PSP 5 KEV

6
Nama : Jeremia Kevin Paliama Nim : 1321105047 Mata Kuliah : Perbandingan Sistem Politik AGREGASI KEPENTINGAN DAN PARTAI POLITIK Agregasi kepentingan merupakan cara bagaimana tuntutan- tuntutan yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok yang berbeda, digabungkan menjadi alternatif-alternatif kebijaksanaan pemerintah. Agregasi menentukan kepentingan yang didengar, menentukan individu atau kelompok yang diperbolehkan untuk berpartisipasi di dalam suatu tatanan politik. Suatu program pemerintah akan menjadi seimbang dengan implementasi kebijakan yang dikeluarkan dengan melakukan pengagregasian kebutuhan. Agregasi kepentingan dapat di pengaruhi oleh berbagai macam factor, salah satunya adalah dengan hadirnya partai politik. Dalam negara otoriter, partai penguasa mencoba untuk mengawasi dukungan publik terhadap kebijakan-kebijakannya secara tersembunyi dan terkendali, dan proses yang terjadi bersifat dari atas ke bawah. Sedangkan di negara demokrasi multi partai mencoba untuk membangun koalisi dalam memperjuangkan suatu program pemerintah, sedangkan di negara-negara demokrasi dengan dua partai seperti contohnya Amerika Serikat, partai-partai bersaing untuk menggalang dukungan terhadap kebijakan yang mereka buat.

description

Perbandingan Sistem Politik

Transcript of PSP 5 KEV

Page 1: PSP 5 KEV

Nama : Jeremia Kevin Paliama

Nim : 1321105047

Mata Kuliah : Perbandingan Sistem Politik

AGREGASI KEPENTINGAN DAN PARTAI POLITIK

Agregasi kepentingan merupakan cara bagaimana tuntutan-tuntutan yang dilancarkan

oleh kelompok-kelompok yang berbeda, digabungkan menjadi alternatif-alternatif kebijaksanaan

pemerintah. Agregasi menentukan kepentingan yang didengar, menentukan individu atau

kelompok yang diperbolehkan untuk berpartisipasi di dalam suatu tatanan politik. Suatu program

pemerintah akan menjadi seimbang dengan implementasi kebijakan yang dikeluarkan dengan

melakukan pengagregasian kebutuhan.

Agregasi kepentingan dapat di pengaruhi oleh berbagai macam factor, salah satunya

adalah dengan hadirnya partai politik. Dalam negara otoriter, partai penguasa mencoba untuk

mengawasi dukungan publik terhadap kebijakan-kebijakannya secara tersembunyi dan

terkendali, dan proses yang terjadi bersifat dari atas ke bawah. Sedangkan di negara demokrasi

multi partai mencoba untuk membangun koalisi dalam memperjuangkan suatu program

pemerintah, sedangkan di negara-negara demokrasi dengan dua partai seperti contohnya

Amerika Serikat, partai-partai bersaing untuk menggalang dukungan terhadap kebijakan yang

mereka buat.

Terdapat berbagai cara untuk dapat memadukan antara pembuat kebijakan dengan

kepentingan politik. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan hubungan personal. Hampir

setiap orang memiliki jaringan patron-client, dimana adanya hubungan timbal balik antara para

pejabat atau kelompok kepentingan yang memberikan patronase kepada pendukungnya, dan para

pendukung yang memberikan loyalitas untuk terus mendukung pejabat atau kelompok

kepentingan teersebut. Ketika suatu agregasi kepentingan dilakukan melalui patron-client

network maka akan sangat sulit memobilisasi sumber-sumber politik untuk memberikan respon

terhadap krisis. Hal ini dikarenakan keputusan-keputusan politik tergantung daripada perjanjian-

perjanjian yang dibuat oleh petinggi-petinggi di dalam suatu negara.

Page 2: PSP 5 KEV

Partai politik merupakan suatu organisasi yang menempatkan kader-kadernya di

bawah “label” mereka. Dalam agregasi kepentingan, partai memiliki peranan penting sebagai

struktur utama. Dalam sistem partai kompetitif, terdapat jenis-jenis partai berdasarkan cara

terbentuknya, yaitu partai yang terbentuk secara internal dan eksternal. Partai yang terbentuk

secara internal merupakan partai yang didirikan oleh para politisi yang telah lama berkecimpung

di dalam dunia politik. Partai yang terbentuk secara eksternal adalah partai yang didirikan oleh

kelompok-kelompok tertentu untuk memperjuangkan kepentingan mereka masing-masing.

Sedangkan untuk agregasi kepentingan, dalam pada sistem partai kompetitif biasanya dilakukan

melalui beberapa tahapan. Yang pertama melalui partai politik, partai memilih kandidat serta

mengadopsi rancangan-rancangan kebijakan. Kemudian melalui proses pemilihan umum dimana

partai akan membangun koalisi dengan partai lain yang dianggap memiliki kecocokan ideology

dengan mereka. Proses pemilihan umum menjadi hal yang penting di dalam agregasi

kepentingan terlihat dari banyaknya partai politik yang berlomba mencari dukungan publik.

Melalui pemilihan umum, publik dapat menentukan kelompok atau partai mana yang mampu

mengagregasikan kepentingan mereka.

Sistem partai yang kompetitif tebagi menurut jumlah partai serta pola kerjasama dan

persaingan yang terjadi diantara partai-partai tersebut. Terdapat system dwi partai dimana

pemerintahan hanya didominasi oleh dua partai seperti yang digunakan di Amerika Serikat.

Selain itu, terdapat sistem koalisi mayoritas dimana partai membentuk suatu koalisi sebelum

diadakannya pemilu sehingga pemilih akan melihat partai mana saja yang akan bekerja di dalam

pemerintahan, system ini dianut oleh jerman dan perancis. Kemudian, terdapat sistem multi

partai yang menggunakan aturan-aturan mengenai pemilu dan partai yang kemudian dianggap

mampu menjamin bahwa tidak ada satu partai yang memenangi mayoritas kursi legislatif serta

tidak ada koalisi yang terbentuk sebelum adanya pemilu seperti sistem koalisi mayoritas.

Aturan oleh pemilihan yang dilakukan adalah struktur terpenting yang mempengaruhi

partai politik. Aturan-aturan yang menentukan bagaimana pilihan pemilih yang diterjemahkan ke

dalam hasil pemilu, bagaimana suara dikonversi menjadi kursi. Pada Negara yang menggunakan

multi partai, jika suatu pemilihan umum tidak menghasilkan partai pemenang yang

mendominasi, maka partai akan membentuk koalisi agar kemudian mampu membentuk suatu

pemerintahan baru. Jika suatu partai memenangi pemilihian umum serta menguasai kursi badan

Page 3: PSP 5 KEV

legislative serta eksekutif, maka dapat dipastikan segala kebijakannya akan dapat

diimplementasikan kepada publik.

Dalam negara demokrasi, partai politik dan pemilihan umum merupakan satu kesatuan

yang tak dapat dipisahkan karena terlibatnya partai politik dalam pemilihan politik. Dalam

negara demokrasi, partai politik dan pemilihan umum merupakan satu kesatuan yang tak dapat

dipisahkan karena terlibatnya partai politik dalam pemilihan politik. Hasil pemilu akan

menentukan yang mengelola urusan pemerintahan dan membuat kebijakan publik. pemilihan

yang dilakukan secara bebas dalam memenbtukan pilihan ataupun memilih untuk tidak terlibat

dalam pemilihan.

Sedangkan pemilihan umum dalam negara-negara komunis digunakan pemerintah untuk

mendapatkan legitimasi politik. Partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum dinegara komunis

lebih tinggi karena biasanya menekankan kepada publik untuk berpasrtisipasi dalam kegiatan

pemilihan umum.

Sistem partai otoriter juga dapat melakukan agregasi kepentingan. Pada system ini

agregasi kepentingan dilakukan melalui interaksi interaksi yang dilakukan oleh kelompok bisnis,

pemiliki lahan, serta kelompok institusional pada bidang militer maupun birokrasi. Meskipun

terdapat pemilihan umum, hal itu ditenggarai hanya merupakan pemilihan yang bersifat pura-

pura. Sebab publik tidak benar-benar memiliki kesempatan untuk menentukan agregasi

kepentingannya melalui pilihan-pilihan yang diberikan oleh partai. Control yang paling

mencolom dilakukan pada exclusive governing parties adalah dimana segala sumber daya politik

diatur dan dikuasai oleh pemerintah. selain itu, tidak banyak ditemukan adanya aktivitas politik

yang berlawanan dengan ideology pemerintah. System ini mengontrol serta menekan seluruh

lapisan masyarakat untuk mendukung segala kebijakan yang berasal dari petinggi negara.

Militer juga memiliki potensi dalam melakukan agregasi kepentingan public. Pada saat

pemerintah kehilangan kepercayaan oleh public karena pemerintah dianggap tidak mampu

mengagregasikan kepentingan public, maka militer dapat memperlihatkan bahwa hanya mereka

yang dapat mempertahankan legitimasi pemerintahan dan bahkan mereka dapat membentuk

suatu sistem pemerintahan baru dengan militer yang berada di puncak pemerintahan. Militer

yang pada awalnya mendominasi agregasi kepentingan, sedikit demi sedikit mengurangi

Page 4: PSP 5 KEV

dominasinya secara langsung melalui peraturan-peraturan yang dibuat dan mendominasi secara

tidak langsung dengan mendukung pemerintah, meski militer juga berperan langsung dalam

mengambil alih kekuasaan apabila pemerintahan gagal. Militer dibentuk untuk melaksanakan

komando dari pemerintahan pusat sehingga sangat kecil kemungkinan bagi mereka untuk

memobilisasi dukungan untuk mereka maupun menjalin komunikasi politik.

Agregasi kepentingan dianggap dapat mempengaruhi legitimasi suatu pemerintahan.

maka dari itu, sistem pemerintahan demokratis dianggap mampu mengakomodir kepentingan

publik. Sistem demokratis dianggap mampu memberikan ruang bagi publik untuk

menyampaikan kepentingannya. Selain itu, sistem demokratis mampu menuntun para pemerintah

untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan keinginan publik. Keberhasilan kebijakan publik

tergantung dari efektifitas dari agregasi kepentingan. Agregasi kepentingan yang efektif dapat

mengakomodir kepentingan-kepentingan masyarakat yang paling sesuai dengan kondisi

masyarakat untuk dikonversi menjadi kebijakan publik.