PTK Untuk PKM (Sandy.a)

20
PENELITIAN TINDAKAN KELAS M. SANDY ANANDA PRATAMA 5315107472 “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KETEKNIKAN OTOMOTIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT DI KELAS XI SMKN 39 JAKARTA”

description

silahkan sedot

Transcript of PTK Untuk PKM (Sandy.a)

Page 1: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

M. SANDY ANANDA PRATAMA

5315107472

“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KETEKNIKAN OTOMOTIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT DI KELAS XI SMKN 39 JAKARTA”

Page 2: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia otomotif pada saat ini berkembang begitu pesat, semua itu bisa terlihat dari produk-produk otomotif terus membanjiri konsumen dengan berbagai macam keunggulan yang ditawarkan. Dalam dunia otomotif perhitungan adalah syarat mutlak yang harus diperhatikan oleh para produsen otomotif, karena dengan perhitungan ini atau yang biasa disebut dengan matematika teknik ini segala sesuatu yang mencakup tentang hitung-hitungan otomotif dapat terpecahkan.

Dari semua sistem kendaraan yang ada matematika teknik berperan begitu penting. Semua pengukuran dalam setiap sistem kendaraan memakai matematika keteknikan, jika tidak dilakukan dengan pengukuran yang tepat maka dapat dipastikan produk-produk otomotif saat ini tidak sebagus dan seefisien saat ini.

Oleh karena itu dalam dunia teknik khususnya teknik otomotif, matematika teknik mempunyai peran yang sangat penting, pengaplikasian dari matematika teknik itu sendiri adalah produk otomotif seperti : motor, mobil dan mesin-mesin

Dari Hasil Trends in International Mathematics and Science Studies (TIMSS) 2011, yang baru saja dipublikasikan semakin menegaskan kondisi gawat darurat dunia pendidikan di Tanah Air. Nilai rata-rata matematika siswa di Indonesia hanya 386 dan menempati urutan ke-38 dari 42 negara. Dibawah Indonesia ada Suriah, Maroko, Oman dan Ghana. Negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand dan Singapura berada di atas Indonesia. Singapura bahkan di urutan kedua dengan nilai rata-rata 611. Nilai ini secara statistic tidak berbeda secara signifikan dari nilai rata-rata Korea, 613 di urutan pertama dan nilai rata-rata Taiwan 609, di urutan ketiga.

Rendahnya hasil belajar matematika teknik, di duga karena guru secara aktif menjelaskan materi, memberi contoh, dan latihan sedangkan siswa hanya mendengar, mencatat, dan mengerjakan latihan. Bertumpu pada kenyataan tersebut untuk merangsang dan meningkatkan peran aktif siswa baik secara individual dan kelompok terhadap proses pembelajaran matematika, maka guru harus menerapkan model pembelajaran inovatif yang mampu

Page 3: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran model Team Games Tournament diharapkan siswa dapat menggali dan menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu. Penerapan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT), merupakan tindakan alternatif yang kiranya dapat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika keteknikan otomotif

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang terjadi, penulis tertarik mengkaji penelitian dengan tema “Pengaruh Model Pembelajaran Team Games Tournament terhadap Hasil Belajar Matematika Teknik Otomotif”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Matematika keteknikan otomotif mempunyai peran penting dalam Indrustri otomotif.

2.Hasil Trends in International Mathematics and Science Studies (TIMSS) 2011 menegaskan kondisi gawat darurat dunia pendidikan di Tanah Air.

3.Rendahnya hasil belajar matematika, di duga karena guru secara aktif menjelaskan materi, memberi contoh, dan latihan sedangkan siswa hanya mendengar, mencatat, dan mengerjakan latihan.

4.Penerapan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT), merupakan tindakan alternatif yang kiranya dapat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika

C. Pembatasan Masalah

Agar dalam penulisan proposal ini dapat fokus pada permasalahan yang dibahas, maka penulis melakukan pembatasan masalah hanya pada topik yang berkaitan dengan “Pengaruh model pembelajaran team games tournament terhadap hasil belajar matematika teknik otomotif”.

Page 4: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah dilakukan perumusan masalah dengan penjabaran dan penggambaran masalah pokok yang lebih kongkrit dengan cakupan batasan dan lingkup masalah yang jelas dan tegas pada topik bahasan, sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran team games tournament berpengaruh terhadap hasil belajar matematika teknik otomotif?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh matematika keteknikan otomotif terhadap pengaplikasiannya dan juga untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran team games tournament terhadap hasil belajar matematika teknik otomotif.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna, baik secara teoritis maupun praktis. Kegunaan secara teoritis yaitu dapat memberikan pemecahan masalah dalam pendidikan yang berkaitan dengan hasil belajar matematika dengan penerapan model pembelajaran Team Games Tournament. Kegunaan secara praktis yaitu:

1.Bagi siswa, yakni diharapkan dapat member pengetahuan dan informasi baru bahwa matematika keteknikan mempunyai peran penting dalam dunia otomotif

2. Memotivasi diri dan meningkatkan minat siswa untuk belajar lebih aktif lagi dalam setiap pelajaran.

3. Bagi guru, yakni pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan keaktifan, kekreatifan bagi siswa dan juga pemahaman siswa sehingga terbentuk proses pembelajaran yang diinginkan

4. Bagi sekolah, yakni memberikan masukan kepada sekolah yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran Team Games Tournament untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan sebuah pengajaran yang lebih baik.

5. Bagi peneliti, yakni menambah pengetahuan dan wawasan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament

Page 5: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakikat Hasil Belajar Matematika

a. Pengertian Belajar

Sardiman (2006:20-21) mengemukakan, “Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya”.

Menurut Djamarah (2008:13), belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

Budiyarti (2011) mengatakan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:17), belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleks belajar ini dapt dipandang dari dua aspek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Dari segi guru proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku tentang suatu hal. Belajar merupakan proses internal yang kompleks yang meliputi seluruh ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Winkel dalam Milati (2009) mengemukakan bahwa:

Page 6: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

“Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap”.

Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

b. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Solihin (2013) hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf atau angka-angka. Menurut Sudjana (2001:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Djamarah (2002: 141) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Menurut Nazwandi (2010), hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh atau dikuasai sebagai hasil dari adanya proses belajar Sanjaya dalam Nazwandi (2010) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang setelah orang itu melakukan proses belajar.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang dilakukan berulang-ulang serta perubahan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

c. Pengertian Matematika

Menurut Milati (2009), Matematika sebagai salah satu pengetahuan yang tersusun menurut struktur, disajikan kepada siswa dengan cara yang dapat membawa ke belajar bermakna Ausebel. Belajar yang bermakna Ausebel adalah mengutamakan konsep-konsep yang pada hakikatnya dapat diaplikasikan dalam situasi yang lain.

Sumardyono dalam Nazwandi (2010) menyatakan bahwa:

“Matematika merupakan pengetahuan yang berpola fikir deduktif, yang berarti suatu teori dalam matematika diterima kebenarannya bila telah dibuktikan secara

Page 7: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

deduktif. Selain itu matematika juga dipandang sebagai ilmu yang melatih untuk bernalar, karena matematika memuat cara pembuktian yang sahih, rumus-rumus atau aturan yang umum dan penalaran yang sistematis”.

Menurut Siswoyo (2013), Matematika merupakan suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang paling rumit.

James dalam Suherman yang dikutip oleh Solihin (2013) menyatakan bahwa:

“Matematika adalah konsep ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terjadi ke dalam tiga bidang, yaitu: aljabar, analisis, dan geometri”.

Soedjadi dalam Milati (2009) mengemukakan bahwa, matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Dapat disimpulkan matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang penelaahan atau penalaran logis mengenai bentuk-bentuk, struktur yang abstrak, bilangan-bilangan, prosedur operasional serta teori logika.

D. Pengertian otomotif

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, otomotif adalah berhubungan dengan sesuatu yang berputar dengan sendirinya (seperti motor, dsb). Sedangkan menurut Wikipedia, otomotif adalah ilmu yang mempelajari tentang alat-alat transportasi yang menggunakan mesin, terutama mobil dan sepeda motor. Otomotif mulai berkembang sebagai cabang ilmu seiring dengan diciptakannya mesin mobil.

Sementara itu, teknik otomotif adalah salah satu cabang ilmu teknik mesin yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membuat dan mengembangkan alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin, terutama sepeda motor, mobil, bis dan truk. Teknik mesin menggabungkan elemen pengetahuan mekanika, listrik, elektronika, keselamatan dan lingkungan serta matematika, fisika, kimia, biologi, dan manajemen.

2. Hakikat Model Pembelajaran Team Games Tournament

a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Setyawan (2010), model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM).

Page 8: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

Menurut Haryanto (2011) model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Sagala dalam Asep (2012) mengemukakan bahwa:

“Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar”.

Joyce dan Weil dalam Asep (2012) mengatakan bahwa:

“Model pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program multi media, dan bantuan belajar melalui program computer”.

Sutikno dalam Rohman (2012) menyatakan bahwa:

“Model pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

b. Pengertian Model Pembelajaran Team Games Tournament

Menurut Suwito (2012), pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status.

Isjoni dalam Febreiyani (2011) mengatakan bahwa:

“TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras yang berbeda”.

Saco dalam Suhadi (2013) mengemukakan bahwa:

“Pada model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) peserta didik memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing”.

Page 9: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

Johnson (1999) dalam Milati menyatakan bahwa:

“Team Games Tournament merupakan bentuk pembelajaran kooperatif dimana setelah siswa belajar secara individu untuk selanjutnya dalam kelompok, masing-masing anggota kelompok mengadakan tournament atau lomba dengan kelompok lainnya sesuai dengan tingkat kemampuannya”.

Slavin dalam lita (2009:163) mengatakan bahwa:

“TGT (Teams Games Tournament) menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya seperti mereka”.

c. Pengertian Model Pembelajaran Konvensional

Sanjaya dalam Nazwandi (2010) menyatakan bahwa pada pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai obyek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.

Djafar dalam Nazwandi (2010) mengemukakan bahwa:

“Pembelajaran konvensional dilakukan dengan satu arah. Dalam pembelajaran ini peserta didik sekaligus mengerjakan dua kegiatan yaitu mendengarkan dan mencatat”.

Djamarah dalam Kholik (2011) mengatakan bahwa:

“Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran”.

Menurut KBBI dalam Budiman (2013) mengatakan bahwa:

“Metode konvensional adalah metode dalam proses belajar mengajar yang menerapkan cara-cara terdahulu. Guru bertindak sebagai penyampai materi dan siswa hanya sebagai obyek dalam pembelajaran”.

Yaza dalam Azyraf (2013) mengemukakan bahwa”

Page 10: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

“Pembelajaran konvensional cenderung pada belajar hafalan yang mentolerir respon-respon yang bersifat konvergen, dan menekankan pada informasi konsep, latihan soal dalam tes”.

B. Kerangka Berfikir

Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan secara sistematis dan terarah pada terjadinya proses belajar. Metode ceramah sering dipandang sudah biasa bahkan cenderung membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini berdampak pada siswa terutama dalam hal keaktifan di mana siswa menjadi pasif. Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan model-model pembelajaran yang dapat menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dan juga minat siswa, karena selama ini matematika, khususnya matematika teknik otomotif menjadi momok yang sangat menakutkan karena matematika dianggap oleh kebanyakan siswa mata pelajaran yang sulit dan membosankan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran terdapat dalam model pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa untuk bekerja sama secara aktif dan bekerja sama dalam proses pembelajaran. Keaktifan dan kerja sama antar siswa teknik otomotif juga melatih siswa saat nanti bekerja didunia indrustri otomotif. Team Games Tournament merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bekerja sama dengan cara berdiskusi mengenai materi pelajaran sampai semua anggota tim memahami materi pelajaran tersebut sebagai persiapan game/turnamen. Dengan menerapkan model pembelajaran TGT, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika teknik otomotif.

C. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (2002:67) bahwa “Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data terkumpul”.

Sebagai jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya maka diambil hipotesis statistik sebagai berikut:

Page 11: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran team games tounamnet terhadap hasil belajar matematika teknik siswa.

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran team games tournament terhadap hasil belajar matematika teknik siswa.

Page 12: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK 34 Jakarta pusat kelas X semester ganjil pada tahun ajaran 2013/2014 yang berkonsentrasi dibidang otomotif. Alasan penulis mengadakan penelitian di SMK negeri 34 Jakarta Pusat adalah

1. Penulis merupakan salah satu mahasiswa yang mengadakan PKM di sekolah tersebut

2. Dapat menghemat waktu dan biaya penelitian karena dekat dengan tempat tinggal

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2013 di kelas X yang berkonsentrasi dibidang otomotif.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Quasi Eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Subjek diambil dari populasi tertentu yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control. Penulis mengambil dua kelas yang dibedakan ke dalam kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (X1) sebagai kelas eksperimen dan kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (X2) sebagai kelas control.

Page 13: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

Prosedur penelitian dilakukan dengan cara pemberian perlakuan kepada dua kelompok yang menjadi sampel penelitian; kelompok eksperimen dengan diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament, sementara kelompok control dengan diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Setelah kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, selanjutnya diakhir pertemuan kedua kelompok tersebut diberikan tes untuk mengetahui hasil pembelajaran dari kedua model tersebut.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

a. Populasi Target

Populasi target disebut pula populasi teoritik, yaitu keseluruhan subjek penelitian secara teori yang banyaknya tidak terjangkau/terbilang. Oleh karenanya, yang menjadi populasi target dari penelitian adalah seluruh siswa SMK negeri 34 Jakarta Pusat yang bekonsentrasi dibdang otomotif

b. Populasi Terjangkau

Yang dimaksud dengan populasi terjangkau yaitu populasi atau keseluruhan subjek penelitian yang banyaknya terjagkau/terbilang. Sesuai dengan masalah yang akan diteliti, maka populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X otomotif SMK 34 negeri Jakarta Pusat.

2. Sampel

Sampel untuk penelitian berdasarkan individu dengan penentuan berdasarkan keseimbangan dari kelas yang akan diteliti. Dari dua kelas yang telah diseimbangkan berdasarkan tingkat kecerdasannya, nilai pra tes, jenis kelamin dan sekolah diundi dari dua kelas, yaitu; kelas X otomotif 1 dan X otomotif 2 kelompok kelas X otomotif 1 diberikan pengajaran menggunakan model pembelajaran TGT dan kelompok kekas X

Page 14: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

otomotif 2 diberikan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional sebagai kelompok control.

3. Teknik Sampling

Cara pengambilan sampel atau teknik sampling dilakukan dengan cluster sampling, (Sugiyono, 2004 : 1994). Menurut Sugiyono teknik cluster sampling umumnya dilakukan melalui 2 tahap yaitu tahap pertama menentukan sampel kelas/daerah iu secara sampling pula. Sejalan dengan pendapat tersebut, penentuan sampel dalam penenlitian ini pundilakukan melalui 2 tahap, yaitu:

a. Tahap pertama, pengambilan kelas untuk kelompok eksperimen dan control dilakukan dengan teknik sampel random sampling (sampel acak sederhan) mengingat kelas-kelas yang ada (sebanyak 2 kelas)bersifat homogeny/setara, yang telah dikelompokkan secara propoorsional berdasarkan prestasi belajar dikelas X. Proses pengambilan sampel kelas dilakukan dengan cara pengundian nama-nama kelas X yang ada, yaitu X otomotif 1 dan X otomotif 2 ditulis pada potongan kertas lalu digulung dan dimasukkan ke dalam gelas/cangkir yang ditutup dan dilubangi kecil. Selanjutnya gulungan kertas dalam gelas tersebut dikocok dan dikeluarkan satu persatu, dengan ketentuan gulungan nama kelas yang keluar prtama dijadikan kelompok eksperimen dan gulungan nama kelas yang keluar berikutnya dijadikan kelompok control.

b. Tahap kedua, pengambilan sampel subyek/individu dilakukan dengan teknik sampling sistimatiis, yaitu “Teknik pengambilan sampel berdasarkan uruttan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut”.

D. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian ini, peneliti menggunakan uji dari materi bilangan real yang diajarkan di kelas X. Permasalahan yang dibahas diseleksi dan diolah, kemudian hasilnya dijadikan sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi.

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas : Model Pembelajaran yang diterapkan (Team Games Tournament dan Konvensional)

Page 15: PTK Untuk PKM (Sandy.a)

b. Variabel terikat : Hasil belajar matematika teknik

2. Sumber Data

Data diambil dari tes belajar yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Tes diberikan kepada siswa yang menjadi kelompok sampel.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Inventori dokumen : Pengumpulan data dilakukan dengan inventori dokumen berupa teori-teori tentang pembelajaran matematika teknik otomotif dengan menerapkan model pembelajaran

b. Tes pilihan ganda