Pusat Pendidikan Dan Terapi Autis Di Semarang Fix

21
SINOPSIS TUGAS AKHIR PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk menempuh ujian Tugas Akhir Program Studi Arsitektur Periode : Oktober 2014 Maret 2015 Disusun oleh : MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO NIM. 11.4310.0563 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2014

description

Penyebab seseorang menjadi autis adalah ketunaan pada sel otak mereka saat masih dalam kandungan. Hal ini bisa diakibatkan oleh virus, polusi seperti dari kendaraan bermotor maupun gangguan lain yang menyebabkan rusaknya sel otak pada anak. Meski sudah berkembang pemberitaan tentang autisme, kebelumpahaman masyarakat membuat mereka menyamakan autisme dengan orang berkebutuhan khusus lainnya sehingga terjadi kesalahan penanganan yang biasanya hanya terfokus pada gejala penyerta dari anak autis tersebut.

Transcript of Pusat Pendidikan Dan Terapi Autis Di Semarang Fix

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS

DI SEMARANG

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

untuk menempuh ujian Tugas Akhir

Program Studi Arsitektur

Periode : Oktober 2014 – Maret 2015

Disusun oleh :

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO

NIM. 11.4310.0563

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

2014

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

1

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

LEMBAR PENGESAHAN

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

Disusun Oleh :

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO

NIM. 11.4310.0563

Periode Ujian (Oktober 2014 – Maret 2015)

Telah diuji dan dinyatakan diterima oleh:

PANITIA UJIAN TAHAP AKHIR

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

Semarang, 2015

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Budi Adi Slamet Ir. Sumarwanto, MT

NIDN. 0011075101 NIDN. 0020025202

Ketua Jurusan Arsitektur Ketua Panitia Ujian

Ir. Anwar Effendi, MT Ir. Loekman Mohamadi, MSc

NIDN. 0604075701 NIDN. 0603075601

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik

Ir. Rudjito, MT

NIDN. 131690379

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

2

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, serta rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya, penulis panjatkan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan Sinopsis ini sebagai syarat untuk menempuh Tugas Akhir Strata I guna

mendapat gelar Sarjana Arsitektur di Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945

Semarang, dengan judul “PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI

SEMARANG”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Bapak Dr. Wijaya, SH, MHum, selaku Rektor Universitas 17 Agustus 1945

Semarang.

2. Bapak Ir. Rudjito, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945

Semarang.

3. Bapak Ir. Anwar Effendi, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas 17 Agustus 1945 Semarang dan selaku Dosen Penguji.

4. Bapak Ir. Loekman Mohamadi, MSc, selaku Ketua Panitia Ujian Tugas Akhir

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, dan

Dosen Penguji.

5. Bapak Ir. Budi Adi Slamet, selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Penguji.

6. Bapak Ir. Sumarwanto, MT, selaku Dosen Pembimbing II dan Dosen Penguji.

7. Bapak Ir. H. Djatmiko Waloedjono, MT, selaku Dosen Penguji.

8. Bapak Ir. Djoko Darmawan, MT, selaku Dosen Penguji.

9. Ibu Hetyorini, ST. MT, selaku Dosen Penguji.

10. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus

1945 Semarang.

11. Staf dan karyawan di lingkungan Universitas 17 Agustus 1945 Semarang.

12. Keluarga tercintaku, Bapak Sutrisno (Ayah), Ibu Kardinah (Bunda), dan Ika

Trisnowati Ningsih, S.Pd (Kakak), yang selalu senantiasa memberikan doa,

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

3

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

dorongan dan semangat kepada penulis hingga cepat terselesainya penyusunan

laporan Sinopsis ini.

13. Seseorang yang tersayang dan tercinta, Mujahidatun Mukhlishoh, yang telah

banyak membantu, memberikan semangat, memberikan waktunya untuk selalu

ada demi terselesainya penulisan penyusunan Sinopsis ini.

14. Rekan-rekan Ujian Tahap Akhir dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu yang telah memberikan waktu bersama dan bantuan serta motivasi

kepada penulis pada saat penyusunan laporan Sinopsis ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Sinopsis ini

jauh dari sempurna dan masih ada beberapa kekurangan, akan tetapi merupakan

kebahagiaan bagi penulis bila ada kritik maupun saran sehubungan dengan skripsi ini,

dengan adanya kritik dan saran dapat menjadikan bekal bagi penulis untuk lebih maju

dan penulis juga berharap penyusunan laporan Sinopsis ini dapat berguna bagi civitas

akademik Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945

Semarang.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang,

Penulis

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

4

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN .................................................................................................. 5

1. 1. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 5

1. 2. Tujuan dan Sasaran Pembahasan ......................................................................... 7

1. 2. 1 Tujuan Pembahasan .......................................................................................... 7

1. 2. 2 Sasaran Pembahasan ......................................................................................... 7

1. 3. Lingkup Pembahasan .......................................................................................... 8

1. 4. Metode Pembahasan ........................................................................................... 8

II GAMBARAN UMUM PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI

SEMARANG ........................................................................................................ 10

2. 1. Pengertian Pusat Pendidikan dan Terapi Autis di Semarang ............................ 10

2. 2. Fungsi Pusat Pendidikan dan Terapi Autis di Semarang .................................. 11

2. 3. Gambaran Spesifikasi dan Karakteristik Bangunan ......................................... 11

2. 4. Gambaran Sistem Kegiatan yang Diakomodasi ............................................... 12

2. 5. Gambaran Aktifitas ........................................................................................... 13

2. 6. Gambaran Kebutuhan Jenis Ruang ................................................................... 13

2. 7. Gambaran Tampilan Arsitektur ........................................................................ 15

DUKUNGAN PUSTAKA ......................................................................................... 20

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

5

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Seorang anak merupakan anugerah terindah yang Tuhan berikan bagi

setiap orang tua, yang nantinya akan menjadi kebanggaan serta tumpuan harapan

mereka di hari tuanya. Setiap orang tua akan sangat bahagia ketika melihat

pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka dari masa ke masa hingga

dewasa.

Masa kanak-kanak adalah masa yang terindah dalam hidup dimana semua

terasa menyenangkan serta tiada beban. Namun tidak semua anak dapat memiliki

kesempatan untuk menikmati semua hal tersebut, hanya karena mereka

‘berbeda’ dari anak kebanyakan lainnya. Anak yang lahir dengan kekurangan,

baik itu berupa cacat tubuh maupun mental, memang harus mengalami hal yang

berbeda serta beban yang lebih berat daripada anak normal lainnya, karena

mereka harus menikmati dunia ini dengan cara mereka sendiri yang spesial.

(World Book, 1982)

Ketika orang tua mengetahui bahwa anaknya mengalami kekurangan

tersebut, sudah tentu hal ini akan meresahkan mereka, termasuk ketika orang tua

menyadari bahwa anak mereka mengalami keterlambatan perkembangan otak

maupun mental, seperti autis, attention deficit hiperactive disorder (ADHD),

sindroma aspeger, speech delay, dyslexia, dypraxia, sindroma rett, sindroma

down, cerebral palsy, dan masih banyak lagi. (Handojo, 2003)

Penyebab seseorang menjadi autis adalah ketunaan pada sel otak mereka

saat masih dalam kandungan. Hal ini bisa diakibatkan oleh virus, polusi seperti

dari kendaraan bermotor maupun gangguan lain yang menyebabkan rusaknya

sel otak pada anak. Meski sudah berkembang pemberitaan tentang autisme,

kebelumpahaman masyarakat membuat mereka menyamakan autisme dengan

orang berkebutuhan khusus lainnya sehingga terjadi kesalahan penanganan yang

biasanya hanya terfokus pada gejala penyerta dari anak autis tersebut.

Dalam perkembangannya agak sulit menentukan jumlah pasti individu

autis, karena di Indonesia belum pernah ada penelitian mengenai statistik

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

6

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

autisme. Yang pasti jumlah anak autis setiap tahun meningkat. Tahun 1990-an

rasio penderita autis berkisar 1 : 5000, tetapi sekarang naik menjadi 1 - 2 : 500.

Pada tahun 2000, dr. Melly Budhiman menyatakan perbandingan anak yang

menderita autisme adalah 1 : 500 (Kompas, 2000). Pada tahun 2008, Menteri

Kesehatan Siti Fadillah Supari mengatakan bahwa pada tahun 2004, di Indonesia

jumlah anak autis tercatat sebanyak 475.000 penderita dan sekarang

diperkirakan setiap 1 dari 150 anak yang lahir menunjukkan ciri- ciri autisme.

Badan Pusat Statistik mencatat jika saat ini terdapat sekitar 1,5 juta anak di

Indonesia yang mengalami kelainan autis. Oleh karena itu sudah sepantasnya

kita memberikan perhatian pada anak-anak dengan kebutuhan khusus ini, sama

besarnya seperti yang diberikan pada anak-anak normal lainnya.

(Wijayakusuma, 2004)

Berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi Yayasan Autisma

Indonesia (www.autis.info), Sekretaris Yayasan Autisma Semarang Ir. Nurini,

MT mengungkapkan bahwa jumlah penderita autis di Semarang cenderung

meningkat. Saat ini (2010) tercatat 200 orang yang terdata oleh yayasan. Namun

diperkirakan jumlahnya lebih dari itu. Semarang merupakan salah satu kota

industri manufaktur dengan banyaknya pabrik yang terbangun dan makin

berkembangnya kepadatan kendaraan bermotor ikut menjadi penyumbang

potensi gangguan polusi pada masyarakat, termasuk bayi dalam kandungan.

Meski belakangan Semarang memprogramkan sebagai Kota Ramah Anak.

(Suara Merdeka, 24 Juli 2009)

Pemerintah tahun ini akan membangun 24 pusat rehabilitasi autis. Autis

center ini dibutuhkan karena semakin banyak anak Indonesia yang menderita

autis. Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Ditjen

Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

Mudjito mengatakan, saat ini baru ada empat autis center yakni di Malang,

Banjarmasin, Pekanbaru dan DKI Jakarta. (Sindonews.com)

Di Semarang sendiri belum ada tempat yang memadai untuk penanganan

masalah untuk anak autis. Keberadaan penyandang autis di Semarang masih

mengandalkan program terapi yang belum sepenuhnya memberikan pelayanan

maksimal dan menempati tempat yang berasal dari pengalihfungsian sebuah

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

7

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

hunian serta melalui program pelayanan pendidikan di SLB. Namun di SLB pun

program yang diterapkan untuk penyandang autis masih disamakan dengan

metode klasikal padahal seseorang dengan kecenderungan autis memerlukan

pendampingan one on one agar materi dapat dimengerti.

Dengan demikian dirasa perlu untuk merencanakan dan merancang suatu

tempat pusat yang mengakomodasi kegiatan terapi, pendidikan, dan sarana

lingkungan yang sesuai dengan karakter penyandang autis. Tempat ini juga harus

menyediakan wadah untuk menampung dan memamerkan hasil karya anak-anak

autis, sehingga masyarakat luas dapat lebih mengenal anak autis. Skala

pelayanan adalah tingkat Semarang. Namun dimungkinkan untuk pelayanan

daerah-daerah sekitar Semarang, seperti Kabupaten Semarang, Kabupaten

Demak, dan Kabupaten Kendal.

Atas dasar permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat

masalah penanganan anak autis sebagai topik Tugas Akhir dengan judul PUSAT

PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG. Dengan adanya

Pusat Pendidikan dan Terapi Autis di Semarang ini, diharapkan dapat mengatasi

permasalahan tentang penanganan anak autis, yang sejatinya adalah generasi

penerus bangsa Indonesia.

1. 2. Tujuan dan Sasaran Pembahasan

1. 2. 1 Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan ini adalah mengungkapkan semua hal tentang

dunia anak autis, hingga kita mengenal betul karakteristik anak autis.

Selanjutnya dapat menjadi pedoman dalam membuat perancangan bangunan

pusat kegiatan anak autis di Semarang.

1. 2. 2 Sasaran Pembahasan

Sedangkan sasaran dari pembahasan ini adalah tersusunnya suatu

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) untuk

bangunan Pusat Pendidikan dan Terapi Autis di Semarang dengan fasilitas-

fasilitas yang cukup memadai.

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

8

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

1. 3. Lingkup Pembahasan

Perencanaan dan perancangan Pusat Pendidikan Anak Autis di Semarang

sebagai suatu bangunan massa banyak yang memiliki keterpaduan dengan

konteks sekitarnya dan memenuhi kebutuhan fasilitas, sarana, dan prasarana bagi

anak autis, pengelola, maupun pengunjung fasilitas ini.

Pusat Pendidikan dan Terapi Autis di Semarang ini didirikan untuk

memberikan pelayanan kepada para penyandang autis dan keluarganya di

Semarang pada umumnya. Namun fasilitas ini juga tidak menutup kesempatan

bagi penyandang autis dan keluarganya, yang berasal dari luar kota dan

membutuhkan pelayanan fasilitas ini.

Sasaran pelayanan Pusat Pendidikan dan Terapi Autis ini adalah : Anak

autis usia dini (0-2 tahun), usia pra-TK (2-4 tahun), usia TK (4-6 tahun), usia SD

(6-12 tahun), usia SLTP (12-15 tahun), dan tidak menutup kemungkinan bagi

yang berusia 15 tahun ke atas namun masih duduk di bangku SLTP, serta

keluarga penyandang autis serta masyarakat umum yang membutuhkan

informasi mengenai autis.

1. 4. Metode Pembahasan

Metoda yang digunakan dalam pembahasan laporan Landasan Program

Perencanaan dan Perancangan Arsitektur () ini adalah metode deskriptif analitis

dan komparatif, yaitu mengumpulkan, menggali dan mengemukakan serta

memberikan gambaran dari data permasalahan dan keadaan yang ada, kemudian

dilakukan analisa, perbandingan, serta dinilai dari sudut pandang yang relevan

untuk mendapatkan suatu kesimpulan kriteria yang akan digunakan didalam

desain dan perancangan.

Sedangkan metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

metode studi kepustakaan dan observasi lapangan dengan teknik pengumpulan

data sebagai berikut :

Data Primer :

- Observasi (Studi Banding)

Berupa pengamatan langsung dilapangan, pemotretan terhadap objek

perancangan yang digunakan sebagai objek pembanding.

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

9

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

- Wawancara

Data narasumber atau pihak-pihak yang berkompeten dengan masalah yang

dihadapi dan obyek yang direncanakan.

Data Sekunder

- Studi Literatur / kepustakaan

Studi yang berasal referensi, buku-buku, dokumen, artikel yang relevan dan

website internet yang berkaitan dengan obyek yang direncanakan.

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

10

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

II GAMBARAN UMUM PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI

AUTIS DI SEMARANG

2. 1. Pengertian Pusat Pendidikan dan Terapi Autis di Semarang

Pengertian Pusat Pendidikan dan Terapi Autis di Semarang :

Pusat :

Pokok pangkal atau yang menjadi tumpuan (berbagai-bagai urusan, hal

dan sebagainya). (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi kedua), 1991)

Pendidikan :

Upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa

kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk

melaksanakan tugastugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan

bertanggung jawab secara susila. Pendidikan adalah usaha mencapai

penentuan-diri-susila dan tanggung jawab (M.J. Langeveld). (Lubis,

2013)

Terapi :

Usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit;

pengobatan penyakit; perawatan penyakit. (Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia

(edisi kedua), 1991)

Autis :

Gangguan perkembangan pada anak yang berakibat tidak dapat

berkomunikasi dan tidak dapat mengekspresikan perasaan dan

keinginannya sehingga perilaku hubungan dengan orang lain

terganggu. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga), 2001)

Semarang : Ibukota Provinsi Jawa Tengah

Maka dari uraian diatas secara umum Pusat Pendidikan dan Terapi Autis

di Semarang adalah bangunan yang menjadi pusat kegiatan bagi anak-anak

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

11

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

penyandang autis. Bangunan berupa pusat terapi anak autis, pendidikan, maupun

fasilitas-fasilitas lain yang berhubungan dengan dunia autis.

2. 2. Fungsi Pusat Pendidikan dan Terapi Autis di Semarang

Fungsi dari Pusat Pendidikan dan Terapi Autis di Semarang adalah :

Memberikan pelayanan kepada para anak autis berupa terapi,

pendidikan, dan medis, khususnya yang berdomisili di daerah

Semarang, yang selama ini belum terfasilitasi dengan baik.

Membantu anak autis berkembang dan menjadi ‘normal’ sehingga

dapat diterima dan berguna bagi masyarakat sekitarnya.

Agar anak autis yang telah mendapat terapi dini tidak terhenti

pendidikannya, dalam arti mereka dapat memperoleh pendidikan

tingkat lanjut.

Menampung anak autis yang tidak dapat masuk ke TK, SD, dan SLTP

umum.

Merupakan jembatan bagi anak autis untuk bisa masuk ke sekolah

umum.

Memberikan terapi remedial bagi anak autis yang telah masuk ke

sekolah umum untuk membantu mengikuti pelajaran sekolahnya.

Memberikan informasi dan pengetahuan yang benar kepada keluarga

penyandang autis dan masyarakat luas tentang sindrom autis serta

pentingnya peran keluarga dan masyarakat untuk memahami keadaan

penyandang autis dan membantu proses perkembangannnya.

Menjadi pusat pengembangan metode penyembuhan penyandang autis.

2. 3. Gambaran Spesifikasi dan Karakteristik Bangunan

Sebagaimana karakter anak-anak autis yang lebih mudah memahami

bahasa-bahasa visual, maka bangunan Pusat Pendidikan dan Terapi Autis di

Semarang ini akan lebih menonjolkan unsur visual yang menarik, baik eksterior

bangunan maupun interior bangunan, yang akan menunjang perkembangan anak

autis itu sendiri. Terutama pada bangunan-bangunan yang berkaitan dengan

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

12

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

tempat terapi anak autis, karena tempat-tempat inilah yang akan sangat dekat

dengan anak autis.

2. 4. Gambaran Sistem Kegiatan yang Diakomodasi

Dari diagram diatas dapat dilihat gambaran kegiatan-kegiatan yang akan

ada di Pusat Pendidikan dan Terapi Autis di Semarang ini.

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

13

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

2. 5. Gambaran Aktifitas

Gambaran aktifitas yang akan direncanakan di Pusat Pendidikan dan

Terapi Autis di Semarang ini, meliputi :

Pelaku Kegiatan Aktifitas

Pengelola

Datang - melakukan kegiatan administratif - mengawasi

seluruh kegiatan administratif dan operasional -

mengadakan rapat evaluasi dan koordinasi - istirahat -

pulang

Staff dan Karyawan

Datang - absen - melakukan kegiatan administratif dan

operasional - mengikuti rapat evaluasi dan koordinasi -

istirahat - pulang

Terapis / Tenaga

Pengajar

Datang - absen - memberi terapi / mengajar sesuai

jadwal - mengikuti rapat evaluasi dan koordinasi -

melakukan kegiatan administratif - memberi konseling

pada orang tua - istirahat - pulang

Tenaga Medis dan

Perawatan

Datang - absen - memberi pelayanan medis dan

perawatan - mengikuti rapat evaluasi dan koordinasi -

melakukan kegiatan administratif - memberi

penyuluhan medis - memberi konseling pada peserta

didi dan orang tua - istirahat - pulang

Anak Autis / Peserta

Didik

Datang - absen - mengikuti program terapi / pendidikan

- menerima konseling - istirahat - pulang

Orang Tua

Datang - mengantar anak ke kelas - menunggu anak

selama program terapi / pendidikan - melakukan

kegiatan administratif (pendaftaran dan pembayaran) -

mencari informasi mengenai sindrom autis dll -

konseling dengan terapis, tenaga pengajar dan tenaga

medis - mengikuti acara khusus (seminar, pameran,

pertunjukan dll) - istirahat - pulang

Pengantar Datang - mengantar anak ke kelas - menunggu anak

selama program terapi / pendidikan - istirahat - pulang

Pengunjung

Datang - mencari informasi mengenai sindron autis dll -

mengikuti acara khusus (pameran, seminar, pertunjukan

dll) - istirahat - pulang

2. 6. Gambaran Kebutuhan Jenis Ruang

Program kebutuhan ruang Pusat Pendidikan dan Terapi di Semarang ini

disusun berdasarkan fasilitas yang disediakan, dengan melakukan pendataan

kebutuhan ruang berdasarkan karakter dan perilaku anak autis serta program

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

14

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

penanganannya dalam sistem pelayanan proyek. Untuk estimasi luasan tiap

ruang dapat diperoleh melalui data standarisasi disain arsitektural, kecuali untuk

ruang-ruang khusus penanganan anak autis, estimasi luasannya berdasarkan

studi ruang, melalui studi gerak dan perabot, yang didukung oleh hasil

wawancara dan studi komparasi. Gambaran kebutuhan ruang di Pusat

Pendidikan dan Terapi Autis di Semarang :

Fasilitas Pengelola :

- Hall Penerima

- Ruang Yayasan

- Ruang Rapat

- Ruang Fotocopy

- Ruang Arsip

- Ruang Istirahat

- Gudang

Fasilitas Informasi Masyarakat :

- Hall

- Biro Konsultasi

- Perpustakaan

- Pusat Komputer

- Pusat Audio Visual

- Galeri Karya

- Gedung Serbaguna

Fasilitas Medis dan Perawatan :

- Hall

- Instalasi Kesehatan Umum

- Instalasi Kejiwaan

- Instalasi Gizi dan Dapur

- Instalasi Pencatatan Medis

- Instalasi Laboratorium

- Instalasi Farmasi

Fasilitas Terapi :

- Hall

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

15

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

- Terapi Perilaku

- Terapi Okupasi

- Terapi Snoezelen

- Terapi Musik

- Terapi Air

- Terapi Integrasi Pendengaran

Fasilitas Pendidikan :

- Hall

- Sekolah TK Khusus Autis

- Sekolah SD Khusus Autis

- Sekolah SLTP Khusus Autis

Fasilitas Penunjang :

- Prasarana Olahraga

- Penginapan

- Kafetaria

- Swalayan

- Mess Karyawan

- Mushola

2. 7. Gambaran Tampilan Arsitektur

Ragam arsitektur merupakan jenis pengelompokan arsitektur berdasarkan

teori, dasar, karakter, prinsip, maupun bentuk. Beberapa langgam arsitektur yang

berkembang, diantaranya sebagai berikut:

a. Arsitektur Modern

Pemikiran yang paling mendasar dari arsitektur modern adalah teori – teori

yang diciptakan oleh Louis Sullivan yaitu “form follow function” dimana

dalam aktualisasinya adalah bangunan yang mengandung nilai keselarasan,

keseimbangan, simetrisme, keteraturan dan tanpa ornamen. Kemudian

berkembang menjadi kubisme yang kemudian menjadi internasional style

dimana semua bangunan berbentuk kotak, atap datar, serta penggunaan

komponen produksi industri.

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

16

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

b. Arsitektur Regionalisme

Langgam arsitektur regionalism adalah proses pembaharuan dengan

memperhatikan ciri-ciri kedaerahan pada masing-masing kondisi wilayah dan

beberapa daerah yang menjadi ciri khas arsitektur setempat. Langgam ini

bermula dari munculnya arsitektur modern yang berusaha meninggalkan

masa lampaunya, meninggalkan ciri serta sifat-sifatnya, timbulah usaha-

usaha untuk mempertautkan antara yang lama dengan yang baru. Salah satu

bagian dari jenis arsitektur regionalisme adalah konsep kontekstual yang

membentuk kesinambungan antara bangunan baru dengan bangunan/

lingkungan di sekitar. Selain itu juga membentuk suatu kesatuan citra oleh

pengamat dalam suatu kawasan dan lingkungan yang terbentuk dari

komposisi bangunan dengan periode keberadaan berlainan.

c. Arsitektur Neo Vernaculer

Arsitektur yang bentuk-bentuknya mengacu pada bahasa setempat dengan

mengambil elemen-elemen arsitektur yang ada dalam arsitek modern dengan

tujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang secara empiris terbentuk oleh

tradisi secara turun temurun yang sesuai dengan lingkungan setempat.

d. Arsitektur Minimalis

Prinsip yang digunakan “less is more“ yang berarti semakin sedikit semakin

baik dengan menghadirkan kontak yang sederhana dapat menjadi sesuatu

yang menarik. Dengan menggabungkan antara rasa kesederhanaan dan

kepolosan tetap menjadikan sesuatu yang indah dan menarik dari suatu

bangunan.

e. Arsitektur Urban Lanscape

Adalah Seni, perencanaan, perancangan, manajemen, pelestarian dan

rehabilitasi lahan dan design konstruksi buatan manusia.Ruang lingkup

profesi meliputi design arsitektur,perencanaan situs,pembangunan rumah

estate, restorasi lingkungan, perencanaan kota atau perkotaan, design

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

17

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

perkotaan,taman dan perencanaan rekreasi, perencanaan regional, urbanism

landscape, dan pelestarian bersejarah.

f. Hi-Tech Arsitektur

Merupakan salah satu bentuk langgam arsitektur modern yang mengekspos

bahan bangunan yang digunakan, sistem struktur konstruksi rangka dan

mengekspresikan kekokohan dan mempertimbangkan efisiensi, kepraktisan,

sehingga menimbulkan nilai estetis yang baru pada suatu bangunan.

Berikut beberapa contoh bangunan pusat autis yang telah ada di negara-

negara lain :

Dubai Autism Center, Dubai

(Sumber : www.albawaba.com)

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

18

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

Kuwait Autism Center, Kuwait

(Sumber : www.bananaq8.com)

Kristin Farmer Autism Center, Dallas, Amerika

(Sumber : www.dallaschildblog.com)

Hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan arsitektur dengan

memperhatikan faktor-faktor berikut:

1. Fungsi bangunan

2. Tuntutan terhadap bangunan

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

19

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

3. Korelasi terhadap tapak

4. Karakter yang hendak dicapai

Dari pertimbangan tersebut dapat ditarik berbagai pilihan dalam

menentukan tampilan arsitektur bangunan Pusat Pendidikan dan Terapi Autis di

Semarang. Dan dengan mempertimbangkan karakteristik anak autis, maka dapat

dipilih ragam arsitektur yang akan digunakan menjadi dasar perancangan

bangunan yaitu, arsitektur modern dengan kombinasi arsitektur perilaku,

karena dirasa akan menunjang kegiatan yang ada dalam Pusat Pendidikan dan

Terapi Autis di Semarang ini.

SINOPSIS TUGAS AKHIR

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS DI SEMARANG

20

MOCHAMMAD ARIF BUDIANTO / NIM.11.4310.0563

DUKUNGAN PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, P. P. (1991). Kamus

Besar Bahasa Indonesia (edisi kedua). Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, P. P. (2001). Kamus

Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Handojo, Y. (2003). Autis: Petunjuk praktis dan pedoman materi untuk mengajar anak

normal, autis dan prilaku lain. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Lubis, I. (2013, Februari 7). 7 Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli. Retrieved

November 6, 2014, from 7topranking.blogspot.com:

http://7topranking.blogspot.com/2013/02/7-definisi-pendidikan-menurut-

para-ahli.html

Wijayakusuma, H. M. (2004). Psikoterapi untuk anak autisma. Teknik bermain kreatif

non verbal dan verbal. Terapi khusus untuk autisma. Jakarta: Pustaka Populer

Obor.

World Book, I. (1982). Hastakarya anak-anak, Pustaka bagaimana dan mengapa:

Petunjuk bagi orang tua. Jakarta: PT Tira Pustaka.