PSIKOPATOLOGI.pptx

22
PSIKOPATOLOGI (signs and symptoms of psychiatrics disorder) Wenny Oktalisa Dhatchaayiny C. Robiokta A. Mona Terry Mukminah Sari

description

psikopatologi

Transcript of PSIKOPATOLOGI.pptx

PSIKOPATOLOGI

PSIKOPATOLOGI(signs and symptoms of psychiatrics disorder)Wenny OktalisaDhatchaayiny C.Robiokta A. MonaTerry Mukminah SariTanda dan gejala Gangguan pada:Kesadaran dan kognisiEmosiPerilaku motorikAlam pikiranPersepsiPembicaraan dan kemampuan berbahasaTilikanDaya nilai sosialKESADARAN DAN KOGNISITeori Sigmund FreudKepribadian yang berhubungan dengan dunia luar yang nyata: EgoSemua fungsi kepribadian yang berhubungan dengan dunia luar di bawah kekuasaan ego3 fungsi kepribadian untuk dpt berhubungan dgn dunia luar: kognisi, emosi/afektif, motorikKESADARAN DAN KOGNISIKondisi saat individu dapat bereaksi pada stimulus eksternal (lingkungan) maupun internal (diri sendiri)Macam-macam kelainan kesadaran:Kesadaran kacau: disorientasi (tempat, waktu, org), miskin ide, mimik muka tegang atau bertanya heran, kelainan bersifat organik/fungsionalKesadaran berkabut: kemampuan untuk berpikir/menjawab rendah, jawaban hanya berulang-ulangSomnolen: reaksi lambat pada stimulus eksternal dan tampak mengantukDelirium: gang.kesadaran yang menonjol kegelisahan, kekacauan motorik dan bicara, kebingungan, perasaan cemasDreamy state/twilight state: penurunan kesadaran disertai halusinasi, perasaan cemas, impulsif, emosi tak stabil dan disorientasi. Stupor: reaksi minimal pada stimulus yang kuatComa: tidak memberikan reaksi apapun terhadap stimulus eksternalKOGNISIKemampuan untuk mempelajari sesutu yang terkait erat dengan intelegensiAspek yang dinilai: kemampuan konsentrasi orientasi, memori, kemampuan berbahasa, berhitung, visuospasial, fungsi eksekutif, abstraksi, taraf intelegensiaPERHATIAN/KONSENTRASIKemampuan mengarahkan pikiran pada pengalaman tertentuDistraktibilitas: gangguan memusatkan dan mempertahankan perhatian sehingga konsentrasi mudah teralihkan oleh berbagai stimulusInatensi selektif: gangguan pemusatan perhatian pada objek atau situasi tertentuKewaspadaaan berlebih (hypervigilance): gangguan pemusatan perhatian yang ditandai oleh terjadinya perhatian berlebihan pada stimulus

ORIENTASIKemampuan individu mengenali objek atau situasi. Gangguan terkait umumnya akibat kerusakan organik di otak.Orientasi personal/orangOrientasi ruang/spatialOrientasi waktuMEMORIKemampuan mengelola informasi, meliputi perekaman-penyimpanan-pemanggilan kembaliAmnesia Amnesia anterograd: hilangnya ingatan setelah kejadianAmnesia retrograd: hilangnya ingatan sebelum kejadianParamnesia (distorsi ingatan/ingatan palsu)Konfabulasi: ingatan yang muncul untuk mengisi kekosongan memori. Deja vu (ingatan yang salah pada pengalaman baru) Jamais vu (tidak mengingat situasi yang pernah dialami)HiperamnesiaScreen memory: mengganti ingatan yang menyakitkan dengan ingatan yang lebih dapat diterimaLetologika: kesulitan menggambarkan pengalaman/ingatanEMOSISuasan perasaan yang dihayati secara sadar, kompleks, melibatkan berbagai sisi individu. Dibedakan atas: Mood dan AfekMood: perasaan fluktuatif, memiliki sifat bertahan lama yang bersifat subjektif.Mood eutimia: Perasaan normal dengan penghayatan luas dan serasiMood hipotimia: dominasi rasa sedih, murung, kehilangan semangatMood disforia: perasaan yang tidak menyenangkan, dominasi rasa jenuh dan jengkelMood hipertimia: perasaan didominasi semangat dan gairah berlebihMood eforia: perasaan gembira berlebih yang ditunjukkan dengan gerakan fisikMood ekstasia: perasaan penuh kegairahan yang timbul akibat zat psikostimulanAleksitimia: tidak mampu menunjukkan perasaanMood kosong: tidak menghayati suasana perasaanMood labil: perasaan fluktuatifMood iritabel: perasaan sensitifEMOSIAfek: perasaan yang bersifat sementara yang ditunjukkan lewat ekspresi wajah, pembicaraan, sikap, dan bahasa tubuhAfek luas: ekspresi emosi luas dengan berbagai variasi yang tergambar sesuai dengan suasana perasaan yang dialamiAfek menyempit: ekspresi emosi terbatas dan kurang bervariasiAfek menumpul: sulit menunjukkan ekspresi yang tampak dari tatapan mata kosong, irama suara monoton, bahasa tubuh yang minimAfek mendatar: tidak mampu menunjukkan ekspresi sehingga tampak ekspresi wajah datar, pandangan mata kosong, sikap tubuh kaku, gerakan minimal, suara datar seperti robot.Afek serasi: ekspresi tampak serasi dengan suasana perasaan yang dihayati.Afek tidak serasi: ekspresi emosi tampak tidak cocok dengan suasana yang dihayatiAfek labil: ekspresi emosi yang berubah dengan cepat dan mendadakPERILAKU MOTORIKEkspresi perilaku yang diwujudkan dalam aktivitas motorikStupor katatonia: aktivitas motorik lambat maupun diam seperti patungFuror katatonia: aktivitas motorik yang tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi stimulus eksternalKatalepsia: pertahanan sikap tubuh pada posisi tertentu dalam waktu lamaFlexibilitas cerea: sikap tubuh dapat diatur sedemikian rupa seperti lilinAkinesia: perilaku motorik terbatasBradikinesia: perilaku motorik melambat dan kehilangan respons spontan

ALAM PIKIRANDibedakan atas: Proses pikir dan Isi pikirProses pikir primer: menunjukkan pikiran yang derealistik, tidak logis, dan ditemukan dalam mimpiAsosiasi longgar: ide yg berpindah-pindah antarsubjek dan tidak berhubunganInkoherensi: ide/kata-kata yang keluar bersama-sama tanpa adanya hubungan logisFlight of ideas: perpindahan ide yang konstan, saling berhubungan, dan masih dapat diikutiSirkumstansial: pembicaraan yang lambat dalam mencapai poin yang diharapkan, akibat terpaku pada detail dan petunjukTangensial: pembicaraan yang tidak dapat mencapai poin yang diharapkan

ALAM PIKIRANIsi PikirKemiskinan isi pikir: hanya menghasilkan sedikit informasiWaham/delusi: keyakinan atau kepercayaaan yang keliru mengenai suatu hal eksternal, tidak sesuai dengan intelegensi maupun latar belakang budaya pasien dan tidak bisa diubah. Adanya waham dapat dibuktikan dengan mencoba mematahkan keyakinan tersebut (kontra-argumen)Obsesi: pikiran cemas yang tidak rasional bersamaan dengan kompulsi terhadap sesuatuKompulsi: kebutuhan dan tindakan patologis yang dilakukan berulang-ulang untuk melakukan sesuatu yang disertai rasa cemasFobia: ketakutan patologis yang menetap dan berlebihan terhadap satu stimulus eksternalALAM PIKIRANWaham bizzare: kepercayaan yang salah, tidak mungkin/aneh. Contoh: pasien meyakini ada alien yang akan menguasai duniaWaham sistematik: kepercayaan yang salah dalam salah satu tema (bersifat sistematik/terorganisasi). Contoh: pasien yakin bahwa dirinya dikejar-kejar pemerintah karena akan dibunuh, serta dokter adalah salah satu orang yang berusaha menangkapnyaWaham nihilistik: kepercayaan yang salah bahwa diri dan lingkungannya tidak ada/menuju kiamatWaham somatik: kepercayaan yang salah yang berhubungan dengan organ tubuhnyaWaham paranoid: ketakutan maupun kecurigaan mengenai suatu hal, diklasifikasikan menjadiWaham kebesaran/grandiose: kepercayaan bahwa dirinya orang yg berkuasaWaham rujukan (delusion of reference): kepercayaan bahwa apapun yang dilakukan orang lain dimaksudkan untuk menyakiti dirinya.Waham dikendalikan: thought withdrawal, thought insertion, thought broadcasting, thought control Waham cemburu: cemburu patologis yang salahErotomania: kepercayaan yang salah bahwa seseorang sangat mencintainyaALAM PIKIRANFobiaFobia spesifik: ketakutan pada objek atau situasi khususFobia sosial: ketakutan bahwa ia akan dipermalukan di depan umumAkrofobia: ketakutan pada tempat yang tinggiAgorafobia: ketakutan pada tempat terbukaKlaustrofobia: ketakutan pada tempat sempitAilurofobia: ketakutan pada kucingZoofobia: ketakutan pada binatangXenofobia: ketakutan pada orang asingPERSEPSIPengiriman stimulus fisik menjadi informasi psikologis sehingga dapat diterima secara sadar indera manusiaGangguan persepsi:Depersonalisasi: perasaan saat seseorang merasakan dirinya tidak nyata, asing, dan tidak dikenaliDerealisasi: perasaan saat seseorang merasa bahwa lingkungannya asing dan tidak nyataIlusi: persepsi yang salah dari stimulus eksternal yang nyataHalusinasi: persepsi yang salah dan tidak berhubungan dengan stimulus eksternal yang nyataPERSEPSIHalusinasi hipnagogik: halusinasi yang timbul ketika mulai tertidur (bukan fenomena patologis)Halusinasi hipnapompik: halusinasi yang timbul ketika seseorang mulai terbangun (bukan fenomena patologis)Halusinasi auditorik: halusinasi mengenai suara yang dianggap nyataHalusinasi visual: halusinasi mengenai penglihatan dalam bentuk jelas (orang) ataupun bentuk tidak jelasHalusinasi penciuman: halusinasi mengenai bauHalusinasi pengecapan: halusinasi mengenai rasa dan indera pengecapanHalusinasi taktil: halusinasi mengenai indera peraba, biasanya berupa phantom libs (sensasi anggota tubuh teramputasi) atau formikasi (sensasi sesuatu merayap di bawah kulit)Halusinasi somatik (cenesthesic hallucination): halusinasi bahwa ada yang terjadi pada atau di dalam tubuhnya, menyangkut organ dalamHalusinasi liliput: halusinasi bahwa objek terlihat lebih kecil (micropsia)PEMBICARAAN DAN KEMAMPUAN BERBAHASAKelainan bicara organik: Afasia motorik: lesi pada daerah precentralis posterior, area 44 dan 45 Brodman; pasien masih mampu mengekspresikan bahasa secara tertulis atau dengan isyaratAfasia sensorik: lesi pada gyri superior temporal, angular, atau supramarginalis (cortical, subcortical, dan transcortical

PEMBICARAAN DAN KEMAMPUAN BERBAHASAKelainan bicara fungsional:Gagap (stammering, stuttering): terputus-putusnya arus pembicaraan dengan istirahat-istirahat pendek atau pengulangan kata; disertai gerakan gestikulasi (isyarat) yang banyak serupa tic ataupun grimacingMutisme: kehilangan bicara total atau membisuKesukaan bicara (logorrhea): pada orang latah, bicara yang banyak sekali, ekolalia (pengulangan kata-kata/frasa-frasa orang lain)RTA (Reality Testing Ability)Kemampuan menilai realitas hidup yang menentukan persepsi, respons emosi, dan perilaku seseorang. Contoh gangguan dalam RTA: gangguan perilaku, waham, maupun halusinasiTILIKANKemampuan memahami arti dari situasi. Dapat pula bermakna pemahaman pasien terhadap penyakitnya. Penilaian tilikan dapat dilakukan dengan wawancara psikiatrik pada pasien dengan mengajukan pertanyaan mengenai penyakitnya.Derajat 1: penyangkalan secara totalDerajat 2: ambivalensi terhadap penyakitnyaDerajat 3: menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitDerajat 4: menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak tahu penyebabnyaDerajat 5: menyadari ia sakit dan faktor-faktor yang berhubungan, namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnyaDerajat 6 (Sehat): menyadari sepenuhnya tentang situasi penyakitnya dan ada keinginan untuk sembuhDAYA NILAI SOSIALKemampuan menilai situasi dan bertindak sesuai situasiDibedakan menjadi:Daya nilai sosial: mampu menilai situasi dan bertindak dengan memperhatikan kaidah sosial yang berlakuUji daya nilai: kemampuan untuk menilai situasi dan bertindak sesuai situasi imajiner yang ada