psikiatri-forensik

35
Psikiatri Forensik & VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICUM

Transcript of psikiatri-forensik

Psikiatri Forensik&

VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICUM

Banyak yg menganggap psikiatri forensik, cabang ilmu kedokteran forensik.

Psikiatri forensik mrpkan cabang dari psikiatri.Forensik digambarkan sbg pemanfaatan atau

aplikasi cab ilmu kedokteran psikiatri untuk keperluan hukum.

Psikiatri (kedokteran) forensik berfungsi sbg pemberi bantuan dlm hukum, bersifat aktif.

Ilmu hukum kedokteran, dokter dan ilmu kedokteran berkedudukan sbg objek telaah yg bersifat pasif.

Kedudukan Psikiater dalam Psikiatri Forensik

Dalam bidang kedokteran maka fungsi dokter adalah sebagai terapis, berfungsi sbg medical agent, melakukan pemeriksaan medis utk:1. Mengumpulkan gejala-gejala penyakit pada pasien2. Mencari hal-hal yg dapat diduga sbg

penyebab/latar belakang3. Mengusahakan upaya terapi utk memperbaiki keadaan pasien dr gangguan penyakitnya.

Posisi dokter

Posisi medis: hub. Dokter dgn orang yang diperiksa merupakan hub. Dokter-Pasien.

Pemeriksaan dilakukan dlm upaya menetukan kondisi kesehatan pasien, kmd menentukan berbagai macam terapi.

Pasien orang bebas, tidak mempunyai status hukum tertentu, ikatan dgn dokter berdasarkan saling percaya.

Dalam Psikiatri Forensik ia berfungsi sbg saksi ahli, sbg pembantu ahli hukum utk mengumpulkan data-data yg dapat dipakai dlm mengambil keputusan hukum. Psikiater berfungsi sbg pengumpul unsur bagi kepentingan hukum (Legal agent)

Posisi legal

Dokter mendapatkan posisi legal melalui surat dari lembaga hukum (legal institute) yi; Pengadilan, kejaksaan, dan polisi untuk memeriksa seseorang yg telah mempunyai status hukum tertentu: terdakwa, saksi, penggugat.

Hub. Dokter dgn orang yang diperiksa bersifat netral, dan tetap mempunyai ikatan kerahasiaan kecuali thd lembaga hukum yang meminta.

VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICUM

Terhadap suatu perkara, di dalam sidang pengadilan penghimpunan alat bukti merupakan bagian penting utk memberikan keyakinan pd hakim dlm pengambilan keputusan hukum.

Alat bukti yang sah, antara lain:1. Pengakuan terdakwa2. Keterangan saksi/saksi ahli3. Alat bukti petunjuk4. Alat bukti terdakwa

Keterangan ahli ada dua:

1. Lisan, yang disampaikan saksi ahli dlm kesaksiannya di dalam sidang pengadilan

2. Tertulis, yang dalam bid.kedokteran disebut Visum et Repertum yaitu hasil pemeriksaan medis yang dilakukan oleh seorang dokter atau sebuah tim dokter dan ditujukan utk kepentingan peradilan sebagai sarana pembuktian.

Visum et Repertum untuk bidang psikiatri disebut Visum et Repertum Psyciatrucum

Bentuk baku Visum et Repertum Psyciatricum

I. Identitas pemeriksaII. Identitas pemintaII. Identitas terperiksa

Laporan hasil pemeriksaan1.anamnesis2.status internistik3.status neurologik4.status psikiatrik5.pemeriksaan tambahan6.diagnosis

IV. Kesimpulan

Kasus-kasus hukum yang sering dimintakan VetR. Psychiatricum:

1.Kasus pidanaa.terperiksa sebagai pelakub.terperiksa sebagai korban

2.Kasus perdataa.pembatalan kontrakb.pengampuan atau curatellec.hibahd.perceraiane.adopsi

3.Kasus-kasus laina.kompentensi untuk diinterviewb.kelayakan utk diajukan di sidang

pengadilan

Dalam menentukan kemampuan bertanggung jawab seseorang (menjawab pertanyaan dalam surat pembuatan VetR. Psychiatricum) kita harus menentukan hal-hal berikut:

1.Diagnosis : adanya gangguan jiwa pada saat pemeriksaan.2.Diagnosis : dugaan adanya ggn jiwa pada saat pelanggaran hukum.3.Dugaan bahwa tindakan pelanggaran hukum merupakan bagian atau gejala dari ggn.jiwanya4.Penentuan kemampuan bertanggung jawab

Penentuan kemampuan bertanggung jawab…

Tingkat kesadaran pada saat melakukan pelanggaran hukum

Kemampuan memahami nilai perbuatannya

Kemampuan memahami nilai risiko perbuatannya, dan

Kemampuan memilih dan mengarahkan kemauannya

Beban yang diembankan pembuat VetRP kurang lebih seragam:

1. Membantu menentukan apakah terperiksa menderita ggn jiwa dengan upaya menegakkan diagnosis

2. Membantu menentukan kemungkinan adanya hub. antara ggn. jiwa pada terperiksa dengan peristiwa hukumnya, hub. antara ggn jiwa terperiksa dengan perilaku yang mengakibatkan peristiwa hukum.

3. Membantu menentukan kemampuan tanggung jawab pada terperiksa.

4. Membantu menentukan cakap tidaknya terperiksa bertindak dalam lalu lintas hukum

Yang berhak menjadi pemohon Visum et Repertum Psychiatricum

Penyidik Penuntut Umum Hakim Pengadilan Tersangka atau terdakwa, melalui pejabat

sesuai dengan tingkat proses pemeriksaan Korban, melalui pejabat sesuai dengan

tingkat proses pemeriksaan Penasehat hukum, melalui pejabat sesuai

dengan tingkat proses pemeriksaan

Syarat-syarat yang harus dipenuhi seorang dokter untuk membuat VetRP sebagai berikut:

1. Bekerja pada fasilitas perawatan pasien ggn jiwa atau bekerja pada lembaga khusus utk pemeriksaan

2. Tidak berkepentingan dlm perkara yang bersangkutan

3. Tidak ada hubungan keluarga atau terikat hubungan kerja dgn tersangka atau korban

4. Tidak ada hubungan sengketa dalam perkara lain.

Dokter/psikiater akan berusaha menerbitkan VERP dalam jangka waktu 14 hari , kecuali diperlukan waktu yang lebih panjang dan dengan izin instansi yang meminta.

Pemeriksaan untuk pembutan VetRP merupakan pemeriksaan Medis Umum yang akan memeriksa seluruh keadaan fisik terperiksa, dari penampilan umum sampai pada pemeriksaan sistem organ seluruhnya yang meliputi:

Sistem anggota gerakOrgan pernafasanOrgan pencernaanOrgan kelamin, dan peredaran darahOrgan susunan saraf

Pemeriksaan fungsi psikomotor:

SikapKesadaran tingkah lakuKontak psikis dll

Pemeriksaan afektif :

Alam perasaan dasarStabilitas emosiEkspresi dan emosionalEmpati, dsb

Pemeriksaan kognitif antara lain tentang:

Persepsi dan gangguan persepsiDaya ingat,Dugaan taraf kecerdasanKemampuan membatasi dan

membedakan data, fakta, dan idea (discriminative judgment)

Kemampuan menilai diri sendiri (discriminative insight)

Ada tidaknya kelainan isi pikiran, danKeadaan mutu pikiran

Pemeriksaan tambahan:

Evaluasi psikologisPemeriksaan laboratorisPemeriksaan radiologiEEGCT Scan

Yang dapat disimpulkan pada Vet R Psychiatricum

Diagnosis, yaitu ada tidaknya ggn jiwa pada terperiksa

Kemampuan bertanggung jawab atau kecakapan bertindak dalam lalu lintas hukum, yg sebenarnya merupakan istilah hukum, yg oleh pembuat VER dicoba utk diterjemahkan dan ditetapkan dlm pemeriksaan klinis.

Interplasi kemampuan bertanggung jawab dan kecakapan bertindak dalam lalu lintas hukum dapat diuraikan lebih lanjut dalam batas-batas sbb:

Apakah perilaku terperiksa yg melanggar hukum merupakan gejala atau bagian dari ggn jiwanya

Apakah terperiksa mampu memahami nilai tindakannya serta memahami nilai risiko perbuatannya

Apakah terperiksa mempunyai kebebasan utk memaksudkan suatu tujuan serta mampu mengarahkan kemauan.

Mengenai tata laksana atau permintaan pembuatan keterangan medis ttg keadaan jiwa/mental seseorang, atau yg dikenal dengan Surat Keterangan Medis Psikiatrik, adalah sbb:

1. Pihak yang berhak meminta keterangan adalah subyek yg bersangkutan sendiri, atau pihak orangtua/walinya. Jika pihak lain yg akan meminta keterangan maka harus ada izin (sebaiknya tertulis) dari pihak subyek yg bersangkutan atau walinya.

2. Keabsahan subyek yg akan diperiksa perlu diperhatikan agar tidak terjadi error in personal.

3. Tata cara permintaan Surat Keterangan Medis dapat dilakukan secara lisan bila yg meminta adalah subyek terperiksa atau orangtua/walinya. Namun bila yg meminta pihak lain, permohonan sebaiknya dilakukan secara tertulis dan disebutkan untuk keperluan apa.

4. Pihak yang berhak membuat Surat Keterangan Medis ttg keadaan jiwa adalah seorang psikiater yg selain memiliki keahlian di bidang psikiatri, juga memiliki kewenangan untuk menjalankan pekerjaan sebagai dokter ahli jiwa di Indonesia (dikeluarkan Depkes)

SAKSI AHLI

Saksi Ahli Di Pengadilan

Pasal 186 KUHAPKeterangan ahli ialah apa yang seseorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.

Penjelasan : Keterangan ahli ini dapat diberikan kepada penyidik atau penuntut umum dalam bentuk laporan dan dibuat dengan mengingat sumpah pada saat menerima jabatan atau pekerjaan.

Keterangan ahli dapat diberikan:

1. Di dalam persidangan : disampaikan secara lisan langsung di depan petugas hukum.

2. Sebelum persidangan : Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Hak dan Kewajiban Saksi Ahli

1. Hak Saksi Ahli

Hak undur diri : ada hubungan keluarga, suami/isteri, ada kepentingan dalam perkara

Hak untuk mendapatkan pengamanan/perlindungan diri.

Hak untuk mendapatkan honorarium.

Hak dan Kewajiban Saksi Ahli

2. Kewajiban saksi ahli

a. Menjaga rahasia jabatan. Rahasia kedokteran adalah rahasia jabatan.

b. Membuka rahasia jabatan (memberikan keterangan ahli demi keadilan). Pasal

179 KUHAP & Pasal 48 ayat (2) UU Nomor 20 tahun 2004 ttg Praktik Kedokteran.

Prosedur sebagai saksi ahli

Surat panggilan melalui sarana pelayanan keswa.

Tiba di pengadilan menghadap petugas hukum yang menandatangani surat panggilan.

Siapkan surat jati diri/KTP, surat tugas.

Di persidangan

Pemanggilan untuk duduk di kursi saksi oleh hakim ketua.

Jelaskan tentang data pribadi yang diminta.

Sumpah/ janji diambil menurut agama/kepercayaan masing-masing di hadapan hakim, jaksa penuntut, pengacara dan peserta sidang.

Menjawab pertanyaan sesuai yang tertulis dalam VeRP.

Di persidangan.

Sebaiknya tidak mengemukakan pendapat pribadi.

Prediksi obyektif berdasarkan data yang ada.

Patuhi tata tertib sidang.

Keamanan saksi ahli

Pendampingan dalam perjalanan. Untuk kasus-kasus tertentu perlu

pengawalan petugas Setiap sarana pelayanan kesehatan jiwa

harus memiliki Prosedur Tetap Pendampingan dan Pengamanan Saksi Ahli.

Catatan

Sebagai saksi ahli bukan pembuat Vet R Psychiatricum sering dimintakan keterangan ahli tentang tersangka, sebaiknya disarankan ke penyidik untuk memintakan Vet R Psychiatricum ke sarana/instansi pelayanan keswa.

SELESAI