pubt

13
pun, bagaimanapun keadaannya. Cobaan yang saya hadapi bisa jadi belum ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka yang tidak dapat melihat sejak masa kanak-kanak. Saya bisa melihat, mempunyai keluarga yang baik, mempunyai orangtua, dan memiliki kehidupan yang relatif cukup. Maka, betul sekali yang difirmankan Allah secara berulang-ulang dalam Surat Ar-Rahmaan: “Maka nikmat Tuhan- mu yang manakah yang kamu dustakan?” Orang-orang yang tabah dalam menghadapi cobaan, dan mereka yang mampu mengonversi cobaan tersebut dengan kemaslahatan, adalah orang-orang yang mempunyai visi hebat. Tepatnya disebut visioner. Mereka menyadari sepenuhnya bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Jadi, segala bentuk ujian yang menimpa mereka juga disikapo dengan tenang karena sifatnya yang sementara. Hidup kekal adalah di akhirat. Perbuatan di dunia menjadi pertaruhan untuk bekal hidup kelak di akhirat. Oleh karena itu, mereka tidak tenggelam dalam kesedihan dan penderitaan. Mereka bangkit, mencari sesuatu yang berguna, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Mereka punya keahlian, dan keahlian mereka itu terbukti bermanfaat bagi masyarakat. Bagi mereka, kekurangan dan kesedihan bukan untuk melemahkan, tetapi justru menguatkan mereka. Jalaluddin Rumi adalah salah satu bukti hebat. Kesedihannya ditinggal sang guru menjadikannya seorang sufi besar, seiring dengan karyanya yang abadi.

description

jdvjfgfgfu

Transcript of pubt

pun, bagaimanapun keadaannya. Cobaan yang saya hadapi bisa jadi belum ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka yang tidak dapat melihat sejak masa kanak-kanak. Saya bisa melihat, mempunyai keluarga yang baik, mempunyai orangtua, dan memiliki kehidupan yang relatif cukup. Maka, betul sekali yang difirmankan Allah secara berulang-ulang dalam Surat Ar-Rahmaan: Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?Orang-orang yang tabah dalam menghadapi cobaan, dan mereka yang mampu mengonversi cobaan tersebut dengan kemaslahatan, adalah orang-orang yang mempunyai visi hebat. Tepatnya disebut visioner. Mereka menyadari sepenuhnya bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Jadi, segala bentuk ujian yang menimpa mereka juga disikapo dengan tenang karena sifatnya yang sementara. Hidup kekal adalah di akhirat. Perbuatan di dunia menjadi pertaruhan untuk bekal hidup kelak di akhirat.Oleh karena itu, mereka tidak tenggelam dalam kesedihan dan penderitaan. Mereka bangkit, mencari sesuatu yang berguna, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Mereka punya keahlian, dan keahlian mereka itu terbukti bermanfaat bagi masyarakat. Bagi mereka, kekurangan dan kesedihan bukan untuk melemahkan, tetapi justru menguatkan mereka. Jalaluddin Rumi adalah salah satu bukti hebat. Kesedihannya ditinggal sang guru menjadikannya seorang sufi besar, seiring dengan karyanya yang abadi.

12Lahir untuk Sepak BolaSaya dilahirkan untuk sepak bola, seperti Beethoven yang dilahirkan untuk musik, atau Michelangelo yang dilahirkan untuk seni rupa, kata Pele melalui situs resmi FIFA.Kalau begitu, saya adalah perpaduan Ron Wood, Keith Richards, dan Bono (ketiganya adalah musisi dunia). Saylaah wujud dari gairah sepak bola, kata Maradona tak mau kalah.Dua orang tersebut adalah legenda dalam sepak bola dunia, sepak bola tidak bisa dipisahkan dari keduanya. Pele lahir di Brasil. Selama akriernyasebagai pemain, Pele berhasil membawa Brasil menjadi juara dunia sepak bola sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 1985 di Swedia, tahun 1962 di Chile, dan tahun 1970 di Meksiko. Berkat keberhasilannya tersebut, Brasil berhak atas Piala Jules Rimet. Pele mendapat juluka O Rei atau Sang Raja.Di usianya yang ke-17 tahun, Pele memulai debut di Piala Dunia Swedia 1958. Dalam ajang yang sama, Brasil untuk pertama kali berhasil merebut gelar piala dunia. Pele menjadi pemain termuda yang mampi menjaringkan enam gol di dalam ajang Piala unia. Dalam partai final pada Piala Dunia 1970, harian terkemuka Sunday Times dalam headline-nya mengangkat judul: Bagaimana Anda mengeja Pele? G-O-D.Setiap tanggal 19 November, para pendukung Santos, klub tempat Pele bermain, merayakan Pele Day atau Hari-nya Pele untuk mengenang gol ke-1.000 yang dicetak Pele di Stadion Maracana. Saat ini dia menjadi duta untuk badan dnia PBB dan UNICEF. Pele adalah pemain paling genius yang pernah terlahir di muka bumi.Maradona adalah legenda dari Argentina. Dunia mengakui bahwa Maradona adalah makhluk dari planet bumi yang mempunyai tarian khas saat di lapangan. Tubuhnya yang pendek memungkinkan dirinya melakukan sprint cepat sambil men-dribble bola. Dia mempunyai skill yang tinggi dalam menguasai bola dengan keahliannya, dia mudah saja melewati para pemain lawan.Hal ini dapat dilihat dalam prestasi golnya ketika melawan Inggris dalam Piala Dunia 1986 di Meksiko. Beberapa gerakan trademark Maradona di antaranya melakukan sprint di daerah sayap, kemudian mengirimkan umpan tarik kepada rekan satu tim. Gerakan lainnya adalah tendangan Rabona, berupa menyilangkan kaki berlawanan di belakang kaki yang menguasai bola untuk menendang bola. Maradona sebagian besar menggunakan kaki kirinya dalam permainannya, meskipun saat itu bola berada di sebelah kanannya. Golnya ketika melawan Belgia di Piala Dunia 1986 memperlihatkan hal itu. Golnya melawan Inggris dalam piala dunia yang sama juga menunjukkan hal terseut; Maradona menggunakan kaki kiri ketika melewati pemain-pemain Inggris.Dia pernah membawa Argentina menjuarai Piala Dunia dua kali, yakni tahun 1978 dan 1986. Pada Piala Dunia 1986, Maradona membuat gol terbik sepanjang masa, yaitu ketika Argentina bertemu Inggris di babak perempay final. Pada saat itu, Maradona menggiring bola dari tengah lapangan, kemudian melewati lima orang pemain Inggris, dan menaklukkan kipper kenamaan Inggris, Peter Shilton. Pada partai tersebut pula, Maradona membuat gol dengan bantuan tangan, sehingga dari situ muncul istilah Tangan Tuhan.Pada tahun 2001, dia dipilih FIFA sebagai Pemain Terbaik Abad Ini bersama dengan Pele. Golnya pada Piala Dunia 1986 terpilih sebagai Gol Abad Ini dalam voting yang dilakukan Federation Internationale de Footbal Association.Menilik riwayat singkat itu, tak aneh bila keduanya dikenang hebat dalam sejarah sepak bola dunia. Hampir semua orang yang menyukai sepak bola pasti mengenal mereka. Saya sendiri pertama kali mendengar nama mereka ketika masih duudk di bangku MTs (setingkat SMP). Saat bermain sepak bola, saya sering embayangkan diri saya adalah Maradona yang meliuk-liuk membawa bola, melewati lawan-lawan main saya. Sungguh indah rasanya. Kemampuan saya men-dribble bola membuat saya bermimpi menjadi pemain sepak bola professional. Namun, mimpi itu kandas saat saya harus pergi ke Ciamis untuk melanjutkan sekolah sambil mesantren.Saya ingin kembal ke pernyataan Pele dan Maradona. Sebagaimana halnya kedua pemain sepak bola tersebut, kelahiran manusia di dunia sebenarnya telah diarahkan kepada minat dan bakat yang lantas menjad panggila hidupnua. Mereka menekuninya setiap waktu, sehingga secara tak sadar itu menjadi pekerjaan mereka. Pekerjaan itu membawa manfaat bagi banyak orang. Masing-masing orang saling mengisi dengan kemampuan mereka. Dengan begitu, panggung kehidupan di dunia ini menjadi berjalan.Lalu, Anda sendiri dilahirkan untuk menjadi apa? Ini sebenarnya pernyataan, bukan prtanyaan, bahwa kita hidup harus menjadi sesuatu. Tentu sesuatu itu harus memberikan manfaat, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Tanpa menjadi sesuatu, kita akan kehilangan makna. Makna dalam hidup adalah hal yang penting karena akan menjadikan kita merasa berharga. Salah satu alasan orang putus asa dan bunuh diri adalah mereka kehilangan makna dan harga diri.Oleh karena itu, kita harus mempunyai makna hidup dan harga diri. Yang dimaksud dengan harga diri adalah keberadaan kita di dunia ini berharga bagi orang lain. Hidup kita memiliki arti. Lalu, bagaimana agar kita memiliki makna hidup dan harga diri? Gampang saja, kita harus mempunyai misi. Dengan adanya misi, kiyt dapat mencari alasan keberaaan kita di dunia. Pencarian itu meudian mengarahkan pada aktivitas yang dapat memenuhi misi kita.Misi itulah yang kemudian menjadikan Anda merasa bermakna dan berharga. Misi juga yang akan memilah dan meilih mna yang harus dilakukan dan mana yang tidak. Kalau sudah begitu, Anda akan terdorong untuk melakukan apa yang seharusnya Anda laukan. Begitu juga sebaliknya, Ada Tidak tergoda untuk melakukan apa yang tidak boleh Anda lakukan.Allah SWT telah memberikan misi bagi manusia, yakni sebagai khalifah di muka bumi sekaligus hamba bagi-Nya. Kedua misi inilah yang harus kita pegang baik-baik. Alaah juga memberi kebebasan bagi hamba-Nya untuk menerjemahkan bentuk peran khalifah manusia. Anda bisa menjadi pejabat, guru, ustaz, petani, driver, pengusaha, dan lain-lain. Intinya, Anda boleh menjadi apa saja sesuai kondisi Anda saat ini. Itulah sebagai bentuk ekspresi khalifah di muka bumi.Makna dalam hidup adalah hal yang penting karena akan menjadikan kita merasa berharga.Satu prinsip yang harus dipegang adalah sebagaiman sabda Nabi SAW: Khairunnas anfauhun linnas-Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi lainnya. Ya, tak peduli apa pun pekerjaan Anda, yang penting pekerjaan itu membawa manfaat bagi banyak orang. Jangan sampai pekerjaan terseut membawa dampak negatif. Ini prinsip yang harus dipegang sampai kapan pun. Ini menjadi barometer tatkala Anda hendak melakukan sesuatu.Tiap-tiap manusia mempunyai misi dalam hidupnya. Misi itu pada akhirnya menghasilkan pertanyaan di akhir: Anda ingin dikenang sebagai apa? Oleh karena itu, jangan sampai pertanyaan ini menjadi PR yang tidak bisa Anda jawab. Sebaliknya, semakin cepat Anda mempunyai jawaban, semakin mantap Anda dalam melakukan sesuatu.

13Wah, Kompak Amat!Cerita lucu ini berawal saat enjelang salat Isya. Beberapa warga bergegas ke masjid untuk azan. Di area masjid, terlihat seorang pemuda bertampang klimis dengan dagu berjenggot sedang menyapu. Azan dimulai, jamaah pun berdatangan dan siap mendirikan salat Isya berjamaah.Sang pemuda yang tadi menyapu mendapat tempat terhormat di shaf terdepan karena datang lebih awal dari jamaah lainnya. Penghargaan warga kampung terhadap sang pemuda tidak berhenti di situ. Meskipun mereka tidak begitu mengenal sang pemuda yang bukan berasal dari warga kampong setempat, sikapnya yang kalem dan terlihat khusyuk membuat warga tak ragu meminta sang pemuda menjadi imam salat.Di sinilah cerita lucu dimulai. Ketika takbir dimulai tidak ada masalah, aman-aman saja. Saat membaca Surat Al-Faatihah juga lancer, no problem. Setelah bacaan Al-Faatihah selesai, jamaah pun menyambut dengan Aaamiiin sebagi kewajiban makmum. Namun, saat mendengar ucapan Aaamiiin tersebut, tiba-tiba sang imam berkomentar keras,Waahhh, kompak baaanget!Jamaah yang berjumlah puuhan orang tersebut terkaget-kaget dan sontak menghentikan salat. Mereka memandangi sang imam yang masih cengar-cengir. Dari deretan makmum paling belakang tiba-tiba terdengar suara:Oh, itu pemuda kampong sebelah. Dia memang terkena gangguan jiwa, durung mari tibae (ternyata belum sembuh). Gemuruh tawa jamaah pun pecah, dan sang imam segera dievakuasi pulang.Kisah itu mungkin membuat kita tersenyum,vbahkan tertawa. Bisa kita bayangkan, betapa lucu bahwa bila jamaah yang mendirikan salat di sebuah masjid ternyata diimami oleh orang yang majnun, alias gila. Mengapa orang gila tersebut bisa menjadi imam? Rupanya jamaah di kampung tersebut tertipu oleh penampilan pemuda tersebut yang terlihat alim dan pintar. Padahal ternyata, orang itu tidak waras dan mengalami gangguan jiwa.Kisah itu seolah menyentil kita yang sering terpesona secar buta kepada seseorang lantaran penampilannya yang meyakinkan. Penampilan itu bisa berupa wajah yang artistic, pakaian yang simpatik, pembawaan yang menarik, atau kata-kata yang menukik (ke dalam jiwa). Masih banyak lagi bentuk penampilan lainnya yang ungguh menggugah rasa keterpesonaan kita. Nahasnya, seirng kali kita kecea akibat keterpesonaan kita itu.Tentu saja, kita menilai sesuatu atau seseorang berawal dari penampilannya, dari luarnya. Itu dikrenakan penampilan luarlah yang paling dekat untuk bisa kita percayai atau tidak. Misalnya saja, seseorang yang belum kita kenal akan meminta atau memberi bantuan kepada kita. Apa respons kita? Kemungkinan kita melihat dulu seperti apa orangnya? Kita pertama-tama menilainya dari penampilannya, apakah meyakinkan atau tidak. Setelah kita menganggap orang tersebut meyakinkan (secara penampilan), barulah biasanya kita memberi respons negative. Nah, banyak di antara kita yang tertipu gara-gara penampilan tersebut.Seseorang pernah menulis: Rumah yang megah nan mewah bukan jaminan keluarga hidup bahagia. Makanan yang enak dan kemasan menarik belum tentu bernilai gizi tinggi. Jabatan tinggi belun tentu mempunyai pengabdian dan etos kerja yng sesuai dengan jabatan tersebut. Kasur mewah yang empuk tidak menjamin kita bisa tidur nyenyakMungkin Anda pernah mendengar model penipuan berkedok investasi denga iming-iming keuntungan per bulan yang menggirukan. Tidak sekali-dua kali saya mendengar penipuan model ini. Banyak orang terperdaya. Betapa tiak, kita hanya memberikan modal berupa uang-tida perlu bekerja-tapi setiap bulan uang dari hasil investasi itu mengalir kembali ke kita dalam jumlah berlipat-lipat. Iming-iming itu sungguh menggirukan dan meninabobokan naluri kesadaran kita. Satu hal yang membuat saya terperangah dan kagum adalah betapa hebat orang yang bisa membujuk sekian banyak manusia untuk menginvestasikan uang ke dalam perusaan si pemilik. Betapa dahsyat ia bisa meyakinkan orang. Betapa mumpuni ia membujuk orang agar menggelontorkan sekian banyak uang untuk diinvestasikan. Sungguh hebat. Kata-kata dan perilakunya pasti sangat simpatik dan mempunyai daya gugah; terbukti banyak ornag yang tergugah. Di sinilaj, sekali lagi, banyak dari antara kita yang tertipu gara-gara penampilan tersebut.Tentu tak salah mengikuti bisnis semacam itu. Namun, sebelum melangkah, ada baiknya kita melakukan cross-check terlebih dahulu, mencari informasi sebanyak-banyaknya, bertanya kepada orang yang dianggap kompeten dalam hal itu, dan seterusnya. Dari situ, kita dapat memperoleh pandangan secara menyeluruh mengenai hal tersebut.Hal ini berlaku dalam segala hal, termasuk agama. Kita kerap mudah terpersona oleh symbol-simbol agama yang dikenakan seserang, padahal symbol-simbol tersebut tidak secara otomatis melekat kepada si pemakai. Symbol jubbah, jenggot, dan dahi itam, bukanlah symbol ketaatan, kesalehan, apalagi kepintaran. Siapa pun bisa melakukannya. Orang gila yang menjadi mam salat Isya dalam kisah di awal tulisan sungguh pas menggambarkan hal ini.Seperti halnya dalam kasus investasi, persoalan agama pun demikian. Banyak sekali fenomena keberagamaan yang kita jumpai dalam keseharian kita. Sebelum menilai seseorang berdasarkan-bahkan menerima mentah-mentah-pendapatnya soal agama, kita harus melakukan cross-check terlebih dahulu. Dalam agama, al itu diistilahkan dengan tabayyun. Tabayyun artinya mencari kejelasan suatu masalah hingga tersinkgap kondisi sebenarnya, atau sikap hati-hati terhadap sesuatu dan tidak tergesa-gesa.Tabayyun merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan agar kita tidak dihinggapi prasangka-prasangka yang tidak bertanggungjawab, sehingga menimbulkan fitnah bahkan kekerasan. Dikatakan penting karena kita sering meliht orang dengan prasangka tertentu tanpa melakukan tabayun terlebih dahulu. Kebanyakan orang malas melakukannya, tak mau tahu apa yang sebenarnya terjadi, sehingga yang timbul adalah apriori dan terburu-buru mencap orang lain dengan stempe buruk.Sebelum menilai seseorang berdasarkan-bahkan menerima mentah-mentah pendapatnya soal agama, kita harus melakukan cross-chech terlebih dahulu.Hal ini diterangkan dalam Al-Quran Surat Al-Hujuraat ayaat 6: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, periksalah dengan teliti (tabayyun), agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.Dalam surat lainnya, Suarat An Nissa ayat 94, disebutkan pula perihal tabayyun, yang berbunyi: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi di jalan Allah, maka lakukanlah tabayyun.Jelas dalam kedua ayat ini bahwa tabayyun adalah perintah Allah bagi kita dalam perilaku sehari-hari agar tidak terjadi tindakan-tindakan yang merugikan dan membuat kita menyesal di kemudian hari. Kita tidak boleh tergesa-gesa menilai orang lain dengan membuat tuduhan buruk, apalagi disertai dengan tindakan yang bersifat merusak atau mengandung kekerasan.Mari kita biasakan ber-tabayyun dalam segala hal.

14Dua Hal yang Meneymbuhkan Pak LintangMinggu, 6 Oktober 2013, pukul 21.18 WIB. Sore itu saya memiliki janji temu dengan Pak Hendrik Lim, seorang penulis dan trainer, di sebuah hotel. Saat bertemu, saya dikenalkan dengan Pak Lintang, seorang pebisnis online.Perjalanan hidupnya sungguh menarik, ujar Pak Lim.Saya sepakat. Ya, pengalaman hidupnya dalam melawan penyakit sungguh luar biasa. Dia terkena penyakit kanker. Dokter sudah menyerah, begitu juga Pak Lintang. Dia sudah pasarah, tak tahu lagi apa yang hendak diusahakan. Segala ikhtiar sudah dicoba. Pengobatan medis dan alternatif sudah dijalani.Nah, pada saat pasrah itulah dia megalami keajaiban. Tiba-tiba saja penyakitnya sembuh. Kesembuhannya itu dia jaga sebaik-baik