PUTUSAN PERDATA.doc

29
PENGADILAN NEGERI SEMU FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BENGKULU Jalan WR. Supratman Kandang Limun Telp. (0736) 200493 Faks. 123456 KOTA BENGKULU P U T U S A N Nomor : 052/Pdt.G/2014. “ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. “ Pengadilan Negeri Semu Fakultas Hukum UNIB yang mengadili perkara-perkara Perdata dalam tingkat Pertama telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut dalam Gugatan yang diajukan oleh : Nama : Muhammad Khaidir Fajri Kewarganegaraan : Indonesia Tempat Tinggal : Jl. Unib Permai Blok IV B No. 1 RT 012 Bentiring Pekerjaan : Wiraswasta Umur : 50 tahun Dalam hal ini diwakili oleh kuasa hukum : I. Nama : Jelita Sari, S.H, M.H Kewarganegaraan : Indonesia Tempat Tinggal : Jl. WR Supratman No. 456 RT.17 Kota Bengkulu Pekerjaan : Advokat dan Konsultan Hukum II. Nama : Wiwit Pratiwi, S.H.,M.H 1

description

vvvv

Transcript of PUTUSAN PERDATA.doc

PUTUSAN

PENGADILAN NEGERI SEMU FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BENGKULUJalan WR. Supratman Kandang LimunTelp. (0736) 200493 Faks. 123456KOTA BENGKULUP U T U S A N

Nomor : 052/Pdt.G/2014. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

Pengadilan Negeri Semu Fakultas Hukum UNIB yang mengadili perkara-perkara Perdata dalam tingkat Pertama telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut dalam Gugatan yang diajukan oleh : Nama

: Muhammad Khaidir FajriKewarganegaraan: Indonesia Tempat Tinggal: Jl. Unib Permai Blok IV B No. 1 RT 012 BentiringPekerjaan

: WiraswastaUmur

: 50 tahun

Dalam hal ini diwakili oleh kuasa hukum :

I. Nama

: Jelita Sari, S.H, M.H

Kewarganegaraan: Indonesia

Tempat Tinggal: Jl. WR Supratman No. 456 RT.17 Kota Bengkulu

Pekerjaan

: Advokat dan Konsultan Hukum

II. Nama

: Wiwit Pratiwi, S.H.,M.H

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal: Jl. Merpati 12 No. 567 Kota Bengkulu

Pekerjaan

: Advokat dan Konsultan Hukum.MELAWAN

PT. AGUNG TOYOTA FINANCIAL SERVICES, beralamat di Cimanuk KM 6,5 No. 118 Kota Bengkulu, untuk selanjutnya disebut Tergugat;Pengadilan Negeri Semu tersebut; Telah membaca surat-surat dalam perkara ini; Telah mendengar kedua belah pihak yang berperkara; TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat dalam Surat Gugatannya tanggal 7 Januari 2014 yang terdaftar pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Semu Fakultas Hukum Universitas Bengkulu di bawah Register Perkara No. 052/Pdt.G/02/2014 dan Replik Penggugat Tanggal 4 Februari 2014 pada pokoknya berisikan hal-hal sebagai berikut : Adapun alasan-alasan dan keadaan hukum yang menjadi dasar gugatan ini adalah sebagai berikut :--------Bahwa Penggugat adalah pemilik 1 (Satu) unit Mobil, merek TOYOTA YARIS NC 91 E M/T10 Tahun 2010, No.Pol :BD 8435 BZ dengan STNK dan BPKB atas nama M. KHAIDIR FAJRI, mobil tersebut sudah dibeli secara tunai, dan selanjutnya disebut Barang-----------Bahwa setelah Penggugat membayar Uang muka untuk kendaraan sebesar Rp. 23.000.000,00 (Dua puluh tiga juta rupiah), Penggugat menerima STNK dan mobil dari Penjual/Dealer setelah itu Tergugat menjadikan surat Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) tersebut sebagai jaminan atas uang tunai pinjaman uang sebesar Rp. 231.504.000,00,- (dua ratus tiga puluh satu juta lima ratus empat ribu rupiah) yang dikeluarkan Oleh Tergugat yang disebut sebagai Pembiayaan----------------------------------------------Bahwa kemudian diketahui Tergugat mengambil surat berharga (BPKB) dari Samsat tanpa persetujuan dan izin dari Penggugat dan Penggugat belum pernah menerima BPKB dari SAMSAT sampai gugatan ini didaftarkan di pengadilan ini--------------------------------------------Bahwa Tergugat membuat perjanjian yang disebut Perjanjian Pembiayaan yang isinya adalah ketentuan dan syarat-syarat yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh Penggugat [konsumen] ; antara lain adalah membayar angsuran setiap bulan Rp. 4.823.000,00,- (empat juta delapan ratus dua puluh tiga ribu rupiah);-----------------------------------------------------------------Bahwa setelah dipelajari dan diteliti oleh Penggugat, surat perjanjian pembiayaan tersebut telah melanggar ketentuan pasal 18 (1) huruf, d dan h) Undang-Undang No. 8 TH. 1999 Tentang Perlindungan Konsumen sebagai berikut:------------------------------------------Kutipan UUPK,UNDANG UNDANG No.8 TH.1999

BAB VKETENTUAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU

Pasal 18

(1) Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila:

a. menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha;b. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen;c. menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen;d. menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran;e. mengatur prihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen;f. memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual beli jasa;g. menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya;h. menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.(2) Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti.;(3) Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal demi hukum.

Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang bertentangan dengan undang-undang ini.

DALAM POKOK PERKARA ;1. Bahwa Tergugat dalam membuat perjanjian dengan Nomor Perjanjian : 050548-10, Judulnya sangat jelas tertulis "Perjanjian Pembiayaan" telah mencantumkan hal-hal yang dilarang oleh UU Perlindungan Konsumen pasal 18 (1) huruf, d, pada Pasal 8.3 di lembar PERISTIWA WANPRESTASI tertulis "DEBITUR dengan ini memberi KREDITUR Kekuasaan dan Wewenang yang Tidak dapat diakhiri karena alasan-alasan yang termaktub dalam pasal 1813, 1814 dan 1816 kitab undang-undang hukum perdata atau karena alasan apapun juga dan dengan hak subsitusi untuk atas nama DEBITUR melakukan segala tindakan yang diuraikan dalam pasal 9.2.1 dan/atau khusus, " dan pasal ini lah yang dimaksud Penggugat telah melanggar larangan UU Perlindungan Konsumen pasal 18 (1) huruf d;2. bahwa Tergugat dalam membuat perjanjian dengan Nomor Perjanjian : 050548-10 juga mencantumkan larangan UUPK Pasal 18 (1) huruf d, tertulis pada Perjanjian Pembiayaan Pasal 12 "KUASA YANG TIDAK DAPAT DITARIK KEMBALI" pada pasal 12.1 tertulis : " Debitur memberi kuasa kepada Kreditur dan dengan ini Kreditur berhak untuk membuat, menandatangani atau melakukan pembaharuan hutang (novasi) terhadap Perjanjian ini sehubungan dengan fasilitas pembiayaan atau hal lain yang menurut Kreditur perlu dilakukan perubahan, penambahan atau pembaharuan PERJANJIAN ini;3. bahwa Tergugat diyakini melanggar Undang-Undang No. 8 TH.1999 Tentang Perlindungan Konsumen dari cara pengambilan STNK dan BPKB Mobil milik Penggugat dari PENJUAL/Dealer dan dari kantor SAMSAT dengan tidak melibatkan Penggugat (pemilik barang), dan dengan demikian menunjukkan bahwa sejak awal TERGUGAT tidak punya itikad baik terhadap Penggugat;4. bahwa perbuatan Tergugat membuat dan menyampaikan Surat perjanjian Pembiayaan Konsumen yang isinya melanggar Ketentuan Pencantuman Klausula Baku Undang-Undang No.8 Tahun 1999 pasal 18 (1, d dan h) dapat diancam sesuai pasal 18 ayat (1) angka 3 Undang-Undang Perlindungan Konsumen, "Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) "Dinyatakan Batal Demi Hukum" Putusan PN.Jkt.Pst No.551/Put.G/2000/PN.Jkt Membatalkan demi hukum atas klausula baku yang digunakan pelaku usaha) Putusan ini telah dijadikan Yurisprudensi;5. bahwa perbuatan Tergugat telah mencantumkan klausul baku yang dilarang Undang-Undang No. 8 TH. 1999 pada Surat Perjanjian Pembiayaan, telah memberikan bukti yang cukup bahwa Tergugat melanggar ketentuan pasal 18 huruf d dan h, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen;6. bahwa akibat dari Surat Perjanjian Pembiayaan No.050548-10 tersebut diatas dan prilaku Tergugat, Penggugat juga berpotensi menderita kerugian materiil yang nyata yaitu :a. Biaya uang muka Kredit kendaraan kepada Dealer sebesar = Rp. 23.000.000,00,- (Dua puluh tiga juta rupiah),b. Sudah mengangsur 1 X Rp. 4.823.000,00,- =Rp. 4.823.000,00,-(Empat juta delapan ratus dua puluh puluh tiga ribu rupiah).

c. Biaya perkara untuk Pengadilan tingkat I

=Rp. 5.000.000,00,- (lima juta rupiah).

d. Biaya advokasi +/- 10 % dari nilai obyek sengketa= Rp. 15.000.000,00,-(lima belas juta rupiah).e. Transportasi dan akomodasi, dll

=Rp. 20.000.000,00,-

(dua puluh juta rupiah).

f. Biaya sita jaminan

=Rp. 10.000.000,00,-

(sepuluh juta rupiah).

TOTAL GANTI RUGI MATERIALRp. 77.823.000,00,-

(Tujuh Puluh tujuh juta delapan ratus dua puluh tiga ribu rupiah).

7. bahwa Tergugat telah menteror dan mengintimidasi Penggugat dikarenakan terlambat membayar angsuran, hingga Penggugat merasa tidak aman dan nyaman dalam mengkonsumsi barang beredar dan atau jasa yang dibeli secara angsuran, menderita tekanan mental dan depresi yang berkepanjangan, hal tersebut menimbulkan Kerugian Immateriil : Kerugian Immateriil, untuk itu pantas Tergugat membayar ganti rugi Imateriil pada Penggugat sebesar Rp. 500.000.000,00,- (lima ratus juta rupiah);8. bahwa perbuatan Tergugat tersebut tidak terpuji karena dengan sengaja melanggar Undang-Undang dan telah cukup bukti yang bahwa Tergugat melanggar ketentuan pasal 18 (1) huruf d dan h, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan menyebabkan kerugian Materiil dan kerugian Imateriil yang tak terhingga, mengingat sekeluarga besar Penggugat mengalami rasa malu dan tercemar nama baiknya dimasyarakat sewaktu nunggak pembayaran dipaksa harus membayar denda dan dimarah-marah, sedangkan sebelumnya Penggugat membayar angsuran tepat waktu;9. bahwa untuk menjamin terbayarnya seluruh kerugian materiil dan imateriil yang diderita oleh Penggugat maka mohon dilakukan sita jaminan terhadap barang-barang bergerak maupun tidak bergerak milik PT. AGUNG TOYOTA FINANCIAL SERVICES, beralamat di Cimanuk KM 6,5 No. 118 Kota Bengkulu, milik Tergugat.Berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti yang tersebut di atas, jelas dan Sah, dengan kerendahan hati kami mohon kepada yang terhormat MAJELIS HAKIM Pengadilan Negeri Semu Fakultas Hukum Universitas Bengkulu yang memeriksa perkara ini untuk mempertimbangkan dan selanjutnya memberikan PUTUSAN sebagai berikut :1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.2. Menyatakan perbuatan Tergugat membuat perjanjian yang melanggar UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN No. 8 Tahun. 1999 Pasal 18 (1, d dan h), Tentang larangan pencantuman Klausula Baku.3. Menyatakan Perjanjian Nomor : 050548-10 yang dibuat dan ditanda tangani antara Tergugat dan Pfnggugat Tidak Sah dan Batal Demi Hukum. Putusan PN.Jkt.Pst No.551/Put.G/2000/PN.Jkt.Pst " Membatalkan demi hukum atas klausula baku yang digunakan pelaku usaha) Putusan ini telah dijadikan Yurisprudensi.4. Menetapkan perjanjian pembiayaan baru bagi Debitur (Penggugat) dan Kreditur (Tergugat), yang tidak melanggar undang-undang No.8 TH. 1999 yang berlaku.5. Menghukum Tergugat membayar ganti rugi materiil sebagai akibat dari surat Perjanjian Pembiayaan No. 050548-10 dan Prilaku Tergugat.6. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian Imateriil karena Tergugat telah menteror dan mengintimidasi ketika Penggugat terlambat membayar angsuran, hingga Penggugat merasa tidak aman dan nyaman dalam mengkonsumsi barang beredar dan atau jasa yang dibeli secara angsuran, juga menderita tekanan mental dan depresi yang berkepanjangan, hal tersebut menimbulkan kerugian Imateriil, untuk itu pantas Tergugat membayar ganti rugi Imateriil pada Penggugat sebesar Rp. 500.000.000,00,- (lima ratus juta rupiah).7. Memohon untuk diadakan sita jaminan terhadap kekayaan milik TERGUGAT yang terletak di PT. AGUNG TOYOTA FINANCIAL SERVICES, beralamat di Cimanuk KM 6,5 No. 118 Kota Bengkulu, baik terhadap barang-barang bergerak maupun terhadap barang-barang tidak bergerak oleh Pengadilan Negeri Semu Fakultas Hukum UNIB, agar ke depan terjadi efek jera bagi Tergugat untuk tidak melanggar Undang-Undang perlindungan konsumen.8. Menyatakan agar Penggugat dapat menikmati hasil dari gugatan Penggugat secara langsung dan nyata, maka tidak berlebihan kiranya apabila Pengadilan Negeri Semu Fakultas Hukum UNIB memberikan Putusan dalam perkara ini secara serta merta, Putusan ini dapat dilaksanaan terlebih dahulu, meskipun Tergugat mengajukan Banding maupun Kasasi.9. Berdasarkan hal tersebut di atas, mohon kepada yang terhormat Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini di Pengadilan Negeri Semu Fakultas Hukum UNIB, Untuk Segera Menyidangkan Perkara ini dan Memutus.10. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini;

Atau

Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, Penggugat mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

--------Menimbang, bahwa terhadap perkara ini telah diadakan mediasi diantara kedua belah pihak sebagaimana dimaksud dalam PERMA No. 1 tahun 2008 dengan Prof. Dr.Nike B. Lavenia, SH.MH. selaku Hakim Mediator akan tetapi upaya tersebut tidak berhasil menurut laporan Hakim Mediator hingga karenanya Penggugat dipersilahkan untuk membacakan Surat Gugatannya tertanggal 14 Januari 2014;----------------------------------------------------------------Menimbang, bahwa terhadap Gugatan tersebut maka Tergugat melalui Kuasa Hukumnya telah mengajukan Jawaban tertulisnya tertanggal 21 Januari 2014 yang pada pokoknya berisikan hal-hal sebagai berikut: DALAM KONPENSI

DALAM REPLIK 1. Menanggapi pernyataan penggugat yang menyatakan Sehingga jelaslah bahwa perjanjian yang telah dibuat sebelumnya sama sekali tidak mempertimbangkan hak-hak Penggugat sebagai Konsumen sehingga perlu penyesuaian klausula baku yang bertentangan dengan undang-undang ini bahwa pernyataan penggugat tersebut hanyalah isapan jempol semata. Karena berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata yaitu Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat:

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya 2. kecakapan untuk membuat perikatan

3. suatu pokok persoalan tertentu

4. suatu sebab yang tidak terlarang

Maka jelaslah bahwa dalam perjanjian a quo sebelumnya telah terpenuhi unsur kesepakatan antara pihak penggugat dan tergugat. Dimana sebelum penandatanganan kesepakatan terjadi pihak penggugat telah membaca, menelaah, dan memahami keseluruhan. pasal demi pasal dalam perjanjian tersebut. Sehingga adalah kelalaian yang nyata apabila pihak penggugat baru mempersoalkannya setelah perjanjian berlangsung sekian lama.

Kemudian Apabila dikaitkan dengan dalil Penggugat seolah-olah Perjanjian yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat bertentangan dengan Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Pelindungan Konsumen adalah merupakan dalil yang dicari-cari dan mengada-ada, karena Penggugat baru mempersoalkannya setelah Penggugat sengaja tidak memenuhi kewajiban pembayaran angsuran, sehingga secara hukum tindakan Penggugat nyata dan jelas mempunyai itikad tidak baik dalam mengajukan permohonan fasilitas pembiayaan

2. Menanggapi pernyataan penggugat Maka telah ada kesepakatan bahwa Barang menjadi hak milik dari konsumen dalam hal ini sebagai Penggugat dan sehingga tindakan Tergugat yang tidak sesuai dengan Perjanjian dan Penggugat merasa berhak untuk menuntut karena dirugikan atas tindakan tersebut bahwa dalam pernyataan tersebut secara nyata terlihat bahwa pihak penggugat tidak mampu untuk memahami isi dan maksud dalam perjanjian a quo. Sebagaimana terdapat pada pasal Pasal 6 Perjanjian Nomor : 050548-10 poin 6.1 yang pada pokoknya ;"6.1.KREDITUR dengan ini menyerahkan BARANG kepada DEBITUR untuk disimpan / dipakai, DEBITUR akan menyimpan / memakai BARANG untuk dan atas nama KREDITUR, dan DEBITUR akan menguasakan kepada KREDITUR untuk menyimpan semua dokumen-dokumen asli yang bersangkutan mengenai hak milik berupa antara lain tetapi tidak terbatas pada faktur (copy asli) dan BPKB asli ".

Maka jelaslah bahwa dalam hal ini penggugat telah salah menafsirkan apabila menganggap setelah perjanjian makan barang menjadi hak milik penggugat.

3. Menanggapi rincian kerugian yang diajukan penggugat sebagaimana pada poin 3 );Maka atas dalil tersebut Penggugat akan menjelaskan detail kerugian Penggugat yaitu:a) Biaya uang muka Kredit kendaraan kepada Dealer sebesar Rp. 23.000.000,00,-

(Dua puluh tiga juta rupiah),

b) Sudah mengangsur 1 X Rp. 4.823.000,00,- =Rp. 4.823.000,00,-

(Empat juta delapan ratus dua puluh puluh tiga ribu rupiah).

c) Biaya perkara untuk Pengadilan tingkat IRp. 5.000.000,00,-

(lima juta rupiah).

d) Biaya advokasi +/- 10 % dari nilai obyek sengketa.Rp. 15.000.000,00,-

(lima belas juta rupiah).

e) Transportasi dan akomodasi, dllRp. 20.000.000,00,-

(dua puluh juta rupiah).

f) Biaya sita jaminanRp. 10.000.000,00,-

(sepuluh juta rupiah).

Tergugat menolak dengan tegas, karena tuntutan aquo sama sekali tidak berdasar, tidak didukung oleh data-data yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum keabsahannya oleh karenanya uraian kerugian materiil tersebut masih bersifat asumsi dan bukan bentuk kerugian nyata, hal mana terlihat sebagaimana dalil gugatan gugatan Penggugat yang pada pokoknya:VI.Bahwa akibat dari Surat Perjanjian Pembiayaan No. 050548-10 tersebut diatas dan prilaku Tergugat, Penggugat juga berpotensi menderita kerugian materiil dst.sehingga cukup alasan hukum tuntutan aquo untuk dikualifikasikan sebagai tuntutan yang mengada-ada, maka demi hukum harus dinyatakan ditolak atau setidak-tidaknya dikesampingkan ;

4. Menanggapi pernyataan penggugat pada poin 4 Maka Penggugat yang menyadari adanya banyak cidera janji dalam penjalanan perjanjian yang banyak merugikan Penggugat, sehingga Penggugat merasa sejak awal tidak ada ilikad baik dari pihak Penggugat dalam membuat Perjanjian maka berdasarkan Pasal 1338 ayat 3 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi semua perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik Maka, jelaslah tindakan Tergugat telah bertentangan dengan syarat Obyektif dari sebuh perjanjian dimana bila perjanjian tersebut telah bertentangan maka menjadi batal demi hukum.

dalam hal ini tergugat menolak dengan tegas karena semua tindakan yang dilakukan oleh Tergugat didasarkan pada dokumen-dokumen yang diketahui dan ditandatangani oleh Penggugat sebagai bentuk persetujuan. Padahal nyata-nyata justru Penggugat lah yang lalai membayar angsuran hutang pokok dan bunga, hutang pokok dan bunga mana nyata-nyata pula diakui Penggugat sebagaimana isi perjanjian, oleh karenanya gugatan terkesan hanya untuk menutupi kelalaian Penggugat dalam memenuhi isi perjanjian ;

5. Bahwa, sebagai lampiran dari perjanjian antara Penggugat dengan Tergugat telah pula disepakati dokumen-dokumen yaitu antara lain :a. Surat Pernyataan Bersama ;b. Surat Persetujuan dari Sdr. Agus Mulyadi selaku suami Penggugat;c. Surat Kuasa Penarikan ; dand. Surat Tanda Terima Kontrak.Dokumen-dokumen aquo merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian Nomor : 050548-10, yang pada intinya Penggugat menyatakan bahwa Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dan dokumen pelengkap kendaraan lainnya untuk disimpan oleh pihak Kreditur dan akan dikembalikan kepada Tergugat setelah seluruh kewajiban pembayaran angsuran dipenuhi Tergugat. Mohon perhatian pula ketentuan Pasal 6 Perjanjian Nomor : 050548-10 poin 6.1 yang pada pokoknya :"6.1.KREDITUR dengan ini menyerahkan BARANG kepada DEBITUR untuk disimpan / dipakai, DEBITUR akan menyimpan / memakai BARANG untuk dan atas nama KREDITUR, dan DEBITUR akan menguasakan kepada KREDITUR untuk menyimpan semua dokumen-dokumen asli yang bersangkutan mengenai hak milik berupa antara lain tetapi tidak terbatas pada faktur (copy asli) dan BPKB asli ".Sehingga adalah keliru apabila cara berfikir Penggugat menganggap bahwa segala tindakan yang dilakukan Tergugat telah menyalahi ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana didalilkan Penggugat dalam gugatannya ;6. Bahwa, adalah keliru bilamana Penggugat yang justru lalai dalam memenuhi kewajiban dengan didasarkan seolah-olah perjanjian aquo bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan secara langsung dapat meniadakan penanggung jawaban hukum (tanggung jawab kontraktual) atas penguasaan objek perjanjian yaitu 1 (satu) unit kendaraan bermotor merk Toyota / YARIS / NC 91 E M/T10 tahun 2010 warna Silver Metalic Nomor Rangka : MR054HY91A4657434 Nomor Mesin : 1NZY250332 yang nyata-nyata merupakan fakta hukum bahwa objek sengketa sekarang dikuasai Penggugat. Terlebih lagi Fakta hukum tersebut membuktikan, bahwa dalil Penggugat adalah merupakan dalil yang tidak berdasar dan demi hukum harus dikesampingkan ;

Dengan demikian didasarkan kepada prinsip pertanggung jawaban serta fakta-fakta objektif, sebagaimana telah disampaikan, maka Penggugat harus tetap memenuhi prestasinya sebagaimana disepakati dalam perjanjian, guna mewujudkan keadilan (gerechtriegkeit), kepastian (rechtssicherheit) dan kemanfaatan (zweckmassigkeit), sehingga karenanya adalah beralasan hukum bilamana dalil-dalil Penggugat ditolak atau setidak-tidaknya dikesampingkan ;7. Bahwa, merupakan fakta hukum dari data yang ada pada Tergugat, sampai dengan perkara ini diperiksa di Pengadilan, Penggugat telah menunggak sebanyak 5 (lima) kali angsuran. Apabila dikaitkan dengan dalil Penggugat seolah-olah Perjanjian yang dibuat antara Penggugat dengan Tergugat bertentangan dengan Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Pelindungan Konsumen adalah merupakan dalil yang dicari-cari dan mengada-ada, karena Penggugat baru mempersoalkannya setelah Penggugat sengaja tidak memenuhi kewajiban pembayaran angsuran, sehingga secara hukum tindakan Penggugat nyata dan jelas mempunyai itikad tidak baik dalam mengajukan permohonan fasilitas pembiayaan ;8. Bahwa mohon perhatian terhadap ketentuan Pasal 4.3 jo Pasal 9.2 (a) diatur sebagai berikut :Pasal 4.3.Untuk setiap hari keterlambatan pembayaran angsuran yang seharusnya dibayar oleh DEBITUR dan/ atau apabila terdapat pembayaran angsurandstdst maka DEBITUR berkewajiban membayar denda keterlambatan kepada KREDITUR sebesar 0.2% (nol koma dua persen) perhari dari seluruh jumlah kewajiban DEBITUR yang telah jatuh tempo dan membayar biaya administrasi untuk setiap keterlambatan pembayaran (Biaya Administrasi Keterlambatan)dst Pasal 9.2 (a).Kecuali jika ditentukan lain oleh KREDITUR secara tertulis, maka DEBITUR dengan ini menyetujui semua biaya mengenai PERJANJIAN ini dan perjanjian-perjanjian jaminan yang bertalian dengannya serta biaya lain yang langsung atau tidak langsung timbul dari PERJANJIAN ini dan pelaksanaannya termasuk untuk advis bantuan Penasehat Hukum KREDITUR, biaya Notaris, Pajak, Bea Materai dan segala ongkos yang timbul untuk menagih hutang dan pelaksanaan perjanjian-perjanjian jaminannya akan ditanggung dan dibayar oleh DEBITUR; 9.Bahwa dengan demikian akibat perbuatan wanprestasi Penggugat terbukti sampai dengan tanggal 05 Juli 2011 kerugian Tergugat adalah sebesar Rp. 250.673.340,- (dua ratus lima puluh juta enam ratus tujuh puluh tiga ribu tiga ratus empat puluh rupiah) dengan perincian sebagai berikut :a. Hutang Pokok sebesar Rp. 164.714.572,- (seratus enam puluh empat juta tujuh ratus empat belas ribu lima ratus tujuh puluh dua rupiah);b. Jumlah Keterlambatan sebesar Rp. 19.292.000,- (sembilan belas juta dua ratus sembilan puluh dua ribu rupiah);c. Denda Keterlambatan sebesar Rp. 2.353.624,- (dua juta tiga ratus lima puluh tiga ribu enam ratus dua puluh empat rupiah);d. Biaya Keterlambatan (total late charge) Rp. 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah);e. Biaya Bank (total bank charge) Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah);f. Biaya Penanganan (outstanding activity) Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah);g. Bunga berjalan (Accured interest) Rp. 823.853,- (delapan ratus dua puluh tiga ribu delapan ratus lima puluh tiga rupiah);h. Biaya Penalty untuk pelunasan Rp. 3.294.291,- (tiga juta dua ratus sembilan puluh empat ribu dua ratus sembilan puluh satu rupiah);i. Administrasi sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah);Total Rp. 250.673.340,- (dua ratus lima puluh juta enam ratus tujuh puluh tiga ribu tiga ratus empat puluh rupiah).Dengan demikian total kerugian yang diderita Tergugat sampai dengan tanggal 05 Juli 2011 adalah sebesar Rp. 250.673.340,- (dua ratus lima puluh juta enam ratus tujuh puluh tiga ribu tiga ratus empat puluh rupiah) Bahwa, berdasarkan fakta hukum sebagaimana telah diuraikan diatas, adalah tidak berlebihan untuk disampaikan justru Penggugat-lah yang beritikad tidak baik karena dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban pembayaran angsuran sebagaimana perjanjian yang disepakati ;Bahwa, dengan demikian, dikarenakan terbukti gugatan Penggugat tidak beralasan hukum oleh karenanya permohonan sita jaminan (conservatoir beslag) dalam surat gugatannya, harus ditolak atau setidak-tidaknya dikesampingkan

Berdasarkan uraian tersebut diatas, Penggugat d.R/Tergugat d.K mohon kiranya Ketua Pengadilan Negeri Semu Fakultas Hukum Universitas Bengkulu Kl. I.A. Bengkulu melalui Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut :DALAM KONPENSIDALAM EKSEPSII. Mengabulkan dan menerima Eksepsi Tergugat tersebut ;II. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya, dan atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;DALAM POKOK PERKARAI. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya, dan atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvankelijk veerklard) ;II. Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya dalam perkara ini ;DALAM REKONPENSI PRIMAIR :I. Mengabulkan seluruh gugatan tergugat ;II. Menyatakan Penggugat telah melakukan perbuatan wanprestasi ;III. Menghukum Penggugat untuk memenuhi kewajibannya sampai dengan tanggal 05 Juli 2011 sebesar Rp. 250.673.340,- (dua ratus lima puluh juta enam ratus tujuh puluh tiga ribu tiga ratus empat puluh rupiah) dengan perincian sebagai berikut :a. Hutang Pokok sebesar Rp. 164.714.572,- (seratus enam puluh empat juta tujuh ratus empat belas ribu lima ratus tujuh puluh dua rupiah);b. Jumlah Keterlambatan sebesar Rp. 19.292.000,- (sembilan belas juta dua ratus sembilan puluh dua ribu rupiah);c. Denda Keterlambatan sebesar Rp. 2.353.624,- (dua juta tiga ratus lima puluh tiga ribu enam ratus dua puluh empat rupiah);d. Biaya Keterlambatan (total late charge) Rp. 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah);e. Biaya Bank (total bank charge) Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah);f. Biaya Penanganan (outstanding activity) Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah);g. Bunga berjalan (Accured interest) Rp. 823.853,- (delapan ratus dua puluh tiga ribu delapan ratus lima puluh tiga rupiah);h. Biaya Penalty untuk pelunasan Rp. 3.294.291,- (tiga juta dua ratus sembilan puluh empat ribu dua ratus sembilan puluh satu rupiah);i. Administrasi sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah);Total Rp. 250.673.340,- (dua ratus lima puluh juta enam ratus tujuh puluh tiga ribu tiga ratus empat puluh rupiah).V. Menyatakan putusan dapat dijalankan terlebih dahulu meski ada upaya hukum banding, kasasi, (uitvoerbaar bij voorraad) ;VI.Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini.SUBSIDAIR :Dalam peradilan yang baik mohon putusan didasarkan pada rasa keadilan dan kepatutan (ex aequo et bono)

Menimbang, Putusan Sela Perkara No. 052/Pdt.G/02/2014 pada tanggal 28 Januari 2014 yang memtuskan:

MENGADILI

Menolak Eksepsi sepanjang mengenai Kompetensi Relatif Pengadilan dari Tergugat; Menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Semu FH UNIB berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini; Memerintahkan kepada para pihak yang berperkara untuk melanjutkan perkara ini; Menangguhkan tentang pembebanan biaya perkara ini sampai adanya putusan pokok perkara. Menimbang, bahwa untuk memperkuat dali-dalil Gugatannya maka Penggugat telah mengajukan bukti surat berupa photo copy surat-surat yang telah dilegalisir dan dimaterai secukupnya serta telah pula disesuaikan dengan aslinya dimuka Majelis Hakim, bukti-bukti mana diberi tanda: P 1:Perjanjian Pembiayaan Nomor : 050548-10, tertanggal 7 November 2013 berikut Syarat dan Ketentuan Umum ;

Menimbang, bahwa untuk memperkuat dali-dalil Sangkalannya maka Tergugat telah mengajukan bukti surat berupa photo copy surat-surat yang telah dilegalisir dan dimaterai secukupnya serta telah pula disesuaikan dengan aslinya dimuka Majelis Hakim, bukti-bukti mana diberi tanda:

T 1:Formulir pengajuan Pembiayaan atas nama Penggugat dK/Tergugat dR ;

T 2:Perjanjian Pembiayaan Nomor : 050548-10, tertanggal 7 November 2013 berikut Syarat dan Ketentuan Umum ;

T 3.a:Surat Pernyataan Bersama tertanggal 7 November 2013 sebagai lampiran Perjanjian No. 0500548-10 ;

T 3.b:Surat Persetujuan tertanggal7 November 2013 sebagai lampiran Perjanjian No. 0500548-10 ;

T 3.c:Surat Kuasa Penarikan tertanggal 7 November 2013 sebagai lampiran Perjanjian No. 0500548-10 ;

T 3.d:Tanda Terima Kontrak, tertanggal 7 November 2013 ;

T 4:Lampiran Angsuran atas nama Penggugat dK/Tergugat dR ;

T 5.a:Akta Jaminan Fiducia Nomor : 73 tanggal 7 November 2013, yang dibuat oleh dan dihadapan Lidya Indah Sari, SH. M.Hum, Notaris di Bengkulu ;

T 5.b:Sertifikat Jaminan fiducia Nomor : W8-00023639 AH.05.01.TH.2011/STD yang didaftarkan dan dibukukan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat tanggal 7 November 2013 ;

Menimbang, bahwa Kuasa Penggugat telah mengajukan kesimpulan secara lisan yang pada pokoknya tetap pada gugatannya dan Kuasa Tergugat telah mengajukan kesimpulan secara tertulis tertanggal 21 februari 2014 ;

Menimbang, bahwa selanjutnya untuk mempersingkat uraian Putusan ini perhatikanlah keterangan-keterangan tentang keadaan yang tercantum dalam Berita Acara Sidang yang isinya dianggap termasuk dalam putusan ini;

Menimbang, bahwa selanjutnya para pihak tidak mengajukan suatu apapun juga dan mohon Putusan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

DALAM KONVENSI ;

DALAM EKSEPSI ;

Menimbang bahwa Tergugat dalam jawabannya telah mengajukan eksepsi yang pada pokoknya menyatakan gugatan Penggugat tidak jelas (Obscuur libel) dengan mengemukakan alasan selengkapnya sebagaimana diuraikan oleh Tergugat dalam bagian eksepsi surat jawabannya ;

Menimbang bahwa atas eksepsi tersebut, Majelis mempertimbangkan sebagai berikut;Menimbang bahwa Penggugat dalam gugatannya, mendalilkan bahwa Tergugat telah melanggar Undang-undang Perlindungan Konsumen Nomor : 8 tahun 1999 Pasal 18 (1, d dan h) tentang larangan pencantuman Klausula Baku yang menimbulkan kerugian bagi Penggugat baik moril maupun materil ; Selanjutnya dalam petitum gugatan butir 2, Penggugat memohon agar : Menyatakan Perbuatan Tergugat membuat perjanjian yang melanggar Undangundang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 Pasal 18 (1, d dan h) tentang Larangan Pencantuman Klausula Baku ; Dalil Penggugat ini tampak rancu karena bila memperhatikan uraian dari peristiwa demi peristiwa yang disebut dalam gugatan, hubungan hukum yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat adalah ikatan yang lahir dari Perjanjian Pembiayaan Konsumen untuk pengadaan kendaraan bermotor Toyota/Yaris/BD 8435 BZ/T10 tahun 2010 warna silver Metalic Nomor rangka : MR054HY91A4657434 Nomor Mesin : INZY250332 yaitu perjanjian No. 050548-10 tanggal 7 November 2013 yang ditandatangani oleh Pandi Candra Saputra selaku kreditur dan M. Khaidir Fajri selaku Debitur ;

Menimbang bahwa berkenaan dengan dua dalil tersebut yaitu adanya keterikatan karena perjanjian dan adanya kerugian karena perbuatan Tergugat, maka dapat disimpulkan bahwa alasan Penggugat mengajukan tuntutannya tersebut adalah bersumber dan karena adanya perjanjian; dengan demikian, oleh karena tuntutannya didasarkan atau bersumber dari perjanjian maka gugatan berkenaan dengan hal demikian itu adalah wanprestasi bukan karena perbuatan Tergugat yang telah melanggar Undang-undang Perlindungan Konsumen Nomor : 8 tahun 1999 Pasal 18 (1, d dan h) tentang larangan pencantuman Klausula Baku ;

Menimbang bahwa selain penentuan dasar gugatan yang keliru sebagaimana ternyata diatas, gugatan Penggugat juga ada pertentangan satu dengan lainnya yaitu dalam hal uraian menyangkut pembuatan perjanjian yang disebut dibuat tidak lazim dan melanggar hukum, Bahwa perjanjian dibuat dalam bentuk baku, dengan syarat syarat yang baku, bertentangan dengan Undang undang Perlindungan Konsumen ;

Bahwa atas dasar keadaan demikian Penggugat menyatakan perjanjian sebagai mengandung cacat hukum dan dimohonkan untuk dinyatakan batal demi hukum; ( vide gugatan butir 1 sampai 5) ;Bahwa namun dilain pihak pada petitum surat gugatan Penggugat point 4 Penggugat telah memohon agar : Menetapkan perjanjian pembiayaan baru bagi debitur (Penggugat) dan kreditur (Tergugat) yang tidak melanggar Undang-undang No. 8 Tahun 1999 yang berlaku ; Hal ini berarti bahwa perjanjian dinyatakan hidup lagi ;Menimbang bahwa dari apa yang diuraikan diatas, terlihat bahwa gugatan Penggugat saling bertentangan satu sama lainnya; Di satu sisi disebut perjanjian cacat hukum dan minta dibatalkan dan di lain pihak justru dimohonkan agar perjanjian diperbaharui dan atau tetap dipertahankan ;Menimbang bahwa dengan pertimbangan diatas, karena saling bertentangan dan tidak dilandasi pada dasar atau alasan hukum yang tepat maka gugatan demikian memang kabur dan tidak jelas. Oleh karenanya alasan eksepsi dari Tergugat beralasan hukum untuk dikabulkan, sehingga gugatan Penggugat haruslah dinyatakan tidak dapat diterima ;DALAM POKOK PERKARA :

Menimbang bahwa karena eksepsi Penggugat dikabulkan maka materi pokok perkara tidak dipertimbangkan lagi; Gugatan dalam perkara ini dinyatakan tidak dapat diterima ;

Menimbang bahwa karena eksepsi dikabulkan dan gugatan dinyatakan tidak dapat diterima maka, Tergugat selaku pihak yang kalah dibebani membayar biaya perkara sejumlah yang ditetapkan dalam amar putusan ;DALAM REKONVENSI :

Menimbang bahwa karena gugatan rekonvensi amat terkait dan berhubungan dengan pokok perkara dalam konvensi dan karena pokok perkara dalam konvensi dinyatakan tidak dapat diterima, maka gugatan dalam rekonvensi juga tidak perlu dipertimbangkan ; Gugatan dalam perkara ini juga harus dinyatakan tidak dapat diterima ;

Menimbang bahwa karena pemeriksaan dalam perkara ini bersamaan dengan pemeriksaan dalam konvensi maka biaya dalam perkara ini adalah nihil;

Memperhatikan ketentuan hukum yang diatur dalam HIR dan ketentuan hukum lain yang berkenaan ;

M E N G A D I L I

DALAM KONPENSI :

DALAM EKSEPSI : Mengabulkan eksepsi Tergugat tersebut ;

DALAM POKOK PERKARA :

Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

DALAM REKONPENSI : Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI : Menghukum Penggugat dalam Konpensi/Tergugat dalam Rekonpensi untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 791.000,- (tujuh ratus sembilan puluh satu ribu rupiah) ;

Demikian diputuskan berdasarkan rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Semu Fakultas Hukum UNIB Bandung pada hari Selasa tanggal 24 Januari 2012 oleh kami Prof. Dr. Nike Beauty Lavenia, S.H.,M.H. selaku Hakim Ketua Majelis, Dr. Oktari, S.H.,M.H. dan Harri Mahfuzi,S.H., M.Hum., masing-masing selaku Hakim Anggota Majelis, putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari itu juga, oleh Ketua Majelis didampingi hakim anggota tersebut, dibantu Lidya Indah Sari, S.H.,M.Hum. selaku Panitera pada Pengadilan Negeri Semu Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, dengan dihadiri oleh Kuasa Tergugat dan tanpa hadirnya Kuasa Penggugat.

HAKIM ANGGOTA I HAKIM KETUA MAJELIS

(Dr. Oktari, S.H.,M.H.) (Prof. Dr. Nike Beauty Lavenia, S.H.,M.H.)

HAKIM ANGGOTA II

(Harri Mahfuzi,S.H., M.Hum)PANITERA(Lidya Indah Sari, S.H.,M.Hum.)RINCIAN BIAYA :

Pendaftaran -------------------- Rp. 30.000,-

Proses --------------------------- Rp. 50.000,-

Panggilan------------------------ Rp. 700.000,-

Materai -------------------------- Rp. 6.000,-

Redaksi -------------------------- Rp. 5.000,- J u m l a h Rp. 791.000,-PAGE 14