebasan beragama bagi setiap warga Negara.

Hal ini sejalan dengan pasal 29 ayat 2 Undang-Undang 1945 yang

menjamin tentang kebebasan dalam memeluk agama dan kepercayaan

masing-masing yang mana hal tersebut dilihat dari kebebasan perkawinan,

apabila dilakukan menurut hukum masing-masing.

Di dalam agama Islam juga ditegaskan lagi dalam Kompilasi Hukum

Islam Pasal 44 yang berbunyi sebagai berikut : “Seorang wanita Islam

dilarang melangsungkan perkawinan dengan seseorang pria yang tidak

beragama Islam.7 Dalam ajaran setiap agama sesorang harus menikah

dengan sesama agamanya. Setiap agama melarang umatnya untuk berpindah

6 Abdul Rahman Ghozali. Fiqh Munakahat, ….,hlm.10.

7 Kompilasi Hukum Islam Pasal 44

Page 23: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

4

agama. Dalam agama Islam jika salah satu suami atau istri pindah agama

(murtad) maka perkawinan tersebut dengan sendirinya dianggap putus

(berakhir), maka jika suami dan istri melakukan hubungan selayaknya

suami dan istri sudah tidak diperbolehkan lagi karena sudah dianggap putus.

Di Pengadilan Agama Sengeti terdapat perkara perceraian yang

disebabkan murtadnya salah satu pihak. Yaitu perkara Nomor

170/Pdt.G/2018/PA.Sgt yang diajukan oleh Evi Susanti binti M Yusup,

umur 29 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan Tidak bekerja,

tempat tinggal di Tanjung Ale, RT 12, Desa Kemingking Dalam,

Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Selanjutnya disebut sebagai penggugat. Dan Baga Silalahi bin Maruli

Silalahi, umur 36 tahun, agama Kristen Katholik, pendidikan SMA,

pekerjaan POLAIRUD, tempat tinggal di jalan Lintas Jambi-Muaro Sabak,

Kantor Polsek Sabak Barat, Desa Parit Culum 2, Kecamatan Muaro Sabak

Barat, Kabupaten Tnjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Selanjutnya

disebut sebagai Tergugat. Dimana salah satu isi gugatannya ialah bahwa

kebahagiaan yang dirasakan Penggugat setelah berumah tangga dengan

tergugat hanya berlangsung sampai tahun 2015, ketentraman rumah tangga

Penggugat dengan Tergugat mulai goyah setelah antara Penggugat dengan

Tergugat terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus sejak

tahun 2014 samapai saat ini dan bahwa Tergugat sejak tahun 2017 telah

berpindah keyakinan (agama).8

8 Dokumentasi Perkara Nomor. 170/Pdt.G/2018/PA.Sgt, Pengadilan Agama Sengeti

Page 24: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

5

Perbuatan pindah agama (riddah) menurut syara‟ adalah keluar dari

agama Islam, baik menjadi kafir atau tidak beragama sama sekali. Dalam

ikatan perkawinan, murtadnya salah satu pihak baik atas kemauan sendiri

maupun karena bujukan dari orang lain akan dapat mengakibatkan putusnya

perkawinan dengan sendirinya, yang mana hal tersebut didasarkan atas

pertimbangan keselamatan agama laki-laki atau perempuan yang beragama

Islam, dan dikhawatirkan anak-anaknya akan mengikuti agama bapaknya

atau ibunya yang bukan Islam.

Dalam Islam, perkawinan tidak diikat dalam ikatan yang mati dan

tidak pula mempermudah terjadinya perceraian. Perceraian boleh dilakukan

jika benar-benar dalam keadaan darurat atau terpaksa. Perceraian

dibenarkan dan diperbolehkan apabila hal tersebut lebih baik daripada tetap

dalam ikatan perkawinan tetapi tidak tercapai kebahagiaan dan selalu berada

dalam penderitaan. Agama Islam pun membolehkan suami istri bercerai,

tentunya dengan alasan-alasan tertentu, kendati perceraian itu (sangat)

dibenci oleh Allah SWT.9

Masalah murtadnya salah satu pasangan suami atau isteri dalam suatu

perkawinan merupakan salah satu alasan yang dapat diajukan untuk

bercerai. Dari masalah perceraian tentunya akan membawa akibat-akibat

hukum bagi para pihak beserta anak hasil dari perkawinan tersebut, belum

lagi nantinya kan menyangkut mengenai harta yang mereka peroleh selama

masa perkawinan.

9 Ahmad Shiddiq, Hukum Talak Dalam Ajaran Islam (Surabaya: Pustaka Pelajar 2001),

cet. Ke-1, h. 54-55

Page 25: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

6

Salah satu perkara di Pengadilan Agama Sengeti pada perkara Nomor

170/Pdt.G/2018/PA.Sgt yang mana didalam putusan tersebut memutus tidak

dengan Fasakh melainkan Hakim memberi putusan Talak Ba‟in Sughra.

Fasakh adalah rusak atau putusnya perkawinan melalui pengadilan

yang hakikatnya hak suami-istri di sebabkan sesuatu yang diketahui setelah

akad berlangsung. 10

Talak adalah memutuskan hubungan antara suami istri dari ikatan

pernikahan yang sah menurut agama. Talak ba‟in sughra adalah talak yang

dijatuhkan suami pada istrinya (talak 1 dan 2) yang telah habis masa

idahnya. Suami boleh rujuk lagi dengan istrinya, tetapi dengan akad dan

mahar yang baru.11

Berdasarkan penjelasan diatas Majelis Hakim melihat bahwasannya

peralihan agama atau murtadlah yang menyebabkan terjadinya

ketidakrukunan dalam rumah tangga. Murtad sebagai alasan perceraian

tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 Tentang

Perkawinan maupun Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. Alasan

murtad sebagai perceraian hanya diatur di dalam Kompilasi Hukum Islam

terdapat di dalam Pasal 116 huruf h, Kompilasi Hokum Islam merupakan

Ijma‟ para ulama Indonesia yang dimana pada dasarnya apa yang termuat

dalam Kompilasi Hukum Islam yang berhubungan dengan perkawinan telah

termuat dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 juncto Peraturan

10 Beni Ahmad Saebani, Fiqih Munakahat, (Bandung:Pustaka Setia, 2001) hlm 105 11

Purwaningsih, Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Perkara Perceraian Dengan

Alasan Murtad Di Pengadilan Agama Fatmawati, Kewenangan Peradilan Agama Dalam Memutus

Perkara Perceraian Akibat Murtad Di Pengadilan Agama Bogor, (Yustisi, 2 September 2015) Vol

2

Page 26: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

7

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Perkawinan.

Majelis Hakim memutus tidak dengan Fasakh melainkan Hakim

memberi putusan Talak Ba‟in Sughra. Dimana dalam putusan Majelis

Hakim lebih menekankan adanya percekcokan dan perselisihan yang terjadi

terus menerus, walaupun sebenarnya percekcokan dan perselisihan tersebut

disebabkan adanya peralihan agama yang dilakukan oleh tergugat. Dengan

demikian dalam perkara ini Majelis Hakim tidak menjatuhkan putusan

fasakh tetapi menjatuhkan talak ba‟in shugrah.

Putusan Pengadilan Agama yang memutus perkara dengan Talak

Ba‟in sugra melahirkan pertanyaan tentang perimbangan hukum yang

digunakan Majelis Hakim dan akibat hukum dari putusnya perkawinan

akibat murtadnya salah satu pihak.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian yang dijadikan skripsi dengan judul: “Putusnya Perkawinan

Akibat Salah Satu Pihak Murtad (Studi Putusan Pengadilan Agama

Sengeti Kelas 1b Nomor 170/Pdt.G/2018/PA.Sgt.)”

B. Rumusan Masalah

Agar permasalahan yang hendak diteliti dapat dipahami maka

diperlukan suatu pembatasan masalah. Maka diperlukan penyususun

masalah secara teratur dan sistematis. Berdasarkan uraian dari latar belakang

Page 27: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

8

di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengangkat beberapa

permasalahan, yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama Sengeti

Kelas Ib Dalam Memutuskan Perceraian Pada perkara nomor

170/Pdt.G/2018/PA.sgt ?

2. Bagaimana Akibat Hukum Dari Putusnya Perkawinan akibat salah satu

pihak Murtad ?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih akurat dan terarah sehingga tidak

menimbulkan masalah baru serta pelebaran secara meluas, maka penulis

membatasi pembahasan ini pada masalah putusnya perkawinan akibat salah

satu pihak Murtad (Study Putusan Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1b

Perkara Nomor 170/Pdt.G/2018/PA.Sgt).

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam suatu peelitian, pastilah ada tujuan yang hendak dicapai

sebagai pemecah atas berbagai masalah yang diteliti ( tujuan obyektif )

dan untuk memenuhi kebutuhan perorangan ( subyektif ). Tujuan peneliti

ini diperlukan karena berkaitan dengan rumusan masalah umtuk

memberikan arah yang tepat dalam penelitian, sehingga penelitian ini

Page 28: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

9

dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Tujuan penelitian

sebagai berikut.

a. Ingin mengetahui Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama

Sengeti kelas 1b dalam Memutuskan Perceraian pada perkara Nomor

170/Pdt.G/2018/PA.Sgt.

b. Ingin Mengetahui Akibat Hukum dari Putusanya Perkawinan akibat

salah satu pihak Murtad.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Akademis

1) Sebagai upaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan,

khususnya yang berkaitan dengan hukum perdata di lingkungan

Peradilan Agama yang menyangkut dalam bidang perkawinan

khususnya perkara perceraian.

2) Sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang

mempunyai keterkaitan dengan masalah penelitian ini.

b. Kegunaan Praktis

1) Diharapkan berguna untuk menjadi acuan/pertimbangan bagi

penerapan suatu ilmu dilapangan atau masyarakat

2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai solusi jika terjadi

permasalahan dalam putusnya perkawinan akibat murtadnya salah

satu pihak.

Page 29: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

10

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

a. Teori Keadilan

Teori keadilan ini penulis menggunakan teori Johns Rawls.

Secara harfiah adil artinya tidak berat sebelah dan tidak memihak.12

Menempatkan segala sesuatu secara proposional demi terciptannya

ketertiban dan kedisplinan.13

b. Saddu Dzari‟ah

Secara etimologis, kata as-sadd لسدٲ merupakan kata benda

abstrak (mashdar) dari sadda-yasuddu-sadda. Kata as-sadd tersebut

berarti menutup sesuatu yang cacat atau rusak dan menimbun lobang.

Menurut al-Qarafi, sad-adz-dzari‟ah adalah memotong jalan

kerusakan (mafsadah) sebagai cara untuk menghindari kerusakan

tersebut. Meski suatu perbuatan bebas dari unsur kerusakan

(mafsadah), namun jika perbuatan itu merupakan jalan atau sarana

terjadi suatu kerusakan (mafsadah), maka kita harus mencegah

perbuatan tersebut.14

2. Kerangka Konseptual

a. Perkawinan

Dalam bahasa Indonesia, seperti dapat dibaca dalam beberapa

kamus diantaranya Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kawin diartikan

12

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional),

hlm. 12. 13

Beni Ahmad Soebani, fiqh mawaris, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 33. 14 Syeikh Islam Ibnu Taimiyyh, Saddu Dzariah, (Riyad; Daru al Fadilah),

Page 30: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

11

dengan perjodohan laki-laki dan perempuan menjadi suami istri; nikah

sudah beristri atau bebini dalam bahasa pergaulan artinya

bersetubuh.15

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia kawin

diartikan dengan menjalin kehidupan baru dengan bersuami atau istri,

menikah, melakukan hubungan seksual, bersetubuh.16

b. Perceraian

Perceraian menurut istilah fiqih disebut talak atau furqah. Talak

berarti membuka ikatan, membatalkan perjanjian. Furqah berarti

bercerai. Kemudian kedua perkataan ini dijadikan istilah oleh ahli-ahli

fiqih yang berati : perceraian antara suami istri.17

c. Murtad

Riddha atau murtad ialah kembali ke jalan asal. Disini yang di

kehendaki dengan murtad ialah kembalinya orang islam yang berakal

dan dewasa ke kafiran dengan kehendaknya sendiri tanpa paksaan

orang lain, baik laki-laki maupun perempuan.18

Berdasarkan uraian tersebut diatas, yang dimaksud dengan

Putusnya Perkawinan Akibat Murtadnya Salah Satu Pihak adalah

putusnya perkawinan suami istri diakibatkan salah satu pihak keluar

dari agama islam.

15

Muhamad Amin Suna, Hukum Keluarga Islam di Dunia, (Jakarta: PT Raja Grapindo

Persada, 2004), hlm. 42 16 Kamus Besar Bahasa Indonesia, …., hlm.15 17

Kamal Muchtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: PT Bulan

Bintang, 2004), 18

Nastangin, Perceraian Karena Salah Satu Pihak Murtad ( Study Putusan Pengadilan

Agama Salatiga Nomor 0356/Pdt.G/2011/PA.SAL ), Skripsi Sarjana Hukum Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Salatiga, 2012.

Page 31: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

12

F. Tinjauan Pustaka

Pembahasan tentang putusnya perkawinan akibat murtadnya Salah

satu pihak banyak diteliti dan dikaji dalam berbagai bentuk karya tulis. Baik

dalam bentuk buku, skripsi, jurnal, atau yang lainnya dengan berbagai judul

dan permasalahan yang biasa dijadikan sumber informasi. Dari sekian

banyak karya tulis ilmiah mengenai putusnya perkawinan akibat murtadnya

salah satu pihak ini ada beberapa pembahasan yang berhubungan terhadap

topik yang akan diteliti penulis.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Nur Aini dengan judul

skripsi Putusnya Perkawinan Akibat Murtadnya Salah Satu Pihak (Analisis

Yuridis Normatif terhadap Putusan Pengadilan Agama No.

0411/Pdt.G/2011/PA. Kota Bengkulu)19

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ahda Bina Afianto dengan

judul skripsi Status Perkawinan Ketika Suami Atau Isteri Murtad Dalam

Kompilasi Hukum Islam.20

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati dengan judul

Kewenangan Peradilan Agama Dalam Memutus Perkara Perceraian Akibat

Murtad.21

19 Nur Aini, Putusnya Perkawinan Akibat Murtadnya Salah Satu Pihak (Analisis Yuridis

Normatif terhadap Putusan Pengadilan Agama No. 0411/Ptd.G/2011/PA. Kota Bengkulu), Skripsi

Mahasiswa Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyah, Fakultas Hukum, Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan Universitas Brawijaya Malang, 2013 20

Ahda Bina Afianto, Status Perkawinan Ketika Suami Atau Isteri Murtad Dalam

Kompilasi Hukum Islam, Skripsi Mahasiswa Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyah, Fakultas

Agama Islam, Universitas Muhamadiyah Malang, 2013 21 Fatmawati, Kewenangan Peradilan Agama Dalam Memutus Perkara Perceraian

Akibat Murtad, skripsi Mahasiswa Program Studi Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera

Utara, Medan, 2012

Page 32: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

13

Berdasarkan skripsi di atas maka penulis memberikan perbedaan yang

dapat di ambil dari penelitian yang penulis teliti sebagai berikut ini

penjelasannya penulis lebih menekankan terhadap putusnya perkawinan

akibat salah satu pihak murtad, pembahasan yang disusun oleh penulis lebih

mengarahkan kepada dasar pertimbangan majelis hakim Pengadilan Agama

dalam memutuskan perceraian dengan alasan murtad.

Page 33: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

13

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Pengadilan Agama Sengeti,

Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Dengan pertimbangan bahwa

lokasi tersebut dapat memperoleh data yang diperlukan untuk menyusun

serta menyelesaikan proposal skripsi ini.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2019.

a. Jenis Penelitian

Penelitiaan disini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu

dengan menggunakan analisa isi, dengan cara mengguraikan dan

mendeskripsikan isi dari putusan yang penulis dapatkan, kemudian

menghubungkan dengan masalah yang diajukan sehingga dapat

menemukan kesimpulan yang objektif, logis, konsisten, dan sistematis

sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dalam penulisan skripsi ini

b. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah

penelitian kualitatif dan hukum normatif, Penelitian Kualitatif ini fokus

untuk mengetahui tentang pertimbangan Hakim dalam memutuskan

perkawinan dengan alasan salah satu murtad. Penelitian hukum normatif

Page 34: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

14

yaitu mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek dengan meneliti data

skunder yang utama adalah buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis dan

disertai hukum, dan jurnal-jurnal hukum, disamping itu juga, kamus-

kamus hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan.22

Penelitian hukum normatif ini dilakukan dengan menggambarkan dasar

pertimbangan hakim terhadap putusan mengenai putusnya perkawinan

akibat murtadnya salah satu pihak.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari data

primer dan data sekunder, yaitu;

a) Data Primer

Yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan sendiri oleh

peneliti. Jadi, semua keterangan untuk pertama kalinya dicatat oleh

peneliti. Dari Al-Quran, Al-Hadist, Kitab-Kitab dan data primer ini di

dapatkan juga dari salinan putusan atau berkas perkara utusnya

Perkawinan Akibat Murtadnya Salah Satu Pihak (Study Putusan

Pengadilan Nomor 170/Pdt.G/2018/PA.Sgt). Dan formasi dari hakim

atau panitera yang menangani perkara gugat utusnya Perkawinan

Akibat Murtadnya Salah Satu Pihak (Study Putusan Pengadilan

22

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Cet 10, Kencana, 2015), hlm 195.

Page 35: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

15

Nomor 170/Pdt.G/2018/PA.Sgt). Sumber data primer yang diperoleh

dari Pengadilan Agama Sengeti, adalah sebagai berikut:

1. Hakim Pengadilan Agma Sengeti

2. Panitera Pengadilan Agama Sengeti

3. Panitera Pengganti Pengadilan Agama Sengeti

b) Data sekunder

Yaitu peraturan Perundang-Undangan bahan hukum yang

diperoleh melalui literatur-literatur atau bacaan-bacan hukum berupa

buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis dan disertai hukum, jurnal,

serta artikel dan pendapat hukum yang berkaitan dengan Putusnya

Perkawinan Akibat Murtadnya Salah Satu Pihak sesuai dengan

penelitian skripsi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan fakta penelitian. Untuk penelitian kualitatif, alat

yang digunakan adalah si peneliti itu sendiri (human instrument).23

Dalam

penelitian jenis lapangan ini (field research), penulis menggunakan dua

instrumen data, berupa wawancara, dan dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang

23

Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertas,

(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 37.

Page 36: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

16

lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan

tertentu. Wawancara secara garis besar terbagi dua, yaitu wawancara tak

terstruktur dan wawancara terstruktur.24

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu instrumen yang digunakan

dalam mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif. Dokumen adalah

catatan tertulis yang isinya merupakan setiap pernyataan tertulis yang

disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu

peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti dan informasi

kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan dan membuka

kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu

yang diselidiki.

D. Unit Analisis

Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila

penelitian tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan

populasi dan sampel, baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi

swasta atau sekelompok orang. Unit analisis juga menjelaskan kapan waktu

(Tahun berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian

tidak secara jelas menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut.25

Maka yang menjadi informanya adalah: Hakim Pengadilan Agama

Sengeti, Panmud Pengadilan Agama Sengeti, dan pegawai-pegawai

24

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2008), hlm. 180. 25

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2012), hlm. 62.

Page 37: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

17

Pengadilan Agama Sengeti, pada Bulan Januari, Tahun 2019. Jadi,

keseluruhan informanya berjumlah 5 orang, informanya yang berasal dari

eksternal Pengadilan Agama Sengeti diperlukan sebagai data pembanding

bagi data-data yang diperoleh dari internal Kantor Pengadilan Agama

Sengeti.

E. Sistematika Penulisan

Penyusuan skripsi ini terbagi dalam lima bab, dan setiap bab terdiri

dari beberapa sub-bab yang membahas permasalahan-permasalahan

tersendiri tetapi tetap saling berkaitan. Hasil penelitian yang diperoleh

setelah dilakukan analisis, kemudian disusun dalam bentuk laporan akhir

dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab Pertama, berisi tentang pendahuluan yang membahas mengenai

latar belakang , perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kerangka konseptual, dan tinjauan pustaka.

Bab Kedua, berisi tentang metode penelitian yang membahas

mengenai lokasi penelitian, jenis dan pendekatan penelitian, jenis dan

sumber data, analisis data, teknik analisis data, sistematika penulisan, dan

jadwal penelitian.

Bab Ketiga, berisi tentsng gambaran umum lokasi penelitian yang

membahas mengenai historis atau sejarah pengadilan agama Sengeti, aspek

geografis, aspek demografis, dan aspek pemerintahan.

Page 38: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

18

Bab Keempat, berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian yang

membahas mengenai putusan hakim pengadilan Agama Sengeti dalam

memutuskan perceraian diakibatkan salah satu pihak murtad serta

pertimbangan hukum dari putusnya perkawinan dengan alasan murtad.

Bab Kelima, berisi tentang penutup yang memuat kesimpulan dan juga

disertai dengan saran.

Page 39: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

19

F. Jadwal Penelitian

Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini maka penulis

menyusun jadwal sebagai berikut:

Tabel I. BAB II

Jadwal Penelitian

No

. Kegiatan

Tahun 2019-2020

Januari

Feb

ruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustu

s

Sep

tember

Okto

ber

Novem

ber

Desem

ber

1 1 2 3 1 1 2 3 4 1 2 4

1. Pengajuan

Judul

x

2. Pembuatan

Proposal

x x

3. Penunjukan

Dosen

Pembimbing

x

4. Keluar Jadwal

Seminar

x

5. Ujian Seminar

Proposal

x

6. Pengesahan

Judul

x

7. Surat Izin

Riset

x

8. Pengumpulan

Data

x x

9. Pengelolaan

dan Analisis

Data

x

10. Bimbingan dan

perbaikan

Skripsi

x

11. Agenda dan

Ujian Skripsi

x x

12. Perbaikan dan

Penjilidan

x

Page 40: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

20

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Pengadilan Agama Sengeti Muara Jambi

Eksistensi PA Sengeti didasarkan pada Keputusan Presiden Indonesia

Nomor 62 Tahun 2002 tanggal 28 Agustus 2002 . PA Sengeti sebelumnya

merupakan bagian dari PA Muara Bulian. PASengeti diresmikan oleh

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan

Haji rs. H. Taufiq Kamil pada tanggal 23 April 2003 di Kantor Bupati

Muaro Jambi. Pada periode awal Kantor PA Sengeti menempati rumah

penduduk Desa Sengeti yang bernama Drs. Thohri Yasin dan Endrawati.

Pada tahun 2004 Kantor PA pindah dan memakai gedung Dinas Perkebunan

Kabupaten Muaro Jambi.26

Pada tahun 2005 mulailah dibangun Gedung PA Sengeti yang

permanen dan selesai pada tahun itu. Gedung PA Sengeti terletak di

komplek perkatoran Bukit Cinto Kenang Pemerintahan Daerah Kabupaten

Muaro Jambi yang diresmikan pada hari Senin tanggal 20 Februari 2006 M

bertepatan dengan tanggal 21 Muharram 1427 H oleh Wakil Ketua

Mahkamah Agung Republik Indonesia Bidang Non Yudisial dan ditanda

tangani oleh Drs. H. Syamsuhadi Irsyad, SH.,MH. Pada saat yang sama

diresmikan pula Gedung PA Tebo dan Sabak yang juga masuk Wilayah

Pengadilan Tinggi Agama Jambi.

26

Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 20 Juni

2019.

Page 41: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

21

Ketua PA Sengeti yang pertama dijabat oleh Drs. Usman Karim dan

wakilnya adalah Drs. H. Wachid Ridwan. Panitera/Sekretaris dijabat oleh

Drs. Thohri Yasin. Setelah Ketua memasuki masa purnabakti tahun 2004,

jabatan Ketua dilaksanakan oleh wakil ketua sebagai PLH Ketua PA

Sengeti.27

Tabel II. BAB III

Nama-Nama Kepala Pengadilan Agama Sengeti28

No Nama Masa Jabatan

1. DRS. USMAN KARIM 2003-2004

2. DRS. SYEKHAN AL JUFRI 2005-2009

3. DRS. AZWAR, S.H. 2009-2013

4. DRA. HJ. SARTINI,S.H. MH 2014-2016

5. DRS.M. JHON AFRIJAL, SH.,M.H 2016-2017

6. DRS. H. ABDAN KHUBBAN, S.H. M.H 2018-Sekarang

B. Visi Misi Pengadilan Agama Sengeti

1. Visi:

“Terwujudnya Pengadilan Agama Yang Agung”

Visi Pengadilan Agama Sengeti tersebut merupakan kondisi yang

diharapkan dapat memotivasi seluruh karyawan-karyawati Pengadilan

Agama Sengeti dalam menjalankan aktivitas. Pernyataan visi Pengadilan

Agama Sengeti tersebut memiliki pokok pengertian sebagai berikut:

27

Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 20 Juni

2019. 28

Nama-Nama Kepala Pengadilan Agama Sengeti Tahun 2019.

Page 42: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

22

Bahwa yang ingin dicapai melalui visi ini adalah menjadikan

Pengadilan Agama Sengeti sebagai lembaga peradilan yang dihormati,

yang dikelola dan diawasi oleh hakim dan pegawai yang memiliki

kemuliaan, kebesaran dan keluhuran sikap dan jiwa dalam melaksanakan

tugas pokoknya memutus perkara.29

2. Misi

a. menjaga kemandirian lembaga peradilan

Maksudnya adalah bahwa syarat utama terselenggaranya suatu

proses peradilan yang obyektif adalah adanya kemandirian lembaga

yang menyelenggarakan peradilan, yaitu kemandirian badan peradilan

sebagai sebuah lembaga (kemandirian institusional), serta

kemandirian hakim dalam menjalankan fungsinya (kemandirian

individual/fungsional). Kemandirian menjadi kata kunci dalam usaha

melaksanakan tugas pokok dan fungsi badan peradilan secara efektif.

Sebagai konsekuensi dari penyatuan atap, dimana badan

peradilan telah mendapatkan kewenagan atas urusan organisasi,

administrasi, dan finansial (konsep satu atap), maka fungsi

perancanaan, pelaksanaan, serta pengawasan organisasi, administrasi,

dan finansial seluruh badan peradilan di Indonesia harus dijalankan

secara baik. Hal ini dimaksudkan agar tidak menganggu pelaksanaan

tugas kekuasaan kehakiman yang diembangnya. Hal penting lain yang

perlu diperjuangkan adalah kemandirian pengelolaan anggaran

29

Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 20 Juni

2019

Page 43: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

23

berbasis kinerja dan penyediaan sarana pendukung dalam bentuk

alokasi yang pasti dari APBN. Kebutuhan adanya kepastian ini untuk

memberikan jaminan penyelenggaraan Pengadilan di seluruh

Indonesia.30

Selain kemandirian institusional, kemandirian badan peradilan

juga mengandung aspek kemandirian hakim untuk memutus

(kemandirian individual/fungsional) yang terkait erat dengan tujuan

penyelenggaraan Pengadilan. Tujuan penyelenggaraan Pengadilan

yang dimaksud adalah untuk menjamin adanya pengakuan, jaminan,

perlindungan, dan kepastian hukum yang adil bagi setiap manusia.

Selain itu, juga perlu membangun pemahaman dan kemampuan yang

setara di antara para hakim menegenai masalah-masalah hukum yang

berkembang.

b. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan,

Maksudnya adalah tugas badan peradilan adalah

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.

Menyadari hal ini, orientasi perbaikan yang dilakukan Pengadilan

Agama Sengeti mempertimbangkan kepentingan pencari keadilan

dalam memperoleh keadilan. Adalah keharusan bagi setiap badan

peradilan untuk meningkatkan pelayanan public dan memberikan

jaminan proses peradilan yang adil. Keadilan bagi para pencari

keadilan pada dasarnya merupakan suatu nilai yang subyektif, Karena

30

Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 20 Juni

2019.

Page 44: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

24

adil menurut satu pihak belum belum tentu adil bagi pihak lain.

Penyelenggaraan peradilan atau penegakkan hukum harus dipahami

sebagai sarana untuk menjamin adanya suatu proses yang adil, dalam

rangka menghasilkan putusan yang mempertimbangkan kepentingan

(keadilan menurut) kedua belah pihak.31

Perbaikan yang akan dilakukan oleh Pengadilan Agama Sengeti,

selain subtansi putusan yang dapat dipertanggungjawabkan, juga akan

meliputi peningkatan pelayanan administrative sebagai penunjang

berjalannya proses yang adil. Sebagai contoh adalah adanya

pengumuman jadwal sidang secara terbuka dan pemberian salinan

putusan, sebagai bentuk jaminan akses bagi pencari keadilan.

c. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan,

Kualitas kepemimpinan badan peradilan akan menentukan

kualitas dan kecepatan gerak perubahan badan peradilan. Dalam

system satu atap, peran pimpinan badan peradilan, selain menguasai

aspek teknis yudisial, diharuskan juga mampu merumuskan kebijakan-

kebijakan non-teknis (kepemimpinan dan manajerial). Terkait aspek

yudisial, seorang pimpina Pengadilan bertanggungjawab untuk

menjaga adanya kesatuan hukum diPengadilan yang dipimpinnya.

Untuk area non-teknis, secara operasional, pimpina badan peradilan

dibantu oleh pelaksanaan urusan administrasi.

31

Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 20 Juni

2019.

Page 45: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

25

Dengan kata lain, pimpinan badanperadiln harus memiliki

kompetensi yudisial dan non-yudisial. Demi terlaksannya upaya-

upaya tersebut, Pengadilan Agama Sengeti menitikberatkan pada

peningkatan kualitas kepemimpinan badan peradilan dengan

membangun dan mengembangkan kompetensi teknis yudisial dan

non-yudisial (kepemimpinan dan manajerial).32

d. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan

.kredibilitas dan transparansi badan peradilan merupakan factor

penting untuk mengembalikan kepercayaan pencari keadilan kepada

badan peradilan. Upaya menjaga kredibilitas akan dilakukan dengan

mengefektifkan sistem pembinaan, pengawasan, serta publikasi

putusan-putusan yang dapat dipertanggungjawabka. Selain sebagai

pertanggungjawaban publik, adanya pengelolaan organisasi terbuka,

juga akan membangun kepercayaan pengemban kpentingan di dalam

badan peradilan itu sendir. Melalui keterbukaan informasi dan

pelaporan internal, personil peradilan akan mendapatkan kejelasan

mengenai jenjang karir, kesempatan pengembangan diri dengan

pendidikan dan pelatihan, serta penghargaan ataupun hukuman yang

mungkin mereka dapatkan. Terlaksannya prinsip transparansi,

pemberian perlakuan yang setara, serta jaminan proses yang ujur dan

32

Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 20 Juni

2019.

Page 46: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

26

adil, hanya dapat dicapai dengan usaha para personil peradilan untuk

bekerja secara professional dan menjaga integritasnya.33

C. Sturktur Organisasi Pengadilan Agama Sengeti

Untuk menjalankan peradilan, Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten

Muaro Jambi. Dilengkapi dengan tiga pembagian manajemen, yaitu dari

Majelis Hakim, Kepaniteraan, dan Kesekretariatan.34

Pertama, majelis hakim, adalah sebagai yang melakukan tugas

kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan

perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama dan juga melakukan

pengawasan terhadap jalanya peradilan.35

Kedua, kepaniteraan pengadilan agama adalah aparatur tata usaha

Negara yang dalam menjalakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan

tanggungjawab kepala pengadilan agama. Kepaniteraan mempunyai tugas

melaksanakan pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi

perkara serta menyelesaikan surat-surat yang berkaitn dengan perkara.36

Ketiga, kesekrtariatan pengadilan agama adalah tata usaha Negara

yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada ketua pengadilan agama. Kesekretariatan

33

Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 20 Juni

2019 34

Wawancara Dengan Abdan Khubban, Ketua Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten

Muaro Jambi, 20 Juni 2019. 35

Wawancara Dengan Mhd Syukri Adly, Hakim Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten

Muaro Jambi, 20 Juni 2019.

36

Wawancara Dengan Idwal Maris, Panitera Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten

Muaro Jambi, 20 Juni 2019.

Page 47: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

27

mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan di bidang

administrasi, organisasi, keuangan, sumber daya manusia, serta sarana

prasarana di lingkungan pegandilan agama.37

D. Program Kerja Hakim

1. Ketua

a. Tugas Pokok

1. Ketua selaku Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan

tugas kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat

pertama;

2. Ketua Pengadilan mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas

dan tingkah laku Hakim, Panitera, Panitera Pengganti dan Jurusita

serta Pejabat Struktural di daerah Hukumnya; dan

3. Ketua Pengadilan mengatur pembagian tugas para hakim.

b. Fungsi

1. Ketua Pengadilan membagikan semua berkas perkara dan atau

surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara yang

diajukan ke Pengadilan kepada Majelis Hakim untuk diselesaikan;

dan.

2. Ketua Pengadilan Negeri menetapkan perkara yang harus diadili

berdasarkan nomor urut, tetapi apabila terdapat perkara tertentu

37

Wawancara Dengan Yudistira Adi Pinto, Sekretaris Pengadilan Agama Sengeti,

Kabupaten Muaro Jambi, 20 Juni 2019.

Page 48: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

28

yang karena menyangkut kepentingan umum harus segera diadili,

maka perkara itu didahulukan.38

2. Wakil Ketua

Tugas Pokok

Wakil Ketua selaku Hakim Pengadilan adalah pejabat yang

melakukan tugas kekuasaan kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama.

Fungsi

Wakil Ketua Pengadilan Negeri berfungsi sebagai Koordinator

Pengawasan di daerah Hukumnya.39

3. Hakim

Tugas Pokok

Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan tugas kekuasaan

kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara

pidana dan perkara perdata di tingkat pertama.

Fungsi

Melakukan tugas-tugas Pengawasan sebagai Pengawas Bidang

dengan memberi petunjuk dan bimbingan yang diperlukan bagipara

Pejabat strukturl maupun Fungsional.40

38

Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 20 Juni

2019. 39

Dokumentasi Di Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 20 Juni

2019. 40

Wawancara dengan Mhd. Syukri adly, Majelis Hakim, Pengadilan Agama Sengeti,

Kabupaten Muaro Jambi, 20 Juni 2019.

Page 49: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

29

Tabel. III. BAB III

Daftar Sarana Dan Prasarana41

Identitas Barang Jumlah

Barang

penguasaan

No Nama barang Merk/type Kd Barang Th.prlh

n

1. Meja kerja kayu 3.05.02.01.002 2015 1 buah Milik sendiri

2. Meja kerja kayu 3.05.02.01.002 2015 1 buah Milik sendiri

3. Meja kerja kayu 3.05.02.01.002 2015 1 buah Milik sendiri

4. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

5. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

6. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

7. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

8. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

9. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

10. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

11. A.C Split LG 3.05.02.04.004 2006 1 buah Milik sendiri

12. A.C Split LG 3.05.02.04.004 2006 1 buah Milik sendiri

13. P.C Unit Polysonic 3.10.01.02.001 2008 1 buah Milik sendiri

14. P.C Unit Lenovo 3.10.01.02.001 2016 1 buah Milik sendiri

15. P.C Unit Lenovo 3.10.01.02.001 2016 1 buah Milik sendiri

16. Printer CANON 3.10.02.03.003 2013 1 buah Milik sendiri

E. Aspek Perkara Yang Diterima

Pengumpulan data perkara yang telah diterima pada tahun terakhir

yaitu perkara pada tahun 2018 dan sisa perkara tahun2017.

Sisa Perkara tahun 2017 ........................................................... = 66 perkara

Perkara yang diterima tahun 2018 ............................................ = 605 perkara

JUMLAH .................................................................................. = 671 perkara

Secara umum jenis perkara yang diterima pada tahun 2018 adalah sebagai

berikut:

Perkara Gugatan tahun 2018 ..................................................... = 534 perkara

Perkara Permohonan tahun 2018 .............................................. = 71 perkara

JUMLAH .................................................................................. = 605 perkara

a. Jumlah sisa perkara yang putus

41

Daftar Sarana Dan Prasarana Tahun 2019

Page 50: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

30

1. Menurut Jenis Perkara adalah sebagai berikut:

Grafik. I. BAB III

Perkara yang Diterima Menurut Jenis Perkara42

Tabel. IV. BAB III

Perkara Menurut Jenis Pekerjaan43

NO PEKERJAAN JUMLAH

1 Ibu Rumah Tangga 320 orang

2 Wiraswasta 85 orang

3 Tani 55 orang

4 PNS 10 orang

5 Pensiunan PNS -

6 Buruh 25 orang

7 Honorer 37 orang

8 Karyawan 58 orang

9 Dagang 27 orang

10 Lain-Lain 54 orang

JUMLAH 671 orang

42

Perkara Yang Diterima Menurut Jenis Perkara Tahun 2018 43

Perkara Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2018

0

100

200

300

400

500

606

404

128

2 19 33 1 1 2 1 13 1 1

Cerai Gugat

Cerai Talak

Izin Poligami

Dispensasi Kawin

Isbat Nikah

Penguasaan Anak

Page 51: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

31

Grafik. II. BAB III

Perkara tingkat kecamatan44

2. Menurut Tingkat Usia

Perkara yang diterima tahun 2018 ditambah sisa tahun 2017 menurut

tingkat usia adalah sebagai berikut: 45

Tabel. V. BAB III

Perkara menurut tingkat usia46

NO KATEGORI UMUR P

1 < 20 Tahun 38 Orang

2 21 - 30 Tahun 295 orang

3 31 - 40 Tahun 208 orang

4 41 - 50 Tahun 95 orang

5 51 - 60 Tahun 20 orang

44

Perkara tingkat kecamatan Tahun 2018 45

Wawancara dengan Haristo, Panitera Pengganti, Pengadilan Agama Sengeti,

Kabupaten Muaro Jambi, 19 Mei 2019. 46

Perkara Menurut Tingkat Usia Tahun 2018

0

10

20

30

40

50

60

70

13

28

6

15 15 10 10

15

5 8

3

30

44

36

56

32 37

68

48

20 18 15

7

25

8 11

0

14

3 2 3 0 1

CT

CG

LL

Page 52: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

32

6 61 -70 Tahun 10 orang

7 71 – Dst 5 orang

JUMLAH 671 orang

3. Berikut ini adalah grafik perkara tahun 2018 menurut tingkat

pendidikan, sebagai berikut:

Grafik. III. BAB III

Perkara tingkat pendidikan47

4. Jumlah perkara yang di putus tepat waktu

Dari seluruh perkara masuk pada tahun 2018 serta sisa perkara

tahun 2017 yang seluruhnya berjumlah 671 perkara sebagaimana

diuraikan diatas, Pengadilan Agama Sengeti telah menyelesaikan

perkara tersebut sebanyak 621 Perkara hingga akhir tahun 2018.

Perkara yang masih tersisa adalah berjumlah 50 perkara. Berikut tabel

perkara yang diputus berdasarkan jenis perkara, adalah sebagai

berikut: 48

47

Perkara Tingkat Pendidikan Tahun 2018 48

Wawancara dengan Romi Herusman, Panitera Muda Hukum, Pengadilan Agama

Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 11 Juni 2019.

0 50 100 150 200 250

606

3

18

13

205

177

185

5 Non - SD

SD

SLTP

SLTA

DIPLOMA

S1

S2

Page 53: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

33

Tabel. VI. BAB III

Perkara yang diputus49

NO JENIS PERKARA JUMLAH

1 Cerai Gugat 404

2 Cerai Talak 136

3 Dispensasi Kawin 36

4 Isbat Nikah 30

5 Hibah 1

6 Pengangkatan Anak 3

7 Wali Adhol 1

8 Kewarisan 1

9 Penetapan Ahli Waris 7

10 Harta Bersama 2

JUMLAH 621

b. Rekapitulasi Perkara Yang Diterima Dan Diputus Berdasarkan Produk.

Data perkara yang diterima dan diputus berdasarkan produk

Pengadilan Agama Sengeti adalah sebagai berikut:

1. Diterima:

Sisa perkara tahun 2017………………………….... = 66 Perkara

Perkara yang diterima tahun 2018.................……… = 605 perkara

JUMLAH ..…………………………….................... = 671 perkara

Meliputi jenis perkara sebagai berikut :

Perkara permohonan …………………………......... = 76 perkara

Perkara gugata ………………………...………….. = 595 perkara

JUMLAH ………………………………................. =671 perkara

49

Perkara Yang Diputus Tahun 2018

Page 54: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

34

2. Diputus:

Perkara permohonan..………………………………. = 73 perkara

Perkara gugatan .…………………………………… = 548 perkara

JUMLAH……………………………….................... = 621 perkara

Sisa perkara pada tingkat pertama ...……………….. = 50 perkara

Yang terdiri dari :

Perkara permohonan .………………………………. = 3 perkara

Perkara gugatan …………………….............……… = 47 perkara

3. Minutasi Perkara

Perkara yang diputus/diselesaikan tahun 2018 berjumlah 621

perkara, perkara yang diputus tersebut telah diminutasi Seluruhnya

sebanyak 621 perkara

4. Jumlah Perkara yang mengajukan upaya hukum Banding, Kasasi dan

PK

Tahun 2018 upaya hukum yang dilakukan para pencari keadilan

hanya terdapat 1 (satu) buah perkara yang dapat digambarkan

sebagai berikut :

Tingkat Banding = 1 perkara

JUMLAH = 1 Perkara

Perkara-perkara Banding tersebut tercatat dalam register dengan

nomor sebagai berikut :

76/Pdt.G/2018/PA.Sgt

Berdasarakan gambaran di atas dapat dijumlahkan perkara yang

tidak mengajukan upaya hukum Banding, Kasasi dan PK sebanyak

669 Perkara dari 671 Perkara yang di terima pada Tahun 2018 serta

sisa perkara pada tahun 2017.

5. Jumlah perkara yang berhasil di mediasi50

Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 tahun 2008

tentang Mediasi, Pengadilan Agama Sengeti telah melaksanakan

50

Wawancara dengan Idwal Maris, Panitera Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten

Muaro Jambi, 20 Juni 2019.

Page 55: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

35

maksud dari Peraturan tersebut dengan jumlah perkara yang

dimediasi pada tahun 2018 mencapai 72 perkara, dengan rincian

sebagai berikut :

Berhasil : 8 Perkara

Tidak Berhasil : 62 Perkara

Tidak dapat dilaksanakan : 2 Perkara

Tingkat keberhasilan mediasi di Pengadilan Agama Sengeti dapat

dilihat dalam grafik sebagai berikut :

Grafik. IV. BAB III

Tingkat keberhasial perkara51

6. Jumlah perkara anak yang diselesaikan melalui diversi

Tidak Ada Perkara anak yang di selesaikan melalui diversi pada

Pengadilan Agama Sengeti.

51

Tingkat Keberhasial Media Tahun 2018

0; 0%

58; 100%

BERHASIL TIDAK BERHASIL

Page 56: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

36

STRUKTUR ORGANISASI

PENGADILAN AGAMA SENGETI KELAS IB

KETUA

ABDAN KHUBBAN

WAKIL KETUA

Dr

MULIYAMAH H

A

K

I

M

A

H

A

K

I

M

A DD

SITI FATIMAH

D

EMANELI

RAHMATULLAH RAMADAN

PANITERA

SEKRETARIS

IDWAL MARIS YUDISTIRA ADI PINTO

Panmud Hukum

Panmud Permohonan

Panmud Gugatan

SAID HASAN SITI HARIAH

KASUBBAG

Perencanaan ti & pelaporan

ROMI HERMAWAN

KASUBBAG

Kepegawaian

& ortala

KASUBBAG

Umum &

keuangan

RINDOM

RIDONA

SOLIKUN ANGGA

SETIAWAN

RAHARDI

BENDAHARA

ELIN MARLINA

PANITERA PENGGANTI

ARIEF MUSTAKIM

PANITERA

PENGGANTI P

HARISTO

ROSDA MARYANTI

ADITYAWARMAN

ISMIATUN

UMARIAD BAFADAL

U

SITI AZIZAH

JURUSITA/JSP

ARSIL HADI,

TABRI

M. FAIZAL,

IMRAN

ELIN MARLINA

HAKIM ANGGOTA

Page 57: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pertimbangan Majelis Hakim Dalam Memutuskan Perceraian Pada

Perkara Nomor 170/Pdt.G/2018/PA.Sgt.

Peradilan yang dilaksanakan Nabi Muhammad Shalallah Alaihi Wa

Salam, dan para Khalifah setelahnya adalah dengan terbuka atau di tempat

umum, seperti masjid atau suatu tempat yang seseorang tidak dilarang

memasukinya. Sebab alasannya peradilan Islam adalah terbuka, sehingga

kasusnya dapat di akses oleh publik.52

Kewenangan Peradilan Agama yang semula bertugas dan berwenang

memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara tingkat pertama

antara orang-orang beragama Islam di bidang: a. perkawinan; b. kewarisan,

wasiat, dan hibah; c. waqaf dan shadaqah. Berdasarkan UU No. 3 tahun 2006,53

kewenangannya diperluas dalam bidang ekonomi syariah, meliputi: Bank

syariah, Asuransi, Ansuransi Syariah, Reansuransi Syariah dan Surat Berharga

Berjangka Menengah Syariah, Sekuritas Syariah, Pengadilan Syariah, Dana

52

Samir Aliyah, System Pemerintah Peradilan Dan Adat Dalam Islam, (Jakarta: Khalifa,

2004), hlm. 83. 53

Undang-Undang No. 3 tahun 2006, Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 Tentang Peradilan Agama.

Page 58: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

38

Pensiun Lembaga Keuangan Syariah, Bisnis Syariah, Dan Lembaga Keuangan

Mikro Syariah.54

Qadha‟ adalah fardhu kifayah. Seorang imam (penguasa) di setiap

negera wajib mengangkat qadhi (hakim) di wilayah kekuasaannya sebagai

pengganti dirinya didalam menjelaskan hukum-hukum syariat dan mewajibkan

rakyatnya menaatinya.55

Putusan hakim merupakan mahkota dan puncak dari suatu perkara yang

sedang diperiksa dan diadili oleh hakim tersebut. Oleh karena itu, tentu saja

hakim dalam membuat putusan harus memperhatikan segala aspek didalamnya,

mulai dari perlunya kehati-hatian, dihindari sedikit mungkin ketidakcermatan,

baik yang bersifat formal maupun materil sampai adanya kecakapan teknik

membuatnya.56

Di antara ayat-ayat Al-Qur‟an terdapat yang ditunjukan kepada Nabi

Shalallah Alaihi Wa Sallam seperti:

ف هن ثن لا جدوا ف ز ت ا ش ج كوىك فو ح ت تل لا ؤهىى ح ر لا و

لوىا ت سلوا س ت و ا ق ض و جا ه ز فسهن ح ٥٦أ Artinya: Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman

hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang

mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati

54

Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syari‟ah, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2017), hlm. 14. 55

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza‟iri, Minhajul Muslim, (Jakarta: Darul Haq, 2018), hlm.

944. 56

Ahmad Rifa‟i, Penemuan Hukum Oleh Hakim, (Jakarta: Sinar Grafika, 2018), hlm. 94.

Page 59: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

39

mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan

mereka menerima dengan sepenuhnya57

Rasulallah Shalallah Alaihi Wa Salam memutuskan perselisihan antara

Abu Bakar dan Rabi‟ah Al-Aslami tentang tanah yang terdapat pohon korma

yang miring, adapun batangnya di tanah Rabi‟ah, sedangkan rantingnya di

tanah Abu Bakar, dan masing-masing mengakui bahwa pohon tersebut

miliknya. lalu keduanya pergi kepada Nabi Shalallah Alaihi Wa Sallam, maka

beliau memutuskan bahwa ranting menjadi milik orang yang memiliki batang

pohon.58

Untuk lebih mendekatkan dan fokus pada permasalahan penelitian yang

ada, dan memberikan deskripsi yang jelas tentang perceraian yang disebabkan

salah satu pihak murtad yang di putus oleh Hakim Pengadilan Agama Sengeti

pada perkara No. 170/Pdt.G/2018/PA.Sgt.

Adapun inti sari dari kasus posisinya sebagai berikut:

1. Duduk Perkara

a. Bahwa penggugat telah mengajukan gugatan cerai secara tertulis

tertanggal 26 Maret 2018. Terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama

Sengeti dalam Buku Register Induk Perkara Gugatan dengan Nomor

170/Pdt.G/2018/PA.Sgt, tanggal 27 Maret 2018. Isinya sebagai berikut:

57

QS. An-Nisa, (4), 65. 58

Samir aliyah, system pemerintah, peradilan dan adat dalam islam, (jakarta: khalifa, 2004),

hlm. 299.

Page 60: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

40

b. Bahwa pada tanggal 2 April 2010 telah dilangsungkan perkawinan

antara Penggugat dengan Tergugat yang dilaksanakan menurut hukum

dan sesuai dengan tuntutan ajaran agama Islam. Perkawinan tersebut

telah dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Maro

Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Pripinsi Jambi. Sebagaimana tercatat

dalam Akta Nikah No. 71/08/IV/2010, tertanggal 12 April 2010;

c. Bahwa perkawinan antara Penggugat dan Tergugat dilangsungkan

berdasarkan kehendak kedua belah pihak dengan tujuan membentuk

rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah yang diridhoi Allah

Swt;

d. Bahwa setelah menikah, Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah

kediaman bersama di Tanjung Ale, RT 12, Desa Kemingking Dalam,

Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi;

e. Bahwa selama masa perkawinan, Penggugat dan Tergugat telah

berkumpul sebagaimana layaknya suami istri dan sudah dikaruniai 2

(dua) orang anak yang masing-masing bernama :

1) M. Gabe Azra P. Silalahi, laki-laki, lahir pada tanggal 06 Mei 2011

di Jambi;

2) Salsabila Rohadatul Aisy, perempuan, lahir pada tangga 21 Februari

2015 di Jambi;

Page 61: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

41

f. Bahwa kebahagiaan yang dirasakan Penggugat setelah berumah tangga

dengan Tergugat hanya berlangsung sampai tahun 2015, ketentraman

rumah tangga Penggugat dengan Tergugat mulai goyah setelah antara

Penggugat dengan Tergugat terjadi perselisihan dan pertengkaran secara

terus menerus sejak tahun 2014 sampai dengan saat ini;

g. Bahwa Tergugat sejak tahun 2014 sudah mulai jarang pulang dengan

alasan yang sah;

h. Bahwa Tergugat sejak tahun 2017 telah berpindah keyakinan (agama);

i. Bahwa puncak dari perselisihan antara Penggugat dan Tergugat terjadi

pada tahun 2015 yang menyebabkan antara Penggugat dan Tergugat telah

pisah rumah, dimana Tergugat pergi dari rumah kediaman bersama.

Sehingga sejak saat itu Penggugat dan Terguat sudah tidak pernah lagi

menjalin hubungan sebagaimana layaknya suami istri;

j. Bahwa atas permasalahan dan kemelut rumah tangga yang dihadapi,

Penggugat telah mencoba memusyawarahkan dengan keluarga

Penggugat dan Tergugat untuk mencari penyelesaian dan demi

menyelamatkan perkawinan, namun usaha tersebut tidak membuahkan

hasil;

k. Bahwa ikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat sebagaimana

yang diuraikan di atas sudah sulit dibina untuk membentuk suatu rumah

tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah sebagaimana maksud dan

Page 62: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

42

tujuan dari suatu perkawinan, sehingga lebih baik diputus karena

perceraian;

l. Bahwa berdasarkan hal-ha tersebut di atas, permohonan Penggugat

untuk mengajukan gugatan perceraian terhadap Tergugat atas dasar

pertengkaran yang sterjadi terus menerus dan tidak mungkin hidup

rukun dalam suatu ikatan perkawinan, telah memenuhi unsur Pasal 19

huruf (f) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975, sehingga berdasar

hukum untuk menyatakan gugatan cerai ini dikabulkan;

m. Bahwa Penggugat sanggup membayar biaya perkara;

n. Bahwa berdasarkan dalil dan alasan-alasan tersebut di atas, maka

dengan ini Penggugat memohon kepada Ketua Pengadilan Agama

Sengeti Cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini

untuk dapat menentukan hari persidangan, kemudian memanggil

Penggugat dan Tergugat untuk diperiksa dan diadili, selanjutnya

memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut:

Primer:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menceraikan perkawinan Penggugat (Evi Susanti binti M. Yusup)

dengan Tergugat (Baga Silalahi bin Maruli Silalahi);

3. Memerintakan Panitera Pengadilan Agama Sengeti untuk

mengirimkan salinan putusan yang telah mempunyai kekuatan

Page 63: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

43

hukum tetap kepada Kantor Urusan Agama di tempat tinggal

Penggugat dan Tergugat dan Kantor Urusan Agama tempat

perkawinan Penggugat dan Tergugat untuk dicatat dalam register

yang tersedia untuk itu;

4. Membebankan biaya perkara sesuai hukum;

Subsider:

Atau apabila Pengadilan Agama berpendapat lain mohon putusan yang

seadil-adilnya (Ex aequo et bono).

o. Bahwa, untuk keperluan pemeriksaan perkara ini, Penggugat dan

Tergugat telah dipanggil dan diperintahkan untuk menghadiri

persidangan;

p. Bahwa, pada hari sidang yang telah ditentukan, Penggugat telah datang

sendiri secara pribadi menghadap sidang dan telah mengemukakan haknya,

sedangkan Tergugat tidak pernah hadir menghadap sidang, tidak pula

mengutus orang lain sebagai wakil atau kuasanya yang sah, dan tidak ada

berita tentang penyebab ketidakhadirannya, meskipun Tergugat telah

dipanggil dengan relaas panggilan Nomor 170/Pdt.G/2018/PA.Sgt.,

tanggal 09 April 2018, 26 April 2018 dan 18 Mei 2018. Majelis Hakim

menilai panggilan terhadap Tergugat tersebut sah dan berpendapat

Tergugat mengabaikan seluruh haknya dalam sidang;

Page 64: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

44

q. Bahwa, Majelis Hakim telah berusaha secara maksimal menasehati

Penggugat agar berdamai dan tetap mempertahankan keutuhan rumah

tangganya dengan Tergugat, namun tidak berhasil;

r. Bahwa, oleh karena Tergugat tidak hadir di persidangan, maka upaya

perdamaian melalui mediasi tidak dapat dilaksanakan;

s. Bahwa, kemudian Majelis Hakim membacakan surat gugatan Penggugat.

Penggugat menyatakan tetap pada isi dan maksud gugatannya;

t. Bahwa, untuk membuktikan dalil-dalil dalam surat gugatannya,

Penggugat telah mengajukan alat bukti sebagai berikut:

a. Bukti Tertulis

Fotokopi Buku Kutipan Akta Nikah, Nomor 71/08/IV/2010, atas nama

Baga Silalahi bin Maruli Silalahi dan Evi Susanti binti M. Yusup. Asli

bukti surat diterbitkan oleh Pejabat Pencatat Nikah Kantor Urusan

Agama Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, tanggal 12

April 2010. Bukti surat sesuai dengan aslinya, bermeterai cukup dan

dicap pos, serta telah dilegalisir oleh Ketua Majelis, diparaf dan diberi

tanda P;

b. Bukti Saksi

1. Ali Azwar bin Ahmad Badawi, umur 50 tahun, agama Islam,

pendidikan SMA, pekerjaan Swasta, tempat tinggal di RT 06,

Desa Kemingking Dalam, Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten

Muaro Jambi. Saksi mengaku sebagai Paman Penggugat. Telah

Page 65: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

45

memberikan kesaksian di bawah sumpah yang pada pokoknya

sebagai berikut:

a) Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri;

b) Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak

harmonis, antara Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah

selama 6 bulan, Tergugat pergi dari rumah kediaman

bersama;

c) Bahwa saksi tidak mengetahui perihal perselisihan dan

pertengkaran dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat,

namun Penggugat menceritakan kepada saksi bahwa sejak 3

tahun lalu Tergugat telah kembali memeluk agama asalnya

dahulu, yaitu agama Kristen, sehingga Penggugat tidak lagi

merasakan kenyamanan hidup bersama dengan Tergugat;

d) Bahwa saksi tidak pernah melihat Tergugat menjalankan

ritual agama Kristen, saksi tahu dari cerita Penggugat;

e) Bahwa sejak 3 tahun lalu, saksi melihat Penggugat dan

Tergugat jarang bersama. Tergugat jarang pulang ke rumah

kediaman bersama karena lebih sering berada di tempatnya

bertugas, yaitu di Muaro Sabak;

f) Bahwa pihak keluarga telah berupaya merukunkan Penggugat

dan Tergugat, namun tidak berhasil;

Page 66: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

46

2. Dahlia binti Mudin, umur 37 tahun, agama Islam, pendidikan

SMP, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat kediaman di RT 12,

Desa Kemingking Dalam, Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten

Muaro Jambi. Saksi mengaku sebagai ibu kandung Penggugat.

Telah memberikan kesaksian di bawah sumpah yang pada

pokoknya sebagai berikut:

a) Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri;

b) Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak

harmonis, karena sejak tiga tahun lalu Tergugat kembali

memeluk agama asalnya yaitu agama Kristen, dan sering

mengajak Penggugat untuk ikut memeluk agamanya tersebut;

c) Bahwa saksi tidak pernah melihat Tergugat menjalankan ritual

agamanya tersebut, saksi hanya tahu dari cerita Penggugat, dan

Tergugat hanya diam saja ketika saksi menanyakan kebenaran

perpindahan agama tersebut;

d) Bahwa saksi tidak pernah melihat pertengkaran Penggugat dan

Tergugat;

e) Bahwa Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah sejak tiga

tahun lalu, Tergugat pergi dari rumah kediaman bersama,

namun Tergugat masih ada sesekali mendatangi rumah

kediaman bersama;

Page 67: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

47

f) Bahwa pihak keluarga sudah berupaya mendamaikan

Penggugat dan Tergugat, namun tidak berhasil;

u. Bahwa, kemudian Penggugat menyampaikan kesimpulan secara lisan,

pada pokoknya menyatakan tetap pada isi dan maksud gugatannya dan

mohon kepada Majelis Hakim segera menjatuhkan putusan dengan

mengabulkan seluruh tuntutan dalam gugatan Penggugat;

2. PERTIMBANGAN HUKUM

a. Bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana telah

diuraikan di dalam bagian duduk perkara;

b. Bahwa berdasarkan berita acara relaas panggilan atas nama Penggugat

dan Tergugat, Majelis Hakim menilai pemanggilan terhadap Penggugat

da Tergugat tersebut telah dilaksanakan berdasarkan petunjuk Pasal 55

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 perubahan kedua terhadap

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama Jis.

Pasal 145 ayat (1) dan (2) R.Bg dan Pasal 26 ayat (1) dan (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Oleh karenanya

pemanggilan tersebut harus dinyatakan resmi dan patut (sah);

c. Bahwa Penggugat telah datang menghadap dan telah mengemukakan

haknya di persidangan, sedangkan Tergugat tidak pernah hadir ke

persidangan dan tidak pula mengutus wakil atau kuasanya yang sah serta

Page 68: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

48

tidak ada mengajukan eksepsi meskipun pemanggilan terhadap Tergugat

telah dilaksanakan secara resmi dan patut, dengan demikian telah cukup

alasan bagi Majelis Hakim untuk memeriksa dan memutus perkara ini

tanpa hadirnya Tergugat sesuai petunjuk Pasal 149 ayat (1) dan 150 R.Bg;

d. Bahwa seluruh upaya perdamaian telah dilakukan secara maksimal oleh

Majelis Hakim dengan menasehati Penggugat agar berdamai dengan

Tergugat, namun tidak berhasil. Sedangkan upaya damai melalui proses

mediasi sebagaimana petunjuk Pasal 7 Peraturan Mahkamah Agung

Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, tidak

dapat dilaksanakan karena ketidakhadiran Tergugat. Dengan demikian

berdasarkan ketentuan Pasal 82 ayat (1), ayat (2) dan ayat (4) Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50

Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama Jis. Pasal 07 Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Pasal 143 ayat (1)

Kompilasi Hukum Islam, Majelis Hakim patut dan harus menyatakan

upaya damai tidak berhasil;

e. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 283 R.Bg Jo. Pasal 1705 KUH

Perdata, Majelis Hakim memerintahkan Penggugat untuk membuktikan

seluruh dalil-dalil dalam gugatannya dengan bukti yang sah;

Page 69: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

49

f. Bahwa untuk menilai alat-alat bukti yang diajukan Penggugat, Majelis

Hakim akan mempertimbangkan satu persatu;

g. Bahwa bukti surat yang diajukan Penggugat bertanda “P” merupakan

salinan kutipan akta pernikahan yang dibuat di hadapan pejabat

berwenang, telah sesuai dengan aslinya, dan berisi tentang keabsahan

pernikahan Penggugat dan Tergugat. Berdasarkan hal tersebut Majelis

Hakim menilai bukti surat bertanda “P” telah memenuhi syarat formil

bukti sesuai Pasal 285 R.Bg Jo. 1708 KUH Perdata dan syarat materil

bukti sesuai Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan Jo. Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam.

Oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bukti surat bertanda “P”

patut dijadikan sebagai alat bukti dalam perkara ini;

h. Bahwa walaupun Penggugat mendalilkan Tergugat beragama Kristen,

namun berdasarkan bukti surat bertanda “P” tersebut di atas, ternyata

perkawinan dilakukan secara agama Islam. Dalam Yurisprudensi

Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 736/K/Sip/1976, tanggal

15 Februari 1977, pada pokoknya disebutkan bahwa penyelesaian

sengketa perkawinan ditentukan berdasarkan hukum yang berlaku dan

diikuti pada saat perkawinan dilangsungkan. Dengan demikian, Majelis

Hakim patut menyatakan perkara ini merupakan kewenangan absolut

Pengadilan Agama Sengeti;

Page 70: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

50

i. Bahwa Penggugat bertempat tinggal di wilayah hukum Pengadilan

Agama Sengeti, dan Tergugat juga tidak ada melakukan eksepsi perihal

kewenangan relatif mengadili, serta berdasarkan bukti surat P, maka

Majelis Hakim berpendapat Penggugat patut dinyatakan mempunyai

legal standing untuk mengajukan perkara ini (persona standi in judicio)

dan perkara a quo merupakan kompetensi absolut dan relatif Pengadilan

Agama Sengeti untuk mengadilinya (vide Pasal 49 ayat (1) huruf (a) dan

Pasal 73 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang

Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009);

j. Bahwa bukti saksi yang dihadirkan Penggugat di persidangan (Ali

Azwar bin Ahmad Badawi dan Dahlia binti Mudin) merupakan paman

dan ibu kandung Penggugat. Termasuk orang yang dewasa, cakap

bertindak, dan tidak terhalang menjadi saksi serta telah memberi

kesaksian di bawah sumpah. Majelis Hakim menilai para saksi

Penggugat tersebut telah memenuhi syarat formil saksi sesuai ketentuan

Pasal 171 dan Pasal 175 R.Bg Jo. Pasal 22 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 1 Tentang Perkawinan Jis. Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam;

k. Bahwa berdasarkan materi keterangan para saksi Penggugat di

persidangan, Majelis Hakim menemukan dua kualitas materi kesaksian,

untuk itu Majelis akan mempertimbangkan sebagai berikut;

Page 71: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

51

l. Bahwa kualitas pertama adalah mengenai materi kesaksian para saksi

Penggugat tentang hubungan Penggugat dan Tergugat sebagai suami

istri, keadaan rumah tangga sudah tidak harmonis, antara Penggugat dan

Tergugat telah pisah rumah selama 3 (tiga) tahun, dan ketidakberhasilan

upaya keluarga untuk merukunkan Penggugat dan Tergugat. Majelis

Hakim menilai materi kesaksikan para saksi Penggugat tentang hal

tersebut merupakan pengetahuan langsung saksi, keterangannya saling

berkaitan dan bersesuaian antara satu dengan lainnya sehingga patut

diterima dan dalil Penggugat tentang hal tersebut patut dinyatakan

terbukti (vide Pasal 308 dan 309 R.Bg);

m. Bahwa kualitas kedua adalah materi kesaksian para saksi Penggugat

tentang peristiwa perselisihan dan perpindahan agama Tergugat. Majelis

Hakim menemukan fakta bahwa para saksi tidak mengetahui secara

langsung adanya pertengkaran dalam rumah tangga dan perpindahan

agama Tergugat, dan para saksi hanya mengetahui peristiwa tersebut

melalui cerita atau informasi Penggugat. Menurut Pasal 308 R.Bg,

keterangan para saksi Penggugat tentang hal tersebut digolongkan

sebagai kesaksian de auditu, dan menurut hukum kesaksian tersebut

belum dapat secara mutlak menguatkan dalil gugatan, sehingga Majelis

Hakim berdasarkan petunjuk Pasal 309 R.Bg menilai kesaksian para

saksi Penggugat perihal pertengkaran dan perpindahan agama Tergugat

hanya dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam perkara ini;

Page 72: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

52

n. Menimbang, bahwa berdasarkan surat gugatan, keterangan Penggugat

serta seluruh alat bukti yang diajukan Penggugat di persidangan, Majelis

Hakim telah menemukan fakta-fakta hukum yang telah dikonstatir

sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri sah, menikah pada

tanggal 02 April 2010 secara agama Islam;

2. Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak harmonis,

telah pisah rumah selama 3 tahun, Tergugat pergi dari rumah

kediaman bersama;

3. Bahwa terdapat petunjuk bahwa Tergugat telah kembali menganut

agamanya dahulu yaitu agama Kristen;

4. Bahwa upaya damai tidak berhasil;

o. Bahwa untuk mengajukan perceraian, seseorang harus bisa

membuktikan bahwa pasangannya telah lalai terhadap hak dan

kewajibannya dan alasan perceraian tidak bertentangan dengan aturan

perundang-undangan yang berlaku (vide Pasal 34 ayat 3 Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan);

p. Bahwa Penggugat mendalilkan rumah tangganya tidak harmonis karena

sering terjadi perselisihan dan pertengkaran serta Tergugat pindah

keyakinan. Majelis Hakim menilai alasan perceraian yang dimaksudkan

Penggugat sebagaimana tertuang dalam Pasal 19 huruf (f) Peraturan

Page 73: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

53

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo. Pasal 116 huruf (f) dan

(h) Kompilasi Hukum Islam. Oleh karenanya Penggugat wajib

membuktikan tentang adanya perselisihan dan pertengkaran dalam

rumah tangga dan perpindahan agama Tergugat serta masih ada atau

tidaknya harapan untuk dirukunkan kembali dalam rumah tangga;

q. Bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, Majelis Hakim menilai

Penggugat tidak dapat membuktikan secara sempurna peristiwa

perselisihan dalam rumah tangganya dengan Tergugat dan perpindahan

agama Tergugat. Penggugat hanya berhasil membuktikan bahwa antara

dirinya dan Tergugat telah pisah rumah selama 3 (tiga) tahun, dan pihak

keluarga tidak berhasil merukunkan Penggugat dan Tergugat. Majelis

Hakim menilai peristiwa pisah rumah dan ketidakberhasilan upaya

damai tersebut merupakan akibat langsung dari kondisi rumah tangga

Penggugat dan Tergugat yang sudah tidak harmonis. Apabila keadaan

tersebut dihubungkan dengan fakta bahwa para saksi mendapat

pengaduan dari Penggugat terkait perselisihannya dengan Tergugat,

maka Majelis Hakim patut berpendapat faktor penyebab

ketidakharmonisan Penggugat dan Tergugat tersebut karena adanya

perselisihan yang terus menerus dalam rumah tangga. Dengan demikian,

sesuai petunjuk Pasal 309 R.Bg, Majelis Hakim berpendapat Penggugat

Page 74: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

54

telah berhasil membuktikan dalilnya tentang adanya perselisihan yang

terjadi secara terus menerus antara dirinya dengan Tergugat;

r. Bahwa dalam gugatan Penggugat disebutkan perihal identitas agama

Tergugat yaitu Kristen Katolik, begitu pula identitas dalam seluruh berkas

panggilan (relaas) terhadap Tergugat juga disebutkan secara jelas perihal

identitas agama Tergugat, dan ternyata Tergugat sama sekali tidak

mengajukan keberatan terkait identitas agamanya tersebut baik secara

tertulis maupun secara lisan di dalam sidang. Apabila fakta tersebut

dihubungkan dengan keterangan para saksi tentang perpindahan agama

Tergugat, maka berdasarkan petunjuk ketentuan Pasal 309 R.Bg Majelis

Hakim berpendapat keterangan saksi tersebut patut diterima sebagai

keterangan yang membuktikan dalil Penggugat tentang Tergugat kembali

memeluk agama lamanya yaitu agama Kristen Katolik;

s. Bahwa terkait fakta hukum bahwa Penggugat dan Tergugat telah pisah

rumah, Majelis Hakim menilai hal tersebut merupakan petunjuk kuat

bahwa Penggugat dan Tergugat juga sudah tidak lagi menjalankan hak

dan kewajibannya sebagai suami istri. Dengan demikian berdasarkan

petunjuk Pasal 31-34 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan Jo. Pasal 77 Kompilasi Hukum Islam, Majelis Hakim harus

menyatakan Penggugat dan Tergugat lalai terhadap hak dan

kewajibannya;

Page 75: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

55

t. Bahwa dalam Pasal 116 huruf (h) Kompilasi Hukum Islam disebutkan.

“Perceraian dapat terjadi dengan alasan-alasan (h) Peralihan agama

atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan dalam

rumah tangga”. Apabila ketentuan tersebut dihubungkan dengan

keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat serta fakta agama

Tergugat, maka Majelis Hakim menilai pengajuan gugatan cerai yang

dilakukan Penggugat merupakan bukti bahwa dirinya tidak nyaman lagi

hidup bersama dengan Tergugat. Begitu pula apabila dihubungkan

dengan fakta hukum terkait ketidakberhasilan seluruh upaya perdamaian

yang telah dilakukan terhadap Penggugat dan Tergugat, maka

berdasarkan petunjuk Jurisprudensi Mahkamah Agung Republik

Indonesia Nomor 379/K/AG/1995, tanggal 26 Maret 1997, Majelis

Hakim patut menyatakan rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah

pecah dan tidak ada harapan untuk rukun kembali (broken marriage);

u. Bahwa perkawinan adalah sebuah ikatan lahir batin yang bertujuan agar

yang menjalaninya merasakan dapat saling berkasih sayang, dan

mendapatkan rasa tenteram serta bahagia dalam jiwa. Hal tersebut telah

diungkapkan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Jo.

Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam serta dalam Al-Quran surat Ar-Ruum

ayat 21 yang berbunyi:

Page 76: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

56

Artinya :”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,

supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,

dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.

p. Bahwa selain itu, dalam Pasal 2 dan Pasal 8 huruf (f) Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo. Pasal 2 dan Pasal 40

huruf (c) Kompilasi Hukum Islam pada pokoknya berisi larangan kawin

beda agama. Ketentuan tersebut sejalan dengan ketentuan dalam Al-

Quran surat Al-Baqarah ayat 221 berbunyi:

Artinya : “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum

mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih

baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan

janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-

wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak

Page 77: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

57

yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik

hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke

surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-

ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka

mengambil pelajaran”..

Berdasarkan fakta-fakta diatas Hakim mempertimbangkan titik

tolak adanya perselisihan pertengkaran, adanya pisah rumah, dan adanya

upaya damai.dan sebagai pemicu perceraian ialah pindahnya

kepercayaan(murtad) tergugat sebagai ta‟kit atau penguat untuk

bercerai.

q. Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, Majelis Hakim

menilai rumah tangga Penggugat dan Tergugat sulit untuk

dipertahankan lagi. Majelis Hakim berkesimpulan gugatan Penggugat

telah terbukti dan beralasan hukum, serta telah memenuhi alasan

perceraian sebagaimana kehendak Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo. Pasal 19 huruf (f)

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo. Pasal 116 huruf (f) dan

(h) Kompilasi Hukum Islam, oleh karenanya gugatan Penggugat patut

untuk dikabulkan;

r. Bahwa Penggugat dalam petitum poin 2 hanya menuntut agar Majelis

Hakim menceraikan Penggugat dan Tergugat tanpa secara rinci

menuntut jenis talak yang akan dijatuhkan, maka sesuai dengan

ketentuan Pasal 119 ayat (2) huruf (c) Kompilasi Hukum Islam, Majelis

Page 78: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

58

Hakim memutuskan bahwa perkawinan Penggugat dan Tergugat putus

karena perceraian dengan menjatuhkan talak bain shugra Tergugat

terhadap Penggugat;

Berdasarkan putusan hakim, apabila seorang suami atau istri sudah

berbeda agama, maka pernikahanya menjadi terlarang dan ikatannya

harus diputuskan agar mencegah pihak yang masih tetap beragama

Islam terhindar dari dosa besar zina. Hal tersebut sejalan dengan maksud

kaidah ushul fiqh berikut ini:

درأ الوفاسد هقدم عل جلة الوصالح

Artinya :“Menolak kerusakan lebih utama dari pada mengupayakan

kemaslahatan.

B. Akibat Hukum Dari Putusnya Perkawinan Dengan Alasan Murtad

1. Akibat Hukum Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

a. Terhadap Status Perkawinan

Tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga yang

bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa, maka

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 menganut prinsip untuk

mempersulit perceraian dengan menegaskan bahwa perceraian hanya

dapat dilakukan didepan sidang pengadilan dengan disertai alasan-

Page 79: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

59

alasan tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Undang-

Undang perkawinan tersebut

Dari pasal 2 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 dapat disimpulkan bahwa perkawinan adalah sah apabila

dilakukan menurut agama dan kepercayaannya ketentuan tersebut

mempuyai arti bahwa suatu perkawinan, menjadi fasakh (batal)

apabila ada suatu kejadian, yaitu kejadian yang mana menurut hukum

agamanya dan kepercayaannya dapat menghilangkan keabsahan

perkawinan tersebut.

Menurut pandangan hukum Islam, apabila dalam suatu

perkawinan salah satu pihak dari suami atau isteri berpindah agama

(murtad), yaitu keluar dari agama Islam kepada agama selain Islam,

maka perkawinannya menjadi batal dan keduanya harus segera

dipisahkan.59

Suatu perkawinan dapat menjadi batal karena disebabkan oleh

3 hal, yaitu .

1) Apabila salah seorang suami-isteri murtad dari Islam dan tidak

mau kembali sama sekali, maka akadnya fasakh (batal)

disebabkan adanya kemurtadan yang dilakukan

2) Apabila suami yang tadinya kafir masuk Islam, tetapi isteri tetap

dalam kekafirannya, maka akadnya fasakh (batal).

59 Sayati Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, ( Jakarta : UIP, 1974), cet. Ke-2, hlm. 119

Page 80: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

60

3) perkawinan yang dilakukan dibawah ancaman yang melanggar

hukum atau pada waktu perkawinan terjadi salah sangka mengenai

diri suami/istri

Akan tetapi, Undang-Undang nomor 1 Tahun 1974 tidak

mengatur bentuk-bentuk dan tata cara perceraian yang dikarenakan

perpindahan agama/murtad dalam suatu perkawinan. Dalam UUP

pasal 38 hanya menggolongkan secara umum mengenai putusnya

perkawinan kepada 3 golongan, yaitu karena kematian, karena

perceraian, dan karena putusan pengadilan.

Pasal 39 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

berbunyi:

1) Perceraian hanya daapat dilakukan didepan sidang pengadilan

setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil

mendamaikan kedua belah pihak.

2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara

suami dengan isteri ini tidak dapat hidup rukun sebagai suami-

isteri.

Berdasarkan pasal 38 dan 39 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974, maka suatu perkawinan baru putus apabila pengadilan telah

memutuskan melalui sidang pengadilan dengan disertai alasan alasan

yang diatur dalam pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975, kecuali putusnya perkawinan karena kematian, karena tanpa

Page 81: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

61

diputuskan oleh pengadilan perkawinan tersebut telah putus dengan

sendirinya.

Jadi, apabila salah seorang dari suami atau istri keluar dari

agama Islam (murtad) dan kemurtadannya itu belum atau tidak

diajukan ke pengadilan, dan pengadilan belum memutuskannya,

maka berdasarkan ketentuan yang ada didalam Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 perkawinan mereka masih dianggap sah dan

berlaku. Berbeda halnya dengan hukum agama, maka perkawinan

mereka dianggap tidak sah.

b. Terhadap Status Anak

Seorang anak dikatakan sah atau tidak, tergantung kepada sah

atau tidaknya suatu perkawinan yang menyebabkan lahirnya anak itu,

dan tergantung juga kepada sah atau tidaknya perkawinan terseut.

Dalam hal ini dapat diartikan bahwa perkawinanlah yang akan

menentukan status seorang anak sah atau tidak. Jika suatu perkawinan

itu sah, baik menurut agama maupun Negara, maka anak yang akan

dilahirkan mempunyai status anak sah. Akan tetapi, apabila

perkawinan dari kedua orang tuanya itu tidak sah, maka anak yang

dilahirkannya sudah pasti mempunyai status anak yang tidak sah.

Masalah kedudukan anak ini diatur dalam Undang-Undang

Perkawinan No. 1 Tahun 1974, pasal 42 yang berbunyi :”Anak yang

Page 82: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

62

sah, adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat

perkawinan yang sah”.

Pasal 43 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Perkawinan No. 1

Tahun 1974:

1) Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai

hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya.

Pasal 44 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Perkawinan No. 1

Tahun 1974:

1) Seorang suami dapat menyangkal sahnya anak yang dilahirkan

isterinya bilamana ia dapat membuktikan bahwa isterinya telah

berzina dan anak itu akibat dari pada perzinaan tersebut.

2) Pengadilan memberikan keputusan tentang sah/tidaknya anak atas

permintaan pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan pasal 42 Undang-Undang Perkawinan No. 1

Tahun 1974, bahwa anak dikatakan sah apabila ia lahir dari

perkawinan yang sah. Apabila perkawinan (rumah tangga) yang di

dalamnya telah terjadi kemurtadan pada suami menurut pasal 39 ayat

1 dan 2 Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, bahwa

perceraian hanya dapat dilakukan di depan hakim Pengadilan, begitu

juga dengan kemurtadan yang terjadi pada suami dan belum diajukan

ke Pengadilan, maka perkawinan (rumah tangga) tersebut tetap

dianggap sah dan berlaku karena pengadilan belum memutuskannya.

Page 83: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

63

Karena perkawinan itu masih dianggap sah menurut Udang-

Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, maka hubungan mereka juga

tetap dianggap sah dan bukan sebagai perbuatan zina, begitu juga

dengan anak-anak yang dilahirkan dari hasil perkawinan tersebut

adalah sah hukumnya.

Karena anak tersebut dianggap sah maka konsekwensinya

adalah:

1. Anak tetap bernasab kepada bapak dan ibunya.

2. Anak mewarisi bapak dan ibunya.

3. Bila anak itu perempuan, maka bapak berhak menjadi wali dalam

perkawinannya.

c. Terhadap Status Harta Suami/Isteri dan Harta Bersama

Setelah secara resmi hakim memutuskan perceraian antara

keduanya, maka akibat putusnya dalam hal harta kekayaan diadakan

pembagian, terutama terhadap kekayaan yang diperoleh selama

berlangsungnya perkawinan atau yang lebih dikenal dengan harta

bersama.

Dalam pembagian harta, semata-mata didasarkan kepada

perceraian, seperti yang terdapat dalam pasal 37 bahwa “Bila

perkawinan putus karena perceraian, harta bersama diatur menurut

Page 84: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

64

hukumnya masing-masing”.60

Jadi, apabila putus karena perceraian,

maka harta kekayaan yang diperoleh selama perkawinan harus dibagi

dua bersama suami dan istri. Mengenai hukum pembagiannya, maka

Undang-Undang memberi dua jalan, yaitu,

1) Dilakukan berdasarkan hukum agama jika hukum agama itu

merupakan kesadaran hukum yang hidup dalam mengatur tata cara

perceraian.

2) Aturan pembagiannya akan dilakukan menurut hukum adat, jika

hukum tersebut merupakan kesadaran hukum yang hidup dalam

lingkungan masyarakat yang bersangkutan

Berdasarkan pasal 37 mengenai pembagian harta bersama ini

didasarkan atas adanya perceraian dan tidak memandang adanya

perbedaan agama, yang disebabkan karena berpindah

agama/murtadnya suami atau isteri dalam suatu perkawinan. Jadi

perbedaan agama bukanlah suatu penghalang dalam hal pembagian

harta, asal saja diantara suami-istri telah resmi bercerai dan atas dasar

keputusan hakim dalam sidang pengadilan.61

2. Akibat Hukum Menurut Kompilasi Hukum Islam

a. Terhadap Status Perkawinan

60

Pasal 37 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 61

T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Fiqhul Mawaris Dalam Syariah Islam, (Jakarta: Bulan Baintang,

1973), hlm. 62

Page 85: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

65

Perpindahan agama atau murtad dalam suatu perkawinan yang

dilakukan oleh suami ataupun isteri adalah termasuk perbedaan hati

dan aqidah yang dapat mempengaruhi langkah dan tujuan yang telah

dibentuk dan dibina oleh keduanya. Hal tersebut merupakan

perubahan kegoncangan keyakinan yang paling besar, dimana dalam

pandangan Islam seseorang yang murtad adalah telah keluar dari

cahaya Islam dan masuk ke dalam lembah kekafiran.

Ditinjau dari hukum Islam perpindahan agama atau murtad

dapat menimbulkan putusnya/fasaknya ikatan perkawinan itu dengan

sendirinya, dan berkewajiban untuk berpisah dari istrinya,

sebagaimana dikemukakan oleh Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqih

Sunnah “Apabila suami istri murtad, maka putuslah

perkawinankeduanya, karena raiddahnya salah seorang dari suami

istri itu adalah hal yang mewajibkan pisahnya mereka”.62

Hal tersebut mengandung arti bahwa kemurtadan salah seorang

suami atau isteri dapat menfasakh ikatan perkawinan mereka. Dan

apabila kemurtadan itu terjadi sebelum mereka bersetubuh, maka

perkawinan mereka putus pada saat itu juga, akan tetapi apabila

kemurtadan itu terjadi setelah mereka bersetubuh, maka status

perkawinan mereka menjadi tertangguh (Tawaqquf) yang artinya

62

Sabiq Sayyid, Tarjamah Fiqh Sunnah, (Bandung, PT al-Ma‟arif, 1993), cet. Ke-8, Jilid 9,

hlm. 389

Page 86: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

66

apabila yang murtad itu ingin kembali masuk islam dala masa iddah,

maka perkawinanya tetap sah.

Pada masa tawaqquf tersebut, haram bagi keduanya untuk

berkumpul sebagaimana layaknya suami-isteri dalam hubungan

perkawinan yang sah. Dan akibat riddahnya, mereka menimbulkan

akibat hukum yang mewajibkan pisahnya mereka. Dan apabila salah

satu dari suami-isteri yang murtad itu bertaubat dan kembali lagi

kepada Islam, maka utuk mengadakan hubungan perkawinan seperti

semula mereka haruslah memperbarui akad nikah dan mahar.

Perpindahan agama menurut Kompilasi Hukum Islam

merupakan suatu kejadian yang dapat menghilangkan keabsahan

perkawinan, karena hal tersebut sangat bertentangan dengan ketentuan

hukum Islam, yaitu adanya larangan perkawinan antara orang muslim

dengan orang kafir. Ketentuan ini juga diperkuat dalam pasal 40 huruf

c yang berbunyi “Dilarang melangsungkan perkawinan antara

seorang pria dengan seorang wanita karena keadaan tertentu,

diantaranya seorang wanita yang tidak beragama Islam”

Dilihat dari ketentuan pasal-pasal diatas, maka dapat ditarik

suatu kesimpulan bahwa setiap perkawinan yang dilakukan

bertentangan dengan hukum Islam adalah tidak sah. dan begitu pula

apabila dihubungkan dengan masalah kemurtadan yang dilakukan

baik itu oleh suami atau isteri dalam perkawinan, hal tersebut dapat

Page 87: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

67

menyebabkan putusnya ikatan perkawinan mereka akan tetapi, apabila

peralihan agama dalam suatu perkawinan, tetapi dalam hubungan

perkawinan mereka tidak menimbulkan perselisihan dan

pertengkaran, dengan kata lain rumah tangga mereka tetap dalam

keadaan rukun dan damai, dan mereka tetap mempertahankan

perkawinannya, sedang pengadilan agama belum atau tidak memutus

perceraian antara mereka, maka ulama sepakat bahwa perkawinan

mereka tetap tidak sah, diakrenakan menurut pandangan Islam

hubungan yang dilakukan oleh orang muslim dengan orang kafir

adalah tidak halal dan hukumnya adalah haram, karena hal ini

didasarkan kepada pertimbangan kemudharatan bagi sang isteri.63

b. Terhadap Status Anak

Perpindahan agama/murtad akan dapat mempengaruhi

keabsahan suatu perkawinan, demikian pula anak yang dilahirkannya

akan mempunyai pengaruh yang sangat kuat sekali. Status anak itu

dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:

1. Anak yang dilahirkan sewaktu Islam, anak ini adalah anak

muslim, menurut kesepakatan para fuqaha.

2. Anak yang dikandung sewaktu Islam dan dilahirkan setelah

murtad, maka hukumnya adalah sama dengan anak yang

dilahirkan sewaktu Islam, karena dia telah dibuahi diwaktu Islam.

63 Rahmat Hakim, Hukum perkawinan Islam, (Bandung, Pusaka Setia, 2000), hlm. 132

Page 88: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

68

3. Anak yang dikandung dan dilahirkan setelah murtad, maka anak

itu hukumnya kafir, karena dia dilahirkan diantara kedua orang

tuanya yang kafir, tidak ada pendapat lain dalam masalah ini.

Oleh karena itu, apabila isteri yang beraga Islam tetap

mengikuti suaminya yang telah murtad dan hidup sebagai suami-

isteri, maka perkawinan (rumah tangga) mereka sudah tidak sah lagi

(haram) menurut hokum Islam dan hubungan mereka adalah suatu

perzinaan.

Dalam Kompilasi Hukum Islam masalah anak ini diatur dalam

pasal 99 yang berbunyi:

a. Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau akibat

perkawinan yang sah.

b. Anak yang sah adalah hasil perbuatan suami isteri yang sah

diluar Rahim dan dilahirkan oleh isteri tersebut.

Perpindahan agama adalah satu factor yang dapat

mempengaruhi nasab dari seorang anak, apabila kedua suami itu

tetap melakukan hubungan badan layaknya suami isteri setelah

adanya peralihan agama dari suami tanpa mengindahkan ketentuan

hokum perkawinan yang melarang ikatan perkawinan mereka.

Hal ini dijelaskan dalam pasal 100 yang berbunyi: “ Anak yang

lahir di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan nasab dengan

ibunya dan keluarga ibunya. Dan pasal 101 yang berbunyi: “Seorang

Page 89: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

69

suami yang mengingkari sahnya anak, sedang isteri tidak

menyangkalnya, dapat meneguhkan pengingkarannya dengan li‟an”.

Berdasarkan pasal 99 Kompilasi Hukum Islam, bahwa: “Anak

yang sah adalah anak yang lahir akibat dari perkawinan yang sah.”

Maka apabila dalam rumah tangga suami murtad, maka menurut

pasal 40 huruf c dan pasal 44 yang melarang adanya perkawinan

antar agama, maka perkawinan tersebut harus dibatalkan/

difasakhkan oleh Hakim dalam sidang Pengadilan Agama.

Karena perkawinan tersebut tidak sah atau telah difasakhkan

menurut ketentuan hokum Islam, maka anak-anak yang dilahirkan

dari hasil perkawinan tersebut adalah haram/tidak sah, sehingga

akibatnya adalah:

a. Anak tersebut hanya bernasab kepada ibunya saja.

b. Anak hanya dapat mewarisi dari ibunya saja

c. Bila anak itu perempuan, maka bapak tidak berhak menjadi wali

dalam perkawinannya.

c. Terhadap Status Harta Suami/Istri dan Harta Bersama

Pada dasarnya, harta suami dan istri adalah terpisah, baik harta

bawaannya masing-masing atau harta yang diperoleh oleh salah

seorang suami/isteri atas usahanya sendiri-sendiri maupun harta yang

diperoleh oleh salah seorang mereka karena hadiah atau hibah atau

warisan sesudah mereka terikat dalam hubungan perkawinan. Dalam

Page 90: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

70

Kompilasi Hukum Islam, mengenai penguasaan harta pribadi milik

suami dan isteri, dan adanya harta bersama dalam perkawinan,

dijelaskan dalam pasal 86 bahwa:

1. Pada dasarnya, tidak ada percampuran antara harta suami dan

isteri karena perkawinan.

2. Harta isteri tetap menjadi harta isteri dan dikuasai penuh olehnya,

demikian juga harta suami tetap menjadi hak suami dan dikuasai

penuh olehnya.

Jadi mengenai harta kekayaan atas usaha sendiri-sendiri,

sebelum perkawinan dan harta benda yang berasal bukan dari usaha

salah seorang mereka atau bukan dari usaha mereka berdua secara

bersama-sama, tetapi berasal dari pemberian atau warisan atau lainnya

yang khusus teruntuk mereka masing-masing, dapat tetap menjadi

milik masing-masing, baik yang diperleh sebelum perkawinan,

maupun yang diperoleh sesudah berada dalam ikatan perkawinan.

Oleh karena itu apabila terjadi perceraian antara suami dan isteri,

maka dalam hal pembagian harta kekayaan, menurut ketentuan

hukum Islam harta kekayaan isteri tetap menjadi milik si isteri dan

dikuasai penuh olehnya, begitu juga sebaliknya. Dan apabila selama

perkawinan berlangsung diperoleh harta kekayaan, baik sendiri-

sendiri atau bersama-sama tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama

siapa, maka harta ini disebut dengan hara syirkah, yaitu harta bersama

Page 91: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

71

yang menjadi milik bersama dari suami dan isteri, apabila terjadi

perceraian hidup diantara keduanya.

Terhadap harta, baik itu harta yang diperoleh sendiri sendiri,

maupun harta bersama yang diperoleh setelah salah seorang

suami/isteri telah murtad, dan secara resmi oleh pengadilan

perkawinan antara mereka telah difasidkan oleh hakim pengadilan,

maka menurut pandangan hukum islam harta yang diperoleh tersebut

tidak dapat diwariskan kepada anak-anak mereka ataupun kepada ahli

waris lainnya karena harta tersebut adalah harta orang yang telah

murtad.64

Dengan demikian, apabila suami/isteri mengajukan

permohonan ke pengadilan agama untuk diadakan pembagian warisan

terhadap mereka, maka pengadilan agama menolak pengajuan

permohonan tersebut, karena dengan alasan bahwa pengadilan agama

tidak berhak dalam hal ini, dikarenakan mereka beda agama yang

menjadi penghalang dalam hal waris-mewarisi.

Adapun akibat hukum dari pasangan yang melakukan

perceraian karena murtad maka pasangan tersebut tidak dapat lagi

untuk menikah kembali, sebelum salah satu dari mereka kembali

kepada agama Islam.

64 Ash-shiddiqy Hasby, Fiqhul Mawaris,Jakarta: Bulan Bintang, 1973, hlm. 62

Page 92: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari pertimbangan majelis hakim pada perkara

Nomor. 170/Pdt.G/2018/PA.Sgt, yang telah dipaparkan dari bab-bab

sebelumnya tentang putusnya perkawinan akibat murtadnya salah satu pihak,

maka penulis mengambil kesimpulan dari hasil penelitian atau pembahasan

yang penulis analisis sebagai berikut:

1. Pertimbangan Hakim dalam memutuskan Perceraian Yang menjadi dasar

hukum ialah pasal 19 huruf f, hakim mempertimbangkan isi gugatan yang

menitikberatkan pada terjadinya perselisihan dan pertengkaran secara terus

menerus sejak 2014, mulai jarang pulang dan 2017 mulai pindah keyakinan.

Dapat disimpulkan bahwa mereka terjadi perselisihan dan pertengkaran karena

telah berpindah keyakinan itulah yang menjadi faktor utama Majelis Hakim

memutuskan perceraian tersebut dan dengan menjatuhkan talak Ba‟in Sughra

2. Akibat hukum dari perpindahan agama dari perceraian dengan alasan salah

satu pihak murtad, apabila ditinjau dari Undang-undang No. 1/1974 dan

dapat menyebabkan ikatan perkawinan antara suami dan isteri menjadi

putus/fasakh demi hukum, yaitu hukum Islam. Hal tersebut didasarkan

pada ketentuan Undang-undang no. 1/1974 pasal 2 ayat (1) jo KHI pasal 4

bahwa sahnya suatu perkawinan semata-mata didasarkan atas ketentuan

Page 93: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

73

hukum agama dan kepercayaan yang bersangkutan. Artinya, apabila ada

perkawinan yang menyimpang dari norma-norma agama maka hal tersebut

dipandang sebagai sesuatu yang menyalahi hukum agama dan prkawinan

itu dianggap tidak sah. Mengenai status anak, menurut Undang-undang No.

1/1974, seorang anak tetap dikatakan sebagai anak yang sah dari ibu dan

bapaknya, apabila Pengadilan Agama belum memutuskan perceraian

diantara keduanya yang diakibatkan suami murtad, sedangkan menurut

KHI, apabila anak yang dilahirkannya adalah hasil dari hubungan dengan

suaminya yang telah murtad, maka anak itu dikatakan sebagai anak yang

tidak sah, disebabkan hubungan keduanya dianggap sebagai suatu

perbuatan zina. Mengenai dalam hal harta kekayaan maka akibat hukum

dari perpindahan agama/murtadnya suami, maka harus diadakan

pembagian yang adil antara suami dan isteri. Terhadap harta benda yang

diperoleh karena warisan atau hibah yang diperoleh sebelum suami murtad,

maka anak-anak atau ahli warisnya yang lain dapat menjadi pusaka

warisannya sedangkan harta yang diperoleh setelah suami murtad maka

anak atau ahli warisnya yang lain tidak boleh menjadi pusaka warisnya,

disebabkan perbedaan agama diantara suami isteri yang menjadikan harta

tersebut hukumnya haram.

Page 94: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

74

B. Saran

Berdasarkan pemasalahan dalam penelitian ini, maka perkenankanlah

penulis untuk memberikan saran-saran yang penting untuk diperhatikan sebagai

berikut:

1. Dari analisi skripsi ini, penulis menyarankan kepada generasi muda yang

belum menikah, khusunya kaum muslimahnya yang seringkali menjadi

korban tipu daya laki-laki yang hanya mencari kesenangan semata, agar

selalu berhati-hati dan waspada dalam memilih pasangan hidup yang benar-

benar istiqomah imannya, untuk kemaslahatan dirinya dan anak-anaknya di

masa mendatang.

2. Dan apabila telah terjadi kemurtadan dalam perkawinan, baik dari pihak

laki-laki ataupun, sebaiknya untuk segera mengajukan permohonan cerai ke

Pengadilan Agama agar tidak menimbulkan fitnah di kalangan masyarakat.

3. Hendaklah kepada para pejabat di Pengadilan Agama, agar dapat

memutuskan perkara yang berkaitan dengan peralihan agama ini dengan

lebih teliti dan cepat agar tidak menimbulkan madharat bagi salah satu

pihak.

C. Kata Penutup

Ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah, Tuhan seru

sekalian alam, yang telah senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat, dan karunia-

Nya kepada penulis dan kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Page 95: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

75

tugas akhir karya ilmiah ini yang berbentuk skripsi sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana starata satu (S.I) pada prodi

Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada

Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan kita para pengikut

sunnahnya sampai akhir zaman.

Setelah sekian lama penulis berusaha menyelesaikan skripsi ini dengan

semaksimal mungkin mengeluarkan tenaga dan pikiran yang dikemukakan

dalam tugas akhir ini. Meskipun demikian penulis menyadari dalam penulisan

karya ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan.

Maka dari itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika pada

penulisan, penjelasan, pemahaman, serta dalam analisis data yang diperoleh

penulis dan lain sebagainya terdapat kekeliruan dan kekhilafan yang tidak

sesuai dengan pembaca. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang sifatnya membangun dari pembaca guna menyempurnakan pembahasan

skripsi ini dimasa yang akan datang.

Semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca, menjadi amal ibadah bagi penulis, serta menjadi bahan tambahan

rujukan khazanah keilmuan untuk penelitian dimasa yang akan datang. Kepada

Allah saya mohon ampun. Ihdinash-shiroothol-mustaqim. Aamiin.

Page 96: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

76

DAFTAR PUSTAKA

A. Kitab dan Buku/Literatur

Al-Quran, Hadist, Pendapat Ulama

Abdul Rahman Ghozali. Fiqh Munakahat, Prenadamedia Group: Jakarta, 2013.

Ahmad Shiddiq, Hukum Talak Dalam Ajaran Islam (Surabaya: Pustaka Pelajar

2001), cet. Ke-1, h. 54-55

Abbas, Fiqh Wanita Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1991.

Ahmad Rifa‟i, Penemuan Hukum Oleh Hakim, Jakarta: Sinar Grafika.

Beni Ahmad Soebani, fiqh mawaris, Bandung: Pustaka Setia, 2009

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008.

Hasbi Ash-Shiddieqy, Fiqhul Mawaris Dalam Syariah Islam, Jakarta: Bulan

Baintang, 1973.

Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertas,

Bandung: Alfabeta, 2017.

Kamal Muchtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, Jakarta: Bulan

Bintang, 2004.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional

Muhamad Amin Suna, Hukum Keluarga Islam di Dunia, Jakarta: Raja

Grapindo Persada, 2004.

Manan, Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan

Agama, Jakarta: Yayasan al-Hikmah, 2000.

Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syari‟ah,

Jakarta: Sinar Grafika, 2017.

Page 97: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

77

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Cet 10, Kencana, 2015

Romli, Pengantar Ushul Fiqh Metode Penelitian Hukum Islam, Jakarta:

Kencana, 2017

Rahmat Hakim, Hukum perkawinan Islam, (Bandung, Pusaka Setia, 2000), hlm.

132

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Syariah Press, 2012

Sayyid, Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 4, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009.

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza‟iri, Minhajul Muslim, Jakarta: Darul Haq,

2018.

Samir aliyah, system pemerintah, peradilan dan adat dalam islam, jakarta:

khalifa, 2004.

Sayati Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, Jakarta : UIP, 1974. T. M.

Sabiq Sayyid, Tarjamah Fiqh Sunnah, Bandung: al-Ma‟arif, 1993. Rahmat

Hakim, Hukum perkawinan Islam, Bandung: Pusaka Setia, 2000.

Samir Aliyah, System Pemerintah Peradilan Dan Adat Dalam Islam, Jakarta:

Khalifa, 2004.

Ummu Ibrahim Ilham Muhammad Ibrahim, Kiat Menjadi Istri Shalihah dan

Ibu Idaman, Jakarta: Pustaka Azzam, 2002.

Undang-Undang No. 3 tahun 2006, Tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

B. UU/ Peraturan-peraturan

Kompilasi Hukum Islam

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: Laksana, 2014.

Undang-Undang No. 3 tahun 2006, Tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

Page 98: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

78

Pasal 37 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

C. Karya Ilmiah, Skripsi, Dan Jurnal

Ahda Bina Afianto, Status Perkawinan Ketika Suami Atau Isteri Murtad

Dalam Kompilasi Hukum Islam, Skripsi Mahasiswa Program Studi Al-Ahwal

Al-Syakhshiyah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhamadiyah Malang,

2013

Fatmawati, Kewenangan Peradilan Agama Dalam Memutus Perkara

Perceraian Akibat Murtad, skripsi Mahasiswa Program Studi Hukum, Fakultas

Hukum, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2012

Lilis, Mukhlisoh, Murtad dan Akibat Hukumnya Terhadap Status

Perkawinan Dalam Perspektif Fiqih dan Kompilasi Hukum Islam, Kosentrasi

Peradilan Agama Program Study Ahwal Al-Sakhshiyah Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009

Nastangin, Perceraian Karena Salah Satu Pihak Murtad ( Study Putusan

Pengadilan Agama Salatiga Nomor 0356/Pdt.G/2011/PA.SAL ), Skripsi Sarjana

Hukum Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Salatiga, 2012

Nur Aini, Putusnya Perkawinan Akibat Murtadnya Salah Satu Pihak

(Analisis Yuridis Normatif terhadap Putusan Pengadilan Agama No.

0411/Ptd.G/2011/PA. Kota Bengkulu), Skripsi Mahasiswa Program Studi Al-

Ahwal Al-Syakhshiyah, Fakultas Hukum, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Universitas Brawijaya Malang, 2013.

Rati, Widyaningsi, Latif, Cerai Gugat dengan Alasan Murtad (Study

Kasus Putusan Nomor 74/Pdt.G/2012/PA.Mks), Skripsi Sarajana Hukum

Universias Makasar, Makasar, 2013.

D. Dan lain-lain

http://www.pa-sengeti.go.id

Page 99: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

79

Tabel. VII. BAB V

DAFTAR INFORMAN65

No. Nama Jabatan

1. Abdan Khubban (Alm) Ketua

2. Dra. Emaneli, M.H. Majelis Hakim

3. Rahmatullah Ramadan D., S.H.I., Majelis Hakim

4. Idwal Maris Panitera

5. Yudistira Adi Pinto Sekretaris

6. Said Hasan Panitera Muda Gugatan

7. Imran Jurusita

8. Haristo Panitera Pengganti

65

. Data Informat Tahun 2019.

Page 100: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

80

LAMPIRAN

A. Daftar Gambar

Wawancara dengan Ibu Emaneli, Majelis Hakim Pengadilan Agama Sengeti,

Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Wawancara dengan Bapak Rahmatullah Ramadhan, Majelis Hakim Pengadilan

Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi

Page 101: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

81

DAFTAR PERTANYAAN

A. Daftar Pertanyaan Kepada Ketua Pengadilan, Majelis Hakim, Dan

Pegawai Pengadilan Agama.

1. Bagaimana sejarah Peradilan Agama Sengeti?

2. Bagaimana struktur Peradilan Agama Senegeti?

3. Apa tugas hakim Peradilan Agama Senegeti?

4. Apa tugas panitera Peradilan Agama Senegeti?

5. Apa tugas sekretaris Peradilan Agama Senegeti?

6. Apa Visi Misi Peradilan Agama Senegeti?

7. Bagaimana akibat hukum dari putusnya perkawinan akibat murtadnya salah

satu pihak?

8. Bagaimana pertimbangan hakim terhadap kasus putusnya perkawinan

dengan alasan murtadnya salah satu pihak?

Page 102: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

82

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Rita Kumala Sari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Desa Baru, 30 Oktober 1997

Alamat Asal : Desa Baru RT. 02, Kec. Maro Sebo, Kab

Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Alamat Sekarang : Jln. Lintas Candi Muaro Jambi.

No. Telp/HP : 0853-8425-0350

Nama Ayah : Muhammad

Nama Ibu : Mutina

B. Riwayat Pendidikan

SD/MI, Tahun Lulus : SDN 65/IX Desa Baru, 2010

SMP/MTs, Tahun Lulus : SMPN 34 Muaro Jambi, 2013

SMA/MA, Tahun Lulus : SMAN 6 Muaro Jambi, 2016

C. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Tahun 2016-

2017.

Page 103: PUTUSNYA PERKAWINAN AKIBAT SALAH SATU PIHAK MURTAD …

83

2. Bendahara umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Tahun

2017-2018.

3. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Tahun 2018-

2019.

4. Anggota Gerakan Seni Kampus Tahun 2016-2017

5. Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Tahun 2016-2018

6. Anggota Paguyuban Ikatan Mahasiswa Muaro Jambi 2016-2019