Psikologi Kepribadian Skinner

20
Tugas Makalah Teori Kepribadian B.F. Skinner Untuk Memenuhi Mata Kuliah Psikologi Kepribadian Dosen Pengampu : Selly Astriana, S.Psi., M.A. Nama Kelompok : Ririn Hernawati (G0114084) Siti Aisyah (G0114095) Thalia Samuel Suhardjo (G0114098) Widiyanto Ramadhoni S. (G0114103) Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

description

Skinner

Transcript of Psikologi Kepribadian Skinner

Page 1: Psikologi Kepribadian Skinner

Tugas Makalah Teori Kepribadian B.F. Skinner

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Psikologi Kepribadian

Dosen Pengampu : Selly Astriana, S.Psi., M.A.

Nama Kelompok :

Ririn Hernawati (G0114084)

Siti Aisyah (G0114095)

Thalia Samuel Suhardjo (G0114098)

Widiyanto Ramadhoni S. (G0114103)

Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2015

Page 2: Psikologi Kepribadian Skinner

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Psikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat, sikap,

dan perilaku mental manusia. Cabang-cabang di dalam psikologi pun beragam, salah satunya

psikologi kepribadian. Psikologi kepribadian merupakan salah satu bidang kajian psikologi yang

mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Psikologi

kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena

kepribadian merupakan hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan berkaitan

dengan bagaimana individu berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Sebenarnya ilmu ini telah

lama dipergunakan, hanya saja dalam pemberian nama yang berbeda. Istilah yang digunakan itu

misalnya Ilmu Watak, Teori Kepribadian, Typologie, dan lain-lain. Psikologi kepribadian lebih

fokus pada ciri sifat dan karakter individu.

Para ahli psikologi seperti Sigmund Freud, Alfred Adler, Carl Gustay Jung, Erik H

Erikson, Erich Fromin, Karen horney, B.F. Skinner, Bandura, Hans J Eysenk, dan lain-lain telah

banyak memberikan sumbangan gagasan maupun teori tentang psikologi kepribadian. Akan

tetapi, pada kesempatan kali ini kami akan membahas teori kepribadian B.F Skinner.Teori

kepribadian B.F Skinner merupakan teori yang membahas mengenai teori belajar behaviorisme.

Sebenarnya teori belajar behaviorisme ini telah berkembang mulai abad ke-19 dengan pencetus

awalnya psikolog dari Rusia, yaitu Ivan Pavlov dengan teorinya yang dikenal dengan istilah

pengkondisian klasik (classical conditioning). Barulah kemudian peran dari B.F Skinner yang

mengembangkan lebih jauh mengenai teori belajar behaviorisme ini. Behaviorisme merupakan

aliran yang revolusioner, kuat dan berpengaruh serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam.

Di antara para ahli yang mencetuskan mengenai teori belajar behaviorisme ini, B.F Skinner lah

yang paling produktif dalam mengemukakan gagasan dan penelitiannya, serta yang paling

berpengaruh, dan dapat menjawab segala macam tantangan serta kritikan atas behaviorisme.

Pada intinya, teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan

diamati. Dengan dilakukannya pengulangan dan pelatihan supaya perilaku dari individu yang

diobservasi mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dan mencapai hasil yang diinginkan.

Page 3: Psikologi Kepribadian Skinner

Perilaku yang diinginkan akan mendapatkan penguatan yang positif sementara perilaku yang

tidak diinginkan akan diberikan penguatan negatif agar sedikit demi sedikit perilaku negatif itu

tidak tampak pada individu tersebut. Karena semua tingkah laku baik yang dikehendaki maupun

tidak, diperoleh melalui belajar dan lingkungan.

Pada makalah ini, kami bertujuan untuk membahas lebih lanjut mengenai teori belajar

behaviorisme yang memiliki kaitannya dengan pembentukan kepribadian dari setiap individu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa teori yang dikemukakan oleh B.F. Skinner?

2. Apa hubungan antara teori belajar behaviorisme dengan pembentukan kepribadian

dari setiap individu?

C. Tujuan Penelitian

a. Menjelaskan teori belajar behaviorisme yang dikemukakan oleh B.F. Skinner.

b. Menjelaskan hubungan antara teori belajar behaviorisme dengan pembentukan

kepribadian dari setiap individu.

Page 4: Psikologi Kepribadian Skinner

BAB II

Pembahasan

Dalam psikologi, teori belajar selalu dihubungkan dengan stimulus-stimulus respon dan

teori-teori tingkah laku yang menjelaskan respon makhluk hidup dihubungkan dengan stimulus

yang didapat dalam lingkungannya. Proses yang menunjukkan hubungan yang terus-menerus

antara respon yang muncul serta rangsangan yang diberikan dinamakan suatu proses belajar

(Tan, 1981 dalam Sobur, 2003). Salah satu dari teori belajar itu dapat dilakukan pendekatan

melalui pendekatan behavioristik, yang berarti suatu sudut pandang yang menekankan kajian

ilmiah berbagai respon perilaku yang dapat diamati dan penentu lingkungannya. Dengan kata

lain pendekatan perilaku memusatkan pada interaksi dengan lingkungan yang dapat dilihat dan

diukur. Prinsip-prinsip pendekatan perilaku tersebut dapat membantu orang untuk mengubah

perilakunya ke arah yang lebih baik.

Pada awalnya, penelitian behaviorisme dilakukan di dalam laboratorium. Meskipun saat

ini banyak dilakukan di luar laboratorium, seperti di rumah, sekolah, dan lingkungan luar

lainnya. Teori belajar behaviorisme ini dianut oleh Burrhusm Frederic Skinner, seorang psikolog

asal Amerika Serikat (1904 – 1990). Skinner menjelaskan bahwa manusia pada dasarnya

dilahirkan netral “tabula rasa”. Lingkungan yang menentukan arah perkembangan tingkah laku

manusia lewat proses belajar. Perkembangan manusia bisa dikendalikan ke arah tertentu

sebagaimana ditentukan oleh lingkungan dengan rekayasa yang bersifat impersonal dan direktif.

Aliran yang dianut oleh Skinner ialah deterministik. Skinner menekankan bahwa apa yang kita

lakukan merupakan ujian terakhir atas diri kita sebenarnya. Ia meyakini bahwa ganjaran dan

hukuman menentukan perilaku kita. Misalnya, seorang anak mungkin berperilaku sopan karena

orang tuanya telah memberikan ganjaran bagi perilaku tersebut. Orang dewasa mungkin bekerja

keras pada pekerjaannya karena uang yang didapat dari usahanya. Kita melakukan hal-hal ini,

menurut kaum behavioristik, bukan karena motivasi mendalam untuk menjadi seorang yang

kompeten, tetapi lebih karena kondisi lingkungan yang kita alami dan terus kita alami. (Skinner,

1983 dalam King, 2010).

Psikolog yang melakukan pendekatan pembelajaran dari sudut pandang behaviorisme,

mendefinisikan pembelajaran sebagai sesuatu yang sifatnya stabil. Pendekatan behaviorisme ini

Page 5: Psikologi Kepribadian Skinner

telah menekankan sejumlah aturan umum yang menjadi acuan perubahan perilaku dan member

pemahaman terhadap berbagai aspek kehidupan manusia yang membingungkan. Dalam teori

pembelajaran behaviorisme dibagi menjadi dua pembelajaran, yaitu pembelajaran asosiasi

(Associative learning) dan pembelajaran melalui pengamatan (Observational learning).

Pembelajaran asosiasi muncul ketika sebuah hubungan dibuat untuk menghubungkan dua

peristiwa, sementara pembelajaran melalui pengamatan merupakan hal yang umum dilakukan

seseorang, baik dalam situasi pendidikan formal maupun situasi-situasi lainnya. Kemudian

pembelajaran asosiasi dibagi lagi menjadi dua kondisi, yakni pengondisian klasik (Classical

Conditioning) dan pengondisian instrumental (Operant Conditioning). Dalam pengondisian

klasik organisme belajar untuk menghubungkan atau mengasosiasikan dua rangsangan. Sebagai

sebuah hasil dari asosiasi ini, organism belajar untuk mengantisipasi peristiwa-peristiwa dalam

hidupnya. Sementara itu, dalam pengondisian instrumental organism belajar mengenai hubungan

antara sebuah perilaku dan konsekuensinya. Sebagai hasil dari asosiasi atau hubungan ini,

organisme belajar untuk meningkatkan perilaku yang diikuti dengan pemberian ganjaran dan

mengurangi perilaku yang diikuti dengan hukuman. (King, 2010:347).

Untuk teori pembelajaran behaviorisme ini, Skinner lebih menekankan pendekatan pada

pengondisian instrumental. Skinner bertanggung jawab untuk sejumlah perubahan dalam

bagiamana para peniliti mengonseptualisasikan dan meneliti pengondisian operan. Skinner

sangat meyakini bahwa mekanisme belajar semua spesies adalah sama. Pandangan ini

mengarahkannya untuk mempelajari organism yang lebih sederhana dari manusia. Berikut

adalah contoh eksperimen dan hasilnya yang dilakukan oleh B.F Skinner:

A. Menggunakan burung merpati

Selama Perang Dunia II, Skinner melakukan penelitian yang tidak biasa, yakni

menggunakan peluru kendali yang diarahkan oleh seekor burung merpati melalui perilaku

melacak dari burung merpati tersebut . Eksperimen ini dilatarbelakangi oleh keinginan Skinner

untuk membantu angkatan militer selama Perang Dunia II. Sebuah elektroda emas dipasang

diujung paruh burung. Kontak dengan layar yang berisikan gambar dari target diproyeksikan,

kemudian mengirimkan sebuah sinyal yang menginformasikan mekanisme control dari peluru

agar mengarah ke lokasi tujuan. Makanan diberikan sewaktu-waktu kepada burung merpati

untuk mempertahankan perilaku melacaknya. Setelah melakukan eksperimen dengan burung

Page 6: Psikologi Kepribadian Skinner

merpati, Skinner menuliskan sebuah novel Walden two yang berisi gagasan tentang membangun

sebuah masyarakat yang teratur secara ilmiah. (King, 2010: 358)

B. Menggunakan tikus

Sebuah ekperimen yang cukup popular bernama “kotak Skinner”. Di dalam kotak tidak

ada apa-apa kecuali sebuah tuas yang menonjol dengan pring makanan dibawahnya. Sebuah

lampu kecil di atas tuas dapat dinyalakan menurut kehendak peneliti. Tikus yang berada

sendirian di dalam kotak bergerak kesana kemari sambil mengeksplorasi. Terkadang ia

mengamati tuas dan menekannya. Kecepatan tikus menekan tuas adalah tingkat penekanan tuas

dasar (baseline). Setelah menentukan tingkat dasar, peneliti memasang wadah makanan di luar

kotak. Sekarang setiap kali tikus menekan tuas, pelet makanan kecil masuk ke piring. Tikus

memakan pelet dan segera menekan tuas lagi; makanan memperkuat (reinforce) penekanan tuas

dan kecepatan penekanan tuas meningkat secara dramatis. Jika wadah makanan dilepas sehingga

menekan tuas tidak lagi menghasilkan pelet makanan, kecepatan penekanan tuas akan menurun.

Dengan demikian respon pengkondisian operan (atau disebut operan saja) mengalami

pemadaman (extinction) jika tidak terdapat penguatan (nonreinforcement) sama seperti respon

pengondisian klasik.

Jadi, pengondisian operan meningkatkan kemungkinan respons dengan mengikuti

perilaku dengan penguat (sering kali sesuatu seperti makanan atau air). Karena tuas selalu ada di

dalam kotak Skinner, tikus dapat berespons sekerap atau sejarang yang dipilihnya. Dengan

demikian, tingkat respons organism sangat berguna untuk mengukur kekuatan operan; semakin

sering respons terjadi selama interval waktu tertentu, semakin besar kekuatannya. (Atkinson et.al

2010).

Dalam pengondisian operan, Skinner membedakan dua tipe respons tingkah laku, yakni

responden dan operan. Dalam arti singkatnya, tingkah laku responden adalah suatu respons yang

spesifik yang ditimbulkan oleh stimulus yang dikenal, dan stimulus itu selalu mendahului

respons. Tingkah laku responden yang tarafnya lebih tinggi, dimiliki oleh individu melalui

belajar dan bisa dikondisikan (Psychoshare, 2014). Cara pengondisian tersebut melalui:

Page 7: Psikologi Kepribadian Skinner

1. Mencatat tingkah laku operant

Dalam pengondisian operant, tingkah laku organism perlu diukur dan dicatat begitu

tingkah laku itu muncul karena sumber data psikologi yang paling berarti adalah tingkatan

merespons dari organisme (jumlah respons yang dihasilkan dari waktu tertentu). Pengondisian

operant ini memungkinkan peneliti bisa menguji atau memeriksa bagaimana variabel-variabel

(penguatan atau hukuman). Mengetahui tingkah laku operant dalam periode yang diperpanjang.

(Psychosare, 2014).

2. Jadwal penguatan

Jadwal penguatan (schedule of reinforcement) merupakan jadwal yang menentukan

kapan sebuah perilaku akan dikuatkan. (Lejeune et.al, 2006 dalam King, 2010). Penguatan

terbagi menjadi dua, yaitu penguatan berkesinambungan (continous reinforcement), di mana

sebuah perilaku dikuatkan setiap kali perilaku itu muncul. Ketika penguatan berkesinambungan

ini muncul, organisme akan belajar dengan cepat. Namun ketika penguatan dihentikan, maka

pelenyapan juga akan terjadi cukup cepat. Selanjutnya adalah penguatan sebagian (partial

reinforcement), jika suatu perilaku telah terbentuk ia dapat dipertahankan apabila ia diperkuat

hanya suatu waktu saja. Namun pemadaman setelah pemeliharaan suatu respons pada penguatan

parsial jauh lebih lambat dibandingkan pemadaman setelah pemeliharaan suatu respons pada

penguatan berkesinambungan.

Diketahui bahwa jadwal penguatan menentukan pola respons. Beberapa jadwal

dinamakan rasio jadwal, karena penguatan tergantung pada jumlah respons yang dibuat oleh

organisme. Rasio jadwal dibagi menjadi empat, yakni rasio tetap, rasio bervariasi, interval tetap,

interval bervariasi.

Jadwal rasio tetap (fixed ratio schedule) menguatkan perilaku setelah terdapat beberapa

perangkat perilaku. Salah satu karakteristik dari jadwal rasio tetap adalah bahwa kinerja

cenderung menurun segera setelah penguatan diberikan.

Jadwal rasio bervariasi (variable ratio schedule) kita masih mendapatkan penguatan

hanya setelah membuat sejumlah respons tertentu yang jumlahnya bervariasi tanpa dapat

Page 8: Psikologi Kepribadian Skinner

diprediksikan. Jadwal rasio bervariasi menghasilkan perilaku yang lebih stabil dan lebih resisten

dari pelenyapan.

Jadwal interval tetap (fixed interval schedule) menguatkan perilaku pertama setelah

jangka waktu tertentu yang telah ditentukan (fixed) berlalu. Pada jadwal interval tetap, hanya

sedikit perilaku yang terjadi hingga tiba waktunya perilaku tersebut akan dikuatkan. Misalnya,

saat mendekati pemilihan kembali dan saat itu jumlah perilaku akan meningkat tajam.

Jadwal interval bervariasi (variable interval schedule) adalah sebuah jadwal dari sebuah

perilaku dikuatkan setelah jumlah waktu tertentu yang bervariasi berlalu. Oleh karena sangat

sulit untuk memprediksikan kapan ganjaran akan datang, maka perilaku cenderung menjadi

lambat dan konsisten pada jadwal interval bervariasi. (Staddon et.al, 2002 dalam King, 2010).

3. Pembentukan (Shaping)

Pembentukan (Shaping) merujuk pada memberikan ganjaran kepada perilaku-perilaku

yang mendekati kepada perilaku yang diinginkan. (Peterson, 2004 dalam King, 2010).

Pembentukan dapat digunakan secara efektif di dalam kelas, dibidang pendidikan (Alberto &

Trautman, 2006 dalam King, 2010). Misalnya, seorang guru menargetkan 100% kepada

muridnya untuk mengerjakan tugas. Kemudian setiap kali ada penambahan presentase dari tugas

yang dikerjakan oleh murid, akan mendapatkan ganjaran berupa hak istimewa. Sampai pada

akhirnya murid-murid berhasil mengerjakan tugas secara keseluruhan sesuai dengan target guru.

Oleh karena itu, pembentukan sangat menolong, khususnya untuk mempelajari tugas yang

membutuhkan waktu dan keteguhan untuk menyelesaikannya.

4. Prinsip Penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah sebuah proses pada sebuah rangsangan atau peristiwa

dikuatkan atau meningkatkan kemungkinan dari sebuah perilaku atau sebuah peristiwa yang

menyertainya (King, 2010). Teori ini berfokus pada apa yang terjadi pada seorang individu

ketika bertindak. Teori ini digunakan sebagai alat untuk menganalisis mekanisme pengendalian

untuk perilaku individu. Dalam pemberian penguatan (reinforcement) harus konsisten, segera,

dan positif setelah tingkah laku (respon) yang diinginkan atau diprogramkan.

Page 9: Psikologi Kepribadian Skinner

Prinsip penguatan dibagi menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.

Pada penguatan positif (positive reinforcement), frekuensi dari suatu perilaku meningkat karena

perilaku tersebut diikuti oleh rangsangan ganjaran. Kebalikannya, dalam penguatan negatif

(negative reinforcement), frekuensi dari sebuah perilaku meningkat karena perilaku tersebut

diikuti oleh hilangnya rangsangan yang tidak menyenangkan.

Kemudian Skinner berpendapat bahwa penguatan positif dapat diklasifikasikan sebagai

penguatan primer dan penguatan sekunder berdasarkan apakah sebuah perilaku terjadi secara

alamiah (tidak dipelajari atau dipelajari). Penguatan primer (primary reinforcement) merupakan

kejadian atau objek yang memiliki sifat memperkuat secara inheren, yaitu terjadi secara alamiah

tanpa memerlukan pembelajaran untuk mendapatkan efek yang menyenangkan. Contoh: makan,

minum, kepuasan seksual, dan lainnya. Sementara itu, penguatan sekunder (secondary

reinforcement) merupakan penguatan yang didapatkan melalui pengalaman yang dikondisikan

melalui proses belajar pada organisme. Contoh: pujian, kontak mata, mendapat tepukan di

panggung, dan lainnya. Menurut Skinner, penguatan sekunder memiliki daya yang besar untuk

pembentukan dan pengendalian tingkah laku. Namun, setiap orang memiliki pengalamannya

masing-masing sehingga penguatan sekunder di setiap orang pun tidak dapat disamakan.

Penguatan Negatif

Perilaku

Rangsangan Tidak

Menyenangkan yang Hilang Perilaku di Masa Depan

Mengerjakan PR tepat waktu.

Guru berhenti mengkritik Anda

karena terlambat mengerjakan

PR.

Semakin berusaha

mengerjakan PR tepat waktu.

Anda melapisi papan ski

dengan lilin.

Orang-orang berhenti

memperhatikan anda ketika

berski ditanjakan.

Papan ski dilapisi lilin ketika

akan bermain ski lagi.

Jarang menekan tombol di

dashboard mobil teman anda

secara acak.

Sebuah lagu yang tidak enak

berhenti.

Anda menekan tombol lagi

saat mendengarkan lagu yang

tidak enak berputar.

Page 10: Psikologi Kepribadian Skinner

Penguatan Postif

Perilaku

Rangsangan Ganjaran yang di

Berikan Perilaku di Masa Depan

Mengerjakan PR tepat waktu. Guru memuji Anda.

Semakin berusaha

mengerjakan PR tepat waktu.

Anda melapisi papan ski

dengan lilin.

Papan ski berjalan dengan lebih

cepat.

Papan ski dilapisi lilin ketika

akan bermain ski lagi.

Jarang menekan tombol di

dashboard mobil teman anda

secara acak.

Terdengar musik yang bagus.

Anda menekan tombol

kembali saat masuk ke dalam

mobil teman.

5. Generalisasi, Diskriminasi, dan Pelenyapan

Generalisasi (generalization) berarti memberikan repons yang sama pada rangsangan

yang serupa. Fokus perhatiannya adalah  tingkat dimana perilaku disamaratakan dari satu situasi

ke situasi yang lain. Sebagai contoh, seorang guru memuji siswanya apabila siswa itu

mengajukan pertanyaan yang bagus pada mata pelajaran bahasa Inggris, hal ini disamaratakan

dengan kerja keras dalam sejarah, matematika maupun dalam mata pelajaran yang lain.

Diskriminasi (discrimination) berarti merespons suatu rangsangan yang menunjukkan

bahwa sebuah perilaku akan atau tidak akan dikuatkan. Diskriminasi melibatkan perbedaan

antara stimulus-stimulus dan kejadian-kejadian lingkungan. Contohnya saja seorang siswa tahu

bahwa wadah di meja guru yang bertulisan “ Matematika” adalah tempat ia harus meletakkan

tugas matematika hari ini, sementara wadah lainnya yang bertulisan “ Bahasa Inggris “ adalah

tempat tugas bahasa inggris hari ini harus diletakkan.

Pelenyapan (extinction) merupakan sebuah perilaku yang mucul apabila perilaku yang

sebelumnya mendapat penguatan, tidak lagi dikuatkan, serta terdapat kecenderungan penurunan

perilaku (penghentian penguatan). Sebagai contoh, seorang siswa mendapatkan beasiswa setiap

Page 11: Psikologi Kepribadian Skinner

kali berhasil menjadi juara kelas. Namun, suatu ketika beasiswa dihentikan karena adanya

kekurangan dana dari pihak si pemberi beasiswa sehingga tidak sanggup lagi memberi bantuan.

Ketika pihak pemberi beasiswa tersebut tidak memberi beasiswa lagi, semangat belajar siswa

tersebut menjadi menurun.

6. Penggunaan Stimulus Aversif

Stimulus aversif adalah stimulus yang tidak menyenangkan, tidak diharaokan dan selalu

dihindari oleh organisme. Skinner menyebutkan bahwa ada dua metode yang berbeda

sehubungan dengan penggunaan stimulus aversif ini, yakni pemberian hukuman (punishment)

dan perkuatan negatif.

Hukuman (punishment) merupakan sebuah konsekuensi yang menurunkan kemungkinan

sebuah perilaku muncul. Sebagai contoh, seorang anak kecil yang bermain-main dengan pisau

dan kemudian tangannya terluka maka dikemudian hari, anak itu akan kecil kemungkinannya

untuk bermain lagi dengan pisau.

Hukuman berbeda dengan penguatan negatif, perbedaannya ialah hukuman akan

melemahkan sebuah perilaku sedangkan penguatan menguatkan perilaku. Oleh karena itu,

hukuman tidak sama dengan penguatan negatif. Hukuman berarti menambahkan sesuatu yang

tidak menyenangkan sebagai respons terhadap sebuah perilaku, sementara penguatan negatif

berarti menghilangkan sesuatu yang tidak menyenangkan.

Hukuman

PerilakuAversif Rangsangan yang

DitunjukkanPerilaku Berikutnya

Anda meminum obat untuk

menyembuhkan sakit kepalaAnda mengalami reaksi alergi

Anda tidak akan minum

obat yang sama lagi

Anda memamerkan kemampuan

mengendarai mobil dengan

kecepatan tinggi anda dengan

Anda mendapat denda $200 Anda mengendarai mobil

dalam batas kecepatan yang

Page 12: Psikologi Kepribadian Skinner

melewati mobil polisi ke teman

andaditentukan

Penguatan Negatif

PerilakuAversif Rangsangan yang

DitunjukkanPerilaku Berikutnya

Anda meminum obat untuk

menyembuhkan sakit kepalaSakit kepala anda hilang

Anda akan meminum obat

ketika sakit kepala lagi

Anda memamerkan kemampuan

mengendarai mobil dengan

kecepatan tinggi anda dengan

melewati mobil polisi ke teman

anda

Polisi tidak memperhatikan

anda meskipun ia telah

menilang anda di masa lalu

Anda terus mengebut

ketika melewati mobil

polisi

Hukuman dapat dibagi dua, yakni hukuman positif (positive punishment) dan hukuman

negative (negative punishment). Pada hukuman positif, perilaku akan berkurang apabila diikuti

oleh rangsangan yang tidak menyenangkan, sedangkan hukuman negative menunjukkan sebuah

perilaku berkurang ketika rangsangan positif dihilangakan. Salah satu bentuk hukuman negative

adalah Time-out yang terjadi ketika seorang anak dipindahkan dari penguatan positif. Sebagai

contoh, ketika seorang anak berperilaku mengganggu di dalam kelas maka guru akan menaruh

anak tersebut di kursi pojok ruangan. Cara ini lebih direkomendasikan daripada memberikan

rangsangan aversif (penguatan positif).

Page 13: Psikologi Kepribadian Skinner

BAB III

Penutup

Teori belajar behaviorisme adalah teori yang menunjukkan hubungan antara respon yang

muncul dengan rangsangan yang diberikan yang dikaji dari pendekatan behavioristik, yang

berarti suatu sudut pandang yang menekankan kajian ilmiah terhadap berbagai respon perilaku

yang dapat diamati dan penentu lingkungannya. Menurut Skinner, manusia pada dasarnya

dilahirkan netral “tabula rasa”. Lingkungan yang menentukan arah perkembangan tingkah laku

manusia lewat proses belajar. Perkembangan manusia dapat dikendalikan ke arah tertentu

sebagaimana ditentukan oleh lingkungan dengan rekayasa yang bersifat impersonal dan direktif.

Skinner sendiri menekankan bahwa ganjaran dan hukuman menentukan perilaku manusia.

Kaitan teori belajar behaviorisme dengan pembentukan kepribadian dari setiap individu

adalah karena lingkungan memberikan stimulus-stimulus kepada masing-masing individu. Dan

individu-individu akan memberikan respon terhadap stimulus tersebut dengan tingkah laku yang

mereka tunjukkan. Jika stimulus datang secara terus menerus dan terdapat penguatan maka

kepribadian yang terbentuk akan semakin menonjol/kuat.

Page 14: Psikologi Kepribadian Skinner

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

King, Laura A. (2010). Psikologi umum. Jakarta : Salemba Humanika

Atkinson, Rita L., et.al (2010). Introduction to psychology (Kusuma, Widjaja). Tangerang :

Interaksa

Psychoshare (2014, April 6). Diakses Februari, 20 2015. Dari http://www.psychoshare.com/file-

152/psikologi-kepribadian/b-f-skinner-teori-kepribadian-behaviorisme.html