PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG...

72
PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG DALAM PERKARA CERAI TALAK DENGAN ALASAN ISTERI MAFQUD Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: IDHAM ABDUL FATAH R. NIM: 106044101403 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H / 2010 M

Transcript of PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG...

Page 1: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG

DALAM PERKARA CERAI TALAK DENGAN ALASAN ISTERI MAFQUD

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

IDHAM ABDUL FATAH R.

NIM: 106044101403

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1431 H / 2010 M

Page 2: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG

DALAM PERKARA CERAI TALAK DENGAN ALASAN ISTERI MAFQUD

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

IDHAM ABDUL FATAH R. NIM: 106044101403

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Kamarusdiana, S.Ag, MH Drs.H.Odjo Kusnara N., MA

NIP : 197202241998031003 NIP : 194609041965101002

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Page 3: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

J A K A R T A

1431 H / 2010 M

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

Tim penguji seminar proposal skripsi Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyah

mengesahkan proposal skripsi :

Judul :“PERKARA CERAI TALAK DENGAN ALASAN ISTERI

MAFQUD”(Analisis putusan perkara No. 687/Pdt.G/2009/PA.Tng

dan perkara No. 992/Pdt.G/2009/PA.Tng)

Penyusun : Idham Abdul Fatah R.

NIM : 106044101403

Konsentrasi : Peradilan Agama

Telah diuji dalam Seminar Proposal Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Program

Studi Ahwal Al Syakhshiyah pada hari senin, tanggal 17 mei 2010

Jakarta, 27 mei 2010

Disahkan oleh Penguji Seminar Proposal Skripsi : Ketua : Drs.H.A.Basiq Djali, SH, MA

(………………………)

NIP : 195003061976031001

Sekretaris : Kamarusdiana, S.Ag, MH

(………………………)

NIP : 197202241998031003

Penguji I : Dr.JM.Muslimin, MA

(………………………)

NIP : 150 295 489

Penguji II : Drs.H.A.Basiq Djali, SH, MA

(………………………)

NIP : 195003061976031001

Catatan :

Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan dosen

pembimbing ke ketua Program Studi Ahwal Al Syakhshiyah dengan membawa

proposal serta bukti lembar pengesahan ini.

Page 4: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar S.1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Oktober 2010

Idham Abdul Fatah R.

Page 5: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

KATA PENGANTAR

Assallamu‟allikum. Wr. wb

Segala puji bagi Allah SWT, Maha Pencipta dan Maha Penguasa alam

semesta yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis terutama

dalam rangka penyelesaian skripsi ini. Shalawat serta salam penulis menyanjungkan

kepada pemimpin revolusioner umat Islam tiada lain yakni junjungan kita Nabi

Muhammad SAW dan keluarga, serta para sahabat yang telah banyak berkorban dan

menyebarkan dakwah Islam.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit

hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun pada akhirnya selalu ada jalan

kemudahan, tentunya tidak terlepas dari beberapa individu yang sepanjang penulisan

skripsi ini banyak membantu dan memberikan bimbingan dan masukan yang

berharga kepada penulis hingga terselesaiakannya skripsi ini.

Dengan demikian dalam kesempatan yang berharga ini penulis

mengugkapkan rasa hormat serta ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-

besarnya kepada Bapak:

1. Prof. Dr. H. Komaruddin Hidayat, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

2. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA. Ketua Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyyah.

Kamarusdiana, S.Ag, MH. Sekretaris Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyah.

4. Drs.H.Odjo Kusnara N., MA dan Kamarusdiana, S.Ag, MH. Keduanya

merupakan pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.

5. Para Narasumber dan Staf Lembaga Pengadilan Agama Tangerang, yang telah

memberikan penulis izin dan membantu meluangkan waktunya untuk

melaksanakan observasi dan wawancara selama penulis mengadakan penelitian

khususnya Dra. Ai Jamilah, MH. Yang telah memberikan informasi kepada

penulis.

6. Seluruh Staff Pengajar (dosen) Prodi Ahwal Al Syakhshiyyah Fakultas Syariah

dan Hukum yang telah banyak menyumbang ilmu dan memberikan motivasi

sepanjang penulis berada di sini. Selain itu, para Pimpinan dan Staf Perpustakaan

baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan guna

menyelesaikan skripsi ini.

7. Teristimewa buat Ayahanda H. Asman AR dan Ibunda Hj. Mainah tercinta, yang

telah merawat dan mengasuh serta mendidik dengan penuh kasih sayang dan

memberikan pengorbanan yang tak terhitung nilainya baik dari segi moril maupun

materil. Serta Kakanda Muttaqin Syaifuddin, SE, Mujahid Kurniawan, SP, H.

Page 7: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Mukhlis Rifa‟I, LC, Iffah Farihah dan Noviyanti Nalurita, S.Pd. Terimakasih atas

segala doanya, kesabaran, jerih payah, serta nasihat yang senantiasa memberikan

semangat tanpa jemu hingga ananda dapat menyelesaiakan studi. Tiada kata yang

pantas selain ucapan doa, sungguh jasanya tiada tara dan tak akan pernah

terbalaskan.

8. Teman-teman senasib dan seperjuangan konsentrasi Peradilan Agama angkatan

2006. Terkhusus buat Khalishah Mulyani, Pipih Muhafilah, , Jamilah, Istiarini

Cahyaningsih, Nuraida, Taqiyuddin Al-Qisty, Imam Hanafi, Raudhatul Irfan,

Nahraji Zein, Ilyas Kartawijaya, Yaumil Agus Muharram dan lainnya yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya dalam penulisan

skripsi ini, dan kebersamaan yang tercipta selama penulis belajar di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang selalu memberi warna dan memeriahkan hari-hari

waktu kuliah, semoga persahabatan kita tak kan pernah memudar walau waktu

dan jarak memisahkan.

9. Untuk orang terdekat penulis, Rahmah Rizkiyah dan keluarga, yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini, selalu setia dan sabar dalam

memberikan arahan dan motivasi yang amat bermanfaat bagi penulis hingga

selesai skripsi ini.

Kepada semua pihak yang telah banyak memotivasi dan memberi inspirasi

kepada penulis untuk mencapai suatu cita-cita, dan yang telah membantu baik

secara langsung maupun tidak langsung, moril maupun materil. Hanya ucapan

terima kasih yang penulis haturkan semoga segala bantuan tersebut diterima

Page 8: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

sebagai amal baik disisi Allah SWT dan memperoleh pahala yang berlimpat

ganda (amin).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangan, oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun perlu kiranya diberikan demi perbaikan dan

penyempurnaan skripsi ini. Maka akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca pada umumnya.

-Amin Ya Rabbal A‟lamin-

Jakarta, Oktober 2010 M

Dzulqa‟dah 1431 H

Penulis

Page 9: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7

D. Review Studi Terdahulu ............................................................... 8

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ..................................... 10

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 13

BAB II SEPUTAR MASALAH PERCERAIAN ................................................. 15

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian ..................................... 15

B. Alasan-alasan Terjadi Perceraian ................................................. 17

C. Macam-Macam Perceraian ........................................................... 19

D. Akibat Perceraian ......................................................................... 25

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG MAFQUD ........................................ 29

Page 10: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

A. Pengertian Mafqud Menurut Fiqih ............................................... 29

B. Pandangan Ulama Mazhab Tentang Mafqud ............................... 31

C. Peraturan UU No. 1 tahun 1974 Tentang Mafqud ....................... 35

D. Peraturan Kompilasi Hukum Islam (KHI) Tentang Mafqud........ 37

BAB IV PERKARA CERAI TALAK DENGAN ALASAN ISTERI MAFQUD DI

PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG .................................... 38

A. Kronologi Perkara ........................................................................ 38

B. Pertimbangan Hukum dan Putusan Majelis Hakim ..................... 40

C. Analisa Penulis ............................................................................. 46

BAB V PENUTUP 50

A. Kesimpulan .................................................................................. 50

B. Saran-Saran .................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Surat Mohon Data / Wawancara

B. Surat Keterangan Wawancara

C. Pedoman Wawancara

D. Hasil Wawancara

E. Contoh Putusan

Page 11: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

1. Perkara No. 687/Pdt.G/2009/PA.Tng

2. Perkara No. 992/Pdt.G/2009/PA.Tng

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan merupakan sebuah lembaran kehidupan babak baru bagi setiap

insan yang melakukannya. Ia adalah aktivitas kemanusiaan dengan makna yang luas

dan berdimensi ibadah. Pernikahan yang dilakukan manusia merupakan naluri

Illahiyah untuk berkembang biak melakukan regenerasi yang akan mewarisi tugas

mulia dalam rangka mengemban amanat Allah sebagai khalifah di muka bumi.1

Agama Islam mengisyaratkan “nikah” sebagai satu-satunya bentuk hidup

secara berpasangan yang dibenarkan. Melalui lembaga nikah, kebutuhan naluriah

yang pokok dari manusia (yang mengharuskan dan mendorong adanya hubungan

antara pria dan wanita) tersalurkan secara terhormat sekaligus memenuhi panggilan

watak kemasyarakatan dari kehidupan manusia itu sendiri dan panggilan moral yang

ditegakkan oleh agama. Sementara itu, kesejahteraan keluarga pun akan terwujud

dengan baik, jika dapat dihayati dengan baik makna dan nilai yang ada dibalik

“nikah”itu.

1 Ahmad Sudirman Abbas, Pengantar Pernikahan (Analisa Perbandingan Antar Madzhab),

(Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006), h.2.

Page 12: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan sehingga mereka dapat

berhubungan satu sama lain. Sehingga mencintai, menghasilkan keturunan dan hidup

dalam kedamaian sesuai dengan perintah Allah SWT dan petunjuk dari Rasul-Nya

yaitu dengan perkawinan.

Islam membangun kehidupan keluarga atas dasar dua tujuan: pertama,

menjaga keluarga dari kesesatan. Kedua, untuk menciptakan wadah yang bersih

sebagai tempat lahir sebuah generasi yang berdiri di atas landasan yang kokoh dan

teratur tatanan sosialnya.2

Perkawinan merupakan sunnah Rasulullah SAW yang disyari‟atkan Allah

SWT kepada hamba-hambanya. Dalam perspektif Islam, perkawinan tidak hanya

sebagai kebutuhan biologis seksualitas antara seorang laki-laki dengan seorang

wanita, akan tetapi Islam memandang sebuah perkawinan sebagai institusi untuk

menciptakan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah.

Tidak jarang kita temukan dalam sebuah bahtera keluarga suami membenci

istrinya, dan begitu juga sebaliknya karena perkawinan tidak dibangun di atas pondasi

rumah tangga yang dipenuhi rasa kasih sayang, tafahum, komunikasi yang baik, serta

suami isteri yang menjalankan kewajibannya masing-masing. Hak tersebut bisa

berupa hak bersama-sama, misalnya hak sama-sama mendapatkan „kesenangan‟, hak

isteri terhadap suami, seperti hak kebendaan (mahar dan nafkah), dan hak non

kebendaan(keadilan), hak suami terhadap isteri, misalnya suami harus ditaati oleh

2 Abduttawab Haikal, Rahasia Perkawinan Rasulullah: Pologami dalam Islam vs Monogami

Barat, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet Ke-1, h. 8-9.

Page 13: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

isteri dan sebagainya. Jika beberapa unsur di atas belum terpenuhi, maka hehidupan

keluarga tidak akan berjalan dengan baik.3

Dalam Islam, perkawinan merupakan suatu ikatan, dan ikatan itu harus

diupayakan terjalin utuh. Namun tidak demikian apabila secara manusiawi ikatan

perkawinan dalam keluarga itu menjadi mustahil untuk dipertahankan. Hanya dalam

keadaan yang tidak dapat dipertahankan itu sajalah perceraian diizinkan dalam

syari‟ah. Apabila keadaan itu timbul, seseorang hendaknya mencamkan dalam

hatinya bahwa melakukan perkawinan itu dia telah membuat janji ikatan yang kuat

(mitsaqan ghalizha).

Dalam pasal 38 undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan

disebutkan bahwa perkawinan dapat terputus disebabkan karena: (1). Kematian; (2).

Perceraian; (3). Atasan putusan pengadilan.4 Terutama pada kasus perceraian dapat

terjadi karena adanya ikrar talak atau berdasarkan gugatan perceraian.

Namun dalam keadaan tertentu terdapat hak-hak yang menghendaki putusnya

perkawinan, dalam arti bila hubungan perkawinan tetap dilanjutkan maka

kemudhorotan yang akan terjadi.5 Meski diperbolehkan untuk bercerai akan tetapi hal

3 Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, (Beirut: Dar el-fikr, 1983), Juz II, h.135.

4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet.

Ke-6, h. 274-275.

5 Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqih, (Jakarta: Prenada Media, 2003) Cet ke-1, h.124.

Page 14: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

itu suatu perbuatan yang paling dibenci oleh syari‟at karena akan menghilangkan

kemaslahatan antara suami-isteri.

Saat masalah yang sudah ada tidak dapat diselesaikan dengan upaya

perdamaian, maka Islam memberikan solusi dengan dibolehkan perceraian, cerai atau

putusnya perkawinan dapat terjadi atas kehendak suami ataupun kehendak isteri, hal

ini karena karakteristik hukum Islam dalam perceraian memang menghendaki

demikian sehingga proses perceraian pun berbeda6, perceraian atas kehendak suami

disebut cerai talak sedangkan perceraian atas kehendak isteri disebut cerai gugat.

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 114, menyatakan bahwa:

putusnya perkawinan yang disebabkan karena perceraian dapat terjadi karena talak

atau berdasarkan gugatan perceraian.7

Salah satu azas perkawinan yang ada adalah mempersulit terjadi perceraian

artinya mempertahankan rumah tangga dengan cara yang baik, apabila terpaksa

melepaskannya dengan cara yang baik pula.

Pada dewasa ini dengan berjalannya waktu, perempuan atau isteri dengan isu-

isu gender mulai meminta haknya untuk disamakan dengan laki-laki, karena isteri

sudah sibuk dengan pekerjaannya dan penghasilannya pun lebih tinggi dari

penghasilan suami, sebagai isteri sudah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang

6 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996), Cet. Ke-1, h.206.

7 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. (Jakarta: Akademika Pressido, 1992),

Cet. Ke-1, h. 140

Page 15: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

isteri dan ibu rumah tangga yaitu berbakti kepada suami. Berbeda dengan sekarang

tidak sedikit isteri yang berpenghasilan lebih tinggi tidak mau diperintah oleh

suaminya yang penghasilannya pas-pasan, sebagai isteri seharusnya ia menjalankan

apa yang menjadi kewajibannya salah satunya memberikan nafkah bathin terhadap

suaminya.

Dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 33 dinyatakan:

“suami isteri wajib saling mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi

bantuan lahir bathin yang satu dengan yang lain.” Undang-undang tersebut dengan

jelas menuntut pasangan suami isteri untuk berperilaku dan bertindak seperti yang

disebutkan dalam undang-undang, tetapi kemudian dalam hal pasangan sering terjada

penyimpangan, perceraian hemat penulis sangat mungkin terjadi. Misalnya, seorang

suami yang menginginkan adanya perceraian karena isteri tidak mau mengurus dan

melayani keperluan suami, sering keluar rumah tanpa izin suami, tidak patuh dan

tidak hormat terhadap suami dan tidak lagi kembali ke pangkuan suami alias kabur.

Hukum Islam menganjurkan suami untuk mengajukan cerai talak di Pengadilan

seperti yang tertuang dalam Kompilasi Hukum Islam yang berhubungan dengan isteri

hilang (mafqud/ghoib)pada pasal 116 point b yang menyatakan: “salah satu pihak

meninggalkan pihak lain selama dua tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan

tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya.”8

Seorang isteri hilang (mafqud) tentunya akan menimbulkan banyak akibat

mulai dari anak tidak ada yang mengurus alias terlantar begitu pun dengan suami

8 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h. 141.

Page 16: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

keperluan dan segala macamnya tidak ada yang mengurus.dan lagi pula jarang kasus

istri yang hilang (mafqud). Berangkat dari kasus tersebutlah, penulis ingin sekali

mengadakan penelitian yang berkenaan dengan “PUTUSAN PENGADILAN

AGAMA KOTA TANGERANG DALAM PERKARA CERAI TALAK

DENGAN ALASAN ISTERI MAFQUD

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih akurat dan terarah sehingga tidak menimbulkan

masalah baru serta pelebaran secara meluas maka penulis memberi batasan

pembahasan ini pada masalah perceraian isteri mafqud di Pengadilan Agama

Tangerang dengan Nomor Perkara 687/Pdt.G/2009/PA.Tng dan Nomor Perkara

992/Pdt.G/2009/PA.Tng). Penulis mengangkat judul isteri mafqud karena isteri

mafqud kasusnya jarang sekali terjadi dan ulama fikih belum membahasnya secara

eksplisit tentang isteri mafqud kebanyakan mengarah kepada suami mafqud.

2. Perumusan Masalah

Pada dasarnya kewajiban seorang isteri adalah berbakti kepada suami lahir

dan bathin sebagaimana disebutkan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 81

ayat (1) “Kewajiban utama bagi seorang isteri ialah berbakti lahir dan batin kepada

suami di dalam batas-batas yang dibenarkan oleh hukum Islam.” Dan dalam

Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 116 point b yang menyatakan: “salah satu pihak

meninggalkan pihak lain selama dua tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan

tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya.” Tetapi Yang

Page 17: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

menjadi masalah istri baru enam bulan mafqud (hilang) suami sudah mengajukan

permohonannya ke Pengadilan Agama Kota Tangerang dan Permohonannya tersebut

diterima dan diputus bercerai oleh Hakim.

Rumusan tersebut penulis merinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana Majelis Hakim Pengadilan Agama Kota Tangerang dalam memproses

perceraian karena mafqud?

b. Bagaimana putusan Hakim di Pengadilan Agama Kota Tangerang mengenai cerai

talak tersebut?

c. Apa sumber utama yang dipakai oleh Majelis Hakim di Pengadilan Agama Kota

Tangerang dalam menangani cerai talak tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui cara Majelis Hakim Pengadilan Agama Kota Tangerang dalam

memproses perceraian karena isteri mafqud.

b. Mengetahui bentuk putusan Hakim di Pengadilan Agama Kota Tangerang

mengenai cerai talak tersebut.

c. Mengetahui sumber utama yang dipakai oleh Majelis Hakim di Pengadilan Agama

Kota Tangerang dalam menangani cerai talak tersebut.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini, yaitu:

Page 18: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

a. Peningkatan kesadaran hukum kepada masyarakat khususnya mengenai cara

Majelis Hakim dalam memproses perceraian isteri mafqud di Pengadilan Agama.

b. Bagi masyarakat pembaca pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya,

tulisan ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber bacaan yang dapat

dipertimbangkan dalam memecahkan masalah yang relevan.

c. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan bagi pihak yang berwenang saat

mengambil kebijakan dalam upaya peningkatan kesadaran hukum di masyarakat

tentang perceraian di Pengadilan Agama.

D. Review Studi Terdahulu

Begitu banyak skripsi yang mengangkat permasalahan tentang Perceraian,

maka penulis ingin melakukan review studi pustaka atau tinjauan kepustakaan untuk

membandingkan skripsi yang dibuat oleh penulis dengan skripsi yang telah ada:

Page 19: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

No Nama / NIM Judul / Pembahasan Ket

1. Uwes Hujjatul Islam

104044101449

“Penyelesaian Perkara Isteri Nusyuz

Studi Pada pengadilan Agama

Serang (Analisa Putusan

No.58/Pdt.G/2006/PA Srg).”

membahas tentang putusan Hakim

yang murni karena isteri nusyuz

tetapi isteri tersebut sama-sama

kabur dari rumah penggugat akan

tetapi diketahui alamat persis tempat

kabur tergugat tersebut.

penulis

membahas

tentang

putusan

Hakim yang

memutuskan

perkara

isteri

mafqud

yang dilatar

belakangi

oleh nusyuz

isteri.

Page 20: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

2 Eko Muryono “Putusan Verstek di Pengadilan

Agama dalam Perspektif Hukum

Islam (Studi Kasus di Pengadilan

Agama Jakarta Pusat). pembahasan

topik terlalu global atau meluas

sebab penulis tersebut membahas

semua kasus yang diputus dengan

verstek (tidak hadirnya tergugat) di

Pengadilan Agama Jakarta Pusat.”

penulis

hanya fokus

terhadap

satu kasus

perkara

karena isteri

mafqud.

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

Terkait dengan jenis penelitian dalam penelitian ini, maka Peneliti

menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif. Penelitian kualitatif

digunakan apabila data-data yang dibutuhkan berupa selebaran-selebaran informasi

yang tidak perlu dikuantifikasi.

Sedangkan pendekatan normatif,9 yaitu suatu prosedur penelitian ilmiah untuk

menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya,

yakni penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data

9 Johnny Ibrahim, Teory dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia

Publishing, 2007), Cet. Ke-3, h. 57.

Page 21: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

sekunder belaka.10

Dan pendekatan normatif ini penulis golongkan lagi ke dalam

pendekatan perundang-undangan,11

yakni pendekatan yang digunakan untuk

mengetahui peraturan perundang-undangan yang dihasilkan sebagai kerangka

reformasi hukum yang berkaitan dengan kekuasaan kehakiman, khususnya peraturan

perundang-undangan atau produk hukum lainnya yang terkait langsung dengan

Peradilan Agama.

1. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

a. Data Primer

Didapatkan dari Pengadilan Agama berupa putusan perceraian karena isteri

hilang (mafqud) yang terjadi di Pengadilan Agama Tangerang. Wawancara terhadap

para pihak yang berkepentingan seperti hakim, panitera dan yang lainya, kemudian

kedua data tersebut dianalisis dengan cara menguraikan dan menghubungkan dengan

masalah yang dikaji.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mengadakan studi

kepustakaan atas dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang

diajukan, dokumen-dokumen yang dimaksud adalah Al-Qur‟an, Hadits, buku-buku

ilmiah, UUP (Undang-Undang Perkawinan) No. 1 tahun 1974, UUPA (Undang-

10

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,

(Jakarta: CV. Rajawali, 1985), h.14.

11

Jaenal Aripin, Peradilan Agama dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2008), h.21.

Page 22: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Undang Peradilan agama) No. 7 Tahun 1989 jo No.3 Tahun 2006, KHI, serta

peraturan yang lainnya yang dapat mendukung skripsi di atas.

Metode pengumpulan data yaitu dengan mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, buku, dan sebagainya yang mempunyai relevansi

dengan penelitian ini.

Adapun teknik penulisan skripsi ini menggunakan buku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

2. Teknik analisa Data

Pengumpulan Data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

a. Menganalisis terhadap putusan perceraian dengan alasan Isteri mafqud (hilang) di

Pengadilan Agama Tangerang Perkara No. 687/Pdt.G/2009/PA.Tng dan perkara

No. 992/Pdt.G/2009/PA.Tng.

b. Interview atau wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu.12

Inteview yang sering

disebut juga wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang

dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara (interviewer).13

12 Lexy. J. moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),

h.186.

13

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), cet. Ke-10,

h.144.

Page 23: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan responden yaitu:

Hakim Pengadilan Agama Tangerang dan Panitera Muda Hukum untuk melengkapi

data.

Adapun analisis data penulis menggunakan analisa kualitatif yaitu

menganalisa dengan cara menguraikan dan mendeskripsikan putusan perceraian yang

diakibatkan isteri mafqud (hilang) dan menghubungkannya dengan hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga didapatakan satu kesimpulan yang

objektif, logis, konsisten, dan sistematis sesuai dengan data penulis dalam penelitian

ini14

.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran secara global mengenai apa yang akan dibahas,

skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, review kajian terdahulu dan sistematika penulisan.

Bab kedua adalah pengertian dan dasar hukum perceraian, sebab-sebab terjadinya

perceraian, macam-macam perceraian serta akibat perceraian.

Bab ketiga adalah pengertian dan dasar hukum mafqud menurut fikih, KHI, dan UU.

No. 1/1974, pandangan ulama madzhab dan UU No. 1/1974 tentang mafqud

14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007),

Cet Ke-3, h. 244.

Page 24: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Bab keempat adalah kronologi perkara, pertimbangan dan putusan Majelis hakim

serta analisa penulis

Bab kelima adalah penutup, kesimpulan dan saran.

Page 25: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

BAB II

SEPUTAR MASALAH PERCERAIAN

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian

1. Pengertian Cerai

Kata cerai dalam kamus bahasa indonesia berarti pisah atau putus hubungan

sebagai suami isteri. Sedangkan perceraian dalam istilah ahli fiqih disebut “talak”

atau “furqah”.15

Talak berarti “membuka ikatan” membatalkan perjanjian. Sedangkan

“furqah” berarti “bercerai”. Lawan dari “berkumpul”. Kemudian kedua perkataan ini

dijelaskan istilah oleh ahli fiqih yang berarti perceraian antara suami-isteri.16

Menurut istilah fikih, seperti yang dituliskan al-Jaziri, talak adalah melepaskan

ikatan (hall al-qaid) atau bisa juga disebut pelepasan ikatan dengan menggunakan

kata-kata yang telah ditentukan. Sayyid Sabiq mendefinisikan talak dengan sebuah

upaya untuk melepaskan ikatan perkawinan dan selanjutnya mengakhiri hubungan

perkawinan itu sendiri. Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI)

mendefinisikan talak sebagai ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang

menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan dengan cara sebagaimana yang

dimaksud dalam pasal 129, 130 dan 131.17

15 Departemen pendidikan dan Kebudayaan, kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1989), h.168.

16

Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum islam Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), Cet.

Ke-2, h.156.

17

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. (Jakarta: Akademika Pressido, 1992),

Cet. Ke-1, h. 141.

Page 26: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Perceraian (talak) dalam ajaran Islam diatur dalam al-Qur‟an dan al-Hadits

Nabi SAW. Dengan adanya landasan tersebut menegaskan bahwa perceraian dalam

Islam boleh dilakukan dalam keadaan-keadaan tertentu.

2. Dasar Hukum Perceraian

a. Al-Qur‟an

1)

( 1: 65/الطالق)

Artinya : “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu, maka

hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat

(menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu

dan bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu

keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka

(diizinkan) keluar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang

terang. Itulah hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah

berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui

barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.”

(2

Page 27: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

(231 و 229: 2/البقرة )

Artinya :”Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan

cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi

kamu mengambil kembali sesuatu dari yang Telah kamu berikan kepada

mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan

hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri)

tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas

keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya.

Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya.

barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-

orang yang zalim. Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka

mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan cara yang ma'ruf,

atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma'ruf (pula). janganlah kamu

rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, Karena dengan demikian kamu

menganiaya mereka. barangsiapa berbuat demikian, Maka sungguh ia Telah

berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. janganlah kamu jadikan hukum-

hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang

Telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al hikmah (As Sunnah).

Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu.

dan bertakwalah kepada Allah serta Ketahuilah bahwasanya Allah Maha

mengetahui segala sesuatu.”

b. Hadis Nabi SAW

Artinya : Berkata Katsir ibnu Ubaid berkata Muhammad ibnu Kholid dari

Muarraf ibnu Waashil dari Muhaarib ibnu Ditsar dari ibnu Umar

dari Nabi SAW bersabda perbuatan yang halal tetapi paling

dibenci Allah SWT adalah perceraian.18

18

Lihat maktabah syamilah, Abi Daud, Sunan Abi Daud, Bab في كراهيت الطال ق, Juz Ke-6, h. 91.

Page 28: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Hal tersebut di atas adalah merupakan dasar hukum dalam Agama Islam bahwa

perceraian diperbolehkan meskipun sangat dibenci Allah SWT.

B. Alasan-Alasan Terjadi Perceraian

Perceraian bisa merupakan alasan hak suami, alasan hak isteri, dan Putusan

Pengadilan penjelasan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Alasan yang merupakan hak suami

Suami diberi hak untuk melaksanakan suatu perbuatan hukum yang akan

menjadi alasan pemutusannya. Perbuatan hukum itu disebut talak.19

2. Alasan yang merupakan hak isteri

Isteri diberi hak untuk melakukan suatu perbuatan hukum yang menjadi

alasan putusnya perkawinan, perbuatan hukum tersebut adalah khulu. Isteri meminta

suaminya untuk melakukan pemutusan tali ikatan talak perkawinan dengan cara isteri

menyediakan pembayaran untuk menebus dirinya kepada suami („iwadh).

3. Alasan atas putusan Pengadilan

Sesuai dengan kedudukannya, kekuasaan atau hak Pengadilan berada di luar

pihak-pihak yang mengadakan akad sehingga dalam hal pemutusan hubungan ikatan

perkawinan ini Pengadilan tidak mempunyai inisiatif, keterlibatannya terjadi apabila

salah satu pihak, baik suami atau pihak isteri mengajukan gugat atau permohonan

kepada Pengadilan.

19

Achmad Kuzari, Nikah Sebagai perikatan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995),

Cet. Ke-1, h.117.

Page 29: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Sedangkan Menurut KHI, pengertian perceraian dinyatakan ada tiga sebab,

yaitu:

1. Karena kematian;

2. Karena perceraian;

3. Karena atas putusan Pengadilan.

Perceraian hanya dapat dilakukan dalam suatu sidang di Pengadilan. Apabila

perceraian dilakukan bukan dalam sidang Pengadilan maka perceraian itu tidak sah

karena tidak ada kekuatan hukum yang tetap dan pasti. Pada permulaan sidang di

Pengadilan hakim melakukan upaya perdamaian terhadap para pihak untuk berdamai

(rujuk). Tetapi apabila tidak bisa didamaikan maka sidang dilanjutkan. Jadi putusnya

perkawinan atas putusan Pengadilan berarti bahwa hakim memberikan putusan

menurut pertimbangan pada keadilan dan kemaslahatan pihak-pihak yang

mengajukan perkara ke Pengadilan, hakim boleh mengabulkan dan juga boleh

menolak gugatan.

C. Macam-macam Perceraian

Dalam hukum Islam putusnya perkawinan dapat terjadi karena khulu, talak

atau permohonan perceraian, fasakh, syiqaq, zihar, riddah (murtad), „ila, dan lian,

berikut penjelasannya:

1. Khulu‟

Page 30: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Khulu‟ adalah suatu perceraian perkawinan dengan cara memberikan

sejumlah uang dari pihak isteri kepada suami, yang disebut “talak tebus”. Khulu‟

berarti permintaan talak oleh isteri kepada suaminya dengan membayar tebusan.

Menurut ahli fiqih, khulu‟ adalah memisahkan diri dari suaminya dengan ganti

rugi kepadanya.20

Ganti rugi (tebusan) merupakan salah satu bagian pokok dari

pengertian khulu‟. Jika ganti rugi tidak ada maka khulu‟-nya juga tidak sah.

2. Talak

Kata thalak (talak) berasal dari kata bahasa arab; ithlaq yang berarti

“melepaskan “ atau “meninggalkan”. Dalam istilah fikih berarti melepaskan ikatan

perkawinan, yakni perceraian antara suami dan isteri.21

Menurut Kompilasi Hukum Islam pasal 117 menjelaskan talak adalah ikrar

suami dihadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putus

perkawinan, dengan cara sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 129, 130, dan 131.

Adapun macam-macam talak adalah talak ditinjau dari boleh tidaknya suami

rujuk kembali pada isterinya setelah isteri ditalak yaitu:

a. Talak Raj‟i

Adalah talak seorang suami kepada isterinya dengan hak suami kembali lagi

kepada bekas isterinya tanpa melakukan akad nikah lagi (baru). Seperti talak satu atau

20

Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah,( Beirut: Dar al-Fikr, 1983), Cet. Ke-4, jilid 2, h.253.

21

M. Baqir al-Habsyi, Fiqih Praktis; Menurut al-Qur‟an, al-Sunah, dan Pendapat Para

Ulama, (Bandung: Mizan, 2002) Cet. Ke-2, h. 181.

Page 31: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

talak kedua untuk dapat kembali rujuk. Mereka bekas suami isteri pernah melakukan

hubungan seksual dan tanpa uang ganti rugi (tebusan dari pihak isteri).

b. Talak Ba‟in

Talak ba‟in adalah talak suami yang dijatuhkan kepada isterinya dan suami

tidak boleh rujuk kecuali dengan nikah baru.

Talak ba‟in terbagi menjadi dua bagian yaitu:

1) Talak ba‟in kubro.22

Yaitu talak ketiga yang dijatuhkan suami kepada isterinya.

Bagi kedua belah pihak tidak boleh rujuk atau melakukan akad nikah baru kecuali

mantan isteri melakukan perkawinan baru dengan laki-laki lain. Kalau perkawinan

itu putus karena perceraian atau suami meninggal maka ia dapat melakukan

perkawinan dengan mantan suami pertama setelah menjalani masa „iddahnya.

2) Talak ba‟in sughra.23

Yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada isterinya yang

belum dicampuri (qabla al dukhul) atau talak yang disertakan tebusan atau ganti

rugi dari isteri (khulu‟).

Talak ditinjau dari waktu mengatakannya yaitu:

a. Talak sunni (pasal 121 KHI) adalah talak yang dibolehkan yaitu talak yang

dijatuhkan kepada isteri yang sedang suci dan tidak dicampuri dalam waktu

sucinya tersebut.24

22

R. Abdul Djamal, Hukum Islam, (Bandung: CV. Mundur Maju, 1992), Cet. Ke-1, h. 98.

23

Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993), h. 331.

24

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h. 142.

Page 32: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

b. Talak bid‟I (pasal 122 KHI) adalah talak yang dilarang yaitu talak yang dijatuhkan

kepada isteri pada waktu isteri dalam keadaan haid atau isteri dalam keadaan suci

tapi sudah dicampuri pada waktu suci tersebut.

3. Fasakh

Fasakh adalah diputuskannya hubungan perkawinan (atas permintaan salah

satu pihak) oleh hakim Pengadilan Agama karena salah satu pihak menemui cela

pada pihak lain atau merasa tertipu atas hal-hal yang belum diketahui berlangsungnya

perkawinan.25

Jadi fasakh berarti rusak atau batal.26

Mem-fasakh akad nikah berarti

membatalkan dan melepaskan ikatan perkawinan suami isteri. Fasakh dapat terjadi

karena sebab berkenaan dengan akad (sah atau tidaknya) atau sebab yang datang

setelah berlakunya akad.27

4. Syiqaq

Syiqaq adalah krisis memuncak yang terjadi antara suami isteri sedemikian

rupa sehingga antara suami isteri terjadi pertentangan pendapat dan pertengkaran,

menjadi dua pihak yang tidak mungkin dipertemukan dan kedua pihak tidak bisa

mengatasinya.28

Dasar hukum syiqaq firman Allah:

25

Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta: Ulp, 1997), Cet. Ke-2, h. 117.

26

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), h.316.

27

H.S.A. al-Hamdani, Risalah Nikah, (Pekalongan: Raja Murah, 1980), h.42.

28

Muktar Kamal, Azas-Azas Hukum Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993), Cet. Ke-3,

h.204.

Page 33: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

(35: 4/النساء )

Artinya :”Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka

kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari

keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan

perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

5. Zihar

Secara bahasa zihar berarti punggung. Sedangkan menurut istilah kata zihar

berarti suatu ungkapan suami terhadap isterinya “bagiku kamu seperti punggung

ibuku” dengan maksud ia mengharamkan isterinya bagi dirinya.

Dasar hukumnya yaitu:

(المجادلت

/58 :2-4 )

Artinya :”Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap

isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka.

ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. dan

Sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan

mungkar dan dusta. dan Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha

Pengampun. Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, Kemudian mereka

hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya)

memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur.

Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), Maka

Page 34: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

(wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya

bercampur. Maka siapa yang tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi

makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada

Allah dan Rasul-Nya. dan Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir

ada siksaan yang sangat pedih.”

6. Riddah (Murtad)

Riddah adalah keluar dari agama Islam, baik pindah agama lain atau tidak

beragama. Di Indonesia putusan perkawinan karena murtadnya salah seorang dari

suami atau isteri termasuk fasid atau batal demi hukum dan pemutusannya dilakukan

di depan sidang Pengadilan Agama. Pengadilan Agama hanya dapat menerima

riddah-nya seseorang jika orang itu mengatakan sendiri dengan tegar di depan sidang

Pengadilan Agama. Oleh karena itu, riddah-nya seseorang yang dinyatakan bukan di

depan sidang Pengadilan Agama dianggap tidak sah.29

7. „Ila

Secara bahasa „ila berarti melarang diri dengan menggunakan sumpah

sedangkan menurut istilah kata „ila berarti sumpah untuk tidak mencampuri lagi isteri

dalam waktu empat bulan atau dengan tidak dengan menyebutkan jangka waktunya.

Dasar hukum „ila yaitu:

(226 :2/البقرة )

Artinya :”Kepada orang-orang yang meng-ilaa' isterinya diberi tangguh empat

bulan (lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), Maka

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

29

Jamil Latief, Aneka Hukum Perceraian di Indonesia, (Jakarta: Ghaila Indonesia, 1981), h.

56.

Page 35: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Meng-„ila isteri maksudnya: bersumpah tidak akan mencampuri isteri, dan

dengan sumpah ini seorang wanita menderita karena tidak digauli dan tidak pula

diceraikan. Dengan turunnya ayat ini maka suami setelah empat bulan harus memilih

antara kembali dengan membayar kafarat sumpah atau menceraikannya.

8. Li‟an

Lian menurut bahasa artinya la‟nat, termasuk dosa sebab salah suatu dari

suami atau isteri berbuat dosa. Li‟an menurut istilah artinya suami menuduh isterinya

berzina, ia bersumpah bersedia menerima la‟nat apabila berbohong.30

Jadi li‟an adalah tuduhan suami bahwa isterinya telah berbuat zina. Hal ini

diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 126 bahwa: li‟an terjadi karena suami

menuduh isterinya berbuat zina dan atau mengingkari anak dalam kandungan atau

yang sudah lahir dari isterinya sedangkan isterinya menolak tuduhan dan atau

pengingkaran tersebut.31

D. Akibat Perceraian

Ada beberapa akibat putusnya perkawinan karena perceraian adalah sebagai

berikut:

1. Akibat bagi mantan suami atau mantan isteri

a. Kepada mantan suami wajib membayar atau melunasi maskawin yang belum

dibayar atau dilunasi sebagaimana firman Allah:

30 M. Rifa‟I, M. Zuhri Salomo, Tarjamah Khulasha Kifayatul Akhyar, (Semarang: CV. Toha

Putera, 1983), h. 329.

31

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h.142.

Page 36: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

(4:4/النساء)

Artinya :”Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai

pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan

kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka

makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik

akibatnya.”

Pemberian itu ialah mas kawin yang besar kecilnya ditetapkan atas

persetujuan kedua pihak, karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas.

b. Mantan suami wajib memberikan mut‟ah yang layak kepada mantan isterinya, baik

berupa uang atau benda. Kecuali mantan isteri tersebut qabla al-dukhul.

c. Mantan suami memberi nafkah, maskan, dan kiswah (tempat tinggal dan pakaian)

kepada mantan isteri selama dalam masa „iddah kecuali mantan isteri telah dijatuhi

talak bain atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil.

d. Mantan suami memberiakan biaya hadhanah (pemeliharaan anak termasuk

didalamnya biaya pendidikan) untuk anak yang belum mencapai umur 21 tahun.32

Akibat bagi anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hak hadhanah

dari ibunya. Sedangkan anak yang sudah mumayyiz berhak mendapatkan hak

hadhanah dari ayah atau ibunya. Dan bapaknya berkewajiban memberi nafkah,

pemeliharaan, dan pendidikan dari bayi sampai dewasa dan dapat mandiri.33

32 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h. 149.

33

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h. 151.

Page 37: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Ketika terjadi perceraian, maka mantan suami berhak rujuk kembali kepada

mantan isterinya selama dalam masa „iddah.34

Dan untuk mantan isterinya selama

masa „iddah wajib menjaga diri dan kehormatan serta tidak menerima pinangan orang

lain. Adapun „iddah yang diwajibkan untuk mantan isteri yaitu:

a. „Iddah isteri yang haid adalah tiga kali suci;

b. „Iddah isteri yang tidak haid adalah tiga bulan;

c. „Iddah yang ditinggal suaminya adalah empat bulan sepuluh hari;

d. „Iddah isteri yang hamil adalah sanpai melahirkan;

e. Bagi isteri yang belum digauli maka tidak ada „iddah baginya.35

2. Akibat bagi harta kekayaan

Menurut pandangan Islam tidak mengenal percampuran harta kekayaan antara

suami isteri karena pernikahan. Harta kekayaan bawaan isteri tetap menjadi milik

isteri dan dikuasai sepenuhnya oleh isteri. Begitu pun sebaliknya harta kekayaan

bawaan suami tetap menjadi milik suami dan dikuasai sepenuhnya oleh suami.

Karena itu pula menurut hukum perdata, perempuan yang bersuami dianggap cakap

bertindak hukum sehingga ia dapat melakukan segala perbuatan hukum dalam

masyarakat.

Jika dalam perkawinan diperoleh harta, maka harta ini adalah harta syirkah,

yaitu harta bersama dari suami dan isteri. Tetapi dalam harta kekayaan yang terpisah

34

„iddah adalah menanti yang diwajibkan atas isteri yang terputus ikatan perkawinannya

dengan suaminya, baik karena ditinggal mati atau perceraian.

35

Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993), h. 338.

Page 38: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

masing-masing dari suami isteri tidak berhak dan berwenang atas harta kekayaan

masing-masing. Harta kekayaan ini meliputi harta bawaan, yaitu harta yang diperoleh

salah seorang suami atau isteri atas usahanya sendiri dan harta yang diperoleh berupa

hadiah, warisan, dan sebagainya yang diperoleh sebelum menikah.36

3. Akibat bagi anak

Perceraian mengakibatkan adanya pemeliharaan anak (hadhanah) serta aturan

hidup tentang biaya hidup anak yang harus ditanggung oleh orang tua, hal ini akan

dibahas dalam lebih lanjut dalam bab selanjutnya.

36

Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, h. 56.

Page 39: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG MAFQUD

A. Pengertian Mafqud Menurut Ulama Fikih

Kata mafqud menurut bahasa merupakan ism maf’ul dari lafadz faqoda-

yafqudu-faqdan yang berarti hilang atau menghilangkan sesuatu.37 Jadi yang

dimaksud dengan mafqud dalam konteks ini adalah seorang wanita yang suaminya

hilang dan tidak diketahui keadaan serta keberadaannya. Menurut Wahbah Zuhaily ,

yang dimaksud dengan mafqud adalah orang yang hilang yang tidak diketahui

apakah ia masih hidup sehingga tidak bisa dipastikan kedatangannya kembali atau

apakah ia sudah mati sehingga kuburannya dapat diketahui.38

Menurut kamus istilah fikih mafqud adalah orang yang hilang dan menurut

zahirnya tertimpa kecelakaan, seperti orang yang meninggalkan keluarganya pada

waktu malam atau siang atau keluar rumah untuk menjalankan sholat atau ke satu

tempat yang dekat kemudian tidak kembali lagi atau hilang di dalam kancah

pertempuran.39

37

Mahmud Yunus, kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan penyelenggara

Penterjemah/Penafsir Al-Qur‟an, 1973), h. 642.

38

Wahbah al-Zuhaily, Al-Fiqh Al Islam wa Adillatuhu, (Beirut: Dar el Fikr, t.th), Juz Ke-7, h.

642.

39

M. Abdul Mujieb, Mabruri Tholhah dan Syafi‟ah AM, Kamus Istilah Fikih, (Jakarta:

Pustaka Firdaus, 1994)

Page 40: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Mafqud ialah orang yang sudah jauh dan tidak ada kabar beritanya, sehingga

tidak diketahui tempatnya dan tidak diketahui pula apakah ia masih hidup atau

sudah mati.40

Menurut istilah mafqud bisa diterjemahkan dengan al-ghoib. Kata ini secara

bahasa memiliki arti gaib, tiada hadir, bersembunyi, mengumpat. Hilang dalam hal

ini terbagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Hilang yang tidak terputus karena diketahui tempatnya dan ada berita atau

informasi tentangnya.

b. Hilang yang terputus, yaitu yang sama sekali tidak diketahui keberadaannya serta

tidak ditemukan informasi tentangnya.41

Dari dua definisi di atas, nampak telah jelas bahwa yang dimaksud dengan

mafqud di sini orang yang meninggalkan keluarganya yang pada saat tertentu

keluarganya tidak mengetahui apakah ia masih hidup ataukah sudah meninggal

dunia ataukah kabarnya masih tersambung atau akan terputus.

Para ulama fiqih sepakat bahwa jika isteri yang meninggalkan suaminya

masih terdengar kabarnya maka tidak ada alasan bagi suaminya tersebut untuk

menikah lagi atau poligami. Isteri yang meninggalkannya itu diupayakan untuk

kembali ke keluarganya untuk hidup bersama-sama lagi. Kecuali jika isteri yang

40

Mahmoud Syaltout dan Syaikh M. Ali Al-Sayis, perbandingan mazhab dalam masalah

fiqih, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet. Ke-7, , h. 246.

41

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, h.304.

Page 41: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

diketahui keberadaannya itu tidak mau kembali lagi dan menunaikan kewajibannya

maka suami bisa melakukan cerai talak ke Pengadilan Agama.

B. Pandangan Ulama Mazhab tentang Mafqud

Para Ulama berbeda pendapat mengenai apa yang harus dilakukan oleh

suaminya. Dalam hal ini ada 4 alternatif:

1. Ia dianggap masih hidup, baik ditinjau dari segi hartanya, maupun dari segi

suaminya. Dengan demikian, maka suaminya masih tetap sebagai suaminya

dan hartanya masih tetap sebagai miliknya; sampai ada berita mengenai mati

atau hidupnya.

2. Ia dianggap sudah mati, baik ditinjau dari segi hartanya, maupun dari segi

suaminya. Dengan demikian suaminya keluar dari ikatan nikah dengannya,

dan hartanya dibagikan kepada para ahli warisnya.

3. Ia dianggap masih hidup mengenai hartanya, dan sudah mati mengenai

suaminya.

4. Ia dianggap masih hidup mengenai suaminya, dan sudah mati mengenai

hartanya.42

Ulama Malikiyah berpendapat bahwa kematian orang itu hanya ditinjau dari

suaminya saja, sedangkan hartanya tetap sebagai miliknya. Pendapat ini hanya

mementingkan nasib suami, sedang mengenai harta tidak ada alasan untuk dianggap

orang itu mati.

Ulama Hanafiyah dan Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa orang itu

dianggap masih hidup, baik mengenai suaminya, maupun mengenai hartanya.

Kedua-duanya masih kepunyaannya sampai ada kepastian tentang mati hidupnya.

Pendapat ini memegang apa yang telah ada dengan yakin.

42

Mahmoud Syaltout dan Syaikh M. Ali Al-Sayis, perbandingan mazhab dalam masalah

fiqih, h. 246.

Page 42: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Sedangkan Ulama Hanabilah berpendapat bahwa orang itu dianggap sudah

mati mengenai suami dan harta dengan perincian yang akan disebutkan kemudian.

Yaitu sesudah lewat waktu yang ditentukan menurut mereka, suami itu keluar dari

ikatan perkawinannya dan hartanya dibagikan kepada ahli warisnya. Pendapat ini

memperhatikan nasib suami dan menghilangkan kemelaratan terhadapnya, sedang

harta mengikuti hal itu.

Adapun alternatif keempat diatas dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu:

1. Tinjauan yang tidak ada suatu kebutuhan, baik untuk menolak kemelaratan

atau menarik kemanfaatan.

2. Hal itu adalah berlawanan dengan apa yang dimaksudkan oleh menahan

dengan baik dan menolak kemelaratan pada suami. Praktek dalam syari‟at

adalah menahan dengan baik dan menolak kemelaratan pada suami, sedang

alternatif keempat itu memperhatikan segi harta, lebih banyak dari

memperhatikan segi suami, sedang menurut pandangan syara‟ urusan harta

adalah lebih ringan dari urusan suami. Dan juga harta itu dapat dipelihara

dengan jalan perwalian sebagai yang dilakukan terhadap harta orang yang

tidak mampu memeliharanya. Oleh karena itu sepanjang pengetahuan kita

tidak adapun seorang Ulama Fiqih yang berpendapat seperti alternatif

keempat. Pendapat mereka hanya berkisar antara tiga alternatif saja.43

Ulama Malikiyah dalam masalah ini membedakan antara hilang yang

menurut lahirnya selamat dan hilang yang menurut lahirnya tidak selamat.44

Dalam hal pertama, mereka berpendapat harus lewat masa kebiasaan umur

orang pada masa itu. Menurut mereka termasuk kategori ini, orang yang hilang di

negeri orang musyrik dan orang yang ditawan. Mereka mengatakan juga bahwa

43

Mahmoud Syaltout dan Syaikh M. Ali Al-Sayis, perbandingan mazhab dalam masalah

fiqih, h. 247.

44

Ibid., h. 249.

Page 43: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

kalau sudah lewat masa sejumlah umur yang biasa, orang itu harus diputuskan

sudah meninggal.

Dalam hal hilang menurut lahirnya tidak selamat, adakala terjadi sesudah

sebab yang biasanya membinasakan seperti penyakit wabah atau tenggelam kapal,

dan adakalanya bukan sesuatu sebab yang demikian, seperti ia hanya pergi ke

negara Islam karena sesuatu maksud lalu ia hilang di sana. Adapun hukumnya adalah

seperti pendapat Imam Ahmad mengenai hilang yang menurut lahirnya tidak

selamat, maka suaminya menunggu selama empat tahun.

Ulama Hanafiyah dan Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa suami orang yang

hilang dan hartanya, tetap suaminya dan tetap hartanya walaupun lama sekali,

sehingga berat sangkaan bahwa orang itu sudah meninggal, yaitu dengan melihat

kawan-kawan sebayanya sudah meninggal semua, atau sudah lewat masa yang

orang-orang seperti dia tidak hidup lagi menurut adat. Dalam menentukan lamanya

ini ada beberapa pendapat dalam kedua mazhab itu. Ada yang mengatakan 70

tahun, ada yang mengatakan 80 tahun dan seterusnya sampai 120 tahun. Menurut

suatu pendapat di kalangan Ulama Hanafiyah, hal itu diserahkan kepada pendapat

dan ijtihad hakim. Ada yang mengatakan bahwa inilah pendapat yang menonjol

dikalangan Ulama Syafi’iyah. Maka apabila berat dugaan ia sudah meninggal, maka

diputuskanlah bahwa ia sudah meninggal dan hartanya dibagikan kepada ahli

warisnya yang ada pada waktu keputusan itu.

Page 44: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Mereka tidak membedakan antara satu macam hilang dengan macam hilang

yang lain; baik hilang itu yang menurut lahirnya selamat, atau menurut lahirnya

tidak selamat, antara hilang sesudah sesuatu sebab yang biasanya tidak selamat

atau bukan, antara hilang itu di negara Islam atau di negara lainnya, baik hilang itu di

darat ataupun di laut. Semua itu hukumnya sama menurut kedua mazhab di atas.45

Sedangkan ulama hanabilah berpendapat bahwa hilang itu ada dua macam:

Pertama, hilang yang menurut lahirnya selamat, seperti pergi berniaga ke

tempat yang tidak berbahaya, pergi menuntut ilmu, dll. Dalam hal ini, hukumnya

sama seperti pendapat Ulama Hanafiyah dan Ulama Syafi’iyah, yaitu harus lewat

waktu tertentu, yaitu 90 tahun terhitung sejak lahirnya orang itu, sebagaimana telah

ditegaskan dalam kitab Kassyafu ‘l-Qunna’ dan diriwayatkan oleh pengarang Al-

Mughny dari riwayat Al-Atsram dari Ahmad Ibnu Hambal. Tetapi ia berkata: bahwa

mazhab Hambali adalah sebaliknya, yaitu ikatan suami-isteri itu tidak hilang selama

belum diyakini mati isteri atau lewat masa yang orang seperti dia tidak hidup lagi.

Dan itu dikembalikan kepada ijtihad hakim. Pengarang Al-Mughny menegaskan yang

demikian dalam bab warisan orang yang hilang. Ia berkata : karena itu menentukan

waktu tertentu tanpa dalil, sedang mementukan itu tidak patut kecuali berdasarkan

dalil.

45

Mahmoud Syaltout dan Syaikh M. Ali Al-Sayis, perbandingan mazhab dalam masalah

fiqih, h. 248.

Page 45: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Kedua, hilang yang menurut lahirnya tidak selamat, seperti orang yang hilang

tiba-tiba di antara keluarganya, atau ia keluar untuk shalat tetapi tidak kembali lagi;

atau ia pergi karena sesuatu keperluan yang seharusnya ia kembali, lalu tidak ada

kabar beritanya atau ia hilang dalam sebuah kapal yang tenggelam dan sebagainya.

Hukum mengenai hal itu, ditunggu sampai empat tahun. Kalau tidak ada juga kabar

beritanya, maka hartanya dibagikan.

C. Peraturan UU No. 1 Tahun 1974 tentang Mafqud

Sebagaimana yang disebut dalam pasal 1 UU No. 1/1974 dijelaskan bahwa

tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia, kekal, berdasarkan

Ketuhanan yang Maha Esa atau dalam bahasa KHI(Kompilasi Hukum Islam) disebut

dengan mitsaqan ghalidza (ikatan yang kuat), namun dalm realitanya seringkali

perkawinan tersebut kandas di tengah perjalanan yang mengakibatkan putusnya

perkawinan baik karena sebab kematian , percerain ataupun karena putusan

Pengadilan berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh undang-undang.46

Pasal 38 UUP dinyatakan:

Perkawinan dapat putus karena, a. kematian, b. perceraian, c. atas putusan

Pengadilan.

Dalam PP no. 9 tahun 1975 pasal 19 point (b) dinyatakan:

46

Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Perkawinan Indonesia, (Jakarta: Indonesia Legal

central Publishing, 2002), h. 41.

Page 46: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

(b) salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama dua tahun berturut-turut tanpa

izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampunnya.

Selanjutnya menurut Subekti , jika sesudah lima tahun terhitung sejak hari

keberangkatan orang yang meninggalkan tempat tinggalnya tanpa memberikan

kuasa untuk mengurus kepentingan-kepentingannya, dan selama itu tidak ada kabar

yang menunjukan ia masih hidup, maka orang yang berkepentingan dapat meminta

kepada hakim supaya dikeluarkan suatu pernyataan yang menerangkan bahwa

orang yang meninggalkan tempatnya itu “dianggap telah meninggal.” Sebelum

hakim mengeluarkan suatu pernyataan yang demikian itu, harus dilakukan dahulu

suatu panggilan umum (antara lain dengan memuat panggilan itu dalam surat-surat

kabar) yang diulangi paling sedikit tiga kali lamanya. Hakim juga akan mendengar

saksi–saksi yang dianggap perlu mengetahui duduk perkaranya mengenai orang

yang meninggalkan tempat tinggalnya itu dan dianggapnya perlu dapat menunda

pengambilan putusan hingga lima tahun lagi dengan mengulangi panggilan umum.47

Menurut Lili Rasjidi, jika tidak terdengar kabar beritanya untuk masa lima

tahun atau lebih, yakni dari jangka terakhir terdengar berita orang itu masih hidup.

Atas permohonan pihak yang berkepentingan, Pengadilan Agama akan memanggil

orang yang hilang itu melalui selebaran umum untuk menghadap dalam jangka

waktu tiga bulan. Panggilan ini akan diulangi sampai tiga kali jika panggilan yang

47

Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, h. 58.

Page 47: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

pertama dan kedua tidak mendapat sambutan. Setelah itu barulah Pengadilan akan

membuat suatu ketetapan yang telah dianggapnya meninggal orang itu.48

Mungkin inilah yang dimaksud dengan putusan Pengadilan. Seandainya

setelah adanya putusan Pengadilan bahwa orang tersebut telah wafat, lalu ia

kembali maka ia tidak dapat memiliki hak kembali kepada suaminya tersebut. Jika

suaminya telah menikah kembali, maka ia pun boleh menikah lagi dengan orang lain.

D. Peraturan Kompilasi Hukum Islam (KHI) tentang Mafqud

Hukum Islam menganjurkan suami untuk mengajukan cerai talak di

Pengadilan seperti yang tertuang dalam Kompilasi Hukum Islam yang berhubungan

dengan isteri hilang (mafqud/ghoib)pada pasal 116 point b yang menyatakan: “salah

satu pihak meninggalkan pihak lain selama dua tahun berturut-turut tanpa izin pihak

lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya.”49

E. Faktor-Faktor Penyebab Terjadi Mafqud

Ada beberapa faktor penyebab terjadi isteri mafqud, yaitu:

1. Ekonomi suami yang pas-pasan

2. Suami tidak tanggung jawab

3. Poligami tidak sehat

48

Lili Rasjidi, Hukum Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan Indonesia, h. 292.

49

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h. 141.

Page 48: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

4. Pihak ke-3 (isteri) melarikan diri dengan kekasih gelapnya.50

BAB IV

PERKARA CERAI TALAK DENGAN ALASAN ISTERI MAFQUD

DI PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG

F. Kronologi Perkara

1. Kasus pertama

Pada tanggal 5 februari 2004 Abdul Hadis bin Abdul Wahab dengan Muniroh

Hannum Lubis binti Samsuddin Lubis melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh

Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Panyabungan, Mandailing

Natal, Sumatera Utara. Setelah menikah mereka mengambil tempat kediaman di

Sudimara Pinang, Pinang, Kota Tangerang. Selama pernikahan tersebut mereka telah

hidup rukun sebagaimana layaknya suami isteri dan dikarunia satu orang anak

bernama alfin Hadi (laki-laki) berusia satu tahun. Namun kurang lebih sejak januari

50

Wawancara dengan Ai Jamilah, Hakim Pengadilan Agama Kota Tangerang, Tanggal 25

Juni 2010.

Page 49: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

2006 antara suami dan isteri telah terjadi perselisihan dalam rumah tangga yang

disebabkan antara lain:

a. Isteri tidak mau mengurus dan melayani keperluan suami.

b. Isteri sering keluar rumah ke rumah saudara-saudaranya yang di Jakarta tanpa

izin suami.

c. Isteri tidak patuh dan tidak menghormati suami sebagaimana layaknya

seorang isteri pada suami.

d. lebih kurang sejak bulan maret 2009 berturut-turut hingga sekarang isteri

pergi meninggalkan suami tanpa izin suami dan tanpa alasan yang sah.

Selama itu isteri tidak pulang dan tidak kirim kabar serta tidak diketahui

alamat yang jelas dan pasti di wilayah Republik Indonesia;

Berdasarkan fakta-fakta di atas maka suami mengajukan permohonan cerai

talak kepada isteri di Pengadilan Agama Tangerang.

2. Kasus kedua

Pada tanggal 8 september 2002, Adhi Siswaya Nugraha bin Cris Martha

Mihardja dengan Herawati binti Sulaeman melangsungkan pernikahan yang dicatat

oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Cileungsi. Setelah

menikah mereka mengambil tempat kediaman di Neglasari, Kota Tangerang. Selama

pernikahan antara suami dengan isteri telah hidup rukun sebagaimana layaknya

suami isteri dan dikaruniai dua orang anak bernama:

a. Hardi Hardiyansyah Pratama (L) lahir tanggal 12 desember 2002

Page 50: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

b. Erwansyah Saka Maulana (L) lahir tanggal 14 agustus 2004;

Namun kurang lebih sejak juli 2007 antara suami dengan isteri tersebut telah

terjadi perselisihan dalam rumah tangga yang disebabkan antara lain:

a. Isteri sering meminta cerai kepada suami

b. Isteri berwatak keras dan susah diatur

c. Isteri terlalu mementingkan pribadi dari pada mengurus suami sebagai

layaknya seorang isteri

d. Isteri pergi meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa diberi izin oleh

suami:

e. Dan lebih kurang sejak bulan september tahun 2007 berturut-turut hingga

sekarang, isteri pergi meninggalkan suami tanpa izin suami dan tanpa

alasan yang sah. Selama itu Isteri tidak pulang dan tidak kirim kabar serta

tidak diketahui alamatnya yang jelas dan pasti di wilayah Republik

Indonesia;

Berdasarkan fakta-fakta di atas maka suami mengajukan permohonan cerai

talak kepada isteri di Pengadilan Agama Tangerang.

G. Pertimbangan Hukum dan Putusan Majelis Hakim

1. Kasus Pertama

Pada kasus antara Abdul Hadis bin Abdul Wahab (Pemohon) dan Muniroh

Hannum Lubis binti Samsuddin Lubis (Termohon), berdasarkan surat permohonan

Page 51: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Pemohon ditambah keterangannya di depan sidang, ditemukan fakta-fakta hukum

sebagai berikut:

a. Telah terjadi perselisihan terus-menerus antara Pemohon dengan Termohon;

b. Keduanya telah berpisah tempat tinggal sejak bulan januari 2009 karena Termohon

pergi meninggalkan Pemohon sampai sekarang tidak pernah kembali lagi dan tidak

diketahui alamatnya;

c. Keluarga dan tetangga Pemohon telah berusaha menasehati dan mendamaikan

keduanya, namun tidak berhasil.

Menurut pasal 1 UU No.1 tahun 1974 perkawinan adalah ikatan lahir dan

bathin antara seorang pria dan wanita sebagai suami isteri dengan tujuan

membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha

Esa;

Sejalan hal tersebut di atas dalam al-Qur’an surat al-Ruum ayat 21,

menyatakan bahwa tujuan perkawinan adalah untuk mewujudkan adanya kelurga

yang sakinah, mawaddah, dan rahmah;

Dari ketentuan al-Qur’an dan UU No.1 tersebut, dapat disimpulkan bahwa

unsur-unsur yang sangat fundamental dalam perkawinan sudah tidak ada lagi dan

hal tersebut menunjukan bahwa sebenarnya perkawinan Pemohon dengan

Termohon sudah pecah, apalagi Pemohon di depan sidang telah menyatakan tidak

mau lagi mempertahankan rumah tangganya dan pemohon bersikeras menyatakan

ingin mentalak termohon, hal mana telah sesuai dengan firman Allah yaitu:

Page 52: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

)227: 2/البقرة)

Artinya :”Dan jika mereka ber'azam (bertetap hati untuk) talak, Maka Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Mempertahankan perkawinan (rumah tangga) yang demikian adalah suatu

perbuatan yang sia-sia karena dapat mengakibatkan akses-akses yang negatif bagi

semua pihak, bahkan dapat menjadi neraka duniawi bagi pihak-pihak yang

bersangkutan;

Pemohon telah menunjukan tekadnya yang kuat untuk mentalak Termohon,

hal tersebut menunjukan bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon tidak

dapat dipertahankan lagi, karena tidak mungkin Pemohon akan mengakhiri

perkawinannya dengan perceraian seandainya masih ada cara untuk

mempertahankan perkawinan tersebut;

Tentang masalah apa dan siapa yang menjadi penyebab terjadinya

pertengkaran, tidak patut dibebankan ke salah satu pihak dan tidak perlu dicari-cari,

karena mencari-cari kesalahan satu pihak justru menimbulkan pengaruh yang tidak

baik bagi kedua belah pihak, hal ini sesuai dengan yurisprudensi Mahkamah Agung

No. 38/K/AG/1996 tanggal 5 oktober 1996;

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis

berpendapat bahwa alasan hukum yang diajukan oleh Pemohon untuk mentalak

Termohon telah sesuai dengan maksud pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah

No.9 tahun 1975 jo. Pasal 22 ayat 2 Peraturan Pemerintah tersebut jo. Pasal 116

Page 53: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sehingga permohonan Pemohon dapat dikabulkan

dengan memberi izin kepada Pemohon untuk ikrar menjatuhkan talak terhadap

Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Tangerang setelah putusan ini

mempunyai kekuatan hukum tetap;

Dan karena Termohon telah tidak datang menghadap meskipun telah

dipanggil secara resmi dan patut, dan ketidakdatangannya tersebut tidak didasarkan

atas alasan yang sah dan dibenarkan oleh undang-undang dan permohonan

Pemohon tidak melawan hukum serta beralasan, oleh karenanya berdasarkan pasal

126 HIR, permohonan Pemohon harus diputus dengan verstek;

Perkara ini termasuk bidang perkawinan, maka sesuai ketentuan pasal 89

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang peradilan Agama sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor

51 tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989, biaya

perkara dibebankan kepada Pemohon.

Terhadap alasan sebagaimana dimaksud dalam pasal-pasal tersebut,

permohonan pemohon untuk bercerai dengan termohon cukup beralasan dan tidak

melawan hukum, dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut majelis

hakim berpendapat permohonan pemohon dapat diterima. Selanjutnya

dibacakanlah amar putusan dari majelis hakim yang berisi sebagai berikut:

a. Mengabulkan permohonan Pemohon;

Page 54: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

b. Mengabulkan permohonan Pemohon dengan verstek;

c. Menetapkan memberi izin kepada pemohon Abdul Hadis bin Abdul Wahab

untuk menetapakan ikrar thalak terhadap termohon Muniroh Hannum Lubis

binti samsuddin di depan sidang Pengadilan Agama Tangerang;

d. Membebankan kepada pemohon untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp.

341.000,- (tiga ratus empat puluh satu ribu rupiah).

2. Kasus kedua

Pada kasus antara Adhi Siswaya Nugraha bin Cris Martha Mihardja

(Pemohon) dan Herawati binti sulaeman (Termohon), berdasarkan permohonan

Pemohon dan mendengar keterangan saksi-saksi serta membaca alat bukti tertulis,

dipandang dalam hubungannya antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan,

maka Majelis Hakim mendapatkan fakta sebagai berikut:

a. Bahwa berdasarkan bukti P.1 maka harus dinyatakan terbukti bahwa antara

Pemohon dan Termohon terikat dalam perkawinan yang sah;

b. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon berumah tangga di Neglasari,

Kota Tangerang;

c. Bahwa selama pernikahan tersebut Pemohon dan Termohon telah dikaruniai dua

orang anak;

d. Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sejak juli 2007 sering terjadi

perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan Termohon sering meminta cerai

kepada Pemohon, Termohon berwatak keras dan susah diatur, Termohon terlalu

Page 55: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

mementingkan pribadi dari pada mengurus suami sebagai layaknya seorang isteri

dan Termohon pergi meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin Pemohon;

e. Bahwa akibat kejadian tersebut, antara Pemohon dan Termohon telah pisah rumah

dan ranjang sejak tahun 2007.

Dari kenyataan yang didapat dalam persidangan, alasan yang dimaksud oleh

Pemohon dalam permohonannya sebagai dalil untuk memohon dinyatakan

putusnya perkawinan dengan Termohon, telah terjadi perselisihan dan pertengkaran

yang terus-menerus sehingga sulit untuk dirukunkan sebagaimana diatur dalam

pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan jo. Pasal 76 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 jo. Pasal 116 huruf (f) kompilasi Hukum

Islam;

Tergugat tidak hadir di persidangan ataupun mengutus orang lain sebagai

wakilnya tanpa alasan yang sah menurut hukum meskipun telah dipanggil secara

resmi dan patut sebagaimana relaas panggilan Pengadilan Agama Tangerang Nomor

992/Pdt.G/2009/PA.Tng. tanggal 2 november 2009 dan 2 desember 2009 dan

permohonan Pemohon beralasan dan tidak melawan hukum, dengan demikian

permohonan Pemohon dikabulkan dengan verstek (vide pasal 125 HIR).

Terhadap alasan sebagaimana dimaksud dalam pasal-pasal tersebut,

permohonan pemohon untuk bercerai dengan termohon cukup beralasan dan tidak

Page 56: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

melawan hukum, dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut majelis

hakim berpendapat permohonan pemohon dapat diterima. Selanjutnya

dibacakanlah amar putusan dari majelis hakim yang berisi sebagai berikut:

a. Mengabulkan permohonan Pemohon;

b. Mengabulkan permohonan Pemohon dengan verstek;

c. Menetapkan memberi izin kepada pemohon Abdul Hadis bin Abdul Wahab untuk

menetapakan ikrar thalak terhadap termohon Muniroh Hannum Lubis binti

samsuddin di depan sidang Pengadilan Agama Tangerang;

d. Membebankan kepada pemohon untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp.

391.000,- (tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah).

H. Analisa Penulis

Dalam sub bab ini penulis akan menganalisa kasus masalah perceraian akibat

isteri mafqud (hilang) yang ditetapkan oleh Pengadilan Agama Tangerang, kasus ini

diperikasa oleh Pengadilan Agama Kota Tangerang yang mengambil sumber hukum

UUP No.1 Tahun 1974, PP No.9 Tahun 1975 serta Kompilasi Hukum Islam (KHI). Di

mana ketiga aturan ini yang dipakai Pengadilan Agama di seluruh Indonesia.

Perceraian menurut agama Islam diakui sebagai solusi terakhir dalam

menghadapi kemelut rumah tangga. Walaupun perceraian dibolehkan, tetapi

melanggar prinsip-prinsip serta tujuan dalam pernikahan itu sendiri seolah prinsip

dan tujuan pernikahan menjadi bias serta gagal dalam membina rumah tangga

Page 57: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

dengan konsekuensi logis, bila perceraian tidak dilakukan, maka sebuah rumah

tangga menjadi seolah-olah neraka bagi kedua belah pihak atau bagi salah satunya.51

Dalam Islam perkawinan tidak diikat dalam ikatan mati dan tidak pula

mempermudah terjadinya perceraian. Perceraian boleh dilakukan jika benar-benar

dalam keadaan darurat dan terpaksa. Perceraian dibenarkan dan dibolehkan apabila

hal tersebut lebih baik daripada tetap berada dalam ikatan perkawinan. Agama

Islam membolehkan perceraian dengan alasan-alasan tertentu, kendati perceraian

itu sangat dibenci oleh Allah SWT.52

Akad perkawinan dalam hukum Islam bukanlah perkara perdata semata,

melainkan ikatan suci (mitsaqon gholidzon) yang terkait dengan keyakinan dan

keimanan kepada Allah. Perkawinan bagi umat Islam merupakan peristiwa agama

dan oleh karena itu orang yang melaksanakannya telah melakukan perbuatan

ibadah.53

Dengan demikian ada dimensi ibadah dalam sebuah perkawinan. Untuk itu

perkawinan seharusnya dipelihara baik sehingga bisa abadi dan tujuan perkawinan

dapat terwujud yakni terciptanya keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

51

Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: PT. Raja Grafido Persada, 1995), Cet.

Ke -1, h. 148.

52

Ahmad Shidiq, Hukum Talaq Dalam Ajaran Islam, ( Surabaya: Pustaka Pelajar, 2001), Cet.

Ke-1, h. 55.

53

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta: Prenada Media, 2007), Cet ke-2, h. 49.

Page 58: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Namun sering kali tujuan perkawinan tersebut kandas ditengah-tengah

jalannya perkawinan yang disebabkan berbagai macam alasan. Salah satu alasannya

adalah isteri yang pergi meninggalkan suami dan anaknya alias minggat dalam waktu

yang tidak ditentukan dan tidak kembali lagi. Dalam menjalani kehidupan rumah

tangga suami dan isteri hendaknya saling menyanyangi dan mencintai satu sama

lainnya, namun hal tersebut sulit dicapai jika isteri pergi meninggalkan suami dan

anaknya. Seperti dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Tangerang dengan

nomor perkara 687/Pdt.G/2009/PA.Tng dan 992/Pdt.G/2009/PA.Tng perceraian

yang disebabkan karena isteri dianggap ghaib atau mafqud (hilang).

Menurut saya proses persidangan sudah sesuai dengan hukum acara

peradilan agama yaitu pengadilan agama tangerang telah membaca dan

mempelajari berkas perkara dan telah mendengarkan keterangan pemohon dan

para saksi, serta memeriksa bukti-bukti persidangan. Yang membedakan proses

sidang perkara cerai karena mafqud adalah pihak Pemohon harus melampirkan

surat keterangan hilang Termohon dari kelurahan tempat Termohon tinggal di

samping melampirkan dari dua yang pokok yaitu KTP dan buku akta nikah. Pada

proses persidangan karena mafqud tidak ada tahap mediasi karena pihak termohon

tidak hadir meskipun sudah dipanggil secara ghaib melalui mass media.

Adapun dalam tahap persidangan menurut saya sudah sesuai dengan hukum

atau fakta karena Termohon tidak hadir setelah dipanggil secara ghaib melalui mass

Page 59: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

media maka Majelis Hakim memutuskan perkara tersebut dengan verstek. Majelis

Hakim hanya mendengarkan keterangan pemohon dan para saksi saja.

Sedangkan dalam Putusan menurut saya juga sudah sesuai dengan hukum

atau fakta karena alasan perceraian dalam perkara tersebut sudah jelas yaitu

perselisihan dan pertengkaran terus menerus, yang mana hal ini sesuai dengan pasal

19 huruf f PP No 9 tahun 1975 jo. Pasal 22 ayat 2 PP tersebut jo. pasal 116 huruf f

Kompilasi Hukum Islam. Perselisihan dan pertengkaran ini disebabkan salah satunya

karena termohon sering keluar rumah tanpa izin suami dan suami berpenghasilan

pas-pasan sedangkan isteri menuntut lebih yang mengakibatkan isteri pergi dari

rumah dan tidak kembali lagi.

Saya juga setuju dengan sumber hukum yang dipakai oleh Majelis Hakim

Pengadilan Agama Tangerang dalam memutuskan perceraian karena isteri mafqud

menggunakan dalil ushul fikih, yaitu:

درءالمفاسد مقدم على جلب المصالح

Artinya :Meninggalkan kemafsadatan (kerusakan) lebih diutamakan daripada mendatangkan kemaslahatan.54

Isteri mafqud berpengaruh terhadap pernikahan karena suami tidak dapat

berpoligami jika tidak menghadirkan isteri dan bukti tertulis yang menyatakan

kesediaan isteri pertama untuk dipoligami seperti yang tertuang dalam Pasal 5 UU.

54

Wawancara dengan Ai Jamilah, Hakim Pengadilan Agama Kota Tangerang, Tanggal 25

Juni 2010.

Page 60: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

No.1 Tahun 1974. Oleh karena itu suami diharuskan mengurus perkara isterinya

yang mafqud tersebut ke Pengadilan Agama jika ia ingin mendapat status yang jelas

dalam pernikahannya dan atau ingin menikah lagi dengan wanita lain.55

Dan fakta hukum yang saya dapatkan di Pengadilan Agama yaitu hakim

mengabulkan permohonan talak (cerai talak) dengan alasan isteri mafqud meskipun

baru enam bulan belum sampai dua tahun seperti yang tertuang dalam Pasal 116

point (b) Kompilasi Hukum Islam (KHI) yaitu karena hakim mempunyai

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Suami tidak sabar menunggu sehingga membuat hakim di Pengadilan

Agama menjadi dilema dan kasihan terhadapnya.

2. Banyak alasan dan banyak pertimbangan (suami ingin cepat nikah lagi dan

butuh status karena suami tidak bisa menikah lagi jika tidak ada putusan

dari Pengadailan Agama yang menyatakan mereka telah bercerai).56

BAB V

55

Wawancara dengan Ai Jamilah

56

Wawancara dengan Ai Jamilah

Page 61: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dan uraian yang penulis kemukakan pada bab sebelumnya,

maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebenarnya proses perceraian karena mafqud sama saja dengan proses perceraian

yang lain yang membedakan hanya;

a. Pemohon harus melampirkan surat keterangan hilang termohon dari kelurahan

tempat tinggal termohon

b. Tidak ada tahap mediasi karena termohon tidak hadir

2. Putusan hakim mengenai cerai talak karena mafqud biasanya bersifat verstek

(putusan tidak hadir termohon) dan memberi izin kepada pemohon untuk

mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon.

3. Sumber utama yang dipakai oleh Majelis Hakim dalam menghadapi cerai talak

karena mafqud, yaitu:

a. Al-Qur‟an

Surat Ar-Rum ayat 21

b. Hukum Positif

1) Pasal 1 undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

2) pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo. Pasal 22

ayat 2 Peraturan Pemerintah

Page 62: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

3) pasal 116 point b Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang menyatakan: “salah

satu pihak meninggalkan pihak lain selama dua tahun berturut-turut tanpa

izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar

kemampuannya.”

B. Saran-saran

Berdasarkan kenyataan yang sudah di uraikan di atas, maka saran yang dapat

penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Hendaklah niat pernikahan yang dilakukan oleh sepasang suami isteri

haruslah dilandasi dengan cinta dan kasih sayang. Pernikahan tersebut juga

diniatkan untuk membentuk keluarga yang kekal dan abadi agar tercipta

keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

2. Hendaknya para ulama berperan aktif di kehidupan masyarakat dalam

membina atau membimbing dalam segi hal agama agar menghindari adanya

isteri mafqud dalam suatu pernikahan melalui dakwah dan siraman rohani.

3. Hasil penelitian perlu kiranya dimasukkan kedalam kurikulum Fikih

Tsanawiyah dan Aliyah sebagai pembelajaran agar kelak tidak menjadi

seorang isteri yang meninggalkan kewajibannya terhadap suami.

4. Hakim perlu lebih aktif dalam menggali dan menemukan hukum objektif atau

materiil karena bisa jadi perkara yang diajukan dalil hukumnya belum cukup

waktu atau prematur. Kebebasan bagi hakim janganlah ditafsirkan tanpa batas

Page 63: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

agar tidak terjadi pelanggaran batas kewenangan atau penyalahgunaan

kewenangan.

Page 64: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Ahmad Sudirman, Pengantar Pernikahan (Analisa Perbandingan Antar

Madzhab), Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006.

Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993.

Abdullah, Abdul Gani, Himpunan Perundang-undangan dan Peraturan Peradilan

Agama, Jakarta : Intermasa, 1991. Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo,

1992, Cet Ke-1.

Al-Ansori, Abi Yahya Zakaria, Fathul Wahab, Indonesia: Dar ahya al-kutub al-

Arabiyyah.

Al-Habsyi, M. Baqir, Fiqih Praktis; Menurut al-Qur‟an, al-Sunah, dan Pendapat

Para Ulama, Bandung: Mizan, 2002, Cet. Ke-2.

Al-Hamdani, Risalah Nikah, Pekalongan: Raja Murah, 1980.

Al-Jaziri, Abdurrahman, Al-fiqh „ala Madzahib. al-Arba‟ah, Kairo, Dar al-Fikr, t.th,

Juz Ke-4.

Al-Kaaf, Zaky Abdullah, Ekonomi Dalam Persepektif Islam, Jakarta : CV Pustaka Setia,2002.

Al-Munawir, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997,

Cet Ke-14.

Al-Zuhaily, Wahbah, Al-Fiqh Al Islam wa Adillatuhu, Beirut: Dar el Fikr, t.th, Juz

Ke-7.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996, cet. Ke-

10.

Page 65: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Aripin, Jaenal, Peradilan Agama dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia,

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Arto, Mukti, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1996.

Asqalani, al, Ibnu Hajar, Bulugh al-Maram. Jakarta:Daar al-Kutub al-Islamiyah,

2002.

Daud, Sunan Abi, Bab Thalaq. Beirut: Daru Ibn Hizam,1998

Departemen Agama R.I., Al-Qur‟anul Karim dan Terjemahan

-------------------------------Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, serta Kompilasi

Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral Agama Islam, 2004.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1988.

Djamal, R. Abdul, Hukum Islam, Bandung: CV. Mundur Maju, 1992, Cet. Ke-1.

Haikal, Abduttawab, Rahasia Perkawinan Rasulullah: Pologami dalam Islam vs

Monogami Barat, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993.

Ibrahim, Johnny, Teory dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang:

Bayumedia Publishing, 2007, Cet. Ke-3.

Jawad, Mughniyyah, M. Ahwal al-syakhshiyah, Beirut:Dar al-„ilmi lil Malayin, 1964.

Kamal, Muktar, Azas-Azas Hukum Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993, Cet. Ke-

3.

Kamil, Faizal, Asas Hukum Acara Perdata, Jakarta: Badan Penerbit Iblam,2005.

Kuzari, Achmad, Nikah Sebagai Perikatan, Jakarta: PT. Raja Grafido Persada, 1995),

cet. Ke-1.

Latief, Jamil, Aneka Hukum Perceraian di Indonesia, Jakarta: Ghaila Indonesia,

1981.

Page 66: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Moleong, Lexy. J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2004.

Mujieb, M. Abdul, Tholhah, Mabruri, dan AM. Syafi‟ah, Kamus Istilah Fikih,

Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994.

Mukhtar, Kamal, Asas-Asas Hukum islam Perkawinan, Jakarta: Bulan Bintang, 1974,

Cet. Ke-2.

Prodjohamidjojo, Martiman, Hukum Perkawinan Indonesia, Jakarta: Indonesia Legal

central Publishing, 2002.

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Jakarta: Attahiriyya, , 1976, Cet Ke-6.

Rasjidi, Lili, Hukum Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan Indonesia,

Bandung: Alumni, 1982.

Rasyid, Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1985.

Rifa‟I, M., Salomo, M. Zuhri, Tarjamah Khulasha Kifayatul Akhyar, Semarang: CV.

Toha Putera, 1983.

Rofiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Rusyd, al-Faqih Abu Wahid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibnu, Terjemah Bidayatul mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid ( Analisis Fiqh Para Mujtahid ), Penerjemah, Imam Ghazali Said dkk, Jakarta: Pustaka Amani, t.th.

Sabiq, Sayyid, Fiqih al-sunnah, Beirut: Dar al-Fikr, 1983, Cet. Ke-4, jilid 2.

Salam Madkur, Muhammad. Al-Qadha’u fi al-Islam. Daar Nahdhah Arabiyah, t.th. Shidik, Ahmad, Hukum Talak Dalam Agama Islam, Surabaya: Putera Pelajar, 2001,

Cet Ke-1.

Soekanto, Soerjono dan Mamudji, Sri. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan

Singkat, Jakarta: CV. Rajawali, 1985.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986.

Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata.

Page 67: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2007.

Syaltout, Syaikh Mahmoud dan Al-Sayis, Syaikh M. Ali, perbandingan mazhab

dalam masalah fiqih, Cet. Ke-7, Jakarta: Bulan Bintang, 1993.

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, Antara fiqh munakahat

dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta: Persada Media, 2006.

--------------------------- Garis-garis Besar Fiqih, Jakarta: Prenada Media, 2003.

-----------------------------Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh

Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta: Prenada Media, 2007,

cet ke 2.

Taqiyudin. Kifayah al-Ahyar. Bandung: Al-Maarif, Juz II.

Thalib, Sayuti. Hukum Kekeluargaan Indonesia, Jakarta: Ulp, 1997, Cet. Ke-2.

Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974

Yunus, Mahmud, kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan penyelenggara

Penterjemah/Penafsir Al-Qur‟an, 1973.

Page 68: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

PEDOMAN WAWANCARA

1. Selama Ibu bertugas di Pengadilan Agama Tangerang, Apakah pernah Ibu

menangani perkara perceraian karena isteri mafqud?

2. Apa tindakan Ibu Hakim, agar mereka tidak bercerai?

3. Sumber utama apa yang dipakai oleh Majelis Hakim dalam memutuskan

perceraian karena isteri mafqud dan dalilnya?

4. Apakah isteri mafqud berpengaruh terhadap pernikahan? sedangkan di lain

sisi suami dapat berpoligami!

5. Apakah perceraian karena isteri mafqud masih banyak terjadi di Pengadilan

Agama Tangerang?

6. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya mafqud (bagi isteri)?

7. Apakah Hakim mengabulkan permohonan talak (cerai talak) suami karena

isteri mafqud? Padahal isteri baru (6) enam bulan mafqud sedangkan batas

minimum di Kompilasi Hukum islam (KHI) pasal 116 point b yaitu (2) dua

tahun?

Page 69: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

HASIL WAWANCARA

8. Selama Ibu bertugas di Pengadilan Agama Tangerang, Apakah pernah Ibu

menangani perkara perceraian karena isteri mafqud?

Sering, baik talak cerai maupun talak gugat yang mafqud. Istilah yang

digunakan di Pengadilan Agama Tangerang ini bukan mafqud melainkan

ghaib. Ghaib yaitu orang yang tidak diketahui alamat tempat tinggalnya

berada.

9. Apa tindakan Ibu Hakim, agar mereka tidak bercerai?

a. Mediasi, kalau pihak isteri datang memenuhi panggilan yang diumumkan

melalui media massa tetapi alat media yang digunakan di Pengadilan

Agama Tangerang biasanya menggunakan jasa radio, agar tidak

memberatkan pihak yang dibebankan menanggung biayanya yaitu suami.

b. menyarankan agar suami dapat sabar menunggu isterinya kembali

pulang.

c. Memutuskan dengan cerai, dengan talak raj‟i.

10. Sumber utama apa yang dipakai oleh Majelis Hakim dalam memutuskan

perceraian karena isteri mafqud dan dalilnya?

a. Al-Qur‟an,

Page 70: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Surat al-Ruum: 21

Artinya :Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia

menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,

supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,

dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

b. Ushul fiqih

Isteri meninggalkan tanggung jawab dan menghilangkan mafsadat bagi

suami.

درءالمفاسد مقدم علي جلب المصالح

11. Apakah isteri mafqud berpengaruh terhadap pernikahan? sedangkan di lain

sisi suami dapat berpoligami!

Berpengaruh, karena syarat poligami yaitu; suami harus menghadirkan isteri

dan bukti tertulis yang menyatakan kesedian isteri pertama untuk dipoligami

di Pengadilan Agama (pasal 5 UU. No.1 tahun 1974). Oleh karena itu suami

diharuskan mengurus perkara isterinya yang mafqud tersebut ke Pengadilan

Agama jika ia ingin mendapat status yang jelas dalam pernikahannya dan

atau ingin menikah lagi dengan wanita lain.

12. Apakah perceraian karena isteri mafqud masih banyak terjadi di Pengadilan

Agama Tangerang?

Page 71: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Masih, terakhir ada dua orang yang kasusnya sedang saya tangani sekarang.

Tetapi kasus yang biasanya banyak terjadi yaitu; kasus perkara perceraian

karena suami mafqud sedangkan kasus perkara perceraian karena isteri

mafqud jarang sekali terjadi.

13. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya mafqud (bagi isteri)?

a. Ekonomi suami yang pas-pasan

b. Suami tidak tanggung jawab

c. Poligami tidak sehat

d. Pihak ke-3 (isteri) melarikan diri dengan kekasih gelapnya.

14. Apakah Hakim mengabulkan permohonan talak (cerai talak) suami karena

isteri mafqud? Padahal isteri baru (6) enam bulan mafqud sedangkan batas

minimum di Kompilasi Hukum islam (KHI) pasal 116 point b yaitu (2) dua

tahun?

Hakim mengabulkan permohonan talak (cerai talak) tersebut karena hakim

mempunyai pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

a. Suami tidak sabar menunggu sehingga membuat hakim di Pengadilan

Agama menjadi dilema dan kasihan terhadapnya.

b. Banyak alasan dan banyak pertimbangan (suami ingin cepat nikah lagi

dan butuh status karena suami tidak bisa menikah lagi jika tidak ada

putusan dari Pengadailan Agama yang menyatakan mereka telah

bercerai).

Page 72: PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA TANGERANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3894/1/IDHAM... · Setelah Revisi Proposal sesuai rekomendasi Penguji, Anda dapat mengajukan

Pewawancara Narasumber

(Idham Abdul Fatah R.) (Dra. Ai Jamilah, MH)