Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

16
7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto] http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 1/16 1 Pendahuluan Emosi merupakan bagian dari kepribadian manusia. 1 Emosi adalah ekspresi atau respon seseorang terhadap sesuatu yang telah terjadi, sedang terjadi, bahkan kepada peristiwa yang dianggap akan terjadi. Daniel Goleman menyatakan, Semua emosi, pada dasarnya, adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-” untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. 2  Goleman dengan jelas menyatakan bahwa emosi memberikan dorongan untuk  bertindak. Pernyataan tersebut memberikan pemahaman bahwa emosi membawa kepada keinginan melakukan suatu tindakan. Pada umumnya respon emosi dapat dikenal dari tindakan yang dilakukan. Beberapa respon atau ungkapan emosi misalnya, marah, bahagia, sedih. 3  Sebagaimana diketahui bahwa manusia adalah mahluk yang sangat kompleks. Kehidupan manusia dipengaruhi oleh hanyak hal, salah satu di antaranya adalah emosi marah. Kompleksnya manusia juga diakui oleh John Powell dan Loretta Brady, Manusia bukanlah mahluk yang sederhana. Banyak sekali bagian diri kita yang rumit dan berliku-liku. Kita melakukan pengamatan dan membentuk persepsi yang kemudian oleh pikiran dibentuk menjadi ide atau gagasan. Kemauan kita menghasilkan emosi. Memang benar bahwa perasaan atau emosi bukanlah bagian yang terpenting dari diri kita. Perasaan atau emosi datang silih berganti, bahkan kadang-kadang dengan arah yang saling berlawanan. Semua perasaan dipengaruhi oleh banyak sedikitnya waktu tidur kita, kadar gula dalam tubuh, dan kadang-kadang 1 Terkadang emosi merupakan kedok atau imitasi yang digunakan seseorang. Lihat W. Stanley Heath, Psikologi yang Sebenarnya (Yogyakarta: ANDI, 1995), 141. Setiap orang mempunyai  pandangan tentang manusia ideal, dan tanpa sadar, ia mencoba menampilkan dirinya sesuai kepribadian yang ia kagumi itu. Bandingkan juga dengan pembahasan Elizabet B. Hurlock,  Perkembangan Anak (Jakarta: Erlangga, 2005), 209-245. Emosi mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan hidup. 2 Daniel Goleman, Emotional Intelligence (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), 7. 3 Ekspresi emosi atau tindakan emosi dapat dikelompokkan menjadi tindakan yang positif dan negatif. Bandingkan Oliver P. John dkk (ed.), Handbook of Personality; Theory and Research Third  Edition, (London: The Guilford Press, 2008), 252-53. Positive events involve emotions such as joy, exitement, and love; negative events about experiences of distress, sadness, fear, anxienty, anger, guilt, shame, and the like.

Transcript of Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

Page 1: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 1/16

1

Pendahuluan

Emosi merupakan bagian dari kepribadian manusia.1 Emosi adalah ekspresi

atau respon seseorang terhadap sesuatu yang telah terjadi, sedang terjadi, bahkan

kepada peristiwa yang dianggap akan terjadi. Daniel Goleman menyatakan,

Semua emosi, pada dasarnya, adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketikauntuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur olehevolusi. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti“menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-” untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalamemosi.2 

Goleman dengan jelas menyatakan bahwa emosi memberikan dorongan untuk 

 bertindak. Pernyataan tersebut memberikan pemahaman bahwa emosi membawa

kepada keinginan melakukan suatu tindakan. Pada umumnya respon emosi dapat

dikenal dari tindakan yang dilakukan. Beberapa respon atau ungkapan emosi

misalnya, marah, bahagia, sedih.3 

Sebagaimana diketahui bahwa manusia adalah mahluk yang sangat kompleks.

Kehidupan manusia dipengaruhi oleh hanyak hal, salah satu di antaranya adalah

emosi marah. Kompleksnya manusia juga diakui oleh John Powell dan Loretta Brady,

Manusia bukanlah mahluk yang sederhana. Banyak sekali bagian diri kita yang rumitdan berliku-liku. Kita melakukan pengamatan dan membentuk persepsi yangkemudian oleh pikiran dibentuk menjadi ide atau gagasan. Kemauan kita

menghasilkan emosi. Memang benar bahwa perasaan atau emosi bukanlah bagianyang terpenting dari diri kita. Perasaan atau emosi datang silih berganti, bahkankadang-kadang dengan arah yang saling berlawanan. Semua perasaan dipengaruhioleh banyak sedikitnya waktu tidur kita, kadar gula dalam tubuh, dan kadang-kadang

1Terkadang emosi merupakan “kedok ” atau imitasi yang digunakan seseorang. Lihat W.

Stanley Heath, Psikologi yang Sebenarnya (Yogyakarta: ANDI, 1995), 141. Setiap orang mempunyai

 pandangan tentang manusia ideal, dan tanpa sadar, ia mencoba menampilkan dirinya sesuai

kepribadian yang ia kagumi itu. Bandingkan juga dengan pembahasan Elizabet B. Hurlock,

 Perkembangan Anak (Jakarta: Erlangga, 2005), 209-245. Emosi mengalami perkembangan sejalandengan perkembangan hidup.

2Daniel Goleman, Emotional Intelligence (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), 7.

3Ekspresi emosi atau tindakan emosi dapat dikelompokkan menjadi tindakan yang positif dan

negatif. Bandingkan Oliver P. John dkk (ed.), Handbook of Personality; Theory and Research Third 

 Edition, (London: The Guilford Press, 2008), 252-53. Positive events involve emotions such as joy,exitement, and love; negative events about experiences of distress, sadness, fear, anxienty, anger, guilt,

shame, and the like.

Page 2: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 2/16

2

oleh tekanan udara. Tetapi dalam melakukan komunikasi dengan orang lain, emosi-emosi ini sangat menentukan.

Powell dan Brady menyatakan bahwa manusia terdiri dari bagian-bagian yang

rumit, diantaranya adalah emosi. Emosi bukan merupakan tindakan atau respon

manusia yang teratur. Pernyataan Powell dan Brady “perasaan atau emosi datang silih

 berganti”, memberikan sebuah konsep bahwa manusia yang normal tidak mampu

untuk mempertahankan satu emosi sepanjang hidupnya.5 

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memenuhi persyaratan mata

kuliah “Psikologi Kepribadian”. Selain itu untuk memberikan pemahaman yang lebih

mendalam kepada penulis tentang berbagai permasalah yang ditemukan dalam

 pelayanan. Oleh karena itu memerlukan kemampuan untuk memahami dan

memberikan jalan keluar yang dapat dilakukan.

Manfaat penulisan secara khusus untuk memberikan pemahaman mengenai

salah satu ekspresi emosi yaitu kemarahan. Menyatakan bahwa kemarahan merupakan

tindakan wajar yang bisa dialami manusia normal. Perbedaannya adalah intensitas dan

cara mengungkapkan kemarahan itu.

Dalam karya tulis ini penulis akan memfokuskan pembahasan terhadap salah

satu tindakan emosi yaitu kemarahan. Adapun penulisan akan meliputi pendahuluan

yang mencakup pembatasan masalah, tujuan, dan manfaat penulisan. Pembahasan

selanjutnya meliputi definisi, penyebab, akibat, dan solusi. Tulisan ini akan diakhiri

dengan kesimpulan mengenai tindakan terhadap kemarahan secara khusus dalam

hubungannya dengan pelayanan masa kini.

Bab Satu

4John Powell dan Loretta Brady, Tampilkan Jati Dirimu (Yogyakarta: Kanisius, 1991), 73.

5Pernyataan tersebut juga mengindikasikan bahwa manusia tidak mampu untuk menikmati

 perasaan yang sama dalam jangka waktu yang panjang atau bahkan seumur hidupnya. Manusia selalumenampakkan emosi yang berbeda dalam kehidupannya. Hal penting yang perlu diingat adalah

 perasaan atau emosi tersebut bisa dialami secara berulang-ulang sepanjang kehidupan manusia.

Page 3: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 3/16

3

Definisi Kemarahan

Siapapun bisa marah – marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat,

dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan

dengan cara yang baik  – bukanlah hal mudah ( Aristoteles; The Nicomachean

 Ethics).-  Daniel Goleman, Emotional Intelligence.

Kemarahan merupakan ekspresi terhadap peristiwa yang tidak menyenangkan,

tidak memuaskan, dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pada dasarnya

kemarahan merupakan perasaan yang dialami ketika mendapatkan sesuatu yang tidak 

menyenangkan.6 

Heath menyatakan, “Perasaan merupakan respon terhadap tindakan, sikon

 baru, atau pertimbangan”.7 Kemarahan adalah perasaan manusia. Jika perasaan

merupakan respon terhadap tindakan, sikon baru, atau pertimbangan, maka

kemarahan juga dapat disebut respon terhadap hal yang sama.8 Kemarahan

merupakan bagian dari perilaku manusia.9 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia marah berarti sangat tidak senang 

(karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya); berang; gusar. 10 Kemarahan

identik dengan perasaan tidak senang karena tindakan atau perilaku yang dialami oleh

seseorang. Oleh karena itu dapat dilihat bahwa marah adalah respon yang dapat

dilakukan oleh semua orang terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya.

6

Penulis secara khusus tidak membedakan antara perasaan dan emosi dalam karya tulis ini.Bagi penulis perasaan dan emosi merupakan dua kata yang memiliki kesamaan arti. Definisi yang

digunakan penulis mengacu kepada pernyataan Goleman, “Emosi merujuk pada suatu perasaan dan

 pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk 

 bertindak”. Lihat Goleman, Emotional Intelligence, 411.

7Heath, Psikologi yang Sebenarnya, 150.

8Dalam hal ini penulis lebih menekankan kemarahan sebagai respon terhadap tindakan dan

situasi yang tidak menyenangkan.

9Bandingkan Jay C. Thomas dan Daniel L. Segal (eds.), Comprehensive Handbook of 

 Personality and Psychopathology; Personality dan Everyday Functioning (New Jersey: John Whiley &

Sons, 2006) , 60.

10Kamus Besar Bahasa Indonesia ( software).

Page 4: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 4/16

4

Permasalahan yang dihadapi adalah kemarahan memiliki intensitas yang berbeda pada

masing-masing pribadi. Ada pribadi yang dapat mengelola kemarahan dengan tepat,

akan tetapi ada pula yang tidak dapat mengendalikannya.

Dalam lingkup sosial, kemarahan yang tidak terkendali juga dapat disebut

sebagai tindakan cepat marah. Dr. C. George Boeree menyatakan bahwa sifat cepat  

marah merupakan salah satu ganggungan kepribadian yang mengarah kepada

tindakan antisosial.11 Lebih lanjut Boeree mengelompokkan kemarahan dengan istilah

anger family (keluarga kemarahan) yang meliputi marah, gusar, frustasi, benci, iri,

cemburu, muak, jijik, menghindar, dongkol.12 

Pengelompokan yang dilakukan Boereer terhadap respon yang termasuk 

dalam anger family memberikan pemahaman bahwa pada umumnya tindakan tersebut

adalah respon terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu marah 

 juga dapat disebut sebagai respon wajar yang dilakukan oleh seseorang ketika

mengalami sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Permasalahan yang dihadapi adalah apabila menyebut tindakan marah sebagai

respon wajar seseorang. Apakah setiap tindakan kemarahan atau marah dapat disebut

sebagai respon wajar? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan pernyataan, “kemarahan

itu wajar apabila diungkapkan dengan cara yang benar, kata yang tepat, dan perilaku

yang benar ”. Masalah yang sering dihadapi adalah kemarahan yang tidak 

diungkapkan dengan cara yang demikian.

Bab Dua

Penyebab Kemarahan

11

C. George Boeree, General Psychology (Jogjakarta: Primashopie, 2008), 476-47.

12Boeree, General Psychology, 124.

Page 5: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 5/16

5

Jika otak anda menafsirkan persepsi fisik seperti kemarahan, ketakutan atau

depresi, setiap sel kekebalan tubuh anda mengenal penafsiran itu dengan

sangat cepat.

-  Don Colbert, Emosi yang Mematikan.

Berdasarkan pembahasan penulis dalam bab satu mengenai definisi

kemarahan,13 maka pada umumnya kemarahan disebabkan oleh peristiwa atau

tindakan yang tidak menyenangkan. Tindakan yang tidak menyenangkan tersebut

telah dikelompokkan oleh Boereer dalam anger family.14 

Kemarahan merupakan tindakan yang mengarah kepada respon yang cepat

tetapi ceroboh.15 Goleman secara implisit menyebut respon cepat tersebut sebagai

salah satu insting untuk bertahan hidup.

Pikiran emosional jauh lebih cepat daripada pikiran rasional, langsung melompat bertindak tanpa mempertimbangkan bahkan sekejap pun apa yang dilakukannya.Kecepatan itu mengesampingkan pemikiran hati-hati dan analitis yang merupakan cirikhas akal yang berpikir. Dalam evolusi, kecepatan ini sangat boleh jadi berkisar diseputar keputusan yang paling dasariah, apa-apa yang harus diperhatikan, dan, setelah

waspada, misalnya, ketika menghadapi binatang lain, melakukan keputusan kilatseperti, Apakah saya akan memakannya, ataukah binatang itu yang akan memakan

saya? Organisme yang berhenti terlalu lama untuk merenungkan jawaban ini mustahilakan punya banyak keturunan yang menjadi pewaris gen mereka yang lambat bertindak.

16 

Pernyataan Goleman di atas menjelaskan bahwa pada dasarnya bagi manusia,

 pikiran emosional jauh lebih dominan dibandingkan dengan pikiran rasional. Oleh

karena itu respon emosional jauh lebih cepat daripada pikiran terhadap akibat dari

tindakan tersebut.

Lebih lanjut Goleman menuliskan,

13Istilah kemarahan yang dipakai penulis mengacu kepada tindakan marah. Dalam hal ini

 penulis tidak memisahkan kemarahan dan marah. Keduanya mengacu kepada sebuah respon emosional

yang dilakukan oleh seseorang dengan cara marah.

14Lihat pembahasan di bab satu.

15Kemarahan yang dimaksud penulis dalam hal ini mengacu kepada tindakan seseorang yang

dengan mudah marah.

16Goleman, Emotional Intelligence, 414-15.

Page 6: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 6/16

6

Bekerjanya akal emosional itu untuk sebagian besar ditentukan oleh keadaan,didiktekan oleh perasaan tertentu yang sedang menonjol pada saat tersebut.Bagaimana kita berpikir dan bertindak sewaktu kita merasa romantis akan betul-betul berbeda dengan bagaimana kita berperilaku jika kita sedang marah atau ditolak.Dalam mekanika emosi, setiap perasaan mempunyai repertoar pikiran, reaksi, bahkaningatannya sendiri-sendiri. Repertoar yang ditentukan oleh keadaan menjadi palingmenonjol dalam momen-momen dengan intensitas emosi yang tinggi.17 

Goleman menyatakan bahwa pikiran emosional atau dalam istilah yang

digunakan penulis “tindakan marah”18 lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penyebab kemarahan pada umumnya

adalah keadaan atau kondisi yang sedang dialami oleh pelaku.19 

Menurut Goleman, emosi memiliki “repertoar” pikiran, reaksi, bahkan

ingatannya sendiri-sendiri. Demikian halnya dengan tindakan marah yang dilakukan

seseorang. Respon marah tidak terjadi tanpa dilatar belakangi oleh pengalaman-

 pengalaman emosional sebelumnya. Dengan kata lain, ketika seseorang berada dalam

situasi yang pernah dialami sebelumnya, maka tindakan yang sama kemungkinan

 besar akan dilakukan olehnya. Apabila mengacu kepada tindakan marah, maka

kemarahan yang dilakukannya merupakan “pengulangan” terhadap respon yang telah

dilakukan dalam pengalaman sebelumnya.20 

Pernyataan Goleman dapat juga disebut sebagai respon/reaksi terhadap

 persepsi yang dimiliki oleh pelaku kemarahan. Hal yang sama dikemukakan oleh

Powell dan Brady,

Dipandang dalam konteks ke-kini-an, emosi-emosi kita adalah reaksi psikofisik atas persepsi kita. Jika saya menerima anda sebagai seorang teman, saya akan merasaaman apabila saya bersama anda. Persepsi datang lebih awal. Emosi merupakan hasildari persepsi. Secara runtun waktu, persepsi kita yaitu cara kita melihat ataumengamati suatu benda tertentu, sebagian besar telah dibentuk oleh orang-orang dan

17Goleman, Emotional Intelligence, 420-21.

18Tindakan marah merupakan salah satu tindakan dari pikiran emosional manusia.

19Pelaku adalah orang yang melakukan tindakan marah.

20

 Istilah “pengulangan” yang digunakan penulis dalam bagian ini tidak dimaksudkan untuk mengingkari kemampuan manusia untuk belajar meresponi keadaan dengan cara yang berbeda.

Page 7: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 7/16

7

 peristiwa-peristiwa penting dalam hidup kita. Orang-orang dan peristiwa-peristiwayang mempengaruhi hidup kita.

21 

Pernyataan Powell dan Brady memiliki kesamaan dengan istilah “repertoar”

yang digunakan oleh Goleman untuk menyebut tindakan-tindakan yang dapat

dilakukan seseorang sebagai respon terhadap peristiwa-peristiwa yang sebelumnya

terjadi dalam kehidupannya. Adanya peristiwa yang dialami sebelumnya akan

membentuk persepsi dalam diri seseorang. Persepsi mempengaruhi cara seseorang

untuk menanggapi dan mengambil tindakan.

Persepsi pada umumnya ditentukan oleh tingkat penalaran. Oleh karena itu

dapat dinyatakan bahwa persepsi bergantung kepada tingkat pemahaman yang

dimiliki oleh seseorang. Dengan kata lain, kognitif mengambil peranan penting dalam

 persepsi seseorang.22 

Berdasarkan pembahasan di atas maka ada dua penyebab utama timbulnya

respon kemarahan dalam diri seseorang. Dua penyebab yang dimaksud adalah

keadaan dan persepsi. Semakin rumit keadaan yang dialami seseorang, maka respon

yang timbul akan semakin kompleks dan mengacu kepada tindakan anarki. Demikian

halnya dengan persepsi, semakin baik persepsi seseorang terhadap peristiwa yang

terjadi, maka tindakannya juga akan semakin penuh dengan pertimbangan.

Bab Tiga

Akibat Kemarahan

Kita harus yakin bahwa diri kita adalah karunia bagi orang lain, dan bahwa

dengan membuka dirinya, orang lain menjadi karunia bagi kita.

-  Powell & Brady, Tampilkan Jati Dirimu.

21Powell dan Brady, Tampilkan Jati Dirimu, 75.

22Meskipun pada kasus-kasus tertentu, tingkat kognitif sepertinya tidak ada hubungan dengan

tindakan kemarahan.

Page 8: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 8/16

8

Kemarahan adalah salah satu bentuk respon seseorang yang dipengaruhi

keadaan dan persepsi. Melihat kemarahan sebagai respon, maka kemarahan

merupakan tindakan nyata yang dilakukan oleh seseorang. Ini adalah peristiwa yang

terjadi dalam diri orang tersebut. Peristiwa tersebut tentunya mempengaruhi perilaku.

Apabila dirumuskan maka kemarahan itu dapat disebut sebagai q. Dua hal

yang mempengaruhinya yaitu keadaan dan persepsi disebut p1 dan p2. Kemarahan (q)

mempengaruhi atau lebih tepat dikatakan merangsang terjadinya perilaku (r ).

Kemarahan dapat dilihat dalam rumus berikut: p1 + p2 = q.

Jika p1 + p2 menghasilkan q, maka q sendiri akan menghasilkan p1’  + p2

’ 

. Ini

adalah hukum kemarahan yang berkelanjutan. Mengapa disebut berkelanjutan? Secara

logika, kemarahan yang diungkapkan dalam bentuk perilaku (r ) akan membentuk 

keadaan ( p1’ ) dan ( p2’  ) pada orang lain.

Oleh karena itu p1 + p2 = q dan q = ( r ) ( p1’  + p2’ ). Penjabarannya adalah

keadaan dan persepsi memunculkan respon kemarahan, sedangkan kemarahan

menimbulkan perilaku/tindakan seseorang. Perilaku dan tindakan tersebut

menimbulkan keadaan dan persepsi yang baru bagi orang itu sendiri sekaligus bagi

orang lain. Bagi orang lain kemarahan dari orang tersebut menimbulkan keadaan dan

 persepsi yang sekaligus mempengaruhi tindakannya. Ini adalah kemarahan yang

 berkesinambungan dalam arti negatif.

Kemarahan akan mengakibatkan terjadinya perubahan sikap dalam diri

seseorang sekaligus perubahan sikap orang lain.23 Oleh karena itu dapat dinyatakan

 bahwa kemarahan mempengaruhi kehidupan sosial seseorang.

23Perubahan sikap yang dialami seseorang karena tingkah laku orang lain pernah diteliti oleh

Rosenbaum dan Blake. Mereka mengadakan eksperimen untk meniliti akibat dari suatu sikap dan

tingkah laku yang dinyatakan oleh seseorang dalam keadaan kebersamaan terhadap sikap dan tingkahlaku orang lain dalam keadaan tersebut apabila menghadapi persoalan yang sama. Hasilnya adalah

 bahwa dalam kebersamaan itu orang-orang mudah mengimitasi sebuah contoh (atau mudah terkena

Page 9: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 9/16

9

Secara umum akibat kemarahan ada dua hal yaitu:

1.  Akibat bagi diri sendiri (ke dalam), dan

2.  Akibat bagi orang lain (ke luar ).

Akibat bagi Diri Sendiri

Akibat bagi diri sendiri adalah perilaku yang dapat timbul sebagai reaksi

kemarahan, misalnya memukul, merusak benda-benda, bahkan dapat merusak diri

 sendiri. Akibat kemarahan (emosi) bahkan dikaitkan dengan sel-sel kekebalan tubuh

seseorang. Hal tersebut diungkapkan oleh Don Colbert,

Otak memproduksi neuropeptides –  yang adalah rangkaian asam amino – dan

menyalurkannya di sekitar sel-sel saraf ke seluruh tubuh. Mereka itu seperti kunci-kunci yang cocok dengan lubang kunci molekul dari setiap sel tubuh...Otak “berbicara” kepada sel-sel kekebalan di seluruh tubuh, dan pada gilirannya, sel-selsistem kekebalan tubuh menjawab ke otak, dengan menggunakan pembahwa- pembawa pesan yang disebut neuropeptides. Jika otak anda menafsirkan persepsi

fisik seperti kemarahan, ketakutan atau depresi, setiap sel kekebalan tubuh andamengenal itu dengan cepat.24 

Melihat pernyataan di atas maka kemarahan tentunya mempengaruhi

metabolisme tubuh seseorang. Kemarahan yang berlebihan tentunya akan membawa

kepada penurunan tingkat produktifitas seseorang. Kemarahan juga akan

mempengaruhi kesehatan seseorang.25 

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana dengan kemarahan yang tidak 

diungkapkan dalam bentuk tindakan? Apakah membawa dampak bagi diri orang

tersebut? Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat ditemukan dalam pernyataan

Colbert,

 pengaruh sugesti dari contoh). Untuk lebih lanjut lihat W.A. Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung:

Refika Aditama, 2009), 82-84.

24Don Colbert, Emosi yang Mematikan (Jakarta: Immanuel Publishing House, 2005), 15.

25Kesehatan seseorang akan terganggu apabila kemarahan itu terus-menerus dilakukan

sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman bahkan bisa membawa kepada stress dan dendam yang berkepanjangan.

Page 10: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 10/16

10

Kemarahan yang ditekan atau kemarahan ekstrem kadang-kadang melejit dari pikiran bawah sadar seperti seorang kriminal melarikan diri dari penjara. Namun trauma-trauma masa kecil yang mengerikan, termasuk pelecehan seksual, fisik danemosional, penghinaan di depan umum, dan penolakan, adalah pengalaman- pengalaman yang dapat menyebabkan kemarahan dan kepedihan batin yang meledak dalam bentuk kekerasan pada suatu kelak  – kadang-kadang dalam bentuk pelecehanterhadap orang lain, kadang-kadang dalam bentuk mimpi-mimpi buruk dan tidak bisatidur, kadang-kadang dalam bentuk tetesan air mata yang tiada henti, kadang-kadangdalam berbagai bentuk yang budaya kita namakan sebagai kesintingan: teriakankemarahan, penyiksaan diri dan sebagainya.

26 

Kemarahan yang dipendam tidak berarti kemarahan tersebut tidak akan pernah

diungkapkan. Kemarahan yang terpendam suatu saat akan meluap. Hal ini sangat

 berhubungan erat dengan respon kemarahan itu sendiri. Pada dasarnya kemarahan

selalu membawa kepada keinginan untuk bertindak. Oleh karena itu hanya masalah

waktu ketika kemarahan itu akhirnya akan diekspresikan dalam bentuk tindakan.27 

Lebih lanjut Colbert manyatakan,

Orang-orang yang memendam emosi negatif, khusunya kemarahan dan permusuhanselama bertahun-tahun, tidak perlu berbuat banyak untuk melepaskannya. Cercaanyang kecil sekalipun – seorang pengemudi yang memotong jalan, seseorang di tempatkerja mengkritiknya, seseorang yang mengabaikan kehadirannya, dapat menyebabkansuatu ledakan yang melampaui suatu tanggapan normal.28 

Kemarahan yang dipendam justru akan membawa dampak yang semakin

 buruk bagi diri seseorang. Colbert bahkan menyatakan bahwa hanya dengan “cercaan

yang kecil”, kemarahan tersebut dapat meledak dan melampaui tanggapan normal.29 

Ini merupakan akibat yang fatal dari kemarahan yang tidak sehat.

Akibat bagi Orang Lain

26Colbert, Emosi yang Mematikan, 66.

27Lihat Cobert, Emosi yang Mematikan, 67. Emosi-emosi yang terperangkap dalam diri

seseorang mencari penyelesaian dan ekspresi. Itu adalah bagian dari sifat dasar emosi – semua itu

dimaksudkan untuk dirasakan dan diekspresikan. Ketika kita menolak untuk melepaskannya, emosi-emosi itu justru berusaha lebih keras. Pikiran bawah sadar harus bekerja lebih keras untuk menjaga

agar emosi-emosi itu tetap di dalam perangkap.

28Colbert, Emosi yang Mematikan, 68.

29Lihat Colbert, Emosi yang Mematikan, 68. Bandingkan Pig Pickering, How to Manage

Conflict; Kiat Menangani Konflik Ed. 3 (Jakarta: Erlangga, 2001), 8. Pickering menyebut tindakan

yang demikian sebagai “titik kepekaan” yaitu apa saja yang membuat seseorang tanpa berpikir panjangmeledak marah. Nada suara atau ekspresi wajah atau mungkin kata-kata tertentu akan menyulut

kemarahan. Amarah seseorang meledak karena “titik” itu mengangkat benak dan emosi di masa lalu.  

Page 11: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 11/16

11

Kemarahan yang ditunjukkan dalam tindakan membawa dampak bagi orang

lain. Dampak yang terjadi pada diri orang lain meliputi perubahan persepsi, perilaku 

dan mengacu juga kepada perubahan keadaan atau suasana. 

Perubahan persepsi mengacu kepada perubahan dalam cara pandang orang

lain terhadap diri pelaku kemarahan. Perubahan persepsi akan membawa orang lain

kepada perubahan perilaku. Orang lain dapat melakukan tindakan yang sama dengan

 pelaku yaitu kemarahan atau perubahan-perubahan perilaku lainnya seperti sedih,

tersinggung, jengkel. Ini adalah perubahan-perubahan yang dapat diamati secara

langsung.

Akibat atau dampak kemarahan yang dapat ditimbulkan bagi orang lain tidak 

hanya mengacu kepada tindakan-tindakan yang terlihat, namun juga mengacu kepada

 perubahan-perubahan yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan yang tidak 

dapat diamati secara langsung yaitu, sakit hati, kepahitan, dendam. Beberapa contoh

 perubahan ini dapat diamati ketika diwujudkan dalam bentuk tindakan.

Secara umum akibat dari kemarahan merupakan tindakan atas perilaku pelaku

kemarahan. Tindakan tersebut merupakan rangkaian aksi dan reaksi yang

 berkelanjutan.

Bab Empat

Penanganan Terhadap Perilaku Marah

Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya

melebihi orang yang merebut kota.

-  Amsal 16:32.

Perilaku yang merupakan respon terhadap sebuah keadaan pada dasarnya

dapat ditangani. Penanganan yang akan dibahas penulis dalam bab ini mengacu kepa

 penangan secara internal. Penanganan yang diusahakan oleh seseorang yang

Page 12: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 12/16

12

mengalami kemarahan. Salah satu bentuk penanganan yang baik dapat dilihat dalam

 pernyataan Colbert berikut,

Semua emosi-emosi yang mematikan, sampai pada tahap tertentu, berasal dari

sikap anda. Dan sikap anda adalah sesuatu yang dapat kita kontrol. Anda dapatmemilih bagaimana anda akan berpikir dan merasa tentang situasi, peristiwa

atau hubungan apa pun dalam hidup anda. Anda dapat memilih sampai pada

tingkat yang cukup tinggi bagaimana anda akan mengalami kesedihan,

kebencian, kepahitan, rasa malu, kecemburuan, ketakutan, kekhawatiran,

depresi, kemarahan, permusuhan dan situasi-situasi emosional lainnya yang

siap memicu tanggapan-tanggapan fisik.30 

Penanganan yang dimaksud Colbert mengacu kepada sikap yang dipilih untuk 

dilakukan oleh seseorang ketika mengalami peristiwa yang dapat menyebabkan

respon emosional. Colbert lebih menekankan pada “pikiran” dan “perasaan” terhadap

 peristiwa yang terjadi. Dengan kata lain, respon emosional terhadap peristiwa yang

terjadi dapat ditangani melalui pola pikir dan perasaan.

Sifat gampang marah dapat diatasi dengan berbagai cara. Ada banyak cara

yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemarahan. Menurut Kompas, ada 7 cara

untuk mengatasi kemarahan, yaitu:31 

1.  Rajin berolahraga secara teratur untuk mengurangi stress dan memperbaiki

suasana hati.

2.  Menanyakan kepada diri sendiri “Apakah marah-marah akan bermanfaat

 juga bagi orang-orang di sekitar?” 

3. 

Mengatasi ketegangan dengan mengambil beberapa nafas dalam dan

membuat otot-otot rileks. Bisa juga dengan mendengarkan musik lebut

atau memvisualkan diri sendiri tengah berlibur di tempat favorit.

4.  Periksa lagi bagaimana cara anda berkomunikasi dengan orang lain.

Banyak situasi yang menyulut kemarahan melibatkan orang lain. Saat

30Colbert, Emosi yang Mematikan, 161.

31Lihat [home page on-line] http://kesehatan.kompas.com/read/2009/12/09/08005769/7

.Cara.Mengatasi.Kemarahan; Internet; diakses 23 Agustus 2012.

Page 13: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 13/16

13

diskusi menjadi panas dan membuat marah, hitung sampai 10 sebelum

 bicara. Ambil napas terlebih dahulu. Dengarkan lawan bicara secara

seksama.

5.  Coba sisipkan humor karena terbukti efektif meredakan kemarahan.

6.  Cari alternatif, apakah Anda hanya marah-marah pada situasi tertentu?

Selama beberapa minggu, buat catatan kapan dan di mana Anda biasa

marah-marah. Kemudian lihat apakah ada kecenderungan tertentu yang

memicu kemarahan.

7.  Pertimbangkan konseling bila perlu. Ceritakan pada dokter soal kebiasaan

Anda ini. Dokter itu akan merujukkan Anda pada orang yang ahli.

Ketujuh penanganan yang diungkapkan dalam artikel kesehatan Kompas di

atas secara umum dapat dikategorikan sebagai penanganan terhadap cara berpikir dan

 perasaan.

Cara berpikir dan perasaan sebenarnya sangat berkaitan erat dengan persepsi

yang telah ada dalam diri seseorang. Oleh karena itu penanganan terhadap kemarahan

hendaknya dimulai dengan mengubah persepsi tersebut. Hal ini bukan usaha yang

mudah. Persepsi berkembang sejalan dengan perkembangan intelektual seseorang.

Perkembangan intelektual sendiri sangat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman

hidup yang meliputi pengalaman belajar dan pengalaman berperilaku seseorang.

Mengatasi kemarahan dengan mengubah persepsi merupakan salah satu

tindakan yang baik untuk dilakukan. Colbert memberikan beberapa cara untuk 

mengatasi kemarahan yang berhubungan dengan mengubah persepsi, yaitu:

1.  Menggantikan pemikiran yang merusak dengan kebenaran.32 

2.  Pengampunan setiap hari.33 

32Colbert, Emosi yang Mematikan, 173.

Page 14: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 14/16

14

3.  Memilih untuk bersukacita.34 

4.  Membuat pilihan untuk mengasihi.35 

Beberapa tindakan penanganan yang diberikan Colbert secara sepintas

mengarah kepada sikap “melarikan” diri dari kondisi kemarahan. Namun, apabila

diperhatikan lebih jauh, penulis memahami pendapat Colbert dengan cara yang

 berbeda. Jelas bahwa Colbert menekankan perubahan pemikiran, bukan mengalihkan

 pemikiran dan tindakan ke arah yang berbeda.

Oleh karena itu dalam menangani masalah kemarahan, seharusnya tindakan

yang dilakuk an tidak didasarkan pada “perilaku pengalihan”, melainkan bersumber 

dari transformasi pemikiran dalam kebenaran. Dengan kata lain, perubahan perilaku

yang terjadi merupakan latihan untuk mengungkapkan kebenaran melalui respon

terhadap peristiwa yang terjadi.

Bab Lima

Kesimpulan

Kita harus berbicara hanya atas nama diri sendiri. Dalam berkomunikasi kita

 juga harus menjelaskan bahwa yang kita katakan adalah hal yang kita anggap

 benar; bukan kebenaran itu sendiri, bukan kebenaran mutlak.

-  Powell & Brady, Tampilkan Jati Dirimu.

Kemarahan adalah respon manusiawi yang wajar terhadap peristiwa yang

tidak menyenangkan. Penyebab kemarahan telah diindentifikasi yaitu, keadaan dan

 persepsi.

33Colbert, Emosi yang Mematikan, 204. Pengampunan yang mengacu kepada pengampunan

diri sendiri dan orang lain. Mengampuni dengan seutuhnya bukan sebagian.

34Colbert, Emosi yang Mematikan, 216. Colbert juga menyadari bahwa sukacita bukan

merupakan keadaan melainkan pilihan. Oleh karena itu ia menyarankan pembaca untuk memilih

 bersukacita.

35Colbert, Emosi yang Mematikan, 249.

Page 15: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 15/16

15

Kemarahan dapat ditangani dengan berbagai cara mengubah persepsi.

Perubahan persepsi merupakan perbuatan yang harus diusahakan. Usaha yang dapat

dilakukan antara lain menggantikan pemikiran dengan kebenaran, melakukan

 pengampunan, memilih bersukacita, atau membuat pilihan untuk mengasihi.

Respon emosi yaitu kemarahan bukan merupakan perilaku yang tetap. Artinya

 perilaku demikian dapat mengalami perubahan. Oleh karena itu perubahan itu dapat

diusahakan oleh setiap orang. Dalam hal ini sangat dibutuhkan motivasi dan

keinginan yang kuat untuk melakukannya.

Apabila dihubungkan dalam pelayanan jemaat, maka hal yang sama dapat

dilakukan. Pelayan Tuhan dapat memberikan pemahaman berdasarkan kebenaran

firman Tuhan, misalnya untuk mengampuni, mengasihi, dan menghidupi kebenaran

Kristus. Memberikan kesadaran penuh kepada jemaat bahwa setiap perilaku

merupakan respon yang melewati proses pemilihan tindakan.

Kemarahan bukan merupakan emosi yang salah. Oleh karena itu, menangani

kemarahan tidak dapat disamakan sebagai tindakan menghindari kemarahan atau

memendam kemarahan. Penanganan kemarahan adalah proses perubahan persepsi

yang akan membuat seseorang melihat peristiwa dari sudut pandang yang tepat.

Daftar Pustaka

Boeree, C. George, General Psychology. Jogjakarta: Primashopie, 2008.

Colbert, Don, Emosi yang Mematikan. Jakarta: Immanuel Publishing House, 2005.

Gerungan, W.A., Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama, 2009.

Goleman, Daniel, Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Heath, W. Stanley, Psikologi yang Sebenarnya. Yogyakarta: ANDI, 1995. 

Hurlock, Elizabet B., Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga, 2005.

Page 16: Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

7/16/2019 Paper ''Psikologi Kepribadian'' [Roberto]

http://slidepdf.com/reader/full/paper-psikologi-kepribadian-roberto 16/16

16

John, Oliver P. dkk (ed.), Handbook of Personality; Theory and Research Third 

 Edition. London: The Guilford Press, 2008.

Pickering, Pig, How to Manage Conflict; Kiat Menangani Konflik Ed. 3. Jakarta:

Erlangga, 2001.

Powell, John dan Loretta Brady, Tampilkan Jati Dirimu. Yogyakarta: Kanisius, 1991.

Thomas, Jay C. dan Daniel L. Segal (eds.), Comprehensive Handbook of Personality

and Psychopathology; Personality dan Everyday Functioning . New Jersey:

John Whiley & Sons, 2006.

Kamus Besar Bahasa Indonesia ( software).

[home page on-line] http://kesehatan.kompas.com/read/2009/12/09/08005769/7

.Cara.Mengatasi.Kemarahan; Internet; diakses 23 Agustus 2012.