PTCA BARU

15
MAKALAH PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty) NAMA KELOMPOK : 1. ABED NEGO SURYO P (130801046) 2. ANDREAS FEBRIANTO (130801047) 3. ARNI ARIBAWATI (130801048) 4. AYU WIDIANINGSIH (130801049) 5. AYUNIKA FASTABIQUL (130801050) 6. BAYU ANGGA AGUM (130801051) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

description

ptca

Transcript of PTCA BARU

Page 1: PTCA BARU

MAKALAHPTCA

(Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty)

NAMA KELOMPOK :

1. ABED NEGO SURYO P (130801046)2. ANDREAS FEBRIANTO (130801047)3. ARNI ARIBAWATI (130801048)4. AYU WIDIANINGSIH (130801049)5. AYUNIKA FASTABIQUL (130801050)6. BAYU ANGGA AGUM (130801051)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

Program Studi S1 Keperawatan / 1B

Tahun 2014/2015

Page 2: PTCA BARU

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

taufik dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah kardiovaskuler yang

berjudul “PCTA (Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty)”.

Tugas makalah ini kami susun guna untuk memenuhi tugas matakuliyah

Kardiovaskuler . Atas terselesainya makalah ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Ketua STIKES PEMKAB JOMBANG, drg. Budi Nugroho, MPPM

2. Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES PEMKAB JOMBANG, Sestu Retno D.A.

S.Kp,M.Kes

3. Dosen pembimbing mata kuliah Kardiovaskuler , Supriliyah P. , S.Kep ., NS

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih ada kekurangan maupun

kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

penyempurnaan.

Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya kami

ucapkan terima kasih. .

 

Jombang,14 Maret 2014

Penyusun,

ii

Page 3: PTCA BARU

DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................................i

Kata Pengantar.................................................................................................................ii

Daftar Isi...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan Makalah............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty)..............................2

2.2 Pengertian PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty)........................3

2.3 Gangguan Sistem Kardiovaskuler sehingga dilakukan PTCA......................................4

2.4 Persiapan pasien yang akan dilakukan PCTA ..............................................................5

2.5 Prosedur PTCA.............................................................................................................5

2.6 Perawatan pasien PTCA ...............................................................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan.........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: PTCA BARU

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty adalah usaha untuk memperbaiki aliran darah arteri koroner dengan memecah plak atau ateroma yang telah tertimbun dan mengganggu aliran darah ke jantung. Kateter dengan ujung berbentuk balon dimasukkan ke arteri koroner yang mengalami gangguan dan diletakkan diantara daerah aterosklerotik. Balon kemudian dikembangkan dan dikempiskan dengan cepat untuk memecah plak. Suzanne dan Brenda (2002)

PTCA pertama kali dilakukan oleh Andreas Gruentzig tahun 1977, dan pada tahun 1990 jumlah prosedur PTCA diseluruh dunia melebihi jumlah operasi CABG. Data terbaru memperlihatkan bahwa tahun 1997 jumlah prosedur PTCA diseluruh dunia telah meningkat hingga 1.210.000 dengan 50% dilakukan di AS, 31% di Eropa, 9% di Jepang dan 10% di negara-negara lain. Masalah lanjut utama PTCA adalah restenosis, yang terlihat secara klinis pada 15-20% pasien yang mengalami angina berulang, atau definisi dengan angiografi sebagai restenosis > 50% diameter pada pembuluh darah target.

PTCA efektif dalam mengurangi atau menghilangkan serangan angina pada pasien tertentu dengan lesi yang cocok untuk dilatasi balon. Saat ini, hanya ada sedikit bukti PTCA meningkatkan harapan hidup bila di bandingkan dengan terapi medis, dan mungkin morbiditas dan martalitas hampir sama dengan dengan CABG bila dibandingkan pada kelompok pasien yang sama.

1.2 Rumusan Masalah

2.1 Bagaimana Sejarah PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty)?

2.2 Apa Pengertian PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty) ?

2.3 Apa Saja Gangguan Sistem Kardiovaskuler sehingga dilakukan PTCA?

2.4 Bagaimana Persiapan pasien yang akan dilakukan PCTA?

2.5 Bagaimana Prosedur PTCA?

2.6 Bagaimana Perawatan pasien PTCA?

1.3 Tujuan

3.1 Dapat mengetahui pengertian PCTA.

3.2 Dapat melakukan prosedur pemasangan PCTA dengan benar.

3.3 Dapat melaksanakan perawatan pasien setelah dilakukan PCTA dengan baik.

1

Page 5: PTCA BARU

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty)

PTCA pertama kali dilakukan oleh Andreas Gruentzig tahun 1977, dan pada tahun 1990 jumlah prosedur PTCA diseluruh dunia melebihi jumlah operasi CABG. Data terbaru memperlihatkan bahwa tahun 1997 jumlah prosedur PTCA diseluruh dunia telah meningkat hingga 1.210.000 dengan 50% dilakukan di AS, 31% di Eropa, 9% di Jepang dan 10% di negara-negara lain. Di rumah sakit-rumah sakit yang berpengalaman, mortalitas di sekitar 1% tergantung pada campuran kasus, dan tingkat komplikasi mayor(kematian,infrakmiokard, dan CABG darurat) biasanya diantara 3 hingga 5%. Awalnya PTCA di gunakan untuk terapi lesi tunggal,proksimal, pendek, jelas, tidak terklasifikasi pada arteri besar (diameter>3 mm).PTCA dilakukan dirumah sakit-rumah sakit dengan fasilitas bedah ditempat (masih merupakan pilihan yang lebih disukai) karena adanya resiko penutupan pembuluh darah mendadak setelah dilatasi yang berhasil pada 5% pasien. Penutupan pembuluh darah mendadak terjadi sebagai akibat diseksi arteri dan atau pembentukan trombus menyebabkan perlunya CABG darurat, infark miokard akut, atau kenatian mendadak.Masalah lanjut utama PTCA adalah restenosis, yang terlihat secara klinis pada 15-20% pasien yang mengalami angina berulang, atau definisi dengan angiografi sebagai restenosis > 50% diameter pada pembuluh darah target. Restenosis timbul karena migrasi fibroblast dan jaringan ikat ke area barotrauma akibat dilatasi balon dan disrupsi intima. Restenosis lebih sering terjadi pada subsed pasien tertentu, antara lain pasien dengan:

Lesi LAD proksimal; Penyakit tandur alih vena Lesi panjang Angina tidak stabil. Diabetes Lesi sternosis Pasien yang tetap merokok atau memiliki hiperkolesterollemia yang tidak di terapi.

Tidak ada terapi obat yang dapat menurunkan insidensi restenosis setelah PTCA

Implan stent intrakoroner manusia pertama kali dilakukan tahun 1986. Perkembangan ini merupakan penanda dalam kardiologi intervensional karena dengan ditemukannya sten intrakoroner ini menurunkan insidensi penutupan mendadak pembuluh darah infrak miokard akut, kenatian mendadak dan kebutuhan CABG darurat.kenyataan bahwa stant menurunkan insidensi restenosis lanjut di bandingkan dengan angioplasti balon sederhana menjadi semakin jelas setelah studi BENESTENT dan STRESS. Tahun 1997, 600,000 stent diimplentasi di seluru dunia, 57% di AS, 30% Di Eropa, 5% jepang dan, 8% di negara lain. Pengguna stent telah meningkatkan penggunaan intervensi perkukutan pada subsent pasien lain termasuk pada penyakit multi-pembuluh darah, lesi panjang, tandur ali vena. Terapi anti

2

Page 6: PTCA BARU

platelent pada pasien yang menjalani stent meliputi pretrapi dengan aspirin dan klopidogrel, heparin periprosedural, dan klopidogrel pascaprosedur selama 1 bulan dan aspirin doses rendah di teruskan selamanya. Dengan rejimen antiplatelent saat ini, trombosis stent dini terjadi pada sekitar 0,5 % pasien. Subkelompok resiko tinggi ( misalnya penderita diabetes, pasien dengan pembuluh darah kecil (diameter < 3,0 mm), pasien menjalani intervensi multi pembulu darah) sering di terapi dengan antagonis llb/llla ( misalnya abciximab), yang telah terbukti menurunkan resiko kejadian kardiak lanjut.

PTCA efektif dalam mengurangi atau menghilangkan serangan angina pada pasien tertentu dengan lesi yang cocok untuk dilatasi balon. Saat ini, hanya ada sedikit bukti PTCA meningkatkan harapan hidup bila di bandingkan dengan terapi medis, dan mungkin morbiditas dan martalitas hampir sama dengan dengan CABG bila dibandingkan pada kelompok pasien yang sama. Studi awal yang membandingkan PTCA dan CABG sebelum pengenalan stent menunjukkan tingkat penggulangan tindakan yang tinggi pada kelompok PTCA, dengan jumlah signifikan pasien dengan gejala berulang yang membutukan pembedahan. Baru-baru ini, terdapat terdapat sejumlah studi yang membandingkan penggunaan stent vs CABG pada penyakit multi-pembuluh darah. Hingga hasil studi tersedia, PTCA? Stent cenderung dilakukan pada pasien pada ujung ‘sederhana’ spektrum dengan satu atau dua lesi, dan pasien dengan penyakit tiga pembuluh darah diterapi dengan CABG. Dalam banyak hal, dua teknik revaskularisasi ini harus dipandang sebagai komplemen ketimbang sebagai kompetitor.

2.2 Pengertian PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty)

PTCA adalah merupakan kependekan dari Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty. Percutaneus yaitu prosedur memasukkan kateter kedalam pembuluh darah melalui tusukan kecil di kulit. Transluminal yaitu prosedur yang dilakukan di dalam pembuluh darah. Coronary yaitu pembuluh darah arteri di jantung. Angioplasty yaitu tehnik membuka lumen pembuluh darah dengan menggunakan balon stent. Stent sendiri merupakan kawat stainless steel berbentuk tabung yang digunakan untuk membuka pembuluh darah arteri koroner yang tersumbat di dalam prosedur angioplasti.

Gambar 2.2.1

3

Page 7: PTCA BARU

Jadi PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasti) yang disertai dengan pemasangan cincin jantung adalah merupakan suatu tindakan intervensi non bedah untuk membuka kembali pembuluh darah arteri koroner yang menyempit atau tersumbat dengan memasukkan balon atau stent melalui kateter yang dimaksukkan ke dalam lumen arteri melalui insisi kecil pada kulit.

2.3 Gangguan Sistem Kardiovaskuler sehingga dilakukan PTCA

1. Penyakit Arteri Koroner

Penyakit arteri coroner (penyakit jantung atherosterofik) merupakan suatu manifestasi kusus dan atherosclerosis pada arteri koroner. Plaqueb terbentuk pada pecabangan arteri, terutama pada arteri yang kea rah arterion kiri, arteri koronaria kanan, dan agak jarang pada arteri sirromflex. Aliran darah ke distal dapat mengalami obestruksi secara permanen maupun sementara yang disebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan. Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obestruksi atheromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan suplay oksigen yang adekuat ke sel berakibat terjadinya penyakit arteria koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak permanen (angina pectoris, angina preinfark, atau obstruksi permanen (myocardial infark).

2. Angina Pektoris

Angina pektoris merupakan sumbatan arteria koronaria. Sumbatan ini di sebabkan oleh perbedaan suplay oksigen dan tuntutan oksigen, serta factor-faktor dan yang dapat menimbulkan angina pektoris . Oksigen yang tidak adekuat dapat terjadi akibat hipotensi,hipovitemin,spasmus pembuluh, atau obat-obatan yang menyebabkan vasokonstriksi. Angina juga terjadi karena arteri koronaria tidak berdilatasi untuk menyesuaikan terhadap tuntunan peningkatan kebutuhan oksigen selama aktivitas seperti olahraga, tidur REM,stress emosional, makan makanan berat atau hubungan seksual.

3. Preinfark Angina (Crescendo Angina, Unstabil Angina, Intermediate Syndrome)

Preinfark angina di tandai dengan adanya serangan nyeri dada, henti mendadak dan lebih lama (lebih dari 15 menit) dari pada nyeri dada pada angina. Lebih lanjut angina mungkin disebabkan oleh stress ringan, sehingga pasien perlu mengatasi terhadap aktivitas yang berlebihan sehari-hari. Rasa nyeri tidak hilang dengan terapi nitrat tetapi biasanya berkurang dengan pemberian narkotika. Pasien mungkin mengalami dyspnea berat dan akan mengalami kegagalan jantung bila tidak diobati segera. Coronary artery angiography menunjukan obertruksi pada aliran darah koronaria ,dan hasil EKG menunjukan adanya insufisiensi myocardial.

4

Page 8: PTCA BARU

4. Myocardial infark

Myocardial infark (MI,sumbatan coroner,thrombosis coroner atau serangan jantung) merupakan sumbatan total pada arteri koronaria. Sumbatan ini mungkin kecil dan focal atau basar dan difusi. Anterior kiri dan arteri circumflex. Pembuluh yang tersumbat mungkin hanya satu,dua atau tiga pembuluh.

2.4 Persiapan pasien yang akan dilakukan PCTA

Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum tindakan PCTA Jantung yaitu :

1. Pemeriksaan laboratorium darah .2. Pemeriksaan EKG.

3. Uji latih beban (Treadmill).

4. Foto dada ( Rontgen Dada .)

5. Puasa makan 4 - 6 jam sebelum tindakan, minum obat seperti biasa.

6. Mendapat penjelasan tentang prosedur tindakan.

7. Diminta untuk menandatangi persetujuan tindakan (inform consent).

8. Dicukur pada daerah mana kateter akan dimasukkan.

9. Dipasang infus di lengan / tungkai kiri.

10. Minum Obat Platelet sesuai terapi dokter.

2.5 Prosedur PTCA

Tindakan pengobatan jantung koroner dengan menggunakan metoda ini adalah pertama dilakukan dengan menyuntikkan anestesi lokal ke pangkal lengan atau pangkal paha dalam. Setelah itu dokter spesialis jantung akan memasukkan selang kecil yang lentur (kateter) sebagai pemandu ke dalam tungkai atau lengan.

Gambar 2.4.1

Page 9: PTCA BARU

Selanjutnya, kateter kedua yang lebih sempit dengan balon atau stent pada ujungnya dimasukkan melalui kateter pertama. Ketika ujung kateter kedua itu mencapai sumbatan di dalam arteri koroner, balon kemudian ditiupkan untuk memperlebar bagian yang menyempit. Stent atau cincin yang dipasang di arteri terbuat dari jalinan tabung logam kecil yang akan bekerja sebagai penopang untuk menjaga agar pembuluh darah tetap terbuka. Diharapkan pelebaran ini bisa permanen. Dalam buku Mayo Clinic disebutkan keseluruhan prosedur pemasangan stent atau balonisasi berlangsung selama 30 menit sampai dua jam.

2.6 Perawatan pasien PTCA

Berikut adalah perawatan pasien PCTA :1. Pasien diperbolehkan makan atau minum.2. Kaki area tindakan tidak boleh ditekuk selama 12 jam.

3. Apabila tindakan dari lengan, 4 jam setelah tindakan tangan tidak boleh ditekuk atau untuk mengenggam.

4. Dirawat di ruang ICCU selama 1 hari untuk pengawasan.

5. Bila tidak ada komplikasi atau kelainan lainnya, pada keesokan harinya bisa diperbolehkan pulang.Jadi tindakan ini biasanya hanya 3 hari.Hari pertama masuk dan cek laborat lengkap, hari kedua tindakan dan hari ketiganya boleh diperbolahkan pulang.

5

Page 10: PTCA BARU

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasti) yang disertai dengan pemasangan cincin jantung adalah merupakan suatu tindakan intervensi non bedah untuk membuka kembali pembuluh darah arteri koroner yang menyempit atau tersumbat dengan memasukkan balon atau stent melalui kateter yang dimaksukkan ke dalam lumen arteri melalui insisi kecil pada kulit. PCTA dilakukan pada pasien dengan penyakit Arteri Koroner, Angina Pektoris, Preinfark Angina dan Myocardial infark.

6

7

Page 11: PTCA BARU

Daftar Pustaka

Anna M, Barbara A. Skills for Professional Nursing Practice, Appleton Century Crofts. 1986.

Diane, lilian. Medical Surgical Nursing, The C.V. Mosby Com, Pany st. Louis. Washington. 1987.

Leslie D, Mary. Fundamentals of Nursing = A N ursing Process Approach, Macmillan Publishing CO, Inc New York. 1985.

E.F. Ganong (alih bahasa : Adji Dharma), Fisiologi Kedokteran, Jakarta. 1983.

Kathleen, Marry Ann. Clinical Nursing Procedures, Jones and Barlet Publishers, Inc. Boston. 1986