PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN … · PT Bank Mandiri Syariah 432 - - PT Bank...

105
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN PADA TANGGAL DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Transcript of PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN … · PT Bank Mandiri Syariah 432 - - PT Bank...

PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk

LAPORAN KEUANGAN

PADA TANGGAL DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR31 DESEMBER 2011 DAN 2010

(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

DAN

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkLAPORAN KEUANGAN

PADA TANGGAL DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR31 DESEMBER 2011 DAN 2010

(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

DAFTAR ISI

Pernyataan Direksi

Laporan Auditor Independen

Ekshibit

Laporan Posisi Keuangan A

Laporan Laba Rugi Komprehensif B

Laporan Perubahan Ekuitas C

Laporan Arus Kas D

Catatan atas Laporan Keuangan E

Ekshibit A

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkLAPORAN POSISI KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2011 2010 2009ASET

KAS DAN SETARA KAS 2c,e,3 166.696 334.479 165.759

DEPOSITO BERJANGKA 2e,4 64.000 - -

INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN 2e,f,5Piutang sewa pembiayaan – setelah

dikurangi cadangan kerugianpenurunan nilai sebesar Rp 10.362, Rp 9.154dan Rp 40.954 masing-masing padatanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 1.084.706 511.442 167.261

PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN 2e,g,6Piutang pembiayaan konsumen – setelah

dikurangi cadangan kerugian penurunannilai sebesar Rp 50.432, Rp 64.115 danRp 172.094 masing-masing pada tanggal31 Desember 2011, 2010 dan 2009Pihak ketiga 3.648.429 2.793.652 1.908.006Pihak berelasi 2d,23 17.434 13.051 8.159

ASET PAJAK TANGGUHAN - Bersih 2r,13c 4.403 6.337 27.100

ASET TETAP– setelah dikurangi akumulasipenyusutan sebesar Rp 87.381, Rp 72.326dan Rp 59.331 masing-masing pada tanggal31 Desember 2011, 2010 dan 2009 2j,7 204.196 144.972 54.864

DEPOSITO DAN KAS YANG DIBATASIPENGGUNAANNYA 2c,e,8 130 127 1.076

ASET KEUANGAN DERIVATIF - Bersih 2e,o,p,9 39.975 5.584 12.102

ASET LAIN-LAIN - 2d,e,h,i,pBersih 10,23 74.808 60.447 48.653

JUMLAH ASET 5.304.777 3.870.091 2.392.980

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampiryang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Ekshibit A/2

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkLAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan)

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2011 2010 2009

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITASPinjaman yang diterima 2e,k,p,11 2.316.065 1.592.513 656.663Utang pajak 13a 20.629 21.412 25.357Beban yang masih harus dibayar 2e,p,14 64.195 72.513 74.549Imbalan pasca kerja 2m,22 11.208 10.228 10.911Utang dividen 2e,21 456 456 43.538Utang obligasi – setelah dikurangi biaya

emisi obligasi yang belum diamortisasisebesar Rp 3.369 dan Rp 849 masing-masingpada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 2e,l,12 481.631 159.151 -

Utang lain-lain 2e,p 44.361 72.968 47.792

JUMLAH LIABILITAS 2.938.545 1.929.241 858.810

EKUITASModal saham - nilai nominal

Rp 500 (nilai penuh) per sahamModal dasar - 1.000.000.000 sahamModal ditempatkan dan disetor penuh –760.339.281 saham 15 380.170 380.170 380.170

Tambahan modal disetor - bersih 357.906 357.906 357.906Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 21 6.000 6.000 3.000Belum ditentukan penggunaannya 31 1.622.156 1.196.774 793.094

JUMLAH EKUITAS 2.366.232 1.940.850 1.534.170

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 5.304.777 3.870.091 2.392.980

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampiryang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Ekshibit B

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkLAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR31 DESEMBER 2011 DAN 2010

(Dengan Angka Perbandingan 2009)(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2011 2010 2009

PENDAPATANPembiayaan konsumen 2d,e,g,n,16,23 849.514 660.782 618.865Sewa pembiayaan 2e,f,n 149.736 69.580 49.079Bunga 2e,n,17 10.465 13.200 28.828Lain-lain 2e,j,n,20 238.631 178.369 212.818

Jumlah Pendapatan 1.248.346 921.931 909.590

BEBANUmum dan administrasi 2i,j,l,m,n,19 382.942 296.452 249.626Keuangan 2e,k,l,n,18 282.661 144.730 180.132Pemasaran 2n 24.382 17.646 12.985Kerugian penurunan nilai 2e,5,6,10 29.011 158 75.000Rugi (laba) selisih kurs – bersih 2p 1 ( 4 ) ( 54)(Keuntungan) kerugian dari perubahan

nilai wajar instrumen keuanganderivatif - bersih 2e,o ( 126) 40 ( 165)

Jumlah Beban 718.871 459.022 517.524

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 529.475 462.909 392.066

PAJAK PENGHASILAN 2rKini 13b 102.159 97.238 77.260Tangguhan 13c 1.934 3.594 13.438

Jumlah Pajak Penghasilan 104.093 100.832 90.698

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 425.382 362.077 301.368

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN - - -

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 425.382 362.077 301.368

LABA PER SAHAM DASAR 2s,26(dinyatakan dalam Rupiah penuh) 559 476 396

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampiryang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Ekshibit C

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkLAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR31 DESEMBER 2011 DAN 2010

(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Saldo labaTambahan modal Telah ditentukan Belum ditentukan Jumlah

Catatan Modal saham disetor - bersih penggunaannya penggunaannya ekuitas

Saldo pada tanggal 31 Desember 2008 380.170 357.906 - 619.421 1.357.497

Dividen tunai tahun 2008 21 - - - ( 81.356 ) ( 81.356 )Dividen tunai interim tahun 2009 21 - - - ( 43.339 ) ( 43.339 )Penggunaan saldo laba untuk cadangan umum 21 - - 3.000 ( 3.000 ) -Jumlah laba komprehensif tahun 2009 - - - 301.368 301.368

Saldo pada tanggal 31 Desember 2009 380.170 357.906 3.000 793.094 1.534.170

Penyesuaian terkait penerapan awalPSAK No. 55 (Revisi 2006) 31 - - - 103.909 103.909

Saldo pada tanggal 1 Januari 2010 setelah penyesuaianterkait penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) 31 380.170 357.906 3.000 897.003 1.638.079

Dividen tunai tahun 2009 21 - - - ( 59.306 ) ( 59.306 )Penggunaan saldo laba untuk cadangan umum 21 - - 3.000 ( 3.000 ) -Jumlah laba komprehensif tahun 2010 - - - 362.077 362.077

Saldo pada tanggal 31 Desember 2010 380.170 357.906 6.000 1.196.774 1.940.850

Jumlah laba komprehensif tahun 2011 - - - 425.382 425.382

Saldo pada tanggal 31 Desember 2011 380.170 357.906 6.000 1.622.156 2.366.232

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampiryang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Ekshibit D

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkLAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR31 DESEMBER 2011 DAN 2010

(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2011 2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIPenerimaan dari transaksi pembiayaan

Pembiayaan konsumen 4.158.534 3.389.482 3.120.263Sewa pembiayaan 651.615 322.652 285.625

4.810.149 3.712.134 3.405.888

Penerimaan dari pendapatan bunga 10.250 12.584 29.465Penerimaan bersih dari aktivitas operasi lainnya

Administrasi 113.036 72.106 58.351Asuransi 77.364 72.782 50.663Denda 69.826 60.225 60.251Lain-lain 19.320 44.110 43.541

279.546 249.223 212.806

Pembayaran atas:Beban bunga

Pinjaman – Rupiah ( 180.929)( 94.887)( 84.160)Pinjaman – USD ( 69.680)( 31.543)( 11.607)Pinjaman – JPY ( 241)( 1.818)( 16.958)Obligasi ( 24.543)( 13.493)( 14.921)

Biaya administrasi bank ( 1.511)( 881)( 713)

( 276.904)( 142.622)( 128.359)

Pembayaran beban umum dan administrasi ( 405.010)( 318.878)( 227.011)Pembayaran untuk transaksi pembiayaan baru

Pembiayaan konsumen ( 4.654.691 )( 3.584.267)( 1.878.227)Sewa pembiayaan ( 1.087.067 )( 570.392)( 93.831)

( 5.741.758 )( 4.154.659)( 1.972.058)

Arus kas (untuk) dari aktivitas operasi sebelumpembayaran pajak penghasilan ( 1.323.727 )( 642.218) 1.320.731

Pembayaran pajak penghasilan ( 100.920 )( 102.054)( 101.567)

Arus kas bersih (untuk) dari aktivitas operasi ( 1.424.647)( 744.272) 1.219.164

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIPenempatan Deposito berjangka ( 64.000) - -Penerimaan dari penjualan aset tetap 5.935 1.519 1.276Perolehan aset tetap ( 82.688)( 105.026)( 12.777)

Arus kas bersih untuk aktivitas Investasi ( 140.753)( 103.507)( 11.501)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampiryang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Ekshibit D/2

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkLAPORAN ARUS KAS (Lanjutan)

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR31 DESEMBER 2011 DAN 2010

(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2011 2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANPenerimaan dari:

Pinjaman yang diterimaStandard Chartered Bank 513.000 633.370 -PT Bank Permata Tbk 264.005 299.055 20.000PT Bank Pan Indonesia Tbk 250.000 - -PT Bank Internasional Indonesia Tbk 230.673 250.000 -PT Bank Victoria International Tbk 150.000 - -PT Bank Danamon Indonesia Tbk 143.239 109.412 -PT Bank BPD Jawa Barat & Banten Tbk 100.000 - -PT Bank Hana 50.000 15.000 30.000LIM Asia Special Situations Master Fund Limited 50.000 - -PT IFS Capital Indonesia 43.497 - -PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 22.700 - -PT BCA Finance 5.097 3.275 -PT Bank Sinarmas Tbk - 100.000 -PT ANZ Panin Bank - 70.000 30.000PT Bank Central Asia Tbk - 50.000 -PT Bank CIMB Niaga Tbk - 50.000 -PT Bank Maybank Indocorp - 30.000 -

1.822.211 1.610.112 80.000Penerimaan dari:

Channeling, pengalihan piutang dan pembiayaan bersamaPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 223.449 - -PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk 146.652 - -PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 105.581 3.563 -PT Bank DKI 99.999 - -PT Bank Mutiara Tbk 73.768 - -PT Bank ICB Bumiputera Tbk 52.992 136.390 52.569PT Bank CIMB Niaga Tbk 52.858 - -PT Bank Mandiri Syariah 432 - -PT Bank Permata Tbk - 106.803 87.031PT Bank Hana - - 18.000PT Bank Ina Perdana - - 6.068

755.731 246.756 163.568

Utang obligasi - bersih 415.804 158.407 -

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampiryang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Ekshibit D/3

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkLAPORAN ARUS KAS (Lanjutan)

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR31 DESEMBER 2011 DAN 2010

(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2011 2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN (Lanjutan)Pembayaran atas:

Pinjaman yang diterima:Standard Chartered Bank ( 362.406)( 166.639)( 358.033)PT Bank Permata Tbk ( 207.660)( 285.584)( 122.727)PT Bank Internasional Indonesia Tbk ( 124.189)( 57.729)( 100.151)PT Bank Danamon Indonesia Tbk ( 116.099)( 63.108)( 132.275)PT ANZ Panin Bank ( 50.000)( 25.000) -PT Bank Maybank Indocorp ( 38.099)( 37.429)( 31.000)PT Bank Victoria International Tbk ( 36.111) - -PT Bank Hana ( 33.220)( 26.643)( 26.554)PT Bank Sinarmas Tbk ( 32.637)( 10.080)( 8.003)PT IFS Capital Indonesia ( 28.974) - -PT Bank CIMB Niaga Tbk ( 28.333)( 36.667)( 51.944)PT Bank Pan Indonesia Tbk ( 18.056) - ( 6.250)The Royal Bank of Scotland Plc ( 16.667)( 16.667)( 16.667)PT Bank Central Asia Tbk ( 16.667)( 8.333) -LIM Asia Special Situations Master Fund Limited ( 9.091) - -PT Bank BPD Jawa Barat & Banten Tbk ( 6.429) - -PT BCA Finance ( 2.376)( 162) -Merril Lynch Credit Product LLC - - ( 215.102)

( 1.127.014)( 734.041)( 1.068.706)

Angsuran atas penjualan, pengalihan piutang danpembiayaan bersama ( 374.115)( 161.700)( 359.059)

Pelunasan pokok obligasi ( 95.000) - ( 105.500)Pembelian kembali obligasi - - ( 94.500)Pembayaran dividen kas - ( 102.388)( 81.331)Pembayaran biaya emisi obligasi - ( 1.593) -Deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya

untuk pembayaran kembali pinjaman - 946 114.863

Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas pendanaan 1.397.617 1.016.499 ( 1.350.665)

(PENURUNAN) KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS ( 167.783) 168.720 ( 143.002)

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 334.479 165.759 315.083

PENGARUH BERSIH ATAS PERUBAHANKURS PADA KAS DAN SETARA KASDALAM MATA UANG ASING - - ( 6.322)

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 166.696 334.479 165.759

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampiryang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Ekshibit E

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT BFI Finance Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 April 1982 berdasarkan aktaNo. 57 dari Kartini Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperolehpersetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) RepublikIndonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-2091-HT.01.01.TH.82 tanggal 28 Oktober 1982 dantelah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 102 tanggal 21 Desember 1982, TambahanNo. 1390. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, salah satunyaberdasarkan akta No. 116 tanggal 27 Juni 2001 dari Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto,S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas FinanceIndonesia Tbk menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Perubahan tersebut telah memperolehpersetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) RepublikIndonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-03668.HT.01.04. TH.2001 tanggal 24 Juli 2001 dantelah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 35 tanggal 30 April 2002, TambahanNo. 4195.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan aktaNo. 250 tanggal 22 April 2010 dari Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris diJakarta, mengenai perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan tentang maksud dan tujuanPerusahaan sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan(BAPEPAM-LK) Nomor IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang MelakukanPenawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, yang menguraikan secara rinciBidang Usaha Pembiayaan. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan tersebut telah memperolehpersetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan SuratKeputusan No. AHU-43372-AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 2 September 2010 dan telah didaftarkandalam Daftar Perseroan No. AHU-0066287.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 2 September 2010.Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini, akta perubahan tersebut sedang dalamproses pencetakan Berita Negara Republik Indonesia.

Perusahaan memperoleh izin usaha dalam bidang usaha lembaga pembiayaan dari MenteriKeuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-038/KM.11/1982 tanggal12 Agustus 1982 yang telah diperbaharui berdasarkan Surat Keputusan No. 493/KMK.013/1990tanggal 23 April 1990.

Pada tanggal 20 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengamandemen ijinusaha Perusahaan melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-038/KM.5/2006. Denganadanya amandemen ini, ijin usaha yang sebelumnya diberikan kepada PT Bunas FinanceIndonesia Tbk menjadi diberikan kepada Perusahaan yang berlaku surut sejak adanyapersetujuan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFIFinance Indonesia Tbk dari Instansi yang Berwenang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukumdan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-03668.HT.01.04. TH.2001 tanggal 24 Juli 2001.

Ekshibit E/2

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (Lanjutan)

a. Pendirian Perusahaan (Lanjutan)

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutamaadalah menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modalmeliputi bidang-bidang sebagai berikut:

a. Sewa pembiayaanb. Pembiayaan konsumenc. Anjak piutangd. Usaha kartu kredit

Saat ini, Perusahaan menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk sewa pembiayaan danpembiayaan konsumen. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di MNC Tower (dahulu Menara KebonSirih), Lantai 25, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta.

Perusahaan mempunyai masing-masing 110 kantor cabang dan 59 gerai pada tanggal31 Desember 2011, 103 kantor cabang dan 18 gerai pada tanggal 31 Desember 2010, dan 76 kantorcabang pada tanggal 31 Desember 2009 yang berlokasi, antara lain, di Palembang, Banjarmasin,Surabaya, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar dan Tangerang. Perusahaanmemulai kegiatan komersialnya pada tahun 1982.

b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan

Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana atas 2.125.000 sahamnyadengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 (nilai penuh) per saham melalui bursa efek di Indonesiadengan harga penawaran sebesar Rp 5.750 (nilai penuh) per saham. Pada tahun 1993, Perusahaanmelakukan penawaran tambahan sebanyak 8.500.000 saham dengan nilai nominal per saham yangsama melalui bursa efek di Indonesia. Seluruh saham Perusahaan telah terdaftar pada bursa efekdi Indonesia.

Pada tanggal 8 April 1993, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pembagian dividensaham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 10 (sepuluh) saham yang dimiliki, sebanyak1.062.500 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 (nilai penuh) per saham. Pada tanggalyang sama, para pemegang saham Perusahaan juga menyetujui untuk menerbitkan saham bonusdengan dasar 17 (tujuh belas) saham baru untuk setiap 20 (dua puluh) saham yang dimiliki,sebanyak 9.934.668 saham dengan nilai nominal yang sama. Pada tanggal 22 Januari 1994, parapemegang saham Perusahaan menyetujui pembagian dividen saham dengan dasar 1 (satu) sahambaru untuk 3 (tiga) saham yang dimiliki, sebanyak 7.207.390 saham dengan nilai nominal sebesarRp 1.000 (nilai penuh) per saham.

Berdasarkan surat No. S-639/PM/1994 tanggal 18 April 1994, BAPEPAM-LK menyatakan efektifnyapenawaran umum terbatas pertama (I) Perusahaan sebanyak 28.829.558 saham dengan hargapenawaran sebesar Rp 1.500 (nilai penuh) per saham, di mana setiap 1 (satu) saham yang dimilikiberhak atas 1 (satu) saham baru. Selanjutnya, berdasarkan surat No. S-71/PM/1997 tanggal17 Januari 1997, BAPEPAM-LK menyatakan efektifnya penawaran umum terbatas kedua (II)Perusahaan sebanyak 115.318.232 saham dengan harga penawaran sebesar Rp 1.000 (nilai penuh)per saham, di mana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas 2 (dua) saham baru.

Pada tanggal 17 Juni 1997, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pemecahan nilainominal saham dari sebesar Rp 1.000 (nilai penuh) per saham menjadi sebesar Rp 500(nilai penuh) per saham, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah saham beredar Perusahaandari sebanyak 172.977.348 saham menjadi sebanyak 345.954.696 saham.

Ekshibit E/3

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (Lanjutan)

b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)

Dalam rangka restrukturisasi utang, para pemegang saham Perusahaan dalam Rapat UmumPemegang Saham Luar Biasa Para Pemegang Saham tanggal 27 Januari 2000 menyetujuipenerbitan Mandatory Convertible Bonds atau Obligasi Wajib Konversi (MCB) yang wajibdikonversikan menjadi sebanyak 414.384.585 saham Perusahaan.

Pada bulan Mei 2006, seluruh MCB telah dikonversi menjadi sebanyak 414.384.585 saham sehinggajumlah saham beredar Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 menjadi sebanyak 760.339.281saham (lihat Catatan 15).

Pada tanggal 7 Agustus 2007, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LKmelalui surat No. S-3960/BL/2007 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance IndonesiaTahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebanyak-banyaknyaRp 200.000 dengan jangka waktu terlama 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal emisi. Padatanggal 20 Agustus 2007, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (BEI) denganjumlah emisi final sebesar Rp 200.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejaktanggal 16 November 2007.

Pada tanggal 16 Agustus 2009, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI FinanceIndonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap yang jatuh tempo pada tanggal tersebut.

Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LKmelalui surat No.S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia IITahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebanyak-banyaknyaRp 200.000 dengan jangka waktu terlama 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal emisi. Padatanggal 18 Januari 2010, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) denganjumlah emisi final sebesar Rp 160.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejaktanggal 15 April 2010.

Pada tanggal 28 Juni 2011, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LKmelalui surat No.S-7248/BL/2011 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance IndonesiaIII Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebanyak-banyaknyaRp 450.000 dengan jangka waktu terlama 36 bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 11 Juli 2011,Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan jumlah emisi final sebesarRp 420.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 8 Oktober 2011.

c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris dan Karyawan

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT BFI Finance IndonesiaTbk, yang diaktakan dengan akta No. 80 Tanggal 15 Juni 2011 juncto Akta Pernyataan KeputusanRapat No. 82 masing-masing tertanggal 15 Juni 2011 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H.,pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaanpada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

Presiden Komisaris : Kusmayanto KadimanKomisaris : Johanes Sutrisno (Independen)

Alfonso Napitupulu (Independen)Richard Andrew DeitzEmmy Yuhassarie (Independen)

Presiden Direktur : Francis Lay Sioe HoDirektur Pemasaran dan Kredit : Yan Peter WangkarDirektur Operasional dan Keuangan : Cornellius Henry Kho

Ekshibit E/4

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (Lanjutan)

c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris dan Karyawan (Lanjutan)

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT BFI Finance IndonesiaTbk, yang diaktakan dengan akta No. 73 Tanggal 15 Mei 2009 juncto Akta Pernyataan KeputusanRapat No. 120 tanggal 120 tanggal 14 Oktober 2009, masing masing dibuat oleh Aulia Taufani,S.H., dan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaanmasing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Presiden Komisaris : Johanes Sutrisno (Independen)Komisaris : Rudy Capelle (Independen)

Alfonso Napitupulu (Independen)Richard Andrew Deitz

Presiden Direktur : Francis Lay Sioe HoDirektur Pemasaran dan Kredit : Yan Peter WangkarDirektur Operasional dan Keuangan : Cornellius Henry Kho

Susunan Komite Audit pada tanggal 31 Desember 2011 sebagai berikut:

Ketua : Johanes SutrisnoAnggota : Kusmayanto Kadiman

Dominic PiconeFendi SantosoStefanus GintingRudy Capelle

Susunan Komite Audit pada tanggal 31 Desember 2010 sebagai berikut:

Ketua : Johanes SutrisnoAnggota : Stefanus Ginting

Dani Firmansyah

Susunan Komite Audit pada tanggal 31 Desember 2009 sebagai berikut:

Ketua : Johanes SutrisnoAnggota : Stefanus Ginting

Hariadi Widiarta

Beban gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Dewan Komisaris untuk tahun yang berakhir padatanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing berjumlah keseluruhan sebesarRp 3.369, Rp 5.097 dan Rp 4.813. Sedangkan beban gaji dan tunjangan yang diberikan kepadaDireksi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing berjumlah sebesar sebesar Rp 24.810, Rp 32.143 dan Rp 27.063.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan No. Corp/CH/L/VII/07-0115 tanggal 9 Juli 2007,Perusahaan menunjuk Cornellius Henry Kho sebagai Sekretaris Perusahaan.

Internal Audit

Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman penyusunanPiagam Unit Audit Internal, Perusahaan diwajibkan untuk membentuk Unit Audit Internal, yangterdiri dari paling sedikit 1 (satu) orang auditor internal, paling lambat pada tanggal31 Desember 2009. Unit Audit Internal wajib memiliki Piagam Unit Audit Internal yang ditetapkanoleh Direksi setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris.

Ekshibit E/5

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (Lanjutan)

c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal audit, Sekretaris dan Karyawan (Lanjutan)

Perusahaan telah memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam peraturan tersebut.

Sekretaris Perusahaan

Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan,Perusahaan diwajibkan untuk membentuk fungsi sekretaris Perusahaan yang antara lain bertugas:

1. Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidangpasar modal;

2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemberimodal yang berkaitan dengan kondisi Perusahaan;

3. Memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi ketentuan Undang-UndangNo. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya;

4. Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan pihak-pihak berwenang (Bapepam-LK, BEI danlainnya) serta publik;

5. Fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dirangkap oleh Direktur Perusahaan.

Perusahaan telah memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam peraturan tersebut.

Jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagaiberikut (tidak diaudit):

2011 2010 2009

Karyawan tetap 2.560 1.774 1.468Karyawan tidak tetap 2.075 1.880 887

Jumlah karyawan 4.635 3.654 2.355

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporankeuangan Perusahaan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia yang mencakupperaturan BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapatdalam lampiran keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 danperubahannya, Keputusan Ketua Bapepam-LK Keputusan No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember2010.

Kebijakan akuntansi pokok yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuanganadalah sebagai berikut:

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan menggunakan konsep harga historis dan dasar akrual, kecualiuntuk akun-akun tertentu yang disusun dengan menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimanadiuraikan dalam kebijakan akuntansi akun tersebut.

Ekshibit E/6

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan)

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan sumber danpenggunaan kas dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi,investasi dan pendanaan.

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiahyang terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus.

Standar akuntansi baru

Perubahan atas standar berikut wajib diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku yangdimulai pada tanggal 1 Januari 2011.

- PSAK No. 1 : Penyajian Laporan Keuangan

Perusahaan dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugikomprehensif) atau dua laporan (laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif).Perusahaan memilih menyajikannya dalam bentuk satu laporan. Laporan keuangan telahdisusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.

- PSAK No. 3 : Laporan Keuangan Interim

Standar mengharuskan laporan keuangan interim berisikan laporan laba rugi komprehensifuntuk periode interim yang dilaporkan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan dalambentuk satu laporan atau dua laporan. Informasi komparatif untuk laporan laba rugikomprehensif harus disajikan untuk perbandingan periode interim, namun informasikomparatif satu tahun untuk tahun buku terakhir tidak disyaratkan. Laporan keuangan interimini telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.

- PSAK No. 5 : Segmen Operasi

Standar mengharuskan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkanpengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitasbisnis. Standar juga menyempurnakan definisi segmen operasi dan prosedur yang digunakanuntuk mengidentifikasi dan melaporkan segmen operasi. Standar mengharuskan “pendekatanmanajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama sepertihalnya pelaporan internal. Hal ini tidak menyebabkan tambahan penyajian segmen yangdilaporkan. Perusahaan mengoperasikan dan menjalankan bisnis melalui segmen tunggaldengan mengelola infrastruktur jaringan yang ada. Segmen operasi dilaporkan dengan carayang konsisten dengan pelaporan internal yang disampaikan kepada pengambil keputusanoperasional. Dalam hal ini pengambil keputusan operasional yang mengambil keputusanstrategis adalah Direksi.

- PSAK No. 7 : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi

Standar menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi,transaksi termasuk komitmen. Standar juga memberikan penjelasan bahwa anggota personilmanajemen kunci adalah pihak berelasi, sehingga mengharuskan pengungkapan ataskompensasi personil manajemen kunci untuk masing-masing kategori. Perusahaan telahmelakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan laporankeuangan telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi.

Ekshibit E/7

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan)

Penerapan standar-standar tersebut tidak berdampak material terhadap Laporan KeuanganPerusahaan. Sebagai tambahan, Perusahaan telah mengungkapkan informasi terkait denganpenyajian laporan keuangan, segmen operasi dan pengungkapan pihak-pihak berelasi sesuaidengan yang disyaratkan standar.

Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajibditerapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidakrelevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan:

- PSAK No. 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas- PSAK No. 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan

Keuangan Tersendiri- PSAK No. 8 (Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan- PSAK No. 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama- PSAK No. 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi- PSAK No. 19 (Revisi 2010) : Aset Tidak Berwujud- PSAK No. 22 (Revisi 2010) : Kombinasi Bisnis- PSAK No. 23 (Revisi 2010) : Pendapatan- PSAK No. 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,

dan Kesalahan- PSAK No. 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset- PSAK No. 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset kontijensi- PSAK No. 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan

Operasi yang Dihentikan- ISAK No. 7 (Revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus- ISAK No. 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi,

Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa- ISAK No. 10 : Program Loyalitas Pelanggan- ISAK No. 11 : Distribusi Aset Non-kas kepada Pemilik- ISAK No. 12 : Pengendalian Bersama Entitas-Kontribusi Non-moneter

oleh Venturer- ISAK No. 14 : Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web- ISAK No. 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

b. Penyertaan Saham

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi padaEntitas Asosiasi”. PSAK revisi ini diterapkan secara retrospektif dan mengatur akuntansi investasidalam entitas asosiasi dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode akuntansi yang harusditerapkan, penurunan nilai investasi dan laporan keuangan tersendiri. Penerapan PSAK yangdirevisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan Perusahaan.

Investasi Perusahaan pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitasasosiasi adalah suatu entitas dimana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai denganmetode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Perusahaan ataslaba atau rugi bersih, dan penerimaan dividen dari investee sejak tanggal perolehan.

Ekshibit E/8

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

b. Penyertaan Saham (Lanjutan)

Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bilaterdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakuibagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat dipakai, dalam laporanperubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksiantara Perusahaan dengan entitas asosiasi dieliminasi dengan jumlah sesuai dengan kepentinganPerusahaan dalam entitas asosiasi.

Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atasinvestasi Perusahaan dalam entitas asosiasi. Perusahaan menentukan pada setiap tanggalpelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalamentitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlahpenurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasidan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif.

Jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dariinvestasi, maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya diakui oleh investor apabila telahtimbul liabilitas atau investor melakukan pembayaran liabilitas perusahaan asosiasi yangdijaminnya. Jika perusahaan asosiasi selanjutnya memperoleh laba, investor akan mengakuipenghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yangbelum diakui.

Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik.

Penyertaan saham merupakan penyertaan saham Perusahaan pada PT Bunas Multi Finance (BMF)dengan persentase kepemilikan sebesar 20%. Berdasarkan keputusan Rapat Umum PemegangSaham Luar Biasa, yang diaktakan dengan akta No. 115 tanggal 27 Juni 2001 dari Aulia Taufani,S.H., Notaris pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perusahaan telahmemberikan persetujuan untuk melakukan divestasi penyertaan Perusahaan pada BMF. Namundemikian, divestasi belum dapat dilaksanakan karena belum memperoleh persetujuan daripemegang saham mayoritas BMF.

Sejak tahun 1998, karena bagian Perusahaan atas rugi bersih BMF telah melebihi nilai tercatatpenyertaannya, oleh karenanya investasi diakui sebesar nilai tercatat sebesar nihil dan sejak ituPerusahaan tidak lagi mengharapkan adanya pemulihan dari penyertaan tersebut.

Pada tanggal 15 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan SuratPengumuman No. Peng-197/MK.5/2006 telah membekukan seluruh kegiatan operasional BMF.Namun demikian, Perusahaan tidak lagi mempunyai hubungan usaha maupun memberikan garansiapapun terhadap BMF.

c. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3(tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidakdibatasi penggunaannya.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, kas di bank dinyatakan sebesar saldo penempatan di bank.

Sejak tanggal 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, kas di bank disajikan sebesar nilai wajarditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Ekshibit E/9

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor:(a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang

tersebut:(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau(iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.

(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:(i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya

entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).(ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas

asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang manaentitas lain tersebut adalah anggotanya).

(iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.(iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah

entitas asosiasi dari entitas ketiga.(v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah

satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelaporadalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor jugaberelasi dengan entitas pelapor.

(vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalamhuruf (a).

(vii)Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas ataupersonil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

e. Aset dan Liabilitas Keuangan

Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan danPengukuran” dan PSAK No. 50 (revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “AkuntansiInstrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK No. 50 (Revisi 1998), “AkuntansiInvestasi Efek tertentu”. Dalam menerapkan standar-standar tersebut di atas, Perusahaan jugatelah mempertimbangkan Buletin Teknis No. 4 tentang Ketentuan Transisi untuk Penerapan AwalPSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan AkuntanIndonesia.

Dampak Penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dijelaskan padaCatatan 31.

Ekshibit E/10

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

i. Aset Keuangan

Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, deposito berjangka, investasi netosewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, deposito kas yang dibatasi penggunaannya,aset keuangan derivatif dan pinjaman kepada karyawan (dicatat sebagai bagian dari aset lain-lain).

Sejak tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalamkategori (1) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan(2) pinjaman yang diberikan dan piutang. Klasifikasi tersebut tergantung dari tujuanperolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebutpada saat awal pengakuannya.

(1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalamkelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telahditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh ataudimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jikamerupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersamadan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profittaking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan,kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnyapada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan labarugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar danpenjualan instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatatsebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuanganderivatif”.

Perusahaan pada pengakuan awal dapat menetapkan aset keuangan tertentu sebagai nilaiwajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Selanjutnya, penetapan ini tidak dapatdiubah. Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), opsi nilai wajar dapat digunakan hanyabila memenuhi ketetapan sebagai berikut: penetapan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidak-

konsistenan pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch) yang dapat timbul,atau

aset keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonyadikelola dan dilaporkan kepada manajemen inti berdasarkan nilai wajar, atau

aset keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harusdipisahkan.

Untuk mengurangi ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan, opsi nilai wajardigunakan untuk piutang tertentu yang dilindung nilai menggunakan credit derivativesatau swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jikatidak, piutang dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif akan diukurmenggunakan nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Ekshibit E/11

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

i. Aset Keuangan (Lanjutan)

(2) Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif denganpembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif,kecuali:

(a) yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yangdiklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuanawal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

(b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual;(c) dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara

substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikandan piutang.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilaiwajarnya ditambah atau dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secaralangsung atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsunguntuk pemberian suatu pinjaman maupun perolehan piutang dan merupakan biayatambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman maupun piutang tersebut tidakdiperoleh. Dalam halnya piutang, biaya transaksi ditambahkan pada atau dikurangkan darijumlah yang diakui pada awal pengakuan piutang, dan diamortisasi selama umur piutangtersebut dengan menggunakan suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari‘pendapatan pembiayaan konsumen’ atau ‘pendapatan sewa pembiayaan’. Pendapatandari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat dalamlaporan laba rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai “Pendapatan Bunga”. Sebelumtanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi untuk pinjaman yang diberikan dan piutang tidakdiamortisasi tetapi diakui dan dicatat secara langsung sebesar jumlah biaya transaksitersebut di laporan laba rugi komprehensif dan bukan merupakan bagian dari piutang danpinjaman yang diberikan tersebut.

Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurangdari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan danpiutang, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Cadangan KerugianPenurunan Nilai”

ii. Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari pinjaman yang diterima, beban yang masih harusdibayar, utang dividen, utang obligasi, dan utang lain-lain.

Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai liabilitas keuangan yang diukurpada biaya perolehan diamortisasi.

Ekshibit E/12

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

ii. Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasidiakui pada nilai wajarnya ditambah atau dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikansecara langsung. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuanganyang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bungaefektif. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsunguntuk pengakuan suatu pinjaman yang diterima, dan merupakan biaya tambahan yang tidakakan terjadi apabila pinjaman yang diterima tidak diakui. Biaya transaksi dikurangkan darijumlah pinjaman yang diterima pada awal pengakuan pinjaman, dan diamortisasi selamaumur pinjaman yang diterima dengan menggunakan suku bunga efektif dan hasilamortisasinya dicatat sebagai bagian dari ‘beban keuangan’. Sebelum tanggal 1 Januari 2010,biaya transaksi untuk pinjaman yang diterima dicatat pada akun ‘aset lain-lain’ (bukanmerupakan bagian dari pinjaman yang diterima), kemudian biaya transaksi tersebutdiamortisasi secara garis lurus selama umur pinjaman yang diterima dan hasil amortisasinyadicatat sebagai ‘beban keuangan’ di laporan laba rugi komprehensif.

iii. Penentuan Nilai Wajar

Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu Liabilitasdiselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksiwajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.

Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakanharga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika hargakuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yangaktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.

Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan menentukan nilai wajar denganmenggunakan teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukansecara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensiatas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisaarus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model).Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkanpenggunaan taksiran yang bersifat spesifik dari Perusahaan, memasukkan semua faktor yangakan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsistendengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumenkeuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkanekspektasi pasar dan ukuran faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat padainstrumen keuangan.

Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah hargatransaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali nilai wajardari instrumen keuangan tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan dengan transaksipasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasiatau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanyamenggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi. Saat harga transaksi memberikan buktiterbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnyadiukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnyadiperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif setelahpengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebutnamun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasaryang dapat diobservasi atau saat transaksi tertutup.

Ekshibit E/13

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

iii. Penentuan Nilai Wajar (Lanjutan)

Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaianyang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Perusahaan dan pihak lawan, mana yang lebihsesuai. Taksiran nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untukmempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian modelpenilaian, sepanjang Perusahaan yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akanmempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.

iv. Penghentian Pengakuan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kasyang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruhhak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di manaPerusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikanaset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransferyang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau liabilitassecara terpisah.

Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkandalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

Dalam transaksi dimana Perusahaan secara subtansial tidak memiliki atau tidak mentransferseluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikanpengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut.Hak dan liabilitas yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secaraterpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masihdimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yangberkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalahsebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.

Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewapembiayaan, dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Perusahaanmenentukan bahwa piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaantersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasiseperti telah terjadinya perubahan signifikan pada kemampuan keuangan konsumen sehinggakonsumen tidak lagi dapat melunasi liabilitasnya, atau konsumen atau unit yang dibiayai tidakdapat ditemukan atau tidak dikuasai oleh pihak ketiga atau hasil penjualan agunandiperkirakan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur piutang pembiayaan konsumendan investasi neto sewa pembiayaan.

iv. Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalamlaporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan memiliki hak yang berkekuatanhukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniatuntuk menyelesaikan liabilitas secara simultan.

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standarakuntansi.

Ekshibit E/14

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

v. Penurunan Nilai Dari Aset Keuangan

Sejak tanggal 1 Januari 2010, kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan yangdiukur pada biaya perolehan yang diamortisasi adalah sebagai berikut:

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat buktiyang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilaitelah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebutsebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal asettersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak padaestimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapatdiestimasi secara andal.

Kriteria yang digunakan oleh Perusahaan untuk menentukan bukti obyektif dari penurunannilai adalah sebagai berikut:

(a) kesulitan keuangan signifikan yang dialami konsumen;(b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok

atau bunga;(c) Perusahaan, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan

yang dialami konsumen, memberikan keringanan (konsesi) pada konsumen yang tidakmungkin diberikan jika konsumen tidak memiliki kesulitan tersebut;

(d) terdapat kemungkinan bahwa konsumen akan dinyatakan pailit atau melakukanreorganisasi keuangan lainnya;

(e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau(f) data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas

estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal asetdimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangansecara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk:

(1) memburuknya status pembayaran konsumen dalam kelompok tersebut; dan(2) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset

dalam kelompok tersebut.

Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan olehmanajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi.

Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secaraindividual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual ataukolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.

Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai asetkeuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak,maka Perusahaan memasukkan aset tersebut kedalam kelompok aset keuangan yang memilikikarekteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secarakolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugianpenurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilaisecara kolektif.

Ekshibit E/15

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

vi. Penurunan Nilai Dari Aset Keuangan (Lanjutan)

Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat asetkeuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokanmenggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat asettersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakuipada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan yang diukur pada biaya perolehandiamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untukmengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yangditetapkan dalam kontrak.

Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan(collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan daripengambilalihan agunan dikurangi beban-beban untuk memperoleh dan menjual agunan,terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.

Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkanberdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevandengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikankemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratankontrak dari aset yang dievaluasi.

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secarakolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompoktersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristikrisiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugianhistoris yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapatdiobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periodeterjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang adapada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini.

Estimasi terhadap perubahan arus kas masa datang dari kelompok aset harus mencerminkandan memiliki arah yang konsisten dengan perubahan data terkait yang dapat diobservasi darisatu periode ke periode berikutnya. Metodologi dan asumsi yang digunakan dalammengestimasi arus kas masa datang dikaji ulang secara berkala oleh Perusahaan untukmengurangi perbedaan antara taksiran jumlah kerugian dengan jumlah kerugian aktualnya.

Ketika piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih,piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai.Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukandan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan piutangpembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih diklasifikasikan kedalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.

Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangantersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilaidiakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, denganmenyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugikomprehensif.

Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapus-bukukan sebelumnya,dikreditkan sebagai pendapatan lain-lain.

Ekshibit E/16

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

vii. Penurunan Nilai Dari Aset Keuangan (Lanjutan)

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menentukan penurunan nilai Piutang PembiayaanKonsumen dan Investasi neto sewa Pembiayaan berdasarkan hasil penelaahan berkalaterhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. Piutang tak tertagihdihapuskan pada saat dinyatakan tidak tertagih oleh manajemen Perusahaan. Penerimaandari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saatterjadinya.

f. Akuntansi untuk Sewa

Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakanperjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian padatanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset hakuntuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan secara substansialseluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewapembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidakmengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Dalam sewa pembiayaan, perusahaan, sebagai lessor, mengakui aset berupa piutang sewapembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi neto sewapembiayaan. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilanpembiayaan. Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkansuatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih perusahaan sebagai lessordalam sewa pembiayaan.

Dalam sewa operasi, Perusahaan, sebagai lessor, mengakui aset untuk sewa operasi di laporanposisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negoisasi sewaoperasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masasewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Rental kontijen, apabila ada, diakuisebagai pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatansewa operasi diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa. Bila sebagailessee, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

Sejak tanggal 1 Januari 2010, investasi neto sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjamanyang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yangdiberikan dan piutang.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, dalam investasi neto sewa pembiayaan, lessor mengakui asetberupa investasi neto sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang samadengan investasi neto sewa pembiayaan tersebut.

Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkatpengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan.

Ekshibit E/17

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

g. Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen

Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagianpembiayaan bersama di mana risiko kredit ditanggung pemberi pembiayaan bersama sesuaidengan porsinya (without recourse) dan cadangan kerugian penurunan nilai.

Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagaipembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporanlaba rugi komprehensif tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.

Pembiayaan Bersama

Pembiayaan bersama terdiri atas pembiayaan konsumen tanpa jaminan (without recourse) danpembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse). Piutang pembiayaan konsumenyang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing pihak menanggung risiko kreditsesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bersih.Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama(without recourse) disajikan secara bersih di laporan laba rugi komprehensif. Piutang pembiayaankonsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana menanggung risiko kredit (withrecourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bruto. Pendapatan pembiayaan konsumendan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama with recourse tersebut disajikansecara bruto di laporan laba rugi komprehensif.

Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yanglebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian denganpemberi pembiayaan bersama yaitu Bank. Selisihnya merupakan pendapatan dan disajikan sebagaibagian dari “Pendapatan Bunga”.

Sejak tanggal 1 Januari 2010, piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjamanyang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yangdiberikan dan piutang.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, piutang pembiayaan konsumen disajikan bersih setelah dikurangipendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, yang merupakan selisih antara jumlahpembayaran angsuran yang akan diterima dari pelanggan dengan jumlah pokok pembiayaan, akandiakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen padatingkat pengembalian berkala yang tetap dari piutang pembiayaan konsumen.

Piutang pembiayaan konsumen yang pembayaran angsurannya menunggak lebih dari 90 (sembilanpuluh) hari diklasifikasikan sebagai piutang bermasalah dan pendapatan pembiayaan konsumendiakui pada saat pendapatan tersebut diterima (cash basis).

Ekshibit E/18

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

h. Agunan yang Diambil Alih

Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian piutang pembiayaan konsumen daninvestasi neto sewa pembiayaan dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan,dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajaragunan yang diambil alih setelah dikurangi estimasi beban pelepasan. Selisih lebih antara saldopiutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan yang tidak dapat ditagihdengan nilai bersih agunan diambil alih yang dapat direalisasi tersebut dibebankan pada cadangankerugian penurunan nilai.

Jaminan yang diambil alih merupakan bagian dari aset lain-lain.

Beban-beban sehubungan dengan perolehan dan pemeliharaan aset tersebut dibebankan pada saatterjadinya.

Selisih antara nilai tercatat dan hasil penjualan dari agunan diambil alih diakui sebagai laba ataurugi pada saat penjualan agunan diambil alih, dan diakui sebagai “Pendapatan lain-lain” dalamlaporan laba rugi komprehensif periode yang bersangkutan.

i. Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing beban yang bersangkutandengan menggunakan metode garis lurus.

j. Aset Tetap

Perusahaan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.

Aset tetap pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi termasuk biayaperawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jikaada.

Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajakpembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsunguntuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yangditetapkan.

Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan danpemeliharaan, dibebankan ke laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Apabila beban-bebantersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetaptersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasisebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method), berdasarkantaksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, sebagai berikut:

Masa manfaat

Bangunan 20 tahunPeralatan kantor 5Kendaraan 5Perabot dan perlengkapan kantor 5Rehabilitasi gedung kantor 5

Ekshibit E/19

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

j. Aset Tetap (Lanjutan)

Tanah tidak disusutkan, biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode hak atas tanah tersebut.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atautidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasipenyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba ataurugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antarajumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dandiakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.

Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukanpenyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.

Aset dalam penyelesaian dan perangkat lunak dalam pengembangan dinyatakan sebesar biayaperolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akandipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesaidikerjakan dan siap digunakan.

Penurunan nilai aset non-keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi2009), “Penurunan Nilai Aset”.

PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar asetdicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannyajika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualanaset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkanentitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitasmembalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.

Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadappelaporan keuangan.

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu asetmengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunannilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi formal jumlah terpulihkan asettersebut.

k. Pinjaman yang Diterima

Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari berbagai bank dan institusi keuangan,termasuk fasilitas joint financing with recourse. Fasilitas joint financing with recourse disajikansecara gross, yaitu sebanyak pinjaman yang diberikan kepada konsumen dan pinjaman yangditerima dari bank dicatat dalam nilai penuh dengan liabilitas pembayaran kembali sesuai denganpersyaratan perjanjian pinjaman.

Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima dinyatakan sebesar biaya perolehan.

Sejak tanggal 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuanganyang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secaralangsung dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima. LihatCatatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehandiamortisasi.

Ekshibit E/20

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

l. Utang Obligasi

Obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belumdiamortisasi. Beban emisi obligasi sehubungan dengan penerbitan obligasi diakui sebagai diskontodan dikurangkan langsung dari hasil emisi obligasi untuk menentukan hasil emisi bersih obligasitersebut.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, diskonto diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebutdengan menggunakan metode garis lurus.

Sejak tanggal 1 Januari 2010, utang obligasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi denganmenggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya. Diskonto diamortisasiselama jangka waktu obligasi tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif (lihatCatatan 2e).

m. Imbalan Pasca Kerja

Imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitungberdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (”UU 13/2003”).

Sesuai dengan UU 13/2003, Perusahaan berkewajiban menutupi kekurangan pembayaran pensiunbila program yang ada sekarang belum cukup untuk menutupi kewajiban sesuaiUU 13/2003.

Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti padatanggal laporan posisi keuangan sesuai dengan UU 13/2003 atau Peraturan Perusahaan (mana yanglebih tinggi), dikurangi dengan nilai wajar aset program pensiun Perusahaan dan penyesuaianatas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

Liabilitas imbalan pasti dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode ProjectedUnit Credit. Dalam menghitung imbalan pasca kerja, aktuaris independen telah memperhitungkanjuga kontribusi yang telah dilakukan oleh Perusahaan kepada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.

Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masadepan dengan menggunakan tingkat bunga Obligasi Pemerintah (dengan pertimbangan saat initidak ada pasar aktif untuk Obligasi korporasi berkualitas tinggi) dalam mata uang Rupiah, samadengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktuyang mendekati jangka waktu liabilitas imbalan pensiun yang bersangkutan.

Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian, perubahan dalam asumsi-asumsiaktuarial dan perubahan dalam program pensiun yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besarantara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti, dibebankan ataudikreditkan ke laporan laba rugi komprehensif selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkandari karyawan tersebut.

Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif, kecuali perubahanterhadap program pensiun tersebut mengharuskan karyawan tersebut tetap bekerja selamaperiode waktu tertentu untuk mendapatkan hak tersebut (periode vesting). Dalam hal ini, biayajasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.

Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan.

Ekshibit E/21

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Sejak tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangandengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan labarugi komprehensif menggunakan metode suku bunga efektif.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehandiamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikanpendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah sukubunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masamendatang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakanperiode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atauliabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, entitas mengestimasi arus kasdengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut(seperti pelunasan dipercepat, opsi beli (call option) dan opsi serupa lainnya), namun tidakmempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh biayatransaksi yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagiantak terpisahkan dari suku bunga efektif, dan seluruh premi atau diskon lainnya.

Biaya transaksi merupakan biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung untukperolehan, penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau liabilitas keuangan.

Biaya tambahan merupakan biaya yang tidak akan terjadi apabila Perusahaan tidak memperoleh,menerbitkan atau melepaskan instrumen keuangan.

Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibatkerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkansuku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugianpenurunan nilai.

Pendapatan pembiayaan konsumen Perusahaan disajikan bersih setelah dikurangi dengan bagianpendapatan milik bank atau pihak lain sehubungan dengan transaksi-transaksi penerusanpinjaman, pembiayaan bersama, anjak piutang dan penunjukan selaku pengelola piutang.

Pada umumnya pendapatan selisih premi asuransi dan selisih atas biaya komisi dan subsidi dealerdiakui menggunakan basis akrual pada saat jasa telah diberikan. Pendapatan selisih premi asuransidan selisih atas biaya komisi dealer dan subsidi dari dealer diakui sebagai penyesuaian atas sukubunga efektif atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan mengakui pendapatan atas sewa pembiayaan danpembiayaan konsumen sebagaimana yang dijelaskan masing-masing pada Catatan 2f dan 2g.Beban diakui pada saat terjadinya.

Untuk pendapatan Perusahaan yang diakui berdasarkan cash basis antara lain: pendapatan ataspenjualan piutang portofolio dengan metode valuasi diskonto, administrasi dan pendapatandenda.

Pendapatan selisih premi asuransi diakui berdasarkan accrual basis yaitu pada saat terjadinyapenutupan asuransi.

Pendapatan administrasi diakui pada saat perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani.

Ekshibit E/22

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

o. Akuntansi Instrumen Derivatif dan Akuntansi Lindung Nilai

Perusahaan melakukan transaksi/kontrak nilai tukar dan swap dalam mata uang asing untuktujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing yang berasal dari utang Perusahaandalam mata uang asing.

Setiap instrumen derivatif (termasuk instrumen derivatif melekat), diakui sebagai aset atauliabilitas berdasarkan nilai wajar setiap kontrak. Nilai wajar merupakan perhitungan nilai kini(present value) dengan mempergunakan asumsi-asumsi dan data yang berlaku umum. Berdasarkankriteria khusus untuk akuntansi lindung nilai, semua instrumen derivatif yang ada padaPerusahaan tidak memenuhi persyaratan tersebut dan oleh karena itu tidak dikategorikan sebagailindung nilai yang efektif untuk tujuan akuntansi. Oleh sebab itu, perubahan atas nilai wajar dariinstrumen derivatif diakui langsung sebagai laba rugi komprehensif tahun berjalan.

p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

(1) Mata uang pelaporan

Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah.

(2) Transaksi dan saldo

Transaksi dalam mata uang asing, atau yang memerlukan penyelesaian dalam mata uang asingdijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.

Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakankurs penutupan pada tanggal pelaporan dengan menggunakan kurs Bank Indonesia padatanggal laporan posisi keuangan. Aset dan liabilitas non-moneter dalam mata uang asing yangdiukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurspada tanggal pengakuan awal. Aset dan liabilitas non-moneter yang diukur berdasarkan nilaiwajar dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada tanggal nilai wajar ditentukan.

Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang berasal dari penyelesaian transaksi dalam matauang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asingmenggunakan nilai tukar pada akhir tahun diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Seluruh keuntungan dan kerugian selisih kurs yang diakui dalam laporan laba rugikomprehensif disajikan bersih dalam laporan laba rugi komprehensif dalam akun tersebut.

Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagaiberikut (Rupiah penuh) :

2011 2010 2009(nilai penuh) (nilai penuh) (nilai penuh)

1 Dolar AS (USD) 9.068 8.991 9.4001 Yen Jepang (JPY) 116,8051 110,2855 101,7043

Ekshibit E/23

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

q. Pelaporan Segmen

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:(1) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan

beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain darientitas yang sama);

(2) hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untukmembuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut danmenilai kinerjanya; dan

(3) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Perusahaan menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal Perusahaan yang disajikankepada pengambil keputusan operasional sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2009). Pengambilkeputusan operasional Perusahaan adalah Direksi.

Segmen operasi Perusahaan disajikan berdasarkan segmen primer dibagi ke dalam segmen-segmenusaha berikut: sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, sedangkan segmen sekunder dibagike dalam, antara lain, Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. (Lihat Catatan 24)

r. Pajak Penghasilan

Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui padalaporan laba rugi komprehensif kecuali untuk item yang diakui secara langsung di ekuitas, bebanpajak yang terkait dengan item tersebut diakui di ekuitas.

Beban pajak kini merupakan estimasi utang pajak yang dihitung atas laba kena pajak untukperiode yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang secarasubstansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.

Perusahaan menerapkan metode aset dan liabilitas dalam menghitung beban pajaknya. Denganmetode ini, aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesarperbedaan temporer aset dan liabilitas untuk tujuan akuntansi dan tujuan perpajakan. Metode inijuga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa yang akan datang, seperti kompensasikerugian fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa yang akan datang cukupbesar (probable). Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilantangguhan.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansialtelah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkandalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan kecuali pajak tangguhan yang dibebankanatau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitaspajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian asetdan liabilitas pajak kini.

s. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegangsaham dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun berjalan.

Ekshibit E/24

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

t. Pertimbangan akuntansi yang penting, estimasi dan asumsi

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan, mengharuskanmanajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi aset, liabilitas, komitmen dankontinjensi yang dilaporkan. Karena adanya unsur ketidakpastian melekat dalam melakukanestimasi sehingga dapat menyebabkan jumlah sesungguhnya yang dilaporkan pada periode yangakan datang berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.

I. Penggunaan Pertimbangan

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakanakuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalamlaporan keuangan:

(i) Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan

Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangandan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55(Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakuisesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2e.

(ii) Cadangan atas kerugian penurunan nilai investasi neto sewa pembiayaan dan piutangpembiayaan konsumen

Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannyatidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaanmempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidakterbatas pada jangka waktu, hubungan dengan pelanggan dan status kredit daripelanggan berdasarkan catatan kredit pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yangtelah diketahui, untuk mencatat cadangan spesifik atas pelanggan terhadap jumlahterutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima olehPerusahaan.

Cadangan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yangditerima mempengaruhi jumlah cadangan kerugian penurunan nilai investasi netopembiayaan dan cadangan piutang pembiayaan konsumen. Nilai tercatat dari investasineto sewa pembiayaan sebelum cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 1.095.068, Rp 520.596 danRp 208.215. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 5. Nilai tercatat daripiutang pembiayaan konsumen Perusahaan sebelum cadangan kerugian penurunan nilaipada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 3.716.295,Rp 2.870.818 dan Rp 2.088.259. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6.

II. Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periodepelaporan yang memiliki resiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilaitercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan dibawah ini.Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saatlaporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkinberubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebutdicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Ekshibit E/25

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

t. Pertimbangan akuntansi yang penting, estimasi dan asumsi (Lanjutan)

III. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)

(1) Nilai wajar atas instrumen keuangan

Jika nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisikeuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknikpenilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukkan (input) untuk model iniberasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila datapasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukanuntuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakuppertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatifyang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat danasumsi tingkat gagal bayar.

(2) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan

Perusahaan telah menelaah pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggallaporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus diakui dalam laporanlaba rugi komprehensif. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalamestimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunannilai. Dalam estimasi arus kas ini, Perusahaan membuat justifikasi tentang situasikeuangan peminjam dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkanpada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin berbeda, yangtercermin dalam perubahan cadangan perubahan kerugian penurunan nilai tersebut dimasa mendatang. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5 dan Catatan 6.

(3) Estimasi umur manfaat aset tetap

Perusahaan melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetapberdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masadepan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahanestimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas.Lihat Catatan 7 untuk nilai tercatat aset tetap.

(4) Imbalan Pasca Kerja

Nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukandengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untukmenentukan biaya (penghasilan) pensiun neto mencakup tingkat diskonto. Perubahanasumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pasca kerja.

Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yaknitingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluarmasa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas. Dalammenentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perusahaan mempertimbangkan tingkat sukubunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayardan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait.

Asumsi kunci liabilitas imbalan pasca kerja lainnya sebagian ditentukan berdasarkankondisi pasar saat ini. Informasi tambahan diungkapkan pada Catatan 22.

Ekshibit E/26

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

t. Pertimbangan akuntansi yang penting, estimasi dan asumsi (Lanjutan)

II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)

(5) Pajak penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilanbadan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnyaadalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas ataspajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajakpenghasilan badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 13b.

(6) Aset pajak tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan,sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehinggaperbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemendisyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui,berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategiperencanaan pajak masa depan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 13c.

3. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas terdiri dari:

2011 2010 2009

Kas 17.891 12.585 9.022

BankPihak ketigaRupiah

PT Bank Central Asia Tbk 37.084 17.971 8.770PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 9.669 19.118 3.681PT Bank Internasional Indonesia Tbk 8.785 9.448 317PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 5.418 1.090 1.022Standard Chartered Bank, Jakarta Branch 3.233 251 207PT Bank CIMB Niaga Tbk 2.384 2.603 42PT Bank Danamon Indonesia Tbk 2.202 1.010 741PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2.129 3.859 821Lain-lain

(Saldo di bawah Rp 1.000) 3.283 4.207 4.568

Jumlah bank 74.187 59.557 20.169

Jumlah Kas dan Bank 92.078 72.142 29.191

Ekshibit E/27

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)

2011 2010 2009Setara kas (deposito berjangka)

Pihak ketigaRupiah

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 30.000 - 36.296PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk 29.618 40.000 -PT Bank Central Asia Tbk 15.000 7.000 8.000PT Bank Mutiara Tbk - 75.212 -PT Bank Capital Indonesia Tbk - 45.031 -PT Bank ICB Bumiputera Tbk - 40.094 28.700PT Bank Syariah Bukopin - 25.000 22.341PT Bank Muamalat Indonesia - 20.000 10.337PT BPD Sumatera Utara - 10.000 -PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk - Syariah - - 20.704PT Bank Syariah Mega Indonesia - - 10.190

Jumlah setara kas 74.618 262.337 136.568

Jumlah Kas dan Setara Kas 166.696 334.479 165.759

Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, Perusahaan tidak menempatkan kas dan setarakasnya pada pihak yang berelasi.

Tingkat suku bunga dari deposito berjangka diatas adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009Tingkat bunga deposito per tahunRupiah 4,9%-10% 5,5%-10% 5,35%-15%

4. DEPOSITO BERJANGKA

Akun ini merupakan deposito berjangka yang ditempatkan pada PT Bank Victoria International Tbkdengan jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan dengan tingkat suku bunga 4,9% sampai dengan10% per tahun.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan tidak menempatkan deposito berjangka pada pihakberelasi.

5. INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN

Rincian investasi neto sewa pembiayaan adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Piutang sewa pembiayaan 1.339.444 606.559 240.053Nilai sisa yang terjamin 591.643 314.885 196.954Pendapatan sewa pembiayaan yang

belum diakui ( 234.182 ) ( 85.705 ) ( 31.838 )Biaya transaksi yang belum diamortisasi ( 10.194 ) ( 258 ) -Simpanan jaminan ( 591.643 ) ( 314.885 ) ( 196.954 )

Jumlah 1.095.068 520.596 208.215Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai ( 10.362 ) ( 9.154 ) ( 40.954 )

Bersih 1.084.706 511.442 167.261

Ekshibit E/28

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5. INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)

Angsuran sewa pembiayaan yang akan diterima dari pelanggan menurut jatuh temponya masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 :

2011 2010 2009

Telah jatuh tempo 28.894 18.063 9.5182010 - - 165.3632011 - 356.158 56.2432012 708.197 187.465 8.9292013 443.672 44.873 -2014 dan sesudahnya 158.681 - -

Jumlah 1.339.444 606.559 240.053

Sedangkan rincian jangka waktu sewa pembiayaan yang dilakukan oleh Perusahaan adalah sebagaiberikut:

Jangka waktu 2011 2010 2009

2 (dua) tahun 121.363 - -3 (tiga) tahun 969.884 506.411 186.775Lebih dari 3 (tiga) tahun 3.821 14.185 21.440

Saldo akhir 1.095.068 520.596 208.215

Jangka waktu kontrak sewa pembiayaan yang disalurkan oleh Perusahaan atas alat-alat berat selama36 (tiga puluh enam) bulan dan lebih dari 36 (tiga puluh enam) bulan.

Rincian angsuran investasi neto sewa pembiayaan menurut kolektibilitasnya adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009 2011 2010 2009Rp Rp Rp % % %

Belum jatuh tempo 1.310.550 588.496 230.535 97,84 97,02 96,04

Lewat jatuh tempo:

1-30 hari 6.320 4.212 4.216 0,47 0,69 1,76

31-60 hari 1.006 2.848 2.622 0,08 0,47 1,09

61-90 hari 295 1.752 1.563 0,02 0,29 0,65

91-150 hari - 1.397 1.084 - 0,23 0,45

Macet 21.273 7.854 33 1,59 1,30 0,01

Jumlah 1.339.444 606.559 240.053 100,00 100,00 100,00

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Saldo awal 9.154 40.954 35.041Penambahan cadangan selama tahun berjalan - bersih 6.918 97 10.000Penghapusan piutang ( 5.710) ( 1.978 ) ( 4.087 )Penyesuaian terkait dengan penerapan

PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 31) - ( 29.919 ) -

Saldo akhir 10.362 9.154 40.954

Ekshibit E/29

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5. INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)

Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah investasi neto sewa pembiayaanmasing-masing sebesar 0,95%, 1,76% dan 19,67% pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.

Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadaiuntuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya investasi sewa pembiayaan.

Seluruh transaksi sewa pembiayaan dilakukan dalam mata uang Rupiah dan dilakukan dengan pihakketiga.

Rincian suku bunga rata-rata dan suku bunga efektif yang dikenakan oleh Perusahaan dalam sewapembiayaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalahsebagai berikut:

2011 2010 2009% % %

Suku bunga rata-rata sewa pembiayaan 19,94 18,50 21,02Suku bunga efektif sewa pembiayaan (kisaran) 16 - 24 15 – 22 15 - 27

Investasi neto sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima dariStandard Chartered Bank, PT IFS Capital Indonesia, PT Bank Internasional Indonesia Tbk,PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank Victoria International Tbk,PT Bank Hana, PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk, PT Bank Permata Tbk dan LIM Asia Special SituationsMaster Fund Limited berjumlah keseluruhan sebesar Rp 318.988, pada tanggal 31 Desember 2011(Catatan 11b).

Investasi neto sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima dariPT Bank Danamon Indonesia Tbk sebesar Rp 7.029 dan Rp 17.510 masing-masing pada tanggal31 Desember 2010 dan 2009 (Catatan 11b.5).

Investasi neto sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas utang obligasi sebesarRp 178.777 dan Rp Rp 148.388 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 12).

6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN

Akun ini merupakan piutang dalam mata uang Rupiah yang dikenakan bunga, yang timbul dari kegiatanpembiayaan dalam bentuk kendaraan kepada pemakai akhir dengan pembayaran angsuran secaraberkala.

2011 2010 2009

Piutang pembiayaan konsumen – kotor:Pembiayaan sendiri:

Pihak ketiga 4.533.097 3.523.036 2.510.029Pihak berelasi (Catatan 23) 19.373 14.806 9.256

4.552.470 3.537.842 2.519.285Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-

pihak lain (without recourse):Pihak ketiga 42.786 199 1.692

Jumlah piutang pembiayaan konsumen - kotor 4.595.256 3.538.041 2.520.977

Ekshibit E/30

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)

2011 2010 2009Pendapatan pembiayaan konsumen

yang belum diakui:Pembiayaan sendiri:

Pihak ketiga ( 837.667 ) ( 637.402 ) ( 431.449)Pihak berelasi (Catatan 23) ( 1.939 ) ( 1.755 ) ( 1.097)

( 839.606 ) ( 639.157 ) ( 432.546)Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-

pihak lain (without recourse):Pihak ketiga ( 7.814 ) ( 6) ( 172)

( 847.420 ) ( 639.163) ( 432.718)

Biaya transaksi yang belum diamortisasi ( 31.541 ) ( 28.060) -

Jumlah 3.716.295 2.870.818 2.088.259

Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai ( 50.432 ) ( 64.115) ( 172.094)

Bersih 3.665.863 2.806.703 1.916.165

Angsuran piutang yang akan diterima dari pelanggan menurut jatuh temponya masing-masing padatanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Telah jatuh tempo 73.542 40.837 45.4082010 - - 1.736.2342011 - 2.117.868 605.4362012 2.600.482 946.087 125.9112013 1.256.826 361.714 7.9882014 532.280 71.535 -2015 dan sesudahnya 132.126 - -

Jumlah 4.595.256 3.538.041 2.520.977

Rincian angsuran piutang pembiayaan konsumen menurut kolektibilitasnya adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009 2011 2010 2009Rp Rp Rp % % %

Belum jatuh tempo 4.521.714 3.497.204 2.475.570 98,40 98,85 98,20

Lewat jatuh tempo:

1-30 hari 24.329 20.574 20.094 0,53 0,58 0,80

31-60 hari 3.694 4.414 4.782 0,08 0,12 0,19

61-90 hari 879 1.728 1.540 0,02 0,05 0,06

91-150 hari - 1.163 824 - 0,03 0,03

Macet 44.640 12.958 18.167 0,97 0,37 0,72

Jumlah 4.595.256 3.538.041 2.520.977 100,00 100,00 100,00

Jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen yang disalurkan oleh Perusahaan atas kendaraanbermotor berkisar antara 6 (enam) sampai dengan 48 (empat puluh delapan) bulan.

Ekshibit E/31

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Saldo awal 64.115 172.094 109.069Penambahan cadangan selama tahun berjalan - bersih 16.185 61 65.000Penghapusan piutang ( 30.730) ( 15.931) ( 1.975)Reklasifikasi ke cadangan penurunan

nilai agunan yang diambil alih 862 ( 950) -Penyesuaian terkait dengan penerapan

PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 31) - ( 91.159) -

Saldo akhir 50.432 64.115 172.094

Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah piutang pembiayaan konsumenmasing-masing sebesar 1,36%, 2,23% dan 8,24% pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.

Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadaiuntuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.

Rincian suku bunga efektif yang dikenakan oleh Perusahaan dalam pembiayaan konsumen untuk tahunyang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009% % %

Suku bunga efektif pembiayaan konsumen(kisaran) 15 - 30 16 - 32 16 - 38

Perusahaan menerima jaminan dari pelanggan berupa Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dankendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan sebagai jaminan atas pembiayaan yang diberikan.

Sebagian piutang pembiayaan konsumen digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima padatanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Catatan 11a dan 11b) dan utang obligasi (Catatan 12).

Piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas utang obligasi sekurang-kurangnya 110% dari nilai pokok obligasi yang masih terutang, masing-masing pada tanggal31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 12).

Jumlah keseluruhan piutang pembiayaan konsumen (pokok) yang dialihkan atau dijual kepadaPT Bank ICB Bumiputera Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk,PT Bank Mutiara Tbk, PT Bank DKI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan PensiunanNasional (Persero) Tbk dan PT Bank Syariah Mandiri adalah sebesar Rp 755.572 untuk tahun yangberakhir pada tanggal 31 Desember 2011 (Catatan 25a, 25g, 25h, 25i, 25j, 25k, 25l dan 25m).

Jumlah keseluruhan piutang pembiayaan konsumen (pokok) yang dialihkan atau dijual kepada PT BankICB Bumiputera Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Permata Tbk dan PT Bank InaPerdana masing-masing sebesar 243.193 dan Rp 145.568 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Catatan 25a, 25d, 25e, 25g, dan 25h).

Piutang pembiayaan konsumen kepada pihak-pihak berelasi merupakan pinjaman yang diberikankepada karyawan kunci Perusahaan untuk pembelian kendaraan bermotor. Perusahaan mengenakansuku bunga efektif yang berbeda dengan yang dikenakan kepada pihak ketiga (Catatan 23).

Perusahaan bekerja sama dengan beberapa perusahaan asuransi dalam menutup asuransi kendaraanbermotor konsumen yang dibiayai Perusahaan, terutama dengan PT Asuransi Bina Dana Arta,PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Asoka Mas.Seluruh perusahaan asuransi yang bekerja sama tersebut tidak berelasi dengan Perusahaan.

Ekshibit E/32

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7. ASET TETAP

2011Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir

Biaya perolehanTanah 67.853 2.107 - 7.936 77.896Bangunan 18.839 403 - 7.483 26.725Peralatan kantor 59.506 6.438 1.305 4.658 69.297Kendaraan 21.994 10.796 6.950 4.618 30.458Perabot dan perlengkapan kantor 2.861 670 11 161 3.681Rehabilitasi gedung kantor 37.578 5.420 143 7.415 50.270

208.631 25.834 8.409 32.271 258.327Aset dalam penyelesaian 8.667 56.854 - ( 32.271) 33.250

Jumlah Biaya Perolehan 217.298 82.688 8.409 - 291.577

Akumulasi penyusutanBangunan 3.902 1.436 - - 5.338Peralatan kantor 34.923 7.867 1.158 - 41.632Kendaraan 11.536 5.096 5.688 - 10.944Perabot dan perlengkapan kantor 1.890 475 3 - 2.362Rehabilitasi gedung kantor 20.075 7.030 - - 27.105

Jumlah Akumulasi Penyusutan 72.326 21.904 6.849 - 87.381

Jumlah Tercatat 144.972 204.196

2010Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir

Biaya perolehanTanah 13.576 52.167 - 2.110 67.853Bangunan 9.523 8.028 - 1.288 18.839Peralatan kantor 42.417 11.451 354 5.992 59.506Kendaraan 17.493 5.327 1.253 427 21.994Perabot dan perlengkapan kantor 2.478 335 - 48 2.861Rehabilitasi gedung kantor 25.833 3.036 316 9.025 37.578

111.320 80.344 1.923 18.8900 208.631Aset dalam penyelesaian 2.875 24.682 - (( 18.890) 8.667

Jumlah Biaya Perolehan 114.195 105.026 1.923 - 217.298

Akumulasi penyusutanBangunan 3.161 741 - - 3.902Peralatan kantor 29.970 5.303 350 - 34.923Kendaraan 9.023 3.391 878 - 11.536Perabot dan perlengkapan kantor 1.497 393 - - 1.890Rehabilitasi gedung kantor 15.680 4.557 162 - 20.075

Jumlah Akumulasi Penyusutan 59.331 14.385 1.390 - 72.326

Jumlah Tercatat 54.864 144.972

Ekshibit E/33

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7. ASET TETAP (Lanjutan)

2009Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir

Biaya perolehanTanah 9.446 4.130 - - 13.576Bangunan 8.904 619 - - 9.523Peralatan kantor 38.067 4.437 87 - 42.417Kendaraan 17.995 939 1.441 - 17.493Perabot dan perlengkapan kantor 2.317 165 4 - 2.478Rehabilitasi gedung kantor 24.618 1.215 - - 25.833

101.347 11.505 1.532 - 111.320Aset dalam penyelesaian 1.603 1.272 - - 2.875

Jumlah Biaya Perolehan 102.950 12.777 1.532 - 114.195

Akumulasi penyusutanBangunan 2.784 377 - - 3.161Peralatan kantor 26.100 3.929 59 - 29.970Kendaraan 6.369 3.336 682 - 9.023Perabot dan perlengkapan kantor 1.107 394 4 - 1.497Rehabilitasi gedung kantor 11.599 4.081 - - 15.680

Jumlah Akumulasi Penyusutan 47.959 12.117 745 - 59.331

Jumlah Tercatat 54.991 54.864

Jumlah penyusutan yang dibebankan pada operasi sebesar Rp 21.904, Rp 14.385 dan Rp 12.117masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009(Catatan 19).

Pengurangan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan2009 terdiri dari penghabusbukuan peralatan kantor dan rehabilitiasi gedung kantor, serta penjualanaset tetap kendaraan dan peralatan kantor dengan rincian keuntungan bersih yang diperoleh sebagaiberikut:

2011 2010 2009

Hasil penjualan 5.935 1.519 1.276Jumlah tercatat 1.561 533 788

Keuntungan bersih atas penjualan aset tetap 4.374 986 488

Ekshibit E/34

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7. ASET TETAP (Lanjutan)

Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan status Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang memilikimasa manfaat antara tahun 2014 sampai tahun 2040. Manajemen Perusahaan beryakinan bahwa tidakakan terdapat kesulitan dalam memperpanjang hak atas tanah karena tanah tersebut diperoleh secarasah dan dilengkapi dengan bukti kepemilikan yang sah.

Aset tetap berupa kendaraan sebesar Rp 9.423 dan Rp 3.760 masing-masing pada tahun 2011 dan 2010dijadikan jaminan atas utang pembiayaan kendaraan yang diperoleh dari PT BCA Finance(Catatan 11c).

Seluruh aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Sinarmas, pihak ketiga,terhadap risiko kerugian kebakaran, banjir dan risiko kerugian lainnya (all risks) dengan jumlah nilaipertanggungan masing-masing sebesar Rp 105.276, Rp 65.901 dan Rp 64.082 pada tanggal31 Desember 2011, 2010 dan 2009. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebuttelah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap terhadap risiko-risiko yangdipertanggungkan.

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat kondisi atau peristiwa yang menimbulkanindikasi penurunan nilai atas jumlah tercatat aset tetap, sehingga tidak diperlukan cadangan kerugianpenurunan nilai untuk aset tetap.

8. DEPOSITO DAN KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

Deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya terdiri dari:

2011 2010 2009

BankRupiah

PT Bank Central Asia Tbk 130 127 130PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal) - - 756

130 127 886Deposito

RupiahPT Bank Danamon Indonesia Tbk - - 190

Jumlah 130 127 1.076

Deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya merupakan dana yang belum dicairkan untukpembayaran bunga obligasi (Catatan 12), pembayaran dividen (Catatan 21), dan untuk jaminan ataspinjaman yang diterima (Catatan 11).

Ekshibit E/35

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9. ASET KEUANGAN DERIVATIF - BERSIH

Ikhtisar transaksi derivatif berdasarkan lawan transaksi, jenis dan underlying pada tanggal31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2011Nilai nosional Aset Liabilitas

Transaksi kontrak keuangan keuangan(nilai penuh) Nilai wajar derivatif derivatif

Standard Chartered Bank, Jakarta BranchKontrak Valuta Berjangka pertukaran

mata uang asing (Catatan 11a)Dolar Amerika Serikat 39.250.000 16.077 355.919 339.842

PT ANZ Panin BankKontrak Valuta Berjangka pertukaran

mata uang asing (Catatan 11a)Dolar Amerika Serikat 30.000.000 15.540 272.040 256.500

PT Bank International Indonesia TbkKontrak Valuta Berjangka pertukaran

mata uang asing (Catatan 11a)Dolar Amerika Serikat 20.486.111 8.358 185.768 177.410

813.727 773.752

39.975

31 Desember 2010Nilai nosional Aset Liabilitas

kontrak keuangan keuanganTransaksi (nilai penuh) Nilai wajar derivatif derivatif

Standard Chartered Bank, Jakarta BranchKontrak Valuta Berjangka pertukaran

mata uang asing (Catatan 11a)Dolar Amerika Serikat 37.000.000 ( 703) 332.667 333.370Yen Jepang 270.000.000 6.287 29.777 23.490

362.444 356.860

5.584

31 Desember 2009Nilai nosional Aset Liabilitas

kontrak keuangan keuanganTransaksi (nilai penuh) Nilai wajar derivatif derivatif

Standard Chartered Bank, Jakarta BranchKontrak Valuta Berjangka pertukaran

mata uang asing (Catatan 11a)Dolar Amerika Serikat 12.750.000 192 119.850 119.658Yen Jepang 810.000.000 11.910 82.380 70.470

202.230 190.128

12.102

Ekshibit E/36

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9. ASET KEUANGAN DERIVATIF - BERSIH (Lanjutan)

Standard Chartered Bank, Jakarta Branch

Pada tanggal 18 September 2007, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangkapertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank,Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 281.550 dan menerima sebesarUSD 30.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 19 September 2007 sampai dengan19 Desember 2010. Pada tanggal 31 Desember 2009 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebutsebesar Rp 119.658 dan piutang derivatif sebesar USD 12.750.000 (nilai penuh) atau setara denganRp 119.850.

Pada tanggal 19 Desember 2010, kontrak tersebut telah diselesaikan.

Pada tanggal 19 Juni 2008, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaranmata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, JakartaBranch, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 158.500 dan menerima masing-masingsebesar USD 7.000.000 (nilai penuh) dan JPY 1.080.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejaktanggal 19 Juni 2008 sampai dengan 19 Juni 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 nilaiutang derivatif atas perjanjian tersebut sebesar Rp 23.490 dan Rp 70.470 serta piutang derivatifmasing-masing sebesar JPY 270.000.000 (nilai penuh) setara dengan Rp 29.777 dan JPY 810.000.000(nilai penuh) setara dengan Rp 82.380.

Pada tanggal 19 Juni 2011, kontrak tersebut telah diselesaikan.

Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangkapertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank,Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 333.370 dan menerima sebesarUSD 37.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 22 September 2010 sampai dengan22 Maret 2012. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebutsebesar Rp 83.343 dan Rp 333.370 serta piutang derivatif masing-masing sebesar USD 9.250.000(nilai penuh) setara dengan Rp 83.879 dan USD 37.000.000 (nilai penuh) setara dengan Rp 332.667.

Pada tanggal 27 Juli 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaranmata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, JakartaBranch, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 256.500 dan menerima sebesarUSD 30.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 22 September 2011 sampai dengan15 September 2014. Pada tanggal 31 Desember 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebutsebesar Rp 256.500 dan piutang derivatif sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh) atau setara denganRp 272.040.

PT ANZ Panin Bank

Pada tanggal 2 Agustus 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaranmata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan PT ANZ Panin Bank, dengan ketentuanPerusahaan membayar sebesar Rp 256.500 dan menerima sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh).Kontrak ini berlaku sejak tanggal 15 September 2011 sampai dengan 15 September 2014. Pada tanggal31 Desember 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut sebesar Rp 256.500 dan piutangderivatif sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 272.040.

PT Bank Internasional Indonesia Tbk

Pada tanggal 20 April 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaranmata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk,dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 216.500 dan menerima sebesar USD 25.000.000(nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 20 April 2011 sampai dengan 25 Mei dan 15 Juni 2014.Pada tanggal 31 Desember 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut sebesar Rp 177.410 danpiutang derivatif sebesar USD 20.486.111 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 185.768.

Ekshibit E/37

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10. ASET LAIN-LAIN - BERSIH

2011 2010 2009

Beban dibayar dimuka 12.394 13.212 13.009Pinjaman kepada karyawan

Pihak yang berelasi (Catatan 23b) 2.989 4.260 4.125Pihak ketiga 4.192 2.676 1.552

Lain-lain 15.522 14.226 13.000

Sub-jumlah 35.097 34.374 31.686

Agunan yang diambil alihInvestasi neto sewa pembiayaan 2.416 573 3.561Piutang pembiayaan konsumen 43.291 26.450 13.406

45.707 27.023 16.967

Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai ( 5.996 ) ( 950) -

Bersih 39.711 26.073 16.967

Jumlah aset lain-lain – Bersih 74.808 60.447 48.653

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, beban dibayar dimuka terdiri dari beban sewa dibayar dimuka, bebanasuransi dibayar dimuka, biaya transaksi untuk penggunaan dana perjanjian kerjasama penerusanpinjaman dan pencairan dana pinjaman yang diterima. Setelah tanggal 1 Januari 2010, beban dibayardimuka terdiri dari beban sewa dibayar dimuka, beban asuransi dibayar dimuka, dan biaya transaksiuntuk penggunaan dana perjanjian kerjasama penerusan pinjaman.

Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh agunan yang diambil alih dapat dijual di atas harga pasar,sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk menutup kerugian yang mungkintimbul akibat penjualan agunan yang diambil alih.

11. PINJAMAN YANG DITERIMA

Pinjaman yang diterima terdiri dari:

2011 2010 2009

Pinjaman bank (mata uang asing) (a) (Dipindahkan)Pihak Ketiga (Dipindahkan)

Standard Chartered Bank (USD 60.000.000) (1) 544.080 - -Standard Chartered Bank (2011: USD 9.250.000

2010: USD 37.000.000) (2) 83.879 332.667 -Standard Chartered Bank (2011: JPY nihil

2010: JPY 270.000.000,2009: JPY 810.000.000) (3) - 29.777 82.380

Standard Chartered Bank(2009: USD 12.750.000) (4) - - 119.850

PT Bank Internasional Indonesia Tbk(USD 20.486.111) (5) 185.768 - -

Jumlah pinjaman bank (mata uang asing)(Dipindahkan) 813.727 362.444 202.230

Ekshibit E/38

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA

Pinjaman yang diterima terdiri dari:

2011 2010 2009

Pinjaman bank (mata uang asing) (a) (Pindahan)Pihak Ketiga (Pindahan)

Jumlah pinjaman bank (mata uang asing)(Pindahan) 813.727 362.444 202.230

Pinjaman bank (Rupiah) (b)Pihak Ketiga

PT Bank Permata Tbk (1) 283.442 227.097 129.091PT Bank Pan Indonesia Tbk (2) 231.945 - -Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (3) 211.111 300.000 -PT Bank Internasional Indonesia Tbk (4) 171.945 240.278 48.007PT Bank Danamon Indonesia Tbk (5) 162.731 135.591 89.288PT Bank Victoria International Tbk (6) 113.889 - -PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk (7) 93.572 - -PT Bank Sinarmas Tbk (d/h PT Bank Shinta) (8) 69.411 102.048 12.129LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (9) 40.909 - -PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal) (10) 33.582 16.803 28.446PT Bank Central Asia Tbk (11) 25.000 41.667 -PT ANZ Panin Bank (12) 25.000 75.000 30.000PT Bank CIMB Niaga Tbk (13) 23.611 51.944 38.611PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (14) 22.699 - -PT Bank Maybank Indocorp (15) - 38.099 45.528The Royal Bank of Scotland Plc

(d/h ABN Amro Bank N.V) (16) - 16.667 33.333

Jumlah pinjaman bank 2.322.574 1.607.638 656.663

Dikurangi:Biaya transaksi yang belum diamortisasi ( 26.866) ( 18.238) -

Jumlah pinjaman bank - bersih 2.295.708 1.589.400 656.663

Pinjaman lainnya (c)PT IFS Capital Indonesia (1) 14.523 - -PT BCA Finance (2) 5.834 3.113 -

Jumlah pinjaman lainnya 20.357 3.113 -

Jumlah 2.316.065 1.592.513 656.663

2011 2010 2009

Tingkat bunga tahunan (%)Mata uang Rupiah 9,48-15,75 10,00-15,75 10,25-17,50Mata uang asing 3,07–4,91 2,48–2,75 2,04–2,61

Ekshibit E/39

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

a. Pinjaman bank (Valuta Asing)

Standard Chartered Bank

(1) Pada tanggal 3 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas PinjamanBerjangka (Term Loan) sebesar USD 60.000.000 (nilai penuh) dengan sejumlah Bank, antaralain, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan Deutsche Bank AG., Singapore Branchyang bertindak sebagai “Mandated Lead Arrangers”, Standard Chartered Bank (Hongkong)Limited sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan Standard Chartered Bank, JakartaBranch sebagai Agen Jaminan (the “Security Agent”). Fasilitas pinjaman tersebut dikenakansuku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 3,65% dan akandiangsur secara bertahap dalam waktu 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal15 Agustus 2012 – 15 September 2014. Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukanpencairan pinjaman sebesar USD 60.000.000 (nilai penuh). Fasilitas tersebut dijamin denganpiutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tanggal 31 Desember 2011 saldo pinjaman tersebut sebesar USD 60.000.000(nilai penuh) atau setara dengan Rp 544.080.

Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas diatas, Perusahaan melakukan perjanjian CrossCurrency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan PT ANZ Panin Bankdengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga(Catatan 2p, 9).

(2) Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas PinjamanBerjangka (Term Loan) sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) dengan sejumlah Bank, antaralain, Standard Chartered Bank (Hongkong) Limited yang bertindak sebagai Agen Fasilitas(the “ Facility Agent”) dan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch sebagai Agen Jaminan(the “Security Agent”). Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tahunanberdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 2,50% dan akan jatuh tempo secarabertahap dalam waktu 18 (delapan belas) bulan terhitung sejak tanggal awal pencairankredit. Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesarUSD 37.000.000 (nilai penuh). Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaankonsumen (Catatan 6).

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarUSD 9.250.000 (nilai penuh) dan USD 37.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 83.879dan Rp 332.667.

Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas diatas, Perusahaan melakukan perjanjian CrossCurrency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dengan tujuan mengelolarisiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 9).

Ekshibit E/40

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

a. Pinjaman bank (Valuta Asing)

Standard Chartered Bank

(3) Pada tanggal 19 Juni 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas PinjamanBerjangka (Term Loan) yang terdiri dari Tranche A sebesar JPY 1.080.000.000(nilai penuh) serta untuk Tranche B sebesar JPY 1.809.000.000 (nilai penuh) danUSD 7.000.000 (nilai penuh), dengan sejumlah bank, antara lain Standard Chartered Bank(Hongkong) Limited, yang bertindak sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan jugasekaligus sebagai “Offshore Security Agent” serta Standard Chartered Bank, Jakarta Branch,sebagai “Lead Arranger” dan juga sekaligus sebagai “Onshore Security Agent”. Fasilitaspinjaman tersebut dikenakan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambahdengan margin 2,10% untuk Tranche B dan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 2,25%untuk Tranche A, dengan tanggal jatuh tempo final 36 (tiga puluh enam) bulan terhitungsejak tanggal perjanjian. Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesarJPY 2.889.000.000 (nilai penuh) dan USD 7.000.000 (nilai penuh) pada tahun 2008. Fasilitastersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pembayaran saldo pinjaman Tranche Asebesar JPY 540.000.000 (nilai penuh), dan pada tahun 2009, Perusahaan telah melakukanpembayaran saldo pinjaman Tranche A sebesar JPY 270.000.000 (nilai penuh) dan melunasisaldo pinjaman Tranche B sebesar JPY 1.809.000.000 (nilai penuh) dan USD 7.000.000(nilai penuh).

Pada tanggal 31 Desember 2011 Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pinjamanTranche A dan Tranche B.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarJPY 270.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 29.777 dan JPY 810.000.000(nilai penuh) atau setara dengan Rp 82.380.

Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas diatas, Perusahaan melakukan perjanjian CrossCurrency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dengan tujuan mengelolarisiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 9).

(4) Pada tanggal 19 September 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas PinjamanBerjangka (Term Loan) sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh) dengan Standard CharteredBank, Jakarta Branch, yang bertindak sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan jugasekaligus sebagai Agen Jaminan (the “Security Agent”). Fasilitas pinjaman tersebutdikenakan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 1,75%dan akan jatuh tempo secara bertahap dalam waktu 39 (tiga puluh sembilan) bulan terhitungsejak tanggal perjanjian. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen(Catatan 6).

Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut, dan pada tanggal31 Desember 2009 saldo pinjaman tersebut sebesar USD 12.750.000 (nilai penuh) atau setaradengan Rp 119.850.

Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas diatas, Perusahaan melakukan perjanjian CrossCurrency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dengan tujuan mengelolarisiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 9).

Ekshibit E/41

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

a. Pinjaman bank (Valuta Asing) (Lanjutan)

PT Bank Internasional Indonesia Tbk

(5) Pada tanggal 18 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit PinjamanBerjangka (Term Loan) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), berupa tambahanfasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan III dengan batas maksimum kreditsebesar USD 25.000.000 (nilai penuh) dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjamanselama 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal Perjanjian Kredit. Pinjaman tersebutdijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen(Catatan 5 dan 6).

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarUSD 25.000.000 (nilai penuh).

Pada tanggal 31 Desember 2011 saldo pinjaman tersebut sebesar USD 20.486.111(nilai penuh) atau setara dengan Rp 185.768.

Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas diatas, Perusahaan melakukan perjanjian CrossCurrency Swap dengan BII dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uangasing dan suku bunga (Catatan 2p, 9).

b. Pinjaman bank (Rupiah)

PT Bank Permata Tbk

(1) Pada tanggal 10 Maret 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit PinjamanBerjangka (Term Loan) dengan PT Bank Permata Tbk (Permata) dengan batas maksimumkredit sebesar Rp 200.000 dan bersifat “non-revolving”. Pinjaman tersebut akan jatuh temposecara bertahap dalam waktu 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian.Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 200.000.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarRp 36.364 dan Rp 109.091.

Pada tanggal 31 Desember 2011 Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pinjaman tersebut.

Pada tanggal 15 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Kreditdengan Permata, berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan IIdengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangkawaktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan dari tanggal penarikan fasilitas.Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 100.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarRp 72.727 dan Rp 100.000.

Ekshibit E/42

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)

PT Bank Permata Tbk (Lanjutan)

tanggal 27 April 2011, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit denganPermata, berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan III dengan batasmaksimum kredit Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebutselama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas. Pinjamantersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen(Catatan 5 dan 6).

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 100.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011 saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 90.909.

Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pemberian FasilitasPiutang Pembiayaan Kendaraan dengan Permata dengan batas maksimum pembiayaansebesar Rp 100.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu penarikan fasilitas tersebutberlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2012 dan jangka waktu pembayaran kembalimaksimal 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas. Fasilitas tersebutdijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sesuai jumlah penggunaan kredit (Catatan 6).

Pada tanggal 12 Mei 2011, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian PemberianFasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan dengan Permata, berupa tambahan fasilitas kreditdengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dan bersifat “revolving”. Jangkawaktu fasilitas tersebut selama 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal penarikanfasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sesuai jumlahpenggunaan kredit (Catatan 6).

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas sebesar Rp 114.005, danpada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas sebanyak 3 (tiga) kalimasing-masing sebesar Rp 90.145, Rp 20.987 dan Rp 21.507.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesarRp 119.806 dan Rp 90.733.

Pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit berupa fasilitasdalam bentuk fasilitas Money Market dengan Permata dengan batas maksimum sebesarRp 50.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 6 (enam) bulan. Fasilitas tersebut telahdiperpanjang pada tanggal 28 Agustus 2009 untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejaktanggal perpanjangan perjanjian kredit.

Pada tanggal 9 Agustus 2010, Perusahaan menandatangani perpanjangan jangka waktufasilitas kredit tersebut menjadi berlaku sampai dengan tanggal 28 Agustus 2011.

Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi fasilitas tersebut di atas, dan pada tanggal31 Desember 2009 saldo fasilitas kredit tersebut sebesar Rp 20.000.

Ekshibit E/43

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)

PT Bank Pan Indonesia Tbk

(2) Pada tanggal 19 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas PinjamanBerjangka (Term Loan) dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan batas maksimum kreditsebesar Rp 250.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebutselama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal Perjanjian kredit. Pinjamantersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen(Catatan 5 dan 6).

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 250.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 231.945.

Standard Chartered Bank

(3) Pada tanggal 30 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas PinjamanBerjangka (Term Loan), yang terdiri dari Tranche A sebesar Rp 200.000 dan Tranche Bsebesar Rp 100.000, dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch yang bertindak sebagaiKreditur Awal, Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan juga sekaligus sebagai Agen Jaminan(the “Security Agent”). Pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) tahunterhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan objekjaminan fidusia atas piutang dan rekening giro dari Standard Chartered Bank, Jakarta Branchdan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukanpencairan pinjaman sebesar Rp 300.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarRp 211.111 dan Rp 300.000.

PT Bank Internasional Indonesia Tbk

(4) Pada tanggal 13 Desember 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit berupafasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT Bank Internasional Indonesia (BII)dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangkawaktu pinjaman tersebut selama 4 (empat) tahun dan berakhir pada tanggal13 Desember 2010. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen(Catatan 6).

Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman kredit tersebut di atas, danpada tanggal 31 Desember 2009, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 48.007.

Pada tanggal 2 September 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Perubahan AktaPerjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan BII, berupa tambahan fasilitaskredit Term Loan II dengan batas maksimum kredit Rp 250.000 dan bersifat “non-revolving”.Jangka waktu pinjaman tersebut selama 43 (empat puluh tiga) bulan. Pinjaman tersebutdijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesarRp 250.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarRp 156.944 dan Rp 240.278.

Ekshibit E/44

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)

PT Bank Internasional Indonesia Tbk

Pada tanggal 18 November 2011 PT Bank Internasional Indonesia telah mengambilalihpinjaman perusahaan kepada PT Bank Maybank Indocorp sebesar Rp 15.000, denganketentuan dan persyaratan yang masih sama dengan yang dilakukan dengan PT Bank MaybankIndocorp sebelumnya.

Pada tanggal 31 Desember 2011 saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 15.000.

PT Bank Danamon Indonesia Tbk

(5) Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian PengambilalihanPiutang dan Penunjukan Selaku Pengelola Piutang dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk(Danamon) berupa fasilitas Asset Buy dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000 danbersifat “revolving”. Jangka waktu fasilitas tersebut selama 5 (lima) tahun. Fasilitas tersebutdijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tanggal 10 Agustus 2007, Perusahaan menandatangani Perubahan PerjanjianPengambilalihan Piutang dan Penunjukan Selaku Pengelola Piutang tersebut di atas denganDanamon, berupa penurunan batas maksimum yang semula sebesar Rp 200.000 menjadisebesar Rp 113.660.

Pada tanggal 18 Maret 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit AngsuranBerjangka dengan Danamon dengan pokok perjanjian sebagai berikut:- Batas maksimum kredit baru Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) sebesar

Rp 50.000 dan bersifat “revolving”,- Fasilitas Asset Buy sebesar Rp 113.660 dialokasikan sebesar Rp 48.009 ke fasilitas

Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB),- Batas maksimum kredit Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula

sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 98.009 dan akan bertambah dariwaktu ke waktu berdasarkan hasil pembayaran fasilitas Asset Buy sebesar Rp 65.651,

- Jangka waktu fasilitas maksimal 4 (empat) tahun sejak tanggal pencairan,- Jangka waktu penarikan fasilitas selama 1 (satu) tahun sejak tanggal penandatanganan

perjanjian tersebut,- Fasilitas Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut dijamin dengan piutang

pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut telah diubah beberapa kali, dimanaperubahan signifikan dilakukan pada tanggal 27 April 2010, dengan pokok perubahanperjanjian menjadi sebagai berikut:- Fasilitas Asset Buy sebesar Rp 6.143 dialokasikan ke fasilitas Uncommitted Kredit

Angsuran Berjangka (KAB),- Fasilitas Sindikasi JPY sebesar Rp 54.964 dialokasikan ke fasilitas Uncommitted Kredit

Angsuran Berjangka (KAB),- Batas maksimum kredit Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula

sebesar Rp 98.009 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 157.656,- Jangka waktu fasilitas diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2014,- Jangka waktu penarikan fasilitas sampai dengan tanggal 19 Oktober 2010.

Pada tanggal 21 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani perpanjangan jangka waktufasilitas kredit dan batas waktu penarikan fasilitas kredit tersebut masing-masing menjadisampai dengan tanggal 19 November 2014 dan 19 November 2010.

Ekshibit E/45

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)

Pada tanggal 28 Desember 2010, Perusahaan menandatangani perubahan Perjanjian KreditAngsuran Berjangka (KAB) dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut:- Batas maksimum kredit uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula

sebesar Rp 157.656 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 200.000,- Jangka waktu penarikan fasilitas kredit diperpanjang menjadi sampai dengan tanggal

19 November 2011.

Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo fasilitas Asset Buy tersebut, dan padatanggal 31 Desember 2009 saldo fasilitas Asset Buy tersebut sebesar Rp 524.

Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas KAB tersebut sebesar Rp 108.221 danRp 109.412 masing-masing pada tahun 2011 dan 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, saldo fasilitas KAB tersebut masing-masingsebesar Rp 142.049, Rp 129.320 dan Rp 72.470.

Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit denganDanamon berupa fasilitas Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan batasmaksimum kredit sebesar Rp 200.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu pinjamantersebut selama 5 (lima) tahun. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewapembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).

Pada tanggal 11 November 2007, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Kredittersebut di atas dengan Danamon, berupa penurunan batas maksimum kredit yang semulasebesar Rp 200.000 menjadi sebesar Rp 113.660.

Pada tanggal 18 Maret 2008, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Kredittersebut di atas dengan Danamon berupa perpanjangan jangka waktu fasilitas kredit danbatas waktu penarikan fasilitas kredit tersebut masing-masing menjadi sampai dengantanggal 10 Oktober 2012 dan 10 Oktober 2008.

Perjanjian Kredit dalam bentuk Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut telahdiubah beberapa kali, dimana perubahan signifikan dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2009,dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut:- Batas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 113.660 diturunkan menjadi sebesar

Rp 46.979.- Jangka waktu fasilitas diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 14 Oktober 2014.- Jangka waktu penarikan fasilitas sampai dengan tanggal 19 Oktober 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan menandatangani perubahan Perjanjian Kreditdengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut :- Batas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 46.979 diturunkan menjadi sebesar

Rp 40.000,- Jangka waktu fasilitas diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2014,- Jangka waktu penarikan fasilitas diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masingsebesar Rp 20.682, Rp 6.271 dan Rp 16.294.

Ekshibit E/46

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)

Pada tanggal 10 Agustus 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit denganDanamon berupa fasilitas Uncommitted Kredit Berjangka (KB) dengan batas maksimum kreditsebesar Rp 90.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama1 (satu) tahun. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sebesartotal outstanding fasilitas (Catatan 6).

Perjanjian Kredit dalam bentuk Uncommitted Kredit Berjangka (KB) tersebut telah diubahbeberapa kali, dimana perubahan signifikan dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2009, denganpokok perubahan perjanjian sebagai berikut:- Batas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 90.000 diturunkan menjadi sebesar

Rp 18.409.- Jangka waktu pinjaman diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2010.

Pada tahun 2009, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut.

Pada tanggal 21 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Kredittersebut berupa perpanjangan jangka waktu fasilitas tersebut menjadi berlaku sampaidengan tanggal 19 November 2010.

Pada tanggal 25 Januari 2011, Perusahaan menandatangani perubahan perjanjianuncommitted Kredit Berjangka dengan Danamon tanggal 27 Oktober 2009 berupa penurunanbatas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 18.409 menjadi sebesar Rp 10.000.

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut.

PT Bank Victoria International Tbk

(6) Pada tanggal 14 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerjadengan PT Bank Victoria International Tbk (Victoria) dengan batas maksimum kredit sebesarRp 150.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal Perjanjian kredit. Pinjaman tersebutdijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen(Catatan 5 dan 6).

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesarRp 150.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 113.889.

Ekshibit E/47

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)

PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk

(7) Pada tanggal 24 Februari 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal KerjaUmum dengan PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk (BPD Jabar Banten) dengan batasmaksimum kredit sebesar Rp 25.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjamantersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal Perjanjian Kredit. Fasilitastersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen(Catatan 5 dan 6).

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 25.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 18.572.

Pada tanggal 27 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal KerjaUmum dengan BPD Jabar Banten dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 125.000 danbersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulansejak tanggal Perjanjian Kredit. Fasilitas tersebut dijamin dengan investasi neto sewapembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 75.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 75.000.

PT Bank Sinarmas Tbk (d/h PT Bank Shinta)

(8) Pada tanggal 21 April 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit denganPT Bank Sinarmas Tbk (d/h PT Bank Shinta) (Sinarmas) berupa fasilitas Uncommitted TermLoan dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 25.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangkawaktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan. Pinjaman tersebut dijamindengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 25.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarRp 3.200 dan Rp 12.129.

Pada tanggal 9 Juli 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penambahan FasilitasKredit dengan Sinarmas, berupa tambahan fasilitas Term Loan II dengan batas maksimumkredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebutselama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas. Pinjaman tersebutdijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2010, Perusahaaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 100.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarRp 69.411 dan Rp 98.848.

Ekshibit E/48

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)

LIM Asia Special Situations Master Fund Limited

(9) Pada tanggal 3 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan LIM AsiaSpecial Situations Master Fund Limited dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000.Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairanawal kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutangpembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 50.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 40.909.

PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal)

(10) Pada tanggal 3 Juni 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit denganPT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal) (Hana) berupa fasilitas Pinjaman denganAngsuran dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 12.000 pada pencairan awal danRp 18.000 pada pencairan selanjutnya. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 2 (dua)tahun sejak tanggal pencairan dan akan berakhir pada tanggal 20 Agustus 2011. Pinjamantersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2009, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 30.000 dan pada tahun 2011, Perusahaan telah melunasi pinjaman tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarRp 14.172 dan Rp 28.446.

Pada tanggal 16 Februari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Hanaberupa fasilitas Pinjaman dengan Angsuran dengan batas maksimum kredit sebesarRp 15.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 1 (satu) tahun sejak tanggal pencairandan akan berakhir pada tanggal 17 Februari 2011. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutangpembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 15.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut, danpada tanggal 31 Desember 2010 saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 2.631.

Pada tanggal 30 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Hanaberupa fasilitas Pinjaman dengan Angsuran dengan batas maksimum kredit sebesarRp 50.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 2 (dua) tahun sejak tanggal pencairankredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutangpembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 50.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 33.582.

Ekshibit E/49

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)

PT Bank Central Asia Tbk

(11) Pada tanggal 10 Juni 2010, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kredit denganPT Bank Central Asia Tbk (BCA) berupa fasilitas Pinjaman Kredit Angsuran (Installment Loan)dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama3 (tiga) tahun sejak tanggal penandatanganan Perjanjian tersebut dan akan berakhir padatanggal 10 Juni 2013 dengan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggalpenandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutangpembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 50.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarRp 25.000 dan Rp 41.667.

PT ANZ Panin Bank

(12) Pada tanggal 18 November 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas PinjamanBerjangka (Term Loan) dengan PT ANZ Panin Bank (ANZ Panin Bank) dengan batas maksimumkredit sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 30 (tiga puluh) bulansejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan jangka waktu penarikan selama6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebutdijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 70.000 dan Rp 30.000masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.

Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masingsebesar Rp 25.000, Rp 75.000 dan Rp 30.000.

PT Bank CIMB Niaga Tbk

(13) Pada tanggal 23 Februari 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit denganPT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) berupa fasilitas Pinjaman Tetap Angsuran (PTA) IIdengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangkawaktu pinjaman tersebut selama 39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggalpenandatanganan perjanjian tersebut. Seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakandalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamindengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2007, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 50.000.

Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut, dan pada tanggal31 Desember 2009 saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 6.944.

Ekshibit E/50

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)

PT Bank CIMB Niaga Tbk (Lanjutan)

Pada tanggal 7 April 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan CIMB Niagaberupa fasilitas Pinjaman Tetap Angsuran (PTA) III dengan batas maksimum kredit sebesarRp 60.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan kredit dan akan berakhir pada tanggal7 Juli 2011. Seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan dalam jangka waktu 3 (tiga)bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaankonsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 60.000.

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarRp 11.666 dan Rp 31.667.

Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan CIMBNiaga berupa fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus IV dengan batas maksimum kredit sebesarRp 50.000 dan bersifat on liquidity basis. Jangka waktu pinjaman tersebut selama39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan akanberakhir pada tanggal 17 Juni 2013. Seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan dalamjangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin denganpiutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 50.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarRp 23.611 dan Rp 40.278.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

(14) Pada tanggal 22 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas KreditModal Kerja dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). Jangka waktu pinjamantersebut selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pencairan awal kredit. Pinjaman tersebutdijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 22.699.

Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 22.699.

Ekshibit E/51

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)

PT Bank Maybank Indocorp

(15) Pada tanggal 14 Mei 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja denganPT Bank Maybank Indocorp (Maybank) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 93.000 danbersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulansejak tanggal pencairan kredit dan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejaktanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutangpembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 93.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarRp 14.528 dan Rp 45.528.

Pada tanggal 22 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerjadengan Maybank dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 30.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggalpencairan kredit dan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggalpenandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutangpembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 30.000.

Pada tahun 2011 PT Bank Internasional Indonesia telah mengambilalih pinjaman perusahaankepada PT Bank Maybank Indocorp sebesar Rp 15.000.

Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 23.571.

The Royal Bank of Scotland Plc. (d/h ABN Amro Bank N.V)

(16) Pada tanggal 14 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka(Term Loan) dengan The Royal Bank of Scotland Plc. (d/h ABN Amro Bank N.V) (RBS) denganbatas maksimum kredit sebesar Rp 50.000 dan bersifat bersifat “non-revolving”. Jangkawaktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kreditdan akan berakhir pada tanggal 14 Oktober 2011 dan jangka waktu penarikan selama 3 (tiga)bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin denganpiutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).

Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesarRp 50.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesarRp 16.667 dan Rp 33.333.

Ekshibit E/52

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

c. Pinjaman lainnya

PT IFS Capital Indonesia

(1) Pada tanggal 29 November 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Anjak PiutangNo. BF004D000 with recourse dengan PT IFS Capital Indonesia dengan batas maksimumfasilitas sebesar Rp 50.000 yang terdiri dari batasan untuk investasi neto sewa pembiayaanyang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80 dan maksimum sebesar Rp 3.000, danbatasan untuk pembiayaan konsumen yang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80dan maksimum sebesar Rp 300. Jangka waktu perjanjian tersebut berlaku sampai dengantanggal 29 November 2011.

Pada tahun 2010, Perusahaan belum melakukan pencairan atas fasilitas tersebut.

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesarRp 43.497.

Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut sebesar Rp 14.523.

PT BCA Finance

(2) Pada tanggal 26 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian PembiayaanKonsumen dengan PT BCA Finance. Perusahaan memperoleh pembiayaan tersebut untuktujuan pengadaan 43 (empat puluh tiga) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaansenilai Rp 3.384. Jangka waktu pembayaran pembiayaan tersebut selama 3 (tiga) tahun.

Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesarRp 3.384.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesarRp 2.079 dan Rp 3.113.

Pada tanggal 25 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumendengan PT BCA Finance. Perusahaan memperoleh pembiayaan tersebut untuk tujuanpengadaan 24 (dua puluh empat) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilaiRp 3.274. Jangka waktu pembayaran pembiayaan tersebut selama 3 (tiga) tahun.

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesarRp 3.274.

Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut sebesar Rp 2.349.

Pada tanggal 25 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumendengan PT BCA Finance. Perusahaan memperoleh pembiayaan tersebut untuk tujuanpengadaan 13 (tiga belas) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilaiRp 1.823. Jangka waktu pembayaran pembiayaan tersebut selama 3 (tiga) tahun.

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesarRp 1.823.

Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut sebesar Rp 1.406.

Seluruh pinjaman pembiayaan tersebut diatas dijamin dengan kendaraan yang dibiayai(Catatan 7)

Ekshibit E/53

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)

Syarat-syarat dan ketentuan yang tidak boleh dilanggar selama masa peminjaman

Atas pinjaman-pinjaman yang diterima Perusahaan, para kreditur umumnya mensyaratkan adanyapembatasan-pembatasan dan liabilitas tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang padaumumnya meliputi:- Persentase jumlah pencadangan piutang ragu-ragu tidak boleh kurang dari 0,50% dari jumlah

piutang pembiayaan konsumen, atau- Menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada Bank selambat-lambatnya

4 (empat) bulan sejak berakhirnya tahun buku yang bersangkutan dan laporan keuangan kuartalanpaling lambat 60 (enam puluh) hari sejak berakhirnya tiap kuartal, atau

- Menjaga tingkat pembagian dividen maksimal 50% dari laba bersih, atau- Menjaga perbandingan antara jaminan fasilitas kredit minimal 100% dari outstanding pinjaman,

atau- Memelihara Gearing ratio (rasio antara pinjaman dengan modal sendiri) tidak lebih besar dari

5 (lima) sampai dengan 10 (sepuluh) kali, atau- Non performing Loan (NPL) tidak melebihi 5% dari piutang pembiayaan konsumen, atau- Dampak mata uang yang tidak dilindungi secara keseluruhan maksimum 25% dari jumlah nilai aset

bersih berwujud secara keseluruhan, atau- Ekuitas diharuskan lebih besar dari Rp 900.000, atau- Melakukan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank, diantaranya apabila terdapat perubahan

komposisi pemegang saham mayoritas, perubahan susunan anggota komisaris dan direksi,perubahan bidang atau jenis kegiatan usaha Perusahaan, serta apabila Perusahaan melakukanpembubaran, penggabungan usaha dan atau peleburan dengan Perusahaan lain.

Tingkat suku bunga tahunan untuk fasilitas-fasilitas pinjaman di atas adalah antara 9,48% sampai15,75% pada tahun 2011, 10,00% sampai dengan 15,75% pada tahun 2010 dan 10,25% sampai dengan17,50% pada tahun 2009.

Besarnya jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan atas fasilitas pinjaman di atasberkisar antara 100% sampai 110% dari batas maksimum kredit, atau berkisar antara 100% sampai 110%dari jumlah outstanding pinjaman dan diikat secara fidusia.

Ekshibit E/54

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. UTANG OBLIGASI

Nama Tanggal jatuh Tingkat bunga per tahun Nilai nominal

Obligasi Tempo 2011 2010 2009 2011 2010 2009

Obligasi BFI Finance

Indonesia II Tahun

2009 terdiri dari:

Seri A 20 Januari 2011 - 12,00% - - 65.000 -

Seri B 15 Juli 2011 - 12,75% - - 30.000 -

Seri C 15 Januari 2012 13,25% 13,25% - 65.000 65.000 -

Obligasi BFI Finance

Indonesia III Tahun

2011 terdiri dari:

Seri A 12 Juli 2012 9,00% - - 90.000 - -

Seri B 8 Juli 2013 10,25% - - 102.000 - -

Seri C 8 Juli 2014 11,00% - - 228.000 - -

Jumlah nilai nominal 485.000 160.000 -

Dikurangi:

Biaya emisi Obligasi

yang belum

diamortisasi ( 3.369 ) ( 849 ) -

Bersih 481.631 159.151 -

Obligasi BFI Finance Indonesia I Tahun 2007

Pada tanggal 16 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melaluisurat No. S-3960/BL/2007 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp 200.000, yang ditawarkan pada nilainominal, dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,50% per tahun (Catatan 1b).

Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi.

Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat No. Moody’sNo. 032/Moody’s/FIG/VI/2007 tanggal 5 Juni 2007 dari PT Moddy’s Indonesia, Obligasi tersebut telahmendapat peringkat Baa1.id atau setara dengan peringkat BBB+. Berdasarkan hasil tahunanpemeringkatan atas obligasi, terakhir dengan Surat No. Peng-00760/BEI.PSU/07-2009 tanggal 16 Juli2009 dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Obligasi tersebut mendapat peringkat idA-(Single A Minus; Stable Outlook) yang berlaku sampai dengan 16 Agustus 2009.

Ekshibit E/55

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. UTANG OBLIGASI (Lanjutan)

Obligasi BFI Finance Indonesia I Tahun 2007 (Lanjutan)

Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi netosewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110%(seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang.

Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFIFinance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 7 tanggal 7 Juni 2007 besertaperubahan-perubahannya yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, antaraPerusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, yang bertindak sebagai Wali Amanat.

Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yangditerbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertamansejak tanggal emisi.

Pada bulan Februari, April dan Juli 2009, Perusahaan telah melakukan pembelian kembali Obligasitersebut dengan jumlah nominal keseluruhan sebesar Rp 94.500.

Pada tanggal 16 Agustus 2009, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI FinanceIndonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap yang jatuh tempo pada tanggal tersebut.

Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009

Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melaluisurat No. No.S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun2009 dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp 160.000, yang ditawarkan padanilai nominal (Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi berseri yang meliputi ObligasiFinance Indonesia II Tahun 2009 Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 65.000 dengan tingkat bungatetap sebesar 12,00% per tahun, Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri B dengan nilai nominalsebesar Rp 30.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,75% per tahun, dan Obligasi FinanceIndonesia II Tahun 2009 Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 65.000 dengan tingkat bunga tetapsebesar 13,25% per tahun.

Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasiterakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri obligasi telah dibayarkan pada tanggal20 Januari 2011 untuk Seri A, 15 Juli 2011 untuk Seri B dan 15 Januari 2012 untuk Seri C.

Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat PefindoNo. 931/PEF-DIR/X/2009 tanggal 17 September 2009 dari Pefindo, Obligasi tersebut telah mendapatidA- (Single A Minus; Stable Outlook). Berdasarkan hasil tahunan pemeringkatan atas obligasi, terakhirdengan Surat No. 1237/PEF-DIR/IX/2011 tanggal 27 September 2011 dari Pefindo, Obligasi tersebutmendapat peringkat idA- (Single A Minus; Stable Outlook) yang berlaku sampai dengan15 Januari2012.

Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi netosewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110%(seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang (Catatan 5 dan 6).

Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFIFinance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 9 tanggal 13 Oktober 2009 besertaperubahan-perubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk. Perubahanterakhir akta tersebut dibuat pada tanggal 15 Januari 2010 dihadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris diJakarta, antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, yang bertindak sebagai Wali Amanat.

Ekshibit E/56

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. UTANG OBLIGASI (Lanjutan)

Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 (Lanjutan)

Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yangditerbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertamansejak tanggal emisi.

Pada tanggal 20 Januari 2011 dan 15 Juli 2011, Perusahaan telah melunasi nilai pokok Obligasi BFIFinance Indonesia II tahun 2009 seri A dan seri B dengan jumlah nominal masing-masing sebesarRp 65.000 dan Rp 30.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo pokok Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 yangterutang masing-masing sebesar Rp 65.000 dan Rp 160.000.

Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011

Pada tanggal 28 Juni 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui suratNo. S-7248/BL/2011 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp 450.000, yang ditawarkan pada nilainominal (Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi FinanceIndonesia III Tahun 2011 Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 90.000 dengan tingkat bunga tetapsebesar 9,00% per tahun, Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri B dengan nilai nominal sebesarRp 102.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,25% per tahun, dan Obligasi Finance Indonesia IIITahun 2011 Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 228.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar11,00% per tahun.

Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Pembayaran bungaObligasi terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri Obligasi dibayarkan padatanggal 12 Juli 2012 untuk Seri A, 8 Juli 2013 untuk Seri B dan 8 Juli 2014 untuk Seri C.

Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat surat FitchRatings No. RC47/DIR/VI/2011 tanggal 22 Juni 2011 dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasitersebut telah mendapat peringkat A(idn) yang berlaku sampai dengan 22 Juni 2012.

Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi netosewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110%(seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang (Catatan 5 dan 6).

Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFIFinance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 1 tanggal 1 April 2011 besertaperubahan-perubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk. Perubahanterakhir akta tersebut dibuat pada tanggal 23 Juni 2011 dihadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris diJakarta, antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, yang bertindak sebagai Wali Amanat.

Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yangditerbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertamansejak tanggal emisi.

Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pokok Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 yangterutang sebesar Rp 420.000.

Ekshibit E/57

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13. PERPAJAKAN

a. Utang Pajak

2011 2010 2009Pajak penghasilan

Pasal 21 10.576 13.036 11.997Pasal 25 8.877 5.064 11.531Pasal 26 432 38 235Pasal 4 (2) – Final 84 44 19Pasal 23 9 6 2Taksiran pajak penghasilan badan

terutang 651 3.224 1.573

Jumlah 20.629 21.412 25.357

b. Pajak Penghasilan

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, sebagaimana yang disajikan dalam laporanlaba rugi komprehensif, dengan taksiran laba kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Laba sebelum pajak penghasilan menurutlaporan laba rugi komprehensif 529.475 462.909 392.066

Beda tetap:Beban sewa 545 196 133Pendapatan bunga yang pajaknya

bersifat final ( 10.307 ) ( 12.800 ) ( 28.794 )Beban lain-lain 747 950 921

Jumlah beda tetap ( 9.015) ( 11.654 ) ( 27.740 )

Beda temporer:Gaji dan imbalan kerja 5.970 ( 23.482 ) 13.435Cadangan kerugian penurunan nilai

investasi neto sewa pembiayaan, piutangpembiayaan konsumen dan agunan yangdiambil alih 32.897 48.246 ( 40.229 )

Penghapusan piutang ( 28.180 ) ( 16.955 ) ( 3.395 )Penyusutan aset tetap ( 3.648 ) ( 467 ) 349(Keuntungan) kerugian bersih

atas penjualan aset tetap ( 737 ) 125 109Amortisasi biaya emisi obligasi ( 2.520 ) ( 849 ) 1.319Biaya transaksi yang belum diamortisasi

diamortisasi atas pinjaman ( 26.866 ) - -Biaya transaksi yang belum diamortisasi

diamortisasi atas piutang pembiayaan 13.417 28.317 -

Jumlah beda temporer ( 9.667 ) 34.935 ( 28.412 )

Taksiran laba kena pajak 510.793 486.190 335.914

Ekshibit E/58

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13. PERPAJAKAN (Lanjutan)

b. Pajak penghasilan (Lanjutan)

Perhitungan beban pajak penghasilan dan taksiran pajak penghasilan badan terutang untuk tahunyang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Taksiran laba kena pajak 510.793 486.190 335.914

Beban pajak penghasilan201120% x Rp 510.793 102.159 - -201020% x Rp 486.190 - 97.238 -200923% x Rp 335.914 - - 77.260

Beban pajak penghasilan 102.159 97.238 77.260

Dikurangi: kredit pajak penghasilan pasal 25 101.508 94.014 75.687

Taksiran pajak penghasilan badan terutang 651 3.224 1.573

Taksiran pajak penghasilan badan Perusahaan untuk tahun fiskal 2011 sebagaimana yang disajikandiatas akan sesuai dengan yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT-1771).

Taksiran pajak penghasilan badan Perusahaan untuk tahun fiskal 2010 dan 2009 sebagaimana yangdisajikan di atas telah sesuai dengan jumlah yang telah dilaporkan oleh Perusahaan dalamSPT-1771 masing-masing untuk tahun-tahun yang bersangkutan kepada Kantor Pelayanan Pajak(KPP).

Kantor Pelayanan Pajak dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam jangkawaktu 5 (lima) tahun sejak tanggal terutangnya pajak. Koreksi terhadap kewajiban pajakPerusahaan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukankeberatan, pada saat keputusan atas keberatan Perusahaan tersebut telah ditetapkan.

c. Pajak Tangguhan

Pengaruh pajak tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara laporan komersial danlaporan fiskal terdiri dari:

Dikreditkan(dibebankan)ke laporanlaba rugi

31 Des 2010 komprehensif 31 Des 2011

Aset (Liabilitas) pajak tangguhan

Cadangan kerugian penurunan nilai 517 942 1.459Cadangan imbalan kerja 2.046 196 2.242Beban yang masih harus dibayar 246 998 1.244Penyusutan aset tetap ( 1.965) ( 877) ( 2.842)Biaya transaksi yang belum diamortisasi 5.663 2.684 8.347Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi ( 170) ( 504) ( 674)Biaya pinjaman yang belum diamortisasi - ( 5.373) ( 5.373)

Aset Pajak Tangguhan – Bersih 6.337 ( 1.934) 4.403

Ekshibit E/59

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13. PERPAJAKAN (Lanjutan)

c. Pajak Tangguhan (Lanjutan)

Penyesuaianterkait dengan

penerapanDikreditkan awal PSAK

(dibebankan) No. 50 (Revisike laporan 2006) danlaba rugi PSAK No. 55

31 Des 2009 Komprehensif (Revisi 2006) 31 Des 2010

Aset (Liabilitas) pajak tangguhan

Cadangan kerugian penurunan nilai 21.244 ( 3.558) ( 17.169) 517Cadangan imbalan kerja 2.510 ( 464) - 2.046Beban yang masih harus dibayar 5.527 ( 5.281) - 246Penyusutan aset tetap ( 2.181) 216 - ( 1.965)Biaya transaksi yang belum diamortisasi - 5.663 - 5.663Biaya emisi obligasi yang

belum diamortisasi - ( 170) - ( 170)

Aset Pajak Tangguhan – Bersih 27.100 ( 3.594) ( 17.169) 6.337

Dikreditkan(dibebankan)ke laporanlaba rugi

31 Des 2008 komprehensif 31 Des 2009

Aset (Liabilitas) pajak tangguhan

Cadangan kerugian penurunan nilai 37.669 ( 16.425) 21.244Beban yang masih harus dibayar 6.022 2.015 8.037Penyusutan aset tetap ( 2.784) 603 ( 2.181)Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi ( 363) 363 -Beban lain-lain ( 6) 6 -

Aset Pajak Tangguhan – Bersih 40.538 ( 13.438) 27.100

Manajemen berkeyakinan bahwa laba fiskal pada masa datang akan memadai untukmengkompensasikan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan

Ekshibit E/60

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13. PERPAJAKAN (Lanjutan)

d. Beban Pajak Penghasilan

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlakuatas laba sebelum pajak penghasilan, dengan beban pajak penghasilan sebagaimana disajikandalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009Laba sebelum pajak penghasilan sebagaimana

disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif 529.474 462.909 392.066

Beban pajak dengan tarif pajak tunggal yang berlaku 105.895 92.582 90.175Pengaruh pajak penghasilan atas beda tetap pada

tarif pajak tunggal yang berlaku ( 1.802) ( 2.331) ( 6.380)Penyesuaian - 10.581 6.903

Beban Pajak Penghasilan 104.093 100.832 90.698

e. Administrasi

Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 36 tahun 2008 (Undang-undang) tentangperubahan ke-empat atas Undang-undang No. 7 tahun 1983 atas Pajak Penghasilan telah disahkan.Undang-undang ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Perubahan signifikan yang diatur dalamUndang-undang, salah satunya adalah perubahan tarif pajak penghasilan badan menjadi tariftunggal, yaitu sebesar 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.

Berdasarkan Undang-undang No. 36 tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-undangNo. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, bagi perseroan terbuka yang paling sedikit 40% darijumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) danmemenuhi persyaratan tertentu lainnya memperoleh tarif sebesar 5% lebih rendah dari tarif pajakpenghasilan pada umumnya.

14. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari:

2011 2010 2009

Bonus dan tunjangan 27.148 30.475 48.126Bunga 27.091 17.452 4.262Jasa tenaga ahli 1.274 2.770 5.712Lainnya 8.682 21.816 16.449

Jumlah 64.195 72.513 74.549

Ekshibit E/62

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15. MODAL SAHAM (Lanjutan)

Jumlah saham yang dimiliki oleh anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan berdasarkan laporandaftar pemegang saham dari Biro Administrasi Efek, PT Sirca Datapro Perdana, adalah sebanyak4.463.739 saham, yang merupakan kepemilikan sebesar 0,59% dari jumlah saham beredar Perusahaanmasing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dengan rincian sebagai berikut:

Nama Anggota Jabatan Jumlah Saham %

Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur 2.824.116 0,37

Cornelius Henry Kho Direktur Operasional dan Keuangan 1.530.999 0,20Yan Peter Wangkar Direktur Pemasaran dan Kredit 108.500 0,02Johanes Sutrisno Presiden Komisaris 124 0,00

16. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN

2011 2010 2009

Pendapatan pembiayaan konsumenPihak ketiga 901.877 682.385 651.180Pihak berelasi (Catatan 23) 3.193 2.570 1.817

Dikurangi:Bagian bank-bank sehubungan dengan transaksi

kerjasama penerusan pinjaman danpembiayaan bersama (Catatan 25) ( 55.556) ( 24.173 ) ( 34.132)

Pendapatan pembiayaan konsumen - bersih 849.514 660.782 618.865

Pada tahun 2011, 2010 dan 2009, tidak terdapat pendapatan pembiayaan konsumen yang melebihi 10%dari jumlah pendapatan kepada satu konsumen saja.

17. PENDAPATAN BUNGA

Akun ini merupakan pendapatan bunga yang diperoleh dari:

2011 2010 2009

Deposito berjangka 10.258 12.497 27.913Jasa giro 207 703 915

Jumlah 10.465 13.200 28.828

18. BEBAN KEUANGAN

Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Beban bunga pinjaman 246.727 125.540 125.707Kontrak swap dan forward 34.431 18.331 53.712Beban administrasi bank 1.503 859 713

Jumlah 282.661 144.730 180.132

Ekshibit E/63

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Gaji dan imbalan kerja 256.118 174.665 165.258Asuransi 24.367 33.726 18.714Perbaikan dan pemeliharaan 21.935 19.638 12.408Penyusutan aset tetap (Catatan 7) 21.904 14.385 12.117Komunikasi 10.201 8.115 7.836Perlengkapan kantor 8.317 5.172 3.135Sewa 7.380 5.733 5.270Perjalanan dinas, jamuan dan representasi 6.887 8.149 3.436Beban pensiun 4.807 3.630 3.035Pendidikan dan pelatihan 4.484 9.916 5.775Honorarium tenaga ahli 3.182 2.311 3.113Iklan 344 949 451Surat kabar dan iuran keanggotaan 232 172 173Registrasi saham 202 190 209Amortisasi biaya emisi obligasi (Catatan 12) - - 1.319Lain-lain 12.582 9.701 7.377

Jumlah 382.942 296.452 249.626

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya emisi obligasi ditambahkan pada jumlah Utang Obligasi dankemudian diamortisasi sesuai umur obligasi tersebut dengan menggunakan metode garis lurus.Amortisasi dari biaya emisi obligasi dicatat pada akun ‘amortisasi biaya emisi obligasi’. Sejak tanggal1 Januari 2010, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasidengan menggunakan suku bunga efektif berdasarkan umur liabilitas. Hasil amortisasi dari biaya-biayayang dikeluarkan untuk perolehan suatu liabilitas dicatat sebagai bagian dari beban keuangan.

20. PENDAPATAN LAIN-LAIN

Rincian pendapatan lain-lain adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Pendapatan administrasi 113.037 74.688 58.375Denda keterlambatan 69.826 60.225 60.256Pendapatan terminasi 31.486 32.899 22.676Keuntungan bersih atas penjualan aset tetap (Catatan 7) 4.374 986 488Biaya transaksi - - 50.201Rupa-rupa 19.908 9.571 20.822

Jumlah 238.631 178.369 212.818

Ekshibit E/64

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20. PENDAPATAN LAIN-LAIN (Lanjutan)

Biaya transaksi merupakan pendapatan yang diterima Perusahaan dari selisih antara premi asuransiyang dibebankan oleh Perusahaan kepada pelanggan dengan jumlah aktual yang dibayarkanPerusahaan kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan transaksi sewa pembiayaan danpembiayaan konsumen dan disajikan secara bersih.

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi diakui secara langsung di laporan laba rugikomprehensif oleh Perusahaan dan tidak dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaankonsumen dan pendapatan sewa pembiayaan. Sejak tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksiditambahkan pada jumlah piutang pembiayaan konsumen maupun investasi neto sewa pembiayaankemudian diamortisasi sesuai dengan umur piutang tersebut berdasarkan metode suku bunga efektif.Amortisasi dari biaya transaksi dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen danpendapatan sewa pembiayaan.

21. DIVIDEN KAS DAN SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan pada tanggal 15 Mei 2009,Perusahaan mengumumkan pembagian dividen tunai yang berasal dari laba bersih tahun 2008 sebesarRp 107 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 81.356 kepada para pemegang sahamPerusahaan yang merupakan 35,10% dari laba bersih Perusahaan untuk tahun buku 2008 danmembayarkan dividen tersebut pada tanggal 19 Juni 2009.

Perusahaan juga menyisihkan sebesar Rp 3.000 untuk cadangan umum sesuai Undang-undang No. 40tahun 2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mengharuskanPerusahaan di Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20%dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengaturjangka waktu untuk penyisihan cadangan umum minimum tersebut. Sisa laba bersih untuk tahun buku2008 sebesar Rp 147.405 dibukukan sebagai Saldo Laba.

Berdasarkan keputusan Rapat Direksi Perusahaan, dengan persetujuan Dewan Komisaris Perusahaanyang diadakan pada tanggal 11 Desember 2009 telah memutuskan untuk membagikan dividen tunaiinterim untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 57 (nilai penuh) per saham atau setara denganRp 43.339 kepada para pemegang saham Perusahaan dan membayarkan dividen tersebut pada tanggal29 Januari 2010.

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan pada tanggal 22 April2010, Perusahaan mengumumkan pembagian dividen tunai yang berasal dari laba bersih tahun 2009sebesar Rp 135 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 102.645 kepada para pemegang sahamPerusahaan yang merupakan 34,06% dari laba bersih Perusahaan untuk tahun buku 2009, setelahdiperhitungkan dengan dividen tunai interim yang telah dibagikan berdasarkan keputusan RapatDireksi Perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris Perusahaan pada tanggal11 Desember 2009 sebesar Rp 57 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 43.339 yang dibagikanpada tanggal 29 Januari 2010. Sisanya sebesar Rp 78 (nilai penuh) per saham atau setara denganRp 59.306 dibayarkan pada tanggal 4 Juni 2010.

Perusahaan juga menyisihkan sebesar Rp 3.000 untuk cadangan umum sesuai Undang-undangNo. 40 tahun 2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mengharuskanPerusahaan di Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20%dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengaturjangka waktu untuk penyisihan cadangan umum minimum tersebut. Sisa laba bersih untuk tahun buku2009 sebesar Rp 195.722 dibukukan sebagai saldo laba.

Ekshibit E/65

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22. IMBALAN PASCA KERJA

Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap yang memenuhisyarat yang dikelola dan diadministrasikan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Seluruh iuranyang dibayarkan merupakan tanggungan dari Perusahaan, dan merupakan bagian dari programcadangan imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Besarnya iuranbulanan adalah sebesar 6% dari gaji pokok karyawan tetap setiap bulan atau maksimal iuranRp 667.000 (nilai penuh) per bulan. Jenis investasi atas dana pensiun yang dibayarkan Perusahaantersebut sepenuhnya ditetapkan oleh Perusahaan dan Pendapatan atas hasil investasi yang diperolehditambahkan sebagai bagian dari cadangan imbalan kerja. Apabila karyawan berhenti bekerja sebelumusia pensiun, maka besarnya iuran yang dibayarkan Perusahaan dan pendapatan hasil investasi yangdiperoleh merupakan hak dari karyawan, sebaliknya apabila karyawan bekerja sampai dengan usiapensiun, maka jumlah tersebut akan diperhitungkan dengan besarnya pesangon pensiun yang menjadihak karyawan. Apabila jumlah tersebut lebih besar daripada pesangon pensiun yang akan diterima,maka iuran pensiun dan pendapatan tersebut menjadi hak karyawan, dan sebaliknya apabila nilaitersebut lebih kecil daripada nilai pesangon yang diatur sesuai UU No. 13/2003, maka besarnyapesangon yang dibayarkan adalah sebesar nilai yang ditetapkan di UU tersebut.

Cadangan atas imbalan kerja lainnya meliputi uang jasa, uang pisah, pesangon dan kompensasi lainnyadihitung oleh PT Prima Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya bertanggal 24 Januari 2012dan 10 Februari 2011 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2011 dan 2010 serta PT Prima Bhaksana Lestari dalam laporannya pada tanggal19 Januari 2010 masing-masing untuk untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009,dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Jumlah karyawan yang berhak memperolehimbalan kerja tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010dan 2009 masing-masing 2.561, 1.745 dan 1.448 karyawan.

Perusahaan menghitung cadangan imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang KetenagakerjaanNo. 13/2003. Perhitungan imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Nilai kini liabilitas imbalan pasti 42.526 32.054 16.551Nilai wajar aset program ( 14.414) ( 11.319 ) ( 7.744 )Nilai yang belum diakui:- (Kerugian) keuntungan aktuarial

yang tidak diakui ( 13.359) ( 6.725 ) 6.124- Biaya jasa lalu yang tidak diakui ( 3.545) ( 3.782 ) ( 4.020 )

Imbalan Pasca kerja karyawan 11.208 10.228 10.911

Berikut ini adalah mutasi cadangan imbalan kerja di laporan posisi keuangan untuk tahun yangberakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009:

2011 2010 2009

Saldo awal 1 Januari 10.228 10.911 13.652Penambahan cadangan yang dibebankan

ke laba rugi komprehensiftahun berjalan 6.734 4.515 2.555

Imbalan pembayaran ( 2.658) ( 1.624 ) ( 1.722 )Pembayaran aset program ( 3.096) ( 3.574 ) ( 3.574 )

Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan 11.208 10.228 10.911

Ekshibit E/66

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22. IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan)

Beban imbalan kerja yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Biaya jasa kini 4.740 3.198 1.532Biaya bunga atas liabilitas 2.940 1.821 2.091Pengembalian aset program yang diharapkan ( 1.057) ( 929 ) ( 1.119 )Amortisasi atas:-(Keuntungan) kerugian aktuarial yang tidak diakui ( 127) 187 ( 187 )- Biaya jasa lalu yang tidak diakui 238 238 238

Jumlah beban 6.734 4.515 2.555

Asumsi kunci yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Asumsi ekonomi:- Tingkat diskonto per tahun 9,34% per tahun 10% per tahun 11% per tahun- Tingkat kenaikan penghasilan

dasar per tahun 12% per tahun 12% per tahun 10% per tahun

Asumsi demografis:- Tingkat kematian TMI-2 Male TMI-2 Male TMI-2 Male- Tingkat cacat 5% dari Tabel

Mortalisasi5% dari Tabel

Mortalisasi5% dari Tabel

Mortalisasi- Tingkat pengunduran diri peserta 10% per tahun

sebelum usia 29dan terus-

menerus menjadi0% pada usia 55

10% per tahunsebelum usia 29

dan terus-menerus menjadi0% pada usia 55

10% per tahunsebelum usia 29

dan terus-menerus

menjadi 0% padausia 55

- Usia pensiun normal 55 tahun 55 tahun 55 tahun

Ekshibit E/67

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK BERELASI

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi-transaksi dengan pihak-pihaktertentu yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidaklangsung dengan Perusahaan, yaitu dengan karyawan kunci dengan nilai transaksi masing-masingdibawah satu milyar Rupiah.

Pihak berelasi Sifat dari hubungan Sifat dari transaksi

Karyawan Karyawan kunci Piutang pembiayaan konsumen – bruto/

Pinjaman kepada karyawan/

Pendapatan pembiayaan konsumen

Saldo dan transaksi–transaksi kepada/dari pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:

a. Saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011, 2010dan 2009 adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Karyawan:Piutang pembiayaan konsumen - bruto 19.373 14.806 9.256

Persentase terhadap piutang pembiayaankonsumen – bruto 0,42% 0,42% 0,36%

b. Saldo pinjaman kepada karyawan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Karyawan:Pinjaman kepada karyawan 2.989 4.260 4.125

Persentase terhadap pinjaman kepadakaryawan 42,00% 61,42% 72,66%

c. Jumlah pendapatan pembiayaan konsumen yang berasal dari karyawan kunci Perusahaan masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalahsebagai berikut:

2011 2010 2009

Karyawan:Pendapatan pembiayaan konsumen 3.193 2.570 1.817

Persentase terhadap total pendapatanpembiayaan konsumen 0,26% 0,28% 0,20%

Manajemen berkeyakinan bahwa untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011,2010 dan 2009, tidak terdapat transaksi dengan pihak berelasi yang mengandung benturankepentingan.

Ekshibit E/68

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24. INFORMASI SEGMEN

Kebijakan Perusahaan terkait informasi segmen disajikan dalam Catatan 2q atas laporan keuangan.

Segmen Usaha – segmen pelaporan primer

Pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

2011 Sewa Pembiayaan Tidak dapatpembiayaan Konsumen dialokasikan Jumlah

HasilPendapatan segmen 178.522 1.054.204 15.620 1.248.346Beban keuangan - - 282.661 282.661Beban yang tidak dapat dialokasikan - - 407.325 407.325Cadangan kerugian penurunan nilai 6.918 16.186 5.907 29.011Laba selisih kurs – Bersih - - ( 125)( 125)Laba sebelum pajak penghasilan - - - 529.474Beban pajak penghasilan - - 104.092 104.092Laba bersih - - - 425.382

Aset dan LiabilitasAset segmen 1.084.706 3.665.862 554.209 5.304.777Liabilitas segmen 6.870 30.580 2.901.095 2.938.545

Informasi Segmen LainnyaPengeluaran modal:

- Aset tetap berwujud - - 82.688 82.688Penyusutan aset tetap - - 21.904 21.904Beban non kas lainnya:

- Gaji dan kesejahteraan karyawan - - 3.866 3.866

Pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

2010 Sewa Pembiayaan Tidak dapatpembiayaan Konsumen dialokasikan Jumlah

HasilPendapatan segmen 81.627 852.132 15.172 921.931Beban keuangan - - 144.730 144.730Beban yang tidak dapat dialokasikan - - 314.098 314.098Cadangan kerugian penurunan nilai 97 61 - 158Rugi selisih kurs – Bersih - - 36 36Laba sebelum pajak penghasilan - - - 462.909Beban pajak penghasilan - - 100.832 100.832Laba bersih - - - 362.077

Aset dan LiabilitasAset segmen 511.442 2.806.703 551.946 3.870.091Liabilitas segmen 4.561 44.579 1.880.101 1.929.241

Informasi Segmen LainnyaPengeluaran modal:

- Aset tetap berwujud - - 105.026 105.026Penyusutan aset tetap - - 14.385 14.385Beban non kas lainnya:

- Gaji dan kesejahteraan karyawan - - 941 941

Ekshibit E/69

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)

Segmen Usaha – segmen pelaporan primer (Lanjutan)

Pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009

2009 Sewa Pembiayaan Tidak dapatpembiayaan konsumen dialokasikan Jumlah

HasilPendapatan segmen 56.763 820.726 32.101 909.590Beban keuangan - - 180.132 180.132Beban yang tidak dapat dialokasikan - - 262.611 262.611Cadangan kerugian penurunan nilai 10.000 65.000 - 75.000Laba selisih kurs – Bersih - - ( 219)( 219)Laba sebelum pajak penghasilan - - - 392.066Pajak penghasilan - - 90.698 90.698Laba bersih - - - 301.368

Aset dan LiabilitasAset segmen 167.261 1.916.165 309.554 2.392.980Liabilitas segmen 5.202 39.353 814.255 858.810

Informasi Segmen LainnyaPengeluaran modal:

- Aset tetap berwujud - - 12.777 12.777Penyusutan aset tetap - - 12.117 12.117Beban non kas lainnya:

- Gaji dan tunjangan - - ( 924)( 924)

Segmen Geografis – segmen pelaporan sekunder

Pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

2011 Tidak dapatJawa Kalimantan Sumatera Sulawesi Dialokasikan Jumlah

HasilPendapatan segmen 415.894 175.206 265.236 221.484 170.526 1.248.346

Aset dan Liabilitas- Aset segmen 1.513.360 763.202 1.165.141 896.635 966.439 5.304.777

Informasi SegmenLainnya

Pengeluaran modal:- Aset tetap berwujud 39.311 9.473 21.642 12.262 - 82.688

Ekshibit E/70

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)

Segmen Geografis – segmen pelaporan sekunder (Lanjutan)

Pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010

2010 Tidak dapatJawa Kalimantan Sumatera Sulawesi Dialokasikan Jumlah

HasilPendapatan segmen 313.657 126.136 206.727 178.467 96.944 921.931

Aset dan Liabilitas- Aset segmen 1.119.849 492.231 754.029 618.100 885.882 3.870.091

Informasi SegmenLainnya

Pengeluaran modal:- Aset tetap berwujud 41.538 17.185 32.443 13.860 - 105.026

Pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009

2009 Tidak dapatJawa Kalimantan Sumatera Sulawesi dialokasikan Jumlah

HasilPendapatan segmen 295.486 129.597 234.810 163.631 86.066 909.590

Aset dan Liabilitas- Aset segmen 722.075 310.067 538.345 394.297 428.196 2.392.980

Informasi SegmenLainnya

Pengeluaran modal:- Aset tetap berwujud 7.759 2.950 1.074 996 - 12.779

Ekshibit E/71

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN

a. Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang denganPT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bumiputera), di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutangpembiayaan konsumen milik Perusahaan kepada Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debetpiutang yang diambil alih oleh Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 510.000 dengandasar “without recourse “dan bersifat “non-revolving”. Berdasarkan perjanjian tersebut,Bumiputera memiliki hak untuk mengalihkan setiap piutang yang dijual yang tidak sesuai dengankriteria yang telah disepakati kedua belah pihak berdasarkan perjanjian penjualan dan pembelianpiutang tersebut.

Pada tanggal 29 September 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang denganBumiputera, di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutang pembiayaan konsumen milikPerusahaan kepada Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil aliholeh Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 50.000 dengan dasar “without recourse” danbersifat “revolving”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bumiputera memiliki hak untukmengalihkan setiap piutang yang dijual yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah disepakatikedua belah pihak berdasarkan perjanjian penjualan dan pembelian piutang tersebut.

Pada tanggal 11 Maret 2008, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Jual Beli Piutangdengan Bumiputera dengan pokok perubahan sebagai berikut:- Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang dengan dasar “without recourse” dan bersifat “non

revolving” tanggal 10 Oktober 2003, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil aliholeh Bumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 510.000 dialokasikan sebesar Rp 75.000 kePerjanjian Jual Beli Piutang revolving sehingga jumlah baki debet tersebut menjadi sebesarRp 435.000.

- Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang dengan dasar “without recourse” dan bersifat “revolving”tanggal 29 September 2006, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil alih olehBumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 125.000.

Perjanjian Jual Beli Piutang “non-revolving” dan “revolving” tersebut telah diubah beberapa kali,terakhir pada tanggal 21 Mei 2010, di mana jangka waktu perjanjian telah diperpanjang dan akanberakhir pada tanggal 21 Mei 2011.

Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bumiputera sebesarRp 52.992, Rp 136.390 dan Rp 52.469 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.

Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan olehPerusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesarRp 61.383, Rp 112.990 dan Rp 72.058 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakanbagian Bumiputera adalah sebesar Rp 13.013, Rp 12.409 dan Rp 7.763 masing-masing untuk tahunyang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.

Ekshibit E/72

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)

b. Pada tanggal 10 Juni 2004, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli dan PengalihanHak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen dengan PT Bank Ina Perdana (BIP) dengan batasmaksimum pembiayaan sebesar Rp 10.000 dengan dasar “without-recourse” dan bersifat“revolving”. Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumentersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 24 Agustus 2009, berdasarkanAddendum Ke-6, di mana batas maksimum pembiayaan yang semula sebesarRp 10.000 dan bersifat “revolving” ditingkatkan menjadi Rp 100.000 dan menjadi bersifaton liquidation basis yang berlaku efektif sejak tanggal 1 September 2009 sampai dengan tanggal10 Juni 2010. Perjanjian tersebut tidak memiliki jangka waktu yang tetap, dan pengakhirannyadilakukan berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dan BIP, ataupun apabila menurut BIPPerusahaan melanggar ketentuan yang diatur dalam perjanjian.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pembiayaan tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan olehPerusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 2.914,dan Rp 15.383 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BIP sebesar RP 143,Rp 1.162, dan Rp 3.566 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2011, 2010 dan 2009.

c. Pada tanggal 27 September 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama PembiayaanMotor Vehicle Consume Asset Purchase dengan PT Bank Permata Tbk (Permata) dengan batasmaksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dan bersifat “revolving”. Berdasarkan perjanjiantersebut, Permata memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsipembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Jangka waktu pembiayaan untukkendaraan baru yaitu minimal 6 (enam) bulan dan maksimal 48 (empat puluh delapan) bulansedangkan kendaraan bekas yaitu minimal 6 (enam) bulan dan maksimal 36 (tiga puluh enam)bulan sejak tanggal pencairan.

Pada tanggal 25 Juni 2007, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian KerjasamaPembiayaan dengan Permata tersebut di atas, di mana batas maksimum pembiayaan yang semulasebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 100.000.

Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kesepakatan PengakhiranKerja Sama dengan Permata, di mana Perusahaan mengambilalih kembali seluruh piutang kepadakonsumen yang pernah dialihkan kepada Permata berdasarkan Perjanjian Kerjasama PembiayaanMotor Vehicle Consumer Asset Purchase tanggal 27 September 2006 dengan melunasi seluruhliabilitas konsumen beserta biaya-biaya lain sebesar Rp 100.000 kepada Permata pada tanggal8 April 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman kredit tersebut danpendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian permata adalah sebesar Rp 2.798untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan oleh Perusahaansehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 84.535, dan pendapatanpembiayaan konsumen yang merupakan bagian Permata adalah sebesar Rp 10.121 untuk tahunyang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.

Ekshibit E/73

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)

d. Pada tanggal 4 Desember 2003, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama PenyaluranFasilitas Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dengan dasar “without recourse”.Berdasarkan perjanjian tersebut, BII memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotordengan porsi pembiayaan sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan dan 5% dibiayai olehPerusahaan untuk diberikan kepada nasabah Perusahaan, di mana Perusahaan bertindak sebagaimanajer fasilitas dan manajer penjamin untuk BII. Pada tanggal 22 Juni 2007, batas maksimumpembiayaan yang semula sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi Rp 150.000. Perjanjian tersebuttidak memiliki jangka waktu yang tetap, dan pengakhirannya dilakukan berdasarkan kesepakatanantara Perusahaan dan BII, ataupun apabila menurut BII Perusahaan melanggar ketentuan yangdiatur dalam perjanjian.

Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 27 Februari 2008, di manabatas maksimum fasilitas KKB menjadi minimal sebesar Rp 20, maksimal Rp 1.000 untukperorangan, dan sebesar Rp 2.000 untuk perusahaan.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pembiayaan tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2010, dan 2009, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BIIsehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 3.828, danRp 30.235 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BII adalah sebesarRp 2.007 dan Rp 8.452 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2010 dan 2009.

e. Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan SecaraSyariah (Chanelling) dengan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan batas maksimum pembiayaansebesar Rp 20.000 dengan dasar “without recourse” dan bersifat “non-revolving”. Berdasarkanperjanjian tersebut, BSM dapat memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotordengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Kerja samapembiayaan tersebut dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah dalam bentuk pembiayaan Murabahah,dimana BSM bertindak sebagai pemilik dana dan Perusahaan sepenuhnya bertindak sebagai wakilBank untuk memasarkan, mengoperasikan dan menata-usahakan pembiayaan konsumen syariahyang disalurkan. Jangka waktu perjanjian selama 4 (empat) tahun dan akan berakhir pada tanggal2 Oktober 2013.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BSMsehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 1.388 dan Rp 2.771dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BSM adalah sebesar Rp 303 danRp 265 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Pada tanggal 25 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama PenyaluranFasilitas Kredit Kendaraan Bermotor dengan BII dengan batas maksimum pembiayaan sebesarRp 150.000 dengan dasar “without recourse” dan bersifat “non-revolving”.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan belum menggunakan fasilitas tersebut.

Ekshibit E/74

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)

f. Pada tanggal 17 Februari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama PembiayaanKendaraan Bermotor dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dengan batasmaksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dengan dasar “without recourse” dan bersifat“non-revolving”. Berdasarkan perjanjian tersebut, BRI dapat memberikan fasilitas pembiayaankredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhanpembiayaan. Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan,memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen. Sebagai imbalannya, Perusahaandiperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada konsumen melebihi suku bungayang dibayarkan Perusahaan kepada BRI. Jangka waktu perjanjian selama 12 (dua belas) bulan.

Pada tanggal 13 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Addendum Perjanjian KerjasamaPembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut di atas terkait perubahan dan penambahan beberapaketentuan-ketentuan, salah satunya mengubah jangka waktu fasilitas kendaraan menjadimaksimal 4 (empat) tahun untuk mobil bekas jenis penumpang dan kendaraan niaga.

Pada tanggal 27 Mei 2011, Perusahaan kembali menandatangani Addendum Perjanjian KerjasamaPembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut di atas, dimana batas maksimum pembiayaanditingkatkan menjadi sebesar Rp 300.000 dan mengubah jangka waktu kerja sama menjadi24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal 27 Mei 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BRIsehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 136.212 danRp 118.643 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BRI adalah masing-masing sebesar Rp 16.253 dan Rp 4.942 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2011 dan 2010.

g. Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama DalamRangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga)dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dengan dasar “without recourse” danbersifat “revolving”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Niaga memberikan fasilitas pembiayaankredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya 90% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama,dan 10% dibiayai oleh Perusahaan untuk diberikan ke nasabah Perusahaan. Jangka waktu fasilitastersebut berlaku selama 1 (satu) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 12 (dua belas)bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.

Pada 29 November 2011, Perusahaan kembali menandatangani Addendum I Perjanjian KerjasamaDalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan CMIB Niaga, berupa perubahanbatas maksimum pembiayaan menjadi sebesar Rp 100.000 dan memperpanjang jangka waktukerjasama sampai dengan tanggal 29 November 2012.

Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh CIMB Niagasehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 39.959 dan pendapatanpembiayaan konsumen yang merupakan bagian CIMB Niaga sebesar Rp 4.609 untuk tahun yangberakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Pada tahun 2010, Perusahaan belum menggunakan fasilitas pembiayaan bersama tersebut.

Ekshibit E/75

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)

h. Pada tanggal 4 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Dalam RangkaPemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank DKI dengan batas maksimumpembiayaan sebesar Rp 100.000 dengan dasar “without-recourse” dan bersifat “non-revolving”.Berdasarkan perjanjian tersebut, PT Bank DKI memberikan fasilitas pembiayaan kredit denganporsi pembiayaan setinggi-tingginya 95% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama, dan 5%dibiayai oleh Perusahaan untuk diberikan ke nasabah Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebutberlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 36 (tiga puluh enam) bulansejak tanggal penandatanganan perjanjian.

Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh PT Bank DKIsehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 68.016 dan pendapatanpembiayaan konsumen yang merupakan bagian PT Bank DKI adalah sebesar Rp 6.697 untuk tahunyang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

i. Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama PembiayaanKendaraan Bermotor dengan PT Bank Mutiara Tbk (Mutiara) dengan batas maksimum pembiayaansebesar Rp 100.000 dengan dasar “without-recourse” dan bersifat “non-revolving”. Berdasarkanperjanjian tersebut, Mutiara memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor denganporsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Perusahaan bertanggungjawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanandokumen-dokumen kredit yang dibiayai oleh Mutiara kepada nasabah. Jangka waktu perjanjiantersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan.

Pada tahun 2010, Perusahaan belum mengggunakan fasilitas pembiayaan bersama tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Mutiara sehubungandengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 51.058 dan pendapatan pembiayaan konsumenyang merupakan bagian Mutiara adalah sebesar Rp 5.076 untuk tahun yang berakhir pada tanggal31 Desember 2011.

j. Pada tanggal 10 Juni 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Dalam RangkaPemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) denganbatas maksimum pembiayaan sebesar Rp 125.000 dengan dasar “without-recourse” dan bersifat“revolving”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Mandiri memberikan fasilitas pembiayaan kreditdengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya 95% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama, dan 5%dibiayai oleh Perusahaan untuk diberikan ke nasabah Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebutberlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 36 (tiga puluh enam) bulansejak tanggal penandatanganan perjanjian.

Pada tanggal 22 September 2011, Perusahaan kembali menandatangani addendum PerjanjianPerjanjian Kerjasama Dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama tersebut, diatasdimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 245.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Mandiri sehubungandengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 183.314 dan pendapatan pembiayaan konsumenyang merupakan bagian Mandiri adalah sebesar 7.623 untuk tahun yang berakhir pada tanggal31 Desember 2011.

Ekshibit E/76

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)

k. Pada tanggal 25 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama PembiayaanBersama dengan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan batas maksimumpembiayaan sebesar Rp 1.000.000 dengan dasar “without-recourse” dan bersifat “revolving”.Berdasarkan perjanjian tersebut, BTPN memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsipembiayaan setinggi-tingginya 90% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama, dan 10% dibiayaioleh Perusahaan untuk diberikan ke nasabah Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlakuselama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejaktanggal penandatanganan perjanjian.

Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BTPN sehubungandengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar 142.108 dan pendapatan pembiayaan konsumenyang merupakan bagian BTPN sebesar Rp 1.709 untuk tahun yang berakhir pada tanggal31 Desember 2011.

l. Pada tanggal 3 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman Asset Based Financedengan PT Bank UIB (UIB) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 18.000 dan bersifat onliquidation basis. Jangka waktu perjanjian tersebut selama 12 (dua belas) bulan.

Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 10 November 2009, di manabatas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 18.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 8.496dan jangka waktu perjanjian tersebut akan berakhir pada tanggal 4 Juli 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh UIB sehubungandengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 7.270 dan pendapatan pembiayaan konsumenyang merupakan bagian UIB sebesar Rp 425 dan Rp 1.563 masing-masing untuk tahun yangberakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.

Pada tahun 2010, perjanjian pinjaman Asset Based Finance dengan PT Bank UIB tersebut tidakdiperpanjang.

Berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dengan UIB, pada tanggal 13 Juli 2010, Perusahaanmengambilalih seluruh liabilitas konsumen yang sebelumnya dibiayai oleh UIB sebesar Rp 3.976dan mencatatnya sebagai piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai oleh Perusahaan.

m. Pada tanggal 25 Februari 2002, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerja Sama PenyaluranPembiayaan dengan PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal) (Hana) dengan batasmaksimum pembiayaan sebesar Rp 10.000 dengan dasar “without recourse”. Berdasarkanperjanjian tersebut, Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan,memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen. Sebagai imbalannya, Perusahaandiperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada konsumen melebihi suku bungayang dibayarkan Perusahaan kepada Hana. Hana akan menanggung seluruh risiko kerugian yangmungkin timbul dari pinjaman yang disalurkan sesuai dengan perjanjian tersebut. Jangka waktuperjanjian tersebut selama 1 (satu) tahun. Obyek pembiayaan tersebut adalah kendaraan barudan bekas dengan perbandingan 40% dan 60%.

Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 25 Februari 2008, di manaperjanjian tersebut dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan selanjutnya secaraotomatis sampai diterimanya surat penghentian perjanjian yang diajukan 30 (tiga puluh) harisebelumnya oleh salah satu pihak.

Ekshibit E/77

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Hana sehubungandengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 3.904 dan pendapatan pembiayaan konsumenyang merupakan bagian Hana sebesar Rp 164 dan Rp 2.663 masing-masing untuk tahun yangberakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.

Pada tahun 2010, perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan dengan PT Bank Hana tersebuttidak diperpanjang.

n. Perusahaan mengadakan kerjasama dengan berbagai dealer (pedagang kendaraan bermotor) diseluruh Indonesia untuk membiayai kendaraan yang dijual oleh dealer tersebut kepada konsumenyang persyaratan kredit dan administratifnya memenuhi ketentuan Perusahaan. Sifat perjanjiantersebut tidak mengikat satu sama lain untuk wajib memberikan seluruh dan atau sebagianpenjualan kredit untuk dibiayai Perusahaan atau sebaliknya Perusahaan wajib membiayai seluruhdan atau sebagian transaksi yang diajukan oleh dealer tersebut.

o. Perusahaan mengadakan kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi seperti PT AsuransiBina Dana Artha, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana danPT Asuransi Asoka Mas untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul atas hilangnyakendaraan yang dibiayai Perusahaan dan atau atas kerusakan kendaraan sesuai dengan pilihanpolis konsumen. Dalam perjanjian tersebut, Perusahaan bertindak sebagai penerima ganti rugiyang utama (preferred loss payee).

p. Perusahaan tidak mengadakan kerjasama dengan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM).

Syarat-syarat dan ketentuan yang tidak boleh dilanggar selama masa kerjasama.

Atas perjanjian kerjasama yang dilakukan Perusahaan, umumnya terdapat pembatasan-pembatasandan liabilitas tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi:- Mempertahankan Debt to Equity Ratio (DER) tidak boleh melebihi atau sama dengan

10 (sepuluh) kali, atau- Mempertahankan Current Ratio tidak boleh kurang atau sama dengan 1 (satu) kali, atau- Persentase total pencadangan piutang ragu-ragu tidak boleh kurang dari 0,5% dari total piutang

pembiayaan konsumen.

Tingkat suku bunga tahunan untuk perjanjian kerjasama di atas berkisar antara 10,50% sampai 14,50%pada tahun 2011, 11,50% sampai 15,50% pada tahun 2010, dan 11,50% sampai 15,50% pada tahun 2009.

Perjanjian penting lainnya

Pada tanggal 19 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank DKIdengan batas maksimum kredit sebesar Rp 175.000, dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktufasilitas tersebut selama 42 (empat puluh dua) bulan sejak tanggal perjanjian kredit.

Pada tahun 2011, Perusahaan belum melakukan pencairan fasilitas tersebut.

Pada tanggal 14 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit denganPT BPD Kalimantan Selatan dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu fasilitas tersebut selama 42 (empat puluh dua) bulan sejak tanggalperjanjian kredit.

Pada tahun 2011, Perusahaan belum melakukan pencairan fasilitas tersebut.

Ekshibit E/78

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26. LABA PER SAHAM

Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih kepada pemegang saham dengan rata-ratatertimbang jumlah lembar saham yang beredar pada periode bersangkutan.

2011 2010 2009

Laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham 425.382 362.077 301.368Rata-rata tertimbang saham yang beredar 760.339.281 760.339.281 760.339.281

Laba per saham dasar (nilai penuh) 559 476 396

27. MANAJEMEN RISIKO

Pendahuluan dan gambaran umum

Perkembangan dunia multifinance yang disertai dengan meningkatnya kompleksitas aktivitaspembiayaan semakin mempertegas pentingnya tata kelola perusahaan yang sehat (good corporategovernance) dan manajemen risiko yang dapat diandalkan. Kedua hal tersebut merupakan faktorpenting yang menjadi perhatian para investor dalam penilaian pilihan target investasinya. Penerapanmanajemen risiko di Perusahaan pada dasarnya sudah dilakukan sejak perusahaan berdiri, meskipundengan cara yang masih konvensional dan berkembang sesuai dengan perkembangan kondisi internaldan eksternal.

Perusahaan menyadari bahwa risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari operasionalPerusahaan dan dapat dikelola secara praktis dan efektif setiap hari, dengan empat tipe risiko utama:1. Risiko kredit2. Risiko pasar3. Risiko pendanaan dan likuiditas4. Risiko operasional

Kerangka manajemen risiko

Pengelolaan risiko di Perusahaan mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha di Perusahaan,berdasarkan kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi operasional bisnis dengan pengelolaanrisikonya. Dengan kebijakan dan manajemen risiko yang berfungsi baik, maka manajemen risiko akanmenjadi strategic partner bagi bisnis dalam mendapatkan hasil optimal dari operasi Perusahaan.

Dalam rangka pengembangan manajemen risiko yang sesuai, Perusahaan terus mengembangkan danmeningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dankomprehensif, sehingga dapat memberikan informasi adanya potensi risiko secara lebih dini danselanjutnya mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangkamanajemen risiko dituangkan dalam kebijakan, prosedur, limit-limit transaksi, kewenangan danketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh aktivitas lingkupusaha. Untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan bisnisyang ada, maka evaluasi selalu dilakukan berkala sesuai dengan perubahan parameter risikonya.

Ekshibit E/79

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Dalam penerapan manajemen risiko, Perusahaan menyadari pentingnya memiliki sebuah mekanismeyang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan. Perusahaan bertumpupada 4 (empat) pilar manajemen risiko sebagai berikut :

1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, yang mencakup:

- Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala;- Menetapkan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko termasuk penetapan otoritas

pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portfolio secara berkala;- Terdapatnya Komite Audit dan Manajemen Risiko dalam melakukan fungsi pengawasan.

2. Kebijakan dan penerapan batasan

Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan manajemen risiko yang diperiksa secara berkala danselalu disesuaikan dengan kondisi usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalamProsedur Operasi Standar, Ketentuan Umum dan Surat Keputusan Dewan Direksi, dandisosialisasikan kepada seluruh karyawan terkait. Perusahaan juga menerapkan batasanpersetujuan atau otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit.

3. Identifikasi, pengukuran, pengawasan dan sistem informasi manajemen

Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko,terutama risiko kredit dan operasional melalui mekanisme pelaporan dan sistim informasimanajemen. Untuk menjamin ketersediaan data risiko yang terkini dan komprehensif,Perusahaan telah melakukan implementasi sistem operasi Perusahaan yang ada menjadicentralized system yang dikenal dengan CONFINS. Selain itu, Perusahaan juga melakukanimplementasi sistem informasi business intelligence agar data atau informasi risiko dapatdisediakan secara cepat dan akurat kepada pihak manajemen atau pihak ketiga lainnya.

4. Pengendalian internal

Perusahaan memiliki Departemen Audit Internal yang secara independen melaporkan hasilpemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tanggung jawab dari DepartemenAudit Internal mencakup:- Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari proses bisnis yang ada di dalam

Perusahaan;- Melakukan pemeriksaan atas kepatuhan terhadap kebijakan-kebijakan risiko Perusahaan;- Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian di dalam

Perusahaan termasuk rekomendasi perbaikan yang potensial terhadap proses tersebut; dan- Melakukan koordinasi strategis dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya

(manajemen risiko, hukum, sistim dan prosedur, dan audit eksternal).

Proses dan penilaian risiko

Pada dasarnya proses manajemen risiko dilakukan oleh masing-masing unit mengingat risiko yangdihadapi merupakan risiko individual yang melekat pada produk, transaksi maupun proses pada unityang bersangkutan. Tugas utama dari Departemen Manajemen Risiko adalah menetapkan kebijakandan prosedur manajemen risiko serta melakukan serangkaian proses untuk mengumpulkan, melakukanpengukuran dan pelaporan kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Penetapan kebijakanmanajemen risiko dilakukan melalui proses persetujuan Direksi.

Ekshibit E/80

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Proses dan penilaian risiko

1. Risiko kredit

Risiko kredit adalah risiko utama Perusahaan, yaitu risiko yang timbul apabila konsumen tidakdapat memenuhi liabilitasnya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumendengan Perusahaan.

Manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan adalah sebagai berikut: Diversifikasi portofolio menurut wilayah, sektor ekonomi dan industri, merk dan tipe barang Risk Adjusted Pricing Method, yaitu penetapan tingkat bunga pembiayaan berdasarkan risiko

yang dihadapi, antara lain dinilai dari tingkat uang muka yang dibayar konsumen, usiakendaraan yang dibiayai, jenis penutupan asuransi yang dipilih dan lain sebagainya.

Adanya Key Performance Indicators (KPI) sebagai “early warning system” atas suatu masing-masing produk pembiayaan maupun kantor cabang.

Penanganan kontrak bermasalah yang dilakukan secara disiplin dan proaktif. Analisa atas kualitas portofolio secara periodik dan tindakan preventif dan sanksi bagi cabang-

cabang yang kualitas portofolionya tidak sesuai target.

Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi atas piutang pembiayaankonsumen dan investasi neto sewa pembiayaan yang dimiliki Perusahaan pada tanggal 31 Desember2011, 2010 dan 2009:

2011 2010 2009

Korporasi 1.084.706 511.442 167.261Perorangan 3.665.863 2.806.703 1.916.165

2. Risiko Pasar

Risiko pasar meliputi risiko-risiko yang terutama berkaitan dengan perubahan perubahan nilai sukubunga, nilai tukar mata uang yang akan menyebabkan berkurangnya pendapatan, ataubertambahnya biaya modal Perusahaan.

Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalahminimal. Perusahaan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan konsumen dan sewapembiayaan dalam bentuk maupun menggunakan mata uang asing, sementara seluruh utangPerusahaan dalam mata uang asing telah diproteksi dengan swap dalam jumlah dan tanggal jatuhtempo yang sama dengan utangnya. Dalam hal suku bunga, seluruh bunga yang dibebankan kekonsumen adalah suku bunga tetap (fixed interest rate), sementara utang yang diperoleh sebagianbesar juga dalam suku bunga tetap dan hanya sebagian kecil utang dalam bentuk bungamengambang (floating interest rate).

Manajemen risiko yang telah diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Liabilitas untuk mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing. Melakukan penelaahan atas tingkat bunga pembiayaan yang dikaitkan dengan tingkat suku

bunga pinjaman. Membatasi eksposur dalam investasi yang memiliki harga pasar yang fluktuatif.

Ekshibit E/81

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)

2. Risiko Pasar (Lanjutan)

Berikut adalah rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut matauang yang menggambarkan eksposur Perusahaan terdapat risiko pasar pada tanggal31 Desember 2011, 2010 dan 2009:

2011USD JPY Setara

(nilai penuh) (nilai penuh) RpAsetAset lain-lain 8.843 - 80

Jumlah Aset 8.843 - 80

LiabilitasPinjaman yang diterima 89.736.111 - 813.727Beban yang masih harus dibayar 340.726 - 3.090Utang lain-lain 8.843 - 80

Jumlah liabilitas 90.085.680 - 816.897

Liabilitas Bersih 90.076.837 - 816.817Kontrak Valuta Berjangka pertukaran

mata uang asing ( 89.736.111) - ( 813.727)

Eksposur bersih dalam mata uang asing 340.726 - 3.090

2010USD JPY Setara

(nilai penuh) (nilai penuh) RpAsetAset lain-lain 8.843 - 80

Jumlah Aset 8.843 - 80

LiabilitasPinjaman yang diterima 37.000.000 270.000.000 362.444Beban yang masih harus dibayar 87.262 1.396.284 939Utang lain-lain 8.843 80

Jumlah liabilitas 37.096.105 271.396.284 363.463

Liabilitas Bersih 37.087.262 271.396.284 363.383Kontrak Valuta Berjangka pertukaran

mata uang asing ( 37.000.000) ( 270.000.000) ( 362.444)

Eksposur bersih dalam mata uang asing 87.262 1.396.284 939

Ekshibit E/82

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)

2. Risiko Pasar (Lanjutan)

2009USD JPY Setara

(nilai penuh) (nilai penuh) RpAsetAset lain-lain 8.843 - 83

Jumlah Aset 8.843 - 83

LiabilitasPinjaman yang diterima 12.750.000 810.000.000 202.230Beban yang masih harus dibayar 39.427 4.542.286 833Utang lain-lain 8.843 - 83

Jumlah liabilitas 12.798.270 814.542.286 203.146

Liabilitas Bersih 12.789.427 814.542.286 203.063Kontrak Valuta Berjangka pertukaran

mata uang asing ( 12.750.000)( 810.000.000) ( 202.230 )

Eksposur bersih dalam mata uang asing 39.427 4.542.286 833

Tabel berikut menggambarkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga baikpinjaman, dengan asumsi variable lain dianggap tetap (cateris paribus) terhadap pendapatanpembiayaan konsumen bersih:

2011 2010 2009

Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) 26.709 13.521 16.161Penurunan suku bunga 1% (100 basis point) 26.709 13.521 16.161

Ekshibit E/83

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)

2. Risiko Pasar (Lanjutan)

Berikut adalah rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menuruttingkat bunga yang menggambarkan eksposur Perusahaan terdapat risiko pasar pada tanggal31 Desember 2011, 2010 dan 2009:

2011

Tingkat bungamengambang Tingkat bunga tetap

< 3 bulan 3-36 bulan > 3 bulan 3-12 bulan 1-2 tahun > 2 tahun Jumlah

Aset Keuangankas dan setara kas 166.696 - - - - - 166.696Deposito berjangka - 64.000 - - - - 64.000investasi neto

pembiayaan - bersih - - 173.344 398.464 376.422 146.838 1.095.068Piutang pembiayaan

konsumen - bersih - - 687.730 1.399.932 1.035.967 592.666 3.716.295

Jumlah aset keuangan 166.696 64.000 861.074 1.798.396 1.412.389 739.504 5.042.059

Liabilitas keuanganPinjaman yang diterima 39.590 239.211 254.211 603.575 817.524 361.954 2.316.065Utang Obligasi - - 65.000 89.463 101.175 225.993 481.631

Jumlah liabilitaskeuangan 39.590 239.211 319.211 693.038 918.699 587.947 2.797.696

Bersih 127.106 ( 175.211) 541.863 1.105.358 493.690 151.557 2.244.363

2010

Tingkat bungamengambang Tingkat bunga tetap

< 3 bulan 3-36 bulan > 3 bulan 3-12 bulan 1-2 tahun > 2 tahun Jumlah

Aset Keuangankas dan setara kas 334.479 - - - - - 334.479investasi neto

pembiayaan - bersih - - 552.449 1.141.952 786.488 389.929 2.870.818Piutang pembiayaan

konsumen - bersih - - 100.328 211.721 166.499 42.048 520.596

Jumlah aset keuangan 334.479 - 652.777 1.353.673 952.987 431.977 3.725.893

Liabilitas keuanganPinjaman yang diterima 83.928 262.235 74.238 518.480 429.389 224.243 1.592.513Utang Obligasi - - - 159.151 - - 159.151

Jumlah liabilitaskeuangan 83.928 262.235 74.238 677.631 429.389 224.243 1.751.664

Bersih 250.551 ( 262.235) 578.539 676.042 523.598 207.734 1.974.229

Ekshibit E/84

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)

2. Risiko Pasar (Lanjutan)

2009

Tingkat bungamengambang Tingkat bunga tetap

< 3 bulan 3-36 bulan > 3 bulan 3-12 bulan 1-2 tahun > 2 tahun Jumlah

Aset Keuangankas dan setara kas 165.759 - - - - - 165.759investasi neto

pembiayaan - bersih - - 500.571 948.098 518.252 121.338 2.088.259Piutang pembiayaan

konsumen - bersih - - 54.954 95.037 50.021 8.203 208.215

Jumlah aset keuangan 165.759 - 555.525 1.043.135 568.273 129.541 2.462.233

Liabilitas keuanganPinjaman yang diterima 74.315 327.986 67.154 159.748 27.460 - 656.663

Bersih 92.444 ( 327.986) 488.371 883.387 540.813 129.541 1.805.570

3. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas merupakan risiko terkait dengan kemampuan sumber dana Perusahaan untukmemenuhi liabilitasnya yang jatuh tempo.

Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Mendapatkan pinjaman dengan skedul pembayaran kembali pokok dan bunga yang sesuai

dengan periode jatuh tempo piutang, sehingga tidak terjadi mis-match. Menjaga agar posisi kas bank Perusahaan selalu dalam posisi likuid untuk mendukung aktivitas

pembiayaan selama minimal 7 (tujuh) hari. Memonitor posisi kas bank Perusahaan secara periodik, baik tahunan, bulanan, mingguan

maupun harian, guna memastikan agar selalu terdapat surplus kas yang memadai. Menjaga agar jumlah piutang yang jatuh tempo pada periode tertentu lebih besar dibanding

dengan utang yang jatuh tempo pada periode yang sama.

Ekshibit E/85

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)

3. Risiko Likuiditas (Lanjutan)

Berikut adalah rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurutperiode jatuh tempo yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap risiko likuiditas padatanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009:

Profil jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 20112012 2013 2014 >2015 Jumlah

Aset keuanganKas dan setara kas 166.696 - - - 166.696Deposito berjangka 64.000 - - - 64.000Pembiayaan konsumen 2.087.661 1.035.967 468.751 123.916 3.716.295Sewa pembiayaan 571.808 376.422 146.818 20 1.095.068Deposito dan kas yang dibatasi

penggunaannya - - - 130 130

Jumlah aset keuangan 2.890.165 1.412.389 615.569 124.066 5.042.189

Liabilitas keuanganPinjaman yang diterima 1.020.287 913.200 380.597 1.981 2.316.065Utang obligasi 154.463 101.175 225.993 - 481.631Beban yang masih harus dibayar 64.195 - - - 64.195Utang lain-lain 44.361 - - - 44.361

Jumlah liabilitas keuangan 1.283.306 1.014.375 606.590 1.981 2.906.252

Bersih 1.606.859 398.014 8.979 122.085 2.135.937

Profil jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 20102011 2012 2013 >2014 Total

Aset keuanganKas dan setara kas 334.479 - - - 334.479Pembiayaan konsumen 1.694.400 786.488 323.058 66.872 2.870.818Sewa pembiayaan 312.050 166.499 42.047 - 520.596Deposito dan kas yang dibatasi

penggunaannya - - - 127 127

Jumlah aset keuangan 2.340.929 952.987 365.105 66.999 3.726.020

Liabilitas keuanganPinjaman yang diterima 801.535 515.556 275.422 - 1.592.513Utang obligasi 94.151 65.000 - - 159.151Beban yang masih harus dibayar 72.513 - - - 72.513Utang lain-lain 72.968 - - - 72.968

Jumlah liabilitas keuangan 1.041.167 580.556 275.422 - 1.897.145

Bersih 1.299.762 372.431 89.683 66.999 1.828.875

Ekshibit E/86

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)

3. Risiko Likuiditas (Lanjutan)

Profil jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 20092010 2011 2012 >2013 Total

Aset keuanganKas dan setara kas 165.759 - - - 165.759Pembiayaan konsumen 1.408.281 551.268 120.990 7.720 2.088.259Sewa pembiayaan 149.991 50.021 8.203 - 208.215Deposito dan kas yang dibatasi

penggunaannya - - - 1.076 1.076

Jumlah aset keuangan 1.724.031 601.289 129.193 8.796 2.463.309

Liabilitas keuanganPinjaman yang diterima 462.961 173.125 20.577 - 656.663Beban yang masih harus dibayar 74.549 - - - 74.549Utang lain-lain 47.792 - - - 47.792

Jumlah liabilitas keuangan 585.302 173.125 20.577 - 779.004

Bersih 1.138.729 428.164 108.616 8.796 1.684.305

4. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian operasional karenakesalahan karyawan baik yang disengaja maupun tidak; kegagalan sistim dan proses operasionalserta tidak berfungsinya sistim pengendalian internal dalam operasional Perusahaan sehari- hari.

Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:

Menerapkan sistem yang tersentralisasi sehingga proses bisnis dapat dan terkontrol secarasistem dan dimonitor dari waktu ke waktu.

Menyiapkan backup dan Disaster Recovery Plan yang memadai bila terjadi hal-hal yang tidakdiinginkan atas sistem aplikasi utama Perusahaan, baik dari sisi hardware dan software.

Menerapkan sistem audit kepatuhan yang berkelanjutan, baik di kantor cabang maupun kantorpusat.

Menerapkan aturan kerja yang jelas (SOP) dan sanksi yang tegas atas penyimpangan yangterjadi, sesuai dengan tingkat kesalahan yang diperbuat.

Adanya penanaman nilai-nilai dasar Perusahaan sejak dini kepada karyawan, sehingga dapatmenghindarkan/mengurangi potensi penyimpangan.

Adanya penilaian kinerja yang fair dan transparan serta adanya kesempatan untukpengembangan karir.

Ekshibit E/87

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

Pada tabel berikut ini, instrumen keuangan telah dialokasikan berdasarkan klasifikasinya. Kebijakanakuntansi penting pada Catatan 2e menjelaskan bagaimana setiap kategori aset keuangan danliabilitas keuangan diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian(perubahan nilai wajar instrumen keuangan) atas nilai wajar diakui.

Pengelompokan aset keuangan telah diklasifikasikan menjadi aset keuangan yang diukur pada nilaiwajar melalui laporan laba rugi dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Demikian halnya denganliabilitas keuangan telah diklasifikasikan menjadi liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehandiamortisasi.

Tabel berikut merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuanganPerusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

2011 Nilai tercatat Nilai wajar

Diukur padanilai wajar

melalui laporanlaba rugi

Pinjaman yangdiberikan dan

piutang

Liabilitaskeuangan yang

diukur padabiaya perolehan

diamortisasiJumlah nilai

tercatatJumlah nilai

wajar

Aset keuangan

Kas dan setara kas - 166.696 - 166.696 166.696Deposito berjangka - 64.000 - 64.000 64.000Investasi neto sewa

pembiayaan - 1.084.706 - 1.084.706 1.084.706Piutang pembiayaan

konsumen - 3.665.863 - 3.665.863 3.665.863Aset keuangan

derivatif - bersih 39.975 - 39.975 39.975Deposito dan kas

yang dibatasipenggunaannya - 130 - 130 130

Aset lain-lain - bersih - 7.181 - 7.181 7.181

Liabilitas keuangan

Pinjaman yangditerima - - 2.316.065 2.316.065 2.316.065

Beban yang masihharus dibayar - - 64.195 64.195 64.195

Utang obligasi - - 481.631 481.631 481.631Utang lain-lain - - 44.361 44.361 44.361

Ekshibit E/88

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)

2010 Nilai tercatat Nilai wajar

Diukur padanilai wajar

melalui laporanlaba rugi

Pinjaman yangdiberikan dan

piutang

Liabilitaskeuangan yang

diukur padabiaya

perolehandiamortisasi

Jumlah nilaitercatat

Jumlah nilaiwajar

Aset keuangan

Kas dan setara kas - 334.479 - 334.479 334.479Investasi neto sewa

pembiayaan - 511.442 - 511.442 511.442Piutang pembiayaan

Konsumen - 2.806.703 - 2.806.703 2.806.703Aset keuangan

derivatif - bersih 5.584 - 5.584 5.584Deposito dan kas

yang terbataspenggunaannya - 127 - 127 127

Aset lain-lain - bersih - 6.936 - 6.936 6.936

Liabilitas keuangan

Pinjaman yangditerima - - 1.592.513 1.592.513 1.592.513

Beban yang masihharus dibayar - - 72.513 72.513 72.513

Utang obligasi - - 159.151 159.151 159.151Utang lain-lain - - 72.968 72.968 72.968

Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut:

Nilai wajar kas dan setara kas, deposito berjangka, deposito yang dibatasi penggunaannya, bebanyang masih harus dibayar dan utang lain-lain mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuhtempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.

Nilai wajar investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, aset lain-lain,pinjaman yang diberikan dan utang obligasi dinilai menggunakan arus kas yang didiskontoberdasarkan tingkat suku bunga efektif pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Nilai wajar aset keuangan derivatif dinilai berdasarkan harga pasar.

Ekshibit E/89

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29. LITIGASI

Sebagai tindak lanjut dari Restrukturisasi Utang, Perusahaan telah melakukan eksekusi gadai sahamsebanyak 210.192.912 saham yang sebelumnya dimiliki oleh PT Aryaputra Teguharta (APT) danPT Ongko Multicorpora (OM) sebagai jaminan utang perusahaan-perusahaan dari Grup Ongko yangtelah jatuh tempo dan tidak dibayar sesuai dengan Pledge of Shares Agreement (”Perjanjian GadaiSaham”). Perusahaan selanjutnya melakukan pengalihan dan pendistribusian saham-saham tersebutkepada kreditur dan pihak ketiga berdasarkan Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer),Surat Kuasa Menjual Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares),dari APT dan OM, persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan22 Agustus 2000 serta Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 yang telah diratifikasioleh Pengadilan Niaga Jakarta pada tanggal 19 Desember 2000 berdasarkan Surat No. 04/PKPU/2000/PN.Niaga.JKT.PST.

Selanjutnya, sehubungan dengan pelaksanaan eksekusi dan pengalihan saham tersebut di atas, APTmengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, Direksi Perusahaan dan beberapa perusahaan yangterlibat dalam restrukturisasi pinjaman Perusahaan yaitu The Law Debenture Trust Corporationp.l.c., The Chase Manhattan Bank, The Royal Bank of Scotland p.l.c., PT Ernst & Young dan AlwiSyahri selaku turut Tergugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam registrasi perkaraNo. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST tanggal 14 April 2004. APT juga mengajukan permohonan SitaJaminan (Conservatoir Beslag) terhadap saham-saham Perusahaan.

Pada April 2003, Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berdasarkan delegasi dari PengadilanNegeri Jakarta Pusat melakukan Sita Jaminan atas saham-saham beberapa pemegang sahamPerusahaan.

OM juga mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, The Law Debenture Trust Corporationp.l.c, Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dan APT selaku Turut Tergugat dalam registrasi perkaraNo.517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. Tanggal 9 November 2004.

Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM terhadap Perusahaan didasarkan pada alasan dan latarbelakang yang sama yaitu sebagai berikut:

1. APT dan OM tidak pernah memberikan persetujuan sehubungan dengan pelaksanaan gadai sahamPerusahaan.

2. Bahwa sejak tanggal 1 Desember 2000, jangka waktu “Pledge of Shares Agreement” antara APTdan OM serta Perusahaan telah berakhir.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, APT dan OM menuntut pengembalian masing-masing sebanyak111.804.732 dan 98.388.180 lembar saham Perusahaan, menuntut pembagian dividen masing-masingsebesar lebih kurang Rp 150.000 dan juga menuntut kerugian imaterial masing-masing sebesarUSD 1 miliar (nilai penuh).

APT juga telah melaporkan Direksi Perusahaan kepada Markas Besar Polisi Republik Indonesia (MabesPOLRI) dengan tuduhan melakukan tindak pidana penggelapan saham pada bulan Juni 2003 dantuduhan melakukan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaaan surat palsu pada bulanFebruari 2006.

Ekshibit E/90

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29. LITIGASI (Lanjutan)

Perkembangan Kasus – APT melawan Perusahaan

Pada tanggal 14 April 2004, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkanputusan yang pada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan APT, tetapi Perusahaan dan beberapaperusahaan yang terlibat mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima Banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusantanggal 1 September 2004 No. 302/Pdt/2004/ PT.DKI.Jo.No. 123/PDT.G/2003/PN.JKT.PST yang isinyaantara lain menyatakan bahwa Pengadilan Tinggi:1. Menerima permohonan banding yang diajukan oleh Perusahaan dan beberapa pembanding

lainnya.2. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 14 April 2004 No. 123/Pdt.G/

2003/PN.JKT.PST.

Dalam pokok perkara, Pengadilan Tinggi menyatakan:

1. Menolak gugatan APT seluruhnya.

2. Menyatakan sita jaminan yang dilaksanakan jurusita pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadapsaham-saham milik beberapa pemegang saham Perusahaan tidak sah dan tidak berharga olehkarenanya diperintahkan untuk diangkat.

APT mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung R.I (MA) atas Putusan Pengadilan Tinggi tersebut.

MA melalui putusan No. 677K/PDT/2005 tertanggal 20 Juli 2005 telah menolak permohonan kasasiAPT tersebut dengan menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKItanggal 1 September 2004.

Selanjutnya, sebagai pelaksanaan dari Putusan MA tersebut, maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusatdan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah membatalkan atau mengangkat sita jaminan(conservatoir beslag) atas saham-saham milik beberapa pemegang saham Perusahaan, yangsebelumnya sita jaminan tersebut telah diletakkan atas permohonan pihak APT. Dengan adanyapembatalan atau pengangkatan sita jaminan (conservatoir beslag) tersebut, maka tidak ada lagisaham-saham Perusahaan yang disita jaminan sehubungan dengan kasus tersebut di atas.

APT mengajukan permohonan Peninjauan Kembali kepada MA atas putusan MA dalam tingkat Kasasitertanggal 20 Juli 2005 No. 677K/PDT/2005, yang telah menguatkan Putusan Pengadilan TinggiDKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004.

MA melalui Putusan No. 240PK/PDT/2006 tanggal 20 Februari 2007 menyatakan:1. Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali, PT Aryaputra

Teguharta.2. Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI No. 677 K/Pdt/2005 tanggal 20 Juli 2005 jo. putusan

Pengadilan Negeri Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004 jo. PutusanPengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 123/PDT.G/2003/PN.Jkt.Pst tanggal 14 April 2004.

MA mengadili kembali yang pada pokoknya antara lain menyatakan Perusahaan dan DireksiPerusahaan dihukum untuk mengembalikan dan menyerahkan saham-saham APT kepada APT.

Pada bulan Oktober 2007, APT telah mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan NegeriJakarta Pusat untuk pelaksanaan Putusan PK tersebut di atas (Eksekusi). Selanjutnya KetuaPengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan Surat Ketetapan No. 079/2007/EKS tanggal5 Oktober 2007 yang mengabulkan permohonan APT dan memerintahkan Panitera Pengadilan NegeriJakarta Pusat untuk melakukan Sita Eksekusi terhadap Saham-saham APT di tempat kedudukanTermohon Eksekusi yaitu Perusahaan dan Direksi Perusahaan.

Ekshibit E/91

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29. LITIGASI (Lanjutan)

Sita Eksekusi telah dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Juru SitaPengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal10 Oktober 2007 telah mengeluarkan Penetapan Nomor Daft. No. 079/2007/EKS yang menetapkanantara lain : menyatakan bahwa pelaksanaan eksekusi perkara atas putusan Peninjauan KembaliMahkamah Agung-RI tanggal 20 Februari 2007 No. 240/PK/ PDT/2006 yang terdaftar di KepaniteraanPengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 079/2007/EKS, tidak dapat dilaksanakan (NonExecutable).

Atas Penetapan No. 079/2007/EKS tersebut APT mengajukan kembali permohonan kepada PengadilanNegeri Jakarta Pusat untuk melaksanakan pembatalan Penetapan No. 079/2007/EKS dan melanjutkaneksekusi terhadap putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI No. 240PK/PD/2006 tanggal20 Februari 2007. Atas permohonan APT tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui SuratnyaNo. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758 VII.2009.01 tanggal 3 Juli 2009 dan Suratnya No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks.5096 VII.2009.01 tanggal 15 Juli 2009 berpendapat bahwa tidak ada alasan bagi PengadilanNegeri Jakarta Pusat untuk membatalkan Penetapan No.079/2007 Eks tentang Non Executable.

Terhadap tuduhan tindak pidana penggelapan saham maka pada tanggal 14 Mei 2004 melalui suratNo. POL: S.Tap/37a/V/2004, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan PenghentianPenyidikan karena alasan tindak pidana penggelapan dan penipuan saham yang dipersangkakankepada Direksi Perusahaan bukan merupakan tindak pidana.

Demikian pula dengan tuduhan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaan surat palsu makapada tanggal 5 Mei 2009 melalui surat No. POL. S.Tap/61a/V/2009, Mabes POLRI telah mengeluarkanSurat Ketetapan Penghentian Penyidikan karena tidak terdapat cukup bukti.

Perkembangan Kasus – OM melawan Perusahaan

Pada tanggal 9 November 2004, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yangpada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan OM dalam Putusan No. 517/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst.

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusantanggal 23 Maret 2005 No.60/PDT/2005/PT.DKI.Jo.No.517/PDT.G/2003/PN.JKT.PST.

MA melalui putusan No. 1478K/PDT/2005 tertanggal 27 Oktober 2005 menolak permohonan kasasi OMdengan menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.60/PDT/PT.DKI tanggal 23 Maret 2005.

MA melalui Putusan No. 115PK/PDT/2007 tanggal 19 Juli 2007 menyatakan menolak permohonanPeninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali,PT Ongko Multicorpora.

Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM tersebut disebabkan oleh eksekusi gadai saham yangdijadikan jaminan atas utang-utang perusahaan Ongko Group yang telah jatuh tempo dan tidakdibayar, serta pengalihan saham yang dilakukan oleh Perusahaan berdasarkan “Pledge of SharesAgreement”, Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual Yang TidakDapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), hasil Rapat Umum Pemegang SahamLuar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 yang telah disetujui oleh APT dan OM, danPerjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 dalam rangka restrukturisasi pinjaman Perusahaanyang telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga pada tanggal 19 Desember 2000. Untuk itu manajemenberpendapat, perkara tersebut tidak akan mempengaruhi kegiatan operasional Perusahaan.

Ekshibit E/92

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30. PERISTIWA SETELAH TANGGAL LAPORAN POSISI KEUANGAN

a. Pada tanggal 23 Januari 2012, Perusahaan telah melunasi pokok Obligasi BFI Finance Indonesia IITahun 2009 Seri C dengan jumlah nominal sebesar Rp 65.000.

b. Pada tanggal 25 Januari 2012, Perusahaan menerbitkan Medium Term Notes BFI Finance IndonesiaI Tahun 2012 (MTN I) yang terdiri dari MTN I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000 dengantingkat bunga tetap sebesar 9,50% per tahun, MTN I Seri B dengan nilai nominal sebesarRp 200.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,50% per tahun.

Bunga MTN I dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sesuai dengan tanggal pembayaran bunga MTNtersebut. Pembayaran Bunga MTN I terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masingpada tanggal 25 Januari 2014 untuk Seri A dan 25 Januari 2015 untuk Seri B.

31. PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006)

Laporan keuangan Perusahaan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal31 Desember 2010 merupakan laporan keuangan pertama Perusahaan yang menerapkan PSAK No. 50(Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006).

Dalam menerapkan standar-standar tersebut di atas, Perusahaan telah mengidentifikasi penyesuaiantransisi berikut sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 tentang Ketentuan Transisi untuk PenerapanAwal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh IkatanAkuntan Indonesia.

Dampak transisi ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap laporanposisi keuangan awal Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Penyesuaiantransisi ke PSAK

No. 50 (Revisi 2006)Dilaporkan dan PSAK No. 55 Setelahsebelumnya (Revisi 2006) Disesuaikan

AsetCadangan kerugian penurunan nilai ( 213.048 ) 121.078 ( 91.970 )Aset pajak tangguhan 27.100 ( 17.169 ) 9.931

EkuitasSaldo laba ( 796.094 )( 103.909 )( 900.003 )

32. STANDAR AKUNTANSI BARU

Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah dikeluarkan oleh Dewan StandarAkuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Perusahaan tetapi belumberlaku efektif adalah sebagai berikut:

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:

a. PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing”, menjelaskanbagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negerike dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu matauang pelaporan.

Ekshibit E/93

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)

b. ISAK No. 13, “Lindung Nilai atas Investasi Neto pada Kegiatan Usaha Luar Negeri”, diterapkanterhadap entitas yang melakukan lindung nilai atas risiko mata uang asing yang timbul dariinvestasi netonya di dalam kegiatan usaha luar negeri dan berharap dapat memenuhi persyaratanakuntansi lindung nilai sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006). Mengacu pada entitas induk dan laporankeuangan dimana aset neto dari kegiatan usaha luar negeri dimasukkan sebagai laporan keuangan.

c. PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehinggapengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam asettetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalahpengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunannilainya.

d. PSAK No. 18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”, mengaturakuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya untuk semua peserta sebagai suatukelompok. Pernyataan ini melengkapi PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”.

e. PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja.

f. PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”, mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai,baik bagi lessee maupun lessor terkait dengan sewa, yang berlaku untuk perjanjian yangmengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetapdiperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut.

a. PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”, mengatur perlakuan akuntansi untukpajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan(penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisikeuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui padalaporan keuangan.

b. PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, menetapkan prinsip penyajianinstrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitaskeuangan.

c. PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”, mengatur pelaporan keuangan entitasyang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham.

d. PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrakpembelian atau penjualan item nonkeuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumenkeuangan diatur dalam PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian. Persyaratanpengungkapan informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan:Pengungkapan.

e. PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”, menetapkan prinsip penentuan dan penyajian labaper saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada periodepelaporan sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.

f. PSAK No. 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, mensyaratkan pengungkapan dalam laporankeuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuanganatas posisi dan kinerja keuangan dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumenkeuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, danbagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.

Ekshibit E/94

PT BFI FINANCE INDONESIA TbkCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2011 DAN 2010(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)

g. ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum danInteraksinya”, memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalamprogram imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (revisi 2010), “ImbalanKerja”.

h. ISAK No. 20 “Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para PemegangSaham” berkaitan dengan bagaimana suatu entitas dapat memperhitungkan konsekuensi pajakatas suatu perubahan dalam status pajaknya atau para pemegang sahamnya.

i. ISAK No. 23, “Sewa Operasi-Insentif”.

j. ISAK No. 24, ”Evaluasi Substansi beberapa Transaksi yang Melibatkan suatu Bentuk Legal Sewa”.

k. ISAK No. 25, ”Hak atas Tanah”.

Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar, Interpretasi danPencabutan Standar yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya.

33. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan ini yang telahdiselesaikan pada tanggal 1 Maret 2012.