Pt indomarco
-
Upload
luki-anggraeni -
Category
Education
-
view
1.835 -
download
0
description
Transcript of Pt indomarco
NAMA NIM
DESI DWI LESTARI 100710101151
EKA MASTUROH 100710101183
CITRA TANJUNG N 100710101185
DEBORA GLESTIN R 100710101201
RISKA ANGGRAENI 100710101210
TUGAS HUKUM PERSAINGAN USAHAANALISIS PUTUSAN NOMER PUTUSAN KPPU No. 03/KPPU-L/I/2000
TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMER 5 TAHUN 1999DOSEN PENGAMPU:SUGIONO SH., M.H
IKARINI DANI WIDAYANTI SH.H.M.H OLEH KELOMPOK III:
FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS JEMBER
2013
Mau belanja dimana ya?
LATAR BELAKANG
Perkembangan Industri yag berkembang yang memunculkan berbagai macam akktivitas minimarket, supermarket dan hypermarket Mendatangkan persoalan berupa tidak sedikitnya tersingkirnya usaha kecil yang merupakan salah satu mata pencarian mereka. Permasalahan ini dari waktu ke waktu terus mengemuka dan semakin serius Sebagaimana kasus yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Putusan KPPU No. 03/KPPU-L/I/2000 para pihaknya adalah PT. Indomarco Prismatama dan LSM Yang diindikasikan melakukan pelanggaran terhadap UU No. 5 Tahun 1999
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah putusan yang dijatuhkan kepada terlapor dalam putusan nomor 03/KPPU-L-I/2000 sudah sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999?
2. Bagaimana dampak Putusan Nomor 03/KPPU-L-I/2000 terhadap pelaku usaha yang lain?
Analisa terhadap putusan KPPU :Analisa terhadap putusan KPPU :
Berdasarkan bukti-bukti dan penelitian ,wawancara monitoring, pemeriksaan, dan pertimbangan yang telah dilakukan oleh KPPU:A.Dugaan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 Dalam hal ini PT . Indomarco Pristama (Terlapor) hanya melakukan perdagangan eceran yang langsung melayani konsumen akhir, dan tidak melakukan penjualan dengan cara lelang atau tender. Dan tidak ditemukan cukup bukti bahwa Terlapor melakukan persengkokolan dengan pihak lain.
B.Ketentuan dalam pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999. PT. Indomarco Pristama tidak melakukan pasokan kepada pihak lain kecuali hanya sebagai pengecer, serta tidak ditemukan perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan bahwa pihak lain yang menerima barang dan ataujasa hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang dan atau jasa tersebut kepada pihak tertentu dan atau pada tempat tertentu. karena itu tuduhan pada PT. Indomarco Pristama atas pelanggaran Pasal 22 tidak relevan
B.Pasal 25 Undang-Undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Tidak ditemukan bukti-bukti Terlapor mempunyai posisi dominan karena tidak menguasai pangsa pasar 50% (lima puluh persen) atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu dan tidak menguasai 75% atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu, sehingga pasal ini dinialai tidak relevan.
AMAR PUTUSAN KPPU• Jabatan Rangkap• pasal 2 UU. No. 5 tahun 1999 tentang tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.• pasal 3 UU. No. 5 tahun 1999 tentang tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat
1. memperhatikan prinsip keseimbangan sesuai asas demokrasi ekonomi2. menghentikan ekspansinya di pasar-pasar tradisional yang berhadapan
langsung dengan pengecer kecil dalam rangka mewujudkan keseimbangan persaingan antar pelaku usaha besar
3. Melibatkan masyarakat setempat dalam kegiatan waralaba;4. Merekomendasikan kepada Pemerintah untuk segera menyempurnakan
peraturan dan langkah-langkah kebijakan yang meliputi antara lain dan tidak terbatas pada kebijakan lokasi dan tata ruang, perizinan, jam buka, dan lingkungan sosial;
5. pembinaan dan pemberdayaan usaha kecil menengah atau pengecer kecil melakukan kajian, monitoring, dan penyelidikan lebih lanjut terhadap dugaan adanya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh pelaku-pelaku usaha yang terkait dengan usaha eceran dalam jalur vertikal termasuk dugaan praktek diskriminasi harga dan perjanjian tertutup.
next
Dampak Putusan Nomor 03/KPPU-L-I/2000 terhadap pelaku usaha yang lain dan masyarakat secara Umum
• Dari segi yuridis :Pertama, dampak dari putusan yang mendorong pemerintah mebentuk suatu regulasi sehingga adanya
batasan terhadap menjamurnya swalayan moderen dalam hal ini PT Indomarco prismatama baik toko swalayan milik sendiri maupun waralaba yang menyebabkan ketidak seimbangan terhadap dunia usaha, adanya terobosan hukum (legal breakthrough) ini mempertimbangkan kepentingan Pelaku Usaha besar, pelaku usaha menengah dan pelaku usaha kecil . Dengan adanya putusan ini mendorong terbentuknya Perpres Nomor 112 tahun 2007 tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern. Dan Peraturan daerah Nomer 2 tahun 2002 tetang Perpasaran swasta didaerah khusus Ibu kota Jakarta.
• Dari segi sosial :komisi menemukan adanya keresahan sosial yang disebabkan oleh praktek usaha, Terlapor disamping
dugaan pelanggaran sebagaimana yang dilaporkan atas Pasal 15, Pasal 22, dan Pasal 25 Undang-undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Keresahan sosial yang dimaksud adalah persaingan yang terjadi antara pelaku usaha besar dengan pelaku usaha kecil yang menimbulkan gangguan keseimbangan yang berpotensi menurunkan kesejahteraan pelaku usaha kecil.
SARAN :Untuk itu diharapkan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi persaingan bisnis oleh pelaku usaha ritel tradisional, antara lain :1.Konsep yang matang2.Perencanaan matang3.Evaluasi dan inovasi4.Perluasan pasar5.Standarisasi6.SistemSelain poin-poin diatas, adanya peran pemerintah terutama pemerintah daerah memliki peran penting untuk memajukan usaha ritel tradisional dengan adanya regulasi yang tepat untuk menyejahterahkan semua pelaku usaha.
SEKIAN DAN TERIMAKASI
Analisis Analisis Ketentuan dalam pasal 22 UU No. 5 tahun 1999“Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan suatu pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”.
Unsur-Unsur dalam Pasal:1.Pelaku Usaha2.Bersengkongkol3.Pihak lain4.Mengatur dan atau menentukan pemenang tender5.Persaingan Usaha Pihak Lain Persekongkokolan tender dapat terjadi tidak hanya antar pelaku usaha, tetapi juga pihak lain. Artinya dalam tender pihak yang terlibat adalah pemilik pekerjaan, penawar tender, dan peserta tender. Unsur bersekongkol sendiri kerjasama antar dua pihak, secara terang-terangan atau diam-diam melakukan tindakan penyesuaian dokumen dengan peserta lain.
BACK
Pasal 22
• Unsur dalam Pasal tersebut dalam menjalankan kegiatan usahanya PT. Indomarco Pristama tidak melakukan pasokan kepada pihak lain kecuali hanya sebagai pengecer, serta tidak ditemukan perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan bahwa pihak lain yang menerima barang dan ataujasa hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang dan atau jasa tersebut kepada pihak tertentu dan atau pada tempat tertentu.
Sehingga dalam hal ini pasal 22 tidak relevan.
BACK
PASAL 25 Ayat (1): "Pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk: a) menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan atau menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing, baik dari segi harga maupun kualitas; atau b) membatasi pasar dan pengembangan teknologi; atau c) menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar bersangkutan";Ayat (2): "Pelaku usaha memiliki posisi dominan sebagaimana dimaksud Ayat 1 apabila: a) satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai 50% atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu; atau b) dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai 75% atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu"
Unsur-Unsur dalam pasal ini:1.Menetapkan syarat-syarat perdagangan2.Membatasi pasar dan pertambangan teknologi atas produk yang dihasilkan3.Menghambat pelaku usaha lain4.50% - 70% menguasai pasar BACK
Lanjutan
pendekatan Per se ilegal, Tidak ditemukan bukti-bukti Terlapor mempunyai posisi dominan karena tidak menguasai pangsa pasar 50% (lima puluh persen) atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu dan tidak menguasai 75% atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu, sehingga pasal ini dinialai tidak relevan. Walaupun PT, Indomarco berbentuk waralaba dan mempunyai banyak toko dalam hal ini tidak lantas menguasai pasar artinya tidak disemua pasar PT. Indomarco Pristama menepati posisi dominan.
BACK
Pasal 15
Ayat (1): "Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan bahwa pihak lain yang menerima barang dan atau jasa hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang dan atau jasa tersebut kepada pihak tertentu dan atau pada tempat tertentu."Ayat (2): "Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok;Ayat (3): " Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian mengenai harga atau potongan harga tertentu atas barang dan atau jasa, yang memuat persyaratan bahwa pelaku usaha yang menerima barang dana atau jasa dari pelaku usaha pemasok: (a) harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok; atau (b) tidak akan membeli barang dan atau jasa yang sama atau sejenis dari pelaku usaha lain yang menjadi pesaing dari pelaku usaha pemasok";
BACK
Lanjutan PT . Indomarco Pristama (Terlapor) hanya melakukan perdagangan eceran yang langsung melayani konsumen akhir, dan tidak melakukan penjualan dengan cara lelang atau tender. Dengan demikian Terlapor tidak melakukan kegiatan persekongkolan dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender yang mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat. Dan tidak ditemukan cukup bukti bahwa Terlapor melakukan persengkokolan dengan pihak lain.
Pasal ini juga tidak mempunyai pembuktian yang cukup
maka sebagaimana laporan yang diberikan saksi pelapor dengan ketentuan pasal-pasal yang telah diIndikasikan dilanggar (pasal 22, pasal 25, pasal 15 UU. No. 5 tahun 1999 ) namun tidak terbukti dan tidak memiliki bukti yang cukup sehingga dalam hal ini Komisi KPPU dengan ketentuan fakta-fakta yang ada yaitu mengingat monitoring dan penelitian atas dasar kewenangannya sehingga dalam putusannya memuaat ketentuan pasal 2 dan 3.
Bahwa saham Terlapor sebesar 49% adalah dimiliki oleh PT. Indomarco Perdana. Disamping itu PT. Indomarco Perdana juga bertindak sebagai pemasok. Terlapor memegang jabatan rangkap selaku Direktur Utama di Terlapor juga sebagai Direktur Utama PT. Indomarco Perdana. Dengan demikian antara Terlapor dengan PT. Indomarco Perdana dimungkinkan terjadi hubungan manajemen yang dapat berakibat persaingan tidak sehat. Disamping itu Terlapor mempunyai hubungan sejarah, bahwa Terlapor pernah menduduki jabatan Direktur Utama di PT. Indomarco Adi Prima sebagai pemasoknya sejak tahun 1988 hingga tanggal 1 April tahun 2000 sebelum PT. Indomarco Adi Prima diambil alih oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. sebagai pabrikan. Sedangkan sampai saat ini PT. Indomarco yang secara manajemen dikuasai oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. tetap sebagai pemasok Terlapor untuk produk-produk Indofood. Berkaitan dengan itu Majelis Komisi menduga adanya kemungkinan integrasi vertikal yang dilakukan oleh sejumlah pelaku usaha yang dapat mengakibatkan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat, hal ini dapat diduga melanggar Pasal 14 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan'Persaingan Usaha Tidak Sehat).
Jabatan Rangkap
BACK
Penyebab posisi dominan adanya barrie to entri dan proses integrasi vertikal
(sebagaimana pasal 26) suatu usaha bisnis yang menjadi raksasa dan lahir dari penguasaan
atas sampai pada tingkat distribusi, dalam hal ini dapat ditemukan adanya keterkaitan sejarah,
baik dalam kepemilikan saham maupun rangkap jabatan yang berada dalam pasar yang sama
hal ini dapat dikatakan penguasaan dengan jabatan rangkap secara vertikal.
Perjanjian tertutup antara PT. Indomarco Adi Prima dengan PT. Goro Batara Sakti yang berisi
bahwa penerima pasokan tidak diperkenankan menjual atau memasok kembali kepada pihak
tertentu. Oleh karena itu Majelis menduga adanya pelanggaran Pasal 15 Ayat (1) Undang-
Undang Nomor. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat.
Artinya adalah pasal ini melarang adanya bentuk kesepaktan yang mengikat secara
ekslusif baik mengenai kontrak penjualan atau kewajiban meakukan pemasok ekslusif. Dalam
hal ini ada keterkaitan antara PT Indomarco Adi Pratama dengan Terlapor yaitu PT. Indomarco
Prismatama, yaitu keterkaitan kepemilikan saham.
. BACK
Lanjutan
Sebagimana dalam pasal 2 UU. No. 5 tahun 1999 tentang tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.“ Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum”
Dalam hal ini PT. Indomarco Pristama (Terlapor) dalam menjalankan usahanya melalui swalayan indomaret milik sendiri ataupun berdasarkan waralaba, telah melakukan pemasaran dengan diskon 40 item produk tiap bulannya dalam jangka waktu dua minggu, membuka pelayanan lebih awal, perizinan dan lokasi tempat usaha yang kurang tepat yaitu didekat perumahan dan merupakan lokasi yang banyak perusahan dagang atau pasar yang masih menggunakan mekanisme tradisional sedangkan PT. Indomarco Prismata menerapkan sistem 4p (produk, price, place dan Promotion) tentunya para usaha dengan sistem Tradisional tidak dapat mengikutinya, sehingga pengusaha kecil didekatnya mengalami kemunduran dalam usahanya. Dimana usaha-usaha atau pedagang kecil didekat swalayan indomaret ini kalah dalam bersaing karna berbagai hal diantaranya karena sumber daya Manusia maupun sumberdaya pemodalan yang masih tidak termenejemen dengan baik.
BACK
Dalam pasal 3 UU. No. 5 tahun 1999 tentang tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yaitu: “Tujuan pembentukan undang-undang ini adalah untuk:a. menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagal salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;b. mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil;c. mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha; dand. terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.” Ketentuan pasal ini merupakan tujuan dari pembentukan Undang-Undang ini sendiri, yaitu adanya kepentingan umum, efisiensi ekonomi yang mengarah pada ekonomi kesejahteraan dengan memperhatikan keberlangsungan bersama antara pengusaha besar, menengah dan pengusaha kecil. Jadi PT. Indomarco Pristama dalam putusannya terbukti tidak mengindahkan ketentuan sebagaimana dalam pasal 2 dan pasal 3 UU. No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang merupakan asas dan tujuan undang-undang ini sendiri.
BACK