puskesmas medan johor

5
BAB III ANALISIS PENERAPAN PROGRAM KIA DI PUSKESMAS DARUSSALAM Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan di KIA di bidang kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Darussalam diketahui jumlah Ibu hamil pada tahun 2008 (Juni s/d Agustus 2008) sebesar 111 orang, dengan risiko tinggi berjumlah 20 orang, dimana angka kunjungan ANC ke Puskesmas dan Bidan Desa pada bulan Agustus 2008 sebesar 31 orang. Pada umumnya Ibu hamil melakukan ANC di Bidan Desa, pada keadaan tertentu seperti kehamilan Pre eklamsi, perdarahan ataupun komplikasi kehamilan lainnya dirujuk ke Puskesmas. Dimana pada periode Juli s/d Agustus 2008 tidak ada kehamilan beresiko yang perlu dirujuk ke Puskesmas berjumlah 10 orang. Untuk pertolongan persalinan dilakukan oleh petugas kesehatan seperti Bidan Desa, Bidan praktek, Rumah Sakit, dan Klinik Bersalin dan ada juga yang 12

description

berisi tentang semua kegiatan puskesmas

Transcript of puskesmas medan johor

Page 1: puskesmas medan johor

BAB III

ANALISIS PENERAPAN PROGRAM KIA DI PUSKESMAS

DARUSSALAM

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan di KIA di

bidang kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Darussalam diketahui jumlah Ibu

hamil pada tahun 2008 (Juni s/d Agustus 2008) sebesar 111 orang, dengan

risiko tinggi berjumlah 20 orang, dimana angka kunjungan ANC ke

Puskesmas dan Bidan Desa pada bulan Agustus 2008 sebesar 31 orang. Pada

umumnya Ibu hamil melakukan ANC di Bidan Desa, pada keadaan tertentu

seperti kehamilan Pre eklamsi, perdarahan ataupun komplikasi kehamilan

lainnya dirujuk ke Puskesmas. Dimana pada periode Juli s/d Agustus 2008

tidak ada kehamilan beresiko yang perlu dirujuk ke Puskesmas berjumlah 10

orang. Untuk pertolongan persalinan dilakukan oleh petugas kesehatan seperti

Bidan Desa, Bidan praktek, Rumah Sakit, dan Klinik Bersalin dan ada juga

yang melahirkan pada dukun kampung. Jumlah persalinan pada periode Juni

s/d Agustus 2008 berjumlah 21 orang.

Berdasarkan laporan PWS - KIA bulan Juli - Agustus 2008

didapatkan data, pada periode Juli s/d Agustus 2008 tidak ditemukan angka

kematian Ibu. Namun ditemukan kematian bayi berusia ± 6 bulan sebanyak 1

orang karena kematian Neonatus. Rata-rata neonatus lahir dengan berat badan

> 2500 gr sebanyak 20 orang dan tidak ada neonatus yang lahir kurang dari

2500 gr.

12

Page 2: puskesmas medan johor

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan di KIA

diketahui bahwa masyarakat kurang berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan

kecuali dalam hal pengobatan peran serta masyarakat tinggi, hal ini

disebabkan karena kurangnya informasi yang disampaikan kepada

masyarakat.

Keberhasilan pelaksanaan program KIA memerlukan kerjasama

lintas program. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pihak

puskesmas melakukan rapat dan diskusi bersama pihak-pihak yang terlibat

dalam kegiatan seperti petugas intern puskesmas, petugas puskesmas

pembantu, bidan desa dan kader desa. Pada pertemuan tersebut dibahas

tentang rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) yang meliputi persiapan,

penanggung jawab, pendanaan, dan waktu untuk melakukan kegiatan.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan puskesmas yang sesuai dengan

perencaanaan diperlukan suatu penggalangan kerjasama tim lintas program.

Salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan pemantauan berbagai

kegiatan adalah melalui pertemuan. Dalam hal ini adalah melalui lokakarya

mini yang dilakukan setiap bulan yang bertujuan untuk meningkatkan

kerjasama antara petugas intern puskesmas termasuk puskesmas pembantu

dan bidan desa, mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan

sesuai dengan perencanaan, meningkatkan motivasi petugas puskesmas untuk

dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan, mengkaji

pelaksanaan rencana kerja yang telah disusun, memecahkan masalah yang

13

Page 3: puskesmas medan johor

terjadi dan menyusun upaya pemecahan masalah dalam bentuk rencana kerja

yang baru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas bidang KIA

diketahui bahwa dalam pelaksanaan setiap kegiatan pihak puskesmas

Daruusalam hanya melakukan rapat dan diskusi dengan petugas intern

puskesmas, petugas puskesmas pembantu, bidan desa dan kader desa, dimana

pertemuan tersebut membahas tentang rencana pelaksanaan kegiatan (RPK)

yang mencakup persiapan pelaksanaan dan penaggung jawab kegiatan. Namun

tidak dilakukan lokakarya bulanan intern puskesmas dalam rangka

pemantauan hasil kerja petugas puskesmas dengan cara membandingkan

rencana kerja bulan lalu dengan hasil kegiatannya sehingga tidak diketahui

hambatan/masalah dalam pelaksanaan kegiatan bulan lalu, tidak ada upaya

pemecahan masalah dalam bentuk rencana kerja yang baru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala puskesmas diketahui

bahwa puskesmas sudah memiliki buku panduan pelaksanaan kegiatan, yang

seharusnya dimiliki oleh puskesmas sebagai pedoman pelaksanaan manajemen

puskesmas, salah satunya pelaksanaan lokakarya mini. Hal ini penting untuk

terciptanya kesinambungan arah antara kegiatan yang direncanakan dengan

pelaksanaannya serta hasilnya, agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

tersebut dapat berhasil guna dan berdaya guna.

14