Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki

4
Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki yang populer disebut Taman Ismail Marzuki (TIM) merupakan sebuah pusat kesenian dan kebudayaan yang berlokasi di jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat. Di sini terletak Institut Kesenian Jakarta dan Planetarium Jakarta. Selain itu, TIM juga memiliki enam teater modern, balai pameran, galeri, gedung arsip, dan bioskop. Acara-acara seni dan budaya dipertunjukkan secara rutin di pusat kesenian ini, termasuk pementasan drama, tari, wayang, musik, pembacaan puisi, pameran lukisan dan pertunjukan film. Berbagai jenis kesenian tradisional dan kontemporer, baik yang merupakan tradisi asli Indonesia maupun dari luar negeri juga dapat ditemukan di tempat ini. Nama pusat kesenian ini berasal dari nama pencipta lagu terkenal Indonesia, Ismail Marzuki. Ruang ekspresi TIM sejak berdiri tahun 1968 lalu hingga kini telah menjadi ruang ekspresi seniman yang menyajikan karya-karya inovatif. Pertunjukkan eksperimen, suatu dunia atau karya seni yang sarat dengan dunia ide. Membuka pintu seluas- luasnya bagi ruang berfikir dan berkreasi menuju seni yang berkualitas. Untuk beberapa waktu lamanya harapan muncul suatu karya dalam dunia penciptaan, menjadi kenyataan. Panggung TIM menjadi marak dengan karya-karya eksperimen yang sarat ide. Ini ditandai oleh sejumlah kreator seni yang sempat membuka peta baru di atas pentas. DiantaranyaRendra, pimpinan Bengkel Teater Yogya dari kampung Ketanggungan Wetan Yogyakarta. Awalnya karya Rendra, berupa drama "Be Bop" atau drama mini kata "SSSTTT" ditayangkan dilayar kaca TVRI. Menyusul pentas drama klasik Yunani "Oedipus Rex", "Menunggu Godot", "Hamlet" dan karya pentas mini kata lainnya. Koregrafer kondang, Sardono W. Kusumo, lewat pentas tari "Samgita Pancasona" menyuguhkan konsep gerak yang memiliki skala tak terbatas. Balerina terkemuka, Farida Oetojo mewarnai TIM denga karya baletnya yang berani. Slamet Abdul Syukur, yang lama bermukim di Perancis menggedor publik dengan konser piano "Sumbat" yang membuat penonton terpana. Sutradara teaterArifin C. Noer, Teguh Karya, Suyatna Anirun (Bandung), mempesona publik. Koreografer senior, Bagong Kusudiardjo, Huriah Adam, pelukis Affandi, Trisno Soemardjo, Hendra Gunawan, Agus Djaya, Oesman Effendi, S. Sudjojono, Rusli, Rustamadji, Mustika mengisi TIM dengan karya-karya mereka yang indah dan artistik. SEJARAH Diresmikan pembukaannya oleh Gubernur Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta Jenderal Marinir Ali Sadikin , tanggal 10 November 1968 . TIM dibangun di atas

Transcript of Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki

Page 1: Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki

Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki yang populer disebut Taman Ismail Marzuki (TIM)

merupakan sebuah pusat kesenian dan kebudayaan yang berlokasi di jalan Cikini Raya 73, Jakarta

Pusat. Di sini terletak Institut Kesenian Jakarta dan Planetarium Jakarta. Selain itu, TIM juga memiliki

enam teater modern, balai pameran, galeri, gedung arsip, dan bioskop.

Acara-acara seni dan budaya dipertunjukkan secara rutin di pusat kesenian ini, termasuk pementasan

drama, tari, wayang, musik, pembacaan puisi, pameran lukisan dan pertunjukan film. Berbagai jenis

kesenian tradisional dan kontemporer, baik yang merupakan tradisi asli Indonesia maupun dari luar

negeri juga dapat ditemukan di tempat ini.

Nama pusat kesenian ini berasal dari nama pencipta lagu terkenal Indonesia, Ismail Marzuki.

Ruang ekspresi

TIM sejak berdiri tahun 1968 lalu hingga kini telah menjadi ruang ekspresi seniman yang menyajikan

karya-karya inovatif. Pertunjukkan eksperimen, suatu dunia atau karya seni yang sarat dengan dunia ide.

Membuka pintu seluas-luasnya bagi ruang berfikir dan berkreasi menuju seni yang berkualitas. Untuk

beberapa waktu lamanya harapan muncul suatu karya dalam dunia penciptaan, menjadi kenyataan.

Panggung TIM menjadi marak dengan karya-karya eksperimen yang sarat ide. Ini ditandai oleh sejumlah

kreator seni yang sempat membuka peta baru di atas pentas. DiantaranyaRendra, pimpinan Bengkel

Teater Yogya dari kampung Ketanggungan Wetan Yogyakarta. Awalnya karya Rendra, berupa drama

"Be Bop" atau drama mini kata "SSSTTT" ditayangkan dilayar kaca TVRI. Menyusul pentas drama klasik

Yunani "Oedipus Rex", "Menunggu Godot", "Hamlet" dan karya pentas mini kata lainnya.

Koregrafer kondang, Sardono W. Kusumo, lewat pentas tari "Samgita Pancasona" menyuguhkan konsep

gerak yang memiliki skala tak terbatas. Balerina terkemuka, Farida Oetojo mewarnai TIM denga karya

baletnya yang berani. Slamet Abdul Syukur, yang lama bermukim di Perancis menggedor publik dengan

konser piano "Sumbat" yang membuat penonton terpana. Sutradara teaterArifin C. Noer, Teguh Karya,

Suyatna Anirun (Bandung), mempesona publik. Koreografer senior, Bagong Kusudiardjo, Huriah Adam,

pelukis Affandi, Trisno Soemardjo, Hendra Gunawan, Agus Djaya, Oesman Effendi, S. Sudjojono, Rusli,

Rustamadji, Mustika mengisi TIM dengan karya-karya mereka yang indah dan artistik.

SEJARAH

Diresmikan pembukaannya oleh Gubernur Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta Jenderal Marinir Ali

Sadikin, tanggal 10 November 1968. TIM dibangun di atas areal tanah seluas sembilan hektar. Dulu

tempat ini dikenal sebagai ruang rekreasi umum ‘Taman Raden Saleh’ (TRS) yang merupakan Kebun

BinatangJakarta sebelum dipindahkan ke Ragunan. Pengunjung ‘TRS’ selain dapat menikmati kesejukan

paru-paru kota dan melihat sejumlah hewan, juga bisa nonton balap anjing di lintasan ‘Balap Anjing’ yang

kini berubah menjadi kantor dan ruang kuliah mahasiswa fakultas perfilman dan televisi IKJ. Ada juga

lapangan bermain sepatu roda berlantai semen. Fasilitas lainnya ialah dua gedung bioskop, Garden Hall

dan Podium melengkapi suasana hiburan malam bagi warga yang suka nonton film. Tetapi sejak 37

tahun lalu suasana seperti itu tidak lagi dapat ditemukan. Khususnya setelah Bang Ali menyulap tempat

ini menjadi Pusat Kesenian Jakarta TIM.

Page 2: Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki

Fasilitas

Graha Bhakti Budaya

Graha Bhakti Budaya (GBB) adalah Gedung Pertunjukan yang besar, mempunyai kapasitas 800

kursi, 600 kursi berada di bawah dan 200 kursi di balkon. Panggung GBB berukuran 15m x 10m

x 6m. Gedung ini dapat dipergunakan untuk gedung pertunjukan konser musik, teater baik

tradisional maupun modern, tari, film, dan dilengkapi dengan tata cahaya, sound sistem akustik,

serta pendingin ruangan.

Galeri Cipta II dan Galeri Cipta III

Galeri Cipta II (GC II) adalah ruang pameran yang lebih besar dari Galeri Cipta III (GC III). Kedua

ruang tersebut dapat dipergunakan untuk pameran seni lukis, seni patung, diskusi dan seminar,

dan pemutaran film pendek. Gedung ini dapat memuat sekitar 80 lukisan dan 20 patung serta

dilengkapi dengan pendingin ruangan, tata cahaya khusus, tata suara serta panel yang dapat

dipindah-pindahkan.

Teater Kecil/Teater Studio

Merupakan gedung pertunjukan yang dipersiapkan untuk 200 orang. Gedung ini mempunyai

banyak fungsi seperti seni pertunjukan teater, musik, pembacaan puisi, seminar,dll. Teater Kecil

mempunyai ukuran panggung 10m x 5m x 6m. Gedung ini juga dilengkapi sistem akustik, tata

cahaya dan pendingin ruangan.

Teater Halaman (Studio Pertunjukan Seni)

Dipersiapkan untuk pertunjukan seni eksperimen bagi seniman muda teater dan puisi,

mempunyai kapasitas penonton yang fleksibel.

Plaza dan Halaman

TIM mempunyai areal parkir yang cukup luas yang merupakan lahan serba guna dan dapat

dipergunakan untuk berbagai pertunjukkan kesenian open air.

Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Menteng, Jakarta Pusat resmi

dibuka. Berdirinya gedung teater dengan fasilitas berstandar internasional ini,

diharapkan dapat mengembalikan kejayaan Taman Ismail Marzuki sebagai pusat

kebudayaan bagi warga Jakarta.

"Berdirinya gedung Teater Jakarta di pusat kesenian dan kebudayaan Taman Ismail

Marzuki, merupakan komitmen pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk

Page 3: Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki

mengembalikan kejayaan TIM sebagai pusat kebudayaan," kata Fauzi Bowo,

Gubernur DKI Jakarta, saat meresmikan gedung Teater Jakarta, Sabtu (30/10) malam.

Dijelaskan gubernur, sejak dibentuknya Dewan Kesenian Jakarta 40 tahun silam, TIM

menjadi taman budaya bangsa, dan pada hari jadi TIM ke 40, pemerintah menambah

satu fasilitas gedung pertunjukan baru yang diberi nama gedung Teater Jakarta.

"Dengan gedung ini diharapkan memperkokoh ikon Jakarta sebagai kota budaya,"

ujarnya.

Selanjutnya, tambah Bang Fauzi, tugas dan tanggung jawab warga adalah mengisi,

merawat dan menjaga gedung agar dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang

panjang. Peluang dan tantangan para seniman serta budayawan harus diisi dengan

karya seni yang berkualitas. "Tanpa seni yang berkualitas, gedung ini akan menjadi

gedung biasa semata yang tanpa arti," tambahnya.

Dengan berdirinya gedung Teater Jakarta di area Taman Ismail Marzuki yang berada

di tengah pusat kota Jakarta, lanjut Fauzi, diharapkan membawa kota Jakarta menjadi

kota yang terhormat ke tingkat internasional, khususnya dalam bidang seni dan

budaya.

Kelebihan gedung Teater Jakarta tak hanya terletak pada struktur bangunan yang

artistik dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pertunjukan bertaraf internasional,

namun lebih dari itu, efek visual serta sound pertunjukan cukup memukau. Hal

tersebut terlihat saat pertunjukan drama musikal langkah bumi dan matahari yang

disutradarai Tom Ibnur.

Gedung Teater Jakarta memiliki fasilitas berstandar internasional yang dilengkapi

mesin hidrolik pada ruang teater sebagai efek pertunjukan, serta beberapa ruangan

pendukung lainnya seperti ruang training, produksi serta gudang. Yang menarik

gedung ini dilengkapi 10 ruang dressing room dengan toilet, wardrobe, make up

station yang mampu menampung 10 orang sekaligus.

Teater Jakarta akan semakin memanjakan para penikmat seni, pasalnya gedung ini

juga dilengkapi dengan fasilitas khusus bagi penderita cacat dengan adanya akses

dan toilet khusus bagi para pengguna kursi roda. Tak hanya itu desain kursi elegan

dan terdiri dari dua balkon menambah kenyamanan dalam menikmati pertunjukan.

Page 4: Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki

Kemegahan gedung Teater Jakarta terlihat juga dari kapasitas pengunjung pada dua

ruang pertunjukan teater kecil dan teater besar. Untuk ruang teater kecil memiliki

daya tampung penonton 200 sampai 300 penonton, sementara ruang teater besar

yang berada tepat disebelah ruang teater kecil memiliki daya tampung 1.200

penonton.

Dalam peresmian tersebut, gubernur berkesempatan menyaksikan pertunjukan

drama musikal berjudul `Langkah Bumi dan Matahari` serta `Laskar Pelangi` yang

dimainkan sekitar 250 seniman.