puisi chairil anwar

14
Kumpulan Puisi Chairil Anwar. Aku Kalau sampai waktuku ‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu Tidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih periDan akan akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi TAK SEPADAN Aku kira: Beginilah nanti jadinya Kau kawin, beranak dan berbahagia Sedang aku mengembara serupa Ahasveros Dikutuk-sumpahi Eros Aku merangkaki dinding buta Tak satu juga pintu terbuka Jadi baik juga kita padami Unggunan api ini Karena kau tidak ‘kan apa-apa Aku terpanggang tinggal rangka Februari 1943 Senja di Pelabuhan Kecil Buat Sri Ayati Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap

Transcript of puisi chairil anwar

Page 1: puisi chairil anwar

Kumpulan Puisi Chairil Anwar.

 Aku

Kalau sampai waktuku

‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu

Tidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih periDan akan akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

TAK SEPADAN

Aku kira:

Beginilah nanti jadinya

Kau kawin, beranak dan berbahagia

Sedang aku mengembara serupa Ahasveros

 

Dikutuk-sumpahi Eros

Aku merangkaki dinding buta

Tak satu juga pintu terbuka

 

Jadi baik juga kita padami

Unggunan api ini

Karena kau tidak ‘kan apa-apa

Aku terpanggang tinggal rangka

 

Februari 1943

Senja di Pelabuhan Kecil

Buat Sri Ayati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

di antara gudang, rumah tua, pada cerita

tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut

menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang

menyinggung muram, desir hari lari berenang

menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak

dan kini tanah dan air tidur hilang ombak

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan

menyisir semenanjung, masih pengap harap

Page 2: puisi chairil anwar

sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan

dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

Cintaku Jauh di Pulau

Cintaku jauh di pulau

Gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar

di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar

angin membantu, laut terang, tapi terasa

aku tidak ‘kan sampai padanya

Di air yang tenang, di angin mendayu

di perasaan penghabisan segala melaju

Ajal bertakhta, sambil berkata:

“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!

Perahu yang bersama ‘kan merapuh

Mengapa Ajal memanggil dulu

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,

kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

Kawanku dan Aku

Kami sama pejalan larut

Menembus kabut

Hujan mengucur badan

Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan

Darahku mengental pekat. Aku tumpat pedat

Siapa berkata-kata?

Kawanku hanya rangka saja

Karena dera mengelucak tenaga

Dia bertanya jam berapa?

Sudah larut sekali

Hilang tenggelam segala makna

Dan gerak tak punya arti

Kepada Kawan

Sebelum ajal mendekat dan mengkhianat,

mencengkam dari belakang ‘tika kita tidak melihat,

selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa,

belum bertugas kecewa dan gentar belum ada,

tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam,

layar merah berkibar hilang dalam kelam,

Page 3: puisi chairil anwar

kawan, mari kita putuskan kini di sini:

Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri!

Jadi

Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan,

Tembus jelajah dunia ini dan balikkan

Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu,

Pilih kuda yang paling liar, pacu laju,

Jangan tambatkan pada siang dan malam

Dan

Hancurkan lagi apa yang kau perbuat,

Hilang sonder pusaka, sonder kerabat.

Tidak minta ampun atas segala dosa,

Tidak memberi pamit pada siapa saja!

Jadi

mari kita putuskan sekali lagi:

Ajal yang menarik kita, ‘kan merasa angkasa sepi,

Sekali lagi kawan, sebaris lagi:

Tikamkan pedangmu hingga ke hulu

Pada siapa yang mengairi kemurnian madu!!!

Doa

kepada pemeluk teguh

Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh

mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci

tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk

remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

di pintuMu aku mengetuk

aku tidak bisa berpaling

Kepada Peminta-minta

Baik, baik, aku akan menghadap Dia

Menyerahkan diri dan segala dosa

Page 4: puisi chairil anwar

Tapi jangan tentang lagi aku

Nanti darahku jadi beku

Jangan lagi kau bercerita

Sudah tercacar semua di muka

Nanah meleleh dari muka

Sambil berjalan kau usap juga

Bersuara tiap kau melangkah

Mengerang tiap kau memandang

Menetes dari suasana kau datang

Sembarang kau merebah

Mengganggu dalam mimpiku

Menghempas aku di bumi keras

Di bibirku terasa pedas

Mengaum di telingaku

Baik, baik, aku akan menghadap Dia

Menyerahkan diri dan segala dosa

Tapi jangan tentang lagi aku

Nanti darahku jadi beku

Cerita Buat Dien Tamaela

Beta Pattirajawane

Yang dijaga datu-datu

Cuma satu

Beta Pattirajawane

Kikisan laut

Berdarah laut

Beta Pattirajawane

Ketika lahir dibawakan

Datu dayung sampan

Beta Pattirajawane, menjaga hutan pala

Beta api di pantai. Siapa mendekat

Tiga kali menyebut beta punya nama

Dalam sunyi malam ganggang menari

Menurut beta punya tifa,

Pohon pala, badan perawan jadi

Hidup sampai pagi tiba.

Mari menari!

mari beria!

mari berlupa!

Awas jangan bikin beta marah

Beta bikin pala mati, gadis kaku

Beta kirim datu-datu!

Page 5: puisi chairil anwar

Beta ada di malam, ada di siang

Irama ganggang dan api membakar pulau…

Beta Pattirajawane

Yang dijaga datu-datu

Cuma satu

Sebuah Kamar

Sebuah jendela menyerahkan kamar ini

pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam

mau lebih banyak tahu.

“Sudah lima anak bernyawa di sini,

Aku salah satu!”

Ibuku tertidur dalam tersedu,

Keramaian penjara sepi selalu,

Bapakku sendiri terbaring jemu

Matanya menatap orang tersalib di batu!

Sekeliling dunia bunuh diri!

Aku minta adik lagi pada

Ibu dan bapakku, karena mereka berada

d luar hitungan: Kamar begini

3 x 4, terlalu sempit buat meniup nyawa!

Hampa

Kepada Sri

Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak

Lurus kaku pohonan. Tak bergerak

Sampai di puncak. Sepi memagut,

Tak satu kuasa melepas-renggut

Segala menanti. Menanti. Menanti

Sepi

Tambah ini menanti jadi mencekik

Memberat-mencengkung punda

Sampai binasa segala. Belum apa-apa

Udara bertuba. Setan bertempik

Ini sepi terus ada. Dan menanti.

 

PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?

Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,

bermata tajam

 

Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya

kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini

Page 6: puisi chairil anwar

 

Aku suka pada mereka yang berani hidup

Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam

 

Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!

 

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS 

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,

Menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,

 

Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

 

Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah

baru padamu;

 

Tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku.

 

RUMAHKU

Rumahku dari unggun-timbun sajak

Kaca jernih dari luar segala nampakKulari dari gedong lebar halaman

Aku tersesat tak dapat jalanKemah kudirikan ketika senjakala

Di pagi terbang entah ke manaRumahku dari unggun-timbun sajak

Di sini aku berbini dan beranakRasanya lama lagi, tapi datangnya datang

Aku tidak lagi meraih petang

Biar berleleran kata manis madu

Jika menagih yang satu27 april 1943 

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji

Aku sudah cukup lama dengan bicaramu

dipanggang diatas apimu, digarami lautmu

Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945

Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu

Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat

Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar

Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

Page 7: puisi chairil anwar

 

SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi

Kau depanku bertudung sutra senja

Di hitam matamu kembang mawar dan melati

Harum rambutmu mengalun bergelut sendaSepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba

Meriak muka air kolam jiwa

Dan dalam dadaku memerdu lagu

Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka

Selama matamu bagiku menengadah

Selama kau darah mengalir dari luka

Antara kita Mati datang tidak membelah…

1944

 

Tak terasa kita telah bersamaKebahagiaan dan kesedihan selalu kita lalui berduaAku untukmu dan kau untukkuHukum itu selalu kita pegang erat-erat

Setiap hembusan nafas selalu menyebutmuSetiap aliran darah selalu berkata namamuSiang malam aku selalu membayangkanmuTak terasa kita telah bersatu

Semoga tuhan terus memberkatiHubungan jujur tak kan pernah matiAku berjanji untuk setiaAku yakin kaupun setia

Puisi Saat Kau Tak Ada

Bintang-bintang kian menghilang ditelan malamKesunyian telah berbalut dengan kehampaanBertaburan harapan walau hanya angan sesaatBagai arus melangkah tanpa kutahu arahnyaBilakah aku lepas dari derita tak bertepi iniSaat kau tak ada disini

Dedaunan berguguran dan berjatuhan ditamanRanting-rantaing bagai dawai tak bersenarDebur ombak menghantam dan pecahkan karangLepaskanlah aku dari derita tak berakhir ini

Page 8: puisi chairil anwar

Saat kau tak ada disisiku

Saat kau tak ada atau kau tak disiniDiriku terpenjara sepi dan hanya kunikmati sendiriSudah tak terhitung lagi waktu untuk melupakanmuNamun aku tak pernah bisa… aku tak pernah

Puisi Aku Butuh Cinta

Sepi, Sunyi, Hening, Diam…Dunia bagai matiTak ada rasa, hampa…Yang ada hanya kebekuanYang ada hanya kebisuanYang ada hanya kegersangan

Saat itu aku baru sadarBahwa aku butuh cintaBahwa aku butuh kasih dan sayangTanpa cinta, hidup terasa hampaDan tanpa cinta alam pun tak akan bersemi

Cinta…Sebuah kata, sejuta maknaCinta adalah harapanCinta adalah keindahanCinta adalah nilai-nilai yang penuh cita rasa

Dengan cinta, kita bisa memandang duniaDengan cinta, kita dapat mencipta harapan dan impianDengan cinta, Kita mampu meraih angan-angan

Aku, Kau, Dia, Mereka, Kita semua membutuhkan CintaKarena kita pun tercipta dari cintaSebab TUHAN pun mencipta dunia ini dengan cinta

Puisi Cinta Untuk Kekasih

Mungkin cinta ini hanya untukmuTulus dari dalam hatikuMungkin cinta ini telah memilihmuIkhlas tak berbatas waktu

Ku tulis cinta ini di langitUntuk dibaca surga dan bumiSemoga kau ‘kan mengertiCinta ini suci tak terbagi

Page 9: puisi chairil anwar

Hanya kau yang ada dihatikuMengalir dalam darah dinadikuMerangkai mimpi ditidurkuMenjadi ratu di istana cintaku

Kau ‘kan selalu dihatikuHingga batas akhir nafas dihidupku

Puisi Kesetiaan

Beribu waktu telah berlaluBerjuta hari telah bergantiKu masih setia menungguDisini sampai akhir nanti

Kematian takkan mengakhiri cinta iniCinta ini akan tetap abadiSeumur surga dan bumi

Ku akan tetap setiaTakkan ku ingkari untuk selamanya

Puisi Cinta Sejati

Aku mencintaiBukan karena engkau seorang bidadariAku menyayangimuBukan karena engkau seorang ratuAku mencintaimuKarena takdir yang menuntunku

Cinta ini bukan dari mataTetapi surga yang telah menentukannya

Aku tulus mencintaimuKu tak berharap kau membalas cintakuKu persembahkan cinta sejatiku hanya untukmuHingga suatu saat Tuhan ‘kan memanggilku

Puisi Terima Kasih Sayang

Di keheningan malam ini aku tak dapat tidurTerdengar derap langkah dalam hati ini…Sepertinya ada seseorang yang memanggilkuMelambai berharap aku ada disampingnya…

Cinta mengagetkan ku lagi…Setelah sekian lama, dan ku berfikir

Page 10: puisi chairil anwar

Cermin di wajah sang ayu kembali membayangikuDalam derap langkah menusuk kalbuMengalunkan melody yang mengisi kekosongan malam…Mengucapkan salam Cinta pada malam ini…Mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahunku…

Kan kuingat selalu setiap yang ada pada dirimu, sayang…Sebab walau kau tak tahu, aku selalu merindukanmuDan dalam detak jantung ini ada namamu…Tak mungkin akan kulupakan sebab kau adalah nafas hidupkuTerima Kasih Sayang…atas segala yang kau beri buatku…Terimas Kasih…

Puisi Goresan Cinta

Cinta adalah sepasang ikatanCinta adalah dua hati yang menyatuCinta adalah sebuah kasih sayangCinta adalah sebuah kejujuran hatiYang mampu berada dimana saja

Cinta juga tak bisa terwakiliCinta tak selamanya harus memilikiCinta juga dapat membahagiakanDan cinta juga dapat meyakitkan

Seperti halnya dirimu…Sekiranya tekadmu sudah bulatPergilah dengan wajah tersenyumNamun tinggalkanlah sedikit pesanAgar aku megerti harus berbuat apaAgarku bisa mengartikan makna cinta muDan arti kata ketulusanmuDan jua arti kata kecewamu

Namun bila kau pergi begitu sajaBerarti cinta yang kau katakan duluDan rindu yang kau ucapkan adalah bohongSeakan kau menancapkan pisau di jantungkuYang meninggalkan luka hingga ku mati

Puisi Penantian Cinta

Biarlah ku simpanKata cinta yang tak terucapkanBiarlah ku genggamRasa cinta yang semakin mendalam

Page 11: puisi chairil anwar

Dibawah sinar bulan purnamaSaat sang dewi malam bertahtaKu ikrarkan janji setiaUntuk menantimu selamanya

Tapi…Mungkin sudah takdirkuTerlahir untuk mencintaimuMeski ku tak bisa memilikimu

Sampai akhir nafaskuHanya dirimu yang selalu ku tungguPenantian…

Puisi Janji Romantis

Jangan kau ragukan cinta dan kesetiaankuLangit dan bumi pun tahuCinta kasihku satuDan itu hanya untukmu

Ku ingin kau mengertiCinta ini suci tak terbagiSampai nafasku terhentiHanya kau yang ada dihati

Ku persembahkan untukmu janji setiaMulai kini dan selamanya

Puisi Rindu

Di sekelip cemasku yang mendalamTerselip kerinduan yang mendalam

Pada gelisahku yang kian gusarCemburu di hatiku mulai terbakar

Cemas dengan ketiadaanmuRindu akan kehadiranmuGelisah menanti kedatanganmu

Cemburu tak menentuDuhai kau insan tersayangJauh pergimu ke tanah seberangMenyisakan bayangmu dalam bingkai kenangAkankah engkau segera pulang ?

Cemasku membias curiga

Page 12: puisi chairil anwar

Cemburuku kian membaraSedang rinduku mengharapSemua itu hanya prasangka

Wahai insan tercintaBilakah kau rasa apa yang kini ku rasaKetika tanpamu waktuku berlalu hampaAdakah kan datang suatu masa untuk kita kembali bersua…

Puisi Bidadari Impian

BidadariMungkin itu hanya impianTapi mungkin juga nyataMungkin juga nyataMungkin Cuma halusinasiku semataTapi mungkin juga realita

BidadariParasmu begitu menawanPesonamu penuh kharismaHatimu seputih saljuJiwamu sebening embun pagi

BidadariSenyummu begitu menawanTutur katamu terdengar merduBagai setetes embun penyejuk kalbu

BidadariKuharap engkau benar adaBukan hanya ilusi semataSehingga aku bisa kembali jumpaDenganmu wahai dara penuh pesona

Puisi Kekuatan Cinta

Saat kau hadir..Kau slalu memberi kekuatan untuk ku..yang membuatku tegar, setegar batu karang..

Tapi setelah kau pergi..Kau tancapkan luka yang teramat dalam di hatikku..

Bagai bunga mawar yang terlihat elok..Namun durinya sangat menyakitkan,bagi semua orang yang tertusuk..

Page 13: puisi chairil anwar

Seperti cintamu yang indah..Saat kau ucapkan kata-kata itu..Tapi begitu kau menarik ucapanmu,Sangat menyakitkan hati ini..

Karna tanpamu aku lemah..Seolah-olah hati ini mati..karna kaulah separuh nyawa dan jiwaku..dan karna kaulah kekuatanku..yang kan slalu mengisi kekosongan hati ini..

Puisi Cinta

Cinta…Kau hadir tak kuduga kau pergi tak ku sangkaKadang kau membawa ku bahagiaKadang kau membuat ku menderitaSemuanya tergantung dengan waktu