PUSTAKAWAN IDAMAN

download PUSTAKAWAN IDAMAN

of 12

Transcript of PUSTAKAWAN IDAMAN

PUSTAKAWAN IDAMAN BAGI MASYARAKAT Oleh Thalha Achmad 1

BAB I. Pendahuluan A. Latar Belakang Diera Globalisasi saat ini, arus informasi yang dinamis dan bahkan jalur komunikasi yang hampir tidak mengenal batas waktu dan ruang. Masyarakat sebagai obyek dari teknologi informasi dituntut untuk mengetahui dan memanfaatkannya, agar tidak ketinggalan kereta dan terbelakang. Perpustakaan sebagai pusat dokumentasi dan informasi hendaknya mempersiapkan SDM yang handal dan memiliki kompetensi (kompetensi profesional dibidang kepustakawanan dan kompetensi individu) dalam upaya mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan hanya pustakawan yang memiliki kompetensi dapat menyeleggarkan suatu perpustakaan yang efektif dan efesien. Dunia perpustakaan saat ini penuh persaingan dan tantangan, sehingga faktor manusia dalam ruang lingkup pekerjaan merupakan faktor penting. Persaingan yang begitu ketat diberbagai layanan perpustakaan, menuntut pustakawan, agar memberi layanan yang terbaik kepada pengunjung. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh suatu perpustakaan dalam rangka menarik minat pengunjung, misalnya dengan memberi pelayanan yang paling optimal, meningkatkan promosi perpustakaan, menyediakan/ mengembangkan koleksi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna jasa perpustakaan. Perpustakaan yang ada sekarang merupakan salah satu sumber informasi ilmu pengetahuan dan pendidikan, berkembang dengan berbagai jenis dan bentuk koleksi bahan pustaka; merupakan salah satu1

ciri

Staf Perpustakaan Utsman bin Affan Universitas Muslim Indonesia Makassar.

kehidupan moderan. Sebagai lembaga yang memberikan layanan, seharusnya penilaian keberhasilan perpustakaan dilihat dari segi jumlah transaksi yang terjadi (yang dipinjam dan dibaca) dan tingkat kepuasan pengunjung/pengguna. B. Permasalahan Disamping itu, citra terhadap profesi pustakawan yang dianggap kurang menarik masih saja ada, pustakawan dianggap sebagai tukang jaga buku yang tidak mengerti apa-apa tentang isi koleksi, pasif, menunggu orang datang dan tidak dapat mengikuti irama kebutuhan pengunjung/pengguna yang dilayaninya. Terlihat bahwa pustakawan lebih berkonsentrasi pada pembangunan fisik dan jumlah koleksi; tetapi tidak pada layanan dan transaksi, sehingga terkesan perpustakaan bukan untuk pemakai, tetapi untuk pustakawan. Sering pula terjadi, menjadi pustakawan disebabkan oleh faktor kebetulan dan nasib yang membawanya bekerja di Perpustakaan. Akibatnya, secara fasik mereka di perpustakaan tetapi batinnya bukan di perpustakaan; datang atau tidak datang di perpustakaan, puas atau tidak puas orang yang dilayaninya bukan persoalan bagi mereka. Pustakawan seperti ini tidak lebih dari buruh pabrik, yang penting masuk kerja dan dapat upah. Orang yang berkerja di perpustakaan seharusnya menyadari bahwa pemakai adalah aset yang sangat berharga dalam pengembangan jasa layanan. Pelayanan yang baik akan manpu memberikan kepuasan kepada pengunjung/pengguna perpustakaan, disanpin akan manpu mempertahankan pengguna pepustakaan yang ada (lama) untuk terus menggunakan jasa layanan perpustakaan yang kita tawarkan, serta akan manpu pula untuk menarik calon pengunjung/pengguna perpustakaan yang baru untuk mencoba menggunakan/memanfaatkan jasa layanan yang kita tawarkan; sehingga citra lembaga perpustakaan dimata civitas akademika dan masyarakat akan meningkat.

BAB II. Sikap, Prilaku dan Penampilan PustakawanA.

Sikap dan Prilaku Pustakawan Sikap dan prilaku pustakawan merupakan bagian yang sangat penting dalam etiket layanan di perpustakaan. Dalam prakteknya sikap dan prilaku menunjukkan kepribadiaan seseorang dan citra lembaga perpusatkaan. Sikap dan prilaku yang baik, harus ditunjukkan oleh seluruh pustakawan/ karyawan perpustakaan, terutama yang bertugas dibagian layanan seperti bagian layanan sirkulasi, referensi, penitipan dan beberapa jenis titik layanan lainnya. Menurut Prof. Dr. H. Buchari Alma, para konsumen membeli sesuatu, bukan hanya sekedar membutuhkan barang itu, tetapi ada sesuatu yang lain yang diharapkannya. Sesuatu yang lain itu sesuai dengan citra yang terbentuk dalam dirinya. Oleh sebab itu, penting sekali organisasi memberi informasi kepada publik agar dapat membentuk citra yang baik (2003). Sikap dan prilaku yang ditunjukkan oleh pustakawan kepada pengunjung/pengguna jasa perpustakaan mulai dari pengunjung datang sampai ia selesai menggunakan jasa layanan perpustakaan, dalam hal ini lebih bersifat kepada gerak-gerik yang dilakukan oleh pustakawan selama melayani pengunjung/pengguna perpustakaan. Gerakan ini mulai dari cara berjalan, duduk, senyum, cara menatap, cara bicara, cara bertanya, cara menjawab atau memberi keterangan, yang kesemuanya itu akan dapat memberikan kepuasan kepada pengunjung perpustakaan. Dalam prakteknya sikap dan prilaku yang harus dilakukan atau ditunjukkan oleh setiap pustakawan (pegawai perpustakaan), meliputi:1.

Jujur dalam bertindak dan bersikap. Kejujuran adalah merupakan modal utama seorang pustakawan dalam melayani pengunjung perpustakaan. Hal tersebut meliputi kejujuran dalam berbicara, bersikap maupun bertindak. Kejujuran ini lah yang akan menimbulkan kepercayaan pengunjung/pengguna perpustakaan atas layanan yang diberikan. Terkadang

pengunjung/pengguna perpustakaan bertanya apakah boleh pinjam buku lebih dari ketentuan (tata tertib) dari suatu perpustakaan?, padahal pengunjung tersebut sudah diketahui tentang tata tertib tersebut. Pustakawan yang jujur tentu akan menjelaskan tentang peraturan yang belaku di perpustakaan tersebut. Kejujuran pustakawan biasanya akan dibalas dan dicontoh oleh pengunjung/pengguna perpustakaan.2.

Tabah dan Sabar Pustakawan harus tabah dan sabar dalam menghadapi pengunjung/pengguna perpustakaan yang keras kepala, karena tidak semuanya pungguna perpustakan patuh dan tunduk kepada peraturan perpustakaan, terkadang ada yang mau dilayani atau mau mendapatkan fasilitas perpustakaan tampa memenuhi kewajibannya terlebih dahulu, seperti kartu anggotanya sudah jatuh tempo atau tidak mau membayar denda bukunya dan lain-lain.

3.

Rajin dan disiplin. Seorang pustakawan dituntut untuk cekatan dalam bekerja, pantang menyerah dan tidak mudah putus asa dan bekerja sungguhsungguh. Pustakawan harus datang tepat waktu, jika memang harus lembur untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, maka ia harus lembur sampai pekerjaan tuntas. Perpustakaan sama dengan mal harus dibuka dan ditutup tepat waktunya (sesuai dengan jam buka dan tutup).

4.

Murah Senyum Dalam menghadapi pengunjung atau tamu, pustakawan/ karyawan perpustakaan harus selalu murah senyum; jangan sekali-kali bersikap murung atau cemberut. Senyum dengan ikhlas terhadap pengunjung/tamu perpustakaan termasuk ibadah, dan dapat membuat pengguna jasa perpustakaan terkesan dan hormat kepada pustakawan/karyawan perpustakaan. Bahkan terkadang akan timbul simpati oleh pengunjung/penggunan perpustakaan kepada pustakawan/ karyawan perpustakaan.

5. Lemah Lembut dan Ramah Tamah Lemah lembut dan ramah dalam hal bersikap dan berbicara, dalam melayani pengunjung atau tamu selalu lemah lembut dan ramah tamah, baik dalam volume suara, maupun kata-kata yang diucapkan; sehingga dapat menarik minat pengujung serta membuat betah berhubungan dengan perpustakaan. Pada umumnya pengunjung atau pengguna perpustakaan tidak suka dikasari atau diperlakukan secara tidak ramah. Jangan membuat pustakawan/karyawan perpustakaan terkesan tidak ramah, sehingga pengunjung/pengguna perpustakaan enggang untuk kembali berhubungan dengan kita. Kata-kata yang lemah lembut dan baik termasuk ibadah. 6. Sopan dan Hormat Dalam memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan, pustakawan harus bersikap sopan terutama dalam hal tutur kata. Dan juga pelayanan dilakukan dengan hormat. Dengan demikian pengguna akan tunduk dan hormat terhadap pustakawan/karyawan perpustakaan tersebut, karena merasa segan dan senang.7.

Ceria dan Pandai Bergaul Pustawakawan dalam memberikan pelayanan harus selalu menunjukkan sikap periang dan ceria. Pustakawan juga harus pandai bergaul sehingga akan menyebabkan pengunjung/pengguna perpustakaan merasa cepat akrab. Keakaraban penting karena dapat menciptakan suasana yang mengenakkan diantara keduanya. Bahkan ada kesan seperti teman lama yang sudah lama tidak jumpa.

8. Simpatik Pustakawan terhadap pelanggang) dalam melayani pengunjung/pengguna perpustakaan harus menunjukkan sifat simpatik (perasaan tertarik dalam memberi pelayanan yang dapat menyenangkan dan tidak menjengkelkan pengunjung.

Pelayanan

yang

simpati

juga

dapat

menyebabkan

pengunjung/pengguna perpustakaan terkesan dan kagum atas pelayanan yang diberikan. Pada akhirnya pengunjung/pengguna perpustakaan akan merasa segan untuk meminta yang berlebihan atau mengada-ada kepada kita.9.

Fleksibel dan Bijaksana. Fleksibel maksudnya, dalam menghadapi pengunjung/pengguna perpustakaan, pengertian pustakawan suka dituntut untuk kepada selalu memeberikan dan mengalah pengunjung/pengguna

perpustakaan. Segala sesuatu dapat diselesaikan dan selalu ada jalan keluarnya dengan cara yang fleksibel. Fleksibel perpustakaan juga diartikan luwes bahwa terhadap pustakawa/karyawan pengunjung/pengguna bersikap

perpustakaan. Selalu ada kemudahan dengan catatan tidak merugikan atau keluar dari aturan dan tata tertib perpustakaan. Fleksibel perlu agar jangan terlihat kaku. Perlakuan yang kaku akan menyebabkan pengunjung/pengguna perpustakaan gerah dan tidak berkembang. 10. Serius. Serius dalam melayani pengunjung/pengguna perpustakaan, pustakawan/karyawan perpustakaan harus sungguh-sungguh dan tidak menunda-nunda pekerjaaan, terutama mengerjakan pekerjaan yang berkaitan dengan kebutuhan pengunjung/pengguna perpustakaan. Namun, dalam berbicara dengan pengunjung, pustakawan jangan terlalu serius yang dapat menimbulkan kesan sangat formal.11.

Memiliki Rasa Tanggung Jawab. Pustakawan harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terghadap pekerjaanya. Artinya setiap pekerjaan harus diselesaikan sampai pengunjung/pengguna perpustakaan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.

Kepuasan pengunjung/pengguna perpustakaan dimulai dari awal transaksi sampai berakhirnya masalah yang dihadapi. Selama menghadapi pengunjung/pengguna perpustakaan dari awal hingga akhir tersebut tunjukkan rasa tanggungjawab kita untuk menyelesaikan masalah secepatnya.12.

Suka Menolong Suka menolong pengunjung/pengguna perpustakaan maksudnya adalah pustakawan/karyawan perpustakaan suka menolong pengunjung/pengguna perpustakaan yang belum mengerti atau sedang mengalami kesulitan, seperti membimbing pengunjung bagaimana cara menelurus koleksi dengan penggunakan OPAC (Online Public Acses Catalog). Pertolongan yang diberikan sampai pengunjung/penggunan perpustakaan menemui kemudahan dan jalan keluar. Jiwa suka menolong harus selalu ditanamkan kepada seluruh pustakawan/ karyawan perpustakaan.

13.

Rasa Memiliki Perpustakaan. Pustakawan harus mempunyai rasa memiliki perpustakaan sehingga motivasi untuk melayani pengunjung/pengguna perpustakaan juga tinggi. Jika pustakawan mempunyai rasa memiliki perpustakaan yang tinggi akan merasa bahwa apa yang dikerjakan itu adalah untuk kepentingan lembaga perpustakaannya, makin bagus perpustakaan yang ditepatinya, makin meningkat pula citra dan kesejahteraan pustakawan/ karyawan perpustakaan itu sendiri.

14. I k h l a s Dalam melaksanakan tugas profesi pustawan harus diiringi keikhlasan; ke 13 sikap dan prilaku yang tersebut di atas tanpa keikhlasan hasilnya tidak optimal. Motivasi yang paling efektif dalam melaksanakan suatu pekerjaan adalah keikhlasan, karena makin tinggi keikhlasan seseorang makin tinggi pula nilai ibadanya kepada Allah.

B.

Penampilan Pustakawan Dalam melayani pengunjung/pengguna perpustakaan, pustakawan dituntut untuk berpenampilan semenarik mungkin, ksrena penampilan merupakan hal yang pertama dilihat oleh pengunjung/pengguna perpustakaan. Dengan penampilan awal yang baik, akan memberikan kesan pertama yang baik pula terhadap pengunjung/pengguna perpustakaan, sehingga akan timbul rasa kagum, simpati, dan hormat terhadap pustawawan/karyawan perpustakaan. perpustakaan dimata Dengan penampilan yang buruk perpustakaan; dengan akan memberikan kesan yang negatif. Penampilan merupakan citra pengunjung/pengguna penampilan yang baik, citara atau image perpustakaan juga akan baik, demikian pula sebaliknya. Dalam prakteknya, penampilan seseorang tidak dapat dibohongi, artinya penampilan tidak dapat dibiuat-buat namun harus dihayati dan dilakukan dengan penuh keikhlasan (kerelaan), Hilangkan rasa keterpaksaan dalam melayani pengunjung/pengguna perpustakaan, karena hal ini akan mengakibatkan penampilan menjadi tidak baik. Penampilan pustakawan/karyawan perpustakaan sehari-hari, dapat dibagi dua:1.

Penampilan Perpustakaan, a. Berpakaian

yang

selalu

dilihat

oleh

pengunjung/pengguna

pertama kali adalah fisik pustakawan/karyawan

perpustakaan. Fisik disini dapat dilihat dari: Cara berpakaian yang pertama harus dipehatikan, harus selalu berpenampilan rapi, serasi dan bersih dan tidak menggunakan aksesori yang berlebihan. Jika memang harus menggunakan seragam, maka seharusnya menggunakan seragam, misalnya untuk hari-hari tertentu seragam A, hari selasa seragam B, hari Rabu seragam C dan seterusnya dan mungkin pula untuk hari tertentu menggunakan seragam bebas.

b. Mengucapkan Salam Selalu mengucapkan salam bila bertemu atau berpisah dengan pengunjung/pengguna atau tamu perpustakaan. Misalnya Asalamu alaukum kepada yang muslim atau selamat pagi atau siang atau malam bagi non muslim, jika sudah mengenal namanya, sebaiknya juga diikutkan dengan menyebut namanya. Pada saat transaksi di perpustakaan selesai, jangan lupa mengucapkan terima kasih. c. Lincah dan Gesit Pustakawan harus lincah dan gesit serta tanggap dalam melayani pengunjung/pengguna perpustakaan. Hilangkan sikap berlebihan atau over acting didepan pengujung atau tamu perpustakaan yang pada akahirnya dapat membuat pengunjung/pengguna perpustakaan jengkel.2.

Penampilan yang tidak termasuk fisik yang lebih berfokus kepada perilaku dan prilaku pustakawan dalam melayani nasabah dari awal sampai akhir, seperti: a. Bersikap Optimis Sikap optimis harus selalu dimiliki oleh setiap puastakawan, artinya selalu akan memberikan harapan sesuai yang kita inginkan. Dengan optimisme yang tinggi akan dapat meningkatkan gairah kita dalam melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Dan bagi mereka yang selalu bersifat pasimis selalu bertindak serba salah, kadang ragu dalam bertindak sehingga tidak manpu memberikan keyakinan kepada pengunjung/pengguna perpustakaan atas layanan yang diberikan.b.

Prilaku Yang Baik Berperilaku yang baik artinya memiliki akhlak yang baik. Pustakawan yang memiliki akhlak yang baik akan memiliki jiwa yang baik pula. Sebaliknya pustakawan yang tidak memiliki akhlak yang baik selalu bersikap sombong, angkuh, irihati dan selalu

merasa dirinya sendiri yang terbaik dibandingkan pustakawan yang lain. c. Selalu Memberi Perhatian Dalam melayani pengunjung/pengguna perpustakaan, pustakawan harus selalu memberi perhatian penuh dan sungguhsungguh, artinya janga bersikap acuh atau tidak peduli dalam menghadapi pengunjung/pengguna perpustakaan. pengunjung yang merasa memperoleh perhatian serius akan sangat senang. BAB III. Penutup A. Kesimpulan Berdasarkan urainan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakan yang baik adalah:1.

Perpustakaan pengunjungnya.

yang

dapat

memberikan

kepuasan

kepada

2.

Faktor yang mempengaruhi layanan yang prima di perpustakaan adalah faktor SDM yang memiliki kompetensi (kepustakawanan dan individu/kepribadian), sarana dan prasarana yang dapat mendukung kecepatan dan ketepatan pekerjaaan kepustakawanan.

B. Rekomendasi/Implementasi Pustakawan hendaknya berprinsip1.

Berikanlah pelayanan yang terbaik kepada pengunjung/pengguna perpustakaan, karena sesungguhnya promosi yang paling efektif adalah pelanggang (pengguna).

2. Jangan jenuh membantu kepada orang yang membutuhkan informasi/ pertolongan, karena sesunggunhnya tidak ada satupun perbuatan yang ikhlas tidak bernilai ibadah.3.

Senyum dan tutur kata yang baik adalah senjata paling ampuh untuk menarik pengunjung/pengguna perpustakaan.*****th*****

DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma, H. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, Cet. I, Alfabeta, Bandung, 2003 Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdiknas RI., Perpustakan Perguruan Tinggi buku pedoman, edisi ketiga, Depdiknas RI Direktorat Pendidikan Tinggi, Jakarta, 2004 Dele Furtwengler, Ten Minute Guide To Performance Appraisals, diterjemahkan oleh: Fandi Tjiptono, dengan judul Penilaian Kinerja, Cet.I, Andi, Yogyakarta, 2002 Ilyas Abu Haidar, Etika Islam, Cet. I, Al-Huda, Jakarta, 2003 Kasmir, Etika Customer Srvice, Cet. I, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005 Marwan Asiri, Marketing, Cet. II, AMP-YKPN, Yogyakarta, 1991 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Cet. Kedua, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993 Sutarno, NS; Manajemen Perpustakaan suatu pendekatan praktik, Cet.II; Cv. Sagung Seto, Jakarta, 2006 Soeatminah, Perpustakaan Kepustakaan, dan Perpustakaan; Cet.IV, Kanisius, Yogyakarta, 1991*****th*****

Karya Ilmiah PUSTAKAWAN IDAMANBAGI MASYARAKAT

Oleh Thalha Achmad

Perpustakaan Utsman Bin Affan Universitas Mulim Indonesia

MakassarEmail: [email protected]