puisi

1
Tentang sebuah mimpi saat kau menatap sinis Melihat kacung terjun membawa kresek di lereng bukit Tak pernah kau percaya karena ia belum mendarat Tunggu saja, patah kaki atau tersenyum Engkau saudara juga tertawa Bukan berdo’a malah menghina Dan kau berkata, “mimpi itu tidur, bukan ngelindur” Inilah aku, dengan mimpi-mimpi yang ku tiru Pejuang perang tanpa pedang Loreng-loreng luka goresan pena Tak apalah kau tertawa melihatku bersandal jepit Ini bukan bualanmu Tak pernah ada syarat punya sepatu untuk masuk universitas Meski kami bukan belum figur Semangat kami tak akan pernah luntur Aku ingin mengibarkan bendera, bukan untuk membuat sekat Ini untukmu, bukan untuk memiliki sayap, tapi bagaimana mengepakannya Seperti pula petuah tupai di tepi sungai Berjuanglah dengan sungguh-sungguh Terjunmu bukan muspro dengan canda dan tawa Ilmumu bukan untuk ramai melempar jumroh di tengah jalan raya Studimu bukan sekedar bisa menggambar jempol di media Tapi bagaimana engkau tumbuh Menyelamatkan diri, saat kau terjun hanya dengan kresek usangmu Karena engkau belajar bukan untuk mendarat dengan benar Tapi seni menyelamatkan diri menyulap kresek menjadi parasut Ini hanya bualan muda Tunggu saja kebenaranya Karena semangat tidaklah cukup tanpa modifikasi

description

PUISIKU

Transcript of puisi

Page 1: puisi

Tentang sebuah mimpi saat kau menatap sinisMelihat kacung terjun membawa kresek di lereng bukitTak pernah kau percaya karena ia belum mendaratTunggu saja, patah kaki atau tersenyum

Engkau saudara juga tertawaBukan berdo’a malah menghinaDan kau berkata, “mimpi itu tidur, bukan ngelindur”

Inilah aku, dengan mimpi-mimpi yang ku tiruPejuang perang tanpa pedangLoreng-loreng luka goresan penaTak apalah kau tertawa melihatku bersandal jepitIni bukan bualanmuTak pernah ada syarat punya sepatu untuk masuk universitas

Meski kami bukan belum figurSemangat kami tak akan pernah lunturAku ingin mengibarkan bendera, bukan untuk membuat sekatIni untukmu, bukan untuk memiliki sayap, tapi bagaimana mengepakannya

Seperti pula petuah tupai di tepi sungaiBerjuanglah dengan sungguh-sungguhTerjunmu bukan muspro dengan canda dan tawaIlmumu bukan untuk ramai melempar jumroh di tengah jalan rayaStudimu bukan sekedar bisa menggambar jempol di mediaTapi bagaimana engkau tumbuhMenyelamatkan diri, saat kau terjun hanya dengan kresek usangmuKarena engkau belajar bukan untuk mendarat dengan benarTapi seni menyelamatkan diri menyulap kresek menjadi parasut

Ini hanya bualan mudaTunggu saja kebenaranyaKarena semangat tidaklah cukup tanpa modifikasi