Puny
-
Upload
shillea-olimpia-melyta -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Puny
1. Pengertian Hipertensi
Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-
satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah
kita secara teratur.
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer &
Bare, 2001). salah satu faktor resiko terpenting pada penyakit jantung koroner dan
cerebrovascular accidents selain itu hipertensi juga dapat menyebabkan hipertrofi
jantung dan gagal jantung (penyakit jantunghiperensif) diseksi aorta,dan gagal ginjal
Kategori Sistolik Diastolik
Normal Bawah 120 dan Bawah 80
Pre-hipertensi 120 – 139 atau 80 - 89
Hipertensi 140 keatas atau 90 keatas
Hipertensi sistolik 160 keatas Dan bawah 90
Klasifikasi Hipertensi
a. Hipertensi Umum
Disebut Hipertensi Esensial (Primer) bila tidak diketahui penyebabnya,
biasanya merupakan kombinasi antara berbagai faktor genetik dan lingkungan
yang menyebabkan fenotipe hipertensif.
b. Hipertensi Skunder
Disebut hipertensi sekunder bila hipertensi terjadi akibat suatu penyakit
tertentu, .misalnya penyakit ginjal, karena hormonal,obat-obatan,dll
Golongan hipertensi skunder :
1. Hipertensi kardiovaskuler
2. hipertensi renal (ginjal)
3. Hipertensi endokrin
4. hipertensi neurogenik
Sistolik Diastolik
Setiap denyut jantung merupakan satu periode yang memiliki 2 fase yaitu diastolik
dan sistolik. Diastolik adalah fase istirahat dan sistolik adalah fase kontraksi. Selama
satu siklus ini, berlangsung peristiwa elektrik dan mekanik yang akan menghasilkan
dan mencukupkan aliran darah ke seluruh tubuh.
Pada fase diastolik, serambi kiri penuh berisi darah beroksigen yang berasal dari
paru-paru, sedangkan serambi kanan dipenuhi darah berasal dari seluruh tubuh yang
sudah kehabisan oksigen. Kontraksi dimulai dari jantung bagian atas yaitu kedua
serambi mendorong darah masuk ke bilik darah dari serambi kanan melewati katup
mitral masuk ke bilik kiri.
Kontraksi kemudian berlanjut ke jantung bagian bawah, kedua bilik memompa ke
arah atas. Bilik kanan menggiring darah lewat katup pulmonal masuk ke arteri
pulmonal, menuju ke paru-paru. Sementara darah pada bilik kiri dipompa lewat katup
aortik masuk ke aorta, selanjutnya keluar menuju ke seluruh pelosok tubuh. Setelah
itu mulai fase diastolik atau fase istirahat dimana semua katup dalam keadaan tertutup
dan kedua serambi kembali diisi darah. Demikian selanjutnya siklus dimulai lagi.
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah pada penderita hipertensi
Kategori Tekanan Darah
Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Normal Di bawah 130 mmHg Di bawah 85 mmHg
Hipertensi perbatasan 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Hipertensi Ringan (stadium 1) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi Sedang (stadium 2) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Hipertensi Berat (stadium 3) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Hipertensi Maligna (stadium 4) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Reseptor adrenergik
konsep reseptor dan pada sel efektor yang distimulasi oleh agonis adrenergik alfa
dan beta yang dihambat oleh antagonisnya, memudahkan pengertian tentang
mekanisme kerja obat adrenergik. Dua golongan reseptor ini dibedakan atas dasar
responnya terhadap beberapa agonis, disamping adanya antagonis yang selektif untuk
masing-masing reseptor
urutan potensi agonis pada reseptor beta adalah : isoprotereno>epinerin>noripinefrin.
Propranolol merupakan antagonis reseptor beta 1,2,3,4,6
2. Mekanisme Terjadinya Hipertensi
Pengaruh genetik maupun lingkungan adalah:
Penurunan ekskresi natrium pada keadaan tekanan arteri normal mungkin
merupakan peristiwa awal dalam hiprtensi esensial penurunan ekskresi natrium
kemudian dapat menyebabkan meningkatnya voluma cairan, curah jantung, dan
vasokontriksi perifer sehingga tekanan darah meningkat. Pada keadaan teknan
darah yang lebih tinggi, ginjal dapat mengekskresikan lebih banyak natrium untuk
mengimbangi asupan dan mencegah retensi cairan. Oleh karena itu , ekskresi
natrium akan berubah, tetapi tetap steady state(“ penyetelan ulang natriuresis
tekanan”) namun, ini menyebabakan peningkatan stabil tekanan darah
Hipotesis alternatif menyarankan bahwa pengaruh vasokontrikstif(faktor yang
memicu fase kontiksi fungsional atau rangsang yang memicu perubahan struktural
langsung di dinding pembuluh sehingga resistensi perifer meningkat ) merupakan
penyebab primer hipertensi selain itu,pengaruh vasokonstriktif yang kronis atau
berulang dapat menyebabkan penebalan struktural pembulu resistensi pada model
ini,perubahan struktural pada dinding pembuluh mungkin terjadi pada awal
hipertensi, mendahului dan bukan mengikuti vasokontriksi
Faktor lingkungan mungik memodifikasi ekskresi gen pada peningkatan tekanan.
Stres, kegemukan ,merokok,aktivitas fisik kurang,dan konsumsi garam dalam
jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen dalam hipertensi. Memang,bukti
yang mengaiktakan tingkat asupan garam harian dengan prevalensi hipertensi
pada berbagai kelompok populasi sangat mengesankan. Selain itu, pada hipertensi
esensial dan skunder , asupan natrium berlebihan memperparah penyakit. 1,2
3. Mekanisme Kerja Enzim
Angiotensin II adalah senyawa yang sangat potensial menyebabkan otot sepanjang
saluran darah untuk berkontraksi dan menyebabkan penyempitan saluran darah.
Saluran darah yang menyempit dapat meningkatkan tekanan dalam saluran tersebut
dan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
Angiotensin II dibuat dari angiotensin I di dalam darah oleh enzim pengubah
angiotensin (ACE = angiotensin converting enzyme). Penghambat ACE mengobati
dengan cara memperlambat/menghambat aktivitas dari enzim tersebut, sehingga akan
menurunkan produksi dari angiotensin IIGambar 1. bagian dari sistem renin-
angiotensin-aldosterone dan tempat obat antagonis angiotensin bekerja dan
menginterupsi reseptor type 1 subtipe AT1 dari angiotensin II.
Antihipertensi dari obat antagonis angiotensin II tampak jelas setelah dua hingga
empat minggu pemberian obat. Efek penurunan tekanan darah tertinggi dicapai
dengan mengkombinasikan dengan diuretik dengan dosisi rendah seperti
hidroklortiazid dan dengan meningkatkan dosis obat antagonis angiotensin II. 4,8
4. Penyebab Hipertensi:
-hipertensi umum
Hal berikut ini menggambarkan kemungkinan-kemunkinan penyebab hipertensi
primer
- defek pada penanganan garam
- kelainan membran plasma
- tekanan fisik pada pusat kontrolkardiovaskuler oleh suatu arteri diatasny
- zat mirip-digitalis endogen yang dapat menyebabkan hipertensi kronik
- perubahan pengaturan EDRF/NO kerja-lokal dapat berperan menimbulkan
hipertensi
Hipertensi skunder
Golongan hipertensi skunder :
1. Hipertensi kardiovaskuler biasanya berkaitan dengan peningkatan kronik
resistensiperifer total yang disebabkan oleh aterosklerosis (pengerasan arteri)
2. Hipertensi renal (ginjal) dapat terjadi akibat dua efek gijal: oklusi parsial
arteri renalis atau penyakit jaringan ginjal itu sendiri.
a. Lesi aterosklerotik yang menonjol ke dalam lumen arteri renalis atau
kompresi eksternal pembuluh oleh suatu tumor dapat mengurangi
aliran darah ke ginjal
b. Hipertensi renal juga terjadi jika ginjal sakit dan tidak mampu
mengeliminasi beban garam normal.
3. Hipertensi endokrin terjadi akibat sedikitnya dua gangguan endokrin:
feokromositoma dan sindrom conn
a. feokromositoma adalah suatu tumor medula adrenal yang
mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin dalam jumlah berlebihan
b. sndrom conn berkaitan dengan peningkatan pembentukan aldosteron
dan korteks adrenal .
4. Hipertensi neurogenik terjadi akibat lesi saraf
a. masalahnya mungkin adalah kesalahan kontrol tekanan darah akibat
defek dipusat kontrol kardiovaskuler atau di baroreseptor
hipertensi neurogenik juga dapat terjadi sebagai respon kompenssi terhadap
penurunan aliran darah otak. Sebagai contoh, karena sebuah pembbuluh besar otak
tertekan oleh tumor.
secara umum :
- Penyebab Hipertensi
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa
obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus
menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah
tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung
alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya
tekanan darah tinggi. Stop menjadi alcoholic! 4,5,7
5. Komplikasi Dan Penanganan Hipertensi
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
-Gangguan penglihatan,
-Gangguan saraf,
-Gagal jantung,
-Gangguan fungsi ginjal,
-Gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh
darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma.
Penanganan Hipertensi
Penanganan:
Diet Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
Kandungan garam (Sodium/Natrium)Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi
sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips
yang bisa dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini ;
- Jangan meletakkan garam diatas meja makan
- Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan
- Batasi konsumsi daging dan keju
- Hindari cemilan yang asin-asin
- Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium
Kandungan Potasium/KaliumSuplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu
penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-
buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di
konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah
pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan
bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat dikenal
efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).
Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;
- Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan
golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi
karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan
konsumsi potasium harus dilakukan.
- Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan obat yang
dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja
jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
- Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme
(ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah
tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga
memperlebar pembuluh darah. 6,7