pteriasis versikolor

download pteriasis versikolor

of 4

Transcript of pteriasis versikolor

  • 7/28/2019 pteriasis versikolor

    1/4

    VERSIKOLOR

    A. Pengertian

    Pitiriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan

    oleh Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini adalah penyakit koronis yang

    ditandai oleh bercak putih sampai coklat yang bersisik. Kelainan ini umumnya

    menyerang badan dan kadang- kadang terlihat di ketiak, sela paha,tungkai atas,

    leher, muka dan kulit kepala. Nama lainnya adalah tinea versikolor atau panu.

    Pitiriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan

    oleh Malasezia furfur dan pityrosporum orbiculare. Infeksi ini bersifat menahun,

    ringan, dan biasanya tanpa peradangan. Pitiriasis versikolor ini mengenai muka,

    leher, badan, lengan atas, ketiak, paha, dan lipatan paha.(Harahap, 1998).

    Pitiriasis versikolor adalah infeksi jamur supervisial yang ditandai dengan

    adanya macula dikulit, skuama halus disertai rasa gatal (Siregar, 2004)

    Penyakit ini disebabkan oleh jamur Malasezia furfur. Malassezia furfur

    (dahulu dikenal sebagai Pityrosporum orbiculare, Pityrosporum ovale)

    merupakan jamur lipofilik yang normalnya hidup di keratin kulit dan folikel rambut

    manusia saat masa pubertas dan di luar masa itu. Sebagai organisme yang

    lipofilik, Malassezia furfur memerlukan lemak (lipid) untuk pertumbuhan in vitro

    dan in vivo. Secara in vitro, asam amino asparagin menstimulasi pertumbuhan

    organisme, sedangkan asam amino lainnya, glisin, menginduksi (menyebabkan)

    pembentukan hifa. Pada dua riset yang terpisah, tampak bahwa secara in vivo,

    kadar asam amino meningkat pada kulit pasien yang tidak terkena panu. Jamur

    ini juga ditemukan di kulit yang sehat, namun baru akan memberikan gejala bila

    tumbuh berlebihan. Beberapa faktor dapat meningkatkan angka terjadinya

    pitiriasis versikolor, diantaranya adalah turunnya kekebalan tubuh, faktor

    temperature, kelembabab udara, hormonal dan keringat.

    B. Epidemiologi

    Pitiriasis versikolor lebih sering terjadi di daerah tropis dan mempunyai

    kelembaban tinggi. Walaupun kelainan kulit lebih terlihat pada orang berkulit

    gelap, namun angka kejadian pitiriasis versikolor sama di semua ras. Beberapa

    penelitian mengemukakan angka kejadian pada pria dan wanita dalam jumlah

  • 7/28/2019 pteriasis versikolor

    2/4

    yang seimbang. Di Amerika Serikat, penyakit ini banyak ditemukan pada usia

    15-24 tahun, dimana kelenjar sebasea (kelenjar minyak) lebih aktif bekerja.

    Angka kejadian sebelum pubertas atau setelah usia 65 tahun jarang ditemukan.

    Di negara tropis, penyakit ini lebih sering terjadi pada usia 10-19 tahun.

    C. Morfologi

    Tinea versicolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi yang nampak

    sebagai akibat Malassezia furfur yang tumbuh berlebihan, yaitu jamur seperti

    ragi yang merupakan anggota flora normal. Pertumbuhannya pada kulit (stratum

    korneum) berupa kelompok sel-sel bulat, bertunas, berdinding tebal dan memiliki

    hifa yang berbatang pendek dan bengkok, biasanya tidak menyebabkan tanda-

    tanda patologik selain sisik halus sampai kasar. Bentuk lesi tidak teratur,

    berbatas tegas sampai difus dan ukuran lesi dapat milier,lentikuler, numuler

    sampai plakat.

    Ada dua bentuk yang sering dijumpai :

    1. Bentuk makuler: Berupa bercak-bercak yang agak lebar, dengan sguama

    halus diatasnya dan tepi tidak meninggi.

    2. Bentuk folikuler: Seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut.

    D. Gejala Klinis

    Kelainan kulit pitiriasis versikolor sangat superfisial dan ditemukan

    terutama di badan. Kelainan ini terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni,

    bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas dan difus. Bercak-bercak tersebut

    berfluoresensi bila di lihat dengan lampu Wood. Bentuk papulo-vesikular dapat

  • 7/28/2019 pteriasis versikolor

    3/4

    terlihat walaupun jarang. Kelainan biasanya asimtomatik sehingga ada kalanya

    penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut.

    Lesi kulit berupa bercak putih sampai coklat, merah, dan hitam. Di atas

    lesi terdapat sisik halus. Bentuk lesi tidak teratur, dapat berbatas tegas atau

    difus. Sering didapatkan lesi bentuk folikular atau lebih besar, atau bentuk

    numular yang meluas membentukplakat, kadang-kadang dijumpai bentuk

    campuran, yaitu folikular dengan numular, folikular dengan plakat ataupun

    folikular, atau numular dengan plakat.

    Kadang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang

    merupakan alasan berobat. Pseudoakromia, akibat tidak terkena sinar matahari

    atau kemungkinan pengaruh toksik jamur terhadap pembentukan pigmen, sering

    di keluhkan penderita. Biasanya penderita datang berobat karena alasan

    kosmetik yang disebabkan bercak hipopigmentasi.

    Variasi warna lesi pada penyakit ini tergantung pada pigmen normal kulit

    penderita, paqparan sinar matahari, dan lamanya penyakit. Kadang-kadang

    warna lesi sulit dilihat, tetapi skuamanya dapat dilihat dengan pemeriksaan

    goresan pada permukaan lesi dengan kuret atau kuku jari tangan (coup dangle

    dari Beisner).

    Penyakit ini sering di lihat pada remaja, walaupun anak-anak dan orang

    dewasa tua tidak luput dari infeksi. Menurut BURKE *(1961) ada beberapa faktor

    yang mempengaruhi infeksi, yaitu faktor heriditer, penderita yang sakit kronik

    atau yang mendapat pengobatan steroid dan malnutrisi.

    E. Pengobatan

    Pengobatan dapat dilakukan secara topikal dan sistemik. Bila lesinya

    minimal atau terbatas, dapat diberikan secara topikal dengan golongan imidazol,

    misalnya ketoconazole dalam bentuk krim. Pengobatan harus dilakukan

    menyeluruh, tekun, dan konsisten, karena penyakit panu sering kambuh dan

    untuk mencegah serangan ulang.

    Mekanisme kerja dari ketoconazole yaitu dengan menghambat biosintesis

    ergosterol atau sterollain, yang merusak membran dinding sel jamur dan

    merubah permeabilitas sehingga menghambat pertumbuhan jamur. Secara klinik

    ketoconazole aktif terhadap dermatofit jenis Epidermophyton floccosum,

    Malassezia furfur dan candida spp. Aturan pakainya: oleskan 1-2 kali sehari

  • 7/28/2019 pteriasis versikolor

    4/4

    pada daerah lesi dan dibiarkan selama 10-15 menit, tergantung pada beratnya

    infeksi. Pengobatan harus diteruskan sampai beberapa hari sesudah semua

    gejala hilang.

    Lama pengobatan biasanya 3-4 minggu. Salep harus dioleskan pada kulit

    yang telah bersih, setelah mandi atau sebelum tidur, meskipun lesinya telah

    hilang. Menghentikan pengobatan dengan salep dapat menimbulkan

    kekambuhan. Pasalnya jamur belum terbasmi dengan tuntas. Pengobatan

    secara sistemik dilakukan bila lesinya luas. Obat golongan ketoconazole dapat

    diberikan secara oral selama 7-10 hari. Jangan lupa, Anda harus berkonsultasi

    dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat-obat tersebut. Sebab obat-obat itu,

    tidak untuk semua orang. Mereka yang menderita payah liver tidak dapat

    menelan jenis obat-obatan itu. Untuk pencegahan, dapat dilakukan dengan

    selalu menjaga higienitas perseorangan, hindari kelembaban kulit dan

    menghindari kontak langsung dengan penderita.

    F. Pencegahan

    Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah agar tak tertular

    panu, yaitu:

    1. Mengeringkan tubuh dengan handuk hingga benar-benar kering sebelum

    memakai baju, karena kondisi yang lembab sangat memudahkan jamur

    untuk berkembang.

    2. Jangan malas melap keringat.

    3. Tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain seperti handuk, sabun

    batang, sepatu atau sandal saat menggunakan fasilitas umum.

    4. Menggunakan alas kaki jika sedang berjalan di tempat yang lembab seperti

    kamar mandi umum, tempat bilas atau disekitar kolam renang.

    5. Membilas tubuh dengan sabun antiseptik setelah selesai berenang.