PUBLIC RELATIONS
-
Upload
triewuland -
Category
Education
-
view
896 -
download
2
description
Transcript of PUBLIC RELATIONS
PERKEMBANGAN PUBLIK RELATION DI INDONESIA DAN DI UK
A. HUBUNGAN MASYARAKAT
Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas adalah seni menciptakan pengertian
publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu
individu atau organisasi. Menurut IPRA (International Public Relations Association) Humas
adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan
lembaga swasta atau publik (public) untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan
dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public di
antara mereka.
Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan
informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan
masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah
situasi. Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam
mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya
mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi
dan masyarakatnya.
Posisi humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu
manajemen organisasi. Sasaran humas adalah publik internal dan eksternal, dimana secara
operasional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan
publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi di antara
keduanya.
Contoh dari kegiatan-kegiatan Humas adalah :
Melobi
berbicara di depan publik
menyelenggarakan acara
membuat pernyataan tertulis.
B. Sejarah Humas
Di dunia
Konsep dasar Humas diperkenalkan pada tahun 1906 oleh Ivy Lee saat ia berhasil
menjembatani konflik buruh batubara dan pengusaha. Konsep ini lalu dikenal sebagai
Declaration of Principle (Deklarasi Azas-Azas Dasar) yaitu prinsip yang terbuka dan tidak
menyembunyikan data dan fakta.
Di Indonesia
Humas di Indonesia dikenal pada tahun 1950an dimana humas bertugas untuk
menjelaskan peran dan fungsi-fungsi setiap kementrian, jawatan, lembaga, badan, dan
lain sebagainya.
C. Pekerjaan seorang humas
Pekerjaan seorang humas adalah tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang humas dalam
mempromosikan pengertian dan pengetahuan akan seluruh fakta-fakta tentang runtutan
situasi atau sebuah situasi dengan sedemikian rupa sehingga mendapatkan simpati akan
kejadian tersebut.
Pada umumnya kesan yang jelek datang dari ketidak-pedulian, prasangka buruk, sikap
melawan, dan apatis. Seorang petugas humas harus mampu untuk mengubah hal-hal ini
menjadi pengetahuan dan pengertian, penerimaan dan ketertarikan.
Bagian penting dari pekerjaan petugas Humas dalam suatu organisasi adalah :
Membuat kesan (image)
Pengetahuan dan pengertian
Menciptakan ketertarikan
Penerimaan
Simpati
Humas adalah sebuah proses yang terus menerus dari usaha-usaha manajemen untuk
memperoleh kemauan baik dan pengertian dari pelanggan, pegawai, dan publik yang lebih
luas. Dalam pekerjaannya, seorang humas membuat analisis ke dalam dan perbaikan diri,
serta membuat pernyataan-pernyataan keluar.
Pada umumnya kesan yang jelek datang dari ketidak-pedulian, prasangka buruk, sikap
melawan, dan apatis. Seorang humas harus mampu untuk mengubah hal-hal ini menjadi
pengetahuan dan pengertian, penerimaan dan ketertarikan.
D. Fungsi humas
Menurut Edward L.Bernays humas memiliki fungsi sebagai berikut :
1. memberikan penerangan kepada publik,
2. melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku public
3. Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan sikap dan
perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.
E. PR di Indonesia
Tahun 1944
Alwi Dahlan pada konvensi Humas.
Tahun 1950
Munculnya beberapa perusahaan minyak diantaranya Shell, Stanvac, Caltex. Sebagai
perusahaan multinasional, mereka memiliki organ bernama (PR). Sebut saja S.
Maimoen, R Imam Sajono dan Soedarso. (latar belakang mereka dari kalangan
jurnalistik)
Tahun 1954
Garuda Indonesian Airways mulai mengembangkan unit PR.
Tahun 1955
Mabes Polri menjadi institusi pemerintah pertama yang memiliki unit PR. Kemudian
diikuti oleh RRI.
Tahun 60-an
istilah ”purel” sebagai akronim public relations makin populer digunakan ketimbang
term kehumasan.
Tahun 1962
Presidium Kabinet PM Juanda, menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus
membentuk bagian atau divisi Humas (PR), ditahun itulah, periode pertama cikal bakal
adanya Humas di Indonesia.
Tahun 1964
Universitas Padjajaran menjadi universitas pertama yang membuka Fakultas Public
Relations. Ibu Oemi Abdulrachman yang menjadi dekannya. Setelah itu, banyak
berkembang pendidikan PR dalam bentuk program studi hingga pendidikan ditingkat
diploma.
Tahun 1970
sekitar 20 tahun national Development Information Office mendukung pengelolalaan PR
pemerintah RI untuk dunia internasional.
Tahun 1972
PT Inscore Zecha yang dipimpin M. Alwi Dahlan tercatat sebagai konsultan PR pertama
yang berdiri di Indonesia.
Tanggal 15 Desember 1972
merupakan moment delarasi asosiasi PR Indonesia, Perhumas. ketika itu beberapa PRO
perusahaan minyak dan konsultan serta akademisi termasuk Menteri Dalam Negeri
menjadi anggota pendiri.
Tahun 1974
posisi unit PR dalam organisasi pemerintah sudah mulai dipegang pejabat eselon III.
Beberapa tahun kemudian meningkat menjadi eselon II. Karena itulah di tahun 1974 ada
Badan Koordinasi Humas (Bakohumas) yang diketuai Direktur Humas Pembangunan
Menteri Penerangan.
Tahun 1977
Perhumas bersama asosiasi humas di negara-negara ASEAN bergabung dalam Federasi
Organisasi PR ASEAN. (26 Oktober) Tahun 1978
Kongres PR Asean pertama di tahun di Manila.
Tahun 1987
Asosiasi Perusahaan PR Indonesia (APPRI) dibentuk yang bergerak dalam konsultan jasa
kehumasan. (10 April)
Tahun 1993
Konvensi Humas di Bandung telah menetapkan Kode Etik Kehumasan Indonesia. ( KEKI )
Tahun 1955
PRtumbuh dikalangan swasta bidang professional khusus (spesialisasi) Humas bidang
idustri pelayanan jasa. Ditandai terbentuknya Himpunan Humas Hotel Berbintang (H-3)
Tahun 1966
Berdirinya Forum Humas Perbankan. (Forkamas)
Tahun 2003
tercatat sebagai kelahiran PR Society Indonesia. (11 November)
F. Hubungan Masyarakat di Indonesia
Saat ini, istilah Public Relations di Indonesia sekarang sudah semakin dikenal. Berbeda
pada masa tahun tujuh puluhan bahkan pada tahun delapan puluhan, masih banyak
masyarakat masih bertanya-tanya mengenai istilah Public Relations. Bahkan sempat ada
sebuah citra negatif yang terbentuk bagi seorang perempuan yang berprofesi sebagai PR
karena identik dengan kerja lobi, menemani, dan menyenangkan tamu.
Jika ditelusuri dari perjalanan panjang sejarah perdaban, praktik humas di Indonesia
sebenarnya sudah ada sejak zaman Mataram atau sejak Panembahan Senopati ketika
mengumumkan bahwa ia dan keturunannya merupakan pasangan dan mendapatkan
lindungan dari Ratu Pantai Selatan. Ini dibuat untuk menyaingi adipati-adipati pantai utara
yang lebih bisa mendapat restu Para Wali.
Dalam konteks modern, sejarah Humas di Indonesia dimulai sejak tanggal 18 Agustus
1945 ketika Bung Karno memutuskan menunda siding PPPKI ketika memberikan
keterangan Pers mengenai pemilihan Presiden sebelum merumuskan UUD. Tapi para ahli
sejarah humas sepakat menayatakan bahwa Humas Otentik yang berlaku di indonesia
dimulai sejak proklamasi 17 Agustus 1945. Berikutnya seiring dengan kemajuan teknologi,
proyek mercusuar membentuk citra dengan adanya Radio Republik Indonesia (RRI) dan
Televisi Republik Indonesia (TVRI). Dalam perkembangannya pemerintah membentuk
DEPPEN, Setneg, Jubir, DEPKOMINFO dan lain-lain. Di era saat ini banyak orang atau
perusajhaan menggunakan jasa PR Consultants seperti John Hopkins, Inscore, Adcom, dll.
Menurut Onong Uchjana Effendy (1991: 12), public relations di Indonesia dimulai sejak
tahun 1950. Perkembangan hubungan masyarakat di Indonesia bergerak menyertai kondisi
politik dan kenegaraan saat itu. Pada waktu itu pemerintah Indonesia menyadari perlunya
rakyat Indonesia untuk mengetahui segala perkembangan yang terjadi sejak pengakuan
kedaulatan Indonesia oleh kerajaan Belanda. Berawal dari pemikiran tersebut maka
kegiatan kehumasan mulai dilembagakan dengan menyandang nama hubungan
masyarakat karena kegiatan yang dilakukan lebih banyak untuk ke luar organisasi.
Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen PR disebutkan bahwa PR di
Indonesia mulai berkembang seiring dengan perkembangan PR di dunia atau Asia. Public
Relations awalnya digunakan untuk kepentingan usaha dalam bentuk seperti Olimpiade
Korea Selatan, Glassnot Perestroika, Kasus Lemak Babi 1988, dan lain-lain. Olimpiade yang
diselenggarakan oleh tuan rumah Korea Selatan di tahun 1988 menggunakan salah satu
jasa konsultan PR. Olimpiade adalah suatu event international menyita perhatian semua
orang bahkan samapai saat ini. Sebagai tuan rumah, Korea Selatan ingin bangkit
menunjukkan eksitensi dirinya yang memang salah satu keinginannya adalah membuka
pasar di dunia untuk memasarakan produk – produknya. Dalam kaitan inilah PR berfunngsi.
Public Relations digunakan oleh pihak swasta di Indonesia pertama kali oleh PERTAMINA,
sebuah perusahaan minyak. Public Relations di Indonesia memang sudah banyak
digunakan baik itu di pihak pemerintah maupun swasta di berbagai sektor. Konsep Public
Relations dipahami dan digunakan oleh pihak–pihak tersebut dengan berbagai macam
pemahaman dan berbagai macam bentuk implementasinya. (Iwan Awaluddin Yusuf)
G. Sejarah Public Relations di Barat
Teknik-teknik public relations (PR) diterapkan oleh pemerintah di negara-negara Eropa
dan Amerika Serikat, demikian juga di banyak negara berkembang dimana pemerintahnya
merupakan pihak utama yang mengadakan berbagai inisiatif dalam mempengaruhi
perubahan sosial. Sejarah PR di negara Barat dan di negara berkembang akan diuraikan
berdasarkan sejarah Humas dari buku Frank Jefkins berjudul “Public Relations”.
Pada 1809, Departemen Keuangan Kerajaan Inggris menunjuk seorang juru bicara resmi.
Pada 1854, Dinas Pos Kerajaan Inggris, dalam salah satu laporan tahunannya, mengakui
perlunya penjelasan secara luas atas pelayanan yang dilakukannya kepada masyarakat
umum.
Pada 1912, Pemerintah inggris mulai menggunakan taktik PR yang lebih terarah dan
rinci. Pada waktu itu, Llyod George yang menjabat sebagai Chancellor of the Exchequer
(Bendahara Negara), mengorganisasikan sebuah tim tersendiri yang bertugas untuk
memberi penjelasan perihal rancangan program pensiun bagi kaum lanjut usia yang
pertama di dunia kepada masyarakat luas.
Setelah Perang Dunia I, pemerintah dari berbagai negara mulai memakai metode-metode PR
dalam menjelaskan program kesehatan dan perumahan nasional kepada rakyatnya.
1926-1933, di Inggris berlangsung suatu upaya PR terpadu yang terbesar pada
zamannya. Ketika itu, Sir Stephen Tallents, atas nama Dewan Pemasaran Kerajaan
(Empire Marketing Board) telah mengeluarkan £1 juta untuk menjadikan buah-buahan
serta berbagai macam produk Inggris lainnya lebih dikenal oleh rakyatnya sendiri. Usaha
PR besar-besaran tersebut dilakukan melalui serangkaian film, poster-poster, dan
pameran.
Pada 1948, Sir Stephen Tallents menjadi presiden yang pertama bagi sebuah lembaga
formal pertama yang bertujuan mengembangkan bidang PR, yakni Institute of Public
Relations (IPR). Namanya lantas diabadikan menjadi suatu tanda penghargaan tahunan
(Sir Stephen Tallents Medal) yang disampaikan secara langsung oleh presiden IPR
kepada tokoh-tokoh tertentu yang dinilai berjasa dalam bidang PR.
Tahun 1948 memang merupakan tahun yang sangat bersejarah bagi masyarakat PR
Inggris dan Amerika Serikat. Pada tahun itu terbentuklah Institute of Public Relations di
Inggris serta Public Relations Society of America di Amerika Serikat.
Public Relations Society of America adalah salah satu biro konsultan PR yang pertama di
Amerika Serikat yang dibentuk seorang jurnalis bernama Ivy Ledbetter Lee. Ia pernah
menangani PR perusahaan industri batubara dan perusahan kereta api - Pennsylvania
Railroad. Pada 1914, ia menjadi salah seorang penasehat utama raja minyak Amerika, John
D. Rockefeller.
Pekerjaan PR di masa itu benar-benar berat. Ivy selalu dituntut untuk memastikan
adanya peliputan pers yang adil atas sepak terjang perusahaan batubara dan kereta api
dimana ia bekerja, terutama sekali pada saat-saat krisis. Ia melakukannya dengan
menciptakan dan memelihara hubungan yang baik antara perusahan dengan pihak luar,
terutama kalangan media massa. Ivy begitu tekun mengerjakan segala pekerjaannya,
bahkan ia lebih jauh merintis perumusan prinsip-prinsip dasar untuk menciptakan suatu
hubungan yang baik dengan lembaga pers. Pada 1906, Ivy menyampaikan kumpulan
prinsip-prinsip pokok itu. Ia berjanji akan “menyediakan berbagai macam informasi yang
cepat dan akurat, khususnya mengenai segala sesuatu yang bernilai tinggi dan menyangkut
kepentingan-kepentingan umum sehingga memang perlu diketahui oleh segenap lapisan
masyarakat”.
Fungsi PR pada lembaga pemerintahan memang sudah berlangsung di Inggris sejak 200
tahun sebelumnya. Akan tetapi pelaksanaan fungsi-fungsi PR oleh kalangan swasta serta
tumbuhnya bisnis konsultasi PR, harus diakui lebih dulu berkembang di Amerika Serikat.
Terjadinya Perang Dunia II membuat perkembangan PR di Inggris sedikit tersendat. Dunia
usaha dan perdagangan memjadi lumpuh, diberlakukan penjatahan bahan pokok. Banyak
ahli periklanan dan perintis praktisi PR yang direkrut oleh pemerintah untuk menjalankan
berbagai fungsi propaganda perang.
Penghujung 1940-an, para praktisi PR baru dapat kembali mengurus bidang konsultasi
PR. Meskipun demikian, pada periode antara PD I dan II (1920-an - 1930-an), kegiatan-
kegiatan PR internal di lingkungan bisnis tetap berjalan. Sebagian dari sekian banyak macam
fungsi PR yang baru berkembang itu disebut “advertorial”. Produk-produk konsumsi baru,
seperti mobil dan radio, bermunculan dengan derasnya dan menjadi populer dalam waktu
yang relatif singkat. Periklanan memegang peranan penting dalam memperkenalkan dan
mempopulerkan produk-produk tersebut kepada masyarakat.
Sejalan dengan hal itu, teknik-teknik PR juga berkembang pesat serta melahirkan
berbagai macam bentuk perangkat PR yang baru, seperti jurnal internal, presentasi slide,
film dokumenter, dan juru bicara keliling (travelling lecturers). Seiring dengan kemajuan-
kemajuan PR selama 200 tahun terakhir ini, berkembang pula sejumlah wahana dan alat
komunikasi modern. Selama periode yang cukup panjang tersebut, pers; media cetak dan
radio, dan bioskop memainkan peranan yang sangat besar sebelum munculnya alat-alat
komunikasi dan informasi yang lebih baru serta lebih canggih seperti televisi, video dan
satelit. Perkembangan penting lain yang turut menyertainya adalah semakin majunya
tingkat pendidikan dan tingkat melek huruf di kalangan masyarakat luas.
Public Relations di Era Modern
Pada akhir tahun 1990-an ketika terjadi era booming dot.com, praktisi hubungan
masyarakat menggunakan berbagai peralatan dan teknologi mulai dari pensil, kertas hingga
PDA dan internet. Pada tahun 1990-an alat dominan yang dipergunakan adalah siaran pers dan
press kit. Press rilis digunakan untuk menyampaikan berita-berita informasi umum terhadap
para editor dan reporter. Meskipun alat dan teknologi konvensional tetap mendominasi praktik
hubungan masyarakat, namun peralatan dan teknologi baru yang mendasari perkembangan
terakhir dalam bisa video, audio, dan komunikasi komputer dengan cepat menggantikannya.
Berbagai bentuk teknologi baru tersebut memungkinkan praktisi hubungan masyarakat
mendapat kesempatan yang tidak mereka duga dalam menjangkau jutaan orang. Jarak jangkau
jutaan orang tersebut sesuatu yang tidak memungkinkan di masa lalu.
Beberapa metode baru yang digunakan oleh praktisi hubungan masyarakat diantaranya
adalah; Video News Releases (VNRs) yang merupakan cerita siap tayang di televisi yang
disiapkan untuk program berita gratis selama penanyangan. Rilis berita video ini seringkali
digunakan bagi penyebaran informasi kesehatan, layanan pelanggan, kemajuan teknologi, serta
cerita bisnis. Metode lain adalah webscast yang merupakan produksi siaran yang
menggabungkan video streaming dan audio. Biasanya webcast digunakan untuk mengirimkan
press conference langsung atau even-even lain dengan target massa tertentu.
Rilis interaktif merupakan informasi yang dikirim melalui email atau ditampilkan pada
situs untuk dilihat oleh masyarakat secara umum. Biasanya rilis interaktif ini berisi dari siapa,
apa, kapan, dimana, dan mengapa dari topik yang disiarkan, serta biasanya ditambah dengan
link yang mengarahkan penerima rilis pada informasi tertentu seperti brosur atau foto-foto.
Fungsi humas juga berkaitan dengan komunikasi organisasi dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang mempengaruhi layanan masyarakat dari perusahaan atau pekerja sebagai
pemberitahuan awal dalam isu-isu yang muncul berkaitan dengan keberhasilan organisasi.
Humas juga berfungsi sebagai pendukung manajemen dengan penekanan pada publisitas,
promosi, dan hubungan media.Di antara berbagai macam peran humas, publisitas dan
hubungan media merupakan yang paling penting. Lebih dari 70 persen dari sepekan para
praktisi humas bekerjasama dengan pers untuk meliput berita bagi klien mereka.
Hubungan masyarakat yang baik akan memberikan banyak keuntungan seperti
kredibilitas dan akuntabilitas, indentitas publik yang lebih kuat, dan peliputan pers yang lebih
kooperatif, sensitifitas yang lebih besar terhadap kebutuhan masyarakat. Hubungan masyarakat
yang jelek bisa bertahan, seringkali karena orang yang bertugas di bidang humas menjalankan
tugasnya kurang baik, atau perusahaan yang menyewa mereka berjalan diluar kepentingan
publik.
Salah satu contoh klasik dari humas yang jelak adalah apa yang dilakukan oleh
perusahaan minyak Exxon pada musibah yang mengenai salah satu tankernya, Exxon Valdez
pada tahun 1989 yang beroperasi di sekitar Valdez, Alaska, menumpahkan lebih dari 250 juta
gallon minyak mentah. Musibah tersebut merupakan kejadian terbesar yang pernah terjadi di
Amerika Utara yang berpengaruh pada lebih 1200 square meter samudra, dan merusak lebih
dari 600 mil pantai, dan menewaskan lebih dari 4000 mamalia laut.
Setelah musibah terjadi pemimpin Exxon saat itu, Lawrence Rawl memutuskan untuk
tidak mengunjungi lokasi kejadian, dan aktivitas tersebut diartikan oleh penduduk di sekitar
wilayah tumpahan sebagai bentuk kesombongan. Dia juga tidak memberikan komentar
mengenai musibah tersebut sepanjang minggu, dan perusahaan mendirikan pusat media di
New York dan bukan di Valdez.
Tindakan tersebut mengakibatkan serangan dari media sebagai sikap yang tidak
responsif, dan sentimen massa beralih kepada mereka. Setelah semua urusan dipenuhi,
musibah tersebut mengharuskan perusahaan Exxon mengeluarkan lebih dari $ 2,5 miliar uang
untuk membersihkan laut, biaya hukum, dan berbagai pengeluaran lain.
Beberapa kritik terhadap bidang hubungan masyarakat adalah; humas profesional
diciptakan untuk merancukan pandangan masyarakat dan untuk mewakili kepenytingan dari
perusahaan yang besar yang menggunakan fasilitas masyarakat. Di masa lalu praktek humas
adakalanya melakukan photo atau berita fiktif untuk mempromosikan apa yang menjadi
kepentingan mereka. Saat ini profesi hubungan masyarakat menggunakan pendekatan baru
untuk memahami implikasi dan menghindari penyalahgunaan profesi jurnalistik.
Praktisi humas profesional saat ini memegang sarjana di berbagai bidang seperti ilmu-
ilmu sosial, jurnalisme, pemasaran, komunikasi masa dan sastra Inggris. Juga lebih dari
pendidikan tinggi di Amerika menawarkan program dalam bidang humas. Para praktisi
meningkatkan efektifitas klien mereka untuk menentukan bagaimana efektifitas kerja mereka.
Beberapa contoh dari riset tersebut adalah; melalukan evaluasi pengawasan terhadap
monitoring, analisis trend, serta berbagai bentuk aktivitas lainnya yang bertujuan menggali
feedback dari klien dan masyarakat.