Ptk 8 Biologi
-
Upload
sri-astuti -
Category
Documents
-
view
45 -
download
6
description
Transcript of Ptk 8 Biologi
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA SISWA KELAS VIII C
SMP X TAHUN 2011 / 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah-masalah pendidikan khususnya pendidikan biologi di sekolah masih
memerlukan pembenahan. Hal itu terlihat dari masih rendahnya hasil belajar siswa
dalam memahami materi biologi. Hal ini dapat dilihat dari pembelajaran biologi di
sekolah hingga beberapa tahun terakhir ini yang dapat dikategorikan masih sangat
rendah. Oleh karena itu, perlu adanya usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mempunyai kesiapan
mengajar dengan baik termasuk penguasaan materi pada saat menerangkan. Selain
itu, guru juga harus memiliki sarana atau prasarana yang dapat membantu
memperlancar proses pembelajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi percapaian
hasil belajar siswa adalah penggunaan media belajar. Penggunaan media dalam
kegiatan belajar mengajar dapat membantu terciptanya proses belajar mengajar yang
baik. Selain itu penggunaan media juga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu, serta
percaya diri siswa terhadap materi yang ingin disampaikan oleh guru pada saat proses
belajar mengajar di dalam kelas.
Guru sebagai manajer, fasilisator dan mediator dalam proses belajar mengajar
harus bisa memilih media apa yang sebaiknya dipergunakan sehingga proses belajar
dapat berlangsung dengan baik. Selain itu juga dapat mempermudah siswa untuk
menangkap dan memahami materi yang disampaikan guru. Pemilihan media
haruslah berdasarkan relevasinya dengan komponen-komponen pengajaran. Guru
hendaknya dapat menggunakan pemahaman mengenai sains dan teknologi dalam
lingkungan alam dan lingkungan sosial.
Komputer sebagai salah satu produk teknologi mutakhir yang serba bisa dapat
digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengajarkan konsep-konsep biologi.
Khususnya konsep-konsep biologi yang memerlukan penjelasan suara dan gerak
sekaligus. Hal itu dimungkinkan dengan menggunakan komputer sebagai media
pandang dengan atau audio visual. Program-program komputer dengan segala
kelebihanya dapat digunakan oleh guru atau pendidik untuk menciptakan suatu
pembelajaran yang baik dan menarik. Salah satu program komputer yang memiliki
fasilitas untuk membuat animasi, menyajikan gambar dan tulisan adalah program
power point.
Program ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat
membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswa. Penelitian
tindakan kelas (PTK) ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam memahami konsep-konsep materi biologi dengan menggunakan media
power point sebagai media pembelajaran.
Suatu proses belajar mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh unsur yang
berpengaruh saling mendukung. Media pelajaran sebagai salah satu komponen
pendukung proses belajar mengajar turut memberikan kontribusi pada kualitas
pembelajaran bila dipilih dan digunakan secara tepat. Media yang digunakan oleh
guru dapat mempengaruhi efektifitas program pengajaran. Untuk itu media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
sehingga siswa dapat menghasilkan proses belajar mengajar dengan baik. Dan hasil
belajar siswa akan menjadi lebih meningkat dari pada hasil belajar sebelum
menggunakan media berbantu perangkat lunak (softwere).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan dengan media power point dapat meningkatkan hasil
belajar siswa di SMP X pada materi sistem pencernaan makanan?
2. Apakah penggunaan media pembelajaran power point dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa di SMP X pada materi sistem pencernaan makanan?
3. Apakah proses belajar semakin kondusif setelah menggunakan media
pembelajaran power point?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah penggunaan dengan media power point dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di SMP X pada materi struktur dan fungsi
tubuh tumbuhan?
2. Mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran power point dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP X struktur dan fungsi tubuh
tumbuhan?
3. Mengetahui apakah proses belajar semakin kondusif setelah menggunakan
media pembelajaran power point?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a) Guru
Untuk menambah wawasan dalam proses pembelajaran.
Meningkatkan pemahaman guru terhadap proses belajar menggunakan media
power point.
Sebagai bahan masukan untuk guru dalam meningkatkan kompetensi dan
mutu pendidikan di sekolah.
b) Siswa
Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman
pembelajaran dengan media power point.
Mengetahui proses pembelajaran dengan media berbasis computer (ICT).
Meningkatkan keaktifan siswa dalam kelas.
Meningkatkan hasil belajar siswa di dalam kelas.
c) Sekolah
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SMP X dapat meningkatkan
penggunaan model-model pembelajaran dan media pembelajaran yang lebih
bervariatif untuk memahami materi pembelajaran di kelas khususnya pemahaman
konsep pada pelajaran biologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biologi
Biologi berasal dari bahasa yunani ,yaitu bios artinya hidup dan logos artinya ilmu.
Jadi pengertian biologi merupakan bidang study yang khusus mempelajari makhluk
hidup, bagaimana interaksinya satu sama lain dan bagaimana interaksinya dengan
lingkungan. Karakteristik ilmu biologi ditentukan oleh objek yang dipelajari dan
permasalahan yang dikaji. Objek yang dipelajari dalam ilmu biologi adalah makhluk
hidup. Dimana makhluk hidup memiliki karakter tersendiri jika dibanding dengan objek
sains lainnya. (Pratiwi, Biologi, 2006)
A. Belajar
1. Pengertian belajar
Dalam proses pengajaran, unsure proses belajar memegang peranan yang
vital. Mengajar Adalah proses pembimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan
mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid, oleh karena itu
penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar
murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar
yang tepat dan serasi bagi murid-murid (Oemar Hamalik, 2001:27).
Keseluruhan proses pendidik disekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya percapaina
seseorang pendidik tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami
oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003:1).
Proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah (Manners Of
Operation) khusus dengan beberapa perubahan di timbulkan hingga tercapai
tujuan. Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan
dengan proses, jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif,
afektif, dsan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa, dengan perubahan tersebut
siswa dapat bersifat positif dalam artia beriorentasi kearah yang lebih maju dari
pada keadaan sbelumnya (Robert, 1988 dalam Muhibbin, !995).
Menurut Wittig (Muhibbin, 1995) proses belajar berlangsung dala tiga
tahapan yaitu:
a) Acquasistion (tahapan perubahan informasi), pada tahap ini siswa belajar mulai
menerima informasi sebagai stimulus dan memberikan respon sehingga ia
memiliki pemahaman atau perilaku baru. Tahap aquasistion merupakan tahapan
yang paling mendasar, bila pada tahap ini kesulitan untuk menghadapinya maka
tahap selanjutnya
b) Stroge (penyimpanan informasi), pemahaman dan perilaku baru yang diterima
siswa secara otomatis akan disimpan dalam memorinya yang di sebut Shortterm
atau Longeerm memori
c)Retrieval (mendapatkan kembali informasi), apabila seorang siswa
mendapatkan pertanyaan mengenai materi yang telah dimperolehnya maka ia
akan mengatifkan kembali fungsi-fungsi sistem memorinya untuk menjawab
pertanyaan atau masalah yang dihadapinya. Tahap retrieval merupakan
peristiwa mental dalam rangka mengungkapkan kembali, pemahaman,
informasi, pengalaman yang telah diperoleh.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2003:2).
Menurut Gagne (1984), belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana
suatu organisme berubah perilakunya akibat pengalaman, Gallowaya mengatakan
belajar merupakan suatu proses internal yang mencangkup ingatan, refensi,
pengolahan informasi, emosi, dan factor lain berdasarkan pengalaman-
pengalaman sebelumnya (Toeti Soekamto, 1992:27).
Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang bagaimana
tingkah laku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman, jadi prosess belajar
atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar mengajar
seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar
yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai
dengan keinginan/tujuan yang ingin dicapai (Snelbeker, 1974 dalam Toeti,
1992:10).
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah suatu
proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar
anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan
proses belajar (Nana Sudjana, 1991:29).
Dalam kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar, guru
bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga
siswa dapat belajr dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan
terhadap berbagai strategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan
proses belajar siswa berlangsung optimal dan terkontrol (Arief Sukadi, 1984:8).
Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction, menurut
Gagne, Brigs, Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang di
rancang untuk memungkinkan terjadinya proses beklajar pada siswa. Intruction Is
A Set Of Events That Affect Learners In Such A Way That Learning Is Facilitated
(Gagne, Brigs, Wager, 1992:3).
2. Jenis-jenis belajar
Berkenaan dengan proses belajar yang terjadi dengan diri siswa, gagne
mengemukakan delapan jenis belajar (Paulina Panel, 2000:13) diantaranya:
a. Belajar isyarat (Signal Learning)
Belajar melalui isyarat adalah melakukan atau tindakan melakukan sesuatu
karaena adanya tanda atau isyarat
b. Belajar stimulus – respon (Stimulus – Respon Learning)
Belajar stimulus respon terjadi pada diri sendiri individu karena adanya
rangsangan dari luar
c. Belajar rangkai (Chairing Learning)
Belajar rangkaian terjadi melalui perpaduan berbagai proses stimulus respon
(S – R)
d. Belajar asosiasi verbal (Verbal Association Learning)
Belajar diskriminasi terjadi bila individu berhadapan dengan benda, suasan
atau pengalaman yang luas dan mencoba membedakan hal-hal yang jumlahnya
banyak
3. Factor-faktor yang mempengaruhi belajar
Prinsip-prinsip belajar yang hanya memberikan petunjuk umum tentang
belajar, tetapi prinsip itu tidak dapat di jadikan hukum belajar yang mutlak,
karena itu belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh beberapa factor (Oemar
Hamalik, 2001:32), diantaranya:
a. Factor kegiatan, pengguanan, dan ulangan
b. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan
revieuving agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan
pelajaran yang belum dikuasai dapat dikuasai dengan mudah
c. Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa
berhasil dan mendapatkan kepuasan
d. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam
belajarnya
e. Factor kesiapan belajar
f. Factor minat dan usaha
g. Factor fisiologis
Menurut Suryabrata (1989:192), factor –faktor yang mempengaruhi hasil
belajar digolongkan menjadi 3 yaitu:
1). Factor dari dalam
2). Factor dari luar
3). Factor instrument.
B. Media pembelajaran
1. Pengertian media
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi
antara seorang guru dengan lingkungannya (Azhar Arsyadi, 2003:1).
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pengajaran (Hamalik, 1994:6), yaitu: 1). Media sebagai alat
komunikasi, 2). Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidik, 3).
Seluk beluk proses belajar, 4). Hubungan antara metode mengajar dengan media
pendidikan, 5). Nilai dan manfaat media pendidikan, 6). Penggunaan dan
pemilihan media pendidikan.
Secara harfiah kata media memiliki arti ”perantara” atau “pengantar”.
Association for education and communication teknologi (AECT) mendefinisikan
media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran
informasi, sedangkan education association (NEA) mendefinisikan sebagai
benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan
beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional (Ansnawi Dan
Basyirudin, 2002:14).
Kata media berasal dari bahasa medius yang secar harfiah berarti
“tengah, perantara, Pengantar” dalam bahasa arab media adalah perantara atau
penghantar pesan dan pengirim kepada penerima pesan (Azhar Arsyad, 2003:3).
Menurut Gerlanch dan Ely (1971), mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap.
Menurut Fleming (1987:234), kata mediator adalah penyebab atau alat
yang turut tampil dalam dua pihak yang mendamaikannya, dengan istilah
mediator media menunjukan fungsi atau peranya yaitu mengatur hubungan yang
efektif antar dua pihak utama dalam proses belajar-siswa dan isi pengajaran.
Heinich, dkk (1982), mengemukakan istilah medium sebagai perantara
yang menghantarkan informasi antar sumber dan penerima seperti televisi, film,
foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksi, bahan-bahan cetakan dan
seterusnya adalah media komunikasi.
Hamidjojo dalam Latuhem (1993), yang memberikan batasan media
sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan pesan, ide, gagasan, pendapat, sehingga ide, gagasan dan
pendapat yang dikemukakan sampai pada penerima yang dituju.
Menurut Soeparmo (1984:8), menyebutkan ada beberapa alasan memilih
media dalam proses belajar mengajar, yaitu:
a. Ada berbagai macam media yang mempunyai kemungkinan dapat kita pakai
didalam proses belajar mengajar
b. Ada media yang mempunyai kecocokan untuk menyampaikan informasi
c. Ada perbedaan karakteristik setiap media
d. Ada perbedaan pemakai media
e. Ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media dipergunakan
2) Fungsi dan manfaat media
Dalam suatu belajar mengajar ada dua unsur yang amat penting adalah
metode mengajar dan media pengajaran, kedua aspek ini sangat berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pengajaran yang sesuai. Meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan
respon yang diharapkan siswa dikuasai setelah pengajaran berlangsung dan
konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa (Azhar Arsyad, 2001:15).
Hamalik (1986), mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baik, memotivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa
pengaruh psikologis terhadap siswa.
Leviee dan Lentz (1982), mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: a). fungsi atensi, b). fungsi afektif,
c). fungsi kognitif, d). fungsi kompenstasion.
Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat berfungsi bagi
guru dan murid. Bagi guru media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu guru
dalam mempermudah menyerderhanakan dan mempercepat berlangsungnya
proses belajar mengajar, menyajikan informasi, merancang lingkungan informasi
dan keterampilan secara sistematik sesuai dengan tingkat kemampuan da alokasi
waktu, sedangkan bagi siswa media pembelajaran dapat berfungsi sebagai alat
bantu siswa dalam mengaktifkan fungsi psikologis dalam dirinya (JICA-IMSTEP,
2003).
Beberapa kriteria dalam pemilihan media agar informasi dari sumber
dapat disampiakan dan diterima baik pleh penerima yaitu: 1) disesuaikan dengan
TPK (tujuan pembelajaran khusus), 2) disesuaikan dengan tingkat perkembangan
siswa, 3) disesuaikan dengan kondisi sekolah, 4) mutu dari media dan serta efisien
dan efektifitasnya, adapun prinsip-prinsip yang mendasari dalam penggunaan
media yaitu: 1) analisis karakteristik siswa atau disesuaikan dengan jenjang
pendidikan, 2) dengan media harus dapat memberikan kemudahan bagi siswa
(memperjelas, mengamati secara langsung dengan lebih detail) yang sedang
belajar, 3) dapat memecahkan masalah, 4) menyesuaikan dengan kondisi sekolah
meliputi dana, fasilitas, teknisi dan lain-lain (Suryaningsih M, 2002).
3) Media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi dan
penggunaannya
Media penagajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi
pesan, orang dan peralatan dalam perkembangannya, media pembelajaran
mengikuti perkembangan teknologi (Azhar Arsyad, 2001:29).
Pengguanan media pembelajaran yang berbasai TIK merupakan hal yang
tidak mudah, dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa
teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal
dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang
digunakan adalah media komputer dan LCD Proyektor (Arief Sadiman, 1996:83).
Komputer sebagai salah satu produk teknologi mutahir yang serba bisa
dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengajarkan konsep-konsep
biologi, terutama konsep-konsep biologi yang memerlukan penjelasam suara dan
gerak sekaligus, dimana hal ini dimungkinkan dengan menggunakan media
komputer sebagai media pandang dengar atau audio visual. Program-program
komputer dengan segala kelebihannya dapat digunakan oleh guru atau pendidik
untuk menciptakan suatu pembelajaran yang baik dan dirancang semenarik
mungkin, salah satu program komputer yang memiliki fasilitas untuk membuat
animasi, menyajikan gambar, menyajikan tulisan dan dapat dipersentasikan
adalah power point (JICA-IMSTEP, 2003).
a. Komputer sebagai media pembelajar
Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi
informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan
perhitungan sederhana dan rumit, salah satunya adalah komputer, dewasa ini
komputer memiliki kemampuan untuk mengabungkan dan mengendalikan
berbagai peralatan laina seperti CD player, video tape, dan audio tape,
disamping itu komputer dapat merekam, menaganalisis dan memberikan reaksi
kepada respons yang input oleh pemakai atau siswa (Azhar Arsyad, 2003:52).
Dewasa ini komputer juga memiliki fungsi yamg berbeda-beda dalam
bidang pendidikan dan latihan komputer berperan sebagai manajer dalam proses
pembelajaran yang dikenal dengan nama komputer managed instruction (CMI),
ada pula pera komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar;
pemanfaatanya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau
kedua-duanya yang sering dikenal dengan computer assisted intruction (CAI)
(Azhar Arsyad, 2003:93).
Bentuk pengajaran ini melengkapi pengajaran kelas yang sedang
berlangsung, dalam hal mana siswa memperoleh informasi dan keterampilan
serta menerima bantuan langsung, ada empat bentuk jenis perangkat lunak
pengajaran dan bantuan komputer (Hamalik, 2001:237) yaitu: 1). Latihan dan
praktek, 2). Tutorial, 3). Simulasi, 4) pengajaran dengan intruksi komputer
(komputer manager instruction).
b. Kelebihan komputer
Heinick dkk, (1986) mengemukakan sejumlah kelebihan dan juga
kelemahan yang ada pada medium komputer, aplikasi komputer sebagai alat
bantu proses belajar memberikan keuntungan bagi siswa dalam belajar sesuai
dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan
informasi yang ditayangkan, serta penggunaan komputer dalam proses belajar
membuta siswa dapat melakuakan kontrol terhadap aktifitas belajar
Keuntungan lain dari pengguna komputer dalam proses belajar dapat
meningkatkan hasil belajar dengan pengguanaan waktu dan biaya yang relatif
kecil, contoh yang tepat untuk ini adalah progran komputer simulasi untuk
melakukan percobaan pada pelajaran biologi, penggunaan program simulasi
dapat menggurangi biaya bahan dan peralatan (Benny A dan Titasita, 2002:11-
12).
c. Kekurangan komputer
Benny A dan Tita (2000), komputer sebagai sarana komunikasi
interaktif memiliki beberapa kelemahan diantaranya:
2. Tingginya biaya pegadaan dan pengembangan program komputer,
terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran
3. Pegadaan, pemilihan dan perawatan komputer yang meliputi perangkat
keras (Hadware) dan perangkat lunak (Software)memerlukan biaya yang
relatif lebih tinggi
Menurut (Azhar Arsyad, 2003:54), ada beberapa kelebihan dan
kekurangan yaitu:
1. Komputer dapat mengakomodasikan siswa yang lambat menerima
pelajaran
2. Komputer dapat merangsang siswa mengerjakan latihan
3. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa
dapat disesuiakan dengan tingkat penguasaanya
Kekurangan dalam komputer diantaranya:
1. Harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun, pengembangan
perangkat lunak relatif semakin mahal
2. Untuk mengunakan komputer di perlukan pengetahuan dan keterampilan
khusus tentang computer
3. Keragaman model komputer sering menyebabkan program (software) yang
tersedia untuk satu model tidak cocok (kompatibel) dengan model lainnya.
Microsoft Powerpoint
Powerpoint adalah progrm aplikasi komputer berbasis windows yang
memiliki fasilitas lengkap seperti tabel, grafik, drawing, animasi, suara, dan lain-
lain yang dapat dipersentasikan dan dirancang untuk membantu bekerja lebih
efektif, dan efisien (Yulia L, 1999:24).
Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang merupakan
salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Keuntungan terbesar dari
program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di
dalam Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office
dengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban
hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer seperti dikemukakan oleh
Lee.
Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon.
Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft
Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak harus
mempelajari bahasa pemrograman. Dengan ikon yang dikenal dan pengoperasian
tanpa bahasa program maka hambatan lain dari pembelajaran dengan komputer
dapat dikurangi yaitu hanbatan pengetahuan tekhnis dan teori. Pengajar atau ahli
bahasa dapat membuat sebuah program pembelajaran bahasa tanpa harus belajar
bahasa komputer terlebih dahulu.
Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan program untuk
membuat presentasi namun fasilitas yang ada dapat dipergunakan untuk membuat
program pembelajaran bahasa. Program yang dihasilkanpun akan cukup menarik.
Keuntungan lainnya adalah bahwa program ini bisa disambungkan ke jaringan
internet.
a. Memasukkan Teks, Gambar, Suara dan Video
Fasilitas yang penting dari program aplikasi ini adalah fasilitas untuk
menampilkan teks. Dengan fasilitas ini pembuat program bisa menampilkan
berbagai teks untuk berbagai keperluan misalnya untuk pembelajaran menulis,
membaca atau pembelajaran yang lain.
Cara memasukan teks ke dalam program aplikasi ini cukup sederhana.
Sesudah pemakai menghidupkan komputer dan masuk program Power point dan
sesudah memilih jenis tampilan layar maka pemakai dapat menekan menu insert
sesudah itu akan muncul berbagai pilihan. Salah satu pilihan itu adalah insert
textbox. Tekan menu ini dan akan muncul kotak teks di dalam tampilan
presentasi. Langkah berikutnya adalah mengkopi teks yang ingin dimasukkan dan
kemudian menempelkannya (paste) pada kotak yang tersedia. Apabila tidak ingin
mengkopi bisa juga menulis langsung dalan kotak teks yang sudah tersedia.
Untuk memasukan gambar langkahnya sama dengan cara memasukkan
teks. Pertama tekan menu insert sesudah itu pilih menu insert picture. Sesudah
menu ini dipilih akan muncul dua pilihan from file ... dan from clip art... Apabila
pemrogram ingin memasukkan gambar dari file maka tekan pilihan pertama dan
apabila ingin memakai gambar dari clip art yang sudah ada di komputer maka
tekan pilihan yang kedua.
Suara dan video merupakan dua fasilitas yang disediakan oleh Microsoft
Powerpoint yang sangat mendukung pemrograman pembelajaran bahasa. Untuk
memasukkan video tekan menu insert dan selanjutnya tekan menu movies and
sounds. Maka akan muncul dua pilihan untuk masing-masing. Untuk suara
(sounds) akan muncul sounds from file dan sounds from Gallery demikian pula
untuk movies akan muncul pilihan Movies from file atau Movies from Gallery.
Pemrogram tinggal memilih jenis file yang akan dimasukkan.
b. Membuat tampilan menarik
Tampilan yang menarik akan meningkatkan minat dan motivasi
pembelajar untuk menjalankan program. Ada beberapa fasilitas yang disediakan
untuk membuat tampilan menarik. Fasilitas yang pertama adalah background.
Background akan memperindah tampilan program. Ada beberapa jenis background
yang ditawarkan, yang pertama adalah dengan memberi warna, yang kedua dengan
memberi tekstur dan yang ketiga adalah memasang gambar dari file sendiri.
Langkah pemasangan background adalah dengan menekan menu format
dan kemudian menekan menu background. Sesudah itu akan muncul pilihan
background fill, more color dan fill effects. Apabila pemrogram ingin memilih
warna yang sudah ada maka tekan apply, apabila ingin memilih warna sendiri tekan
more color, pilih warna dan tekan apply, dan apabila ingin memberi tekstur atau
gambar sendiri maka tekan fill effects, pilih tekstur atau gambar dan tekan apply.
Fasilitas lain yang akan membuat tampilan lebih menarik adalah fasilitas
animasi. Dengan fasilitas ini gambar-gambar dan teks akan muncul ke layar dengan
cara tampil yang bervariasi. Fasilitas animasi ini memungkinkan gambar atau objek
lain tampil dari arah yang berbeda atau dengan cara yang berbeda. Objek bisa
melayang dari atas, bawah, kanan, kiri, atau dari sudut. Objek juga bisa muncul dari
tengah atau dari pinggir. Dengan sedikit kreatifitas fasilitas ini bisa menghasilkan
language games yang menarik.
Pembuatan animasi dimulai dengan memilih objek yang akan dibuat
animasi dengan cara mengklik objek itu. Sesudah itu pilih menu Slide Show dan
kemudian memilih menu Custom Animation. Sesudah menekan menu itu akan
muncul berbagai pilihan diantaranya order and timing untuk mengatur urutan dan
waktu tampil ke layar dan juga pilihan effects untuk mengatur efek yang
diinginkan.
c. Membuat Hyperlink
Fasilitas ini sangat penting dan sangat mendukung pembelajaran karena
dengan hyperlink program bisa terhubung ke program lain atau ke jaringan internet.
Hyperlink atau hubungan dalam satu program akan memungkinkan programer
memberikan umpan balik secara langsung terhadap proses pembelajaran. Hubungan
dengan program lain akan memperkaya fasilitas yang mendukung pembelajaran
dan hubungan dengan internet akan membuka berbagai kemungkinan pembelajaran
yang lebih luas, pribadi dan otentik.
Langkah pembuatan hyuperlink adalah dengan memilih objek yang akan
kita link ke program lain atau internet. Sesudah kita memilih objek kita mengklik
menu insert dan kemudian mengklik menu hyperlink maka akan muncul dialog box
dan kemudian kita menuliskan alamat yang dituju misalnya sebuah file atau sebuah
situs web dan kemudian mengklik OK maka objek itu akan tersambung ke alamat
yang ditulis. Cara yang kedua adalah melalui menu slide show dan kemudian
menekan action settings, sesudah itu akan muncul dialog box. Dengan mengisikan
alamat dan mengklik OK maka objek akan tersambung ke alamat yang diinginkan.
Fasilitas-fasilitas diatas adalah fasilitas utama dalam pengembangan
materi pembelajaran bahasa dengan Microsoft Powerpoint. Fasilitas yang lain
adalah fasilitas tambahan untuk membuat tampilan program lebih menarik dan
mudah digunakan.
d. Membuat Permainan
Fasilitas-fasilitas yang ada diatas juga sangat mendukung pengembangan
bahan pembelajaran yang berupa permainan. Permainan yang ketrampilan yang
menyerupai hangman atau mine sweep dapat dikembangkan dengan program
aplikasi ini demikian pula permainan yang mengandalkan kecepatan.
Tiap-tiap permainan yang dibuat tentu saja harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran. Permainan penyapu ranjau (mine sweep) misalnya dapat
dipakai untuk memfasilitasi pembelajaran kosa kata, sistem verba bahasa Indonesia
atau pembelajaran kata depan.
e. Keterbatasan Program
Selain keunggulan yang telah dikemukakan program aplikasi ini
mempunyai beberapa keterbatasan. Keterbatasan utamanya ialah pembelajar tidak
bisa berinteraksi langsung untuk menuliskan komentar ataupun menjawab
pertanyaan yang ada. Fasilitas yang ada hanya memfasilitasi tanggapan dalam
bentuk pilihan.
Namun dengan keterbatasan ini program ini tetap menawarkan fasilitas
yang cukup untuk membuat sebuah program pembelajaran bahasa dengan mudah
dengan hasil yang menarik. Selamat mencoba.
D. Hasil Belajar
Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan siswa yang membawa
perubahan tingkah laku pada siswa tersebut. Menurut Oemar Hamalik (2003: 37)
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan. Sedangkan menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, maka jelas bahwa
tujuan belajar itu pada prinsipnya sama yaitu perubahan tingkah laku, hanya
berbeda cara atau usaha pencapaiannya.
Bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau
tingkah lakunya tersebut masih lemah atau kurang. Tingkah laku memiliki unsur
objektif atau unsur subjektif. Unsur objektif adalah unsur motorik atau jasmaniah,
sedangkan unsur subjektif adalah unsur rohaniah. Unsur objektif inilah yang
tampak, sedangkan unsur subjektifnya tidak tampak kecuali berdasarkan tingkah
laku yang tampak itu. Misalnya seseorang yang sedang berpikir dapat kita lihat
pada raut mukanya bahwa dia sedang berpikir, sedangkan proses berpikirnya itu
sendiri tidak tampak.
Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan
tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu
adalah: pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap dan lain-lain. Kalau
seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka terjadi perubahan pada salah
satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa hasil belajar tidak hanya diukur dari aspek kognitif saja,
melainkan juga harus memperhatikan aspek afektif dan psikomotornya.
Hasil proses pembelajaran ialah perubahan perilaku individu. Individu
akan memperolah perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari dan
sebagainya. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran ialah perilaku secara
keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif dan motorik.
Lindgren (1958) dalam Muhammad Surya (17 :1999) menyatakan bahwa
isi pembelajaran terdiri atas: kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.
Benyamin Bloom (1956) menyebutkan ada tiga kawasan perilaku sebagai hasil
pembelajaran yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Yang harus diingat ialah
bahwa perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan, bukan hanya salah satu aspek saja (Muhammad Surya
(17 :1999)).
Merujuk pernyataan di atas, bahwa perubahan perilaku sebagai hasil
pembelajaran adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya salah
satu aspek saja. Pembelajaran belum dikatakan lengkap apabila hanya
menghasilkan perubahan satu atau dua aspek saja. Misal hasil belajar siswa baru
berupa hafalan, maka ia belum mencakup seluruh perilaku lainnya. Jadi seorang
anak dikatakan telah belajar Biologi, maka ia akan berubah perilakunya dalam
aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu guru hendaknya
memperhatikan perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setelah proses
pembelajaran
Adapun teori belajar terdapat tiga rumpun besar teori belajar menurut
pandangan psikologi yaitu sebagai berikut :
1. Teori Disiplin Mental
2. Teori Behaviorisme
3. Teori Cognitive Gestalt-Filed
Teori disiplin mental merupakan pengembangan teori alamiah (natural
unfoldment) atau "self actualization", dan teori apersepsi. Teori belajar ini
dikembangkan tanpa dilandasi eksperimen, ini berarti dasar orientasinya adalah
"filosofis atau spekulatif". Teori disiplin mental (Plato, Aristoteles) menganggap
bahwa dalam belajar mental siswa didisiplinkan atau dilatih.
Teori Behaviorisme merupakan teori yang sangat menekankan perilaku
atau tingkah laku yang dapat diamati atau diukur. Ada beberapa ciri dari teori ini
yaitu mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil, bersifat mekanistik,
menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau
respon, dan menekankan pentingnya latihan (Syaodih Sukmadinata, 2003 : 168
dalam Saiful Sagala2006:43)
Teori Cognitive Gestalt-Filed memandang bahwa yang utama pada
kehidupan manusia mengetahui (knowing) dan bukan respons. Artinya lebih
menekankan pada pemahaman atau "insight" dan pengamatan sebagai suatu
alternatif. Berkat pengalaman seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan
yang benar objektif sebelum mencapai pengertian. Suatu keseluruhan terdiri atas
bagian-bagian yang mempunyai hubungan yang bermakna satu sama lain.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Munculnya istilah “classroom action research” atau penelitian tindakan
kelas (PTK) sebenanya diawali dari istilah “action research” atau penelitian
tindakan. Secara umum,”action research” digunakan untuk menemukan
pemecahan permasalahan yang dihadapi seseorang dalam tugasnya sehari-hari
dimanapun tempatnya, baik di kantor, di rumah sakit, di kelas, maupun di tempat-
tempat tugas lain. Dengan demikian para peneliti “action research” tidak
berasumsi bahwa hasil penelitiannya akan menghasilkan teori yang dapat
digunakan secara umum atau general. Hasil ”action research” hanya terbatas pada
kepentingan penelitinya sendiri, yaitu agar dapat melaksanakan tugas di tempat
kerjanya sehari-hari dengan lebih baik.
Dari sini jelaslah bahwa dilihat dari ruang lingkup, tujuan, metode, dan
praktiknya, ”action research” dapat dianggap sebagai penelitian ilmiah mikro
yang bersifat partisipatif dan kolaboratif. Dikatakan bersifat partisipatif karena
“action research” dilakukan sendiri oleh peneliti mulai dari penentuan topik,
perumusan masalah, perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan pelaporannya.
Dikatakan kolaboratif karena pelaksanaan “action research” (khususnya dalam
pengamatannya) juga dapat melibatkan teman sejawat.
Walaupun bersifat mikro, ”action research” berbeda dengan studi kasus
karena tujuan dan sifat kasus yang terdapat pada “action research” tidaklah unik
sebagaimana keunikan yang terdapat pada studi kasus. Namun, keduanya
mempunyai kesamaan, yaitu peneliti tidak berharap hasil penelitiannya akan dapat
digeneralisasikan atau berlaku secara umum. Sebab, sejak awal, kedua penelitian
ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Berdasarkan pengertian
tersebut, PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah
pembelajaran di kelas maupun di sekolah.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP X berjumlah 38 siswa
terdiri dari 16 anak putri dan 22 anak laki-laki.
Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitian tersebut dimana siswa
kelas VIII C telah memiliki kemampuan keterampilan, namun siswa masih terlihat
pasif, sehingga perlu adanya pengembangan keterampilan tersebut.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan
waktu penelitian selama bulan Oktober 2011. Hal ini dikarenakan materi sistem
pencernaan berada di semester gasal tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini
mengambil tempat di tempat di SMP X dimana peneliti mengajar.
3. Metode penelitian
Metode pelaksanaan penelitian ini mengikuti prinsip kerja classroom Action
Research (penelitian tindakan kelas atau PTK). Pelaksanaan PTK melalui proses
pengkajiaan berdaur, yaitu terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan kelas, observasi dan refleksi (Wardani, 2001:2-3).
Bagan 2 siklus penelitian
Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Oktober, mulai dari Siklus I dan
Siklus II
4. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian ini meliputi perencanaa, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
a. Perencanaan tindakan
Berdasarkan asumsi awal dari pengalaman selama mengajar, peneliti
menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar
mengajar, maka direncanakan model pembelajaran dengan menggunakan media
Powerpoint untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dalam pokok bahasan
sistem percernaan. Kemudian untuk mengungkapkan hakikat KD yang diharapkan
yakni pemahaman konsep dan keterampilan observasi, klasifikasi, dan komunikasi.
Untuk mengetahui kemampuan keterampilan observasi, klasifikasi dan komunikasi,
hasil kerja siswa yang telah diperiksa dikembalikan kepada siswa lagi.
b. Pelaksanaan penelitian
Adapun hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah
implementasi rencana yang dirumuskan sebelumnya. Dalam penelitian ini yang
dimaksud sebagai berikut:
1. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media powerpoint dengan
metode ceramah artinya pembelajaran dilakukan didalam kelas yakni
dilingkungan sekitar sekolah.
2. Meminta tanggapan siswa baik secara lisan maupun secara tertulis tentang
penggunaan media powerpoint
3. Menganalisis dan mengevaluasi tanggapan siswa bersama guru lain.
4. Menganalisis validitas dengan guru mata pelajaran pada saat pengukuran tugas
dalam setiap pertemuan
5. Selajutnya, dilakukan diskusi antara siswa dengan peneliti tentang pengguanaan
media powerpoint.
c. Observasi
Selama pelaksanaan tindakan, dilaksanakan pencatatan dengan menggunakan
daftar observasi (on task and off task).
d. Refleksi
Rangkaian kegiatan berupa perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan
observasi yang dilaksanakan melahirkan refleksi yang berkaitan dengan penelitian
ini, guna perbaiakan pertemuan selanjutnya atau siklus berikutnya.
SIKLUS 1
a. Tahap Perencanaan (Planning) :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisis dan merumuskan masalah
3. Merancang pembelajaran dangan menggunakan media powerpoint
4. Membuat rancangan indikator keberhasilan
5. Mendiskusikan penerapan pengguanaan media powerpoint
6. Menyiapkan instrumen (angket, pedoman observasi, tes akhir)
7. Menyusun perencanaan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menggunakan komputer sebagai media dalam pembelajaran
b. Tahap Melakukan Tindakan (Action) :
1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan
2. Menerapkan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran powerpoint
3. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana
4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang
dilaksanakan
5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat
melakukan tahap tindakan
c. Tahap Mengamati (observasi) :
1. Melakukan diskusi dengan guru SMP dan Kepala Sekolah untuk rencana
observasi
2. Melakukan pengamatan pembelajaran pada saat proses belajar mengajar dengan
menggunakan media powerpoint
3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapaan media
powerpoint tersebut berlangsung saat proses belajar mengajar
4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan
atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk
pembelajaran berikutnya
d. Tahap Refleksi, (Reflection),Meliputi:
1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasi
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pendekatan
keterampilan proses dan mempertimbangkan langkah selanjutnya
3. Melakukan refleksi terhadap penerapan pendekatan keterampilan proses
4. Melakukan refleksi terhadap penggunaan media powerpoint
5. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa
SIKLUS II
Tahapan pada Siklus II meliputi:
a. Tahap Perencanaan (Planning),yaitu:
1. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk
diterapkan pada pembelajaran berikutnya
2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran
3. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I
Tahap Melakukan Tindakan (Action)
1. Melakukan analisis pemecahan masalah
2. Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan penerapan model
pembelajaran talking stick
Tahap Mengamati (observation)
1. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan media powerpoint
2. Mencatat perubahan yang terjadi
3. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan
memberikan feed back
Tahap Refleksi (Reflection)
1. Merefleksi proses pembelajaran dengan menggunakan media powerpoint
2. Merefleksi hasil belajar siswa terhadap penggunaan media powerpoint
3. Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian
Teknik analisis data
Untuk lebih menjamin keakuratan data penelitian dilakukan perekaman
data dalam video. Data yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan sesuai permasalahan
yang ada dalam bentuk laporan hasil penelitian. Rancangan pembelajaran dengan
pendekatan keterampilan proses validasi oleh teman sejawat dan kepala sekolah. Untuk
keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran digunakan observasi dan angket
serta perolehan hasil belajar siswa digunakan deskripsi kuantitatif
1. Sumber data : siswa
2. Jenis data : data kualitatif meliputi data kemampuan keterampilan proses
sains, seperti keterampilan observasi, mengklasifikasikan,serta menemukan persamaan
dan perbedaan materi yang dikaji, dikelompokan pada empat kategori: kurang mahir,
cukup mahir ,mahir dan sangat mahir. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa
3. Cara pengambilan data
a. Data kualitas keterampilan proses sains siswa dalam kegiatan
observasi,mengklasifikasikan,serta penemuan persamaan dan perbedaan,dengan
lembar observasi
b. Data jumlah dan kualitas diperoleh dengan lembar observasi 2
c. Data hasil belajar siswa diperoleh dengan hasil belajar siswa pada awal ( pre test )
dan akhir belajar ( post test ) satu pokok bahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, 1991. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Yamin, Martinis. 2006. Profesionalisasi Guru dan Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.
Rustaman, Nuryani. 1996. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Fakultas MIPA.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompeten; karakteristik dan Implementas.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Sudjana, Nana. 1999. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Kurdi, Syuaed, dkk. 2006. Model Pembelajaran Efektif. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Ali, Muhammad. 2002. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Komputer. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pratiwi. 2006. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitas. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Usman, Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Zainal, Aqib. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
L. Silberman, Melvin. 2006. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia.
Lampiran 1:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )
Jenjang Sekolah : SMP PGRI 4 NUSAWUNGUMata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / IAlokasi waktu : 4 X 40’ ( 2x Pertemuan )
Standar Kompetensi 1.Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar 1.4.Mendiskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator Pencapaian KompetensiSiswa mampu:
1. Membedakan antara saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun
sistem pencernaan pada manusia dengan cermat dan teliti.
2. Menyebutkan jenis makanan berdasar kandungan zat yang ada di dalamnya dengan
cermat, teliti, berani dan tanggungjawab.
3. Membedakan pencernaan mekanik dan kimiawi dengan cermat.
4. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan yang biasa dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya dengan cermat dan berpikir logis.
A. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Siswa dapat membedakan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan penyusun sistem
pencernaan pada manusia dengan cermat dan teliti.
2. Siswa dapat menyebutkan jenis makanan berdasarkan kandungan zat yang ada di
dalamnya dengan cermat, teliti, berani dan tanggungjawab.
Pertemuan Kedua
1. Siswa dapat membedakan pencernaan mekanik dengan pencernaan kimiawi dengan
cermat dan teliti.
2. Siswa dapat menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan yang
biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya dengan cermat dan
berpikir logis.
B. Materi PembelajaranPertemuan 1 : Saluran dan kelenjar pencernaan
Jenis dan bahan makananPertemuan 2 : Pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi
Kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan manusia
C. Metode Pembelajaran1. Model : Direct Instruction (DI)
Cooperatif Learning (CL)
2. Metode : Ceramah
Power Point
Tanya jawab
Pengamatan
Diskusi
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama1. Kegiatan Pendahuluan
∙ Menanyakan organ-organ pencernaan pada manusia dan fungsinya
∙ Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai
∙ Menanyakan mengapa makanan dibutuhkan oleh tubuh manusia
∙ Menjelaskan uraian kegiatan yang akan dilakukan.
2. Kegiatan IntiNo Kegiatan Pembelajaran Proses belajar Karakter Waktu
1 Guru mengelompokkan siswa dengan
anggota 4 orang tiap kelompok.
Eksplorasi Demokratis 3’
2 Guru menanyakan pengertian sistem
pencernaan pada manusia
Eksplorasi Rasa ingin
tahu
5’
3 Siswa mengamati saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan dengan
melihat slide organ pencernaan
Eksplorasi Cermat 5’
4 Siswa menuliskan perbedaan saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan
Elaborasi Teliti 5’
5 Guru memberikan penguatan tentang
saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan pada manusia
Konfirmasi Cermat dan
teliti
5’
6 Guru meminta salah satu wakil dari
kelompok untuk mengambil alat dan
Eksplorasi Berani 2’
bahan untuk percobaan
7 Guru membagi lembar kerja pada
masing-masing kelompok
Eksplorasi Cermat 2’
8 Siswa melakukan percobaan uji
makanan dengan bimbingan guru
Eksplorasi dan
elaborasi
Cermat dan
teliti
30’
9 Siswa berdiskusi untuk memecahkan
permasalahan yang ada dalam lembar
kerja dengan bimbingan guru
Elaborasi dan
konfirmasi
Cermat, jujur
dan teliti
10’
10 Guru meminta salah satu siswa untuk
mengumpulkan dan
mempresentasikan hasil diskusi
Konfirmasi Berani dan
tanggungjawab
10’
11 Guru memeriksa hasil diskusi dan
memberi penguatan hasil percobaan
terhadap bahan-bahan makanan
Konfirmasi Cermat 3’
3. Kegiatan Penutup
Dengan bantuan guru, siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajarannya.
Melakukan tes untuk mengetahui ketercapaian kompetensi.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Pertemuan kedua
1. Kegiatan Pendahuluan
o Menanyakan fungsi gigi dalam proses pencernaan
o Menanyakan beberapa penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan
pada manusia
2. Kegiatan Inti
No Kegiatan Pembelajaran Proses belajar Karakter Waktu
1 Guru menanyakan pengertian
pencernaan mekanik dan
pencernaan kimiawi
Eksplorasi Cermat 5’
2 Siswa mengamati slide sistem
pencernaan secara mekanik dan
pencernaan kimiawi pada manusia
Eksplorasi dan
elaborasi
Cermat
dan teliti
5’
3 Guru menanyakan peranan enzim
dalam sistem pencernaan secara
Eksplorasi Cermat 5’
kimiawi
5 Siswa membedakan sistem
pencernaan mekanik dan
pencernaan kimiawi
Elaborasi Cermat
dan teliti
10’
6 Guru memberi penguatan tentang
sistem pencernaan mekanik dan
pencernaan kimiawi
Konfirmasi Cermat 5’
7 Siswa melakukan studi pustaka
tentang penyakit kelainan dan
penyakit pada sistem pencernaan
Eksplorasi Cermat
dan
berpikir
logis
20’
8 Guru menanyakan hasil studi
pustaka tentang kelainan dan
penyakit pada sistem pencernaan
makanan
Elaborasi Cermat,
teliti dan
jujur
15’
9 Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan macam-macam
kelainan dan penyakit pada sistem
pencernaan makanan
Konfirmasi Teliti 10’
3. Kegiatan Penutup
Membimbing siswa dalam merangkum materi pelajaran
Melakukan tes untuk mengetahui pencapaian kompetensi
E. Media Pembelajaran
1. Alat dan bahan uji makanan
2. Power point sistem pencernaan manusia.
3. LCD dan proyektor
F. Sumber Pembelajaran
1. Buku IPA Terpadu .
2. Buku IPA SMP yang relevan.
3. Alat dan bahan percobaan.
G. Penilaian.Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
Membedakan antara saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan pada manusia
Menyebutkan jenis makanan berdasar kandungan zat yang ada di dalamnya
Membedakan pencernaan mekanik dan kimiawi,
Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya
Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis
Tes PG
Tes uraian
Tes isian
Tes lisan
Bahan makanan yang mengandung lemak diubah menjadi asam lemak dan gliserol oleh ....
a. lambung
b. hati
c. pankreas
d. usus
Sebutkan 3 contoh jenis makanan yang kandungan zatnya berupa karbohidrat!
Hal yang membedakan pencernaan mekanik dan kimia adalah ....
Berikan dua contoh kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan!
Bagaimana cara mengatasi diare karena infeksi kuman!
Mengetahui,Kepala Sekolah
Nusawungu, 2012Guru Mapel
Lampiran 2:
SOAL PRE TEST DAN POST TEST
1. Bahan makanan yang berfungsi sebagai sumber protein adalah.....
2. Pengganti sel tubuh yang rusak adalah fungsi dari.....
3. Di mulut terjadi proses pencernaan secara.....
4. Yang berfungsi untuk memotong-motong makanan adalah gigi......
5. Di mulut amilum diubah menjadi glukosa dengan bantuan enzim....
6. Gerak peristaltik terjadi pada.......
7. Organ pencernaan penghasil HCL adalah......
8. Enzim lipase diproduksi oleh.....
9. Proses penyerapan sari-sari makanan terjadi di.....
10. Kelebihan HCL di lambung dapat menyebabkan penyakit......